jurnalPEMANFAATANBLOG
-
Upload
fitra-khan -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of jurnalPEMANFAATANBLOG
Tugas Jurnal
PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE)
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
Disusun Oleh :
1. Khoirudin Romdoni
A11.2011.06391
2. Ari Bagus Wahyu Sejati
A11.2011.6392
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2011
ABSTRAK
Pada saat ini, perkembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi (TIK) di berbagai
bidang sangatlah pesat dan dilihat sebagai suatu keperluan dan juga kesempatan. Pada bidang
pendidikan bahasa Inggris, misalnya, perkembangan TIK dapat memberikan dimensi baru
kemampuan literasi bagi pembelajar; TIK mampu memberikan kesempatan berkreasi bagi
penulis-penulis muda. Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi pembelajar
kelak. Untuk mulai menulis, pembelajar bisa mulai dari sesuatu yang sederhana dan informal,
misalnya jurnal/diari kegiatan sehari-hari. Namun, pembelajaran menulis saat ini masih
dirasakan konvensional dimana pengajar masih sering menyuruh pembelajarnya membuat
suatu tulisan langsung tanpa proses menulis. Seringkali topik yang diberikan terbatas
sehingga kurang menarik, tidak menantang eksplorasi, kehilangan unsur inovasi dan kreasi.
Bahkan, pengajarlah yang sering, selama ini, menjadi satu-satunya pemeriksa dari tulisan
pembelajar sehingga kurangnya umpan balik dan interaksi dalam proses menulis tersebut.
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
kemampuan menulis pembelajar dengan memanfaatkan TIK adalah dengan blog (jurnal
online). Blog adalah sebuah jurnal online dimana pembelajar bisa menulis apapun yang
menurut mereka menarik, mengeditnya, mempublikasikannya, dan bahkan membuatnya
menjadi media agihan (sharing) bagi semua yang terlibat didalamnya. Dipercaya bahwa
menulis dengan memanfaatkan blog dapat memberikan audiens yang nyata dan potensial
untuk perbaikan tulisan pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik,
memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan
perkembangan bekerja dalam tim.
2
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah begitu pesat pada jaman ini.
Perkembangan ilmu yang terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba, melainkan
terjadi secara bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu dihadapkan pada
tantangan alam, situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya. Selalu terdapat
dorongan untuk membuat manusia melangkah ke arah kemajuan dan dorongan tersebut
adalah rasa ingin tahu (curiousity) (Mutansyir, 2002: 63). Semua hal yang terjadi sampai
sekarang ini merupakan rangkaian panjang sejarah peradaban manusia.
Pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut telah menghadirkan
tantangan (dan kesempatan) bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dunia
pendidikan. Pendidikan saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang sangat kompleks,
salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berkiprah
di era globalisasi ini. Untuk itu, lembaga pendidikan sebagai suatu institusi yang bertujuan
untuk meningkatkan sumber daya manusia diharapkan mampu memberikan yang terbaik
dengan melakukan terobosan berikut upaya perbaikan dengan tujuan untuk peningkatan
kualitas proses dan produk pendidikan.
Untuk membangun sistem pendidikan Indonesia yang berkualitas diperlukan adanya
dukungan seluruh komponen secara menyeluruh dan berkesinambungan. Perkembangan
global saat ini menuntut adanya perkembangan dari segi kualitas sumber daya manusia
(Nurkolis, 2002: 1). Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami banyak transformasi, mulai
dari metode, fokus, kurikulum, dan lainnya. Pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran
bahasa asing, juga mengalami hal yang serupa. Telah banyak strategi, teknik, metode, dan
pemikiran-pemikiran yang telah dihasilkan untuk kualitas pembelajaran bahasa asing yang
lebih baik. Akan tetapi, sampai sekarang, sepanjang yang peneliti tahu, pembelajaran bahasa
asing, khususnya bahasa Inggris masih belum menunjukkan hasil yang optimal. Kemampuan
anak-anak yang belajar bahasa Inggris, bahkan telah dimulai sejak sekolah dasar dan
ditambah dengan jam tambahan diluar kelas, masih tetap belum optimal.
Pembelajaran bahasa Inggris juga saat ini dihadapkan pada tantangan untuk mampu
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya sehingga diharapkan sumber daya
manusia dapat ditingkatkan. Terdapat banyak orang, terutama anak-anak yang belajar bahasa
Inggris sekarang tidak mampu berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris meski mereka
3
paham dengan aturan-aturan yang ada dalam bahasa tersebut. Mereka cenderung hanya
memahami konsep-konsep yang ada secara mekanis, dimana ketika mereka dihadapkan pada
situasi yang harus berbicara atau menulis, mereka tidak mampu melakukannya.
Terdapat banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris
di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah faktor-faktor berikut yang satu sama lain saling
berhubungan. Pertama, dari faktor pengajar. Banyak pengajar yang belum paham dengan
pembelajaran bahasa Inggris yang menekankan pada aspek penguasaan kompetensi akan
keterampilan berbahasa dan komponen kebahasaan lainnya serta kreativitas dan kearifan
lokal (www.hariannasib.com, 2006). Kurangnya kesempatan untuk berkreasi, kurangnya
pemahaman dan kegiatan pelatihan yang menunjang mungkin menjadi penyebab rendahnya
mutu pembelajaran yang disebabkan oleh mutu guru sehingga mempengaruhi kualitas
pembelajaran bahasa Inggris. Kedua, dari faktor kemampuan mahasiswa. Kualitas
kemampuan bahasa Inggris mahasiswa semakin tahun semakin menurun, khususnya yang
terlihat di lingkungan penulis. Dalam pembelajaran di kelas, mereka lebih sering cenderung
untuk bersikap santai dan tidak tekun dalam belajar sehingga kualitas pembelajaran menjadi
kurang optimal. Faktor ketiga adalah dari hal-hal di luar yang tadi disebutkan, misalnya
lingkungan, sumber belajar, staf pendukung pembelajaran, fasilitas dan lainnya. Hal-hal ini
tidak dapat dipungkiri dapat memberikan pengaruh terhadap kesuksesan proses belajar
mengajar. Sudah seharusnya hal-hal tersebut mendukung secara positif kualitas pembelajaran
sehingga kemampuan mahasiswa dapat meningkat. Akan tetapi, sering, hal-hal tersebut tidak
optimal dalam mendukung kesuksesan pembelajaran bahasa Inggris. Hal-hal tersebut di atas
telah mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris sehingga perlu dicarikan solusinya.
Seluruh komponen pembelajaran diharapkan harus dapat bekerja sama untuk
mencapai hasil efektif untuk peningkatan pembelajaran. Misalnya, seorang dosen harus
memiliki kompetensi dasar dalam hal pengelolaan dan pengaturan untuk menciptakan iklim
belajar dan mengajar yang kondusif sehingga memungkinkan dilaksanakannya kegiatan
proses belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi siswa masing-masing. Kompetensi
dasar profesional ini tentunya harus ditunjang dengan strategi khusus mengingat kondisi
setiap kelas berbeda-beda. Ada kalanya, suatu strategi tertentu di kelas A mungkin tidak bisa
berlaku efektif sama jika strategi tersebut diaplikasikan di kelas B. Itu berarti untuk memiliki
kompetensi ini seorang dosen harus memiliki pengetahuan awal tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pembelajaran seperti hakekat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi
4
aktivitas belajar, ciri-ciri belajar dalam suatu bidang tertentu, minat dan sikap pembelajar,
serta latar belakang pebelajar.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa.
Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi mahasiswa di kemudian hari karena
akan mampu memberikan kesempatan dan juga tentunya tantangan yang lebih bagi mereka.
Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik, seseorang harus memiliki skemata yang
memadai untuk dapat diekspresikan secara efektif melalui media tulis. Suatu tulisan yang
baik tidaklah bisa sekali jadi, namun semestinya melewati berbagai proses mulai dari proses
outline, membuat draft, sampai bisa menjadi tulisan, dan sepanjang proses tersebut, revisi
secara berkesinambungan terus dilakukan. Namun dalam kenyataannya, banyak mahasiswa
yang tidak menghasilkan suatu tulisan dengan melalui proses menulis tersebut. Khususnya
dalam pembelajaran menulis, hal-hal berikut berpotensi besar mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran menulis.
• Proses Belajar Mengajar.
