JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS...
Transcript of JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS...
STRATEGI DAKWAH GRUP NASYID SNADA
DALAM PENYEBARAN DAKWAH DI INDONESIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Mohammad Syahid Ramdhani
NIM 1112051000070
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
Mohammad Syahid Ramdhani
Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada Dalam Penyebaran Dakwah di
Indonesia
Pada akhir tahun 80an dan awal 90an dimulai babak baru bagi musik religi
Indonesia dengan hadirnya grup seni vokal nasyid. Nasyid di Indonesia pada era
80-an dipelopori oleh para aktivis lembaga keagamaan atau dakwah di lingkungan
kampus. Pada saat itu nasyid populer di kalangan mahasiswa karena seiring
dengan semangat pembelaan terhadap Palestina. Grup nasyid yang
mempertahankan eksistensinya yaitu Snada. Snada tak kenal lelah menyebarkan
pesan dakwahnya agar nilai-nilai di dalam agama Islam selalu diingat dan tersirat
di dalam alunan lagu yang diciptakan untuk mengingatkan sesama manusia akan
pentingnya mengingat Allah SWT. Namun bagaimanakah strategi dakwah yang
dilakukan Snada dalam menyebarkan dakwah melalui musik nasyid.
Berdasar latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana strategi dakwah grup nasyid Snada dalam penyebaran dakwah melalui
musik Nasyid. Dari hal ini peneleti menggali berbagai upaya bagaimana strategi
dakwah grup nasyid Snada.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fred R. David dalam
Manajemen Strategi Konsep.Teori ini menjelaskan bahwa sebuah proses strategi
memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan,
yaitu tahapan perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
analitis, yakni menggambarkan sebuah fenomena strategi komunikasi yang
digunakan oleh grup nasyid Snada melalui pengamatan langsung dan melakukan
wawancara pada subyek yang telah ditentukan yaitu grup nasyid Snada .
kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan tujuan dari penelitian ini.
Strategi dakwah grup nasyid Snada dalam penyebaran dakwah di Indonesia
menggunakan beberapa cara, yaitu berdakwah dengan mengambil tema berasal
dari Al-Quran dan kehidupan sehari-hari, target pendengarnya adalah semua
kalangan. Penggunaan media seperti media online, televisi dan sosial. Berdakwah
dengan santai cara Snada mendekatkan kepada mad’unya. Membuka pelatihan
dan seminar nasyid bagi kemajuan industri nasyid. Aksi sosial sebagai dasar
berdakwah mengajarkan kebaikan. Adanya hambatan baik dari individu Snada,
segi sosiologis dan juga keritik masyarakat tidak menjadi penghalang bagi Snada
dalam berdakwah.
Kata kunci: Strategi Dakwah, Grup Nasyid Snada, Penyebaran Dakwah.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga memberikan kekuatan
dan kesabaran dalam menghadapi tantangan dan hambatan dalam penyelesaian
skripsi ini. Dengan segala usaha, dan doa, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, orang yang begitu mencintai kita sehingga
diakhir hayatnya yang beliau sebut dan kenang hanyalah kita umatnya.
Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyadari banyak terdapat
kesalahan, kekurangan dan keterbatasan ilmu yang peneliti miliki. Karena tanpa
adanya semangat, doa dan bantuan dari berbagai pihak, peneliti tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ini semua berkat arahan, bantuan, petunjuk
serta motivasi yang diberikan kepada peneliti. Untuk itu peneliti ingin
mengucapkan terimakasih dan penghargaan tersebut diajukan kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, beserta Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I
Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II
iii
2. Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan.
3. Drs. Marsan, MA selaku ketua jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan
Fita Fathurrokhmah, M.Si, sebagai sekretaris jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
4. Umi Musyarrafah, MA sebagai Dosen Penasehat Akademik.
5. Kalsum Minangsih, MA sebagai dosen pembimbing, yang telah
meluangkan waktunya untuk mendiskusikan penelitian ini dan terima
kasih atas masukan yang diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
6. Para Dosen Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama berkuliah.
7. Orang Tua peneliti, Ayahanda Mudalih S.Ag dan Ibunda Lili Maliah S.Ag
tercinta yang dengan tulus ikhlas merawat dan mendidik penuh rasa kasih
sayang, memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya dan
senantiasa mendoakan peneliti dalam menempuh perjalanan hidup ini.
8. Adik peneliti Najwa Fadiah Adlina yang memberikan semangat.
9. Kekasih Tercinta Marniza Fitri S.Sos yang selalu nanyain kapan lulus dan
selalu memberikan peneliti semangat. Terima kasih atas bantuan,
semangat dan doa yang telah diberikan.
10. Teman seperjuangan menuntut ilmu, Zoupi Dwi Raka, Aris Maulana,
Mohammad Miqdad, Anggita Maya Susanti, Atha Zahfira. serta
iv
11. teman-teman KPI C 2012 yang memberikan pengalaman selama
berkuliah.
12. Teman seperjuangan dalam KKN DESA (Al, Rivel, Ica, Asri, Asti, Dara,
Dynal, Galih, Lutfi, Marniza, Regi, Shinta, Yoga, Zain, Bang Azhari)
Terima kasih atas bantuan, kekompakan selama satu bulan dan
pengalaman mengesankan di Desa Cijeruk.
13. Kepada grup nasyid Snada dan juga mas akbar yang telah bersedia
menjadi narasumber dalam penelitian penulis
14. Dan untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan
skripsi
Atas kekurangan dalam penulisan penelitian ini mohon diberikan pintu maaf
yang sebesar-besarnya, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis. Akhir kata penulis berterima kasih banyak kepada Dosen
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mencurahkan ilmunya kepada
penulis, semoga ilmu yang bermanfaat ini bisa menjadi barokah dan pahala.
Tangerang Selatan, Maret 2018
Mohammad Syahid Ramdhani
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4
D. Metodologi Penelitian 5
E. Teknik Pengumpulan Data 6
F. Teknik Analisis Data 8
G. Tinjauan Pustaka 8
H. Sistematika Penulisan 10
BAB II LANDASAN TEORI 11
A. Strategi 11
1. Pengertian Strategi 11
B. Dakwah 14
1. Pengertian Dakwah 14
2. Unsur-unsur Dakwah 15
3. Bentuk-bentuk Metode Dakwah 19
C. Strategi Dakwah 20
1. Pengertian Strategi Dakwah 20
2. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah 22
D. Nasyid 23
1. Pengertian Nasyid 23
vi
BAB III GAMBARAN UMUM NASYID SNADA 25
A. Sejarah Terbentuknya Grup Nasyid Snada 25
B. Profile Grup Nasyid Snada 26
1. Album Grup Nasyid Snada 31
2. Hasil Penghargaan Grup Nasyid Snada 36
3. Jinggle Grup Nasyid Snada 37
4. Show Grup Nasyid Snada 37
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN 38
A. Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada 38
1. Perumusan Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada 38
2. Implementasi Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada 41
3. Evaluasi Strategi Dakwah Group Nasyid Snada 45
BAB V PENUTUP 49
A. Kesimpulan 49
B. Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada akhir tahun 80an dan awal 90an dimulai babak baru bagi musik
religi Indonesia dengan hadirnya grup seni vokal nasyid.1 Nasyid di Indonesia
pada era 80-an dipelopori oleh para aktivis lembaga keagamaan atau dakwah di
lingkungan kampus. Pada saat itu nasyid populer di kalangan mahasiswa karena
seiring dengan semangat pembelaan terhadap Palestina.2
Nasyid merupakan senandung yang bernuansa Islami dan mengandung
kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang berkaitan dengan
dengan islam lainnya. Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela atau dengan
diiringi gendang. Metode ini muncul karena banyak para ulama Islam yang
melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik gendang. Pada awalnya
sejarah nasyid pertama kali di bawakan dengan alunan bercorak padang pasir,
tetapi kini kumpulan team nasyid telah membawa perbagai bercorak baru untuk
para pendengar. Pembaharuan ini menjadikan lagu-lagu nasyid lebih menarik dan
memiliki daya saing dalam bidang seni.3
Nasyid sudah dipercaya ada sejak zaman Nabi Muhammad. Yaitu syair
thola‟al badru „alaina (yang artinya telah muncul rembulan di tengah kami) yang
kini kerap kita dengar dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis ta’lim, adalah
1 Afriza Hanifa, Musik Religi di Indonesia (1), artikel ini diakses pada 26 Agustus 2016 dari
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/02/13/n0xd52-musik-religi-di-indonesia-1 2 Endro Priherdityo, Nasyid, Musik Religi Yang (Masih) Berjuang Untuk Diakui, artikel ini
diakses pada 20 Maret 2018 dari
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170528012505-227-217760/nasyid-musik-religi-yang--masih--berj
uang-untuk-diakui 3 Saad Saefullah, Apa Itu Nasyid?, artikel ini diakses pada 26 Agustus 2016 dari
https://www.islampos.com/apa-itu-nasyid-79315/
2
syair yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan Rasulullah
SAW ketika pertama kali hijrah ke Madinah. Kemudian Nasyid berkembang
seiring dengan situasi dan kondisi saat itu. Misalnya nasyid di Timur Tengah yang
banyak mengumandangkan pesan jihad maupun perlawanan terhadap
imperialisme Israel lebih banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang ada saat
itu.4
Nasyid memiliki pengaruh dalam perjalanan penyebaran agama islam di
Indonesia karena jika melihat pengertian nasyid secara luas yaitu bernyanyi, maka
kegiatan tersebut sudah dilakukan sebelum islam masuk ke Nusantara. Bernyanyi
dengan syair yang berisikan nilai-nilai islam telah digunakan oleh Wali Songo
dalam menyebarkan agama islam di Indonesia.5
Pada saat ini ada beberapa grup vokal yang kita kenal di Indonesia
sebagai grup vokal beraliran nasyid yaitu Bimbo, Snada, Edcoustic, Sigma dan
Awan. Dalam penyampaian isi pesan moral dan pesan dakwah yang dibawakan
melalui Musik Nasyid yang mereka lantunkan memiliki tujuan yang sama, yaitu
mengajak pendengarnya untuk senantiasa mengingat Allah SWT dalam keadaan
seperti apapun. Namun, tentunya cara mereka membawakan dan menyampaikan
pesan dakwah nya dalam bermusik memiliki cara yang berbeda-beda diantara
grup nasyid yang lainnya.
Snada merupakan grup vokal yang lama berkiprah didunia musik nasyid,
grup nasyid yang sekarang beranggotakan 5 orang personil yaitu Erwin Yahya,
Ikhsan Nur Ramadhan, Iqbal Taqiudin, M.Lukman Nuasyim dan Teddy Tardiana
4 Saad Saefullah,“Apa Itu Nasyid?”,artikel ini diakses pada 26 Agustus 2016 dari
https://www.islampos.com/apa-itu-nasyid-79315/ 5Agung Sasongko, Nasyid Berperan Pada Penyebaran Islam Di Indonesia, Artikel ini diakses
pada 20 Maret 2018 dari
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/04/01/onq3zc313-nasyid-berperan-pada-pe
nyebaran-islam-di-indonesia
3
ini terbentuk pada tahun 1991. Dan merupakan pencetus (pionir) dari grup-grup
nasyid di indonesia. Sampai saat ini snada sudah 11 album yaitu The Presentation
(1994), Air Mata Bosnia dan Syair Kehidupan (1995), Cinta Ilahi (1997),
Assalamu’alaikum (1998), Satu Dalam Damai (1999), Neo Sholawat (2002), Dari
Jakarta Ke Kuala Lumpur (2003), Bukalah Mata Hati (2004), Di Pintu Langit
(2006). The Best Of Snada (New Version) Demi Matahari Hanya Padamu (2007),
Snada & Snada Kids (Aku Anak Soleh) (2011).6 diantara album tersebut banyak
pesan dakwah yang ingin disampaikan melalui musik nasyid. Snada telah
memberikan banyak kejutan dan angin segar bagi munculnya sebuah semangat
baru, alternatif bermusik baru bagi kalangan masyarakat ditanah air, sekaligus
gaya berdakwah yang dapat dengan mudah diterima oleh kalangan masyarakat
saat ini. Snada juga menjadi pioneer bagi tim nasyid muda yang bermunculan
sampai sekarang. Sejak merilis album pertama tahun 1994 sampai saat ini, Snada
selalu menjadi trend bagi perkembangan nasyid di tanah air.7
Dakwah dan seni pada hakekatnya merupakan upaya untuk
mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Melalui keduanya
diharapkan dapat mengubah kepribadian baik secara individu maupun orang
banyak melalui strategi tertentu.8 Dalam berdakwah terdapat banyak metode yang
bisa dipilih, karena berdakwah tidak hanya berlangsung di atas mimbar, artinya
da’i berceramah di depan audience sementara audience hanya mendengarkan saja,
melainkan banyak cara yang dapat ditempuh diantaranya melalui media, yakni
melalui sebuah karya.
