JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU...

173
SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SITI AISYAH 105017000440 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/ 1431 H

Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU...

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

SITI AISYAH

105017000440

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/ 1431 H

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH

Skripsi berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa” diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 3 Desember 2010

dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

S1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, Desember 2010

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Maifalinda Fatra, M.Pd.

NIP. 19700528 199603 2 002 ............................. .............................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan)

Otong Suhyanto, M.Si.

NIP. 19681104 199903 1 001 ............................. ..............................

Penguji I

Dr. Kadir, M.Pd.

NIP. 19670812199402 1 001 ............................. ..............................

Penguji II

Otong Suhyanto, M.Si.

NIP. 19681104 199903 1 001 .............................. ..............................

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.

NIP. 19571005 198703 1 003

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa” disusun oleh Siti Aisyah, NIM.

105017000440, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Oktober 2010

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H.M.Ali Hamzah, M. Pd Lia Kurniawati, M.Pd

NIP. 19480323 198203 1 001 NIP. 19760521 200801 2 008

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SITI AISYAH

NIM : 105017000440

Jurusan : Pendidikan Matematika

Angkatan Tahun : 2005

Alamat : Jalan H.Soleh II Rt 006/02 No.60

Kel. Sukabumi Selatan Kec. Kebon Jeruk

Jakarta Barat 11560.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Kontekstual

Terhadap Kemampuan komunikasi Matematik Siswa” adalah benar hasil karya

sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd

NIP : 19480323 198203 1 001

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama : Lia Kurniawati, M.Pd

NIP : 19760521 200801 2 008

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan

hasil karya saya sendiri.

Jakarta, November 2010

Yang Menyatakan

SITI AISYAH

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  i

ABSTRAK

SITI AISYAH (105017000440). “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Oktober 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian the post-test only control design. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 16 Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dan terpilih dua kelas yang dibagi ke dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematik berbentuk essay sebanyak 5 soal dengan pokok bahasan Relasi dan Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, dan berdasarkan perhitungan menunjukkan t hitung sebesar 2,02 dan t tabel sebesar 1,99 pada taraf signifikansi 5% yang berarti t hitung > t tabel (2,02 > 1,99). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa. Rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Kata kunci: Pembelajaran Kontekstual, Kemampuan Komunikasi Matematik

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  ii

ABSTRACT

SITI AISYAH (105017000440). “The Effect of Contextual Teaching and Learning To Student’s Mathematical Communication Ability”. The Paper Of Mathematic Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, October 2010.

The research is purposed to know the effect of Contextual Teaching and

Learning to student’s mathematical communication ability. The research method is quasi experiment with post-test only design. The subject of this research is the eighth grade students in SMPN 16 Jakarta. The sample of this research collected by using cluster random sampling. From the result sampling got two classes and it divided into experimental class and control class. The instrument which used is mathematical communication ability test. It is consisted of 5 question in essay about the main subject of Relation and Function. Data analysis technique which used is t-test and based on the calculation got t hitung is 2,02 and t tabel is 1,67 in significant standard is 5%. It means that t hitung > t tabel (2,02 > 1,67). The result of research revealed that the Contextual Teaching and Learning has influence to student’s mathematical communication ability. The mean score of student’s mathematical communication ability which was taught with Contextual Teaching and Learning is higher than the mean score of student’s mathematical communication ability which was taught with conventional Learning.

Keyword: Contextual Teaching and Learning, Mathematical Communication Ability

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  iii

KATA PENGANTAR

Al-hamdulillaahirobbil’aalamiin, puji dan syukur bagi Allah SWT atas

semua nikmat dan karunia-Nya yang tiada batas yang selalu dilimpahkan bagi

seluruh makhluk-Nya di muka bumi ini termasuk bagi penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah atas Nabi

Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya bagi seluruh ummatnya dan

sebagai Rohmatan lil’aalamiin.

Penulis menyadari tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi

selama penulisan skripsi ini. Namun atas bimbingan-Nya melalui perantara dari

berbagai pihak baik berupa motivasi maupun bantuan moril dan materil penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tidak lupa untuk

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penulisan skripsi ini, diantaranya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua jurusan pendidikan matematika.

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris jurusan pendidikan matematika.

4. Bapak Drs. H.M. Ali Hamzah, M.Pd. dan Ibu Lia Kurniawati, M.Pd.,

Pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan

arahan dalam hal teknis penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staf jurusan pendidikan matematika.

6. Bapak H.M. Sumarwan, S.Pd., Kepala sekolah SMPN 16 yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Ibu Siti Takwiyah, S.Pd., Guru pamong mata pelajaran matematika yang telah

membantu dan memberikan arahan selama penulis melakukan penelitian.

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  iv

8. Umi dan Abi yang senantiasa memberikan dorongan moril maupun materil,

mendoakan dan memberikan dukungan, semangat, perhatian, do’a dan kasih

sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Kakak dan Adikku yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Teman-teman seperjuangan juruasan pendidikan matematika angkatan 2005,

semoga sukses selalu.

11. Untuk semua orang yang ada dalam kehidupan penulis yang senantiasa

memberikan semangat dan motivasi serta memberikan kontribusi berupa saran

maupun ide kepada penulis.

Serta semua pihak yang tidak disebut namanya satu persatu. Atas bantuan

dan jasa-jasa yang telah mereka berikan kepada penulis mudah-mudahan Allah

SWT akan senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan

balasan pahala yang berlipat ganda. Jazakumullah Ahsanal Jaza’.

Jakarta, Desember 2010

Wassalam

Penulis

Siti Aisyah

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... ix

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 8

D. Perumusan Masalah .......................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9

F. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................. 9

BAB II PENYUSUNAN LANDASAN TEORITIS, KERANGKA

BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis ........................................................................... 10

1. Pembelajaran Kontekstual ........................................................ 10

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ................................. 10

b. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ................................ 13

c. Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual ............. 19

2. Pembelajaran Konvensional ..................................................... 22

3. Kemampuan Komunikasi Matematik ...................................... 25

a. Pengertian Matematika....................................................... 25

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  vi

b. Pengertian Matematika Sekolah ......................................... 26

c. Pengertian Komunikasi Matematik .................................... 29

d. Aspek-aspek Dalam Komunikasi Matematik .................... 34

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Komunikasi Matematik ..................................................... 35

f. Indikator Dalam Komunikasi Matematik........................... 36

4. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dapat Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa ........................... 38

5. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 40

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 41

C. Pengajuan Hipotesis ....................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 45

B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 45

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ................... 46

D. Instrumen Penelitian ....................................................................... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 48

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 48

1. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................... 50

a. Uji Normalitas .................................................................... 50

b. Uji Homogenitas ................................................................ 51

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ................................................. 52

G. Hipotesis Statistik ........................................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data ................................................................................. 55

1. Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Kelas Eksperimen..................................................................... 56

2. Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Kelas Kontrol ........................................................................... 57

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  vii

B. Hasil Analisis Data ......................................................................... 60

1. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis .......................................... 60

a. Uji Normalitas .................................................................... 60

b. Uji Homogenitas ................................................................ 61

2. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ............................ 62

a. Pengujian Hipotesis ............................................................ 62

b. Pembahasan ........................................................................ 63

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 67

B. Saran ............................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69

LAMPIRAN .......................................................................................................... 72

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran

Konvensional .............................................................................. 24

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ......................................................................... 45

Tabel 3.2 Desain Penelitian ....................................................................... 46

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik .......... 47

Tabel 3.4 Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematik .............. 49

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematik

Siswa Kelas Eksperimen ............................................................. 56

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematik

Siswa Kelas Kontrol .................................................................. 58

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ..................................................................... 60

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ...................................................................... 61

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas .......................................... 62

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ................................................ 63

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Aspek-aspek Kemampuan Komunikasi Matematik ................... 38

Bagan 2.2 Hubungan Antara Pembelajaran Kontekstual Dengan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa ............................... 43

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Histogram Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ...... 57

Grafik 4.2 Histogram Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol ............. 59

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ......... 72

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 91

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................. 111

Lampiran 4 Format Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes Kemampuan

Komunikasi Matematik Oleh Pakar (Ahli) .............................. 126

Lampiran 5 Hasil Penilaian Validitas Isi Oleh Para Rater ......................... 130

Lampiran 6 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ............. 131

Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi

Matematik ................................................................................ 133

Lampiran 8 Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Kelompok Eksperimen ............................................................ 137

Lampiran 9 Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Kelompok Kontrol .................................................................. 138

Lampiran 10 Perhitungan Data Statistik Awal Kelompok Eksperimen ....... 139

Lampiran 11 Perhitungan Data Statistik Awal Kelompok Kontrol ....... ....... 144

Lampiran 12 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ............... 149

Lampiran 13 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol ..................... 151

Lampiran 14 Perhitungan Uji Homogenitas ................................................. 153

Lampiran 15 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik ......................................... 154

Lampiran 16 Luas Di Bawah Kurva Normal ................................................. 156

Lampiran 17 Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square) ..................... 157

 

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang terus menerus, perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah mengantarkan masyarakat

memasuki era globalisasi. Globalisasi ditandai oleh kompleksitas keragaman

kehidupan masyarakat yang merupakan implikasi dari adanya kemajuan di

berbagai bidang terutama dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Setiap

individu di era global dituntut untuk mengembangkan potensinya secara optimal,

mampu berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif. Untuk itu setiap individu harus

memiliki skill dan keterampilan intelektual untuk dapat mengadaptasikan diri ke

dalam situasi global yang sangat bervariasi dan cepat berubah.

Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era global

harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya skill dan

keterampilan intelektual. Pendidikan harus mampu menumbuhkan berbagai

kompetensi peserta didik agar memiliki kemampuan dalam mengelola informasi

dan sumber daya, mampu mengelola diri dan beradaptasi, bersikap fleksibel,

mampu berpikir kreatif serta mampu memecahkan masalah. Dalam hal ini

diwadahi oleh suatu lembaga formal yakni sekolah.

Sekolah sebagai institusi pendidikan dan miniatur masyarakat perlu

mengembangkan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kebutuhan era global. Tren

globalisasi memaksa kalangan pendidikan untuk kembali berpikir bagaimana

sistem dan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dapat menjadi

jembatan yang efektif untuk mencetak sumber daya manusia berkualitas yang

memiliki skill yang handal sebagai bekal persiapan peserta didik untuk hidup dan

berkembang di masa mendatang yang penuh dengan tantangan dan persaingan

dalam masyarakat global. Oleh karena itu hal ini dapat ditempuh dengan cara

meningkatan kualitas pendidikan.

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

2

Dalam pendidikan di sekolah ada alur yang searah dan sebanding antara input pendidikan, proses pembelajaran, dan hasil belajar (output). Proses pembelajaran yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang memberi perubahan atas input menuju output (hasil) yang lebih baik dari sebelumnya. Karenanya, pembenahan yang menyeluruh dan sistematis perlu dilakukan terhadap input, proses, termasuk di dalamnya sistem evaluasi pendidikan, sehingga dapat menjamin terciptanya kualitas hasil yang tinggi dan merata. Dengan kualitas pendidikan yang optimal diharapkan akan diperoleh manusia-manusia sebagai sumber daya unggul yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan keahlian sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi.1

Proses pendidikan yang berkualitas akan membuahkan hasil pendidikan

yang berkualitas pula dan dengan demikian akan meningkatkan kualitas

kehidupan bangsa. Namun, permasalahan umum dan klasik yang dihadapi di

dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah masih rendahnya kualitas pendidikan

di Indonesia. Hal ini nampak dari hasil belajar siswa pada beberapa mata pelajaran

yang masih sangat memprihatinkan terutama pada mata pelajaran matematika.

Data pada survei PISA tahun 2006 menunjukkan, peringkat Indonesia

untuk matematika turun dari peringkat ke-38 dari 40 negara (2003) menjadi urutan

ke-52 dari 57 negara. 2 Sedangkan dari hasil survei Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007, untuk pelajaran matematika

Indonesia berada di posisi ke-36 dari 48 negara peserta penuh survei kelas VIII. 3

Rendahnya hasil belajar matematika siswa dapat dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa yakni

kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika sehingga menimbulkan

asumsi bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang cukup sulit. 1 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta : Kanisius, 2007), Cet.I, h. 87.

2 Andidj, Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: UN seperti IELTS/TOEFL, dari http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg99372.html. [8 Maret 2010, 10.32 WIB]

3 Tohir Zainuri, ”Pakar Matematika” Bicara Tentang Prestasi Pendidikan Matematika Indonesia, dari http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-bicara-tentang-prestasi-pendidikan-matematika-indonesia/, [3 februari 2010, 14.20 WIB]

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

3

Berkenaan dengan itu Ruseffendi menyatakan bahwa “terdapat banyak anak-anak

yang setelah belajar matematika bagian yang sederhanapun banyak yang tidak

dipahaminya, banyak konsep yang dipahami secara keliru. Matematika dianggap

sebagai ilmu yang sukar, ruwet dan banyak memperdayakan”. 4 Hal ini

merupakan indikasi rendahnya pemahaman konsep matematika siswa karena

kebanyakan dari mereka bukan memahami konsepnya melainkan hanya

menghafalnya. Rendahnya pemahaman siswa mengenai konsep matematika

mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika.

Faktor ekstern siswa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar

matematika siswa meliputi guru, metode pembelajaran, maupun lingkungan

belajar yang saling berhubungan satu sama lain. Pembelajaran yang dilakukan

oleh guru selama ini masih bersifat konvensional. Hal ini karena adanya

anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa

pengetahuan itu dapat ditransfer secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.

Dengan adanya asumsi tersebut, guru memfokuskan pembelajaran matematika

pada upaya penuangan pengetahuan tentang matematika sebanyak mungkin

kepada siswa sehingga pembelajaran cenderung didominasi oleh guru.

Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya sebatas pada

akumulasi pengetahuan yang berupa seperangkat fakta-fakta, konsep dan kaidah

yang siap untuk ditransfer dari guru kepada siswa. Selain itu guru cenderung

menggunakan pola pembelajaran yang masih bersifat tekstual. Siswa secara pasif

menerima rumus-rumus dari hasil membaca, mendengar, mencatat dan menghafal

tanpa memberikan kontribusi berupa ide-ide atau gagasan sehingga proses

pembelajaran cenderung terpaku pada guru dan materi pembelajaran. Hal ini

mengakibatkan esensi dari materi yang dipelajari siswa itu sendiri menjadi kurang

bermakna. Siswa kurang dapat mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan

situasi dunia nyata dan merasa kesulitan ketika menemukan dan menyelesaikan

soal-soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian hal

ini berimplikasi pada rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa.

4 Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”, dalam Antologi : Pendekatan Baru Dalam Proses Pembelajaran, (Jakarta : PIC UIN, 2007), Cet.I, h.45.

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

4

Menurut hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru

Matematika (PPPG Matematika) di beberapa Sekolah Dasar di Indonesia

mengungkapkan bahwa kesulitan siswa dalam belajar matematika yang paling

menonjol adalah keterampilan berhitung yaitu 51%, penguasaan konsep dasar

yaitu 50%, dan penyelesaian soal pemecahan masalah 49%. Dilanjutkan pada

tahun 2002 penelitian Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika

mengungkapkan di beberapa wilayah Indonesia yang berbeda, sebagian besar

siswa SD kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan

menerjemahkan soal kehidupan sehari-hari ke model matematika. Dari data diatas

menunjukan bahwa kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika

siswa Indonesia masih rendah. 5

Sesuai dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

saat ini guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi

informasi, melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya melalui berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah dan

komunikasi. Untuk itu siswa perlu dibiasakan untuk berkomunikasi tidak hanya

dalam bentuk lisan tetapi juga dalam bentuk tulisan.

Kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syarat yang memegang

peranan penting dalam pembelajaran matematika karena membantu dalam proses

penyusunan pikiran, menghubungkan gagasan dengan gagasan lain sehingga dapat

mengisi hal-hal yang kurang dalam seluruh jaringan gagasan siswa. Menurut

Greenes dan Schulman sebagaimana yang dikutip oleh Ansari, komunikasi

matematika memiliki peran: (1) kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan

konsep dan strategi matematika; (2) modal keberhasilan bagi siswa terhadap

pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematika; (3)

wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh

informasi, membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan

5 Melly Andriani, Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Melalui Strategi Think-Talk-WriteBerbasis Modul, http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/mengembangkan-kemampuan-komunikasi-dan.html. [ 8 Maret 2010, 10.22 WIB ]

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

5

mempertajam ide untuk meyakinkan yang lain. 6 Selain itu alasan pentingnya

komunikasi matematik karena tujuan dari pembelajaran matematika itu sendiri

dalam kurikulum Indonesia mengisyaratkan agar siswa memiliki beberapa

kemampuan diantaranya : (1) Kemampuan pemecahan masalah (problem

solving); (2) Kemampuan berargumentasi (reasonning); (3) Kemampuan

berkomunikasi (communication); (4) Kemampuan membuat koneksi (connection)

dan (5) Kemampuan representasi (representation).

Kemampuan komunikasi matematik merupakan kemampuan yang esensial

dan fundamental dalam pembelajaran yang harus dibangun dan

ditumbuhkembangkan dengan kokoh dalam diri siswa. Komunikasi matematik

menjadi sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

menurut Baroody (1993) ada dua alasan penting komunikasi matematik dijadikan

fokus dalam belajar matematika, yaitu (1) matematika sebagai bahasa, dan (2)

matematika sebagai aktivitas sosial.

Matematika sebagai bahasa artinya bahasa merupakan salah satu

komponen yang tercakup dalam matematika dan biasanya diwujudkan dalam

bentuk lambang atau simbol yang memiliki makna tersendiri. Penggunaan

lambang dalam matematika lebih efisien dan dalam proses pembelajaran dapat

menjadi alat yang tak terhingga nilainya untuk mengkomunikasikan berbagai ide

dengan jelas, tepat dan ringkas.

Pembelajaran matematika dikatakan sebagai aktivitas sosial artinya

matematika sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga komunikasi antara guru

dan siswa. Jadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah

kemampuan komunikasi matematik yakni bagaimana siswa mampu menggunakan

matematik sebagai alat komunikasi antara guru dan siswa yang dapat digunakan

untuk mempresentasikan dan menyelesaikan berbagai permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari, mulai dari permasalahan yang bersifat sederhana sampai

kepada yang kompleks. Dengan demikian, kemampuan komunikasi matematik

siswa menjadi fokus perhatian yang perlu ditingkatkan. 6 Bansu Irianto Ansari, Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write, Disertasi, (Bandung : Perpustakaan UPI, 2003), h. 4, t.d.

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

6

Beranjak dari kesadaran akan pentingnya peran aktif siswa dalam bentuk

interaksi dan komunikasinya dalam proses pembelajaran matematika serta

pentingnya menggunakan suatu pola pembelajaran yang bermakna, maka

diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk

dapat bekerjasama, berdiskusi, atau sharing dalam menemukan dan

mengkonstruksi sendiri suatu konsep matematika serta mampu mengaitkannya

dengan situasi dunia nyata. Selain itu pendekatan pembelajaran yang diterapkan

haruslah pula dapat mengajarkan mereka untuk dapat mengaplikasikan suatu

konsep atau pengetahuan yang diperoleh tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian pendekatan pembelajaran seperti ini diharapkan dapat

menggeser peran siswa dari sekedar penerima pasif menuju kepada pencarian

aktif suatu pengetahuan dan keterampilan serta menggunakannya secara

bermakna. Salah satu pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik

tersebut adalah pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning).

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan

tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni konstruktivisme,

bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian autentik.7 Salah

satu manfaat dari penggunaan pembelajaran kontekstual ini adalah dapat

mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Hal ini

sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.19/2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1

menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

7 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), Cet.I, h.103-104.

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

7

keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik”.8

Dengan pembelajaran kontekstual ini siswa diberikan kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya. Siswa didorong siswa

untuk dapat menginterpretasikan dan mengekspresikan masalah sehari-hari ke

dalam bentuk/model matematika sehingga siswa dapat menghubungkan konsep

pembelajaran matematika yang bersifat abstrak kepada yang konkret. Selain itu di

dalam pembelajaran kontekstual siswa didorong untuk aktif bekerjasama dan

melakukan sharing atau berdiskusi untuk menemukan dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan. Semua hal tersebut merupakan beberapa bentuk aktivitas yang dapat

mengungkapkan kemampuan komunikasi matematik siswa baik lisan maupun

tertulis. Keterlibatan siswa yang tinggi dalam proses pembelajaran serta

kemampuan siswa untuk dapat menghubungkan suatu konsep atau prinsip

matematika yang bersifat abstrak kepada sesuatu yang bersifat konkret dapat

menyebabkan kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang masalah di atas, pembelajaran

kontekstual diduga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa

sehingga penulis mengangkat judul ini, yaitu “Pengaruh Pembelajaran

Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Kemampuan

Komunikasi Matematik Siswa “.

8 RINRA, Implementasi Metode Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Dan Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Matematika, http://www.bloggaul.com/rinra/readblog/109877/implementasi-metode-pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-pada-mata-pelajaran-matemati, [24 maret 2010, 12.51 WIB].

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

8

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas terdapat beberapa pokok

masalah yang dapat dikemukakan antara lain :

1. Masih rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa.

2. Pola pembelajaran yang dilakukan selama ini khususnya dalam

pembelajaran matematika masih bersifat tekstual.

3. Proses pembelajaran yang klasik dan cenderung terpaku pada guru

(teacher centered).

C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi permasalahan sebagai

berikut :

1. Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengukur kemampuan

komunikasi matematik siswa yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa

sendiri, membuat model, situasi atau persoalan menggunakan lisan,

tulisan, konkrit, grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat

pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengarkan,

mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, membuat konjektur,

menyusun argumen dan generalisasi.

b. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram

ke dalam ide-ide matematika.

c. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika

dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol

matematika.

2. Pendekatan pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini adalah

pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan materi pelajaran dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalan kehidupan

mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

9

pembelajaran kontekstual, yakni konstruktivisme, inkuiri, bertanya,

masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian autentik.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional ?

2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan

komunikasi matematik siswa ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan

komunikasi matematik siswa.

2. Mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematik siswa yang dalam

kegiatan pembelajarannya menggunakan pembelajaran kontekstual lebih

tinggi daripada siswa yang dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan

pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna :

1. Bagi peneliti, memperluas wawasan cara pembelajaran matematika dengan

pendekatan pembelajaran kontekstual.

2. Bagi siswa, agar dapat membantu mereka dalam mengembangkan

kemampuan komunikasi matematik melalui pembelajaran kontekstual.

3. Bagi guru, agar dapat menjadi pola pembelajaran alternatif yang dapat

diaplikasikan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik

siswa baik secara lisan maupun tertulis.

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

10

BAB II

PENYUSUNAN LANDASAN TEORITIS, KERANGKA

BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis 1. Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari proses belajar,

bahkan sudah dimulai sejak manusia itu lahir. Belajar mempunyai arti yang

sangat luas tidak hanya dalam bentuk formal maupun informal, tetapi juga

berinteraksi dengan lingkunganpun termasuk kategori belajar karena dengan

adanya interaksi baik interaksi dengan sesama manusia maupun interaksi

dengan lingkungan akan menghasilkan pengalaman.

Meskipun belajar mempunyai arti yang sangat luas, namun banyak

orang masih mempunyai asumsi bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan dan menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi/materi pelajaran. Dalam hal ini belajar lebih ditekankan kepada

output (hasil belajar). Hal ini berbeda dengan apa yang telah didefinisikan

oleh sebagian para ahli tentang makna belajar yang pada intinya lebih

menekankan kepada aspek proses.

