JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang...

40
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN BIJI TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT LAMUN Enhalus acoroides SKRIPSI OLEH: NURHIKMAH JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang...

Page 1: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

i

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN BIJI TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT LAMUN

Enhalus acoroides

SKRIPSI

OLEH:

NURHIKMAH

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

ii

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN BIJI TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT LAMUN

Enhalus acoroides

Oleh: NURHIKMAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Hasanuddin

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

iii

ABSTRAK

NURHIKMAH (L111 09 274) ”Pengaruh suhu dan lama penyimpanan biji terhadap sintasan dan pertumbuhan bibit lamun Enhalus acoroides” di bawah bimbingan ibu ROHANI AMBO RAPPE sebagai pembimbing utama dan ibu INAYAH YASIR sebagai pembimbing anggota.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 hingga Januari

2013. Pada penelitian ini menggunakan dua perlakuan suhu yaitu suhu kamar (27ºC-30ºC) dan suhu refrigerator (1ºC-10ºC) dengan lama penyimpanan buah yang berbeda (2, 5, 8 dan 11 hari), Penelitian ini dibatasi pada parameter yaitu pertumbuhan semaian lamun, survival rate dan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pada pertumbuhan biji lamun Enhalus acoroides yang disimpan dalam refrigerator dan suhu kamar untuk waktu yang berbeda. Diharapkan penelitian ini memberikan informasi mengenai metode terbaik untuk penyimpanan dan pembibitan biji lamun Enhalus acoroides.

Pengukuran pertumbuhan semaian lamun Enhalus acoroides dilakukan dengan interval dua hari pengamatan. Waktu penanaman bibit dilakukan sesuai dengan lama penyimpanan buah. Untuk kualitas air (nitrat dan fosfat) pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali (awal, pertengahan dan di akhir penelitian).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang daun semaian memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih baik. Bibit lamun Enhalus acoroides yang di simpan pada suhu kamar tingkat pertumbuhan semaiannya juga lebih baik bila bibit ditanam sesegera mungkin. Lama penyimpanan yang lebih bagus yaitu penyimpanan 2 hari dengan rata-rata pertumbuhan 2,49mm/hari dan lama penyimpanan 5 hari dengan rata-rata pertumbuhan 2,08mm/hari. Konsentrasi nutrien di dalam air yaitu nitrat berkisar antar 1,99mg/L-3,19mg/L sedangkan fosfat berkisar antara 1,99mg/L-3,19mg/L. Hasil pengukuran kualitas air yaitu suhu air berkisar antara 27°C-30°C, salinitas 30‰-31‰. Secara signifikan penyimpanan buah lamun Enhalus acoroides yang bagus untuk pembibitan yaitu pada suhu kamar selama 2-5 hari.

Kata kunci : Suhu dan lama penyimpanan, Enhalus acoroides, survival rate, laju pertumbuhan

Page 4: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh suhu dan lama penyimpanan biji terhadap

sintasan dan pertumbuhan bibit lamun Enhalus

acoroides

Nama Mahasiswa : Nurhikmah

Nomor Pokok : L111 09 274

Jurusan : Ilmu Kelautan

Skripsi telah diperiksa

dan disetujui oleh :

Pembimbing Utama,

Dr. Ir. Rohani Ambo Rappe, M.Si NIP. 19690913 199303 2004

Pembimbing Anggota,

Dr. Inayah Yasir, M.Sc NIP. 19661006 199202 2001

Mengetahui :

Dekan Ketua Jurusan Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Prof. Dr. Ir. Andi Niartiningsih, MP Dr.Ir. Amir Hamzah Muhiddin, M.Si NIP. 19611201 198703 2002 NIP. 19631120 199303 1002

Tanggal Lulus: 18 September 2013

Page 5: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

v

RIWAYAT HIDUP

Nurhikmah dilahirkan pada tanggal 31 desember 1991

di Malaysia. Anak kedua dari empat bersaudara, dari

ayahanda A. Basri Makkkaraka dan ibunda Hj.

Syamsiah. Penulis mulai mengecap pendidikan

dengan masuk di Sekolah Dasar Negeri 194 Kolasa

pada tahun 2003. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Negeri (SLTPN) 1 Sinjai Timur Kab. Sinjai pada tahun 2006 dan Sekolah

Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sinjai Timur Kab. Sinjai pada tahun 2009.

Ditahun yang sama (2009) penulis diterima sebagai Mahasiswa di Jurusan Ilmu

Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin

Makassar melalui Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif menjadi asisten pada beberapa

mata kuliah dibidang Botani Laut, Avertebrata Laut dan Vertebrata Laut.

Dibidang keorganisasian penulis pernah bergabung di Marine Science Diving

Club Universitas Hasanuddin (MSDC-UH), Teater Kampus Unhas (TKU).

Penulis menyelesaikan rangkaian tugas akhir yaitu Kuliah Kerja Nyata

Profesi (KKNP) di Desa Lerang Kec. Lanrisang Kab. Pinrang pada periode Juni-

Agustus 2012. Penelitian dengan judul skripsi “Pengaruh Suhu dan Lama

Penyimpanan Biji Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Bibit Lamun

Enhalus acoroides” pada tahun 2013.

Page 6: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah_Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan

Biji Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Bibit Lamun Enhalus acoroides”.

Skripsi ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu

sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu

penulis dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang

mendasar pada skripsi ini. Oleh karna, itu penulis mengundang pembaca untuk

memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu

pengetahuan.

Terima kasih, dan semoga skripsi ini bisa memberikan sumbangsih positif

bagi kita semua.

Makassar, 18 September 2013 Penulis

Nurhikmah

Page 7: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini tidak ada hal yang penulis sampaikan selain ucapan

“Terimah Kasih” yang setulus-tulusnya dari lubuk hati penulis yang paling dalam

sebagai bentuk perhargaan dan penghormatan kepada:

1. Orang tuaku tercinta Ayahanda A. Basri Makkaraka dan Ibunda Hj.

Syamsiah teriring do’a dan kasih sayang yang begitu tulus dan tak

berujung.

2. Saudara (i) ku Nurlaelah, Nurfadillah, Putri dan Nurmuta’al Ramadhan

yang tanpa henti selalu memberi nasehat, dukungan, pengorbanan dan

setia menemaniku dikala susah maupun senang.

3. Keluarga besar Makkaraka (Puang Iting, Puang Timang, Puang Bolleng,

Puang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang

yang diberikannya selama ini.

4. Ibu Dr.Ir. Rohani Ambo Rappe, M.Si selaku pembimbing utama dan Ibu

Dr. Inayah Yasir, M.Sc selaku pembimbing anggota yang dengan ikhlas

meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan arahan, motivasi,

bimbingan dan bantuan selama masa studi, penelitian hingga

penyusunan tugas akhir ini.

5. Bapak Dr.Ir. Muh. Farid Samawi, M.Si., Dr.Ir. Syafiuddin, M.Si., Dr.

Khairul Amri, ST, M.Sc.Stud, dan bapak Dr. Supriadi, ST.M.Si yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan kritik dalam

perbaikan skripsi penulis.