6 Pipiet Senja, Snada (The Legend Of Nasheed), (Jakarta: Khairul Bayan Press, 2006), h. 181 7 Pipiet Senja, Snada (The Legend Of Nasheed), (Jakarta: Khairul Bayan Press, 2006), h. 177
8 Esthi Maharani, Kesenian Jadi Media Dakwah Islam, Artikel ini diakes pada 20 Maret 2018 dari
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/11/20/ozp0uh335-kesenian-jadi-media-
dakwah-islam
4
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis termotivasi dan bergerak
untuk menulis skripsi dengan mengangkat sebuah judul: “Strategi Dakwah Grup
Nasyid Snada Dalam Penyebaran Dakwah di Indonesia”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan, maka penulis
membatasi penelitian ini pada Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada, Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Bagaimana Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka ada beberapa tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
a. Mengetahui Strategi Dakwah Yang di Lakukan Grup Nasyid Snada.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah
bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya di dalam
pengembangan strategi dakwah melalui Musik.
b. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memberikan motivasi kepada para praktisi dan elemen-elemen
5
masyarakat, mahasiswa dan pelajar untuk mengembangkan berbagai
strategi dakwah di Indonesia.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam menganalisis penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu metode untuk mengungkapkan masalah untuk
menggambarkan atau memaparkan apa adanya dari penelitian. Penelitian
kualitatif biasanya menekankan observatif, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Maka dalam penelitian ini peneliti menekankan pada
observasi dan wawancara mendalam dalam menggali data bagi proses
validitas penelitian ini, tetapi tetap menggunakan dokumentasi.9 Dalam
penelitian ini peneliti mendapatkan data dimulai dari melakukan
observasi terlebih dahulu dengan mengamati setiap grup nasyid snada
tampil untuk mengamati aktifitas dakwah yang dilakukan melalui musik
nasyid maupun kepada pendengar nasyid snada. Kemudian melakukan
wawancara kepada para narasumber khususnya grup nasyid snada
sebagai data utama penelitian.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jl. H. Salim 1 No. 10/13 , Radio Dalam
Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Untuk mendapatkan data yang
peneliti cari.
9 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h.9.
6
3. Sumber Data
a. Data Primer
Untuk mendapatkan data harus melakukan penelitian lapangan
yang didasarkan pada peninjauan langsung dengan objek yang akan
diteliti. Agar memperoleh data-data yang akurat dapat dilakukan
dengan cara melakukan wawancara dan observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari lokasi atau objek penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan tinjauan kepustakaan dan dokumentasi. Data ini digunakan
untuk mendukung informasi primer yang diperoleh.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
dilakukan yaitu:
1. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan dan
berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan
kepada peneliti.10
Dan wawancara yang dilakukan yaitu wawancara
mendalam dengan tujuan memperoleh bentuk-bentuk informasi dari
semua responden tetapi susunan dan ututannya kalimatnya disesuaikan
10 Mardalis, Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 64.
7
dengan responden.11
Untuk mendapatkan data atau informasi yang
dibutuhkan dengan cara melakukan wawancara langsung kepada
orang-orang yang berhubungan dengan penelitian. Pada wawancara
mendalam peneliti tidak mempunyai kontrol terhadap respon informan,
artinya informan bebas memberi jawaban. Peneliti melakukan
wawancara dengan personel Snada dan menggunakan wawancara
terstruktur dan mendalam untuk mendapatkan data yang relevan untuk
mengetahui strategi apa saja yang dilakukan grup Nasyid Snada melalui
musik nasyid.
2. Observasi
Observasi adalah mengamati secara langsung sesuatu objek untuk
melihat dengan dekat kegiatan yang dilakuan objek tersebut. Observasi
ini akan digunakan untuk mengamati secara langsung tentang interaksi
(perilaku) dan percakapan yang dilakukan informan.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi berupa
catatan file data aktivitas grup nasyid snada sepanjang perjalanan
dakwahnya melalui musik nasyid. Baik berupa foto, dan catatan file
album pertama hingga saat ini untuk melengkapi data yang dibutuhkan
sebagai tambahan informasi penelitian.
11 Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 181.
8
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data.12
Teknik analisis data yang
digunakan yaitu metode deksriptif analisis. Analisis penelitian ini didasarkan pada
penggambaran secara objektif terhadap tema penelitian dengan pendekatan
kualitatif. Peneliti menganalisa data dengan menyusun kata-kata ke dalam tulisan
yang lebih luas. Keterangan-keterangan yang ada kemudian dihubungkan satu
dengan lainnya, sehingga terjadi suatu fakta yang dapat terungkap mengenai topik
yang dipertanyakan dan yang menjadi pokok masalah dalam penelitian.
G. Tinjauan Pustaka
Skripsi yang menjadi acuan penulis sebagai contoh dan pembandingan
adalah sebagai berikut:
1. “Strategi Dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik Religi ”. Oleh
Dita Prastika Mentari Jurusan komunikasi dan penyiaran islam fakultas
ilmu dakwah dan ilmu komunikasi universitas islam negeri syarif
hidayatullah jakarta tahun 2015. penelitian ini berisi tentang bagai mana
strategi dakwah yang dilakukan Haddad Alwi Assegaf melalui musik
religi sedangkan perbedaan dengan skripsi penulis adalah musik nasyid
Snada sebagai subjek.
2. “Strategi Dakwah Asosiasi Nasyid Nusantara”. Oleh Purnama Heri.
Jurusan komunikasi dan penyiaran islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta tahun
12 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 93.
9
2008. Penelitian ini berisi tentang strategi dakwah yang dilakukan oleh
Asoiasi Nasyid Nusantara, Asosiasi Nasyid Nusantara ini merupakan
wadah bagi para munsyid, penggiat nasyid, pencinta nasyid produser
nasyid, distributor nasyid, pecinta nasyid. Sedangkan perbedaan dengan
skripsi penulis adalah Snada sebagai subjek yaitu grup yang berdakwah
dibidang nasyid.
3. Analisis Terhadap Peranan Nasyid dalam Dakwah" Jurnal ilmiah Islam
Futura Vol.16 no.2 Februari 2017, 227-242 oleh Eri Satria Bin Sanusi dan
Roslan Mohamed. Jurnal ini membahas mengenai analisis terkait dua
elemen yang memiliki satu tujuan untuk menyampaikan pesan dalam
dakwah yaitu nasyid dan dakwah. Nasyid dan dakwah dianggap
mempunyai hubungan yang erat meskipun memiliki arti yang berbeda.
Keduanya saling terhubung karena adanya peranan nasyid itu sendiri,
diantaranya yaitu lirik lagu nasyid dapat dijadikan pesan, metode, maupun
media dakwah yang berkesan pada saat ini.Jurnal ini dilengkapi dengan
definisi, hubungan, pendekatan dan peranan nasyid dalam dakwah.
Melihat adanya pembahasan yang saling terkait antara jurnal ini dengan
skripsi penulis yaitu mengenai dakwah dan nasyid. Namun yang berbeda
dengan kedua karya ilmiah tersebut yaitu: Jurnal tersebut tidak
menganalisis siapa pelaku yang melakukan nasyid untuk berdakwah.
Sedangkan penulis meneliti strategi dakwah yang digunakan oleh pelaku
dakwah melalui nasyid yaitu grup nasyid Snada dalam penyebaran
dakwah di Indonesia.
10
H. Sistematika Penulisan
Pembahasa dalam skripsi ini terdiri dari lima bab. Untuk memudahkan
pemahaman terhadap skripsi ini maka penulis menyusun sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, teknik pengumpulan data, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori yang terdiri dari pengertian strategi,
pengertian dakwah, pengertian strategi dakwah, dan juga
pengertian nasyid.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi sejarah berdirinya grup nasyid Snada, peofil personil
grup nasyid Snada, hasil karya cipta grup nasyid Snada,
penghargaan grup nasyid Snada. Show nasyid Snada, Jingle nasyid
Snada serta album nasyid Snada.
BAB IV : TEMUAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan dari hasil analisis strategi dakwah grup
nasyid Snada dalam penyebaran dakwah di indonesia.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategia yang berarti
kepemimpinan atas pasukan atau seni memimpin pasukan. Kata strategia
bersumber dari kata strategos yang berkembang dari kata startos (tentara) dan
agein (memimpin).13
Pada mulanya strategi berasal dari peperangan, yaitu suatu siasat untuk
mengalahkan musuh. Seiring perkebangan jaman strategi akhirnya berkembang
menjadi kegiatan organisasi, keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.
Strategi bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Segala tindakan
atau perbuatan tidak terlepas dari strategi. Adapun tentang taktik, sebenarnya
merupakan cara yang digunakan, dan merupakan bagian dari strategi.14
Menurut kamus Bahasa Indonesia, Strategi merupakan langkah-langkah
serta taktik yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.15
Menurut Stainer dan Mineer, strategi adalah penempatan misi perusahaan,
penempatan sasaran organisasi dalam mengikat kekuatan eksternal dan internal,
perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan
13 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet. 1, h. 235. 14 Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), h. 76-77 15 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
ketiga, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), h. 1092.
12
memastikan implementasinya secara tepat, sehingga sasaran organisasi
akan tercapai.16
Menurut Stainer dan Mineer, strategi adalah penempatan misi perusahaan,
penempatan sasaran organisasi dalam mengikat kekuatan eksternal dan internal,
perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan
memastikan implementasinya secara tepat, sehingga sasaran organisasi akan
tercapai.17
Menurut Onong Uchjanan Efendy, strategi adalah perencanaan untuk
mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukan taktik operasionalnya.18
Marthin-Anderson merumuskan strategi adalah seni yang melibatkan
kemampuan intelegensi/pikiran untuk membawa semua sember daya yang
tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal
dan efisien.19
Dari beberapa pendapat di atas, penulis memahami bahwa strategi adalah
rencana yang dilakukan baik individu maupun organisasi, dimana strategi yang
dilakukan tersusun secara sistematis dan memperhatikan semua aspek yang ada
agar tercapainya suatu tujuan.
Strategi tidak hanya sebatas merumuskan konsep hingga implementasi,
melainkan juga harus disertai evaluasi untuk mengukur sejauh mana strategi itu
16 George A. Steiner. dan John B. Minner, Kebijakan dan Stretegi Managemen, (Jakarta: Erlangga,
1997) h. 20. 17 George Steiner dan John Minner, Manajemen Strategi, (Jakarta: Erlangga) h. 20. 18 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 32 19 Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, ( Jakarta: Rajawali Press, 2013), cet
ke-1, h.61
13
tercapai. Hal ini serupa dengan teori strategi manajemen yang dimiliki oleh Fred
David, ia menjelaskan tiga tahapan strategi, yaitu:20
a. Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan tahapan pertama dalam strategi, di
tahap ini yang dilakukan adalah membangun visi dan misi, para pencipta,
perumus, pekonsep, dalam hal ini yaitu seorang da‟i harus berfikir
matang mengenai kesempatan dan ancaman dari pihak luar dan
menetapkan kekuatan dan kekurangan internal, serta menetukan sasaran
yang tepat. Menghasilkan strategi cadangan dan memilih strategi yang
akan dilaksanakan. Dalam perumusan strategi berusaha menemukan
masalah-masalah yang akan ditemui nantinya. Setelah itu dilakukan
analisis tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk keberhasilan
menuju tujuan strategi tersebut.
b. Implementasi Strategi
Implementasi strategi merupakan tahapan di mana setelah strategi
dirumuskan yaitu pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan. Kegiatan
yang termasuk dalam implementasi strategi adalah pengembangan
budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi yang masuk agar tercapainya
kesuksesan dalam implementasi strategi, maka dibutuhkan adanya
disiplin, komitmen dan pengorbanan.
20 Fred R. David, Strategic Management Concepts and Cases Thirteenth Edition, (New Jersey:
Pearson Education Inc, 2007), h.37.
14
c. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi merupakan tahapan dimana keberhasilan yang
telah dicapai dapat diukur kembali untuk penetapan tujuan berikutnya.
Evaluasi sangat dibutuhkan untuk merumuskan bahwa strategi yang
dijalankan telah benar atau masih butuh perbaikan. Terdapat tiga hal
yang dilakukan dalam tahapan ini, diantaranya meninjau kembali faktor
internal dan eksternal dari dasar strategi, mengukur hasil, serta
pengambilan aksi-aksi untuk dijadikan perbaikan.
