JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS...

120
PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI (SELF ADJUSTMENT ) BAGI MUALLAF DI YAYASAN AN-NABA CENTER SAWAH BARU CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun oleh: Niko Afriyandi NIM: 1113052000009 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 2018 M/ 1439 H

Transcript of JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS...

Page 1: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI (SELF ADJUSTMENT ) BAGI

MUALLAF DI YAYASAN AN-NABA CENTER

SAWAH BARU CIPUTAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun oleh:

Niko Afriyandi

NIM: 1113052000009

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

2018 M/ 1439 H

Page 2: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun
Page 3: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun
Page 4: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun
Page 5: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

i

ABSTRAK

Niko Afriyandi (NIM : 1113052000009) “Peran Pembimbing Agama dalam

Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Bagi Muallaf di Pondok

Pesanren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru” Di

bawah bimbingan Suparto, M.Ed, Ph.D (NIP : 197103301998031004)

Peran pembimbing agama ialah orang yang dipandang serta mengerti

dalam meyakini tentang ajaran agama yang baik dalam mengkhayat,

mengamalkan dan juga mempunyai sikap bijaksana serta tak sungkan membantu

orang lain dalam kesulitan. Muallaf adalah seseorang yang imannya masih lemah

dan perlu diberikan bimbingan untuk memperdalam keyakinan mereka dan dapat

menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai keislaman

Untuk mengkaji penelitian ini teori-teori yang digunakan dalam penelitian

adalah teori Bimbingan dan teori penyesuaian diri. Bimbingan yang di berikan

terfokus dalam bagaimana untuk meningkatkan kemampuan penyesuan diri

muallaf di pondok pesantren pembinasn muallaf yayasan an-naba center sawah

baru ciputat.

Sedangkan metodologi yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini

adalah kualitatif yaitu melakukan wawancara langsung. Teknik pengumpulan data

dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis

data dalam penelitian dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber kemudian direduksi, dirangkum, dipilih-pilih hal yang pokok dan

disimpulkan dengan metode analisis data.

Hasil temuan analisis yang penulis temukan bahwa peran pembimbing

agama dalam meningkatkat kemampuanya penyesuaian diri muallaf di Pondok

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-naba Center Sawah Baru Ciputat

adalah banyak memberikan upaya dan usaha yang menunjukan keberhasilan para

pembimbing adalah dengan memberikanakan bimbingan tentang agama (Aqidah),

dan memberikan bimbingan tentang ibadan dan cara membaca Al-Qur’an

sehingga para muallaf dapat menjadi Islam yang kaffah.

Kata Kunci : Bimbingan Agama, Penyesuaian diri, Muallaf.

Page 6: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

ii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الّر حمن الّر حيم

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,

atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan

Kemampuan Penyesuaian Diri ( Self Adjusment )Bagi Muallaf di Yayasan

Annaba Center Sawah Baru”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana Sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,

terutama kepada yang saya hormati:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed. Ph.D. Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

selaku Dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan

fikiran untuk memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi, Drs.

Page 7: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

iii

iii

Roudhonah, M.A. selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Suhaimi, M.Si

selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

4. Seluruh Dosen dan staff dilingkungan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

5. Seluruh staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai

referensi dalam penyusunan skripsi.

6. Terima kasih untuk staf Yayasan An-Naba Center Yang telah mengizinkan

melakukan penelitian dan telah membantu kelancaran proses penelitian ini di

lapangan.

7. Teristimewa kepada Orang Tua penulis yang selalu mendo’akan, memberikan

motivasi dan pengorbanannya dari segi moril dan materi kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Terima kasih kepada seluruh sahaba-sahabat penulis penulis yang berada di

johar baru, M.Rozak, Fikri Ryan Dwi Putra, Maulana Rio, Dini Rahma Wati,

Bunga Novianti, Ikna Ayatun Nadhira, Ifni Rahma yanti, Rohmat, Rival Oskar,

atas doa dan dukungannya dan partisipasinya.

9. Buat sahabat–sahabat penulis Hajrul Aswad Harahap, Taufik, Sondi Silalahi,

Mujahidin, Almuzani, Ali Munandar Khairul Muslim Hary Handiman, terima

kasih atas dukungan dan doanya.

Page 8: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

iv

iv

10. Seluruh keluarga besar BPI terima kasih untuk dukungannya dan doanya

kepada penulis semoga persaudaraan yang kita jalani selama ini terus terjaga

dengan baik.

11. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu tanpa

mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih\

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada

semua pihak yang tekah memberikan segala bantuan dan dukungannya kepada

penulis

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap kritik dan saran yang konstruktif sangat

penulis butuhkan agar skripsi ini dapat bermanfaat.

Ciputat, Oktober 2017

Niko Afriyandi

Page 9: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................. 6

1. Batasan Masalah .............................................................................. 7

2. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................. 7

D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 8

1. Metode Penelitian ........................................................................... 8

2. Jenis Penelitian ................................................................................ 9

3. Lokasi Penelitian data .................................................................. 9

4. Subjek dan objek Penelitian ......................................................... 9

5. Teknik Pengambilan Data............................................................... 10

6. Sumber Data ................................................................................... 12

7. Teknik Anilisa Data....................................................................... 13

E. Tinjauan Kepustakaan ....................................................................... . 14

F. Sistematika Penulisan......................................................................... 17

Page 10: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Peran Pembimbing Agama............................................................... 19

1. Pengetian Peran .......................................................................... 19

2. Unsur-Unsur Peran ..................................................................... 21

3. Pengertian Pembimbing Agama .................................................. 21

4. Syarat Pembimbing Agama ......................................................... 23

5. Tugas Pembimbing Agama ........................................................... 24

6. Metode Bimbingan Agama .......................................................... 24

B. Penyesuaian Diri ( Self Adjustment ) ............................................... 27

1. Pengertian Penyesuain Diri .......................................................... 27

2. Bentuk-Bentuk Penyesuaian Diri................................................. 28

3. Unsur-Unsur Penyesuaian Diri .................................................... 30

4. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri ..................................................... 33

5. Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri............................. 36

6. Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental ....................................... 38

C. Muallaf............................................................................................... 39

1. Pengertian Muallaf ....................................................................... 39

2. Konversi Agama .......................................................................... 42

3. Proses Konversi Agama .............................................................. 46

4. Faktor-Faktor Terjadinya Konversi Agama ................................. 49

Page 11: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Singkat Lembaga .................................................................... 54

B. Visi dan Misi ....................................................................................... 56

C. Tujuan ................................................................................................. 57

D. Program Pembinaan Muallaf ................................................................ 58

E. Struktur Organisasi .............................................................................. 61

F. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 63

BAB IV : TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

A. Temuan Penelitian ................................................................................ 65

1. Deskripsi Informan Pembimbing ................................................... 65

2. Deskrisi Informan Terbimbing ...................................................... 67

B. Upaya Peran Pembimbing Agama dalam Pembinaan Keagamaan kepada

Muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat................................................................................ 70

C. Peran Pembimbing Agama Islam dalam Meningkatkan Penyesuaian Diri

Muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat .......................................................................... 81

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 85

B. Saran .................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama merupakan pedoman hidup manusia (way of life ), agama

dengan demikian menjadi petunjuk dalam kehidupan manusia. Agama juga

berati kehidupan seseorang tentang ketuhanan disertai keimanan dan

kepribadian dengan tujuan untuk mencpai kebahagian akhirat.1

Secara kodrati manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya,

karena agama berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma

tertentu menjadi kerangka acuan dalam sikap dan bertingkah laku agar sejalan

dengan keyakinan yang dianutnya.2 Dalam Islam manusia menurut fitrahnya

adalah beragama tauhid sebagai mana tertulis dalam al-Qur’an :

“ Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui”3

Ini berati manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama, Allah

menciptakan demikian, karena agama merupakan kebutuhan hidupnya.

Memang manusia dapat menangguhkan sekian lama boleh sampai dengan

1 Samsul Munir Amin ,Bimbingan dan konseling islam ,jakarta, cet 1, 2010 penerbit,

amzah: hal : 98 2 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2005 ), h.273.

3 Al-Qur’an dan terjemah ( jakarta : Oasis Terrace Recident, 2010), h. 407.

Page 13: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

2

menjelang kematian, tetapi pada akhirnya sebelum ruh meninggalkan jasad, ia

akan merasakan kebutuhan itu. 4

Kedudukan muallaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang yang

hatinya di izinakan cenderung kepada Islam dan orang yang belum memahami

ajaran Islam. Oleh karena itu posisi muallaf sendiri masih membutuhkan

pembinaan, bimbingan, dan pengetahuan seputar Islam, sebagaimana yang

tertera dalam al-Quran surat al-Taubah/9: 60 sebagai berikut:

“ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk

jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu

ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.”5

Di dalam ayat tersebut penulis menekankan bahwa pentingnya peran

pembimbin agama bagi muallaf karena imannya masih lemah dan belum

mampu menyesuakan diri dengan ajaran agama Islam dan berbaur dengan

masyarakat sekitar , dalam hal ini umat muslim bukan hanya memberikan

semata-mata zakat saja, tapi diharapkan memberi bantuan baik segi materi,

kasih sayang, dan materi-materi keislaman. Sehingga mampu berdiri sendiri,

karena biasanya seseorang yang memutuskan untuk pindah agama akan

4 M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung : Mizan , 1996) cet 3. H. 376.

5 Dapertemen Agama RI. Al-Aliyy : Al-Qur’an dan Terjemahnya. ( Bandung : CV

Penerbit Diponogoro, 2005 ), Cet ke-10 h. 156.

Page 14: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

3

mendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun lingkungannya, maka

dari itu seorang pembimbing agama di dalam Yayasan Annba Center harus

mampu membimbing dan mendampingi sampai seorang muallaf tesebut

sampai dalam keadaan tetap iman, Islamnya, begitu pula dari segi materi

mampu mengidupi kehidupannya.

Pada hakikatnya seorang muallaf membutuhkan perhatian dari kalangan

masyarakat maupun pembimbing agama agar dapat memperoleh pengetahuan

tentang agama Islam, maka para muallaf haruslah mendapatkan perhatian yang

khusus yakni dengan proses bimbingan dan penyuluhan kepada seorang

muallaf.

Seorang pembimbing agama harus menjadi teladan yang baik bagi para

muallaf. Apa bila seorang pembimbing sendiri tidak mengerti tentang ajaran-

agama Islam, maka tidak akan ada muallaf yang mau diberikan bimbingan

dengannya, melainkan akan menjatuhkan wibawanya sendiri sebagai seorang

pembimbing agama.

Rasulullah S.A.W melalui sunahnya menganjurkan agar pembentukan

dilakukan melalui keteladanan. Hal ini didasarkan pada realita bahwa bahasa

tubuh lebih efektif dan berdampak lebih besar dibandingkan dengan bahasa

lisan.

Seorang pembimbing agama yang baik hendaknya mencontoh

keperibadian Nabi Muahammad SAW di semua aspek kehidupnnya. Karena

nabi sebagai uswahtun hasanah, qudwah shalihah, dan figur yang sempurna

bagi semua umat manusia di sepanjang masa.

Page 15: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

4

Di antara fenomena yang paling tampak untuk dicontoh dar Nabi

Muahammad SAW adalah bagaimana beliau menyatukan agama dan dunia,

ibadah dan kehidupan, mensucikan diri, dan jihad. Semua itu beliau lakukan

tanpa menimbulkan ketimpangan dalam segi apapun.6

Adapun tujuan pokok dari bimbingan agama adalah untuk memberikan

bantuan bagi para muallaf agar mampu memecahkan kesulitan yang dialami

dengan kemampuan sendiri yang dilandasi atas dorongan keinginan muallaf

untuk mendalami ajaran agama Islam. Jadi, bimbingan agama dalam penelitian

ini bertujuan untuk membimbing para muallaf agar mampu menyesuaikan diri

dengan ajaran agama Islam dan menyesuikan diri di lingkungan sekitarnya.

Itulah yang menjadi daya tarik peneliti untuk mengakaji para

pembimbing agama dalam membina muallaf agar dapat menyesuaiakan diri

dengan ajaran agama Islam dan mampu beradaptasi di lingkungan masyarakat

dan menjadi pembelajaran bagai peneliti untuk mengkaji tentang Islam itu

sendiri, ketika seorang yang sudah menjadi muslim sejak lahir pasti lebih

mudah mempelajari dan mengenalkan agama Islam itu sendiri akan tetapi jika

seorang yang baru masuk agama Islam atau muallaf pasti mereka berjuang

keras untuk bisa memperdalam ilmu agama Islam dan tidak dipungkiri lagi

ketika tekanan-tekanan yang terus berdatangan dari keluarga karena salah tidak

rela anaknya atau saudaranya melakukan pinda agama atau dinamakan

konversi agama.

Dengan keberadaan pondok pesantren pembinaan muallaf, yayasan

Annaba Center yang terletak di jalan Cendrwasih IV No.1 RT.02 / RW.03,

6 Abdullah Nasihih Ulwan, Tarbiyah Ruhiah, ( Jakarta : Robanni Press, Maret 2006 M ),

Cet. XV,h.68-69.

Page 16: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

5

kelurahan sawah baru, kecamatan ciputat kota Tangsel, yang didirikan oleh

Ustadz Syamsul Arifin Nababan yang awalnya melihat kondisi muallaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid dan beliau berharap tempat tersebut

menjadi wadah untuk para muallaf menjalankan keislamannya, tak ada lagi

rasa terbuang dan tentunya tak lagi kembali ke agama yang dulu di anutnya

(murtad) karena mereka memilih masuk Islam dengan hidayahnya Allah. SWT.

Pondok pesantren pembinaan muallaf juga memiliki tujuan apabila

muallaf sudah mendapatkan pembinaan maka muallaf akan berdakwah

kedaerahnya masing-masing maka dari itu muallaf yang dapat menyesuaikan

diri dengan pembinaan tersebut akan mendapatkan hasil yang maksimal seperti

banyak ilmu pengetahuan tentang Islam dan di ajarkan metode berdakwah di

kalangan masyarakat.

Berbagai usia yang ada di dalam pondok pesantren tersebut tetapi di

pondok pesantren tersebut mengkatagorikan semuanya dari usia sudah berapa

lama muallaf mengikuti pembinaan yang menjadi fokus penelitian yakni

ketika muallaf sudah berusia lanjut yang harus dapat menyesuaiakan diri

dengan lingkungan Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba

Center Sawah Baru.

Katagori muallaf dalam penelitian ini adalah muallaf belum lama

memeluk Islam dan imannya masih lemah secara ekonomi dan ilmu

pengetahuan agama dan yang belum bisa menyesuiakan diri dengan

lingkungan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center.

Page 17: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

6

Berdasarkan fenomena dan kejadian yang penulis paparkan di atas,

penulis akan membahas lebih lanjut dan akan menuangknn dengan penelitian

yang berjudul :

“ Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Kemampuan

Penyesuaian Diri ( Self Adjustment ) Bagi Muallaf di Yayasan An-naba

Center Sawah Baru Ciputat”

B. Pembatasan dan Rumusan

1. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi pembatasan masalah skripsi ini lebih terarah

maka peneliti membatasi penelitian skripsi ini hanya memfokuskan pada peran

pembimbing agama dalam mengembangkan kemampuan penyesuaian diri pada

muallaf yang berusia lanjut terhadap kegiatan keagamaan di podok pesantren

pembinaan muallaf yayasan annaba center sawah baru :

a. Peran Pembimbing Agama dalam penelitian ini adalah pembimbing

agama yang dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian diri muallaf

agar menjadi pendakwah di lingkungan masyarakatnya.

b. Penyesuaian diri adalah kemampuan menyesuaiakan diri individu pada

perubahan lingkungannya, mencakup lingkungan alamiah, sosial dan

budaya dam manusia itu sendiri. Sehingga individu mampu

mengimbanggi perubahan yang ada dan tidak mengalami maladjustment

yang kemudian individu tersebut mudah menyerah, mengalami konflik

dan frustasi, dan sulit menggali potensi yang ada.

c. Fokus penelitian ini pada peran pembimbing agama dalam meningkatkan

kemampuan penyesuaian diri muallaf pada kegiatan keagamaan

Page 18: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

7

mendapatkan pembinaan di Pondok Pesantren Muallah Yayasan An-naba

Center

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah

di uraikan, maka peneliti Merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana peran pembimbing agama dalam meningkatkan kemampuan

penyesuaian diri Muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Sawah Baru ?

b. Bagaimana proses penyesuaian diri yang dilakukan para muallaf di

Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Sawah

Baru ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Pembimbing agama

seperti apa yang dilakukan pada Muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Sawah Baru.

a. Untuk mengetahui peran pembimbing agama dalam membentuk proses

penyesuaian diri pada muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Sawah Baru.

b. Untuk mengetahui proses penyesuaian diri yang di lakukan oleh

muallaf yang bermukim di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Sawah Baru.

Page 19: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

8

2. Adapun Manfaat dari Penelitian ini :

a. Manfaat akademik

Selain itu dengan adanya penelitian ini diharapkan berguna bagi Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) khususnya bagi jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam dalam mengkaji tentang persoalan muallaf

dalam menyesuaikan diri.

b. Manfaat praktis

Dapat memahami dan mendalami ilmu pengetetahuan peneliti di bidang

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Khususnya dalam hal Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Mengenai peran pembimbing agama dalam membentuk

penyesuaian diri muallaf.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Peneliti pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun

penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dikutip oleh Moleong adalah

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.7

Adapun desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu

penelitian yang menggunkan teknik analisa datanya berupa kata-kata, gambar

dan bukan angka-angka. Semua data tersebut menjadi kunci terhadap apa yang

sudah diteliti.8

7 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

2000 ) , h. 3 8 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

2000 ) , h. 6.

Page 20: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

9

Desain deskriptif dalam penelitian ini melakukan survei yaitu suatu

penelitin yang dilakukan terhadap sekelompok objek dalam waktu tertentu

dengan tujuan menilai kondisi atau penyelenggaraan suatu program dan hasil

penelitiannya digunakan untuk menyusun suatu perencanaan demi perbaikan

program tersebut.9

Dalam hal ini peneliti fokus tentang peran pembimbing agama dalam

meningkatkan penyesuaian diri muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center, serta apa faktor pendukung dan penghambat

bagi pembimbing dalam meningkatkan penyesuain diri muallaf dengan

keyakinan yang baru di jalankannya.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan atau (field

Reseaech ), penelitian terjun langsung di lapangan yakni di Pondok

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru agar

memperoleh data yang akurat dan dapat dipahami yang sesuai dengan

tujuan penelitian.

3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat jalan Cendrwasih IV No.1

RT.02 / RW.03, kelurahan sawah baru, kecamatan ciputat. Adapun waktu

penelitian dalam penulisan skripsi ini di mulai dari bulan November 2017

sampai dengan april 2018.

4. Subjek dan Objek Penelitian

9 B.Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, ( jakarta : Prestasi Pustaka,

2006 ),cetke-1, h. 111

Page 21: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

10

Subjek penelitian adalah Subjek penelitian yaitu pembimbing, yang

melakukan bimbingan pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-naba Center Sawah Baru Ciputat, dan para muallaf puta yang

mendapatkan pembinaan, karena asrama khusus muallaf putri baru di

bangun sekitar tahun 2015.