6. Ibu Prof.Dr.Ir. Andi Niartiningsih, MP., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan dan Bapak Dr.Ir. Amir Hamzah Muhiddin, M.Si

selaku ketua jurusan Ilmu Kelautan, terima kasih atas segala petunjuk

Page 8: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

viii

nasehat dan bimbingan selama masa studi hingga tahap penyelesaian

studi.

7. Bapak Prof.Dr.Ir. Amran Saru, M.Si dan Dr. Muh. Banda Selamat,

S.Pi,MT selaku penasehat akademik, terima kasih atas nasehat yang

diberikan kepada penulis selama masa studi.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kelautan dan semua Dosen Se-

Unhas, terima kasih atas segala pengetahuan yang telah diberikan

selama masa studi penulis.

9. Rekan-rekan seperjuangan Team Seagrass: Steven, Hasanah, Jezsy

Patiri dan Jumniaty S yang selalu bekerjasama dalam tahap penelitian

hingga penulisan skripsi.

10. Adik yunior Katarina Hesty Rombe dan Nenni Asriani , terima kasih

atas bantuan, motivasi, dukungan dan do’anya selama ini.

11. Teman-teman KKN GELOMBANG 82 Desa Lerang, Kec. Lanrisang,

Kab. Pinrang (kak Anty, Tami, Ati, Kak adi, yaya, Izhar dan Edi),

terkhusus lagi buat bapak Abu Thalib yang selalu memberikan

dukungan, bantuan dan do’anya selama 2 bulan di lokasi KKN.

12. Teman-teman seperjuangan Angkatan Kosong Sembilan (KOSLET)

Ilmu Kelautan UNHAS (Tri, Ifah, Jumni, Novi, Lisda, Upik, Dillah, Eni,

Arni, Emi, Jetzy, Hasanah, Mayang, Ida, Fahri, Rizal, Cudo, Iccang,

Aksan, Tarsan, Mas Eko, Steven, Takbir, Mahatir, Yahya, Uga, Aby,

Nirwan, Dedof, Wanda, Ipul, Andri) terima kasih kawan atas

kebersamaan, bantuan, dukungan dan persaudaraan kita selama ini.

13. Teman-teman seperjuangan SPEKTRUM TKU UNHAS dan Castext

(Comunitas Two Exact) yang tak dapat saya sebutkan satu persatu

namanya, terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan

persaudaraan kita selama ini.

Page 9: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

ix

14. Seluruh staff Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan yang dengan tulus

dan sabar selalu melayani penulis dalam pengurusan berkas mulai dari

penulis menjadi Mahasiswa sampai penyusunan tugas akhir ini.

15. Teman Terbaikku Ahmad atas segala waktu, bantuan, dukungan dan

motivasinya selama ini.

16. Tak terkecuali semua pihak yang ikut turut membantu penulis dalam

masa studi hingga penyelesaian tugas akhir.

Skripsi ini telah disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi di jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin dan segala upaya telah penulis tempuh untuk menyusun skripsi ini.

Namun, mengingat penulis hanyalah manusia biasa yang punya keterbatasan

dan tak luput dari kesalahan, oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangatlah diperlukan untuk memperbaiki kesalahan yang

ada. Dan akhirnya semoga skripsi ini dapat menjadi sumber ilmu tambahan yang

baru bagi kita semua, khususnya bagi kalangan dunia kelautan. Amin…!!!

Penulis

Nurhikmah

Page 10: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

x

DAFTAR ISI

Nomor Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1

B. Tujuan dan Kegunaan .......................................................................... 3

C. Ruang Lingkup..................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4

A. Tinjauan Umum Lamun ........................................................................ 4

B. Biologi dan Ekologi Enhalus acoroides ................................................ 5

C. Reproduksi Enhalus acoroides ............................................................ 6

D. Penyimpanan Bibit/Biji ......................................................................... 6

E. Parameter Pertumbuhan Enhalus acoroides ........................................ 7

1. Salinitas ............................................................................................. 7

2. Suhu .................................................................................................. 8

3. Nitrat .................................................................................................. 8

F. Metode Pembibitan Biji Lamun ............................................................ 9

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 10

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 10

B. Alat dan Bahan .................................................................................. 10

C. Prosedur Penelitian ........................................................................... 11

1. Tahap Persiapan .............................................................................. 11

2. Persiapan Akuarium Sebagai Tempat Penyimpanan Media Tumbuh ............................................................................................ 11

3. Persiapan Media Tumbuh dan Substrat Untuk Pembibitan Biji Lamun Enhalus acoroides. .......................................................................... 11

Page 11: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

xi

4. Pengambilan Buah Lamun Enhalus acoroides. ................................ 11

5. Penandaan Biji Lamun ..................................................................... 12

6. Penanaman Biji Lamun Enhalus acoroides di Media Tumbuh. ......... 12

7. Pengukuran Pertumbuhan Bibit Lamun Enhalus acoroides .............. 13

D. Pengukuran Parameter Kualitas Air. .................................................. 13

1. Salinitas ........................................................................................... 13

2. Suhu ................................................................................................ 13

3. Nitrat ................................................................................................ 13

4. Fosfat ............................................................................................... 14

E. Pengolahan Data ............................................................................... 14

F. Analisis Data ...................................................................................... 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 16

A. Pertumbuhan Semaian Lamun Enhalus acoroides ............................ 16

1. Pertumbuhan Panjang Daun Lamun Enhalus acoroides pada Lama Penyimpanan dan Suhu yang Berbeda. .......................................... 16

2. Lebar Daun Lamun Enhalus acoroides ............................................ 19

3. Jumlah Daun Lamun Enhalus acoroides .......................................... 20

B. Survival Rate ..................................................................................... 20

C. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Pertumbuhan Lamun Enhalus acoroides ................................................................. 22

V. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 24

A. Simpulan ............................................................................................ 24

B. Saran ................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

LAMPIRAN ............................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 12: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Habitus Enhalus acoroides yang memperlihatkan bagian-bagian tumbuhan .... 6

2. Buah dan biji lamun Enhalus acoroides yang masih segar ............................ 12

3. Rata-rata laju pertumbuhan panjang daun lamun Enhalus acoroides yang disimpan pada suhu berbeda ........................................................................ 16

4. Pola pertumbuhan panjang daun lamun Enhalus acoroides .......................... 17

5. Rata-rata laju pertumbuhan lebar daun lamun Enhalus acoroides yang disimpan pada suhu yang berbeda................................................................ 19

6. Survival rate (%) yang buahnya disimpan pada kondisi suhu dan lama penyimpanan yang berbeda .......................................................................... 21

7. (A) kondisi buah/biji yang disimpan pada suhu refrigerator, (B) kondisi

buah/biji yang dismpan pada suhu kamar ..................................................... 22

8. Selaput bening menempel pada biji lamu Enhalus acoroides ......................... 22

9. (A) Biji yang mati dan terapung di atas permukaan air, (B) Biji yang mati di akhir penelitian .............................................................................................. 23

10. Kondisi buah yang di simpan pada suhu kamar ............ Error! Bookmark not defined.

11. Kondisi buah yang di simpan pada suhu refrigerator ..... Error! Bookmark not defined.

Page 13: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data pertumbuhan lamun Enhalus acoroides ... Error! Bookmark not defined.

