Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya...

63
Jurnal Teknologi Elektro Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 ISSN: 2086-9479 Perancangan Robot Pencapit Untuk Penyotir Barang Berdasarkan Warna Led RGB Dengan Display LCD Berbasis Arduino Uno 9 Fina Supegina, Dede Sukindar Studi Analisis Performansi Protokol Routing IS-IS Dan OSPFV3 Pada IPV6 Untuk Layanan Video Streaming 18 Setyo Budiyanto, Ahmad Suhendi Prasetyo Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Universitas Mercu Buana http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte Studi Analisa Performansi Packet Data Protocol Pada Jaringan General Packet Radio Service 33 Dian Widi Astuti, Budi Irawan Prima Putra Analisa Audit Konsumsi Energi Sistem HVAC (Heating, Ventilasi, Air Conditioning) Di Terminal 1A, 1B, Dan 1C 49 Bandara Soekarno-Hatta Jurnal Teknologi Elektro Volume 5 Nomor 1 Januari 2014 Halaman 1– 57 ISSN 2086-9479 Rancang Bangun Antena Slot Waveguide 2,4 GHz Reza Fariqi, Mudrik Alaydrus 1 Budi Yanto Husodo, Nurul Atiqoh Br. Siagian

Transcript of Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya...

Page 1: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknologi Elektro

Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 ISSN: 2086-9479

Perancangan Robot Pencapit Untuk Penyotir Barang Berdasarkan

Warna Led RGB Dengan Display LCD Berbasis Arduino Uno 9

Fina Supegina, Dede Sukindar

Studi Analisis Performansi Protokol Routing IS-IS Dan OSPFV3

Pada IPV6 Untuk Layanan Video Streaming 18

Setyo Budiyanto, Ahmad Suhendi Prasetyo

Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Universitas Mercu Buana

http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte

Studi Analisa Performansi Packet Data Protocol

Pada Jaringan General Packet Radio Service 33

Dian Widi Astuti, Budi Irawan Prima Putra

Analisa Audit Konsumsi Energi Sistem HVAC

(Heating, Ventilasi, Air Conditioning) Di Terminal 1A, 1B, Dan 1C 49

Bandara Soekarno-Hatta

Jurnal Teknologi

Elektro

Volume5

Nomor1

Januari 2014

Halaman 1– 57

ISSN 2086-9479

Rancang Bangun Antena Slot Waveguide 2,4 GHz

Reza Fariqi, Mudrik Alaydrus 1

Budi Yanto Husodo, Nurul Atiqoh Br. Siagian

Page 2: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana

Daftar Isi i

Kata Pengantar ii

Susunan Redaksi iii

Perancangan Robot Pencapit Untuk Penyotir Barang Berdasarkan 9 Warna Led RGB Dengan Display LCD Berbasis Arduino Uno Fina Supegina, Dede Sukindar

Studi Analisis Performansi Protokol Routing IS-IS Dan OSPFV3 18 Pada IPV6 Untuk Layanan Video Streaming Setyo Budiyanto, Ahmad Suhendi Prasetyo

Studi Analisa Performansi Packet Data Protocol 33 Pada Jaringan General Packet Radio Service Dian Widi Astuti, Budi Irawan Prima Putra

Analisa Audit Konsumsi Energi Sistem HVAC 49 (Heating, Ventilasi, Air Conditioning) Di Terminal 1A, 1B, Dan 1CBandara Soekarno-Hatta Budi Yanto Husodo, Nurul Atiqoh Br. Siagian

Volume 5 - Nomor 1 Januari 2014 ISSN: 2086-9479

i

Rancang Bangun Antena Slot Waveguide 2,4 GHz 1 Reza Fariqi, Mudrik Alaydrus

Page 3: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

KATA PENGANTAR REDAKSI

Kami memanjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-nya Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercu Buana,

Volume: 5, Nomor: 1 Januari 2014 telah dapat diterbitkan dan sampai kehadapan para pembaca yang budiman.

Jurnal Teknologi Elektro adalah suatu jurnal ilmiah yang yang mempublikasikan karya ilmiah berupa penelitian dan aplikasi sistem teknologi elektro, kajian pustaka maupun rekayasa peralatan yang digunakan oleh laboratorium serta informasi yang berkaitan dengan teknik telekomunikasi, teknik elektronika dan industri, teknik kontrol dan otomasi, teknik komputer dan informasi, teknik tenaga dan energi dan lain-lain.

Penerbitan Jurnal Teknik Elektro Universitas Mercu Buana ini diterbitkan 4 kali dalam setahun, untuk itu kami harapkan partisipasi dari para ilmuan maupun praktisi untuk mengisi tulisan pada Jurnal ini demi kemajuan ilmu Teknik Elektro.

Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi keberhasilan penerbitan Jurnal ini pada edisi berikutnya.

Atas perhatian dan partisipasinya dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalam

REDAKSI

ii

Page 4: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana

SUSUNAN REDAKSI

Pengarah Dekan Fakultas Teknik Ir. Torik Husein, MT

Penanggungjawab Ketua Program Studi Teknik Elektro

Ir. Yudhi Gunardi, MT

Pemimpin Redaksi Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng

Redaktur Pelaksana Fina Supegina, ST, MT

Dewan Redaksi Dr. –Ing. Mudrik Alaydrus (Telekomunikasi)

Dr. Ir. Hamzah Hilal, M.Eng (Tenaga dan Energi) Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng (Kontrol dan Industri) Dr. Ir. Abdul Hamid, M.Eng (Pemodelan dan Simulasi)

Ir. Eko Ihsanto, M.Eng (Elektronika Terapan) Sirkulasi dan Percetakan:

Edijon Nopian, SE

Alamat Redaksi Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana,

Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650, Indonesia, Tlp./Fax : +62 021 5871335,

http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte E-mail: [email protected]

Volume 5 - Nomor 1 Januari 2014 ISSN: 2086-9479

iii

Page 5: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

  Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana                                       ISSN : 2086‐9479    

Vol.5 No.1 Januari 2014 1  

RANCANG BANGUN ANTENA SLOT WAVEGUIDE 2,4 GHZ

Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext.2600 Fax: 021-5857733

Abstrak - Penelitian ini menitik-

beratkan pada analisa perancangan

dan fabrikasi antena sektoral slot

waveguide dengan frekuensi kerja

2,4 GHz untuk jaringan wireless.

Mengingat semakin banyaknya

pelanggan (client) yang ingin

sharing/terkoneksi pada jaringan

komputer setempat, untuk

memudahkan koneksitivitas antara

client dan server dibuatlah teknologi

nirkabel yaitu antena sektoral 2,4

Ghz pada sisi client, selain

menghemat biaya untuk penarikan

kabel, teknologi ini sangat praktis

dan efisien. Dengan memanfaatkan

Aluminium Square Tubing

(101,6mm; 44,45mm; 2mm) yang

diberi sejumlah N slot pada salah

satu sisi wide side, dengan jarak

antar slot ½ λg maka jadilah sebuah

antena sektoral yang sesuai dengan

standar aplikasi IEEE 802.11.

Kata Kunci : Slot pada waveguide,

panjang gelombang di udara, panjang

gelombang di waveguide.

PENDAHULUAN

Kondisi geografis dan

infrastruktur Indonesia mendorong

banyak pihak untuk menggunakan

koneksi wireless sebagai media

transfer data. Terbatasnya koneksi

kabel di banyak daerah semakin

mendongkrak peningkatan

penggunaan wireless. Kondisi ini

semakin meningkat seiring dengan

dibebaskannya frekuensi 2,4 GHz

oleh pemerintah pada awal 2005.

Peningkatan ini terlihat dari semakin

menjamurnya menara yang dipasangi

antena wireless dari kota besar

sampai pedesaan.

Mahalnya harga bandwidth di

Indonesia mendorong orang untuk

melakukan improvisasi guna

menekan biaya pembangunan

infrastruktur wireless, terutama pada

jaringan-jaringan swadaya. Salah

satunya adalah membuat sendiri

antena ataupun memodifikasi antena

untuk mendapatkan kinerja yang

lebih, baik dalam segi jangkauan

maupun kualitas koneksi. Semua

radio, baik yang memancarkan

Reza Farizqi1,Mudrik Alaydrus2

1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Email : [email protected]

Page 6: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1Januari2014 2 

maupun menerima sinyal,

membutuhkan antena. Antena

menerima power dari pemancar dan

melemparkannya ke udara sebagai

gelombang elektromagnetik atau

gelombang radio. Pada sisi penerima,

antena yang akan mengumpulkan

gelombang elektromagnetik dan

mengubahnya menjadi arus atau

sinyal yang dapat dideteksi oleh

radio penerima.

Antena pemancar yang baik

mengubah energi radio frequency (rf)

yang diproduksi oleh pemancar radio

menjadi medan elektromagnetik

yang akan dipancarkan ke udara.

Antena pemancar mengubah energi

dari satu bentuk ke bentuk lain.

Antena penerima melakukan hal

yang sama, tetapi dengan arah

kebalikannya. Antena penerima

mengubah medan elektromagnetik

menjadi energi rf yang kemudian

diteruskan ke radio penerima.

Antena slot waveguide

merupakan antena yang cocok

digunakan untuk koneksi wireless.

Keuntungan antena slot waveguide

adalah wide beam yaitu bisa 360°

(omnidirectional) atau bisa juga 180°

(sektoral). Keuntungan berikutnya

adalah gain yang relative besar dan

pembuatannya yang relatif

sederhana.

Perancangan Antena Slot

Waveguide

Tahap-tahap perancangan

Antena Slot Waveguide

a. Menentukan jumlah slot yang

diperlukan untuk mendapatkan

Gain dan Beamwidth yang

diinginkan.

b. Menentukan ukuran panjang

waveguide sesuai dengan

frekuensi kerja. Semakin kecil

ukuran waveguide, semakin

membutuhkan toleransi yang

kritis.

c. Menghitung panjang gelombang

waveguide g .

d. Menentukan posisi slot dari garis

tengah bidang waveguide.

e. Menentukan panjang lubang slot

untuk resonansi

f. Menentukan lebar lubang slot,

kira-kira 1/20 dari panjang

gelombang waveguide g .

Page 7: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1Januari2014 3 

Gambar 1 : Antena Slot Waveguide

Dengan Frekuensi 2.442 Ghz

(Channel 7), Wide Side (a) = 101.6

mm, Short Side (b) = 44.45 mm,

dengan ketebalan/Material Thickness

2 mm, banyaknya slot 8, didapat :

1

1

80,125

2,09 cos2

Slot Offset :

arcsin

Dimana :

Panjang Slot :

Lebar Slot :

Jarak antar center slot :

End spacing atas :

Desain Antena di Perangkat

Lunak Feko

Dari hasil yang didapat pada

perhitungan perancangan diatas,

maka pada perancangan kali ini akan

dilakukan simulasi dengan bantuan

perangkat lunak FEKO (Gambar 2).

