JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI … · 2020. 1. 8. · NON DESTRUCTIVE TEST (NDT)...

64
NON DESTRUCTIVE TEST (NDT) TERHADAP KEMURNIAN KOLIMATOR NEUTRON GENERASI KE DUA DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh: ANANTA ALFIAN NIM: 155214025 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI … · 2020. 1. 8. · NON DESTRUCTIVE TEST (NDT)...

  • NON DESTRUCTIVE TEST (NDT) TERHADAP

    KEMURNIAN KOLIMATOR NEUTRON GENERASI KE DUA DENGAN

    METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

    TUGAS AKHIR

    Untuk memenuhi sebagai persyaratan

    Mencapai derajat sarjana S-1

    Diajukan oleh:

    ANANTA ALFIAN

    NIM: 155214025

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • A NON DESTRUCTIVE TEST (NDT) TOWARDS THE PURITY OF THE

    SECOND GENERATION OF NEUTRON COLLIMATOR USING

    NEUTRON ANALYSIS ACTIVATION METHOD

    FINAL PROJECT

    Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

    to Obtain the Teknik Mesin Degree

    in Mechanical Engineering

    By

    ANANTA ALFIAN

    Student Number: 155214025

    MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

    DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING

    FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Intisari

    Analisis Aktivasi Neutron (AAN) merupakan salah satu metode Non

    Destructive Test (NDT) yang dapat mengetahui unsur yang terkandung dalam

    logam. Prinsip kerja dari AAN yaitu terjadinya reaksi inti pada fasilitas yang

    terpapar sinar neutron. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis

    kualitatif dan analisis kuantitatif pada sampel nikel sebelum dan sesudah dicasting,

    dan akan dicasting menggunakan metode sentrifugal casting yang akan

    diaplikasikan pada alat Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) sebagai

    Kollimator pada alat tersebut.

    Pengujian menggunakan sampel nikel dengan berat 0,05 gram dan diiradiasi

    selama 5 menit, irradiasi dilakukan di fasilatas iradiasi Lazy susan dan pencacahan

    dilakukan di laboratorium pnumatik PSTA-BATAN.

    Secara analisis kuantitatif dan kualitatif menyatakan tingkat kemurnian

    nikel mencapai 95,93% hasil ini sudah sesuai dengan standar minimum kemurnian

    nikel yang akan digunakan sebagai bahan kollimator neutron.

    Kata Kunci: BNCT, AAN, Nikel, Kollimator

    vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Abstract

    Neutron Analysis Activation (NAA) is one of Non Destructive Test

    Methods that can be used to analyze the elements that are contained in metal. The

    principal work of NAA is when there is a core reaction to the object that is exposed

    by the neutron light. The aims of this study are to gain the information about

    qualitative analysis and quantitative analysis from the object, before and after it is

    casted, also when it will be casted using centrifugal casting method and will be

    applied in Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) as a collimator in this machine.

    This test uses nickel sample with 0,05 gram weight and it is radiated for 5

    minutes. Irradiation is done in irradiation facility of Lady Susan and the counting is

    done in pneumatic’s laboratory PSTA-BATAN.

    According to the quantitative and qualitative analysis, the purity level of

    nickel reaches 95,93%. The result is already filled up with the minimum standard

    of nickel’s purity that will be used as neutron’s collimator.

    Keywords:BNCT,AAN,Nickel,Collimator.

    viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat

    dan perlindungan-Nya, serta kasih dan segala bimbingan-Nya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

    Tugas akhir berjudul “NON DESTRUCTIVE TEST (NDT) TERHADAP

    KEMURNIAN KOLIMATOR NEUTRON GENERASI KE DUA DENGAN

    METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON” yang telah diselesaikan oleh

    penulis merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik pada

    program studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis tidak lepas dari

    bantuan, dorongan, dan dukungan serta bimbingan dari orang-orang disekitar

    penulis. Oleh karena itu, melalui tulisan ini dengan segala hormat dan kerendahan

    hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

    1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi Universitas Sanata Dharma.

    2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T. selaku ketua Program Studi Teknik Mesin

    Universitas Sanata Dharma.

    3. Budi Setyahandana, M.T. selaku Dosen Pembimbing pertama Tugas Akhir

    4. Drs. Widarto selaku Dosen Pembimbing kedua Tugas Akhir

    5. Prof. Ir. Yohannes Sardjono APU. Selaku pimpinan proyek penelitian BNCT

    6. Dr. Eng. I Made Wicaksana Ekaputra Selaku Dosen pembimbing akademik

    7. Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, yang telah

    membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.

    8. Orang tua, saudara serta semua keluarga yang selalu memberikan bantuan,

    dukungan serta fasilitas selama menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir

    ini.

    9. Benedictus Bima, Ricky Fajar, Deo Clinton dan Erasmus Praksita yang selalu

    memberikan dukungan serta waktu dan tenaga menjadi teman dalam

    penyelesaian tugas akhir ini.

    ix

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10. Maria Wangi Pudyasari, S.Pd., Elisabeth Ully, S.Pd. dan Jovita Anggraini,

    S.P.d. yang selalu mengingatkan dan mendukung penulis untuk segera

    menyelesaikan tugas akhir

    11. Damar Dwi Oktavianto, Akwila Chris, klara Aura dan Florentinus Rinto

    Musak yang selalu menemani penulis mengerjakan tugas akhir.

    12. Katarina Siena dan Maria Paskarani Sebayang selaku teman KKN yang

    memotivasi dan memantik semangat penulis untuk segera menyelesaikan tugas

    akhir.

    13. Rekan-rekan Teknik Mesin 2015 Universitas Sanata Dharma, yang selalu

    bersedia memberikan bantuan, dukungan selama perkuliahan dan dalam

    penyelesaian tugas akhir ini.

    14. Keluarga Besar Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma.

    15. Serta semua pihak yang telah terlibat.

    Semoga Tuhan membalas segala bentuk dukungan dan kebaikan yang telah

    diberikan. Dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh

    dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis menerima masukkan dan saran. Penulis

    berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

    Yogyakarta, 20 juli 2019

    penulis

    x

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR ISI

    Halaman Judul ....................................................................................................... i

    Halaman Judul Dalam Bahasa Inggris ............................................................... ii

    Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ........................................................ iii

    Halaman Pengesahan ........................................................................................... iv

    Lembar Pernyataan Keaslian Karya .................................................................. v

    Lembar Pernyataan Perstujuan ......................................................................... vi

    Intisari .................................................................................................................. vii

    Abstract ............................................................................................................... viii

    Kata Pengantar .................................................................................................... ix

    Daftar Isi ............................................................................................................... xi

    Daftar Gambar ................................................................................................... xiii

    Daftar Tabel ........................................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    1.2. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 4

    1.3. Permasalahan................................................................................................ 5

    1.4. Batasan Masalah........................................................................................... 5

    1.5. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5

    1.6. Tujuan .......................................................................................................... 6

    1.7. Manfaat ........................................................................................................ 6

    BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 7

    2.1. Dasar Teori ................................................................................................... 7

    2.1.1. Boron Neutron Capture Therapy .......................................................... 7

    2.1.3. Casting .................................................................................................. 9

    2.1.4. Nikel.................................................................................................... 12

    2.1.5. Pengujian Bahan ................................................................................. 13

    2.1.6. Pengujian AAN ................................................................................... 17

    2.2. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 24

    2.3. Hipotesis ..................................................................................................... 26

    xi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 27

    3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................................................ 27

    3.2. Variabel Penelitian ..................................................................................... 27

    3.3. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 28

    3.4. Prosedur kerja............................................................................................. 31

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 36

    4.1. Perhitungan masa sampel ........................................................................... 36

    4.2. Analisis Data .............................................................................................. 38

    4.3. Pembahasan ................................................................................................ 39

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 42

    5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 42

    5.2. Saran ........................................................................................................... 42

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44

    LAMPIRAN 1. KONFIGURASI TERAS REAKTOR KARTINI DAN TATA

    LETAK FASILITAS IRADIASI ....................................................................... 47

    LAMPIRAN 2. ALAT DAN BAHAN ............................................................... 48

    xii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.2. Beamport Tembus Radial Reaktor Kartini dan Rencana Letak

    Pemasangan Kolimator (Widarto dkk, 2014).......................................................... 8

    Gambar 2.3. Prinsip Dasar AAN........................................................................... 18

    Gambar 2.4. Konfigurasi Spektrometri (Khoirunisa, 2015) ................................. 20

    Gambar 2.6. Blok Diagram MCA (Khoirunisa, 2015).......................................... 24

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................... 31

    Gambar 3.2. Vial Polyetilene dalam Kapsul Polyetilene Siap Iradiasi ................. 33

    xiii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Konstanta Perhitungan .......................................................................... 36

    Tabel 4.2 Hasil Cacah ........................................................................................... 37

    Tabel 4.3 Kandungan masa nikel .......................................................................... 37

    Tabel 4.4 Hasil Analisis Kualitatif ........................................................................ 38

    Tabel 4.5 Analis Kuantitatif .................................................................................. 39

    xiv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Boron neutron capture therapy (BNCT) adalah bentuk biner dari terapi

    radiasi yang melibatkan pengiriman boron selektif ke jaringan target, diikuti oleh

    iradiasi dengan neutron termal. Ketika disinari dengan neutron berenergi rendah

    isotop boron yang terjadi secara alami, menangkap neutron dan mengalami reaksi

    nuklir yang menghasilkan pelepasan partikel alfa dan inti litium. Partikel-partikel

    ini memiliki Linear Energy Transfer (LET) yang tinggi dan panjang trak yang

    pendek, menghasilkan efek pembunuhan radiasi yang signifikan di daerah yang

    secara kasar setara dengan satu diameter sel. Secara umum, hal ini dimaksudkan

    bahwa agen pengiriman boron, serta sinar neutron energi rendah, memiliki efek

    biologis yang sangat sedikit dengan mereka sendiri (Charles, 2017). Di Kyoto

    University Research Reactor Institute (KUR), lebih dari 400 pasien kanker telah

    diobati dengan BNCT sejak tahun 1990, memperoleh hasil yang baik bahkan

    setelah radiasi konvensional dan kemoterapi lainnya (Natsuko, 2014).