2. Hasil uji ANOVA laju pertumbuhan panjang daun Enhalus acoroides pada suhu dan lama penyimpanan yang berbeda. .... Error! Bookmark not defined.

3. Hasil Uji ANOVA Laju Pertumbuhan Lebar Daun Enhalus acoroides pada suhu dan lama penyimpanan yang berbeda. .... Error! Bookmark not defined.

4. Hasil uji ANOVA laju pertumbuhan jumlah daun Enhalus acoroides pada suhu dan lama penyimpanan yang berbeda. .... Error! Bookmark not defined.

5. Pengamatan suhu penyimpanan buah lamun Enhalus acoroides ............ Error! Bookmark not defined.

6. Survival rate diakhir penelitian. ......................... Error! Bookmark not defined.

7. Pola penempatan wadah di dalam akuarium .... Error! Bookmark not defined.

8. Suhu dan salinitas air di dalam akuarium .......... Error! Bookmark not defined.

9. Kondisi buah dan biji yang disimpan pada suhu kamar ... Error! Bookmark not defined.

10. Kondisi buah dan biji yang disimpan pada suhu refrigerator Error! Bookmark not defined.

11. Ukuran akuarium yang digunakan dalam penelitian ...... Error! Bookmark not defined.

12. Desain sistem sirkulasi air pembibitan lamun .. Error! Bookmark not defined.

Page 14: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat

tumbuh dengan baik pada lingkungan laut dangkal (Wood et al, 1969). Semua

lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang

(rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh

yang tumbuh di darat (Thomlinson, 1974). Lamun senantiasa membentuk

hamparan permadani di laut yang dapat terdiri dari satu species (monospesific;

banyak terdapat di daerah temperatd) atau lebih dari satu species (multispecific;

banyak terdapat di daerah tropis) yang selanjutnya disebut padang lamun.

Lamun merupakan komponen utama dari ekosistem laut dangkal bila

ditinjau dari kontribusinya terhadap produktivitas biologis dan pemeliharaan

keanekaragaman hayati, pengendalian kualitas air, dan perlindungan garis pantai

(Hemminga & Duarte, 2000). Namun populasi lamun telah menurun sebagai

akibat dari kegiatan manusia di daerah pesisir seperti pengembangan daerah

pesisir yang dapat menimbulkan pencemaran (Boudouresque et al., 2009).

Dampak yang nyata dari kerusakan padang lamun mengarah pada penurunan

keragaman biota laut sebagai akibat hilang atau menurunnya fungsi ekologi dari

ekosistem ini. Mengingat fungsi padang lamun yang vital dan kerusakan padang

lamun yang sudah cukup parah , maka upaya restorasinya perlu dilakukan.

Beberapa metode restorasi yang pernah dilakukan, diantaranya restorasi

secara vegetatif yaitu dengan cara transplantasi yang pernah dilakukan oleh

Addy tahun 1947 pada lamun jenis Zostera marina dan metode secara generatif

yaitu dengan cara pembibitan (seeding) (Azkab, 1999). Metode transplantasi

merupakan salah satu cara untuk memperbaiki atau mengembalikan habitat

yang telah mengalami kerusakan. Akan tetapi, penyediaan lamun yang akan

Page 15: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

2

ditransplantasi dalam jumlah besar merupakan salah satu kendala dalam

rehabilitasi habitat padang lamun. Selain itu, penggunaan metode transplantasi

secara terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah

pengambilan lamun yang akan ditransplan sehingga metode transplantasi

dianggap kurang tepat untuk restorasi lamun dalam skala besar. Restorasi lamun

dengan menggunakan metode pembibitan (seeding) sudah pernah dilakukan

Thorhaug pada tahun 1974 tetapi hanya terbatas pada jenis Thalassia saja,

dengan tingkat keberhasilan yang kecil (Azkab, 1999).

Kenyataan bahwa tidak selamanya lokasi pengambilan bibit lamun berada

dekat dengan lokasi pembibitan/lokasi restorasi, membuka kemungkinan adanya

selang waktu antara pengambilan buah dan waktu penanaman/pembibitan biji.

Selang waktu ini dapat menjadi aspek penting dalam penentuan kualitas biji yang

akan disemai.

Kemampuan buah/biji untuk bertahan selama masa penyimpanan sangat

tergantung pada kerja bakteri/jamur yang menyebabkan pembusukan. Laju

pembusukan oleh bakteri/jamur sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu di

bawah suhu kamar, kerja mikroba terhambat. Namun penyimpanan pada suhu

yang rendah dalam waktu yang lama juga akan menyebabkan kerusakan.

Lamun seperti halnya tanaman mangrove adalah tumbuhan viviparous

yang berarti bijinya berkecambah saat masih menempel di tumbuhan induknya.

Selama masa germinasi (waktu dimana biji mulai berkecambah), biji hanya

memanfaatkan cadangan makanan dari kandung lembaga sebagai sumber

energi untuk tumbuh. Selama masa germinasi pula, biji/semaian sangat rentan

terhadap infeksi mikroba dan penyakit yang akan berakibat pada pembusukan

dan matinya tunas/semaian. Hal ini menyebabkan masa penyimpanan menjadi

salah satu hal yang menentukan keberhasilan pembibitannya.

Page 16: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

3

Penelitian ini akan difokuskan pada lamun Enhalus acoroides. Dalam

penelitian ini, biji yang masih berada di dalam buah Enhalus acoroides akan

disimpan di dalam refrigerator (mewakili suhu rendah) dan ruangan terbuka

(suhu kamar). Penyimpanan dilakukan dalam waktu tertentu sebelum dilakukan

penanaman.

B. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pada

pertumbuhan biji lamun Enhalus acoroides yang disimpan dalam refrigerator dan

suhu kamar untuk waktu yang berbeda. Diharapkan penelitian ini memberikan

informasi tambahan mengenai metode terbaik untuk penyimpanan dan

pembibitan biji lamun Enhalus acoroides.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi perbedaan suhu kamar 27ºC-30ºC

dan suhu refrigerator sekitar 1ºC-10ºC. Lama penyimpanan buah adalah 2, 5, 8

dan 11 hari. Parameter yang diukur adalah survival rate, pertumbuhan meliputi

jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Parameter kualitas air yang diukur

meliputi suhu, salinitas, kandungan nitrat dan fosfat.

Page 17: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Lamun

Lamun (Seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya

menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan laut. Lamun tumbuh subur

terutama di daerah terbuka pasang surut, perairan pantai yang dasarnya berupa

lumpur, pasir, kerikil dan patahan karang mati, dengan kedalaman sampai 4

meter. Dalam perairan yang sangat jernih, beberapa jenis lamun bahkan

ditemukan tumbuh di kedalaman 8-40m (Dahuri, 2003).

Menurut Philips & Menez (1983), ekosistem lamun merupakan salah satu

ekosistem bahari yang produktif dengan peranan yang penting dalam menunjang

kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal. Sebagai produsen

primer, lamun memiliki produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan

produsen primer diekosistem lainnya yang ada di laut dangkal. Daerah padang

lamun juga menjadi daerah mencari makan, daerah asuhan, daerah

perlindungan dan daerah pemijahan bagi biota laut lainnya. Selain itu, lamun

dapat pula dijadikan tempat menempel berbagai jenis makrozoobentos seperti

epifiton. Rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen

sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Daunnya yang

lebat dapat memperlambat laju air yang disebabkan oleh arus dan ombak,

sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Lamun juga memegang peranan

penting dalam pendauran ulang berbagai zat hara.

