JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …€¦ · · 2015-08-03Sedangkan menggunakan uji -t...
Transcript of JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …€¦ · · 2015-08-03Sedangkan menggunakan uji -t...
ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS,
PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
KEBIJAKAN PEMBAYARAN DEVIDEN PADA
PERUSAHAAN DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
(Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana
Disusun Oleh:
Fitria
NIM: 208081000046
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1434H/2013M
i
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Fitria
NIM : 208081000046
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin
pemilik karya.
4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti saya
telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 20 Mei 2013
Fitria
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fitria
Tempat / Tanggal Lahir : Ternate, 25 Juli 1989
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat :
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1996 – 2001 : SDN Sukaluyu 03 Bandung
2001 – 2004 : SMP 06 Assyafi’iyah Bekasi
2004 – 2007 : SMAN 1 Kota Ternate
2008 – 2013 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
Abstract
This study aimed to analyze the effect of the Liquidity Ratio (CR,QR), Aktivity
(ITO,TATO), Profitability (ROA,EPS), and Capital Structure (DAR,DER). Tool using
multiple linear regression analysis of the 15 companies that were taken by purposive
sampling in Jakarta Islamic Index melalui secondary data on each company’s financial
statements are to be sampled. Studi period in 2008 to 2011.
By using test-f that liquidity variables (CR, QR), Activities (ITO, TATO),
profitability (ROA, EPS), and Capital Structure (DAR, DER) simultaneously affect the
House of Representatives at a significant level with a probability of 0.000 and f -count at
4.786. While using a t-test that the variable CR, ITO, TATO, EPS, DAR and DER partially
has no effect on the House of Representatives, whereas QR and ROA partial effect on the
House of Representatives at a significant level in the company's 0,05 in Jakarta Islamic Index
(JII). Par value Adjusted R Square (𝑅2) is equal to 33.9% while the remaining 66.1% is
influenced by other factors not included in our model.
Keywords: Dividend Payout Ratio, Liquidity, Activity, Profitability and Capital Structure
(DER)
iv
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR),
Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) terhadap
kebijakan deviden (DPR). Alat analisis menggunakan regresi linear berganda terhadap 15
perusahaan yang diambil secara purposive sampling di Jakarta Islamic Index melalui data
sekunder laporan keuangan pada setiap perusahaan yang menjadi sampel. Periode penelitian
pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
Dengan menggunakan uji-f bahwa variabel Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan
berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan dengan probabilitas sebesar 0,000 dan f-
hitung sebesar 4.786. Sedangkan menggunakan uji-t bahwa variabel CR, ITO dan TATO,
EPS, DAR dan DER secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR, sedangkan QR,
dan ROA secara parsial berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan 0.05 pada
perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII). Nilai Adjusted R Square (𝑅2) yaitu sebesar 33,9%
sedangkan sisanya yaitu 66,1% dipengaruhi oleh faktor lain seperti ROE, ROI, DTA, PBV,
NPM, DAN PER yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
Kata kunci: Dividen Payout Ratio, Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal
(DER)
v
KATA PENGANTAR
Bismilahirohmanirrohim
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillahrobbil’alamin puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT
yang tiada hentinya melimpahkan rahmat dan hidayatnya kepada seluruh hambanya. Selawat
serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW,
beserta pada keluarga dan sahabat – sahabatnya yang telah menuntun umat manusia dari alam
kegelapan menuju ke alam yang terang benderang. Atas rahmat Allah SWT saya dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Rsio Likuiditas, Aktivitas,
Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden Pada
Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII)”. Adapun skripsi ini diajukan guna memenuhi
syarat untuk meraih gelar sarjana.
Perjalanan menuntut ilmu sekitar empat tahun, bukanlah waktu yang singkat, banyak
hal yang telah didapatkan baik itu dari para dosen pengajar maupun teman – teman
seperjuangan. Perjalanan panjang ini telah sampai kepada tujuan yang telah di cita – citakan
oleh penulis. Banyak sekali orang – orang yang terlibat dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini baik yang bersifat materil maupun dukungan dan doa.
Penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan menyusun skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan informasi bagi masyarakat dan juga bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih ini terutama ingin
penulis tujukan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta yaitu umi dan aba yang senantiasa memberikan kasih dan
cintanya yang teramat besar untukku setiap harinya, umi dan aba yang tidak kenal lelah
dalam mendidik dan membesarkan penulis serta rela bekerja keras untuk
vi
menyekolahkanku hingga sekarang. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan
dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada umi dan aba juga semoga penulis dapat
membanggakan keduannya. Amin
2. Adikku fatma, fadel dan fira yang selalu memberiku dorongan dan doa agar skripsiku
cepat terselesaikan.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menggali
ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang selalu memberikan arahan, motivasi, dan nasihat selama proses belajar dan
mengajar.
5. Bapak Suhendra,S.Ag., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya.
6. Ibu Amalia, SE, MM, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini serta memberikan
motivasi yang begitu besar bagi penulis.
7. Bapak Arief Mufraini, Lc, M.Si, selaku dosen yang telah memberikan banyak kemudahan
kepada penulis dalam menyelesaikan Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT).
8. Segenap dosen pengajar yang telah mengajarkan ilmu manajemen, semoga baktinya
dijadikan amalah sholeh. Amin
9. Staf tata usaha FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan di Lembaga Dakwa Kampus (LDK), LDK yaitu Fatma,
Dian, Indah, Niar, Ima, Ida, Ima, Wulan, Fia, Anis, Amalia Larasati, Febi, Amalia, Eli,
Maria Ulfa, Eva Fauziah, Putri Psi, Putri Fst, Siti, Ka Devi, Ka Tri, Ka Uni, Ka Febri, Ka
Fitri, Paisal, Azis, Deni, Agung, Fadli, Ka Kurnia, Bang Zamal, yang selalu mendukung
dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11. Untuk teman – teman kosanku Lis, Tati, Sinta, Dila, Nungse, Fitri Apriani terima kasih
atas semua dukungannya.
12. Kawan-kawan seperjuangan di FEB Manajemen B angkatan 2008 yaitu Sylvia, Azizah,
Fika, Ayu, Dewi, Dian, Juliana, Dzaki, Rani, Lisa, Hendri, Indra, Rizal, Sukron, Farits,
Danang, Dayat, Juli, Ikhsan, Mundir, Lukman, dan seluruh kawan-kawan Manajemen
angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah
vii
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terima kasih banyak atas
motivasi yang diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan.
Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun kritikan yang
konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini
penulis serahkan, karena hanya dengan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis
sendiri.
Jakarta, Mei 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif
Lembar Pengesahan Uji Skripsi
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................................. i
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................................... ii
Abstract ........................................................................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................................ iv
Kata Pengantar ................................................................................................................ v
Daftar Isi ......................................................................................................................... viii
Daftar Tabel .................................................................................................................... xi
Daftar Gambar ................................................................................................................ xii
Daftar Lampiran .............................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 10
A. Landasan Teoritis .......................................................................................... 10
1. Pengertian Pasar Modal ............................................................................ 10
2. Pengertian Dividen ................................................................................... 14
3. Jenis-jenis Dividen ................................................................................... 15
4. Prosedur Pembayaran Dividen ................................................................. 16
ix
B. Kebijakan Dividen ........................................................................................ 17
1. Pengertian Kebijakan Dividen ................................................................ 17
a. Teori-teori Kebijakan Dividen .......................................................... 18
b. Macam-macam Kebijakan Dividen................................................... 24
c. Dividen Payout Ratio ........................................................................ 25
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen ................ 26
C. Rasio Likuiditas ............................................................................................ 28
D. Rasio Aktivitas ............................................................................................... 29
E. Rasio Profitabilitas ......................................................................................... 30
F. Struktur Modal ............................................................................................... 33
G. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 35
H. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 42
I. Hipotesis ........................................................................................................ 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 47
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 47
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 49
D. Metode Analisis Data .................................................................................... 50
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 64
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 64
1. Jakarta Islamic Index .............................................................................. 64
2. Instrumen Saham Syariah ....................................................................... 68
x
B. Analisis dan Pembahasan .............................................................................. 69
C. Interpretasi Hasil Penelitian .......................................................................... 86
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................................... 90
A. Kesimpulan ................................................................................................... 90
B. Implikasi ....................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 92
LAMPIRAN................................................................................................................... 96
xi
DAFTRA TABEL
2.1 Penelitian Terdahulu 20
4.1 daftar Sampel Penelitian 49
4.2 Posisi Angka Durbin Wetson 52
4.3 Descriptive Statistics 70
4.4 Uji Kolmogorov Smirnov 75
4.5 Uji Multikolinearitas 76
4.6 Output Durbin Wetson 77
4.7 Hasil Uji Durbin Wetson 77
4.8 Coefficients 80
4.9 Anova 81
4.10 Hasil Uji T 82
4.11 Model Summary 85
xii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran 45
4.1 Histogram 73
4.2 P-plot 74
4.3 Scatter plot 79
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perusahaan yang Listed dan Membagikan Deviden di JII 96
Lampiran 2 Data Mentah Deviden Payout Ratio 97
Lampiran 3 Data Mentah Current Ratio 98
Lampiran 4 Data Mentah Quick Ratio 99
Lampiran 5 Data Mentah Inventory Turnover 100
Lampiran 6 Data Mentah Total Inventory Turnover 101
Lampiran 7 Data Mentah Return on Asset 102
Lampiran 8 Data Mentah Earning Per Share 103
Lampiran 9 Data Mentah Debt to Asset Ratio 104
Lampiran 10 Data Mentah Debt to Equity Ratio 105
Lampiran 11 Descriptive Statistics 106
Lampiran 12 Variabel Entered/Removed 106
Lampiran 13 Model Summary 106
Lampiran 14 Anova 107
Lampiran 15 Coefficients 107
Lampiran 16 Coefficients Correlation 108
Lampiran 17 Residuals Statistics 109
Lampiran 18 Histogram 109
Lampiran 19 P-Plot 110
Lampiran 20 Scatterplot 110
Lampiran 21 Tabel T 111
Lampiran 22 Table F 112
Lampiran 23 Tabel Durbin Wetson 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan investasi dapat diartikan sebagai kegiatan penanaman modal atau
dana yang dilakukan pada saat sekarang (current) dalam berbagai wujud aktiva
untuk memperoleh penghasilan di masa yang akan datang (future). Di dalam
kamus pasar modal Indonesia disebutkan bahwa investasi adalah penggunaan
modal untuk memperoleh tambahan penghasilan baik melalui kegiatan yang
menghasilkan barang dan atau jasa, ataupun melalui kegiatan pembelian surat
berharga untuk memperoleh capital gain (Sabar Warsini,2009: 1-2)
Tujuan investasi adalah untuk memperoleh penghasilan sehingga
meningkatkan nilai aset. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap
ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat
resiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan.
Apabila dana cukup tersedia , maka investor menginginkan pengembalian yang
maksimal dengan resiko tertentu. Umumnya hubungan antara resiko dan tingkat
pengembalian yang diharapkan bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat
resiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan (Abdul
Halim, 2005:4-5).
Investasi dapat dikelompokkan menjadi investasi langsung (direct
investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Investasi langsung
adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk melakukan usaha (bisnis).
2
Misalnya investasi perkebunan, perikanan, pabrik, toko dan jenis usaha lainnya.
Pada umumnya jenis inivestasi ini disebut juga investasi pada sektor riil, atau
investasi yang jelas wujudnya, mudah dilihat dan diukur dampaknya terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan investasi tidak langsung adalah
investasi bukan pada aset atau faktor produksi, tetapi padaaset keuangan seperti
deposito, investasi pada surat berharga (sekuritas), seperti saham dan obligasi.
Investasi pada aset keuangan juga bertujuan untuk mendapat manfaat di masa
depan. Manfaat masa depan dari investasi ini lebih dikenal dengan istilah balas
jasa investasi, berupa deviden atau capital gain (Henry Faizal, 2009:10-11).
Saat ini dikenal dengan investasi syariah. Terdapat beberapa prinsip umum
dalam investasi syariah diantaranya: prinsip halal dan thayyib, transparansi guna
menghindari kondisi yang gharar dan berbau maysir, prinsip keadilan dan
persamaan, dan dari segi penawaran maupun permintaan investor dan pemilik
usaha maupun bursa sertaself regulating organization lainnya tidak boleh
melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme
pasar (Ahmad Rodoni, 2009:39-40).
Investasi yang berkembang dewasa ini yaitu investasi di pasar modal.
Sejarah pembentukan pasar modal di Indonesia bermula pada zaman VOC yang
berlanjut hingga masa Indonesia modern. Setelah kemerdekaan tahun 1945
Indonesia mulai melakukan pembangunan di berbagai bidang, namun kenyataan
yang dihadapi dalam pembangunan pasca-Orde lama pemerintah memerlukan
dana yang teramat besar, sehingga pemerintah mengupayakan perhimpunan dana
terutama melalui pinjaman luar negeri. Tetapi pemerintah menyadari bahwa
3
pinjaman ini bukan merupakan cara yang strategis untuk pembangunan, potensi
dana masyarakat Indonesia harus dioptimalkan (Irsan dkk, 2008).
Pasar modal Indonesia mengalami pasang surut hingga pemerintah sempat
membekukan kegiatan pasar modal karena perang dunia ke II. Tahun 1950
Pemerintah Indonesia mengeluarkan obligasi, ini mendorong untuk mengaktifkan
kembali pasar modal di Indonesia. Dengan UU No. 15/1952 tentang Bursa dan
Keputusan Menteri Keuangan No. 189737/UU tanggal 1 November 1951. Hingga
tanggal 3 Juni 1952 dibuka kembali Bursa Efek Jakarta, setelah terhenti selama
kurang lebih 12 tahun. Dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta, aktivitas
pasar modal semakin berkembang, hanya keadaan ini berlangsung sampai tahun
1958 (Kamaruddin Ahmad, 2004:21).
Pemerintah mulai mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesia pada
tahun 1976 dan dikeluarkannya Keppres no.52 tahun 1976 tentang pasar modal.
Kemudian pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah membentuk Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) dan PT Danareksa. Kemudian pasar modal
Indonesia mengalami perkembangan dengan adannya SK Menteri keuangan pada
tanggal 23 Desember 1987 yang memberikan kekuatan lebih besar bagi
pengembangan pasar modal (Martono, 2010: 182).
Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun
yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal mempertemukan
penjual dana dan pembeli dana yang lazim disebut investor, pembeli dana disini
baik perorangan maupun kelembagaan atau badan usaha yang bersifat produktif.
Sedang penjual dana adalah perusahaan yang memerlukan dana atau tambahan
4
modal untuk keperluan usahanya. Pasar modal juga disebut sebagai Securitas
Exchange atau Stock Market (Yulfasni, 2005)
Pasar modal memiliki peranan besar dalam perekonomian negara karena
pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal dikatakan memiliki
fungsi keuangan karena pasar modal membuka kemungkinan dan kesempatan
bagi pemilik dana untuk memperoleh imbalan, sesuai dengan karakteristik yang
dipilihnya (Moeljadi, 2006).
Salah satu instrumen pasar modal adalah saham, dimana saham merupakan
surat berharga sebagai bukti penyeraan atau kepemilikan individu atau institusi
atas suatu perusahaan. Saham merupakan surat berharga yang bersifat ekuitas
yang mempunyai implikasi bahwa kepemilikan mencerminkan kepemilikan
perusahaan, saham tidak mempunyai jatuh tempo dan pendapatan tetap. Terdapat
empat konsep tentang nilai suatu saham yaitu nilai nominal, nilai buku, nilai
pasar, dan nilai fundamental atau instrinsik (Sabar Warsini, 2009:69-70).