Fathurrohman dan Sutikno dalam bukunya mengutip beberapa

pendapat para ahli mengenai pengertian belajar diantaranya; Skinner

mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah

laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan menurut Hakim belajar

adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan

tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

11

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuannya.1

Belajar menurut Morgan yang dikutip oleh Suprijono adalah

“Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of

past experience” yang berarti belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat

permanen sebagai hasil dari pengalaman.2 Hal senada juga dikemukakan oleh

Winkel sebagaimana yang dikutip oleh Riyanto bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara

relatif konstan dan berbekas.3 Artinya bahwa perubahan yang dihasilkan

sebagai hasil pengalaman bersifat menetap pada diri individu yang belajar

sedangkan pengalaman terbentuk manakala terjadi interaksi pembelajar baik

dengan orang lain maupun dengan lingkungannya.

Pendapat lain yang juga dikutip oleh Suprijono yakni Spears

mengartikan bahwa “Learning is to observ, to read, to imitate, to try

something themselves, to listen, to follow direction”. Dengan kata lain, bahwa

belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar

dan mengikuti arah tertentu.4 Artinya belajar yang sebaik-baiknya adalah

dengan mengalami sesuatu yaitu dengan menggunakan pancaindra.

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi secara

sadar dan relatif menetap dalam diri manusia dalam bentuk peningkatan

kualitas dan kuantitas tingkah laku dan perubahan tersebut diperoleh setelah

melakukan aktivitas seperti mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,

1 Pupuh Fathurrohman dan M.Sobri Sutikno,.Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : PT

Refika Aditama, 2007), Cet.I, h.5. 2 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarya : Pustaka Pelajar, 2009), Cet.I, h. 2. 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam

Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta : Kencana, 2009), Cet.I, h.5.

4 Agus Suprijono, Cooperative..…, h. 2.

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

12

mendengar dan mengikuti arah tertentu melalui proses interaksi baik dengan

orang lain maupun dengan lingkungannya. Jadi, dalam belajar yang

terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya belajar harus

diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai

perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar dapat berhasil dengan

baik.

Istilah pembelajaran merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing

lagi didengar dalam dunia pendidikan. Kata ini sering dipakai di dalam dunia

pendidikan formal seperti di sekolah-sekolah. Seiring dengan perubahan

kurikulum yang menghendaki agar siswa mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri, maka terjadi perubahan paradigma dalam implementasi kegiatan

belajar mengajar yakni semula memakai istilah pengajaran beralih menjadi

istilah pembelajaran. Perbedaan esensial antara kedua istilah ini terletak pada

tindak ajar. Jika istilah pengajaran masih bersifat teacher centered maka

istilah pembelajaran lebih bersifat student centered.

Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono sebagaimana yang

dikutip oleh Sagala adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan

kepada penyediaan sumber belajar.5 Selain itu menurut Degeng yang dikutip

oleh Uno mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah upaya untuk

membelajarkan siswa.6 Sedangkan pembelajaran menurut Sahrodi

merupakan proses atau aktivitas yang melibatkan peserta didik dan pendidik

dalam waktu dan ruang yang kondusif untuk terjadinya sebuah komunikasi

dalam berbagai arah.7

Pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai suatu proses interaksi

sebagaimana yang terdapat dalam UUSPN No.20 tahun 2003 yang dikutip

5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta CV, 2009),

Cet.VII, h.62. 6 Hamzah B.Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi

Aksara, 2008), Cet.III, h.134. 7 Jamali Sahrodi, “Strategi Pembelajaran : Sebuah Ikhtisar Menuju Perubahan Perilaku

Dalam Proses Pendidikan”, dalam Lektur, h.37.

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

13

oleh Sagala, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8

Siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber

belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang

mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu

terwujudnya perubahan perilaku, pengetahuan dan keterampilan.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi dan

komunikasi yang bersifat fungsional antara berbagai komponen pembelajaran

seperti pendidik, peserta didik, dan sumber belajar sehingga dapat terjadi

perubahan perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir peserta didik.

b. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Dalam suatu proses pembelajaran keterlibatan siswa merupakan hal

yang sangat urgen. Salah satu bentuk keterlibatan siswa di kelas yakni siswa

aktif dalam mempelajari, menemukan dan membangun suatu konsep materi

yang dipelajari. Untuk itu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan

salah satunya adalah pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and

Learning.

Menurut Rohman dalam bukunya Memahami Pendidikan dan Ilmu

Pendidikan mengemukakan bahwa :

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.9

8 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna……, h.62. 9 Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : LaksBang

Mediatama Yogyakarta, 2009), Cet.I, h.184.

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

14

Hal senada juga diungkapkan oleh US. Departement of Education the

National School-to-Work Office yang dikutip oleh Trianto, bahwa pengajaran

dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata

pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat

hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.10 Selain itu

menurut Sanjaya, Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu

strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa

secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.11

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kontekstual adalah konsep belajar yang membantu siswa untuk dapat melihat

makna dari materi pelajaran yang dipelajari dengan cara mengaitkan materi

pelajaran tersebut dengan situasi kehidupan nyata dan mendorong siswa

untuk aktif dalam menemukan materi dan menerapkannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari. Dari konsep tersebut terdapat tiga hal yang terkandung

dalam pembelajaran kontekstual yaitu menekankan kepada keterlibatan

siswa, mendorong siswa untuk dapat mengaitkan materi pelajaran dengan

kehidupan nyata dan mendorong siswa untuk dapat menerapkan materi

pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan

siswa untuk menemukan materi. Artinya siswa didorong untuk beraktivitas

dalam mempelajari materi pelajaran dengan cara mengkonstruk dan

menemukan sendiri materi pelajaran melalui pengalaman secara langsung.

Pengalaman merupakan suatu hal yang penting dalam proses pembelajaran.

10 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :

Prestasi Pustaka, 2007), Cet.I, h. 101. 11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :

Kencana, 2008), Cer.V, h.255.

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

15

Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi

secara utuh tidak hanya dari aspek kognitif saja tetapi juga aspek afektif dan

psikomotor.

Pengalaman siswa terbentuk manakala dalam proses pembelajaran

siswa mampu menangkap hubungan antara materi pelajaran yang dipelajari di

sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab proses

pembelajaran akan menjadi lebih bermakna secara fungsional. Selain itu

menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam yang akan tertanam

erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Pembelajaran kontekstual bukan hanya mendorong siswa untuk dapat

memahami materi yang dipelajari, akan tetapi bagaimana materi yang

diperoleh tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari

baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan demikian siswa diharapkan

mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi.

Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual12 :

1. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.

Penerapan pembelajaran kontekstual dimulai dengan mengajukan

masalah (soal) yang bersifat ”riil” yang dapat menantang siswa untuk

berpikir kritis dalam memecahkannya sehingga pembelajaran terlihat

lebih bermakna.

2. Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks.

Dalam hal ini konteksnya bisa di dalam maupun di luar lingkungan

sekolah. Hal ini sebagai upaya agar makna yang diperoleh siswa menjadi

semakin luas dan berkualitas.

3. Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar

mandiri.

Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual hanya memantau dan

mengarahkan setiap aktivitas siswa sehingga siswa dapat belajar secara

12 Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) http://ipotes.wordpress.com/2008/05/13/pendekatan-kontekstual-atau-contextual-teaching-and-learning-ctl/, [ 6 juli 2010, 11.03 WIB ]

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

16

mandiri. Untuk itu siswa perlu dilatih berpikir kritis dan kreatif dalam

menganalisa suatu permasalahan dengan sedikit bantuan atau lebih secara

mandiri.

4. Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau

secara mandiri.

Belajar melalui kolaborasi kelompok dapat membiasakan siswa untuk

berbagi pengetahuan sehingga dapat saling melengkapi dan

mengklarifikasi satu sama lain. Dalam hal ini peran guru lebih berperan

sebagai fasilitator.

5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.

Menyadari akan kebhinekaan siswa, maka guru perlu mengayomi setiap

individu siswa dan menjadikan perbedaan individual tersebut sebagai alat

untuk saling menghormati sehingga mampu menciptakan keterampilan

interpersonal siswa.

6. Menggunakan penilaian autentik.

Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual terfokus pada

penilaian individual yang tidak hanya diperoleh dari hasil tes tetapi juga

dari aktivitas yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka pembelajaran kontekstual dapat

juga dikatakan sebagai pembelajaran aktif. Hal ini dikarenakan dalam

prosesnya berpusat pada keaktifan siswa. Belajar merupakan aktivitas

penerapan pengetahuan, bukan menghafal. Siswa acting sedangkan guru

mengarahkan. Pembelajaran kontekstual bisa dilakukan baik secara individu

maupun kelompok. Pembelajaran dalam kolaborasi kelompok mendorong

siswa untuk bekerjasama dalam mengkonstruk dan menemukan sendiri

materi pelajaran. Selain itu siswa bekerja keras untuk dapat memecahkan

berbagai permasalahan yang diajukan. Dalam hal ini guru berperan sebagai

fasilitator dan mediator yang bertugas mengarahkan setiap aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran.

Menurut Sanjaya terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

setiap guru dalam proses pembelajaran kontekstual diantaranya : siswa dalam

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

17

pembelajaran kontekstual harus dipandang sebagai individu yang sedang

berkembang dan memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru

dan penuh tantangan, belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan

antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui dan proses

menyempurnakan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan

skema baru (akomodasi) 13

Siswa dalam pembelajaran kontekstual harus dipandang sebagai

individu yang sedang berkembang. Artinya karena kemampuan belajar siswa

lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan

pengalaman yang dimilikinya, maka peran guru terbatas sebagai pembimbing

agar siswa bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Selain itu

dikatakan bahwa setiap siswa memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal

yang baru dan penuh tantangan, untuk itu guru perlu mendesain proses

pembelajaran yang membuat siswa merasa tertantang untuk mencoba

memecahkan persoalan yang terkandung dalam materi yang dipelajari

tersebut.

Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan antara hal-hal

yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Dengan modal pengetahuan

awal yang dimiliki oleh masing-masing siswa maka akan mempermudah

siswa dalam mempelajari pengetahuan baru. Dengan demikian peran guru

adalah menjembatani siswa dalam menemukan keterkaitan antara

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Dengan

kata lain belajar bagi siswa adalah proses menyempurnakan skema yang telah

ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi), sehingga

tugas guru dalam hal ini adalah memfasilitasi agar anak mampu melakukan

proses asimilasi dan akomodasi.

Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam

praktek pembelajaran kontekstual yaitu : activating knowledge, acquiring

13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran… , h.263.

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

18

knowledge, understanding knowledge, applying knowledge, dan reflecting

knowledge.14

Activating knowledge (pengaktifan pengetahuan yang sudah ada),

artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah

dipelajari. Untuk itu pengetahuan yang akan diperoleh siswa memiliki

keterkaitan satu sama lain dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa

sebelumnya.

Acquiring knowledge (pemerolehan pengetahuan baru). Pada dasarnya

pembelajaran dilakukan dalam rangka menambah pengetahuan baru tidak

terkecuali dalam pembelajaran kontekstual. Untuk itu pengetahuan baru

tersebut dapat diperoleh salah satunya dengan cara mempelajari secara

keseluruhan dahulu kemudian memperhatikan detailnya.

Understanding knowledge (pemahaman pengetahuan), artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami. Hal

ini dapat dilakukan dengan cara bertahap yaitu dengan menyusun konsep

sementara (hipotesis) kemudian melakukan sharing kepada orang lain agar

mendapat tanggapan dan berdasarkan tanggapan yang menjadi masukan

tersebut baru konsep tersebut dapat direvisi dan dikembangkan.

Applying knowledge (mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman

tersebut), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh harus dapat

diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehingga tampak perubahan perilaku

siswa dan terasa kebermaknaan dari apa yang dipelajarinya tersebut.

Sedangkan Reflecting knowledge (refleksi pengetahuan) yakni melakukan

refeleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut. Hal ini

dilakukan sebagai umpan balik dalam rangka proses perbaikan dan

penyempurnaan strategi.

14 Yatim Riyanto, Paradigma Baru......., h.167.

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

19

c. Komponen-Komponen Pembelajaran Kontekstual

Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika di

dalam proses pembelajarannya menerapkan ketujuh komponen yang

mendasari pembelajaran kontekstual yaitu : konstruktivisme, inkuiri,

bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian nyata.15

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.16

Menurut Piaget pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari melihat objek

semata, tetapi juga dari kemampuan individu dalam menangkap setiap objek

yang diamatinya yang terdapat di sekitarnya. Dengan demikian terjadi

feedback yakni mendapatkan suatu pengetahuan baru sebagai hasil dari

pengamatannya.

Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pada pentingnya siswa

membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses

pembelajaran. Dalam prakteknya di kelas khususnya dalam pembelajaran

matematika siswa diarahkan dan dibimbing untuk dapat membangun suatu

konsep matematika berdasarkan pola pikir yang sistematis. Dalam hal ini

pembelajaran harus lebih diwarnai student centered daripada teacher

centered. Oleh karena itu sebagian besar waktu proses pembelajaran

berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa.

2. Inkuiri

Inkuiri merupakan salah satu bagian inti dalam pembelajaran

kontekstual. Inkuiri merupakan kegiatan penemuan yang melibatkan siswa

dalam keseluruhan proses pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,

konsep, dan kaidah tetapi hasil dari menemukan sendiri atau memverifikasi

pengetahuan lama. Untuk itu siswa perlu dibiasakan belajar menemukan

15 Trianto, Model-Model Pembelajaran..., h.106-114. 16 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran..., h.264.

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

20

materi pelajaran. Terutama dalam pembelajaran matematika. Dalam praktek

pembelajaran matematika berbasis inkuiri, siswa didorong agar dapat

menemukan sendiri suatu konsep atau rumus-rumus matematika dan

menghindari kebiasaan menghafal rumus-rumus. Dengan demikian melalui

kegiatan penemuan tersebut diharapkan konsep yang telah diperoleh akan

tertanam erat dalam memori siswa.

3. Bertanya

Dalam proses pembelajaran kontekstual, bertanya berkaitan erat

dengan aktivitas inkuiri. Oleh karena itu peran bertanya sangat penting, sebab

melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan

siswa untuk dapat menemukan setiap materi yang dipelajari serta dapat

menilai kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran matematika banyak

bagian-bagian materi yang tidak sepenuhnya dapat dipahami oleh siswa. Oleh

karena itu guru menjelaskan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan

yang dapat mengarahkan siswa.

Dalam proses pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk : (1) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis; (2) mengecek pemahaman siswa; (3) membangkitkan respon kepada siswa; (4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa; (5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; (6) memfokuskan perhatian siswa pada saat yang dikehendaki guru; (7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan (8) menyegarkan kembali pengetahuan siswa.17

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Learning community merupakan suatu konsep belajar dimana setiap

anggota masyarakat kelas saling belajar dan membelajarkan. Siswa

memperoleh informasi atau pengetahuan bukan hanya dari guru saja tetapi

juga bisa dari siswa lainnya. Dengan kata lain setiap anggota masyarakat

kelas bisa menjadi sumber belajar. Konsep Learning community mendukung

terjadinya proses interaksi dan komunikasi dari berbagai arah (multi arah).

Oleh karena itu penerapannya dapat dilakukan salah satunya dengan

pembentukan kelompok kecil yang anggotanya heterogen.

17 Trianto, Model-Model Pembelajaran ....., h.110.

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

21

Dalam pembelajaran matematika, dapat diterapkan konsep Learning

community. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang

memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan agar terjadi

komunikasi antar anggota dalam satu kelompok maupun antar kelompok

sehingga dapat saling melengkapi dan mengklarifikasi satu sama lain.

5. Pemodelan (Modeling)

Modeling dalam pembelajaran kontekstual yakni dengan

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.

Dalam pembelajaran matematika misalnya guru memberikan contoh

bagaimana menyelesaikan soal, mengoperasikan rumus-rumus matematika

berdasarkan urutan langkah-langkahnya, atau menghadirkan suatu model atau

objek yang berhubungan dengan konsep matematika yang dipelajari.

Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran

kontekstual, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran

yang teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-

kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Dalam proses

pembelajaran kontekstual, setiap berakhir proses pembelajaran guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat

kembali apa yang telah dipelajarinya kemudian mengungkapkan kembali

untuk ditarik kesimpulan.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Dalam pembelajaran kontekstual penilaian tidak hanya ditentukan

oleh perkembangan kemampuan intelektual saja, tetapi perkembangan

seluruh aspek. Oleh karena itu penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan

oleh aspek hasil belajar seperti hasil tes, tetapi juga proses belajar melalui

data yang dikumpulkan dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa. Misalnya

dalam proses pembelajaran matematika, siswa aktif dalam bertanya,

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

22

mengeluarkan pendapat, mengerjakan tugas dan mempresentasikan hasil

kerjanya di depan kelas Penilaian ini dilakukan secara terus menerus pada

saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan salah satu model pembelajaran

yang masih berlaku dan banyak digunakan oleh guru-guru di sekolah. Dalam

proses pembelajarannya ditandai dengan pemaparan suatu konsep atau materi

yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan dari awal

sampai akhir pembelajaran. Oleh karena itu dalam prakteknya metode mengajar

yang lebih banyak digunakan oleh guru adalah metode ekspositori dimana guru

lebih banyak bicara atau ceramah di dalam kelas sedangkan siswa hanya

mendengarkan penjelasan guru.

Menurut Ruseffendi metode ekspositori ini sama dengan cara mengajar

yang biasa (tradisional) kita pakai pada pengajaran matematika”.18 Umumnya

pembelajaran seperti ini lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian,

menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada

proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Dalam kaitannya dengan

pembelajaran matematika, metode ini hanya menekankan siswa untuk

menghafal rumus-rumus tanpa mengetahui darimana rumus tersebut diperoleh.

Sehingga penguasaan siswa terhadap konsep matematika hanya bersumber dari

hafalan daripada pemahaman.

Pada metode ekspositori ini sistematikanya guru menjelaskan suatu

konsep atau materi, kemudian menanyakan siswa mengenai pembahasan yang

belum dimengerti. Kegiatan selanjutnya adalah memberikan contoh soal disertai

penyelesaiannya, kemudian memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan

siswa disuruh untuk mengerjakannya. Sehingga peran guru sangat dominan

dalam proses pembelajarannya.

18 ”Pembelajaran Konvensional”, http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisan-

pendidikan/pembelajaran-konvensional/.[17 maret 2010, 13.52 WIB]

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

23

Langkah-langkah pembelajaran dengan metode ekspositori dapat dirinci

sebagai berikut19 :

a. Persiapan, dalam tahap ini guru mempersiapkan bahan yang akan diajarkan

secara rapi dan sistemik.

b. Apersepsi, dalam tahap ini guru menautkan materi sebelumnya atau materi

prasyarat dengan materi yang akan dibahas, bisa dengan bertanya atau

memberikan ulasan secara singkat.

c. Penyajian, dalam tahap ini guru memberikan penjelasan materi, bisa dengan

ceramah atau menugaskan siswa membaca buku sumber/modul.

d. Evaluasi, dalam tahap ini guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui

seberapa jauh siswa menguasai materi yang telah diajarkan.

Tujuan pembelajaran pada intinya bukan sekedar akumulasi pengetahuan

akan tetapi bagaimana pengetahuan yang telah diperoleh siswa dalam proses

pembelajaran tersebut mampu diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.

Oleh karena itu metode ekspositori yang lebih menekankan pada pengumpulan

fakta atau konsep tidak lagi relevan untuk diterapkan karena banyak kelemahan-

kelemahan yang terdapat didalamnya antara lain; proses pembelajaran bersifat

statis dan komunikasi berjalan searah, siswa menjadi pasif dan tidak dapat

mendorong siswa untuk berpikir kritis sehingga pembelajaran terkesan kurang

bermakna. Oleh karena itu hal ini akan berdampak pada kualitas hasil

pembelajaran.

19 Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.I, h. 94.

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

24

Tabel 2.1

Perbedaan Pembelajaran Kontekstual Dengan Pembelajaran Konvensional

No. Pendekatan Kontekstual Pendekatan Konvensional

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Guru hanya berperan sebagai

fasilitator dan mediator

Siswa aktif dalam proses

pembelajaran

Pengetahuan diperoleh melalui

pengkonstruksian dan penemuan

oleh siswa

Sumber belajar tidak hanya dari

buku tetapi juga dari lingkungan

disekitar

Siswa tidak hanya belajar secara

individual tetapi juga melalui kerja

kelompok dan diskusi

Pembelajaran tidak hanya bersifat

teoritis, tetapi dikaitkan dengan

kehidupan nyata

Pembelajaran didasarkan pada

pemahaman

Pembelajaran terjadi di berbagai

tempat, konteks, dan setting

Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja hasil

karya, penampilan, kuis, rekaman

tes, dll

Guru sebagai pemberi informasi

(transmission of knowledge)

Siswa cenderung pasif dalam proses

pembelajaran

Pengetahuan diperoleh dari guru

sebagai sumber informasi

Sumber belajar hanya dari buku

pelajaran

Pembelajaran cenderung dilakukan

secara individual

Pembelajaran bersifat abstrak dan

teoritis

Pembelajaran didasarkan pada

hafalan

Pembelajaran hanya terjadi di dalam

kelas

Hasil belajar hanya diukur dengan tes

hasil belajar

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

25

3. Kemampuan Komunikasi Matematik a. Pengertian Matematika Saat ini mungkin sebagian besar masyarakat masih mengartikan

matematika secara sempit. Mereka mempunyai persepsi bahwa matematika

hanya sebatas ilmu hitung atau aritmetika. Padahal, matematika mempunyai

cakupan yang lebih luas daripada aritmetika. Aritmetika hanya merupakan

bagian dari matematika. Namun istilah yang lebih tepat mengenai apa itu

matematika sampai saat ini belum dapat dipahami jawabannya secara utuh

dan menyeluruh.

TIM MKPBM mengutip pengertian matematika menurut beberapa

ahli diantaranya; James dan James mengatakan bahwa matematika adalah

ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep

yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak

yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Sedangkan Johson dan Rising mengatakan bahwa matematika adalah pola

berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika adalah

bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas,

dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa

simbol mengenai ide daripada bunyi. Hal senada juga dikatakan oleh Reys

dkk yang mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan

hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu

alat.20

Matematika menurut beberapa ahli lain sebagaimana yang dikutip

oleh Abdurrahman yakni diantaranya; Kline mengartikan bahwa matematika

merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah pengguanaan cara

bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.

Sedangkan Lerner mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai

bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan

20 TIM MKPBM, Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung, : JICA UPI,

2001), h. 18-19.

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

26

manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai

elemen dan kuantitas. Menurut Paling :

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.21

Dari definisi-definisi tentang matematika yang telah dikemukakan,

dapat diambil kesimpulan bahwa matematika merupakan sarana berpikir

logik, proses penalaran dan bahasa simbolis yang sarat dengan angka-angka

dan lambang-lambang yang memungkinkan manusia mengekspresikan serta

mengkomunikasikan berbagai ide mengenai elemen dan kuantitas sehingga

dapat digunakan untuk membantu manusia memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Pengertian Matematika Sekolah

Berdasarkan orientasi kepada kepentingan pendidikan dan

perkembangan IPTEK muncul istilah matematika sekolah. Matematika

sekolah adalah matematika yang umumnya diajarkan di jenjang persekolahan

yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah

Menengah Atas (SMA), tetapi tidak di jenjang Perguruan Tinggi (PT).22

Berdasarkan definisi tersebut matematika sekolah jelas berkaitan dengan

anak didik yang menjalani proses perkembangan kognitif dan emosional

masing-masing sehingga perlu memperhatikan aspek teori psikologi

khususnya teori psikologi perkembangan. Siswa memerlukan tahapan belajar

sesuai dengan perkembangan jiwa dan kognitifnya.

