JURNAL- Ulfar
description
Transcript of JURNAL- Ulfar
1
RANCANG BAGUN SISTEM KONTROL DAN MONITORING
SUHU RUANGAN LABORATORIUM
DENGAN TELEPON SELULAR
“Software dan Pemograman”
Ulfar (12221789)
Teknik Telekomunikasi
Angkatan VI
Institut Sains dan Teknologi Nasional Cikini
ABSTRAK
Pada proyek akhir ini dibuat sebuah sistem pemantau dan pengontrol
suhu ruangan laboratorium pada jarak jauh. User mengakses informasi melalui
telepon gengam dengan system sinyal DTMF. Panggilan dari telepon menuju ke
sistem akan diteruskan ke PC . Selanjutnya panggilan tersebut diteruskan ke
mikrokontroler ATmega 8535 yang dihubungkan dengan susunan hardware yang
dapat mengontrol dan memantau suhu ruangan. Kegiatan control berupa
penyalaan kipas akan dilakukan jika suhu yang terbaca besarnya sama atau
lebih dari 28 0Celcius dan bila suhu yang terbaca 300Celcius atau lebih dari 300
Celcius maka sistem akan menghubungi ke nomor telepon tertentu dan
memberitahukan suhu ruangan laboratorium serta dapat mengontrol kipas agar
dapat dinyalakan dengan menekan tombol pada keypad telepon gengam.
Kata Kunci : Telepon, DTMF, Suhu,Kipas
2
BAB I
PENDAHULUAN
Memantau kondisi suhu suatu
ruangan sehari 24 jam tanpa berhenti
merupakan hal yang tidak mungkin
dilakukan oleh manusia tanpa bantuan
alat, apalagi dengan kesibukan yang
dialami setiap hari. Padahal kestabilan
suhu pada suatu ruangan (misal ruangan
sentral atau suatu laboratorium praktek
elektronika) sangat diperlukan. Hal ini
untuk menjaga kinerja dari peralatan yang
ada di dalamnya supaya dapat bekerja
secara optimal.
Agar pemilik ruangan dapat
mengatur berapakah suhu yang
diinginkan, serta memonitor suhu saat ini
meskipun pemilik ruangan tersebut tidak
berada ditempat, maka dibutuhkan suatu
alat yang dapat mengontrol dan
memonitor suhu ruangan tersebut secara
otomatis dari jarak jauh. Dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi saat ini,
hal itu sangat mungkin dilakukan. Dengan
memanfaatkan sensor suhu yang ada di
pasaran, kita dapat membuat alat yang
dapat memberikan informasi suhu secara
terus-menerus.
Informasi yang ditangkap oleh
sensor suhu tersebut digunakan sebagai
input dari rangkaian mikrokontroler
Atmega 8535. Output dari rangkaian
mikrokontroler ini kemudian diteruskan
ke PC yang terhubung ke saluran telepon
setelah melalui komunikasi serial RS-232.
Rangkaian DTMF yang telah
terpasang pada rangkaian bisa
diaplikasikan untuk berbagai informasi
diantaranya untuk kontrol dan monitoring
suhu ruangan. DTMF Decoder berfungsi
sebagai pendeteksi penekanan pada
keypad telepon gengam , dijadikan
pilihan dalam proyek akhir ini sehingga
nantinya kita tinggal mendial nomor
telepon tertentu dan bisa langsung
mengontrol kinerja perangkat keras atau
mendapatkan informasi secara real-time.
2.1 Mikrokontroller ATmega 8535
Atmel AVR adalah jenis
mikrokontroller yang paling sering
dipakai dalam bidang elektronika dan
instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini
memiliki arsitektur RISC (Reduce
Instruction Set Computing) delapan bit, di
mana semua instruksi dikemas dalam kode
16-bit (16 bits word) dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus
clock. Arsitektur mikrokontroler jenis
AVR pertama kali dikembangkan pada
tahun 1996 oleh dua orang mahasiswa
Norwegian Institute of Technology yaitu
3
Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan.
