Ana Cahayani Kajian Matan dan Syarah Hadis tentang Persatuan
JURUSAN EKONOMI SYARAH FAKULTAS EKONOMI DAN ...repository.uinjambi.ac.id/1452/1/AHMAS...
Transcript of JURUSAN EKONOMI SYARAH FAKULTAS EKONOMI DAN ...repository.uinjambi.ac.id/1452/1/AHMAS...
1
KONSISTENSI PEMASARAN BERBASIS KUALITAS DALAM
PERSAINGAN PENJUALAN KOPI YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KOPI
(STUDY KASUS GHONA COFFE)
SKRIPSI
AHMAS MULIADI
NIM: EES150577
DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Subhan, M.Ag Drs. H. Muhsin Ruslam, MA
JURUSAN EKONOMI SYARAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
2
3
4
5
MOTTO
Artinya : Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan
siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari
sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur
kepada-Nya. (Q.S Al- Qasas :73)1
1 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama
6
PERSEMBAHAN
Dengan Rahmat Allah SWT
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayahandaku H.Ahmad dan Ibundaku H.
Masumi yang sangat kuhormati, kubanggakan dan kusayangi yang telah mendidik
serta memberikan semangat dan kasih sayang yang luar biasa dan doa-doa yang
selalu dipanjatkan untuk penulis.
Kepada kakak, abang dan adik-adikku yang sangat kusayangi.
Dan juga ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Dosen pembimbing
I Prof. Dr. Subhan, M.Ag dan Dosen Pembimbing II Drs. H. Muhsin Ruslan,
M.Ag
Sahabat-sahabatku Ekonomi Syariah Angkatan 2015, Sahabat Rumah Tangga
Harmonis, dan kawan – kawan yang selalu mendukung yang selalu bersama-sama
dalam suka maupun duka untuk dapat menyelesaikan perkuliahan ini dan telah
banyak memberikan semangat hingga skripsi ini selesai.
Semoga semua kebaikan ini menjadi amal baik dan mendapat pahala dari Allah
SWT. Aamiin yaa rabbal‟alaamiin.
7
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Konsistensi Pemasaran Berbasis Kualitas Dalam Persaingan Penjualan Kopi Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Kopi (Study Kasus Ghona Coffe) dan untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari pengusaha kafe
kopi. Nilai tambah menjadi sangat penting dalam meningkatkan pendapatan
pengusaha. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah adalah melalui
konsistensi pemasaran kualitas produk, pelayanan. Penelitian ini dilakukan
dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan cara
wawancara ,observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsistensi pemasaran berbasis produk hanya diminati oleh
orang yang benar – benar penikmat kopi kemudian yang paling penting adalah
kualitas pelayanan dan fasilitas kafe. Kata Kunci : Kualitas, Konsumen, Kopi, Produk, Pealayanan.
8
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah
memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis haturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Konsistensi Pemasaran Berbasis Kualitas Dalam
Persaingan Penjualan Kopi Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Dalam Pembelian Kopi (Study Kasus Ghona Coffe) “ Adapun tujuan dari
penyusunan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir yang menerapkan syarat untuk
meraih gelar sarjana jenjang Strata 1 Jurusan Ekonomi Syariah pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam
penyusunan skripsi ini, tidak luput dari keterbatasan dan kekurangan. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanapa adanya
dukungan, usaha dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya penulis menghaturkan terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada
kedua orang tuaku tercinta Ayahanda H. Ahmad dan ibunda Hj. Masumi yang
tidak pernah lelah memberikan do’a, dukungan,semangat, cinta dan kasih sayang.
Berikut ucapan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag dan Bapak
Drs. H. Muhsin Ruslan selaku pembimbing I dan II saya. Selaku kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A Selaku Rektor UIN Sultha Thaha
Saifuddin Jambi
9
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah,SE., M.EI, selaku Wakil Dekan I bidang
Akademik dan Perkembangan Lembaga.
4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, selaku Wakil Dekan II bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.
5. Ibu Dr. Halimah Djafar, M.Fil.I selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Luar.
6. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE.,
M.E.Sy selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten, dan seluruh Civitas Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan demi perbaikan skripsi ini
kepada Allah SWT kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita
memohon kemaafannya, semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah
SWT.
Jambi, November 2019
Penulis
Ahmas Muliadi
NIM:EES.150577
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................. ii
NOTA DINAS .............................................................................................. iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR .............................................................. iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
...................................................................................................................viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
E. Batasan Masalah................................................................................. 8
F. Landasan Teori .................................................................................. 8
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 29
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 39
B. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 39
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 40
11
D. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 45
BAB III : GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Latar Belakang Berdinya Ghona Coffe ............................................. 47
B. Lokasi Ghona Coffe .......................................................................... 48
C. Varian Menu ...................................................................................... 48
D. Responden Ghona Coffe .................................................................... 50
E. Struktur Pegawai Ghona Coffe .......................................................... 52
F. Visi dan Misi Ghona Coffe ................................................................ 53
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pemasaran Kualitas Kopi Caffe Ghona Coffe ...................... 54
B. Proses Memilih Kualitas Kopi ........................................................... 54
C. Kepuasan Konsumen terhadap tingkat kepuasan kualitas kopi Kafe
Ghona Coffe ....................................................................................... 57
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 60
B. Saran .................................................................................................. 61
C. Kata Penutup ..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan persaingan global dan dinamika selera pasar, menyebabkan
kemampuan bertahan bagi perusahaan merupakan sesuatu yang penting agar
mereka dapat bersaing dalam pasar dan menghindari predator pemangsa.
Perusahaan memiliki kesempatan untuk sukses dengan penciptaan produk baru
atau berisiko gagal dalam bisnis. Pengembangan produk baru, penting untuk
mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bagi semua perusahaan. Kinerja produk
baru yang baik akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan2.
Dalam kehidupan masyarakat yang maju, hampir kita tidak dapat
menemukan perindustrian yang hidup tanpa persaingan. Di Indonesia, keinginan
dan kesungguhan negara untuk menciptakan iklim industri yang sehat telah
dilakukan dengan memberlakukan undang-undang tentang larangan praktek
monopoli dan persaingan industri tidak sehat yakni Undang-undang Nomor 5
Tahun 1999 yang dikeluarkan pada tanggal 5 Maret 1999, dan berlaku efektif satu
tahun kemudian.Dengan demikian, persaingan dalam perniagaan adalah hal
yangwajar. Kegiatan perniagaan3. dalam pandangan Islam merupakan kelaziman
tuntutan yang memiliki dimensi ibadah.
2Soviadi Nor Rachman, “Analisis Pengaruh Keunggulan Produk, Reputasi Perusahaan Dan
Asosiasi Merek Terhadap Kesuksesan Produk Baru Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Kasus
pada Outlet Penjualan Produk Telkomflexi di Semarang)”. (Semarang : Magister Manajemen, Universitas
Diponegoro,2006).
3Gelhorn dan Gunawan, 2000, Seri Hukum Bisnis: “Merger dalam Perspektif Monopoli”(PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta), hal 7.
13
Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mendorong perdagangan dan
perniagaan, dan Islam menyatakan sikap bahwa tidak boleh ada hambatan bagi
perdagangan dan bisnis yang jujur dan halal yang sesuai dengan etika bisnis
dalam Islam, agar setiap orang memperoleh penghasilan, menafkahi keluarga, dan
memberi sedekah kepada mereka yang kurang beruntung. Sebagaimana Islam
mengatur dan mempengaruhi semua bidang kehidupan lainnya, demikian pula ia
mengatur etika persaingan industri dan pernigaan yang sesuai dengan Islam. Islam
mewajibkan para pengindustri dan pedagang untuk berbuat adil, jujur dan amanah
demi terciptanya kebahagiaan manusia (falah) dan kehidupan yang baik yang
sangat menekankan aspek persaudaraan, keadilan, sosial ekonomi, dan
pemenuhan kebutuhan spiritual umat manusia.4Rasulullah saw adalah pebisnis
yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat
parapelanggan mengeluh. Beliau sering menjaga janjinya dan menyerahkan
barang–barang yang di pesan dengan tepat waktu. Rasulullah saw pun senantiasa
menunjukan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dalam
berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis
modernyaitu kepuasan pelanggan, pelayanan yang unggul, kemampuan, efisiensi,
transparan, persaingan yang sehat dan kompetitif. Persaingan yang positif dan
kompetitif yang di lengkapi dengan daya saing yang tinggi seperti daya saing
harga, daya saing kualitas, daya saing pemasaran, dan daya saing jaringan kerja
menjadi pendorong bagi perindustrian yang sudah lama berdiri maupun yang baru
bemunculan untuk menguasai pasar dan menjadi leader market.
4Latifa M. Algaoud dan Mervyn, 2005,” Perbankan Syari‟ah” (PT. Serambi Ilmu Semesta,
Jakarta), hal 45.
14
Kegiatan pemasaran menjadi tolak ukur suatu perusahaan dalam proses
penyampaian produk kepada pelanggan serta pencapaian tujuan perusahaan
berupa penjualan produk yang optimal. Sebelum meluncurkan produknya
perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh
konsumen. Sehingga sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus
selalu dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan kemudian konsumen
akan memutuskan membeli produk tersebut. Dan pada akhirnya tujuan perusahaan
yaitu memperoleh laba akan tercapai. Promosi sebagai salah satu cakupan bauran
pemasaran yang penting dalam memasaran barang atau jasa yang dihasilkan
perusahaan dan juga sebagai suatu cara memberikan informasi kepada masyarakat
tentang barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Promosi merupakan suatu bentuk dari komunikasi pemasaran, yaitu
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi,
membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya
agar konsumen bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produknya yang
ditawarkan perusahaan 5. Dengan promosi penjualan, perusahaan dapat
mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari
produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik
untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam
manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang
5Tjipitono, 2002, “Manajemen Pemasaran”
15
semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi
tertarik pada produk tersebut.
Harga merupakan sebuah atribut diantara beberapa atribut lain dalam
pengambilan keputusan konsumen. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
persaingan harga dari berbagai merek yang tersedia di pasar, sehingga konsumen
yang sensitive terhadap perubahan harga cenderung akan beralih ke merek lain
yang lebih murah. Namun konsumen yang loyal terhadap merek yang disukainya
mungkin tidak akan beralih ke merek yang lain. Banyak hal yang berkaitan
dengan harga yang melatar belakangi mengapa konsumen memilih suatu produk
untuk dimilikinya.Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar
ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat
kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari
biasanya sehingga lebih ekonomis. Harga memiliki dua peranan utama dalam
proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan
informasi.
Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau kutilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga
dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan
membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga
dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang
dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam "mendidik"
konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas.Hal ini terutama bermanfaat
16
dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk
atau manfaatnya secara objektif.Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga
yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Di Indonesia budaya minum kopi
sendiri sudah berlangsung lama, banyak orang menikmati secangkir kopi di
warung - warung kopi pinggir jalan dengan harga yang relatif murah dengan
kisaran harga Rp.3.000 –Rp.5.000. Namun seiring dengan perkembangan zaman,
kopi dapat dinikmati di kedai kopi yang lebih modern dengan menawarkan
konsep yang berbeda. Menurut berita yang diterbitkan oleh AEKI-AICE (Asosiasi
Eksportir dan Industri Kopi Indonesia), kopi di Indonesia dalam 10 tahu terakhir
terus bergairah dengan semakin bertambah dan meningkatnya produksi kopi
olahan, dan semakin suburnya café dan Coffeee shop di kota - kota besar yang
harganya tergolong mahal akan tetapi menawarkan kualitas kopi olahan terbaik.
Bisnis kedai kopi di Indonesia mulai marak di Indonesia sejak masuknya kedai
kopi asal Seattle, Amerika yaitu Starbucks.
Starbucks Coffeee merupakan salah satu kedai kopi modern yang saat ini
sering dijumpai.Ciri khas dari Starbucks adalah menjual kopi dan minuman
berbasis espresso.Starbucks memfasilitasi para pelanggannya dengan kebutuhan-
kebutuhan yang mengarah pada kebutuhan kaum elit, kenyamanan, serta
keakraban yang membuat betah para konsumen. Setelah kemunculan starbucks
memicu berkembangnya usaha-usaha micro penjualan kopi / Cafe Coffee seperti
Ghona Coffee.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, pada dasarnya
setiap keputusan pembelian konsumen terdapat pengaruh adanya promosi, harga,
17
dan kualitas. Pada penelitian kali ini objek yang akan dibahas adalah Cafe Ghona
Coffee yang berlokasi di Jl. RE Martadinata, Sungai Kambang, Kecamatan
Telanaipura, Kota Jambi. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya bahwa
pemilihan objek ini didasari oleh semakin berkembangkanya kedai / Cafe kopi
(Coffeee shop) di Indonesia.Semakin berkembangnya Coffeee shop ini
menunjukkan bahwa konsumi kopi di Indonesia semakin tinggi dan persaingan
semakin ketat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka judul yang akan diangkat
dalam penelitian ini “Konsistensi Pemasaran Berbasis Kualitas Dalam
Persaingan Penjualan Kopi Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Dalam Pembelian Kopi (Study Kasus Ghona Coffee)”
B. Rumusan Masalah
Dalam melakukan promosi, penetapan harga dan kualitas pelayanan untuk
menghadapi persaingan yang ada sekarang ini, perusahaan menghadapi banyak
hambatan tanggungan dan tidak terkecuali oleh para pesaing lainnya di Indonesia
khususnya dijambi seperti kesiko, clave, domestic, dan masih banyak lainnya.
Berdasarkan permasalan yang ada maka dirumuskan beberapa rumusan masalah
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsistensi kualitas penjualan terhadap keputusan pembelian
konsumen di Ghona Coffee?
2. Bagaimana persaingan berbasis kualitas dalam penjualan kopi
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah :
18
1. Untuk mengetahui konsistensi kualitas penjualan terhadap keputusanpembelian
konsumen di Ghona Coffee.
2. Untuk mengetahui bagaimana persaingan yang berbasis kualitas dalam
penjualan kopi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi penulis
Hasil penulisan ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pegetahuan
penulis megenai kosistensi pemasaran berbasis kualitas dalam persaingan
penjualan kopi
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan
pengetahuan terhadap Mahasiswa/mahasiswi tentang bagaimana konsistensi
pemasaran berbasis kualitas dalam persaingan penjualan kopi
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian yang penulis lakukan ini dapat digunakan oleh perusahaan
sebagai bahan acuan untuk meningkatkan promosi penjualan melalui kualitas
kopi.
4. Bagi pihak lain
Manfaat penelitian ini bagi pihak lain adalah untuk memberi informasi dan
pengetahuan tentang pengaruh konsumen dan nilai ekonomi hiburan malam
bagi remaja, serta dapat memberikan masukan dan refrensi kepada
masyarakat sehingga tidak ikut terpengaruh hal-hal negatif dihiburan malam.
19
5. Sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya
E. Batasan Masalah
Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian dengan memfokuskan pada
kosistensi pemasaran berbasis kualitas dalam persaingan penjualan kopi pada
ghona Coffee.
F. Landasan Teori
1. Konsistensi Penjualan
Istilah konsisten diserap dari kata „Consistent‟ dalam Bahasa inggris yang
diperkirakan muncul sekitar tahun 1570-an. Istilah Cunsistent berasal dari istilah
consistenntem yang berarti berdiri dengan kokoh atau berdiri tegak. Merujuk pada
“Oxford Dictionary” pengertian konsisten adalah tindakan sama yang dilakukan
secara berulang – ulang dari waktu ke waktu, terutama tindakan yang dilakukan
agar adil dan akurat. Konsisten juga diartikan sebagai bakat, standar, maupun efek
yang sama sekali tidak berubah dari waktu ke waktu. Selain itu “Oxford
Dictoary” juga mengartikan konsisten sebagai argument atau ide yang tidak
mengandung kontradiksi sedikitpun.Namun konsisten juga dapat didefinisikan
sebagai sesuatu yang kampatibel atau disepakati berhubungan dengan sesuatu6.
“Cambridge Dictonary” mengartikan konsisten adalah sesuatu yang tidak
berubah atau selalu bertindak atau terjadi secara sama, terutama dalam hal positif.
Selain itu ”Cambridge Dictonari” juga mendefinisikan konsisten sebagai suatu
kesepakatan, atau memiliki kesamaan dengan hal lainnya, atau dapat diartikan
memiliki prinsip yang sama dengan hal lain.
6Ibid 35
20
Konsistensi adalah focus pada suatu bidang yang mana kita tidak akan
berpindah munuju bidang lain sebelum pondasi bidang pertama benar – benar
kuat. Penertian konsisten dalam kewirausahaan adalah kebulatan tekad untuk tetap
terus menjalankan usahanya dalam menghadapi berbagai rintangan yang ada
dimasa kini dan nanti. Seorang wirausahawan tidak akan patah semangat atau
berhenti dari kegiatan wirausahanya ketika dia mengalami kerugian, diapun tidak
akan pernah puas ketika usahanya berhasil, karena bisnis adalah roda kehidupan
yang setiap saat terus berputar tak tentu arah7.
Seringkali dalam menjalankan suatu pekerjaan atau proyek, kita dituntut
untuk bertindak konsisten atau konsistensi diangkat sebagai salah satu kunci
keerhasilan.Contoh konsisten dalam pemasaran produk yang berkualitas adalah
selalu menjual produk terbaik walaupun didapat dengan harga yang relatif mahal.
Bagi pengusaha maupun konsumen yang konsisten terhadap kualitas kopi akan
cenderung membeli produk tersebut walaupun harganya cukup berbeda.
2. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan
perusahaan untukmeningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup
perusahaan tersebut.Disamping kegiatan pemasaran perusahaan juga perlu
mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar
perusahaan berjalan dengan baik.Dalam hal ini perlu diketahui beberapa definisi
pemasaran. Menurut Kotler “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
7Reza M Syarif, 2005, “Konsisten Dalam Hidup” Hlm 128
21
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain”.8
Sedang definisi menurut William J. Stanton, “Pemasaran adalah suatu
sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang memuaskan
keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen
potensial”.Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasayang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial.9
Suatu perusahaan dalam mengembangkan strategi untukmengatasi
ancamaninternal maupuneksternalmerebut peluang yang ada.Tujuan utama
pelaksanaan strategi adalah perusahaan dapat melibatkan secara obyek
tifkondisi-kondisi internal dan eksternal. Jadi perencanaan strategi pemasaran
penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang
sesuai dengan keinginankonsumen denga ndukungan sumberdaya
pemasaran.Strategi pemasaran mempunyai peran yang sangat penting untuk
keberhasilan usaha perusahaan pada umumnya dan bidang pemasaran pada
khususnya. Disamping itu strategi yang menetapkan harus ditinjau kembali
sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan yang selaluberubah. Dengan
demikian strategi pemasaran dapat memberikangambaran yang jelas dan terarah
8Kotler, 1997,“Manajemen Pemasaran” hlm 8
9Wiiam J. Stanton, 1998 Strategi Pemasaran” hlm 7
22
apa yang akan dilakukan perusahaan.Untuk memperoleh pengertian lebih luas
tentang strategipemasaran, maka pada awal pembahasan ini, peneliti kemukakan
definisistrategi pemasaran dari beberapa ahli diantaranya adalah:MenurutDedi
Mulyadi yang dikutip dalam jurnal manajemenyang mengemukakan bahwa,
strategi adalah hal yang menetapkan arahkepada manajemen dalamarti orang
tentang sumber daya didalalm bisnisdan tentang untuk membantu menenangkan
persaingan didalam pasar10
.Menurut Indra Wijaya yang dikutip dalam jurnal
ilmumanajemen yang mengemukakan bahwa,strategi pemasaran adalah
himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan
olehperusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market)dalam
jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang (objectives),dalam situasi
persaingan tertentu11
.Untuk itu kegiatan dalam pemasarani ndustri bisnis harus
direncanakan sesuai strategi yang optimal.
Menurut Sofjan Assauri berpendapat bahwa, strategi pemasaran adalah
rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akandijalankan untuk dapat
tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.Dengan kata lain, strategi
pemasaran adalah serangkaian tujuan dansasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu,
pada masing-masingtanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan
10
Dedi Mulyadi, dkk, “Analisis Strategi Pemasaran jasa Lembaga Non Bank Pada PT
OtoMultiartha Karawang”,Jurnal Manajemen, Vol. 09 No. 2 Januari 2012, hlm 590-591 11
Indra Wijaya dan Sri Setyo Iriani, “Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen”,
Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1 No.3 Mei 2013, hlm 911..
23
keadaanpersaingan yang selaluberubah12
.Berdasarkan teori mengenai strategi
pemasaran yang telahdikemukakan peneliti diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
strategipemasaran adalah penetapan kebijakan pemasaran dengan
mengendalikanfaktor yang dapat dikuasai, serta faktor diluar kekuatan perusahaan
untukmencapai tujuan perusahaan melalui pemuasan konsumen
(marketingstrategy).
Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuandansasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usahapemasaran
perusahaan dengan rencana, pelaksanaan dan evaluasiyangmenyeluruh, terpadu
dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikanpanduan tentang kegiatan
yang akan dijalankan untuk dapat tercapainyatujuan pemasaran suatu
perusahaan.Dengan adanya strategi pemasaranmaka implementasi pogram dalam
menciptakan tujuan organisasi dapatdilakukan secara aktif, sadar, dan rasional.