Struktur modal adalah kombinasi dari berbagai sumber dana jangka
panjang yang digunakan perusahaan dengan menggambarkan biaya modal (cost of
capital) yang menjadi beban perusahaan tersebut. Struktur modal sangat
berpengaruh dalam pencapaian tujuan perusahaan untuk memaksimumkan balas
jasa investasi (return), sekaligus meminimumkan resikonya (risk)nya. Struktur
5
modal yang optimum adalah kombinasi modal (capital) perusahaan dengan biaya
rata-rata tertimbang yang paling kecil (Henry Faizal, 2009:134).
Sistem keuangan merupakan salah satu kreasi yang paling penting dalam
peradaban masyarakat modern. Tugas utamanya adalah mengalihkan dana dari
penabung kepada peminjam untuk kemudian digunakan membeli barang dan jasa-
jasa disamping untuk investasi sehingga ekonomi dapat tumbuh dan
meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena itu sistem keuangan memiliki
peran yang sangat prinsipil dalam perekonomian dan kehidupan (Dahlan, 2001:1).
Akbar dan Husaini (2006:94) menyatakan bahwa laporan keuangan akan
melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun
operasinyaselama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi nilai sebenarnya dari
laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat di
gunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan.
Rasio-rasio keuangan dirancang untuk membantu kita mengevaluasi suatu laporan
keuangan.
Darmawan Sjahrial (2006:38) mengatakan bahwa rasio keuangan yang
biasa digunakan terdiri dari enam (6) kategori yaitu rasio likuiditas, rasio
aktivitas, rasio utang, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio penilaian.
Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan beberapa rasio saja.
Akbar dan Husaini (2006:119) menyatakan terdapat beberapa penggunaan
analisis rasio, dimana analisis rasio ini digunakan oleh tiga kelompok yaitu:
Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan,
dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan. Analis kredit, termasuk petugas
6
pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk
membantumemutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya.
Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, resiko dan prospek pertumbuhan
perusahaan.
Rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasi beberapa
kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Secara matematis, rasio keuangan
tak lebih dari rasio di mana pembilang dan penyebut diambil dari data keuangan .
tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi yang akan
dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan atau
juga suatu perusahaan dengan batas – batas waktu berbeda (Arthur Keown,
2007:74).
Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yakni
likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan struktur modal terhadap kebijakan
pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, khususnya saham syariah sebagai populasi yang penulis pilih.
Deitiana (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas” penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran
deviden kas dengan metode regresi. Variabel – variabel yang diteliti dalam
penelitian ini adalah Debt Equity Ratio, Earnings per Share, Price Earning
Ratio, Return on Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turn Over
dan Return on Equity. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 perusahaan
selama periode 2003 – 2007.
7
Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan
Debt Equity Ratio, Return on Investment,Current Ratio, Net Profit Margin,
Inventory Turnover, dan Return on Equity terhadap Devidend Payout Ratio,
sedangkan Earnings per Share dan Price Earnings Ratio terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Denidend Payout Ratio.
Purwanti dan Sawitri (2008) melakukan penelitian yang diberi judul
“Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Deviden” penelitian ini bertujuan
menganalisis pengaruh rasio keuangan dan kebijakan pembayaran deviden dengan
menggunakan lima variabel independen (Earning Per Share, Debt to Equity
Ratio, Price Book Value, Return on Investment, dan Total Asset Turn Over).
Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dan hipotesisinya uji
T dan F, terdapat 14 perusahaan yang terdaftar selama periode 2005 – 2009.
Hasilnya menunjukan bahwa DER, ROI, TATO berpengaruh terhadap
deviden tunai, sementara EPS dan PBV tidak mempunyai pengaruh terhadap
deviden tunai. Sedangkan secara simultan 5 variabel Earning Per Share, Debt
to Equity Ratio, Price Book Value, Return on Investment, dan Total Asset Turn
Over striving pengaruh deviden. Dari semua ini tidak ada satu variabel yang
memiliki pengaruh dominan untuk menjadi suatu representative karena krisi
ekonomi global.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO),
Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) terhadap kebijakan
pembayaran deviden (DPR) dalam bentuk skripsi dengan judul
8
“Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan
Struktur ModalTerhadap Kebijakan Pembayaran DevidenPada Perusahaan
di Jakarta Islamic Index”.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER)
secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada
perusahaan di Jakarta Islamic Index.
2. Apakah terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER)
secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada
perusahaan di Jakarta Islamic Index.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER)
secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada
perusahaan di Jakarta Islamic.
2. Untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER)
secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada
perusahaan di Jakarta Islamic.
9
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi manajemen perusahaan penelitian ini diharapkan dapat membantu
dalam menentukan kebijakan deviden yang tepat dengan melihat faktor –
faktor yang dapat mempengaruhi deviden itu sendiri. Selain itu juga
diharapkan dapat menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dalam
memutuskan kebijakan lainnya seperti keputusan pendanaan dan
keputusan investasi yang terkait dengan keputusan deviden.
2. Bagi akademis penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai
rasio – rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran
deviden, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang
lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang
kebijakan deviden.
3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanafaat untuk
pengambilan keputusan investasi di pasar modal khusunya instrumen
saham. Dengan menganalisi rasio-rasio keuangan yang berpengaruh
terhadap kebijakan pembayaran, investor juga diharapkan dapat
memperkirakan pendapatan deviden terutama deviden kas yang akan
diterima oleh pemegang saham.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal (capital market) adalah pasar kuangan untuk dana-dana
jangka panjang dan merupakan pasar konkret. Dana jangka panjang adalah
dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit
suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek
diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah
suatu system terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek
yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Sigit dan
Totok,2006:279).
Sedangkan menurut Undang-Undang Pasar Modal pasal 1 no.8 tahun
1995 tentang pasar modal: pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang
berhubungan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
UUPM tidak membedakan apakah kegiatan pasar modal tersebut
dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak. Dengan demikian,
berdasarkan UUPM kegiatan pasar modal Indonesia dapat dilakukan tidak
sesuai dengan prinsip syariah. Pihak-pihak atau institusi yang terlibat di dalam
pasar modal yaitu pemerintah, perusahaan emiten, lembaga penunjang emisi
seperti penjamin emisi, perusahaan penilai, akuntan publik, notaris dan
11
konsultan hukum, kemudian perantara perdagangan efek, dan para pemodal
baik perorangan maupun lembaga, masing-masing memiliki kewenangan
(Kamaruddin Ahmad, 2004:26).
Yulfasni (2005:2) mengatakan Pasar modal dapat memainkan peranan
penting dalam suatu perkembangan ekonomi suatu negara, karena suatu pasar
modal berfungsi sebagai berikut:
1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke
dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.
2. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan
pembangunan nasional.
3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan
kesempatan kerja.
4. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.
5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme market dalam menata sistem
moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market
operation” sewaktu-waktu oleh bank sentral.
6. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang “reasonable”.
7. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.
Pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan perdagangan semacam
short selling, beli atau jual dalam waktu yang amat singkat untuk
mendapatkan keuntungan antara selisih jual dan beli.
Konsep atau teori yang mendasari keputusan – keputusan keuangan
tersebut dapat diterapkan oleh siapa saja baik individu ataupun pemerintah.
12
Penerapan teori keuangan dalam lingkup perusahaan sering disebut sebagai
keuangan perusahaan (corporate finance) atau secaraumum manajemen
keuangan (financial manajement). Sebelum membahas mengenai keuangan
perusahaan atau manajemen keuangan, maka terlebih dahulu harus kita
pahami yang dimaksud dengan keputusan keuangan (Suad Husnan,1996:3)
Manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara
menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya,
semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kekayaan.
Demikian kita akan berhadapan dengan keputusan keuangan seperti ketika
memperkenalkan produk baru, kapan melakukan investasi dalam aset baru,
kapan melakukan pinjaman dari bank kapan menermitkan saham atau obligasi
dan lain – lian. Dalam memperkenalkan teknik pengambilan keputusan, kita
akan lebih menekankan logika yang mendasari teknik – teknik itu (John dkk,
1998:4).
Weston dan Copeland (1996:5) menyatakan bahwa Para manajer keuangan
dilibatkan dan harus berinteraksi dengan keputusan ini. Bidang yang terutama
dianggap sebagai fungsi keuangan dalam suatu perusahaan adalah:
a. Analisis aspek keuangan dari seluruh keputusan.
b. Berapa banyak investasi yang akan diperlukan untuk menghasilkan
penjualan yang diharapkan akan dicapai oleh perusahaan. Keputusan
ini mempengaruhi sisi kiri neraca (keputusan investasi).
c. Bagaimana cara memperoleh dana dan menyediakan untuk
pembiayaan aktiva – aktiva yang dibutuhkan perusahaan untuk
13
menghasilkan produk dan jasa yang penjualannya menghasilkan
pendapatan. Bidang ini merupakan keputusan pembiayaan atau
keputusan struktur modal perusahaan.
d. Analisis perkiraan neraca tersebut.
e. Analisis perkiraan perhitungan rugi laba tertentu: pendapatan dan
biaya. Dalam perhitungan rugi laba yang sangat singkat untuk EP
company, penjualan dikurangi seluruh biaya sama dengan laba bersih.
Ada banyak macam biaya sebagian melibatkan pengeluaran kas yang
besar pada awalnya dan biaya dikenakan pada operasi tahun – tahun
berikutnya.
f. Analisis operasi arus kas dari seluruh jenisnya. Aspek ini telah
semakin ditekankan dalam tahun – tahun terakhir dan telah
memunculkan laporan keuangan utama yang ketiga, laporan arus kas,
yang dapat diturunkan dari neraca dan perhitungan rugi laba.
Menurut Atmaja (2008) keuangan perusahaan (corporate finance)
merupakan bidang keuangan yang berhubungan dengan operasi suatu
perusahaan dari sudut pandang perusahaan tersebut. Keuangan perusahaan
dapat dibagi menjadi dua sisi. Pertama, sisi aktiva (assets), meliputi keputusan
investasi (investment decision). Kedua, sisi passiva (liabilities and equity),
meliputi keputusan pendanaan (financing decision).
Menurut Moeljadi (2006:12), tujuan suatu perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan
menaikkan jumlah kekayaan para pemilik modal. Oleh karena itu, dalam teori
14
manajemen keuangan modern disebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah
untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham (to maximize the
wealth of its stockholders), yang diterjemahkan ke dalam tujuan
memaksimalkan harga saham (maximizing the price of the firm’s common
stock). Karnanya perlu di ambil berbagai keputusan keuangan (financial
decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai
perusahaan. Keputusan – keputusan keuangan itu terdiri dari keputusan
investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision),
dan keputusan deviden (devidend decision).
Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah
aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan
investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan.
Sedangkan keputusanpendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber
pembiayaan perusahaan atau dikenal dengan pembelanjaan perusahaan, dan
keputusan deviden menyangkut pertimbangan antara laba ditahan dengan
pembayaran deviden itu sendiri.
2. Pengertian Dividen
Definisi dividen pada beberapa literatur pada dasarnya memiliki inti
yang sama yaitu bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Adapun penjelasan mengenai pengertian deviden pada
beberapa literatur adalah sebagai berikut:
15
Dividen adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham (Weston dan Copeland,
1996-121).
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang
saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan
kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan adalah
bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan
oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali dalam suatu proyek tertentu,
dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan (Warsono, 2003:271).
Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat anggota
umum pemegang saham (RUPS) dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau
persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai
pasarnya.
3. Jenis – jenis Dividen
Warsono (2003:272) menyatakan bahwa jenis – jenis dividen
suatuperusahaan terbagi dalam tiga macam, diantaranya:
a. Dividen tunai (cash devidend)
Dividen tunai merupakan deviden yang lebih disenangi
investor dibandingkan dengan deviden saham. Dividen tunai ini
dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk uang tunai. Deviden tunai
diterima oleh para pemegang saham biasa melalui cek atau
terkadang mereka menginvestasikannya kembali dalam saham
biasa di perusahaan.
16
b. Deviden saham (stock devidend)
Deviden saham adalah pembayaran deviden dalam bentuk
saham. Sering kali deviden saham ini digunakan sebagai pengganti
dari deviden tunai atau perlengkapan dari deviden tunai.
Perusahaan yang akan memberikan deviden saham biasanya
mengumumkan besarnya deviden tersebut dalam persentase
tertentu.
c. Deviden kekayaan (Property devidend)
Deviden kekayaan adalah distribusi pro rata suatu aset fisik.
Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan.
Deviden kekayaan diberikan apabila jumlah pemegang saham
perusahaan masih sedikit dan perusahaan menghasilkan sesuatu
yang mudah didistribusikan.
4. Prosedur Pembayaran Dividen
Menurut Eugene dan Houston (2001:84-85) dalam pembayaran
dividen terdapat beberapa tahapan atau prosedur yaitu sebagai berikut:
a. Tanggal pengumuman (date of declaration).
Declaration date adalah tanggal keputusan untuk membagikan
dividen pada RUPS, atau tanggal pada saat direksi perusahaan
mengumumkan rencana pembayaran deviden.
b. Tanggal pencatatan pemegang saham(date of record).
Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilik saham
ditentukan, sehingga diketahui kepada siapa dividen dibagikan.
17
Pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tangal ini adalah
pemegang saham yang memperoleh dividen pada tanggal
pembayaran.
c. Tanggal pemisah dividen (ex-devidend date).
Sebelum tanggal pencatatan, perusahaan sudah harus diberitahukan
apabila terjadi transaksi jual beli atas saham tersebut. Oleh sebab
itu pada bursa internasional disepakati adanya exdevidend date
yaitu 3 hari sebelum tanggal pencatatan. Setelah pencatatan, saham
tersebut tidak lagi memiliki hak atas deviden pada tanggal
pembayaran.
d. Tanggal pencatatan (date of payment).
Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang saham.
Setelah memegang dividen, kas didebet dan piutang dieleminasi.
Pembayaran dividen akan dikenakan pemotongan pajak
penghasilan.
B. KEBIJAKAN DIVIDEN
1. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden menentukan jumlah laba
yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin
sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi
18
penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran deviden merupakan
aspek utama dalam kebijakan dividen (John dkk, 1998: 496).
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang diambil manajmen
perusahaan untuk memutuskan membayarkan sebagian keuntungan
perusahaan kepada pemegang saham daripada menahannya sebagai laba
ditahan untuk diinvestasikan kembali agar mendapatkan capital gain. Capital
gain adalah keuntungan modal yang akan diperoleh pemegang saham jika
menginvestasikan kembali pendapatannya dalam jangka panjang (Sri,
2010:64).
a. Teori-teori kebijakan dividen
Dibawah ini terdapat enam teori kebijakan deviden menurut Eugene dan
Joel (2001)
1) Residual Devidend Theory, pembayaran deviden dilakukan jika
perusahaan memiliki dana sisa setelah membiayai investasi – investasi
yang memiliki Net Present Value yang positif dengan menggunakan
pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earnings). Dengan kata
lain, pembayaran deviden merupakan prioritas terakhir perusahaan.
Apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa maka tidak akan ada
pembayaran deviden.
Argumen yang mendukung pendekatan ini adalah bahwa
manajemen percaya dan yakin perusahaan memiliki uang yang
dibutuhkan untuk bersaing secara efektif dan oleh karena itu harga
saham meningkat Keputusan pembiayaan investasi dengan pendanaan
19
internal yaitu laba ditahan lebih disukai dari pada pendanaan eksternal
karena biaya yang dikeluarkan akan lebih murah.