Adapun teknik pengambilan subjek menggunakan teknik bola salju. “

Dalam teknik ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang

memenuhi kreteria untuk dijadikan anggota sampel. Mereka kemudian

menjadi informsi tentang orang-orang lain yang juga dapat dijadikan

anggota sempel. Orang-orang yang ditunjukan ini kemudian menjadi

sempel dan selanjutnya diminta menunjukan orang lain lagi yang

memenuhi kreteria menjadi anggota sempel. Demikian prosedur ini di

lanjutkan sampai jumlah anggota sampel yang diinginkan terpenuhi.10

Objek dari penelitian ini adalah tempat untuk memperoleh keterangan

tentang, Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Penyesuaian

Diri Bagi Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba

Center Sawah Baru Ciputat

5. Teknik Pengambilan Data

Untuk memperoleh data dari penelitian lapangan ini penulis

menggunakan metode pengumpulan data berupa:

a. Observasi

Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu pengumpulan data

untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan

10

Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), Cet-6, h. 63

Page 22: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

11

sistematis tentang fenomena yang diselidiki.11

Peneliti mengamati secara

langsung bagaimana pelaksanaan kegiatan bimbingan agama pada muallaf

di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru

Ciputat.

b. Wanwancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah percakapan yang dilakukan secara

mendalam yang di arahkan pada masalah tertentu yang diarahkan pada

masalah tertentu, dengan tujuan tertentu dan dengan bertanya langsung

kepada sejumlah responden.12

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Ustadz Syamsul

Arifin Nababan, Utadz Iwan Pewa, Faris, Mustaqim, dan Salman. Untuk

menggali data dan informasi mengenai bimbingan agama di Pesantren

Pembinaan Mualllaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. Untuk

mendapatkan data yang valid, peneliti mewawancarai dua orang

pembimbing dan tiga orang muallaf yang sudah masuk Islam selama satu

tahun dan sudah mendapatkan bimbingan terlebih dahulu dan sudah

mempelajari banyak tentang agama Islam dari mereka penulis dapat

mengambil informasi lebih tentang peran pembimbingan agama dan proses

penyesuaian diri muallaf terhadap kegiatan keagamaan di pesantren

pembinaan muallaf yayasan an naba center sawah baru ciputat dan setelah

mampu menyesuaikan diri di pondok tersebut maka muallaf juga dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitar pondok pesantren.

11

Sutisno Hadi, Metodologi Research ( Yogyakarta: Andi Office, 1989 ), h. 93. 12

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Rosda Karya, 2005), h.

38

Page 23: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

12

Tabel No.1 Para subjek yang di wawancara13

No Nama Profesi

1 Ust. Syamsul Arifin Nababan Pembimbing

2 Ust. Iwan Ustman Pewa Pembimbing

3 Mustaqim Muallaf

4 Salman Muallaf

5 Faris Muallaf

.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukan kepada subjek penelitian. Peneliti mengumpulkan, membaca

mengenai hal-hal yang akan diteliti melalui buku-buku, jurnal, majalah,

internet, pengambilan foto yang dapat dijadikan analisa untuk hasil penelitian

ini.

6. Sumber Data

Dalam penelitian ini yang di jadikan sumber data adalah sebagai berikut:

a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secra langgsung dari

sumber asli atau sumber pertama melalui observasi atau pengamatan

langsung, artinya peneliti berperan sebagai pengamat dan wawancara

langsung lagi mandalam kepada informan. Data primer yang diperoleh

dalam penelitian ini melalui pengamatan dan wawancara dengan

pembimbing/pembina agama dan para muallaf di Yayasan An-Naba

Center Sawah Baru Ciputat.

13

Dokumen pondok Pesantren Pembinaan Muallaf subjek penelitian.

Page 24: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

13

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari atau melalui sumber-

sumber informasi tidak langsung, catatan-catatan atau dokumen yang

berkaitan dengan penelitian, data sekunder biasanya digunakan sebagai

pendukung data primer agar mendapatkan data yang tepat dan sesuia

dengan tujuan penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini diantaranya data yang diperoleh dari studi kepustakaan.

7. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah salah satu proses pengorganisasian data berdasarkan

pola, kategori, dan satuan uraian dasar yang kemudian dapat dianalisis agar

mendapatkan hasil berdasarkan data-data yang telah ada. Setelah melakukan

penghimpunan data yang sesuai dengan permasalahan penelitian, untuk itu

selanjutnya penulis mengolah dan menganalisis data tersebut dengan cara :

a. Data–data dan informasi yang diperoleh melalui teknik observasi dan

pengamatan langsung, oleh penulis dijadikan sebagai bahan untuk

mengetahui bagaimana peran pembimbing agama dalam meningkatkan

Penyesuaian diri muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Sawah Baru Ciputat.

b. Data–data dan informasi yang diperoleh melalui teknik wawancara, oleh

penulis disimpulkan dan dianalisis yang kemudian diuraikan dan

dimasukan ke dalam bahan skripsi.

c. Data dan dokumentasi digunakan penulis sebagai bahan karangan analisis

dalam menimbang dan menguraikan hasil penelitian ke dalam skripsi.

8. Teknik Penulisan

Page 25: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

14

Dalam penelitian ini berpedoman dan mengacu kepada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesisi dan Disertasi ) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang di terbitkan oleh Surat Keterangan Rektor no. 507

tahun 2017

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyesunan skripsi ini, penulis sebelumnya mengadakan

penelitian lebih lanjut kemudian menyusun meenjadi satu karya ilmiah, maka

langkah awal yang penulis lakukan mencari informasi serta mengumpulkan

data terlebih dahulu. Maksud dari mencari dan mengumpulkan informasi ini

untuk mengetahui apakah objek yang penulis teliti ini sebelumnya sudah ada

yang menelitinya dalam sebuah karya ilmiah.

Tinjauan pustaka yang penulis telusuri salah satunya“ Pengaruh

Bimbingan Agama Terhadap Penguatan Keimanan Muallaf di Pondok

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat”

yang disusun oleh Nur Jamal Sha’id, Hasil dari kesimpulan ini berisi tentang

penguatan iman terhadap seorang muallaf yang dimana seorang muallaf ketika

ia masuk Islam pasti keimananya masih lemah yang di khawatirkan ketika

muallaf kembali ke agama yang terdahalu (Murtad) maka dari itu pentingnya

bimbingan penguatan keimanan terhadap muallaf skripsi ini menggunakan

metode kualitatif, yaitu studi tentang penelitian yang berupaya menghimpun

data, mengelolah dan mengenalisis secara deskriptif denga menafsirkan secara

Page 26: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

15

kualitatif , untuk itu data-data penelitian yang di kumpulkan adalah dalam

bentuk konsep-konsep. 14

Tinjauan pustaka selanjutnya yang di jadikan sebagai rujukan penulis

adalah skripsi Sofatillah Amin, dengan Judul “ Dukungan Sosial dan

Kemampuan Penyesuaian Diri Remaja Suku Baduy Luar Yang bersekolah Di

luar Baduy” Hasil dari kesimpulan ini berisi tentang usaha remaja suku baduy

untuk bersekolah di luar baduy karena yang kita ketahui suku baduy sangat

tertutup oleh dunia luar dan apabila remaja yang keluar dari adat tersebut maka

akan di asingkan tetapi dalam skripsi tersebut dukungan sosial yang membuat

para remaja tetap semangat untuk bersekolah di luar suku baduy dan mereka

berusha menyesuaikan diri dengan keadaan di lingkungan yang berbeda agar

tetap di terima di masyarakat luar suku baduy metode yang di gunakan adalah

metode deskriptif .15

Dan tinjauan pustaka yang selanjutnya skripsi Rahmat Irfan, dengan

Judul “ Penyesuaian Diri Santri di Pondok Pesantren Terhadap Kegiatan

Pesantren ( Studi Kasus di Pondok Pesantren Darunnajah )”. Hasil kesimpulan

ini berisi materi tentang upaya santri baru untuk dapat menyesuaikan diri

terhadap kegiatan yang berada di pondok pesantren dimana biasnya seorang

santri baru akan merasa tidak betah karena tidak dapat menyesuaikan diri

dengan kegiatan dan keadaan di dalam pondok pesantren maka di perlukannya

14

Nur Jamal Sha’id, dengan judul “ Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penguatan

Keimanan Muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 15

Sofatillah Amin dengan judul “ Dukungan Sosia dan Kemampuan Penyesuaian Diri

Remaja Suku Baduy Luar Yang Bersekolah di Luar Baduy”. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 27: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

16

studi kasus untuk melihat seberapa lamakah santri baru dapat menyesuaikan

diri dengan kegiatan yang berada di pondok pesantren tersebut.16

Dan tinjauan pustaka selanjutnya penulis ambil dari skripsi Tri Prasetyo

Aprianto, dengan judul “ Strategi Komunikasi Penyuluh Pada Muallaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat”. Hasil dari kesimpulan ini

berisi mengenai strategi komunikasi tentang bagaimana seorang penyuluh

menyampaikan materinya kepada para muallaf dengan mengetahui strategi

komunikasi adanya antusias para muallaf untuk mengikuti bimbingan yang

berada di dalam yayasan tersebut metode yang digunakan adalah kualitatif

deskriptif.17

Tinjauan pustaka yang terakhir yang penulis jadikan rujukan adalah

skripsi Abdul Warid WH, dengan judul “ Peran Lembaga Keagamaan Dalam

Membina Keragaman Muallaf ( Studi Kasus Di Yayasan Sosial Pendidikan Al-

Karimah Pondok Cabe Ilir Poncol)”. Hasil Kesipulan ini berisi pentingnya

binaan terhadap para muallaf karena dengan adanya pembinaan terhadap

muallaf, mereka merasakan di perhatikan oleh kita sebagai saudara seimannya,

karena banyak para muallaf yang setelah menjadi muallaf tidak mendapatkan

pembinaan dan mereka kembali kepada keyakinan yang dulunya ( Murtad ).18

16

Rahmat Irfan, dengan judul “Penyesuaian Diri Santri di Pondok Pesantren Terhadap

Kegiatan Pesantren ( Studi Kasus di Pondok Pesantren Darunnajah )”. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. 17

Tri Prasetyo Aprianto, dengan judul “ Strategi Komunikasi Penyuluh Pada Muallaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 18

Abdul Warid WH, dengan judul “ Peran Lembaga Keagamaan Dalam Membina

Keragaman Muallaf ( Studi Kasus Di Yayasan Sosial Pendidikan Al-Karimah Pondok Cabe Ilir

Poncol)”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 28: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

17

F. Sistematika Penulisan

Pada penulisan skripsi ini terdapat, penulis merangkaikan secara

sistematis penulisannya dibagi kedalam lima bab, dan setiap bab terdapat sub-

bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan merupakan uraian umum dari skripsi ini. Isinya

menjelaskan latar belakang masalah penulisan, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan metodologi penelitian, manfaat

penelitian, sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis dalam bab ini membahas secara detail tentang

pengertian pengertian peran dan bimbingan agama, materi dan

metode bimbingan agama, fungsi bimbingan agama, dan

penyesuaian diri, muallaf, konversi agama, proses terjadinya

konveri agama.

BAB III Gambaran umum lembaga Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba Center Sawah Baru Ciputat meliputi sejarah berdirinya,

visi dan misi, sarana dan prasarana ,program kegiatan dan

tujuannya,

BAB IV Temuan dan Analisa Data bab ini merupakan pembahasan inti dari

hasil penelitian, yang berisi dalam bab ini juga mengungkap secara

detail tentang upaya peran pembimbing agama dalam pembinaan

keagamaan bagi muallaf di yayasan an-naba center dan peran

pembimbing agama meningkatkan kemampuan Penyesuaian diri

(self adjudment ) bagi maullaf di Yayasan Annaba Center Sawah

Baru Ciputat.

Page 29: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

18

BAB V Penutup Sebagaimana lazimnya dalam sebuah laporan hasil

penelitian, dalam bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan

implementasi yang merupakan dari rumusan masalah yang

diajukan pada bab pertama dan saran-saran.

Page 30: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Pembimbing Agama

1. Pengertian Peran

Berbicara tentang peran, tentunya tidak dapat dipisahkan dengan

status (kedudukan), walaupun keduanya berbeda akan tetapi saling

berhubungan erat antara satau sama lain. Karena yang satu tergantung

pada yang lainnya begitu juga sebaliknya, maka peran diibaratkan dua sisi

mata uang yang berbeda akan tetapi kedekatannya sangat erat sekali.

Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Peran adalah “perangkat

tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat”.1 Pengertian lain peran menurut Soerjono Soekanto, peran

dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat.2

Teori peran ( Role Theory ) adalah teori yang merupakan perpaduan

berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Dalam teorinya Biddle dan

Thomas membagi peristilahan dalam teori peran ada empat golongan,

yaitu :

a. Orang yang mengambil bagian dari interaksi sosial

b. Perilaku yang muncul dalam intraksi

c. Kedudukan orang dalam berprilaku

1 Depatemean Pendidikan dan kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta :

Balai Pustaka, 1998), h. 854. 2 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta : Balai Pustaka,1998 ), h. 243.

Page 31: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

20

d. Kaitan antara orang dan prilaku.3

Menurut George Hebert Mead melihat bahwa peran sebagai

strategi penanganan yang berkembang, bahwa individu saat mereka

berinteraksi dengan orang lain maupun berbicara tentang bagaimana

perlunya pemahaman orang lain sebagai syarat paling efektif untuk

interaksi sosial. Di tambah lagi dalam interaksi sosial, memfokuskan pada

tiga tema konsep dan asumsi yang dibutuhkan untuk menyusun diskusi

mengenai teori interaksi simbolik. Tiga tema konsep Pemikiran George

Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain :

a. Pentingnya makna bagi prilaku manusia.

b. Petingnya konsep mengenai diri

c. Hubungan antara individu dengan msyarakat.

Peran ( role) merupakan aspek dinamis dari status yang artinya

seseorang telah menjalankan hak dan kewajiban sesuai kedudukan, maka

orang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Oleh sebab itu, keduanya

tidak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling tergantung

artinya jika tidak ada peran tanpa status tanpa peran.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto mengutip pendapat levinson

bahwa suatu peran paling sedikit mencakup minimal tiga hal, yaitu :

Peran meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang

dalam masyarakat.

3 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada,2006). h. 215.

Page 32: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

21

a. Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat.

b. Peran dapa dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.4

Dari definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa peran adalah

suatu yang berkaitan dengan kehidupan seseorang dalam masyarakat. Peran

seseorang merupakan proses dari interaksi dan dalam interaksi tersebut dapat

memunculkan prilaku. Prilaku tersebut dapat diharapkan bertanggung jawab

terhadap masyarakat sekitar dan berprilaku jujur serta adil terhadap diri sendiri

dan orang lain.

2. Unsur-unsur Peran

Unsur peran dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Role Position adalah kedudukan sosial yang sekalius menjadi status atau

kedudukan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya posisi orang

tersebut dalam struktur posisi tertentu.

b. Role Behavior adalah cara seseorang dalam memainkan peran dalam

kehidupan.

c. Role Perception adalah cara seseorang memandang peran sosialnya serta

bagaimana seseorang harus bertindak dan berbuat atas pandangannya

sendiri.

3. Pengertian Pembimbing Agama

4 Soerjono Soekanto, Sosiologi Pengantar, (jakarta : Rajawali Pers, 1987), hal. 147

Page 33: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

22

Menerut Kamus Bahasa Indonesia Pembimbing adalah orang yang

membimbing atau menuntun.5 Pengertian harfiyah pembimbing adalah

menunjukan, atau memberi jalan orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat

bagi hidupnya di masa kini, dan masa mendatang,

Bimbingan merupakan proses layanan yang di berikan kepada individu-

individu guna membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan

ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan

baik. Hakikatnya bimbingan itu pada dasarnya murupakan suatu proses usaha

yang pemberian bantua atau petolongan kepada orang lain dalam segala usia,

yang di lakukan secara terus menerus yang mana orang itu mengalami

kesulitan atau hambatan dalam hidupnya, sehingga dengan bantuan atau

pertolongan itu orang yang di berikan bantuan ( terbimbing ) dapat

mengarahkan dirinya, mampu menerima dirinya, dapat mengembangkan

potensinya untuk kebahagiaan dan kemanfaatan dirinya dan lingkungan

masyarakatnya.

Dengan demikian, dapat di tegaskan bahwa hal yang prinsipal dalam

bimbingan ialah pemberian bantuan atau pertolongan yang dilakukan secara

terus- menerus kepada siapa saja. Kerena sesungguhnya hampir tiada seseorang

yang secara utuh dan menyeluruh memiliki kemampuan untuk

mengembangkan dirinya secara optimal tanpa adanya bantuan dan pertolongan

dari orang lain. Untuk itu, sejak lahir hingga akhir hayatnya setiap orang di

5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai

Pustaka, 2005 ), cet-3 h. 152.

Page 34: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

23

dunia ini jelas membutuhkan bimbingan dan bantuan, supaya potensi (fitrah)

yang ada pada dirinya dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar.6

Dalam rumusan epistimologi keilmuan dakwah dinyatakan bahwa

bimbingan agama dan penyuluhan dalam Islam bertujuan

menginternalisasikan, mengeksternalisasikan, dan mentranformasikan sisitem

ajaran Islam ke dalam kehidupan individu, keluarga dan kelompok kecil atas

dasar masalah khusus dalam semua kehidupan yang berdampak pada

kehidupan individu dan keluarga serta lingkungan sosial. Bimbingan pribadi

dan keluarga dengan melakukan konseling Islam sesuai dengan konteks

masalah dan problem psikologi mental-spritual dengan menggunakan

pendekatan psiko-trapi Islam.7

Menurut Drs. H. M. Arifin, M.Ed., Bimbingan dan penyuluhan agama

adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka

memberikan bantuan pada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan

rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya

sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan

Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan

kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa depannya.8

4. Syarat Pembimbing Agama

Menurut prof H.M. Arifin M.Ed, menjelaskan beberapa persyaratan

6 M.lutfi, MA, Dasar-dasar bimbingan penyuluhan (konseling) islam. Penerbit : Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta. H. 8 7 M.lutfi, MA, Dasar-dasar bimbingan penyuluhan (konseling) islam. Penerbit : Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta. H. 97 8 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam.(Penerbit : AMZAH , jakarta

,Cet: 1,Mei 2010 ),hal.19.