3. Unsur-unsur Strategi Pemasaran
Strategipemasaran terdiri atas limaunsuryang salingterkait yaitu sebagai
berikut:
a. Pilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan
iniberdasarkan pada faktor persepsi terhadap fungsi produk
danpengelompokan teknoogi yang dapat diproteksi dan di
dominasi,keterbatasan sumber daya internal yang mendorong
perlunyapemusatan yang lebih sempit. Pengalaman komulatif yang di
dasarkanpadatrialdanerrordi dalam menanggapi peluang dan tantangan
12
Sofjan Assauri,”Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi”, PT RajaGrafindoPersada,
Jakarta, 2011, hlm.168-169.
24
dankemampuan khusus yang berasala dari akses terhadapsumber dayalangka
atau pasar yang terproteksi.
b. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijualpembentukan lini
produk, dan penawaran individual pada masing-masing lini.
c. Penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkannilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
d. Sistem distribusi yaitu perdagangan grosir dan eceran yang melaluiproduk
hingga konsumen akhir yang membeli dan menggunakanya.
e. Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan,personalselling,
promosi penjualan,directmarketing, danpublic relation.13
4. Bentuk-bentuk Strategi Pemasaran
Dalam bentuksituasi strategi pemasaran ini terdapat strategiacuan
pemasaran, yang menetapkan komposisi yang terbaik daribeberapahalkomponen
pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju,dan sekaligus
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Adapun bentukstrategi pemasaran yaitu,
Strategi Produk, strategi harga, strategipenyaluran atau distribusi, strategi
promosi, dan strategi pemasaran.14
a. PengertianProduk
Bahwa produk adalahbarang atau jasa yang dihasilkan untukdigunakan
olehkonsumen untuk memenuhi kebutuhan danmemberikan kepuasannya.Segala
sesuatu yang bisa ditawarkankepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki,
digunakanatau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa,kepribadian,
13
Philip Kotler,“Manajemen Pemasaran”, PT. INDEKS, Jakarta, 2000, hlm. 6-7 14
Sofjan Assauri,”Manajemen PemasaranDasarKonsepdan Strategi”,PT RajaGrafindoPersada,
Jakarta, 2002, hlm. 181
25
tempat, organisasi dan buah fikiran.15
Jadi,produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkankepada seseorang untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginanmereka. Produk disini meliputi barang fisik danjasa. Orang
tidakmembeli produk hanya karena tidak ada manfaat yang diberikan olehproduk
tersebut.Dalammenciptakan produk harus jelas manfaatdan perananya dengan
benar dan baik. Bahkan fakta data dariproduk itu sendiri sangat penting di
bandingkandengan Cumapenjelasanya saja.
b. Pengembangan Produk
Pengembanganprodukmerupakan atau aktivitas yangdilakukan dalam
menghadapi kemungkinan perubahan suatuproduk kearah yang lebih baik,
sehingga dapat memberikan dayaguna maupun daya pemuas yang
lebih.16
Jadi,kegiatan pengembangan produk ini merupakan suatuusaha yang
direncanakandan dilakukan secara sadar untukmemperbaiki produk yang ada atau
menambah banyaknya ragamproduk yang dihasilkan dan dipasrakan.
Pengembangan produkdilakukan secara terus-menerus, dimulai dari dari produk
apa yangdihasilkan perusahaan dan yang perlu diadakan, sampai kepadakeputusan
untuk menghilangkan atau mengeliminir suatu produktertentu.
Adapun faktor yang mendorong pengembangan produkadalah sebagai
berikut:17
1. Terjadikelebihan kapasitas dalam perusahaan yang perludiperhatikan,
sehingga untuk menghindarinya perlu dilakukanpenganalisaan sebab dan
berusaha mencari penyelesaianyadengan pengembangan produk
15
Ibid, 181-182 16
Ibid, 199 17
Ibid,200
26
2. Adanya hasil sampingan yang mungkin masih dapat dibuatdalam suatu jenis
produk lain.
3. Adanya usaha untuk menggunakan bahan yang sudah adadalam memproduksi
suatu produk yang mempunyai nilai yangtinggi.
Dalampengembanganproduk baru pada dasarnya bahwaproses
pengembangan produk baru harus berasal dari penetapanseleksi strategi produk
baru secara jelas. Penetapan strategi inipenting karena akan digunakan sebagai
pedoman dasar produkbaru. Seleksi dilakukan untuk mengidentifikasikan peranan
strategiproduk baru di dalam usaha mencapai tujuan pemasaran danperusahan
secara keseluruhan.Produk bermanfaat apabila proses produksinya benar danbaik.
Ada pun metode yang dapat digunakan agar proses produksibenar dan baik,
menurut Al-Quran, sesuaipetunjuk dalam QS Al-An’am yang
Artinya:“beritahukanlah kepadaku (berdasarkanpengetahuan)jika kamu memang
orang-orang yang benar.”18
Penjelasan dari ayat tersebut di atas mengajarkan kepada kita,untuk
meyakinkan seseorang terhadap kebaikan haruslahberdasarkan ilmupengetahuan,
data, dan fakta. Jadi, dalammenjelaskan manfaat produk, nampaknya peranan data
dan faktasangat penting. Bahkan sering data dan fakta jauh lebihberpengaruh
dibanding penjelasan.
5. Kualitas Produk
18
AL-Qur’an, Qs.Al-An’m,Yayasan “Penyelenggara Penterjemah Penafsir Al-Qur‟an,Al-
Qur‟andanTerjemahanya”,Departemen Agama RI, Jakarta, 1995, hlm. 87
27
Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupanyang sangat luas,
relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah. Sehingga definisi dari kualitas memiliki
banyak kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari
sisi penilaian akhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta
dari sudut pandang produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas.
Konsumen dan produsen itu berbeda dan akan merasakan kualitas secara
berbeda pula sesuai dengan standar kualitas yang dimiliki masing-masing. Begitu
pula para ahli dalam memberikan definisi dari kualitas juga akan berbeda satu
sama lain karena mereka membentuknya dalam dimensi yang berbeda. Oleh
karena itu, definisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif. Yaitu dari sisi
konsumen dan dari sisi produsen. Namun pada dasarnya konsep dari kualitas
sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri-ciri atau karakteristik suatu
produk yang diharapkan oleh konsumen.
Josep Juran mempunyai suatu pendapat bahwa: ”Quality is fitness for
use”yang bila diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (produk) berkaitan
dengan enaknya barang tersebut digunakan.19
Kualitas yang baik menurut
produsen adalah apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Sedangkan kualitas yang jelek adalah apabila produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta menghasilkanproduk
rusak. Namun demikian perusahaan dalam menentukan spesifikasi produk juga
harus memperhatikan keinginan dari konsumen, sebab tanpa memperhatikan itu
19Suyadi Prawirosentono, “Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Total Quality
Management Abad 21”,Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm. 5.
28
produk yang dihasilkan olehperusahaan tidak akan dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang lebih memperhatikan kebutuhan konsumen. Kualitas yang
baik menurut sudut pandang konsumen adalah jika produk yang dibeli tersebut
sesuai dengan keinginan. Memiliki sifat yang sesuai dengan kebutuhan dan setara
dengan pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen. Apabila kualitas produk
tersebut tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, maka mereka
akan menganggapnya sebagai produk yang berkualitas jelek.
Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang diinginkan dan
dikehendaki pelanggan. Oleh karena itu, produk atau jasa yang dihasilkan harus
terjangkau harganya dan kualitasnya bagus, sehingga pelanggan puas dan tetap
loyal terhadap produk atau jasa yang dihasilkan, tanpa mengurangi nilai profit
perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka produk atau jasa yang dihasilkan
harus selalu dikendalikan sehingga selalu sesuai dengan permintaan
pelanggan.20
Mutu ataukualitas adalah semua ciri-ciri dan karakteristik produk
atau jasa yang turut membantu pencapaian (pemuasan) kebutuhan pelanggan.
Kebutuhan disini mencakup harga yang ekonomis, keamanan, ketersediaan,dapat
dipercaya.21
20Rudy Prihantoro, “Konsep Pengendalian Mutu, Remaja Rosdakarya”, Bandung, 2012, hlm. 2. 21
Irvan, Zulia Hanum dan Rukmini, “Pengendalian Mutu Produk dengan Metode Statistik,vol.7”,
Teknik Industri, Sumatera, 2006.
29
Kualitas produk juga harus mengutamakan produk – produk yang hala
seperti dalam surah A l Maidah 90 -93
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan. 91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). 92.
dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan
berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya
kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
93. tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan
yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka Makan dahulu, apabila
mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh,
30
kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga)
bertakwa dan berbuat kebajikan. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (al-Maa-idah: 90-93)
Menurut Crosby, kualitas atau mutu berarti kesesuaian terhadap
persyaratan-persyaratan. Persyaratan-persyaratan perlu dispesifikasikan secara
jelas sehingga semua orang tahu apa yang hiharapkannya. Menurut Ahyari, secara
umum mutu atau kualitas adalah jumlah dari sifat-sifat produk, seperti daya tahan,
kenyamanan pemakaian, daya guna dan lain sebagainya.
6. Konsep Pengendalian Kualitas
Pengendalian mutu atau kualitas adalah suatu sistem kendali yang efektif
untuk mengoordinasikan usaha-usaha penjagaan kualitas, dan perbaikan mutu dari
kelompok-kelompok dalam organisasi produksi, sehingga diperoleh suatu
produksi yang sangat ekonomis serta dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Beberapa alasan mengapa pengendalian kualitas harus diterapkan:
a. Agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
sebelumnya, sehingga dapat memuaskan konsumen di dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginannya.
b. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindarkan sehingga akan
menghemat pemakaian bahan baku, dan sumber daya lainnya, serta produk-
produk yang cacat atau rusak dapat dikurangi.
Ada beberapa konsep pengendalian mutu atau kualitas yang sering diterapkan,
antara lain:
31
a. Market-In (Customer Oriented Action). Konsep “market-in”dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Perilaku yang berorientasi pada „empati‟ (anda tempatkan diri anda di
tempatnya).
2) Sediakan produk atau jasa yang sekiranya dapat diterima konsumen dan
layak bagi konsumen.
3) Konsumen bukan Tuhan, tetapi raja atau ratu.
b. Quality First (Customer Full Satisfaction). Konsep ini dijabarkan sebagai
berikut:
1) Mutu jasa atau produk merupakan prioritas tertinggi dalam manajemen
bisnis memiliki dominasi lebih tinggi daripada peningkatan penjualan,
pengurangan biaya, peningkatan produktivitas, dan perolehan pasar.