Mikrokontroler AVR kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel.
Seri pertama AVR yang dikeluarkan
adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515,
dengan konfigurasi pin yang sama dengan
mikrokontroler 8051, termasuk address
dan data bus yang termultipleksi.
Mikrokontroler AVR menggunakan
teknologi RISC dimana set instruksinya
dikurangi dari segi ukurannya dan
kompleksitas mode pengalamatannya.
Pada awal era industri komputer,
bahasa pemrograman masih menggunakan
kode mesin dan bahasa assembly. Untuk
mempermudah dalam pemrograman para
desainer komputer kemudian
mengembangkan bahasa pemrograman
tingkat tinggi yang mudah dipahami
manusia. Namun akibatnya, instruksi yang
ada menjadi semakin komplek dan
membutuhkan lebih banyak memori. Dan
tentu saja siklus eksekusi instruksinya
menjadi semakin lama. Dalam AVR
dengan arsitektur RISC 8 bit, semua
instruksi berukuran 16 bit dan sebagian
besar dieksekusi dalam 1 siklus clock.
Dan ini sangat membedakan sekali dengan
instruksi MCS-51 (Berarsitektur CISC)
yang membutuhkan siklus 12 clock. RISC
adalah Reduced Instruction Set Computing
sedangkan CISC adalah Complex
Instruction Set Computing.
AVR dikelompokkan kedalam 4
kelas, yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx,
keluarga ATMega, dan keluarga
AT86RFxx. Dari kesemua kelas yang
membedakan satu sama lain adalah
ukuran onboard memori, on-board
peripheral dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan
mereka bisa dikatakan hampir sama
2.1.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler
ATmega 8535
Konfigurasi dan Deskripsi kaki-
kaki mikrokomputer ATmega 8535 dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Konfigurasi Kaki
Mikrokontroler ATmega 8535.
VCC merupakan pin yang
berfungsi sebagai pin masukan
catudaya.
4
GND merupakan pin Ground.
Port A (PA0...PA7) merupakan pin
I/O dan pin masukan ADC.
Port B (PB0...PB7) merupakan pin
I/O dan pin yang mempunyai
fungsi khusus yaitu
Timer/Counter, komparator
Analog dan SPI .
Port C (PC0...PC7) merupakan
port I/O dan pin yang mempunyai
fungsi khusus, yaitu komparator
analog dan Timer Oscillator .
Port D (PD0...PD1) merupakan
port I/O dan pin fungsi khusus
yaitu komparator analog dan
interrupt eksternal serta
komunikasi serial.
RESET merupakan pin yang
digunakan untuk mereset
mikrokontroler.
XTAL1 dan XTAL2 merupakan
pin masukan clock eksternal.
AVCC merupakan pin masukan
untuk tegangan ADC.
AREF merupakan pin masukan
tegangan referensi untuk ADC.
2.1.2 Arsitektur Mikrokontroler
Atmega 8535
Secara umum arsitektur
mikrokontroler Atmega8535 dapat dilihat
pada Gambar 2.21.
Gambar 2.2 Diagram Blok
ATMega 8535
2.1.3 Fitur Mikrokontroler Atmega
8535
Sistem processor 8 bit berbasis
RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz. Ukuran memory flash 8KB,
SRAM sebesar 512 byte, EEPROM
sebesar 512 byte. ADC internal dengan 1 Atmel, Data Sheet Mikrokontroller Atmega 8535, Hal 1-83.
5
resolusi 10 bit sebanyak 8 channel Port
komunikasi serial USART dengan
kecepatan maksimal 2.5 Mbps Mode
Sleep untuk penghematan penggunaan
daya listrik.