21 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2003), Cet.II, h. 252. 22 Sri Anitah, Strategi Pembelajaran Bidang Studi Matematika, (Jakarta : Universitas

Terbuka, 2007), h.7.23.

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

27

Matematika sekolah merupakan bagian dari matematika yang

didefinisikan secara luas oleh para ahli sehingga tidak terlepas dari

karakteristik matematika secara umum. Namun hal itu tidak menjadikan

matematika sekolah sepenuhnya sama dengan matematika sebagai ilmu

karena diantara keduanya memiliki perbedaan antara lain dalam hal

penyajian, pola pikir, keterbatasan semestanya dan tingkat keabstrakannya.

Matematika tumbuh dan berkembang karena adanya suatu proses

berpikir. Dalam matematika terdapat pola pikir deduktif dan induktif. Namun

untuk mempermudah pada umumnya di sekolah diawali dengan

menggunakan pola pikir induktif. Oleh karena itu proses penyajian

matematika sekolah tidak langsung memuat definisi kemudian teorema

mengenai suatu konsep matematika, tetapi harus dilakukan melalui suatu

proses misalnya dengan mengaitkan konsep tersebut dengan realitas di sekitar

siswa untuk kemudian disusun menjadi sebuah definisi ataupun teori dan

penerapannya dilakukan secara bertahap. Selain itu dapat pula dengan

menghadirkan sebuah objek yang sesuai dengan materi yang dipelajari untuk

dirinci bagian-bagian dari objek tersebut kemudian diambil suatu kesimpulan.

Hal ini dilakukan agar matematika dalam pengajaran praktisnya mengikuti

perkembangan psikologi siswa yaitu dimulai dari yang sederhana dan konkret

menuju kepada yang kompleks dan abstrak.

Proses pembelajaran matematika dilakukan secara bertahap dan harus

disesuaikan dengan tahapan perkembangan intelektual siswa. Hal ini

dikarenakan konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, tersruktur,

logis dan sistematis. Dalam mempelajari matematika siswa tidak akan dapat

menyelesaikan konsep yang lebih tinggi jika belum menguasai konsep

dasarnya sebagai konsep prasyarat. Oleh karena itu konsep prasyarat

merupakan dasar untuk memahami konsep selanjutnya.

Cockroft (1982 : 1-5) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis,

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

28

ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.23

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah mempunyai beberapa tujuan dalam pembelajarannya. Salah satu

tujuan khusus pengajaran matematika di sekolah menurut Erman dkk adalah

agar siswa siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui

kegiatan matematika, dimana ada beberapa kemampuan yang dapat

diaplikasikan setelah mempelajari matematika, yaitu24 :

1) Mampu menerapkan dan menggunakan matematika.

2) Mampu berpikir analitis.

3) Mampu membedakan yang benar dan yang salah.

4) Mampu kerja keras.

5) Mampu memecahkan masalah.

Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dicapai melalui sistem

pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk aktif dalam

mengeksplorasi konsep yang dipelajari sehingga siswa tidak hanya terampil

dalam berhitung melainkan juga siswa mampu menghadapi berbagai masalah

dalam kehidupan dan mampu memberikan solusi terhadap masalah yang

dihadapi baik itu masalah mengenai matematika itu sendiri maupun masalah

yang berkaitan dengan ilmu lain. Pembelajaran matematika menuntut suatu

disiplin ilmu yang sangat tinggi, sehingga apabila telah memahami konsep

matematika secara mendasar dan mendalam maka dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

23 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak .…, h. 253.

24 Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”, dalam Antologi : Pendekatan Baru Dalam Proses Pembelajaran, (Jakarta : PIC UIN, 2007), Cet.I, h.47.

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

29

c. Pengertian Komunikasi Matematik

Pengertian mengenai komunikasi sangat bersifat universal, karena

komunikasi berlaku dan terdapat pada berbagai bidang kegiatan hidup

manusia dan merupakan bagian integral dari tatanan kehidupan sosial

masyarakat. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang

berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’.

Suprapto mengutip beberapa pendapat ahli mengenai komunikasi

antara lain menurut Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya

dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun nonverbal) untuk

mengubah tingkah laku orang lain. Menurut Theodorson dan Thedorson

mengartikan komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap

atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.

Sedangkan menurut Winnet komunikasi merupakan proses pengalihan suatu

maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri

aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud

tersebut.25 Artinya agar proses komunikasi menghasilkan suatu

pemahaman/maksud yang sama dari sumber kepada penerima maka proses

komunikasi tersebut harus dilakukan secara bertahap. Selain itu komunikasi

adalah sebuah cara berbagi ide-ide dan memperjelas pemahaman, maka

melalui komunikasi ide-ide direfleksikan, diperbaiki, didiskusikan dan

diubah.26

Dari beberapa definisi komunikasi diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator)

menyampaikan pesannya yang berupa informasi, gagasan dan ide-ide kepada

25 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta : Media

Pressindo, 2009), Cet.I, h.6. 26 Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan

Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP”, dalam ALGORITMA, Vol.1, No.1, Juni 2006, h.109.

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

30

orang lain (komunikan) baik dengan menggunakan lambang bahasa maupun

simbol-simbol yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku komunikan.

Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika dalam kurikulum

Indonesia yang mengacu pada standar kurikulum NCTM (2000)

mengisyaratkan agar siswa memiliki beberapa kemampuan salah satunya

adalah kemampuan komunikasi matematik. NCTM (1989) menyebutkan

“communicaton in mathematics means that one is able to use its vocabulary,

notation, and structure to express and understand ideas and relationships. In

this sense, communicating mathematics is integral to knowing and doing

mathematics”.27 Komunikasi matematik juga berarti suatu peristiwa yang

terjadi di dalam lingkungan kelas untuk pengalihan pesan matematika. Dalam

hal ini pesan berupa materi matematika dan cara pengalihannya dapat berupa

lisan maupun tertulis.28

Schhoen, Bean & Ziebarth sebagaimana yang dikutip oleh Ansari,

mengemukakan bahwa komunikasi matematik adalah kemampuan siswa

dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan

masalah, kemampuan siswa mengkonstruksi dan menjelaskan sajian

fenomena dunia nyata secara grafik, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel, dan

sajian secara fisik.29 Dapat dikatakan pula kemampuan siswa menyatakan

soal cerita ke dalam bahasa atau simbol matematika dalam bentuk grafik dan

atau rumus aljabar dan sebaliknya.

Salah satu aspek komunikasi matematik tidak hanya dalam bentuk

tertulis saja tetapi juga dalam bentuk lisan. Seperti yang dikemukakan oleh

Ansari bahwa pada intinya kemampuan komunikasi dalam matematika

(communication in mathematics) terdiri dari komunikasi lisan (talking)

27 Bansu Irianto Ansari, “Menumbuhkmbangkan Kemampuan Pemahaman Pemahaman dan

Komunikasi Matematik Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write, Disertasi, (Bandung : Perpustakaan UPI, 2003), hal. 16, t.d.

28 I Gusti Putu Suharta dan I Made Suarjana, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Siswa Sekolah Dasar Yang Berorientasi Pada Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi Matematik”, Laporan Penelitian, (Jakarta: Perpuatakaan PDII-LIPI), hal. 11, t.d.

29 Ansari, “Menumbuhkmbangkan Kemampuan Pemahaman…”, hal. 17, t.d.

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

31

seperti membaca (reading), mendengar (listening), diskusi (discussing),

menjelaskan (explaining), sharing, dan komunikasi tulisan (writing) seperti

mengungkapkan ide matematika dalam fenomena dunia nyata melalui

grafik/gambar, tabel, persamaan aljabar, ataupun dengan bahasa sehari-hari

(written words).30

Kegiatan siswa membaca dalam proses pembelajaran matematika

berperan dalam mengkonstruksi pemahaman. Sedangkan untuk

mengembangkan pemahaman mereka yakni dengan mendengarkan

penjelasan dari guru maupun dari siswa lain. Selain itu kemampuan siswa

yang paling penting dalam aspek komunikasi lisan yakni kemampuan dalam

hal menjelaskan. Siswa perlu dilatih dan dibiasakan untuk dapat menjelaskan

suatu algoritma sehingga apa yang disampaikan mampu dipahami siswa lain.

Ketika sebuah konsep informasi matematika diberikan oleh seorang

guru kepada siswa ataupun siswa mendapatkannya sendiri melalui bacaan,

atau melalui siswa lain, maka saat itu sedang terjadi transformasi informasi

matematika dari komunikator kepada komunikan. Respon yang diberikan

komunikan merupakan interpretasi komunikan tentang informasi tadi. Dalam

matematika, kualitas interpretasi dan respon itu seringkali menjadi masalah

istimewa. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika itu

sendiri yang sarat dengan istilah dan simbol. Karena itu, kemampuan

berkomunikasi dalam matematika itu penting dan menjadi tuntutan khusus

dalam pembelajaran matematika. Menurut NCTM Communication is an

essential part of mathematics and mathematics education.31 Artinya

komunikasi merupakan bagian yang terpenting dalam matematika dan

pembelajaran matematika. Selain itu menurut Baroody ada dua alasan

penting komunikasi matematik dijadikan fokus dalam belajar matematika,

yaitu matematika sebagai bahasa, dan matematika sebagai aktivitas sosial.

30 Ansari, ”Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman…, h. 17-18, t.d. 31 Principles and standars for school mathematics, (VA: National Council of Teacher

Mathematics 2000), http://www.nctm.org/standars/default.aspx?id=58 ,[21 Mei 2010, 09.45 WIB]

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

32

Matematika sebagai bahasa artinya bahasa merupakan salah satu

komponen yang tercakup dalam matematika dan biasanya diwujudkan dalam

bentuk lambang atau simbol yang memiliki makna tersendiri. Penggunaan

lambang dalam matematika lebih efisien dan dalam proses pembelajaran

dapat menjadi alat yang tak terhingga nilainya untuk mengkomunikasikan

berbagai ide dengan jelas, tepat, dan ringkas. Lindquist berpendapat, “Jika

kita sepakat bahwa matematika itu merupakan suatu bahasa dan bahasa

tersebut sebagai bahasa terbaik dalam komunitasnya, maka mudah dipahami

bahwa komunikasi merupakan esensi dari mengajar, belajar, dan meng-assess

matematika”.32

Matematika dikatakan sebagai aktivitas sosial artinya matematika

sebagai sarana interaksi. Dalam hal ini yakni bagaimana siswa mampu

menggunakan matematik sebagai alat komunikasi antar siswa maupun antara

guru dan siswa yang dapat digunakan untuk mempresentasikan dan

menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, mulai

dari permasalahan yang bersifat sederhana sampai kepada yang kompleks.

Oleh karena itu kemampuan komunikasi matematik menjadi sangat penting

bagi siswa.

Peressini dan Bassett (dalam NCTM,1966) berpendapat bahwa tanpa komunikasi dalam matematika kita akan memiliki sedikit keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika. Ini berarti, komunikasi dalam matematika menolong guru memahami kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari.33

Mengingat pentingnya kemampuan komunikasi matematik, maka

dalam proses pembelajaran matematika, guru perlu memberikan tugas-tugas

yang dapat menunjang berkembangnya kemampuan komunikasi matematik

siswa seperti tugas-tugas yang berhubungan dengan ide-ide matematik,

32 R. Bambang Aryan S., Komunikasi Dalam Matematika http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/30/komunikasi-dalam-matematika/, [10 Februari 2010,15.40 WIB]

33 R. Bambang Aryan S., Komunikasi dalam matematika...

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

33

bersifat kontekstual dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengartikan, menyelidiki, dan melakukan konjektur. Dengan demikian

diharapkan guru dapat membangun kemampuan komunikasi matematik

siswa.

NCTM (2000) mengemukakan bahwa komunikasi matematik

merupakan salah satu program instruksional dalam pembelajaran matematika

yang ditumbuhkan mulai dari tingkat pra-TK sampai tingkat 12 yang

membantu siswa untuk dapat34 :

1. Mengatur dan mengaitkan mathematical thinking mereka melalui

komunikasi.

2. Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren

(tersusun secara logis) dan jelas teman-temannya, guru, dan orang lain.

3. Menganalisis dan menilai mathematical thinking dan strategi yang

dipakai orang lain.

4. Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide

matematika secara benar.

Selain itu manfaat komunikasi dalam pembelajaran matematika

menurut NCTM 2000 menyebutkan bahwa :

Komunikasi bisa membantu pembelajaran siswa tentang konsep matematika baru ketika mereka memerankan situasi, menggambar, menggunakan objek, memberikan laporan dan penjelasan verbal. Juga ketika menggunakan diagram, menulis, dan menggunakan simbol matematika. Kesalahpahaman bisa diidentifikasi dan ditunjukkan. Keuntungan sampingannya adalah bisa mengingatkan siswa bahwa mereka berbagi tanggungjawab dengan guru atas pembelajaran yang muncul dalam pelajaran tertentu.35

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan mengenai

komunikasi matematik, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi

matematik adalah kemampuan atau keterampilan siswa dalam

mengungkapkan ide-ide/konsep-konsep matematika secara lisan melalui

34 Principles and standars for school mathematics, (Va: National Council of Teacher Mathematics 2000), http://www.nctm.org/standars/default.aspx?id=58 , [21 Mei 2010, 09.45 WIB]

35 Diane Ronis, Brain-Compatible Mathematics (Pengajaran Matematika Sesuai Dengan Cara Kerja Otak, alih bahasa : Herlina), (Jakarta : PT Indeks, 2009), Cet.IX, h.118.

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

34

kegiatan membaca, mendengarkan, menjelaskan, berdiskusi, sharing dan

bertanya ataupun secara tertulis melalui kegiatan menginterpretasikan,

marepresentasikan, merefleksikan, dan mengekspresikan ide-ide/konsep-

konsep matematika tersebut dalam bentuk notasi, simbol, gambar/grafik,

diagram, dan bahasa matematika atau sebaliknya.

d. Aspek-aspek Dalam Komunikasi Matematik

Menurut Baroody ada lima aspek komunikasi yaitu : representasi

(representing), mendengar (listening), membaca (reading), diskusi

(discussing) dan menulis (writing).36

a. Representasi (representing)

Representasi dalam komunikasi matematika memiliki dua pengertian

yakni bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah atau ide dan

translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam simbol atau kata-kata.

Dalam hal ini dapat juga diartikan menyatakan soal cerita yang berkaitan

dengan masalah sehari-hari dalam bentuk notasi atau simbol matematika.

Selain itu menterjemahkan suatu diagram atau model yang bersifat konkret

ke dalam simbol matematika atau sebaliknya.

b. Mendengar (listening)

Mendengar merupakan salah satu aspek penting dalam suatu diskusi.

Dalam sebuah diskusi terdapat dua subjek yakni pendengar dan pembicara.

Siswa tidak akan mampu berkomentar dengan baik apabila tidak mampu

mengambil inti sari dari suatu topik diskusi. Selain itu siswa sebaiknya

mendengar dengan hati-hati manakala ada pertanyaan dan komentar dari

temannya sehingga dapat membantu mereka untuk mengkonstruksi lebih

lengkap pengetahuan matematika.

c. Membaca (reading)

Membaca merupakan aktivitas membaca teks secara aktif untuk

menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Oleh

karena itu dalam membaca harus difokuskan pada paragraf-paragraf yang

36 Ansari, “Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman…”, hal. 21, t.d.

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

35

diperkirakan mengandung jawaban relevan dengan pertanyaan tadi. Guru

perlu menyuruh siswa membaca secara aktif terlebih membaca apa yang telah

mereka tulis. Hal ini merupakan cara yang istimewa dalam mengidentifikasi

pengertian dan miskonsepsi dari siswa itu sendiri.

d. Diskusi (discussing)

Diskusi adalah suatu aktivitas bertukar pikiran mengenai suatu

masalah dan berkaitan erat dengan aktivitas membaca, mendengar, dan

menjelaskan. Oleh karena itu siswa akan mampu menjelaskan dengan baik

dalam suatu diskusi apabila mempunyai kemampuan membaca, mendengar

dan mempunyai keberanian memadai. Gokhale menyatakan aktivitas siswa

dalam diskusi tidak hanya meningkatkan daya tarik antar partisipan tetapi

juga dapat meningkatkan cara berpikir kritis.

e. Menulis (writing)

Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk

mengungkapkan dan merefleksikan pikiran. Menulis mengenai matematika

berarti mendorong siswa untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan

mengklarifikasi ide-ide matematika untuk mereka sendiri. Selain itu menulis

merupakan alat yang bermanfaat dari berpikir karena melalui berpikir, siswa

memperoleh pengalaman matematika sebagai suatu aktifitas yang kreatif.

e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi

Matematik

Terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan kemampuan

komunikasi matematik, antara lain : pengetahuan prasyarat (Prior

knowledge), kemampuan membaca, diskusi, dan menulis, dan pemahaman

matematik (Mathematical knowledge).37

a. Pengetahuan prasyarat (Prior knowledge)

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki

siswa dari hasil proses belajar sebelumnya. Pengetahuan prasyarat sangat

37 Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-ended ……, h.109.

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

36

penting karena untuk menuju konsep yang lebih tinggi maka siswa dituntut

telah memiliki konsep dasar sebagai penunjangnya. Karena matematika

bersifat hierarkis maka di dalam konsepnya terdapat keterkaitan antara

pengetahuan awal dengan pengetahuan berikutnya. Oleh karena itu jenis

kemampuan yang dimiliki siswa sangat menentukan hasil pembelajaran

selanjutnya.

b. Kemampuan membaca, diskusi, dan menulis

Membaca, diskusi dan menulis merupakan ativitas penting dalam

berkomunikasi matematik. Hal ini dikarenakan dapat membantu siswa

memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam pemahaman. Melalui

kegiatan diskusi terjalin suatu proses komunikasi multiarah sehingga jika

terdapat suatu pemahaman yang tidak tepat dari seorang siswa maka siswa

yang lain dapat mengklarifikasinya.

c. Pemahaman Matematik (Mathematical knowledge)

Pemahaman matematik yang dimaksud disini adalah tingkat atau level

pengetahuan siswa tentang konsep, prinsip, algoritma dan kemahiran siswa

menggunakan strategi penyelesaian terhadap soal atau masalah yang

disajikan. Tolak ukurnya jika siswa mampu menyelesaikan soal atau masalah

yang disajikan tersebut berdasarkan urutan algoritma secara logis dan

sistematis maka siswa tersebut dapat dikatakan paham.

f. Indikator Dalam Komunikasi Matematik

Menurut Sumarmo (2003) komunikasi matematik merupakan

kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan

untuk berkomunikasi dalam bentuk38 :

a) Merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide

matematika.

b) Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan,

tulisan, konkrit, grafik, dan aljabar.

38 Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-ended…, h.110.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

37

c) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.

d) Mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika.

e) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.

f) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan

generalisasi.

g) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah

dipelajari.

Dengan demikian kemampuan-kemampuan tersebut dapat dijadikan

sebagai indikator yang dapat menjadi tolak ukur tinggi rendahnya

kemampuan komunikasi matematik siswa. Selain itu indikator kemampuan

komunikasi matematik yang disimpulkan oleh Gusni Satriawati dari beberapa

pendapat para ahli, dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu39 :

a. Written text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa

sendiri, membuat model, situasi atau persoalan menggunakan lisan,

tulisan, konkrit, grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat

pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengarkan,

mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, membuat konjektur,

menyusun argumen dan generalisasi.

b. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram

ke dalam ide-ide matematika atau sebaliknya.

c. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika

dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol

matematika.

Berdasarkan indikator-indikator di atas, maka indikator kemampuan

komunikasi matematik yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni

mengacu pada indikator yang telah dikemukakan oleh Gusni Satriawati

meliputi Written text, Drawing, dan Mathematical Expression.

39 Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-ended…, h.111.

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

38

Bagan 2.1

Aspek-aspek Kemampuan Komunikasi Matematik40

Mathematical Communication

Written Text Drawing Mathematical Expression

Writing

Reading Listening Discussing Sharing

Talking

4. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dapat Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang

menerapkan konsep belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan oleh guru

dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka. Ini berimplikasi bahwa dalam implementasinya di kelas haruslah

menjadikan siswa sebagai subjek dalam kegiatan belajar mengajar sehingga

siswa menjadi lebih aktif dalam menemukan dan membangun sendiri

pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan teori konstruktivisme yang merupakan

salah satu prinsip yang mendasari pembelajaran kontekstual. Teori

konstruktivisme memandang bahwa proses pembelajaran hendaknya

menekankan agar individu secara aktif membangun pemahaman dan

pengetahuannya sendiri. Sehingga orientasi pembelajaran terfokus kepada

siswa.

Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang

bersifat dinamis, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 40 Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-ended…, h.111.

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

39

mengamati peristiwa/kejadian sehari-hari dan memikirkan gagasan-gagasan

yang diberikan serta mendorong siswa untuk mengklarifikasikan pikiran dan

pemahaman terhadap suatu ide/gagasan dengan siswa yang lainnya. Oleh karena

itu inti dari pembelajaran kontekstual ini dalam proses pembelajaran matematika

adalah mengaitkan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

Artinya siswa didorong untuk mampu merepresentasikan peristiwa/kejadian

sehari-hari ke dalam bentuk atau model matematika. Dengan demikian siswa

terbiasa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di

dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai

kepada yang kompleks.

Bentuk representasi dan interpretasi yang dibuat oleh siswa dalam proses

pembelajaran kontekstual merupakan salah satu alat yang efektif untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa serta mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam hal mengungkapkan substansi materi pelajaran untuk

dapat diaplikasikan. Hal ini terkait dengan aspek komunikasi matematik secara

tertulis. Komunikasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses

pembelajaran tidak terkecuali di dalam proses pembelajaran matematika. Di

dalam pembelajaran kontekstual ini terdiri dari beberapa komponen-komponen

diantaranya; konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi, dan penilaian nyata. Beberapa komponen tersebut sarat dengan

aktivitas yang dapat mendukung berkembangnya kemampuan komunikasi

matematik siswa baik lisan maupun tertulis.

Aktivitas siswa yang dapat mengungkapkan kemampuan komunikasi

matematik secara lisan yakni dalam prakteknya di kelas, siswa belajar secara

berkelompok untuk dapat menemukan dan membangun sendiri suatu konsep

(materi pelajaran) yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran

kelompok merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang disarankan dalam

pembelajaran kontekstual. Dengan pembelajaran secara berkelompok siswa

didorong untuk melakukan sharing dan berdiskusi dengan siswa lainnya. Selain

itu siswa didorong untuk mampu mengungkapkan pendapatnya serta mampu

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

40

mengemukakan argumen dari setiap jawabannya. Dengan demikian untuk dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa, maka dalam proses

pembelajarannya dapat dilakukan salah satunya dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran kontekstual.

5. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam hal ini penelitian yang dilakukan oleh penulis didukung oleh

beberapa hasil penelitian yang relevan anatara lain hasil penelitian eksperimen

yang dilakukan oleh I Made Sumadi (2005) yakni menunujukkan ada pengaruh

positif pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan penalaran dan

komunikasi matematika siswa kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja, serta terdapat

perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan pendekatan

kontekstual dan yang belajar dengan pendekatan konvensional, sehingga

pendekatan kontekstual dapat diimplementasikan dalam pembelajaran

matematika di kelas.

Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Ria Oktavianita (2008)

yang berjudul ”Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan pendekatan CTL lebih tinggi jika

dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan pendekatan konvensional.