Sering kali, proses belajar mengajar keterampilan menulis di kelas masih sangat
sederhana. Dosen menerangkan materi perkuliahan, mahasiswa menulis, kemudian dikoreksi
oleh dosen dan diberi komentar. Tidak ada proses yang mampu memberikan pematangan
untuk perbaikan tulisan mahasiswa. Jika ada, hal tersebut tampaknya kurang banyak
membantu mahasiswa.
• Umpan Balik (Feedback).
Feedback adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan menulis. Namun, sering kali,
tidak adanya proses feedback yang bersifat ragam antara mahasiswa, dan dosen. Dosen
biasanya yang memberi lebih banyak komentar sehingga terkesan satu arah. Mahasiswa tidak
tahu apa yang terjadi dengan tulisan mereka karena setelah selesai dikerjakan, langsung
dikumpulkan ke dosen untuk dikoreksi.
• Standar Penilaian.
Standar penilaian yang digunakan harus jelas agar tidak mengundang pertanyaan akan
kesahihan nilai yang diperoleh mahasiswa.
• Kreativitas dan Inovasi.
5
Nuansa ini juga bisa berfungsi sangat oenting dalam proses pembelajaran menulis.
Namun, kurang adanya nuansa kreatif dan inovatif dalam pembelajaran di kelas sering terjasi
dimana semua proses menulis dikerjakan di kelas sehingga tampak monoton, kurang
‘menantang’ eksplorasi pengetahuan mahasiswa.
• Motivasi.
Motivasi adalah faktor internal yang oenting untuk membantu seseorang memperoleh
hasil yang lebih baik. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti
perkuliahan tentu akan mempengaruhi keberhasilannya dalam pembelajaran menulis
sehingga pada akhirnya, mahasiswa tidak mampu menghasilkan suatu tulisan yang baik dan
sesuai dengan tuntutan kurikulum setelah menyelesaikan perkuliahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, beberapa inovasi baru dalam dunia
pendidikan utamanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris, muncul.
Seiring dengan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (selanjutnya TIK),
dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Inggris, perkembangan pesat TIK
ini memberikan tantangan sekaligus kesempatan bagi pengajar dan mahasiswa agar dapat
digunakan secara efektif di dalam pembelajaran di kelas.
Menurut Sei-Hwa, 2006), TIK mampu menjadi salah satu media pembelajaran bahasa
Inggris yang memberikan nuansa kreativitas, inovasi, dan tentu saja unsur senang. Merchant
(2003) menambahkan bahwa pemanfaatan TIK bagi mereka yang, khususnya, tidak berada di
dalam kelas dapat memberi suatu dimensi baru pembelajaran bahasa Inggris. Mahasiswa
dapat berkomunikasi dengan berbagai cara inovatif yang ada, misalnya secara synchronous
ataupun asynchronous, melalui media online. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa khususnya
untuk pembelajaran menulis, TIK dapat membuka berbagai kesempatan bagi penulis-penulis
pemula karena mereka dihadapkan pada media online yang interaktif sehingga terbuka
kesempatan untuk kemampuan untuk memperluas wawasan, audiens pembaca yang lebih
luas daripada sebelumnya, dan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik.
Seiring dengan perkembangan TIK dewasa ini, terdapat banyak media online yang
gratis yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tools seperti blog, webpage,
social networking system (friendster, facebook, tagged, dan lainnya), dan Content
Management System (CMS) bisa digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan
berbahasa Inggris mahasiswa. Sehubungan dengan keterampilan menulis, salah satu media
6
efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
keterampilan menulis karena memiliki karakteristiknya yang relevan adalah media blog.
Blog (bentuk sederhana dari weblog) adalah sebuah laman (situs) seseorang yang
sering di update yang sering disebut dengan jurnal (diari) online (Rouf dan Sopyan, 2007).
Dewasa ini, blog berkembang sangat pesat seiring perkembangan TIK di Indonesia. Hampir
semua orang memiliki blog, mulai dari artis, politikus, guru, dosen sampai mahasiswa karena
proses membuatnya sangatlah mudah. Dengan memiliki blog yang juga berarti memiliki
jurnal online, mahasiswa dapat menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa
edit dan publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing)
bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar negeri yang
tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut bersifat online.
Sehubungan dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media blog
sangatlah sesuai dengan karakteristik pembelajaran menulis. Dengan blog, mahasiswa bisa
menulis apapun pada bagian blog yang telah ada, termasuk memberi tambahan penekanan
atau informasi dengan media lain yang juga telah tersedia, seperti audio, video, atau link ke
alamat laman (situs) relevan lainnya. Secara teknis, membuat blog tidaklah sulit, karena tidak
memerlukan pengetahuan pemrograman dan sintaks yang rumit. Mahasiswa hanya tinggal
mengisi slot-slot yang sudah ada, seperti halnya mengetik, kemudian tinggal dipublikasikan
dan blog mereka sudah bisa dilihat oleh seluruh orang didunia. Jika ada kesalahan, hal
tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi, membuat blog sangatlah mudah, sepanjang ada
koneksi.
Blog sebagai wadah curahan ide dan tulisan mahasiswa akan sangat bermanfaat bagi
mereka karena blog sebagai media online mampu memberikan audiens riil bagi tulisan
mahasiswa. Jika selama ini, dosen adalah satu-satunya orang yang membaca tulisan
mahasiswa, dengan media blog, tulisan mereka dapat dibaca oleh teman-teman mereka, baik
yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan
mereka yang memiliki akses ke internet. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan
‘tuntutan’ sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka
yang terbaik. Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi
peningkatan kompetensi menulis mahasiswa.
7
Lebih lanjut, sesuai dengan beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya, blog
dipercaya akan sangat membantu peningkatan prestasi mahasiswa dalam pembelajaran
menulis. Rasional tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
• Mahasiswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses kegiatan menulis, mulai dari
outline, membuat draft, sampai tulisan final dimana di setiap proses tersebut, revisi tetap
dilakukan secara terus menerus. Hasil tulisan mahasiswa dari outiline, draft sampai tulisan
final yang telah disetujui atau dikoreksi ditaruh di blog mereka sehingga memberi
kebanggaan dan dorongan untuk berbuat yang terbaik untuk ditunjukkan ke semua orang
yang memiliki akses ke blog mereka.
• Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan peer correction, dimana mereka bisa
saling melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk hasil yang lebih baik
sebelum dikoreksi oleh dosen. Hal ini sudah barang tentu akan membantu dosen juga
mengingat mengoreksi tulisan mahasiswa tidaklah mudah mengingat jumlah kelas dan
mahasiswa yang diajar.
• Dari awal, standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi pekerjaan mahasiswa
diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak paham akan apa yang semestinya
ditekankan atau diperbaiki.
• Untuk memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan. Mahasiswa akan
dijelaskan terlebih dahulu bagaimana membuat blog, kemudian mengisi tulisan di dalamnya,
dan bagaimana memberi komentar atas tulisan teman-temannya melalui media tersebut.
Kemudian, seluruh blog mahasiswa didaftarkan oleh dosen dalam suatu wadah blog baru. Hal
ini bertujuan mirip seperti mailing list (hal yang sama bisa dilakukan dengan media RSS/Rich
Summary Site Feed/Really Simple Syndicate) dimana ketika seseorang yang meng-upload
tulisan, sistem blog itu akan secara otomatis ‘memberi tahu’ pemilik blog lainnya yang sudah
tergabung dalam suatu wadah tadi. Ini akan jauh memudahkan mahasiswa dan dosen. Jika
tidak, agak sulit tampaknya untuk mengetahui apakah seseorang sudah menulis sesuatu atau
belum kecuali yang bersangkutan memang sengaja masuk ke blog temannya. Peneliti yakin,
dengan adanya nuansa inovasi dan kreativitas yang lebih diberikan, mahasiswa akan
termotivasi untuk lebih mau lagi menulis dan menghasilkan tulisan yang lebih baik dan
efektif.
8
Dalam pembelajaran menulis, mahasiswa juga harus memahami pengetahuan akan
elemen-elemen dasar tulisan, pengetahuan akan komponen-komponen yang membentuk
suatu tulisan yang padu (unity) dan koheren (coherence), serta kompetensi menulis
berdasarkan jenis-jenis tulisan. Dalam hal ini, mahasiswa dapat menuangkan ide-idenya dan
mengekspresikan perasaannya dalam bentuk tulisan yang baik dan efektif. Baik artinya
paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren. Efektif dimaksudkan
bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca sekaligus mampu
menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik.
