Justice bioetik

5
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia bisa dilihat dari banyak sisi, tetapi yang paling utama adalah akal pikiran dan hati nurani. Sayangnya, dua kesempurnaan manusia yang dianugerahi Tuhan itu terkadang kontradiktif dalam kehidupan. Manusia dengan akal pikirannya terus mengembangkan ilmu pengetahuan untuk memenuhi impian setiap orang: hidup bahagia, sehat selalu, panjang umur, bahkan bagi sebagian orang mungkin ada yang ingin menjadi abadi. Sepanjang sejarah umat manusia, usaha untuk meningkatkan kualitas hidup memang tidak pernah berhenti dilakukan. Berbagai penelitian telah menghasilkan temuan-temuan baru yang semakin mendekatkan manusia pada impian tersebut. Tetapi kenyataan yang sering terjadi adalah hati nurani manusia semakin tumpul seiring dengan semakin pesatnya peningkatan ilmu pengetahuan yang dikembangkan akal pikiran. Manusia lupa menggunakan hati nurani mereka manakala berhasil memecahkan suatu hal yang sebelumnya tak pernah terpikirkan dapat dilakukan. Tidak ada yang lebih buruk daripada hidup di dunia yang dipenuhi dengan manusia tanpa hati, seperti yang dapat dilihat dalam Gattaca (1997). Dikisahkan pada masa depan dunia telah berubah cukup drastis karena manusia telah mampu memodifikasi gen yang dapat melahirkan bayi-bayi sempurna tanpa cacat. Pada masa ini para ilmuwan tidak hanya sekedar

description

bioetik

Transcript of Justice bioetik

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia bisa dilihat dari banyak sisi, tetapi yang paling utama adalah akal pikiran dan hati nurani. Sayangnya, dua kesempurnaan manusia yang dianugerahi Tuhan itu terkadang kontradiktif dalam kehidupan. Manusia dengan akal pikirannya terus mengembangkan ilmu pengetahuan untuk memenuhi impian setiap orang: hidup bahagia, sehat selalu, panjang umur, bahkan bagi sebagian orang mungkin ada yang ingin menjadi abadi. Sepanjang sejarah umat manusia, usaha untuk meningkatkan kualitas hidup memang tidak pernah berhenti dilakukan. Berbagai penelitian telah menghasilkan temuan-temuan baru yang semakin mendekatkan manusia pada impian tersebut. Tetapi kenyataan yang sering terjadi adalah hati nurani manusia semakin tumpul seiring dengan semakin pesatnya peningkatan ilmu pengetahuan yang dikembangkan akal pikiran. Manusia lupa menggunakan hati nurani mereka manakala berhasil memecahkan suatu hal yang sebelumnya tak pernah terpikirkan dapat dilakukan. Tidak ada yang lebih buruk daripada hidup di dunia yang dipenuhi dengan manusia tanpa hati, seperti yang dapat dilihat dalam Gattaca(1997).Dikisahkan pada masa depan dunia telah berubah cukup drastis karena manusia telah mampu memodifikasi gen yang dapat melahirkan bayi-bayi sempurna tanpa cacat. Pada masa ini para ilmuwan tidak hanya sekedar mampu menentukan jenis kelamin bayi, tetapi juga menghilangkan potensi keburukan yang dibawa gen seperti penyakit, emosi dan kebiasaan yang sulit dikendalikan, bahkan meningkatkan IQ. Orang tua kini tidak meletakkan nasib anak mereka di tangan Tuhan, melainkan pada ahli genetik yang memainkan peranan sangat signifikan dalam komunitas masyarakat. Namun, ternyata masih ada sebagian kecil orang yang menginginkan anak yang lahir dan hidup secara alami tanpa campur tangan sains, salah satunya adalah Vincent. Hasilnya, Vincent terlahir ke dunia ini dengan berbagai kekurangan, terutama kondisi jantungnya yang lemah. Marie, ibu Vincent yang awalnya sangat yakin dengan keputusannya melahirkan anak secara alami kini pesimis dengan masa depan putra pertamanya itu. Tanpa diduga secara perlahan muncul diksriminasi terhadap Vincent yang lemah secara gen. Ketika neurosains dan genetika menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari umat manusia, usia dan riwayat hidup seseorang sudah bisa diketahui sejak ia baru lahir. Hanya dengan sedikit sampel, seorang dokter bisa memvonis bayi yang baru lahir dengan penilaian genetis: apakah kelak si bayi akan menjadi orang yang berguna atau malah menjadi sampah masyarakat. Pelan tapi pasti, sebuah diskriminasi jenis baru mulai terbentuk. Orang-orang yang memiliki nilai genetis yang baik akan diterima secara sosial, sedangkan orang-orang yang memiliki nilai genetis yang buruk (bahkan berbahaya) akan terjerembab ke dalam kasta paling bawah dalam masyarakat. Vincent yang ternyata "cacat" secara genetis divonis oleh neurologist akan tumbuh sebagai anak laki-laki yang lemah, sakit-sakitan, dan hanya akan hidup sampai umur 30 tahun. Dengan vonis semacam itu, Vincent masuk ke dalam kategori sosial yang disebut sebagai orang-orang "invalid", yakni orang-orang yang diramalkan menjadi beban masyarakat akibat bawaan genetisnya. Pada hari pertamanya di dunia, Vincent Anton Freeman telah dikurung ke dalam kasta sosial yang dibentuk atas nama ilmu pengetahuan.Perlakuan diskriminatif yang dialami Vincent bahkan sudah dimulai sejak di dalam rumah. Mengingat fisiknya yang lemah, orang tua Vincent cenderung memfavoritkan Anton, adik Vincent yang lahir melalui rekayasa genetis.Dalam hal pendidikan, Vincent tidak diterima masuk ke sekolah yang bagus dan mahal. Pihak sekolah tidak mau mengambil resiko tidak mendapatkan premi asuransi jika terjadi apa-apa terhadap Vincent. Ketika beranjak dewasa, Vincent menghadapi kenyataan bahwa orang-orang seperti dirinya hanya boleh bekerja sebagai tenaga kerja kasar. Tetapi rupanya dengan segala keterbatasan yang ada pada dirinya, Vincent berusaha mati-matian mewujudkan cita-citanya menjadi astronotGattaca, institusi antariksa swasta yang maju meski harus meninggalkan identitasnya sebagai Vincent untuk selama-lamanya.Justice atau keadilan adalah prinsip yang terkandung dalam bioetik. Justice termasuk prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice) atau pendistribusian dari keuntungan, biaya dan risiko secara adil (Arismawati, 2011). Prinsip ini mewajibkan seorang dokter dan tenaga kesehatan lainnya memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya. Dalam hal ini, dilarang membeda-bedakan pasiennya berdasarkan tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, kewarganegaraan dsb.Perlakuan diskriminatif dari orang tua, tenaga kesehatan dan masyarakat tidak seharusnya diterima oleh Vincent. Setiap manusia yang lahir secara alami pasti akan mempunyai kekurangan dan perbedaan. Perbedaan merupakan hal yang wajar dalam hidup, yang lebih penting adalah bagaimana menyikapi kekurangan maupun perbedaan tersebut. Vincent dengan segala kekurangannya tersebut ternyata bisa membuktikan bahwa dirinya mampu melakukan hal- hal seperti manusia normal. Segalanya adalah kuasa tuhan, sekecil apapun kemungkinan itu semua tergantung dari usaha dan doa yang dilakukan. Sumber : Arismawati, Hafizah A, Rizal S.2011. Modul Dilema Etik. Universitas Haluoleo. Kendari