Page 35: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

24

mental personality yang harus dimiliki oleh seorang pembimbing agama :

a. Meyakini akan kebenaran agama yang dianutnya, mengamalkan dan

menghayati karena ia sebagai pembawa norma.

b. Memiliki pengetahuan secara teknis termasuk metode tentang bimbingan

dan penyuluhan serta menerapkan dalam tiap tugasnya.

c. Memiliki rasa cinta yang mendalam dan meluas terhadap anak bimbingnya.

d. Memiliki sikap dan kepribadian yang menarik.9

5. Tugas Pembimbing Agama

Sesungguhnya dalam Islam setiap pembimbing agama berperan atau

berfungsi sebagai “juru dakwah” atau “Mubaligh” yang mengemban tugas

dalam menyampaikan pesan ajaran Islam ke tengah kehidupan manusia, baik

dlam bentuk individu maupun kelompok agar diyakini dan diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan Islam pembimbing bertugas mengarahkan agar

masuk kedalam ajaran Islam secara utuh, menyeluruh dan universal.10

Dalam psikotrapi berwawasan Islam bahwa pembimbing agama

mempunyai tugas terhadap kesembuhan, keselamatan, kebersihan rohani, klien

dunia akhrat. Karena aktifitas bimbingan adalah berdimensi ibadah, berefek

social dan bermuatan teologis tidak semata mata bersifat kemanusian.

6. Metode Bimbingan Agama

Pengertian secara harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata “meta” yang berarti melalui “

9 M.Arifin, Pedoman Pelaksanakan dan Penyuluh Agama, ( jakarta : Golden Terayon

Press, 1992), Cet ke-3 h. 29-30.

10

M.Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 158.

Page 36: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

25

hodos” yang berarti jalan. Namun hakikat pengertian dari metode tersebut

adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diingikan,11

baik sarana tersebut bersifat fisik seperti alat peraga, alat

administrasi yang menunjang pelaksanaan kegiatan, bahkan pembimbing juga

termasuk metode media.

Dengan penjelasan tentang “metode” diatas maka dapat dipahami

tentang metode bimbingan agama adalah segala jalan atau sarana yang

digunakan dalam proses bimbingan agama. Maka metode yang di pakai dalam

proses bimbingan agama itu adalah sebagai berikut :

a. Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum, cara ini

lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok (group guidance). Tetapi

pembimbing mesti mesti berupaya untuk menyesuaikan apa-apa yang

disampaikannya dengan kondisi terbimbing yang beragam.12

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang digunakan

untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental atau

kejiwaan ( psikis) yang ada pada diri terbimbing.13

Wawancara dapat berjalan dengan baik bilamna memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

11

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama ( Jakarta :

Golden Terayon Press, 1982), h. 43. 12

M.Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan ( Konseling ) Islam (jakarta :

Lembaga Peneletian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 ), h. 136. 13

M.Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan ( Konseling ) Islam (jakarta :

Lembaga Peneletian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 ), h. 122.

Page 37: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

26

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada yang dibimbing.

2) Pembimbing harus dapat dipercaya oleh seseorang yang dibimbing

sebagai pelindung.

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang

memberikan perasaan damai dan serta santai kepada seseorang yang

dibimbing.14

c. Tehnik Rasional-Emotif

Dalam istilah lain teknik ini disebut dengan “ rational-emotif therapy ”,

atau model “RET” yang dikembangkan oleh Dr. Albert Ellis ( ahli psikologis

klinis ). Teknik ini dimaksudkan untuk mengatasi pikiran- pikiran yang tidak

logis (tidak rasional ) yang disebabkan dorongan emosinya yang tidak stabil.15

Selain itu metode yang diuraikan diatas, dalam perspektif al-Quran ada

metode yang bisa dilakukan, yaitu :

1) Metode “bil-hikmah”, metode ini digunakan dalam menghadapi orang-

orang yang terprlajar, intelek, dan memiliki tingkat rasional yang tinggi,

yang kurang yakin kebenaran ajaran agama.\

2) Metode “bil-mujadalah”, metode ini digunakan untuk menunjukan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan menggunakan dalil-dalil

Allah yang rasional melalui perdebatan yang baik.

3) Metode “bil-mauidzah”, dengan menggunakan contoh yang benar dan

tepat, agar yang dibimbing dapat mengikuti dan menangkap dari apa yang

14

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama ( Jakarta :

Golden Terayon Press, 1982), h. 45. 15

M.Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan ( Konseling ) Islam (jakarta :

Lembaga Peneletian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 ), h. 122.

Page 38: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

27

diterimanya secara logika dan penjelasan akan teori yang masih baku (

tekstual )

B. Penyesuaian diri (Self Adjustment )

1. Pengertian Penyesuaian diri

Sebagaimana dikemukakan Lazarus (1961) “adjustment involves a

reaction of the person to deman imposed upon him”. maka. Penyesuaian

diri termaasuk reaksi seseorang karena adanya tuntutan yang dibebankan

pada dirinya.

Demikian pula pendapat Thorndike dan Hogen yang disitir oleh

Musthafa Fahmi (1977) sebagai berikut : penyesuaian diri merupakan

kemampuan untuk mendapatkan ketentraman secara internal dan

hubungannya dengan dunia sekitarnya. Uraian tersebut bila tidak ada

reaksi terasa ada beban dan tidak mendapatkan ketentraman batin. Maka,

disimpulkan penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk bereaksi

karena tuntutan dalam memenuhi dorongan/ kebutuhan dan mencapai

ketentraman batin dalam hubungannya di sekitar.16

Schneiders berpendapat bahwa penyesuain diri dapat di tinjau dari

tiga sudut pandang, yaitu :

a. Penyesuaian diri sebagai adaptasi (Adaptasion)

b. Penyesuaian diri sebagai konformitas (Conformity)

c. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (Mastery)

16

Siti Sundari, Kesehatan Mental dalam Kehidupan, (jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005).

h. 39-40.

Page 39: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

28

Tiga sudut pandang tersebut sama-sama memaknai penyesuaian

diri. Akan tetapi, sesuai dengan istilah dan konsep masing-masing

memiliki penekanan yang berbeda-beda. Penjelasan secara lebih rinci

adalah sebagai di jelaskan berikut ini.

Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (

adaption ), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada

penyesuaian diri fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang

pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasidengan

iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.

Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian

yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan

penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.

Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas,

menyiatkan bahwa di sana inidividu seakan-akan mendapat tekanan kuat

untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan

prilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.

Sudut pandang berikutnya adalah penyesuaian diri dimaknai

sebagai usaha penguasaan ( mastery ), yaitu kemampuan untuk

merencakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu

sehingga konflik-konflik, dan frustasi tidak terjadi.17

2. Bentuk-bentuk Penyesuaian diri

17

Mohammad Ali dan Prof. Dr. Mohammad Asrori.Psikologi Remaja (PT. Bumi

Aksara.2004), h. 173.

Page 40: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

29

Terdapat beberapa bentuk-bentuk pembagian pada penyesuaian diri

(Self Adjusment ), yaitu :

a. Penyesuaian diri yang positif

Individu yang mempunyai penyesuaian diri yang positif

adalah mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan

dalam pikiran, kebiasaan, emosi, sikap, dan prilaku individu dalam

menghadapi tuntutan dirinya dan masyarakat, mampu menemukan

manfaat dari situasi baru dan memenuhi segala kebutuhan secara

sempurna dan wajar.18

b. Penyesuaian diri yang negatif

Individu dengan penyesuaian diri yang negatif adalah tidak

mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorngan dari dalam

pikiran, kebiasaan, emosi, sikap, dan perilaku individu dalam

menghadapi tuntutan dirinya dan masyarakat, serta tidak mampu

menemukan manfaat dari situasi baru dalam memenuhi segala

kebutuhan secara sempurna dan wajar.19

Penyesuaian diri merupakan faktor yang penting dalam

kehidupan manusia. Begitu pentingnya hal sampai-sampai dalam

berbagai literatur kita kerap menjumpai ungkapan-ungkapan seperti :

“ Hidup manusia sejak lahir sampai mati tidak lain adalah

18

Putri Rosilia Ningrum, Perceraian Orang tua dan Penyesuaian Diri Remaja ( Studi

pada Remaja Sekolah Menengah Atas/Kejuruan di Kota Samarinda ) , ( Jurnal Psikologi, 2013 ),

h. 73 19

Putri Rosilia Ningrum, Perceraian Orang tua dan Penyesuaian Diri Remaja ( Studi

pada Remaja Sekolah Menengah Atas/Kejuruan di Kota Samarinda ) , ( Jurnal Psikologi, 2013 ),

h. 74

Page 41: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

30

penyesuaian diri”. Dalam lapangan psikolgi klinis pun, sering kita

temui berbagai pernyataan para ahli yang menyebutkan bahwa “

kelainan-kelaian keperibadian tidak lain adalah kelainan-kelainan

penyesuaian diri”. Karena itu, tidaklah heran bila untuk menunjuan

kelainan-kelainan kepribadian seeorang, sering ditemukan istilah “

maladjustment” yang artinya “ tidak ada penyesuaian diri” atau tidak

punya kemampuan menyesuaikan diri”.20

Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri

yang baik (well adjusted person ) jika mampu melakukan respon-

respon yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Dikatakan

efisien artinya mempu melakukan respon dengan mengeluarkan

tenaga dan waktu sehemat mungkin. Dikatakan sehat artinya bahwa

respon-respon yang di lakukannya sesuai dengan hakikat

individudengan penciptanya. Bahkan dapat dikatakan bahwa sifat

sehat ini adalah gambaran karakteristik yang paling menonjol untuk

melihat atau menemukan bahwa suatu penyesuaian diri itu dikatakan

baik.21

3. Unsur-unsur Penyesuaian Diri

Proses penyesuaian diri menurut Schneiders (1984) setidaknya

melibatkan tiga unsur, yaitu:

a. Motivasi dan proses penyesuaian diri

20

Alex M.Si.Psikologi Umum, CV PUSTAKA SETIA, cet.2 (bandung : pustaka setia,

2009).h. 523. 21

Mohammad Ali dan Prof. Dr. Mohammad Asrori.Psikologi Remaja (PT. Bumi

Aksara.2004) h.176

Page 42: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

31

Faktor motivasi daopat dikatakan sebagai kunci untuk memahami

proses penyesuaian diri. Motivasi, sama halnya dengan kebutuhan,

perasaan, dan emosi merupakan kekuatan internal yang menyebabkan

ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme. Ketegangan dan

ketidakseimbangan merupakan kondisi yang tidak menyenangkan

karena sesungguhnya kebebasan dari ketegangan dan keseimbangan

dan kekuatan-kekuatan internal lebih wajar dalam organisme apabila

dibandingkan dengan kedua kondisi tersebut ini dengan konflik dan

frustasi dan juga tidak menyenangkan, berlawanan dan kecenderungan

organisme untuk meraih keharmonisan internal, ketentraman jiwa, dan

kepuasan dari pemenuhan kebutuhan dan motivasi.22

b. Sikap terhadap realitas dalam proses penyesuaian diri

Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan

cara individu bereaksi terhadap manusia disekitarnya, benda-

benda, dan hubungan-hubungan yang berbentuk realitas. Secara

umum, dapat dikatakan bahwa sikap yang sehat terhadap realitas

dan kontak yang baik terhadap realitas itu sangat diperlukan bagi

proses penyesuaian diri yang sehat. Beberapa perilaku seperti anti

sosial, kurang berminat terhadap hiburan, sikap bermusuhan,

kenakalan, dan semuanya sendiri, semuanya itu sangat

mengganggu hubungan antara penyesuaian diri dengan realitas.23

22

Mohammad Ali dan Prof. Dr. Mohammad Asrori.Psikologi Remaja (PT. Bumi

Aksara.2004) h.176 23

Mohammad Ali dan Prof. Dr. Mohammad Asrori.Psikologi Remaja (PT. Bumi

Aksara.2004) h.177

Page 43: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

32

c. Pola dasar proses penyesuaian diri

Dalam penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar

penyesuaian diri. Misalnya, seorang anak membutuhkan kasih sayang

orang tuanya yang selalu sibuk. Dalam situasi itu, anak akan frustasi dan

berusaha menemukan pemecahan yang berguna mengurangi ketegangan

antara kebutuhan kasih sayang dengan frustasi yang dialami. Boleh jadi,

suatu saat upaya yang dilakukan itu mengalami hambatan. Akhirnya dia

akan beralih pada kegiatan lain untuk mendapatkan kasih sayang yang

dibutuhkannya misalnya dengan menghisap-hisap ibu jarinya sendiri.

Demikian juga pada orang dewasa, akan mengalami ketegangan dan

frustasi karena terhambatnya keinginan memperoleh rasa kasih sayang

memperoleh anak, memperoleh prestasi dan sejenisnya. Untuk itu dia akan

berusaha mencari kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan yang

ditimbulkan sebagai akibat tidak terpenuhi kebutuhannya.24

Sesuai konsep dan prinsip-prinsip penyesuaian diri yang

ditunjukkan kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungannya maka

penyesuaian proses diri dapat ditunjukkan sebagai berikut .

a. Mula-mula individu, disatu sisi, merupakan dorongan keinginan untuk

memperoleh makna dan eksistensi dalam kehidupannya dan disisi lain

mendapat peluang atau tuntunan dari luar dirinya sendiri.

24

Mohammad Ali dan Prof. Dr. Mohammad Asrori.Psikologi Remaja (PT. Bumi

Aksara.2004) h.176

Page 44: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

33

b. Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan diluar

dirinya secara objektif sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan

rasional dan perasaan.

c. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi kemampuan yang ada

pada dirinya dan kenyataan objektif diluar dirinya.

d. Kemampuan bertindak secara dinamis, luwes, dan tidak kaku sehingga

menimbulkan rasa aman tidak dihantui oleh kecemasan dan ketakutan.

e. Dapat bertindak sesuai dengan potensi-potensi positif yang layak

dikembangkan sehingga dapat menerima dan diterima lingkungan.

Tidak disingkirkan oleh lingkungan maupun menentang dinamika

lingkungan.25

d. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri

Pada dasarnya, penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu

penyesuaian diri Pribadi dan penyesuaian diri sosial.26

a. Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk

menerima demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya

dan lingkungan sekitarnya. Ia menyatakan sepenuhnya siapa dirinya

sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangan dan mampu bertindak

objective sesuai dengan kondisi dan potensi dirinya.

25

Mohammad Ali dan Prof. Dr. Mohammad Asrori.Psikologi Remaja (PT. Bumi

Aksara.2004) h.177 – 178.

26

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik , ( Bandung :

CV Pustaka Setia, 2006 ), h. 207

Page 45: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

34

Keberhasilan penyesuain diri pribadi ditandai oleh tidak adanya

rasa benci, tidak ada keinginan lari dari kenyataan atau tidak percaya

pada potensi diri sendiri. Kehidupan kejiwaan ditandai oleh sunyi dari

kegoncangan dan keresahan jiwa yang menyertai rasa bersalah, rasa

cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan ratapan terhadap nasib

sendiri.27

Dari pemaparan diatas, peneliti menyimpilkan bahwa

penyesuaian diri pribadi adalah sikap dimana seseorang dapat

menerima dirinya sendiri dan memahami keadaan yang di jalankannya

dan memahami baik kekurangnnya maupun kelebihannya karena

penyesuaian pribadi ini kembali lagi kepada kepribadian kita masing-

masing tidak ada kaitannya dengan lingkungannya atau pun orang-

orang di sekitarnya dalam mensyukuri pemberian sang Maha Kuasa

pada dirinya yang apa adanya.

b. Penyesuaian Sosial

Manusia hidup sebagai makhluk sosial, oleh karenanya

seseorang individu tidak akan pernah lepas dari lingkungan sekitarnya

yang dalam hal ini adalah masyarakat. Pembawaan diri dalam ber-

masyarakat harus sesuai dan selaras dengan norma-norma sosial yang

berlak. Masyarakat indonesia yang majemuk tentu memiliki norma

sosial yang berbeda antara masyarakat satu daerah dengan daerah yang

27

.Musthafa Fajmy Attakayyuf Annafsy alih bahasa oleh Zakiah Darajat dalam

Penyesuaian Diri Pengertiannya dan Peranannya dalam kesehatan mental (jakarta : Bulan

Bintang, 1982), h. 20

Page 46: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

35

lainnya, maka dari itu seseorang harus mempunyai kemampuan

penyesuaian sosial yang baik.

Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling

mempengaruhi satu sama lain erus menerus dan silih bergantti.. dari

proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan pola tingkah laku

yang sesuai dengan aturan, hukum, adat istiadat, nilai dan norma sosial

yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini dikenal penyesuaian

sosial.28

Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat

individu hidup dan berinteraksi dengannya. Hubungan-hubungan

tersebut baik dalam masyarakat, keluarga, sekolah, teman-teman

ataupun masyarakat luar secara umum.29

Segala aspek dan sifat sosial

yang diserap oleh individu belum cukup untuk menyempurnakan

penyesuaian pribadi dan sosial kecuali dengan mematuhi batas-batas

berikut :

a. Mematuhi akhlak masyarakat

b. Mematuhi kaidah-kaidah pengontrol sosial

Dari pemaparan diatas peneliti menyimpulkan bahwa penyesuaian

sosial adalah kemampuan individu menyesuaikan diri dengan eksternal,

jika penyesuain pribadi adalah kemampuan individu menyesuaikan dirinya

28

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik), (Bandung :

CV Pustaka Setia, 2006), h. 207 29

Musthafa Fajmy Attakayyuf Annafsy alih bahasa oleh Zakiah Darajat dalam

Penyesuaian Diri Pengertiannya dan Peranannya dalam kesehatan mental (jakarta : Bulan

Bintang, 1982), h. 24

Page 47: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

36

sendiri dengan internal, bagaimana diri menerima sesuatu yang telah ada

dalam dirinya.

e. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri.

Proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktoe-faktor

yang menentukan kepribadian itu sendiri, baik internal maupun eksternal (

Enung Fatimah, 2006 : 199-203) Faktor-faktor itu dapat dikelompokan

sebagai berikut :

a. Faktor Fisiologis

Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan tempramen sebagai

diposisi yang wariskan, aspek perkembangan secara instrintik berkaitan

erat dengan susunan tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat

korelasi yang positif antara tibe-tipe bentuk tubuh dan tipe tempramen.

Karena struktur jasmaniah merukapan kondisi yang primer bagi tingkah

laku, dapat diperkirakan bahwa sistem syaraf, kelenjar dan otot

merupakan faktor yang penting bagi prosese penyesuaian diri yang baik

hanya dapat dicapai dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula.

Ini berati bahwa gangguan jasmaniah yang diderita oleh seseorang

dapat mengganggu proses penyesuaian dirinya.30

b. Faktor Psikologis

Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan

penyesuaian diri seperti pengalaman, hasil belajar, kebutuhan-kebutuhan,

aktualisasi diri, frustasi, depresi dan sebagainya. Menurut peneliti faktor

30

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik), (Bandung :

CV Pustaka Setia, 2006), h. 199.

Page 48: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

37

psikologi adalah faktor yang tidak bisa ditebak, pasalnya faktor ini tidak

nampak oleh mata.31

c. Faktor Perkembangan dan Kematangan

Dalam proses perkembangan, dengan bertambahnya usia, perubahan

dan perkembangan respons tidak hanya diperoleh melalui proses belajar,

tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respon dan ini

menentukan pola penyesuaian diri. Sesuai dengan hukum perkembangan,

tingkat kematangan yang dicapainya.

d. Faktor lingkungan

Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah, masyarakat,

kebudayaan dan agama berpengaruh kuat terhadap penyesuaian diri

seseorang.