B. Dakwah
1. Pengertian dakwah
Dakwah adalah seruan atau ajakan kebaikan atau usaha mengubah situasi
yang baik ke situasi yang lebih baik lagi. Dengan begitu, dalam dakwah terdapat
suatu ide dinamis, sesuatu yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan
ruang dan waktu, dalam prakteknya dakwah merupakan kegiatan untuk
mentransformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting dan berperan
langsung dalam penbentukan presepsi umat tentang kehidupan beragama.21
Menurut Asmuni Syukir dakwah dapat diartikan dari dua segi atau dua
sudut pandang yakni pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian
dakwah yang bersifat pengembangan. Pembinaan artinya suatu kegiatan untuk
mempertahankan dan menyempurnakan suatu hal yang telah ada sebelumnya.
Sedangkan pembangunan berarti suatu kegiatan yang mengarah kepada
pembaharuan atau mengadakan sesuatu yang belum ada.22
Menurut Prof. Toha
Jahja Oemar MA mendefinisikan dakwah yaitu ajakan kepada manusia dengan
21 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010), h.17 22
Asmuni Sukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-ikhlas, 1983). h.20
15
cara kebaikan sesuai dengan perintah Allah, agar mendapatkan kebahagiaan baik
dunia maupun akhirat23
Dalam dakwah orang yang melakukan seruan atau ajakan disebut dengan
da’i (orang yang menyeru) tersebut juga merupakan suatu proses penyampaian
(tablig: atas pesan-pesan tertentu, maka dikenal dengan istilah mubaligh yaitu
orang yang berfungsi sebagai komunitator untuk menyampaikan pesan kepada
pihak komunikan (tablig) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan
dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut24
.
a. Unsur-unsur dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh
seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah dengan lisan, tulisan, seni
dan bil hal. Dakwah dengan lisan berupa ceramah, seminar Symposium,
diskusi, khutbah, seresahan, brain stroming dan lain-lain. Dakwah dengan
tulisan berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, pamplet, lukisan-lukisan
dan lain-lain. Dakwah bil hal berupa perilaku yang sopan sesuai dengan
ajaran islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet,
sabar, semangat, kerja keras, menolong sesama manusia. Misalnya
mendirikan rumah sakit, mendirikan lembaga pendidikan, mendirikan
pusat-pusat pencharian nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan dan lain-lain,
meliputi berbagai sektor kehidupan. Seni meliputi seni lukis, seni tari, seni
sara atau musik dan lain-lain.25
23 Hasanuddin, Hukum Dakwah (Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia), (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.27 24 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta; Gaya Media Pratama, 1997), h.31 25 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat : Logos Waccana Ilmu, 1997),
h.34
16
Dalam berdakwah atau menyampaikan nilai-nilai Islam kepada
masyarakat yang disebut mad’u, tentunya harus memiliki beberapa persiapan
yang harus dipenuhi dalam berdakwah. Mulai dari Subjek, objek, materi,
media dakwah, efek dakwah, dan metode dakwah. dalam aktifitas dakwah
perlu diperhatikan adanya unsur-unsur yang terkandung dalam berdakwah
yaitu komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan berdakwah,
komponen tersebut meliputi :
1. Dai
Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan,
tulisan maupun perbuatan dan secara individu, kelompok atau bentuk
organisasi datau lembaga. Pada dasarnya, semua pribadi muslim
berperan secara otomatis sebagai juru dakwah, artinya orang yang
harus menyampaikan atau dikenal sebagai komunikator dakwah.26
2. Mad’u
Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau
menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik
secara individu, kelompok baik yang beragama Islam maupun tidak,
dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
3. Materi atau pesan dakwah
Materi pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan dai
kepada mad’u. Pada dasarnya pesan dakwah adalah ajaran Islam.
Beberapa diantaranya adalah :
1. Pesan Akidah (iman kepada Allah, iman kepada
malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya,
26 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010), h.19
17
iman kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir, iman
kepada Qadha-Qadhar.
2. Pesan Syariah (Ibadah thaharah, shalat, zakat, puasa, haji
serta mu’amalah)
3. Pesan Akhlak (Akhlak kepada Allah Swt, akhlak kepada
makhluk allah)
4. Media dakwah
Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dakwah seperti televisi, video, kaset
rekaman,majalah, surat kabat dan lain-lain.27
Media merupakan
jamak dari bahasa latin yaitu medion, yang berarti alat perantara.
Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat
dirumuskan bahwa media dakwah berarti segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.
Kepandaian untuk memilih media dakwah yang tepat merupakan
salah satu unsur keberhasilan dakwah. terlebih dalam
mengantisipasi perkembangan zaman yang saat ini dimana ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesat yang ditandai dengan
kemajuan dan kecangihan teknologi. Dengan demikian agar
tercapainya keberhasilan dakwah, seorang da’i harus pandai
27 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat : Logos Waccana Ilmu, 1997),
h.35
18
memanfaatkan media modern seperti pers, radio, televisi, dan
internet sebagai media dakwah.28
Apabila media dakwah dilihat dari instrumennya, maka dapat
dilihat dari empat sifat. Menurut Drs. Slamet Muhaemin Abda yaitu
yang bersifat visual, auditif, audio visual, dan cetak:29
1. Media visual yaitu alat yang dapat dioperasikan untuk
kepentingan dakwah dengan melalui indera penglihat
seperti film, slide, transparansi, projektor, gambar, foto
dan lain-lain.
2. Media auditif, yaitu alat-alat yang dapat dioperasikan
sebagai sarana penunjang dakwah yang dapat ditangkap
melalui indera pendengaran, seperti radio, tape
recorder, telepon, telegram dan sebagainya.
3. Media audio visual, alat dakwah yang dapat didengar juga
sekaligus dilihat, seperti film, televisi, video dan
sebagainya.
4. Media cetak, yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan
gambar sebagai pelengkap informasi tulis, seperti buku,
surat kabar, majalah, bulletin, dan lain-lain.
28 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo, 2005), h.157 29 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.43
19
5. Efek dakwah
Efek dalam komunikasi disebut dengan feedback ( umpan balik)
reaksi dari proses dakwah. Menurut Jalaludin Rahmat efek dapat
terjadi pada 3 tataran, yaitu :
1. Efek kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada apa
yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi oleh khlayak,
efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, kepecayaan atau informasi.
2. Efek afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa yang
dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang meliputi
segala yang berkaitan dengan emosi, sikap, serta nilai.
3. Efek Behavioral, yaitu merujuk kepada perilaku nyata yang
dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan,
atau kebiasaan tindakan beperilaku.30
b. Bentuk-bentuk metode dakwah
Metode dakwah adalah cara-cara yang dilakukan da’i untuk
menyampaikan pesan dakwah atau tahapan kegiatan untuk mencapai
tujuan dakwah. Metode dakwah sendiri terdiri dalam 3 cakupan, yaitu:31
1. Al- Hikmah
Al- Hikmah merupakan kemampuan dan ketepatan dai dalam
memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi
objektif mad’u. Al-Hikmah merupakan kemampuan dai dalam
30 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010), h.21
31
Munzier Suparta dan Harjani Henfni, Metodologi Dakwah. (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006), h.31
20
menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan
argumentasi lois dan bahasa yang komunikatif.
2. Al- Mau’idza Al- Hasanah
Al- Mau’idza Al- Hasanah merupakan kata-kata yang masuk
kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dengan penuh kelembutan,
tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab
kelemahan-kelembutan dalam menasihati seringkali dapat meluluhkan
hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar, ia lebih mdah
melahirkan kebaikan darpada larangan dan ancaman.
3. Al- Mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan
Al- Mujadalah Bi-al-Hiya adalah tukar pendapat yang dilakkan oleh
dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan
tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan
memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dan yang
lainnya saling menghargai dan menghormati.
C. Strategi Dakwah
1. Pengertian Strategi Dakwah
Strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning) dan
management dakwah untuk mencapai satu tujuan. Didalam mencapai tujuan
tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya
secara teknik harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda
sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. menurut Asmuni
Sukir dalam bukunya Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam mengatakan bahwa
“Strategi dakwah merupakan metode, siasat, taktik atau maniuvers yang
21
dipergunakan dalam aktivitas atau kegiatan dakwah”.32
jadi dapat dikatakan
bahwa strategi dakwah merupakan cara bagaimana agar dakwahnya berhasil.
Sedangkan menurut Abu Zahra yang dikutip oleh Acep Aripudin
mengatakan bahwa strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan
kegiatan dan operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai
tujuan-tujuan Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.33
Dengan kata
lain strategi dakwah merupakan kegiatan yang sifatnya komunikatif, yakni usaha
penyampaian agama Islam kepada masyarakat, agar masyarakat tersebut memiliki
pemahaman tentang islam dan akhirnya mengamalkan ajaran Islam dalam
kegiatan hidup mereka sehari-hari.34
dengan demikian strategi dakwah harus
dipikirkan secara matang agar tercapainya dakwah yang baik.
Berdasarkan pengertian diatas penulis berpendapat bahwa strategi
dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning), metode dan taktik
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
pemikiran-pemikiran yang matang baik segi teknik maupun taktik yang harus
dilakukan seorang da‟i dalam mencapai tujuannya.
Keberhasilan dakwah secara total tidaklah semata mata dilihat dari daya
tarik dan daya pikat seorang da’i dalam menyampaikan dakwahnya. Lebih jauh
dari pada itu ukuran keberhasilan seorang da’i dalam menyampaikan dakwahnya
terletak pada adanya perubahan sikap dan perilaku sasaran dakwah (mad’unya)
yang secara lebih luas adalah masyarakat.35
32 Asmuni Sukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-ikhlas, 1983). h.32 33 Acep Aripudin & Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar Budaya,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 138 34
M. Bahri Ghazali, Da‟wah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1997), h.6 35M. Bahri Ghazali, Da‟wah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1997), h.1.
22
2. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah
Untuk mendapatkan dakwah yang efektif, maka masyarakat dakwah khususnya
dai harus juga memahami prinsip-prinsip dakwah. Prinsip-prinsip tersebut
menurut Achmad Mubarok dalam buku pengantarnya Pisikologi Dakwah
terangkum dalam:
a. Berdakwah itu harus dimulai dari diri sendiri dan kemudian menjadikan
keluarganya sebagai contoh bagki masyarakat.
b. Dai harus menyadari bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk
dapat memahami pesan dakwah. Oleh karena itu, dakwah pun harus
memperhatikan tahapan-tahapan sebagaimana dahulu Nabi Muhammad
harus melalui tahapan periode Makah dan periode Madinah.
c. Dai harus juga menyelami alam pikiran masyarakat sehingga kebenaran
Islam tidak disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat.
d. Secara mental dai harus siap menjadi pewaris nabi, yakni mewarisi
perjuangan yang beresiko.
e. Dalam menghadapi kesulitan, dai harus bersabar, jangan bersedih atas
kekafiran masyarakat dan jangan sesak napas terhadap tipu daya mereka.
f. Dai mempunyai citra positif dakwah, karena dengan mempunyai citra
positif akan sangat melancarkan komunikasi dakwah, sebaliknya jika
citra buruk makan akan terjadi kontradiktif.
g. Dai harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah.
D. Nasyid
1. Pengertian Nasyid
23
Nasyid berasal dari bahasa arab, yaitu ansyada-yunsyidu yang memiliki arti
bersenandung. Nasyid sebagai format kesenian adalah senandung yang berisi
syair-syair keagamaan. Orang yang menyanyikan nasyid biasanya disebut
munsyid, sedangkan arti munsyid itu sendiri adalah orang yang melantunkan atau
membacakan syair.
Nasyid tidak hanya sekedar lagu, akan tetapi memiliki nilai spiritual yang
tinggi baik dari segi syairnya maupun munsyidnya. Syair atau lirik nasyid harus
memiliki pesan ruhani atau pesan islami yang kuat. Imam Al Mawardi
mengatakan bahwa syair-syair yang diungkapkan oleh orang-orang Arab lebih
disukai apabila syair itu mampu menumbuhkan rasa waspada terhadap tipuan atau
rayuan dunia, cinta kepada akhirat, dan mendorong kepada akhlak yang mulia.
