JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS...

15
1 TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PENGEMASAN KLASIFIKASI DAN RE-DESAIN KEMASAN KERIPIK JAHE MANGGALA JAYA MOJOREJO - BATU Oleh : Kelompok 6 Dedy Bagus Prasetyo 0811030019 Deswanti 0811030022 Helmi Musyaffak 0911033043 Muvti Andi 0811030055 Saka Iman Grezico 0811030071 Soyanita Hernanda 0811033049 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Transcript of JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS...

Page 1: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

1

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PENGEMASAN

KLASIFIKASI DAN RE-DESAIN KEMASAN

KERIPIK JAHE MANGGALA JAYA

MOJOREJO - BATU

Oleh :

Kelompok 6

Dedy Bagus Prasetyo 0811030019

Deswanti 0811030022

Helmi Musyaffak 0911033043

Muvti Andi 0811030055

Saka Iman Grezico 0811030071

Soyanita Hernanda 0811033049

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia perdagangan berada dalam suatu iklim persaingan yang

semakin ketat dan kompetitif. Setiap perusahan dituntut agar bisa menciptakan

sebuah produk yang mampu bersaing dengan produk yang lain apabila ingin

tetap bertahan dalam arus persaingan bisnis. Banyaknya pesaing baru yang

bermunculan dengan strategi pemasaran yang baru pula akan membuat

persaingan semakin ketat dan memanas. Pertarungan produk tidak lagi terbatas

pada keunggulan kualitas atau teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha

untuk mendapatkan nilai tambah kepada konsumen.

Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan

perdagangan yang semakin tajam adalah melalui desain kemasan. Daya tarik

suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan

“pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Oleh karena itu,

kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon

positif, dalam hal ini membeli produk karena tujuan akhir dari pengemasan

adalah untuk menciptakan penjualan.

Kemasan adalah salah satu bidang dalam Desain Komunikasi Visual yang

mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung

berhadapan dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif

dan pemasaran yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual. Sebagai seorang

desainer komunikasi visual, hal ini merupakan suatu tantangan karena selain

dituntut untuk dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang estetis, kita juga

dituntut untuk memaksimalkan daya tarik kemasan untuk dapat menang dalam

pertarungan untuk menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain

adalah klien tidak hanya mengharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar

konsumennya tetap setia menggunakan produknya.

1.2 Tujuan

Tujuan desain kemasan ini adalah untuk melindungi produk dari berbagai

timbulnya kerusakan seperti kuman, serangga dan yang lainnya. Selain itu juga

untuk nilai tambah terhadap terhadap produk. Sehingga produk lebih menarik

dan lebih disukai oleh konsumen.

Page 3: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

3

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan

memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan

meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan

utama untuk melakukan pembungkusan yaitu (Wirya, 2005) :

1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan

melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.

Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan

terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.

2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan

identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah

pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara

perusahaan membedakan produknya.

3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba

perusahaan.Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan

semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan

dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan

juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan

dalam pengiriman.

Fungsi dasar kemasan secara garis besar terbagi menjadi 3 yaitu (Anwar,

2005) :

1. Sebagai media pelindung dari cuaca dan kotoran bagi produk yang

diwadahinya

2. Sebagai identitas/wajah dari produk yang terdapat didalamnya.

3. Sebagai Media Penjual, dimana packaging/ kemasan memliki kemampuan

membujuk konsumen.

Beberapa fungsi kemasan yang sangat perlu diperhatikan sebagai sebuah

pertimbangan dalam proses perencanaan dan desainnya. Beberapa fungsi lain

kemasan yaitu (Sumarwan, 2003) :

1. Fungsi Fisik Kemasan

Sebuah kemasan mempunyai fungsi yang paling dasar secara fisik sebagai

sebuah wadah dan pelindung dari produk yang ada di dalamnya. Sebagai sebuah

wadah dan pelindung, maka secara fisik, sebuah kemasan harus andal terhadap

benturan, tekanan, temperatur, air, debu, dan lain-lain. Tidak hanya andal bagi

produk di dalamnya, sebuah kemasan juga harus direncanakan dengan

mempertimbangkan penempatan dan penyimpanannya terutama dalam jumlah

Page 4: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

4

banyak. Umumnya sebuah kemasan akan disimpan secara bertumpuk, sehingga

harus diperhitungkan barapa tumpukan maksimal yang aman dan sesuai untuk

sebuah jenis produk tertentu. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya untuk

direncanakan adalah kemudahan secara fisik saat pengepakan dan distribusinya.