1) Pengaruh Lingkungan Keluarga

Ada banyak faktor yang mengondisikan penyesuaian diri, pengaruh

lingkungan keluaraga merupakan faktor yang sangat penting karena

keluarga merupakan media sosialisasi bagi anak-anak. Proses sosialisasi

da interaksi sosial yang pertama dan utama dijalani individu di lingkungan

keluarga. Hasil sosialisasi tersebut kemudia di lingkungan sekolah dan

masyarakat umum.32

2) Pengaruh dengan orang tua

31

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik), (Bandung :

CV Pustaka Setia, 2006), h. 200. 32

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik), (Bandung :

CV Pustaka Setia, 2006), h. 201.

Page 49: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

38

Pola hubungan antara orang tua dengan anak mempunyai pengaruh

yang positf terhadap penyesuaian diri. Menurut peneliti hubungan antara

anak dan orang tua harus diikuti dengan konsep saling pengertian antara

satu sama lain, artinya orang tua menerima keadaan anak dan juga

menerima segala peraturan yang di berikan orang tua selama masa

perkembangannya.33

3) Faktor Budaya dan Agama

Proses penyesuaian diri seseorang, mulai dari lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor

kultur dan agama. Lingkungan kultural tempat individu berada dan

berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuian dirinya. Peneliti

berpedapat jika seorang muallaf mampu menyesuaikan keadaan agamanya

yang baru dan tidak menganggap semuanya menjadi beban maka akan

terasa betapa indahnya menjalankan kehidupan secar Islami.34

f. Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental

Ada 3 Perinsip dalam kesehatan Mental yaitu :

a. Perinsip yang didsarkan pada kodrat.

1) Kesehatan mental dan adjusment menghendaki adanya kesehatan

badan dan integritas ( kesatuan ) organisme. Manusia bukanlah

penjumlahan badan dan jiwa melainkan satu keutuhan jiwa raga

33

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik), (Bandung :

CV Pustaka Setia, 2006), h. 202. 34

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik), (Bandung :

CV Pustaka Setia, 2006), h. 203.

Page 50: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

39

(psychosomatic). Dengan demikian gangguan jasmaniyah juga

merupakan gangguan mental, begiti sebaliknya.

2) Kesehatan mental dan adjusment menghendaki suatu pengertian

yang sehat tentang diri sendiri yang mencakup penerimaan diri

sendiri (self aceptence ) dan penilaian yang realitas terhadap status

dan harga dirinya.

b. Perinsip yang didasarkan pada hubungan manusia dengan manusia lain

dan lingkungannya.

c. Perinsip yang didasarkan pada hubungan manusia dengan tuhannya.35

C. Muallaf

1. Pengertian Muallaf

Ada beberapa pendapat mengenai muallaf, yang di ambil beberapa

sumber adalah sebagai berikut :

a. Dalam ensiklopedi dasar Islam, muallaf adalah seseorang yang

semulanya kafir dan baru masuk islam.36

b. Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, muallaf adalah orang yang hatinya

diteguhkan atau diijinkan agar hatinya diijinkan masuk islam.37

c. Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia di paparkan bahwa muallaf adalah

orang-orang yang diijinkan atau dibujuk hati mereka.38

35

Abdul Aziz Sarwono, Psikologi Remaja ( Jakarta : PT Raja Grafindo, 1994), h. 15. 36

Ahmad roestandi, Ensiklopedi dasar islam ( jakarta : PT. Paradaya Pramita, 1993) h.

173. 37

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi hukum islam ( jakarta : PT. Paradaya Pramita, 1993)

h. 173.

38

Harun Nation dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia ( jakarta : Djambatan, 1992 ) h. 130.

Page 51: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

40

Dari pengertian di atas bahwa muallaf adalah orang yang di bujuk

masuk islam dan di lembutkan hatinya untuk cenderung kepada islam.

Mereka adalah orang-orang yang belum memahami tentang islam, oleh

karena itu di butuhkan pembinaan dan bimbingan ajaran-ajaran islam.

Kata muallaf berasal dari bahasa arab yaitu “allaf-ya’lifu-alfan”

yang artinya menjinakan, menjadi jinak, dan mengasihi. Sehingga kata

muallaf dapat diartikan sebagai orang yang dijinakan atau dikasihi.

Sebagaimana tertera dalam Firman Allah, dalam surat at-Taubah ayat 60 :

“ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana” ( Q.S. At-Taubah : 60 )39

Dalam ayat di atas terdapat kata “muallfati qulubuhum “ yang artinya

orang-orang yang sedang diijinkan atau dibujuk hatinya. Mereka dibujuk

adakalanya karena merasa baru memeluk agama Islam dan belum dapat

menyesuaikan diri dengan keislamannya, dan imannya juga masih lemah ,

39

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah ( Bandung : PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2009), h. 196.

Page 52: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

41

maka berhak menerima zakat. Hal ini dimaksudkan agar lebih

meneguhkan keyakinan para muallaf terhadap agama Islam.

Menurut Buya Hamka Muallaf adalah orang yang dijinka hatinya dan

di teguhkan agar mantap dalam keislamannya dan kedudukannya

disamakan tingginya dengan orang Islam yang lain.40

Pada masa Nabi Muahammad SAW para muallaf tersebut diposisikan

sebagai penerima zakat untuk menjamin kelestarian mereka kepada Islam

dengan terus memberikan pembinaa dan pengajaran tentang agama Islam.

Salah satu alasan nabi Muahmmad SAW. Memberikan zakat kepada

mereka adalah menyatukan hati mereka pada Islam. Oleh karena itu

mereka dinamakan “Al-muallafah Qulubuhum”41

pada masa pemerintahan

abu bakar para muallaf tersebut menerima zakat seperti yang dicontohkan

Nabi Muhammad Shalallahu A’laihi Wassalam.

Namun tidak demikian pada masa Khalifah Umar Bin Khatab, beliau

memperlakukan ketetapan penghapsan bagian untuk muallaf karna umat

islam telah kokoh dan kuat. Para muallaf telah menyalahgunakan

pemberian zakat dengan enggan melakukan syari’at dan menggantukan

kebutuhan hidup dengan zakat sehingga mereka enggan berusaha.42

Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, ada dua orang mullaf

dengan menemui Umar bin Khatab yaitu Uyainah bin Hisa dan Aqra bin

40

Yunus Yahya, Muslim Thionghoa Kumpulan Karangan ,( Jakarta : Yayasa n Abu

Karim Oei Tjeng Hien, 1985), h,. 75. 41

Syarif Hade Masya, Hikmah di Balik Hukum Islam, ( jakarta : Mustaqim , 2002), h.

306-307. 42

Haidar Barong, Umar Bin Khatab dalam Perbincangan , (jakarta : Yayasan Cipta

Persada Indonesia, 2000 ), h. 294.

Page 53: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

42

Haris meminta hak mereka dengan menunjukan surat yang telah

direkomendasikan oleh khalifah Abu Bakar pada masa pemerintahannya.

Tetapi Umar menolak surat itu dengan mengatakan : “ Allah sudah

memperkuat Islam dan tidak memerlukan kalian. Kalian tetap dalam atau

hanya pedang yang ada”. Ini adalah suatu Ijtihad Umar dalam menerapkan

al-Quran yaitu surah At-Taubah ayat 60 yang menunjukan pembagian

zakat pada muallaf. Umar melihat pada berlakunya tergantung pada

keadaan, kepada siapa harus diberlakukan. Jika keperluan itu sudah tidak

ada lagi, ketentuan itupun tidak berlaku, inilah nas tadi.43

Dari penjelasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

muallaf adalah orang yang baru memeluk Islam dan diangkat dan

ditangguhkan hati mereka kedalam Islam. Karena mereka baru memeluk

Islam dan baru mengetahui agama Islam, maka mereka berada pada posisi

pihak yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan agama Islam agar

dapat mengetahui Syari’at Islam untuk di amalkan dalam kehidupan

sehari-hari serta menyesuaikan diri dengan kehidupan yang Islaminya.

2. Konversi Agama

Konversi agama secara umum dapat diartikan dengan berubah agama

ataupun masuk agama. Secara etimologi konversi berasal dari bahasa latin

“Conversio” yang berarti : tobat, pindah, dan berubah (agama).

Selanjutnya, kata tersebut dipakai dalam bahasa inggris “Convrsion” yang

43

Haidar Barong, Umar Bin Khatab dalam Perbincangan , (jakarta : Yayasan Cipta

Persada Indonesia, 2000 ), h. 295.

Page 54: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

43

mengandung pengertian berubah dari suatu keadaan atau dari suatu

keadaan atau dari suatu agama ke agama lain.44

Secara bahasa konversi agama berasal dari bahasa Inggris yaitu

Religius Conversion. Conversion sendiri secara keabsahan berarti

perubahan, pengalihan, pergantian. Bagi hampir semua peneliti dibidang

psikologi agama, konversi diartikan sebagai reorentasi diri. Dalam bahasa

yang mudah di mengerti, konversi terjadi ketika satu diri digantikan oleh

diri yang lain, dengan demikian konversi agama dilihat hanya sebagai

fenomena umum yang menyangkut perubahan kepribadian. Artinya,

konversi bisa saja berkaitan dengan sepakat bahwa prosesinterpersonal

atau hubungan antar pribadi parallel dengan proses konversi.45

Menurut Spilka (1985), ada dua jenis konversi agama, yaitu konversi

agama mendadak ( Sudden Religious Conversion) dan konversi agama

bertahap (Gradual Religion Conversion ). Ciri-cir konvrsi agama

mendadak adalahh sebagai berikut :

a. Bersifat pasif. Orang yang mengakami konversi agama tiba-tiba merasa

berada dalam suatu kekuatan tertentu atau keakuatan yang lain yang

berpengaruh kuat terhadap dirinya.

b. Kekuatan lain tersebut membuatnya tunduk dan patuh serta menerimanya.

Tanpa penerimaan terhadapa kekuatan lain tersebut, konversi agama tidak

akan pernah terjadi.

44

Jalaludin, Psikologi Agama, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005 ), h. 273. 45

Gazi & Faojah, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama Terhadap Prilaku

Manusia, (Lembaga Penelitian : UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta ) Cet- 1.h. 92

Page 55: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

44

c. Perasaan berdosa dan bersalah yang sangat kuat. Dalam hal ini, konversi

merupakan solusi untuk menghadapi perasaan terbebani dosa dan rasa

bersalah.

Sedangkan ciri-ciri konversi agama bertaha adalah sebagai berikut :

a. Pencarian makna dan tujuan hidup dengan cara yang aktif hal ini berkaitan

dengan perjuangan dan usaha sadar seseorang untuk mencari jalan keluar

bagi persoalan pribadi dan kolektif.

b. Tidak ada krisis emosional atau perasaan bersalah dan berdosa.

Pendekatan yang biasa di lakukan lebih bersifat kognitif atau pemikiran

dan menghasilkan tujuan atau terget yang di arahkan untuk menemukan

suatu makna atau untuk menciptakan diri dan kepriadian yang baru.

c. Orang yang mengalami konversi secara bertahap akan memperdalam

agama dan dan keyakinan yang dia terima secara terus menerus dan

progresif.46

Lofland dan Strak (1977). Memberikan suatu model untuk

menggambarkan proses konversi yang dialami kelompok tertentu yang

menjadi sampel penelitian mereka. Namun yang perlu ditegaskan di sini

adalah bahwa mereka berdua tidak pernah menyatakan bahwa model

deskriptif proses konversi tersebut akan cocok untuk semua jenis konversi

agama atau bahwa model yang digagas adalah semata-mata upaya untuk

berteori secara kualitatif dan tidak disajikan suatu sebab-akibat atau model

yang dapat diuji untuk mengarahkan penelitian empirik. Model konversi

46

Gazi & Faojah, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama Terhadap Prilaku

Manusia, (Lembaga Penelitian : UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta ) Cet- 1.h. 94

Page 56: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

45

yang dibuat Lofland dan Stark merupakan suatu proses dari berbagai

fenomena yang dapat diidentifikasi dan saling berhubungan satu sama lain.

Model tersebut mencakup 7 faktor yang memberikan sumbangan terhadap

terjadinya konversi. Ketujuh faktor tersebut terbagi dalam dua katagori

yaitu faktor predisposisi dan faktor situasi.

Faktor pradisposisi terdiri dari :

a. Pengalaman tertekan atau ketidak puasan.

b. Pengalaman tertekan atau ketidakpuasan tersebut di tafsirkan dalam

perspektif agama.

c. Dialami oleh orang-orang yang mempersepsi diri mereka sebagai

pencari tuhan.

Sedangkan faktor situasi yang mempengaruhi terjadinya konversi

adalah sebagai berikut:

a. Bertemu dengan tokoh suci pada satu titik krisis di dalam hidup.

b. Ada keleketan afeksi atau perasaan yang kuat terhdap salah satu atau

lebih orang beriman yang memiliki komitmen agama yang kuat.

c. Dikombinasi dengan kontak yang sedikit dengan kaum yang tidak

beriman.

d. Jika interaksi yang intensif berlangsung di antara pencari tuhan

dengan kaum beriman terus berlangsung maka besar kemungkinan,

konversi akan terjadi.47

47

Gazi & Faojah, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama Terhadap Prilaku

Manusia, (Lembaga Penelitian : UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta ) Cet- 1.h. 96

Page 57: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

46

Sedangkan konversi agama secara terminilogi, menurut Walter

Houstan dalam bukunya The Psychologogy of Religion, konversi agama

sebagai suatu macm pertumbuhan atau perkembangan spiritual yang

mengandung perubahan arah yang cukup berati, dalam sikap terhadap

ajaran dan tindak agama.48

3. Proses Konversi Agama

Konversi agama bukan hal yang mudah bagi seseorang. Setiap

individu memiliki tahapan yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat

dikaitkan dengan perkembangan pemikiran manuasia terhadap adanya

Tuhan dan agama. Terkait perbedaan dalam pandangan hidup dan lain hal

nya. Manusia memang telah digariskan oleh Allah Swt. Memiliki akal

yang mana menjadi pembeda dirinya dengan makhluk Allah lainnya.

Kecenderungan manusia dalam mencari agamanya dikemukakan

dalam bebrapa teori dan beberapa pakar yaitu : pertama, teori wahyu oleh

Wilhelm Schmidt. Manusia memiliki kecenderungan percaya terhadap satu

Tuhan atau disebut paham monoteisme. Paham tersebut merupakan paham

tertua dalam kebudayaan masyarakat. Manusia sebagai makhluk bumi

dimaknai memiliki kemampuan berupa akal untuk menemukan agamanya

dan Tuhannya secara mandiri. Hal tersebut di-qiyas-kan terhadap agama

Islam bahwa manusia telah diciptakan Allah Swt, dengan nikmat yang

luar biasa yakni akal, sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya.

Selain itu, Allah Swt, juga telah menurunkan wahyu kepada manusia

48

Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta : PT Bulan Bintang, 2005 ), h. 160.

Page 58: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

47

sebagai pedoman dirinya untuk menuju jalan kebenaran yakni agama

Islam dan bertTuhankan Allah Swt. Kedua, teori antropologis oleh Edward

Burnet Taylor. Teori ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok

dengan teori pertama. Apabila pada teori pertama dikatakan bahwa dalam

diri manusia telah kecenderungan untuk menemukan Tuhannya melalui

potensinya sendiri, maka dalam teori kedua justru sebaliknya. Menurut

teori ini bahwa sesungguhnya Tuhan itu tidak ada dan kemudian membuat

ada adalah manusia itu sendiri. Hal tersebut dikaitkan dengan kehidupan

manusia primitif yang notabene dianggap belum mengenal agama dalam

arti yang sebenarnya. Selain itu teori ini sering dikaitkan dengan paham

komunisme –ataisme yang berpendirian bahwa agama adalah candu bagi

masyarakat.49

Proses konversi agama yang terjadi antara satu orang dengan yang

lainnya berbeda, keadaan ini sesuai dengan pertumbuhan jiwa yang

dilaluinnya, serta pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak

kecil, ditambah dengan suasana lingkungan dimana ia hidup dengan

pengalaman terakhir yang menjadi puncak dari perubahan keyakinan itu.

Berlainan pula sebab yang mendorongnya dan bermacam pula

tingkatannya, ada yang dangkal, sekedar untuk dirinya saja, ada pula yang

mendalam. Ada yang terjadi sekejap mata dan ada pula yang berangsur-

angsur.50

49

Hidayatus Syarifah, Pendidikan Agama Islam Bagi Muallaf di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayaysan An-Naba Center Sawah Baru. (Tesis ) h. 34 50

Heny Nerendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, ( Jakarta : UIN

Jakarta Press, 2007), h. 140.

Page 59: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

48

Menurut Zakiah Darajat konversi melalui lima tahap berdasarkan

proses kejiwaan, yaitu :

1) Masa tenang. Dalam tahap ini kondisi seseorang berada dalam

keadaan tenang sebelum mengalami konversi, dimana segala sikap

tingkah laku dan sifat-sifatnya acuh tak acuh menentang agama.51

2) Masa ketidaktenangan. Tahap ini konflik dan pertentangan batin

berkecamuk dalam hatinya dalam bentuk gelisah, putus asa, tegang,

panik dan sebagainnya. Baik disebabkan oleh moralnya, kekecewaan

atau oleh apapun. Pada masa tegang, gelisah dan konflik jiwa berat

itu, biasanya menyebabkan orang mudah perasa, cepat tersinggung

dan hampir-hampir putus asa dalam hidupnya, dan mudah sugesti.52

3) Masa konversi. Tahap ini terjadi setelah masa guncang mencapai

puncaknya. Orang merasa tiba-tiba mendapat petunjuk Tuhan,

mendapat kekuatan dan semangat. Sehingga terciptalah ketenangan

dalam bentuk kesediaan menerima kondisi. Karena saat ketenangan

batin itu terjadi dilandaskan atas suatu perubahan sikap kepercayaan

yang bertentangan dengan sikap kepercayaan sebelumnya, maka

terjadilah proses konversi agama.53

4) Masa tenang dan tentram. Tahap ini seseorang merasakan kondisi jiwa

yang baru stelah melewati krisis konversi agama. Timbulah rasa

aman, damai, dan tidak lagu merasakan kegelisahan. Ketenangan dan

51

Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, h. 163. 52

Zakiah Darajai, Ilmu Jiwa Agama, h. 163. 53

Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, h. 163.

Page 60: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

49

ketentraman yang dirasakan disebabkan oleh kepuasan terhadap

keputusan yang sudah diambil.54

5) Masa ekpresi konversi. Tahap terakhir dari konversi adalah

pengungkapan konversi agama dalam tindak tanduk dan sikap

hidupnya berubah mengikuti ajaran dan peraturan agama yang dipilih.

Maka konversi yang diiringi dengan tindaka dan ungkapan-ungkapan

konkret dalam kehidupan sehari-hari, itulah yang akan membawa

tetap dan mantapnya perubahan keyakinan tersebut.55

4. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama

Hakikat peralihan, terdapat pengaruh berbagai faktor di dalamnya.