Gambar 2 : Antena Hasil Simulasi

Antena Fabrikasi

Dari hasil perhitungan serta

diteruskan dengan perancangan dan

simulasi Antena Slot Waveguide

dengan menggunakan perangkat

lunak FEKO. Pada gambar di bawah

ini merupakan antena slot waveguide

hasil fabrikasi (gambar 3).

Page 8: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1Januari2014 4 

Gambar 3 : Antena Hasil Fabrikasi

Pengukuran Antena Hasil

Rancangan

Pada Penelitian ini didapat

hasil pengukuran Antena Slot

Waveguide dari dua metode, yaitu

dengan menggunakan perangkat

lunak FEKO secara teoritis yang

tercantum dan sesuai dengan

parameter yamg telah ditentukan,

serta pengukuran dengan

menggunakan Network Analyzer

yang dilakukan di Laboratorium

Universitas Mercu Buana.

Pengukuran dengan dua metode

tersebut dimaksudkan untuk

memperoleh perbandingan antara

hasil simulasi komputer dengan hasil

pengukuran menggunakan Network

Analyzer.

Perhitungan dengan

menggunakan perangkat

lunak FEKO.

Pengukuran dengan

menggunakan Network

Analyzer (gambar 4)

Gambar 4 : Network Analyzer

Hasil Pengukuran

Dari hasil pengukuran dengan

dua metode, yaitu simulasi dengan

menggunakan perangkat lunak

FEKO dan pengukuran dengan

menggunakan Network Analyzer

didapat hasil sebagai berikut.

VSWR dan Impedansi

Masukan

Gambar 5 : Perhitungan VSWR

dengan FEKO

Dari hasil perhitungan

VSWR dengan menggunakan

perangkat lunak FEKO, di dapat

hasil seperti yang digambarkan pada

gambar 5, dimana dari 14 Channel

yang ada pada Frekuensi 2,4 Ghz,

untuk hasil VSWR dengan nilai

VSWR < 2, ada 11 channel,

sedangkan untuk VSWR dengan nilai

VSWR > 2, ada 3 Channel.

Page 9: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1Januari2014 5 

Gambar 6 : Perhitungan Impedansi

Masukkan Dengan FEKO

Dari hasil perhitungan Impedansi

Masukan dengan menggunakan

perangkat lunak FEKO, di dapat

hasil seperti yang digambarkan pada

gambar 6 di atas.

Gambar 7 : Pengukuran VSWR

Dengan Network Analyzer

Dari hasil pengukuran VSWR

dengan menggunakan Network

Analyzer di dapat hasil seperti yang

digambarkan pada gambar 7, dimana

dari 14 Channel yang ada pada

Frekuensi 2,4 Ghz, ada 5 channel

yang nilai VSWR-nya cukup baik (

VSWR < 2 ), sedangkan untuk

VSWR dengan nilai VSWR > 2, ada

9 Channel.

Gambar 8 : Pengukuran Impedansi

Masukkan Dengan Network

Analyzer

Dari pembacaan data pada mode

Smith Chart dan keterangan lebih

jelasnya tentang gambar mode Smith

Chart pada Network Analyzer dapat

dilihat pada gambar 8. Setelah

dilakukan pengukuran impedansi

masukan tampak pada display

Network Analyzer sekitar (94,88 +

j7,79)Ω

S11

Page 10: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1Januari2014 6 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 9 : Perhitungan S11 Dengan

FEKO

Dari hasil perhitungan S11 dengan

menggunakan perangkat lunak

FEKO di dapat hasil seperti yang

digambarkan pada gambar 9, dimana

hasilnya adalah, Dari 14 channel

yang ada pada frekuensi 2,4 Ghz,

untuk S11 yang nilainya ≤ -10 dB,

ada 11 channel, sedangkan untuk S11

yang nilainya ≥ -10 dB, ada 3

channel.

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 10 : Pengukuran S11 Dengan 

Network Analyzer 

Dari  hasil  pengukuran  S11  dengan 

menggunakan  Network  Analyzer  di 

dapat  hasil  seperti  yang  digambarkan 

pada  gambar  10,  dimana  dari  14 

Channel  yang  ada  pada  Frekuensi  2,4 

Ghz, ada 5 channel yang nilai S11 cukup 

bagus ( S11 ≤ ‐10dB ), sedangkan untuk 

S11  dengan  nilai  S11  ≥  ‐10,  ada  9 

Channel. 

Tabel 1 : Perbandingan Hasil 

Perhitungan Dengan Pengukuran (VSWR 

dan S11) 

 

 

 

 

 

 

 

Gain

Gambar 11 : Perhitungan Gain

Dengan FEKO Secara Polar

Page 11: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1Januari2014 7 

Gambar 12 : Perhitungan Gain Dengan FEKO Secara 3D

Dari hasil pengukuran Gain dengan

menggunakan perangkat lunak

FEKO di dapat hasil seperti yang

digambarkan pada gambar 11 dan 12,

dimana hasilnya adalah Gain

maksimal yang dihasilkan sebesar 15

dB. Untuk pengukuran Gain dengan

menggunakan Network Analyzer di

Universitas Mercu Buana tidak dapat

dilakukan karena untuk fasilitasnya

kurang memadai.

KESIMPULAN

Hasil perbandingan antara

perancangan Antena Slot Waveguide

yang menggunakan perangkat lunak

FEKO dengan pengukuran Antena

Slot Waveguide hasil fabrikasi,

adalah sebagai berikut (tabel 1) :

1 Nilai VSWR pada saat

perancangan menggunakan

perangkat lunak FEKO

menunjukkan hasil yang baik

(VSWR < 2) pada frekuensi

untuk Channel 1-11, Sedangkan

hasil pengukuran hanya pada

channel 1-5.

2 Nilai S11 pada saat perancangan

menggunakan perangkat lunak

FEKO menunjukkan hasil yang

baik (S11 ≤ -10 dB) pada

frekuensi untuk Channel 1-11,

Sedangkan hasil pengukuran

hanya pada channel 1-5.

3 Dari hasil perhitungan Gain

dengan menggunakan perangkat

lunak FEKO, dihasilkan Gain

maksimal sebesar ≈ 15 dB.

Sedangkan untuk pengukuran

Antena Slot Waveguide hasil

fabrikasi tidak dapat dilakukan

karena fasilitas yang belum

memadai.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alaydrus, Mudrik. 2008. Diktat

Kuliah Antena dan Propagasi.

Jakarta : Universitas Mercu

Buana.

2. Joko, Yohanes Tri. 2008. Antena

Wireless Untuk Rakyat (Panduan

Membuat Sendiri Antena Wireless

2,4 GHz). Yogyakarta : Andi

Offset.

3. Purbo, Onno W. 2007. Panduan

Praktis RT/RW-net Antena

Page 12: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1Januari2014 8 

Wajanbolic. Jakarta : Info

Komputer.

4. Wade, Paul. 2001. Chapter 7 Slot

Antennas.

http://www.w1ghz.org/antbook/co

ntents.htm

5. Building the Single Sided 8 Slot

Waveguide.

http://www.wikarekare.org/Anten

na/8Waveguide.html

6. Constructing and Analysing an L-

band Horn Antenna.

http://www.feko.info/helpcenter/h

elpcenterinstructionalvideofolder/

constructing-and-analysing-an-l-

band-horn-antenna-

/?searchterm=Video%20demonstr

ation

Page 13: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 9 

PERANCANGAN ROBOT PENCAPIT UNTUK PENYOTIR BARANG

BERDASARKAN WARNA LED RGB DENGAN DISPLAY LCD

BERBASIS ARDUINO UNO

Fina Supegina1, Dede Sukindar2

1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext.2600 Fax: 021-5857733

Abstrak - Pada rancangan penelitian

ini dibuat sebuah robot yang dapat

mengenali benda berdasarkan warna

dan ditampilkan pada LCD dengan

menggunakan mikrokontroler

berbasis arduino uno. Robot akan

mengelompokkan barang (box) yang

sejenis secara otomatis. Robot ini

mendekteksi 6 macam warna yaitu

merah muda, hijau, biru, orange,

hitam dan putih. Warna-warna

tersebut dideteksi dengan

menggunakan sensor warna yang

memiliki output frekuensi, besar

frekuensi yang dihasilkan tergantung

dari panjang gelombang warna objek

dan Intensitas cahayanya. Sedangkan

sebagai pusat kendalinya

menggunakan mikrokontroler

berbasis arduino uno yang diprogram

menggunakan bahasa C.

Dari hasil pengujian yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Robot ini dapat berjalan dengan baik

pada saat membaca warna box dan

menempatkan box tersebut sesuai

dengan tempatnya serta warna

tersebut ditampilkan pada LCD dan

manfaat penggunaan robot dalam

penyortiran akan lebih efisien dan

efektif.

Kata kunci: RGB Led, Arduino,

bahasa C, LCD, Micro Servo dan

Standard Servo.

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dewasa ini berkembang

begitu pesat. Hal ini terlihat dari

inovasi yang dihasilkan dan

terjadinya interaksi sosial antara

teknologi tersebut dengan kehidupan

masyarakat yang menyebabkan

teknologi merupakan salah satu

bagian dari kehidupan masyarakat.

Munculnya teknologi merupakan

salah satu tuntutan dan kebutuhan

dari manusia yang menginginkan

Email: [email protected]

Page 14: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 10 

kemudahan dalam kehidupannya.

Perkembangan teknologi mengalami

banyak evolusi salah satunya yaitu

teknologi robotika.

Pada dasarnya, Robot

merupakan piranti mekanik elektrik

atau elektronika yang bekerja secara

otomatis dapat bekerja sendiri tanpa

pengendalian dari luar. Sementara itu

dalam arti luas robot berarti suatu

sistem yang terdiri dari mekanisme

mekanik yang memiliki suatu kontrol

elektris untuk melaksanakan tugas

tertentu. Dalam perkembangannya,

robot mulai digunakan dalam segala

bidang tak terkecuali pada industri

dalam pelaksanaan produksinya.

Dengan menggunakan robot dalam

kegiatan produksi, proses produksi

akan lebih efisien dan efektif. Robot

juga memiliki tingkat ketelitian yang

tinggi jika dibandingkan dengan

tenaga manusia.

Dalam penelitian ini peneliti

membuat sebuah prototipe robot

yang dapat mengenali benda

berdasarkan warna dan ditampilkan

pada LCD dengan menggunakan

mikrokontroler berbasis arduino uno.