Dengan memanfaatkan blog sebagai media jurnal online dalam pembejaran menulis,
kompetensi menulis mahasiswa dapat ditingkatkan. Peningkatan kompetensi ini diharapkan
berimbas pada peningkatan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa yang meliputi aspek-
aspek keterampilan bahasa lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan berbicara serta
komponen-komponen bahasa, seperti pelafalan, struktur, pilihan kata, kosakata, dan lainnya.
Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa, diharapkan kualitas
pembelajaran dapat meningkat.
9
KAJIAN TEORI
Kompetensi Menulis
Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa, 2003: 37) menyatakan bahwa kompetensi
berarti penguasaan terhadap tugas, keterampilan, tingkah laku, dan penghargaan-penghargaan
yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan atau suatu prestasi. Padmadewi (2004)
menambahkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dalam mata kuliah dan mata praktikum
yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan yang harus dapat dilakukan oleh mahasiswa.
Pada dasarnya, kedua pendapat tersebut memiliki ide yang sama tentang pengertian
kompetensi yang pada intinya mengacu pada kemampuan mahasiswa untuk melakukan
sesuatu berdasarkan suatu standar tertentu.
Definisi-definisi tersebut dapat dirangkum dua hal, yaitu, sebagai kemampuan
mahasiswa menguasai aspek-aspek keterampilan dan komponen bahasa, dan kemampuan
mahasiswa menghasilkan tulisan yang baik dan efektif berdasarkan prinsip kepaduan dan
koherensi. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren.
Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca
sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik. Kedua
kemampuan di atas, tidaklah bisa dipisahkan mengingat keduanya merupakan satu kesatuan
yang saling mendukung. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa, mahasiswa akan bisa
dikategorikan belum memiliki kompetensi yang cukup apabila mereka tidak menguasai kedua
kemampuan tersebut dengan baik.
Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu pembelajaran tentang bagaimana
seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan (Rainey, 2003: 2).
Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan keperluannya, bisa merekam
pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya
pribadi dalam hidup mereka. Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan, dimana seseorang
bisa mengkomunikasikan perasaan dan idenya kepada orang lain melalui media dan bentuk
yang beragam, seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai.
Reinking, dkk. (2002: 3) menyatakan bahwa terdapat empat tujuan umum dari
kegiatan menulis, yaitu untuk menginformasikan, mempengaruhi, mengungkapkan, dan
menghibur. Dalam suatu tulisan, hampir semua yang ditulis oleh penulis merupakan
10
cerminan dari kemampuannya akan pengolahan kata-kata sehingga bahkan hal-hal yang
abstrak bisa ditampilkan dengan lebih jelas karena kemampuan tersebut.
Terdapat banyak jenis karangan atau tulisan, seperti tulisan naratif, deskriptif,
argumentatif, persuasif, dengan berbagai kelasnya, seperti klasifikasi, perbandingan, sebab
akibat, dan lain-lain. Seluruh jenis tulisan tersebut harus dikuasai oleh mahasiswa dimana
mereka diharapkan mampu menunjukkan penguasaan akan jenis-jenis tulisan termasuk
komponen kebahasaan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa untuk
mengungkapkan ide dan perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif kepada
pembacanya.
Dalam menulis, mahasiswa harus mampu menguasai beberapa hal. Pertama,
mahasiswa harus mampu menguasai elemen-elemen tulisan, seperti topic sentence/thesis
statement, introduction, body, dan conclusion. Masing-masing elemen tersebut memiliki
karakteristik yang harus diikuti agar tulisan mahasiswa nantinya menjadi lebih baik. Kedua,
mahasiswa harus mampu menguasai pengetahuan akan komponen-komponen yang
membentuk suatu tulisan yang padu dan koheren. Ketiga, mahasiswa mampu memiliki
kompetensi menulis suatu tulisan berdasarkan jenis-jenis komposisinya.
11
Motivasi dalam Belajar Bahasa
Gardner dan Tremblay (1994) menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan
bagaimana seseorang bertingkah laku. Disebutkan bahwa terdapat 4 aspek dalam motivasi,
antara lain 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai tujuan, dan 4) tingkah laku yang
mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah. Selain itu, motivasi juga didefinisikan
sebagai suatu awal untuk menciptakan dan menjaga tingkah laku seseorang menuju
pencapaian tujuan (Ames & Ames, 1989). Aspek motivasi ini sangat penting karena berperan
dalam menentukan keaktifan dan tingkah laku siswa dalam belajar (Ngeow, 1998).
Oxford & Shearin (1994) lebih lanjut menyatakan bahwa motivasi adalah hasrat untuk
mencapai tujuan, dikombinasikan dengan usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Banyak
peneliti mempertimbangkan motivasi sebagai sebuah elemen utama yang menentukan
kesuksesan dalam meningkatkan kemampuan dalam mempelajari bahasa kedua maupun
bahasa asing. Hal ini menentukan rentang keaktifan,dan keterlibatan personal dalam
mempelajari bahasa kedua. Motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi positif dan
motivasi negatif. Motivasi positif timbul sebagai respons yang melibatkan kenyamanan dan
optimisme tentang tugas-tugas yang diemban. Sedangkan motivasi negatif mengacu pada
pengambilan tugas-tugas yang selalu dihantui rasa tidak nyaman yang pada akhirnya
menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan pula. Sebagai contoh, ketidaklulusan, yang
disebabkan motivasi yang rendah sehingga tugas-tugas perkuliahan tidak dapat diselesaikan
dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut, Gardner dan Lambert (1972) mengemukakan
sebuah model yang disebut dengan Socio-Educational Model. Model ini tersusun setelah
melakukan penelitian selama lebih dari sepuluh tahun dan disimpulkan bahwa tingkah laku
pembelajar terhadap bahasa dan budaya target memiliki peranan penting dalam motivasi
pembelajaran bahasa. Dari model ini terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi
instrumental dan integratif.
Motivasi instrumental mengacu pada keinginan pembelajar untuk mempelajari bahasa
dengan tujuan untuk tujuan-tujuan riil dan praktis, misalnya persyaratan masuk perguruan
tinggi, mencari pekerjaan, atau berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan motivasi integratif
mengacu pada keinginan untuk mempelajari bahasa dengan tujuan mampu berinteraksi
dengan masyarakat bahasa target. McDonough (1981) menambahkan bahwa terdapat dua
jenis motivasi integratif, yaitu motivasi asimilatif dan motivasi afiliatif. Motivasi asimilatif
merupakan motivasi ‘kuat’ dari seseorang untuk berasimilasi dengan budaya dan bahasa
12
masyarakat target secara penuh. Sedangkan motivasi afiliatif merupakan motivasi ‘lemah’
dari seseorang untuk berinteraksi secara penuh dengan budaya dan bahasa masyarakat target
tanpa melupakan budaya yang dimilikinya.
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK)
Sebagai imbas dari globalisasi dewasa ini, penyebaran bahasa Inggris dan
perkembangan teknologi telah merubah pembelajaran bahasa Inggris sebagai suatu lingua
franca (Warschauer and Healey, 1988). Hasilnya, baik bahasa Inggris dan TIK telah menjadi
keterampilan literasi yang sangat penting bagi sebagian besar bukan penutur bahasa Inggris
asli untuk lebih mendalami bahasa Inggris (Papert, 1980). Tidak dapat dipungkiri,
penyebaran sekaligus pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan telah berkembang dengan
sangat pesat di banyak negara.
Karena perkembangannya yang pesat, TIK dipandang sebagai suatu hal yang mampu
memberikan tantangan sekaligus kesempatan. Bahkan UNESCO, dalam pertemuannya di
Dakkar, April 2000, telah menyatakan pemanfaatan TIK sebagai salah satu strategi utama
untuk mencapai misi “Pendidikan Bagi Semua” (EFA/Education for All) (UNESCO-CI.htm,
2005). Pelgrum (1996) lebih lanjut menyatakan bahwa TIK:
• mampu memotivasi mahasiswa untuk berkolaborasi satu sama lainnya dan
bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya masing-masing,
• membantu bakat individu, memberi kemandirian, dan rasa percaya diri yang
sepantasnya,
• membantu mahasiswa menggunakan imaginasi mereka dan mempromosikan
kreativitas, dan
• membangun inkuiri dan keterampilan berkomunikasi serta membentuk kemampuan
mahasiswa akan konteks-konteks yang membutuhkan pemikiran kritis, pengambilan
keputusan, dan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah.