Dasar dari kebijakan ini adalah bahwa investor lebih menyukai
perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba dari pada
membagikannya dalam bentuk deviden apabila laba yang
diinvestasikan kembali tersebut dapat menghasilkan return yang lebih
tinggi daripada return rata – rata yang dapat dihasilkan investor dari
investasi lain dengan resiko yang sebanding.
2) Indifference Theory, teori ini dilandasi anggapan bahwa deviden bukan
faktor yang relevan terhadap nilai saham. Teori ini berpendapat bahwa
hanya pendapatan yang relevan bagi pemegang saham. Karena itu,
deviden dibayar atau tidak dibayar tidak ada pengaruhnya bagi
kemakmuran para pemegang saham.
3) Irrelevance Devidend Theory, deviden hanya menunjukan sisa
pendapatan dan bukan variabel keputusan yang akan mempengaruhi
nilai perusahaan.Haltersebut menunjukan bahwa dalam dunia yang
sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan
tidak ada pasar lain yang sempurna) nilai dari perusahaan tidak
dipengaruhi oleh distribusi deviden. Pandangan teori ini adalah
konsisten dengan teori residu yang fokusnya pada keputusan investasi
untuk memaksimalkan nilai saham.
Menurut teori ini devidend payout ratio adalah tidak relevan,
selanjutnya nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset
20
perusahaan. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan
dibagikan dalam bentuk deviden atau akan ditahan tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Sesuai dengan teori ini maka
perusahaan tidak harus mempunyai deviden.
4) Relevance Devidend Theorymenyatakan bahwa pemegang saham
menyukai dividen sekarang dan nilai pasarnya. Dasar pemikirannya
adalah bahwa investor umumnya menghindari resiko dan dividen yang
diterima sekarang mempunyai risiko yng lebih kecil daripada dividen
yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen sekarang
dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor.
Sebaliknya jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan,
tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan
peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai
saham. Dalam praktek, tindakan manajer keuangan dan pemegang
saham cenderung menunjang kepercayaan bahwa kebijakan dividen
mempengaruhi nilai saham. Karenanya sesuai teori relevansi deviden,
maka setiap perusahaan harus mengembangkan kebijakan deviden
untuk dapat memenuhi sasaran dari pemilik dan maksimalisasi
kekayaan yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan.
5) Bird in the Hand Theory,menganggap deviden yang diterima
merupakan sesuatu yang sudah pasti di tangan sehingga memiliki
resiko yang lebih rendah dibandingkan capital gain. Mereka juga
berpendapat bahwa investor lebih menyukai deviden karena lebih pasti
21
pendapatannya, daripada mengharapkan sesuatu pendapatan yang
belum pasti jika menginvestasikan kembali deviden pada investasi
tertentu. Penganut teori ini lebih menyukai pembayaran deviden tinggi
karena akhirnya dapat menghasilkan harga saham yang juga tinggi.
Dalam hal ini tidak semua investor berkepentingan untuk
menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama
dengan memiliki resiko yang sama. Oleh sebab itu, tingkat resiko
pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan
oleh dividen payout ratio tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi
baru.
6) Dividend Signaling Theory, telah banyak diamati dalam berbagai
penelitian bahwa peningkatan dividen pada umumnya disertai atau
diikuti dengan peningkatan harga saham perusahaan dan begitu pun
sebaliknya. Hal itulah yang mengindikasikan bahwa investor akan
lebih memilih dividen daripada capital gain. Jadi, adanya reaksi
investor atas kebijakan dividen sebagaimana tercermin dalam
perusahaan harga saham tidaklah menunjukan bahwa dividen diatas
capital gain, namun lebih disebabkan karena adanya
informationcontent didalm kebijakan dividen. Inilah yang dinamakan
signaling hypothesis yaitu teori yang menyatakan bahwa investor
memandang perubahan dividen sebagai sinyal prediksi laba manajer
perusahaan.
22
Dengan demikian manajemen merasa enggan untuk
mengurangi dividen, apabila dianggap sebagai memburuknya kinerja
perusahaan di masa mendatang. Kesimpulan ini didukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Aharony & Swary (1980) dan Muslikh
(1995) bahwa peningkatan pembayaran dividen dapat meningkatkan
harga saham sebaliknya pembayaran dividen yang menurun akan
menurunkan harga saham di pasar modal. Selanjutnya Ross (1978) dan
Miller&Rock (1985) mengatakan bahwa dividen yang tinggi
merupakan sinyal positif yang dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan di masa yang akan datang (Sri Hasnawati, 2008:230).
Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil
manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dividend
signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979).
Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan bahwa para insider
(manajemen) memiliki informasi yang lebih baik mengenai kondisi
perusahaan dibandingkan dengan outsider (pemegang saham). Kondisi
tersebut menimbulkan asymmetric information.
Asimetri informasi adalah situasi dimana manajer memiliki
informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek
perusahaan daripada yang dimiliki investor atau para manajer
mengetahui lebih banyak tentang perusahaan yang sebenarnya
dibanding pemodal – pemodalnya. Perusahaan yang memiliki kinerja
23
bagus dapat menggunakan dividen sebagai salah satu signaling devices
yang terpercaya dan sulit ditiru oleh perusahaan yangkinerjanya lemah.
Dividen merupakan signaling devices yang relatif mahal dan tidak
memungkinkan perusahaan kinerja lemah menirunya (Ahmad dan
Rosidi, 2007:102).
Jadi, hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus yang
dapat menghasilkan laba dan mendanai kegiatan investasinya
walaupun membayar dividen yang cukup besar, sedangkan perusahaan
yang lemah akan mengalami penurunan laba karena tidak dapat
membiayai kegiatan investasinya jika terus menerus membayar
dividen. Karenanya investor memahami sinyal yang diberikan
perusahaan melalui pembagian dividen, investor akan memberikan
penilaian yang lebih bagi perusahaan yang membayar dividen yang
tinggi (Suhartini, 2009: 107).
Teori signaling juga menunjukan bahwa dividen juga
merupakanindikasi kepercayaan perusahaan terhadap profitabilitas
sekarang dan masa depan (Brav, Graham, Harvey, dan Michaely,
2005) karena dimulainya pembagian dividen menisyaratkan komitmen
jangka panjang untuk pembayaran konsisten. Dua asumsi yang
mendasari dividen sebagai sinyal. Pertama, manajemen
perusahaanmerasa enggan untuk merubah kebijakan dividennya.
Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan pembagian dividen
yang dilakukan oleh manajemen, investor luar akan menganggap
24
sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek dimasa
datang. Kedua, kedalam informasi yang dimiliki investor dan
manajemen berbeda. Manajemen biasanya memiliki informasi yang
lebih mendalam tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Oleh
karena itu, dapat dikatakn bahwa dividendsignaling theory berdasarkan
pada asimsi bahwa dividen diperlukan untuk memberikan informasi
positif dari manajer yang mempunyai informasi lengkap tentang
kondisi perusahaan yang sesungguhnya kepada investor akan
informasi tentang kondisi perusahaan.
b. Macam – macam kebijakan deviden
Berbagai macam kebijakan deviden menurut (Dewi Astuti: 2004) adalah
sebagai berikut:
1. Kebijakan deviden biasa (tetap)
Pada kebijakan deviden biasa atau regular devidend policy,
perusahaan membayar deviden per lembar saham dalam jumlah rupiah
yang tetap setiap periode. Kebijakan ini meniadakan keragu-raguan
pemegang saham (investor) sekaligus menginformasikan bahwa
perusahaan dalam keadaan baik dan lancar. Dengan kebijakan ini
pembayaran deviden per lembar saham hampir tidak pernah turun.
2. Kebijakan deviden dengan persentase tetap pembayaran deviden tunai.
Kebijakan ini dikenal dengan nama constan-payout-
ratiodevidend policy. Dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat
memperkirakan jumlah pembayaran deviden yang akan dilakukan
25
setiap periode. Jumlah pembayaran deviden dengan persentase tetap
dari EPS akan mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat
laba menurun maka pembayaran deviden juga menurun dan hal ini
akan menyebabkan harga saham menurun juga.
3. Kebijakan deviden rendah plus ekstra
Kebijakan ini dikenal dengan nama low-reguler-and-ekstra-
devidend policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar deviden
tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan rendah,
jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka
jumlah pembayaran regular (biasa) yang tetap ini menjamin kepastian
bagi pemilik saham dan karena jumlahnya rendah, hal ini juga akan
menentramkan perusahaan. Bila ada laba yang sangat bagus
perusahaan akan membayarkan ekstra deviden bagi pemegang saham.
Pembayaran ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan
menaikkan harga saham.
c. Devidend payout ratio (DPR)
Menurut Bambang Riyanto (2001: 266)devidend payout ratio
(DPR) adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai “Cash devidend”.
Deviden hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan positif.
Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu perusahaan
tidak boleh membagikan deviden jika saldo laba ditahan pada akhir tahun
masih negatif. Devidend payout ratio merupakan antara devidend per
26
share (DPS) dengan earning per share (EPS).Devidend payout ratio dapat
dihitung dengan menggunakan rumus deviden tunai perlembar dibagi
dengan laba perlembar saham (Dewi Astuti:2004).
Devidend payout ratio merupakan perbandingan antara DPS
dengan DPR, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhandevidend per
share (DPS) terhadap pertumbuhan earning per share (EPS).
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembayaran deviden
Menurut Bambang Riyanto (2001: 267-268) faktor-faktor yang
mempengaruhi pembayaran deviden perusahaan dapat disebutkan antara
lain sebagai berikut:
1. Posisi likuiditas perusahaan
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor
penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan
untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada
para pemegang saham. Oleh karena deviden merupakan “cash
outflow”, maka makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti
makin besar kemampuannya untuk membayar deviden.
2. Kebutuhan dana untuk membayar utang
Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual
obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya
sudah harus direncanakan bagaimana caranya untuk membayar
kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa
pelunasan utangnya akan dikembalikan dari laba ditahan, berarti
27
perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk
keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja
dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai deviden,
dengan kata lain perusahaan harus menetapkandevidend payot ratio
yang rendah.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan
tersebut. Makin besar kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang
dalam membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih
senang untuk menahan “earning”nya daripada dibayarkan sebagai
deviden kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-
batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin
cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang
dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan,
makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan,
yang berarti makin rendahdevidend payout ratio.
4. Pengawasan terhadap perusahaan
Perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya
dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut
dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai
dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan
melemahkan pengawasan dari kelompok dominan di dalam
28
perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan utang
akan memperbesar resiko finansialnya. Mempercayakan pada
pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan
pengawasan terhadap perusahaan, berarti mengurangidevidend payout
ratio.
C. Rasio Likuiditas
Darsono Prawironegoro (2009: 55) menyatakan bahwa likuiditas ialah
kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya yang jatuh
tempo.Kemampuan itu dapat diwujudkan apabila jumlah harta lancar lebih
besar daripada jumlah hutang lancar.
Kasmir (2009: 132), menyebutkan bahwa tujuan dan manfaat dari rasio
Likuidtas antara slain:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau
hutang yang segara jatuh tempo pada saat ditagih.
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
4. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan hutang.
5. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya
dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
29
Maka dari itu, perusahaan yang liquid adalah perusahaan yang mampu
memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo dan perusahaan yang tidak
liquid adalah perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi semua
kewajibannya yang jatuh tempo.Perusahaan yang tidak liquid akan kehilangan
kepercayaan dari pihak luar terutama pihak kreditur dan pemasok dan dana
dari pihak dalam yaitu karyawannya.
Irham Fahmi (2011: 59) menyebutkan terdapat dua indikator untuk
mengukur likuiditas yang umum digunakan, yaitu current ratio (rasio lancar)
dan quick ratio (rasio cepat). Current ratio adalah hasil perbandingan antara
asset lancar dengan hutang lancar.Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu
perusahaan, sesuai dengan pembahasan tersebut maka rumus pengukuran
current ratio yaitu aktiva lancar dibagi utang lancar.Sedangkan quick ratio
merupakan hasil perbandingan antara asset lancar setelah dikurangi persediaan
dengan hutang lancar.
D. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Berikut
ini beberapa jenis – jenis rasio aktivitas yaitu (Kasmir, 2009: 172):
1. Receivable Turn Over
Perputaran piutang (receivable turn over) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa dalam penagihan piutang selama satu
30
periode.Perhitungan untuk mencari receivable turn over adalah penjualan
kredit dibagi dengan piutang.
2. Inventory Turn Over
Perputaran persediaan (inventory turn over) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam
persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode.
3. Fixed Assets Turn Over
fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu
periode. Rumus untuk mencari fixed assets turn over ialah penjualan
dibagi dengan total asset tetap.
4. Total Assets Turn Over
Total assets turn over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Sesuai dengan pembahasan diatas, maka rumus TATO yang digunakan
adalah penujualan dibagi dengan total aktiva.
Namun dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur
aktivitas adalah Total Asset Turn Overdan Inventory Turn Over.
E. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yang menunjukan
profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan
profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama – sam rasio ini akan
31
menunjukan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan (Horne dan
John,1998:222).
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan
keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Penggunaan rasio
profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara
berbagai komponen yang ada di laporan keuangan neraca dan laba rugi.
Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi, tujuannya adalah
agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik
penurunan atau kenaikan (Warsono,2003:37).
Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi
perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Rasio profitabilitas digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau
seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio ini
menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen,
karenannya hal ini akan sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan. Dalam
mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan ada
empat jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan yaitu: Gross Profit
Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, dan Return on
Investment, (Irham Fahmi, 2011:68).
32
Namun dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur
profitabilitas adalah: return on asset dan earning per share. Return on asset
adalah tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada aktiva,
rumus yang digunakan dalam menghitung ROA yaitu earning after tax dibagi
total assets. Sedangkan earning per share, laba per lembar saham biasa
(earning per share of common stock) atau disebut juga rasio nilai buku
merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen
belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio
yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Sesuai dengan
pembahasan di atas maka rumus pengukuran EPS adalah laba saham
biasadibagi jumlah lembar saham yang beredar.
Asril Arilaha (2009) mengemukakan bahwa profitabilitas perusahaan
adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat
pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Perusahaan yang
memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran deviden
dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. Oleh karena
itu, semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar deviden yang
diberikan kepada investor.
Kebijakan pembayaran deviden yang berfluktuasi, besarnya deviden
yang dibayarkan berdasarkan pada tingkat keuntungan setiap akhir periode.
Apabila tingkat keuntunggan tinggi, maka besarnya deviden yang dibayarkan
juga tinggi dan sebaliknya. Menurut Brigham dan Joel (2001) menyatakan
33
bahwa besar keuntungan perushaan akan menentukan manakah yang relatif
lebih efektif, membagikan keuntungan dalam bentuk deviden atau
memanfaatkan keuntungannya di kemudian hari. Perusahaan kemungkinan
besar akan membagikan keuntungan dengan persentase yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan dalam kondisi yang sebaliknya. Deviden
yang rendah lebih mudah dipertahankan apabila keuntungan cenderung
menurun.