Kesimpulannya, syair seperti ini boleh jika selamat atau bebas dari kekejian dan
kebohongan.36
Munsyid yang menyanyikannya harus mencerminkan kepribadian islami yang
kuat. Citra islami harus ada pada diri seorang munsyid. Bagi munsyid, nasyid
merupakan salah satu sarana dalam berdakwah. Oleh karena itu, seorang munsyid
harus memahami falsafah berdakwah dalam nasyid, yaitu menyampaikan pesan
dalam nasyid agar tersampaikan kepada pendengarnya. Seorang munsyid harus
mampu membuat pendengarnya tergerak untuk mengingat Allah dan senantiasa
berbuat kebaikan. Setiap syair yang dinyanyikan hanya akan sampai ke hati
pendengar apabila dinyanyikan dengan hati, maka sudah merupakan kewajiban
bagi seorang munsyid untuk mengaplikasikan nasyid yang disampaikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
36 Admin, “Mengenal Sejarah Nasyid, Musik Acapella”, artikel ini diakses pada 20 September
2016 dari http://lingkarannews.com/mengenal-sejarah-nasyid-musik-acapella/
24
Dalam perkembangannya nasyid semakin mendapat tempat di masyarakat. Ini
ditandai dengan semakin bertambahnya tim nasyid dari tahun ke tahun dan perlu
di catat yang cendrung terhadap nasyid datangnya dari generasi muda. Dari mulai
kampus, sekolah, remaja mesjid sampai dengan pesantren tidak ada yang tidak
mengenal nasyid.
25
BAB III
GAMBARAN UMUM NASYID SNADA
A. Sejarah Terbentuknya Grup Nasyid Snada
Snada merupakan singkatan dari “Snandung Dakwah dan Nada”, snada
mulai dikenal luas dengan lagunya Neo Shalawat dan Jagalah Hati booming
diawal tahun 2000an. grup religi beraliran accapela ini menjadi ikon nasyid masa
kini dengan belasan album yang telah dirilis.37
Kolompok yang mendapatkan nama Snada merupakan kyai kondang KH.
Toto Tasmara. Snada memberikan jalan dan menjadi pioneer bagi tim-tim nasyid
muda yang bermunculan , merekalah kelompok nasyid pertama yang membawa
nasyid ke sekolah, kampus, hotel, perhelatan nikahan, konferensi, dan event lokal,
nasional, regional, dan bahkan internasional38
Sajak dirintis tahun 1991 oleh Agus Idwar Jumhadi (Iid), Erwin Yahya
dan Lukman Nuasyim, Snada telah membuat beragam kejutan. Bermula dari
teknik bernasyid membagi suara, sambil berdiri, dan menghadap penonton. snada
memberikan kejutan bagi belantika pernasyidan saat itu, dimana semua orang
bernasyid dengan cara duduk, tanpa membagi suara, tiada unsur entertainment,
dan monoton.
Masuknya personil keempat, alamsyah (Isa) Tahun 1992, membuat
kelompok ini lengkap dengan 4 suara. Masuknya Alamsyah Agus (Aal) dan M.
Iqbal Taqiudin (Iqbal) melengkap rumusan nasyid mereka sehingga seperti Boyz
37 Pipiet Senja, Snada (The Legend Of Nasheed), (Jakarta: Khairul Bayan Press, 2006), h.177 38 The Stories, Artikel ini diakses pada 1 Februari 2017 dari http://nasyidsnada.com/about/
26
II men pada saat itu. Iqbal yang mantan juara di berbagai festival lagu seperti
Cipta Pesona Bintang dan Voice Of Asia, membuat penampilan Snada semakin
bersinar pada masa itu.
Kepergian Isa di tahun 1995, dan Aal ditahun 2006 karena kesibukan dan visi
yang berbeda serta masuknya dua personil baru, Ikhsan Nur Ramadhan (Ikhsan)
dibulan maret 1999 yang notabene mualaf dab Teddy Tardiana (Kang Teddy) di bulan
Nopember 2000, memberikan kejutan-kejutan lebih dasyat lagi bagi Snada sekaligus
blantika nasyid yang semakin marak dari tahun ke tahun.
Ikhsan yang mantan pe-bassist dan Teddy yang penyanyi professional
membuat performa Snada lebih sempurna, penuh ragam ekspresi suara, dan karakter
serta kekuatan vokal yang jauh lebih prima. Kemampuan olah suara Teddy
melengkapi karakter vokal Iqbal. Terlebih lagi sejak anak-anak muda ini mendapat
gemblengan dari sekolah Farabi, sekolah musik Dwiki Darmawan yang sejak lama
sudah memberi support sangat positif terhadap nasyid di Indonesia terutama kepada
Snada.39
B. Profile Grup Nasyid Snada
Nama : Erwin Yahya
39 The Stories, Artikel ini diakses pada 1 Februari 2017 dari http://nasyidsnada.com/about/
Lahir pada : Jakarta, 16 Juli 1971
Pendidikan : DIII FISIP-UI Jur. administrasi Perkantoran
Pekerjaan : founder Snada, service coach, mie goreng insani, jasa konveksi
butik
Personil pertama yang akan dibahas oleh penulis adalah Erwin Yahya. Erwin
Yahya bisa dikatakan adalah seorang yang menjadi leader dan juga salah satu founder
dari grup nasyid Snada. Seorang pencipta lagu dan memiliki peran dalam pembagian
suara di grup nasyid Snada ini lahir di Jakarta, 16 Juli 1971.40
Beliau menempuh
pendidikan terakhir di FISIP UI Jurusan Administrasi Perkantoran. Selain berdakwah
dengan grup nasyid snada, erwin juga menggeluti pekerjaan lain diantaranya berbisnis
kuliner yaitu "mie goreng insani" bisnis kuliner tersebut dibantu oleh sang istri
melalui aplikasi Go-Food. Namun tidak hanya di bidang kuliner, erwin juga terjun
pada dunia jasa konveksi butik dan travel umroh.41
Nama : Ikhsan Nur Ramadhan VH
Lahir Pada : Magelang, 5 September 1969
Pendidikan : Fakultas Ekonomi, Universitas Riau
40 Indriya R. Dani & Indri Guli, Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju
Kebaikan Universal, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010). h.28 41 Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017.
Pekerjaan : Guru Musik
Personil kedua yaitu Ikhsan Nur Ramadhan VH. Personil grup nasyid Snada
yang multi talented ini lahir di Magelang pada 5 September 1969. Beliau disebut
multi talenta karena beliau bisa memainkan beberapa jenis alat musik diantaranya
biola, piano dan gitar. Dengan bakatnya tersebut Ikhsan adalah seorang tenaga
pengajar di salah satu sekolah sebagai guru musik meskipun ia adalah sarjana
ekonomi di Universitas Riau. Perjalanan karirnya di dunia musik dimulai dari menjadi
seorang bassist, dan perjalanan hidupnya membawanya mengenal dunia nasyid.
Sehingga pada bulan Maret 1999 Ikhsan Nur Ramadhan VH resmi bergabung dengan
grup nasyid Snada.42
Nama : Iqbal Taqiudin
Lahir Pada : 29 oktober 1976
Pendidikan : FISIP Universitas Indonesia, Jur. Kesejahteraan Sosial
Pekerjaan : Manager Komunikasi BNI Syariah
42 Indriya R. Dani & Indri Guli, Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju
Kebaikan Universal, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010). h.28
Personil ketiga yaitu M. Iqbal Taqiudin. Pria yang memiliki motto hidup
"kerka keras, kreatif, dan inovatif" ini lahir pada 29 Oktober 1976. Kemampuan iqbal
dalam bernyanyi dan diiringi semangat untuk maju membawa Iqbal meraih
prestasi-prestasi. Beliau pernah menjuarai berbagai festival musik, salah satunya yaitu
Cipta Pesona Bintang dan Voice of Asia.43
Selain berkarya dengan Nasyid, Iqbal juga
memiliki pekerjaan yaitu sebagai Manager komunikasi di BNI Syariah. Pendidikan
terakhir seorang munsyid ini yaitu sebagai sarjana di jurusan Kesejahteraan sosial,
FISIP Universitas Indonesia.44
Nama : M.Lukman Nunasyim
Lahir Pada : 30 Juli 1968
Pendidikan : FISIP, Univ.Indonesia - jur. administrasi Fiskal, S1 FISIP,
STEI - jur. Administrasi Fiskal
Pekerjaan : Kepala bagian di Bank Syariah Mandiri
43 Indriya R. Dani & Indri Guli, Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju
Kebaikan Universal, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010). h.29 44 Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017.
Personil berikutnya adalah M. lukman Nunasyim. Lukman adalah salah satu
dari tiga personil yang bergabung sejak awal didirikan Snada pada tahun 1991. Pria
kelahiran 30 Juli 1968 ini selain bermusik nasyid ia juga bekerja di Bank Syariah
Mandiri. Lukman gemar menulis syair yang memuji kebesaran tuhan. Pria yang telah
menempuh pendidikan di FISIP Universitas Indonesia jurusan administrasi fiskal ini
percaya bila seseorang aktif dalam kegiatan apapun yang mensyiarkan kebenaran
Allah, Insha Allah akan diberikan kemudahan dari segala macam kesulitan.45
Nama : Teddy Tardiana
Lahir Pada : 16 Desember 1965
Pendidikan : FISIP Univ. Pasundan . Jurusan Administrasi Negara
Pekerjaan : Perusahaan Advertaising,
Personil Terakhir adalah Teddy Tardiana. Pria yang akrab disapa dengan
kang Teddy ini lahir di Bandung pada 16 Desember 1965. Kang Teddy menempuh
pendidikan terakhir di FISIP Universitas Pasundan Jurusan Administrasi Negara.
45 Indriya R. Dani & Indri Guli, Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju
Kebaikan Universal, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010). h.30
Selain berkiprah pada dunia musik, ia juga memiliki bakat seni di bidang seni lukis,
fotografi, Mengisi rubik-rubik (wisata, sosial, cerpen). yang membawanya bekerja di
perusahaan Advertising. Namun di sisi lain ia bersyukur menjadi seorang munsyid
karena karena dengan begitu ia bisa dekat dengan orang-orang shaleh dan masyarakat
luas.46
1. Album grup Nasyid Snada
No Nama Album Judul Lagu
1 The Presentation (1994) 1. My Prayer
2. Al Anbiya
3. Where Are You Going
4. Tahajjud
5. Ikhlas
6. Aku Anak Sholeh
7. Higest Love
8. Pagi Yang Cerah
9. Ukhuwah
10. Dakwah
2 Air Mata Bosnia dan Syair
Kehidupan (1995)
1. Tragedi Bosnia
2. Salam Sejahtera Bosnia
3. Bosnia
4. Dalam Kezaliman
5. Air Mata Bosnia
6. Thala’al Badru
46 Indriya R. Dani & Indri Guli, Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju
Kebaikan Universal, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010). h.30
7. Sesal
8. Mari Berjuang
9. Doa Untuk Anakku
10. Biladi
3 Cinta Ilahi (1997) 1. Adakah Qur’an
2. Ikhlas
3. Muslim Watashiwa
4. Cinta Ilahi (Acapella)
5. Temaram
6. When
4 Assalamu’alaikum (1998) 1. Ahlan Wa Sahlan
2. Anak Jalanan
3. Arti Cinta
4. Doa Di Tanah Suci
5. Go To School
6. Kusadari
7. Pasrahkan Diri
8. Shalawat Badar
5 Satu Dalam Damai (1999) 1. Alif Kecil
2. Doa
3. Zikrullah
4. Lorong Kehidupan
5. Nuansa Ramadhan
6. Obsesi
7. Rindu
8. Sabda Rasul
9. Satu Dalam Damai
10. Thala’al Badru
6 Neo Sholawat (2002) 1. Mabadiuna
2. Hanya PAdamu
3. Jagalah Hati
4. Kasih Putih
5. Kutemukan Jalanmu
6. My Pray
7. Neo Sholawat
8. Saat Ajal Menjelang
9. Teman Sejati
7 Dari Jakarta Ke Kuala Lumpur
(2003)
1. Cinta Ilahi
2. Arti Cinta
3. Surilang
4. Alif Kecil
5. Satu Dalam Damai
6. Membaca
7. Jagalah Hati
8. Pagi Yang Cerah
9. Just Giving Once
10. Doa
8 Bukalah Mata Hati (2004) 1. Segala Puji Bagimu
2. Shalawat Barzanji
3. Buka Mata Hati
4. Pandangan Mata
5. Mengemis Kasih
6. Lentera Hati
7. Pada Kesangsian
8. Pemimpin Adil Bijaksana
9. Perjalanan Di Malam Hari
10. Harta Titipan
11. Lentera Hati (Instrument)
12. Perjalanan Di Malam Hari
(Instrument)
9 Di Pintu Langit (2006) 1. Aku Disini
2. Antara Mekkah Dan Madinah
3. Cahaya Ramadhan
4. Demi Matahari
5. Jejeak Surga
6. Maafkan Ingkarku
7. Sambut Panggilannya
8. Syukurku
9. Taubat
10. Ya Rabbana
10. The Best Of Snada (New Version)
Demi Matahari Hanya padamu
(2007)
1. Demi Matahari
2. Hanya Padamu
3. Jagalah Hati
4. Neo Shalawat
5. Ya Robbana
6. Maafkan Ingkarku
7. Jejak Surga
8. Syukurku
9. Antar Mekah Dan Madinah
10. My Pray
11. Di Pintu Langit
12. Cahaya Ramadhan
11. Snada & Snada Kids (Aku Anak
Soleh) (2011)
1. Aku Anak Soleh
2. Anugerah Kasih Sayang
3. Asalamualaikum
4. Ayo Baca Al Quran
5. Demi Matahari
6. Hey Kamu
7. Nabi Ibrahim
8. Nabi Nuh
9. Nabi Sulaiman
10. Pagi yang Cerah
2. Hasil Penghargaan Grup Nasyid Snada
1) Tim nasyid terbaik versi Remaja Islam Sunda Kelapa (2001)
2) Grup nasyid terpopular, versi MUI (2002)
3) Platinum Award dari label Blackboard untuk album Neo Sholawat (2003)
4) Penghargaan dari menpora sebagai Tim Nasyid Pelopor dan populer di
indonesia (2008)
5) Penghargaan dari radio Nuris FM untuk kategori khusus Life Time
Achievement Nasyid Indonesia (2010)
6) Penghargaan dari Nasyid Golden Memories sebagai Lifetime Achievement
Awards Nasyid Golden Memories (2017)
3. Jinggle Grup Nasyid Snada
1) Jingle Bank Muamalat
2) Jingle Bank Syariah Mandiri
3) Jingle Patuna Tours & Travel
4) Jingle Tazkia Biro Perjalanan Haji
5) Jingle SLI 008 (SATELINDO)
6) Jingle SABILIH
7) Jingle Bank Danamon Syariah
4. Show Grup Nasyid Snada
1) Show diberbagai stasiun TV di indonesia, malaysia.