Robot ini dibangun untuk

mempermudah kerja manusia dalam

melakukan tugasnya dalam

menyortir barang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang

telah dipaparkan, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana cara membuat

sebuah prototipe berupa robot

pencapit penyortir barang

berdasarkan warna barang.

2. Bagaimana membuat struktur

mekanik sebuah pencapit robot.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari perancangan

sistem dan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengurangi peran manusia

dalam pengelompokan atau sortir

barang dengan alat sortir

sehingga dapat meminimalisir

pengaruh inkonsistensi manusia

dalam aktivitas tersebut.

2. Aktivitas menyortir dan

mengelompokan barang dapat

dilakukan secara otomatis dan

lebih cepat.

LANDASAN TEORI

LDR (Light Dependent Resistor)

Sensor Cahaya LDR (Light

Dependent Resistor) adalah resistor

yang besar resistansi-nya bergantung

Page 15: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 11 

terhadap intensitas cahaya yang

menyelimuti permukaannya. LDR

merupakan suatu komponen

elektronik jenis resistor yang

merupakan salah satu sensor cahaya

yang dapat mengubah besaran

cahaya yang diterima menjadi

besaran listrik dimana resistansinya

berubah-ubah tergantung pada

intensitas cahaya. LDR terbuat dari

semikonduktor resistensi tinggi yang

mempunyai dua buah elektroda pada

permukaannya.

Gambar 1. Simbol dan fisik sensor

cahaya LDR

RGB LED Common Cathode

LED adalah singkatan dari Light

Emitting Dioda, merupakan

komponen yang dapat mengeluarkan

emisi cahaya, LED RGB adalah LED

yang berisikan tiga warna yang

terintegrasi menjadi satu lampu LED.

LED RGB mengandung warna RED

(merah), GREEN (hijau), dan BLUE

(biru).

Gambar 2. RGB Led

Arduino Uno

Arduino uno adalah sebuah board

mikrokontroller yang berbasis

ATmega328. Arduino memiliki 14

pin input/output yang mana 6 pin

dapat digunakan sebagai output

PWM, 6 analog input, crystal osilator

16 MHz, koneksi USB, jack power,

kepala ICSP, dan tombol reset.

Arduino mampu men-support

mikrokontroller; dapat dikoneksikan

dengan komputer menggunakan

kabel USB.

Gambar 3. Arduino Uno

Motor Servo

Motor servo adalah sebuah

motor dengan sistem closed feedback

di mana posisi dari motor akan

diinformasikan kembali ke rangkaian

kontrol yang ada di dalam motor

servo. Motor ini terdiri dari sebuah

Page 16: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 12 

motor, serangkaian gear,

potensiometer dan rangkaian kontrol.

Potensiometer berfungsi untuk

menentukan batas sudut dari putaran

servo. Sedangkan sudut dari sumbu

motor servo diatur berdasarkan lebar

pulsa yang dikirim melalui kaki

sinyal dari kabel motor. Tampak

pada gambar dengan pulsa 1.5 mS

pada periode selebar 2 mS maka

sudut dari sumbu motor akan berada

pada posisi tengah. Semakin lebar

pulsa OFF maka akan semakin besar

gerakan sumbu ke arah jarum jam

dan semakin kecil pulsa OFF maka

akan semakin besar gerakan sumbu

ke arah yang berlawanan dengan

jarum jam.

Motor servo biasanya hanya

bergerak mencapai sudut tertentu

saja dan tidak kontinyu seperti motor

DC maupun motor stepper. Walau

demikian, untuk beberapa keperluan

tertentu, motor servo dapat

dimodifikasi agar bergerak kontinyu.

Pada robot, motor ini sering

digunakan untuk bagian kaki, lengan

atau bagian bagian lain yang

mempunyai gerakan terbatas dan

membutuhkan torsi cukup besar.

Motor servo adalah motor yang

mampu bekerja dua arah (CW dan

CCW) dimana arah dan sudut

pergerakan rotornya dapat

dikendalikan hanya dengan

memberikan pengaturan duty cycle

sinyal PWM pada bagian pin

kontrolnya. Motor Servo tampak

pada gambar 4.

Gambar 4. Motor Servo

LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display)

adalah suatu jenis media tampilan

yang menggunakan kristal cair

sebagai penampil utama. LCD bisa

memunculkan gambar atau tulisan

dikarenakan terdapat banyak sekali

titik cahaya (piksel) yang terdiri dari

satu buah kristal cair sebagai sebuah

titik cahaya. Walau disebut sebagai

titik cahaya, namun kristal cair ini

tidak memancarkan cahaya sendiri.

Sumber cahaya di dalam sebuah

perangkat LCD adalah lampu neon

berwarna putih di bagian belakang

susunan kristal cair tadi.

Titik cahaya yang jumlahnya

puluhan ribu bahkan jutaan inilah

yang membentuk tampilan citra.

Page 17: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 13 

Kutub kristal cair yang dilewati arus

listrik akan berubah karena pengaruh

polarisasi medan magnetik yang

timbul dan oleh karenanya akan

hanya membiarkan beberapa warna

diteruskan sedangkan warna lainnya

tersaring.

Gambar 5. LCD 16x2

PERANCANGAN SISTEM

Blok Diagram Rangkaian

Diagram blok rangkaian

merupakan salah satu bagian

terpenting dalam perancangan

peralatan elektronik, karena dari

diagram blok dapat diketahui prinsip

kerja secara keseluruhan dari

rangkaian elektronik yang dibuat.

Sehingga keseluruhan blok dari alat

yang dibuat dapat membentuk suatu

sistem yang dapat difungsikan atau

sistem yang bekerja sesuai dengan

perancangan. Keseluruhan dari

diagram blok dari alat yang dibuat

dapat dilihat pada Gambar 3.1

dibawah ini

Gambar 6. Diagram Blok

Rangkaian

Rangkaian Power Supply

Rangkaian Power Supply ini

berfungsi untuk mengubah tegangan

AC menjadi Tegangan DC.

Rangkaian ini adalah alternatif

pengganti dari sumber tegangan DC

Bagian Penurun Tegangan yang

berfungsi untuk menurunkan

tegangan AC 220 Volt menjadi

tegangan yang lebih kecil, misalnya

3 volt, 4,5 volt, 6 volt, 7,5 volt, 9

volt, atau 12 volt.

Gambar 7. Rangakain Dasar Catu

Daya Sistem Switching

3.2. Rangkaian Sensor Warna

Sensor warna terdiri dari dua

komponen inti yaitu RGB LED dan

LDR. Untuk meningkatkan akurasi

peneraannya, sensor warna yang

mengandung LDR ini harus berada

Page 18: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 14 

ditempat tertutup agar terhindar dari

pengaruh cahaya dari luar.

Rangkaian Selengkapnya dapat

dilihat dari gambar berikut :

Gambar 8. Rangkaian Sensor

Warna

Aplikasi Kontrol Arduino Dengan

LCD 1602A

LCD 1602A berfungsi sebagai display untuk menampilkan karakter huruf/angka dari hasil pembacaan objek warna melalui sensor warna. Dimana LCD ini dihubungkan ke Arduino Uno, skema rangkaian selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 9. Wiring Rangkaian

LCD 1602A dengan Arduino

Aplikasi Kontrol Arduino dengan

Motor Servo Sebagai Pencapit

Robot

Lengan robot/pencapit robot

yang dibuat dalam proyek ini terdiri

dari satu Micro Servo yang berfungsi

membuka dan menutup capit, satu

mikro servo yang berfungsi

menggerakkan sikut naik turun, dan

satu standard servo yang berfungsi

menggerakkan lengan ke kiri dan ke

kanan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar berikut :

Gambar 10. Wiring Rangkaian

Arduino dengan Motor Sevo

PENGUJIAN DAN ANALISA

ALAT

Setelah proses perancangan

selesai, maka dalam bab ini akan

diungkapkan dan diuraikan mengenai

persiapan komponen dan peralatan

yang dipergunakan, serta langkah-

langkah praktek, kemudian

menyiapkan data hasil pengujian.

Pelaksanaan pendataan

menggunakan sebuah rangkaian dan

dilakukan secara berulang-ulang

Page 19: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 15 

supaya dihasilkan data yang benar-

benar tepat.

Gambar 11. Hasil Rancangan Alat

Pengujian Modul Sensor Warna

Dengan Arduino UNO

Pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui hasil nilai kalibrasi

warna dari sensor warna dalam

pembacaan warna. Pengujian ini

dilakukan dengan memberikan

power 5V pada modul sensor warna

yang kemudian dihubungkan dengan

mikrokontroler Arduino Uno. Data

yang dihasilkan akan dijadikan

sebagai acuan untuk membedakan

warna. Warna yang diuji ada 6 warna

yaitu biru, orange, hijau, putih,

merah muda (pink) dan hitam. Hasil

nilai kalibrasi diambil dari nilai rata-

rata yang dihasilkan.

Pengujian Arduino UNO dengan

LCD

Pengujian ini bertujuan untuk

memperlihatkan bagaimana LCD

(Liquid Crystal Display) dapat

menampilkan output pembacaan

warna dengan benar. Pengujian yang

pertama adalah menampilkan

karakter warna biru dan keterangan

cawan yang akan ditempati, dapat

dilihat dari gambar berikut

Gambar 12. Display LCD

Pengujian Sistem Keseluruhan

Tujuan dari pengujian sistem

secara keseluruhan adalah untuk

mengetahui bagaimana cara robot

penyortir barang berdasarkan warna

bekerja. Pengujian dilakukan dengan

menjalankan fungsi alat secara

keseluruhan. Fungsi yang pertama

sensor mendeteksi warna pada box,

kedua LCD menampilkan karakter

sesuai warna yang terditeksi, ketiga

pencapit bergerak ke arah sensor

dimana box itu ditempatkan dan

keempat pencapit dapat mengangkat

box yang berwarna dan

mengarahkannya ke cawan sesuai

dengan tempatnya atau warna box

tersebut. Seperti pada gambar

dibawah ini :

Page 20: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 16 

Gambar 13. Uji Alat Keseluruhan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa,

perancangan dan implementasi yang

telah dilakukan, maka kesimpulan

yang didapat adalah sebagai berikut :

1. Pengelompokan atau sortir

barang yang dilakukan oleh

robot pencapit penyortir lebih

konsisten, tidak banyak

dipengaruhi faktor eksternal

seperti halnya manusia.

2. Waktu yang dibutuhkan dalam

proses pengelompokan atau

sortir barang relative lebih cepat

dibandingkan dengan

pengelompokan yang dilakukan

secara manual.

Saran

Dari hasil beberapa analisis dan

implementasi yang dilakukan,

adapun saran dari peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Penambahan fitur monitoring

dapat dilakukan dengan

menambahkan interface visual

dalam robot pencapit penyortir

ini seperti dapat menghitung

jumlah barang yang disortir.