F. Struktur Modal
Ada beberapa pengertian struktur modal. Menurut Weston dan
Copeland bahwa “Capital structure or the capitalization of the firm is the
permanent financing represented by long-term debt, preferred stock and
shareholders’s equity”, yang artinya struktur modal atau kapitalisasi
perusahaan adalah pendanaan tetap yang diwakili oleh utang jangka panjang
saham preferen dan euitas pemegang saham. sedangkan Joel G. Siegel dan
Jae K. Shim mengatakan bahwa struktur modal adalah komposisi saham biasa,
saham preferen, dan sebagainya, laba ditahan dan hutang jangka panjang yang
dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Sehingga dapat
dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi
finansial perusahaan yaitu modal yang dimiliki bersumber dari hutang jangka
panjang (long-term debt) dan modal sendiri (shareholders equity) yang
menjadi sumber pembiayaan perusahaan (Irham Fahmi, 2011: 106).
Struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara utang dan
modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan perusahaan
34
untuk merencanakan mendapatkan modal. Definisi ini mengandung arti bahwa
perusahaan harus mengambil keputusan permodalan yang paling optimal
sehingga antara utang dan ekuitas benar – benar kombinasi yang dapat
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang akhirnya memaksimalkan
nilai perusahaan (Sri Hasnawati, 2008:1-2).
Terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur
modal menurut Sri Hasnawati (2008:2) di antaranya:
1. Resiko bisnis atau resiko inheren dengan operasi perusahaan, jika
perusahaan tidak mempergunakan utang. Semakin tinggi resiko bisnis
perusahaan, maka semakin rendah rasio utang optimalnya.
2. Posisi perpajakan perusahaa. Salah satu alasan utama menggunakan utang
adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya
akan mengurangi biaya utang efektif.
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan
persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk, yang merupakan hal
yang vital bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan.
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih
agresif dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung
menggunakan utang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan.
Suharli (2006: 247) menyatakan bahwa perusahaan yang
leverageoperasi atau keuangannya tinggi akan memberikan deviden yang
rendah. Hal tersebut dikarenakan struktur modal yang lebih tinggi dimiliki
oleh hutang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan
35
kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan deviden. Sehingga semakin
besar jumlah hutang maka semakin kecil jumlah deviden yang dibayarkan.
Struktur modal dalam penelitian ini diproksi dengan variabel debtto
assets ratio dan debt to equity ratio.Debt to assets ratio merupakan rasio
hutang yang digunakan untuk membayar perbandingan antara total hutang
dengan total aktiva. Apabila rasionya tinggi artinya pendanaan hutang
semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan
pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi seluruh
hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya dan sebaliknya.Sedangkan debt to
equity ratio merupakan perbandingan antara Semakin besar rasio ini maka
akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang
ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi (Kasmir, 2009: 156-158).
G. Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa
hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian. Penelitian
terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh
lembaga penelitian maupun instansi – instansi pendidikan. Adapun penelitian
terdahulu dijelaskan sebagai berikut:
Michell Suharli (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap kebijakan Deviden Tunai
Dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat” Penelitian ini bermaksud menguji
pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan jumlah
dividen kas perusahaan publik di Jakarta dengan menggunakan likuiditas sebagai
36
variabel penguat (variabel moderator). Profitabilitas diukur dengan return on
investment (ROI), kesempatan investasi diproksikan oleh fixed assets, dan
likuiditas sebagai variabel moderat diproksikan oleh current ratio di Bursa Efek
Jakarta.. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang
listing di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2002-2003.
Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah pembagian dividen
perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas
perusahaan. Likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat (variabel
moderator) karena memberikan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi
profitabilitas dan kesempatan investasi, tetapi dari kedua variabel independen
hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian
dividen perusahaan. Kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi
oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan.
Agung Satmoko dan Sri Isworo Ediningsih (2009) dalam penelitiannya
yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas perusahaan
manufaktur di bursa efek indonesia”. Penelitian ini dilakukan selama tahun 2000
– 2005 dengan sampel 17 perusahaan yang dilih melalui purposive sampling,
penelitian ini menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis maka
Variabel ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA dan Earnings Per Share secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Besarnya
pengaruh variabel Return of Investment (ROI), Cash Ratio (CsR), Current Ratio
(CR), Debt Total Asset (DTA), dan Earnings Per Share (EPS) terhadap Cash
Dividend yaitu sebesar 74,3%, sedangkan sisanya sebesar 25,7% dipengaruhi oleh
37
variabel lain diluar model. Secara parsial variabel CsR, CR dan DTA berpengaruh
tidak signifikan terhadap dividen kas serta variabel ROI dan EPS berpengaruh
signifikan terhadap dividen kas. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap
cash dividen adalah EPS, hal ini dikarenakan nilai koefisien beta variabel tersebut
paling besar.
Tita Deitiana (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas” penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan
pembayaran deviden kas dengan metode regresi. Variabel – variabel yang
diteliti dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio, Earnings per Share,
Price Earning Ratio, Return on Asset, Current Ratio, Net Profit Margin,
Inventory Turn Over dan Return on Equity. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 21 perusahaan selama periode 2003 – 2007.
Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan
Debt Equity Ratio, Return on Investment,Current Ratio, Net Profit Margin,
Inventory Turnover, dan Return on Equity terhadap Devidend Payout Ratio,
sedangkan Earnings per Share dan Price Earnings Ratio terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Denidend Payout Ratio.
Norhayati Mohamed, Wee Shu Hui,dkk (2009) dalam penelitiannya yang
berjudul “Empirical Analysis of Determinants of Dividend Payment: Profitability
and Liquidity (Analisis Empiris dari faktor yang menentukan pembayaran
dividen)”Penelitian ini secara empiris menganalisis faktor penentu pembayaran
dividenuntuk200 perusahaan teratas dalam hal kapitalisasi pasar, yang tercatat di
38
bursa efek malaysia. Penelitian ini menggunakan metode regresi, selama periode
2003-2005, hasil dari tes deskriptif dan statistik mengungkapkan bahwa dividen
memang merupakan variabel penting bagi perusahaan, ditemukan bahwa
perusahaan dibayarkan sekitar 40 persen dari pendapatan dividen. Dan
Rata-rata, sekitar seperempat dari arus kas operasi mereka gunakan untuk
membayar dividen.
Kedua, EPS, ROE dan CFPs merupakan penentu signifikan pembayaran
dividen. Studi sebenarnya memisahkan pengaruh laba dan arus kas pada
pembayaran dividen.Ketiga, EPS dan ROE, apakah digunakan bersama-sama atau
secaraterpisahadalah indikator yang bergunaprofitabilitas.Ini mendukung fakta
bahwa perusahaan-perusahaan yang menguntungkan dan cair akan
lebih mungkin untuk dividen.
Anupam Metha (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “An Empirical
Analysis of Determinants of Dividend Policy - Evidence from the UAE
Companies” (Analisis Empiris dari Faktor Pembayaran Dividen: Fakta dari
Perusahaan UAE). Penelitian ini menelitifaktor-faktor penentudividend
payoutuntuk semua perusahaandi bidangreal estate, sektor energi, sektor
konstruksi, sektor telekomunikasi, perawatan kesehatan dansektor
industri(kecualiBankdan kekhawatiraninvestasi) yang terdaftar di Bursa EfekAbu
Dhabiuntuk jangka waktu5tahundari tahun 2005-2009. Studi ini
menganalisisberbagaipenentukebijakan dividen: Profitabilitas, Risiko,, Likuiditas,
UkurandanLeverageperusahaankorelasidan menggunakan metoderegresi
bergandauntuk mengetahuivariabel yang palingpenting yang digunakanoleh
39
perusahaanUEAdalam membuatdividenkeputusan. Studi ini memberikan
buktibahwa profitabilitasdan ukuranadalah pertimbanganyang paling penting
darikeputusanpembayaran dividenoleh perusahaanUEA.
Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian lain yang dilakukan di negara-
negara berkembang yang semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar
pembayaran dividen. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang
mempertimbangkan hanya 5 tahun dan pengaruh beberapa faktor penentu seperti
tingkat pertumbuhan, pertumbuhan EPS dan dividen masa lalu belum diambil
untuk pertimbangan. Meneliti pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan,
kepemilikan insider, kepemilikan institusional, belanja modal, pertumbuhan EPS
dan beta dapat dieksplorasi dalam penelitian masa depan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini
terfokus pada saham-saham perusahaan yang termasuk ke dalam JII (Jakarta
Islamic Index) selama 4 tahun berturut turut yaitu dari periode 2008-2011.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kebijakan pembayaran deviden (DPR)
perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
40
Tabel 2.1
Penelitian Terdahuluan
No Peneliti Judul Metode
Analisis
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Didik
Indarwant
a (2007)
Profitabilitas
Sebagai Penentu
Kebijakan
Pembayaran
Deveden
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Dengan menggunakan
uji-f variabel deviden
tunai. Variabel bebas
lainnya tidak
berpengaruh.
ROA
berpengaruh
signifikan
Hanya dua
tahun
penelitian
2 Michell
Suharli
(2007)
Pengaruh
Profitability dan
Investment
Opportunity Set
Terhadap
kebijakan
Deviden Tunai
Dengan
Likuiditas sebagai
Variabel Penguat
Regresi
berganda
Likuiditas dan
profitabilitas memiliki
pengaruh positif
terhadap kebijakan
deviden. Sedangkan
hutang memiliki
pengaruh negatif
terhadap deviden.
Menggunak
an variabel
CR sebagai
variabel
penguat.
Dua tahun
penelitian,
perusahaan
di BEI,
3 Agung
Satmoko
dan Sri
Isworo
Ediningsih
(2009)
faktor-faktor yang
mempengaruhi
dividen kas
perusahaan
manufaktur di
bursa efek
indonesia
Metode
regresi
berganda
Variabel ROI, Cash
Ratio, Current Ratio,
DTA dan Earnings Per
Share secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap Cash
Dividend. Secara
parsial variabel CsR,
CR dan DTA
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
dividen kas serta
variabel ROI dan EPS
berpengaruh signifikan
terhadap dividen kas
Menggunak
an CR dan
EPS,
dimana CR
tidak
signifikan
terhadap
deviden kas.
Menggunak
an lima
tahun
penelitian,
hanya
menggunak
an lima
variabel
4 Tita
Deitiana
(2009)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Pembayaran
Deviden Kas
Metode
regresi
Tidak terdapat
pengaruh yang
signifikan Debt Equity
Ratio, Return on
Investment, Current
Ratio, Net Profit
Margin, Inventory
Turnover, dan Return
on Equity terhadap
Devidend Payout Ratio,
sedangkan Earnings
EPS, CR,
dan DER
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
Menggunak
an lima
tahun
penelitian,
memakai
sembilan
variabel,
ROA tidak
berpengaruh
.
41
per Share dan Price
Earnings Ratioterdapat
pengaruh yang
signifikan terhadap
Denidend Payout Ratio.
5 Norhayati
Mohamed,
Wee Shu
Hui,dkk
(2009)
Empirical
Analysis of
Determinants of
Dividend
Payment:
Profitability and
Liquidity
Regressio
n method
Dividen
merupakan variabel
yang penting,
ditemukan bahwa
perusahaan dibayarkan
sekitar 40 persen dari
pendapatan dividen.
Dan
Rata-rata, sekitar
seperempat dari arus
kas operasi mereka
gunakan untuk
membayar dividen.
serta EPS, ROE dan
CFPs merupakan
penentu signifikan
pembayaran dividen.
Menggunak
an EPS dan
ROE,
hasilnya
signifikan,
kalau
skripsi saya
tidak
signifikan.
Menggunak
an tiga
tahun
penelitian,
bursa efek
malaysia.
6 Anupam
Metha
(2012)
An Empirical
Analysis of
Determinants of
Dividend Policy -
Evidence from the
UAE Companies
multiple
regression
techniques
Studi ini memberikan
bukti bahwa
profitabilitas dan
ukuran adalah
pertimbangan yang
paling penting dari
keputusan pembayaran
dividen oleh perusahaan
UEA. Hasil penelitian
ini mirip dengan
penelitian lain yang
dilakukan di negara-
negara berkembang
yang semakin besar
Ukuran perusahaan,
semakin besar
pembayaran dividen.
EPS, ROE
dan CR
memberikan
hasil yang
tidak
signifikan.s
Mengambil
data dari
bursa efek
Abu Dhabi,
(BEJ)
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu
42
H. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang
berisikan rangkuman atas semua dasar-dasar teori yang dijadikan landasan dalam
penelitian ini. Penelitian ini bermaksud untuk menguji analisis pengaruh variabel
likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan struktur modal terhadap kebijakan
pembayaran deviden pada perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEI) periode 2008 - 2011.
Untuk memprediksi pendapatan deviden tidak dapat dipertimbangkan
faktor-faktor kebijakan manajemen, karena kebijakan manajemen merupakan
keputusan yang berhubungan dengan pihak intern perusahaan. Satu-satunya
informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan adalah laporan keuangan
yang menunjukan kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan.
Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam deviden, semua
pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian deviden
untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden
untuk saham preferen. Dan besar kecilnya pendapatan deviden tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor fundamental.
Sehingga perlu diidentifikasi faktor – faktor tersebut yang mungkin berpngaruh
terhadap deviden, faktor-faktor fundamental yang akan mempengaruhi deviden
dalam dalam penelitian ini adalah Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO),
Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER), yang akan digunakan
sebagai variabel bebas (independen), dan kebijakan pembayaran deviden (DPR)
sebagai variabel terikat (dependen).
43
Penelitian ini mengambil perusahaan – perusahaanyang membagikan
devidendan terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) sebagai sampel selama periode
2008 – 2011. Dalam menentukan sampel pada penelitian ini peneliti
menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih secara cermat
sehingga relevan dengan rancangan penelitian dan diharapkan dapat mewakili
masing – masing karakteristik populasi. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari pusat referensi pasar
modal.
Dalam penelitian ini, menghitung sebagian rasio keuangan yang akan
dihitung dengan menggunakan Softwere Microsoft Exel 2008 dengan memasukan
rumus masing – masing dan kemudian dihitung masing – masing variabel
tersebut. Setelah didapatkan hasilnya, data-data diformat Exel tersebut dikonversi
kedalam SPSS Releas Versi 16.0 for Windows untuk selanjutnya dilakukan
pengujian persyaratan analisis yaitu Uji Normalitas data untuk mengetahui apakah
data berdistribusi normal atau tidak dimana tidak terjadi autokorelasi,
multikolonieritas dan heteroskedastisitas. Jika tidak dengan analisi Regresi
Berganda, Uji F, Uji T, dan Adj 𝑅2.
Dari penjabaran diiatas maka akan dilakukan perhitungan yang
berdasarkan sampel yang diteliti yaitu pada perusahaan yang tercatat di Jakarta
Islamic Index periode 2008-2011. Dari hasil penghitungan data yang
menggunakan Uji analisi Regresi Berganda, Uji F, Uji T, Adj 𝑅2. Maka dapat
diketahui bagaimana pengaruh variabel Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO,
ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) secara simultan
44
terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) di Jakarta Islamic Index dan untuk
mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi deviden payout
ratio (DPR) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
Serta bagaimana pengaruh variabel secara parsial terhadap kebijakan
pembayaran deviden (DPR) di Jakarta Islamic Index. Untuk memudahkan
kerangka pemikiran peneliti, maka dapat dilihat gambar 2.1 Likuiditas (CR, QR),
Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROI. ROE), Struktur Modal (DAR,
DER)sebagai berikut.
45
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Perusahaan yang listed di JII(Periode 2008-2011)
Varianel Dependen (Y)
Kebijakan deviden (DPR)
Variabel Independent (X)
Likuiditas (CR, QR), Aktivitas
(TATO, ITO), Profitabilitas (ROA.