    Sinar neutron energi rendah kemudian berjalan melalui kolimator baja

    utama, ruang transmisi dan akhirnya melewati kolimator. Reaktor nuklir

    menyediakan sumber neutron berintensitas tinggi, namun, memiliki banyak

    kekurangan: Sebagian besar berada jauh dari rumah sakit dan tidak cocok untuk

    tujuan medis dan juga sangat mahal dan terlalu besar untuk digunakan di rumah

    sakit (G.Nicolau, 2017). Desain fasilitas dioptimalkan sehubungan dengan efisiensi

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • tertinggi dari moderator, pemilihan material terbaik, dan kedalamannya untuk filter

    gamma dan neutron yang dipancarkan untuk memenuhi rekomendasi IAEA.

    Pergeseran spektrum adalah salah satu dari dua teknik dasar yang digunakan

    untuk mendapatkan fluks neutron yang sesuai. Dalam teknik pergeseran spektrum,

    spektrum shifter "atau moderator"; ditempatkan dekat dengan inti; memoderasi

    neutron cepat ke energi epitermal, yang memberikan rasio fluks-ke-daya yang jauh

    lebih tinggi. Sebuah sinar BNCT spektrum-pergeseran khas meliputi: spektrum

    shifter, filter neutron termal , gamma filter, reflektor, kolimator dan perisai (A.M

    Hassanein, 2018). Bahan yang diperlukan pertama digunakan untuk mencerminkan

    kembali neutron yang tersebar ke dalam sinar. Reflektor harus memiliki penampang

    lintang absorpsi rendah, penampang hamburan elastik tinggi untuk energi epitermal

    dan sejumlah massa besar dimana tidak ada energi yang hilang dengan setiap

    tumbukan elastis (Graverend, 2017).

    Metode sentrifugal casting dipilih untuk proses manufakturing kolimator

    karena hampir relatif bebas porositas maupun penyusutan pada saat proses

    pendinginan (K Pranos et al, 2014 p 49), namun tidak memungkinkan adanya

    perubahan suatu unsur akibat proses manufakturing karena pada saat pemanasan

    pada proses manufakturing ada unsur yang berkurang maupun bertambah.

    Desain kolimator yang optimal adalah kolimator yang tersusun atas dinding

    kolimator berbahan Nikel (95%). Apabila semakin tinggi kandungan nikel maka

    semakin baik digunakan sebagai bahan material kollimator (M.Ilma Muslih A et al,

    2014). Kolimator generasi kedua dibuat karena kolimator generasi pertama kurang

    2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • memenuhi kualitas standard, Ada perbedaan pada proses pembuatan kolimataor

    generasi pertama dan kolimator generasi kedua yaitu pada proses pembuatan untuk

    kolimator generasi pertama menggunakan metode gravity casting yang sedangkan

    pada proses pembuatan kolmator generasi kedua menggunakan metode Sentrifugal

    casting sehingga kolimator generasi kedua memilki bentuk yang lebih rapi. Supaya

    material nikel dapat digunakan sebagai kolimator nikel harus dianalisis

    menggunakan metode AAN untuk mengetahui tingkat kemurnan nikel dan berapa

    banyak nikel yang terkandung pada kolimator generasi kedua.

    Analisis Aktivasi Neutron (AAN) adalah salah satu metode Non Destructive

    Test (NDT) yang dapat digunakan untuk mengetahui unsur logam yang. Massa

    logam nikel dan yodium dalam fase logam yang diekstraksi diukur menggunakan

    analisis aktivasi neutron. Kehadiran nuklida diperkirakan menggunakan analisis

    hasil fisi, dan nuklida radio diidentifikasi sementara massa dihitung menggunakan

    analisis aktivasi neutron (R.I. Palomares et al,2015).

    Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian penentuan jenis dan kadar unsur pada nikel bahan kolimator neutron

    generasi kedua sebelum dimanufaktur dan menggunakan AAN metode mutlak.

    Sehingga dapat diketahui jenis dan kadar unsur dalam nikel bahan kolimator

    neutron sebelum dimanufaktur dan setelah dimanufaktur.

    3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1.2. Keaslian Penelitian

    Syukria Kurniawati dkk (2009) telah melakukan penelitian tentang

    “Karakterisasi Unsur Dalam Sampel Tanah dan Sedimen Menggunakan Teknik

    AAN Untuk Uji Banding Antar Laboratorium Batan” untuk mengevaluasi dan

    mempertahankan unjuk kerjanya sebagai laboratorium pengujian yang menerapkan

    sistem mutu ISO/IEC 17025.

    Yusuf (2014) telah melakukan penelitian tentang “Aplikasi Teknik AAN di

    Reaktor RSG-GAS Pada Penentuan Unsur Esensial dan Toksik di Dalam Ikan Dan

    Pakan Ikan” Pada makalah ini diuraikan tentang aplikasi teknik AAN (Analisis

    Aktivasi Neutron) dalam penentuan konsentrasi unsur-unsur esensial dan cemaran

    yang terkandung di dalam beberapa spesies ikan dan pakan ikan.

    Khoirunisa (2015) telah melakukan penelitian tentang “Analisis Kandungan

    Unsur Pada Bahan Kollimator Neutron Sebelum Dan Setelah Manufaktur

    Menggunakan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)” sebagai skripsi di

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional, Khoirunisa

    membahas kandungan unsur kollimator sebelum dan sesudah manufacturing.

    Perbedaan penelitian yang akan dilakukan penulis dengan penelitian

    sebelumnya yaitu penulis melakukan analisis aktivasi neutron (AAN) untuk

    mengetahui tingkat kemurnian kollimator generasi ke dua yang dimanufakturing

    dengan metode sentrifugal casting.

    4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1.3. Permasalahan

    Menganalisa tingkat kemurnian nikel sebagai bahan kolimator neutron yang

    akan dimanfaatkan di dalam beam port tembus radial reaktor Kartini dalam rangka

    untuk menyediakan fasilitas uji in vitro in vivo metode BNCT. Analisis kemurnian

    nikel bahan kolimator dilakukan dengan menggunakan metode AAN serta

    membandingkan alat hasil tugas akhir mahasiswa dengan hasil Standard Kolimator.

    1.4. Batasan Masalah

    Untuk membatasi masalah yang ada penulis memberikan suatu batasan-

    batasan mengenai pengetahuan dasar tentang pengujian NDT dan AAN,

    pengetahuan material yang akan diuji, prosedur pengujian serta membandingkan

    hasil uji dengan standard yang ada.

    1.5. Identifikasi Masalah

    Dalam menganalisa tingkat kemurnian nikel menggunakan metode

    pengujian AAN dapat meliputi beberapa masalah, diantaranya:

    1. Bagaimana hasil analisis kualitatif pada sampel nikel bahan

    kolimator generasi kedua sebelum manufaktur menggunakan AAN?

    2. Bagaimana hasil analisis kuantitatif pada sampel nikel bahan

    kolimator generasi kedua sebelum manufaktur menggunakan AAN

    metode mutlak?

    5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3. Bagaimana hasil analisis kualitatif pada sampel nikel bahan

    kolimator generasi kedua setelah manufaktur menggunakan AAN?

    4. Bagaimana hasil analisis kuantitatif pada sampel nikel bahan

    kolimator generasi kedua setelah manufaktur menggunakan AAN

    metode mutlak?

    1.6. Tujuan

    1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kemurnian nikel

    kolimator dengan menggunakan metode AAN

    2. Penelitian ini bertujuan untuk uji kelayakan kolimator neutron yang

    akan diaplikaskan untuk BNCT

    1.7. Manfaat

    Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang nyata

    bagi berbagai pihak, yaitu :

    1. Bagi penulis

    Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang metode

    analisis aktivasi neutron (AAN).

    2. Bagi instansi

    Dapat digunakan sebagai referensi untuk keperluan penelitian lain

    khususnya BNCT.

    3. Bagi Universitas Sanata Dharma

    Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang serupa.

    6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Dasar Teori

    2.1.1. Boron Neutron Capture Therapy

    Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) adalah metode yang efektif

    untuk mengobati tumor kanker. Interaksi antara boron dan neutron menghasilkan

    partikel alfa dan lithium. Partikel-partikel alfa dan lithium dapat menghancurkan

    sel kanker dengan melepaskan energi ke dalam dimensi sel kanker (Pouryavi et

    al, 2015). Pengobatan menggunakan BNCT pengobatan tanpa pembedahan, pada

    saat pelepasan energi partikel akan membunuh sel-sel kanker tanpa merusak sel-

    sel yang sehat (Bortlussi, 2018). Karena dosis yang diterma sel yang terjangkit

    akan lebih tinggi daripada sel-sel yang sehat (Gonzalez, 2016).