2.2 Modul SIM 300
SIM300C/340C adalah solusi
Tri-Band/Quad-Band lengkap GSM /
GPRS yang menghubungkan plug-in
konektor modul dengan papan-untuk
board DIP. Dengan konfigurasi kecil
SIM300C/340C bisa memuat hampir
semua persyaratan dalam aplikasi
industry, seperti telemetri, telematika,
sistem komunikasi data, dan lainnya
Bentuk Fisik dari Modul SIM 300 dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Modul SIM 300
2.3 Sensor Suhu LM35
IC LM35 dari National
Semiconductor adalah sensor suhu yang
teliti dan terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit (IC), dimana output
tegangan keluaran sangat linear
berpadanan dengan perubahan suhu.
Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari
besaran fisis suhu ke besaran tegangan
yang memiliki koefisien sebesar 10
mV/°C yang berarti bahwa kenaikan suhu
1°C maka akan terjadi kenaikan tegangan
sebesar 10 mV2.
Meskipun tegangan sensor ini
dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt,
sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa
LM35 hanya membutuhkan arus sebesar
60 μA hal ini berarti LM35 mempunyai
kemampuan menghasilkan panas (self-
heating) dari sensor yang dapat
menyebabkan kesalahan pembacaan yang
rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu
25 ºC.
Tegangan output-nya adalah
analog dapat langsung dihubungkan
dengan salah satu port mikrokontroler
yang memiliki kemampuan ADC,
2 Semkonduktor, Data Sheet IC LM35, Hal 1-5.
6
misalnya ATmega8535. ADC pada
ATmega8535 memiliki resolusi 10-bit,
yang dapat memberikan keluaran 2^10 =
1024 nilai diskrit. Bila digunakan catu 5V,
resolusi yang dihasilkan adalah
5000mV/1024 = 4.8mV. Karena LM35
memiliki resolusi output 10mV/ºC, maka
resolusi termometer yang dibuat dengan
ATmega8535 adalah 4.8mV/(10mV/°C) ~
0.5ºC. Dan untuk hasil yang lebih baik
dan mengurangi pengaruh noise, output
dari LM35 dapat diperkuat dengan sebuah
penguat tegangan.
Gambar 2.7. Bentuk dan Simbol IC
LM35. Bentuk dan Simbol IC LM35
dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.7 menunjukan bentuk
dari LM35 tampak depan dan tampak
bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi
masing-masing pin diantaranya, pin 1
berfungsi sebagai sumber tegangan kerja
dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan
sebagai tegangan keluaran atau Vout
dengan jangkauan kerja dari 0 Volt
sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan
operasi sensor LM35 yang dapat
digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt.
Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10
mV setiap derajad celcius.
2.4 Prinsip Kerja DTMF
Setelah beralih ke teknologi
digital, cara meminta nomor sambungan
telepon tidak lagi dengan cara memutar
piringan angka tapi dengan cara memencet
tombol-tombol angka. Cara ini dikenal
sebagai Touch Tone Dialing, sering juga
disebut sebagai DTMF (Dual Tone
Multiple Frequency).
Dual Tone Multiple Frequency
(DTMF) adalah teknik mengirimkan
angka-angka pembentuk nomor telpon
yang di-kode-kan dengan 2 nada yang
dipilih dari 8 buah frekuensi yang sudah
ditentukan. 8 frekuensi tersebut adalah
697 Hz, 770 Hz, 852 Hz, 941 Hz, 1209
Hz, 1336 Hz, 1477 Hz dan 1633 Hz,
seperti terlihat dalam Gambar 1 angka 1
di-kode-kan dengan 697 Hz dan 1209 Hz,
angka 9 di-kode-kan dengan 852 Hz dan
1477 Hz. Kombinasi dari 8 frekuensi
tersebut bisa dipakai untuk meng-kode-
kan 16 tanda, tapi pada pesawat telepon
biasanya tombol ‘A’ ‘B’ ‘C’ dan ‘D’ tidak
dipakai.