2. Perlu dilakukan perbaikan pada

sensor warna untuk mereduksi

noise cahaya lebih dari luar pada

LDR (Light Dependent

Resistor).

3. Pengembangan selanjutnya

dapat dilakukan dengan

menambahkan sensor ukuran

dan sensor beban untuk

menambah fungsionalitas dan

implementasi yang lebih luas

dari robot yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

1. McRoberts, Michael.,2010.

Beginning Arduino.United States

of America : Apress

2. Kadir, Abdul.,2013. Panduan

Praktis Mempelajari Aplikasi

Mikrokontroler Dan

Pemrogramannnya

Menggunakan Arduino.

Yogyakarta : Andi Publisher

3. Ardimansyah, Iqbal M., dan

Bagenda, Nurdin Dadan., 2013.

“Prototipe Alat Sortir Bola

Berdasarkan Perbedaan Warna

Menggunakan Led RGB dan

LDR Berbasis Mikrokontroler”.

Bandung : STMIK LPKIA.

Page 21: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 17 

4. Yudhanto.Sigit, 2011, “Rancang

Bangun Lengan Robot

Pemindah Barang Berbasis

Mikrokontroller ATMega16”,

Sains dan Teknologi, Universitas

Airlangga, Surabaya.

5. Nalwan. Andi. Paulus, 2013,

“Aplikasi Penggerak Lengan

Robot dalam memindahkan

barang pada sistem roda

berjalan”, Delta Elektronik,

Jakarta.

6. Wijaya. Andri, 2009, “ Studi

Mobile Robot Pemindah Barang

Berdasarkan Warnanya

Berbasis Mikrokontroler

AT89S52”, Teknik Elektro,

Universitas Indonesia, Depok.

7. Irawan. Pudyastowo, Bingar.

Dkk, 2012, “Rancang Bangun

Robot Pemindah Barang

Dengan Sistem Kontrol Berbasis

Mikrokontroler”, Teknik Mesin,

Politeknik Negeri Semarang,

Semarang.

8. Prakoso. Dwi. Damar, 2013,

“prototype Sensor Warna Pada

Robot Pemindah Objek

Menggunakan DT-Sense Color

Sensor Berbasis

Mikrikontroler”, Sistem

Komputer, Universitas

Gunadarma, Depok.

9. Cahyono. Dwi. Beny, 2012,

“Rancang BangunLengan Robot

Pemindah Barang Dengan

Mikrokontroler Atmega 8535

dan Sensor Warna TSL230”,

Teknik Informatika, Sekolah

Tinggi Manajemen Informatika

dan Komputer, Yogyakarta.

10. M, Zain, 2013, “Proyek Arduino

Robot Sederhana Penyortir

Warna”,

http://zainms.blogspot.com/2013

/03/proyek-robot-sederhana,

diakses tanggal 28 November

2013.

Page 22: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 18 

STUDI ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING IS-IS DAN OSPFv3 PADA IPv6 UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

Setyo Budiyanto1,Ahmad Suhendi Prasetyo2

1,2Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Abstrak - Perkembangan teknologi

internet saat ini yang makin

berkembang dengan pesat dari hari

ke hari membuat layanan pada

jaringan berbasis IP ini semakin

diminati. Yang mengakibatkan

menipisnya persediaan IPv4

sedangkan kebutuhan akan IP

semakin bertambah. Maka dari itu,

untuk memenuhi kebutuhan akan IP

diciptakanlah IPv6. Dan sama seperti

IPv4 untuk saling berkomunikasi di

IPv6 dibutuhkan routing protocol.

Ada beberapa routing protocol yang

bisa digunakan pada IPv6. Beberapa

diantaranya adalah Intermediate

System-to-Intermediate System (IS-

IS) dan IPv6 Open Shortest Path

First version 3 (OSPFv3). IS-IS

merupakan routing protocol publik

yang menggunakan algoritma link

state begitu juga dengan IPv6

OSPFv3 routing protocol juga

menerapkan algoritma link state.

Untuk pengujian dilakukan dengan

melakukan akses video streaming

yang melewati protocol routing yang

diterapkan.

Penelitian dilakukan pada network

simulator dengan menggambarkan

topologi jaringan yang menggunakan

IS-IS dan OSPFv3. Dalam hasil

simulasi ditemukan bahwa kinerja

OSPFv3 lebih baik daripada IS-IS

dalam hal delay, packet loss,

throughput dan jitter. Tetapi dalam

hal routing update IPv6 IS-IS lebih

baik dari OSPFv3.

Kata kunci : IPV6, IS-IS,

OSPFv3, Routing Protocol

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi internet

saat ini yang semakin berkembang

dari tahun ke tahun membuat layanan

pada jaringan berbasis IP semakin

diminati. Akibatnya persediaan IPv4

semakin menipis sedangkan

kebutuhan akan IP semakin

bertambah. Maka dari itu, untuk

memenuhi kebutuhan akan IP

diciptakanlah IPv6. Dan sama seperti

Email: [email protected]

Page 23: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 19 

IPv4 untuk saling berkomunikasi di

IPv6 dibutuhkan routing protokol.

Router adalah sebuah alat yang

berfungsi untuk menghubungkan

jaringan yang berbeda agar bisa

melakukan komunikasi antar device

di dalam jaringan tersebut. Router

bekerja dengan cara menentukan

jalur yang akan dipilih untuk

mengirimkan paket-paket data dari

sumber ke tujuan. Proses pencarian

dan penentuan jalur inilah yang

disebut dengan routing, sedangkan

sekumpulan aturan yang bekerja ntuk

menentukan dan menjalankan proses

routing disebut routing protocol.

Routing protocol ada banyak

jenisnya, mulai dari yang sederhana

seperti static routing protocol hingga

yang lebih kompleks seperti dynamic

routing protocol. Dynamic routing

protocol bersifat dinamis dan mampu

melakukan update route dengan cara

mendistribusikan informasi

mengenai jalur terbaik ke router lain.

Kemampuan inilah yang membuat

dynamic routing protocol mampu

beradaptasi terhadap perubahan

topologi jaringan secara logical.

Sebagai contoh IS-IS Dan OSPFv3,

yang sering digunakan pada jaringan

dalam suatu perusahaan.

LANDASAN TEORI

Internet Protocol version 6 (IPv6)

Alamat IP versi 6 (sering disebut

sebagai alamat IPv6) adalah sebuah

jenis pengalamatan jaringan yang

digunakan di dalam protokol jaringan

TCP/IP yang menggunakan protokol

IP versi 6. Panjang totalnya adalah

128-bit, dan secara teoritis dapat

mengalamati hingga 2128 = 3.4 x 1038

host komputer di seluruh dunia.

Contoh alamat IP versi 6 adalah

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF

:FE28:9C5A.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6

juga mengizinkan adanya DHCP

server sebagai pengatur alamat

otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat

dynamic address dan static address,

maka dalam IPv6, konfigurasi alamat

dengan menggunakan DHCP Server

dinamakan dengan stateful address

configuration, sementara jika

konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP

Server dinamakan dengan stateless

address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang

menggunakan bit-bit pada tingkat

tinggi (high-order-bit) sebagai alamat

jaringan sementara bit-bit pada

tingkat rendah (low-order-bit)

sebagai alamat host, dalam IPv6 juga

Page 24: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 20 

terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-

bit pada tingkat tinggi akan

digunakan sebagai tanda pengenal

jenis alamat IPv6, yang disebut

dengan Format Prefix (FP). Dalam

IPv6, tidak ada subnet mask, yang

ada hanyalah Format Prefix.

Pengalamatan IPv6

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan

dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-

bit, yang dapat dikonversikan ke

dalam bilangan heksadesimal

berukuran 4-digit. Setiap blok

bilangan heksadesimal tersebut akan

dipisahkan dengan tanda titik dua (:).

Karenanya, format notasi yang

digunakan oleh IPv6 juga sering

disebut dengan colon-hexadecimal

format, berbeda dengan IPv4 yang

menggunakan dotted-decimal format.

Berbeda dengan IPv4, pada IPv6

angka 0000 pada alamat dapat

disederhanakan menjadi 0 saja atau

bahkan dikompres dengan diberi

tanda ( :: ).

Format Header IPv6

Pada IPv6 digunakan header paket

yang sederhana, dan dengan header

yang sederhana paket dapat diproses

secara lebih efisien. Header pada

IPv6 merupakan penyederhanaan

dari header IPv4 dengan

menghilangkan bagian yang tidak

dipergunakan atau jarang digunakan

dan menambahkan bagian yang

menyediakan dukungan yang lebih

baik untuk keperluan mendatang.

Pada Gambar 2.1 dian format header

pada IPv6.

Gambar 2.1 format header pada IPv6

Prefix pada Ipv6

Dalam IPv4, sebuah alamat dalam

notasi dotted-decimal format dapat

direpresentasikan dengan

menggunakan angka prefiks yang

merujuk kepada subnet mask. IPv6

juga memiliki angka prefiks, tapi

tidak digunakan untuk merujuk

kepada subnet mask, karena memang

IPv6 tidak mendukung subnet mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari

alamat IP, di mana bit-bit memiliki

nilai-nilai yang tetap atau bit-bit

tersebut merupakan bagian dari

sebuah rute atau subnet identifier.

Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan

dengan cara yang sama seperti

halnya prefiks alamat IPv4, yaitu

Page 25: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 21 

[alamat]/[angka panjang prefiks].

Panjang prefiks menentukan jumlah

bit terbesar paling kiri yang membuat

prefix subnet. Sebagai contoh,

prefiks sebuah alamat IPv6 dapat

direpresentasikan sebagai berikut:

19:19::/64

Pada contoh di atas, 64 bit pertama

dari alamat tersebut dianggap sebagai

prefiks alamat, sementara 64 bit

sisanya dianggap sebagai interface

ID.

Jenis – jenis alamat pada IPv6

Alamat IPv6 ini dapat

diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a. Alamat Unicast

b. Alamat Anycast

c. Alamat Multicast

Routing Protocol

Routing adalah suatu protokol yang

digunakan untuk mendapatkan rute

atau petunjuk dari satu jaringan ke

jaringan yang lain, routing

merupakan proses dimana suatu

router akan memilih jalur atau rute

untuk mengirimkan atau meneruskan

suatu paket ke jaringan yang dituju.

Router menggunakan IP address

tujuan untuk mengirimkan paket, dan

agar router mengetahui rute mana

yang harus digunakan untuk

meneruskan paket ke alamat tujuan,

router harus belajar atau bertukar

informasi sesama router yang saling

terhubung untuk mengetahui jalur

atau rute yang terbaik.