2) Show di berbagai Hotel, bank, BUMN, perusahaan-perusahaan yang ada di
indonesia.
3) Show di malaysia, singapore, hong kong, jeddah.
4) Show di istana negara
5) Show di lembaga-lembaga sosial.
6) Show di sekolah, universitas, mall, pesantren, masjid, majlis taklim,
perusahaan diseluruh indonesia.47
47 Terdapat pada lampiran
38
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada
Snada merupakan grup nasyid yang memiliki pengalaman yang sangat
banyak, dimulai dari tahun 1994 sampai sekarang Snada telah berhasil eksis
diblantika musik nasyid selama 27 tahun. Karya-karyanya dan namanya dapat
diterima oleh masyarakat. Dengan banyaknya grup nasyid baru Snada mampu
bertahan dan tidak menjadi grup nasyid musiman. Bagi Snada berdakwah
merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk mengajak kebaikan dan
berpegang teguh dijalan Allah Swt.
Untuk memperjelas tentang strategi dakwah yang digunakan oleh grup
nasyid snada, penulis menggunakan strategi yang dikemukakan oleh Fred R.
David yaitu dalam strategi terdapat perumusan, implementasi, evaluasi. Ketiga
tahap tersebut memiliki tujuan untuk memastikan apakah penikmat musik nasyid
merasakan pengaruh dari pesan dakwah yang disampaikan. selain itu juga menjadi
salah satu bahan evaluasi bagi grup nasyid yang ingin berdakwah melalui musik
nasyid.
1. Perumusan Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada
Perumusan strategi merupakan tahapan pertama dalam strategi, di
tahap ini yang dilakukan adalah membangun visi dan misi, para
pencipta, perumus, pekonsep, dalam hal ini yaitu seorang da’i harus
berfikir matang mengenai kesempatan dan ancaman dari pihak luar dan
menetapkan kekuatan dan kekurangan internal, serta menetukan sasaran
yang tepat. Menghasilkan strategi cadangan dan memilih strategi yang
39
akan dilaksanakan.48
Hal tersebut juga dilakukan oleh grup
nasyid Snada untuk menghasilkan karya-karya yang dapat diterima
oleh semua kalangan. Perumusan strategi yang dilakukan grup
nasyid Snada sebelum menciptaakan lagu Snada selalu
memperhatikan siapa pendengarnya, agar lagu yang disampaikan
dapat diterima dengan baik dan berdampak positif bagi
pendengarnya.
Snada pada awalnya dibentuk untuk membantu perjuangan
teman-teman di Palestina, sehingga karya yang dihasilkan
bertemakan perjuangan. Namun, Snada mengikuti perkembangan
zaman dimana khalayak atau masyarakat masih banyak
membutuhkan dakwah dengan tema kehidupan manusia sehari-hari.
Sehingga Snada melakukan revolusi dengan mengganti tema
perjuangan dengan tema kehidupan manusia sehari-hari. Selain itu,
Snada juga mengubah gaya bermusik dari acapella menjadi
menggunakan alat-alat musik. Strategi ini dilakukan oleh Snada
karena dengan menggunakan alat musik lagu-lagu yang dibawakan
lebih bersifat universal. Jadi, karyanya tidak hanya dapat didengar
oleh sebagian kelompok saja, tetapi seluruh masyarakat luas dari
anak-anak hingga orang dewasa, bahkan untuk lintas agama,
bernasyid merupakan pilihan Snada untuk menyampaikan pesan
dakwahnya.
48
Fred R. David, Strategic Management Concepts and Cases Thirteenth Edition, (New Jersey: Pearson
Education Inc, 2007), h.37.
40
Pernyataan tersebut sesuai dengan penuturan Grup Nasyid Snada
sebagai berikut:
“Snada terlahir karena untuk membantu perjuangan teman-teman di
Palestina, namun pada zaman sekarang ternyata Snada sadar bahwa
masih banyak tema yang seharusnya diangkat untuk didakwahkan.
Seperti halnya tentang kehidupan manusia, yaitu dengan
memberikan pencerahan tentang kehidupan sehari-hari, tentang
bagaimana manusia menjalani kehidupan yang sesuai syariat sebagai
muslim. Sehingga nasyid Snada berevolusi, dari dakwah yang
bertemakan perjuangan, menjadi tentang kehidupan sehari-hari. Dan
target pendengar kita adalah masyarakat luas, dari awal bernasyid
yaitu nasyid for all. Dari anak-anak hingga orang dewasa, bahkan
untuk lintas agama. kita beranggapan bahwa non-muslim juga berhak
kita dakwahi. Pada mula kita membuat lagu dengan beracapella, tapi
makin kesini kita membuat lagu menggunakan musik, alasannya
adalah karena musik itu universal, kalau memang niatnya ingin
berdakwah ya kenapa ga kita bungkus dengan musik yang bisa
menyebar kesemua orang dan menyesuaikan kondisi umat di
indonesia. Jadi kita pola pikirnya begitu, kita kemas dengan musik
dengan harapan nasyid ini bisa memberi inspirasi bagi orang
banyak.”49
Hal ini juga dibuktikan oleh pernyataan pendengar Snada yaitu Muh.
Syahril Akbar bahwa lagu Snada bersifat universal, easy listening dan
juga dapat didengar oleh lintas agama. Berikut pernyataanya Akbar
Syahril:
“Menurut saya tergantung orangnya, ada yang bisa ada yang tidak
bisa tergantung orangnya lebih suka yang seperti apa. Tapi snada itu
lagunya umum dapat didengar oleh semua orang juga easy listening
banget, dan dapat didengar walau berbeda agama”50
Sesuai dengan penuturan diatas perumusan strategi yang dilakukan
oleh grup nasyid Snada sesuai dengan konsep perumusan strategi Fred R.
David yaitu Snada merencanakan segala sesuatu sebelum melaksanakan
aktivitas dakwah.
49 Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017. 50 Wawancara dengan penikmat nasyid Snada, Depok, 21 Februari 2018.
41
2. Implementasi Strategi Dakwah Grup Nasyid Snada
Implementasi strategi merupakan tahapan di mana setelah strategi
dirumuskan yaitu pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan. Kegiatan
yang termasuk dalam implementasi strategi adalah pengembangan
budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi yang masuk agar tercapainya
kesuksesan dalam implementasi strategi, maka dibutuhkan adanya
disiplin, komitmen dan pengorbanan.51
a. Menentukan tema dan materi tentang kehidupan sehari-hari dan juga
dari Al-Quran.
Snada memilih tema yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan
manusia sehari-hari, seperti diantaranya yaitu percintaan, hijrah, mati,
dan juga kesadaran diri. Berbagai tema tersebut diangkat oleh Snada
untuk dijadikan syair lagu yang mana ayat suci Al-Quran dan Surat Yasin
menjadi referensi utama bagi Snada. Namun, tidak hanya al-quran, Snada
juga melihat dari pengalaman dan kehidupan sehari-hari agar pesan
tersebut mudah untuk diterima bagi pendengarnya.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penuturan Grup Nasyid Snada
sebagai berikut:
“Snada memiliki strategi dakwah yaitu berbahasa dengan bahasa
yang sesuai dengan pendengarnya. Dan tema yang kita ambil
diantaranya percintaan juga masuk dalam materi kita, mendakwahi
51
Fred R. David, Strategic Management Concepts and Cases Thirteenth Edition, (New Jersey:
Pearson Education Inc, 2007), h.37.
42
remaja, jangan pacaran, cinta itu suci, dan jika lebih dalam lagi, cinta
suci itu untuk Allah. Jangan sampai cinta sesama jenis. Dan
sebenarnya dulu Snada itu sandung nasyid dagelan, karena setiap
penampilan kita juga menampilkan jokes, kita juga pernah buat syair
yang ada lucu-lucunya, tapi itu dulu disaat masih muda, namun
belakangan ketika mature atau dewasa kita lebih menuju ke
mengingat mati,hijrah, sadar diri. Lagu yang kita buat kebanyakan
berasal dari ayat suci al-quran, lalu dimix dengan kehidupan sosial
dan pengalaman sehari-hari. Setiap kita membawakan lagu yang
berasal dari surat Yasin maupun al-quran, yang mendengarkan pasti
bergetar, pasti mengena di hati.”52
Implementasi strategi dakwah yang dilakukan oleh Snada tersebut
sesuai dengan teori strategi Fred R. David karena hal tersebut didukung
dengan pernyataan penikmat nasyid Snada, yaitu :
“Saya suka dengan susunan lagunya disetiap album, bit snada
disetiap lagunya mempunyai kekhususan seperti mengajak orang
untuk mendengarkan satu album, perasaan saya seperti mengingat
Allah, seperti lagu lahaulla itu lagunya mengartikan mengajak orang
untuk jangan menyerah ketika ada masalah, jadi setiap suntuk atau
sedang mumet yang saya dengerin itu. Lagu snada mampu
menyentuh perasaan dan lagu snada juga ada konsep pendidikan
seperti albumnya yang snada kids itu disetiap lagunya terdapat
makna mengajarkan anak-anak mengenal nabi, mengenalkan
Al.Quran dan bagaimana caranya anak itu bersemangat. Semasa
SMA itu Snada yang menyelamatkan saya dari kerasnya jaman
diwaktu itu, karena SMA itu merupakan masanya anak-anak mencari
jati diri, dilagu snada terdapat pesan moral seperti dilagu Go To
School, saya menangkap lagu itu seperti tuntunan ngapain
nongkrong-nongkrong gitu, terus juga ada lagu jagalah hati disitu
lagunya saya cerna lagi menjaga bagaimana supaya saya menjaga
perasaan kita dimana saja jangan gampang suuzon, jangan gampang
marah. Dan sampai saat inipun saya masih merasakan efek dari lagu
snada, mungkin jika waktu dulu saya tidak mendengarkan Snada
saya akan menjadi anak yang tidak baik.”53
b. Ciri khas grup nasyid Snada berdakwah dengan santai
Dalam implementasi kegiatan berdakwahnya melalui nasyid, Snada
memiliki kelebihan yaitu berdakwah dengan santai sehingga Snada
52 Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017. 53 Wawancara dengan penikmat nasyid Snada, Depok, 21 Februari 2018.
43
berharap dakwah yang dilakukannya dapat memberikan efek positif bagi
pendengarnya dan juga tidak merasa sedang didakwahi.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penuturan grup nasyid Snada
sebagai berikut:
“Nasyid snada berevolusi, dari dakwah yang bertemakan
perjuangan, menjadi tentang kehidupan sehari-hari. tidak hanya
temanya yang diubah, tetapi kemasan dalam berdakwah pun kami
ubah, dari bernasyid haroki (yang bersemangat) menjadi bernasyid
yang lebih santai yaitu dengan beracapella. Karena dengan
bernasyid haroki tersebut rasanya pesan yang ditujukan kepada
pendengar tidak mengena atau tidak tersampaikan. Jadi, snada
memiliki strategi dakwah yaitu bagaimana caranya kita berdakwah
dengan cara yang santai yaitu membawakan nasyid tanpa seperti
berdakwah tapi pesan tersebut mengena di hati pendengarnya.