Baik secara internal maupun eksternal, faktor tersebut dapat saling

berhubungan. Meskipun, tidak semua faktor dialami oleh seseorang yang

mengalami peralihan termasuk muallaf secara komperhensif. Namun,

berikut akan dipaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi peraliha,

khususnya peralihan agama seseorang. Lebih dikhususkan lagi

pembahasan terhadap muallaf yang mengalami peralihan agama non-Islam

menjadi Islam.56

Berbagai ahli berbeda pendapat dalam menentukan faktor yang

menjadi pendorong konversi. Menurut ahli agama menyatakan , bahwa

yang menajdi faktor pendorong terjadinya konversi agama adalah petunjuk

Tuhan. Pengan supranatural berperan secara dominan dalam proses

54

Zakiah Darajat, Ilmu Jiw a Agama, h. 163. 54

Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, h. 164.

56

Hidayatus Syarifah, Pendidikan Agama Islam Bagi Muallaf di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayaysan An-Naba Center Sawah Baru. (Tesis ) h. 35.

Page 61: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

50

terjadinya konversi agama. Sedangkan para ahli psikologi berpendapat,

bahwa yang menjadi pendorong terjadinya konversi agama adalah faktor

psikologis yang ditimbulkan oleh faktor intern maupun ekstren.57

William

James dalam buku jalaludin, membagi konversi agama menjadi dua tipe

yaitu :

1) Tipe Volitional ( Perubahan Bertahap )

Konversi agama tipe ini terjadi secara berperoses sedikit demi

sedikit, sehingga menjadi seperangkat aspek dan kebiasaan ruhaniah yang

baru. Konversi yang demikian itu sebagian besar terjadi sebagai suatu

proses perjuangan batin yang ingin menjauhkan diri dari sosa karena ingin

mendekatkan suatu kebenaran.58

2) Tipe Self-Surender ( Perubahan Drastis )

Konversi agama tipe ini adalah konversi yang terjadi secara

mendadak. Seseorang tanpa mengalami suatu proses tertentu tiba-tiba

berubah pendiriannya terhadap suatu agama yang dianutnya. Perubahan

inipun dapat terjadi dari kondisi yang tidak taat menjadi lebih taat, dari

tidak percay kepada suatu agama kemudian menjadi percaya, dan

sebagainya. Pada kondisi tipe kedua ini William James mengakui adanya

pengaruh petunjuk dari Yang Mahakuasa terhadap seseorang, karena

gejala konversi ini terjadi dengan sendirinya pada diri seseorang sehingga

ia menerima kondisi yang baru dngan penyerahan jiwa sepenuhnya.59

57

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 275-276. 58

Jalaludin , Psikologi Agama. H. 276. 59

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 277.

Page 62: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

51

Masalah-masalah yang menyangkut terjadinya konversi agama

tersebut berdasarkan tinjauan para psikolog adalah berupa pembebasan diri

dari tekanan batin. Faktor yang melatarbelakinginya timbul dari dalam diri

(intern) dan dari lingkungan ( ekstern).60

a) Faktor Intern

(1) Kepribadian

Secara psikologi tipe kepribadian tertentu akan mempengaruhi

kehidupan jiwa seseorang. Dalam penelitian W. James ia menemukan,

bahwa tipe melankolis yang memiliki kerentanan perasaan lebih

mendalam dapat menyebabkan terjadinya konversi agama dalam dirinya.61

(2) Faktor Pembawaan

Menurut penelitian Guy E. Swanson bahwa ada semacam

kencenderungan urutan kelahiran mempengaruhi konversi agama. Anak

sulung dana anak yang bungsu biasanya tidak mengalami tekanan batin,

sedangkan anak-anak yang dilahirkan pada urutan antara keduanya sering

mengalami stres jiwa. Kondisi yang dibawa berdasarkan uruta kelahiran

itu banyak mempengaruhi terjadinya konversi agama.62

a) Faktor Ekstern ( faktor luar diri )

Diantara faktor luar yang mempengaruhi terjadinya konverisi

agama adalah :

60

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 277. 61

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 277. 62

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 278.

Page 63: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

52

(1) Faktor Keluarga

Keretakan keluarga, ketidakserasian, berlarian agama, kesepian,

kesulitan seksual, kurang mendapatkan pengakuan kaum kerabat, dan

lainya. Kondisi yang demikian menyebabkan seseorang akan mengalami

tekanan batin sehingga sering terjadi konversi agama dalam usahanya

untuk meredakan tekanan batin yang menimpa dirinya.63

(2) Lingkungan Tempat Tinggal

Orang yang merasa terlempar dari lingkungan tempat tinggal atau

tersingkir dari kehidupan disuatu tempat merasa dirinya hidup sebatang

kara. Keadaan yang demikian menyebabkan seseorang mendambakan

ketenangan dan mencari tempat untuk bergantung hingga kegelisahan

batinnya hilang.64

(3) Prubahan Status

Perubahan status, tertutama yang berlangsung secara mendadak akan

banyak mempengaruhi terjadinya konversi agama, misalnya : perceraian,

keluar dari sekolah atau perkumpulan, perubahan pekerjaan, menikah

dengan orang yang berlainan agama, dan sebagainya.65

(4) Kemiskinan

Kondisi sosial ekonomi yang sulit juga merupakan faktor

mendorong dan mempengaruhi terjadinya konvesi agama. Masyarakat

awam yang miskin cenderung untuk memeluk yang menjajikan

63

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 278. 64

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 278. 65

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 278.

Page 64: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

53

kehidupan dunia yang lebih baik. Kebutuhan mendesak akan sandang

dan pangan dapat mempengaruhi.66

Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas, dapat dipahami bahwa

penyebab konversi agama seseorang sangat beragam. Terdapat faktor

internal seperti diri muallaf dan faktor eksternal selain diri muallaf yang

dapat mempengaruhi konversi agama tersebut. Sehingga adanya faktor-

faktor tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam perkembangan dalam

perancangan dan pelaksanaan bimbingan agama Islam bagi muallaf.

66

Jalaludin, Psikologi Agama, h. 279.

Page 65: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

54

BAB III

GAMBARAN UMUM PESANTREN PEMBINAAN MUALLAF YAYASAN

ANNABA CENTER SAWAH BARU CIPUTAT

A. Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Pembinaan Muallaf

Pesantren pembinaan muallaf berdiri Pada tahun 2007, berawal dari

keperihatinan mendalam Ustadz Syamsul Arifin Nababan yang menyaksikan

para muallaf banyak yang terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid istiqlal

jakarta. Kondisi mereka sangat memperhatinkan karena setelah masuk Islam

mereka umumnya terusir dari rumah, hidup tanpa perlindungan orang tua dan

keluarga.

Memang selama ini sebagian umat Islam tak mengetahui ada lembaga

yang melakukan pembinaan terhadap muallaf secara terpadu. Secara umum,

umat Islam hanya mengenal Masjid Istiqlal dan sunda kelapa yang memiliki

program pembinaan muallaf. Tapi ketika ditanya adakah lembaga atai

pesantren yang khusus membina para muallaf, dipastikan jawabanya tidak

tahu, inilah faktanya.

Fakta inilah, Pesantren Pembinaan Muallaf An-Naba Center didirikan

pada tahun 2007 dengan luas 1200 meter persegi dari wakaf seorang donatur.

Ustadz Syamsul Arifin Nababan mengaku terenyuh tiap kali melihat

pembinaan muallaf ditanah air. Beliau berkata saya tidak pernah

membayangkan bahwa dakwah yang selama ini saya lakukan ternyata tidak di

topang dengan sistem pembinaan terpadu yang akan membimbing para muallaf

menuju pengenalan dan pendalaman tentang Islam secara kaffah.

Page 66: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

55

Hingga saat ini, terdapat santri yang tengah mondok menuntut ilmu di

pesantren ini. Tapi jika di hitung sejak awal berdiri sudah mencapai 50 orang

lebih. Bahkan pesantren ini juga telah mengislamkan lebih dari 11 muallaf.

Dua diantaranya warga asing Amerika Serikat dan Polandia. Sedangkan santri

yang mondok, semuanya juga merupakan muallaf yang berasal dari berbagai

wilayah di Indonesia, mulai dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga

Papua. Keragaman ini sengaja dipupuk dan dibina untuk menghindari kesan

ekslusivitas terhadap suku, ras atau etnis tertentu.

Mereka memutuskan masuk Islam berasal dari berbagai kalangan dan

tingkat ekonomi. Mereka mengenal Islam umumnya dari bacaan, pernikahan

dan pergaulan. Sebelum memutuskan masuk Islam, mereka memutuskan

masuk Islam di pondok ini karena mendapat informasi dari mulut ke mulut.

Demikian juga dengan muallaf yang dari Amerika Serikat dan Polandia.

Apalagi, pesantren ini membuka pintu lebar-lebar bagi siapa saja yang ingin

mengenal dan belajar Islam. Karenanya, pesantren tidak hanya memberikan

pengetahuan kepada kepada santri yang tinggal pondok akan tetapi juga

menyediakan ruang bagi masyarakat umum untuk belajar Islam dan bahasa

arab. Meski tempatnya tidak dikenal luas, tapi berkeat informasi dari mulut ke

mulut, akhirnya banyak juga warga berkunjung. Sebagian diantaranya adalah

calon muallaf yang mengajak berdiskusi sebelum akhirnya mengucapkan dua

kalimat syahadat.

Serupa dengan lembaga pembinaan muallaf yang sudah ada, An-Naba

Center juga banyak menghadapi tantangan. Sayangnya, selama ini tantangan

Page 67: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

56

ini seolah-olah hanya menjadi beban. Lembaga dan sang pengelola saja.

Padahal, seharusnya, umat islamlah yang menanggungnya secara bersama.

B. Visi dan Misi

Visi dan misi adalah suatu aspek penting dalam menjalankan suatu

organisasi, setiap langkah yang diterapkan mengacu pada visi dan misi, hal ini

karena perlunya pembinaan yang terarah tidak hanya belajar dan belajar asal

jadi. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, pesantren pembinaan muallaf

memiliki visi dan misi yang jelas sebagai penuntun langkah ke depan.

1. Visi

“Membentuk kader-kader muslim yang kaffah dan mampu menjadi

avantguard (penjaga gawang) bagi penguatan akidah Islamiyah”1

2. Misi

Sebagaimana sebuah intitusi pendidikan non formal yang melahirkan

pribadi-pribadi muslim yang kaffah, berkarakter, berjiwa kemandirian, maka,

misi Yayasan An Naba Center dituangkan dalam beberapa misi berikut:

a. Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelumnya dan

menggantikan dengan iman islam yang lurus.

b. Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh berdasarkan al-Quran dan

Sunah Rasul Saw.

c. Mencetak juru dak’wah ( da’i) yang militan dan berwawasan

perbandingan agama.

d. Membentuk pribadi muslim yang berakhlakul karimah, mandiri dan

terampil.2

1 Muallaf News, Geliat Dakwah di Papua, ( Ciputat : Yayasan An Naba Center, 2012),

h.4.

Page 68: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

57

e. Menggalang kesatuan dan persatuan di antara kaum muslimin indonesia

dalam memberikan daya dukung terhadap kekuatan iman dan takwa

yang mampu bagi saudara kaum muallaf.3

Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam rangka mengajak masyarakat

untuk peduli melihat keterbelakangan pendidikan dan pembinaan muallaf di

Indonesia, padahal mereka juga merupakan salah satu potensi dan asset umat

yang dapat diandalkan keberadaanya bagi bangunan bangsa yang beriman dan

bertaqwa.

C. Tujuan

Tujuan didirikannya Pesantren ini adalah untuk membantu pemerintah

dalam usaha pemerataan pelayanan, pembinaan, dan meningkatkan

kesejahtraan masyarakat melalui pendidikan yang berguna.

Di lihat dari sudut ini, tampak jelas peran dan fungsi Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center yang semula hanya bergerak di

bidang dakwah secara kecil-kecilan, kemudian merambah pada wilayah-

wilayah lain yang lebih luas, bahkan sampai keluar negeri. Wilayah

oprasional dakwah Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Anaba Center

yang semakin luas tersebut sesuai tuntutan zaman yang menghendaki

implementasi syi’ar Islam bukan hanya pada tataran konvensional, melainkan

juga pada tataran teknis kehidupan.4

2 Muallaf News, Geliat Dakwah di Papua, ( Ciputat : Yayasan An-Naba Center, 2012 ),

3 Muallaf News, Geliat Dakwah di Papua, ( Ciputat : Yayasan An Naba Center, 2012),

h.4. 4Wawancara dengan Ust. Idham Khalid, Ciputat 24 September 2017.

Page 69: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

58

D. Program Pembinaan Muallaf An Naba Center

1. Program

Di Pesantren Pembinaan Muallaf An Naba Center kegiatan

pembinaan di lakukan setiaap hari. Pada kegiatan pembinaan ini diikuti

oleh seluruh muallaf yang tinggal di Pesantren Pembinaan Muallaf An

Naba Center tersebut. Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan

program yang di lakukan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf An-

Naba Center.

No1 Tabel Kegiatan di Pesantren Pembinaan Muallaf An

Naba Center Sawah Baru Ciputat.5

No Hari Waktu Kegiatan

1

Senin

03:30-0430 Shalat Tahajud dan Dzikir

04:30-05:00 Shalat Shubuh dan Dzikir

05:00-07:00 Kajian Kitab Bulugul Marom

18:00-19:00 Shalat Magrib dan Sirah Nabawi

2

Selasa

03:30-04:30 Shalat Tahujjud dan Dzikir

04:30-05:00 Shalat Shubuh dan Dzikir

05:00-07:00 Kajian Kitab Tafsir Jalalain

18:00-19:00 Shalat Magrib dan Halaqoh Kajian

Tauhid

5 Dokumen Pondok Pesantre Pembinaan Muallaf Yayasan An-Na ba Centr, Ciputat 24

September 2017.

Page 70: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

59

No Hari Waktu Kegiatan

3

Rabu

03:30-0430 Shalat Tahajud dan Dzikir

04:30-05:00 Shalat Shubuh dan Dzikir

05:00-07:00 Kajian Kitab Bulugul Marom

18:00-19:00 Shalat Magrib dan Sirah Nabawi

4

Kamis

03:30-04:30 Shalat Tahujjud dan Dzikir

04:30-05:00 Shalat Shubuh dan Dzikir

05:00-07:00 Kajian Kitab Tafsir Jalalain

18:00-19:00 Shalat Magrib dan Halaqoh Kajian

Tauhid

5

Jum’at

03:30-0430 Shalat Tahajud dan Dzikir

04:30-05:00 Shalat Shubuh dan Dzikir

05:00-07:00 Kajian Kitab Bulugul Marom

18:00-19:00 Shalat Magrib dan Sirah Nabawi

6

Sabtu

03:30-04:30 Shalat Tahujjud dan Dzikir

04:30-05:00 Shalat Shubuh dan Dzikir

05:00-07:00 Kajian Kitab Tafsir Jalalain

18:00-19:00 Shalat Magrib dan Halaqoh Kajian

Tauhid

7

Minggu

03:30-04:30 Shalat Tahujjud dan Dzikir

04:30-05:00 Shalat Shubuh dan Dzikir

05:00-07:00 Kajian Kitab Tafsir Jalalain

18:00-19:00 Shalat Magrib dan Halaqoh Kajian

Tauhid

Page 71: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

60

No.2 Tabel Program –Program di Pesantren Pembinaan Muallaf An

Naba Center Sawah Baru Ciputat6

No Program Keterangan

1

ProgramPembinaan

a) Memberikan dasar-dasar akidah

islamiyah melalui kajian rutin.

b) Memberikan dasar-dasar ilmu

perbandingan agama.

c) Memberikan pelatihan khutbah atau

ceramah-ceramah yang efektif.

2

Program Pendidikan

a) Menyelenggarakan pendidikan formal

dari tingkat dasar sampai perguruan

tinggi.

b) Menyelenggarakan pendidikan

pesantren dengan pola terpadu

(islamic boarding scholl system).

3

Program Pengembangan

a) Menghafal Al-Quran da Tafsirnya

b) Menghafal Hadist dan Sarahnya.

c) Penguasaan Bahasa arab.

d) Penguasaan Bahasa Inggris.

4

Program Vokasional

a) Pendidikan Ktrampilan.

b) Menyelenggarakan Baitul Mal wa

Tamwil.

c) An Naba Smart ( Swalayan ).

d) Pusat pelayanan Ibadah Haji dan

Umrah.

e) Pusat Konsultasi perbandingan agama

dan hukum islam.

f) Pusat konsultasi keluarga sakinah.

g) Koperasi pesantren.

6 Dokumen Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayaan Annaba Center, Ciputat 24

September 2017.

Page 72: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

61

2. Kegiatan Keagamaan di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

Annaba Center

Ada beberapa proses pengislaman calon muallaf yang dilakukan di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center. Terhadap para calon

muallaf antaralain; pertama, dilakukan wawancara pihak pengurus dan pihak

calon muallaf. Kedua, dialog, dan diajarkan mengucapkan dua kalimat

syahadat yang dipimpin langsung oleh pengasuh dibaca bersama-sama yang di

saksiakan oleh Para hadirin. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat maka

calon muallaf tersebut sudah menjadi seorang Muslim, kewajiban-kewajiban

serta larangan-larangan dalam islam berlaku atas dirinya.

Hal ini merupakan upacara pengislaman yang dilakukan di Pesantren

Pembinaan Muallaf yayasan An Naba Center. Kemudian penjelasan singkat

dari pengasuh tentang daar-dasar islam. Setelah penjelasa selesai, para muallaf

diharapkan memahami apa yang telah di smpaikan oleh pengasuh tersebut

terutama yang paling penting adalah menghafal 2 (dua) kalimat syahadat

beserta terjemahnya.

E. Struktur Organisasi Pesantren Pembinaan muallaf Yayasan An Naba

Center

Struktur organisasi merupakan fungsi yang paling penting untuk

mencapai tujuan bersama. Di mana struktur itu adalah sebuah mekanisme

dalam suatu organisasi yang disusun atau di bangun secara teratu, sedangkan

organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan, karena organisasi

merupakan sekumpulan orang-orang di dalamnya mempunyai tujuan yang

sama dan saling bekerja sama serta terikat secara format dlam kelembagaan.

Page 73: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

62

No 1. Struktur Organisasi Pesantren Pembinaan muallaf Yayasan An -

Naba Center Sawah Baru Ciputat.7

Ketua

Sekretaris Bendahara

Pembina

Pembina 1 Pembina 2 Pembina 3

Pembina 4 Pembina 5 Pembina 6

Pembina 7

7 Dokumen Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Anba Center, Ciputat 24

September 2017.