    2.1.2. Desain Kolimator Neutron

    Desain kolimator yang optimal adalah kolimator yang tersusun atas dinding

    kolimator berbahan Nikel (95%) setebal 1,5 cm. Moderator Al 1350 (99.5%)

    setebal 15 cm, Perisai gamma Pb setebal l cm dan penambahan Boral setebal 1,5

    cm (A.M. ilma Muslih, 2014).

    Komposisi kimiawi nikel sebelum meleleh adalah Ni (98,89%), Si (0,79%),

    S (0,17%), dan Fe (0,15%) dan setelah dilebur adalah Ni (97,89%), Si (0,92%) ,

    S (0,26%), dan Fe (0,90%). Komposisi kimiawi nikel setelah peleburan dalam

    Tungku EA memenuhi persyaratan kolimator BNCT (Mujiyono dkk, 2018).

    7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Gambar 2.1. Produk Kolimator Metode Sentrifugal Casting

    Gambar 2.2. Beamport Tembus Radial Reaktor Kartini dan Rencana Letak

    Pemasangan Kolimator (Widarto dkk, 2014)

    Pada pembuatan kolimator metode pengecoran sentrifugal dipilih dan

    direncanakan untuk memproduksi kolimator untuk BNCT yang terbuat dari nikel

    murni (Mujiyono dkk, 2018). Sentrifugal Casting memanfaatkan putaran yang

    menghasilkan gaya sentrifugal sehingga logam yang meleleh pada tabung cetakan

    akan menempel pada dinding tabung cetakan sehingga hampir tidak ada kecacatan

    material (Comprehensive Materials Processing, 2014).

    8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2.1.3. Casting

    Castng merupakan metode pembuatan produk dari logam yang melalui

    proses, pelelehan logam yang selanjutnya dituangkan ke dalam sebuah cetakan,

    salah satu ciri dari casting adalah selalu ada proses pelelehan, penuangan dan

    pembekuan terhadap logam (Elsevier Science Ltd, 2014). Pada proses casting

    dapat menimbulkan cacat luar maupun dalam, hal ini timbul karena pada proses

    pembekuan logam ada penurunan suhu secara extreme, hal ini menimbulkan

    kecacatan pada sebuah produk (Darvell, B. W, 2018). Maka pada proses casting

    membutuhkan pemahaman yang tepat.

    2.1.3.1. Investment Casting

    Investment Casting merupakan metode pengecoran yang

    memanfaatkan bahan yang mudah meleleh seperti lilin atau plastik, bahan

    yang mudah leleh tersebut digunakan sebagai pola yang ditanam pada

    rongga cetakan yang akan dihilangkan dengan cara dipanaskan (Luigi

    Glielmo, 2019). Investment casting biasa digunakan pada industri

    perhiasan karena metode ini dianggap memiliki tingkat kepresisian yang

    tinggi dan memiliki hasil permukaan yang sangat halus (Phetrattanarangsi,

    2017).

    2.1.3.2. Gravity Die Casting

    Gravity Die Casting adalah proses pengecoran cetakan

    permanen, di mana logam cair dituangkan dari bejana ke dalam cetakan.

    Penuangan logam cair kedalam cetakan memanfaatkan tekanan dari gaya

    9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • gravitasi, pengisian dapat dikontrol dengan memiringkan cetakan. Proses

    ini memberikan permukaan akhir yang lebih baik daripada pengecoran

    pasir serta sifat mekanik yang lebih baik, baik karena pemadatan yang

    cepat. Proses Gravity Die Casting:

    1. Cetakan dipanaskan dan kemudian disemprot dengan

    lapisan tahan api, dan ditutup. Lapisan keduanya

    membantu mengontrol suhu cetakan selama pembuatan

    dan juga membantu dalam melepaskan cetakan.

    2. Logam cair kemudian secara manual dituangkan ke

    dalam cetakan, (meskipun dalam beberapa kasus mesin

    dapat digunakan) dan dibiarkan mengeras.

    3. Cetakan kemudian dibuka dan bagian cetakan dilepas

    dengan tangan atau dalam beberapa kasus pin ejektor

    digunakan pada mesin mekanis.

    4. Pada tahap finishing dilakukan proses machining pada

    permukan guna menghilangkan permukaan yang tajam

    akibat proses pengecoran.

    Gravity die casting sangat cocok digunakan pada industri

    otomotif karena tidak perlu membuat ulang dan prosesnya yang cepat

    (Harrison castings).

    10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2.1.3.3. Centrifugal Casting

    Proses pengecoran sentrifugal dipatenkan pada tahun 1809 oleh

    A. G. Eckhardt (UK), tetapi penggunaan praktisnya terbatas karena

    ketidakmungkinan mendapatkan jumlah revolusi yang diperlukan untuk

    gaya sentrifugal yang diperlukan. Aplikasi industri pertama adalah

    tertanggal tahun 1848 untuk produksi pipa besi cor. Pada tahun 1918, De

    Lavaud menemukan teknik casting sentrifugal baru, ditandai dengan tidak

    adanya inti pusat dan oleh adanya sistem pendingin, dan setelah 1920,

    proses mulai digunakan untuk pembuatan berbagai macam coran dan

    paduan (Comprehensive Materials Processing, 2014).

    Metode sentrifugal memanfaatkan putaran pada cetakan

    sehngga logam cair akibat dari putara sentrifugal memempel pada dinding

    cetakan dan menghasilkan roangga. Beberapa tindakan agar tidak terjadi

    turbulensi pada proses casting:

    1. Pada proses penuangan logam cair ke cetakan harus

    dilakukan sedekat mungkin pada rongga cetakan yang

    berputar.

    2. Proses penuangan mengikuti alur rotasi cetakan.

    3. Kecepatan penuangan harus sesuai dengan kecepatan

    putaran cetakan , kecepatan putaran cetakan adalah 2-

    5m/s.

    11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4. Pada proses peenuangan tidak perlu menambah tekanan

    agar tidak terjadi terperangkapnya udara pada dinding

    cetakan (Campbell, J. 2015).

    2.1.4. Nikel

    Nikel adalah logam putih keperakan, mengkilap, keras, dan memiliki

    struktur kristal face center cubic (fcc) dengan sifat lunak dan dapat diproduksi

    dengan proses pengecoran (Mujiyono dkk, 2018).

    Supaya nikel dapat digunakan sebagai kollimator maka perlu ada proses

    manufakturing, Proses manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda

    kerja dari bahan baku sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa

    proses tambahan (Budiarto, 2014). Pada proses manufaktur kollimator

    menggunakan metode gravity casting dan sentrifugal casting.

    Pada pembuatan kolimator metode pengecoran sentrifugal dipilih dan

    direncanakan untuk memproduksi kolimator untuk BNCT yang terbuat dari nikel

    murni (Mujiyono dkk, 2018). Sentrifugal Casting memanfaatkan putaran yang

    menghasilkan gaya sentrifugal sehingga logam yang meleleh pada tabung cetakan

    akan menempel pada dinding tabung cetakan sehingga hampir tidak ada kecacatan

    material (Elsevier Science Ltd, 2014).

    12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2.1.5. Pengujian Bahan

    Untuk pengujian, bahan material yang digunakan adalah nikel dan diuji

    menggunakan metode Non Destructve Test (NDT), karena NDT secara umum

    tidak mengubah unsur atau material benda yang diuji (Dwivedi, 2018).

    2.1.5.1. Non Destructive Test (NDT)

    NDT merupakan kegiatan pengujian atau inspeksi pada suatu

    benda dan material untuk mengetauhi cacat fisik tanpa merusak benda atau

    material yang diuji (Non Destructive Testing, 2010). NDT dipilih karena

    lebih menghemat biaya dan waktu, adapun metode-metode NDT antara

    lain sebagai berikut:

    A. Visual Inspection (VI)

    Visual Inspection merupakan bagian penting dalam sistim kontrol

    suatu produk, biasanya dilakukan secara sadar sebagai bagian dari

    program inspeksi. Pada sistem control produk visual inspection

    dilakukan dengan melihat dan meraba bahan material suatu produk

    guna untuk melihat kecacatan permukaan,tingkat pengetahuan dan

    pengalaman sangat mempengaruhi pada proses ini (Singh, 2016).

    B. Radiography

    Radiography test adalah bagian dari NDT yang memanfaatkan

    sinar x atau sinar gamma yang dapat menembus hampir semua

    logam kecuali timbal dan beberapa material padat sehingga dapat

    13

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • digunakan untuk mengungkap cacat atau ketidaksesuain dibalik

    dinding metal atau di dalam bahan itu sendiri, biasanya digunakan

    untuk program inspeksi dalam bidang industri material khususnya

    kecacatan pada spesimen (Kim, 2018).