Bahkan harus dipikirkan juga ketika produk tersebut sampai pada pengguna

(end-user). Faktor ergonomi cukup berperan dalam pengembangan desain

kemasan.

Sebagai upaya menjawab tuntutan fungsi fisik sebuah kemasan, keterlibatan

konsep desain kemasan mulai berjalan seiring dengan berbagai pertimbangan

teknis. Artinya, mau tak mau desainer harus mengenali material dan teknologi

pengemasan yang baik, sifat, jenis, karakter, dan kekuatan bahan kemasan

tersebut.

2. Fungsi Informasi Kemasan

Sebuah kemasan yang baik tidak hanya andal secara fisik, tetapi juga harus

memenuhi fungsinya untuk memberikan informasi kepada konsumen. Informasi

yang diberikan adalah segala sesuatu yang dipandang perlu untuk diketahui pada

tahap konsumen hendak membeli produknya. Umumnya sebuah kemasan akan

menuliskan dalam kemasan tersebut siapa konsumen yang tepat untuk jenis

produknya. Sebuah produk kadang hanya sesuai untuk kelompok umur tertentu

dan bahkan hanya diperuntukkan bagi pria atau wanita saja. Pada kemasan

konsumen juga akan mendapatkan informasi tentang bahan baku apa saja yang

digunakan dalam proses produksinya, termasuk bagaimana cara penggunaan

yang tepat sesuai dengan kelompok penggunanya. Saat ini konsumen sudah pasti

akan memperhatikan juga tanggal kadaluwarsa sebuah produk.

3. Fungsi Penjualan

Dalam persaingan bisnis, para pelaku yang terlibat di dalamnya berlomba

untuk memasarkan produknya agar konsumen berminat melihat dan

membelinya. Sebuah kemasan dalam kaitannya dengan fungsi penjualan,

ibaratnya adalah sebuah iklan yang mampu memancing atau membujuk

konsumen agar tertarik dengan produknya. Sebagai sebuah pembujuk maka

kemasan dituntut untuk tampil menarik secara visual di hadapan konsumen.

Estetika dan nilai bisnis dari sebuah kemasan menjadi perhatian utama para

produsen. Sehingga dengan kemasan yang baik dan indah dapat memberikan

nilai lebih terhadap suatu produk tertentu yang akan dipasarkan. Selain itu juga

dengan desain kemasan yang baik maka produk akan lebih mudah dikenal dan

disukai oleh konsumen. Sebagai alat penjual, kemasan adalah media pemikat

terakhir yang bisa memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Kemasan

dalam kaitannya sebagai alat penjual adalah sebuah pembujuk yang tidak

Page 5: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

5

tampak. Diam tapi menjual. Itu sebabnya desain kemasan secara visual juga

sangat perlu diperhatikan sebagai salah satu strategi bisnis.

Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa macam yaitu

(Winarno, 2002):

1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian

a. Kemasan sekali pakai (disposable), contoh: bungkus permen, bungkus

dari daun, kaleng hermetis, karton dus

b. Kemasan berulang kali (multi trip), contoh: botol minuman (limun, bir,

softdrink), kecap, saus.

c. Kemasan yang tidak dibuang/dikembalikan, contoh: berbagai jenis botol,

wadah dari kaleng (susu, biskuit) .

2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur kemasan (kontak produk dengan

kemasan)

a. Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi / membungkus

produk. Contoh: kaleng susu, botol minuman, bungkus snack

b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi

kelompok kemasan lainnya. Contoh: karton jenang apel, karton wadah

susu kaleng

c. Kemasan tersier/kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi kemasan

setelah primer, sekunder dan tersier (untuk kuartener). Umumnya

digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan

a. Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan tanpa

retak/patah. Umumnya tipis, contoh: plastik, kertas, foil

b. Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas keras, kaku, tidak tahan lenturan,

patah bila dibengkokkan dan relatif tebal. Contoh: kayu, gelas & logam

c. Kemasan semi kaku / semi fleksibel, yaitu bahan kemas yg bersifat antara

fleksibel dan kaku. Contoh: botol plastik (susu, kecap, saus, air mineral)

dan wadah bahan berbentuk pasta.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan

a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas), yaitu bahan kemas yang tidak

dapat dilalui gas/uap air, bakteri, ragi, kapang dan debu. Contoh:

kaleng dan botol gelas. Biasanya wadah fleksibel tidakk selalu hermitis

b. Kemasan tahan cahaya, yaitu kemasan yang tidak transparan. Contoh:

logam, kertas, foil, botol/gelas keruh. Baik untuk produk mengandung

lemak, vitamin tinggi dan makanan fermentasi

c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk produk yang perlu

panas, sterilisasi dan pasteurisasi. Contoh: logam, gelas.