Sehubungan dengan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, Zhu dan Kapaln (2001)
mengajukan suatu model pengajaran berbasis teknologi yang dapat disampaikan sebagai
berikut.
13
Figur 1: Model Pengajaran Berbasis Teknologi
Dari figur diatas, dapat dilihat bahwa dari pendekatan sistem, pengajaran berbasis
teknologi meliputi empat komponen, yaitu mahasiswa, dosen, bahan ajar dan perangkat
teknologi. Penjelasan mengenai figur ini dapat disampaikan melalui kutipan berikut. (Zhu
and Kaplan, 2001: 6):
“An examination of each component raises a set of issues that the teachers need to consider in
order to make technology integration as successful as possible. For example, content can be
examined in terms of learning outcomes and the discipline being taught. Teachers can think
of their own experience with technology, the amount of time they have for planning and
teaching, and their view of their role in the teaching and learning process. They need to think
carefully about their students, their exposure and access to technology as well as their
preferred learning styles. Finally, they can turn to the technology itself and analyze it
according to its functions. This approach to teaching and learning with technology assumes
that the four component parts are integrated and that changes in one part will require
adjustments to the other three in order to achieve the same goals.”
Sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat terapan, TIK, dalam pembelajaran
bahasa Inggris dapat diintegrasikan pada keempat keterampilan bahasa dan komponen bahasa
lainnya. Dipercaya bahwa TIK mampu memberikan suatu model pembelajaran yang
interaktif, inovatif, dan kreatif. Dengan memanfaatkan TIK, kemampuan mahasiswa dapat
ditingkatkan karena kegiatan yang dilakukan sangat beragam, bisa diperluas, dan bersifat riil
tadi. Pelgrum (1996) menyatakan bahwa TIK dapat membantu mahasiswa untuk:
• menggunakan berbagai strategi untuk mengeksplorasi perbedaan, persamaan, dan
koneksi/hubungan secara dinamis,
• menjelaskan teks secara inovatif,
• memperkaya atau memperluas konteks pembelajaran literasi,
• melihat teks dari sudut pandang alternatif/yang berbeda,
• menggunakan teknik-teknik analitis dan kritis,
• menyusun dan memproses teks dan data dengan lebih cepat dan efisien,
14
• menyusun dan mengatur teks dan data dengan menggunakan kombinasi kata, gambar, suara,
dan hiperteks (multimedia),
• menyimpan, merekam, mengedit, dan mengadaptasi pekerjaan dengan lebih cepat dan
efisien,
• menyimpan bukti-bukti proses editing sehingga dapat diteliti atau uji kembali jika
diperlukan,
• merubah struktur dan kualitas teks agar sesuai dengan audiens dan tujuan yang beragam,
• menyusun teks yang multi pengarang,
• memilih audiens yang lebih riil, lebih luas di seluruh belahan dunia, dan 12
• melatih kemampuan untuk menggunakan media dan desain yang sesuai ketika menyusun
suatu tulisan atau kegiatan lainnya agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Mengingat perkembangan dan manfaatnya, saat ini, banyak sekolah-sekolah dan
lembaga lainnya telah memanfaatkan TIK sebagai alat untuk mempromosikan pembelajaran,
baik untuk meningkatkan kompetensi, merespon perkembangan kemampuan seseorang, dan
hal-hal lainnya untuk pembelajaran yang lebih efektif. Jager and Lokman (1999)
menambahkan bahwa proses pembelajaran, standar asesmen, dan kompetensi dapat
ditingkatkan melalui pemanfaatan TIK dalam proses belajar mengajar. Sehubungan dengan
pembelajaran menulis, Goldberg, dkk. (2003) menyatakan bahwa menulis dengan
menggunakan komputer and memanfaatkan media TIK dapat meningkatkan jumlah tulisan
mahasiswa, sekaligus kompetensi menulis mereka mengingat mereka diberikan kesempatan
untuk menulis dan mengekspresikan ide, perasaan, dan pengalaman mereka secara kreatif dan
inovatif.
Media Blog (Jurnal Online) sebagai Media Pembelajaran Menulis
Menurut Rouf dan Sopyan (2007), blog adalah suatu laman (situs) online yang
berfungsi sebagai media jurnal/diari bagi seseorang. Jovan (2007) menambahkan bahwa blog
adalah “a personal diary, a daily pulpit, a collaborative space, a political soapbox, a breaking-
news outlet, a collection of links, one’s own private thoughts, and memos to the world.”
Graham (2005) menyatakan bahwa membuat blog tidaklah sulit karena hanya memerlukan
pemahaman sederhana mengakses internet, sama mudahnya untuk membuat dan mengirim e-
15
mail. Membuat blog tidaklah memerlukan pemahaman akan bahasa pemrograman atau
sintaks-sintaks pemerograman yang rumit karena semua sudah dikerjakan oleh sistem. Yang
harus dilakukan hanya menulis dan mempublikasikannya langsung.
Blog dengan berbagai jenis dan variasi fiturnya telah banyak menarik minat orang
untuk memnfaatkannya dalam pembelajaran di kelas. Terdapat beberapa peneliti dan penulis
yang telah mengkaji pemanfaatan media blog (jurnal online) untuk pembelajaran bahasa
Inggris. Jati (2006) meneliti penggunaan blog kelas dan blog mahasiswa untuk kelas menulis.
Ia menemukan bahwa meskipun pada awalnya, blog tidak ditujukan untuk pembelajaran
bahasa Inggris, blog mampu menjadi media yang sangat berguna untuk pembelajaran
menulis. Jati (2006: 2) mengatakan bahwa:
“By utilizing free blogging services on the Internet, teachers are capable of creating
and storing online supplemental materials for students, post class notes for student review,
and give general feedback to the class as whole and individually. Additionally, students are
able to submit assignments online.”
Educational Blogger Network dalam “use weblog technology for the teaching of
writing and reading across the disciplines” (eBn, 2003) menambahkan bahwa blog telah
mampu merambah segala bidang, mulai jurnalisme, politik, hiburan, dan pendidikan, dari
pendidikan awal sampai lanjutan. Meskipun masih berupa embrio, namun ide tersebut
menyimpan potensi untuk berkembang lagi.
Campbell (2003) lebih lanjut menyarankan kalau blog bisa digunakan sebagai media
bagi mahasiswa untuk mengungkapkan pendapat, ide, dan informasi menarik lainnya dalam
lingkup pembelajaran bahasa Inggris. Duber (2002) bahkan telah menyediakan link ke
beberapa blog tutor yang ada di dunia maya sana.
Sehubungan dengan penggunaan bantuan teknologi Pederson dan Bonnstetter (1990)
menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga
membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Untuk penggunaan media yang disampaikan
melalui multimedia, Santosa (2005) menemukan bahwa penggunaan media yang disampaikan
melalui multimedia sebagai bentuk pemanfaatan inovasi teknologi, seperti audio, slide
bergerak, dan video, mampu meningkatkan kemampuan dictation mahasiswa jurusan
pendidikan bahasa Inggris.
16
Dengan demikian, pemanfaatan blog sebagai wadah atau media jurnal online dalam
pembelajaran, khususnya keterampilan menulis sangatlah dimungkinkan mengingat. Banyak
hal yang bisa ditaruh dalam blog. Menariknya, blog juga memberikan kesempatan bagi
penggunanya untuk menaruh suara, video, gambar, dan lainnya. Semua hal tersebut mudah
untuk dilakukan (www.blogger.com, 2007). Melalui media blog, seseorang dapat
mengumpulkan dan membagi hal-hal yang menarik, entah itu komentar politik, diari, atau
link ke laman (situs) lain yang relevan. Ide dari pembuatan blog sebenarnya tidak hanya
untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalaman, namun juga untuk mendapatkan
respon dari pengguna blog yang memiliki tujuan sama. Hal inilah yang sangat menarik juga
dari blog, karena orang-orang di seluruh dunia bisa melihat, memberi komentar, mengambil
(jika dibuat seperti itu) hal-hal yang mereka anggap perlu. Hal inilah yang membuat “dunia
blog” sangat dinamis dan atraktif (Wang dan Fang, 2006).
Rouf dan Sopyan (2007) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis blog, yaitu:
• Blog Tutor.