Routing protokol digunakan untuk

memfasilitasi pertukaran informasi

routing antar router. Dengan routing

protocol, router dapat berbagi

informasi routing table, yaitu

informasi mengenai jaringan lain

yang saling terhubung. Ada beberapa

routing protocol yang mendukung

IPv6, yaitu RIPng, OSPFv3 EIGRP

for IPv6 (Cisco properiarity), IS-IS

for IPv6, BGP IPv6, dan lainnya.

Masing- masing dibuat berdasarkan

routing protocol sebelumnya yang

mendukung IPv4 namun disesuaikan

dengan lingkup IPv6 dan memiliki

beberapa kelebihan dan

pembaharuan serta cara konfigurasi

yang berbeda pada router.

OSPF IPv4 OSPF

Open Shortest Path First (OSPF)

adalah routing protokol dinamik

yang digunakan dalam internet

protocol (IP) jaringan. Secara

khusus, OSPF adalah link-state

routing protocol dan termasuk ke

dalam kelompok interior gateway

protokol, yang beroperasi dalam satu

Page 26: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 22 

sistem otonom (AS). Hal ini

didefinisikan sebagai OSPF Versi 2

di RFC 2328 (1998) untuk IPv4.

Pada OSPF paket hanya dalam satu

routing domain (system otonom).

Sehingga link state mengumpulkan

informasi dari router yang dan

membangun sebuah peta topologi

jaringan. Topologi yang pada tabel

routing diserahkan ke Internet Layer

yang membuat keputusan routing

berdasarkan tujuan alamat IP yang

ditemukan di IP datagrams. OSPF ini

dirancang untuk mendukung

penanganan variable-length subnet

masking (VLSM) atau Classless

Inter-Domain Routing (CIDR)

model.

OSPF mendeteksi perubahan

dalam topologi, seperti kegagalan

link, sangat cepat dan

mengalihkannya ke loop baru yang

tidak termasuk struktur routing

dalam hitungan detik. Dengan cara

menghitung pohon jalur terpendek

untuk setiap rute dengan

menggunakan metode yang

didasarkan pada Algoritma Dijkstra.

Informasi Link state tetap

dipertahankan pada setiap router

sebagai link-state database (LSDB)

yang merupakan pohon-gambar

seluruh topologi jaringan. Salinan

identik LSDB secara berkala

diperbaharui yang dikirim ke semua

OSPF router.

Kebijakan OSPF routing untuk

membangun sebuah tabel routing

diatur oleh faktor-faktor biaya link

(metrik eksternal) yang terkait

dengan setiap routing antarmuka.

Faktor biaya mungkin jarak router

(round-trip time), throughput

jaringan link, atau link ketersediaan

dan reliabilitas, dinyatakan sebagai

nomor unitless sederhana. Hal ini

memberikan proses dinamis load

balancing lalu lintas antara rute yang

memiliki cost yang sama.

Sebagai link state routing

protocol, OSPF menetapkan dan

memelihara hubungan dengan

tetangganya untuk pertukaran

informasi update routing dengan

router lainnya. Hubungan tabel

tetangga disebut database OSPF

adjacency. Asalkan OSPF

dikonfigurasi dengan benar, OSPF

akan membentuk hubungan tetangga

hanya dengan router yang terhubung

langsung dengannya. Router yang

membentuk hubungan tetangga

dengan harus dalam daerah yang

sama dengan antarmuka yang

Page 27: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 23 

menggunakan untuk membentuk

hubungan tetangga. Antarmuka

hanya dapat dimiliki satu daerah.

Akan tetapi pada media bertipe

broadcast multiacces seperti pada

Ethernet diperlukan “juru bicara”

yang diwakili oleh 1 router yang

disebut Designated Router (DR) dan

Backup Designated Router (BDR).

Hal ini untuk membuat jaringan lebih

efisien. DR dan BDR akan menjadi

pusat komunikasi seputar informasi

OSPF dalam jaringan tersebut.

Semua paket pesan yang ada dalam

proses OSPF akan disebarkan oleh

DR dan BDR.

OSPFv3

OSPFv3 yang digunakan untuk

mendukung IPv6 sesuai ketentuan

RFC 5340 memiliki perbedaan utama

dengan versi sebelumnya selain

modifikasi Link State Advertising

(LSA) untuk mendukung IPv6 adalah

penggunaan Router-ID untuk

mengidentifikasi tetangga,

menggunakan alamat link lokal

(Link-lokal) untuk menemukan

tetangga, sehingga topologi

independen dari protokol jaringan

diri mereka sendiri, dan untuk

memfasilitasi ekspansi di masa

datang.

IS-IS

IS-IS merupakan protokol

routing intra domain yang

didefinisikan dalam ISO/IEC 10589.

IS-IS merupakan kepanjangan dari

Intermediate System to Intermediate

System Intra Domain Routeing

Exchange Protocol dan ditujukan

sebagai protokol routing untuk

CLNP (Connectionless-mode

Network Service). Protokol routing

ini menjadi krusial dalam ATN

karena CLNP digunakan sebagai

protokol lapisan jaringan dalam

implementasi ATN-OSI. IS-IS

melalui RFC 1195 [6] mengalami

ekstensi untuk dukungan terhadap IP.

Melalui ekstensi ini, IS-IS dapat

bekerja sebagai protokol routing dual

stack IP-OSI. Namun, fokus

pengembangan dalam ATN adalah

dukungan terhadap OSI.

Quality of Service

Quality of Service adalah parameter-

parameter yang mempengaruhi

kualitas layanan jaringan yang

berbasis paket.Parameter-parameter

dalam QoS antara lain: throughput,

delay, jitter, packet loss.

Throughput

Throughput adalah persentase jumlah

paket yang sukses ditransmisikan

Page 28: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 24 

yang merupakan perbandingan

jumlah paket yang sukses dikirim

dengan jumlah paket yang

ditransmisikan.

Delay

Delay adalah waktu tunda suatu

paket yang diakibatkan oleh proses

transmisi dari suatu node ke node

lain yang menjadi tujuannya. Delay

didalam suatu jaringan dapat

digolongkan sebagai berikut:

Contoh delay tetap adalah:

a. Aplikasi berbasis delay

b. Transmisi data

c. Propagasi delay

Contoh delay variabel adalah:

a. Ingress queuing delay

b. Contention

c. Egress queuing delay

Gambar 2 Tingkat kualitas delay

Jitter

Jitter adalah ukuran variasi delay

antar paket yang berturut-turut untuk

arus trafik tertentu. Jitter memiliki

efek pada real-time, aplikasi yang

mempunyai delay-sensitif seperti

suara dan video. aplikasi real-time ini

mengharapkan untuk menerima

paket pada tingkat yang konstan

dengan delay tetap antara paket yang

berturut-turut. Sebagai tingkat

kedatangan bervariasi, jitter

berdampak pada kinerja aplikasi.

Jumlah minimal sebuah jitter dapat

diterima, tetapi meningkatnya jitter

dapat menyebabkan aplikasi tidak

bisa digunakan. Semua jaringan

memiliki beberapa jitter karena

variabilitas dalam delay dimiliki oleh

setiap node jaringan sebagai paket

antrian. Namun, selama jitter dapat

dibatasi, QoS dapat dipertahankan.

Tabel 1 Tingkat kualitas jitter

Kategori

penilaian

Jitter

Baik 0-25 ms

Bisa diterima 25-50 ms

Tidak bisa

diterima

> 50 ms

Packet Loss

Packet loss didefinisikan sebagai

kegagalan transmisi paket mencapai

tujuannya. Kegagalan paket tersebut

mencapai tujuan dapat disebabkan

oleh beberapa kemungkinan antara

lain:

Page 29: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 25 

a. Terjadinya overload trafik di

dalam jaringan

b. Tabrakan (congestion) dalam

jaringan

c. Error yang terjadi pada media

fisik

d. Kegagalan yang terjadi pada

sisi penerima,antara lain dapat

disebabkan karena overflow

yang terjadi pada buffer

e. Di dalam Implementasi

jaringan IP (Internet Protocol),

nilai packet loss ini

diharapkan mempunyai nilai

yang minimum.

Video

Video adalah teknologi untuk

menangkap, merekam, memproses,

mentransmisikan dan menata ulang

gambar bergerak. Biasanya

menggunakan film seluloid, sinyal

elektronik, atau media digital.

Berkaitan dengan “penglihatan dan

pendengaran”

Aplikasi video pada multimedia

mencakup:

- Entertainment: roadcast TV,

VCR/DVD recording

- Interpersonal: video telephony,

video conferencing

- Interactive: windows

Video Streaming

Streaming berarti proses

penghantaran data dalam aliran

berkelanjutan dan tetap yang

memungkinkan pengguna mengakses

dan menggunakan file sebelum data

dihantar sepenuhnya dari sebuah

mesin server. Video streaming dapat

diartikan transmisi file video secara

bekelanjutan yang memungkinkan

video tersebut diputar tanpa

menunggu file video tersebut

tersampaikan secara keseluruhan.

Jenis subkategori streaming:

1. On-demand stream

2. Webcast stream

Komponen-komponen Dalam

Streaming Media

1. Media source.

2. Encoder.

3. Media.

4. Player.

Secara umum metode streaming

video sangatlah sederhana, yaitu

dengan membagi video dalam

beberapa bagian paket yang dienkode

sebelum dikirim, selanjutnya pada

receiver, paket tersebut akan

didekode agar bisa diputar. Kegiatan

seperti ini akan terus dilakukan

sampai paket video telah terkirim

sepenuhnya.

Page 30: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 26 

PERANCANGAN MODEL

SIMULASI

perancangan pemodelan sistem

dimana metode pengamatan dibagi

menjadi dua cara, yaitu dalam

pencarian quality of service, yaitu

delay, jitter, packetloss, dan

throughput. Dimana quality of

service didapatkan menggunakan

software wireshark. Simulasi

menggunakan software GNS3.

Diagram Alir Desain Sistem

 

Gambar 3 Diagram alir

pengerjaan simulasi

Topologi Jaringan

Adapun pemodelan sistem secara

umum pada Penelitian ini dapat

dimodelkan seperti gambar dibawah

ini.

Gambar 4 Model sistem pada

GNS3

Pada model yang akan digunakan

dengan menggunakan 9 router seri

c3660. Digunakan 1 buah PC sebagai

simulasi topologi dan server. 1 buah

PC sebagai pengirim client yang

dihubungkan pada masing – masing

cloud. Yang mana video streaming

akan diakses dari server terhubung

pada C2 menuju PC yang terhubung

pada C1.