EPS), Struktur Modal (DAR, DER)
Uji Model Regresi
Uji Asumsi Klasik
Normalitas, Multikolonearitas,
Autokolerasi, Heteroskedastisitas
Uji F Uji T Adj 𝑹𝟐
Hasil Analisis dan
Pembahasan
Kesimpulan dan saran
46
I. HIPOTESIS
1. H0: 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3, 𝑏4, 𝑏5….𝑏𝑛= 0 tidak terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,
QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR,
DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada
perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index.
𝐻𝑎 : 𝑏1≠𝑏2 atau 𝑏2≠𝑏3 atau 𝑏3≠𝑏4 atau 𝑏4….≠ 0 terdapat pengaruh rasio
Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS),
Struktur Modal (DAR, DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran
deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index.
2. H0:𝑏𝑖= 0 tidak terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara
parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang
listed di Jakarta Islamic Index.
𝐻𝑎 : 𝑏1≠ 0 terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO),
Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap
kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta
Islamic Index.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat
untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini di pilih karena dianggap sebagai
tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa
laporan keuangan yang dijadikan sampel adalah sperusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index periode 2008-2011.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut Mudrajad Kuncoro (2009: 123), populasi adalah suatu kelompok
dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang
merupakan sumber data yang diperlukan. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dan
membagikan deviden tahun 2008-2011.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili
populasi penelitiannya. Sedangkan proses pemilihan sampel merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang berurutan. Metode pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah salah satu cara di mana peneliti memilih
48
sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota
sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian(Kuncoro, 2009).
Beberapa kriteria yang telah ditetapkan untuk memperoleh sampel
penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang telah
menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember secara rutin selama
empat tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu
2008, 2009, 2010, dan 2011.
b. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang
menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang
diperlukan, yaitu Current ratio(CR), Quick ratio(QR), Total asset turn
over (TATO), Inventory turn over (ITO), Returnon Assets(ROA),
Earning per Share(EPS), debtto assets ratio(DAR),debt to equity ratio
(DER), dan devidend payout ratio (DPR).
c. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang secara
terus menerus membagikan deviden kas selama empat tahun penelitian
yaitu tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011.
d. Terdapat 15 Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
dan terus menerus membagikan deviden selama empat tahun berturut –
turut.
49
Tabel 4.1
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Keterangan
1 AALI PT. Astra Astra Agro Lestari Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
2 ANTM PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
3 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
4 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
5 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
6 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
7 UNTR PT. United Tractors Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
8 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
9 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
10 SGRO PT. Sampoerna Agro Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
11 LSIP PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
12 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
13 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
14 BUMI PT. Bumi Resources Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
15 ASII PT. Astra International Tbk Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
Sumber:www.idx.co.id
C. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis data
Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder
yang diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan Jakarta Islamic
Index yang go public di BEI. Dan melalui kepustakaan dengan membaca
dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah dan literatur-literatur dari
kepustakaan yang erat hubungannya dengan objek penelitian.
50
2. Sumber data
Sumber data yang diperoleh dari pusat referensi pasar modal (PRPM)
gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni IDX statistik selama periode
penelitian 2008-2011. Selain itu data tersebut diperoleh melalui
www.idx.co.id dan website setiap perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengujian persyaratan analisis
Pengujian ini digunakan sebagai persyaratan dalam penggunaan model
analisis regresi linier. Dalam regresi linier, untuk memastikan agar
model tersebut BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) dilakukan
pengujian sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji data berdistribusi normal atau data
tidak berdistribusi normal, data yang baik adalah data yang
berdistribusi normal. Salah satu cara termudah untuk melihat
normalitas residualnya adalah dengan melihat grafik histogram
yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
51
jumlah sampel yang kecil, maka untuk melihat data yang telah
memenuhi uji normalitas adalah dengan menggunakan normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. (Imam Ghozali, 2009:147).
b. Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali (2009:95) menyatakan bahwa uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi dengan
melihat nilai tolerance ≤ 0.10 dan lawannya nilai variance
inflation factor (VIF) ≥ 10 berarti data tidak ada masalah
multikolonearitas.
a. Uji Autokorelasi
Menurut Imam Ghozali (2009:99) uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji ada
52
tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji
Durbin-Waston (DW test). Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi maka berikut ini adalah tabel autokorelasi Durbin-
Waston (Damodar Gujarati, 1995:216).
Tabel 4.2
Posisi Angka Durbin Waston
Hipotesis Nol Keputusam Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < dw < dl
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada kesimpulan dl < dw < du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4-dl < dw < 4
Tidak ada korelasi negative Tidak ada kesimpulan 4-du < dw < 4-dl
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negative
Tidak terjadi
autokorelasi
du < dw < 4-du
Sumber: Imam Gozali: 111
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas
adalah kesamaan varians dan residual. Cara untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output
53
SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar
analisis:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. (Imam Ghozali, 2009:125).
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah suatu analisis yang mengukur
pengaruh antar variabel dan melibatkan lebih dari satu variabel bebas
(Danang, 2009:9). Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi
linear berganda dengan model dasar sebagai berikut:
Y = 𝐚 + 𝐛𝟏𝐗𝟏 + 𝐛𝟐𝐗𝟐 + 𝐛𝟑𝐗𝟑 + 𝐛𝟒𝐗𝟒 + 𝐛𝟓𝐗𝟓 + 𝐛𝟔𝐗𝟔 + 𝐛𝟕𝐗𝟕 + 𝐛𝟖𝐗𝟖
+ e
54
DPR = 𝐚 + 𝐛𝟏CR + 𝐛𝟐QR + 𝐛𝟑TATO + 𝐛𝟒ITO + 𝐛𝟓ROA + 𝐛𝟔EPS
+ 𝐛𝟕DAR +𝐛𝟖DER + e
Keterangan:
DPR = Merupakan perbandingan anyata deviden yang dibayarkan
dengan jumlah saham yang beredar.
CR = Rasio antara aktiva lancar terhadap hutang lancar.
QR = Rasio antara aktiva lancar dikurang persediaan terhadap
kewajiban lancar.
TATO = Rasio antara penjualan terhadap total aktiva.
ITO = Rasio antara penjualan terhadap persediaan.
ROA = Rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total asset.
EPS = Rasio antara laba setelah pajak terhadap jumlah saham yang
beredar.
DAR = Rasio antara total hutang terhadap total aktiva.
DER = Rasio antara hutang terhadap ekuitas.
a = nilai konstanta
b = koefisien regresi
e = faktor pengganggu
3. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen (X)
secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen (Y). (Imam Ghozali, 2006:88). Rumunya adalah
sebagai berikut:
55
F = 𝑅2/K
(1 – R) / (N – K – 1)
Dimana: R2 = Koefisien regresi
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel independen
setelah didapat Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 , maka untuk menginprestasikan hasilnya
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka H0 ditolak dan Hа diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
b. Apabila Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , berarti H0 diterima dan Hа ditolak, yang
berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Menurut Suliyanto (2011:61) nilai F hitung digunakan untuk
menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut
sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang
digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel
tergantung atau tidak. Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam
kategori cocok (fit) atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan uji-f pada
tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis (α) 5% dengan
ketentuan degree of freedom (df1) = k – 1, degree of freedom (df2) = n –
56
k. Dengan n sebagai jumlah data, dan k sebagai jumlah variabel (
Variabel bebas dan variabel tidak bebas )
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0: β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Hа: β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
4. Uji Signifikan Parsial (Uji T)
Uji statistik T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel individu independen (exsplanatory) secara individu dalam
menerangkan variabel dependen (Imam Ghozali, 2006:88). Rumusnya
adalah sebagai berikut:
Dimana: r = koefisien regresi
n = Jumlah data
setelah diperoleh Tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 maka untuk menginprestasikan hasilnya
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Jika Tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >T𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , berarti H0 ditolak dan Hа diterima, artinya
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
T= Koefisien Regresi (bi)
Koefisien deviasi (bi)
57
b. Jika Tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <T𝑡𝑎𝑏 𝑒𝑙 , berarti H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
c. Jika nilai sig> 5% berarti H0 diterima dan Hа ditolak, artinya
variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
d. Jika nilai sig< 5% berarti H0 ditolak dan Hа diterima, artinya
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Menurut Suliyanto (2011:55), nilai t hitung digunakan untuk menguji
pengaruh secara parsial (per variabel) terhadap terikatnya. Apakah
variabel tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel
terikatnya atau tidak. Untuk mencari nilai t-tabel yaitu dengan
menggunakan persamaan degree of freedom df : α,(n-k) dimana n
sebagai jumlah pengamatan (ukuran sampel) dan k sebagai jumlah
variabel. Masing-masing variabel dikatakan signifikan apabila
memiliki nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0: β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Hа: β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
58
5. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variasi variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat teratas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependenImam Ghozali (2009:87).
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen DPR (Dividend Payout Ratio)
a. Deviden kas merupakan deviden yang dibayarkan secara tunai oleh
perusahaan kepada setiap pemegang saham. Pada waktu rapat pemegang
saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba
perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash devidend. Perusahaan hanya
berkewajiban membayar deviden setelah perusahaan tersebut
mengumumkan akan membayar deviden. Deviden dibayarkan kepada
pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham.
Berikut ini pengertian dan rumus variabel dependen dan
independent menurut Warsono (2003), dsevidend payout ratio yaitu
deviden kas tahunan dibagi laba tahunan atau deviden per lembar saham
dibagi laba per lembar saham. Untuk menghitung besarnya devidend
payout ratio digunakan rumus berikut:
59
DPR = deviden tunai per lembar
Laba per Lembar Saham
Perusahaan dengan rasio penahanan laba tinggi (DPR rendah) pada
umumnya mempunyai tingkat pertumbuhan lebih tinggi daripada
perusahaan dengan rasio penahanan lebih rendah (DPR tinggi).
2. Variabel Independen
a. Current Ratio
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Variabel manifest
ini diberi simbol 𝑋1. Secara matematis current ratio dapat dihitung
dengan rumus:
Besarnya hasil perhitungan rasio lancar menunjukan besarnya
kewajiban lancar yang dijamin dengan aktiva lancar. Ini berarti
semakin besar rasio lancar, maka likuiditas perusahaan semakin tinggi.
CR = Aset lancar
Hutang lancar
60
b. Quick Ratio (QR)
Quick ratio menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek)
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(inventory). Variabel manifest ini diberi simbol 𝑋2. Secara matematis,
quick ratio dapat dihitung dengan rumus:
besarnya hasil perhitungan rasio cepat menunjukan besarnya
kewajiban lancar yang dijamin dengan aktiva lancar di luar persediaan.
Dengan karakteristiknya bahwa aktiva lancar di luar persediaan relatif
mudah dicairkan, maka jaminan likuiditas perusahaan dengan indikator
ini lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, semakin
tinggi rasio cepat, faktor keamanan bagi perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya akan semakin tinggi.
c. Inventory Turn Over
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar
dalam suatu periode. Rumusan untuk mencari inventory turn over
adalah:
QR = Aset lancar – persediaan
Kewajiban lancar
ITO = Penjualan
Persediaan
61
Besarnya hasil perhitungan ITO menunjukan tingkat kecepatan
persediaan menjadi kas atau piutang dagang, semakin tinggi ITO maka
akan semakin cepat persediaan perusahaan menjadi kas atau piutang.
d. Total Assets Turn Over (TATO)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva
perusahaan dalam menciptakan penjualan. Untuk menghitung besarnya
TATO digunakan rumus berikut:
Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran aktiva total menunjukan
tingkat kecepatan seluruh aktiva perusahaan menjadi kas atau piutang.
Semakin tinggi rasio perputaran seluruh aktiva, maka semakin efektif
perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aktiva yang dimilikinya.
e. Return on Assets (ROA)
Return on asset merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran
tentang efektivitas manajemen. Variabel manifest ini diberi simbol 𝑋5.
Kasmir (2009: 203) untuk mengukur return on assset dapat dihitung
dengan rumus:
Laba setelah pajak Total aktiva
TATO = Penjualan
Total aktiva
Roa =
62
Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, begitu juga
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas
dari keseluruhan operasi perusahaan.
f. Earning per Share(EPS)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa besar
kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.Besarnya hasil
perhitungan laba per lembar saham menunjukan laba yang dapat
dibukukan oleh perusahaan untuk setiap unit saham biasa yang
digunakannya. Rumus yang digunakan dalam mengitung EPS yaitu
sebagai berikut:
g. Debt to Asset Ratio (DAR)
Debt to asset ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva. variabel manifest ini diberi simbol 𝑋7. Menurut
Kasmir (2009: 156). Semakin tinggi rasio utang suatu perusahaan
mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, resiko
keuangan yang ditanggung para pemegang saham biasa semakintinggi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung debt to asset ratio adalah:
EPS = Laba saham biasa
Jumlah lembar saham beredar
63
h. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
hutang denga ekuitas. Variabel manifest ini diberi simbol 𝑋8. Tingkat
penggunaan hutang dari suatu perusahaan dapat ditunjukan oleh salah
satunya menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas (DER), yaitu rasio
jumlah hutang terhadap jumlah modal sendiri. Semakin tinggi DER
mengindikasikan bahwa dengan stuktur modal tersebut, resiko
keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa semakin
tinggi. Dalam mengukur debt to equity ratio dapat dengan rumus:
DAR = Total hutang
Total aktiva
DER = Total hutang
Ekuitas pemilik
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Jakarta Islamix Index
Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaanpublicyang
berkaitan dengan efek yang diterbitkan serta lembaga profesi yang berkaitan
dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya tidak
bertentangan dengan syariat Islam (Rodoni dan Hamid: 2008,123).
Di Indonesia secara historis keberadaan pasar modal syariah dimulai
dan diperkenalkan pada pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksadana
syariah. Berkat adanya kerja sama antara PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan
PT Danareksa Investment Manajement (DIM) pada bulan juli 2000 berhasil
dibentuk Jakarta Islamic Index (JII). Kemudian pembentukan ini diikuti
dengan peluncuran Obligasi Syariah Mudharabah oleh PT Indosat di
penghujung tahun 2002. Namun secara resmi, peluncuran pasar modal syariah
di Indonesia terjadi pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003, setelah melalui
penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Pengawas Pasar Modal
dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (Burhanuddin,
2010:132).
Fungsi pasar modal syariah menurut MM.Metwally adalah sebagai
berikut: (Heri Sudarsono, 2008:186).
65
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan
bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b. Memungkinkan bagi pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga saham.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagimana tercermin pada harga saham.
Instrumen yang dilarang dalam pasar modal syariah menurut Abdul
Hamid (2009:48) diantaranya sebagai berikut:
a. Saham Istimewa (Preferred Stock)
Saham istimewa adalah saham yang memberikan hak lebih besar
daripada saham biasa dalam deviden pada waktu perseroan
dilikuiditas.
b. Forward Contract
Forward contract merupakan salah satu jenis transaksi yang
diharamkan bertentangan dengan syariah. Forward contract
merupakan bentuk jual beli hutang yang didalamnya terdapat unsur
riba, sedangkan transaksi jual beli dilakukan sebelum tanggal jatuh
tempo.