Ustadz. Syamsul Arifin Nababan ( Kristologi )

Ozi Setiadi Laily Yuheni Hasibuan

Ust. Sunali ( Liqa Tarbiyah ) Ust. Ali Akbar ( Fiqih ) Ust. Abdul Aziz (Aqidah & Akhlak)

Ust. Mukhlis (BHS. Arab) Ust. Idham Chalid ( Tahfidz Al-Qur’an) Ust. Khairul Insan (Ulumul Hadits)

Ust. Muhammad Rofiq ( Tahsin Al-Qur’an)

Page 74: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

63

F. Sarana dan Prasarana

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center juga

memberikan semua fasilitas yang ada pada pada mullaf, untuk bisa digunakan

sebagai penunjang kegiatan muallaf. Sarana dan prasarana yang ada di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center adalah :

1. Aula dan Asrama

2. Ruangan belajar dan Perpustakaan

3. Lab. Komputer

4. Tunjangan-tunjangan lainnya, seperti :

a. Pendidikan sekolah sampai peguruan tinggi di bantu oleh pihak

pesantren.

b. Mendapatkan peralatan mandi seperti sabun dsb.

c. Mendapatkan alat tranportasi bagi yang jauh sekolahnya.

Gambar 1. Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba

Center Sawah Baru Ciputat

Page 75: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

64

Gambar 2. Prosesi pengislaman seorang Muallaf bersama Ust. Syamsul

Arifin Nababan (Kristologi)

Gambar 3. Wawancara Ust. Iwan Pewa salah satu pengurus Pondok

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center

Page 76: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

65

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

1. Deskripsi Informan Pembimbing

Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi dan wawancaara

langsung dalam kegiatan bimbingan agama pada muallaf. Informan yang

diwawancarai penulis skripsi ini terdiri dari pembimbingan agama,

pembinaan muallaf serta beberapa santri muallaf yang telah mengikuti

kegiatan bimbingan dan pembinaan lebih dari satu tahun, adapun gambaran

umum mengenai informan adalah sebagai berikut :

a. Pembimbing Agama

1) Ustadz Syamsul Arifin Nababan

Ustadz Syamsul Arifin Nababan lahir di Tebing Tinggi ( Sumatra Utara ),

10 Nopember 1966, dan mulai menjadi pembimbing agama bagi para muallaf

sejak tahun 1998. Pada kegitan bimbingan agama pada muallaf belum

terprogram seperti saat ini. Saat Pesantren Pembinaan Muallaf didirikan pada

2008, kegiatan bimbingan agama terprogram dalam sistem Pesantren.

Motivasinya menjai pembimbing agama khususnya bagi para muallaf yang

terlantar di masjid-masjid besar. Belum ada lembaga atau organisasi Islam

yang memperhatikan keberadaan para muallaf yang sejatinya sangat

membutuhkan bimbingan agama. Berkat kegigihan dan semangatnya dalam

menjalankan dakwah Islam, Ustadz Syamsul Arifin Nababan berhasil

mendirikan sebuah pesantren khusus untuk pembinaan para muallaf.

Page 77: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

66

Selain itu, Ustadz Syamsul Arifin Nababan berharap kepada para muallaf

supaya bisa berdaya guna menjadi ujung tombak dari dakwah islam.

Menurutnya kalau muallaf ini berdakwah, bobot dakwahnya bisa lebih hebat

dari pada ustadz yang lahir dari Islam karena mereka mempunyai pengalaman

dua agama beliau selalu mendorong muallaf supaya menjadi orang yang alim

dan menjadi da’i nantinya.1

2) Ustadz Iwan Ustman Pewa

Ustadz Iwan Ustman Pewa lahir di Kupang , 30 Agustus 1991. mulai

menjadi pembimbing agama bagi muallaf sejak tahun 2015. Beliau adalah salah

satu pembimbing yang masih berada di Pesantren karena pembimbing yang

sudah menikah mereka akan tinggal di luar sekitar pondok. Motivasinya menjadi

pembimbing agama karena beliau merasakan kebaradaan muallaf apa lagi ketika

dijauhkan dari keluarganya. Ustadz Iwan Ustman Pewa berharap kepada para

muallaf supaya mereka mempu memahami dan mengenal Islam secara kaffah

supaya mereka tidak murtad atau tidak kembali lagi ke agama sebelumnya.

Selain itu diharapkan para muallaf ini mampu menjadi juru dakwah atau da’i di

kampung halamannya atau tempat lainnya.2

Ibu beliau adalah non muslim dan ayah beliau muslim sejak kecil beliau

diajarkan tentang agama Islam oleh ayahnya sehingga beliau sampai saat ini

sangat mendalami agama Islam, setelah beliau lulus menjadi mahasiswa beliau

langsung ditawarkan oleh Ustadz Syamsul Arifin untuk mengajarkan para

1 Wawancara Pribadi Ust . Syamsul Arifin Nababan, di Pondok Pesantren An-Naba

Center Sawag Baru Ciputat 2 Wawancara Pribadi Ust. Iwan Ustman Pewa di Masjid Pondok Pesantren An-Naba

Center Sawag Baru Ciputat ,24 Februari 2018.

Page 78: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

67

muallaf dipondok pesantren yang dipimpin langsung oleh Ustadz Syamsul Arifin

Nababan.

Ustadz Iwan Pewa sangat senang mengajar dan membimbing para

muallaf disana karena ia merasa bermanfaat ilmu yang dimilikinya dan

merasakan apa yang para muallaf rasakan saat berjuang untuk meneguhkan

keyakinannya untuk benar-benar memeluk Islam.

Sebagai seseorang yang membimbing para muallaf Ustadz Iwan Ustman

Pewa memiliki cara sendiri untuk membimbing para muallaf dengan cara

pendekatan langsung kepada para muallaf agar para muallaf tidak merasakan

kesendirian dalam menjalani pembelajaran tentang agama Islam.

2. Deskripsi Informan Terbimbing

a. Mualaf Yayasan An-naba center

1) Salman / Mardones Boimau

Remaja yang lahir di Nusa Tenggara Timur (NTT) di desa Taehue pada

tanggal 3 November 1998 ini tertarik dengan Islam ketika mendengar Ayat Al-

Qur’an dan di nasehati oleh seorang ustadz yang bernama Moqoginta beliau

memberikan nasehat terkait tentang Islam sehingga Salman ingin mempelajari

lebih dalam lagi tentang Islam akan tetapi di satu sisi keluarganya tidak

menyetujui keputusan Salaman Sampai-Sampai jika ia mau memeluk Islam ia

akan di keluarkan dari keluarganya, sungguh berat perjuangannya untuk

memeluk Islam. Keputusannya untuk meninggalkan agama Kristen Protestan

diusianya yang relatif masih muda merupakan sebuah keputusan yang sangat

berat baginya.

Page 79: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

68

Karena niatnya yang kuat cobaan apapun dihadapinya dari dikeluarkan

oleh keluarganya di kucilkan dari limgkungannya dan di jauhkan dari

keluarganya akan tetapi berkat bimbingan ustadz Muqoginta, Salman

memutuskan untuk berhijrah ke Pondok Pesantren An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan akhirnya Salman bertemu dengan Ust Iwan Ustman Pewa dan

mendapatkkan bimbingan yang sangat mendasar mengenai Islam dari belajar

bersuci, mengaji serta ibadah-ibadah lainnya, dengan tujuan menjadi da’i yang

menyebarkan ajaran agama Islam.3

Hingga saat ini salman sangat giat dalam mendalami ilmu tentang

ajaran agama Islam, dan bisa berbaur dengan lingkungan sekitarnya walaupun

masih merasakan kegelisahan saat berkumpul bersama dengan teman-

temannya.

2) Mustaqim / Alberto Simenes

Mustaqim adalah seorang yang muallaf yang lahir di Baucau, NTT

tepatnya pada tanggal 02 Agustus 1999, dari keterpaksaan menjadi muallaf

hingga akhrinya lama kelamaan Mustaqim dapat menerima kemuallafan

dengan sepenuh hati, sebelum Mustaqim tidak tahu kalau ingin diajak pergi ke

Pondok Pesantren An-Naba Center Sawah Baru Ciputat karena Mustaqim di

janjikan akan pergi bersama Ustadz Iwan untuk menyusul kakaknya yang di

Bandung untuk bekerja bersamanya akan tetapi mustaqim malah diantar ke

Pondok Pesantren An-Naba Center Sawah Baru Ciputat dan di muallafkan

sebenarnya ada berat hati menjadi muallaf akan tetapi mustaqim menahanya itu

semua dan ternyata kakaknyapun mendukung keputusan Mustaqim.

3 Wawancara pribadi dengan Salma santru muallaf putra di Pondok Pesantren An-Naba

Center Sawag Baru Ciputat, 24. Februari 2018.

Page 80: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

69

Hari demi hari dilewati ada rasa jenuh menghampiri ingin rasanya

kembali ke rumah dan kembali kepada keyakinan yang baru yaitu Kriten

Katolik akan tetapi dengan motivasi Ustadz Iwan dan kawan-kawan yang

berasal dari lingkungannya akhirnya Mustaqim tetap tinggal di Pondok tersebut

dengan belajar agama Islam lebih mendalam.

3) Faris / Cleo Petrik

Seorang pemuda yang penuh lika-liku dalam mencari ketenangan

batinnya dan kegundahan dalam beragama dan memutuskan untuk masuk

Islam, namanya Faris dia lahir di Ambon pada tanggal 14 April 1992, di dalam

perjalananya mencari ketengan hati Faris rela kabur dari rumahnya karena di

rumahnya sudah tak nyaman lagi berbagai masalah yang ia hadapi dari di

tinggal Ibunya dan Ayahnya banyak yang membicarakannya karena sering

bermain dengan wanita-wanita yang tak dikenalnya, sehingga Faris

memutuskan kabur dari rumah tanpa sepengatahuan ayahnya, dia kabur dari

rumahnya dengan kapal laut dan tanpa bayar ongkos lalu ia diturunkan di

tengah-tengah pulau yang ia tidak ketahuinya nama pulaunya pulau Nameia

akhirnya ia mencari pekerjaan tapi tak kunjung ia dapatkan karena ketika kabur

dari rumah ia tak membawa apapun kecualai baju yang ia kenakan.

Di saat ia berjalan tidah tahu arah yang dituju seseorang menghampirinya

dan menawarkannya pekerjaan serta tinggal di kosannya dan ternyata orang itu

beragama Islam dan Faris merasakan ingin mengetahui lebih banyak lagi

tentang agama Islam, ketika Lebaran Haji ketika pembagian daging Qurban ia

mendapat daging dari situ ia semakin tertarik dengan Islam dan akhirnya ia

memutuskan untuk masuk Islam akan tetapi harus mendapat persetujuan orang

Page 81: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

70

tuanya lalu Faris menceritakan kisahnya yang kabur dari rumah tanpa

sepengetahuan orang tuanya dan ahirnya Faris pun di Islamkan dekat Masjid

yang ia tempatkan bersama kawan-kawannya.

Setelah memeluk Islam ia melihat teman—temannya yang sudah

mengenal Islam sejak kecil akan tetapi malas dalam beribadah terkaadang tak

Sholat Jum’at kadang tak berpuasa di bulan Ramadhan akhirnya Faris

memutuskan untuk Hijrah ketempat yang lebih baik yaitu ke Pondok Pesantren

An-Naba Center Ciputat, berkat saran Ustadz yang berada di Masjid dekat ia

tinggal.

Ketika sampai di Pondok Pesantren An-Naba Center Ciputat, Faris

menceritakan tentang perjalanan hidupnya akhirnya di terima Faris untuk

bermukim di pondok tersebut dan mendapatkan bimbingan agama dari belajar

bersuci, beribadah, sampai membaca Al-Qur’an samapai sekarang ia masih

mendalami agama Islam agar menjadi pendakwah yang handal dan bermanfaat

bagi lingkungannya.

B. Upaya Peran Pembimbing Agama dalam Pembinaan Keagamaan Bagi

Muallaf di Pondok Pesantren An-Naba Center Yayasan Pembinaan

Muallaf Sawah Bar Ciputat

Dalam hal ini pembimbing agama memberikan upaya atau kontribusi

terhadap pembinaan kegamaan pada muallaf yaitu dengan memberikan unsur

penunjang dalam hal berupa bimbingan agama Islam yang baik di antaranya

sebagai berikut :

a. Memberikan bimbingan pemahaman agama ( Aqidah )

Page 82: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

71

Dalam ajaran agama Islam telah menyatakan bahwa setiap manusia

yang dilahirkan ke alam dunia, sudah memiliki berbagai potensi beragama (

keyakinan terhadap Allah SWt) untuk dapat membina dan mengarahkan

potensi tersebut kearah yang lebih baik. Selanjutnya untuk meengembangkan

potensi tersebut ke arah yang lebih baik. Selanjutnya untuk mengembangkan

potensi itu ke dalam keyakinan pada tuhan adalah merupakan sumber inspirasi

dan semangat dari prilaku manusia.

Meskipun demikian, hal itu tidak akan berkembang apabila upayanya

tidak diberikan secara terus menerus atau perlahan melalui bimbingan serta

arahan yang baik kepada para muallaf. Maka upaya tersebut dapat dilakukan

oleh pembimbing agama antara lain dapat diberikan melalui bimbinganan dan

konseling keagamaan kemudian menjadi salah satu tugas utama pembimbing

agama.

Dalam pembinaan terhadapa bimbingan dan penyuluhan bertujuan

untuk mengembangkan potensi penyesuaian ketakwaan yang tertuju kepada

Allah Yang Maha Esa. Oleh sebab itu orientasi keyakinan yang seharusnya

disertai pemahaman tentang ajaran agama dalam bentuk ibadah dan juga

akhlak. Maka keyakinan jika disertai dengan pemahaman ajaran agama akan

terasa menjadi hampa untuk dijalani kedalam kehidupan.

Di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center ini

sangat menekankan pengajaran aqidah untuk menjadi pondasi para muallaf

mempertahankan keyakninan yang barunya sebagaimana hal ini disampaikan

oleh Ust SyamsulArifin Nababan :

Page 83: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

72

“ Pelajaran pertama kali yang kita berikan kepada muallaf setelah di

tuntun mengucapkan dua kalimat syahadat adalah materi ketuhanan / Aqidah

agar para muallaf dapat lebih mantap dan tak tergoyahkan karena banyak

muallaf yang sudah dibacakan dua kalimat syahdat akan tetapi kembali lagi ke

dalam keyakinan yang lamanya di sebabkan tidak adanya bimbingan yang di

berikan kepada muallaf tertutama materi aqidah”4.

Dari pemaparan diatas materi aqidah menjadi tombak awal bagi muallaf

di Pondok Pesantren Annba Center agar tidak kembalinya terhadap keyakinan

yang baru para muallafpun sangat antusias mengikuti materi yang diberikan

oleh Ust. Arifin Nababan sebagaimana yang di kemukakan oleh salah satu

muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center

yang bernama Faris :

“ Pertama kali saya mengijakan kaki saya di tempat ini saya langsung

dibimbing mengucapan dua kalimat Syahadat dan setelah itu saya merasa ada

ketenangan di hati saya dan setelah itu saya diberikan pemahan tentang

bagaiamana mengenal Allah Swt. Dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Itu

semua membuat saya makin merasa bahwa saya tidak salah mengambil

keputusan”5

Hal serupa juga di ungkapkan oleh mustaqim seorang muallaf yang

berada di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center :

4 Wawancara pribadi dengan Ust. Syamsul Arifin Nababan, di Pondok Pesantren An-

Naba Center Sawag Baru Ciputat ada tanggal 24 februari 2018.

5 Wawancara pribadi dengan Faris salah satu muallaf di Pondok Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat ada tanggal 24 februari 2018.

Page 84: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

73

“ saya awalnya belum terlalu paham tentang materi aqidah tetapi saya

bertanya-tanya dengan pengurus yang berada disini akhirnya mereka

menjelaskan secara jelas bagaimana kita bisa harus meyakini agama Islam

yang saat ini kita jalankan”6

Berdasarkan pemaparan di atas, tujuan umum pembelajaran aqidah

adalah pengenalan hakikat Allah SubhannahuWatta’ala. Sehingga kualitas

keyakinan ajaran Islam semakin bertambah.

b. Memberikan Bimbingan Ilmu Fiqih

Pembinaan tentang ilmu Fiqh tentang tata cara berwudhu dan shalat

merupakan bentuk pembinaan keagaaan yang diberikan di Pondok Pesantren

An-Naba Center Yayasan Pembinaan Muallaf Sawah Baru Ciputat. Tentu saja

karena subjek belajar adalah muallaf yang belum mengenal Islam lebih dalam,

maka pemberian bimbingan tentang wudhu da shalatpun tidaklah mudah,

apalagi para muallaf belum bisa membaca huruf arab. Menyulitkan

pembimbing dalam pemberian bacaan dan do’a-do’a dalam shalat.

Hasil Observasi penulis yaitu pada awalnya pembinaan tentang cara

berwudhu terhadap Muallaf di Pondok Pesantren An-Naba Center Yayasan

Pembinaan Muallaf Sawah Baru Ciputat hanya sekedar diajarkan tentang cara

berwudhu saja tidak dengan menggunakan do’a-do’a yang di baca dalam

berwudhu serta sunah dalam berwudhu serta sunah dalam berwudhu, namun

dengan adanya pembinaan ini muallaf diajarkan cara berwudhu yang baik dan

benar, anggota-anggota tubuh yang mana harus dibasuh ketika berwudhu,

6 Wawancara pribadi dengan Mustaqim salah satu muallaf di Pondok Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah BAru

Page 85: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

74

tetapi juga dibimbing batasan-batasan yang harus dibasuh, berikut do’a

sebelum dan sesudah berwudhu, berikut pemahaman tentang rukun wudhu.

Karena dalam agama Islam di ajarkan bersuci dahulu sebelum melakukan

ibadah shalat , sebagaimana Allah SWT. Berfirman dalam Al-Qur’an surah

Al-Maidah ayat 6 :

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak

mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan

siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata

kaki”7

Tentu saja pada hal ini tidaklah mudah, karena berkaitan dengan

mayoritas dari muallaf di Yayasan An-Naba Center belum bisa membaca arab.

Oleh karena itu pembimbing menerapkan metode hafalan bagi muallaf yang

belum bisa membaca bahasa arab dan di kasih waktu menghafalkannya.

Sebagaimana yang di kemukakan oleh Ust. Iwan Pewa salah satu

pengurus di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center :

“Kita sebagai pembimbing harus bersabar dalam membimbing para

muallaf karena para muallaf masih belum mengetahui apa-apa tentang Islam

terlebih lagi apabila jika yang muallaf sudah berumur tua mungkin sulit

7 Depeartemen Agama R.I dan Terjemah,( Depok, : CV penerbit Al-Qur’an terkemuka

2009 ), h. 54.

Page 86: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

75

menghafal akan tetapi dengan terus menerus kita bimbing pasti mereka akan

bisa”8

Dari pemaparan diatas para muallaf mengikuti bimbingan mulai dari

bersuci maka muallaf tahu bahwa pentingnya bersuci sebelum menjalankan

ibadah yang dikerjakan. Dan selanjutnya penulis memaparkan tentang ibadah

shalat yang di berikan oleh pembimbing, sebagaimana yang di kemukakan oleh

Mustaqim :

“ Saya di ajarkancara berwudhu langsung oleh pengurus disini saya

diajarkan bagaimana berwudhu dengan benar dari membasuh telapak tangan

sampai membasuh kedua kaki baru setelah itu diajarkannya bagaimana cara

niat berwudhu dan do’a sesudah berwudhu.”9

Terhadap metode yang diberikan oleh pembimbing selin hafalan yang

bentuknya dengan vidio, gambar, pembimbing menerapkan metode praktek

shalat, yang langsung dalam penerapan shalat yang bertujuan agar muallaf

dapat mengingat dan cepat tanggap dalam shalat.