7
Gambar 2.8 Kombinasi Nada DTMF
Teknik DTMF meskipun
mempunyai banyak keunggulan dibanding
dengan cara memutar piringan angka, tapi
secara tehnis lebih sulit diselesaikan. Alat
pengirim kode DTMF merupakan 8
rangkaian oscilator yang masing-masing
membangkitkan frekuensi ‘aneh’ di atas,
ditambah dengan rangkaian pencampur
frekuensi untuk mengirimkan 2 nada yang
terpilih. Sedangkan penerima kode DTMF
lebih rumit lagi, dibentuk dari 8 buah filter
yang tidak sederhana dan rangkaian
tambahan lainnya.
Rangkaian decoder DTMF adalah
rangkaian yang berfungsi untuk
mengkonversi sinyal DTMF yang berupa
analog menjadi output data yang
berbentuk digital.Dalam tugas akhir ini
rangkaian decoder mempunyai fungsi
utama sebagai penyaring sinyal yang
dikeluarkan dari output speaker
handphone penerima, sehingga hanya
bagian sinyal DTMF saja yang akan
dikelola oleh rangkaian decoder dari
semua sinyal suara yang masuk.
Adapun nada DTMF juga
digunakan pada sistem alat-alat
komunikasi misalnya pada handphone,
tetapi nada DTMF yang ada pada
handphone ini hanya terdapat 12 buah
nada DTMF yaitu sesuai dengan jumlah
‘tombol nomor’ standar pada handphone .
Nada-nada DTMF pada handphone ini
dihasilkan dari variasi 4 buah frekuensi
rendah dan 3 buah frekuensi tinggi, 4 buah
frekuensi rendah mewakili banyaknya
baris pada keypad handphone dan 3 buah
frekuensi tinggi mewakili banyaknya
kolom pada tabel berikut ini. Tabel
Frekuesi DTMF
Tabel 2.1 Frekuensi DTMF ke Biner
2.5 Visual Basic
8
Microsoft Visual Basic merupakan
sebuah bahasa pemrograman yang bersifat
event driven dan menawarkan Integrated
Development Environment (IDE) visual
untuk membuat program aplikasi berbasis
sistem operasi Microsoft Windows dengan
menggunakan model pemrograman
Common Object Model (COM). Visual
Basic merupakan turunan bahasa BASIC
dan menawarkan pengembangan aplikasi
komputer berbasis grafik dengan cepat,
akses ke basis data menggunakan Data
Access Objects (DAO), Remote Data
Objects (RDO), atau ActiveX Data Object
(ADO), serta menawarkan pembuatan
kontrol ActiveX dan objek ActiveX.
Beberapa bahasa skrip seperti Visual
Basic for Applications (VBA) dan Visual
Basic Scripting Edition (VBScript), mirip
seperti halnya Visual Basic, tetapi cara
kerjanya yang berbeda.
Para programmer dapat
membangun aplikasi dengan
menggunakan komponen-komponen yang
disediakan oleh Microsoft Visual Basic
Program-program yang ditulis dengan
Visual Basic juga dapat menggunakan
Windows API, tapi membutuhkan
deklarasi fungsi eksternal tambahan.
Dalam pemrograman untuk bisnis,
Visual Basic memiliki pangsa pasar yang
sangat luas. Dalam sebuah survey yang
dilakukan pada tahun 2005, 62%
pengembang perangkat lunak dilaporkan
menggunakan berbagai bentuk Visual
Basic, yang diikuti oleh C++, JavaScript,
C#, dan Java3.