Terdapat 60 jenis lamun di dunia yang telah diidentifikasi yang berasal dari

13 genera, 5 familia dan 2 ordo. Dua belas jenis (dari 2 familia, yaitu

Hydrocharitacea dan Cymodoceaceae) dapat ditemukan di Indonesia (Green and

Short, 2003 and Tomascik et al., 1997). Salah satu lamun dengan sebaran luas

Page 18: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

5

hampir di seluruh perairan di Indonesia adalah Enhalus acoroides (den Hartog,

1970).

B. Biologi dan Ekologi Enhalus acoroides

Enhalus acoroides mempunyai ukuran yang paling besar dibandingkan

dengan jenis yang lainnya (den Hartog, 1970). Akar dan rimpang terbenam

dalam substrat. Rimpangnya berdiameter 13,5-17,20mm yang tertutup rapat

dengan rambut-rambut yang kaku dan keras (Kiswara, 1992). Akar berbentuk

seperti tali, berjumlah banyak dan tidak bercabang, panjangnya antara 18,5-

157,65mm dan diameternya antara 3,00-5,00mm (Kiswara,1992). Bentuk daun

Enhalus acoroides seperti sabuk dengan tepi rata dan ujungnya tumpul,

panjangnya berkisar antara 65,0–160,0cm dan lebar antara 1,2–2,0 cm (den

Hartog, 1970).

Di rataan terumbu Pulau Pari, Enhalus acoroides tumbuh pada dasar

lumpur, pasir dan pasir pecahan karang yang selalu tergenang air. Tumbuhnya

berpencar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas beberapa individu

atau kumpulan individu. Walaupun cenderung untuk selalu membentuk vegetasi

murni, terdapat juga jenis lain yang berasosiasi seperti Halophila ovalis,

Cymodocea serrulata, C. rotundata, Thalassia hemprichii dan Syringodium.

isoetifolium (den Hartog, 1970). Di rataan terumbu Pulau Pari, E. acoroides

ditemukan dalam kelompok murni atau bersama-sama dengan T. hemprichii dan

H. ovalis (Kiswara, 1992). Menurut den Hartog (1970) Enhalus acoroides dapat

dikelompokkan ke dalam taksa sebagai berikut:

Divisio: Angiospermae

Classis: Liliopsida

Ordo: Hydrocharitales

Familia: Hydrocharitaceae

Genus: Enhalus

Species: Enhalus acoroides

Page 19: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

6

Gambar 1. Habitus Enhalus acoroides yang memperlihatkan bagian-bagian tumbuhan

C. Reproduksi Enhalus acoroides

Menurut den Hartog and Kuo (2006), Enhalus acoroides adalah tumbuhan

berumah dua (dioecious) dan mampu bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Enhalus acoroides dilaporkan berbunga sepanjang tahun (den Hartog, 1970).

Reproduksi seksual terjadi di kolom air (hydrophilous pollination). Serbuk sari

dilepaskan ke kolom air untuk kemudian disebar oleh arus. Proses penyerbukan

tersebut dikontrol oleh pasang surut (King, 1981). Reproduksi secara seksual

umumnya terjadi pada saat lamun menempati habitat yang baru. Penyebaran

horizontal selanjutnya lebih banyak terjadi secara vegetatif.

D. Penyimpanan Bibit/Biji

Penyimpanan buah perlu dilakukan karena jarak antara lokasi pengambilan

bibit lamun dengan lokasi pembibitan tidak selalu berdekatan. Perbedaan waktu

antara pengambilan dan penanaman biji lamun bisa bervariasi, dari hanya

berselang kurang dari satu jam hingga sampai hitungan hari. Selain itu, bila

upaya restorasi dalam skala besar menjadi keharusan untuk mengembalikan

Bristle

Buah

Daun

Akar

Tangkai buah

Page 20: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

7

fungsi ekosistem mangrove di suatu daerah, maka ketersediaan bibit lamun

dalam skala besar akan sangat diperlukan.

Salah satu cara untuk menjaga barang organik agar tetap segar dan tidak

mudah busuk adalah dengan menyimpannya pada suhu rendah. Penyimpanan

pada suhu rendah diperlukan untuk mengurangi laju penuaan akibat adanya

pematangan dan pelunakan tekstur serta untuk mengurangi kerusakan akibat

aktifitas mikroba (Muchtadi dan Sugiono, 1992). Penyimpanan dalam refrigerator

dengan suhu yang lebih rendah dari suhu kamar diharapkan dapat menahan laju

pembusukan. Beberapa jenis tanaman yang bibitnya tetap tumbuh meskipun

telah disimpan selama beberapa hari pada suhu rendah, diantaranya adalah

Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Cendana (Santalum album). Kaliandra

masih dapat tumbuh setelah disimpan selama 2,5 tahun pada suhu 4ºC. Buah

dari Rhizophora apiculata yang bijinya telah bergerminasi, masih mampu tumbuh

setelah disimpan selama 4 minggu dalam ruangan ber-AC (Anonim, 2011).

Kemampuan beberapa tanaman untuk tumbuh setelah disimpan dalam suhu

yang lebih rendah dari suhu kamar selama beberapa minggu menjadi dasar

acuan dalam penelitian ini.

E. Parameter Pertumbuhan Enhalus acoroides

1. Salinitas

Salinitas adalah total konsentrasi ion-ion terlarut yang terdapat di perairan

yang dinyatakan dalam satuan per thousand (‰). Nilai salinitas perairan tawar

biasanya kurang dari 0,5‰, perairan payau antara 0,5‰ dan 30‰, dan perairan

laut 30‰–40‰ (Effendi, 1978). Nilai salinitas di daerah pesisir sangat dipenga-

ruhi oleh masukan air tawar dari sungai.

Walaupun toleransi lamun terhadap salinitas berbeda-beda tergantung

jenisnya, sebagian besar memiliki kisaran yang besar yaitu 10-40‰ dengan nilai

Page 21: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

8

optimum 35‰ (Hutomo, 1999). Penurunan salinitas akan menurunkan kemam-

puan fotosintesis (Dahuri, 2001).

2. Suhu

Perubahan suhu lingkungan dapat memengaruhi metabolisme, penyerapan

unsur hara dan kelangsungan hidup lamun. Pada kisaran suhu 25–30°C,

fotosintesis akan meningkat dengan meningkatnya suhu, demikian pula dengan

respirasi (Hutomo, 1999).

Menurut Nontji (1993), pengaruh suhu terhadap sifat fisiologis organisme

perairan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi fotosintesis. Suhu rata-

rata untuk pertumbuhan lamun berkisar antara 24-27oC. Suhu air di bagian

pantai biasanya sedikit lebih tinggi daripada yang berada di lepas pantai. Suhu

air permukaan di perairan nusantara umumnya berada dalam kisaran 28-30°C,

sedangkan pada lokasi yang sering mengalami kenaikan air (upwelling) seperti

Laut Banda, suhu permukaan bisa turun ke 25oC.