Software

Software yang digunakan pada

Penelitian ini adalah :

a. GNS3 0.8.4 sebagai media

simulasi

b. c3660-ik9o3s-mz.124-

15.T6.image

c. Wireshark 1.10.1 sebagai

analisa paket jaringan

d. VLC 2.0.5-win32

Persiapan Penelitian Penelitian

Setting GNS3

Setelah GNS3 selesai

diinstall dan kemudian dijalankan,

Page 31: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 27 

bukalah menu edit pada bagian

preference. Kemudian bagian

general, pilihlah directory untuk

menyimpan project dan directory

tempat menyimpan ios.

Kemudian pilihlah bagian

Dynamips. Dynamips adalah

emulator yang dapat

mengemulasikan berbagai router

Cisco. Berbeda dengan emulator lain

seperti Boson Netsim, dynamips

benar-benar mirip dengan router

cisco sebenarnya karena dynampis

dapat mengemulasikan router cisco

lengkap dengan IOS-nya sekaligus.

Pada kolom executable path carilah

file “dynamips.exe” yang berada

pada folder tempat menginstall

GNS3. Setelah itu isi working

directory dengan folder apa saja.

Setelah itu klik tombol test, apabila

berhasil maka akan muncul pesan,

“Dynamips 0.2.8-community

successfully started”.

Setelah selesai pada bagian

preference akan dilanjutkan dengan

memilih ios router yang akan dipilih.

Pada bagian edit pilih Ios Images dan

Hypervisors, kemudian pilih ios

image yang akan dipakai kemudian

tentukan platform dan model sesuai

ios dengan spesifikasi RAM. Pada

Penelitian ini digunakan ios c3660-

ik9o3s-mz.124-15.T6.image dengan

platform dan model router 3660

karena sudah mendukung

penggunaan IPv6 IS-IS dan IPv6

OSPFv3.

Setting IPv6 pada Router

Setelah selesai disetting maka

dilanjutkan dengan membuat

topology sesuai gambar 3.2. Setelah

itu dilanjutkan dengan mensetting

IPv6 pada masing–masing router,

dengan sintaks seperti gambar di

bawah ini.

Gambar 5 Setting IPv6

Setelah selesai memasukkan semua

IPv6 pada masing – masing router

sesuai gambar 3.2, maka dilanjutkan

dengan mensetting routing protocol

yang akan diuji.

Setting IPv6 IS-IS

Gambar 6 Setting IS-IS IPv6

Page 32: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 28 

Pada saat mensetting IPv6 IS-IS,

perlu diperhatikan bahwa tiap router

harus diisi dengan nilai NET

(Network Entity Title) yang berbeda

– beda hal ini karena NET digunakan

sebagai alat untuk mengenali router

satu dengan yang lainnya.

Setting OSPFv3

Berbeda dengan IS-IS, pada saat

mensetting OSPFv3 IPv6 diperlukan

router-id yang berbeda di setiap

router untuk mengidentifikasi router

satu dengan yang lainnya.

Gambar 7 Setting OSPFv3

Dan saat selesai disetting maka akan

dapat dilihat table routing untuk

OSPFv3 IPv6, seperti gambar di

bawah ini:

HASIL SIMULASI DAN

KINERJA SISTEM

Pengujian Delay

Delay adalah waktu tunda suatu

paket yang diakibatkan oleh proses

transmisi dari suatu node ke node

lain yang menjadi tujuannya.

Pengujian delay ini diperoleh dari 30

paket pertama yang dicapture. Dari

pengukuran berdasarkan analisis data

dari software wireshark, rata-rata

delay didapatkan statistic.

Tabel 3 Rata-rata delay

No paket OSPFv3 IS-IS

1 16.33 6.46

2 11.32 4.73

3 14.11 14.46

4 3.24 6.39

5 1.01 19.65

6 2.84 6.83

7 8.41 6.94

8 8.31 5.67

9 1.07 2.79

10 2.23 8.26

11 3.61 21.31

12 6.86 7.67

13 9.74 27.21

14 5.05 13.75

15 6.94 6.12

16 52.63 6.64

17 19.13 3.05

18 8.26 3.53

19 13.63 12.16

20 9.45 5.72

21 10.00 5.44

22 11.51 1.56

23 4.03 0.53

24 7.27 1.22

25 12.12 7.03

26 5.37 7.88

27 26.07 6.44

28 6.95 0.29

29 4.28 17.51

30 13.91 15.43

Jumlah 305.71 252.69

Rata-rata 10.19 8.42

Hasil pengujian delay dengan

menggunakan wireshark, diperoleh

Page 33: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 29 

nilai rata-rata yaitu 10.19 ms untuk

OSPFv3 dan 8.42 ms untuk IS-IS.

Pengujian Jitter

Jitter adalah ukuran variasi delay

antar paket yang berturut-turut untuk

arus trafik tertentu. Jitter memiliki

efek pada real-time, aplikasi yang

mempunyai delay-sensitif seperti

suara dan video. Jitter dapat

menyebabkan packet loss terutama

pada kecepatan transmisi yang

tinggi. Pengujian jitter ini diperoleh

dari 30 paket pertama yang

dicapture. Dari pengukuran

berdasarkan analisis data dari

wireshark didapatkan statistik:

Tabel 4 Rata-rata jitter

No paket OSPFv3 IS-IS

1 0.67 1.19

2 3.58 0.82

3 3.13 0.63

4 2.02 3.25

5 2.01 2.78

6 2.65 3.38

7 4.62 2.07

8 1.99 2.71

9 3.59 2.57

10 4.88 3.45

11 4.48 3.76

12 2.68 3.25

13 4.95 4.79

14 3.55 3.99

15 9.08 5.13

16 11.10 5.21

17 10.72 3.94

18 9.01 4.32

19 10.69 5.00

20 8.48 3.38

21 8.47 5.73

22 7.88 4.60

23 9.60 5.57

24 8.19 4.68

25 9.03 4.82

26 8.71 5.58

27 7.84 5.65

28 6.54 7.06

29 6.82 4.92

30 8.13 5.17

Jumlah 185.09 119.39

Rata-rata 6.17 3.98

Sama seperti delay, dalam jitter IPv6

IS-IS memiliki nilai yang lebih kecil

di bandingkan OSPFv3 pada

pengujian jitter ini, dimana

perbedaan jitter antara kedua routing

ini tidak teralu berbeda jauh, hal ini

karena optimalisasi packet berada

pada kendali router masing –

masing.. Hasil pengujian jitter

didapatkan nilai rata-rata jitter 6.17

ms untuk OSPFv3 dan 3.98 ms untuk

IS-IS.

Pengujian Packet Loss

Packet loss didefinisikan sebagai

kegagalan transmisi paket mencapai

tujuannya Berikut ini adalah

besarnya packet loss berdasarkan

analisis data dari wireshark yang

didapatkan saat pengiriman paket

dari sumber ke tujuan. Dari

pengukuran berdasarkan analisis data

wireshark didapatkan statistik.

Pengujian Throughput

Page 34: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 30 

Throughput adalah kecepatan rata-

rata data yang diterima oleh suatu

node dalam selang waktu

pengamatan tertentu. Berikut ini

adalah besarnya Throughput

berdasarkan analisis data dari

wireshark yang didapatkan saat

pengiriman paket dari sumber ke

tujuan. Dari pengukuran berdasarkan

analisis data wireshark didapatkan

statistic.

Pengujian Routing Update

Pada penelitian routing ini, dilihat

dari router yang dilewati oleh data

dari server menuju client di GNS3.

Untuk melihat jalur yang dilewati

mengunakan command tracert di sisi

client ke tujuan yaitu IP server. Dan

lama routing update ketika salah satu

router yang biasa dilewati diputus,

yaitu perubahan table yang

dilewatinya. Dengan router yang

diputus adalah router R3. Untuk lama

waktu update dilihat dari software

wireshark, dengan menghitung lama

waktu putus.

Gambar 8 tracert pada IPv6 IS-IS

Gambar 9 tracert pada OSPFv3

Dengan menggunakan command

tracert, dapat dilihat bahwa kedua

routing protocol menggunakan jalur

yang sama. Dan ketika salah satu

router yang biasa dilewati diputus

maka client akan mencari jalan yang

lain menuju ke server. Untuk

pengukuran routing update diperoleh

dari waktu ketika koneksi setelah

terhubung dikurangi waktu ketika

koneksi sebelum terputus pada

wireshark. Lama waktu update pada

IPv6 OSPFv3 ialah 13.21 ms,

sedangkan untuk IS-IS 144.63 ms.

Waktu yang diperlukan oleh IPv6

OSPFv3 mempunyai waktu yang

berbeda jauh dari IS-IS karena pada

OSPFv3 mempunyai Neighbor table

yang menyimpan list tentang router–

router tetangganya. Setiap ada router

baru yg dipasang, address dan

interface dicatat di tabel ini. Routing

table berfungsi menyimpan rute

terbaik untuk ke tujuan. Informasi

tersebut diambil dari “topology

Page 35: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 31 

table”. Sedangkan untuk OSPFv3

sangat lambat dalam proses routing,

dikarena melakukan pengecekan

terus menerus. Tidak seperti IS-IS

yang sudah menyimpan daftar

routing table yang ada. Sehingga

untuk update routing OSPFv3 akan

mengirim paket hallo dulu ke semua

router untuk melihat jalur yang bisa

dilewati.

KESIMPULAN

Dari hasil simulasi yang telah

dilakukan, kesimpulan yang ditarik

ialah sebagai berikut:

1. Pada percobaan delay, IS-IS

memiliki delay yang lebih

baik sekitar 8.42 dan 10.19

ms untuk OSPFv3 pada

pengukuran 30 packet

pertama dengan

menggunakan wireshark.

2. Untuk pengujian Jitter, IS-IS

memiliki jitter yang lebih

baik sekitar dan 3.98 ms

daripada IPv6 OSPFv3

dengan jitter 6.17 ms pada

pengukuran 30 packet

pertama dengan

menggunakan wireshark.

3. Untuk Packet Loss IS-IS

masih memiliki hasil yang

lebih baik sekitar 4.77 %

daripada IPv6 OSPFv3

dengan hasil 21.58%.

4. Untuk Throughput IS-IS juga

memiliki hasil yang lebih

baik sekitar 1.473 MBit/s

daripada IPv6 OSPFv3

dengan 0.554 MBit/s.

Sehingga untuk UDP IS-IS

lebih baik QoS nya

dibandingkan IPv6 OSPFv3.

5. Untuk pengujian routing

update, IPv6 OSPFv3

mempunyai hasil yang lebih

baik yaitu 13.21 ms

sedangkan IS-IS

membutuhkan waktu yang

lebih lama yaitu 144.63.49

ms.

SARAN

Beberapa point yang dapat dijadikan

sebagai saran dalam Penelitian ini,

diantaranya adalah

1. Karena software GNS3

membutuhkan resource yang

besar dalam penggunaanya,

disarankan menggunakan

computer dengan spesifikasi

yang lebih bagus lagi.

