k3ll kebakaran

24
Kebakaran A. Pengertian Kebakaran Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak kita kehendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Jadi api yang menyala di tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, di perindustrian dan tempat atau peralatan lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran. Sedangkan api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang menghasilkan panas dan cahaya. Adapun definisi kebakaran menurut Departemen Tenaga Kerja adalah “Suatu reaksi oksidasi eksotermis (terjadi karena pemanasan) yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan”. Sedangkan definisi kebakaran menurut Asuransi secara umum adalah “Sesuatu yang benar-benar terbakar yang seharusnya tidak terbakar yang dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi secara tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian”. B. Penyebab Dan Penanggulan Secara Teoritis Kebakaran

description

penanggulangan kebakaran

Transcript of k3ll kebakaran

Page 1: k3ll kebakaran

Kebakaran

A. Pengertian Kebakaran

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat, situasi dan

waktu yang tidak kita kehendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan.

Jadi api yang menyala di tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, di

perindustrian dan tempat atau peralatan lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran.

Sedangkan api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3

(tiga) unsur yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang menghasilkan panas

dan cahaya.

Adapun definisi kebakaran menurut Departemen Tenaga Kerja adalah “Suatu

reaksi oksidasi eksotermis (terjadi karena pemanasan) yang berlangsung dengan cepat

dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan”.

Sedangkan definisi kebakaran menurut Asuransi secara umum adalah “Sesuatu

yang benar-benar terbakar yang seharusnya tidak terbakar yang dibuktikan dengan

adanya nyala api secara nyata, terjadi secara tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan

kecelakaan atau kerugian”.

B. Penyebab Dan Penanggulan Secara Teoritis Kebakaran

Definisi dari Api menurut National Fire Protection Association (NFPA) adalah suatu

massa zat yang sedang berpijar yang dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang

berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan energi/panas. Timbulnya api ini

sendiri disebabkan oleh adanya sumber panas yang berasal dari berbagai bentuk energi

yang dapat menjadi sumber penyulutan dalam segitiga api. Contoh sumber panas:

Bunga api listrik dan busur listrik

Listrik statis

Reaksi Kimia

Gesekan (friction)

Pemadatan (compression)

Api terbuka (Open Flame)

Page 2: k3ll kebakaran

Pembakaran Spontan (spontaneous combustion)

Petir (Lightning)

Sinar matahari

Pada dasarnya api sendiri terdiri dari 3 unsur dasar yang saling terikat satu

dengan yang lain yang disebut sebagai segitiga api atau fire triangle, yaitu:

1. Bahan yang mudah terbakar- Barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas,

textil, bensin, minyak,acetelin dll),

2. Panas ( Suhu )- Pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian tingginya,

(sumber panas dari Sinar Matahari, Listrik (kortsluiting, panas

energimekanik (gesekan), Reaksi Kimia, Kompresi Udara)

3. Oksigen ( O2 )- Adanya Zat Asam ( O2 ) yang cukup.Kandungan (kadar)

O2ditentukan dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigenmaka api

akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadaroksigen kurang dari 12 %

tidak akan terjadi pembakaran api. Dalamkeadaan normal kadar oksigen

diudara bebas berkisar 21 %, makaudara memiliki keaktifan pembakaran

yang cukup

Dan dengan ditambahnya reaksi kimia berantai yang terjadi antara ketiga

unsur tersebut, maka terjadilah api yang menyala.

Proses kebakaran benda gas

GAS + PANAS ---> Free Radical + O2 --> Terbakar

Page 3: k3ll kebakaran

Proses kebakaran benda cair

CAIR + PANAS ---> UAP --> Free Radical -->

Campuran Oksigen --> Terbakar

Proses kebakaran benda padat

PADAT + PANAS --> Phyrolisys (penguapan air) -->

retak-retak jadi molekul-molekul -->

Free Radical + O2 --> Terbakar

Pada proses penyalaan, api mengalami 4 tahapan mulai dari tahap permulaan hingga

menjadi besar, yaitu:

1. Incipient Stage (Tahap Permulaan)

Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api, atau panas, tetapi

terbentuk partikel pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama periode

tertentu.

2. Smoldering Stage (Tahap Membara)

Partikel pembakaran telah bertambah, membentuk apa yang kita lihat sebagai

"asap". Masih belum ada nyala api atau panas yang signifikan.