2) Mutu merupakan perpaduan bukan hanya dari mutu jasa atau produk
namun juga harga, biaya, waktu, keselamatan, modal pekerja dan output
setiap karyawan dalam pekerjaan rutin.
c. Vital-Few (Oriented Action –Brain, Time & Fond Constrain).Konsep ini
dijabarkan sebagai berikut:Manusia hanya memiliki satu otak dan tidak ada
ruang otak yang tersedia untuk lebih dari satukonsentrasi pada saat yang
sama, terkecuali genius. Identifikasi dan pisahkan apa isu atauitem yang
cukup pantas untuk mendapat perhatian pada saat kini dengan keterbatasan
akan kerja pikiran, waktu, dan dana yang ada.
d. Fact & Data Appereciation (Scientific Approach). Konsep ini dijabarkan
sebagai berikut:Kegagalan atau kesalahan mungkin saja terjadi, maka dari itu
32
harus dilakukan pengawasan yang tepat dengan membuat indikator kegagalan
apa yang terjadi. Jika terjadi kegagalan, periksa bukti (kegagalan, cacat, klaim
atau keluhan), kemudian ambil tindakan dengan sadar data yang ada.
e. Process Control (Prevention Plan & Implementation)Pengendalian proses
berarti jika setiap pekerjapada setiap tingkatan dari setiap organisasi
melakukan pekerjaan dengan benar pada pertama kali dan setiap saat sesuai
dengan spesifikasi Standard Operational Procedure(SOP), gambar
spesifikasi dan proses standar dengan metodologiself-checking atauself
controlling‟
f. Dispersion ControlDewasa ini pengendalian mutu tidak memiliki arti bila
bila tidak mengendalikan penyebaran yang terjadi pada beberapa kasus
seperti manusia, mesin, material, metode dan lingkungan.
g. Next Down-Stream Shop are CustomerKonsumen adalah raja atau ratu.
Namun demikian terkecuali orang-orang salesatau marketing, banyak
karyawan tidak memiliki kontak secara langsung dengan konsumen dimana
konsep ini menjadi agak tidak mungkin untuk dimengerti dan diikuti oleh
orang-orang di“in-process‟
h. Upper Stream ControlBagian pemasaran disituasikan pada mutu produk atau
jasa, namun demikian tanggung jawab itu tidak hanya dipikul oleh mereka,
tetapi juga oleh bagian desain dan perencanaan.
i. Recurrent Preventive Action (Repetitive Failure is Shame)Pada proses berikut
ini adalah alir yang harus diikuti oleh setiap karyawan dimana pada saat
ditemukan sesuatu yang salah pada tahapan pemeriksaan.
33
j. Respect Employees as Human Being (Employees are Precious Asset)Untuk
menangani dan memperlakukan karyawan sebagai manusia dewasa maka
perlakuan manajemen puncak.
k. Top Management Commitment (Employees Full Participation) Manajemen
puncak perlu mengumumkan secara pasti mengapa Pengendalian
MutuTerpadu (Total Quality Control) adalah sebuah keharusan yang perlu
dilaksanakan.22
7. Persaingan Penjualan dan Manfaat Persaingan Penjualan
Dalam aktifitas bisnis dapat dipastikan terjadi persaingan (competition) diantara
pelaku usaha. Pelaku usaha akan berusaha menciptakan, mengemas, serta memasarkan,
produk yang dimiliki sebaik mungkin agar diminati dan dibeli konsumen. Persaingan
dalam usaha dapat berimplikasi positif, sebaliknya, dapat menjadi negatif jika dijalankan
dengan perilaku negative dan sistem ekonomi yang menyebabkan tidak kompetitif.
Dari sisi manfaat, persaingan dalam dunia usaha adalah cara yang efektif
untuk mencapai pendayagunaan sumber daya secara optimal. Dengan adanya
rivalitas akan cenderung menekan ongkos-ongkos produksi sehingga harga
menjadi lebih rendah serta kualitasnya semakin meningkat. Bahkan lebih dari itu
persaingan dapat menjadi landasan fundamental bagi kinerja diatas rata-rata untuk
jangka panjang dan dinamakannya keunggulan bersaing yang lestari (sustainable
competitive advantage) yang dapat diperoleh melalui tiga strategi generic, yakni
keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus biaya.Dalam perspektif non ekonomi
22
Rudy Prihantoro, “Konsep Pengendalian Mutu, Remaja Rosdakarya”, Bandung, 2012, hlm. 6-9.
34
bahwa persaingan mempunyai aspek positif.Ada tiga argumen yang mendukung
dalam bidang usaha.
Pertama, dalam kondisi penjual maupun pembeli terstruktur secara teoretis
(masing-masing berdiri sendiri sebagai unit terkecil dan independen) yang ada
dalam persaingan, kekuatan ekonomi atau yang didukung oleh faktor ekonomi
menjadi tersebar dan terdesentralisasi. Dengan demikian, pembagian sumber daya
alam (SDA) dan pemerataan pendapatan, akan terjadi secara mekanik, terlepas
dari campur tangan kekuasaan pemerintah maupun pihak swasta yang memegang
kekuasaan. Gagasan melepaskan aktifitas sipil (termasuk aktivitas ekonomi) dari
campur tangan penguasa (khususnya pemerintah) ini sejalan dengan ideologi
liberal yang mewarnai sistem pemerintah negara-negara Barat.
Kedua, berkaitan erat dengan hal di atas, sistem ekonomi pasar yang
kompetitif akan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi secara
impersonal, bukan melalui personal pengusaha atau birokrat. Dalam keadaan
seperti ini, kekecewaan politis masyarakat yang usahanya terganjal keputusan
pengusaha maupun pengusaha tidak akan terjadi. Dengan kalimat yang lebih
sederhana, dalam kondisi persaingan jika seorang warga masyarakat terpuruk
dalam bidang usahanya, ia tidak akan selalu merasa sakit karena jatuh bukan
kekuasaan person tertentu, melainkan karena suatu proses yang mekanistik
(permintaan-penawaran). Hal seperti itu bisa dipastikan tidak akan terjadi akibat
keputusan penguasa dan pengusaha yang memengang dominasi ekonomi. Dalam
ruang lingkup yang lebih luas, proses impersonal dan mekanistik dari persaingan
ini bisa saja menentukan stabilitas politik suatu komnitas. Namun dalam hal
35
penjualan ghona Coffee masih menereprapkan sistem syariah menurut hasil
wawancara dengan pemilik ghona Coffee beliau menjual kopi dengan harga
terjangkau mengutip dari surah Al-baqarah 275
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya”
Ketiga, kondisi persaingan juga berkaitan erat dengan kebebasan manusia
untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha, pada dasarnya setiap
36
orang akan mempunyai kesempatan yang sama untuk berusaha sehingga hak
setiap manusia untuk mengembangkan diri (the right to self-development)23
8. Cafe
Cafe adalah tempat yang didesain secara tradisional ataupun modern
menyerupai restoran dan dikelola secara komersial yang menyediakan jasa
pelayanan minuman dan makanan ringan yang menu minumannya lebih banyak
daripada makanannya.Pengaruh modernisasi yang tampak jelas dalam Cafe adalah
sebagai berikut.Pertama, pergeseran fungsi Cafe yang dulunya hanya sebagai
tempat minum dan makan, namun sekarang menjadi suatu tempat yang nyaman
untuk tinggal berlama-lama dengan berbagai fasilitas yang disediakan seperti, wi-
fi, musik, suasana yang menyenangkandengan konsep Cafe yang beragam dan
lain-lain. Kedua, adalah perubahan gaya hidup, Cafe menjelma sebagai gaya
hidup masyarakat kota, salah satu jenis tempat makan yang dipandang mampu
mencerminkan gaya hidup serta kelas sosial.
Berbeda dengan restoran, restoran lebih menekankan pada fungsinya,
sedangkan Cafe lebih dianggap sebagai ruang publik yang mencerminkan status
sosial. Cafe merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan manusia
modern perkotaan dan telah menjadi kesatuan yang utuh dengan gaya hidup.
Keberadaan Cafe saat ini sedang menjadi trend.Selain di mall atau di hotel, Cafe
juga dapat ditemukan di rumah dan di pinggir jalan, sehingga persaingannya pun
semakin ketat.Eksistensi Cafe di Jambi kini telah menjadi pemandangan yang
biasa. Melalui beragam nama, mulai dari warung kopi, Coffeee shop, dll. Inilah
23
Mustafa Kamal Rokan, “Hukum Persaingan Usaha”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010),
hlm 8-10.
37
era baru generasi Cafe. Tidak bisa dipungkiri kehidupan masyarakat Jambi tidak
bisa lepas dari kehidupan malamnya baik dari nogkrong di Cafe, hang out, dan
lain sebagainya. Semua membentuk menjadi satu komunitas dan menjadi
perwujudan budaya modernisasi.
9. Perilaku konsumen
merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh, menggunakan dan menentukan produk dan jasa
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2008:214) yang dialih bahasakan Bob
Sabran (2009:213) pengertian prilaku konsumen sebagai berikut : “Perilaku
konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok dan organisasi
menyeleksi, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barang atau jasa,
gagasan atau pengalaman yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.”
Schiffman dan Kanuk (2008:6) yang dialih bahasakan oleh Kasif (2007:58)
mendefinisikan “Perilaku konsumen sebagai proses yang dilalui oleh seseorang
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca
konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhannya.” Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa
perilaku konsumen merupakan suatu tindakan individu dalam menggunakan
barang atau jasa sebagai proses pengambilan keputusan. Perilaku konsumen
sangat berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan konsumen dalam
usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa untuk memuaskan
kebutuhannya. Karakteristik dan perilaku konsumen harus dipahami oleh
38
perusahaan agar tidak kehilangan pembeli maupun pelanggan.Berdasarkan
pendapat dari Kotler 2005.
perilaku pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
budaya, sosial, pribadi, dan pisikologis. Dan untuk lebih jelasnya dapat penulis
uraikan lebih terinci, sebagai berikut:
1. Faktor Kebudayaan
a. Budaya Seringkali dikatakan suatu simbol dan fakta yang kompleks yang
diciptakan oleh manusia dan diturunkan dari generasi kegenerasi sebagai
penentu dan pengatur dalam tingkat laku manusia dalam mayarakat yang
ada.
b. Sub Budaya Terdiri dari bangsa, agama, kelompok, ras, dan daerah
geografi. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting dan
pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
2. Kelas Sosial Pada dasarnya kelas sosial memiliki strata sosial. Strata sosial
tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana organisasi kasta yang
berbeda dibasarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah
keanggotaan kasta mereka. Kelas sosial memiliki beberapa ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Orang-orang dalam kelas sosial yang sama cenderung bertingkah laku
lebih seragam dari pada orang-orang dari kelas sosial yang berbeda.
b. Orang-orang merasa menempati posisi yang inferior atau superior
sehubungan dengan kelas sosial mereka.