Sebgaimana yang dipaparkan oleh Faris salah satu muallaf di Pondok

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center. :

“ Setelah saya diajarkan berwudhu saya langsung diajarkan cara

Sholat dari mulai gerakan hingga bacaanya, cukup sulit bagi saya untuk

membaca bacaan solat akan tetapi saya diberikan buku pedoman shalat agar

dapat menghafalnya ”10

8 Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Pewa di Pondok Pesantren An-Naba Center

Sawag Baru Ciputat pada tanggal 24 februari 2018. 9 Wawancara pribadi dengan Mustaqim Pondok Pesantren An-Naba Center Sawag Baru

Ciputat pada tanggal 24 februari 2018. 10

Wawancara pribadi dengan Faris di Pondok Pesantren An-Naba Center Sawag Baru

Ciputat pada tanggal 24 februari 2018.

Page 87: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

76

Hal serupa di ungkapkan oleh Salman :

“ Sebelum saya menjadi muallaf saya sering melihat teman-teman saya

yang beragama Islam mengerjakan Sholat jadi, sedikit saya mengerti tentang

gerakan-gerakannya akan tetapi bacaan dalam sholat saya tidak tahu,

akhirnya saya di ajarkan bagaimana niat Sholat dan bacaanya dikit-demi

sedikit akhirnya saya hafal bacaan sholat”.11

Para muallaf diberikan waktu untuk memperdalam materi yang di

berikan oleh para pengurus sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ustadz Iwan:

“ Kita mengajarkan muallaf secara langsung dan praktek di hadapan

para muallaf dan kita kasih waktu selama sebulan untuk mempelajarinya dam

memperdalamnya.”12

Dengan penerepan metode yang diberikan para pembimbing dengan cara

memperaktekannya langsung akan mempermudah para muallaf lebih

memahami dan lebih dapat di mengerti.

c. Pembinaan Ilmu Al-Qur’an

Materi pembekalan tentang membaca dan menulis ayat Al-Qur’an

merupakan bagian dari pembinaan Ilmu Al-Qur’an. Pembimbing menyediakan

alat bacaan dari pengenalan huruf hijaiyah, tanda baca dan juga tajwidnya. Dari

hasil observasi yang dilakukan oleh penulis metode yang dilakukan oleh

pembimbing adalah hanya membaca dan juga tanya jawab dan selama sebulan

di beri waktu untuk bisa membaca Al-Qur’an. Berikut wawancara penulis

11

Wawancara pribadi dengan Salman di Pondok Pesantren An-Naba Center Sawag Baru

Ciputat ada tanggal 24 februari 2018. 12

Wawancara Pribadi dengan Ustad Iwan Ustman Pewa di Pondok Pesantren An-Naba

Center Sawag Baru Ciputat pada tanggal 24 februari 2018

Page 88: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

77

dengan Ust. Idham Chalid salah satu pembimbing di Yayasan Pembinaan

Muallaf An-Naba Center :

“ Kami berikan pengenalan huruf terlebih dahulu lalu kami bimbing dan

muroja’ah yaitu mengulang-ulang sehabis shalat subuh para muallaf akan

setoran kepada pembimbingnya masing-masing untuk menyetor hafalan , bagi

muallaf yang awal mereka menyetor hafalan huruf Hijaiyah dan yang sudah

lama mereka menghafalkan jus a’ma”13

Para pembimbing menggunakan model pembinaan yang memungkinkan

muallaf menjadi subjek belajar yang dinamis dan menunjukkan partisipasi

secara lugas dalam suasana belajarnya. Ini salah satu karakteristik pembinaan

yaitu dengan adanya perubahan sikap dan prilaku dalam meningkatkan

pengetahuan dan penyesuain diri muallaf terhadap ajaran Islam dan

memudahkan para muallaf untuk mempelajari Al-Qur’an.

Sebagaimana yang diungkapkan mustaqim :

“ Pertama-tama saya diajarkan mengenali huruf-huruf hijaiyah dan cara

pengucapannya agak sulit karena belum terbiasa mengucapkan huruf-

hurufnya tapi saya ulangi-ulangi terus jika saya sudah mulai lancar maka saya

diajarkan cara mambaca huruf sambung lalu lanjut ke jus’ ama sampai

akhirnya saya di suruh menghafal oleh pengurus “.14

Hal ini juga disampaikan oleh Faris :

“ Saya bangun pagi dan melaksanakan sholat subuh sehabis itu saya

setor bacaan Al-Qur’an saya kepada pengurus, saya menghafal surah-surah

13

Wawancara pribadi dengan Ustad Idham Khalid di Pondok Pesantren An-Naba Center

Sawag Baru Ciputat, 24 februari 2018.

14

Wawancara pribadi dengan Mustaqim di Pondok Pesantren An-Naba Center Sawag

Baru Ciputat pada tanggal 24 februari 2018.

Page 89: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

78

pendek seperti An-Nas, Al-Falaq sampai seterunya hal ini dilakukan rutin bila

setelah sehabis subuh supaya hafalan yang saya sudah hafal tidak mudah

lupa”. 15

Dari pemaparan wawancara diatas bahwa metode muraja’ah yaitu

dengan mengulang-ngulang sangat efektif supaya para muallaf dapat menjaga

hafalnnya dan lebih memperdalam bacaan al-Qur’annya, dengan demikian para

muallaf akan lebih mudah memahami kandungan-kandungan yang berada

dalam al-Qur’an.

d. Bimbingan Muhadharah

Materi muhadharah juga sangat pentig bagi para muallaf di Pondok

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center, selain pengembangan

kepercayaan dirinya, juga sebagai bekal menjadi juru dakwah Islam nantinya.

Dan tujuan para muallaf diberikan bimbingan agama Islam salah satunya jika

mereka sudah memahami agama Islam mereka akan diberi ruang untuk

menyebarkan ajaran-ajaran Islam.

sebagaimana yang di kemukakan Usadz Iwan Pewa :

“ Muallaf yang di bimbing disini tak hanya di ajrkan materi tentang

Islam akan tetapi para muallaf juga diajarkan bagaimana berbicara didepan

masyarakat agar ilmu yang mereka dapatkan disini menjadi bermanfaat buat

masyarakat terutama untuk dirinya sendiri”16

Bimbingan muhadharah ini biasanya diberikan setelah solat isya

berjama’ah pada hari sabtu dan minggu, sebelum mereka diberikan materi

15

Wawancara pribadi dengan Faris di Pondok Pesantren An-Naba Center Sawag Baru

Ciputat pada tanggal 24 februari 2018. 16

Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Pewa di Pondok Pesantren An-Naba Center

Sawag Baru Ciputat pada tanggal 24 februari 2018.

Page 90: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

79

Muhadarah para muallaf sudah diberi arahan agar percaya diri untuk berbicara

didepan orang-orang banyak.

Hal ini diungkapkapkan oleh Mustaqim :

“ Sehabis shalat Isya kebutal malam itu saya mendapat giliran belajar

berbicara didepan orang-orang banyak atau Muhadharah, awalnya grogi

tetapi banyak pengurus yang memberiku dukungan untuk tetap tampil malam

itu akhirnya akupun memberanikan diri untuk tampil didepan para santri dan

para pengasu”.17

Sedangkan banyak cara atau metode yang diergunakan pembimbing

agama dalam pembinaan agama diantaranya :

a. Metode pendekatan rasa kasih sayang, yaitu dengan memberikan suatu

pengajaran yang baik, agar para muallaf yang dibinanya tumbuh serta

berkembang menjai insan yang kokh dan berempati tinggi dengan sesama.

b. Metode uswah ( keteladanan ) ialah sesuatu yang pantas untuk diikuti sebab

mengandung sebuah nilai kemanusiaan. Baik sikap dan prilaku yang harus

diteladani adalah sikap dan prilaku muallaf yang leih dewasa, serta bijak

dalam menyikapi setiap permasalahan, menghormati orang lain, siap

bertanggung jawab.

c. Metode pembiasaan adalah mengerjakan sesuatu yang dilakukan secara

bersam-sama, yaitu dengan cara melakukan kegiatan rutin yang tidak

terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Metode komunikasi langsung, dalam hal ini pembimbing agama melakukan

komunikasi langsung secara individual. Metode langsung dilakukan dengan

17

Wawancara pribadi dengan Mustaqim di Pondok Pesantren An-Naba Center Sawag

Baru Ciputat pada tanggal 24 februari 2018.

Page 91: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

80

menggunakan percakapan pribadi yaitu dengan cara pembimbing

melakukan dialog langsung dengan para muallaf. Dengan metode ini guna

memiliki tingkat efektif yang sangat baik, karena dengan menggunakan

metode ini para muallaf di ajak berkomunikasi langsung kemudian di

bimbing, dengan cara metode seperti inili paara muallaf merasa

diperhatikan.

e. Metode komunikasi tidak langsung. Dalam bimbingan hal ini pembimbing

memberikan keteladanan yang baik serta melakukan kegiatan yang bisa

menumbuhkan sikap pada para muallaf dalam menerima bimbingan.

Maka dalam proses bimbingan agama dengan cara metode tidak

langsung dipakai juga pembimbing agama terhadapa para muallaf yang

dilakukan dengan menggunakan media cetak, yaitu :

1) Dengan menyelenggarakan perpustakaan yang terdiri dari

bermacam-macam buku seperti buku tentang aqidah Islam dan buku

seputar agama.

2) Dengan membuat selembaran bacaaan ringan yang mudah dibaca

oleh para muallaf.

Diharapkan dengan beberapa metode ini dapat diterapkan dengan baik,

serta dapat membuat para muallaf menjadi lebih erat pada kepribadiannya,

karena bimbingan agama menjadi suatu hal yang penting untuk mengajarkan

mereka agar terbiasa dengan ajaran-ajaran agama Islam.

Sebetulnya tugapembinaan keagamaan pun sangat berat, dimana para

muallaf baru mengenal Islam sangat sedikit dan imannya masih lemah maka

Page 92: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

81

para bembimbing harus membimbingnya dari awal sampai para muallaf benar

mengerti tentang agama Islam,

Peran pembimbing agama dalam yayasan an-naba center membawa

dampak positif bagi perkembangan jiwa muallaf dalam menyesuakan diri

dengan ajaran-ajaran agama Islam. Pembinaan agama dilakukan haruslah

fleksibel sesuai dengan kebutuhan para muallaf.

Para pembimbing juga mempunyai jadwal tersendiri untuk

memberikan bimbingan kepada para muallaf agar terorganisirnya

pembelajarnya yang berada di pondok pesantren pembinaan muallaf

yayasan an-naba center.

C. Peran Pembimbing Agama Islam Dalam meningkatkan Penyesuaian Diri

(Self Adjusment ) Bagi Muallaf di Pondok Pesantren An-Naba Center

Yayasan Pembinaan Muallaf

Penyesuaian diri ( Self Adjudment ) adalah salah satu proses yang

mencakup respon mental dan tingkah laku, dengan individu berusaha untuk

dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-

ketegangan konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga

terwujudnya tingkat keselarasan atau harmoni antara tautan dari dalam diri

dengan apa yang di harapkan oleh lingkungan, dan para muallaf melakukan

proses penyesuain diri melibatkan peran para pembimbing itu sendiri dengan

adanya bimbingan yang diberikan sebagai motivasi sebagai faktor pendukung

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keyakinan yang baru.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh mustaqim seorang muallaf yang

bermukim di Pondok Pesantren An-Naba Center Yayasan Pembinaan Muallaf :

Page 93: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

82

“Setelah saya menjadi muallaf dan bermukim di Pondok tadinya ada

rasa jenuh dalam menjlankan kegiatan disini belum bisa menyesuaikan diri

dengan lingkungan dan ajaran yang baru tetapi setelah diberi motivasi oleh

Ustadz Iwan, saya merasa tergugah hatinya dan akhirnya saya putuskan tetap

bertahan dan akhirnya lama-kelamanan saya bisa menyesuaiakan diri dengan

lingkungan sekitar saya dan membuat saya menjadi semangat lagi dalam

mempelajari agama Islam”18

Dari kutipan wawancara diatas, tentu saja peran pembimbing sangat di

butuhkan untuk meningkatkan penyesuaian diri Mustaqim saat pertama kali di

muallafkan dan mengikuti kegiatan pembinaan yang berada di Pondok

Pesantren An-Naba Center Yayasan Pembinaan Muallaf.

Manusia memang pada umumnya sangat memerluka proses dalam

penyesuaian diri didalam hidupnya, hal itulah yang di rasakan oleh Mustaqim

saat pertama kali menjadi muallaf . hal ini di buktikan dengan ungkapan Faris

sebagai berikut :

“ Awalnya tidak betah dan jenuh dan kurang bisa bergaul dengan

teman-teman, tapi dengan sabar saya ikuti terus pembinaan di sini akhirnya 3

bulan saya baru bisa menyesuaiakan diri dengan lingkungan sekitar saya dan

mulai terbiasa dengan Islam”19

Dari wawancara dengan Mustaqim yang mendukung dalam

menyesuaikan diri ternyata faktor lingkungan juga ikut andil dalam

meningkatkan penyesuaian diri Mustaqim.

18

Wawancara Pribadi dengan mustaqim di Pondok Pesantren An-Naba Center Sawag

Baru Ciputat 26 februari 2018.

19

Wawancara Pribadi dengan mustaqim di Pondok Pesantren An-Naba Center Sawag

Baru Ciputat 26 februari 2018.

Page 94: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

83

Dan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi berjalannya proses

penyseuaian diri tersebut seperti timbulnya rasa cemas dan frustasi ada

beberapa muallaf yang kabur dari Pondok dan kembali ke rumahnya dan juga

kepada agamanya yang dulu mereka yakini. Sebagai mana yang di ungkapkan

oleh Ustad Iwan:

“ Ada beberapa Muallaf yang kembali menjadi murtad itu sangat di

sayangi yah, karena belum dapat beradaptasi dengan lingkungan dan belum

mendpatkan pengajaran sehingga imnnya masih lemah dan ketika dia kembali

kerumahnya karena merasa cemas jauh dari keluarga tak lama kemudia saya

mendapat kabar bahwa dia telah keluar dari agama Islam “20

Dari wawancara di atas memang banyak faktor yang dapat menghambat

faktor penyesuaian diri manusia senghingga mengalami mental yang kurang

baik seperti cemas, frustasi dan tekanan batin. Jika mereka dapat melewati itu

semua maka mereka akan mendapatkan penyesuaian diri yang baik sehingga

mereka mampu berkomunikasi dengan baik dengan lingkungan di sekitarnya.

Dari beberapa kutipan wawancara di atas juga mencerminkan bahwa para

muallaf telah memantapkan keyakinanya untuk berpindah agama walaupun

banyak yang mengalami pengucilan dari lingkungan, teman maupun keluarga

sendiri. Dari prespektif Psikologi yang dalam hal ini adalah kaitannya dengan

kesehatan mental, peran pembimbing agama sangat mendukung untuk

meningkatkan penyesuaian diri yang efektif.

Ketika peneliti terjun langsung ke dalam lapangan untuk melakukan

obsevasi, peneliti mendapati para muallaf sbegitu antusias dalam menjalankan

20

Wawancara pribadi dengan Ustad Iwan Ustman Pewa di Pondok Pesantren An-Naba

Center Sawag Baru Ciputat 24 februari 2018.

Page 95: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

84

semua program bimbingan yang direncanakan oleh pihak Yayasan An-naba

Center Sawah Baru Ciputat, dan sejauh peneliti mengamati program tersebut

dimaknai dan dijalankan oleh para muallaf dengan antusias dan dengan penuh

hikmat.21

Materi bimbingan yang diberikan oleh para pembimbing Baik berupa

materi tentang Agama, Fiqih, Al-Qur’an, Muhadarah. itu semua diberikan

kepada para muallaf agar dapat menyesuakan diri dengan ajaran agama Islam

dan para muallaf yang sudang mengerti itu semua akan menyesuaikan diri

dengan lingkungan di sekitarnya atau bisa dibilang sebagai pembelajaran

mu’amalah yaitu hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya.

21

Hasil Observasi lapangan saat penelitian dari bulan oktober 2017s/d april 2018.

Page 96: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

An-Naba Center Sawah Baru Ciputat tentang Peran Pembimbing Agama dalam

Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Muallaf dapat di ambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran pembimbing agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-

Naba Center Sawah Baru berpengaruh postif dalam upaya meningkatkan

penyesuaian diri muallaf. Hal ini terlihat dari meningkatnya tentang

ajaran agama islam pelaksanaan ibadah, dan semangat antusias muallaf

menuntut ilmu agama Islam. Kegiatan bimbingan dilaksanakan secara

terus-menerus dan terjadwal dalam kurikulim pesantren yang di

sampaikan Ustad atau pembinmbing. Materi yang di sampaikan

mencakup seluruh ajaran agama Islam dalam mengenai kehidupan sehari

seperti aqidah, akhlak, fikih, ibadah, al-Qura’an dan hadist. Sedangkan

metode yang digunakan pembimbing meliputi ceramah, tanya jawab dan

menghafal dalil-dalil al-Qur’an dan Hadist supaya para muallaf lebih

mudah memahimi ajaran agama Islam. Selsin itu para muallaf juga di

bekali juga dengan pelatihan-pelatiah berkhutbah supaya menjadi Penda’i

yang handal di tengah masyarakat.

2. Proses penyesuian diri yang di lakukan para muallaf sangat terbantu

denga adanya bimbingan agama yang mereka dapatkan. Proses tersebut

Page 97: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

86

86

mereka lalui dengan baik dengan beberapa indikator yang peneliti

temukan, yaitu yang akurat terhadap realitas, kemampuan mengatasi

kecemasan, kemampuan untuk mengekpresikan perasaan dan hubungan

interpersonal yang baik.

B. Saran

Dari hasil penulis mengenai Peran Pembimbing Agama dalam

Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Muallaf di Pesantren

Pembinaan Mulllaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat, Penulis

memberikan saran sebagai berikut :

1. Lebih di tingkatkan lagi Bimbingan dan pembinaanya kepada para

muallaf dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui jalan

mengikuti pelatihan-pelatihan berdakwah diluar lingkungan pondok

pesantren.

2. Perlu adanya training motivasi kepada para muallaf, untuk lebih

memantapkan lagi keyakinan dalam menganut ajaran Islam.

3. Hendaknya para muallaf terus meningkatkan semangat untuk mencapai

cita-cita dengan meningkatkan potensi yang telah mereka dapatkan di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat.

Page 98: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Daftar Pustaka

Alex, Psikologi Umum, Bandung : CV Pustaka Setia. 2009

Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad, Psikologi Remaja , PT. Bumi Aksara.

2004.