3. Flame Stage

Tercapai titik nyala, dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai

berkurang, sedangkan panas meningkat.

4. Heat Stage

Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap, dan gas beracun dalam

jumlah besar. Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya sangat cepat, seolah-

olah menjadi satu dalam fase sendiri.

Perlu diperhatikan apabila salah satu dari sisi dari segita tersebut diatastidak ada,

maka tidak mungkin terjadi kebakaran. Jadi setiap kebakaranyang terjadi dapat

dipadamkan dengan tiga cara yaitu :

a. Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran

b. Menghilangkan zat asam

Page 4: k3ll kebakaran

c. Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar

C. Bahan – Bahan Mudah Terbakar

Pada umumnya semua benda di alam dapat dibakar. Diantara bahan-bahan itu

ada yang lebih mudah dibakar, dan ada yang sulit dibakar. Hal tersebut disebabkan

karena masing-masing bahan memiliki Titik Nyala yang berbeda-beda. Yang

dimaksud dengan Titik Nyala ( Flash Point ) ialah suatu temperatur terendah dari suatu

bahan untuk dapat berubah menjadi uap, dan akan menyala bila tersentuh api.

Makin rendah Titik Nyala suatu bahan, maka bahan tersebut makin mudah

dibakar. Sebaliknya semakin tinggi titik nyalanya, maka bahan tersebut semakin sulit

dibakar.

Dan bahan-bahan yang titik nyalanya rendah digolongkan sebagai bahan yang

mudah terbakar, contoh-contohnya antara lain :

Benda Padat : Kayu, kertas, karet, tekstil.

Benda Cair : Avtur, bensin, minyak tanah, spiritus, solar, oli.

Benda Gas : Acetilin, Butane, LNG.

D. Pemicu Proses dan Penanggulangan Kebakaran

Api adalah suatu reaksi berantai yang berjalan sangat cepat,  seimbang,  dan

kontinyu antara tiga bahan pembentuk api,  yaitu Bahan Bakar,  Energi Panas,  dan

Oksigen.  Api dan tiga elemen pembentuknya itu sering digambarkan berupa Segitiga Api  (

Fire Triangle ).  Fire Triangle adalah suatu Segitiga Sama Sisi,  di mana sisi-sisinya diberi

nama masing-masing elemen pembentuk api :  Bahan Bakar ( Fuel ),  Energi Panas

( Heat ),  dan Oksigen ( Oxygen ).

Reaksi antara ke tiga elemen tersebut hanya akan menghasilkan suatu nyala api

apabila kadar elemen-elemennya seimbang.  Bila salah satu elemen kadarnya

berkurang,  maka nyala api akan padam dengan sendirinya.  

Page 5: k3ll kebakaran

Sebagai contoh,  ketika kita membuat api unggun,  maka nyala api unggun akan

makin membesar bila bahan bakar yang berupa kayu-kayu kering ditambah lebih

banyak.   Sebaliknya nyala api unggun akan mengecil bila bahan bakarnya kita

kurangi.   Dari contoh ini didapat satu cara pemadaman kebakaran,  yaitu mengurangi,

memisahkan,  atau menyingkirkan bahan bakar yang menimbulkan api.  Metoda

pemadaman kebakaran dengan cara ini disebut Cara Penguraian.

Api unggun yang kita buat juga dapat dipadamkan dengan cara menyiram

air.  Metoda pemadaman kebakaran dengan cara ini disebut Cara Pendinginan.   Cara

pendinginan pada dasarnya ialah mengurangi kadar panas pada nyala api, sehingga reaksi

berantainya tidak seimbang dan lalu nyala api akan padam.

Api unggun yang kita buat – jika api unggun itu tidak terlalu besar – dapat

dipadamkan dengan cara menutupinya dengan karung bekas yang dibasahi.  Akibat dari

tertutup karung basah,  maka nyala api terisolasi dengan udara luar, atau tidak bisa bereaksi

dengan oksigen.   Maka akibatnya keseimbangan reaksi berantainya akan terganggu,  dan

nyala api akan padam.   Pemadaman nyala api dengan cara ini disebut metoda kebakaran

dengan cara Isolasi.