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

41

B. Kerangka Berpikir

Sebagaimana yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) proses pembelajaran hendaknya lebih menekankan pada aspek kinerja

siswa sehingga siswa lebih aktif dan kreatif. Selain itu berdasarkan pula pada teori

konstruktivistik yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya

siswa sendiri aktif secara fisik dan mental membangun pengetahuannya, yang

dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Dalam hal ini pendidik

lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.

Sebagai implikasi dari diterapkannya KTSP di Indonesia proses

pembelajaran haruslah diarahkan pada upaya untuk mengembangkan kemampuan-

kemampuan sesuai dengan standar kompetensi yang termuat dalam setiap mata

pelajaran yang diajarkan di sekolah. Sesuai dengan KTSP kemampuan-

kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah belajar matematika di sekolah

diantaranya; kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan

berargumentasi (reasonning), kemampuan representasi (representation),

kemampuan membuat koneksi (connection) dan kemampuan berkomunikasi

(communication).

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi antar

berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik antara guru dengan siswa,

siswa dengan siswa atau siswa dengan lingkungan sebagai salah satu sumber

belajarnya. Oleh karena itu dalam prakteknya dapat dilakukan dengan mengaitkan

materi yang dipelajari dengan lingkungan atau situasi nyata sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna. Kemampuan siswa dalam mengaitkan

materi pelajaran dengan lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

di luar konteks sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran.

Hal ini merupakan salah satu bentuk pola pembelajaran yang dapat

mengeksplorasi kemampuan komunikasi matematik siswa. Salah satu pola

pembelajaran yang dapat mengungkapkan kemampuan komunikasi matematik

siswa adalah pendekatan pembelajaran kontekstual.

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

42

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan

mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. Pembelajaran seperti ini dapat mendorong siswa untuk

dapat menginterpretasikan dan mengekspresikan berbagai fenomena yang terjadi

di dunia luar ke dalam bentuk/model matematika sehingga dapat menghubungkan

konsep pembelajaran matematika yang bersifat abstrak kepada yang konkret.

Selain itu di dalam pembelajaran kontekstual siswa didorong untuk aktif

bekerjasama dan melakukan sharing atau berdiskusi untuk menemukan dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan. Semua hal tersebut merupakan beberapa

bentuk aktivitas yang dapat mengungkapkan kemampuan komunikasi matematik

siswa baik lisan maupun tertulis.

Di dalam matematika, kualitas interpretasi seringkali menjadi masalah

istimewa. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika itu

sendiri yang bersifat abstrak dan penuh dengan istilah dan simbol sehingga

kemampuan berkomunikasi dalam matematika menjadi tuntutan khusus.

Pendekatan pembelajaran kontekstual ini memberikan banyak kesempatan kepada

siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematiknya. Oleh karena

itu, berdasarkan paparan yang telah dikemukakan diduga bahwa penerapan

pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematik siswa.

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

43

Bagan 2.2

Hubungan Antara Pembelajaran Kontekstual Dengan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Proses belajar Guru Konsep matematika

Pembelajaran Kontekstual Relasi dan Fungsi

Kemampuan matematika

Komunikasi

Written Text Drawing Mathematical Expression

Mengaitkan materi pelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari

Masalah-masalah kontekstual

Kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

44

C. Pengajuan Hipotesis

Sesuai dengan pemilihan pokok masalah yang diajukan dan kerangka teori

yang melandasi penelitian ini, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai

berikut: “rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional”.

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yakni di SMPN 16 Palmerah Jakarta. Penelitian ini

dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 mulai bulan Agustus

sampai bulan September. Adapun waktu penelitiannya dapat dirinci sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Waktu Kegiatan

5 Agustus 2010 Izin Penelitian dan Observasi

6 Agustus – 24 Sepetember 2010 Penelitian

1 dan 5 Oktober 2010 Penilaian dan Posttest

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi

eksperimen (penelitian semu). Penelitian quasi eksperimen adalah metode

penelitian yang tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang

relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut.1

Desain penelitian ini menggunakan posttest only control group design.

Dalam penelitian ini perlakuan (treatment) hanya diberikan pada kelompok

eksperimen dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. Sedangkan untuk

kelompok kontrol pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional.

1 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Pustaka Setia, 2001), Cet.I, h. 104.

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

46

Tabel 3.2

Desain Penelitian2

Kelompok Perlakuan Posttest

E X O

C - O

Keterangan :

E : Kelas Eksperimen

C : Kelas Kontrol

X : Perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual

O : Tes akhir (kemampuan komunikasi matematik) kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Populasi target dalam hal ini adalah seluruh siswa SMPN 16 yang terdaftar

pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan populasi terjangkaunya

adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 311 siswa.

Dalam penelitian ini sampel diambil dari populasi terjangkau dengan

teknik Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan 2 kelas dari 8 kelas yang

ada. Dari 2 kelas tersebut diundi, kelas mana yang akan dijadikan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil pengundian terpilih kelas VIII-7 yang

berjumlah 38 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-8 yang berjumlah 37

siswa sebagai kelas kontrol.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang diberikan

diakhir untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa setelah

pembelajaran. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes essay

yang berisi soal-soal komunikasi matematik. Tes ini diberikan untuk melihat 2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), h. 212.

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

47

kemampuan komunikasi matematik siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran Kontekstual. Tes yang diberikan sama kepada kedua

kelas yaitu kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun kisi-kisi

instrumennya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik

Aspek Komunikasi Matematik

Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik

Bentuk Soal No.Soal

Mathematical

Expression

Menyatakan masalah sehari-hari yang

merupakan relasi ke dalam bentuk

diagram panah, pasangan berurutan, dan

grafik Cartesius

Uraian 1

Menyatakan masalah sehari-hari yang

merupakan fungsi ke dalam bentuk notasi

dan menyatakan cara penyelesaian solusi

nilai fungsi secara aljabar

Uraian 3

Drawing

Merefleksikan grafik fungsi linier yang

diketahui titik-titiknya dalam bentuk

rumus/notasi fungsi

Uraian 4

Merepresentasikannya ke dalam bentuk

grafik fungsi pada bidang cartesius Uraian 5

Written Text Menyusun argumen suatu relasi dikatakan

fungsi Uraian 2

Jumlah Soal 5

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

48

E. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil tes komunikasi matematik dari kedua kelompok

sampel dengan pemberian tes yang sama yang dilakukan pada akhir pokok

bahasan materi yang telah dipelajari. Sebelum tes hasil komunikasi matematik ini

digunakan maka terlebih dahulu harus diketahui validitas soal. Validitas yang

dipakai dalam penelitian ini adalah validitas konstruk dan validitas isi (content

validity). “Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa

jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai

dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan“.7 Proses

validasi konstruk sebuah instrumen dilakukan melalui justifikasi pakar atau

melalui penilaian sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai

substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur. Sedangkan sebuah tes

dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang

sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.8 Secara teknis pengujian

validitas konstruk dan validitas isi ini dilakukan dengan menggunakan form

penilaian validitas isi instrumen untuk dinilai oleh para ahli (rater). Dalam hal ini

peneliti menunjuk beberapa dosen jurusan pendidikan matematika sebagai rater.

Setelah itu tes yang telah divalidasi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil posttest kedua kelompok kemudian data

tersebut diberi skor. Dalam hal ini skor masih merupakan data mentah sehingga

tidak dapat diinterpretasikan jika masih berdiri sendiri. Oleh karena itu skor

kemudian diubah menjadi nilai. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian

dianalisis dengan berpatokan pada pedoman pemberian skor komunikasi

matematik. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :

7 Djaali dan Muljono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta : PT Grasindo, 2008), h.51. 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet.VI, h.67.

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

49

Tabel 3.4

Pemberian Skor Komunikasi Matematik9

Nilai Kategori Kualitatif Kategori Kuantitatif Representasi

4 Jawaban lengkap dan

benar, serta lancar

dalam memberikan

bermacam-macam

jawaban benar yang

berbeda

Penjelasan secara matematika masuk akal

dan benar, meskipun kekurangan dari segi

bahasa

Written Texts

Melukiskan diagram, gambar, atau tabel

secara lengkap dan benar

Drawing

Membentuk persamaan aljabar atau model

matematika, kemudian melakukan

perhitungan secara lengkap dan benar

Mathematical

Expressions

3 Jawaban hampir

lengkap dan benar,

serta lancar dalam

memberikan

bermacam-macam

jawaban benar yang

berbeda

Penjelasan secara matematika masuk akal

dan benar, namun ada sedikit kesalahan

Written Texts

Melukiskan diagram, gambar, atau tabel

secara lengkap, namun ada sedikit

kesalahan

Drawing

Menggunakan persamaan aljabar atau

model matematika dan melakukan

perhitungan, namun ada sedikit kesalahan

Mathematical

Expressions

2 Jawaban sebagian

lengkap dan benar

Penjelasan secara matematika masuk akal

namun hanya sebagian lengkap dan benar

Written Texts

Melukiskan diagram, gambar, atau tabel

namun kurang lengkap dan benar

Drawing

Menggunakan persamaan aljabar atau

model matematika dan melakukan

Mathematical

Expressions

9 Bansu Irianto Ansari, “Menumbuhkmbangkan Kemampuan Pemahaman )..... , hal. 85.

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

50

perhitungan, namun hanya sebagian benar

dan lengkap

1 Jawaban samar-samar

dan prosedural

Menunjukkan pemahaman yang terbatas

baik itu dari isi tulisan, diagram, gambar

atau tabel maupun penggunaan model

matematika dan perhitungannnya.

Written Texts,

Drawing dan

Mathematical

Expressions

0 Jawaban salah dan

tidak cukup detil

Jawaban diberikan menunjukkan tidak

memahami konsep, sehingga tidak cukup

detil informasi yang diberikan.

Written Texts,

Drawing dan

Mathematical

Expressions

Analisis terhadap data penelitian secara khusus dilakukan untuk melihat

pengaruh pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika kelompok

eksperimen. Sedangkan secara umum bertujuan untuk menguji kebenaran

hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis yang telah dirumuskan akan

dianalisis dengan menggunakan uji-t. Namun sebelum dilakukan pengujian

hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis

data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan adalah uji Chi Square ( ). Adapun langkah-langkah perhitungannya

adalah sebagai berikut

2χ10 :

1. Menentukan hipotesis

Ho = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha = Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 10 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian …. , h.150.

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

51

2. Menentukan rata-rata ( X )

3. Menetukan standar deviasi (Sd)

4. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi

a. Rumus banyak kelas interval : (aturan struges)

K = 1 + 3,3 log (n) dengan n banyaknya subjek

b. Rentang = skor terbesar – skor terkecil

c. Panjang kelas (P) = KR

sBanyakkelagn

=tanRe

5. Cari 2χ dengan rumus : ∑ −=

EiEioi 2

2 )(χ

6. Cari 2χ tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (k) – 3 dan taraf

kepercayaan 95 % dan taraf signifikansi α = 5 %

7. Kriteria pengujian :

1. Jika 2χ hitung < 2χ tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2. Jika 2χ hitung ≥ 2χ tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya sampel

berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal dan dilanjutkan

dengan uji non parametrik.

b. Uji Homogenitas

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal, maka langkah

selanjutnya yaitu melakukan uji homogenitas yang gunanya untuk mengetahui

apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau

tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Fisher.

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesis

Ho = Varians kedua kelompok sampel homogen.

Ha = Varians kedua kelompok sampel tidak homogen (heterogen).

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

52

2. Cari Fhitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut7 :

kecilVariansTerbesarVariansTer

SS

Fhit == 22

21 , dimana

)1()( 22

2

−= ∑ ∑

nnxxn

S ii

3. Cari F tabel dengan rumus : F tabel = F1/2 α (n1 – 1, n2 – 1)

Dengan taraf kepercayaan 95 % dan taraf signifikansi α = 5 %

4. Kriteria pengujian :

a. Jika F hitung < F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya varians

kedua kelompok sampel homogen.

b. Jika F hitung ≥ F tabel , maka Ho ditolak Ha diterima. Artinya varians kedua

kelompok sampel tidak homogen (heterogen).

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan

komunikasi matematik siswa pada kelas eksperimen yang dalam kegiatan

pembelajarannya menggunakan pembelajaran kontekstual lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pada

kelas kontrol yang dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan pembelajaran

konvensional. Untuk itu setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas,

maka dapat dilakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini, hipotesis statistik diuji

dengan menggunakan “t” test pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Jika varians populasi homogen

Jika diketahui sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan

setelah dihitung kedua variansnya homogen, maka dilakukan pengujian dengan

tes t. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut8 :

7 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2001), Cet.V, h.249. 8 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian …. , h.161-163.

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

53

1. Mencari varians gabungan

Rumusnya : 2

)1()1(

21

222

211

−+−+−

=nn

SnSnS g

2. Menentukan t hitung

Rumusnya :

21

21

11nn

S

XXt

g

hit

+

−=

]Keterangan :

1X = Rata-rata nilai tes siswa kelas eksperimen

2X = Rata-rata nilai siswa kelas kontrol 2

1S = Varians kelas eksperimen 2

2S = Varians kelas kontrol

1n = Jumlah siswa kelompok eksperimen

2n = Jumlah siswa kelompok kontrol

3. Menentukan derajat kebebasan (db)

Rumusnya : db = n1 + n2 – 1

4. Menentukan ttabel

Rumusnya ttabel = t (1- α) (db)

5. Kriteria pengujian ;

a. Terima Ho , jika t hitung ≤ t tabel

b. Tolak Ho , jika t hitung > t tabel

b. Jika varians populasi heterogen

Jika diketahui sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

namun setelah dihitung kedua variansnya tidak homogen (heterogen), maka

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

54

dilakukan pengujian dengan tes t1. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai

berikut9 :

1. Mencari nilai t1

Rumusnya :

2

22

1

21

21

nS

nS

XXt

+

−=

2. Menghitung nilai kritis t1 = (nKt1)

Rumusnya : 21

22111 ww

twtwnKt +

+±=

Dengan :

( )( )12111

2

22

21

21

1

1

;

−−=

==

ntt

nSW

nSW

α

( )( )12112

2 −−=

ntt

α

3. Kriteria pengujian :

a. Terima Ho , jika t1 < nKt1

b. Tolak Ho , jika t1 ≥ nKt1

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

Ho : μE = μK

Ha : μE > μK

Keterangan;

μE = Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematik pada kelas

eksperimen.

μK = Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematik pada kelas kontrol.

9 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian …. , h.164 – 166.

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

            Penelitian ini dilakukan di SMPN 16 Jakarta pada kelas VIII yang terdiri

dari dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIII-7 sebagai kelas eksperimen dan

kelas VIII-8 sebagai kelas kontrol. Materi yang diajarkan adalah pokok bahasan

Relasi dan Fungsi. Pada proses pembelajaran, kedua kelompok sampel

memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen mendapatkan

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, sedangkan kelompok kontrol

mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Kegiatan

pembelajaran ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan dan di akhir pertemuan

(setelah selesai pembelajaran tentang relasi dan fungsi), peneliti memberikan

instrumen untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik antara dua

kelompok sampel tersebut.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes

kemampuan komunikasi matematik yang terdiri dari 5 butir soal berbentuk uraian.

Tes ini diberikan kepada kedua kelompok sampel setelah menyelesaikan pokok

bahasan mengenai relasi dan fungsi. Sebelum tes diberikan kepada sampel,

terlebih dahulu peneliti meminta penilaian validitas isi oleh para ahli (rater).

Peneliti menunjuk beberapa ahli dalam hal ini dosen jurusan pendidikan

matematika sebagai rater. Pengujian validitas isi instrumen dilakukan untuk

mengetahui apakah tes tersebut telah mengukur indikator dari materi yang

diajarkan atau belum. Dari hasil pengujian, secara umum soal telah mengukur

indikator hanya beberapa soal saja yang harus diperbaiki redaksi dan indikatornya.

Setelah itu tes yang telah divalidasi tersebut kemudian digunakan untuk mengukur

kemampuan komunikasi matematik siswa.

Setelah diberikan tes, maka diperoleh hasil kemampuan komunikasi

matematik kedua kelompok sampel tersebut, kemudian dilakukan pengujian

  

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

56

persyaratan analisis (uji normalitas dan homogenitas) dan pengujian hipotesis

penelitian. Hasil kemampuan komunikasi matematik siswa yang diperoleh dari

kedua kelompok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal, diperoleh nilai posttest

materi relasi dan fungsi dengan pendekatan kontekstual dalam tabel distribusi

frekuensi berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematika

Kelas Eksperimen

No. Nilai Frekuensi

Absolute Relatif (%)

1 27 – 37 3 7,89

2 38 – 48 4 10,53

3 49 – 59 7 18,42

4 60 – 70 16 42,11

5 71 – 81 5 13,16

6 82 – 92 3 7,89

Jumlah 38 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh

nilai pada interval kelas terendah dan tertinggi sama yaitu sebanyak 3 orang

dengan persentase sebesar 7,89 %. Interval kelas terendah terletak pada rentang

nilai 27 – 37 sedangkan interval kelas tertinggi terletak pada rentang nilai 82 – 92.

Siswa kebanyakan memperoleh nilai pada interval 60 – 70 yaitu sebanyak 16

orang dengan persentase sebesar 42,11 %.

Distribusi frekuensi hasil posttest kelompok eksperimen tersebut dapat

disajikan dalam grafik histogram berikut :

  

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

57

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18frek

uen

si

26,5 37,5 48,5 59,5 70,5 81,5 92,5 

          Nilai

Grafik 4.1

Histogram Frekuensi Hasil Postest kelompok eksperimen

2. Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal, diperoleh nilai posttest

materi relasi dan fungsi dengan pendekatan konvensional dalam tabel distribusi

frekuensi berikut:

  

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

58

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematika

Kelas Kontrol

No. Nilai Frekuensi

Absolute Relatif (%)

1 14 – 26 2 5,40

2 27 - 39 6 16,22

3 40 – 52 6 16,22

4 53 – 65 15 40,54

5 66 – 78 6 16,22

6 79 – 91 2 5,40

Jumlah 37 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh

nilai pada interval kelas terendah dan tertinggi sama yaitu sebanyak 2 orang

dengan persentase sebesar 5,40 %. Interval kelas terendah terletak pada rentang

nilai 14 – 26 sedangkan interval kelas tertinggi terletak pada rentang nilai 79 – 91.

Siswa kebanyakan memperoleh nilai pada interval 53 – 65 yaitu sebanyak 15

orang dengan persentase sebesar 40,54 %.

Distribusi frekuensi hasil posttest kelompok kontrol tersebut dapat

digambarkan dalam grafik histogram frekuensi berikut :

  

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

59

0

2

4

6

8

10

12

14

16frek

uen

si

         13,5 26,5 39,5 52,5 65,5 78,5 91,5

nilai

Grafik 4.2

Histogram Frekuensi Hasil Postest kelompok kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal secara keseluruhan

menunjukkan nilai posttest kelompok eksperimen lebih baik dari nilai posttest

kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen

sebesar 61,24, dengan simpangan baku sebesar 14,30, varians sebesar 204,56,

median sebesar 62,94, dan modus sebesar 64,45. Sedangkan nilai rata-rata

kelompok kontrol sebesar 54,08, dengan simpangan baku sebesar 16,32, varians

sebesar 266,19, median sebesar 56,40 dan modus sebesar 59.

Koefisien tingkat kemiringan kurva kelompok eksperimen sebesar -0,22,

artinya sebaran data kelompok eksperimen cenderung melandai ke kiri. Nilai

kurtosis kelompok eksperimen sebesar 2,65, artinya kurva berbentuk platykurtik

(kurva agak datar). Sedangkan koefisien tingkat kemiringan kurva kelompok

  

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

60

kontrol sebesar -0,30, artinya sebaran data kelompok kontrol cenderung melandai

ke kiri. Nilai kurtosis kelompok kontrol sebesar 2,43, artinya kurva berbentuk

platykurtik (kurva agak datar). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.3

Perbandingan Hasil Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik

Kelompok

Eksperimen Kontrol

Nilai Terendah 27 14

Nilai Tertinggi 89 91

Mean 61,24 54,08

Simpangan Baku (S) 14,30 16,32

Varians 204,56 266,19

Median 62,94 56,40

Modus 64,45 59

Tingkat Kemiringan (α 3) -0,22 -0,30

Keruncingan/Kurtosis 2,65 2,43

B. Hasil Analisis Data

1. Hasil Pengujian Prasyarat

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu perlu

dilakukan pemeriksaan terhadap data hasil penelitian yang telah diperoleh

melalui uji prasyarat. Uji prasyarat analisis yang harus dipenuhi adalah :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji

normalitas yang digunakan adalah uji kai kuadrat (χ2) dengan ketentuan

  

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

61

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria

χ2 hitung < χ2

tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas nilai kemampuan

komunikasi matematik siswa kelompok eksperimen, diperoleh harga χ2 hitung =

5,47, sedangkan dari tabel kritis uji kai kuadrat (χ2) diperoleh χ2 tabel untuk

jumlah sampel 38 pada taraf signifikansi α = 5 % adalah 7,82. Karena χ2 hitung

< χ2 tabel (5,47 < 7,82), maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa

sampel kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas nilai kemampuan komunikasi

matematik siswa kelompok kontrol, diperoleh harga χ2 hitung = 3,48, sedangkan

dari tabel kritis uji kai kuadrat (χ2) diperoleh χ2 tabel untuk jumlah sampel 37

pada taraf signifikansi α = 5 % adalah 7,82. Karena χ2 hitung < χ2

tabel (3,48 <

7,82), maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel pada

kelompok kontrol juga berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok n χ2 hitung χ2

tabel Kesimpulan Data

Eksperimen 38 5,47 7,82

Bedistribusi Normal

Kontrol 37 3,48 Berdistribusi Normal

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas atau uji kesamaan rata-rata dua varians digunkan

untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang

sama (homogen) atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang

digunakan adalah uji Fisher dengan ketentuan kedua kelompok dikatakan

homogen jika Fhitung ≤ Ftabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat

kepercayaan tertentu.

  

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

62

Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas posttest kedua

kelompok sampel penelitian yang berdistribusi normal, diperoleh harga Fhitung

= 1,30 sedangkan harga Ftabel = 1,93 pada taraf signifikansi α = 5 % dengan

derajat kebebasan pembilang adalah 36 dan derajat kebebasan penyebut adalah

37. Karena F hitung < F tabel (1,3 < 1,93), maka Ho diterima. Maka dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok homogen. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Varians Taraf

Sign. Kesimpulan Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

204,56 266,19 0,05 1,30 1,93

Varians kedua

kelompok

sampel homogen

2. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

a. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas kelompok sampel dan eksperimen, ternyata diperoleh hasil

bahwa kedua kelompok sampel berdistribusi normal dan kehomogenan

varians populasi ternyata terpenuhi. Pengujian selanjutnya yaitu pengujian

hipotesis statistik. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-

rata kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa

pada kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t

dengan kriteria pengujian yaitu, jika , maka tolak Ho dan

  

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

63

terima Ha pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf signifikansi α = 5 %.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,02 dan ttabel

sebesar 1,67. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis

t hitung t tabel Kesimpulan

2,02 1,99 Tolak Ho

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ( 2,02 > 1,67), yang

artinya tolak Ho dan terima Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelompok

eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan

kontekstual lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematik

siswa pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan

pendekatan konvensional.

b. Pembahasan

Dari hasil uji-t menyatakan terdapat perbedaan kemampuan

komunikasi matematik siswa antara kelas yang menerapkan pembelajaran

kontekstual dengan kelas yang menerapkan pembelajaran konvensional.