3. Nitrat

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan

merupakan nutrien bagi pertumbuhan lamun. Nitrat sangat mudah larut dalam air

dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna

senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi

ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus

nitrogen.

Nitrat dapat digunakan untuk mengelompokkan tingkat kesuburan perairan.

Perairan oligotrofik memiliki kadar nitrat antara 0–5 mg/L, perairan mesotrofik

dengan kadar antara 1–5mg/L, dan perairan eutrofik dengan kadar nitrat berkisar

antara 5–50 mg/L (Effendi, 1978).

Page 22: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

9

F. Metode Pembibitan Biji Lamun

Biji biasanya dikoleksi dari buah yang sudah tua. Untuk memanennya,

buah dipotong dari tangkainya dan dipecah dengan hati-hati. Biji/benih

sebaiknya segera ditanam, baik itu langsung di lokasi restorasi atau di

laboratorium dengan kondisi selalu tersiram oleh air laut yang mengalir

(Thorhaug, 1974).

Menurut McMillan (1981) dan Phillips (1960), ada empat jenis lamun yang

telah terdokumentasi memproduksi semaian dari biji atau benih. Keempat jenis

itu adalah Thalassia testudinum, Halodule wrightii, Syringodium filiforme dan

Ruppia maritima. Meskipun begitu, hanya Thalassia dan Ruppia saja yang

dinyatakan memiliki biji yang cukup bila ditinjau dari sisi kuantitatif untuk

keperluan restorasi (Durako & Moffler 1981; Lewis & Phillips 1980). Thalassia

mempunyai biji yang berkecambah. McMillan (1981) telah mengoleksi biji yang

berkecambah dari Halodule dan Syringodium dari pulau-pulau kecil di Florida,

tetapi jumlahnya tidak mencukupi untuk melakukan restorasi dalam skala besar.

Biji Thalassia dengan skala luas dapat tersedia untuk daerah Selatan Florida

(Lewis & Phillips, 1980).

Pembenihan secara langsung dengan benih Thalassia telah dilakukan oleh

Thorhaug (1974). Penanaman langsung dari biji yang dikoleksi telah dilakukan di

Teluk Biscayne dan pulau-pulau kecil di Florida dalam skala besar (Lewis et al.

1982), tetapi kurang sukses. Untuk jenis Ruppia maritima, sampai saat ini belum

ada laporan yang menggunakan biji untuk restorasi. Menurut Thorhaug (1974),

sampai saat ini pengetahuan mengenai teknik pembenihan lamun masih sangat

sedikit, sehingga penanaman dengan biji tidak direkomendaskan untuk

penanaman lamun. Hal lain yang menjadi alasan adalah, ukuran biji atau benih

yang sangat kecil sehingga mudah terbawa air. Selain itu, kecepatan

perkecambahan dan pertumbuhannya biasanya sangat rendah.

Page 23: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

10

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama dua bulan dimulai pada bulan November

2012 hingga Januari 2013, bertempat di Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu

Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Pengambilan biji lamun dan media substrat penanaman dilakukan di

perairan Pulau Barranglompo Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pulau

Barranglompo terletak sekitar 12 kilometer sebelah barat Kota Makassar dan

berada di kawasan Kepulauan Spermonde.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada saat pengambilan substrat berupa pasir laut di

lapangan, yaitu skop dan kemudian substrat yang diperoleh dimasukkan

kedalam karung. Beberapa peralatan yang digunakan pada pengambilan buah

lamun di lapangan, yaitu kantong sampel untuk menyimpan buah lamun. Untuk

penyemaian biji lamun di laboratoium, digunakan wadah (botol aqua 330ml)

untuk menyimpan media tumbuh, akuarium dengan sistem resirkulasi sebagai

tempat penyemaian, mistar untuk mengukur pertumbuhan lamun,

handrefractometer untuk mengukur salinitas air dan thermometer air raksa untuk

mengukur suhu ruangan, suhu refrigerator dan suhu air di dalam akuarium.

Refrigerator digunakan untuk menyimpan buah lamun pada suhu 1°C -10°C

sebelum ditanam. Gunting digunakan untuk memotong wadah dan besi pelubang

digunakan untuk melubangi wadah.

Page 24: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

11

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi studi literatur untuk membantu dalam proses

penyusunan metode penelitian, konsultasi dengan pembimbing, survei awal

kondisi lamun di lapangan untuk mengetahui lokasi pengambilan sampel, serta

mempersiapkan alat-alat yang digunakan selama penelitian di lapangan dan

laboratorium.

2. Persiapan Akuarium Sebagai Tempat Penyimpanan Media Tumbuh

Akuarium sebanyak tujuh buah dibersihkan dengan menggunakan air

tawar. Akuarium kemudian diisi dengan air laut yang tersirkulasi dengan volume

air dalam 1 akuarium sebanyak 34 liter. Ukuran akuarium 39cm x 29cm x 35cm

(Lampiran 11).

3. Persiapan Media Tumbuh dan Substrat Untuk Pembibitan Biji Lamun Enhalus acoroides.

Media tumbuh disiapkan (botol aqua 330ml) sebanyak 192 buah. Bagian

atas botol tersebut dipotong menggunakan pisau atau gunting, kemudian di

lubangi setiap sisi botol menggunakan besi berdiameter 1mm. Substrat yang

diambil dari lapangan kemudian dibersihkan dengan menggunakan air tawar

untuk menghilangkan organik yang masih tertinggal dalam sedimen, lalu dijemur

di bawah sinar matahari. Wadah berupa botol aqua yang telah disiapkan,

kemudian dibersihkan, lalu diisi dengan substrat yang telah kering. Wadah

kemudian diletakkan di dalam akuarium yang airnya terganti 100% setiap 30

menit.

4. Pengambilan Buah Lamun Enhalus acoroides.

Buah lamun yang sudah matang dipetik sebanyak 32 buah, kemudian

dibersihkan dengan menggunakan air laut agar pasir yang menempel pada buah

lamun hilang. Lamun yang telah bersih dimasukkan ke dalam kantong sampel

Page 25: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

12

kemudian dibawa ke Laboratorium Biologi Laut. Buah lamun kemudian dibagi ke

dalam 2 kelompok berdasarkan tempat penyimpanan. Satu kelompok disimpan

di dalam refrigerator bersuhu 1°C-10°C dan kelompok lainnya disimpan di

ruangan laboratorium dengan suhu rata-rata 27°C -30°C (suhu kamar).

Gambar 2. Buah dan biji lamun Enhalus acoroides yang masih segar

5. Penandaan Biji Lamun

Setiap wadah penanaman diberi label dengan kode nama, lama

penyimpanan dan suhu penyimpanan yang berbeda. Untuk lama penyimpanan

digunakan kode angka 2, 5, 8, dan 11 yang melambangkan lamanya

penyimpanan dalam hari. Untuk pelabelan suhu penyimpanan, digunakan kode

huruf refrigerator (R) dan suhu kamar (K). Biji lamun menggunakan kode B1-B24

(Lampiran 7).