Tiga metoda pemadaman kebakaran yang dijelaskan di atas pada dasarnya

merupakan prinsip dasar dari teori pemadaman kebakaran  :  yaitu Cara Penguraian,  Cara

Pendinginan,  dan Cara Isolasi.

a. Cara Penguraian     

Metoda pemadaman kebakaran dengan cara penguraian dilakukan dengan cara

memisahkan,  menyingkirkan,  atau menjauhkan bahan-bahan ataupun benda-benda yang

mudah terbakar.  Contohnya,  misalnya terjadi kebakaran di gudang tekstil,  maka agar

kebakaran tidak meluas,  tumpukan tekstil yang terdekat dengan arah menjalarnya api harus

dibongkar dan disingkirkan / dijauhkan.  Tindakan tersebut biasa dilakukan berbarengan

dengan Cara Pendinginan,  yaitu penyemprotan dengan air.

Cara penguraian ini biasa dilakukan dalam upaya pemadaman kebakaran di kota-

kota, khususnya pemadaman kebakaran di pemukiman padat bangunan atau pemadaman

kebakaran di pasar-pasar.   Disamping melakukan pemadaman dengan pendinginan yaitu

penyemprotan air,  maka sebagian bangunan rumah atau kios terdekat dengan arah

Page 6: k3ll kebakaran

menjalarnya api,  dirusak atau dirobohkan. Tujuannya agar api kebakaran tidak menjalar

lebih jauh ke bangunan-bangunan lainnya di pemukiman yang padat itu.

Cara penguraian juga biasa dilakukan untuk pemadaman kebakaran hutan.  Dalam

hal ini perlu diperhatikan arah angin,  karena api kebakaran akan menjalar searah dengan

arah angin.  Tindakan yang dilakukan yaitu dengan cara merobohkan pohon-pohon,  semak-

semak atau alang-alang di area arah menjalarnya api.  Dengan cara tersebut api kebakaran

hutan dapat dikendalikan. Api akan padam atau berhenti menjalar karena tidak ada lagi

bahan bakarnya.

b. Cara Pendinginan

Metoda pemadaman kebakaran dengan cara pendinginan dilakukan dengan

penyemprotan air ke arah sumber api.  Alat yang digunakan adalah pompa-pompa air,  slang

dan alat penyemprotnya atau nozzle.   Alat penyemprot air bermacam-macam jenisnya,  dan

ada yang dilengkapi dengan alat pengaturan untuk menghasilkan pancaran air yang lurus

atau pancaran air yang menyebar.  

Pancaran air yang lurus digunakan bila sumber api kebakaran terlihat dengan

jelas,  misalnya bagian rumah yang terbakar yang berupa kayu atau bahan lain. Sedangkan

pancaran air yang menyebar digunakan bila sumber api kebakaran tidak diketahui dengan

jelas karena tertutup asap tebal.  Pancaran menyebar dimaksudkan untuk pendinginan atau

untuk mengurangi kadar panas agar api tidak menjalar ( mengurung sumber api kebakaran). 

c. Cara Isolasi

Metoda pemadaman kebakaran dengan Cara Isolasi bertujuan untuk mengurangi

kadar oksigen di lokasi sumber api,  atau mencegah agar api tidak bereaksi dengan oksigen

yang ada di udara bebas.

Contoh-contohnya antara lain menutup sumber api dengan karung atau handuk yang

telah dibasahi air.  Hal ini dilakukan misalnya untuk pemadaman kompor  yang menyala

tidak terkendali.  Disamping itu bisa digunakan pasir atau tanah untuk menimbun benda

yang terbakar.   

Page 7: k3ll kebakaran

Metoda isolasi ini banyak diterapkan untuk menciptakan alat-alat pemadam

kebakaran portable,  misalnya pemadam api CO2,  Busa, Bubuk Kimia Kering ( Dry

Chemical Powder ).

d. Dilusi

Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.

Menggunakan media gas CO2.

e. Pemutusan Rantai Reaksi

Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat

radikal bebas pemicu rantai reaksi api.

Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena

menimbulkan efek rumah kaca).

E. Dampak Kebakaran

Ada dua jenis bahaya yang ditibulkan sebagai akibat dari terjadinya kebakaran

yaitu kerugian material dan keselamatan jiwa manusia. Beberapa aspek penyelamatan

sebenarnya lebih diarahkan dan diprioritaskan pada penyelamatan jiwa manusia terlebih

dahulu, untuk kemidian meminimalkan kerugian pada tahap berikutnya. Sehingga pada

prinsipnya, konsep penanggulangan kebakaran (fire safety) yang utama adalah

penyelamatan jiwa manusia.