3.1.1 Cara Kerja Sistem
Sistem akan mengupdate suhu
dalam ruangan laboratorium selama 60
detik (1 menit) sekali informasi suhu yang
didapat berasal dari sensor lm 35
kemudian informasi dari sensor akan
dipraoses oleh mikrokontroler dan
memberikan informasi ke PC atau
Komputer melalui port serial, informasi
atau data berupa angka dalam satuan
derajat celcius. Apabila suhu yang terbaca
sama dengan 28 derajat celcius maka
sistem akan menyalakan kipas 1 dan bila
sistem menerima informasi suhu yang
diperoleh dari sensor lm 35 sebesar sama
dengan atau lebih besar dari 30 °C maka
sisitem akan menghubungi nomor telepon
user dan memberitahukan suhu ruangan
jika telepon tidak dingkat atau jaringan
sibuk maka sistem akan menyalakan kipas
ke 2 secara otomatis dengan delay 60
3 Herrupas,”Pengertian Visual Basic”, 5 Agustus 2008, hal 1
9
detik sehingga kipas 1 dan kipas 2 akan
menyala secara bersamaan, apabila suhu
ruangan laboratorium kurang dari 30
derajat celcius (<30) maka kipas 2 akan
dimatikan oleh mikrokontroler dan bila
suhu dibawah 28 derajat celcius (<28)
maka kipas 1 akan ikut dimatikan.
Gambar 3.1 Diagram Blok
Sistem.
Sistem yang akan disajikan pada
server ini adalah sistem monitoring dan
kontrol suhu ruangan dengan cara
mendengarkan informasi melalui telepon
gengam ataupun dapat dilakukan dengan
telepon biasa. Ketika penelpon
menghubungi server maka penelpon akan
menerima voice guide yang berasal dari
server untuk menentukan pilihan menu
yang terekam pada server dengan cara
menekan digit-digit DTMF pada pesawat
telepon atau handphone yang nantinya
sistem akan memproses hasil penekan
digit yang telah diprogram untuk
melakukan perintah – perintah yang telah
diprogram.
3.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja sistem terbagi atas
dua yaitu pada saat sistem monitoring dan
juga pada saat sistem Kontroling :
Sistem monitoring
1. User Menghubungi sever.
2. User akan mendengar voice guide
dimana user dapat mengetahui suhu
ruangan dengan menekan digit 1
untuk informasi suhu pada ruangan
3. Mikrokontroler akan mengirimkan
data yang terukur.
4. Jika suhu yang terukur > 30°C,
maka akan terdengar perintah untuk
mengaktifkan kipas 2 dengan
menekan digit 1 pada keypad
telepon.
5. Mikrokontroler akan mengaktifkan
relay dan menyalakan kipas 1 dan
kipas 2.
Sistem Kontroling
1. Sensor menangkap informasi suhu
ruangan dan mengirimkannya ke
mikrokontroler.
2. Jika suhu terdekteksi 28o maka kipas 1
dalam ruangan akan menyala secara
otomatis.
10
3. Jika suhu yang terukur berada di level
≥ 30°C, maka mikrokontroler akan
mengirimkan data tersebut ke PC.
4. User kemudian dapat mengaktifkan
kipas 1 dan kipas 2 dengan menekan
digit 2 pada keypad telepon atau
handphone.
5. Selain itu, mikrokontroler juga
mengaktifkan timer,sehingga jika
user tidak menjawab telepon, maka
secara otomatis mikrokontroler akan
mengaktifkan relay yang terhubung
dengan kipas 1 dan kipas 2.
3.3 Diagram Alir Sistem Aplikasi
Dalam Keadaan Tidak Normal
Gambar 3.2 Diagram Alir Sistem
Aplikasi dari Mikrokontroler ke
Operator (keadaan tidak normal)
3.4 Diagram Alir Sistem Aplikasi
Dalam Keadaan Normal
11
Gambar 3.3 Diagram Alir Sistem
Aplikasi dari Operator ke
Mikrokontroler
PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada bab ini dejelaskan mengenai
pengujian dan analisa untuk alat yang
dibuat dalam proyek tugas akhir ini.