Terdapatnya perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa antar

kedua kelas tersebut ditunjukkan dengan rata-rata nilai kelompok

eksperimen yang lebih tinggi daripada rata-rata nilai kelompok kontrol.

Konsep pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini

menggunakan format pembelajaran secara berkelompok dan materi

disajikan dalam bentuk LKS. Dalam hal ini siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Masing-masing

kelompok diberikan tugas untuk dapat menyelesaikan LKS yang

diberikan. Pembelajaran kelompok ini dilakukan guna membuka

kesempatan bagi siswa untuk belajar mengungkapkan ide-ide mereka baik

secara lisan maupun tertulis. Siswa dapat mengungkapkan pendapat

  

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

64

mereka kepada teman-teman mereka dengan penuh keyakinan. Apabila

ada yang tidak mereka mengerti, mereka bisa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya, sehingga siswa memiliki kesempatan yang lebih besar

dan waktu yang lebih banyak untuk memberikan bantuan dan perhatian

kepada setiap temannya yang membutuhkan tanpa mengganggu dan

melibatkan seluruh kelas.

Pembelajaran kontekstual memuat setting pembelajaran yang dapat

mendorong siswa lebih aktif tidak hanya secara fisik tetapi juga secara

mental. Dalam hal ini siswa merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran

karena didalamnnya terdapat beberapa aktifitas seperti aktifitas

menemukan sendiri suatu konsep matematika, mengkorelasikan dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu penerapan

pembelajaran kontekstual dapat melatih siswa untuk dapat menganalisa

suatu permasalahan sehari-hari dan menyelesaikannya dengan

menggunakan rumus matematika. Dengan demikian dapat melatih siswa

dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematiknya.

Pada setiap langkah dalam proses pembelajaran kontekstual, siswa

dilatih untuk dapat mengembangkan kemampuan komunikasi

matematiknya sehingga siswa tidak hanya mengetahui suatu konsep

matematika tetapi juga memahami makna dari konsep matematika yang

dipelajarinya tersebut. Siswa tidak hanya mengerti bagaimana langkah-

langkah menyelesaikan masalah kontekstual yang disajikan tetapi juga

memahami apa yang mereka tulis di lembar jawaban sehingga dapat

menjelaskan kembali kepada siswa lain tentang jawaban yang mereka

berikan.

Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol

dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Guru

menerangkan pelajaran sambil menuliskannya di papan tulis sementara

siswa memperhatikan keterangan guru dan memindahkannya ke buku

catatan mereka masing-masing. Setelah itu guru meberikan contoh soal

beserta penyelesaiannya kemudian memberikan beberapa latihan soal

  

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  

65

kepada siswa untuk dikerjakan. Dalam hal ini pembelajaran menjadi

kurang efektif karena komunikasi yang berjalan hanya satu arah yaitu dari

guru ke siswa. Hal ini mengakibatkan dalam proses pembelajarannya

lebih cenderung terpaku pada guru sebagai pemberi informasi sehingga

mempersempit akses ruang gerak siswa untuk dapat menyalurkan

pendapat atau ide-idenya mengenai konsep/materi pelajaran yang sedang

dipelajari baik secara lisan maupun tertulis.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematik

siswa pada kelas eksperimen dengan pendekatan kontekstual lebih baik

dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematik siswa pada

kelas kontrol dengan pendekatan konvensional. Siswa kelas eksperimen

lebih aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa

pada kelas kontrol cenderung pasif. Hal ini disebabkan pembelajaran

konvensional tidak mendorong siswa semangat belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi

matematik siswa yang diajarkan dengan pendekatan kontekstual lebih

baik daripada yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Hal ini

dapat diketahui dari hasil perolehan posttest masing-masing kelas

eksperimen dan kontrol. Nilai rata-rata kelas siswa yang diajarkan dengan

pendekatan kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata

kelas siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Dengan

demikian, pembelajaran kontekstual dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif dalam memilih variasi pendekatan pembelajaran dalam proses

pembelajaran matematika di sekolah.

C. Keterbatasan Penelitian

  

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

   

  

  

66

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, karena penelitian ini

masih mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Penelitian ini hanya ditujukan untuk pelajaran matematika pada pokok

bahasan Relasi dan Fungsi saja sehingga belum bisa digeneralisasikan

pada pokok bahasan yang lain.

2. Kondisi siswa yang telah terbiasa dengan pembelajaran konvensional

sempat membuat siswa merasa kaku pada awal proses pembelajaran

kontekstual.

3. Alokasi waktu yang kurang untuk mengkondisikan siswa agar benar-benar

melaksanakan tahap-tahap pembelajaran secara maksimal.

4. Terbatasnya instrumen penelitian hanya pada hasil posttest, sedangkan

hasil penilaian selama berlangsungnya proses pembelajaran tidak

diikutsertakan.

5. Fokus dalam penelitian ini hanya terbatas pada peningkatan kemampuan

komunikasi matematik siswa sedangkan faktor lain yang dapat

mempengaruhi kondisi siswa dalam proses pembelajaran seperti faktor

psikologis dan lingkungan belajar dalam hal ini di luar kontrol peneliti.

6. Jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga kurang sepenuhnya dapat

dikontrol oleh peneliti.

 

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

 

 

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data dari hasil posttest yang

menunjukkan bahwa aspek komunikasi matematik yang lebih dominan

berkembang pada kelas eksperimen adalah mathematical expression yakni

sebagian besar siswa sudah mampu mengekpresikan peristiwa sehari-hari ke

dalam bentuk diagram, grafik dan pasangan berurutan. Selain itu siswa juga

sudah mampu merepresentasikan masalah sehari-hari ke dalam bentuk

notasi/simbol matematika. Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas

kontrol aspek komunikasi matematik yang lebih dominan berkembang

adalah written text yakni sebagian besar siswa mampu menterjemahkan

bahasa matematika ke dalam bentuk angka-angka. Selain itu siswa mampu

membuat argumen secara tertulis dari soal yang diajukan. Secara umum

kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kemampuan

komunikasi matematik siswa kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas

kontrol yakni pada kelas eksperimen sebesar 61,24 sedangkan pada kelas

kontrol sebesar 54,08.

2. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t

diperoleh nilai t hitung sebesar 2,02 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,67 pada

tingkat kepercayaan 95% dan taraf signifikansi α = 5 % untuk jumlah

seluruh sampel sebesar 75. Data tersebut menunjukkan bahwa sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi

matematik siswa pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya

menggunakan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari rata-rata

kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelompok kontrol yang

dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan

 

 

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

 

 

 

 

68

kata lain, pembelajaran kontekstual mempunyai pengaruh terhadap

kemampuan komunikasi matematik siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru hendaknya menggunakan pembelajaran kontekstual sebagai salah

satu alternatif pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Guru sebaiknya memberikan masalah-masalah kontekstual yang menarik

agar dapat merangsang siswa untuk berpikir dan lebih mudah dalam

memahami soal dalam proses pembelajaran.

3. Penelitian tentang kemampuan komunikasi matematik pada skripsi ini

dibatasi pada kemampuan komunikasi matematik secara parsial yakni

hanya secara tertulis yang meliputi ketiga aspek yaitu written text, drawing

dan mathematical expressions. Oleh karena itu disarankan ada penelitian

lanjut tentang kemampuan komunikasi matematik secara global yang

meliputi aspek lisan dan tulisan.

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

 

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, Cet.II, 2003.

Andidj, ”Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: UN seperti IELTS/TOEFL”, dari http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg99372.html, 8 Maret 2010.

Anitah, Sri, Strategi Pembelajaran Bidang Studi Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka, 2007.

Ansari, Bansu irianto, “Menumbuhkmbangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write”. Disertasi. Bandung: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, 2003.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

______, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, Cet.IV, 2006.

Djaali dan Muljono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, Jakarta : PT Grasindo, 2008.

Fathurrohman, Pupuh dkk., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan konsep Islami, Bandung : Refika Aditama, Cet.I, 2007.

Harsanto, Radno, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Yogyakarta : Kanisius, Cet.I, 2007.

Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”, dalam Antologi : Pendekatan Baru Dalam Proses Pembelajaran, Jakarta : PIC UIN, 2007.

Melly Andriani, “ Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Melalui Strategi Think-Talk-Write Berbasis Modul”, dari http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/mengembangkan-kemampuan-komunikasi-dan.html, 8 Maret 2010.

Pembelajaran Konvensional, http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisan-pendidikan/pembelajaran-konvensional/, 17 maret 2010.

 

 

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

 

70

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL), dari http://ipotes.wordpress.com/2008/05/13/pendekatan-kontekstual-atau-contextual-teaching-and-learning-ctl/, 6 juli 2010.

Principles and standars for school mathematics, VA: National Council of Teacher Mathematics 2000, dari http://www.nctm.org/standars/default.aspx?id=58 , 21 Mei 2010.

R. Bambang Aryan, ”Komunikasi Dalam Matematika” dari http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/30/komunikasi-dalam-matematika/, 10 Februari 2010.

RINRA, “Implementasi Metode Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Dan Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Matematika”, dari http://www.bloggaul.com/rinra/readblog/109877/implementasi-metode-pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-pada-mata-pelajaran-matemati, 24 Maret 2010.

Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, Jakarta : Kencana, Cet.I, 2009.

Rohman, Arif, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta : LaksBang Mediatama Yogyakarta, Cet.I, 2009.

Ronis, Diane, Brain-Compatible Mathematics (Pengajaran Matematika Sesuai Dengan Cara Kerja Otak, alih bahasa : Herlina). Jakarta : PT Indeks, 2009.

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta CV, Cet.VII, 2009.

Sahrodi, Jamali. “Strategi Pembelajaran : Sebuah Ikhtisar Menuju Perubahan Perilaku Dalam Proses Pendidikan”, dalam Lektur.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Grup, Cet.V, 2008.

Satriawati, Gusni. “Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP”, dalam Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,vol. 1, tahun 2006.

Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : Pustaka Setia, Cet.I, 2001.

Sudjana, Metode Statistika, Bandung : Tarsito, Cet.V, 2005  

 

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

 

 

 

71

Suharta, I Gusti Putu dkk. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Siswa Sekolah Dasar Yang Berorientasi Pada Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi Matematik”, Laporan Penelitian, Jakarta: Perpustakaan PDII-LIPI, t.d.

Suprapto, Tommy, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, Yogyakarta : Media Pressindo, Cet.I, 2009.

Suprijono, Agus, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Puataka Pelajar, Cet.I, 2009.

TIM MKPBM, Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : JICA UPI, 2001.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstuktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet.I, 2007.

Tohir Zainuri, “Pakar Matematika” Bicara Tentang, Prestasi Pendidikan Matematika Indonesia, dari http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-bicara-tentang-prestasi-pendidikan-matematika-indonesia/. 3 Februari 2010.

Uno, Hamzah B, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, Cet.III, 2008.

Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Cet.I, 2009.

 

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

72

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

Sekolah : SMPN 16 Jakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII (delapan)/ Ganjil

Tahun Ajaran : 2010/2011

Alokasi Waktu : (2 x 40 menit ) x 8 Pertemuan

Materi : Relasi dan Fungsi

A. Standar Kompetensi

Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus

B. Kompetensi Dasar

1.3 Memahami relasi dan fungsi

1.4 Menentukan nilai fungsi

1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat

Cartesius

C. Indikator

1. Merumuskan definisi relasi dan menyatakan masalah sehari-hari yang

berkaitan dengan relasi ke dalam bentuk diagram panah, pasangan

berurutan dan grafik Cartesius

2. Merumuskan definisi fungsi, domain, kodomain dan range

3. Menggambarkan dengan diagram panah beberapa fungsi (pemetaan) yang

mungkin dari dua himpunan

4. Menyatakan suatu fungsi dalam bentuk notasi dan menyatakan solusi nilai

fungsi dengan menggunakan aljabar

5. Membuat model/bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui

6. Menggambar grafik fungsi pada bidang Cartesius

7. Merumuskan definisi korespondensi satu-satu

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

73

Pertemuan Pertama

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

• Siswa dapat merumuskan definisi relasi

• Siswa dapat menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi

ke dalam bentuk diagram panah, pasangan berurutan dan grafik Cartesius

B. Materi Ajar : Relasi

C. Pendekatan/Metode : Kontekstual/Diskusi kelompok, tanya jawab dan

pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit ) :

a. Apersepsi :

• Penjelasan umum dari guru tentang pembelajaran yang akan dilakukan.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi : Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat

membantu siswa dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 60 menit) :

a. Guru menyampaikan pengantar materi Relasi.

b. Pembagian kelompok sekitar 4-5 orang siswa kemudian memberikan LKS

kepada tiap-tiap kelompok.

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang telah

diberikan oleh guru untuk menemukan konsep Relasi.

d. Guru membiarkan siswa menyelesaikan masalah sendiri sambil berkeliling

mengamati, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi siswa kemudian

membantu siswa yang merasa kesulitan.

e. Guru menggunakan sistem tanya jawab yang interaktif antar sesama siswa

dalam satu kelompok maupun antara siswa dengan guru mengenai hal-hal

yang tidak dimengerti.

f. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi.

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

74

g. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengklarifikasi jika ada

kesalahan dalam memahami konsep.

h. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi, guru

memberikan latihan kepada siswa.

i. Guru bersama-sama siswa membahas dan mengoreksi latihan yang

diberikan.

Penutup (± 10 menit) :

a. Guru dan siswa melakukan refleksi, beberapa siswa diminta untuk

mengungkapkan tentang hal-hal apa saja yang diperoleh dari materi yang

telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

c. Guru memerintahkan siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• LKS

• Instrumen/Soal

1. Diketahui A = { 0, 1, 2, 5 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 6 }. Gambarlah

diagram panah dari himpunan A ke himpunan B yang menunjukkan

hubungan ”kurangnya satu dari”. Tuliskan dalam himpunan pasangan

berurutan dan gambarkan grafik Cartesiusnya !

2. Buatlah relasi ”akar kuadrat dari” dari himpunan P = { 2, 3, 5 } ke

himpunan Q = { 1, 2, 4, 9, 12, 16, 20, 25 }dengan diagram panah,

grafik Cartesius dan himpunan pasangan berurutan !

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

75

Pertemuan Kedua

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat merumuskan definisi fungsi, domain, kodomain dan range

B. Materi Ajar : Fungsi (Pemetaan)

C. Pendekatan/Metode : Kontekstual/Diskusi kelompok, inkuiri, tanya

jawab dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit ) :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi : Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat

membantu siswa dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 60 menit):

a. Guru menyampaikan pengantar materi Fungsi.

b. Siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan

kemudian guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang telah

diberikan oleh guru untuk menemukan konsep Fungsi.

d. Guru membiarkan siswa menyelesaikan masalah sendiri sambil berkeliling

mengamati, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi siswa kemudian

membantu siswa yang merasa kesulitan.

e. Guru menggunakan sistem tanya jawab yang interaktif antar sesama siswa

dalam satu kelompok maupun antara siswa dengan guru mengenai hal-hal

yang tidak dimengerti oleh siswa.

f. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi.

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

76

g. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengklarifikasi jika ada

kesalahan dalam memahami konsep.

h. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi, guru

memberikan latihan kepada siswa.

i. Guru bersama-sama siswa membahas dan mengoreksi latihan yang

diberikan.

Penutup (± 10 menit) :

a. Guru dan siswa melakukan refleksi, beberapa siswa diminta untuk

mengungkapkan tentang hal-hal apa saja yang diperoleh dari materi yang

telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

c. Guru memerintahkan siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• LKS

• Instrumen/Soal

1. Diantara diagram panah berikut, manakah yang merupakan fungsi ?

Berikan alasannya !

A B A B A B A B

( i ) ( ii ) ( iii ) ( iv )

5

6

7

6

9

10

1

3

5

1

3

6

a

b

c

k

l

m

2

3

5

1

2

3

2. Terdapat dua himpunan yaitu himpunan A dan himpunan B. Himpunan

A anggotanya adalah bilangan bulat genap yang lebih dari satu dan

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

77

kurang dari 8. sedangkan himpunan B anggotaya adalah bilangan

cacah kurang dari 7.

a. Buatlah diagram panah yang menunjukkan relasi dari A ke B

adalah “ satu lebihnya dari “!

b. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi ? Berikan alasannya !

c. Tentukan domain, kodomain, dan range dari relasi tersebut !

3. Diketahui relasi dari himpunan P = {a, b, c, d } ke himpunan Q = { e,

f, g } dengan ketentuan a e, b e, c e, dan c f. Apakah

relasi tersebut merupakan suatu fungsi ? Berikan alasannya !

Pertemuan Ketiga

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menggambarkan dengan diagram panah beberapa fungsi

(pemetaan) yang mungkin dari dua himpunan.

B. Materi Ajar :

Banyaknya fungsi (pemetaan) yang mungkin dari dua himpunan.

C. Pendekatan/Metode : Kontekstual/Diskusi kelompok, inkuiri, tanya

jawab dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit )

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 60 menit):

a. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dipelajari.

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

78

b. Siswa berkumpul pada kelompok yang telah ditentukan masing-masing

kemudian guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang telah

diberikan oleh guru untuk menemukan konsep materi yang dipelajari.

d. Guru membiarkan siswa menyelesaikan masalah sendiri sambil berkeliling

mengamati, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi siswa kemudian

membantu siswa yang merasa kesulitan.

e. Guru menggunakan sistem tanya jawab yang interaktif antar sesama siswa

dalam satu kelompok maupun antara siswa dengan guru mengenai hal-hal

yang tidak dimengerti oleh siswa.

f. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi.

g. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengklarifikasi jika ada

kesalahan dalam memahami konsep.

h. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi, guru

memberikan latihan kepada siswa.

i. Guru bersama-sama siswa membahas dan mengoreksi latihan yang

diberikan.

Penutup (± 10 menit) :

a. Guru dan siswa melakukan refleksi, beberapa siswa diminta untuk

mengungkapkan tentang hal-hal apa saja yang diperoleh dari materi yang

telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

c. Guru memerintahkan siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

79

• Bentuk istrumen : Uraian

• LKS

• Instrumen/Soal

1. Gambarlah diagram panah yang mungkin dari himpunan A ke

himpunan B dari setiap pemetaan berikut.

a. A = { p , q } , B = { 1 , 2 , 3 }

b. A = { p, q, r } , B = { 1, 2 }

2. Jika A = { x | -5 < x ≤ 0 , x Є B }dan B = { x | x Bilangan prima < 5 },

Tentukan :

a. Banyaknya pemetaan dari A ke B

b. Banyaknya pemetaan dari B ke A

Pertemuan keempat

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menyatakan suatu fungsi dalam bentuk notasi y = ax dan

menyatakan solusi nilai fungsi dengan menggunakan aljabar.

B. Materi Ajar : Notasi dan Nilai Fungsi

C. Pendekatan/Metode : Kontekstual/Diskusi kelompok, inkuiri, tanya

jawab dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit ) :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi : Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat

membantu siswa dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 60 menit) :

a. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dipelajari.

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

80

b. Siswa berkumpul pada kelompok yang telah ditentukan masing-masing

kemudian guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang telah

diberikan oleh guru untuk menemukan konsep materi yang dipelajari.

d. Guru membiarkan siswa menyelesaikan masalah sendiri sambil berkeliling

mengamati, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi siswa kemudian

membantu siswa yang merasa kesulitan.

e. Guru menggunakan sistem tanya jawab yang interaktif antar sesama siswa

dalam satu kelompok maupun antara siswa dengan guru mengenai hal-hal

yang tidak dimengerti oleh siswa.

f. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi.

g. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengklarifikasi jika ada

kesalahan dalam memahami konsep.

h. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi, guru

memberikan latihan kepada siswa.

i. Guru bersama-sama siswa membahas dan mengoreksi latihan yang

diberikan.

Penutup (± 10 menit) :

a. Guru dan siswa melakukan refleksi, beberapa siswa diminta untuk

mengungkapkan tentang hal-hal apa saja yang diperoleh dari materi yang

telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

c. Guru memerintahkan siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

81

• Bentuk istrumen : Uraian

• LKS

• Instrumen/Soal

1. Diketahui daerah asal suatu fungsi P = { 1, 3, 7, 8 }ke himpunan

bilangan asli Q dengan relasi ”setengah dari”.

a. Tuliskan notasi fungsi untuk relasi tersebut

b. Tentukan rangenya

c. Tentukan bayangan 3 oleh fungsi f

2. Jika pemetaan f dari A ke B ditentukan oleh f : x 3x

a. Tentukan nilai f(0), f(1) dan f(2) !

b. Jika A = { 1, 2, 3, 4, 5 } dan B = {Bilangan Asli}, tentukan daerah

hasil (range) dari pemetaan ini !

3. Sebuah toko roti menjual roti coklat, jika harga sepotong roti

Rp.1000,00.

a. Nyatakan hubungan antara jumlah uang yang diperoleh dengan

banyak roti terjual sebagai fungsi ! (Tetapkan y = jumlah uang dan

x = banyak roti )

b. Tentukan jumlah uang yang diterima jika roti yang terjual adalah

50, 100, 150 dan 160 potong !

Pertemuan kelima

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menyatakan suatu fungsi dalam bentuk notasi y = ax + b dan

menyatakan solusi nilai fungsi dengan menggunakan aljabar.

B. Materi Ajar : Notasi dan Nilai Fungsi

C. Pendekatan/Metode : Kontekstual/Diskusi, inkuiri, tanya jawab dan

pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit ) :

a. Apersepsi :

Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

82

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 60 menit):

a. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dipelajari.

b. Siswa berkumpul pada kelompok yang telah ditentukan masing-masing

kemudian guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang telah

diberikan oleh guru untuk menemukan konsep materi yang dipelajari.

d. Guru membiarkan siswa menyelesaikan masalah sendiri sambil berkeliling

mengamati, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi siswa kemudian

membantu siswa yang merasa kesulitan.

e. Guru menggunakan sistem tanya jawab yang interaktif antar sesama siswa

dalam satu kelompok maupun antara siswa dengan guru mengenai hal-hal

yang tidak dimengerti oleh siswa.

f. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi.

g. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengklarifikasi jika ada

kesalahan dalam memahami konsep.

h. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi, guru

memberikan latihan kepada siswa.

i. Guru bersama-sama siswa membahas dan mengoreksi latihan yang

diberikan.

Penutup (± 10 menit) :

Page 98: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

83

a. Guru dan siswa melakukan refleksi, beberapa siswa diminta untuk

mengungkapkan tentang hal-hal apa saja yang diperoleh dari materi yang

telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

c. Guru memerintahkan siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• LKS

• Instrumen/Soal

1. Suatu fungsi dari A ke B didefinisikan sebagai f (x) = -2x + 7. Jika A =

{ x | -1 < x ≤ 5 } dan B adalah himpunan bilangan bulat maka :

a. Tentukan f(x) untuk setiap x Є A

b. Gambarlah fungsi f(x) dalam diagram panah, grafik Cartesius, dan

himpunan pasangan berurutan.

2. Diketahui daerah asal suatu fungsi A = { 0, 1, 2, 3 } ke himpunan

bilangan asli B dengan relasi “ dua kurangnya dari“.

a. Tulislah notasi fungsi untuk relasi tersebut !

b. Tentukan bayangan 2 oleh fungsi f !

c. Tentukan rangenya !

3. Diketahui fungsi f : x 4x – 1. Tentukan nilai fungsi f untuk x = -5, -

3, -1, 0, 2, 4, dan 10.

4. Fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = -2x + 3

a. Tentukan bayangan x = -1 oleh fungsi tersebut !

b. Tentukan nilai x jika f(x) = 1

Page 99: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

84

Pertemuan keenam

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat membuat model/bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi

diketahui.