    C. Dye Penetrant Testing

    Salah satu metode NDT yang memanfaatkan liquid penetrant

    untuk mengetahui cacat permukaan pada material, suatu material

    dikatakan memiliki cacat pada permukaan adalah ketika liquid

    penetrant disemprotkan ke permukaan akan terjadi reaksi

    munculnya kembali liquid penetrant pada permukaan material dan

    membentuk pola retakan pada material, Dye pentrant testing juga

    sering di manfaatkan pada industri manufaktur untuk control suatu

    produk (Singh, 2016).

    D. Ultrasonik Testing (UT)

    Ultrasonik testing merupakan metode NDT yang memanfaatkan

    gelombang ultrasonik untuk melihat kecacatan dan kedalaman

    pada material, biasanya dgunakan untuk melihat kecacatan yang di

    dalam material (Watanabe, 2014). Pada penerapannya Sistem

    inspeksi UT terdiri dari beberapa unit fungsional, sepertipenerima

    pulsa, transduser, dan perangkat layar. Penerma pulsa adalah

    perangkat elektronik yang dapat menghasilkan pulsa listrik

    tegangan tinggi. Didorong oleh pulser, transduser menghasilkan

    14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • energi ultrasonik frekuensi tinggi. Energi suara diperkenalkan dan

    menyebar melalui material dalam bentuk gelombang. Ketika ada

    diskontinuitas (seperti retakan) di jalur gelombang, sebagian energi

    akan dipantulkan kembali dari permukaan cacat. Sinyal gelombang

    yang dipantulkan diubah menjadi sinyal listrik oleh transduser dan

    ditampilkan di layar. Mengetahui kecepatan gelombang, waktu

    tempuh dapat langsung berhubungan dengan jarak yang dilalui

    sinyal. Dari sinyal, informasi tentang lokasi reflektor, ukuran,

    orientasi, dan fitur lainnya terkadang dapat diperoleh (Hübschen.

    G, 2016).

    E. Magnetic Particle Inspection

    Magnetic Particle Inspection metode nondestruktif yang

    mendeteksi diskontinuitas yang terkubur sedikit di bawah atau

    terbuka ke permukaan material. Proses ini terbatas pada bahan-

    bahan yang memiliki sifat feromagnetik yang menanggapi prinsip-

    prinsip magnetik. Prnsip kerjanya adalah medan magnet diletakan

    diantara bahan feromagnetis yang memiliki retakan, maka

    selanjutnya akan terlihat partikel-partikel magnetis yang muncul

    pada permukaan retakan (Sigh, 2016).

    15

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • F. Eddy Current Testing

    Eddy Current Testing dengan mengunakan teknik arus eddy telah

    mencapai hasil kerja yang lebih berkembang dan dapat dipercaya

    untuk menemukan diskontinuitas material yang bersifat konduktif

    (Ricci, 2016). Eddy Current merupakan arus bolak-balik yang

    diinduksi kedalam bahan induktif oleh medan magnetik bolak-

    balik. Pengujian dengan menggunakan teknik Eddy Current pada

    dasarnya memanfaatkan daya listrik dengan bantuan Probe (yaitu

    salah satu bagiandari alat Eddy Current yang bersentuhan langsung

    dengan benda uji) (Takeda, N. 2019). Metode ini pada prisipnya

    hampir sama dengan teknik Magnetic Particles, akan tetapi medan

    listrik yang dipancarkan dari arus listrik bolak-balik, ketika ada

    crack maka medan listrik akan berubah dan perubahannya itu akan

    terbaca pada alat pengukur impadance.

    G. Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

    Analisis aktivasi Neutron adalah teknik multi elemen non-

    destruktif yang kuat yang dapat diterapkan pada penentuan lebih

    dari 60 elemen dalam berbagai matriks. Metode ini melibatkan

    aktivasi sampel dalam sumber neutron diikuti oleh spektrometri

    sinar-g untuk mengidentifikasi dan mengukur aktivitas yang

    diinduksi, dan ada konsentrasi elemen dalam sampel (Parry, 2018).

    Ada dua jenis metode AAN yaitu metode mutlak dan nisbih pada

    16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • AAN metode mutlak akan dilakukan penelitian untuk mencari

    unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah material yang belum

    terstandarisasi sedangkan untuk AAN metode nisbih penelitian

    dilakukan untuk membuktikan hasil penelitian dengan standard

    material tersebut.

    2.1.6. Pengujian AAN

    Analisis aktivasi neutron adalah metode untuk menentukan unsur yang

    terkandung dan menentukan konsentrasi unsur pada suatu material (Ali, 2017).

    Material yang diuji menggunakan AAN adalah material yang tidak menyebabkan

    reaksi fisi, dalam penerapannya teknik metode AAN sudah banyak digunakan

    untuk ilmu lingkungan, arkeologis dan industry (Johnsen, 2017). AAN digunakan

    untuk menguji material karena AAN tidak merusak atau mengubah bentuk

    material karena cukup menggunakan sampel serbuk (Mukherje, 2016). Prinsip

    kerja AAN meletakkan sampel untuk di irradiasi menggunakan neutron termal

    dalam reaktor nuklir, dan aktivitas yang diinduksi danalisis secara spektrometri

    gamma menggunakan detektor High Purity Germanium (HPGe) resolusi tinggi

    yang dikalibrasi dengan efisiensi tinggi (El-samad, 2017). Pada penelitian ini,

    digunakan reaktor penelitian Kartini. Konfigurasi teras reaktor Kartini dan tata

    letak fasilitas iradiasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

    Pada proses aktivasi neutron akan terjadi perubahan reaksi inti atom akibat

    paparan sinar neutron thermal, inti atom tersebut akan berubah menjadi radioaktif,

    ketika paparan sinar neutron dianggap cukup selanjutnya dikeluarkan dari sumber

    17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • neutron untuk dianalisis (Lukens, 1974). Prinsip AAN yang telah dijelaskan di

    atas dapat digambarkan secara skematis pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3. Prinsip Dasar AAN

    Keterangan Gambar 2.3.:

    (a) Sampel terdiri dari bahan dasar (○) dan unsur kelumit (Δ),

    (b) Sampel diiradiasi dengan neutron (●) dan membuat beberapa atom menjadi

    radioaktif (▲),

    Sinar gamma yang dipancarkan oleh sampel menyatakan data kualitatif

    unsur dalam sampel.

    2.1.6.1. Reaksi Pengaktifan

    Pada proses pengaktifan disebut penguraian partikel, dan inti yang

    berinteraksi dengan neutron disebut inti target (D.Bryan, 1974).

    Reaksi pengaktifan merupakan reaksi yang terjadi pada saat

    penembakan neutron (iradiasi) dan menghasilkan sinar ɤ. Berdasarkan

    mekanismenya, reaksi nuklir dibedakan menjadi dua yaitu :

    1. Reaksi nuklir yang melalui pembentukan inti majemuk (compound

    18

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • nucleus),

    2. Reaksi nuklir langsung (tanpa pembentukan inti majemuk)

    (Khoirunisa,2015).

    Reaksinya dapat ditulis mA + n = m+1 A + γ, di mana A adalah nomor

    atom dari inti reaksi dan m adalah jumlah nuklida. reaksi ini biasa disebut reaksi

    (n,γ) (Lukens,1974).

    Jika neutron memiliki energi yang cukup dapat menyebabkan

    reaksi, melibatkan pelepasan partikel dari inti target.

    2.1.6.2. Analisis Data

    a) Analisis kualitatif

    Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang

    terdapat dalam sampel yang akan diteliti. Prosesnya dilakukan dengan

    mencacah sampel dengan spektrometri gamma.

    Penentuan jenis unsur atau logam yang akan dianalisis berdasarkan

    energi sinar gamma pada puncak-puncak spektrum yang spesifik untuk setiap

    unsur (Khoirunisa,2015).

    b) Analisis kuantitatif

    Setelah diketahui jenis unsur atau logam yang terdapat pada sampel

    secara kualitatif, selanjutnya dilakukan penentuan secara kuantitatif. Analisis

    kuantitatif bertujuan untuk mengetahui kadar atau konsentrasi masing-masing

    unsur dalam sampel. Pada penelitian ini, akan digunakan metode mutlak

    (Khoirunisa,2015).

    19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2.1.6.3. Spektrometri Gamma

    Spektrometri gamma dapat didefinisikan suatu cara pengukuran dan

    identifikasi zat-zat radioaktif dengan jalan mengamati spektrum yang

    ditimbulkan oleh interaksi sinar gamma yang dipancarkan oleh zat-zat

    radioaktif tersebut dengan detektor. Perangkat spektrometri gamma biasanya

    terdiri dari sebuah detektor, sistem penguat pulsa, sistem pengolah pulsa dan

    penyimpanan data. Interaksi sinar ɤ dengan detektor menghasilkan sinyal pulsa

    yang tingginya sebanding dengan tenaga sinar ɤ yang selanjutnya pulsa-pulsa

    tersebut diproses secara elektronik oleh sistem penguat dan pengolah pulsa

    sehingga diperoleh hasil akhir berupa spektrum gamma pada layar monitor.

    Banyaknya cacah dari masing-masing puncak energi pada spektrum

    menunjukkan intensitas energi dan tanggapan detektor terhadap energi

    tersebut. Konfigurasi spektrometri dapat ditunjukkan dalam Gambar 2.4.