Blog ini dijalankan oleh dosen di kelas. Isi dari blog ini biasanya terbatas pada silabus,
informasi mata kuliah, pekerjaann rumah, dan lainnya. Atau, dosen bisa menulis mengenai
ide, perasaan, dan pengalaman dirinya untuk kemudian bisa dibagi dilihat dari berbagai
perspektif, seperti budaya, pemberian informasi, dan hal lainnya. Tipe blog ini membatasi
ruang gerak mahasiswa untuk lebih berkreasi.
• Blog Kelas.
Blog ini memiliki karakteristik ‘agihan’ (share) dimana dosen dan mahasiswa bisa
menyumbangkan ide dan pengalamannya. Blog jenis ini sangat baik digunakan sebagai ruang
diskusi kolaboratif bagi dosen dan mahasiswa. Mahasiswa diberikan kebebasan yang lebih
untuk menulis dan berinteraksi dalam blog jenis ini.
• Blog Mahasiswa.
Blog jenis ini sebenarnya memerlukan lebih banyak waktu dan usaha dari dosen untuk
mengatur dan menyusun segala hal yang diperlukan, namun mungkin merupakan yang paling
baik bagi mahasiswa dilihat dari kesempatan yang diberikan untuk menulis, mengekspresikan
ide, perasaan, dan pengalaman mereka. Mahasiswa akan memiliki blog mereka sendiri dan
biasanya mereka akan memerikan yang terbaik bagi milik mereka sendiri.
17
Terdapat beberapa alasan mengapa blog dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
menulis. Wang dan Fang (2006) menyatakan bahwa blog mampu memberikan audiens riil
bagi tulisan mahasiswa. Biasanya, hanya dosen yang mengoreksi dan memberi komentar atas
tulisan mahasiswa dan fokus yang diperhatikan adalah biasanya pada bentuk, bukan isi.
Dengan blog, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mendapat audiens riil, baik teman
sekelas, diluar kelas, orang tua, atau orang lain di belahan dunia lain yang memiliki akses ke
internet.
Graham (2005) menambahkan beberapa alasan lain bagi dosen untuk memanfaatkan blog
untuk pembelajaran menulis, yaitu:
• Blog memberikan latihan membaca ekstra bagi mahasiswa.
Bacaan ini bisa diberikan oleh dosen, mahasiswa lain dari kelas yang sama, atau luar kelas,
dan jika melalui blog, bisa dari orang-orang di seluruh dunia.
• Blog bisa sebagai jurnal online mahasiswa yang bisa dibaca oleh teman sekelasnya.
Keuntungan dan jurnal online ini adalah arsip yang secara otomatis dibuatkan oleh sistem
blog yang diikuti. Karena sifatnya yang terbuka, pemanfaatan blog mampu meningkatkan
minat dan jumlah audiens.
• Blog bisa menuntun mahasiswa ke sumber-sumber belajar lainnya yang tersebar dalam
jumlah yang melimpah di situs-situs lainnya.
Untuk lebih menuntun mahasiswa pada sumber belajar yang tepat dan sesuai dengan
levelnya, dosen bisa memberi arahan atau menggunakan blog tutornya sebagai portal sumber-
sumber belajar bagi mahasiswanya.
• Blog mampu meningkatkan rasa saling percaya, mandiri, dan kerjasama antara mahasiswa
karena adanya aktivitas saling memberi komentar, saling mengisi informasi, dan hal-hal
lainnya yang menarik.
• Blog mampu memotivasi mahasiswa yang pemalu dan kurang percaya diri untuk
berpartisipasi.
Hal ini sering terjadi dimana mahasiswa pendiam biasanya bisa ‘berani’ untuk
mengungkapkan ide dan perasaannya ketika diberikan kesempatan melalui blog.
18
• Blog mampu menstimulasi diskusi di luar kelas.
Blog bisa menjadi media diskusi sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas. Apa yang
mahasiswa tulis juga bisa sebagai bahan diskusi selanjutnya.
• Blog bisa memotivasi mahasiswa untuk menulis melalui sebuah proses.
Karena mereka menulis untuk dipublikasikan ke dunia luar, mereka akan secara otomatis
lebih memikirkan segala aspek tulisannya sehingga secara tidak langsung akan memberikan
latihan menulis bagi mahasiswa ke arah yang lebih baik.
• Blog bisa menjadi portofolio online bagi tulisan mahasiswa.
Hal ini dimungkinkan karena adanya arsip yang secara otomatis dibuat oleh blog itu sendiri
sehingga kapanpun mahasiswa memerlukan, mereka bisa kembali membuka tulisan mereka,
berikut nilai serta komentar yang diberikan.
Untuk terus menerus mempertahankan minat mahasiswa untuk menulis di blog, dosen harus
mampu membuatnya menjadi suatu kebiasaan. Jika tidak, blog-blog tersebut akan
ditinggalkan oleh penggunanya. Dosen,sebagai fasilitator utama dalam hal ini harus mampu
memotivasi mahasiswa secara berkesinambungan. Terdapat beberapa hal yang dosen harus
lakukan untuk tetap memotivasi mahasiswa menunjukkan tulisan mereka yang terbaik, yaitu:
• merespon posting tulisan mahasiswa secepatnya, menulis komentar pendek, dan
memberikan hal-hal lain yang mampu memberikan stimulus bagi tulisan mereka,
• memotivasi mahasiswa terus menerus dengan mengajak teman sekelas untuk saling
memberi komentar dan berbagi infoemasi, dan
• menyuruh mahasiswa untuk menulis dan mengumpulkan tulisan mereka di blog sebagai
media online selain ke teman sekelas dan dosen (Graham, 2005).
Telah disebutkan sebelumnya bahwa blog bisa digunakan secara efektif untuk
meningkatkan kompetensi menulis mahasiswa. Sebelum memanfaatkan blog ini, dosen harus
memutuskan dulu blog jenis apa yang akan digunakan, apakah blog tutor, blog kelas, atau
blog mahasiswa, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Setelah itu, baru memanfaatkan
media blog tersebut secara efektif di dalam kelas untuk pembelajaran menulis.
Untuk membuat blog, terdapat beberapa hal yang perlu dimiliki/dilakukan, yaitu:
19
• Sebuah e-mail.
Hal ini wajib dimiliki bagi seseorang yang ingin membuat blog.
• Memilih tipe blog.
Tipe blog tersebut bisa blog tutor, blog kelas, atau blog mahasiswa yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran.
• Memilih penyedia blog yang ada secara online.
Terdapat banyak penyedia, seperti blogger, multiply, blogsome, wordpress, dan lainnya.
• Ikuti langkah mudahnya.
Tiap-tiap penyedia blog memiliki langkah yang berbeda, namun semuanya mudah.
Dalam tulisan ini, penyedia dari multiply yang akan digunakan sebagai penyedia blog karena
blog ini tidak begitu rumit dibanding blog lainnya. Misalnya pada pemahaman kode-kode
HTML, adanya fasilitas Guesbook yang memungkinkan orang lain berkomentar satu sama
lain, tampilan template yang beragam (dengan fasilitas CSS), dan lainnya.
Memang ada kelemahan, namun tidak terlalu mempengaruhi proses pembelajaran nantinya.
Untuk membuat blog melalui multiply, terdapat lima langkah yang harus diikuti yang bisa
dijabarkan sebagai berikut:
1. Ketik http://www.multiply.com dan klik ‘Join for Free’. Tampilannya bisa dilihat dibawah
ini.
Figur 2: Tampilan Multiply
2. Isi Identitas Diri. Tampilannya adalah seperti dibawah ini.
Figur 3: Tampilan isi ID
3. Isi kontak teman (jika diperlukan, untuk mengundang mereka membuat blog atau
memberitahu jika seseorang memiliki blog untuk dikunjungi). Tampilannya dapat dilihat
sebagai beikut.
Figur 4: Tampilan isi kontak
20
4. Blog sudah jadi. Mudah sekali! Tinggal diisikan sesuai dengan keperluan. Tampilannya
bisa dilihat seperti dibawah ini.
Figur 5: Tampilan Blog yang baru jadi
Setelah blog dibuat, semua slot yang diberikan tinggal diisikan sesuai dengan keperluan dan
bisa di-update setiap hari. Slot-slot yang ada di blog multiply adalah sebagai berikut.
• Blog Title.
Ini adalah tempat untuk memberi judul dari blog pemiliknya.
• Welcome Box.
Slot ini adalah tempat untuk menuliskan pesan atau tulisan awal atau pembuka yang biasanya
berisi identitas diri sederhana dan ‘sambutan’ terhadap pengunjung blog tersebut.
• Photos.