6. Penanaman Biji Lamun Enhalus acoroides di Media Tumbuh.

Buah lamun yang disimpan dalam refrigerator dan pada suhu ruangan

dikeluarkan berdasarkan lama waktu penyimpanan (2, 5, 8, dan 11 hari). Biji

lamun kemudian dilepas dari buahnya, lalu dari masing-masing kelompok diambil

biji yang ukuranya hampir sama. Biji yang memiliki diameter yang hampir sama

Page 26: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

13

kemudian ditanam pada media yang telah disiapkan. Untuk penanaman biji

lamun dilakukan secara bertahap sesuai dengan lama penyimpanan buah.

7. Pengukuran Pertumbuhan Bibit Lamun Enhalus acoroides

Setiap dua hari selama dua bulan, pertumbuhan semaian lamun diukur.

Pengukuran pertumbuhan semaian lamun meliputi jumlah daun, lebar dan

panjang daun. Pengukuran panjang dan lebar daun dilakukan dengan menggu-

nakan mistar 30cm.

D. Pengukuran Parameter Kualitas Air.

1. Salinitas

Untuk mengukur salinitas air, satu tetes air diambil dari akuarium pembibit-

an, lalu diteteskan pada kaca Handrefractometer. Dengan bantuan cahaya,

penunjukan salinitas sampel air laut lalu dibaca.

2. Suhu

Thermometer air raksa digunakan dalam mengukur suhu air. Ujung

Thermometer dicelupkan ke dalam akuarium pembibitan selama beberapa menit.

Nilai penunjukan air raksa kemudian dicatat.

3. Nitrat

Sebanyak 300ml air diambil dari dalam akuarium pembibitan, kemudian

disaring dengan menggunakan kertas whatman 0,45μm. Air yang telah disaring

kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5ml, lalu dimasukkan ke

dalam tabung reaksi. Ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan

burcin sebanyak 0,5ml lalu diguncang agar tercampur rata. Ke dalamnya

kemudian ditambahkan 5ml asam sulfat pekat lalu diguncang kembali. Tabung

reaksi kemudian didiamkan hingga dingin. Kadar nitrat yang terkandung dalam

air kemudian diukur dengan mengunakan spektofotometer DREL 2800 dalam

satuan mg/L pada panjang gelombang 420nm. Kandungan nitrat yang tertera

Page 27: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

14

pada layar spektofotometer DREL 2800 kemudian dicatat. Larutan blanko dibuat

dari aquades sebanyak 5ml.

4. Fosfat

Sebanyak 25-50ml air sampel dari akuarium pembibitan disaring dengan

menggunakan kertas saring whatman 0,45μm atau yang setara. Air sampel yang

telah disaring diambil 2ml dengan menggunakan pipet kemudian dimasukkan ke

dalam tabung reaksi. Kedalamnya kemudian ditambahkan larutan H3BO3 1%

sebanyak 2ml lalu diaduk. Kemudian ditambahkan larutan pengoksida phosphat

(campuran antara asam sulfat 2,5 M, asam ascorbic & ammonium molybdate)

sebanyak 3ml lalu diaduk, kemudian didiamkan selama 1 jam agar terjadi reaksi

yang sempurna. Kadar fosfat yang terkandung dalam air kemudian diukur

dengan menggunakan spektrofotometer DREL 2800 dalam satuan mg/L pada

panjang gelombang 420nm. Kandungan fosfat yang tertera pada layar

spektofotometer DREL 2800 kemudian dicatat.

E. Pengolahan Data

Pertumbuhan daun lamun dilihat dengan mengukur panjang daun dari

pangkal daun sampai pada ujung daun menggunakan mistar berskala 1mm.

Merujuk Supriadi et al (2006), laju pertumbuhan daun lamun dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P : Laju pertumbuhan (panjang dan lebar) daun lamun (mm)

Lt : Panjang dan lebar akhir daun lamun (mm)

Lo : Panjang dan lebar awal daun lamun (mm)

: Lama atau waktu pengamatan (hari)

Survival rate lamun dihitung dengan menggunakan rumus (Effendie, 1978):

Page 28: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

15

SR = Nt

x 100% No

Keterangan

SR = Survival rate

Nt = jumlah biji lamun yang masih tumbuh pada akhir penelitian

No = jumlah biji lamun yang ditanam

F. Analisis Data

Untuk membandingkan pertumbuhan semaian (ukuran tegakan) di

laboratorium dengan perlakuan lama penyimpanan biji dan suhu penyimpanan,

digunakan analisis varians two-way ANOVA. Data kualitas air selanjutnya akan

digunakan untuk menunjang hasil analisis yang didapatkan.

Page 29: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Semaian Lamun Enhalus acoroides

1. Pertumbuhan Panjang Daun Lamun Enhalus acoroides pada Lama Penyimpanan dan Suhu yang Berbeda.

Pertumbuhan panjang daun semaian lamun Enhalus acoroides ditemukan

berbeda, tergantung suhu dan lama penyimpanannya. Biji yang berasal dari

buah yang disimpan pada suhu kamar tumbuh lebih baik dibandingkan dengan

biji yang berasal dari buah yang disimpan dalam refrigerator (Gambar 3).

Gambar 3. Rata-rata laju pertumbuhan panjang daun lamun Enhalus acoroides yang disimpan pada suhu berbeda

Hal sama terlihat pada laju pertumbuhan panjang daun semaian Enhalus

acoroides (Gambar 3). Laju pertumbuhan daun yang lebih tinggi ditemukan pada

semaian yang berasal dari biji yang disimpan pada suhu kamar dibandingkan

dengan semaian yang berasal dari biji yang disimpan pada suhu refrigerator

(Gambar 3).

Rata-rata pertambahan panjang daun lamun Enhalus acoroides yang

disimpan pada suhu kamar dengan lama penyimpanan 2 hari yaitu ±

Page 30: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

17

2,49mm/hari, lama penyimpanan 5 hari yaitu ± 2,08mm/hari, lama penyimpanan

8 hari yaitu ± 0,40mm/hari dan lama penyimpanan 11 hari yaitu ± 0,08mm/hari.

Sedangkan rata-rata pertambahan panjang daun lamun Enhalus acoroides yang

disimpan pada suhu refrigerator dengan lama penyimpanan 2 hari yaitu ± 1, 86

mm/hari, lama penyimpanan 5 hari yaitu ± 0,01mm/hari. Lama penyimpanan 8

dan 11 hari, tidak lagi menghasilkan biji yang tumbuh menjadi semaian. Hasil ini

menunjukkan bahwa suhu refrigerator (1°C-10°C) justru menghambat dan

bahkan merusak biji lamun sehingga tidak dapat lagi tumbuh dan menjadi

semaian.

Gambar 4. Pola pertumbuhan panjang daun lamun Enhalus acoroides

Hal ini tidak sejalan dengan hasil yang didapatkan sebelumnya pada

semaian mangrove yang mampu bertahan pada penyimpanan bersuhu rendah

(ruangan ber-AC). Seperti halnya mangrove, biji lamun E. acoroides telah

bergerminasi saat masih berada di dalam buah. Biji bergerminasi dengan

memanfaatkan cadangan makanan dari kandung lembaga sebagai sumber

energi untuk tumbuh. Buah (yang di dalamnya terkandung biji) yang disimpan

pada suhu rendah akan memengaruhi kualitasnya, karena kadar air dari biji akan

sangat berkurang bila disimpan pada suhu rendah (1°C-10°C). Kadar air menjadi

Page 31: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

18

salah satu faktor penentu suksesnya biji untuk berkecambah. Berkurangnya

kadar air dalam biji akan menyebabkan biji dehidrasi dan akhirnya akan

menurunkan kemampuannya untuk tumbuh.