Page 6: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

6

5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan)

a. Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap diisi dengan bentuk

yang sempurna sejak keluar dari pabrik kemasan. Contoh: botol,

kaleng, dsb

b. Wadah siap dirakit / wadah lipatan, yaitu bahan kemas yang masih

perlu tahap perakitan sebelum pengisian. Contoh: kemasan dari

kertas, foil, plastik. Keuntungan dari kemasan ini yaitu hemat ruang,

bebas dibentuk

c. Untuk kemasan sosis dan permen saat ini dapat langsung dimakan,

kemasan disebut edipleks yg berasal dari pati.

Desain kemasan adalah konsep kreatif suatu kemasan yang merupakan

refleksi dari semua aspek pemasaran. Dalam desain kemasan dirumuskan konsep

kreatif ada dua pertanyaan yang paling mendasar yang harus dijawab kegiatan

internal perusahaan, karekteristik produk, proses pengemasan dan lain

sebagainya. Selain itu juga yang menyangkut kegiatan para pesaing para

distributor dan para konsumen yang merupakan sasaran akhir penjualan.

Didalam proses pembuatan sebuah desain kemasan (strategi kreatif) terdapat

beberapa faktor yang sangat vital didalamnya, sehingga sebuah kemasan dapat

dengan mudah menyampaikan pesan sesuai dengan fungsi dan nilai yang akan

disampaikan (Agung, 2004).

Desain kemasan yang baik, didalamnya mencakup bukan hanya bentuk,

bahan dan warna saja, tetapi yang lebih penting adalah nilai dari fungsi kemasan

itu sendiri, yaitu apakah bisa menjawab kebutuhan dari konsumennya. Desain

dapat disesuaikan dengan tujuan, penampilan dan kenikmatannya. Bentuk yang

baik dapat disesuaikan pada sasaran dan filosofinya, bahwa sasaran berbeda

menurut kebutuhan dan kepentingannya, serta upaya desain berorientasi untuk

mencapai hasil yang optimal dengan memperhatikan faktor performansi, faktor

fungsi, faktor produksi, faktor pemasaran, kepentingan produsen dan kualitas

bentuk (Arikunto, 2004).

Beberapa warna kemasan suatu produk yang berpengaruh terhadap

kesukaan di berbagai negara, antara lain (Arief, 2003) :

1. Warna merah sangat disukai di Itali, Singapura, Yugoslavia, Meksiko, dan

bagi orang Amerika merah adalah warna yang bersih, sedang bagi bangsa

Inggris, Chili, Guatemala, Belanda, Venezuela dan Swedia termasuk warna

yang kurang disukai.

2. Warna biru disukai di Inggris, dianggap warna maskulin di Swedia, tapi

feminin di Belanda.

3. Warna kuning dan emas disukai sekali oleh negara-negara di Asia seperti

Jepang, Malaysia, Filipina, Burma, Ceylon, Singapura dan Hongkong.

Page 7: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

7

4. Warna hijau dianggap sebagai warna yang serasi dan sejuk oleh bangsa

Amerika, Iran, Irak, Sudan, Jordania, India, Pakistan, dan bagi bangsa Arab

malah dianggap sebagai warna suci yang kurang bijaksana untuk dipakai

sebagai warna kemas.

5. Warna hitam, hampir semua bangsa seperti Amerika, Afrika Selatan,

Tunisia, Afganistan, India, Saudi Arabia, Vietnam, Hongkong, Perancis,

Jerman, Denmark, dan Australia merasa kurang cocok, tetapi di Spanyol

malah banyak dipakai untuk kemasan makanan.

Page 8: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

8

BAB III

DESAIN KEMASAN LAMA DAN BARU

3.1 Lokasi

Lokasi pengambilan produk ini dilakukan di Pusat Oleh-oleh yang terkenal

di Kota Malang yaitu di Usaha Kecil dan Menengah Bu Noer. Keripik jahe

Manggala Jaya yang diproduksi oleh nyonya Leni bekerja sama dengan UKM bu

Noer untuk memasarkan produknya Lokasi ini dipilih karena produk oleh-oleh

yang dijual lengkap dan merupakan salah satu tempat yang dipilih konsumen

untuk berbelanja oleh-oleh sebelum meninggalkan kota Malang.