Berbahasa dengan bahasa yang sesuai dengan pendengarnya.
Dengan begitu nasyid snada merubah gaya bernasyid dari haroki
menjadi acapella”.54
c. Berdakwah melalui media
Seiring dengan perkembangan zaman, kini metode dakwah tidak
lagi hanya dalam diskusi atau membuka forum saja. Tetapi, dakwah juga
dilakukan dengan cara yang lebih modern dengan memanfatkan adanya
teknolog seperti melalui media televisi, radio, artikel sampai jejaring
sosial. Salah satu contoh pengguna jasa internet dan beragam media
sosial didalamnya adalah pendakwah yang menyiarkan dakwahnya.
Snada memanfaatkan media sosial yaitu facebook, youtube dan
televisi, media facebook digunakan Snada untuk berdiskusi dan membagi
pengalaman dengan grup-grup nasyid muda agar berkembangnya
pernasyidan di Indonesia ini. youtube sebagai tempat Snada menyiarkan
dakwahnya melalui media digital agar para penikmatnya dapat dengan
mudah mendengarkan semua musik Snada, tak ketinggalan televisi juga
54 Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017.
44
menjadi media dakwah Snada dengan tampil secara live atau off air
Snada telah berkiprah didunia digital media. Snada mengajak
pendengarnya untuk menyusup, membumbung dan menemukan
keindahan ilahi melalui nada-nada yang indah.
Penyataan tersebut sesuai dengan penuturan grup nasyid Snada
sebagai berikut:
“Snada mengikuti jaman, yaitu dengan media online,
mengupload video klip di Youtube, dan tampil di Televisi.”55
Hal ini sesuai dengan perumusan strategi yang dikemukakan oleh
Fred R.David yaitu Snada menyesuaikan kondisi dan efek bagi
pendengarnya yaitu snada mengikuti perkembangan zaman dimana
teknologi digital sangat dibutuhkan pada saat ini.
d. Aksi sosial
Aksi sosial juga menjadi dasar Snada untuk berdakwah, pada
hakikatnya dakwah mengajarkan kebaikan. Aksi sosial sendiri
merupakan kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan
perubahan kelembagaan dalam rangka memenuhi kebutuhan,
memecahkan masalah, mengoreksi ketidakadilan atau meningkatkan
kualitas hidup, dengan adanya aksi sosial ini Snada bisa berdakwah dan
merubah kehidupan manusia menjadi lebih baik lagi juga
memperkenalkan musik nasyidnya.
Penyataan tersebut sesuai dengan penuturan grup nasyid Snada
sebagai berikut:
55
Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017.
45
“Banyak yaa, kaya yang bencana banjir di jakarta, siklus 5
tahunan yang pernah samapai begitu parah, waktu jaman sutiyoso,
dan yang saya inget-inget aja ya, di ciputat yang bencana situ
gintung, kalo aksi palestina dan bosnia sering banget.”56
e. Membuka pelatihan dan seminar tentang nasyid
Dengan membuka pelatihan dan seminar, Snada berharap bagi para
munsyid mendapatkan proses pembelajaran yang melibatkan pada
keahlian, konsep, peraturan untuk meningkatkan keahlian para munsyid,
munsyid sendiri merupakan panggilan bagi seseorang yang berkarya
dimusik nasyid. Lewat pelatihan ini Snada berharap bagi pemunsyid baru
dapat eksis dan juga menjadi pendakwah yang ahli dalam bidangnya.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penuturan grupnasyid Snada
sebagai berikut:
“Iya pernah kita membuat pelatihan, seperti latihan vocal,
manajemennya seperti apa, kita jelaskan pada saat seminar tersebut.
Dan pelatihan tersebut terbuka untuk umum dan gratis. Jadi, snada
sangat mendukung untuk kemajuan nasyid di indonesia, seperti kang
teddy, yang paling sering membantu nasyid junior. Ia sering
menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari nasyid junior melalui
facebook, seperti kesulitannya apa dll.”57
3. Evaluasi Strategi Dakwah Group Nasyid Snada
Evaluasi strategi merupakan tahapan dimana keberhasilan yang
telah dicapai dapat diukur kembali untuk penetapan tujuan berikutnya.
Evaluasi sangat dibutuhkan untuk merumuskan bahwa strategi yang
dijalankan telah benar atau masih butuh perbaikan. Terdapat tiga hal
yang dilakukan dalam tahapan ini, diantaranya meninjau kembali faktor
56
Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017. 57
Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017.
46
internal dan eksternal dari dasar strategi, mengukur hasil, serta
pengambilan aksi-aksi untuk dijadikan perbaikan.58
Evaluasi strategi dakwah yang pertama dihadapi Snada yaitu saat
adanya masing-masing anggota mempunyai pekerjaan diluar
berkegiatan berdakwahnya, adanya pekerjaan tersebut membuat dampak
terkadang tidak lengkapnya personel pada saat berdakwah.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penuturan grup nasyid Snada:
“Ada, yang tidak fleksibel itu iqbal dan lukman, karena mereka
bekerja di bank syariah yang mana posisinya bukan staff biasa tetapi
sudah di level manajemen, tidak bisa sembarangan, kalau Lukman di
corporate company di bank Syariah Mandiri, Iqbal di Manager
Komunikasi BNI Syariah. Ikhsan bekerja menjadi Guru musik.
Kang Teddy di perusahaan advertising dia juga suka menulis
rubik-rubik (wisata,sosial, cerpen dan lain-lain). saya sendiri bekerja
membuka travel umroh, mie goreng insani dan konveksi butik.”
Walaupun terkadang tampil dengan personel tidak lengkap, Snada
tetap menjalankan dakwahnya sesuai dengan perintah Allah Swt, hal
tersebut tidak menjadi halangan Snada. Karena masing masing personel
telah memegang tanggung jawab teguh dalam berdakwah.
Evaluasi strategi dakwah yang kedua yang ditemui Snada yaitu dari
segi sosiologis. sering ditemui karena masyarakat terdiri dari berbagai
golongan dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan dalam situasi sosial,
agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya,
yang kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran strategi
dakwah Snada. Snada pernah mengalami penolakan ketika bernasyid
58
Fred R. David, Strategic Management Concepts and Cases Thirteenth Edition, (New Jersey:
Pearson Education Inc, 2007), h.37.
47
shalawat di masjid wilayah Jakarta karena melakukan teknik pecah suara,
sehingga pengeras suara yang terpasang dimatikan oleh masyarakat
karena dianggap bernasyid shalawat dengan teknik yang tidak lazim. Hal
tersebut terjadi karena adanya perbedaan ideologi, dimana pada saat itu di
tahun 1990-an masyarakat masih tetap pada pemahaman bahwa shalawat
tidak pantas jika dilakukan dengan teknik modern.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penuturan Grup Nasyid Snada
sebagai berikut:
“Kalau dulu banyak, karna masyarakat masih belum begitu tau
nasyid, dulu kita pernah di masjid, salawat karena ingin terlihat
modern kita pecah suara, dan ketika kita bernyanyi, dimatikan
speakernya, karena dianggap kenapa pecah suara seperti itu,
dianggap aneh oleh masyarakat. Yang masih saya ingat yaitu di
masjid UI dan daerah pasar minggu ditentang, katanya pecah suara
itu seperti nyanyian gereja. Makanya langsung ditolak. Itu masih di
daerah jakarta, kita keluar kota setelah album kita booming yang
snada the representation. Itu terjadi sekitar 1994-1995 masih rentan
dengan konsep nasyid pecah suara apalagi shalawat, kalo kita bawain
nasyid snada yang berbahasa indonesia masih oke, tapi kalo shalawat
baru ditentang. Namun, sekarang alhamdulillah sudah diterima oleh
masyarakat.”59
Hal tersebut bukan menjadi penghalang bagi Snada, seiring
perkembangan zaman Snada dapat diterima oleh masyarakat luas, dengan
caranya membagi suara, sambil berdiri dan menghadap penonton Snada
telah memberikan warna baru bagi perkembangan nasyid di Indonesia.
Dengan kata lain Snada telah berhasil membuka jalan bagi industri
nasyid di Indonesia dan juga Snada dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Snada dituntut untuk lebih kreatif lagi dalam perencanaan-perencanaan
59 Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017.
48
dan berkarya. Hal ini sesuai dengan prinsip dakwah yaitu tidak kenal
lelah menyebarkan nilai-nilai agama dengan berbagai hambatannya.
Justru hambatan itulah yang akan menjadi perbaikan bagi seorang da’i
agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Evaluasi strategi dakwah berikutnya yaitu terkait dengan situasi
sosial, Snada mendapatkan kritik dari beberapa kelompok masyarakat di
Malaysia ketika tour ke Malaysia. Kelompok tersebut tidak terima
dengan kehadiran Snada di Malaysia karena kelompok tersebut
menyebutkan bahwa nasyid di malaysia sudah banyak yang berjaya. Hal
ini merupakan situasi sosial dimana adanya interaksi antara sebagian
kelompok yang merasa takut tersaingi dengan pendatang baru yang hadir
di lingkungan sekitarnya.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penuturan Grup Nasyid Snada
sebagai berikut:
“Seperti waktu di Malaysia, wktu di tv 3 atau di radio malaysia, kita
dikritik, “mengapa snada berani-beraninya ke sini? disini kan banyak
nasyid yang berjaya” lalu kita jawab dengan “kita kesini untuk
bersilaaturahim bukan bersaing,”60
Kehadiran Snada diluar negeri mendapatkan penolakan, hal tersebut
tidak menjadi kendala utama bagi Snada dalam berdakwah, karena Snada
tidak mencari materi dalam berdakwahnya, Snada hanya ingin
bersilahturahmi dengan grup nasyid lainnya dan membagi pengalaman
saling tukar pikiran untuk kemajuan musik nasyid.
60 Wawancara dengan personel Snada, Jakarta, 1 Desember 2017.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, penulis menarik kesimpulan dalam penelitian Strategi Dakwah Grup
Nasyid Sanda Dalam Penyebaran Dakwah Di Indonesia. Terdapat strategi dakwah
yang dilakukan grup nasyid Snada dalam mengajak kepada kebaikan dan berjalan
dijalan yang dikehendaki Allah Swt. Dalam menyampaikan dakwahnya Snada
melihat mad’unya seperti apa dan pesan apa saja yang akan disampaikan oleh
Snada, bagi Snada berdakwah tidak hanya kepada sesama agama saja tapi kebeda
agama punjuga dilakukan, karena bagi Snada semua orang berhak didakwahi dan
tanpa harus merasa seperti sedang didakwahi. Karya Snada bersifat unversal jadi
siapa saja bisa mendengarkan karya-karya Snada.
Tema dan materi yang dipilih oleh Snada berasal dari Al-Quran dan
kehidupan sehari-hari manusia. Pembawaan nasyid yang santai menjadi daya tarik
Snada untuk dinikmati, dari penamilan dan musiknya yang khas membawa Snada
pada perbedaan tersebut. Snada berdakwah melalui media baik media Televisi,
media sosial dan online. Lewat media televisi Snada berdakwah dengan
tampil-tampil membawakan lagu-lagunya. Media youtube Snada mengupload
video clipnya untuk dapat dinikmati oleh khalayak luas dan menjadikan media
tersebut sebagai pendekatan.
50
Aksi sosial juga menjadi dasar Snada untuk berdakwah, pada hakikatnya
dakwah mengajarkan kebaikan. Aksi sosial sendiri merupakan kegiatan yang
terkoordinasi untuk mencapai tujuan perubahan kelembagaan dalam rangka
memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah, mengoreksi ketidakadilan atau
meningkatkan kualitas hidup, dengan adanya aksi sosial ini Snada bisa berdakwah
dan merubah kehidupan manusia menjadi lebih baik lagi juga memperkenalkan
musik nasyidnya. Dengan membuka pelatihan dan seminar, Snada berharap bagi
para munsyid mendapatkan proses pembelajaran yang melibatkan pada keahlian,
konsep, peraturan untuk meningkatkan keahlian para munsyid, munsyid sendiri
merupakan panggilan bagi seseorang yang berkarya dimusik nasyid. Lewat
pelatihan ini Snada berharap bagi pemunsyid baru dapat eksis dan juga menjadi
pendakwah yang ahli dalam bidangnya.