Bahaya keselamatan jiwa manusia pada peristiwa kebakaran dapat diklasifikasikan :

1. bahaya langsung

a. tersengat temperatur yang tinggi

b. keracunan asap

2. bahaya tidak langsung

a. terluka

b. terjatuh

c. terserang sakit

d. mengalami shock/serangan psikologis

Hal diatas dapat digambarkan malalui skematik grafik yang pernah dipublikasikan oleh

Page 8: k3ll kebakaran

Biro Statistik Amerika (National Bereau of Standart USA) mengenai akibat yang

ditimbulkan setelah peristiwa kebakaran terjadi :

Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain:

Asap

Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron

sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon.

Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan

kerongkongan.

Panas

Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai

temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu

yang singkat. Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar

pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung.

Nyala/Flame

Nyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan

membentuk cahaya berkilauan

Gas Beracun

Gas beracun antara lain:

1. Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50ppm

2. Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri,

kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis

3. Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10ppm

4. Ammonia (MH3) >NAB 25ppm

5. Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10ppm

6. Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1ppm

7. Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon

monoksida, formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol,

asam asetat, dll

Page 9: k3ll kebakaran

8. Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan

sianida, nitrogen eksida, dll

9. Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan

asap tebal

10. Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia.

11. Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida,

sulfur dioksida, dan hidrogen sianida

12. Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon

dioksida, axcolin, dan asap tebal

Grafik “Bahaya Akibat Kebakaran”

F. Alat Pemantau dan EWS KebakaranDetektor kebakaran yang biasanya dipergunakan adalah (1) detektor asap, (2) detektor

panas dan (3) detektor nyala. Namun demikian seiring dengan perkembangan teknologi

maka telah berkembang berbagai detektor kebakaran yang semakin peka dan canggih.

1. Detektor Asap

Detektor asap yang sering dipakai adalah (1) detektor asap ion dan detektor asap

dengan. Detektor asap ion bekerja berdasarkan keseimbangan ion positif dan ion

Legenda

= korban asap

10 %10 %

radang paru-paru

Terjatuh sakit jantung dll

8 %

terserang paru-paru

8 %

Kadar CO

< 30%

16%

kadar CO (30% - 50%)

16 %

Kadar CO < 50%

32%

Kadar CO > 50%

48%

Kebakaran lebih dari 6 jam 20%

Kebakaran kurang dari 6 jam 80%

Korban Jiwa Saat Kebakaran

Page 10: k3ll kebakaran

negatif. Sebuah sumber radioaktif menghasilkan ion positif dan ion negatif. Pada

keadaan tidak ada asap maka ion positif dan ion negatif seimbang. Namun pada kondisi

berasap maka keseimbangan ion positif-negatif terganggu. Gangguan ini memicu

jaringan elektris untuk memberi tahukan ketidak normalan sistem ke pusat pengendali.

2. Detektor Panas

Salah satu contoh detektor panas adalah seperti pada sprinklers .

3. Detektor Nyala

Detektor nyala akan diaktivasi apabila ada nyala api pada daerah jangkauannya.

Apabila terjadi nyala api yang tertangkap oleh detektor maka filter infra-red hanya

akan meneruskan radiasi infra-red melalui lensa. Kemudian radiasi ini ditangkap oleh

light sensing element yang meneruskannya ke time delay dan deskriminator frekuensi.

Radiasi nyala infra-red mempunyai frekuensi yang unik yang membedakan dengan

radiasi yang bukan dari nyala api, sehingga dapat menjamin kepastian bahwa yang

tertangkap adalah radiasi karena nyala api. Keberadaan radiasi ini kemudian memicu

rangkaian elektronik mengirim sinyal ke pusat pengendali kebakaran.

Pemercik air otomatis (automatic sprinklers) merupakan sarana pemadam kebakaran

instalasi tetap yang paling sering digunakan/dipasang pada gedung-gedung. Sistem ini

bekerja apabila gelas (quartzoid bulb) pada kepala sprinklers pecah karena panas.

Dengan pecahnya quartzoid bulb ini maka air bertekanan memercik ke seluruh tempat

yang kebakaran dan memadamkan api.

Secara garis besar sistem pemercik otomatis dikategorikan menjadi (1) sistem pipa

basah, (2) sistem pipa kering, (3) sistem deluge dan (4) pre action system.