39
c. Kelas sosial seseorang ditandai oleh sekumpulan variabel seperti,
penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan pandangan terhadap nilai.
d. Individu dapat berpindah dari dari satu kelas ke kelas sosial lainnya
sepanjang hidup.
3. Faktor Sosial
a. Kelompok Acuan Seseorang terdiri dari kelompok yang memiliki
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Perusahaan yang memiliki produk dan merk dengan
pengaruh kelompok yang kuat harus menentukan bagaimana menjangkau
dan mempengaruhi para pimpinan opini kelompok acuan ini. Pemimpin
acuan (opinion leader) adalah orang dalam komunikasi informasi yang
sehubungan dengan produk, yang memberikan sarana atau informasi
tentang produk atau jenis produk tertentu seperti, merk apa yang terbaik
atau bagaimana produk tertentu mungkin bermanfaat.
b. Keluarga Merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan mereka telah menjadi objek penelitian yang
ekstensif. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antaradua keluarga dalam
kehidupan pembelian. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan
saudara kandung seseorang, dari orang tua seseorang mendapat orientasi
atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan
cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara insetif dengan
kelurga, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembelian dapat tetap
40
signifikan. Keluarga prokreasi yaitu keluarga yang terdiri dari pasangan
dan anak-anak seseorang.
c. Peran dan Status Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok
sepanjang hidupnya dalam keluarga, club, organisasi. Posisi seseorang
dalam tiap-tiap kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status.
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Dan setiap peran memiliki statusnya masingmasing sesuai dengan jabatan
yang dipegangnya di dalam suatu organisasi atau perusahaan.
4. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang membeli barang dan jasa yang
berbeda sepanjang hidupnya. Merek makanan bayi dalam tahun-tahun
awal hidupnya, banyak ragam makanan dalam tahun-tahun pertumbuhan
dan dewasa, diet khusus dan tahun-tahun berikutnya. Misalnya selera
orang dalam pakaian, perabotan, dan rekreasi juga berhubungan dengan
usia.
b. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya. Para
pemasar mencoba mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerjaan atau
jabatan yang memiliki kecenderungan minat diatas rata-rata dalam produk
atau jasa mereka.
c. Keadaan Ekonomi Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan
ekonominya. Keadaan ekonomi terdiri dari pengahasilan yang dapat
dibelanjakan (tingkat, kestabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva
41
(presentase yang lancar/likuid), hutang kemampuan untuk meminjam dan
sikap atas belanja atau menabung.
d. Gaya hidup Orang berasal dari sub budaya, kelas sosial bahkan dari
pekerjaan yang sama, mungkin memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya
hidup adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan seharihari
yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan opini yang bersangkutan.
Gaya hidup melukiskan “keseluruhan pribadi” yang berinteraksi dengan
lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, perilaku konsumen dimulai dengan rangsangan
pemasaran dan rangsangan lainnya, kemudian terbagi menjadi dua cabang, yaitu
psikologi konsumen dan karakteristik konsumen. Kedua cabang tersebut
bersatukembali dalam proses keputusan pembelian dan akhirnya menjadi suatu
keputusan pembelian.
10. Transkip Wawancara Bersama Konsumen Ghona Coffee
Berikut hasil wawancara bersama Ani (Konsumen Ghona Coffee)
Pertanyaan : Bagaimana anda mendapatkan informasi tentang Ghona
Coffee?
Jawab : aku dapat informasi dari instagram, isengkan nyoba cari-cari lewat
hastag dan ternyata ada café disini. Awalnya coba aja eh sekarang sering
kesini.
Pertanyaan : Tanggapan kamu mengenai Ghona Coffee bagaimana?
Jawab : Tempatnya enak, nyaman juga banyak pilihannya ada yang kursi
kayu,ada yang bisa buat rame-rame atau hanya berdua, interiornya juga
bagus,kemudia ada akustiknya lagi, walaupun kurang menu makanan sih.
Pertanyaan : Apa yang membuat kamu tertarik sama Ghona Coffee?
Jawab : Yang paling bikin menarik itu tempatnya, karena bisa buat santai
juga, tapi kadang juga bisa bikin tugas dsini. Wifinya juga kencang jadi enak
buat internetan nggak loading terus, dan juga lokasinya sangat strategis ,
tepat dipinggir jalan, jadi walaupun udah malam tetap ramai.
42
Pertanyaan : Bagaimana pelayanan Ghona Coffee?
Jawab : Baik, Baristanya ramah dan pas kita datang langsung ditawarin buat
berapa orang dan langsung dikasih menunya, terus buat kasir juga ramah.
Pertanyaan : Menurut anda sendiri harga menunya bagaimana?
Jawab : standart kalau bagi aku sendiri.
Pertanyaan : Mengapa lebih memilih Ghona Coffee dari pada yang lain?
Jawab : Karena nggak terlalu jauh dari tempat tinggal dan juga udah suka
aja disini makannya nyaman disini.
Berikut Hasil Wawancara Bersama Firmansyah (Konsumen Ghona
Coffee)
Pertanyaan : Bagaimana anda mendapatkan informasi tentang Ghona
Coffee?
Jawab : Dari temen terus di lihatin lewat instagramnya, terus ikutan lihat
juga.
Pertanyaan : Tanggapan anda mengenai Ghona Coffee bagaimana ?
Jawaban : Minumananya banyak rasa, terus tempatnya luas jadinya nggak
takut kehabisan tempat kalau pas kesini ramai. Gaya interiornya juga unik.
Pertanyaan : Apa yang membuat kamu tertarik sama Ghona Coffee?
Jawab : Fasilitas wifinya kencang, meski kadang kalau lagi ramai juga agak
loading tapi oke nggak terlalu bermasalah. Terus minumannya juga enak.
Pertanyaan : Bagaimana pelayanan Ghona Coffee?
Jawab : Waiters ramah dan sabar.
Pertanyaan : Menurut anda sendiri harga menunya bagaimana?
Jawab : Lumayan untuk mahasiswa.
Pertanyaan : Mengapa lebih memilih Ghona Coffee daripada yang lain?
Jawab : Sering ganti-ganti kalo nongkrong, apalagi kan kalo nongkrong
nggak sendirian jadi kadang juga karena diajak sama teman-teman.
G. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, penulis bukanla yang pertama
membahaas konsistensi pemasaran berbasis kualitas dalam persaingan penjualan
kopi. Oleh karena itu dibawah ini penulis akan menjelaskan tentang hasil
penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sumber dan pengumpulan data.
43
Tabel 01
Penenlitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Kesimpulan
1 Elly Ramikayati Kajian Sikap Dan
Perilaku
Konsumen Dalam
Pembelian Kopi
Serta Pendapatnya
Terhadap Varian
Produk
Dan Potensi
Kedainya
Metode
Kualitatif
Potensi dari
Armor Kopi
Garden
yang terdiri
fasilitas yang
lengkap dan
nyaman,
lokasi yang
nyaman dan
lebih
private,
kelengkapan
alat yang
beragam
dan lengkap,
sumber daya
manusia
44
yang
dilatih, dan
produk yang
beragam
yang
dimiliki
membantu
dalam
menjalankan
usahanya.
2 Syaad Afifuddin Pengembangan
potensi kopi
sebagai komoditas
unggulan
Kawasan
agropolitan
kabupaten dairi
Metode
Kualitatif
Strategi
pengembang
an potensi
kopi
Kabupaten
Dairi.
Berdasarkan
analisis
SWOT
terhadap
faktor-faktor
internal dan
eksternalnya,
45
maka
dibentuk
strategi
komprehensi
f
pengembang
an potensi
kopi
Kabupaten
Dairi yaitu
sebagai
berikut:
a.
Pembentuka
n Lembaga
Riset dan
Pengembang
an Kopi
b.
Peningkatan
Peranan
Pemerintah
c.
46
Pembentuka
n Asosiasi
Petani Kopi
Kabupaten
Dairi
d.
Implementas
i Konsep
Kawasan
Agropolitan
Kabupaten
Dairi dalam
Pengembang
an Kopi
Kabupaten
Dairi
3 Ahmad Rafdi
Kastari
Persaingan usaha
Cafe dan warung
kopi Di kota
watampone
Metode
Kualitatif
Persaingan
usaha antara
Cafe dan
warungkopi
dalam hal
tarik
menarik
47
pengunjung
di Kota
Watampone
merupakan
persainggan
sehat. Tetapi
masalah
hukum yang
menimbulka
n konfik
adalah jika
salah satu
satu Cafe
tidak
memiliki
surat izin
usaha atau
tidak
terdaftar
sebagai
badan usaha
atau
perusahaan
48
maka
mereka
sebagai
subjek pajak
dan wajib
pajak tidak
akan dikenai
pajak dalam
hal ini pajak
restoran
sehingga
para pemiliki
Cafe bisa
seenaknya
menetukan
harganya
tersendiri.
4 Jusmaidi Proses
pengguatan merek
(brand
reinforcement)
dalam bisnis kopi
di Kedai Mr.
Metode
Kualitatif
Proses
penguatan
merek
(brand
reinforcemen
t) dalam
49
Coffeee Jl
Kayoon No. 1
Surabaya.
bisnis pada
merek
Mr.Coffeee
a. Produk
(product)
Memberikan
kualitas
produk yang
bagus serta
memberikan
varian kopi
yang
bermacam –
macam.
b. Harga
(price)
Memberikan
harga yang
terjangkau
bagi kalang
menengah
keatas
50
maupun
kalangan
menengah
kebawah.
c. Saluran
distribusi
(place)
Menyalurkan
produk
kepada
konsumen
dengan
menjaga
kualitas
produk
tersebut.
d. Promosi
(promotion)
Melakukan
berbagai
kegiatan
promosi
sebagai
51
penunjang
penguatan
merek
melalui
berbagai
media social,
blackberry
massangger,
facebook,twi
tter,wechat
dan berbagai
media social
lainya.
Sumber :Data diolah 2019
41
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dapat dimuat dalam sebuah penelitian atau
skripsi jenis penelitian lapangan.24
Penelitian ini akan dilakukan di ghona Coffee
yang terletak di Jl.RE.Martadinata, Kambang, Kecamatan Telanaipura, Kota
Jambi.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah bersifat
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah cara kerja penelitian yang menekankan
pada aspek pendalaman data demi mendapatkan kualitas dari hasil suatu
penelitian. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif (qualitative approach) adalah
suatu mekanisme kerja penelitian yang mengandalkan uraian deskriptif kata, atau
kalimat, yang disusun secara cermat dan sistematis mulai dari menghimpun data
hingga menafsirkan dan melaporkan hasil penelitian.Karena itu menurut Prof.