Slot ini adalah tempat untuk menaruh foto-foto terkait, bisa pemilik atau orang lain, tentang
diri pemilik, suatu kegiatan, atau foto dari sumber lain yang relevan dengan isi dari blog
tersebut.
• Blog.
Slot ini adalah tempat menaruh tulisan pemilik. Dalam pembelajaran menulis, slot ini yang
paling penting dan utama, karena semua tulisan mahasiswa ditaruh di slot ini.
• Video.
Slot ini adalah tempat untuk menaruh video terkait dengan isi dari blog atau yang pemilik
inginkan.
• Music.
Slot ini adalah tempat untuk menaruh file-file musik yang pemilik blog sukai atau ingin bagi
atau sebarkan.
• Calendar.
Slot ini merupakan kalendar dimana pemiliknya bisa menaruh tanggal-tanggal penting di
dalamnya sesuai dengan situasi pemiliknya.
21
• Reviews.
Slot ini adalah tempat untuk menuliskan ulasan mengenai suatu hal, buku, film, musik dan
sebagainya yang sesuai dengan minat pemilik blog.
• Links.
Slot ini juga sangat penting. Slot ini adalah tempat untuk menaruh link penting atau yang
berhubungan dengan pemilik agar lebih mudah dan cepat untuk mengaksesnya. Hal ini juga
berlaku bagi pengunjung.
• Contacts.
Slot ini adalah wadah bagi teman-teman pemilik blog. Di slot ini akan terlihat jumlah dan
siapa saja teman-teman pemilik blog yang bisa dihubungi juga oleh pengunjung lainnya.
• Comments.
Slot ini juga sangat penting karena memberikan wadah berekspresi bagi pemilik dan
utamanya pengunjung. Di sini, pengunjung bisa memberi komentar tentang blog secara
umum, atau suatu bagian dari blo, misalnya tulisan, foto, musik, video, atau kalendar pemilik
blog.
• Groups.
Slot ini adalah wadah bagi orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap suatu hal yang
sama sehingba mereka bisa bergabung dalam satu wadah dan berinteraksi satu sam lain. Hal
ini juga sangat penting bagi pembelajaran menulis, dimana mahasiswa bisa ikut dalam suatu
grup untuk memudahkan interaksi dan komunikasi sesamanya.
Dalam proses kustomisasi, terdapat berbagai hal lain yang mungkin diperlukan seperti
CSS (Custom Style Sheet), RSS (Rich Summary Site/Really Simple Syndicate), pemahaman
HTML Script dan lain-lain agar bisa memperluas akses seseorang terhadap ‘dunia blog’.
Setelah seluruh mahasiswa memiliki blog mereka sendiri, dosen menuntun mahasiswa untuk
menulis lewat blog, kemudian menunjukkan beragam aktivitas yang bisa dilakukan dengan
memanfaatkaan media blog, seperti memberi komentar, menambah file audio, video, link ke
sumber belajar lainnya yang relevan. Contoh tampilan tulisan dalam blog adalah sebagai
berikut.
22
Figur 6: Tampilan tulisan dalam blog
Antara dosen dan mahasiswa bisa saling memberikan komentar satu sama lain
mengenai tulisan yang telah dibuat, baik pada proses outline, draft, sampai tulisan final.
Komentar bisa mengenai berbagai hal, seperti komponen kebahasaan, isi, dan pesan tulisan
mahasiswa yang didasarkan pada sistem penilaian yang sudah baku sehingga tidak
mengurangi kesahihan skor.
Pemanfaatan media ini mampu memberikan aktivitas kolaboratif bagi penggunanya.
Sebuah blog di penyedia multiply memiliki slot grup yang memberikan kesempatan bagi
pemiliknya untuk membuat suatu wadah untuk menampung blog-blog individu lainnya yang
memiliki kesamaan minat atau tujuan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam
pembelajaran menulis karena untuk memberi komentar, satu sama lain harus tahu apakah
temannya sudah menulis dan mempublikasikan tulisannya. Dengan tergabung dalam suatu
wadah grup, mereka akan secara otomatis ‘diberi tahu’ oleh sistem kalau seseorang dalam
grup yang sama telah mempublikasikan tulisan mereka.
KERANGKA PIKIR DAN PEMBAHASAN
Mengingat pesatnya perkembangan TIK dewasa ini, tidak ada salahnya jika jika fitur
atau tools TIK yang relevan diterapkan pada pembelajaran bahasa Inggris. Salah satunya
tools online yang gratis yang dapat dimanfaatkan dalam kemampuan menulis adalah blog
(jurnal online). Seperti telah disampaikan sebelumnya, blog dapat berfungsi sebagai jurnal
seseorang dimana pemilik blog bisa mengekspresikan ide dan perasaannya melalui media
tersebut dan dipublikasikan online. Sesuai dengan karakteristiknya, blog juga bisa
dimanfaatkan dalam pembelajaran, khususnya menulis.
Dalam pembelajaran menulis di kelas, mahasiswa diberikan suatu wadah untuk
berekspresi dan berinteraksi dengan dosen, teman-temannya, dan orang-orang lainnya yang
memiliki ketertarikan dan akses yang sama. Mereka akan memiliki blog mereka sendiri untuk
kemudian digunakan sebagai media menulis esai mereka. Melalui proses pembelajaran
menulis yang sangat menekankan pada PROSES menulis (outline, revisi, draft, revisi, final
writing) di kelas dan online yang secara simultan dilakukan, media blog (jurnal online)
sebagai media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa
dalam pembelajaran menulis.
23
Telah disampaikan sebelumnya bahwa terdapat langkah-langkah membuat blog degan
penyedia dari multiply. Setelah blog dibuat, hal selanjutnya yang perlu disampaikan adalah
bagaimana memanfaatkan media blog dalam pembelajaran menulis. Dengan menekankan
pada PROSES menulis, pembelajaran menulis berbantuan blog haruslah memperhatikan 5
hal, yaitu 1) pembuatan blog, 2) proses membuat outline, 3) proses membuat draft, 4) proses
revision, dan 5) proses publikasi ke media blog (jurnal online). Secara lebih rinci, kelima
tindakan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pembuatan Blog (Jurnal Online)
Dalam hal ini, dosen akan menunjukkan langkah-langkah membuat blog kepada mahasiswa
dengan menggunakan penyedia dari multiply dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan
sebelumnya, yaitu:
a. Ketik http://multiply.com
b. Klik ‘Join for Free’
c. Isi ID
d. Undang contacts (jika diperlukan)
e. Blog sudah selesai, tinggal diisi sesuai dengan keperluan.
2. Membuat Outline
Setelah suatu pokok bahasan mengenai jenis komposisi tertentu dalam tulisan selesai
dijelaskan, mahasiswa akan membuat outline (semacam kerangka pikir tulisan yang berisi
pokok-pokok pikir dengan penjabaran singkat dan padat). Perlu diperhatikan bahwa proses
ini adalah proses yang tidak mudah dan sangat menentukan keberhasilan dan arah tulisan
mahasiswa. Diyakini bahwa 75% tulisan akan baik dan efektif jika outline sudah baik pula.
Outline terdiri dari tiga elemen penting, yaitu Topic Sentence/Thesis Statement,
Developmental Paragraphs, dan Conclusion.
Dosen kemudian bisa menyuruh mahasiswa melakukan koreksi dengan teman sekelas
dengan menggunakan cara instrumen penilaian tulisan, misalnya dalam hal ini dengan
menggunakan formative scoring feedback yang memiliki tiga cara memeriksa yang bisa
dipilih salah satunya: correction, atau controlled correction, atau guided correction. Setelah
itu, bersama-sama dibahas outline mahasiswa dengan menampilkannya di depan kelas (lewat
24
media LCD), dan direvisi jika ada. Outline yang mereka telah hasilkan kemudian harus
diupload ke blog mereka. Masing-masing dari mereka dapat memberi komentar mengenai
outline temannya.
Proses koreksi ini juga sangat penting dilakukan dari awal proses menulis sampai
akhir. Mahasiswa diberi penjelasan tentang apa dan bagaimana cara mengoreksi pekerjaan
temannya sebelum dikumpulkan kepada dosen untuk dikoreksi kembali. Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa proses koreksi menggunakan formative scoring feedback. Dalam
menggunakan formative scoring feedback ini, terdapat dua hal pokok yang harus dilakukan.