1. Sistem pipa basah

Pemercik otomatis disebut sebagai sistem pipa basah (wet pipe system) ialah apabila

seluruh pipa distribusi sampai ke sprinkler terisi air bertekanan. Sistem ini memakai

kepala sprinkler otomatis. Apabila gelas pada kepala sprinklers pecah karena panas

maka air bertekanan segera memancar keluar memadamkan area yang terbakar. Air

akan memancar hanya pada daerah yang sprinklernya pecah saja.

Page 11: k3ll kebakaran

2. Sistem pipa kering

Pada sistem pipa kering pipa distribusi tidak tersisi air. Sistem ini dipakai apabila

tempat atau bangunan yang dilindungi mempunyai kemungkinan bertemperatur dingin

sedemikian sehingga air di dalam pipa distribusi dan sprinklers membeku. Tempat

seperti ini misalnya ruang refrigerator, bangunan di tempat dingin dan lain sebagainya.

Di dalam pipa distribusi tidak berisi air melainkan gas nitrogen atau udara bertekanan.

Apabila terjadi kebakaran maka sprinklers akan pecah, gas terdorong keluar sambil

menghidupkan kontrol aliran air bertekanan yang kemudian memancarkan air untuk

memadamkan kebakaran. Air hanya memancar pada daerah yang sprinklernya pecah

saja.

3. Deluge system

Deluge system atau system banjir atau sistem pancaran serentak biasanya dipasang

pada tempat atau bangunan yang berisi material mudah terbakar secara keseluruhan

misalnya gudang busa polyester, bagian pengeringan hardboard, polyurethane, hanggar

pesawat terbang dan lain sebagainya. Pada sistem ini semua sprinkler dalam keadaan

terbuka, kemudian apabila ada sinyal kebakaran dari sistem deteksi maka seluruh

sprinkler akan memancarkan air. Jadi sistem pancaran serentak ini dihubungkan dengan

pengontrol lain yang berfungsi untuk memberitahu adanya kebakaran pada tempat itu.

4. Pre-action system

Sistem ini bertujuan untuk membantu mempercepat aliran air pada sistem kering.

Pada dasarnya konstruksi terdiri dari gabungan standard sprinkler system dengan alat

pengindera kebakaran (baik smoke ataupun heat detector). Pada saat awal pengindera

mencium adanya bahaya kebakaran maka sistem langsung bekerja mengisi air pada

pipa distribusi springkler, sehingga air sudah terisi sebelum sprinkler pecah karena

panas. Jadi ketika sprinkler pipa sistem kering pecah maka di dalam pipa sudah berisi

air yang langsung memancar pada tempat yang terbakar.

Kepala pemercik otomatis betugas untuk memancarkan air apabila telah mendapat

sinyal deteksi kebakaran. Kepala pemercik otomatis akan aktif memancarkan air bila

Page 12: k3ll kebakaran

temperatur pada ruangan cukup untuk memecahkan quartozoid bulb (jenis a) atau

memutus pengunci (jeins b). Temperatur ini disebut “temperature rating” dan biasanya

besarnya sekitar 60 oC sampai 70 oC. Namun untuk beberapa tempat dengan

pertimbangan tertentu di pasaran juga tersedia kepala pemercik dengan temperature

rating yang lebih tinggi.

G. Prilaku Terhadap Kebakaran

A. Tindakan pencegahan/preventif

Segala upaya yang dilakukan agar kebakaran tidak terjadi kebakaran :

1. Memberikan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan

2. Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari api

3. Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di tempat barang-barang yang mudah terbakar

4. Tidak membuat sambungan listrik sembarangan

5. Tidak memasang steker listrik bertumpuk-tumpuk

6. Memasang tanda-tanda peringatan pada tempat yang mempunyai resiko bahaya kebakaran tinggi

7. Menyediakan apar ditempat yang strategis

8. Matikan aliran listrik bila tidak digunakan

9. Buang puntung rokok di asbak dan matikan apinya

10. Bila akan menutup tempat kerja, periksa dahulu hal-hal yang dapat menyebabkan kebakaran

B. Tindakan pemadaman/represif

Tindakan yang dilakukan untuk memadamkan kebakaran sebagai upaya memperkecil kerugian yang ditimbulkan dan mencegah agar kebakaran tidak meluas

Teknik dan taktik penanggulangan kebakaran

 

Page 13: k3ll kebakaran

A. Teknik penanggulangan kebakaran

 

Kemampuan maksimal dalam menggunakan peralatan yang tersedia guna memadamkan kebakaran

 

B. Taktik penanggulangan kebakaran 

Langkah-langkah penanggulangan kebakaran :

1. Memadamkan dengan alat pemadam yang sesuai, jika api tidak padam, panggil teman terdekat

2. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam

3. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang jelas

4. Amankan lokasi dan bantu kelancaran petugas pemadam

5. Beritahu petugas pemadam tempat sumber air

6. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda

7.