Arifin,H. M, Pedoman Pelaksanaan dan Penyuluhan Agama, Jakarta : Golden

Terayon Press, 1992.

Aziz, Abdul Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2004.

Aziz ,Abdul Dahlan, , Ensiklopedi hukum islam, Jakarta : PT. Paradaya Pramita.

1993.

Barong, Haidar, Umar bin Khatab dalam Perbincangan, Jakarta : Yayasan Cipta

Persada Indonesia, 2009.

Darajat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 2005.

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rosada. 2010

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung : PT. Syigma

Examadia Arkanleema, 2009.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta :

Balai Pustaka, 2005.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia,

jakarta : Balai Pustaka, 1998,

Fahny, Mustahfa Attakayuf Annasy alih bahasa oleh Zakiah derajat , penyesuaian

diri pengertian dan peranannya dalam kesehatan mental, Jakarta : Bulan

Bintang, 1982.

Fatimah, Enung, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Pesrta Didik ),

Bandung : Cv Pustaka Setia, 2006.

Gazi & Faojah, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama Terhadap Prilaku

Manusia,( Lembaga Penelitian : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hade, Syarif Masya, Hikmah di Balik Hukum Islam, Jakarta : Mustaqim, 2002.

Page 99: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Hadi, Santisno, Metodologi Research, Yogyakarta, 1998

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba

Humanika. 2010.

Hidayat, Komarudin, Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta : Noura Books, 2012.

Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2005.

Lutfi. M. Dasar-dasar bimbingan penyuluhan (konseling) islam. Penerbit :

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2008.

Moleong, Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009.

Munir, Samsul Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, jakarta : AMZAH, 2010.

Nasution, Harun, dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia ,jakarta : Djambatan, 1992.

Nasihih, Abdullah Ulwan, Tarbiyah Ruhiah, Jakarta : Robanni Press, Maret 2006.

Roestandi ,Ahmad, Ensiklopedi dasar islam, Jakarta : PT. Paradaya Pramita.

1993

Rosilia, Putri Ningrum, Perceraian Orang tua dan Penyesuan Diri Remaja (Studi

Pada Remaja Sekolah Menengah Atas di Kota Samarrinda, Jurnal

Psikologi, 2013.

Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Citapustaka

Media, 2011.

Sandjaja B. dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Jakarta : Prestasi

Pustaka, 2006.

Shihab, M. Quraisy,Wawasan Al-Qur’an, Bandung : Mizan , 1996.

Soehartono, Irwan, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2004.

Soekanto , Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Balai Pustaka, 1998.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan R & D, Bandung:

ALFABETA, 2007.

Page 100: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Sundari, Siti, Kesehatan Mental dalam Kehidupan, Jakarta : PT. Rineka Cipta,

2005.

Wirawan, Sarlito Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2006.

Yahya, Yunus, Muslim Thionghoa Kumpulan Karangan, Jakarta : Yayasan Abu

Karim Oei Tjeng Hien, 1985.

Page 101: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun
Page 102: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun
Page 103: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun
Page 104: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun
Page 105: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Hasil Wawancara

Nama Informan : Drs. Syamsul Arifin Nababan, MA

Status Informan : Pimpinan Pesantren Muallaf.

Tempat wawancara : Sekretariat Pesantren Muallaf An-Naba Center

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Maret 2017

1. Bagaimana sejarah awal berdirinya Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annba Center ?

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center ini berdiri mulai

bangun 2006 dan selesai 2007, Yayasan ini pada awalnya dari

keprihatinan mendalam saya banyak melihat para muallaf yang terlantar

di kolong-kolong Masjid besar seperti di Istiqlal dan di Masjid Sunda

Kelapa. Mereka sangat memprihatikan, karena setelah masuk Islam,

banyak yang di usir dari keluarganya bahkan dari lingkungannya,

berangkat dari alasan itulah pondok ini berdiri tahun 2007. Hingga saat

ini, terdapat 35 santri yang tengah mondok pesantren pembinaan muallaf

yayasan an-naba center ini. Tapi jika di hitung-hitung dari awal

berdirinya pondok ini ada 50 lebih santri yang pernah mondok disini.

2. sudah berapa lama bapak memberikan bimbingan kepada para muallaf ?

Dari tahun 2007 sampai sekarang.

3. Bimbingan apa saja yang di berikan kepada para muallaf ?

Banyak, salah satunya ialah tentang Aqidah yang paling penting karena

para muallaf ini masih lemah imannya maka yang kita tekankan adalah

bimbingan tersebut jika sudah kuat aqidahnya maka kita berikan

bimbingan yang lainnya.

Page 106: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

4. Seberapa besar peran pembiming dalam meningkatkan penyesuaian diri

muallaf ?

sangat penting jika tak ada bimbingan yang dilakukan bisa jadi mereka

kembali kepada keyakinan mereaka yang lamanya ( murtad)

5. Bagaimana sikap muallaf saat di berikan bimbingan ?

Alhamdulillah, keingian mereka untuk memperdalam ilmu agama Islam

sangat tinggi sehingga kamipun menjadi semngat memberikan bimbingan.

6. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat saat

memberikan bimbingan terhadap muallaf ?

Yang menjadi faktor pendukung bagi saya sendiri adalah masih banyak

para muslim yang ingin peduli terhadap para muallaf disini jadi ada

donatur yang mendukung jalannya bimbingan disini dan yang menjadi

faktor penghambatnya adalah masih ada juga muallaf yang masih

bermalas-malasan dalam mengikuti bimbingan disini

7. Adakah muallaf yang kembali kepada keyakinanya terdahulu ? dan apa

alasannya ?

ada, alasannya karena belum mendapatkan bimbingan sepenuhnya tetapi

sudah kembali ke tempat tinggal asalnya karena imannyaoun masih lemah

akhirnya dia terbawa pergaulan dilingkungannya lalu dia kembali kepada

ajaran yang dia jalankan (murtad )

8. bagaimana hubungan pembimbing dengan para muallaf ?

cukup akrab, kita disini sudah seperti keluarga jadi apabila ada yang

membutuhkan kita bantu.

9. Materi apa yang bapak berikan kepada para muallaf ?

Page 107: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Ilmu Kristologi perbadingan agama supaya menguatkan aqidah muallaf

supaya jalan yang di pilih adalah keputusan yang benar.

10. Metode seperti apa yang di gunakan dalam melakukan pembinaan kepada

para muallaf ?

Metode yang di pakai adalah metoe ceramah kadang juga langsung

berbicara kepada para muallaf.

11. Resolosi seperti apa yang di berikan kepada para muallaf ?

Resolusi yang kami harapkan adalah supaya para muallaf di sini setelah

mendapatkan pembelajaran agama Islam mereka diberi tanggung jawab

untuk berdakwah di masyarakat menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam

dan Alhamdulillah sebagian dari mullaf sudah ada yang melakukannya

12. Evaluasi seperti apa yang di berikan kepda para muallaf ?

Masih banyak kekurangan dalam membimbing muallaf akan tetapi ini

adalah salah satu jalan yang terbaik untuk mereka mendapatkan hak

mereka sebagai muallaf yaitu bimbingan serta pengajaran Agama Islam

Pimpinan Pondok Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

(Drs. Syamsul Arifin Nababan, MA )

Page 108: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Hasil Wawancara

Nama Informan : Ust. Iwan Ustman Pewa

Status Informan : pengurus Pondok Pesantren

Tempat Wawancara : Aula

Tanggal Wawancara : Sabtu, 01 April 2017

1. Sudah berapa lama bapak memberikan bimbingan kepada para Muallaf ?

saya sudah mengajar disini selama 3 tahun menjadi pembimbing.

2. Bimbingan seperti apa yang bapak berikan kepad para Muallaf?

Bimbingan yang diberikan kepada muallaf pertama-pertama tntang

bagaimana tatacara solat dan tentang cara berwudhu dan kita terus

membimbngnya sampai para muallaf benar-benar paham.

3. Seberapa besar peran pembimbing dalam meningkatkan penyesuaian diri

Muallaf ?

Sangat berpengaruh untuk meningkatkan keislaman para muallaf

dipondok ini

4. Bagaimana sikap muallaf saat diberikan bimbingan ?

Sikap muallaaf saat kita memberikan pengajaran sangat antusias sekali

jadi semakin mereka semangat kitapun sebagai pembimbing juga ikut

sengat dalam memberikan bimbingannya

5. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat saat bapak

memberikan bimbingan terhadap para muallaf ?

Alhamdulillah, faktor yang mendukung adalah fasilitas yang di berikan

oleh pondok ini. Para muallaf jadi semakin bersemangat mengikuti

Page 109: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

bimbingan dan faktor penghambatnya mungkin dari dalam diri

muallafnya sendiri kadang jika datang malasnya agak susah.

6. Adakah seorang muallaf yang kembali ke agama sebelumnya? Dan apa

alasannya?

Ada, karena belum lama belajar tentang agama Islam di sini tetapi sudah

memutuskan untuk pulang ke kampung halamnnya dan kemabali menjadi

muallaf kembali.

7. Bagaimana hubungan pembimbing dengan para muallaf ?

Sangat dekat sekali karena mereka sudah kita anggap sebagi keluarga kita

sendiri yang membutuhkan bimbingan.

8. Materi apa yang bapak berikan kepada para muallaf ?

Banyak sekali mulai dari aqidah dan mengajarkan sholat dan baca Al-

Qur’an dan itu kami ulang-ulang agar mereka benar-benar

memahaminya.

9. Metode seperti apa yang di gunakan untuk melakukan pembinaan kepada

para muallaf ?

Metode yang kami pakai adalah mengajarkan langsung kepada muallaf

karena dengan cara itu lebih efektif dan muallaf lebih cepat

memahaminya.

10. Resolusi seperti apa yang bapak berikan kepada para muallaf ?

Resolusi yang kami inginkan adalah ingin menjadikan muallaf menjadi

para mubaligh yang handal dan mensyiarkan agama Islam dikampung

halamannya masing.

Page 110: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

11. Evaluasi seperti apa yang bapak berikan kepada para muallaf?

Semoga para muallaf tetap konsisten terhadap apa yang telah diberikan

oleh para pembimbingnya dan terus mencari ilmu tentang agam Islam

agar menjadi Islam yang kaffah.

Pembimbing Pondok Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

(Ust. Iwan Pewa )

Page 111: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Hasil Wawancara

Nama Informan : Alberto Simenes/ Mustaqim

Status Informan : Muallaf

Tempat Wawancara : Aula

Tanggal Wawancara : Minggu, 02 April 2017

1. Mengapa saudara menjadi seorang muallaf ?

Karna keinginan saya sendiri.

2. Motivasi apa yang membuat saudara menjadi Muallaf ?

Awalnya saya menjadi muallaf karena tidak sengaja diajak oleh seorang

saudara untuk bertemu dengan kakak saya yang berada di bandung tetapi

saudara saya malah membawa saya ke tempat ini saya pun awalnya hanya

ikut-ikut saja sehingga saya di muallafkan pun masih merasa setengah

hati tetapi setelah saya jalani kehidupan sebagai muslim ternyata sayapun

merasa baik dan mendapat teman baru.

3. Apa yang saudara rasakan ketika memluk agama islam ?

saya merasakan ketenangan dalah hati saya.

4. Bagaimana saudara menyesuaikan diri dengan agama yang baru (Islam ) ?

Kebetulan di tempat ini banyak juga yang sama dengan daerah saya jadi

saya merasa seperti di kampung halaman sendiri awalnya malu merasa

tidak betah berkat dorongan dari para pembimbing disini akhirnya saya

bisa adaptasi dengan yang lain.

5. Bagaimana pengaruh bimbingan yang di berikan kepada saudara ?

Sangat berpengaruh sekali membuat saya semakin yakin dengan agama

Islam.

Page 112: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

6. Apakah bimbingan yang diberikan berpengaruh terhadap penyesuain diri

saudara ?

Berpengaruh sampai saat ini.

7. Apakah ada kendala saat anda ingin menjadi seorang Muallaf ?

Awalnya saya merasa tidak nyaman saja tapi lama kelaman saya menjadi

terbiasa dengan suasana disini

8. Bagaimana hubungan saudara dengan lingkungan ketika anda menjadi

seorang Muallaf ?

Alhamdulillah, baik dan mereka juga yang membuat betah saya disini

9. Faktor apakah yang mendukung dan menghambat saudaraketika ingin

menyesuaikan diri sebagai seorang muallaf ?

Yang menjadi faktor pendukung saya adalah tempatnya nyaman dan cara

mengajarnya membuat kami lebih paham dan tidak memaksakan kami dan

yang menjadi faktor penghambatnya mungkin ketika kami sedang merasa

kangen dengan keluarga di kampung halaman itu yang kadang merasa

membuat saya ingin kembali tetapi saya takut kembali pada keyakinan

saya yang lama.

10. Jika saudara tidak mengikuti kegiatan pembinaan apakah mendapatkan

hukuman ?

Iya, saya pernah disuruh bersikan kamar mandi 3 hari karena kabur dari

pondok dan saya menerima itu senua karena memang saya salah.

Santri Pondok Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

(Mustaqim)

Page 113: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Hasil Wawancara

Nama Informan : Cleo Patrik/ Faris

Status Informan : Muallaf

Tempat Wawancara : Aula

Tanggal Wawancara : Minggu, 02 April 2017

1. Mengapa saudara menjadi seorang muallaf ?

Karena ingin mendapatkan ketenangan hati.

2. Motivasi apa yang membuat saudara menjadi Muallaf ?

Motivasi saya masuk Islam karena saya melihat di daerah yang saya tidak

terlalu kenal saya melihat orang Islam sangat baik sekali kepada saya

sampai saya diberi tempat tinggal walaupun saya berbeda agama tetapi

orang itu tidak mempedulikannya saat itulahsaya mulai tertarik dengan

agama Islam.

3. Apa yang saudara rasakan ketika memluk agama Islam ?

Saya merasakan ketenangan dan merasa tak ada beban walaupun saya

masuk Islam orang saya tidak mengetahuinya.

4. Bagaimana saudara menyesuaikan diri dengan agama yang baru (Islam ) ?

Awalnya saya belajar mempedalami tentang agama Islam dan saya coba

untuk beradaptasi dengan lingkungan yang saya tinggal saat ini dan

alhamdulillah saya sudah mulai terbiasa dengan rutinitasnya.

5. Bagaimana pengaruh bimbingan yang di berikan kepada saudara ?

Sangat berpengaruh.

6. Apakah bimbingan yang diberikan berpengaruh terhadap penyesuain diri

saudara ?

Page 114: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Iya, tapi saya butuh waktu lama untuk bisa menyesuaikan diri dengan

ajaran Islam.

7. Apakah ada kendala saat anda ingin menjadi seorang Muallaf ?

Tidak ada tapi saya menjadi muallaf orang tua saya tidak mengetahuinya.

8. Bagaimana hubungan saudara dengan lingkungan ketika anda menjadi

seorang Muallaf ?

Alhamdulillah baik.

9. Faktor apakah yang mendukung dan menghambat saudaraketika ingin

menyesuaikan diri sebagai seorang muallaf ?

Yang menjadi faktor pendukung suasanya untuk belajarnya dan banyak

yang membimbing saya, kalau faktor penghambatnya mungkin malas aj

sih.

10. Jika saudara tidak mengikuti kegiatan pembinaan apakah mendapatkan

hukuman ?

Kalau saya alhamdulillah belum pernah melanggar, tapi disni jika keluat

tanpa izin dan merokok akan dikenakan hukuman.

Santri Pondok Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

(Faris )

Page 115: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Hasil Wawancara

Nama Informan : Mardones Boimau / Salman

Status Informan : Muallaf

Tempat Wawancara : Aula

Tanggal Wawancara : Minggu, 02 April 2017

1. Mengapa saudara menjadi seorang muallaf ?

Keinginan sendiri

2. Motivasi apa yang membuat saudara menjadi Muallaf ?

Awalnya di daerah saya jarang yang beragama Islam akan tetapi ada satu

Ustad yang saat itu sedang membaca Al-Qur’an saya merasa tenang

mendenganrnya dan saya minta diajarkan oleh Ustad tersebut tentang

Islan saat saya sudah sedikit mengerti saya diajak oleh Ustad tersebut ke

pondok ini untuk menjadi muallaf, awalnya keluarga tidak setuju akan

teapi saya benar-benar meyakinkan orang tua saya untuk menjadi muallaf

akhirnya mereka memberi izin.

3. Apa yang saudara rasakan ketika memluk agama islam ?

Saya ada yang berbeda saat saya masih menjadi non-muslim

4. Bagaimana saudara menyesuaikan diri dengan agama yang baru (Islam ) ?

Dengan cara saya tidak menutup diri saya pada orang lain saya berbagi

cerita dengan yang lain dari situlah saya mulai dapat menyesuakan diri

dengan yang lain.

5. Bagaimana pengaruh bimbingan yang di berikan kepada saudara ?

Berpengaruh sekali.

Page 116: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

6. Apakah bimbingan yang di berikan berpengaruh terhadap penyesuain diri

saudara ?

Alhamdulillah, dengan bimbimngan yyang diberikan oleh para dewan

Ustadz saya menjadi merasa lega dan bisa menyesuakan diri dengan

agama saya yang baru.

7. Apakah ada kendala saat anda ingin menjadi seorang Muallaf ?

Ada keluarga saya tidak setuju awalnya tetapi mereka sudah bisa

menerima keputusan saya.

8. Bagaimana hubungan saudara dengan lingkungan ketika anda menjadi

seorang Muallaf ?

Akrab seperti keluarga sendiri.

9. Faktor apakah yang mendukung dan menghambat saudaraketika ingin

menyesuaikan diri sebagai seorang muallaf ?

Yang menjadi faktor pendukung cara mengajarnya sangat bagus tidak

membebani kami dan kami dituntun pelan-pelan agar memahami ajaran

Islam, faktor yang membuat terhambat yah mungkin masih ada sifat

malas.

10. Jika saudara tidak mengikuti kegiatan pembinaan apakah mendapatkan

hukuman ?

Iya diberikan hukuman, saya dibotak karena ketahuan merokok oleh

pengurus diluar pondok.

Santri Pondok Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

( Salman )

Page 117: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

DOKUMENTASI

Gambar 1. Wawancara dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan Pemimpin Pondok Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center sawah baru, Ciputat.

Gambar 2. Para Santri Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-naba

Center sawah baru, ciputat.

Page 118: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Gambar 3. Wawancara dengan Ustadz Iwan Pewa Pengasuh Pondok Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan An-Naba Center sawah baru, Ciputat.

Gambar 4. Wawancar dengan Mustaqim Santru Pondo Pessantren Pembinaan An-

Naba Center Sawah Baru, Ciputat.

Page 119: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Gambar 5. Wawancara dengan Faris Santri Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat.

Gambar 6. Halaman Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru, Ciputat

Page 120: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40800/2/NIKO AFRIYANDI-FDK.pdfmendapatkan pengucilan baik dari keluarganya maupun

Gambar 7. Para Pengasuh Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba

Center Sawah Baru, Ciputat

Gambar 8. Pengkajian Al-Qur’an Bersama Ustadz Idham Khalid, Pengasuh Pondok

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru, Ciputat.