Burhan Bungin, pendekatan kualitatif adalah proses kerja penelitian yang
sasarannya terbatas, namun kedalam datanya tak terbatas. Semakin dalam dan
berkualitas data yang diperoleh atau dikumpulkan maka semakin berkualitas hasil
penelitian tersebut.25
Dalam penelitian ini akan mengkaji tentang Konsistensi
Pemasaran Berbasis Kualitas Dalam Persaingan Penjualan Kopi Yang
24
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (jambi: Syariah Press, 2014), hlm.30 25
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 52-53.
42
Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Kopi (Study Kasus
Ghona Coffee)
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Secara umum jenis data dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data pokok yang diperlukan
dalam penelitian, yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari
lokasi objek penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh
dilapangan. Data primer tidak diperoleh melalui sumber perantara atau pihak
kedua dan seterusnya. Adapun sumber data primernya adalah wawancara dan
observasi.26
Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan
berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar
dan bertanya. Jika penelitian terkait dengan sebuah peristiwa, maka sumber data
utamanya atau data primernya adalah orang yang terlibat secara langsung dalam
peristiwa tersebut.27
Adapun sumber data yang diperoleh adalah berasal
dariOwner / Pemilik ghona Coffee, barista, pelayan, dan konsumen yang ada di
ghona Coffee. Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini diperoleh dengan
cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat authentik, karena sudah
diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.28
Data sekunder merupakan
data yang sudah tersedia sehingga penelitian tinggal mencari dan mengumpulkan.
26
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi. hlm. 34. 27
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif. hlm. 69-70. 28
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi. hlm. 34.
43
Data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena telah
tersedia, misalnya diperpustakaan, organisasi-organisasi perdagangan dan kantor-
kantor pemerintah.
2. Sumber data
Sumber data berupa responden dan informan dikatakan juga sebagai
sumber data berupa orang (person). Sumber data peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadianselama observasi berlangsung dikatakan juga sebagai sumber
data berupa tempat (place).Sedangkan sumber data berupa dokumen-dokumen
atau berupa literatur-literatur pustaka di katakan juga sebagai sumber data berupa
huruf, angka, gambar atau simbol-simbol (paper).29
Adapun sumber data dalam
penelitian ini yaitu, wawancara dengan pemilik, barista, pegawai, dan konsumen
yang ada di ghona Coffee pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan
keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Jadi, subyek penelitian itu
merupakan sumber informasi yang digali untuk mengungkap fakta-fakta di
lapangan.Subyek penelitian dalam penelitian ini adalahseluruh elemen yang ada di
ghona Coffee saat penelian berlangsung.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian. Obyek
penelitian adalah pokok permasalahan yang hendak diteliti untuk mendapatkan
29
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi. hlm. 34.
44
data secara lebih terarah. Adapun obyek penelitian dalam penelitian ini meliputi :
Konsumen tetap, konsumen baru.
Jika probalility sampling merupakan klasifikasi teknik pengumpulan
sumber data dalam penelitian kuantitatif, maka non probalility di gunakan untuk
klasifikasi teknik penentuan sumber data penelitian kualitatif. Maka dalam
penelitian ini menggunakan non probalility karena penulis menggunakan
pendekatan kualitatif dalam penelitian ini.30
Sementara itu, dalam non probalility sampling, ada beberapa teknik
pengambilan sampling, namun peneliti menggunakan purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang telah ditentukan peneliti
dengan kriteria tertentu. Sehubungan dengan upaya untuk memperjelas penentuan
sampel dalam penelitian.31
Purposive sampling signifikan digunakan dalam 3
situasi. Pertama, peneliti menggunakan teknik purposive sampling guna memilih
responden unik yang akan memberi informasi penting. Kedua, peneliti
menggunakan purposive sampling untuk memilih responden yang sulit untuk
dicapai, untuk itu peneliti cendrung subyektif (misalnya menentukan sampel
berdasarkan kategorisasi atau karakteristik umum yang ditentukan sendiri oleh
peneliti). Ketiga, peneliti ingin mengidentifikasi jenis responden tertentu untuk
diadakan wawancara mendalam. Tujuan penelitian bukan hendak
30
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif. hlm. 71. 31
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi. hlm. 45.
45
melakukangeneralisasi atas populasi yang lebih besar, tetapi lebih pada kehendak
untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang suatu hal.32
Dengan judul peneliti yaitu Konsistensi Pemasaran Berbasis Kualitas Dalam
Persaingan Penjualan Kopi Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam
Pembelian Kopi (Study Kasus Ghona Coffee)
Dalam penelitian ini, mengingat identitas populasi tidak diketahui, maka
prosedur pencarian responden dilakukan menggunakan teknik purposive
sampling, di mana sampel yang di ambil dengan pertimbangan tertentu yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan
untuk evakuasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Hasil observasi berupa aktivitas,
kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu.33
2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan bertatapan langsung dengan informan. Proses memperoleh
penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan cara tanya
32
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif. hlm. 72. 33
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),
hlm. 32.
46
jawab bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui
mediatelekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang
sebuah isu atau tema yang di angkat dalam penelitian.34
Petugas wawancara perlu mengetahui bagaimana seharusnya berprilaku
pada saat melakukan interview dengan responden. Bagaimana wawancara
dilakukan pada dasarnya bergantung pada siapa yang diwawancarai, dan juga
pada materi pertanyaan yang akan diajukan. Namun demikian, pewawancara
harus memahami suatu panduan umum agar wawancara yang dilakukan dapat
berhasil dengan baik.35
Informan yang akan peneliti wawancarai yaitu pemilik ghona Coffee atau
mereka yang terlibat dengan apa yang peneliti teliti. Untuk mendapatkan data
yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik wawancara digunakan adalah
teknik wawancara tidak terstruktur, dimana penulis tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang
penulis gunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Kelebihan dari teknik bisa memotifasi informan yang diwawancarai
untuk menjawab secara bebas dan terbuka, selain itu peneliti juga bisa
mengembangkan pertanyaan agar tidak terpaku pada satu pertanyaan saja
sehingga peneliti bisa memperoleh informasi yang lebih mendalam.
34
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),
hlm. 31 35
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014),
hlm. 216
47
3. Dokumentasi
Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah
besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,
cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. bahan dokumentasi terbagi beberapa
macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial,
klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data
tersimpan di website, dan lain-lain. Data jenis ini mempunyai sifat utama tidak
terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa di pakai untuk menggali informasi
yang terjadi di masa silam.
F. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti
untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang
diperoleh jika diperlukan.
2. Penyajian Data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan
dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-
pola hubungan satu data dengan data lainnya.
3. Penyimpulan dan Verifikasi
48
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara
sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan sementara perlu diverifikasi.
Teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi adalah triangulasi sumber data
dan metode, diskusi teman sejawat, dan pengecekan anggota.
49
BAB III
GAMBARAN UMUM CAFE GHONA COFFEE
A. Latar Belakang Berdirinya Ghona Coffee
Owner / pemilik Ghona Coffee dalah bapak Taufik. dari hasil wawancara
yang di lakukan dengan pemilik / Owner atau manajer ghona Coffee ada beberapa
hal yang melatar belakangi pemilik ghona Coffee memilih mendirikan usaha
Coffee shop yaitu sebagai berikut :
1. Hobi
Dari hasil wawancara bersama pemilik ghona Coffee be;iau memberikan
jawaban latar belakang dalam mendirikan usaha Cafe Coffee karena hobi yang
dimilikinya, hobi pak taufik pada umumnya snang melakukan aktifitas
“nongkrong” dengan teman – teman dan kerabatnya. Menurut pak taufik dari hasil
hobi nongkrong beliau berinisiatif untuk mendirikan Cafe selain hobinya yang
tersalurkanbeliau juga dapat menghasilkan keuntungan yang mampu mengganti
modal yang di keluarkan untuk memulai usaha Cafe.
2. Peluang usaha yang menjanjikan
Pak taufik juga memulai usaha ghona Coffee karena dia melihat peluang
usaha yang sangat menjanjikan, Kopi khususnya Coffee shop sangat diminati
dijambi, yang terdata dalam dinas perindustrian dan perdagangan sudah ada
sekitar 96 Coffee shop. Menurut pak taufik 96 Coffee shop dijambi itu masih
50
tergolong sedikit karena banyakya penikmat kopi mulai dari pelajar, mahasiswa,
hingga orang tua.
3. Fashion
Anak anak milenial sekarang kebanyakan yang fashionable dan
instagranable selain kopi ini enak untuk diminum atau dinikmati, anak – anak
milenial sering memanfaatkannya untuk berfoto dan bergaya, walau sekalipun ada
yang benar – benar penikmat kopi. dari situlah Owner / Pemilik ghona Coffee
melihat peluang bahwa kopi ini menarik. Bukankah ada yang pernah mengatakan
akan senang kita menjalankan pekerjaan apabila kita menyukainya.
B. Lokasi Ghona Coffee
Cafe Ghona Coffee berada di Jl.RE.Martadina, kambang, Kecamatan
Telanaipura, Kota Jambi. sebagai Cafe yang mempinyai daya tarik bagi konsumen
yang ingin menikmati varian kopi, ghona Coffee menyuguhkan kenyamanan serta
menjual aneka produk menu minuman dengan harga yang cukup terjangkau.,
C. Varian Menu Ghona Coffee
Ghona Coffee memakai seroang barista yang bersetifikasi untuk meracik
kopi, menurut Fadhil (barista Ghona Coffee) untuk meracik kopi dengan rasa
yang sempurna tidak sembarangan, karena kopi pada umum nya memiliki takaran
masing – masing.
Berikut adalah daftar varian menu ghona Coffee mulai dari daftar menu
sampai daftar harga minuman.
51
Tabel 02.
Varian Menu Ghona Coffee
Coffee Non Coffee
No Hot Harga Single Origin Harga
1 Espresso 10K Pour Over V60 15K
2 Long Black 18K Japanese 15K
3 Caffe Latte 18K Aeropres 18K
4 Cappucino 18K Syphon 50K
5 Mochacino 18K
6 Sange GC 15K
7 Vietnames 15K
8 Tubruk 15K
Ice Harga
1 Café Latte 18K
2 Cappucino 18K
3 Es Kopi Susu GC 18K
4 Caranel Machiato 20K
5 Mochacino 18K
6 Matcha Café De Latte 20K
7 Afogato 18K
Sumber :Data diolah 2019
Ghona Coffee memiliki arti nama tersendiri yaitu :
a. secara bahasa arab, Ghona itu diambil dari kata Ghaniun yang artinya Kaya.
b. Secara bahasa Daerah (Bugis) Ghona artinya sebutan nama yang sama, teman
akrab, atau sahabat
52
c. Kemudian kata Ghona juga merupakan anagram gena dari bahasa melayu
yang artinya tempat
Apabila arti dari Ghona Coffee diatas disimpulkan dapat diartikan sebagai
tempat kopi yang sama pada umumnya, untuk mencari temam, sahabat, ataupun
untuk mempererat tali silarahmi.