66
c. Option
Option adalah transaksi yang tidak disertai dengan underlying asset
atau real aset, dengan kata lain objek yang ditransaksikan tidak
dimiliki oleh pihak penjual. Option termasuk dalam kategori gharar
(penipuan/spekulasi) dan maysir (judi).
d. Transaction Margin on Trading
Transaksi ini adalah dimana pembeli membayar sebagian harga
secara tunai, yang sisanya dilunasi dari pinjaman kepada bank
melalui perantara dengan syarat surat berharga tersebut dijadikan
jaminan bagi pialang untuk melunasi harga pinjaman.
e. Transaction Short – Shelling
Transaksi ini merupakan suatu bentuk transaksi jual beli dimana
penjualan terhadap surat berharga yang belum dimiliki pada waktu
akad.
Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan
prinsip hukum Islam adalah (Ahmad Rodoni, 2009:73).
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang.
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk
perbankan dan asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan
barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
67
Dalam rangka kegiatan pasar modal syariah ada beberapa lembaga
penting yang sacara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan
perdagangan, yaitu: BAPEPAM, Dewan Syari’ah Nasional (DSN), Bursa
Efek, Perusahaan Efek, Emiten, profesi dan lembaga penunjang pasar modal
serta pihak terkait lainnya. Khususnya untuk kegiatan pengawasan akan
dilakukan secara bersama oleh BAPEPAM dan DSN.
Adapun tahapan atau seleksi untuk saham yang masukdalam index
syariah antara lain (Heri Sudarsono, 2008:201):
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
bulan kecuali termasuk dalam 10 kapitalis besar).
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva
maksimal sebesar 90%.
c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan
rata-ratakapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama
satu tahun terakhir.
d. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan tingkat
likuiditas rata – rata nilai perdagangan regurel selama satu tahun
terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan
komponen index pada awal bulan januari dan juli setiap tahunnya. Sedangkan
perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitor secara terus-menerus
68
berdasarkan data-data public dan media. Index harga saham setiap hari
dihitung menggunakan harga saham terahir yang tersedia di bursa.
2. Instrumen Saham Syari’ah
Menurut (Nurul dan Mustafa: 2007) saham merupakan surat bukti
kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum (go
public) dalam nominal ataupun persentase tertentu. Sedangkan menurut
(Andri: 2009) saham atau stock merupakan surat bukti atau tanda kepemilikan
bagian modal pada suatu perusahaan terbatas. Sedangkan saham syariah
adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang
diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Dalam islam, saham pada hakikatnya merupakan modifikasi sistem
persekutuan modal dan kekayaan, yang dalam istilah fiqh dienal dengan nama
syirkah. Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan antara saham syariah dan non
syariah, Namun saham dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan
pembelian saham tersebut. Saham menjadi halal jika dikeluarkan oleh
perusahaan yang egiatan usahanya bergerak di bidang yang halal atau dalam
niat pembelian saham untuk invetasi bukan spekulasi. Agar lebih aman, saham
yang dilisting dalam Jakarta Islamic Index merupakan saham – saham yang
insya Allah sesuai syariah, dikataan demikian karena emiten yang terdaftar
dalam Islamic Index akan selalu mengalami proses penyaringan
(Burhanuddin, 2010:136).
69
B. Analisis dan Pembahasan
Analisis data di lakukan dengan cara yakni analisis deskriptif dan model
regresi linear berganda, data yang tersedia untuk variabel dependen yaitu
Devidend Payout Ratio dan variabel independen yang terdiri dari Likuiditas (CR,
QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA, EPS), dan Struktur Modal
(DAR, DER).
Analisis dilakukan dengan menguji pengaruh kedelapan variabel
independen terhadap variabel dependen Devidend Payout Ratio secara ssimultan
melalui Uji F, secara parsial melalui Uji T dan untuk mengetahui variabel mana
yang lebih dominan mempengaruhi Devidend Payout Ratio.
Analisis pertama yang dilakukan adalah memilih perusahaan yang sesuai
dengan kriteria sampel yaitu perusahaan yang terdaftar (listed) di Jakarta Islamic
Index pada periode 2008 -2011, mempunyai data yang lengkap untuk variabel
yang diteliti dan membagikan deviden selama periode penelitian. Data mengenai
sampel dapat dilihat dalam lampitan 1.
Setelah didapatkan data perusahaan yang akan dilakukan sampel kemudian
dihitung data tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 sampai 10. Dari data tersebut
dilakukan uji f dan uji t dengan menggunakan model regresi linear berganda.
Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada
lampiran 11.
Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu metode pengamatan
dengan maksud tertentu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
70
data sekunder yang diperoleh dari pusat referensi pasar modal,
www.idx.co.id dan alamat website dari setiap perusahaan.
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan
fenomena atau karakteristik dari data. Statistik deskriptif berkaitan
dengan pengumpulan dan peringkat data, yang menggambarkan
karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian Analisis
Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas dan Struktur Modal
Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Jakarta
Islamic Index.
Analisis ini menjelaskan karakteristik target populasi terutama
mencakup mean, standar eror,nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan
nilai maksimum serta standar deviasi.
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
CR 60 .01 5.00 1.5028 1.18431
QR 60 .01 3.70 1.0282 .80524
ITO 60 .10 2.11 .8247 .56220
TATO 60 .06 1.50 .7347 .42765
ROA 60 .03 .52 .2010 .11027
EPS 60 250.00 1250.00 6.3575E2 208.46531
DAR 60 .13 .84 .3793 .18969
DER 60 .22 2.75 .9577 .65370
DPR 60 .08 .74 .3544 .15484
Valid N
(listwise) 60
(sumber: Data diolah)
71
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui seluruh variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yang terdiri dari (variabel independen) pada perusahaan Jakarta
Islamic Index yang terdaftar di BEIkurung waktu penelitian selama 4 tahun yakni
tahun 2008-2011 memiliki sampel sebanyak 60 data pengamatan (15 perusahaan
X 4 tahun = 60 pengamatan). Dengan deskripsi dan nilai sebagai berikut:
Current Ratio (CR) memiliki nilai rata-rata 1.5028 dan nilai standar
deviasi sebesar 1.18431, nilai minimum dari Current Ratio 0.01, dan nilai
maksimum sebesar 5.00. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi
menunjukan bahwa data terdisatribusi dengan baik.
Quick Ratio memiliki nilai rata - rata sebesar 1.0282 dan nilai standar
deviasi sebesar 0.80524, nilai minimum dari Quick Ratio sebesar 0.01, dan nilai
maksimum sebesar 3.70. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi
menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Inventory Turn Over (ITO) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.8247 dan
nilai standar deviasi sebesar 0.56220, nilai minimum dari Inventory Turn Over
sebesar 0.10 dan nilai maksimum sebesar 2.11. Nilai rata – rata yang lebih besar
dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Total Asset Turn Over (TATO) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.7347
dan nilai standar deviasi sebesar 0.42765, nilai minimum dari Total Asset Turn
Over 0.06 dan nilai maksimum sebesar 1.50. Nilai rata – rata yang lebih besar dari
standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Return on Asset (ROA) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.2010 dan nila
standar deviasi sebesar 0.11027, nilai minimum dari Return on Asset 0.03 dan
72
nilai maksimum 0.52. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi
menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Variabel Earning per Share (EPS) memiliki nilai rata – rata sebesar
6.35752 dan nilai standar deviasi sebesar 208.46531, nilai minimum dari Earning
per Share 250.00 dan nilai maksimum 1250.00. Nilai rata – rata yang lebih besar
dibandingkan standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Debt Assset Ratio (DAR) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.3793 dan
nilai standar deviasi sebesar 0.18969, nilai minimum dari Debt Asset Ratio 0.13
dan nilai maksimum 0.84. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi
menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Debt Equity Ratio (DER) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.9577 dan
nilai standar deviasi sebesar 0.65370, nilai minimum dari Debt Equity Ratio 0.22
dan nilai maksimum 2.75. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi
menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Deviden Payout Ratio (DPR) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.3544 dan
nilai standar deviasi sebesar0.15484, nilai minimum dari Deviden Payout Ratio
0.08 dan nilai maksimum 0.74.Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar
deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik.
a. Pembahasan
terhadap model regresi linear berganda ini, agar valid perlu dilakukan
uji asumsi klasik. Adapun yang harus dilakukan dan terpenuhi agar
model terbebas dari asumsi klasik antara lain tidak terjadi:
73
b. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data
normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis
grafik. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat
histogram yang membandingkan antara data yang diteliti dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana terlihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa
grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Namun
74
demikian jika hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat memberikan hasil
yang meragukan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang handal
adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot
terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal, sebagaimana di tampilkan pada gambar 4.2
berikut:
Gambar 4.2
Berdasarkan grafik normal plot, menunjukan bahwa model regresi layak
dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik – titik
menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas.
75
Tabel 4.4
Uji Kolmogorov Smirnov
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel hasil uji kolmogorov smirnov diatas bahwa data
variabel CR, QR, ITO, TATO, ROA, EPS, DAR, DER, dan DPR mempunyai
nilai signifikan masing-masing berurutan sebesar 0.148, 0.547, 0.231, 0.336,
0.611, 0.096, 0.129, 0.240, 0.430 dimana hasilnya menunjukan tingkat signifikan
lebih besar dari = 0,05. Hal ini berarti bahwa nilai data tersebut signifikan.
Sehingga H0 diterima, artinya bahwa data berasal distribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Salah satu asumsi model regresi linier berganda adalah tidak terjadi
korelasi yang signifikan antar variabel bebasnya.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CR QR ITO TATO ROA EPS DAR DER DPR
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Normal
Parametersa
Mean 1.5028 1.0282 .8247 .7347 .2010 6.35752 .3793 .9577 .3544
Std.
Deviation 1.18431 .80524 .56220 .42765 .11027 2.084652
.1896
9 .65370 .15484
Most Extreme
Differences
Absolute .147 .103 .134 .122 .098 .159 .151 .133 .113
Positive .147 .099 .134 .110 .098 .159 .151 .133 .113
Negative -.104 -.103 -.129 -.122 -.056 -.095 -.094 -.130 -.060
Kolmogorov-Smirnov Z 1.140 .798 1.039 .943 .759 1.232 1.171 1.029 .873
Asymp. Sig. (2-tailed) .148 .547 .231 .336 .611 .096 .129 .240 .430
76
Tabel 4.5
Uji Multikolinieritas
Coefficients
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa VIF berkisar antara 1.824 – 3.311
atau diatas 1 dan kurang dari 8 dan nilai tolerance berkisar antara 0.548 – 0.302
atau mendekati angka 1. Angka VIF dan tolerance tersebut menunjukan bahwa
tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model regresi ini layak dipakai untuk melakukan
pengujian dalam penelitian dan tidak terdapat problem multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Tujuan pengujian autokorelasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara anggota dari observasi yang disusun menurut time series atau cross
section. Asumsi autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constan
t)
CR .548 1.824
QR .744 1.344
ITO .884 1.131
TATO .645 1.550
ROA .715 1.398
EPS .890 1.123
DAR .392 2.554
DER .302 3.311
a. Dependent
77
data pengamatan, dimana muncul suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya.
Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uj
i Durbin-Watson (DW-test). Berdasarkan output SPSS 16.00, maka hasil uji
autokorelasi pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Output Durbin-Watson SPSS 16.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .655a .429 .339 .12587 2.072
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DAR
b. Dependent Variable: DPR
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi berdasarkan tabel
autokorelasi yang menyebutkan bahwa nilai Uji Durbin-Watson = 2.072
sedangkan dalam tabel DW untuk “k”=8 dan N=60 besarnya DW tabel: dl (batas
luar) = 1,297; du (batas dalam) = 1,893; 4-du = 2,107; dan 4-dl = 2,703 maka dari
perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Hal ini dapat
dilihat pada gambar
Tabel 4.7
Hasil Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusam Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < 1.941 < 1.297
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada kesimpulan 1.297<1.941<1.893
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-1.297<1.941<4
Tidak ada korelasi negatif Tidak ada kesimpulan 4-1.893<1.941<4-1.297
Tidak ada autokorelasi,
positif atau negatif
Tidak terjadi
autokorelasi
1.893<2.072<4-1.893
78
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka dapat
disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross
section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data
yang mewakili berbagai ukuran.
Dalam penelitian ini untuk melihat Grafik Plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan residualnya SRESID. Deteksi ada
tau tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis:
a. jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi Heteroskedastisitas.
b. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
79
Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik – titik menyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Deviden payout ratio
berdasarkan masukan variabel independen Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Strukturm Modal (DAR,DER).
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil analisis uji asumsi klasik didapatkan hasil bahwa semua variabel
yang diteliti terbebas dari gejala multikolinearitas. Setelah dilakukan uji asumsi
80
klasik yang dilakukan dengan hanya menggunakan satu variabel dependen yaitu
deviden payout ratio dan delapan variabel independen yaitu Likuiditas (CR,QR),
Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal
(DAR,DER).
C. Model Regresi
Tabel 4.8
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .035 .094 .374 .710
CR .004 .019 .032 .221 .826 .548 1.824
QR .063 .024 .325 2.651 .011 .744 1.344
ITO .017 .031 .060 .534 .596 .884 1.131
TATO -.064 .048 -.177 -1.347 .184 .645 1.550
ROA .779 .176 .555 4.432 .000 .715 1.398
EPS 9.2155 .000 .124 1.106 .274 .890 1.123
DAR .149 .138 .183 1.082 .284 .392 2.554
DER .011 .046 .047 .242 .810 .302 3.311
a. Dependent Variable: DPR
Y = 0.035 + 0.004X1 + 0.063X2 + 0.017X3 - 0.064X4 + 0.779X5 + 9.215X6 +
0.149X7 + 0.011X8
81
D. Hasil Uji F
Tabel 4.9
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .607 8 .076 4.786 .000a
Residual .808 51 .016
Total 1.415 59
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR,
DAR
b. Dependent Variable: DPR
Pengujian secara simultan pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa variabel
independen Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas
(ROA,EPS) dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen deviden payout ratio.
F tabel = Fα (k-1) , (n-k)
= F 0.05 (9-1), (60-9)
= F 0.05 (8), (51=2.13)
Berdasarkan nilai F hitung pada printout diperoleh nilai sebesar 4.786,
dengan demikian dapat diketahui bahwa F hitung (4.786) lebih besar dari F tabel
(2.13), karena F hitung lebih besar dari F tabel maka, Ho ditolak. Dari nilai
signifikan F juga diperoleh nilai 0.000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Karena nilai
signifikan lebih kecil dari α maka Ho ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan
82
bahwa secara simultan seluruh variabel bebas mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen dividen payout ratio.
Hasill ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Didik
Indarwati (2007). Dalam penelitiannya mengenai profitabilitas sebagai penentu
kebijakan dividen di Bursa Efek Indonesia, menghasilkan bahwa pengaruh secara
parsial variabel ROA yang berpengaruh signifikan pada level kurang dari 5%
(ditunjukan dengan sig.F 0.032).