    Gambar 2.4. Konfigurasi Spektrometri (Khoirunisa, 2015)

    2.1.6.4. Perangkat Spektrometri Gamma

    Perangkat spektrometer gamma yang digunakan terdiri sebuah

    detektor semikonduktor High Pure Germanium (HPGe) tipe coaxial dengan

    sistem penguat awal (pre amplifier) yang langsung terangkai pada detektor

    20

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • sehingga dapat mengurangi gangguan pulsa yang timbul. Perangkat tersebut

    dirangkai dengan sebuah penguat (amplifier) kemudian dihubungkan ke

    rangkaian ADC pada sistem MCA (Multi Channel Analyzer) yang telah diinstal

    pada sebuah PC (Personal Computer) (Wurdiyanto,dkk).

    a) Detektor semikonduktor

    Detektor semi konduktor dapat dipandang sebagai detektor

    ionosasi. Medium gas pada detektor ionisasi diganti dengan zat pad

    at yang bersifat semikonduktor. Muatan yang dibawa dalam semi

    konduktor bukan pasangan elektron dan ion tetapi pasangan elektron

    dan hole (lowongan). Detektor semi konduktor pad a umumny dibuat

    dari bahan germanium dan silikon. Keunggulan Detektor semi

    konduktor dibanding pencacah radiasi yang lain adalah (Purwanto,

    2013) :

    1. Daya pisah tenaga ( resolusi) yang sangat baik.

    2. Tanggap (respon) terhadap radiasi linier (tinggi

    pulsa atau versus tenaga partikel)

    3. Ukuran sangat kompak dan kecil.

    b) Catu daya tegangan tinggi (Khoirunisa, 2015)

    Setiap jenis detektor memerlukan tegangan DC untuk

    membias atau memberi polaritas kedua kutub elektrodanya.

    Tegangan kerja detektor yang merupakan perbedaan tegangan antara

    anoda dan katoda harus disesuaikan dengan detektornya. Bila

    tegangan tingginya terlalu rendah maka tidak semua elektron yang

    21

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • terbentuk dapat ditangkap oleh anoda, sebaliknya bila tegangannya

    terlalu tinggi akan menghasilkan noise dan bahkan menyebabkan

    detektor rusak.

    Langkah menghidupkan detektor HPGe yaitu menaikkan

    tegangan tinggi dari nol sampai tegangan kerjanya harus dilakukan

    secara perlahan-lahan. Nilai tegangan kerja sebuah detektor selalu

    tercantum pada sepesifikasi detektor.

    c) Pembentuk pulsa

    Penguat awal terletak diantara detektor dengan penguat. Alat

    ini mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

    1. Untuk melakukan amplifikasi awal terhadap

    pulsa keluaran detektor.

    2. Untuk melakukan pembentukan pulsa

    pendahuluan.

    3. Untuk mencocokkan impedansi keluaran

    detektor dengan kabel signal masuk ke penguat.

    4. Untuk mengadakan perubahan muatan menjadi

    tegangan pada pulsa keluaran detektor.

    Selain itu, penguat awal juga dapat menurunkan signal.

    Sebaiknya penguat awal dipasang sedekat mungkin dengan detektor.

    Ada dua jenis penguat awal, yaitu penguat awal peka tegangan dan

    penguat awal peka muatan. Penguat awal peka tegangan mempunyai

    kelebihan dalam hal memiliki signal yang tinggi akan tetapi

    22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • mempunyai kelemahan dalam hal stabilitas. Olehkarena itu dalam

    spektrometri lebih sering digunakan penguat awal peka muatan

    (Purwanto, 2013).

    Penguat yang dipakai adalah jenis penguat peka tegangan

    yang biasa disebut penguat /inier. Pulsa dipertinggi sampai mencapai

    amplitudo yang dapat dianalisis dengan alat penganalisis tinggi

    pulsa.

    d) Multi Chanel Analyzer (MCA)

    Multi Channel Analyzer (MCA) disebut sebagai

    penganalisis salur ganda yang boleh dianggap gabungan dari banyak

    penganalisis salur tunggal dan dapat membuat spektrum- r secara

    sekaligus atau dalam sekali pengukuran (Purwanto,2013).

    Fungsi modul MCA adalah menampilkan distribusi

    intensitas radiasi terhadap energinya. Untuk itu MCA melakukan

    tiga hal yaitu mengukur tinggi dari setiap pulsa datang yang berasal

    dari amplifier, kemudian menyimpan hasil pengukuran tersebut

    dalam memory, dan menampilkan isi memory tersebut ke monitor

    dalam bentuk spektrum. Blok diagram MCA ditunjukkan pada

    Gambar 2.6.

    23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Gambar 2.6. Blok Diagram MCA (Khoirunisa, 2015)

    2.1.6.5. Perhitungan Masa Sampel

    Perhitungaan masa sampel dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

    konsentrasi masa nikel yang terkandung dalam sampel, untuk menghitung

    masa sampel dilakukan dengan menggunakan persamaan

    )1)()(1( cdittt

    actA

    ceeeYN

    AcB

    (1)

    dengan ti lama waktu iradiasi (s) =t1, td lama waktu tunda sebelum dicacah (s)

    = (t2-t1), tc lama waktu pencacahan (s) =(t3-t2), c menyatakan jumlah cacah, λ

    adalah konstanta peluruhan (s-1), A nomor massa, ɛ menyatakan efisiensi

    detektor, Y adalah yield gamma, NA adalah bilangan Avogadro, ϕ fluks

    neutron (ncm-2s-1), σact tampang lintang aktivasi mikroskopis materi (cm2) dan

    Bc berat cuplikan (gram) (Khoirunisa, 2015).

    2.2. Tinjauan Pustaka

    Analisis aktivasi neutron (AAN) adalah metode untuk menentukan jumlah

    berbagai unsur kimia yang ada dalam sampel. Metode ini memanfaatkan neutron

    untuk menghasilkan isotop indikator analitik radioaktif, dan radioisotop kemudian

    diukur dengan menggunakan radiasi yang mereka pancarkan (H.R Lukens et al,

    1974 p. 46). Analisis Aktivasi Neutron adalah teknik analisis paling sensitif yang

    digunakan untuk menentukan konsentrasi elemen dalam sampel (Shulyakova,

    2015). Telah ditunjukkan bahwa radioaktivitas yang diinduksi dapat digunakan

    untuk menentukan keberadaan unsur-unsur yang tidak diketahui dalam sampel

    (Shulyakova, 2015). Metode AAN sering digunakan untuk control sebuah produk

    24

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • pada industri karena kelebihannya untuk mengetahui konsentrasi sebuah unsur pada

    sebuah produk (El-Samad, 2017).

    Penelitian yang dilakukan Syukria Kurniawati dkk (2009) dengan judul

    “Karakterisasi Unsur Dalam Sampel Tanah dan Sedimen Menggunakan Teknik

    AAN Untuk Uji Banding Antar Laboratorium Batan” Dari hasil analisis, diketahui

    unsur-unsur yang terkandung dalam tanah adalah V, Al, Ca, Mn, Na, K, As, Fe, Zn

    dan Hg. Dari uji akurasi dan presisi yang dilakukan terhadap sepuluh unsur tersebut,

    semua mendapatkan status akhir ‘diterima’ kecuali satu unsur yaitu Ca ‘ditolak’.

    Unsur yang terdeteksi dalam sedimen adalah V, Al, Mn, Cr, Fe, Zn dan Co. Status

    akhir untuk V, Al, Mn, Cr, Fe dan Co dalam sedimen ‘diterima’ sedangkan Zn

    mendapat status akhir ‘ditolak’

    Yusuf (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi Teknik AAN di

    Reaktor RSG-GAS Pada Penentuan Unsur Esensial dan Toksik di Dalam Ikan Dan

    Pakan Ikan” menunjukkan bahwa 12 unsur di dalam 11 spesies ikan air laut dan air

    tawar telah ditentukan yaitu As, Br,Cr, Co, Cs, Fe, Hg, K, Na, Rb, Se and Zn.

    Konsentrasi cemaran As didalam ikan laut sudah melampaui batas maksimum 1

    mg/kg, sedangkan konsentrasi cemaran Hg masih dibawah batas maksimum 0,5

    mg/kg, baik untuk ikan laut maupun ikan air tawar. Unsur K dan Na merupakan

    unsur makroesensial sedangkan unsur Cr, Co, Fe, Se and Zn adalah termasuk unsur

    mikroesensial. Secara umum ditunjukkan bahwa kandungan mineral didalam ikan

    laut lebih tinggi konsentrasinya dibandingkan ikan air tawar. Br, Cs dan Rb

    merupakan unsur-unsur non esensial yang teridentifikasi dalam semua ikan yang

    dianalisis. Penelitian terhadap pakan ikan air tawar menunjukkan bahwa semua

    25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • unsur yang teridentifikasi juga terdapat di dalam ikan laut dan ikan air tawar. Hal

    ini menunjukkan bahwa pakan ikan berkontribusi terhadap konsentrasi unsur di

    dalam ikan air tawar.

    Khoirunisa (2015) telah melakukan penelitian tentang “Analisis Kandungan

    Unsur Pada Bahan Kollimator Neutron Sebelum Dan Setelah Manufaktur

    Menggunakan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)” Secara kualitatif unsur

    yang terkandung pada sampel sebelum manufaktur yaitu Ni-65, Mn-56, Co-60m,

    Hg-197m, W-187, Co-60, dan Cu-64. Sedangkan pada sampel setelah manufaktur

    unsur yang terkandung yaitu Ni-65, Mn-56, Co-60m, V-52, Cr-51, Hg-197m, W-

    187, Co-60, dan Cu-64. Konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam sampel bervariasi

    antara 4×10-6 mg/g untuk Hg-197m (terendah) dan 2,437 mg/g untuk Ni-65

    (tertinggi).