Hal pokok pertama adalah mengenai bagaimana mahasiswa dan dosen mengkoreksi tulisan
yang dibuat, apakah dengan cara correction (memberikan masukan yang eksplisit tentang ide
atau kata tertentu, langsung dengan yang benar), controlled correction (memberi masukan
dengan hanya memberikan poin-poin ide atau kata yang lebih baik), atau guided correction
(memberi masukan secara implisit dengan hanya memberi kode/penanda tertentu yang telah
disepakati sebelumnya, berdasar atas konvensi, pada ide atau kata yang mesti direvisi).
Semua hal ini sudah ada dalam bentuk instrumen baku dan valid sehingga bisa digunakan.
Hal pokok kedua adalah formative scoring feedback, yaitu memberi penilaian atas
tulisan mahasiswa sesuai dengan sistem penskoran yang telah standar. Sistem penskoran yang
akan digunakan adalah adaptasi dari J.B. Heaton (1991) mengenai “Writing English Tests.”
Penilaian akan diberikan oleh teman sekelas mahasiswa sebagai bentuk dari peer correction
activity dan dari dosen setiap akhir proses menulis suatu jenis komposisi. Penilaian ini
menekankan pada lima hal penting dalam sebuah tulisan, yaitu content, organization,
vocabulary, language use, dan mechanics. Untuk lebih jelasnya, formative scoring feedback
dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1: Formative Scoring Feedback
CONTENT
30, 29, 28, 27
EXCELLENT – VERY GOOD
knowledgeable – substantive – etc.
26, 25, 24, 23, 22
25
GOOD – AVERAGE
some knowledge of subject – adequate range – etc.
21, 20, 19, 18, 17
FAIR – POOR
limited knowledge of subject – little substance – etc.
16, 15, 14, 13
VERY POOR
does not show knowledge of subject – non substantive – etc.
ORGANIZATION
20, 19, 18
EXCELLENT – VERY GOOD
fluent expression – ideas clearly stated – etc.
17, 16, 15, 14
GOOD – AVERAGE
somewhat choppy – loosely organized but main ideas stand out – etc.
13, 12, 11, 10
FAIR – POOR
non-fluent – ideas confused or disconnected – etc.
9, 8, 7
VERY POOR
does not communicate – no organization – etc.
VOCABULARY
20, 19, 18
26
EXCELLENT – VERY GOOD
sophisticated range – effective word/idiom choice and usage – etc.
17, 16, 15, 14
GOOD – AVERAGE
adequate range – occasional errors of word/idiom form, choice, usage, but meaning not
obscured.
13, 12, 11, 10
FAIR – POOR
limited range – frequent errors of word/idiom form, choice, usage – etc.
9, 8, 7
VERY POOR
essentially translation – little knowledge of English vocabulary.
LANGUAGE USE
25, 24, 23, 22
EXCELLENT – VERY GOOD
effective complex construction – etc.
21, 20, 19
GOOD – AVERAGE
effective but simple constructions – etc.
17, 16, 15, 14,
FAIR –
major problems in simple/complex
13, 12, 11
27
POOR
constructions – etc.
10, 9, 8, 7, 6, 5
VERY POOR
virtually no mastery of sentence construction rules – etc.
MECHANICS
5
EXCELLENT – VERY GOOD
demonstrative mastery of conventions – etc.
4
GOOD – AVERAGE
occasional errors of spelling, punctuation – etc.
3
FAIR – POOR
frequent errors of spelling, punctuation, capitalization – etc.
2
VERY POOR
no mastery of conventions – dominated by errors of spelling, punctuation, capitalization,
paragraphing – etc.
(Heaton, J. B., 1991)
Hasil pada kelima aspek tersebut akan dijumlahkan dan dimaknai dengan
menggunakan pedoman penilaian, misalnya pedoman studi Universitas Pendidikan Ganesha
(2006) yang dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2: Pedoman Penilaian
28
Nilai
Huruf
Keterangan
85 – 100
A
Sangat Baik
70 – 84
B
Baik
55 – 69
C
Cukup
20 – 54
D
Rendah
0 – 19
E
Sangat Rendah
3. Membuat Draft
Proses ini dilakukan jika outline tulisan mahasiswa dianggap sudah memadai, dalam
arti jelas akan apa yang akan dikembangkan dalam esai mereka. Mahasiswa sudah mulai
membuat tulisan dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran pada elemen-elemen outline
dengan menambahkan frase atau kalimat, juga penanda transisi yang relevan. Draft yang
29
mereka telah buat kemudian harus diupload ke blog mereka. Masing-masing dari mereka
dapat memberi komentar mengenai draft temannya.
4. Merevisi
Dalam proses ini, tulisan mahasiswa diberikan kembali kepada teman sekelasnya untuk
bersama-sama mengkoreksi draft tulisan yang telah dibuat dengan cara cara correction, atau
controlled correction, atau guided correction dan memberi nilai dengan menggunakan
formative scoring feedback yang telah diberikan sebelumnya. Pada proses ini, mahasiswa
masih boleh merevisi tulisan mereka.
5. Mempublikasikan Tulisan
Setelah tulisan mahasiswa direvisi, tiba saatnya mereka mempublikasikan tulisan final
mereka. Inilah saat dimana tulisan final mereka diupload ke blog mereka masing-masing.
Dosen akan mengecek tulisan mereka dan memberi komentar. Tulisan final mereka ini juga
di cetak dan dikoreksi oleh temannya sebelum dikoreksi oleh dosen. Jadi tulisan mahasiswa
melewati berbagai tahapan proses menulis dengan harapan apa yang mereka hasilkan bisa
lebih baik dan efektif. Dengan blog, tulisan mereka akan dilihat oleh orang-orang selain
teman dan dosen mereka, dan karena ditampilkan ke publik, mahasiswa akan berusaha
menampilkan usaha mereka yang paling baik.
Sebagai aktivitas tambahan, motivasi mahasiswa juga bisa dicari tahu sehubungan
dengan pemanfaatan blog pada pembelajaran menulis. Hal ini bisa dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner online melalui penyedia survey online seperti
www.surveymonkey.com. Tampilan halaman muka situs tersebut dapat dilihat sebagai
berikut.
Figur 7: Tampilan halaman awal www.surveymonkey.com
Hal ini bisa bersifat sekaligus bagi mahasiswa karena ketika mereka online untuk
menaruh tulisan di blog, mereka juga bisa memberikan komentar mereka secara online di
media survey online yang telah disebutkan sebelumnya. Kuisioner ini sifatnya melengkapi
namun bisa sangat bermanfaat untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang pemanfaatan
blog dalam pembelajaran menulis. Dalam hal ini, bisa dilihat pada aspek motivasi
mahasiswa. Aspek motivasi yang ingin diketahui diformulasikan dengan mengacu pada
empat aspek motivasi, yaitu 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai tujuan, dan 4) tingkah
30
laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah (Honey, 2007). Lembar
kuisioner motivasi dapat dilihat dihalaman selanjutnya
31
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam era globalisasi dewasa ini, TIK berkembang dengan pesat di berbagai bidang,
salah satunya pada bidang pendidikan. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman,
seseorang dituntut untuk mampu dan memiliki kualitas serta kemampuan kompetitif dalam
hidupnya. Dalam bidang pendidikan, tuntutan semacam ini membuat berbagai hal, tantangan
sekaligus kesempatan untuk berkembang dan berkreasi. Pembelajaran bahasa Inggris adalah
salah satu dalam bidang pendidikan yang menuntut hal seperti ini. Keterampilan menulis
adalah salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai dengan baik oleh seseorang yang
belajar bahasa Inggris. Dengan memiliki kemampuan menulis; menuangkan ide dan pikiran
dalam tulisan dengan baik dan efektif, seseorang dapat dikatakan telah mampu memanfaatkan
peluang sekaligus mengatasi tantangan. Namun, kegiatan menulis tidaklah semudah yang
dibayangkan jika dilakukan tidak dengan suatu proses dan jika memungkinkan, pemanfaatan
suatu media inovatif. Salah satu media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis
adalah media blog atau jurnal online.
Sederhananya, blog adalah sebuah halaman web seseorang yang sering di update yang
sering disebut dengan jurnal online. Blog atau jurnal online diyakini dapat membantu
mahasiswa menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa edit dan publikasikan
sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing) bagi semua audiens,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar negeri yang tidak bisa dibayangkan
mengingat jurnal tersebut bersifat online. Sehubungan dengan peningkatan kemampuan
menulis, pemanfaatan media blog sangatlah sesuai dengan karakteristik pembelajaran
menulis. Mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian blog yang telah ada dan informasi
lainnya di slot lainnya yang tersedia.