2. Menambahkan router,

sehingga jaringan router

menjadi lebih besar.

Page 36: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 32 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alamat IPv6,

http://www.ietf.org/rfc/rfc2460.txt

(diakses tanggal 12 Februari 2014)

[2] Open Shortest Path First

Protocol,

http://www.ietf.org/rfc/rfc5340.txt

(diakses tanggal 10 Maret 2014)

[3] Nortel_Introduction-to-Quality-

of-Service-(QoS) White Paper (di

unduh pada 16 Maret 2014)

[4] Routing Information Protocol,

http://www.ietf.org/rfc/rfc2080

(diakses tanggal 11 April 2014)

[5] RFC1195,

http://www.ietf.org/rfc/rfc1195

(diakses tanggal 15 April 2014)

[6] RFC2328,

http://www.ietf.org/rfc/rfc2328

(diakses tanggal 15 April 2014)

Page 37: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 33 

STUDI ANALISA PERFORMANSI PACKET DATA PROTOCOL PADA JARINGAN GENERAL PACKET RADIO SERVICE

Dian Widi Astuti1,Budi Irawan Prima Putra2

1,2Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana, Jakarta, Indonesia

Abstrak - PDP merupakan struktur

data yang berisi informasi tentang

pelanggan ketika user pada kondisi

aktif. PDP dapat disebut juga sebagai

suatu syarat akses paket data yang

digunakan oleh user untuk dapat

terkoneksi dengan internet, ketika

user menginginkan untuk mengakses

internet melalui handset. Suatu PDP

diaktifkan secara otomatis melalui

pesan ke jaringan (core network)

yang dikirimkan dari sebuah handset

yang gunakan oleh user. Dalam suatu

proses aktivasi PDP sering kali

terjadi kegagalan yang disebabkan

oleh jaringan ataupun handset yang

digunakan oleh user itu sendiri. Oleh

karena itu dilakukan proses

pengecekkan untuk mengetahui letak

kegagalan aktivasi PDP.

Proses pengecekkan tanggal 20

Februari 2014 pada kedua RNC

(RJKKP3 dan RJKKP4) ke arah

SGJKT1 di Site KPPTI lt.3.

Perbaikan dilakukan pada tanggal 21

Februari 2014 dengan menggunakan

3 metode berikut diantaranya,

sosialisasi dengan user, troubleshoot

pada SGJKT1 ke arah RJKKP3 dan

RJKKP4, dan refresh SGSN pada

database. Setelah dilakukan

perbaikan, total rata-rata transaksi

kegagalan aktivasi PDP yang semula

mencapai 10,05% kini menurun

hingga 4,67% dengan rata-rata

transaksi yang gagal sebesar 5,38%.

sudah mencapai standarisasi KPI

yang telah ditetapkan yakni <10%

dengan kualitas baik. Total rata-rata

aktivasi PDP berhasil dalam 2 sesi

yang semula sebesar sebesar 89,95%,

kini naik menjadi 94,62%.

Kata kunci : PDP, APN, RNC,

SGSN, GGSN

PENDAHULUAN

Dunia telekomunikasi berkembang

dengan sangat pesat. Hal ini ditandai

dengan maraknya gadget canggih

dengan platform android berbagai

merek yang kini tengah menjamur di

masyarakat. Bukan hanya itu,

aplikasi sosial media dan games yang

variatif, turut meramaikan

Email: [email protected]

Page 38: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 34 

perkembangan telekomunikasi tahun

2013-2014. Umumnya para

pengguna aplikasi dan games

tersebut mayoritas adalah kalangan

remaja. Pada tahun ini saja sudah

tercatat hampir 80% penggunaan

pulsa pada pelanggan di PT. Indosat

Tbk, sebagian besar dialokasikan

untuk paket data. Umumnya para

pelanggan tersebut menggunakan

pulsa untuk mendaftarkan paket

dengan layanan yang telah

disediakan.Pada core network di

PT.Indosat Tbk, paket-paket data

yang telah didaftarkan oleh user

tersebut akan diatur oleh sebuah

protocol yaitu PDP atau yang biasa

disebut Packet Data Protocol. PDP

sendiri merupakan sebuah protocol

ataupun ketentuan yang digunakan

dalam sebuah pengiriman paket data.

Sebuah PDP dapat aktif apabila

prosedur aktivasi dari RNC (Radio

Network Controller) ke arah SGSN

(Service GPRS Support Node)

terpenuhi, dalam arti sesuai dengan

ketentuan agar user dapat terkoneksi

ke internet. Namun pada proses

aktivasi PDP tersebut masih sering

sekali terjadi kegagalan, sehingga

kualitas jaringan (Core Network) di

PT. Indosat Tbk menjadi menurun

dari standarisasi KPI. Pada bulan

Januari 2014, masih cukup banyak

pelanggan yang mengeluhkan

tentang koneksi internet di PT.

Indosat Tbk yang masih lamban dan

terkadang gagal. Oleh karena itu,

pada penelitian kali ini penulis

mencoba melakukan studi kasus,

serta melakukan pengecekkan untuk

mengetahui, hal-hal apakah yang

menyebabkan kegagalan aktivasi

PDP pada jaringan di PT. Indosat

Tbk.

Rumusan Permasalahan

Bagaimana cara melakukan

pengecekkan untuk mengetahui

penyebab kegagalan pada aktivasi

PDP tersebut. Kemudian bagaimana

perbandingan persentase kualitas

jaringan dari hasil perhitungan

transaksi PDP Pada RJKKP3 dan

RJKKP4 ke arah SGJKT1 di PT.

Indosat Tbk, antara sebelum dan

sesudah proses perbaikan.

Batasan Masalah

Analisa performansi PDP pada

jarigan GPRS dilakukan selama 2

hari, yaitu pada tanggal 20 - 21

Februari 2014 di site (KPPTI) Kantor

Page 39: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 35 

Pusat PT. Indosat Tbk, lantai 3

podium belakang.

Analisa kegagalam aktivasi PDP

dengan melakukan pengecekkan

langsung pada link RNC (RJKKP3

dan RJKKP4) ke arah SGJKT1 yang

ada di area Jakarta pusat, serta proses

perbaikan untuk meningkatkan

kualitas jaringan di PT. Indosat Tbk.

1. Melakukan perbandingan

persentase dari hasil perhitungan

percobaan aktivasi PDP untuk

user yang berhasil dan gagal

pada masing-masing RNC

selama 2 hari, menurut

standarisasi KPI (Key

Performance Indicator).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dalam

penyusunan penelitian ini adalah

sebagai berikut. Menganalisa

secara detail aktivasi PDP pada

jaringan GPRS di PT.

INDOSAT, Melakukan

perbaikan pada layanan aktivasi

PDP yang mengalami ganguan,

untuk meningkatkan performansi

pada jaringan.

METODE PENDEKATAN

1. Studi referensi yaitu dilakukan

dengan mengumpulkan beberapa

sumber dari buku dan jurnal

yang mendukung dalam

penulisan proyek akhir ini.

2. Studi Lapangan dilakukan

dengan mengambil data

langsung dari hasil pengecekkan

transaksi PDP yang dilakukan di

PT. Indosat Tbk lantai 3 podium

belakang.

3. Wawancara penelitian dilakukan

dengan pembimbing lapangan

serta rekan kerja mengenai

proses instalasi dan parameter

apa saja yang harus di set.

DASAR TEORI

GPRS (General Packet Radio

Service)

GPRS Merupakan jaringan packet-

switched yang ditumpangkan

(overlaid) ke jaringan circuit-

switched GSM dengan tujuan

mengoptimalkan penggunaan sumber

daya radio, karena konsumsi sumber

daya terjadi hanya ketika ada proses

transfer data.

GPRS disebut sebagai teknologi

komunikasi seluler generasi kedua-

setengah (2,5G), yaitu berada di

antara teknologi generasi kedua

(2G), yaitu GSM dan generasi ketiga

Page 40: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 36 

(3G), yaitu UMTS (Universal Mobile

Telecommunication System).

Perhitungan billing GPRS tidak

didasarkan pada lamanya waktu

koneksi, namun tergantung pada

volume data yang ditransfer.

UE (User Equipment)

User equipment atau UE merupakan

sebuah perangkat yang digunakan

oleh user, untuk dapat terhubung

dengan internet. UE dilengkapi

dengan smart card yang dikenal

dengan nama USIM (UMTS

Subscriber Identity Module) yang

berisi nomor identitas pelanggan

serta algoritma security untuk

keamanan, seperti algoritma enkripsi.

Selain terdapat USIM, UE juga

dilengkapi dengan ME (Mobile

Equipment) yang berfungsi sebagai

terminal radio yang digunakan untuk

komunikasi lewat radio.

UTRAN (UMTS Terresterial

Radio Access Network)

Pada UTRAN terdapat beberapa

elemen jaringan yang baru

dibandingkan dengan teknologi 2G

yang ada saat ini, diantaranya: node

B dan RNC (Radio Network

Controller).

CN (Core Network)

Core Network berfungsi sebagai

switching pada jaringan UMTS,

memanajemen jaringan serta sebagai

interface antara jaringan UMTS

dengan jaringan yang lainnya. Dalam

Core Network UMTS terdapat

beberapa komponon vital yang

berfungsi sebagai media

penyimpanan data serta pengaktifan

packet data protocol (PDP) ketika

user ingin mengakses internet

melalui UE atau handset.

PROSES PENGECEKAN

KEGAGALAN AKTIVASI PDP

PADA RJKKP3 DAN RJKKP4

KE ARAH SGJKT1

Mekanisme Kerja PDP

Dalam bab ini di bahas mengenai

mekanisme kerja PDP, bagaimana

suatu PDP bekerja untuk

mengirimkan paket data mulai dari

user mengirim alamat URL yang

dituju, hingga user terhubung ke

internet.

Pada bab ini pula membahas tentang

proses pengecekkan untuk

mengetahui penyebab kegagalan

aktivasi PDP, pada link RJKKP3 dan

RJKKP4 ke arah SGJKT1 di site PT.

Indosat Tbk, gedung KPPTI lt.3.

Page 41: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 37 

 

Gambar 3.1 Flowchart Mekanisme

Kerja PDP

Dari RNC paket data tersebut

kemudian dikirim ke SGSN untuk

proses aktivasi PDP dengan

membawa APN dari user. Pada

SGSN, APN yang dikirim tersebut

akan diidentifikasi apakah APN

sudah terdaftar di jaringan indosat

atau malah sebaliknya. Jika APN

yang digunakan oleh user sesuai,

maka paket data tersebut akan

langsung diteruskan ke GGSN untuk

request IP address pada proses

aktivasi PDP selanjutnya, seperti

yang terlihat pada gambar berikut.