Hasil uji statistic two-way ANOVA juga membuktikan bahwa biji lamun E.

acoroides yang telah berkecambah dan disimpan pada suhu dan lama

penyimpanan yang berbeda, hasilnya berbeda nyata (p<0,05) (Lampiran 2).

Suhu dan lama penyimpanan buah lamun Enhalus acoroides sangat

berpengaruh pada pertumbuhan panjang daun lamun. Semaian buah lamun

lebih banyak tumbuh pada suhu kamar pada panyimpanan 2 dan 5 hari

dibandingkan pada suhu refrigerator.

Kualitas air tetap terjaga selama penelitian sehingga dianggap tidak

berpengaruh nyata terhadap hasil yang dicapai. Parameter pendukung dalam

pertumbuhan lamun adalah suhu, salinitas, nitrat dan fosfat. Kisaran suhu

akuarium adalah 27ºC–29ºC (Lampiran 8) . Dari pengukuran faktor fisika dan

kimianya dapat disimpulkan bahwa suhu air pada akuarium yang berbeda masih

relatif stabil dan masih dalam kondisi suhu optimal. Ditambahkan lagi, kisaran

suhu untuk pertumbuhan lamun adalah 28ºC–30ºC (Nontji, 1993).

Rata-rata pengukuran salinitas air akuarium selama penelitian berlangsung

adalah 30-31‰ (Lampiran 8). Hal ini berarti bahwa salinitasnya masih memenuhi

syarat untuk pertumbuhan lamun. Hutomo (1999) menjelaskan bahwa lamun

memiliki kemampuan toleransi yang berbeda terhadap salinitas, namun sebagian

besar memiliki kisaran yang lebar yaitu 10-40‰.

Pengukuran kadar nitrat di kolom air selama 3 kali pengukuran tergolong

tinggi. Kadar nitrat air berkisar antara 1,99mg/L-3,19mg/L. Kadar nitrat pada

penelitian ini tergolong baik untuk pertumbuhan lamun (Boyd, 1989). Kadar

fosfat air pada saat penelitian berkisar antara 1,47mg/L-1,69mg/L. Kisaran kadar

fosfat air di akuarium masih tergolong baik (Boyd, 1989).

Page 32: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

19

2. Lebar Daun Lamun Enhalus acoroides

Pertambahan rata-rata lebar daun lamun Enhalus acoroides yang

disemaikan pada suhu dan lama penyimpanan yang berbeda (Gambar 5).

Gambar 5. Rata-rata laju pertumbuhan lebar daun lamun Enhalus acoroides yang disimpan pada suhu yang berbeda

Uji two-way ANOVA terhadap laju pertambahan lebar daun semaian lamun

E. acoroides yang bijinya berasal dari buah yang disimpan pada suhu kamar dan

refrigerator terhadap lama penyimpanan yang berbeda menunjukkan perbedaan

yang nyata (p<0,05) (Lampiran 3). Rata-rata pertambahan lebar daun lamun

Enhalus acoroides yang disimpan pada suhu kamar dengan lama penyimpanan

2 dan 5 hari sama yaitu ± 0,09 mm, penyimpanan 8 hari ± 0,04mm dan

penyimpanan 11 hari ± 0,01 mm (Gambar 5). Sedangkan rata-rata pertambahan

lebar daun dari buah yang disimpan pada suhu refrigerator adalah ± 0,08mm

pada penyimpanan 2 hari, sedangkan pada penyimpanan 5 hari sampai dengan

11 hari tidak terjadi pertambahan. Pertambahan lebar daun pada penyimpanan

suhu kamar lebih besar dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu

refrigerator. Sehingga penyimpanan buah lamun Enhalus acoroides untuk

pembibitan lebih cocok pada suhu kamar.

Page 33: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

20

3. Jumlah Daun Lamun Enhalus acoroides

Rata-rata jumlah daun dari buah lamun yang disimpan pada suhu kamar

untuk lama penyimpanan 2 hari sama dengan semaian yang disimpan di

refrigerator (2-5 helai daun). Perbedaan tampak pada penyimpanan lima hari.

Pada semaian dari biji yang disimpan pada suhu kamar, jumlah daunnya 2-5

helai, sedangkan penyimpanan pada refrigerator jumlah daun hanya 2-3 helai

saja. Jumlah daun untuk penyimpanan 8 dan 11 hari pada suhu kamar adalah 1-

4 helai. Pada penyimpanan refrigerator dengan lama penyimpanan 8 dan 11 hari,

tidak terdapat jumlah daun dikarenakan biji lamun Enhalus acoroides yang

ditanam tidak tumbuh (Lampiran 1).

Suhu dan lama penyimpanan sangat memengaruhi pertumbuhan semaian

lamun. Penyimpanan buah E. acoroides pada suhu kamar dapat mempertahan-

kan kemampuan tumbuh biji. Bila disimpan pada suhu refrigerator, daya tumbuh

akan berkurang setelah disimpan selama lima hari dan akhirnya tidak akan

tumbuh bila disimpan lebih lama.

B. Survival Rate

Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) semaian lamun E. acoroides

sangat bergantung pada suhu penyimpanan buah lamun dan lama waktu

penyimpanannya.

Page 34: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

21

Gambar 6. Survival rate (%) yang buahnya disimpan pada kondisi suhu dan lama penyimpanan yang berbeda

Dari 96 biji yang disimpan untuk masing-masing perlakuan suhu, hanya 25

benih (26,05%) yang disimpan di refrigerator dan 67 benih (69,8%) yang

disimpan pada suhu kamar, yang masih mampu tumbuh. Semakin lama biji

lamun disimpan, availabilitasnya untuk tumbuh semakin kecil (Gambar 6,

Lampiran 6). Hal ini dapat dimengerti, karena biji E. acoroides tidak termasuk ke

dalam kelompok biji yang mengalami dormansi. Biji lamun jenis ini telah

bergerminasi saat masih berada di dalam buah atau dikenal sebagai tumbuhan

viviparous, sehingga yang disimpan sebenarnya adalah benih yang sudah

bergerminasi.

Benih yang sedang bergerminasi membutuhkan air yang cukup untuk

menjamin berlangsungnya metabolisme yang dibutuhkan untuk tumbuh.

Membiarkannya disimpan dengan kondisi tetap berada di dalam perlindungan

kulit buah ternyata tidak cukup untuk menjaga agar benih tetap dalam kondisi

baik. Hal ini dapat dilihat pada warna biji setelah disimpan beberapa waktu di

dalam refrigerator. Biji yang tadinya hijau licin (Gambar 2) berubah menjadi kisut

kehitaman (Gambar 7A).