Dalam penerapannya, satu hal yang paling penting diingat untuk dilaksanakan adalah
adanya PROSES menulis, mulai dari pembuatan outline, revisi, pembuatan draft tulisan,
revisi, sampai suatu tulisan final bisa dihasilkan. Sehubungan dengan pemanfaatan blog
sebagai media jurnal online dalam pembelajaran menulis adalah 1) pembuatan blog, 2) proses
membuat outline, 3) proses membuat draft, 4) proses revision, dan 5) proses publikasi ke
media blog (jurnal online).
Beberapa keuntungan dari pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis adalah
bahwa blog mampu memberikan audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Dosen, bersama-sama
32
dengan teman-teman mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-
tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet bisa
melakukannya. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan ‘tuntutan’ sekaligus
kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik.
Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi peningkatan
kompetensi menulis mahasiswa. Selain mampu memberikan audiens yang nyata dan
potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, blog juga diyakini dapat memberikan nuansa
inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik bagi tulisan mahasiswa. Juga, blog mampu
memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan
perkembangan bekerja dalam tim.
Mengingat keuntungannya, disarankan bahwa pengajar pembelajaran menulis, baik
tataran paragraph sampai pembuatan esai atau report, bisa memanfaatkan media blog atau
jurnal online dalam kegiatan menulisnya. Kegiatan menulis dengan memanfaatkan blog mesti
memperhatikan tahapan-tahapan aktivitas menulis sehingga hasil yang lebih optimal bisa
tercapai. Jika memungkinkan atau diharuskan, modifikasi sesuai dengan situasi dan kondisi
tertentu bisa dilakukan.
Namun, perlu juga diperhatikan bahwa proses atau kegiatan menghasilkan suatu
tulisan yang baik tidaklah mudah, bahkan dengan menggunakan media apapun. Dengan
demikian, diusahakan agar pemanfaatan media ini dalam pembelajaran menulis tidak sampai
memberatkan, misalnya dari segi teknis aplikasi TIK, segi situasi kelas, jumlah kelas, jumlah
mahasiswa yang diajar, akses dan fasilitas, dan sebagainya. Pengajar mesti memahami betul
teknis pengelolaan dan pemanfaatan aplikasi TIK agar tidak menyulitkan. Hal ini mungkin
terjadi karena keterbatasan sebagai manusia. Dari segi situasi kelas dan mahasiswa,
diharapkan agar proporsional sehingga tidak memberatkan, utamanya dalam proses umpan
balik dan koreksi karena gabungan kegiatan face to face (FTF) dan online bisa membantu
atau memberatkan. Hal-hal tersebut, jika diantispasi dari awal, tentu akan sangat membantu
pencapaian kualitas pembelajaran menulis yag lebih baik. Demikian juga, prestasi dan
motivasi mahasiswa diyakini akan dapat ditingkatkan.
33
DAFTAR PUSTAKA
…………... 2005. Education and ICT. Tersedia di UNESCO-CI.htm. Diakses pada 12
Agusutus 2007.
………….… 2006. BSNP Tegaskan Dinas Pendidikan Tidak Campuri Penyusunan
Kurikulum. www.hariannasib.com. Diakses pada 17 September 2006.
Ames, C., & Ames, R. 1989. Research in Motivation in Education. San Diego: Academic
Press.
Campbell, A. P. (2003, February). “Weblogs for use with ESL classes.” The Internet TESL
Journal, Vol. IX, No. 2. Dari http://iteslj.org/Techniques/Campbell-Weblogs.html.
Duber, J. (2002, September). “Mad blogs and Englishmen.” TESL-EJ, Vol. 6. No. 2. Dari
http://www.kyoto-su.ac.jp/information/tesl-ej/ej22/int.html
eBn – the Educational Blogger Network. (2003, February 5). Bay Area Writing Project
News. From http://www.bayareawritingproject.org/bawpNews/2003/02/05
Gardner, R. C., and Tremblay, P. F. 1994. “On Motivation, Research Agendas, and
Theoretical Perspectives.” Modern Language Journal, 79, 359-368.
Goldberg, A., M. Russel, A. Cook. 2003. “The Effects of Computers on Student Writing: A
Meta-Analysis of Studies from 1992 – 2002.” The Journal of Technology, Learning and
Assessment Vol. 2 No. 1 February 2003. Tersedia di www.jlta.org Diakses pada 4 September
2007.
Graham, S. 2005. Blogging For ELT. BRITISH COUNCIL.
Hamp-Lyons, L. and Heasley, B. 1987. Study Writing. Cambridge: Cambridge University
Press.
Heaton, J.B. 1991. Writing English Language Tests. USA: Longman Group UK Limited.
Honey, P. 2007. The Learning Motivation Questionnaire. Tersedia di
http://www.peterhoney.com/content/Learning Motivation.htm. Diakses pada 10 April 2008.
http://multiply.com
Jager, A. K and A.H. Lokman. 1999. Impacts of ICT in Education. EDUCATION-LINE34
Jati, A. G. 2006. Creating a Writing Course Utilizing Class and Student Blogs. ITB Language
Centre.
Jovan, F. N. 2007. Panduan Praktis Membuat Web dengan PHP. Jakarta: Media Kita.
Kemmis, S., & McTaggart, R. 1990. The Action Research Planner. Geelong, Australia:
Deakin University Press.
Larsen-Freeman, D.1986. Techniques and Principles in Language Teaching. United States of
America: Oxford University Press.
Masidjo. 1995. Pencapaian Hasil belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
McDonough, S.H. 1981. Psychology in Foreign Language Teaching. London: Allen &
Unwin.
McNiff, J. 1995. Action Research for Professional Development. Bournemouth: Hyde
Publications.
Merchant, G. 2003. “E-Mail Me Your Thoughts: Digital Communication and Narrative
Writing.” Literacy. Volume 37 Page 104 - November 2003.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cetakan Ketiga. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mutansyir, R. 2002. Sejarah Perkembangan Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Ngeow, K. Y. H. 1998. ”Motivation and Transfer in Language Learning”. ERIC Digest.
http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed427318.html. Diakses pada tanggal 12 April
2005.
Nurkolis. 2002. Sekolah Unggulan yang Tidak Unggul. Tersedia di
www.pendidikannetwork.com. Diakses pada 31 Oktober 2003.
Oxford, R. L. and Shearin, J. 1994. Language Learning Motivation: Expanding the
Theoretical Framework. The Modern Language Journal, 78, 12-28.
Padmadewi, I.N. 2004. Authentic Assessment (Pengukuran Otentik). Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.
35
Papert, S. 1980. Mindstorms: Children, Computers, And Powerful Ideas. New York: Basic
Book.
Pederson J. E. dan Bonnstetter, R. J. 1990. The Jurisprudential Inquiry Model for STS.
Tersedia di www.google.com. Diakses pada tanggal 11 April 2004.
Pedoman Studi Universitas Pendidikan Ganesha. 2006.
Pelgrum, W. J. 1996. “The Educational Potential of New Information Technologies: Where
are We Now?, in Collis, B.A. (ed.), Children and Computers in School, Mahwah, NJ:
Lawrence Erlbaum.
Rainey, M.C. 2003. Expression: An Introduction to Writing, Reading, and Critical Thinking.
USA: Longman, Inc.
Reinking, D., Bridwell, B., and Hart, A. W. 2002. Strategies for Successful Writing. USA:
Prentice Hall.
Rouf, I and Y. Sopyan. 2007. Panduan Praktis Mengelola Blog. Jakarta: Media Kita.
Santosa, M. H. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Diktatori Berbasis Multimedia
(Multimedia-Based Dictatory Learning) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Dictation pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja.
Sei-Hwa, J. 2006. The Use of ICT in Learning English as an International Language.
Tersedia di http://hdl.handle.net/1903/3885. Diakses pada October 15th 2007.
Wang, J. and Fang, W. 2006. Benefits of Cooperative Learning in Weblogs Networks.
Tersedia di www.google.com. Assessed on August 30th 2007.
Warschauer, M., & Healey, D. 1998. “Computers and Language Learning: An Overview.”
Language Teaching, 31, 57-71.
www.blogger.com
Zhu & Kaplan. 2001. McKeachie’s Teaching Tips. Tersedia di
http://crlt.umich.edu/index.html. Diakses pada September 24th 2007.
36