E. Hasil Uji t
Tabel 4.10
Hasil uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .035 .094 .374 .710
CR .004 .019 .032 .221 .826 .548 1.824
QR .063 .024 .325 2.651 .011 .744 1.344
ITO .017 .031 .060 .534 .596 .884 1.131
TATO -.064 .048 -.177 -1.347 .184 .645 1.550
ROA .779 .176 .555 4.432 .000 .715 1.398
EPS 9.215E5 .000 .124 1.106 .274 .890 1.123
DAR .149 .138 .183 1.082 .284 .392 2.554
DER .011 .046 .047 .242 .810 .302 3.311
a. Dependent Variable: DPR
83
2. Pengujian Hipotesis
Pembahasan didalam penelitian ini menggunakan satu variabel dependen
yaitu DPR dan delapan variabel independen yaitu Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER).
a. Pengaruh antara CR dengan Dividend Payout Ratio
Karena nilai t-hitung 0.221 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho
diterima. Nilai sig 0.826 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya CR
tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tita (2009) menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap
DPR.
b. Pengaruh QR dengan Dividend Payout Ratio
Karena nilai t-hitung 2.651 lebih besar dari t-tabel 2.0003, maka Ho
ditolak. Nilai sig 0.011 lebih kecil dari = 0.05, maka Ho ditolak. Artinya QR
mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian Didik
(2007) yang menyatakan terdapat pengaruh QR terhadap DPR.
c. Pengaruh ITO dengan Dividend Payout Ratio
Karena nilai t-hitung 0.534 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho
diterima. Nilai sig 0.596 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya
ITO tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tita (2009) yang menyatakan tidak terdapat
pengaruh ITO terhadap DPR
84
d. Pengaruh TATO dengan Dividend Payout Ratio
Karena nilai t-hitung -1.347 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho diterima.
Nilai sig 0.184 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya TATO
tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian
Dwi Purwanti dan Peni Sawitri (2008) yang mengatakan bahwa TATO tidak
berpengaruh terhadap DPR.
e. Pengaruh ROA dengan Dividend Payout Ratio
Karena nilai t-hitung 4.432 lebih besar dari t-tabel 2.0003, maka Ho ditolak.
Nilai sig 0.000 lebih kecil dari = 0.05, maka Ho ditolak. Artinya ROA
mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian Didik
Indarwati (2007) yang menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh terhadap
DPR.
f. Pengaruh EPS dengan Dividend Payout Ratio
karena nilai t-hitung 1.106 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho diterima.
Nilai sig 0.274 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya EPS tidak
mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
Agung Satmoko dan Sri Isworo Ediningsih (2009) yang menyatakan bahwa
EPS tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR.
g. Pengaruh DAR dengan Dividend Payout Ratio
Karena nilai t-hitung 1.082 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho diterima.
Nilai sig 0.284 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya DAR
mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sesuai dengan Agung Satmoko
85
dan Sri Isworo Ediningsih (2009) yang menyatakan bahwa DAR tidak
mempunyai pengaruh terhadap DPR.
h. Pengaruh DER dengan Dividend Payout Ratio
Karena nilai t-hitung 0.242 lebih kecil dari t-tabel 2.000, maka Ho diterima.
Nilai sig 0.810 lebih besar = 0.05, maka Ho diterima. Artinya DER tidak
mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hasil ini sesuai dengan penelitian Michell
(2009) yang menyatakan bahwa DER tidak terdapat pengaruh terhadap DPR.
F. Uji DW
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑅2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .655a .429 .339 .12587 2.072
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DAR
b. Dependent Variable: DPR
Berdasarkan tabel 4.11 kedelapan variabel bebas tersebut diperoleh 𝑅2 atau nilai
koefisien determinasi (adjusted 𝑅2) sebesar 0.339 atau 33.9%. Hal ini berarti
bahwa hanya 33.9% dari variabel dependen yaitu dividen kas dapat dijelaskan
oleh variabel Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas
(ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) sedangkan sisanya yaitu sebesar
66.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diuji dalam penelitian
ini, misalnya ROE, ROI, DTA, PBV, NPM dan PER
86
G. Interpretasi Hasil Penelitians
Y = 𝐚 + 𝐛𝟏𝐗𝟏 + 𝐛𝟐𝐗𝟐 + 𝐛𝟑𝐗𝟑 + 𝐛𝟒𝐗𝟒 + 𝐛𝟓𝐗𝟓 + 𝐛𝟔𝐗𝟔 + 𝐛𝟕𝐗𝟕 + 𝐛𝟖𝐗𝟖 + e
Y = 0.035 + 0.004X1 + 0.063X2 + 0.017X3 - 0.064X4 + 0.779X5 + 9.215X6 +
0.149X7 + 0.011X8
Dari hasil persamaan tersebut menunjukan bahwa selama periode penelitian
konstanta sebesar 0.035 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap
konstan, maka rata – rata dividen kas yang didapat oleh pemegang saham sebesar
0.035 rupiah. Sedangkan tanda positif pada CR, QR, ITO, ROA, EPS, DAR dan
DER sesuai dengan konsep teori yang mendasarinya, dimana jika CR,QR, ITO,
ROA, EPS, DAR dan DER semakin meningkat maka DPR juga meningkat.
Sementara variabel TATO yang bertanda negatif menunjukan hubungan dengan
DPR juga negatif. TATO menunjukan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
aktiva. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Dengan
demikian semakin tinggi rasio perputaran TATO menunjukan bahwa investasi
yang ditanamkan dalam kas rendah.
1. Interpretasi pengaruh Likuiditas (CR) terhadap DPR
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar
(0.221) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.826. Karena nilai signifikan
lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, dimana tidak ada
pengaruh antara variabel CR dengan variabel DPR. Alasan CR mempunyai
tanda positif, karena semakin meningkatnya rasio CR maka akan berpendapat
pada pendapatan perusahaan. Hal ini bisa terjadi dikarenakan perusahaan
mampu memenuhi kewajiban jangka pendek, sehingga bila nilai rasio
87
Likuiditas meningkat, maka kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
pendapatan dan laba pun akan meningkat. Hal ini mempengaruhi keputusan
dividen, dimana dividen akan diberikan apabila perusahaan memiliki laba.
2. Interpretasi pengaruh Likuiditas (QR) terhadap DPR
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar
(2.651) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.011. karena nilai signifikan lebih
bkecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh
antara variabel QR dengan variabel DPR. Alasan QR mempunyai tanda positif,
karena semakin meningkatnya QR maka akan berdampak pada keamanan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pun semakin tinggi.
3. Interpretasi pengaruh Aktivitas (ITO) terhadap DPR
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar
(0.534) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.596. Karena nilai signifikan
lebih besar dari 0.05 maka hipotesis Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak
ada pengaruh antara variabel ITO dengan variabel DPR, dimana besarnya hasil
perhitungan ITO menunjukan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas.
Karena ITO mempunyai tanda positif maka semakin tinggi ITO akan semakin
cepat persediaan perusahaan menjadi kas, sehingga hal ini mempengaruhi
keputusan dividen.
4. Interpretasi pengaruh Aktivitas (TATO) terhadap DPR
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar
(-1.347) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.184. Karena nilai signifikan
lebih besar dari 0.05 maka hipotesis Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak
88
ada pengaruh antara variabel TATO dengan variabel DPR. TATO menunjukan
tingkat jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Hal ini sesuai dengan
teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Dengan demikian semakin tinggi
rasio perputaran TATO menunjukan bahwa investasi yang ditanamkan dalam
kas rendah.
5. Interpretasi pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap DPR
Dari hasil perhitungan secara parsial diperoleh nilai t hitung (4.432)
dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.000. Karena nilai signifikan lebih kecil
dari 0.05 maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada pengaruh
antara variabel ROA dan variabel DPR. Alasan ROA mempunyai tanda positif,
karena semakin meningkatnya rasio ROA maka berdampak pada pendapatan
perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori Weston dan Brigham yang menyatakan
bahwa pemegang saham (investor) dalam jangka panjang akan melihat
keuntungan yang benar – benar akan diterima dalam bentuk dividen. Semakin
tinggi ROA berarti semakin efektif aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih. Dengan semakin besarnya laba yang diperoleh perusahaan maka
perusahaan mempunyai potensi yang lebih besar untu membagikan dividen
kepada para pemegang saham.
6. Interpretasi pengaruh Profitabilitas (EPS) terhadap DPR
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar
(1.106) dengan nilai signifikan sebesar 0.274. Karena nilai signifikan lebih
besar dari 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada pengaruh
antara variabel EPS dan variabel DPR. Sesuai dengan teori yang dipaparkan
89
dalam bab sebelumnya, apabila EPS meningkat berarti manajemen dalam
perusahaan berhasil memuaskan pemegang saham. Hal ini dikarenakan
pembentukan perhitungan rasio – rasio keuangan terutama EPS merupakan
pembentukan nilai jangka pendek. Dimana perubahan EPS secara langsung
dipengaruhi oleh harga saham. Sehingga apabila dilakukan perhitungan nilai
EPS secara realtime pada perdagangan saham, perubahan EPS akan berbanding
lurus dengan perubahan harga saham. Yang artinya setiap perubahan harga
saham akan secara langsung mempengaruhi perubahan nilai EPS.
7. Interpretasi pengaruh Struktur Modal (DAR) terhadap DPR
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar
(1.082) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.284. Karena nilai signifikan
lebih kecil dari 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada
pengaruh antara variabel DAR dengan variabel DPR. Alasan DAR mempunyai
tanda positif, karena semakin tinggi ratio utang suatu perusahaan
mengindikasikan bahwa rasio keuangan yang ditanggung para pemagang
saham biasa pun semakin tinggi.
8. Interpretasi pengaruh Struktur Modal (DER) terhadap DPR
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung (0.242)
dengan hasil nilai signifikan 0.810. Karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05
maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara
variabel DER dengan variabel DPR. Alasan DER mempunyai tanda positif,
karena dengan besarnya jumlah utang yang dimiliki perusahaan maka
perusahaan dapat melakukan kebijakan dividen. Sehingga peningkatan nilai
ratio DER akan memiliki nilai searah.
90
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang talah dilakukan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji f
disimpulkan bahwa variabel Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO),
Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan
berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan dengan probabilitas
sebesar 0,000 dan f-hitung sebesar 4.786. Nilai 𝑅2 atau nilai koefisien
determinasi adalah sebesar 33.9% dari variabel dependen yaitu dividen
payout ratio dapat dijelaskan oleh variabel independen Likuiditas
(CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur
Modal (DAR,DER) sedangkan sisanya yaitu 66.1% dijelaskan oleh faktor
lain diluar variabel yang diteliti.
2. Berdasarkan analisi regresi berganda dengan menggunakan uji-t bahwa
variabel CR, ITO, TATO, EPS, DAR dan DER secara parsial tidak
mempunyai pengaruh terhadap DPR, sedangkan variabel QR dan ROA
secara parsial berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan 0.05.
91
3. Implikasi
Peneliti menyadari ssepenuhnya, bahwa masih banyak keterbatasan dalam
penelitian ini antara lain:
1. pemilihan variabel yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan divien
hanya terdiri dari delapan aspek saja (current ratio, quick ratio, inventory
turnover, total assets turnover, return on assets, earning per share, debt to
assets ratio, debt to equity ratio). Hal ini memungkinkan terabaikannya
variabel lain yang justru dapat mempunyai lebih pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
2. Periode pengamatan yang hanya empat tahun yaitu dari tahun 2008 sampai
dengan 2011, sehingga data tidak dapat menjelaskan proyeksi kebijakan
jangka panjang dan sampel yang diperoleh adalah jumlahnya terbatas.
92
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta,
Rineka Cipta, 2004.
Ambarwati, Sri Dwi Ari. Manajemen Keuangan Lanjut.Yogyakarta, Graha Ilmu,
2010.
Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta, Ghalia Indonesia,
2004.
Asril, Arilaha Muhammad. Pengaruh Free Cash Flow, Likuiditas, Profitabilitas
dan Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Vol. 13, No. 1, hal 78-87,2009.
Atmaja, Lukas Setia. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Edisi 1.
Yogyakarta: Andi, 2008.
Brigham, Eugene. F and Joel F. Houston. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan,
Edisi Indonesia, Buku II. Jakarta: Erlangga, 2001.
Burhanuddin. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah.Yogyakarta, Graha
Ilmu, 2010.
Deitiana, Tita. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran
Deviden Kas. VolII, Jurnal Bisnis dan Akuntasi, Jakarta, 2009.
Fadah, Isti. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Deviden Kas Dan Biaya
Keagenan Serta Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta). The 1st PPM
National Conference on Management Research “Manajemen di Era
Globalisasi” Sekolah Tinggi Manajemen PPM, 2007.
Fadhila, Akbar Riza dan Prima Naomi. Bukti Empiris Pensinyalan Deviden Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2002-
2006. Jurnal Eksekutif, Vol. 6, No. 1, 2009.
Fahmi, Irham. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2011.
Faizal, Henry Noor. Investasi. Jakarta, PT Index, 2009.
Fauz, Ahmad dan Rosidi. Pengauh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang dan Colleteral Assets
Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 8,
No. 2, 2007.
Ghozali, Imam.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2004.
93
Gujarati, Damodar N.“Basic Econometrics. Singapore”: Mc Graw Hill, Inc.1995.
Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi.Jakarta, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN 2010.
Halim, Abdul. Analisis Investasi. Jakarta, Salemba Empat, 2005.
Hamid, Abdul. Pasar Modal Syariah. Cet 1. Jakarta, Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009.
Hasnawati, Sri. Analisis Dampak Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan
Publik Di Bursa Efek Jakarta. Vol. 13, No. 2. 2008.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi Pada Pasar Modal Syariah.
Ed Revisi, Cet 2, Jakarta, Kencana, 2007.
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan) Keputusan Jangka
Panjang. Yogyakarta, BPFE, 1996.
Indarwanta, Didik. Profitabilitas Sebagai Penentu Kebijakan Pembayaran
Deviden. Vol. II, Jurnal, Yogyakarta, 2007.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Ed. 1-2, Jakarta, Rajawali Pers, 2009.
Keown, Arthur J. Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Edisi
Kesembilan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2007.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta: UPP AMP KPN, 2009.
Martono. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta, EKONISIA, 2010.
Merton, H. Miller dan Franco Modigliani. Dividen Policy, Grow, and The
Valiation og Share. Journal pf Bisiness, October, 1961.
Metha, Anupam. An Empirical Analysis of Determinants of Dividend Policy-
Evidence from the UAE Companies. Dubai, Institute of Management
Technology, 2012.
Moeljadi. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Jilid 1,
Malang, Bayumedia Publishing, 2006.
Mohamed Norhayati, Wee Shu Hui, dan Normah Hj Omar. Empirical Analysis of
Determinants of Dividend Payment: Profitability and Liquidity.
Institute&Faculty og Accountancy, Malaysia,2009.
94
Myron, J. Gordon dan John Lintner. Distribution of Incomes of Corporations
Among Dividend Retained Earning and Texas. American Economics
Review, 1956.
Nasaruddin, Irsan, Indra Surya, dan Ivan Yustiavan. Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia. Jakarta, Kencana, 2008.
Prawironegoro, Darsono. Manajemen Keuangan: Pendekatan Praktis Kajian
Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta,
Nusantara Consulting, 2009.
Purwanti, Dwi dan Peni Sawitri. Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan
Deviden. Jakarta. 2008.
Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Cet 7. Yogyakarta,
BPFE, 2001.
Rodoni, Ahmad. Analisis Teknikal dan Fundamental Pada Pasar Modal. Jakarta,
Center For Social Ekonomics Studies (CSES), 2005.
Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009.
Rodoni, Ahmad. Dan Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah, Cet 1, Jakarta,
Zikrul Hakim, 2010.
Satmoko, Agung dan Sri Isworo Ediningsih. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Deviden Kas pada Peusahaan Manufaktur di BEI. Surabaya, FE UPN,
2009.
Setiady, Akbar dan Husaini Usman. Pengantar Statistika. Jakarta, Bumi Aksara,
2006.
Shanti, J.C., Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Sebelum dan Sesudah Pembayaran Deviden
Kas. Vol. 21, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Surabaya, 2010.