Page 35: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

22

Gambar 7. (A) kondisi buah/biji yang disimpan pada suhu refrigerator, (B) kondisi buah/biji yang dismpan pada suhu kamar

C. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Pertumbuhan Lamun Enhalus acoroides

Kondisi buah yang disimpan pada suhu kamar lebih segar jika

dibandingkan dengan buah yang disimpan pada suhu refrigerator, walaupun kulit

buah yang disimpan pada suhu kamar ditumbuhi jamur. Akan tetapi, biji yang

berada di dalamnya tidak rusak (Gambar 7).

Gambar 8. Selaput bening menempel pada biji lamu Enhalus acoroides

Semakin lama buah disimpan akan mempengaruhi kualitas buah/biji itu

sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya selaput berwarna bening menyerupai

jel yang menempel pada biji. Biji yang disimpan di dalam refrigerator setelah

beberapa hari penanaman muncul selaput seperti jel (Gambar 8). Hal ini mungkin

disebabkan karena perbedaan suhu penyimpanan biji (refrigerator) dengan suhu

pada saat ditanam (air di dalam akuarium), sehingga biji harus beradaptasi untuk

tetap tumbuh.

Page 36: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

23

Gambar 9. (A) Biji yang mati dan terapung di atas permukaan air, (B) Biji yang mati di akhir penelitian

Pada akhir penelitian, kondisi biji yang sudah mati beberapa diantaranya

menghitam dan kemudian hancur. Biji yang telah mati tersebut biasanya

ditemukan terapung di permukaan air.

A B

Page 37: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

24

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa suhu dan lama

penyimpanan buah lamun Enhalus acoroides sangat memengaruhi pertumbuhan

lamun. Biji yang berada di dalam buah lamun Enhalus acoroides yang disimpan

hingga lima hari pada suhu kamar, masih dapat tumbuh dengan baik.

B. Saran

Perbedaan suhu yang dilakukan pada penelitian ini sangat ekstrim (1oC

dan 30oC). Perlu dilakukan upaya penyimpanan dengan menggunakan suhu

yang mampu mengurangi laju pertumbuhan jamur, namun tidak menyebabkan

buah/biji mengalami dehidrasi yang terlalu besar. Di aspek lain, perlu dilakukan

penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidupnya di

lapangan, untuk membandingkan hasil antara semaian yang disimpan dalam

suhu refrigerator dan suhu ruangan.

Page 38: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

25

DAFTAR PUSTAKA

Azkab, M.H., 1988. Pertumbuhan dan Produksi Lamun Enhalus acroides Dirataan Terumbu Pari Pulau Seribu. Dalam : P3O-LIPI, Teluk Jakarta : Biologi, Budidaya, Oseanografi, Geologi, dan Perairan. Balai Penelitian Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi-LIPI, Jakarta.

Azkab, M.H., 1999. Petunjuk Penanaman Laut. Oseana, Volume XXIV, Nomor 3:11-25

Anonim, 2011. Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor-indonesia.

Boudouresque, C. F., G. Bernard, G Pergent, A. Shili, and M. Verlaque. 2009. Regression of Mediterranian seagrasses caused by natural processes and anthropogenic disturbances and stress: a critical review. Botanica Marina 52:391-418.

Boyd, C.E. 1989. Water quality Management in Ponds for Aquaculture Albama. Agriculture Experiment Statiun Auburn. Universitas Albama. USA.

Dahuri, R., 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Dahuri, R., 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Den Hartog, C. dan Kuo, J. 2006. Seagrasses Morphology, Anatomy, and Ultrastructur. In :Larkum, A. W. , Orth R.J. and Duarte, C. M. (Eds), Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. Springer, The Netherlands, pp 51-87.

Den Hartog, C. (1970). "Seagrasses of the World" North Holland Publishing c o. , Amsterdam, London pp. 272 .

Durako, M.J. and M.D. Moffler 1981. Variation in Thalassia testudinum seedling growth related to geographic origin. In: Proc.8th Ann.Conf. Wetlands Restoration and Creation. (R.H. Stovall, ed.). Hillsbrough Community Colege, Tampa, Florida, p.132-154

Effendi, H., 1978. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogyakarta. Kanisius.

Green, E. P., and Short,F.T 2003. World Atlas of seagrass.Universitu of California Press, Barkele, USA, 286 pp.

Hemminga, M.A and Duarte, C.M 2000.Seagrass Ecology: An Introduction. Cambridge University Press, Combridge, 298 pp.

Hutomo, M. 1999. Proses Peningkatan Nutrient Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Lamun. LIPI.

Page 39: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

26

King, R.J. 1981. Marine Angiosperms: Seagrass. In Clayton, M.C and King, R.J. Marine Botany. An Australasian Perspective. Logman-Cheshire, Melbourne.

Kiswara, W. 1992. Vegetasi Lamun (Seagrass) di Rataan Terimbu Pulau Pari, Pulau-Pulau Seribu, Jakarta. Oseanologi di Indonesia 25:31-49

Kiswara, W. 1992. Community Structure and Biomass Distribution of Seagrass at Banten Bay, West Java, Indonesia

Lewis, R.R., R.C. Phillips 1980. Occurance of seeds and seedlings of Thalassia testudinium Banks ex Koning in The Florida Keys (USA). Aquat.Bot. 9:377-380.

Lewis, R.R., R.C. Phillips. D.J. Adamek and J.C. Cato 1982. Final report, seagrass revegetation studies in Monroe Country. Florida Oept. of Transportation. Tahllassae, Florida, 95p.

McMillan, C 1981. Seed reserves and seed germination fot two seagrass, Halodule wrightii and Syringodium filiforme, from the western Atlantik. Aquat ,Bot, 11: 279-296

Menez, E.G.,R.C. Phillips danH.P.Calumpong. 1983. Sea Grass from the Philippines. Smithsonian Cont. Mar. Sci. 21. Smithsonian Inst. Press, Washington.

Muchtadi, T.R. dan Sugiono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Odum, E. p., 1997. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada Uniiversitas Press. Jogjakarta.

Phillips, R. C. 1960. Observation on the ecology and distribition of the florida seagrasses. Prof.Pap.Ser.No.2.St.Bd.consery.Mar.Res.Lab.st.Petersburg, Florida, 72p

Supriadi, 2003. Produktivitas Lamun Enhalus acoroides(Linn. F) Royle dan Thalassia hemprichii (Ehrenb). Ascherson di Pulau Barranglompo Makassar. Tesis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.Bogor.

Thomlinson, P.B. 1974. Vegetative morphology and meristem dependence - the Foundation of Productivity in seagrass. Aquaculture 4: 107-130.

Thorhaug, A. and C.B. Austin 1974. Restoration of seagrass with economic analysis. Env. Conserv. 3 (4) : 259-257.

Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A and Moosa, M.K 1997. The Ecology of The Indonesian Seas Part Two. Periplus Edition. Singapore.

Page 40: JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU · PDF filePuang Tola, Puang Juhra, Puang Ummi, Puang Haya) atas kasih sayang yang diberikannya selama ini. ... bantuan dan do’anya selama 2 bulan

27

Wood, E. J. F. , W.E. Odum and J. C. Zieman. 1969, Influence of the seagrasses on the productivity of coastal lagoons, laguna Costeras. Un Simposio Mem. Simp. Intern. U.N.A.M. - UNESCO, Mexico,D.F., Nov., 1967. pp 495 - 502.