3.2 Kemasan

3.2.1 Kemasan Keripik Jahe

Gambar 1. Tampak Depan

Gambar 2. Tampak Belakang

Page 9: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

9

3.2.2 Hasil Desain Kemasan

Gambar 3. Tampak Depan

Gambar 4. Tampak Belakang

Page 10: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

10

BAB IV

ANALISIS

4.1 Klasifikasi Kemasan Keripik Jahe Manggala Jaya Meliputi :

1. Berdasarkan Frekuensi Pemakaian

Kemasan yang digunakan pada produk keripik jahe manggala berjenis

kemasan sekali pakai (disposable) yakni kemasan yang langsung

dibuang setelah dipakai.

2. Klasifikasi kemasan berdasar system struktur kemas (kontak produk

dengan kemasan)

Kemasan yang digunakan pada produk ini berjenis sistem kemas

primer karena kemasan kontak langsung dengan produk pangan.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan

Kemasan yang digunakan pada produk ini berjenis kemasan fleksibel

karena plastik bersifat mudah dilenturkan.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan)

Kemasan yang digunakan pada produk ini berjenis kemasan siap

pakai. Keuntungan penggunaan wadah siap pakai adalah

penghematan ruang dan kebebasan dalam menentukan ukuran.

4.2 Analisa Kemasan Keripik Jahe Lama dan Kemasan Baru

1. Faktor Pengamanan

Pada pengemasan produk keripik jahe mengunakan bahan plastik dimana

kemasan plastik ini menghindarkan produk dari kontaminasi dan lebih

fleksibel untuk dibawa berpegian.

2. Faktor Komunikasi

Pada Desain kemasan yang lama dilihat pada faktor komunikasi masih

sedikit informasi yang diberikan atau menggambarkan produk dalam

kemasan sehingga untuk desain yang baru ditawarkan kemanasan yang lebih

komunikatif terlihat pada kata-kata pada kemasan yaitu enak, manis dan

sehat serta tanpa bahan perasa, pewarna dan pengawet buatan merupakan

kata-kata yang dapat menggambarkan suatu kualitas produk didalamnya.

3. Faktor Estetika

Faktor Estetika berhubungan dengan daya tarik visual yang mencakup

pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merk atau logo, ilustrasi, huruf

dan tata letak. Pada Desain kemasan lama masih banyak ruang kosong yang

seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam memberikan

estetika dalam kemasan. Selain itu ada kelemahan lain yaitu tidak adanya

informasi tanggal produksi selain itu juga kurang informasi kandungan nilai

gizi, juga tidak ada tanda halal dan BPPOM. Pada Desain kemasan baru

Page 11: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

11

dibuat lebih baik dengan perpaduan warna oranye dan cokelat supaya

terlihat lebih indah dan menarik serta huruf dan tata letak yang tepat dan

kontras dalam pemilihan warna sehingga kemasan dapat menarik selain itu

tanda tanda pun tercantum di kemasan agar lebih dipercaya oleh konsumen.

4. Faktor Identitas

Secara Keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain,

memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan

produk-produk lain. Pada Desain kemasan lama mempunyai identitas atau

ciri khas yaitu gambar kelinci memakai kaos putih Manggala Jaya (MJ) dan

memakai celana panjang bintik-bintik dengan mengajungkan jempolnya.

Pada Desain kemasan baru identitas dari kemasan lama tidak ditinggalkan

atau diganti karena logo tersebut merupakan suatau identitas yang sudah

dikenal masyarakat akan tetapi pada desian baru ini gambar logo lebih

bewarna dan tulisan merek pun di cetak atau di tulis lebih besar agar lebih

muda untuk dikenal dan di baca

5. Faktor Promosi

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal

ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan

dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru. Faktor

komunikasi dengan faktor promosi sangat berhubungan satu sama lain jika

dalam kemasan menggambarkan komunikasi yang efektif dan bermanfaat

pada konsumen secara otomatis faktor promosi juga berpengaruh karena

semakin banyak konsumen tertarik dari gambaran produk sehingga faktor

promosi harus ditingkatkan untuk menarik lebih banyak lagi konsumen

Pada Desain kemasan baru lebih komunikatif terlihat pada kata-kata pada

kemasan yaitu enak, manis dan sehat serta tanpa bahan perasa, pewarna dan

pengawet buatan merupakan kata-kata yang dapat menggambarkan suatu

kualitas produk selain itu sudah ada tanda halal dan lisensi dari BPPOM yang

didalamnya ini juga termasuk dalam factor komunikasi karena secara tidak

langsung mempengaruhi pembelian konsumen.

6. Faktor Lingkungan

Masalah lingkungan tidak lepas dari pantauan kita, trend masyarakat kita

akhir-akhir ini adanya kekhawatiran adanya polusi, salah satunya

pembuangan sampah. Pada desain kemasan lama tidak menganjurkan untuk

membuang sampah pada produk atau tidak memperhatikan lingkungan

setelah dikonsumsi sedangkan pada desain kemasan yang baru sangat

memperhatikan lingungan yaitu adanya logo buang sampah pada kemasan

belakang produk sehingga dengan adanya logo tersebut dapat mengurangi

dampak lingkungan yang lebih serius.