D. Responden Ghona Coffee
Dari sekian banyak pengunjung ghona Coffee nama – nama yang
disebutkan merupakan pelanggan yang bisa menjadi informan dalam memberikan
informasi. Menurut pemilik ghona Coffee, rata – rata pengunjung ghona Coffee
dalam sehari mencapai 27-30 konsumen.
1. Konsumen
Tabel 03
Konsumen Ghona Coffee
Konsumen Jenis Kelamin Usia Pekerjaan
Firmansyah, S.Pd Pria 27 Tahun Gojek
Zulkifli Azis, S.Ip Pria 28 Tahun Wartawan
Amin Khidoiri Pria 25 Tahun Wartawan
M.Makhazinul Ulum Pria 23 Tahun Mahasiswa
Nur Aini Kalkar Wanita 20 Tahun Mahasiswa
Putri Wanita 20 Tahun Mahasiswi
Khairatul Mufida Wanita 21 Tahun Hahasiswi
53
Endung Pria 21 Tahun Mahasiswa
Andika Pria 29 Tahun Pegawai Negeri Sipil
Herman.S.E Pria 25 Tahun Karyawan Bank
Akbar Pria 23 Tahun Mahasiswa
Wahyudin Pria 48 Tahun Kadis Dispora
Andi Agusri Pria 34 Tahun Komisioner KPU Muaro Jambi
Rika Wanita 19 Tahun Mahasiswi
Indah Wanita 19 Tahun Mahasiswi
Rifka,Amd.Keb Wanita 25 Tahun Pegawai Honor
Sumber : data diolah, 2019
2. Frekuensi Berkunjung Konsumen
Tabel 04
Frekuensi Pengunjung
Karakteristik frekuensi
1 kali 13 Konsumen
2 kali 10 Konsumen
≥ 3 kali 7 Konsumen
Sumber :Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel 03 dapat diketahui bahwa responden yang sudah
melakuakan pembelian 1 kali di ghona Coffee sebanyak 14 orang, selain itu yang
54
Taufi, S.Ud
Owner
Fadhil
Barista
melakukan pembelian 2 kali sebanyak 5 orang, dan yang melakukan pembelian
lebih dari 3 kali sebanyak 11 orang.
E. Struktur Kepegawaian Ghona Coffee
F. Visi dan Misi Ghona Coffee
1. Visi
Menjadi kedai Coffee yang menawarkan suasana, kondisi, tempat, menu
yang bervariatif dengan cita rasa dan kualitas kopi yang baik dan dapat memenuhi
selera para pengunjung dan pelanggannya sehingga dapat meningkatkan loyalitas
pelanggan dan pantas menjadi ikon Coffee shop di kota jambi, serta dapat
mengembangkan bisnis kedai kopi ini ke berbagai daerah untuk mengenalkan dan
merubah asumsi yang keliru bahwa sebenarnya kopi itu sehat.
Melia
Karyawati
Reni
Karyawati
55
2. Misi
a. Mempertahankan cita rasa kopi yang sudah melegenda secara turun –
temurun.
b. Meningkatkan kreatifitas untuk menciptakan menu – menu yang baru dan
lebih bervariatif untuk dapat di tawarkan dan di nikmati oleh penikmatnya.
c. Menawarkan kenyamanan dalam menikmati kopi kepada konsumen.
d. Menjalin hubungan yang baik untuk memberikan pelayanan yang terbaik
kepada konsumen.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pemasaran Kualitas Kopi Cafe Ghona Coffee
Seperti yang kita ketahui bersama kesuksesan bisnis Cafe kopi tidak tidak
hanya dipengarughi oleh keahlian sang barista (Peracik Kopi) namun juga
dipengaruhi oleh konsep bisnis yang mereka usung untuk menarik calon
konsumennya, sebab komunitas – komunitas yang ada disekitar anda adalah target
pasar yang cukup potensial. Kalau anda kurang baik dalam mempromosikan
usaha anda, maka anda akan kalah oleh pesaing lain.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Taufik pemilik Ghona Coffee dalam
mempromosikan usahanya :
“Saya melakukan promosi dengan menggunakan media massa seperti
koran, spanduk-spanduk, dan juga media elektronik seperti Televisi,
internet melalui facebook, Intagram. Saya juga sering memperkenalkan
ghona Coffee dengan cara membuka stand Coffee di acara atau event –
event kemahasiswaan seperti seminar, talk show, dll.”36
B. Proses Memilih Kualitas Kopi
Dalam masa proses memilih kualitas kopi olahan owner, ghona Coffee
memanfaakan tempat penghasi kopi nomor dua terbaik diindonesia yaitu jambi
(kopi kerinci) untuk dijadikan kopi bubuk agar masa simpananya terbilang cukup
lama, selain itu juga dapat dijadikan sebagai penghasilan tambahan.
36
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.00) 02 November 2019
57
Berikut adalah wawancara bersama pemilik ghona Coffee mengenai
kualitas kopi yang disuguhkannya :
“Kopi yang saya suguhkan berkualitas baik, saya selalu mengutamakan
rasa dan mutu kopi. Dimana bahan baku yang saya gunakan 100% kopi
liberika, robusta dan arabika, maka saya tidak mau mencampur dengan
bahan lain seperti jagung, terkadang pengusaha kopi mau mencampur
jagung karna jagung jauh lebih murah dan bisa mendapatkan keuntungan
labih banyak. Tetapi saya memiliki prinsip untuk tetap menjaga kualitas
kopi dan tetap menjaga kepercayaan pelanggan”37
Dari hasil penelitian yang dilakukan lapangan pada pemilik ghona Coffee
bahwa proses memilih kualitas kopi dapat dilihat dari beberapa aspek atau
indikator yaitu sebagai berikut :
1. Aroma
Proses memilih kopi olahan jenis liberika, robusta, dan arabika dapat
dinilai dari aspek aroma. Hal ini disampaikan oleh pemilik ghona Coffee (Bapak
Taufik, S.Ud) :
“Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik ghona
Coffee mengatakan bahwa sanya aroma kopi liberika lebih menyengat
dibandingkan kopi robusta dan arabika, sedangkan aroma kopi arabika
lebih menyengat dari pada robusta.dan aroma kopi yang masih dalam
bentuk bubuk akan berbeda aromanya dengan kopi yang sudah disiram air
panas”38
Hal senada juga disampaikan oleh fadhil selaku barista ghona Coffee :
37
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.05) 02 November 2019 38
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.05) 02 November 2019
58
“Jika kita benar – benar memperhatikan dan mencium aroma kopi yang
akan kita minum akan sangat jelas perbedannya yaitu dari aroma, bahwa
kopi liberika aroma nya lebih menyengat dan terasa pekat dibandingkan
robusta ataupun arabika”39
Berdasarkan Statemant informan diatas dapat kita ketahui bahwa aroma
kopi (bau dari kopi ketika masih kering) dan aroma (bau dari kopi ketika diseduh
dengan air panas) adalah aspek dari aroma yang dapat dinilai melalui tahapan
berikut: Mencium bubuk kopi yang berbeda dalam mangkok sebelum di tuang
dengan air, mencium aroma saat mengaduk permukaan kopi seduhan, dan
mencium aroma kopi saat kopi sudah larut.
2. Kadar Keasaman
Proses memilih kualitas kopi juga dapat dilihat dari kadar keasaman kopi
yang terasa dilidah kita. Hal ini uga disampaikan oleh pemilik ghona Coffee :
“Kopi arabika, jenis kopi yang ditanam di dataran tinggi ini memiliki
kadar Cafein atau tingkat keasaman sebesar 0,9-1,4% dari total senyawa
yang ada di setiap bijinya.Kopi robusta, jenis kopi ini memiliki kadar
Cafein atau tigkat keasaman sebesar 1,8-4,0% dari total senyawa yang ada
di setiap bijinya. Kopi liberika memiliki kadar Cafein atau tingkat
keasaman sebesar 0,7-1,2 % dari total jumlah senyawa yang ada di setiap
bijinya”40
Hal senada juga disampaikan oleh Firmansyah, S.Pd salah satu konsumen
ghona Coffee :
“Saya lebih memilih untuk menikmati kopi robusta karena tingkat
keasamannya lebih tinggi dan saya sudah cukup lama menjadi penikmat
kopi”.
39
Sumber Data, “Wawancara Barista Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan SaudaraFadhil
Selaku RespondenPenelitian” (20.15) 02 November 2019
40
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.10) 02 November 2019
59
Hasil dari informan diatas menunjukkan bahwa tingkat Cafein atau kadar
keasaman kopi yang paling kecil adalah liberika yaitu 0,7 – 1,2% kemudian
arabika 0,9 – 1,4% dan yang memiliki tingkat Cafein atau kadar keasaman paling
tinggi adalah robusta yaitu 1,8 – 4.0%
Owner ghona Coffee menyampaikan bahwa bagi penikmat kopi pemula
sebaiknya memilih liberika, selain kopi ini ditanam di provinsi jambi tingkat
Cafeinnya juga sangat rendah.
3. Cita Rasa Kopi
Cita rasa kopi merupakan salah satu cara yang cukup mudah untuk
memilih kualitas kopi, wawancara bersama bapak taufik pemilik ghona Coffee
menurut beliau :
“Cita rasa kopi sangat penting dalam memilih kualitas, kualitas kopi yang
bagus memiliki cita rasa yang khas antara manis, asam, dan kepekatannya
seimbang kemudian cita rasa kopi bertahan lama di rongga mulut”41
C. Kepuasan Konsumen Terhadap Tingkat Kualitas Kopi Cafe Ghona
Coffee
Dapat dilihat dari tabel 03 untuk kepuasan konsumen dari frekuensi
berkunjung bahwa ada 15 konsumen tetap atau sudah lebih dari 3 kali berkunjung
ke ghona Coffee, 6 konsumen dengan frekuensi 2 kali berkunjung, dan 9 frekuensi
untuk pelangan baru atau baru 1 kali berkunjung. Dilihat dari banyaknya frekuensi
pengunjung tetap di ghona Coffee maka dapat dipastikan bahwa ghona Coffee
41
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.10) 02 November 2019
60
kopi cukup baik dalam mempertahankan kualitas ras, aroma, dan tingkat
keasaman.