B. Materi Ajar : Rumus/bentuk fungsi

C. Pendekatan/Metode : Kontekstual/Diskusi kelompok, inkuiri, tanya

jawab dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit ) :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 60 menit):

a. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dipelajari.

b. Siswa berkumpul pada kelompok yang telah ditentukan masing-masing

kemudian guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang telah

diberikan oleh guru untuk menemukan konsep materi yang dipelajari.

d. Guru membiarkan siswa menyelesaikan masalah sendiri sambil berkeliling

mengamati, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi siswa kemudian

membantu siswa yang merasa kesulitan.

e. Guru menggunakan sistem tanya jawab yang interaktif antar sesama siswa

dalam satu kelompok maupun antara siswa dengan guru mengenai hal-hal

yang tidak dimengerti oleh siswa.

Page 100: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

85

f. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi.

g. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengklarifikasi jika ada

kesalahan dalam memahami konsep.

h. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi, guru

memberikan latihan kepada siswa.

i. Guru bersama-sama siswa membahas dan mengoreksi latihan yang

diberikan.

Penutup (± 10 menit) :

a. Guru dan siswa melakukan refleksi, beberapa siswa diminta untuk

mengungkapkan tentang hal-hal apa saja yang diperoleh dari materi yang

telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

c. Guru memerintahkan siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• LKS

• Instrumen/Soal

1. Diketahui f (x) = ax + b. Tentukan bentuk fungsi-fungsi berikut :

a. f (0) = -6 dan f (3) = -5

b. f (2) = 3 dan f (4) = 4

c. f (1) = 3 dan f (2) = 5

Page 101: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

86

Pertemuan ketujuh

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menggambar grafik fungsi pada bidang Cartesius.

B. Materi Ajar : Grafik fungsi (pemetaan)

C. Pendekatan/Metode : Kontekstual/Diskusi kelompok, inkuiri, tanya

jawab dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit ) :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 60 menit) :

a. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dipelajari.

b. Siswa berkumpul pada kelompok yang telah ditentukan masing-masing

kemudian guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang telah

diberikan oleh guru untuk menemukan konsep materi yang dipelajari.

d. Guru membiarkan siswa menyelesaikan masalah sendiri sambil berkeliling

mengamati, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi siswa kemudian

membantu siswa yang merasa kesulitan.

e. Guru menggunakan sistem tanya jawab yang interaktif antar sesama siswa

dalam satu kelompok maupun antara siswa dengan guru mengenai hal-hal

yang tidak dimengerti oleh siswa.

f. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi.

Page 102: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

87

g. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengklarifikasi jika ada

kesalahan dalam memahami konsep.

h. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi, guru

memberikan latihan kepada siswa.

i. Guru bersama-sama siswa membahas dan mengoreksi latihan yang

diberikan.

Penutup (± 10 menit) :

a. Guru dan siswa melakukan refleksi, beberapa siswa diminta untuk

mengungkapkan tentang hal-hal apa saja yang diperoleh dari materi yang

telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

c. Guru memerintahkan siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• LKS

• Instrumen/Soal

1. Diketahui fungsi f : x 3x – 5 dengan domain P = {x | 0 ≤ x ≤ 5, x Є

C } ke himpunan bilangan real.

a. Gambarlah grafiknya pada bidang Cartesius !

b. Berbentuk apakah grafik fungsi tersebut ?

2. Jika D = {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3} dan E = {Bilangan bulat}dan suatu

fungsi f : D E yang ditentukan oleh f : x x2.

a. Buat grafik dari pemetaan tersebut !

b. Berbentuk apakah grafik fungsi tersebut ?

Page 103: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

88

Pertemuan kedelapan

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat merumuskan definisi korespondensi satu-satu dan

mengidentifikasi fungsi yang merupakan korespondensi satu-satu

B. Materi Ajar : Korespondensi satu-satu

C. Pendekatan/Metode : Kontekstual/Diskusi kelompok, inkuiri, tanya

jawab dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan ( 10 menit ) :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi : Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat

membantu siswa dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 60 menit):

a. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dipelajari.

b. Siswa berkumpul pada kelompok yang telah ditentukan masing-masing

kemudian guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang telah

diberikan oleh guru untuk menemukan konsep materi yang dipelajari.

d. Guru membiarkan siswa menyelesaikan masalah sendiri sambil berkeliling

mengamati, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi siswa kemudian

membantu siswa yang merasa kesulitan.

e. Guru menggunakan sistem tanya jawab yang interaktif antar sesama siswa

dalam satu kelompok maupun antara siswa dengan guru mengenai hal-hal

yang tidak dimengerti oleh siswa.

f. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya dan meminta kelompok lain untuk menanggapi.

Page 104: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

89

g. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengklarifikasi jika ada

kesalahan dalam memahami konsep.

h. Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi, guru

memberikan latihan kepada siswa.

i. Guru bersama-sama siswa membahas dan mengoreksi latihan yang

diberikan.

Penutup (± 10 menit) :

a. Guru dan siswa melakukan refleksi, beberapa siswa diminta untuk

mengungkapkan tentang hal-hal apa saja yang diperoleh dari materi yang

telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

c. Guru memerintahkan siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• LKS

• Instrumen/Soal

1. Di antara diagram panah di bawah ini, manakah yang menunjukkan

korespondensi satu-satu ?

A B A B A B A B

d

e

f

a

b

c

d

e

f

g

a

c

d

f

a

b

c

d

d

e

f

g

a

b

c

d

Page 105: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

90

2. Diketahui beberapa himpunan sebagai berikut :

K = { Huruf-huruf vokal }

L = { Bilangan prima kurang dari 10 }

M = { Bilangan Cacah kurang dari 6 }

N = { x | 1 < x ≤ 10, x Є Bilangan genap }

Manakah dari himpunan-himpunan tersebut yang saling

berkorespondensi satu-satu ?

Mengetahui, Jakarta, Oktober 2010

Guru Mata pelajaran Peneliti

Siti Takwiyah, S.Pd. Siti Aisyah

NIM. 105017000440

Page 106: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

91

Lampiran 2

RELASI

1. Pengertian Relasi

Ketika jam istirahat sekolah sedang berlangsung, di salah satu kelas

terdapat suatu kumpulan anak yang terdiri dari Ranti, Arif, Wayan, Ayu, dan Nia.

Ibu guru bertanya kepada mereka tentang jenis olahraga yang mereka sukai.

Ternyata Ranti menyukai basket dan voli, Arif menyukai sepak bola dan bulu

tangkis, Wayan hanya menyukai sepak bola, Ayu menyukai basket dan tenis meja,

sedangkan Nia hanya menyukai bulu tangkis.

Dari keterangan tersebut dapat dibentuk 2 himpunan yaitu :

• Himpunan anak

A = { ............., …………., …………., …………., …………..}

• Himpunan jenis olahraga

B = { ……….……., ……………., ……...……., …….……., …….…..….. }

Page 107: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

92

1. Perhatikan adakah hubungan antara himpunan anak dengan himpunan jenis

olahraga ?

…………………………………………………………………………………

2. Jika terdapat hubungan, hubungan apa yang ditunjukkan dari himpunan anak

ke himpunan jenis olahraga ?

………………………………… …………………………………………………...

Maka, Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah :

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

2. Cara Menyatakan Relasi Dari Himpunan A ke Himpunan B

a. Diagram Panah

Jika seorang anak suka salah satu jenis olahraga, maka digambarkan anak

panah dari nama anak itu menuju ke olahraga tersebut.

Coba pasangkan anak panahnya !

A B

……….……

……….……

………….…

………….…

…………….

………

………

………

………

………

b. Himpunan Pasangan Berurutan

Buat pasangan berurutannya dari himpunan A ke himpunan B !

= { (……………..., …..………… .) , (…………....., ……………….) ,

(……………..., ………………) , (…………….., ……………….) ,

Page 108: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

93

(…………….., ……………….), (…………..…, ……………….),

(…………….., ……………….), (…………….., ………….……) }

c. Grafik Cartesius

Buat grafiknya jika anggota himpunan A diletakkan pada sumbu mendatar

(sb-x) dan anggota himpunan B diletakkan pada sumbu vertikal (sb-y) !

Kesimpulan : ……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 109: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

94

FUNGSI ( PEMETAAN )

Dalam suatu kelas, Ibu guru menuliskan beberapa ukuran berat badan (kg) yaitu :

36, 37, 38, 39, 40, 41, 42. kemudian beberapa anak ditanya mengenai berat badan

mereka. Andi memiliki berat 38 kg, Budi memiliki berat 36 kg, Cecep memiliki

berat 38 kg, Dodi memiliki berat 40 kg, Edo memiliki berat 40 kg dan Rani

memiliki berat 37 kg.

Buatlah himpunan dan diagram panahnya !

Himpunan Anak

A = {………….,………….,…………,…………..,………..,.....…….} disebut

daerah asal (domain).

Himpunan ukuran berat badan (kg)

B = {…….…,…….…,….……,………..,….…….,…..…….,……….} disebut

daerah hasil (kodomain).

Ukuran berat badan yang dimiliki siswa = {……..,………,………,………}

disebut daerah hasil (range).

A ………………………. B

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

….…

Page 110: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

95

Pertanyaan :

1. Apakah merupakan relasi ? Berikan alasannya !

…………………………………………………………………………………

2. Apakah setiap siswa memiliki ukuran berat badan ?

…………………………………………………………………………………..

3. Adakah siswa yang tidak mempunyai ukuran berat badan ?

…………………………………………………………………………………..

4. Adakah siswa yang memiliki ukuran berat badan lebih dari satu ?

…………………………………………………………………………………..

Jadi fungsi (pemetaan) dari himpunan A ke himpunan B adalah :

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tugas Kelompok : Misalkan A adalah himpunan nama-nama anggota kelompokmu dan B adalah

himpunan nama-nama bulan masehi.

1. Dapatkah dibuat relasi dari himpunan A ke himpunan B ?

2. Jika dapat, apa nama relasinya ? Nyatakan relasi tersebut dalam diagram

panah, grafik cartesius, dan pasangan berurutan !

3. Adakah anggota himpunan A yang tidak mempunyai pasangan ?

4. Adakah anggota himpunan A yang mempunyai pasangan lebih dari satu ?

5. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi ?

Page 111: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

96

Banyaknya Fungsi (Pemetaan) Yang Mungkin dari Dua Himpunan

Andi dan Burhan baru saja lulus dari SMP Negeri di Jakarta. Mereka ingin

melanjutkan sekolah ke SMA. SMA pilihan mereka antara lain SMA 1 Jakarta,

SMA 12 Jakarta, dan SMA 8 Jakarta.

Dapatkah kamu membantu Andi dan Burhan untuk memilih sekolah mereka ?

Ada berapa cara pemilihan untuk memilih sekolah mereka berdua ?

Misalkan :

Himpunan A anggotanya adalah nama-nama anak, maka :

A = { …………… , ……………. }

Himpunan B anggotanya adalah nama-nama sekolah pilihan, maka :

B = { ……………….. , ……………….. , ……………….. }

Untuk memilih sekolah kita dapat gambarkan dengan menggunakan diagram

panah di bawah ini :

A B A B

…………..

…………..

…………..

…………..

…………..

…………..

………...

...............

………...

...............

A B A B

………...

...............

…………..

…………..

…………..

………...

...............

…………..

…………..

…………..

Page 112: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

97

A B A B

………...

...............

…………..

…………..

…………..

………...

...............

…………..

…………..

…………..

A B A B

………...

...............

…………..

…………..

…………..

………...

...............

…………..

…………..

…………..

A B

…………..

…………..

…………..

………...

...............

Karena bentuk diagram panah di atas merupakan bentuk fungsi, maka banyaknya

kemungkinan cara pemilihan sekolah Andi dan Burhan (banyaknya fungsi yang

mungkin dari himpunan A ke himpunan B) adalah ………… buah.

Jika n (A) = ………… dan n (B) =………….

Banyaknya fungsi yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B

dapat dinyatakan dengan rumus = …………….

Page 113: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

98

Notasi Dan Nilai fungsi

Sebuah Toko “Sinar Dunia” menjual alat-alat tulis salah satunya menjual buku

tulis. Armi ingin membeli 12 buah buku tulis di toko tersebut. Jika harga satu

buah buku tulis Rp 2.100,00. Maka berapa uang yang harus dibayar oleh Armi ?

Jawab :

Misalkan x adalah banyak buku tulis dan y/f(x) adalah jumlah uang, maka :

1 buah buku tulis = Rp 2.100,00 , x = 1 → y/f(1) = 2100 (1) = 2100

2 buah buku tulis, x = ...... → y / f (....) = 2100 (......) = ........................

3 buah buku tulis, x = ...... → y / f (....) = 2100 (......) = ........................

........

12 buah buku tulis, x = ...... → y / f (....) = 2100 (......) = ........................

Jadi uang yang harus dibayar oleh Armi adalah ......................................

Isilah tabel berikut berdasarkan perhitungan di atas !

x 1 2 3 …..…… 12 x

y / f(x) 2100 ………... ………… ………... ………… ………..

Page 114: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

99

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan masalah di atas !

1. Berdasarkan tabel, apakah hubungan antara banyak buku tulis (x) dengan

jumlah uang (y) dapat dinyatakan sebagai fungsi ? Berikan alasannya !

…………………………………………………………………………………

2. Jika merupakan fungsi, bagaimana bentuk notasi fungsinya ?

…………………………………………………………………………………

3. Memasuki tahun ajaran baru Ayu membutuhkan 2 lusin buku tulis untuk

keperluannya belajar di sekolah. Oleh karena itu ia membelinya di toko “Sinar

Dunia”. Berapa uang yang harus dibayar Ayu ?

…………………………………………………………………………………..

4. Lia membayar buku yang ia beli sejumlah Rp 29.400,00 maka berapa jumlah

buku yang ia beli ?

…………………………………………………………………………………..

Kesimpulan :

Dari masalah di atas jika x menyatakan banyak buku tulis dan y / f (x) menyatakan

jumlah uang, sedangkan 2100 merupakan bilangan tetap (konstanta) dan

dilambangkan dengan a maka, fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk :

………………………………………………………………………………………

Page 115: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

100

Notasi dan Nilai fungsi

Burhan adalah seorang sales yang bekerja di sebuah toko sepatu. Ia diberi upah

dasar sebesar Rp. 20.000,00 perhari. Selain itu kepadanya diberikan uang komisi

sebesar Rp.15.000,00 untuk tiap pasang sepatu yang berhasil ia jual dalam sehari.

Pertanyaan :

1. Misalkan x adalah jumlah sepatu yang dia jual tiap hari dan y/f(x) adalah

pendapatan / gaji yang diperoleh tiap hari. Carilah solusi dari pertanyaan

berikut dengan menunjukkan cara menghitungnya :

a. Jika dalam sehari Burhan tidak berhasil menjual sepasang sepatupun,

maka gaji yang ia peroleh pada hari tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

b. Jika dalam sehari Burhan mampu menjual 1 pasang sepatu, maka gaji yang

ia peroleh pada hari tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

Page 116: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

101

c. Jika dalam sehari Burhan mampu menjual 2 pasang sepatu, maka gaji yang

ia peroleh pada hari tersebut adalah :

………………………………………………………………………..……

d. Jika dalam sehari Burhan mampu menjual 3 pasang sepatu, maka gaji yang

ia peroleh pada hari tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

e. Jika dalam sehari Burhan mampu menjual x pasang sepatu, maka gaji yang

ia peroleh pada hari tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

Salin dan lengkapi tabel berikut ini berdasarkan perhitungan di atas :

x 0 1 2 3 ………… x

y ………… ……….. ………… ………… …………. ........………..

2. Apakah masalah di atas dapat dinyatakan sebagai fungsi ? Berikan alasannya!

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

3. Jika merupakan fungsi, bagaimana bentuk notasi fungsinya ?

…………………………………………………………………………………..

4. Pada suatu hari Burhan berhasil menjual 12 pasang sepatu, berapa gaji yang

diperoleh Burhan pada hari tersebut ?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 117: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

102

5. Jika pada suatu hari Burhan memperoleh gaji sebesar Rp.230.000,00. Berapa

jumlah sepatu yang berhasil ia jual ?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

6. Apa yang harus dilakukan Burhan jika ia ingin mendapatkan gaji harian

dengan jumlah yang besar ?

…………………………………………………………………………………..

Kesimpulan :

Semakin banyak jumlah sepatu yang Burhan jual (x) maka akan semakin

…………… gaji yang ia dapatkan (y). Oleh karena itu x dan y berbanding lurus

sehingga bentuk fungsinya linier.

Page 118: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

103

RUMUS FUNGSI

Beberapa karyawan yang bekerja sebagai sales mesin cuci di sebuah toko

elektronik memperoleh gaji dengan sistem harian. Gaji yang mereka peroleh

terdiri atas upah dasar harian ditambah komisi untuk setiap unit mesin cuci yang

berhasil dijual perhari. Masing-masing karyawan mendapatkan upah dasar harian

yang sama tetapi gaji harian yang mereka peroleh belum tentu sama karena

bergantung dari banyaknya unit mesin cuci yang mereka jual. Dani dan Fauzi

adalah beberapa sales mesin cuci tersebut. Pada suatu hari Dani berhasil menjual

sebanyak 3 unit mesin cuci dan mendapat gaji sebesar Rp.560.000,00. Sedangkan

Fauzi berhasil menjual 2 unit mesin cuci dan mendapat gaji sebesar

Rp.440.000,00.

Page 119: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

104

Pertanyaan :

1. Berapa upah dasar harian yang diterima oleh karyawan mesin cuci tersebut ?

dan berapa komisi yang diperoleh untuk setiap penjualan 1 unit mesin cuci ?

2. Hasan adalah salah satu sales di toko elektronik tersebut. Jika ia berhasil

menjual 5 unit mesin cuci dalam sehari berapa gaji yang diperoleh Hasan ?

( Petunjuk : Tetapkan x sebagai banyaknya mesin cuci yang terjual dan y/f(x)

sebagai jumlah gaji yang diperoleh kemudian a sebagai komisi yang diperoleh

dari setiap penjualan 1 unit mesin cuci dan b upah dasar harian )

Bentuk umum fungsinya dapat ditulis menjadi : y/f(x) = ax + b

Jawab :

1. Dani berhasil menjual 3 unit mesin cuci, jadi :

“ b”

“a” “a” “a”

Upah harian Rp.560.000;

3 .… + .… = …………………. ( Persamaan 1 )

Fauzi berhasil menjual 2 unit mesin cuci

“ b”

Upah harian Rp.440.000;

“a” “a”

2 .… + .… = ..………………. . ( Persamaan 2 )

Page 120: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

105

Nyatakan Persamaan 2 dalam b, maka kedua ruas sama-sama dikurangi 2a

…… – 2a + ….. = ……………………… - 2a

b = ………………… – 2a ( Persamaan 2.1 )

( Masukkan nilai b ke persamaan 1 )

3 …… + ……………………… - 2a = ………………………….

……. + …………………………… = ………………………….

……. + ………….… - ……….……… = ………………. - ………………

…… = ………………………………….

( Untuk memperoleh nilai b masukkan nilai a ke persamaan 2.1 )

b = ………………… – 2a

b = ………………… – 2 ( ………………………. )

b = ………………… – ……………………….

b = ………………………………….

Jadi :

• Komisi yang diperoleh untuk setiap penjualan 1 unit mesin cuci (a) =

…………………………………….

• Upah dasar harian yang diterima oleh karyawan tersebut (b) =

…………………………………….

2. Sebelum menghitung gaji yang diperoleh terlebih dahulu tentukan bentuk

fungsinya dengan cara mensubstitusikan nilai a dan b ke dalam bentuk umum

fungsi : y / f(x) = a x + b

y / f(x) = …………… x + ………………

Hasan berhasil menjual 5 unit mesin cuci (x = 5) berarti :

y / f(….) = ………………... (…..) + …………….. = …………………….

Jadi gaji yang diperoleh Hasan sebesar …………………………

Page 121: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

106

GRAFIK FUNGSI (PEMETAAN)

Doni adalah seorang sales yang bekerja di sebuah toko komputer. Ia digaji dengan

sistem mingguan dengan rincian upah dasar Rp 300.000/minggu dan uang komisi

sebesar Rp 200.000 untuk tiap satu unit komputer yang berhasil dia jual.

Pertanyaan :

1. Misalkan x adalah jumlah komputer yang berhasil Doni jual tiap minggu dan

y/f(x) pendapatan yang diperoleh tiap minggu. Carilah solusi dari pertanyaan

berikut dengan menunjukkan cara menghitungnya :

a. Jika dalam seminggu Doni tidak berhasil menjual komputer, maka gaji

yang ia peroleh pada minggu tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

b. Jika dalam seminggu Doni berhasil menjual 1 komputer, maka gaji yang ia

peroleh pada minggu tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

Page 122: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

107

c. Jika dalam seminggu Doni berhasil menjual 2 komputer, maka gaji yang ia

peroleh pada minggu tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

d. Jika dalam seminggu Doni berhasil menjual 3 komputer, maka gaji yang ia

peroleh pada minggu tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

e. Jika dalam seminggu Doni berhasil menjual x komputer, maka gaji yang

dia peroleh pada minggu tersebut adalah :

………………………………………………………………………………

Salin dan lengkapi tabel pasangan antara nilai peubah (x) dengan nilai fungsi f (x)

berikut ini ! (Agar lebih mudah dan sederhana, hilangkan 5 digit angka nol pada

jumlah gaji yang diperoleh (y/f(x) )

x 0 1 2 3 x

y/f(x)

(Dalam ratusan ribu) ……… ……….. ……… ……… ………….

(x,y) (…. , ….) (…. , ….) (…. , ….) (…. , ….) ………….

2. Apakah masalah tersebut dapat dinyatakan sebagai fungsi ? Berikan

alasannya!

…………………………………………………………………………………

3. Jika merupakan fungsi bagaimana bentuk fungsinya ?

…………………………………………………………………………………..

Page 123: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

108

4. Gambarlah grafik fungsinya pada bidang Cartesius berikut ini !

Gambar grafik fungsinya berbentuk ………………………………………………

Kesimpulan :

Gambar grafik fungsi f pada himpunan bilangan real (R) yang ditentukan oleh

rumus fungsi f(x) = ax + b dengan a, b Є R dan a ≠ 0 berupa

……………………... sehingga fungsinya disebut dengan fungsi linier.

Page 124: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

109

( Korespondensi Satu-Satu )

Perhatikan deretan rumah yang ada di suatu daerah berikut !

Rumah Kel.Bpk Hasan

Rumah Kel.Bpk.Ali

Rumah Kel.Bpk.Yusuf

Rumah Kel.Bpk.Buyung

Perhatikan pula nomor rumah masing-masing !

Page 125: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

110

Jawablah pertanyaan berikut sesuai berdasarkan gambar !

1. Apakah satu rumah dapat memiliki lebih dari satu nomor rumah ?

…………………………………………………………………………………

2. Apakah dua rumah dapat memiliki satu nomor rumah yang sama ?

…………………………………………………………………………………..

3. Adakah rumah yang tidak memiliki nomor rumah ?

…………………………………………………………………………………..

4. Ada berapa jumlah rumah yang digambarkan di depan? dan berapa jumlah nomor

rumah yang ada ?

…………………………………………………………………………………..

5. Apakah masalah di atas dapat dikatakan fungsi ? Berikan alasannya !

…………………………………………………………………………………..