Sharpe, F. William dan Gordon, J. Alexsander. Investasi. Jakarta, PT Index
Kelompok Gramedia, 2005.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. FEUI, Jakarta, 2001.
Sjahrir, Analisis Bursa Efek. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1995.
Sjahrial, Darmawan. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta, Mitra Wacana
Media, 2006.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana, Jakarta, 2009.
95
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta, 2008.
Suharli, Michelll. Studi Empiris Mengenail Pengaruh Profitabilitas, Laverage,
Dan Harga Saham Terhadap Jumlah Deviden Tunai (Studi Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003).
Jurnal MAKSI, Vol. 6, No. 2. 2007.
Suhartini, Yati. Dampak Pegumuman Deviden Pada Pasar Saham (Studi Empiris
Pada Pasar Saham Di BEI). Jurnal Akmenika Vol. 4. 2009.
Suharyadi, dan Purwanto S.K. Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Ed Pertama, Jakarta, Salemba Empat, 2004.
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. 2011.
Triandaru. Sigit dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta, Salemba Empat, 2006.
Van Horne, James. C and John M. Wachowicz, Jr. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan, Edisi 9, Edisi Indonesia.Jakarta, Salemba Empat, 1998.
Warsini, Sabar. Manajemen Investasi. Jakarta, Semestra Media, 2009.
Warsono. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang, Banumedia Publishing,
2003.
Weston, J. Fred dan Copeland. Manajemen Keuangan. Jakarta, binarupa Aksara,
1996.
Weston, J. Fred dan Eugene Brigham. Manajemen Keuangan. Edisi Tujuh, Buku
II, Jakarta, Erlangga, 1985.
Yulfansi. Hukum Pasar Modal. Jakart, IBLAM, 2005.
www.google.com
96
Lampiran 1
PERUSAHAAN YANG LISTED DAN MEMBAGIKAN DIVIEN DI JII
No Nama Peusahaan Kode 2008 2009 2010 2011
1 PT Astra Agro Lestari Tbk AALI 505.00 905.00 830.00 995.00
2 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 57.47 25.38 70.71 90.99
3 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 150.00 225.00 263.00 293.00
4 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 12.50 25.00 70.00 95.00
5 PT Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR 215.19 308.45 306.26 330.89
6 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 296.94 288.06 322.59 371.05
7 PT United Tractors Tbk UNTR 320.00 330.00 590.00 820.00
8 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR 315.00 399.00 444.00 250.00
9 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 1.345.00 1.964.00 1.202.00 2.336.00
10 PT Sampoerna Agro Tbk SGRO 90.00 45.00 108.00 87.30
11 PT PP London Sumatera Indonesia Tbk LSIP 208.00 209.00 61.00 100.00
12 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 8.03 10.02 17.08 17.28
13 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 0.69 1.05 4.03 6.13
14 PT Bumi Resources Tbk BUMI 50.60 27.68 41.78 14.31
15 PT Astra International Tbk ASII 870.00 830.00 470.00 1.980.00
97
Lampiran 2
Data Mentah Tingkat Dividen Payout Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode DPR
2008 2009 2010 2011
1 AALI 0.27 0.11 0.40 0.62
2 ANTM 0.40 0.40 0.40 0.45
3 INTP 0.15 0.31 0.30 0.29
4 KLBF 0.14 0.18 0.27 0.62
5 SMGR 0.50 0.50 0.27 0.49
6 TLKM 0.56 0.34 0.25 0.48
7 UNTR 0.23 0.27 0.21 0.52
8 UNVR 0.51 0.50 0.50 0.63
9 ITMG 0.59 0.70 0.74 0.52
10 SGRO 0.38 0.30 0.45 0.30
11 LSIP 0.30 0.40 0.08 0.32
12 WIKA 0.30 0.30 0.35 0.25
13 ASRI 0.20 0.19 0.24 0.18
14 BUMI 0.14 0.29 0.31 0.15
15 ASII 0.38 0.33 0.13 0.37
98
Lampiran 3
Data Mentah Tingkat Current Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode CR
2008 2009 2010 2011
1 AALI 1.43 1.50 1.55 1.60
2 ANTM 1.01 2.35 3.81 3.91
3 INTP 0.17 0.25 0.37 0.50
4 KLBF 3.00 3.30 5.00 3.65
5 SMGR 1.90 2.76 2.81 2.84
6 TLKM 0.54 0.60 0.91 0.95
7 UNTR 1.63 1.65 1.56 1.71
8 UNVR 1.00 0.04 0.85 0.85
9 ITMG 1.49 1.97 1.83 2.36
10 SGRO 1.15 1.34 1.65 1.87
11 LSIP 1.70 1.40 2.39 4.83
12 WIKA 0.01 0.01 0.01 0.01
13 ASRI 0.02 0.02 0.01 0.01
14 BUMI 1.17 0.96 1.56 1.10
15 ASII 1.32 1.36 1.26 1.36
99
Lampiran 4
Data Mentah Tingkat Quick Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode QR
2008 2009 2010 2011
1 AALI 1.20 1.08 1.18 1.90
2 ANTM 2.12 0.30 0.79 0.37
3 INTP 0.15 0.02 0.09 0.06
4 KLBF 0.25 2.01 0.55 3.70
5 SMGR 2.06 1.10 1.35 1.50
6 TLKM 0.71 0.70 0.89 0.90
7 UNTR 1.39 1.59 1.70 1.68
8 UNVR 0.18 0.06 0.90 0.80
9 ITMG 1.50 2.56 1.97 2.40
10 SGRO 1.14 1.98 1.57 1.49
11 LSIP 1.37 2.61 0.40 0.21
12 WIKA 0.03 0.01 0.08 0.04
13 ASRI 0.34 0.05 0.01 0.06
14 BUMI 1.07 0.87 1.47 1.03
15 ASII 0.99 1.09 0.96 1.11
100
Lampiran 5
Data Mentah Tingkat Inventory Turnover Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode ITO
2008 2009 2010 2011
1 AALI 0.21 0.13 1.06 1.03
2 ANTM 1.09 0.27 0.71 0.61
3 INTP 0.15 1.08 1.19 1.23
4 KLBF 1.05 0.11 1.34 0.33
5 SMGR 1.06 1.54 1.60 1.65
6 TLKM 1.04 1.15 1.25 1.30
7 UNTR 2.01 2.06 2.09 2.11
8 UNVR 0.48 1.13 0.12 0.12
9 ITMG 0.35 0.29 0.10 1.09
10 SGRO 0.41 0.80 1.01 0.94
11 LSIP 0.63 0.62 0.13 1.12
12 WIKA 1.04 0.19 1.07 1.08
13 ASRI 0.28 0.69 1.09 1.05
14 BUMI 0.14 0.16 0.26 0.25
15 ASII 0.16 0.15 0.92 1.16
101
Lampiran 6
Data Mentah Tingkat Total Asset Turnover Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode TATO
2008 2009 2010 2011
1 AALI 1.25 0.98 1.06 0.08
2 ANTM 0.28 0.09 0.65 0.68
3 INTP 0.07 0.06 0.72 0.76
4 KLBF 1.38 1.50 0.62 1.34
5 SMGR 0.56 0.78 0.92 0.83
6 TLKM 0.50 0.66 0.34 0.69
7 UNTR 1.13 1.19 1.15 1.18
8 UNVR 0.54 1.20 1.19 1.25
9 ITMG 1.34 0.25 0.53 0.15
10 SGRO 1.06 0.06 0.08 0.92
11 LSIP 0.78 0.65 0.64 0.68
12 WIKA 1.13 1.15 0.95 0.93
13 ASRI 0.14 0.11 0.16 0.22
14 BUMI 0.06 1.04 1.05 1.04
15 ASII 1.12 0.11 1.07 1.03
102
Lampiran 7
Data Mentah Tingkat Return on Asset Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode ROA
2008 2009 2010 2011
1 AALI 0.40 0.22 0.23 0.33
2 ANTM 0.13 0.06 0.14 0.17
3 INTP 0.15 0.21 0.21 0.26
4 KLBF 0.12 0.14 0.18 0.24
5 SMGR 0.24 0.26 0.23 0.26
6 TLKM 0.12 0.12 0.12 0.20
7 UNTR 0.12 0.16 0.13 0.17
8 UNVR 0.37 0.41 0.39 0.52
9 ITMG 0.35 0.38 0.25 0.46
10 SGRO 0.29 0.18 0.22 0.22
11 LSIP 0.27 0.21 0.25 0.31
12 WIKA 0.04 0.06 0.08 0.00
13 ASRI 0.03 0.03 0.07 0.11
14 BUMI 0.19 0.06 0.11 0.08
15 ASII 0.19 0.18 0.19 0.17
103
Lampiran 8
Data Mentah Tingkat Earning Per Share Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode EPS
2008 2009 2010 2011
1 AALI 512.00 479.00 527.00 516.00
2 ANTM 780.00 650.00 890.00 1100.00
3 INTP 590.00 430.00 600.00 740.00
4 KLBF 365.00 400.00 597.00 832.00
5 SMGR 511.00 484.00 725.00 815.00
6 TLKM 690.00 755.00 1120.00 1200.00
7 UNTR 524.00 764.00 890.00 710.00
8 UNVR 473.00 515.00 845.00 985.00
9 ITMG 250.00 503.00 511.00 442.00
10 SGRO 490.00 609.00 712.00 610.00
11 LSIP 631.00 552.00 445.00 578.00
12 WIKA 515.00 618.00 507.00 498.00
13 ASRI 430.00 521.00 631.00 360.00
14 BUMI 505.00 599.00 620.00 514.00
15 ASII 553.00 697.00 980.00 1250.00
104
Lampiran 9
Data Mentah Tingkat Debt to Asset Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode DAR
2008 2009 2010 2011
1 AALI 0.18 0.15 0.15 0.17
2 ANTM 0.21 0.18 0.22 0.29
3 INTP 0.24 0.19 0.15 0.13
4 KLBF 0.24 0.26 0.18 0.21
5 SMGR 0.23 0.20 0.22 0.26
6 TLKM 0.52 0.49 0.43 0.41
7 UNTR 0.51 0.43 0.46 0.41
8 UNVR 0.49 0.52 0.50 0.53
9 ITMG 0.38 0.34 0.34 0.32
10 SGRO 0.27 0.21 0.25 0.27
11 LSIP 0.35 0.21 0.18 0.14
12 WIKA 0.75 0.71 0.70 0.73
13 ASRI 0.42 0.46 0.52 0.54
14 BUMI 0.60 0.78 0.75 0.84
15 ASII 0.50 0.45 0.48 0.51
105
Lampiran 10
Data Mentah Tingkat Debt to Equity Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011
No Kode DER
2008 2009 2010 2011
1 AALI 0.45 1.21 1.19 0.34
2 ANTM 1.30 0.23 0.28 0.59
3 INTP 0.35 1.24 1.17 1.15
4 KLBF 1.40 0.39 0.23 0.27
5 SMGR 0.38 0.26 0.29 0.35
6 TLKM 1.40 1.22 0.98 0.69
7 UNTR 1.07 1.76 0.84 0.45
8 UNVR 0.99 1.10 1.18 1.15
9 ITMG 0.61 0.60 0.54 0.46
10 SGRO 1.43 0.36 0.34 0.36
11 LSIP 0.58 0.27 0.22 0.76
12 WIKA 2.15 2.65 2.43 2.75
13 ASRI 0.72 0.84 1.07 1.16
14 BUMI 1.02 2.10 2.15 2.35
15 ASII 1.21 0.31 1.10 1.02
106
Lampiran 11
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
CR 60 .01 5.00 1.5028 1.18431
QR 60 .01 3.70 1.0282 .80524
ITO 60 .10 2.11 .8247 .56220
TATO 60 .06 1.50 .7347 .42765
ROA 60 .03 .52 .2010 .11027
EPS 60 250.00 1250.00 6.3575E2 208.46531
DAR 60 .13 .84 .3793 .18969
DER 60 .22 2.75 .9577 .65370
DPR 60 .08 .74 .3544 .15484
Valid N
(listwise) 60
Lampiran 12
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 DER, ITO, EPS,
TATO, QR, ROA,
CR, DARa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPR
Lampiran 13
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .655a .429 .339 .12587 2.072
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DAR
b. Dependent Variable: DPR
107
Lampiran 14
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .607 8 .076 4.786 .000a
Residual .808 51 .016
Total 1.415 59
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR,
DAR
b. Dependent Variable: DPR
Lampiran 15
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .035 .094 .374 .710
CR .004 .019 .032 .221 .826 .548 1.824
QR .063 .024 .325 2.651 .011 .744 1.344
ITO .017 .031 .060 .534 .596 .884 1.131
TATO -.064 .048 -.177 -1.347 .184 .645 1.550
ROA .779 .176 .555 4.432 .000 .715 1.398
EPS 9.215E-5 .000 .124 1.106 .274 .890 1.123
DAR .149 .138 .183 1.082 .284 .392 2.554
DER .011 .046 .047 .242 .810 .302 3.311
a. Dependent Variable: DPR
108
Lampiran 16
Coefficient Correlationsa
Model DER ITO EPS TATO QR ROA CR DAR
1 Correlations DER 1.000 -.038 .169 -.446 .277 .229 .311 -.523
ITO -.038 1.000 -.242 -.097 -.003 .185 .023 .185
EPS .169 -.242 1.000 -.068 -.005 .032 -.061 -.195
TAT
O -.446 -.097 -.068 1.000 -.150 -.296 -.387 -.075
QR .277 -.003 -.005 -.150 1.000 -.138 -.147 -.117
ROA .229 .185 .032 -.296 -.138 1.000 .157 .179
CR .311 .023 -.061 -.387 -.147 .157 1.000 .256
DAR -.523 .185 -.195 -.075 -.117 .179 .256 1.000
Covariances DER .002
-5.395E-
5 6.414E-7 .000 .000 .002 .000 -.003
ITO -5.395E-
5 .001
-6.249E-
7 .000
-1.856E-
6 .001 1.359E-5 .001
EPS 6.414E-7
-6.249E-
7 6.940E-9
-2.714E-
7
-9.000E-
9 4.693E-7
-9.465E-
8
-2.241E-
6
TAT
O .000 .000
-2.714E-
7 .002 .000 -.002 .000 .000
QR .000
-1.856E-
6
-9.000E-
9 .000 .001 .000
-6.460E-
5 .000
ROA .002 .001 4.693E-7 -.002 .000 .031 .001 .004
CR .000 1.359E-5
-9.465E-
8 .000
-6.460E-
5 .001 .000 .001
DAR -.003 .001
-2.241E-
6 .000 .000 .004 .001 .019
a. Dependent Variable: DPR
109
Lampiran 17
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation N
Predicted Value .1732 .6571 .3544 .10139 60
Std. Predicted Value -1.786 2.985 .000 1.000 60
Standard Error of
Predicted Value .022 .071 .048 .011 60
Adjusted Predicted
Value .1596 .7133 .3548 .10363 60
Residual -.26381 .30451 .00000 .11703 60
Std. Residual -2.096 2.419 .000 .930 60
Stud. Residual -2.266 2.517 -.002 1.001 60
Deleted Residual -.30847 .32950 -.00042 .13597 60
Stud. Deleted Residual -2.366 2.663 -.001 1.019 60
Mahal. Distance .889 17.870 7.867 3.832 60
Cook's Distance .000 .097 .018 .023 60
Centered Leverage
Value .015 .303 .133 .065 60
a. Dependent Variable: DPR
Lampiran 18
110
Lampiran 19
Lampiran 20
111
Lampiran 21
112
Lampiran 22
113
Lampiran 23