Evaluasi strategi dakwah yang dihadapi Snada yaitu saat adanya
masing-masing anggota mempunyai pekerjaan diluar berkegiatan berdakwahnya,
adanya pekerjaan tersebut membuat dampak terkadang tidak lengkapnya personel
pada saat berdakwah. hal tersebut tidak menjadi halangan Snada. Karena masing
masing personel telah memegang tanggung jawab teguh dalam berdakwah. Dari
segi sosiologis, sering ditemui karena masyarakat terdiri dari berbagai golongan
dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan dalam situasi sosial, agama, ideologi,
tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya, yang kesemuanya dapat
menjadi hambatan bagi kelancaran strategi dakwah Snada. Snada pernah
mengalami penolakan ketika bernasyid shalawat di masjid wilayah Jakarta karena
melakukan teknik pecah suara, sehingga pengeras suara yang terpasang dimatikan
oleh masyarakat karena dianggap bernasyid shalawat dengan teknik yang tidak
51
lazim. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan ideologi, dimana pada saat itu
di tahun 1990-an masyarakat masih tetap pada pemahaman bahwa shalawat tidak
pantas jika dilakukan dengan teknik modern.
Seiring perkembangan zaman Snada dapat diterima oleh masyarakat luas,
dengan caranya membagi suara, sambil berdiri dan menghadap penonton Snada
telah memberikan warna baru bagi perkembangan nasyid di Indonesia. Dengan
kata lain Snada telah berhasil membuka jalan bagi industri nasyid di Indonesia
dan juga Snada dapat dikenal oleh masyarakat luas. Snada dituntut untuk lebih
kreatif lagi dalam perencanaan-perencanaan dan berkarya. Hal ini sesuai dengan
prinsip dakwah yaitu tidak kenal lelah menyebarkan nilai-nilai agama dengan
berbagai hambatannya. Justru hambatan itulah yang akan menjadi perbaikan bagi
seorang da’i agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Mendapatkan kritik dari beberapa kelompok masyarakat di Malaysia ketika
tour ke Malaysia. Kelompok tersebut tidak terima dengan kehadiran Snada di
Malaysia karena kelompok tersebut menyebutkan bahwa nasyid di malaysia sudah
banyak yang berjaya. Hal ini merupakan situasi sosial dimana adanya interaksi
antara sebagian kelompok yang merasa takut tersaingi dengan pendatang baru
yang hadir di lingkungan sekitarnya. hal tersebut tidak menjadi kendala utama
bagi Snada dalam berdakwah, karena Snada tidak mencari materi dalam
berdakwahnya, Snada hanya ingin bersilahturahmi dengan grup nasyid lainnya
dan membagi pengalaman saling tukar pikiran untuk kemajuan musik nasyid.
52
B. Saran
1. Ditunjukan kepada nasyid Snada agar Snada tetap mempertahankan
eksistensinya didalam dunia nasyid, berdakwah dengan apa yang
diperintahkan agama. Tetap menjaga silahturahmi dengan junior-junior
nasyid yang ada di Indonesia. Bisa membagi pengalamannya didunia nasyid
dengan.
2. Kepada penggemar musik nasyid tetap menjadikan nasyid sebagai media
untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan meneguhkan iman
dijalan Allah SWT dan juga sebagai alat instropeksi diri.
53
DAFTAR PUSTAKA
Acep Aripudin & Syukriadi Sambas. Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar
Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Ciputat : Logos Waccana
Ilmu, 1997.
Badruttamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Jakarta: Grafindo,
2005.
Cangara, Hafied. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press,
2013.
David, Fred R. Strategic Management Concepts and Cases Thirteenth Edition.
New Jersey: Pearson Education Inc, 2007.
Efendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Ghazali, M. Bahri. Da‟wah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
Hasanuddin, Hukum Dakwah (Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Ilahi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010.
Indriya R. Dani & Indri Guli, Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta Merefleksi
Iman Menuju Kebaikan Universal. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2010.
Mardalis. Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,
1995.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002.
54
Mulyana, Deddy. Metodelogi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Munzier Suparta dan Harjani Henfni. Metodologi Dakwah. Jakarta: Rahmat
Semesta, 2006.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Rafi’udin dan Djaliel, Maman Abdul. prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia, 1997.
Senja, Pipiet. Snada (The Legend Of Nasheed). Jakarta: Khairul Bayan Press,
2006.
Steiner, George A. dan Minner, John B. Kebijakan dan Stretegi Managemen,
(Jakarta: Erlangga, 1997.
Sukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : Al-ikhlas, 1983.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
Internet/Media Online
Admin, “Mengenal Sejarah Nasyid, Musik Acapella”, artikel ini diakses pada
20 september 2016
http://lingkarannews.com/mengenal-sejarah-nasyid-musik-acapel/
Hanifa, Afriza. Musik Religi di Indonesia (1), artikel ini diakses pada 26
Agustus 2016
darihttp://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/02/13/n0xd52
-mu sik-religi-di-indonesia-1
Maharani, Esthi.Kesenian Jadi Media Dakwah Islam, Artikel ini diakes pada
20 Maret 2018 dari
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/11/20/o
zp0 uh335-kesenian-jadi-media-dakwah-islam
55
Priherdityo, Endro. Nasyid, Musik Religi Yang (Masih) Berjuang Untuk
Diakui, artikel ini diakses pada 20 Maret 2018 dari
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170528012505-227-217760/nasyid
-mu sik-religi-yang--masih--berjuang-untuk-diakui
Saefullah, Saad. Apa Itu Nasyid?, artikel ini diakses pada 26 Agustus 2016
dari https://www.islampos.com/apa-itu-nasyid-79315/
Sasongko, Agung. Nasyid Berperan Pada Penyebaran Islam Di Indonesia,
Artikel ini diakses pada 20 Maret 2018 dari
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/04/01/onq3
zc3 13-nasyid-berperan-pada-penyebaran-islam-di-indonesia
The Stories, Artikel ini diakses pada 1 Februari 2017 dari
http://nasyidsnada.com/about/
Wawancara
Wawancara dengan grup Nasyid Snada. Kantor Departemen Agama. Jakarta
Pusat. 1 Desember 2017
Wawancara dengan Penikmat Nasyid Snada. Masjid Jami Al-Ikhlas. Depok.
21 Februari 2018
Transkrip Wawancara
Narasumber : Grup Nasyid SNADA
Tempat : Kantor Departemen Agama Jalan Lapangan Banteng
Barat No. 3-4 Jakarta Pusat 10710
Tanggal dan Waktu : Jumat, 1 Desember 2017, pukul 18:30 - 20:00 WIB
1. Apa latar belakang didirikan Snada?
Snada terlahir dari grup nasyid (senior nasyid) pada zaman dahulu yang mana
grup tersebut bernasyid untuk membantu perjuangan teman-teman di Palestina.
2. Apa strategi berdakwah yang dilakukan Snada?
Namun, pada era saat ini ternyata snada sadar bahwa masih banyak tema yang
seharusnya diangkat untuk didakwahkan. Seperti halnya tentang kehidupan
manusia, yaitu dengan memberikan pencerahan tentang kehidupan sehari-hari,
tentang bagaimana manusia menjalani kehidupan yang sesuai syariat sebagai
muslim. Sehingga nasyid snada berevolusi, dari dakwah yang bertemakan
perjuangan, menjadi tentang kehidupan sehari-hari.
tidak hanya temanya yang diubah, tetapi kemasan dalam berdakwah pun kami
ubah, dari bernasyid haroki (yang bersemangat) menjadi bernasyid yang lebih
santai yaitu dengan beracapella. Karena dengan bernasyid haroki tersebut rasanya
pesan yang ditujukan kepada pendengar tidak mengena atau tidak tersampaikan.
Jadi, snada memiliki strategi dakwah yaitu bagaimana caranya kita berdakwah
dengan cara yang santai yaitu membawakan nasyid tanpa seperti berdakwah tapi
pesan tersebut mengena di hati pendengarnya. Berbahasa dengan bahasa yang
sesuai dengan pendengarnya. Dengan begitu nasyid snada merubah gaya
bernasyid dari haroki menjadi acapella. Karena pada waktu itu masih ada
anggapan bahwa bermusik itu masih haram, namun beracapella itu masih
dibolehkan meskipun acapella juga merupakan musik yang menggunakan Bass,
gendang dsb.
3. Siapa saja target pendengar Snada?
Masyarakat luas, dari awal bernasyid yaitu nasyid for all. Dari anak-anak hingga
orang dewasa, bahkan untuk lintas agama. Kita beranggapan Non muslim juga
berhak didakwahi.
4. Berdakwah lintas agama bagaimana caranya?
Bernasyid saja seperti biasa, mau didengarkan syukur Alhamdulillah, tidak
didengarkan ya tidak masalah. mau didengarkan nanti syukur dapat hidayah,
banyak pengalaman kita tampil di Hongkong, ada non-muslim yang
mendengarkan kita bernasyid, dan tak lama dapat kabar bahwa non-muslim
tersebut masuk islam. Nah itulah, berdakwah-berdakwah saja caranya yaitu
dengan bermusik.
5. Bagaimana tentang tema? hanya kehidupan saja atau yg lain juga?
Percintaan juga masuk dalam materi kita, mendakwahi remaja, jangan pasaran,
cinta itu suci, dan jika lebih dalam lagi, cinta suci itu untuk Allah. Jangan sampai
cinta sesama jenis.
6. Dalam tema dan materi apakah memiliki ciri khas sendiri?
Dulu snada agak santai. Snada itu sandung nasyid dagelan, karena setiap
penampilan kita juga menampilkan jokes, kita juga pernah buat syair yang ada
lucu-lucunya, tapi itu dulu disaat masih muda, namun belakangan ketika mature
atau dewasa kita lebih menuju ke mengingat mati,hijrah, sadar diri.
7. kenapa yang dipilih musik nasyid? Kenapa tidak berdakwah dengan ceramah?
Kenapa kita memilih musik karena backgroundnya itu personil kita seni musik,
ada yang vokalis, guru musik, pemain gitar, seperti Iqbal juara Asia bagus.
Karena musik juga bersifat universal, dari bayi saja sudah menyukai musik,
apalagi orang sudah senang dan dimasuki syair yang menyentuh. Pasti pesan
tersebut akan mengena, santai tetapi agak dalam, biasanya diambil dari surat
Yasin. Setiap kita membawakan lagu yang berasal dari surat Yasin maupun al-
quran, yang mendengarkan pasti bergetar, pasti mengena di hati. Lagu yang kita
buat kebanyakan berasal dari ayat suci al-quran, lalu dimix dengan kehidupan
sosial dan pengalaman sehari-hari.
8. Media apa saja yang digunakan Snada dalam penyebaran dakwah?
Snada mengikuti jaman, yaitu dengan media online, mengupload video klip di
Youtube, dan tampil di Televisi.
9. Bagaimana mempertahankan eksistensi?
Komitmen, jadi waktu dibentuk alhamdulilah kita punya komitmen sama, kita ga
akan bubar hanya karena kepentingan pribadi atau yang sifatnya materi, kita
berkomitmen hidup kita di nasyid, tetapi jika ada kegiatan lain tidak masalah
tetapi nasyid tetap berjalan terus, jadi komitmen bahwa kita nasyid ini untuk
membantu berdakwah atau syiar. Jadi komitmen kita dari awal, kalau kita komit
pada hal itu maka kita tidak usah memperhitungkan duniawi, jalani saja, kita
tampil dimana-mana sama saja kita bersilaturahim dan networking. Ada hadis
yang mengatakan bahwa jika kita membantu agama Allah maka Allah akan
membantu. jika hanya memikirkan materi pasti tidak lama akan bubar.
10. Bagaimana Snada bersaing dengan nasyid yang muda-muda?
Pertanyaan tersebut sering ditanyakan, sebenarnya kita menyebutnya bukan
pesaing, bahkan kita senang jika ada grup nasyid generasi baru, berarti target
dakwah kita berhasil. Bayangkan jika dari dulu hanya ada snada saja, berarti
gagal kita. Justru kita membuka jalan untuk adik-adik (generasi baru).
11. Apakah snada membuat pelatihan atau seminar?
Iya pernah kita membuat pelatihan, seperti latihan vocal, manajemennya seperti
apa, kita jelaskan pada saat seminar tersebut. Dan pelatihan tersebut terbuka
untuk umum dan gratis. Jadi, snada sangat mendukung untuk kemajuan nasyid di
indonesia, seperti kang teddy, yang paling sering membantu nasyid junior. Ia
sering menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari nasyid junior melalui facebook,
seperti kesulitannya apa dll.
12. kendala apa yang ditemui saat berdakwah?