4.1 Pengujian Alat
Untuk memastikan bahwa alat
yang dibuat sudah berfungsi dengan yang
direncanakan sebelumnya, maka
diperlukan pengujian terhadap alat
tersebut.
4.1.2 Prosedur Pengujian
Pengujian Pada Program Visual
Basic saat Kondisi Suhu Ruangan
Kurang dari 28° celcius
Pengujian Pada Program Visual
Basic saat Kondisi Suhu Ruangan
30° Celcius
Peng-kondisian Suhu Ruangan
Penyalaan Kipas dengan penekan
tombol pada keypad telepon
gengam.
Pengujian Penekan Tombol pada
telepon gengam untuk
mendapatkan informasi suhu
pada ruangan
4.2 Pengujian Perangkat Lunak
4.2.1 Pengujian Pada Program Visual
Basic Saat Kondisi Suhu ruangan
Kurang dari 28° Celcius
Suhu pada
Thermomete
r Digital
Suhu
pada
Alat
Tugas
Akhir
Keterangan
27.2 ° Celcius 27 °
Celcius
Kipas1 off,
kipas 2 off
28.2° Celcius 28 °
Celcius
Kipas1 on,
kipas 2 off
29.2 ° Celcius 29 ° Kipas1 on,
12
Celcius kipas 2 off
30.3 ° Celcius 30 °
Celcius
Kipas1 on,
kipas 2 off,
Call
31.2 ° Celcius 31 °
Celcius
Kipas1 on,
kipas 2 off,
Call
32.3 ° Celcius 32 °
Celcius
Kipas1 on,
kipas 2 off,
Call
33.2 ° Celcius 33 °
Celcius
Kipas1 on,
kipas 2 off,
Call
34.3 ° Celcius 34 °
Celcius
Kipas1 on,
kipas 2 off,
Call
4.2.2 Pengujian Pada Program Visual
Basic Saat Kondisi Suhu Ruangan
30° Celcius
4.2.3 Peng-kondisian Suhu Pada
Ruangan
4.2.4 Pengujian Penyalaan Kipas dengan
Penekan Tombol 2
4.2.5 Pengujian Penekan Tombol Pada
Telepon Gengam Untuk
Mendapatkan Informasi Suhu di
Ruangan.
PENUTUP
Setelah dilakukan
pengujian alat, maka diperoleh
beberapa kesimpulan dan saran
yang diharapkan berguna untuk
perbendaharaan ilmu dan teknologi
serta bagi kelanjutan dalam
penyempurnaan proyek akhir ini.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi dan
analisa terhadap pembuatan
perangkat lunak (Software), maka
dapat diambil beberapa
kesimpulan, antara lain :
Visual Basic akan
memerintahkan modul SIM
300 untuk menghubungi
user bila suhu yang terbaca
oleh mikrokontroler ≥ 30°
Celcius maka sistem akan
menghubungi user.
User dapat menghubungi
sistem dengan menekan
nomor server untuk
mengetahui informasi suhu
pada ruangan berupa suara.
Penyalaan kipas 1 dan
kipas 2 dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu
melalui penekanan digit 2
pada keypad Telepon
13
Gengam atau secara
otomatis oleh
mikrokontroler.
Sistem akan
memberitahukan informasi
suhu ruangan bila digit 1
pada telepon gengam di
tekan.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan untuk
pengembangan di masa
mendatang, antara lain :
Diharapkan Alat proyek
tugas akhir ini dapat di
kembangkan agar berguna
bagi masyarakat dan di
realisasikan untuk
pengamanan Perangkat
elektronika agar perangakat
elektronika dapat berfungsi
secara normal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Atmel, Data Sheet
Mikrokontroller Atmega
8535
[2] Semikonduktor, Data Sheet IC LM35. Hal 1-5.
[3] http://www.lautanindonesia.com/blog/belajar/blog/archive/2009/11.
[4] Herrupas,”Pengertian Visual Basic”, 5 Agustus 2008. Hal -1