    2.3. Hipotesis

    Dari hasil penelitian ini maka akan diketahui hasil analisis kualitatif dan

    kuantitatif pada nikel yang akan digunakan sebagai bahan kollimator generasi ke-

    2 yang akan di aplikasikan pada Boron Neutron Chapture Therapy (BNCT) sebagai

    standar kelayakan.

    26

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

    Penelitian ini dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

    Yogyakarta. Untuk pengujian sampel akan dilakukan iradiasi di fasilitas iradiasi

    Lazy Susan dan Pnumatik Reaktor Kartini selanjutnya pencacahan dilakukan pada

    sampel di Laboratorium Penumatik Reaktor Kartini.

    3.2. Variabel Penelitian

    Pada penelitian ini, menggunakan variable-variabel, diantaranya sebgai

    berikut:

    1. Variabel bebas : waktu iradiasi dilakukan selama 5 menit

    2. Variabel kontrol : waktu tunda dan waktu pencacahan

    3. Variabel terikat : jenis dan kadar unsur utama

    27

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3.3. Alat dan Bahan Penelitian

    3.3.1. Alat-alat penelitian

    Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan adalah:

    1. Fasilitas iradiasi Lazy Susan

    Fluks Neutron thermal : 6,95 × 1011 neutron/cm2s

    Kapasitas : 40 Kapsul

    2. Sistem Transfer Pnumatik

    Fluks Neutron thermal : 3,53 × 1012 neutron/cm2s

    3. Perangkat spektrometri gamma menggunakan detektor HPGe dengan

    spesifikasi berikut:

    a. Detektor HPGe (Canberra), tipe koaksial, model GC3018 dan

    sistem Cryostat (Canberra) model 7500SL

    b. Pre Amplifier (Canberra) model 2002CSL

    c. Amplifier (Canberra) model 2022

    d. Sumber Tegangan tinggi (HV) dengan tegangan 4 kV (Canberra)

    model 31060

    e. Penganalisa saluran ganda atau MCA (Canberra), model

    Accuspec A dengan on board ADC

    f. PC Komputer dengan menggunakan software Genie2000.

    4. Neraca analitik (Mettler Toledo) model Dragon 303 dengan maksimum

    penimbangan 310 gram dan ketelitian 0,001 g. Neraca berfungsi untuk

    mengukur massa sampel nikel yang akan diiradiasi.

    5. Vial polyetilene digunakan sebagai wadah untuk sampel nikel

    28

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6. Kapsul polyetilene digunakan sebagai wadah untuk beberapa vial

    polyetilene dan kapsul siap untuk diiradiasi

    7. Gelas beker

    8. Labu ukur

    9. Corong gelas

    10. Pipet ukur

    11. Penjepit plastik

    12. Plastik klip digunakan untuk membungkus vial polyetilene yang

    sebelumnya diberi kode untuk masing-masing sampel

    13. Sarung tangan karet

    14. Masker

    15. Surveymeter digunakan untuk mengukur paparan sampel paska iradiasi

    16. Kontainer Timbal digunakan untuk membawa sampel dari dalam reaktor ke

    ruang pencacahan

    17. Gunting

    3.3.2. Bahan penelitian

    1. Sample nikel sebelum manufaktur dan setelah manufaktur dalam bentuk

    serbuk

    2. Sumber radioaktif standar Eu152 digunakan untuk data kalibrasi efisiensi

    detektor dengan data sebagai berikut:

    Nama : Sumber standar Eu-152

    Aktivitas : 1,975 × 105 dps

    29

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Tanggal : 15 Juni 1979

    Waktu paruh : 12,2 tahun

    3. Larutan HNO3 65 % digunakan untuk sterilisasi vial polyetilene

    4. Larutan aquadest digunakan untuk sterilisasi vial polyetilene

    5. Larutan aseton p.a digunakan untuk sterilisasi vial polyetilene

    30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3.4. Prosedur kerja

    Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu preparasi, iradiasi

    sampel, pencacahan sampel, dan selanjutnya dilakukan analisis sampel secara

    kualitatif dan kuantitatif. Diagram penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

    Permohonan ijin

    iradiasi dan kajian

    keselamatan

    Permohonan

    disetujui

    Preparasi alat dan bahan

    penelitian

    Iradiasi sampel

    Spektometri gamma

    Pencacahan

    Analisis data

    Kualitatif Kuantitatif

    Hasil

    Laporan

    Selesai

    31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3.4.1. Preparasi sampel

    1. Pengambilan sampel

    Sampel diambil secara acak pada titik-titik bahan nikel sebelum

    manufaktur dan kolimator setelah manufaktur. Pengambilan sampel

    dilakukan di laboratorium logam Universitas Sanata Dharma.

    2. Vial polyetilene disiapkan

    a. Vial polyetilene direndam dalam larutan HNO3 65 %selama 24 jam,

    b. Vial polyetilene dengan larutan aquades

    c. Vial polyetilene dibilas dengan larutan aseton p.a,

    d. Vial polyetilene dikeringkan pada temperatur ruang

    e. Vial polyetilene disimpan dalam wadah tertutup

    3. Preparasi sampel

    a. Sampel ditimbang menggunakan neraca analitik

    b. Sampel dimasukkan kedalam vial polyetilene

    c. Vial polyetilene dimasukkan ke dalam plastik klip dan diberi kode pada

    masing-masing vial secara jelas

    d. Vial sampel dimasukkan kedalam kapsul polyetilene kemudian ditutup,

    diseal dan beri kode pada kapsul secara jelas

    Gambar vial polyetilene dalam kapsul polyetilene siap iradiasi

    ditampilkan pada Gambar 3.2.

    32

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Gambar 3.2. Vial Polyetilene dalam Kapsul Polyetilene Siap Iradiasi

    3.4.2. Iradiasi

    1. Iradiasi sampel

    a. Formulir permohonan iradiasi diisi dan dilengkapi dengan SOP

    (Standard Operation Procedure) iradiasi dan kajian keselamatan

    b. Setelah permohonan iradiasi diizinkan, selanjutnya dilakukan iradiasi

    sampel

    c. Reaktor dioperasikan pada daya 100 kW, kemudian kapsul polyetilene

    yang berisi sampel dimasukkan ke dalam fasilitas irradiasi Lazy Susan

    selama 5 menit

    2. Penanganan sampel paska iradiasi

    a. Sampel yang telah diiradiasi diluruhkan sampai laju dosis memenuhi

    persyaratan proteksi radiasi untuk keselamatan kerja

    b. Sampel dipindahkan ke kontainer menggunakan tongkat penjepit

    33

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • c. Laju dosis sampel diukur dari atas kontainer pada saat penutup

    kontainer dibuka dan pada saat ditutup, serta pada jarak 1 meter dari

    kontainer

    d. Jika laju dosis sudah dianggap aman dan siap dicacah, sampel dibawa

    keluar menuju ruang cacah menggunakan kontainer

    e. Sampel hasil iradiasi dibongkar dan disusun di tempat yang mempunyai

    pelindung Pb, untuk selanjutnya dicacah

    f. Sampel aktif yang telah selesai dicacah disimpan sebagai limbah dalam

    kantong plastik, dan tempatkan dalam wadah yang mempunyai

    pelindung Pb

    Pantau ruangan untuk memastikan bahwa paparan radiasi cukup aman untuk

    pekerja radiasi.

    3.4.3. Pencacahan sampel

    1. Persiapan peralatan

    a. Dewar diisi dengan Nitrogen cair

    b. Temperatur ruangan diukur dan dipastikan kurang dari 22 ºC

    c. Pengecekan sistem kelistrikan dan dipastkan terpasang dengan baik

    d. Sistem spektrometri gamma dihidupakn sesuai dengan SOP yang

    tersedia

    34

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3.4.4. Teknik analisis

    Analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.

    Analisis kualitatif bertujuan untuk mendapatkan unsur apa saja yang terkandung

    dalam sampel nikel. Penentuan jenis unsur atau logam yang akan dianalisis

    berdasarkan energi sinar gamma pada puncak-puncak spektrum yang spesifik untuk

    setiap unsur. Untuk mendapatkan kemurnan unsur nikel yag terkandung dalam

    logam tersebut (kualitatif) sedang.kan kuantitatif untuk menentukan banyaknya

    unsur nikel dalam logam tersebut.

    35

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Perhitungan masa sampel

    Perhitungan massa digunakan untuk menghitung masa dari unsur nikel yang

    tekandung pada masing-masing sampel. Untuk menghitung massa sampel

    menggunkan persamaan (1).

    Untuk dapat menghitung massa sampel ada nilai-nilai yang harus diketauhi

    yaitu konstanta perhitungan dan nilai nilai-nilai selama proses pencacahan.