Misalkan jika dijadikan suatu himpunan :

A adalah himpunan Rumah (anggotanya adalah nama kepala keluarga)

A = { ………….. , …………... , …………….. , ………..….. }

B adalah himpunan nomor rumah

B = { ………. , ……….. , ………… , ………….. }

Coba buat Relasi “bernomor rumah” dari himpunan A ke himpunan B dalam bentuk

diagram panah !

A “bernomor rumah" B

……

……

……

……

……………

……………

……………

……………

Kesimpulan dari diagram panah di atas adalah :

1. ………………………………………………………………………………………

2. ………………………………………………………………………………………...

3. ………………………………………………………………………………………

Keadaan seperti ini dinamakan Korespondensi satu-satu.

Page 126: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

111

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)

Sekolah : SMPN 16 Jakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII (delapan)/ Ganjil

Tahun Ajaran : 2010/2011

Materi : Relasi dan Fungsi

A. Standar Kompetensi

Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus

B. Kompetensi Dasar

1.3 Memahami relasi dan fungsi

1.4 Menentukan nilai fungsi

1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat

Cartesius

C. Indikator

1. Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan

memahami cara menyatakan suatu relasi

2. Memahami fungsi, menentukan relasi yang merupakan fungsi dan

menentukan domain, kodomain dan range dari suatu fungsi

3. Menentukan banyaknya fungsi (pemetaan) yang mungkin dari dua

himpunan.

4. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi dan menghitung nilai fungsi.

5. Menentukan rumus fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui

6. Memahami cara menggambar grafik fungsi pada bidang Cartesius

7. Menentukan fungsi yang merupakan korespondensi satu-satu

Page 127: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

112

Pertemuan Pertama

Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

• Siswa dapat menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi

• Siswa dapat menyatakan suatu relasi dengan diagram panah, pasangan

berurutan dan grafik Cartesius

B. Materi Ajar : Relasi

C. Pendekatan/Metode : Konvensional/Ekspositori dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan :

a. Apersepsi :

Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti :

a. Guru menjelaskan tentang konsep Relasi dan mencatatnya di papan tulis.

b. Siswa mencatat materi yang telah dijelaskan dan dituliskan guru.

c. Guru menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang telah

dijelaskan.

d. Guru memberikan contoh soal disertai dengan pembahasannya.

e. Guru memberikan satu soal latihan dan meminta salah seorang siswa

untuk menjawabnya di depan kelas.

f. Guru dan siswa bersama-sama mengklarifikasi jika ada jawaban siswa

yang salah.

Penutup :

a. Guru bersama-sama siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

Page 128: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

113

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• Instrumen/Soal

1. Diketahui A = { 0, 1, 2, 5 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 6 }. Gambarlah

diagram panah dari himpunan A ke himpunan B yang menunjukkan

hubungan ”kurangnya satu dari”. Tuliskan dalam himpunan pasangan

berurutan dan gambarkan grafik Cartesiusnya !

2. Buatlah relasi ”akar kuadrat dari” dari himpunan P = { 2, 3, 5 } ke

himpunan Q = { 1, 2, 4, 9, 12, 16, 20, 25 }dengan diagram panah,

grafik Cartesius dan himpunan pasangan berurutan !

Pertemuan Kedua

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat memahami fungsi, menentukan relasi yang merupakan fungsi,

dan menentukan domain, kodomain dan range dari suatu fungsi

B. Materi Ajar : Fungsi (Pemetaan)

C. Pendekatan/Metode : Konvensional/Ekspositori dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Page 129: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

114

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti :

a. Guru menjelaskan tentang konsep Fungsi dan mencatatnya di papan tulis.

b. Siswa mencatat materi yang telah dijelaskan dan dituliskan guru.

c. Guru menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang telah

dijelaskan.

d. Guru memberikan contoh soal disertai dengan pembahasannya.

e. Guru memberikan beberapa soal latihan dan meminta beberapa orang

siswa untuk menjawabnya di depan kelas.

f. Guru dan siswa bersama-sama mengklarifikasi jika ada jawaban siswa

yang salah.

Penutup :

a. Guru bersama-sama siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• Instrumen/Soal

1. Diantara diagram panah berikut, manakah yang merupakan fungsi ?

Berikan alasannya !

A B A B A B A B

( i ) ( ii ) ( iii ) ( iv )

5

6

7

6

9

10

1

3

5

1

3

6

a

b

c

k

l

m

2

3

5

1

2

3

Page 130: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

115

2. Terdapat dua himpunan yaitu himpunan A dan himpunan B. Himpunan

A anggotanya adalah bilangan bulat genap yang lebih dari satu dan

kurang dari 8. sedangkan himpunan B anggotaya adalah bilangan

cacah kurang dari 7.

a. Buatlah diagram panah yang menunjukkan relasi dari A ke B

adalah “ satu lebihnya dari “!

b. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi ? Berikan alasannya !

c. Tentukan domain, kodomain, dan range dari relasi tersebut !

3. Diketahui relasi dari himpunan P = {a, b, c, d } ke himpunan Q = { e,

f, g } dengan ketentuan a e, b e, c e, dan c f. Apakah

relasi tersebut merupakan suatu fungsi ? Berikan alasannya !

Pertemuan Ketiga

Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menentukan banyaknya fungsi (pemetaan) yang mungkin dari dua

himpunan.

B. Materi Ajar :

Menentukan banyaknya fungsi (pemetaan) yang mungkin dari dua himpunan.

C. Pendekatan/Metode : Konvensional/Ekspositori dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti :

Page 131: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

116

a. Guru menjelaskan tentang konsep materi dan mencatatnya di papan tulis.

b. Siswa mencatat materi yang telah dijelaskan dan dituliskan guru.

c. Guru menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang telah

dijelaskan.

d. Guru memberikan contoh soal disertai dengan pembahasannya.

e. Guru memberikan satu soal latihan dan meminta salah seorang siswa

untuk menjawabnya di depan kelas.

f. Guru dan siswa bersama-sama mengklarifikasi jika ada jawaban siswa

yang salah.

Penutup :

a. Guru bersama-sama siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• Instrumen/Soal

1. Gambarlah diagram panah yang mungkin dari himpunan A ke

himpunan B dari setiap pemetaan berikut.

a. A = { p , q } , B = { 1 , 2 , 3 }

b. A = { p, q, r } , B = { 1, 2 }

2. Jika A = { x | -5 < x ≤ 0 , x Є B }dan B = { x | x Bilangan prima < 5 },

Tentukan :

a. Banyaknya pemetaan dari A ke B

b. Banyaknya pemetaan dari B ke A

Page 132: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

117

Pertemuan keempat

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menyatakan suatu fungsi dengan notasi dan menghitung nilai

fungsi.

B. Materi Ajar : Notasi dan Nilai Fungsi

C. Pendekatan/Metode : Konvensional/Ekspositori dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti :

a. Guru menjelaskan tentang konsep materi dan mencatatnya di papan tulis.

b. Siswa mencatat materi yang telah dijelaskan dan dituliskan guru.

c. Guru menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang telah

dijelaskan.

d. Guru memberikan contoh soal disertai dengan pembahasannya.

e. Guru memberikan beberapa soal latihan dan meminta beberapa orang

siswa untuk menjawabnya di depan kelas.

f. Guru dan siswa bersama-sama mengklarifikasi jika ada jawaban siswa

yang salah.

Penutup :

a. Guru bersama-sama siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

Page 133: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

118

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• Instrumen/Soal

1. Diketahui daerah asal suatu fungsi P = { 1, 3, 7, 8 }ke himpunan

bilangan asli Q dengan relasi ”setengah dari”.

a. Tuliskan notasi fungsi untuk relasi tersebut

b. Tentukan rangenya

c. Tentukan bayangan 3 oleh fungsi f

2. Jika pemetaan f dari A ke B ditentukan oleh f : x 3x

a. Tentukan nilai f(0), f(1) dan f(2) !

b. Jika A = { 1, 2, 3, 4, 5 } dan B = {Bilangan Asli}, tentukan daerah

hasil (range) dari pemetaan ini !

Pertemuan kelima

Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menyatakan suatu fungsi dengan notasi dan menghitung nilai

fungsi.

B. Materi Ajar : Notasi dan Nilai Fungsi

C. Pendekatan/Metode : Konvensional/Ekspositori dan pemberian tugas

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan :

a. Apersepsi :

Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

b. Motivasi :

Page 134: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

119

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti :

a. Guru memberikan beberapa soal latihan mengenai notasi dan nilai fungsi

untuk dikerjakan secara mandiri oleh siswa.

b. Guru memantau siswa dalam mengerjakan soal latihan.

Penutup :

a. Guru memberikan PR.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• Instrumen/Soal

1. Sebuah toko roti menjual roti coklat, jika harga sepotong roti

Rp.1000,00.

a. Nyatakan hubungan antara jumlah uang yang diperoleh dengan

banyak roti terjual sebagai fungsi ! (Tetapkan y = jumlah uang dan

x = banyak roti )

b. Tentukan jumlah uang yang diterima jika roti yang terjual adalah

50, 100, 150 dan 160 potong !

2. Suatu fungsi dari A ke B didefinisikan sebagai f (x) = -2x + 7. Jika A =

{ x | -1 < x ≤ 5 } dan B adalah himpunan bilangan bulat maka :

a. Tentukan f(x) untuk setiap x Є A

b. Gambarlah fungsi f(x) dalam diagram panah, grafik Cartesius, dan

himpunan pasangan berurutan.

Page 135: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

120

3. Diketahui daerah asal suatu fungsi A = { 0, 1, 2, 3 } ke himpunan

bilangan asli B dengan relasi “ dua kurangnya dari“.

a. Tulislah notasi fungsi untuk relasi tersebut !

b. Tentukan bayangan 2 oleh fungsi f !

c. Tentukan rangenya !

4. Diketahui fungsi f : x 4x – 1. Tentukan nilai fungsi f untuk x = -5, -

3, -1, 0, 2, 4, dan 10.

5. Fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = -2x + 3

a. Tentukan bayangan x = -1 oleh fungsi tersebut !

b. Tentukan nilai x jika f(x) = 1!

Pertemuan keenam

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menentukan rumus/bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi

diketahui

B. Materi Ajar :

Menentukan rumus/bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui

C. Pendekatan/Metode : Konvensional/Ekspositori dan pemberian tugas

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti :

a. Guru menjelaskan tentang konsep materi dan mencatatnya di papan tulis.

Page 136: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

121

b. Siswa mencatat materi yang telah dijelaskan dan dituliskan guru.

c. Guru menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang telah

dijelaskan.

d. Guru memberikan contoh soal disertai dengan pembahasannya.

e. Guru memberikan beberapa soal latihan dan meminta beberapa orang

siswa untuk menjawabnya di depan kelas.

f. Guru dan siswa bersama-sama mengklarifikasi jika ada jawaban siswa

yang salah.

Penutup :

a. Guru bersama-sama siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• Instrumen/Soal

1. Diketahui f (x) = ax + b. Tentukan bentuk fungsi-fungsi berikut :

a. f (0) = -6 dan f (3) = -5

b. f (2) = 3 dan f (4) = 4

c. f (1) = 3 dan f (2) = 5

Page 137: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

122

Pertemuan ketujuh

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menggambar grafik fungsi pada bidang Cartesius

B. Materi Ajar : Grafik fungsi (pemetaan)

C. Pendekatan/Metode : Konvensional/Ekspositori dan pemberian tugas

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti :

a. Guru menjelaskan tentang konsep materi dan mencatatnya di papan tulis.

b. Siswa mencatat materi yang telah dijelaskan dan dituliskan guru.

c. Guru menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang telah

dijelaskan.

d. Guru memberikan contoh soal disertai dengan pembahasannya.

e. Guru memberikan beberapa soal latihan dan meminta beberapa orang

siswa untuk menjawabnya di depan kelas.

f. Guru dan siswa bersama-sama mengklarifikasi jika ada jawaban siswa

yang salah.

Penutup :

a. Guru bersama-sama siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

Page 138: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

123

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• Instrumen/Soal

1. Diketahui fungsi f : x 3x – 5 dengan domain P = {x | 0 ≤ x ≤ 5, x Є

C } ke himpunan bilangan real.

a. Gambarlah grafiknya pada bidang Cartesius !

b. Berbentuk apakah grafik fungsi tersebut ?

2. Jika D = {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3} dan E = {Bilangan bulat}dan suatu

fungsi f : D E yang ditentukan oleh f : x x2.

a. Buat grafik dari pemetaan tersebut !

b. Berbentuk apakah grafik fungsi tersebut ?

Pertemuan kedelapan

Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat memahami pengertian korespondensi satu-satu dan

mengidentifikasi fungsi yang merupakan korespondensi satu-satu.

B. Materi Ajar : Korespondensi satu-satu

C. Pendekatan/Metode : Konvensional/Ekspositori dan pemberian tugas.

D. Skenario Pembelajaran

Pendahuluan :

a. Apersepsi :

• Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit.

Page 139: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

124

• Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Motivasi :

Jika materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa

dalam memahami materi selanjutnya.

Kegiatan Inti :

a. Guru menjelaskan tentang konsep Korespondensi satu-satu dan

mencatatnya di papan tulis.

b. Siswa mencatat materi yang telah dijelaskan dan dituliskan guru.

c. Guru menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang telah

dijelaskan.

d. Guru memberikan contoh soal disertai dengan pembahasannya.

e. Guru memberikan satu soal latihan dan meminta salah seorang siswa

untuk menjawabnya di depan kelas.

f. Guru dan siswa bersama-sama mengklarifikasi jika ada jawaban siswa

yang salah.

Penutup :

a. Guru bersama-sama siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru memberikan PR.

E. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Alat mengajar dan alat tulis.

Sumber Belajar : Dewi Nuharini,dkk., 2008, Matematika Konsep dan

Aplikasinya, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas.

F. Penilaian

• Teknik instrumen : Tertulis

• Bentuk istrumen : Uraian

• Instrumen/Soal

Page 140: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

125

1. Di antara diagram panah di bawah ini, manakah yang menunjukkan

korespondensi satu-satu ?

A B A B A B A B

d

e

f

a

b

c

d

e

f

g

a

c

d

f

a

b

c

d

d

e

f

g

a

b

c

d

2. Diketahui beberapa himpunan sebagai berikut :

K = { Huruf-huruf vokal }

L = { Bilangan prima kurang dari 10 }

M = { Bilangan Cacah kurang dari 6 }

N = { x | 1 < x ≤ 10, x Є Bilangan genap }

Manakah dari himpunan-himpunan tersebut yang saling

berkorespondensi satu-satu ?

Jakarta, Oktober 2010

Mengetahui,

Guru Mata pelajaran Peneliti

Siti Takwiyah, S.Pd. Siti Aisyah NIM. 105017000440

Page 141: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  126

Lampiran 4

PENILAIAN VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK OLEH PAKAR (AHLI)1

A. Identitas

Nama :

Pekerjaan / Bidang keahlian :

B. Pengantar

Berikut ini diberikan skala penilaian validitas isi instrumen tes kemampuan awal komunikasi matematik. Bapak/Ibu diminta menilai ketepatan soal (butir) mengukur indikator dengan cara men-check list ( √ ) alternatif skala penilaian. Adapun skala penilaian adalah sebagai berikut:

1: Jika butir kurang tepat mengukur indikator

2: Jika butir tepat mengukur indikator

3: Jika butir sangat tepat mengukur indikator.

Para penilai juga diminta memberi komentar / koreksi terhadap butir soal yang masih kurang jelas.

                                                            

1 Diadaptasi dari ide/hasil karya Dr.Kadir, M.Pd., Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syahid Jakarta. 

 

Page 142: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  127

C. Indikator, Soal, Aspek Yang Diukur dan Skala Penilaian

No. Butir Indikator Soal Aspek Penilaian Komentar/Koreksi 1 2 3

1. Menyatakan masalah sehari-hari yang merupakan relasi ke dalam bentuk diagram panah, pasangan berurutan, dan grafik Cartesius

Togar, Sinta, Frida, dan Ali akan berlatih bulu tangkis bersama-sama tetapi jadwal berlatih mereka kadang tidak sama. Togar dapat berlatih pada hari minggu dan Senin. Sinta dapat bermain Rabu dan Jum’at. Jadwal berlatih Frida sama dengan jadwal berlatih togar ditambah hari Kamis. Ali hanya dapat berlatih pada hari minggu. Tidak seorangpun dapat bermain pada hari selasa dan sabtu.

a. Buatlah relasi dari cerita diatas dan nyatakan apa nama relasinya !

b. Nyatakan relasi tersebut dengan diagram panah, pasangan berurutan dan grafik Cartesius !

Mathematical Expression

       

2 Menyusun argumen suatu relasi yang merupakan fungsi

Terdapat dua himpunan yakni Himpunan P dan Q. Himpunan P anggotanya adalah bilangan bulat genap yang lebih dari 1 dan kurang dari 10. Sedangkan Himpunan Q anggotanya adalah bilangan Asli kurang dari 10. Misal relasi dari P ke Q adalah “satu kurangnya dari”.

a. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi ? Berikan alasannya !

b. Tentukan domain, kodomain dan range dari relasi tersebut!

Written Text        

3 Menyatakan masalah sehari-hari yang merupakan fungsi

Ayu bekerja di sebuah perusahaan dari hari senin sampai sabtu. Suatu ketika dia diperintahkan oleh atasannya untuk kerja lembur. Jadwal kerja lembur yang dilakukan Ayu dalam 1 minggu adalah sebagai berikut :

Mathematical Expression  

 

       

Page 143: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  128

ke dalam bentuk notasi dan menyatakan cara penyelesaian solusi nilai fungsi secara aljabar

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu

Jam 0 1 2 1 0 5

Jika diketahui gaji harian Ayu adalah Rp.275.000,00 ditambah kerja lembur Rp.50.000,00 tiap jamnya.

a. Nyatakan hubungan ini sebagai fungsi dengan menentukan bentuk notasi fungsinya ? (tetapkan y = gaji total dan x = kerja lembur (dalam jam))

b. Hitung gaji yang diperoleh Ayu setiap hari pada minggu tersebut !

c. Hitung gaji total yang diperoleh Ayu selama 1 minggu tersebut !

4. Merefleksikan grafik fungsi linier yang diketahui titik-titiknya dalam bentuk rumus/notasi fungsi

Hubungan antara x dan y dapat digambarkan melalui grafik fungsi linier f berikut :

x

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Drawing         

 

Page 144: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

 

 

129

a. Nyatakan fungsi linier f dengan himpunan pasangan berurutan !

b. Tentukan bentuk fungsi dari grafik fungsi linier f tersebut ! (tentukan terlebih dahulu bentuk umum dari fungsi linier)

5. Merepresentasikan nilai fungsi ke dalam bentuk grafik fungsi pada bidang cartesius

Terdapat sebuah fungsi f : x 3x + 2 dengan titik-titik (-1, a), (1, b), (c, -7), dan (d, 8) terletak pada grafik fungsi f tersebut.

a. Berdasarkan informasi di atas tentukanlah nilai a, b, c, dan d !

b. Buat grafik fungsi f tersebut dari titik-titik yang telah kamu ketahui nilainya !

Drawing  

       

 

Page 145: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

130

Lampiran 5

Hasil Penilaian Validitas Isi Oleh Para Rater

No.Butir Nilai

A B C

1 2 3 2

2 2 2 3

3 2 2 2

4 2 3 3

5 2 3 3

Keterangan Rater :

A = Drs.H.M.Ali Hamzah, M.Pd.

B = Lia Kurniawati, M.Pd.

C = Maifalinda Fatra, M.Pd.

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H.M.Ali Hamzah, M. Pd Lia Kurniawati, M.Pd

NIP. 19480323 198203 1 001 NIP. 19760521 200801 2 008

Page 146: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

131

Lampiran 6

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

Kerjakan soal berikut dengan lengkap, jelas dan tepat !

1. Togar, Sinta, Frida, dan Ali akan berlatih bulu tangkis bersama-sama. Tetapi

jadwal berlatih mereka kadang tidak sama. Togar dapat berlatih pada hari

minggu dan Senin. Sinta dapat bermain Rabu dan Jum’at. Jadwal berlatih

Frida sama dengan jadwal berlatih togar ditambah hari Kamis. Ali hanya dapat

berlatih pada hari minggu. Tidak seorangpun dapat bermain pada hari selasa

dan sabtu.

a. Buatlah relasi dari cerita diatas ? Nyatakan apa nama relasinya !

b. Nyatakan relasi tersebut dengan diagram panah, pasangan berurutan dan

grafik Cartesius !

2. Terdapat dua himpunan yakni Himpunan P dan Q. Himpunan P anggotanya

adalah bilangan bulat genap yang lebih dari 1 dan kurang dari 10. Sedangkan

Himpunan Q anggotanya adalah bilangan Asli kurang dari 10. Misal relasi

dari P ke Q adalah “satu kurangnya dari”.

a. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi ? Berikan alasannya !

b. Tentukan domain, kodomain dan range dari relasi tersebut!

3. Ayu bekerja di sebuah perusahaan dari hari senin sampai sabtu. Pada hari-hari

tertentu dia diperintahkan oleh atasannya untuk kerja lembur. Jadwal kerja

lembur yang dilakukan Ayu dalam 1 minggu adalah sebagai berikut :

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu

Jam 0 1 2 1 0 5

Jika Ayu memperoleh gaji dengan sistem harian yang terdiri dari upah dasar

sebesar Rp.275.000,00/hari ditambah upah lembur Rp.50.000,00/jam (jika ia

lembur). Maka :

a. Nyatakan hubungan ini sebagai fungsi dengan menentukan bentuk notasi

fungsinya ? (tetapkan y = gaji harian dan x = jam lembur )

Page 147: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

132

b. Hitung gaji yang diperoleh Ayu setiap hari pada minggu tersebut !

c. Hitung gaji total yang diperoleh Ayu selama 1 minggu tersebut !

4. Hubungan antara x dan y dapat digambarkan melalui grafik fungsi linier f

berikut :

0 1 2 3 4 5 6 7 x

a. Nyatakan fungsi linier f dengan himpunan pasangan berurutan !

b. Tentukan bentuk fungsi dari grafik fungsi linier f tersebut ! (tentukan

terlebih dahulu bentuk umum dari fungsi linier y = a x + b)

5. Terdapat sebuah fungsi f : x 3x + 2 dengan titik-titik (-4, a), (3, b),

(c, 8), dan (d, -13) terletak pada grafik fungsi f tersebut.

a. Berdasarkan soal di atas tentukanlah nilai a, b, c, dan d !

b. Buat grafik fungsi f tersebut dari titik-titik yang telah kamu ketahui

nilainya !

Page 148: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

133

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

1.a Dari soal no 1 dapat dibuat 2 himpunan yaitu himpunan anak dan himpunan

nama-nama hari. Misalkan himpunan A anggotanya adalah himpunan anak,

A = {Togar, Sinta, Frida, Ali} sedangkan himpunan B anggotanya adalah

himpunan nama-nama hari, B ={Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu,

Minggu}. Dari kedua himpunan tersebut dapat dibuat relasi dari himpunan

A ke himpunan B dan nama relasinya adalah ”berlatih bulu tangkis pada

hari”.

b. Dengan diagram panah Grafik Cartesius

Minggu

Sabtu

Jum’at

Kamis

Rabu Rabu Selasa

Selasa Senin

Himpunan pasangan berurutan

= { (Togar, Senin), (Togar, Minggu), (Sinta, Rabu), (Sinta, Jum’at), (Frida,

Senin), (Frida, Kamis), (Frida, Minggu), (Ali, Minggu) }

2. Diketahui :

Himpunan P anggotanya adalah bilangan bulat genap yang lebih dari 1 dan

kurang dari 10. P = { 2, 4, 6, 8 }

Toga

r Si

nta

Frid

a

Ali

Togar

Sinta

Frida

Ali

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jum’at

Sabtu

Minggu

Page 149: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

134

Himpunan Q anggotanya adalah bilangan Asli kurang dari 10.

Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }

Relasi dari P ke Q adalah “satu kurangnya dari”

Ditanyakan : a). Apakah relasi tersebut merupakan fungsi ? Berikan alasannya !

b). Tentukan domain, kodomain dan range dari relasi tersebut!

Jawab :

a. Ya, karena memasangkan setiap anggota himpunan P tepat satu ke anggota

himpunan Q yaitu 2 → 3, 4 → 5, 6 → 7, 8 → 9.

b. Domain = { 2, 4, 6, 8 }

Kodomain = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}

Range = { 3, 5, 7, 9)

3. Diketahui : Upah dasar Ayu = Rp.275.000,00/hari

Upah lembur = Rp.50.000,00/jam

Ditanyakan : a). Tentukan bentuk notasi fungsinya !

b). Tentukan gaji Ayu setiap hari pada minggu tersebut !

c). Tentukan total gaji Ayu yang diperoleh selama satu minggu !

Jawab :

a. Misalkan y = gaji harian dan x = jam lembur. Gaji harian Ayu terdiri dari upah

dasar ditambah upah lembur. Maka bentuk notasi fungsinya dapat ditulis :

y = 275.000 + 50.000 x atau y = 50.000 x + 275.000

b. Gaji hari Senin , x = 0

y = 50.000 (0) + 275.000 = Rp.275.000;

Gaji hari Selasa, x = 1

y = 50.000 (1) + 275.000 = Rp.325.000;

Gaji hari Rabu, x = 2

y = 50.000 (2) + 275.000 = Rp.375.000;

Gaji hari Kamis, x = 1

y = 50.000 (1) + 275.000 = Rp.325.000;

Gaji hari Jum’at, x = 0

y = 50.000 (0) + 275.000 = Rp.275.000;

Gaji hari Sabtu, x = 5

Page 150: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

135

y = 50.000 (5) + 275.000 = Rp.525.000;

c. Gaji total Ayu selama 1 minggu adalah :

Rp.275.000 (2) + Rp.325.000(2) + Rp.375.000 + Rp.525.000 =

Rp.2.100.000;

4. a). Himpunan pasangan berurutan = {(x1,y1), (x2,y2), (x3,y3), .............}.

Dari grafik fungsi linier menunjukkan himpunan pasangan berurutannya =

{ ( 0,1 ), ( 1,3 ), ( 2,5 ), ( 3,7 ) }

b). Bentuk Umum fungsi linier ; y/f(x) = ax + b

Untuk menentukan bentuk fungsi ambil dua titik dari titik-titik yang telah

diketahui.

( 0,1 ) → x = 0 dan y = 1 ( 1,3 ) → x = 1 dan y = 3

( Substitusi ke y = ax + b ) ( Substitusi ke y = ax + b )

y = ax + b y = ax + b

1 = a ( 0 ) + b 3 = a (1) + 1

1 = b 3 = a + 1

b = 1 3 – 1 = a + 1 -1

2 = a

a = 2

Substitusikan nilai a dan b ke dalam bentuk umum fungsi linier :

y = ax + b

y = 2x + 1

Jadi, bentuk fungsi dari grafik fungsi linier f tersebut adalah y = 2x + 1

6. a. Mencari nilai a dari titik (- 1,a ) Mencari nilai b dari titik

( - 1, a ) → x = - 1 dan y = a ( 1, b ) → x = 1 dan y = b

( Substitusi ke dalam bentuk fungsi ( Substitusi ke dalam bentuk

f (x)/y = 3x + 2 ) fungsi f (x)/y = 3x + 2 )

y = 3x + 2 y = 3x + 2

a = 3 ( - 1) + 2 b = 3 ( 1) + 2

a = - 3 + 2 b = 3 + 2

a = - 1 b = 5

Page 151: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

136

Mencari nilai c dari titik (c , - 7) Mencari nilai d dari titik (d , 8)

( c , - 7 ) → x = c dan y = - 7 (d, 8) → x = d dan y = 8

( Substitusi ke dalam bentuk fungsi ( Substitusi ke dalam bentuk fungsi

f (x)/y = 3x + 2 ) f (x)/y = 3x + 2 )

y = 3x + 2 y = 3x + 2

- 7 = 3 (c) + 2 8 = 3 (d) + 2

- 7 = 3 c + 2 8 = 3 d + 2

- 7 - 2 = 3c + 2 – 2 8 - 2 = 3 d + 2 - 2

- 9 = 3c 6 = 3 d

c = - 3 d = 2

b. Dari jawaban a didapat himpunan titik-titik :

{ (- 1, - 1), ( 1, 5 ), ( - 3, - 7 ), ( 2 , 8 ) }

Untuk membuat grafik fungsi linier yang sempurna, maka terlebih dahulu

dibuat titik-titik bantu diantara titik-titik yang telah diketahui dengan

menggunakan tabel :

x -3 -2 -1 0 1 2 y -7 -4 -1 2 5 8

(x,y) (-3,-7) (-2,-4) (-1,-1) ( 0,2 ) ( 1,5 ) ( 2,8 )

Page 152: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

137

Lampiran 8

Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Kelompok Eksperimen

WT1 3 4 5 2

E 1 10 12 3 5 6 36 57E 2 12 4 5 0 4 25 39E 3 15 12 8 2 4 41 64E 4 14 8 7 4 6 39 61E 5 10 6 8 7 4 35 55E 6 8 6 0 0 6 20 32E 7 16 12 8 6 6 48 75E 8 16 8 8 8 4 44 68E 9 14 12 7 13 8 54 84E 10 10 5 0 0 2 17 27E 11 11 9 8 6 5 39 61E 12 10 9 3 0 4 26 41E 13 16 12 8 13 8 57 89E 14 13 9 8 8 7 45 70E 15 9 12 5 0 5 31 48E 16 10 10 8 5 6 39 61E 17 16 10 6 2 7 41 64E 18 12 8 8 15 8 51 80E 19 12 11 8 7 4 42 66E 20 10 8 8 8 4 38 59E 21 14 10 8 9 8 49 77E 22 13 9 7 8 7 44 68E 23 8 7 0 0 4 19 30E 24 14 12 5 3 7 41 64E 25 12 12 7 11 5 47 73E 26 12 7 8 8 6 41 64E 27 13 9 8 0 6 36 57E 28 8 6 4 5 6 29 45E 29 12 12 8 4 8 44 68E 30 12 11 8 13 8 52 82E 31 10 12 7 5 5 39 61E 32 13 9 8 10 8 48 75E 33 12 12 8 4 8 44 68E 34 16 12 6 5 6 45 70E 35 14 8 8 6 5 41 64E 36 10 8 6 7 6 37 58E 37 13 6 8 4 4 35 55E 38 10 8 6 8 6 38 59

Jumlah 460 353 244 219 221

Persentase 77,70% 79,50% 82,43% 29,59% 74,66%

Rata-rata 74,66%

JumlahSkor Nilai

78,60% 56,01%

ME DW Skor Kemampuan Komunikasi Matematik

Page 153: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

138

Lampiran 9

Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Kelompok Kontrol

WT1 3 4 5 2

K 1 10 8 7 9 7 41 64K 2 14 6 5 6 5 36 57K 3 6 5 4 0 4 19 30K 4 8 8 6 3 4 29 45K 5 14 10 7 5 8 44 68K 6 9 12 1 0 4 26 41K 7 10 5 7 7 6 35 55K 8 16 12 8 14 8 58 91K 9 12 10 8 5 4 39 61

K 10 12 6 6 4 3 31 48K 11 8 6 4 3 4 25 39K 12 12 8 8 9 8 45 70K 13 6 0 0 0 3 9 14K 14 10 8 6 4 7 35 55K 15 12 8 8 13 6 47 73K 16 12 8 6 7 8 41 64K 17 6 6 4 0 4 20 32K 18 10 4 8 8 6 36 57K 19 14 8 6 8 8 44 68K 20 10 6 0 0 1 17 26K 21 10 6 3 0 7 26 41K 22 16 10 8 9 8 51 80K 23 8 6 0 0 5 19 30K 24 11 8 8 10 8 45 70K 25 10 6 8 9 6 39 61K 26 9 6 6 2 8 31 48K 27 8 10 7 8 6 39 61K 28 14 10 5 2 8 39 61K 29 9 7 0 0 4 20 32K 30 12 8 6 9 7 42 66K 31 12 8 8 7 6 41 64K 32 12 8 5 8 5 38 59K 33 10 6 5 0 8 29 45K 34 16 8 8 3 6 41 64K 35 8 12 7 5 6 38 59K 36 12 4 8 6 6 36 57K 37 10 6 5 0 4 25 39

Jumlah 398 273 206 183 216Persentase 67,22% 61,49% 69,59% 24,73% 72,97%Rata-rata 72,97%64,36% 47,16%

Skor Kemampuan Komunikasi Matematik Jumlah Skor NilaiME DW

Page 154: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  139

Lampiran 10

PENGHITUNGAN DATA STATISTIK AWAL

KELOMPOK EKSPERIMEN

A. Sebaran Data Nilai Posttest

27 30 32 39 41 45 48 55 55 57

57 58 59 59 61 61 61 61 64 64

64 64 64 66 68 68 68 68 70 70

73 75 75 77 80 82 84 89

B. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data di atas, maka untuk membuat tabel distribusi

frekuensi dapat diterapkan langkah-kangkah berikut :

a. Banyak Data (N) = 38

b. Menentukan jangkauan data (R)

Nilai maksimum = 89, Nilai minimum = 27

R = nilai maksimum – nilai minimum

R = 89 - 27

R = 62

c. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n -------- n = banyaknya data

K = 1 + 3,3 log 38

K = 1 + 3,3 . (1,58)

K = 6,21 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

d. Menentukan panjang kelas/ interval (c)

c = R / K

= 62 / 6

= 10,3 ≈ 11

Jadi panjang kelas adalah 11.

Page 155: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  140

Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi :

Nilai Tb Ta fi fk Xi Xi2 fiXi fiXi2

27 - 37 26.5 37.5 3 4 32 1024 96 307238 - 48 37.5 48.5 4 10 43 1849 172 739649 - 59 48.5 59.5 7 16 54 2916 378 2041260 - 70 59.5 70.5 16 32 65 4225 1040 6760071 - 81 70.5 81.5 5 36 76 5776 380 2888082 - 92 81.5 92.5 3 38 87 7569 261 22707Jumlah 38 2327 150067

C. Perhitungan rata-rata/Mean

382327

== ∑n

xfX ii = 61,24

D. Perhitungan Median

Untung menghitung median data digunakan rumus:

dimana: = batas bawah kelas median

c = panjang kelas

n = banyaknya kelas

= jumlah frekuensi sebelum kelas median

= frekuensi kelas median

Median pada kelompok eksperimen diperoleh sebagai berikut:

( )11.

16

143821

5,59⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=eM

  =  62,94

E. Perhitungan Modus

Page 156: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  141

Untuk menghitung modus data digunakan rumus:

cd

TM .1 ⎟⎞

⎜⎛

+=ddbo

21⎟⎠

⎜⎝ +

dimana: = batas bawah kelas median

c = panjang kelas

d1 = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas sebelumnya

d2 = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas setelahnya

Modus pada kelompok eksperimen diperoleh sebagai berikut:

11.119

95,59 ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

++=oM

oM = 64,45

F. Perhitungan varians dan simpangan baku (S)

( )( )1

222

−= ∑ ∑

nnXfXfn

S iiii

)138(38)2327()150067(38 2

2

−−

=S

     = 204,56

56,204=S = 14,30

G. Perhitungan Koefisien Kemiringan (α3) dan Kurtosis (α4)

Nilai Xi fi Xi – X (Xi – X)4 fi (Xi – X)4

27 - 37 32 3 -29,24 730986,70 2192960,0938 - 48 43 4 -18,24 110687,69 442750,7749 - 59 54 7 -7,24 2747,60 19233,2360 - 70 65 16 3,76 199,87 3197,9571 - 81 76 5 14,76 47461,93 237309,6782 - 92 87 3 25,76 440335,23 1321005,69

Jumlah 4216457,41

1. Perhitungan koefisien kemiringan ( 3α )

Page 157: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  142

Rumus : SMX o−

=3α

Dimana : = 61,24 S = 14,30

= 64,45

Kriteria : 03 <α : kurva melandai ke kiri

03 =α : kurva normal

03 >α : kurva melandai ke kanan

Koefisien kemiringan ( 3α ) pada kelompok eksperimen diperoleh sebagai

berikut:

3,1445,6424,61

3−

3α   = - 0,22

Karena nilai 3α  < 0 (- 0,22 < 0) maka kurva melandai ke kiri.

2. Perhitungan Keruncingan/Kurtosis

Untuk menghitung tingkat keruncingan suatu kurva (koefisien kurtosis)

digunakan rumus sebagai berikut:

dimana: = koefisien kurtosis

= nilai data ke-i

= nilai rata-rata

Page 158: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  143

= frekuensi kelas ke-i

n = banyaknya data

S = simpangan standar

Kriteria : : platykurtik (kurva agak datar)

: mesokurtik (kurva distribusi normal)

: leptokurtic (kurva runcing)

Koefisien kurtosis pada kelompok eksperimen diperoleh sebagai

berikut:

α4 = 1/38 ( 4216457,41 ) ( 14,3 )4

2,65

Karena nilai kurtosisnya kurang dari 3 ( 2,65 < 3) maka distribusinya adalah

distribusi platykurtik atau bentuk kurva mendatar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 11

Page 159: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  144

PENGHITUNGAN DATA STATISTIK AWAL

KELOMPOK KONTROL

A. Sebaran Data Nilai Posttest

14 26 30 30 32 32 39 39 41 41

45 45 48 48 55 55 57 57 57 59

60 61 61 61 61 64 64 64 64 66

68 68 70 70 73 80 91

B. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data di atas, maka untuk membuat tabel distribusi

frekuensi dapat diterapkan langkah-kangkah berikut :

a. Banyak Data (N) = 37

b. Menentukan jangkauan data (R)

Nilai maksimum = 91, Nilai minimum = 14

R = nilai maksimum – nilai minimum

R = 91 - 14

R = 77

c. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n -------- n = banyaknya data

K = 1 + 3,3 log 37

K = 1 + 3,3 .(1,57)

K = 6,18 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

d. Menentukan panjang kelas/ interval (P)

P = R / K

= 77 / 6

= 12,8 ≈ 13

Jadi panjang kelas adalah 13.

Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi :

Page 160: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  145

Nilai Tb14 - 26 13.527 - 39 26.540 - 52 39.553 - 65 52.5

Ta fi fk Xi Xi2 fiXi fiXi2

26.5 2 4 20 400 40 80039.5 6 7 33 1089 198 653452.5 6 11 46 2116 276 1269665.5 15 27 59 3481 885 52215

66 - 78 65.5 78.5 6 34 72 5184 432 3110479 - 91 78.5 91.5 2 37 85 7225 170 14450Jumlah 37 2001 117799

C. Perhitungan rata-rata/Mean

372001

== ∑n

xfX ii = 54,08

D. Perhitungan Median

Untung menghitung median data digunakan rumus:

dimana: = batas bawah kelas median

c = panjang kelas

n = banyaknya kelas

= jumlah frekuensi sebelum kelas median

= frekuensi kelas median

Median pada kelompok eksperimen diperoleh sebagai berikut:

1/2 (37) -14

Me = 52,5 + 15 .13

Me = 56,40

Page 161: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  146

E. Perhitungan Modus

Untuk menghitung modus data digunakan rumus:

cdd

dTM bo .21

1⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

+=

dimana: = batas bawah kelas median

c = panjang kelas

d1 = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas sebelumnya

d2 = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas setelahnya

Modus pada kelompok eksperimen diperoleh sebagai berikut:

= 52,5 + ( 9 / 9 + 9) .13

= 59

F. Perhitungan varians dan simpangan baku (S)

( )( )1

222

−= ∑ ∑

nnXfXfn

S iiii

)137(37)2001()117799(37 2

2

−−

=S

     = 266,19

19,266=S = 16,32

G. Penghitungan Koefisien Kemiringan (α3) dan Kurtosis (α4)

Nilai Xi fi Xi – X (Xi – X)4 fi (Xi – X)4

14 - 26 20 2 -34,08 1348957,74 2697915,4827 - 39 33 6 -21,08 197461,50 1184768,9840 - 52 46 6 -8,08 4262,31 25573,8853 - 65 59 15 4,92 585,95 8789,2566 - 78 72 6 17,92 103122,16 618732,9979 - 91 85 2 30,92 914024,72 1828049,44

Jumlah 6363830,02

Page 162: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  147

1. Perhitungan koefisien kemiringan ( 3α )

 Rumus : SMX o−

=3α

dimana : = 54,08 S = 16,32

= 59

Kriteria : 03 <α : kurva melandai ke kiri

03 =α : kurva normal

03 >α : kurva melandai ke kanan

Koefisien kemiringan ( 3α ) pada kelompok eksperimen diperoleh sebagai

berikut :

α 3 = 54,08 – 59 16,32

3α   = - 0,30

Karena nilai 03 <α (- 0,30 < 0 ) maka kurva melandai ke kiri.

2. Perhitungan Keruncingan/Kurtosis

Untuk menghitung tingkat keruncingan suatu kurva (koefisien kurtosis)

digunakan rumus sebagai berikut:

dimana: = koefisien kurtosis

= nilai data ke-i

Page 163: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  148

= nilai rata-rata

= frekuensi kelas ke-i

n = banyaknya data

S = simpangan standar

Kriteria : : platykurtic (kurva agak datar)

: mesokurtic (kurva distribusi normal)

: leptokurtic (kurva runcing)

Koefisien kurtosis pada kelompok eksperimen diperoleh sebagai

berikut:

α4 = 1/37 ( 6363830,02 ) ( 16,32 )4

2,43

Karena nilai kurtosisnya kurang dari 3 ( 2,43 < 3) maka distribusinya adalah

distribusi platykurtik atau bentuk kurva mendatar.

Page 164: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  149

Lampiran 12

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS

Kelas Eksperimen

1. Hipotesis :

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2. Menentukan χ2 tabel

Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 38 pada taraf signifikansi (α ) 5 %

dan dk = K – 3 = 6 – 3 = 3 , diperoleh χ2 tabel = 7,82

3. Menentukan χ2 hitung

Nilai Batas

kelas Z

Nilai Z

batas kelas

luas Z

tabel Ei Oi

( )i

ii

EEO 2−

26,5 -2,43 0,0075

27 - 37 0,041 1,558 3 1,3346

37,5 -1,66 0,0485

38 - 48 0,1382 5,2516 4 0,2983

48,5 -0,89 0,1867

49 - 59 0,2655 10,089 7 0,9458

59,5 -0,12 0,4522

60 - 70 0,29 11,02 16 2,2505

70,5 0,65 0,7422

71 - 81 0,18 6,84 5 0,4950

81,5 1,42 0,9222

82 - 92 0,0635 2,413 3 0,1428

92,5 2,19 0,9857

Jumlah 38 5,4670

Page 165: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  150

4. Kriteria Pengujian

Jika χ2 hitung < χ2 tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima

5. Membandingkan χ2 tabel dan χ2 hitung

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh :

χ2 hitung < χ2 tabel ( 5,47 < 7,82 )

6. Kesimpulan

Karena χ2 hitung < χ2 tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Page 166: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  151

Lampiran 13

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS

Kelas Kontrol

1. Hipotesis :

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2. Menentukan χ2 tabel

Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 37 pada taraf signifikansi (α ) 5 %

dan dk = K – 3 = 6 – 3 = 3 , diperoleh χ2 tabel = 7,82

3. Menentukan χ2 hitung

Nilai Batas kelas Z Nilai Z

batas kelas luas Z tabel Ei Oi

( )i

ii

EEO 2−

13,5 -2,49 0,0064

14 - 26 0,0391 1,4467 2 0,2116

26,5 -1,69 0,0455

27 - 39 0,1412 5,2244 6 0,1151

39,5 -0,89 0,1867

40 - 52 0,2735 10,1195 6 1,6770

52,5 -0,10 0,4602

53 - 65 0,2978 11,0186 15 1,4386

65,5 0,70 0,758

66 - 78 0,1752 6,4824 6 0,0359

78,5 1,50 0,9332

79 - 91 0,0558 2,0646 2 0,0020

91,5 2,29 0,989

Jumlah 37 3,4803

Page 167: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  152

4. Kriteria Pengujian

Jika χ2 hitung < χ2 tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima

5. Membandingkan χ2 tabel dan χ2 hitung

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh :

χ2 hitung < χ2 tabel ( 3,48 < 7,82 )

6. Kesimpulan

Karena χ2 hitung < χ2 tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Page 168: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  153

Lampiran 14

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

1. Hipotesis :

Ho : σ12 = σ2

2

Ho : σ12 ≠ σ2

2

2. Menentukan Ftabel dan kriteria pengujian

Dari tabel F untuk jumlah sampel 75 pada taraf signifikansi (α ) = 5 % untuk

dk pembilang (varians terbesar) 36 dan dk penyebut (varians terkecil) 37,

diperoleh dengan menggunkan Microsoft Excel Finv (0,025;36;37) = 1,93,

maka Ftabel = 1,93.

3. Kriteria pengujian

Jika F hitung < F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya varians kedua

kelompok sampel sama atau homogen.

Jika F hitung ≥ F tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya varians kedua

kelompok sampel tidak sama atau heterogen.

4. Menentukan F hitung

Diketahui : Varians terbesar (kontrol) = 266,19 dan Varians terkecil

(eksperimen) = 204,456

Terkecil VariansTerbesar Varians

SS

F 22

2

== ihit

1,30

56,20419,266 ==

5. Membandingkan Ftabel dan Fhitung

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh : Fhitung < Ftabel (1,30 < 1,93)

6. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dengan uji Fisher diperoleh Fhitung < Ftabel (1,30 < 1,93)

dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya varians kedua

kelompok sampel sama atau homogen.

Page 169: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  154

Lampiran 15

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK

1. Hipotesis

Ho : μ1 ≤ μ2

Ha : μ1 > μ2

Keterangan :

μ1 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen

μ2 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa kelas kontrol

2. Menentukan t tabel

Dari tabel distribusi t dengan taraf signifikansi (α) = 5% dan dk = (n1 + n2) – 2

= (38 + 37) – 2 = 73, diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel

Tinv(0,1;73) = 1,67. Maka t tabel = 1,67

3. Kriteria pengujian

Jika t hitung ≥ t tabel , maka Ho ditolak

Jika t hitung < t tabel , maka Ho diterima

4. Perhitungan

a. Varians (Sgab2)

( ) ( )( ) 2

11

21

222

2112

−+−+−

=nn

SnSnS

= ( ) ( )2)3738(

19,26613756,204138−+−−−

= 234,95

b. Simpangan baku/ Standar deviasi (Sgab)

95,234=S = 15,33

c. Uji-t

21

21

11nn

S

XXt

gab +

−=  

Page 170: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

  155

   =  

371

38133,15

08,5424,61

+

− 

= 2,02

5. Kesimpulan

Dari data yang diperoleh dan perhitungan menggunakan uji-t, terlihat bahwa

thitung lebih besar atau sama dengan t tabel (2,02 ≥ 1,67), maka Ho ditolak yang

berarti bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pada

kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematik siswa pada kelompok kontrol.

Page 171: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

156

Lampiran 16

Luas Di Bawah Kurva Normal

Page 172: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

157

Lampiran 17

Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)

Page 173: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/935/2/SITI AISYAH-FITK 3.pdf · Fungsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

158

Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Lanjutan)