Page 12: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

12

4.3 Analisa Harga Kemasan Keripik Jahe Lama dan Kemasan Baru

1. Kemasan Keripik Jahe lama

Harga Jual Produk : Rp. 6.500,-/pcs

Rincian :

- Produk yang dikemas(Sealer) : Rp. 5.850,-

- Mika plastik ukuran 16 x 10 cm : Rp. 300,-

- Stiker Manggala Jaya: Rp. 300,-

- Kertas alas + kertas Berat Netto : Rp. 50,-

2. Kemasan Keripik Jahe Baru

Harga Jual Produk dengan desain kemasan lama : Rp. 6.500,-/pcs

Rincian :

- Produk yang dikemas(Sealer) : Rp. 5.8500,-

- Mika plastik ukuran 16 x 10 cm : Rp. 300,-

- Stiker Manggala Jaya ukuran A3: Rp. 3.500,-

(stiker cetak A3 jadi 10 lembar depan dan belakang @Rp.350,-)

- Total Harga Per Kemasan

Desain lama : Desain Baru

Rp. 650,- : Rp. 650,-

- Perbandingan harga Jual Produk

Harga Produk dengan Kemasan Lama : Harga Produk dengan Kemasan Baru

Rp. 6500 : Rp. 6500

Jadi Harga produk dengan desain kemasan baru tidak merubah harga jika

menggantikan desain kemasan produk yang lama sehingga desain produk baru

bisa diaplikasikan oleh UKM tersebut untuk perbaikan desain kemasan produk

yang nantinya dapat meningkatkan penerimaan konsumen dalam memutuskan

pembelian produk.

4.4 Pengukuran Umur Simpan

Pengukuran umur produk keripik jahe Manggala Jaya yaitu mengukur

kualitas dari produk menggunakan metode organoleptik meliputi rasa, warna,

aroma yang dilakukan oleh Pihak UKM Manggala Jaya. Untuk pengukurannya

Page 13: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

13

yaitu dilakukan selama kurun per bulan apabila produk masih memenuhi syarat

yang ditentukan maka produk tersebut disimpan atau di uji kembali untuk bulan

kedepannya sampai bulan yang mana produk tersebut tidak memenuhi standart

atau expaired sehingga dari pengukuran ini dapat dijadikan acuan sebagai masa

simpan dari produk keripik jahe Manggala Jaya.

Page 14: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

14

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Desain kemasan merupakan kunci utama dalam menarik konsumen dan

memberi kesan keindahan dalam produk serta dapat mempengaruhi penjualan.

Pada kemasan ini mengunakan kemasan yang terbuat dari plastik dan

berkemasan ini berstruktur primer yang langsung bersentuhan dengan produk

digunakan sekali pakai saja dan kemasan ini siap untuk di rakit dan digunakan

ketika produk sudah jadi dan siap di kemas. Maka dalam desain kemasan faktor

penting yang harus diperhatikan adalah Klasifikasi kemasan faktor pengamanan,

faktor ekonomi, faktor komunikasi, faktor pendistribusian, faktor ergonomi,

faktor estetika, identitas, promosi dan faktor lingkungan. Pengukuran umur

produk diukur per bulan dengan menggunakan metode organoleptik meliputi

warna, rasa dan aroma. Produk keripik Jahe Manggala Jaya dengan desain

kemasan baru tidak merubah harga jika menggantikan desain kemasan produk

yang lama sehingga nanti bisa menjadi pertimbangan untuk merubah kemasan

yang baru.

5.2 Saran

Harapannya pihak yang bersangkutan dalam pembutan kemasan produk

dapat menerapkan faktor-faktor dalam desain kemasan.

Page 15: JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan

15

DAFTAR PUSTAKA

Agung. 2004. Pengaruh Perubahan Desain Kemasan Obat Sakit Kepala Paramex

Terhadap Perilaku Konsumen. Unikom. Bandung.

Anwar, R. 2005. Dampak Kemasan dan Suhu Penyimpanan terhadap Perubahan

Sifat Fisik dan Masa Simpan Brokoli Setelah Transportasi. Skripsi.

Departemen Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Arief. 2003. Memilih Warna Kemasan. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Arikunto. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Produk. PT Rineka Cipta.

Jakarta.

Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Winarno. 2002. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Pencegahan. Grasindo.

Indonesia.

Wirya. 2005. Kemasan Yang Menjual. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.