Perhatikan faktor penting dalam pemadaman

1. Arah angin

2. Jenis benda yang terbakar

3. Volume benda yang terbakar

4. Berapa lama telah terbakar

5. Situasi, kondisi dan lingkungan

 

Page 14: k3ll kebakaran

H. APAR Alat Pemadam Kebakaran

Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam api

yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal

terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar

30 % kejadian kebakaran.

Secara singkat cara mengoperasikan APAR adalah sebagai berikut:

1. APAR Jenis Air

Pada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat

dalam dua konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai

20 ft. Dan waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya

direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500

ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.

2. APAR Jenis Busa

Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa).

Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan

tersebut akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian

didorong oleh gas pendorong (biasanya CO2 )..

3. APAR Jenis Karbon Dioksida

APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen

diupayakan terpisah dari apinya. Di samping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam

pendinginan. Material yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin.

4. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)

APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon

dioksida atau gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong

bisa ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat

menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan

yang cukup luas.

Page 15: k3ll kebakaran

5. APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon.

APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon,

fluorine, bromide dan chlorine. Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon

yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian

Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon

tidak boleh diproduksi.

I. Contoh Kasus Kebakaran

Polisi menetapkan mantan GM PT Iwatani Industrial Gas Indonesia, ST dan seorang

Junior Supervisor dan Industri perusahaan berinisial AH sebagai tersangka kebakaran yang

terjadi di ruang deodorant parfum spray packing IV milik PT Mandom Indonesia di

Cikarang Barat, Bekasi. Kebakaran sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Iwatani

Industrial Gas Indonesia yang disewa jasanya untuk mengganti flexible tube perusahaan

tersebut.

Kebakaran ini terjadi pada Jumat (10/7/2015) lalu sekitar pukul 09.30 WIB.

Berdasarkan pemeriksaan Puslabfor Mabes Polri, penyebab ledakan adalah tersulutnya uap

gas (LPG) yang bocor di bagian ujung selang flexible menuju 1 unit mesin Deodorant

Parfum Spray (DPS) filling line pada line 2.

"Uap gas tersulut oleh elemen pemanas mesin dryer line 2 di ruang finishing," kata

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti dalam jumpa pers, Rabu

(14/10/2015).

Akibat kecelakaan ini, 28 orang karyawan PT Mandom Indonesia meninggal dunia

sedangkan 31 lainnya luka-luka. Bangunan ruang produksi deodorant parfum spray packing

IV PT Mandom juga terbakar.

Berdasarkan penyidikan, akhirnya polisi menetapkan kedua tersangka karena

seluruh pemasangan instalasi pipa gas LPG di perusahaan tersebut dilaksanakan oleh PT

Iwatani.

Page 16: k3ll kebakaran

Pihak PT Mandom meminta PT Iwatani mengganti 8 flexible tube yang terhubung pada

masing-masing filling macine pada 4 line produksi perusaan tersebut. Namun, atas perintah

mantan GM PT Iwatani, Shoku Takaku, hanya 4 flexible tube yang diganti.

"4 Yang lainnya menggunakan flexible tube pindahan pabrik PT Mandom Indonesia

Sunter, Jakarta Utara," sambungnya.

Karena itu, selain AH, polisi juga menetapkan ST sebagai tersangka karena

memerintahkan penggantian tak sesuai permintaan perusahaan. Selain itu, tak ada laporan

hasil pengecekan kebocoran dan tekanan flexible tube tersebut.

"Instalasi pipa gas yang telah dipasang oleh PT Iwatani Industrial Gas Indonesia

yang kemudian salah satu flexible tube yang dipasang mengalami kebocoran

mengakibatkan kebakaran masih dalam tanggung jawab PT Iwatani. Hal ini karena masih

terhitung masa garansi yakni selama 12 bulan terhitung sejak 1 April sampai 31 Maret

2016," pungkasnya.

Page 17: k3ll kebakaran