Kalau dulu banyak, karna masyarakat masih belum begitu tau nasyid, dulu kita
pernah di masjid salawat karna ingin terlihat modern kita pecah suara, dan ketika
kita nyanyi, dimatikan speakernya, karna dianggap kenapa pecah suara seperti
itu, dianggap aneh oleh masyarakat. Namun, sekarang alhamdulillah sudah
diterima oleh masyarakat.
Seperti waktu di Malaysia, wktu di tv 3 atau di radio malaysia, kita dikritik,
“mengapa snada berani-beraninya ke sini? disini kan banyak nasyid yang
berjaya” lalu kita jawab dengan “kita kesini untuk bersilaaturahim bukan
bersaing, ”
Kalau sekarang hambatannya yaitu, justru dari pendengar nasyid saat ini kurang
apresiatif, kalau ada apa-apa atau keluar lagu baru, bisa download dimana, bisa
denger dimana, tetapi ya mungkin memang sudah jamannya seperti itu.
13. Dimana dan kapan terjadinya penolakan?
Yang masih saya ingat yaitu di masjid UI dan daerah pasar minggu ditentang,
makanya pecah suara itu seperti nyanyian gereja. Makanya langsung ditolak. Itu
masih di daerah jakarta, kita keluar kota setelah album kita booming yang snada
the representation. Itu terjadi sekitar 1994-1995 masih rentan dengan konsep
nasyid pecah suara apalagi shalawat, kalo kita bawain nasyid snada yang
berbahasa indonesia masih oke, tapi kalo shalawat baru ditentang.
14. Bagaimana penolakan yang di malaysia waktu itu?
Jadi mereka merasa begini, perkembangan nasyid lebih dulu berkembang di
malaysia, indonesia tidak begitu berkembang seperti malaysia, indonesia telat 5
tahun dr malaysia, nah setelah kita kesana yang notabene sudah jauh berkembang
maka adanya peneguran.
15. Apakah ada penolakan dr daerah yang mayoritas beragama lain?
Tidak ada penolakan dari non muslim, semua lancar-lancar saja. Penolakannya
lebih karna dulu pecah suara masih sesuatu yang baru.
16. Adakah hambatan karna pekerjaan utama?
ada, yang tidak fleksibel itu iqbal dan lukman, karena mereka bekerja di bank
syariah yang mana posisinya bukan staff biasa tetapi sudah di level manajemen,
tidak bisa sembarangan, kalau Lukman di corporate company di bank Syariah
Mandiri, Iqbal di Manager Komunikasi BNI Syariah. Ikhsan bekerja menjadi
Guru musik. Kang Teddy di perusahaan advertising dia juga suka menulis rubik-
rubik (wisata,sosial, cerpen dan lain-lain). saya sendiri bekerja membuka travel
umroh, mie goreng insani dan konveksi butik.
17. Snada mengikuti nasyid senior?
Jadi gini, nasyid berkembang di indonesia mengikuti ideologi, karena sentimen
positif terhadap perjuangan palestine, jadi nasyid dibawa dari palestine ke
indonesia, jadi tema nasyid kita awal-awal yaitu temanya tentang pembebasan
palestine, jadi girohnya perjuangan palestine, kita menyeruakan nasyid dari
palestina, nah itu bedanya indonesia dengan malaysia, kalau malaysia karena
budaya sedangkan kita ke ideologi, karena membela perjuangan palestine. Kita
memang ngikutin awalnya, tp setelah difikir lagi sepertinya untuk berdakwah
membawakan nasyid palestine itu bagus namun permasalahan umat islam di
bumi ini lumayan kompleks, makanya kita juga harus bisa mengemas materi
dakwah dan kontennya yang menyentuh ke permasalahan umat. Makanya kita
berfikiran untuk mengganti deh, jangan sering-sering bawain tentang palestine,
bawain juga yang memang dibutuhkan oleh umat mengenai permasalahan
mereka, maka kita buat sendiri lagunya yang berkenaan dengan kehidupan
sehari-hari. Kita ga pernah buat lagu tentang palestina, tapi kita bawain lagu lagu
dari palestina, yang dibuat khusus untuk palestina belum ada. Adanya kita buat
yang bosnia herzegovina bahkan kita buat albumnya.
18. Sudah berapa album yang sudah dikeluarkan snada?
Ada 11 album.
19. Kalau bernasyid diluar jakarta dimana aja?
Sudah semua dari aceh sampai papua, kecuali timor-timor, karena blm pernah
kesana aja.
20. Adakah hambatan selama manggung dibeberapa provinsi itu?
Hambatan yang berarti sih hampir gak ada ya, cuma waktu itu saya mau ke
lampung kalo ga salah ya, jadi kita pernah distoppin karna adanya protes warga
kepada pemerintah, warga membawa parang dll, namun kita mengaku ingin
umroh, sehingga kita dapat diberi jalan oleh mereka. Udah gitu aja paling sih
kalau delay-delay pesawat mah biasa ya.
21. Kalau Snada sendiri pernah membuat aksi sosial?
Banyak ya, kaya yang bencana banjir di jakarta, siklus 5 tahunan yang pernah
samapai begitu parah, waktu jaman sutiyoso, dan yang saya inget-inget aja ya, di
ciputat yang bencana situ gintung, kalo aksi palestina dan bosnia sering banget.
22. Dalam bentuk apa sumbangannnya?
Ya kita nyanyi terus mereka ngumpulin orang, kita buat crowd, nanti mereka
nyumbang, dan kita nyanyi gratis.
23. Apakah Snada menggunakan metode pengulangan?
Kalo redudancy kita lakukan di lagu jagalah hati, “jagalah hati jangan kau kotori,
jagalah hati lentera hidup ini” sehingga lagu itu meledak. Kalau jagalah hati ya
pasti snada, jadi pesannya itu mengena
24. Ketika manggung lagunya itu itu aja atau bervariasi?
kita maunya bervariasi namun mereka requestnya yang familiar, jadi gini orang
kan nikmatin lagu itu karena ada story yang terjadi, itu paling sering diminta,
orang akan lebih sering menikmati, jadi akan berkesan untuk pendengar.
25. Inspirasi awal Snada?
Rata rata Inspirasi Snada datang dari kejadian sehari-hari contohnya iqbal
(personil Snada), iqbal kuliahnya di KeSos trs dia pernah nyeritain hidup dia, dia
ketemu anak jalanan namanya alif, ya kehidupannya struggle , keras, makanya
bikin judul lagu alif kecil. Dan Lukman dulu waktu 98 ada kerusuhan ya, isinya
tentang perbedaan, akhirnya buat lagu satu dalam damai, itu mengisahkan tentang
pertikaian yang terjadi karena perbedaan, berarti berdasarkan fakta-fakta dan
pengalaman, teddy, waktu pergi umroh kan ada perjalanan dari makkah ke
madinah, di makkah ada apa saja, di madinah ada apa saja maka jadi membuat
lagu yang berjudul makkah ke madinah. Jadi berdasarkan pengalaman dan fakta-
fakta.
26. Siapa saja yang biasanya menciptakan lagu Snada?
lukman , teddy, iqbal, baru saya erwin.
27. Adakah pencipta lain?
jagalah hati itu aa gym, la haula walakuata, itu rizky awan, ada juga yang belajar
dari ibrahim yang buat itu triutami.
28. Selain dari terinspirasi dari fakta dan pengalaman apakah Snada melihat
pendengarnya? Adakah menganalisis pendengar agar mengena pesan untuk
pendengar?
ya saya menganalisis pendengar dengan riset kecil-kecilan tergantung pasar,
misalkan kontennya lagi tren apa, tergantung mood juga, moodnya lagi galau nih,
lagi ada perasaan jauh dengan allah, tulislah tentang itu. Lebih kekemasan. Pada
mula kita membuat lagu dengan beracapella, tapi makin kesini kita membuat lagu
menggunakan musik, alasannya adalah karena musik itu universal, kalau
memang niatnya ingin berdakwah ya kenapa ga kita bungkus dengan musik yang
bisa menyebar kesemua orang dan menyesuaikan kondisi umat di indonesia. Jadi
kita pola pikirnya begitu, kita kemas dengan musik dengan harapan nasyid ini
bisa memberi inspirasi bagi orang banyak.
Peneliti Narasumber
Mohammad Syahid Ramdhani Erwin Yahya
Transkrip Wawancara
Narasumber : Muh. Syahril Akbar (Penikmat Nasyid SNADA)
Tempat : Masjid Jami Al-Ikhlas. Serua, Bojongsari. Depok.
Tanggal dan Waktu : 21 Februari 2018. Pukul 20:30 - 21:30 WIB
1. Apa yang anda ketahui tentang nasyid?
Saya pertama kali dengar musik itu Snada, awal mula saya dengar lagu jagalah
hati, saya ngerasa kok beda ada marawisnya ada acapella dari situ saya mulai
tertarik, dari situ menurut saya nasyid itu musik yang unik dan ga semua orang
bisa menurut saya.
2. Sejak kapan suka dengan nasyid?
Saya tahu Snada itu dari kecil, dikuping itu ga aneh musiknya, saya jelas kenal
snada itu kelas 3 Mts, mulai kelas 1 SMA saya mulai mendalami apa sih snada
itu, semua album saya punya terkecuali yang tidak dipublis. Saya menganggap
Snada adalah tuntunan saya ke 2 setelah ustad, waktu Mts-SMA saya merupakan
orang yang mudah terobsesi, akhirnya yang saya pilih adalah musik Snada,
meskipun pada waktu itu masih kental dengan musik dance atau shuffle.
3. Kelebihan Snada dibanding nasyid lainnya?
Perbandingannya kalau menurut saya Snada konsisten dengan musik acapellanya
yang dibuat seharmonis mungkin yang menurut saya ga semua acapella nasyid
itu bisa mungkin karna jam terbangnya banyak dan juga pengalamannya sudah
banyak.
4. Perasan anda ketika mendengarkan musik nasyid Snada? Apakah
ada pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari?
Saya suka dengan susunan lagunya disetiap album, bit snada disetiap lagunya
mempunyai kekhususan seperti mengajak orang untuk mendengarkan satu album,
perasaan saya seperti mengingat Allah, seperti lagu lahaulla itu lagunya
mengartikan mengajak orang untuk jangan menyerah ketika ada masalah, jadi
setiap suntuk atau sedang mumet yang saya dengerin itu. Lagu snada mampu
menyentuh perasaan dan lagu snada juga ada konsep pendidikan seperti
albumnya yang snada kids itu disetiap lagunya terdapat makna mengajarkan
anak-anak mengenal nabi, mengenalkan Al.Quran dan bagaimana caranya anak
itu bersemangat.
Semasa SMA itu Snada yang menyelamatkan saya dari kerasnya jaman diwaktu
itu, karena SMA itu merupakan masanya anak-anak mencari jati diri, dilagu
snada terdapat pesan moral seperti dilagu Go To School, saya menangkap lagu
itu seperti tuntunan ngapain nongkrong-nongkrong gitu, terus juga ada lagu
jagalah hati disitu lagunya saya cerna lagi menjaga bagaimana supaya saya
menjaga perasaan kita dimana saja jangan gampang suuzon, jangan gampang
marah.
Dan sampai saat inipun saya masih merasakan efek dari lagu snada, mungkin jika
waktu dulu saya tidak mendengarkan Snada saya akan menjadi anak yang tidak
baik.
5. Menurut anda apakah musik Snada mudah untuk diterima oleh masyarakat luas?
Menurut saya tergantung orangnya, ada yang bisa ada yang tidak bisa tergantung
orangnya lebih suka yang seperti apa. Tapi Snada itu lagunya umum dapat
didengar oleh semua orang juga easy listening banget, dan dapat didengar walau
berbeda agama.
6. Biasanya jika mendengarkan nasyid atau mencari tentang nasyid di media apa?
Saya sih difacebook, saya juga membuat akun official snada di facebook, kalo ga
salah udah 5000an followersnya, download-download lagu juga nyimpen dihp.
Dan sekarang juga saya mendengarkan dari menonton youtubenya.
7. Anda lebih suka musik Snada yang seperti apa?
Saya lebih suka Snada yang versi acapella seperti jaman dulu tanpa musik. Tapi
ketika saya dengar lagu lahaulla saya juga senang dengan musik acapella yang
dicampur musik.
8. lagu Snada yang anda paling sukai?
Saya senang lagu lahaulla, pasrahkan diri, dan ketika tangan dan kaki berkata.
Peneliti Narasumber
Mohammad Syahid Ramdhani Muh Syahril Akbar
Dokumentasi dengan Narasumber
Group Nasyid Snada
Penikmat Nasyid Snada (Muh. Syahril Akbar)