Hasil penelitian lapangan dan wawancara yang dilakukan pada beberapa
pengunjung / Konsumen ghona Coffee seperti yang disampaikan oleh endung
salah satu pengunjung ghona Coffee :
“Untuk kualitas kopi saya rasa sudah cukup bagus, rasa dan aromanya
sangat pas, saya sudah sekitar 1 tahun menjadi pelanggan tetap ghona
Coffee, saya rasa, saya sudah sangat cocok dengan kualitas kopi maupun
kualitas pelayanan ghona Coffee.42
Hal berbeda disampaikan putri mahasiswi unja salah satu pelanggan ghona
Coffee :
“saya jadi pelanggan ghona Coffee tergolong baru, karena saya baru dua
kali beli kopi dan nongkrong disini, kalau soal kualitas saya tidak begitu
peduli, yang penting pelayanannya ramah, fasilitas bagus dan tempat nya
pas untuk nongkrong bareng teman – teman”43
Dilihat dari apa yang disampaikan informan diatas, bahwa sanya bukan
hanya kualitas yang di nomor satukan karena tidak semua pelanggan / konsumen
mengerti tentang kopi ada juga beberapa konsumen yang hanya nongkrong sambil
menikmati fasilitas yang ada di ghona Coffee.
Berikut wawancara bersama Andi Agusri salah satu konsumen ghona
Coffee yang berlatar belakang Komisioner KPU Muaro jambi
42
Sumber Data, “Wawancara Konsumen Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan
saudaraEndung Selaku RespondenPenelitian” (20.30) 02 November 2019
43
Sumber Data, “Wawancara Konsumen Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan saudariPutri
Selaku RespondenPenelitian” (20.35) 02 November 2019
61
“ Saya tidak terlalu suka dengan kopi apa lagi kopinya yang terlalu pahit,
saya sudah beberapa minggu sering nongkrong di ghona Coffee sambil
minum red valvet, kan menu nya bukan hanya kopi, tapi saya terlanjur
suka dengan pelayanan, suasana dan fasilitas ghona Coffee.
Kalau komentar soal kualitas menurut saya liberika yang paling enak,
apalagi kalau Vietnam pakai kopi liberika”44
Dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa bapak agusri tidak terlalu
suka dengan kopi.kualitas kopi memang bagus untuk disuguhkan pada konsumen,
namun ada yang lebih penting yaitu pelayanan pegawai terhadap konsumen,
suasana Cafe, dan fasilitas yang disediakan.
44
Sumber Data, “WawancaraKonsumen Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak Andi
Agusri Selaku RespondenPenelitian” (21.00) 03 November 2019
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dan analisis dengan memperhatikan pokok-
pokok permasalahan yang diangkat dengan judul “Konsistensi Pemasaran
Berbasis Kualitas Dalam Persaingan Penjualan Kopi Yang Mempengaruhi
Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Kopi (Study Kasus Ghona Coffee)”,
maka peneliti dapat menarik kesimpulan :
1. Pemilik ghona Coffee tetap konsiten dengan memasarkan kopi lokal yang
berasal dari kerinci yaitu kopi arabika dengan aroma, rasa, dan Cafein /
tingkat keasaman yang seimbang. Jenis kopi liberika adalah kopi yang
stok atau ketersediaannya selalu ada di ghona Coffee.
2. Kualitas kopi hanya diperhatikan oleh orang - orang (Penikmat) yang
sangat mengerti dengan kopi.
3. Kualitas tidak terlalu dominan dalam keputusan konsumen. Terbukti dari
table 04 bahwa frekuensi berkunjung yang lebih dari 3 kali hanya ada 7
konsumen, yang 2 kali 10 konsumen, dan pengunjung baru atau pemula
mencapai 13 konsumen. Kemudian hasil wawancara dengan beberapa
konsumen mengatakan bahwa kualitas kopi tidak terlalu mereka
perhatikan, mereka memilih ghona Coffee karena kualitas pelayanan,
tempat, dan fasilitas di ghona Coffee sangat memadahi.
63
B. Saran
1. Bagi pengusaha Cafe kopi agar tidak hanya memperhatikan kualitas satu
kopi karena masih banyak kopi – kopi yang mampu membuat
pengunjung lebih tertarik seperti liberika dan robusta.
2. Pengusaha Cafe kopi juga harus memperhatikan lokasi membuka usaha,
pilihlah barista (Peracik kopi) yang bersertifikasi dan ahli dalam meracik
kopi. Kemudian pelayanan dan fasilitas harus lengkap karena rata – rata
pengunjung adalah mahasiswa/mahasiswi yang lebih memilih fasilitas
dari pada rasa.
C. Kata Penutup
Demikianlah dengan segala keterbatasan kemampuan dan kekurangan
peneliti, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Tentunya berkat
bimbingan dari Bapak dan Ibu dosen pembimbing serta semua pihak yang telah
membantu, memberikan motivasi, masukan dan dukungan.Terima kasih juga saya
ucapkan terhadap orang tua tercinta serta keluarga dan kawan-kawan yang selalu
memberikan arahan dan motivasi serta tak henti-hentinya memberikan dukungan
moril maupun materil serta do’a nya. Sehingga sampailah pada bab terakhir
penyusunan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat berupa
wawasan serta menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi peneliti dan
umumnya bagi para pembaca.
Jambi, 04 November 2019
Penulis
Ahmas Muliadi
EES.150577
64
DAFTAR PUSTAKA
AL-Qur’an, Qs.Al-An’m,Yayasan “Penyelenggara Penterjemah Penafsir Al
Qur‟an,Al-Qur‟andanTerjemahanya”,Departemen Agama RI, Jakarta,
1995, hlm. 87
Dedi Mulyadi, dkk, “Analisis Strategi Pemasaran jasa Lembaga Non Bank Pada
PT OtoMultiartha
Gelhorn dan Gunawan, 2000, Seri Hukum Bisnis: “Merger dalam Perspektif
Monopoli”(PT Raja Grafindo Persada, Jakarta), hal 7.
Ibid, 181-182
Ibid, 199
Ibid,200
Ibid 35
Ibrahim,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 52-53.
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif. hlm. 69-70.
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif. hlm. 71.
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif. hlm. 72.
Indra Wijaya dan Sri Setyo Iriani, “Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas
Konsumen”, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1 No.3 Mei 2013, hlm 911
Irvan, Zulia Hanum dan Rukmini, “Pengendalian Mutu Produk dengan Metode
Statistik,vol.7”, Teknik Industri, Sumatera, 2006.
Karawang”,Jurnal Manajemen, Vol. 09 No. 2 Januari 2012, hlm 590-591
Kotler, 1997, “Manajemen Pemasaran” hlm 8
65
Latifa M. Algaoud dan Mervyn, 2005,” Perbankan Syari‟ah” (PT. Serambi Ilmu
Semesta, Jakarta), hal 45.
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2014), hlm. 27
Mustafa Kamal Rokan, “Hukum Persaingan Usaha”, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2010), hlm 205
Philip Kotler,“Manajemen Pemasaran”, PT. INDEKS, Jakarta, 2000, hlm. 6-7
Tjipitono, 2002, “Manajemen Pemasaran”
Reza M Syarif, 2005, “Konsisten Dalam Hidup” Hlm 128
Rudy Prihantoro, “Konsep Pengendalian Mutu, Remaja Rosdakarya”, Bandung,
2012, hlm. 2.
Rudy Prihantoro, “Konsep Pengendalian Mutu, Remaja Rosdakarya”, Bandung,
2012, hlm. 6-9.
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (jambi: Syariah Press, 2014), hlm.30
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi. hlm. 34.
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi. hlm. 34.
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi. hlm. 34.
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi. hlm. 45.
Soviadi Nor Rachman, “Analisis Pengaruh Keunggulan Produk, Reputasi
Perusahaan Dan Asosiasi Merek Terhadap Kesuksesan Produk Baru
Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Kasus pada
OutletPenjualan Produk Telkomflexi di Semarang)”. (Semarang : Magister
Manajemen, Universitas Diponegoro,2006).
Sofjan Assauri,”Manajemen PemasaranDasarKonsepdan Strategi”,PT Raja
GrafindoPersada, Jakarta, 2002, hlm. 181
Sofjan Assauri,”Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi”, PT Raja
66
GrafindoPersada, Jakarta, 2011, hlm.168-169.
Sumber Data, “Wawancara Barista Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Saudara
Fadhil Selaku RespondenPenelitian” (20.15) 02 November 2019
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.00) 02 November 2019
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.05) 02 November 2019
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.05) 02 November 2019
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.10) 02 November 2019
Sumber Data, “Wawancara Pemilik Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Taufik.S.Ud. Selaku RespondenPenelitian” (20.10) 02 November 2019
Sumber Data, “Wawancara Konsumen Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan
saudara
Endung Selaku RespondenPenelitian” (20.30) 02 November 2019
Sumber Data, “Wawancara Konsumen Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan
saudari
Putri Selaku RespondenPenelitian” (20.35) 02 November 2019
Sumber Data, “Wawancara Konsumen Ghona Coffee Oleh Peneliti dengan Bapak
Andi Agusri Selaku RespondenPenelitian” (21.00) 03 November 2019
Suyadi Prawirosentono, “Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Total
Quality Management Abad 21”,Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm. 5.
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress,
2014), hlm. 32.
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress,
2014), hlm. 31
67
Wiiam J. Stanton, 1998 Strategi Pemasaran” hlm 7
LAMPIRAN
Lampiran wawancara bersama pemilik ghona Coffee ( Taufik, S.Ud )
Lampiran kondisi dalam ruangan ghona Coffee dan alat – alat kopi saat barista
ghona Coffee meracik kopi
Tampilan luar dan menu ghona Coffee yang terletajk di Jl.RE.Martadinata,
Kambang, Kecamatan Telanaipura, Jambi
CURRICULUM VITAE
Nama : Ahmas Muliadi
Tempat/Tgl Lahir : S. palas, 12 Juli 1995
Email/Surel : [email protected]
No. Kontak/HP : 0822-9984-2904
Alamat : Lorong Perum Hamsari, Simpang IV Sipin, Telanaipura
Pendidikan Formal :
1. SD N10/X Tanjung Jabung Timur, Nipah Panjang II
2. SMPN 3 Tanjung Jabung Timur, Nipah Panjang II
3. PKBM Tunansa Tanjung Jabung Timur, Nipah Panjang II
Pengalaman Organisasi
1. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
2. Pengurus HMJ Ekonomi Syariah Periode 2017-2018
3. Pengurus DEMA UIN STS Jambi Periode 2017-2018
4. Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan (IKAMI
SULSEL) Cabang Jambi
5. Kerukunan Kekeluargaan Sulawesi Selatan (KKSS)
Motto Hidup : “jangan menyerah sesuatu yang baik akan datang”
Jambi, September 2019
Ahmas Muliadi
EES.150577