    Pencahahan merupakan metode untuk mencari unsur yang terkandung dalam

    sebuah material. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan alat spektometri

    gamma. Alat tersebut dapat menyajikan energi dari sinar gamma yang terkandung

    dalam sampel yang sudah diirradiasi, energi pada sampel tersebut nampak pada

    perangkat monitor. Pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 disajikan nilai-nilai yang akan

    digunakan:

    Tabel 4.1 Konstanta Perhitungan

    Irradiasi A ᵋ Y λ NA σact ϕ

    N1 59 8,00E-

    05

    0,8 7,639E-

    05

    6,02E+23 1,E-

    24

    3,E+11

    N2 59 8,00E-

    05

    0,8 7,639E-

    05

    6,02E+23 1,E-

    24

    3,E+11

    N3 59 8,00E-

    05

    0,8 7,639E-

    05

    6,02E+23 1,E-

    24

    3,E+11

    36

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • A: Nomor Masa Atom NA:Bilangan Avogadro

    ɛ: Efisiensi Detector σact:Tampang lintang Aktivitas Mikroskopis

    Y: Yield Gamma ϕ: Fluks Neutron

    λ : Konstanta Peluruhan Cps: Jumlah Cacah Per Sekon

    Tabel 4.2 Hasil Pencacahan

    Selanjutnya perhtungan masa sampel dapat dilakukan, pada masing masing

    sampel bahan kollimator neutron, pada masing-masing sampel menunjukkan hasil

    yang berbeda-beda, berikut hasil perhitungan massa sampel disajikan pada Tabel

    4.3:

    Contoh Perhitungan menggunakan persamaan (1):

    greeexxxx

    xB

    xxc 0475,0

    )1)()(1(103.101.1002,6%.80.108

    59.10639,7.7833,3

    300.10639,76600.10639,7300.639,71124235

    5

    55

    Tabel 4.3 Kandungan masa nikel

    Sampel 0,05 gr Kandungan Nikel

    N1 0,0475 gram

    N2 0,0478 gram

    N3 0,0486 gram

    N1 300 6600 300 3,7833

    N2 300 6660 300 3,7833

    N3 300 6900 300 3,7833

    Sampel

    0,05gr

    waktu irradiasi/ti

    (detik)waktu tunda/td (detik) waktu cacah/tc (detik)

    Cps, energi Ni 1115

    keV

    37

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4.2. Analisis Data

    4.1.1. Analisis Kualitatif

    Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang

    terkandung dalam sampel. Penentuan jenis unsur berdasarkan tenaga sinar ɤ pada

    puncak-puncak spektrum yang spesifik untuk setiap unsur.

    Dari Tabel 4.3 diketahui unsur yang terkandung pada bahan kollimator

    neutron, berikut hasil analisis kualitatif:

    Tabel 4.4 Hasil Analisis Kualitatif

    Selanjutnya unsur-unsur nikel yang terkandung pada sampel dilakukan analisis

    kuantitatif untuk mengetahui tingkat kemurnian nikel pada masing-masing sampel

    Sampel 0,05 gr Unsur Nikel

    N1

    N2

    N3

    38

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4.1.2. Analisis Kuantitatif

    Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui kadar atau konsentrasi

    unsur nikel dalam sampel. Pada penelitian ini, akan digunakan metode mutlak.

    Metode digunkana karena nikel bahan kolimator neutron belum terstandarisasi

    Berikut hasil analisis kuantitatif pada masing-masing sampel disajikan pada

    Tabel 4.5:

    Contoh perhitungan tingkat kemurnian:

    0,0475

    0,05× 100% = 95%

    Tabel 4.5 Analis Kuantitatif

    Sampel 0,05 gr Kandungan Nikel Kemurnian

    N1 0,0475 gram 95 %

    N2 0,0478 gram 95,6 %

    N3 0,0486 gram 97,2 %

    4.3. Pembahasan

    Penelitian tentang tingkat kemurnian kemurnian bahan kolimator neutron

    menggunakan metode analisis aktivasi neutron (AAN) telah dilakukan. Untuk

    pengujian sampel dilakukan iradiasi di fasilitas iradiasi Lazy Susan dan Pnumatik

    Reaktor Kartini dan pencacahan dilakukan di Laboratorium Penumatik Reaktor

    Kartini. Masing-masing sampel dengan berat terhtung 0,05 gram diirradiasi selama

    5 menit dan dicacah selama 5 menit. Untuk proses pencacahan ada perbedaan waktu

    tunda karena proses pencacahan tidak dapat dilakukan bersamaan. Bahan yang

    39

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • digunakan adalah sampel nikel berupa serbuk yang diperoleh dari proses

    manufaktur.

    Sampel diirradiasi dengan daya 100kW selama 5 menit setelah selesai

    irradiasi maka sampel akan melewati proses paska irradasi. Proses paska irradiasi

    meliputi pengukuran laju dosis peluruhan sampel dan pendinginan sampai sampel

    dianggap aman dan sampel tersebut sudah siap dicacah.

    Pencacahan sampel dilakukan dengan menggunakan spektrometri gamma

    selama 5 menit, pada proses pencacahan energi-energi gamma akan terlihat pada

    layar monitor ditunjukkan dengan sinyal-sinyal pulsa berbentuk spektrum.

    Setelah proses pencacahan selesai maka akan dilakukan analisis untuk

    menentukan tingakat kemurnian kandungan nikel pada bahan kollimator neutron,

    standar bahan kolimator neutron adalah nikel dengan tingkat kemurnian 95%

    dengan unsur lainnya adalah pengotor.

    Pada tabel 4.3 menunjukkan massa nikel yang terkandung dalam sampel

    nikel yang memiliki berat 0,05 gram, bisa dikatakan unsur yang terkandung dalam

    sampel keselurahan adalah nikel untuk selanjutnya dilakukan analisis kualitatif dan

    kuantitatif.

    Pada analisis kualitatif untuk kandungan unsur nikel pada masing-masing

    sampel terdeteksi, sedangkan untuk unsur pengotor lainnya tidak terdekteksi

    dikarenakan proses pencacahan hanya dilakukan selama 5 menit, namun pada

    penelitian ini tidak diharuskan mencari unsur pengotor lainnya. Karena penelitian

    ini hanya akan menentukan tingkat kemurnian nikel yang terkandung pada sampel

    bahan kolimator neutron untuk uji kelayakan suatu produk. Untuk menentukan

    40

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • tingkat kemurnian sampel bahan kolimator neutron menggunakan analisis

    kuantitatif, berdasarkan data analisis kuantitatif unsur nikel yang terkandung pada

    sampel memiliki kemurnian denga rata-rata 95,93% dan sisa pada kandungan

    tersebut dalah pengotor, standart kemurnian nikel bahan kollimator neutron adalah

    95%. Dengan demikian nikel bahan kollimator neutron layak digunakan.

    41

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    1. Tingkat kemurnian nikel yang terkandung pada bahan kollimator

    neutron adalah 95,93%

    2. Nikel bahan kollimator neutron layak digunakan sebagai kollimator

    BNCT

    5.2. Saran

    Untuk penelitian selanjutnya pada proses iradiasi maupun pencacahan bisa

    dilakukan dengan waktu yang lebih lama agar unsur-unsur pengotor dapat terlihat

    42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR PUSTAKA

    A. M. ilma Muslih. 2014. Perancangan Kolimator Di Beam Port Tembus Reaktor

    Kartini Untuk Boron Neutron Capture Therapy, Pusat Sains dan Teknologi

    Akselerator – BATAN fl. Babarsari Kotak Pas 6101 YKBB YOGYAKARTA

    55281

    A.M. Hassanein, et al., An optimized epithermal BNCT beam design for research

    reactors. (2017). https://doi.org/10.1016/j.pnucene.2018.03.018.

    Agus Tri Purwanto, Elin Nuraeni. 2013 OptimasiI Parameter Spektroskopi Gamma

    dengan Detektor Hpge Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan –

    BATAN [email protected]

    Campbell john. 2015. Complete Casting Handbook: Metal Casting Processes,

    Techniques and Design, Department of Metallurgy and Materials, University

    of Birmingham, UK. https://doi.org/10.1016/C2014-0-01548-1

    Charles A Maitz, et al., Validation and Comparison of the Therapeutic Efficacy of

    Boron Neutron Capture Therapy Mediated By Boron-Rich Liposomes in

    Multiple. (2017). CC BY-NC-ND license

    (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/). 1936-5233/17

    http://dx.doi.org/10.1016/j.tranon.2017.05.003

    Darvell B.W. 2018. Materials Science for Dentistry, Honorary Professor,

    University of Birmingham, UK. https://doi.org/10.1016/C2015-0-05454-5

    Dwivedi Sandeep Kumar. 2018. Advances and Researches on Non Destructive

    Testing, Mechanical Engineering, Manit, Bhopal 462003, India

    Hübschen Gerhard. 2016. Materials Characterization Using Nondestructive

    Evaluation (NDE) Methods, Formerly Fraunhofer Institute for Nondestrutive

    Testing (IZFP), Saarbr€ucken, Germany https://doi.org/10.1016/C2014-0-

    00661-2

    Jacob G. Fantidis and G. Nicolaou. Optimization of Beam Shaping Assembly design

    for Boron Neutron Capture Therapy based on a transportable proton

    accelerator. (2017). e CC BY-NC-ND, license

    (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).

    Jean-Briac le Graverend, et al., Ex-situ X-ray Tomography Characterization of

    Porosity During High-Temperature Creep in a Nibased Single-Crystal

    Superalloy: Toward Understanding What is Damage. (2017).

    https://doi.org/10.1016/j.msea.2017.03.083

    Kim K.S. 2018. Improvement of radiographic visibility using an image restoration

    methodbased on a simple radiographic scattering model for x-ray

    43

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://doi.org/10.1016/C2014-0-01548-1

  • nondestructive testing, Department of Radiation Convergence Engineering,

    Yonsei University, Wonju, 26493, South Korea

    Luigi Glielmo, Support Vector Representation Machine for super-alloy investment

    casting optimization, Applied Mathematical Modelling (2019), doi:

    https://doi.org/10.1016/j.apm.2019.02.033

    M.A.ALI, Nuclear Research Center, Atomic Energy Authority, Egypt. A Brief

    Overview of Neutron Activation Analyses Methodology and Applications, 2nd

    Conference on Nuclear and Particle Physics, 13 -17 Nov. 1999, Cairo, Egypt

    M. Johnsen Amanda. 2017. Neutron activation analysis capabilities and

    applications at the Penn State Radiation Science and Engineering Center,

    Pennsylvania State University, Radiation Science and Engineering Center,

    University Park, PA 16802, USA https://doi.org/10.1016/j.forc.2017.12.004

    M.A.ALI, Nuclear Research Center, Atomic Energy Authority, Egypt. A Brief

    Overview of Neutron Activation Analyses Methodology and Applications, 2nd

    Conference on Nuclear and Particle Physics, 13 -17 Nov. 1999, Cairo, Egypt

    Marco Ricci, Giuseppe Silipigni, Luigi Ferrigno, Marco Laracca, Ibukun D.

    Adewale and Gui Yun Tian, Evaluation of the Lift-off Robustness of Eddy

    Current Imaging Techniques, NDT and E International, Dipartimento di

    Ingegneria, Polo Scientifico Didattico di Terni, Università di Perugia, Strada

    di Pentima 4, 05100 Terni,Italy

    http://dx.doi.org/10.1016/j.ndteint.2016.10.001

    Mujiyono, Mukhammad A.F.Hadi., Leman A. 2018. Manufacture of Nickel

    Collimator for BNCT: Smelting of Nickel Using Electrical Arc Furnace and

    Centrifugal Casting Preparation Indonesian Journal of Physics and Nuclear

    Applications Volume 3, Number 1, February 2018, p. 21-28 e-ISSN 2550-

    0570, FSM UKSW Publication

    Mukherjee Sumanta. 2016. Preparation of palladium impregnated alumina

    adsorbents:Thermal and neutron activation analysis, Product Development

    Division, Bhabha Atomic Research Centre, Mumbai 400085, India

    Natsuko Kondo, et al., Detection of H2AX foci in mouse normal brain and brain

    tumor after boron neutron capture therapy. (2014). Greater Poland Cancer

    Centre. Published by Elsevier Sp. z o.o. All rights reserved.

    http://dx.doi.org/10.1016/j.rpor.2014.10.005 1507-1367/

    Niinomi Mitsuo. 2019. Metals for Biomedical Devices, Tohoku University, Sendai,

    Japan, Osaka University, Osaka, Japan, Nagoya University, Nagoya, Japan,

    Meijo University, Nagoya, Japan. https://doi.org/10.1016/C2017-0-03429-8

    Parry SJ. 2018. Activation Analysis Neutron Activation, Imperial College of

    London, Ascot, United Kingdom

    44

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://doi.org/10.1016/j.apm.2019.02.033https://doi.org/10.1016/j.forc.2017.12.004http://dx.doi.org/10.1016/j.ndteint.2016.10.001http://dx.doi.org/10.1016/j.rpor.2014.10.005%201507-1367/https://doi.org/10.1016/C2017-0-03429-8

  • Payan Cedric, Odile Abraham, Vincent Garnier. 2018., Non-destructive Testing and

    Evaluation of Civil Engineering Structures, ISTE Press – Elsevier

    https://doi.org/10.1016/C2016-0-01227-5

    Phetrattanarangsi Thanawat. 2017. The behavior of gypsum-bonded investment in

    the gold jewelry casting process, Innovative Metals Research Unit,

    Department of Metallurgical Engineering, Faculty of Engineering,

    Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand

    http://dx.doi.org/10.1016/j.tca.2017.09.008

    Pouryavi Mehdi. 2015 Radiation shielding design of BNCT treatment room for d-T

    neutron source, Department of Physics, K.N. Toosi University of

    Technology, P.O. Box 15875-4416, Tehran, Iran

    http://dx.doi.org/10.1016/j.apradiso.2015.02.016

    R.I. Palomares, K.J. Dayman, S. Landsberger, S.R.Biegalski, C.Z. Soderquist, A.J.

    Casella, M.C. Brady Raap, J.M. Schwantes: Applied Radiation and Isotopes.

    (2015). http://dx.doi.org/10.1016/j.apradiso.2015.01.022

    S. Bortolussi, et all. 2018. Neutron flux and gamma dose measurement in the BNCT

    irradiation facility at the TRIGA reactor of the University of Pavia

    Department of Physics, University of Pavia, via Bassi 6, 27100 Pavia, Italy.

    http://dx.doi.org/10.1016/j.nimb.2017.10.023

    Yusuf Saeful. 2014. Aplikasi Teknik AAN Di Reaktor RSG-GAS Pada penentuan

    Unsur Esensial Dan Toksik Di Dalam Ikan Dan Pakan Ikan, Pusat Sains dan

    Teknologi Bahan Maju, BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

    Selatan 15340

    Singh Ramesh. 2016. Applied Welding Engineering Processes, Codes, and

    Standards, Butterworth-Heinemann https://doi.org/10.1016/C2015-0-00784-

    5

    Syukria Kurniawati , Diah Dwiana Lestiani, Natalia Adventini. 2009. Karakterisasi

    Unsur Dalam Sampel Tanah Dan Sedimen Menggunakan Teknik AAN Untuk

    Uji Banding Antar Laboratorium Batan, Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan

    Radiometri-BATAN Jl. Tamansari no. 71, Bandung 40132

    Takeda Nobukazu. 2019. Applicability of eddy current technique in in-bore NDT

    tool for ITER hydraulic pipe welds, National Institutes for Quantum and

    Radiological Science and Technology, Japan

    Watanabe Takeshi. 2014. Evaluation of corrosion-induced crack and rebar

    corrosion by ultrasonic testing University of Tokushima, Department of Civil

    and Environmental Engineering, 2-1, Minami-Josanjima, Tokushima 770-

    8506, Japan

    45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://doi.org/10.1016/C2016-0-01227-5http://dx.doi.org/10.1016/j.tca.2017.09.008http://dx.doi.org/10.1016/j.apradiso.2015.02.016http://dx.doi.org/10.1016/j.nimb.2017.10.023https://doi.org/10.1016/C2015-0-00784-5https://doi.org/10.1016/C2015-0-00784-5

  • Wurdiyanto Gatot, dkk. 2012. Metode Penentuan Nilai Kemampuan Ukur Terbaik

    (KUT) pada Perangkat Spektrometer Gamma, Pusat Teknologi Keselamatan

    dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional

    46

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Lampiran 1. Konfigurasi Teras Reaktor Kartini dan Tata Letak Fasilitas

    Iradiasi (Khoirunisa,2015)

    Tangk

    i

    Reflektor

    5

    Keterangan : 1. Central timble

    2. Pneumatik

    3. Lazy Susan

    4. Beamport tembus

    5. Beamport

    tangensial

    6. Beamport radial

    7. Kolom termal

    8. . Kolom

    termalisasi

    9. Sub Kritik

    10. Bulk Shielding

    Teras

    9

    1

    0

    7

    4

    1

    2

    3

    6

    Kolam

    m

    8

    47

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Lampiran 2. Alat dan bahan

    Gambar 4. Teras Reaktor

    Gambar 1. Sampel Gambar 2. Sampel, Vial polyetine

    Gambar 3. Neraca analitik

    48

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Gambar 6. Detektor HPGe,

    Dewar nitrogen

    Gambar 7. Tempat meletakan

    sampel yang dicacah Gambar 8. Detektor

    Gambar 5. Tempat sampel

    dirradiasi

    49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Gambar 9. Penguat pulsa

    Gambar 11. layar monitor

    Gambar 10. Modul HV, preamplifier

    50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    Non Destructive Test Terhadap kemurnian Kollimatore3cd20b4b28ad070650c8a4a310fbb02c169df7daa601d767aa81b67427c645e.pdf19e5230483bb434dd10341ce267b6b6d8f6898e6607bebc078614f9f9fddc1d0.pdf19e5230483bb434dd10341ce267b6b6d8f6898e6607bebc078614f9f9fddc1d0.pdf

    PERNYATAAN KEASLIANLEMBAR PERNYATAANNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian Kollimatore3cd20b4b28ad070650c8a4a310fbb02c169df7daa601d767aa81b67427c645e.pdf19e5230483bb434dd10341ce267b6b6d8f6898e6607bebc078614f9f9fddc1d0.pdf19e5230483bb434dd10341ce267b6b6d8f6898e6607bebc078614f9f9fddc1d0.pdf

    Non Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian KollimatorNon Destructive Test Terhadap kemurnian Kollimatore3cd20b4b28ad070650c8a4a310fbb02c169df7daa601d767aa81b67427c645e.pdf