Namun jika APN yang dimasukan

tidak sesuai, maka terjadi kondisi

dimana terjadi kegagalan pada proses

aktivasi PDP dari RNC ke arah

SGSN karena penggunaan APN yang

keliru. Sehingga paket data tersebut

gagal dikirim ke GGSN.

Dari gambar diatas terlihat bahwa

SGSN menolak permintaan aktivasi

PDP yang dikirimkan oleh RNC. Hal

tersebut mengindikasikan terjadinya

kegagalan proses aktivasi PDP pada

sisi user. Jika APN yang digunakan

oleh user sudah sesuai, maka paket

data tersebut dikirim ke GGSN,

dengan membawa request alamat IP

yang dikirim oleh user.

Pada GGSN request alamat IP yang

dikirim oleh user akan difilter

terlebih dahulu. Apabila alamat IP

yang di request oleh user sudah

sesuai dengan kode etik penggunaan

intertnet, maka IP tersebut kemudian

diroutingkan ke alamat yang di

request oleh user. Sebaliknya, jika IP

address tersebut melanggar kode etik

atau dengan kata lain mengandung

unsur pornografi dan perjudian,

maka alamat tersebut akan langsung

diblock dan paket data tersebut

dikembalikan ke SGSN.

Setelah melewati proses filter di

GGSN, paket data tersebut kemudian

di routingkan ke alamat IP yang

Page 42: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 38 

request oleh user. Jika server

merespon dengan baik, maka proses

aktivasi PDP berhasil dan session

aktif.

Namun jika server tersebut tidak

merespon (request timed out), maka

ada indikasi bahwa server tersebut

down atau sudah tidak lagi

digunakan sehingga terjadi

kegagalan proses aktivasi PDP pada

sisi jaringan.

Untuk transaksi aktivasi PDP yang

gagal, akan dilakukan pengecekkan

langsung pada site KPPTI lt.3,

gedung podium belakang PT. Indosat

,Tbk. Kemudian proses perbaikan

akan dilakukan dengan

menggunakan command yang

terdapat pada aplikasi tersebut.

Perbaikan dilakukan guna menjaga

performansi dan kualitas pada core

network di PT. Indosat Tbk. Karena

setiap transaksi aktivasi PDP yang

dilakukan oleh user baik itu berhasil

ataupun gagal, mempengaruhi KPI

(Key Performance Indicator) oleh

div.Performance Monitoring di PT.

Indosat Tbk. Adapun standarisasi

KPI (Key Performance Indicator)

pada div.Performance Monitoring

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Standarisasi Maksimal KPI

div. Performance Monitoring

Mekanisme Kerja Aktivasi PDP

Pada Core Network Indosat

Berikut merupakan mekanisme kerja

aktivasi PDP Pada Core Network di

PT. Indosat Tbk pada link RNC ke

arah SGSN.

Gambar 3.4 Mekanisme Kerja

Aktivasi PDP Pada Core Network

Indosat

Dari gambar diatas terlihat bahwa

permintaan aktivasi PDP dikirim dari

RNC ke arah SGSN, kemudian dari

SGSN ke arah GGSN yang

merupakan suatu proses aktivasi

PDP. Untuk RNC yang digunakan

pada pembahasan kali ini yakni:

RJKKP3 dan RJKKP4. Kemudian

HLR (database) digunakan untuk

memonitor kondisi terkini dari suatu

SGSN. Pada pembahasan kali ini,

Page 43: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 39 

pengecekan pada proses aktivasi

PDP dilakukan pada RJKKP3 dan

RJKKP4 ke arah SGJKT1 di site PT.

Indosat Tbk, gedung KPPTI lt.3.

Korelasi Link SGSN di Core

Network Indosat Region

Jabodetabek

Berikut merupakan korelasi link

dari SGSN ke RNC yang ada di core

network PT. Indosat Tbk, wilayah

Jabodetabek.

Gambar 3.5 Korelasi Link SGSN

Pada Core Network Indosat

Pada pembahasan kali ini, link yang

dipilih sebagai objek penelitian yakni

dari RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah

SGJKT1, karena kedua link dari

RNC tersebut yang mengcover area

Jakarta Pusat dan sekitarnya. Untuk

SGJKT1 point code yang digunakan

1334, RJKKP3 point code 1916 dan

point code untuk RJKKP4 yakni

1921.

Komponen Perangkat Lunak

Adapun aplikasi yang digunakan

untuk menganalisis kegagalan

aktivasi pada PDP dalam

pembahasan kali ini adalah sebagai

berikut.

1. EoFinder Client

Eofinder merupakan aplikasi pada

perangkat Master Claw yang

dikeluarkan oleh PT. Anritsu.

Aplikasi ini diimplementasikan di

PT. Indosat ,Tbk sejak tahun 2002

hingga sekarang, oleh team SS7

(Signalling System Monitoring no.7)

div.Performance Monitoring.

Aplikasi ini digunakan untuk

melakukan pengecekkan pada

transaksi panggilan, pesan (SMS)

dan paket data GPRS.

2. BoReport

Aplikasi ini juga dikeluarkan oleh

PT. Anritsu dan digunakan oleh team

SS7 (Signalling System Monitoring

no.7) div. Performance Monitoring.

Aplikasi ini digunakan untuk

melakukan perhitungan pada

transaksi panggilan, pesan (SMS)

dan paket data GPRS di PT. Indosat

Tbk. Jika pada aplikasi Eofinder

jumlah maksimal data yang bisa

direcord maksimal 100.000 transaksi,

sedangkan pada BoReport jumlah

Page 44: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 40 

data yang bisa direcord hingga

sekitar 3 minggu transaksi atau dapat

dikatakan lebih dari 1.000.000

transaksi.

Proses Pengecekan Transaksi PDP

Dengan Aplikasi EoFinder

Pada pembahasan kali ini, proses

tracing atau pengecekkan dilakukan

pada RNC yang ada di area Jakarta

pusat yaitu pada link RJKKP3 dan

RJKKP4 ke arah SGJKT1, di site

(KPPTI) kantor pusat PT. Indosat

Tbk, lantai 3 podium belakang.

Proses pengecekan dilakukan selama

2 hari dari tanggal 20 - 21 Februari

2014 dalam 2 sesi selama 4 jam.

Untuk sesi pertama dilakukan pada

siang hari (pukul 12:00 - 15:00 wib),

dan untuk sesi kedua dilakukan pada

malam hari (pukul 19:00 - 22:00

wib).

Adapun tujuan dari proses

pengecekkan tersebut adalah untuk

mengetahui apakah yang

menyebabkan terjadinya kegagalan

aktivasi PDP tersebut dan ganguan

apa saja yang sering muncul pada

jam-jam sibuk tersebut.

Tampilan Homepage Aplikasi

EoFinder Client

Berikut merupakan tampilan

homepage aplikasi Eofinder yang

digunakan untuk mengetahui

apakah yang menyebabkan

terjadinya kegagalan aktivasi PDP

pada link RJKKP3 dan RJKKP4 ke

arah SGJKT1 di site KPPTI lt.3

podium belakang. Kemudian hasil

dari pengecekkan tersebut dianalisa

untuk mengetahui apakah yang

menyebabkan terjadinya kegagalan

aktivasi PDP, dan gangguan apakah

yang sering muncul pada aktivasi

PDP di jam-jam sibuk sehingga

user tidak dapat terkoneksi dengan

internet.

Gambar 3.6 Tampilan Aplikasi

EoFinder

Pemilihan Session IuPS Dialogue

Pemilihan Session IuPS

Dialogue dimaksudkan agar lebih

fleksibel dalam melakukan proses

trace. Karena interface yang

digunakan untuk interkoneksi dari

RNC ke arah SGSN yakni IuPS

interface.

Page 45: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 41 

Gambar 3.7 Pilih Session IuPS

Dialogue

Pengaturan Waktu dan Tanggal

Berikut merupakan tampilan

pengaturan waktu dan tanggal yang

digunakan untuk mengetahui

gangguan yang sering terjadi pada

protocol aktivasi paket data

tersebut.

Gambar 3.8 Pengaturan Waktu

dan Tanggal

Pengaturan waktu dan tanggal

dimaksudkan agar pengecekan pada

kegagalan pengiriman packet data

dapat lebih spesifik sesuai dengan

kebutuhan. Pada proses trace kali ini

waktu yang digunakan untuk proses

penelitian yakni pada tanggal 20

Februari 2014 dalam 2 sesi (siang

dan malam). Untuk sesi pertama

dilakukan pada siang hari (pukul

12:00 - 15:00 wib), dan untuk sesi

kedua dilakukan pada malam hari

(pukul 19:00 - 22:00 wib).

Hasil Proses Pengecekan Sebelum

Perbaikan

Berikut merupakan tampilan hasil

proses pengecekan di site KPPTI lt.3

yang dilakukan pada tanggal 20

Februari 2014 pada link RJKKP3

dan RJKKP4 ke arah SGJKT1

dengan aplikasi Eofinder sebelum

dilakukan perbaikan.

Transaksi Kegagalan Aktivasi

PDP Pada RJKKP3 dan RJKKP4

Ke Arah SGJKT1 Sebelum

Perbaikan

Berikut merupakan tabel hasil

pengecekkan pada tanggal 20

Februari 2014 yang dilakukan pada

sesi pertama siang hari (pukul 12:00

- 15:00 wib) dan sesi kedua malam

hari (pukul 19:00 - 22:00 wib) pada

link RJKKP3 ke arah SGJKT1

sebelum dilakukan perbaikan.

Tabel 3.3 Kegagalan Aktivasi PDP

Sesi Pertama Pada RJKKP3

Sebelum Perbaikan

Page 46: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 42 

Tabel 3.4 Kegagalan Aktivasi

PDP Sesi Kedua Pada RJKKP3

Sebelum Perbaikan

Tabel hasil pengecekkan pada

tanggal 20 Februari 2014 telah

dilakukan trace pada link RJKKP3

ke arah SGJKT1 dalam 2 sesi

selama 4 jam. Sesi pertama

dilakukan pada siang hari (pukul

12:00 - 15:00 wib) dengan jumlah

percobaan sebanyak 35.000

transaksi.

Kemudian sesi kedua

dilakukan pada malam hari (pukul

19:00 - 22:00 wib) dengan jumlah

percobaan sebanyak 55.000

transaksi. Untuk jumlah transaksi

antara sesi pertama dan kedua

memiliki jumlah transaksi yang

berbeda. Dari hasil perhitungan

pada sesi pertama, siang hari (pukul

12:00 - 15:00 wib) tanggal 20

Februari 2014 diatas terlihat bahwa,

rata-rata aktivasi PDP yang gagal

pada RJKKP3 ke arah SGJKT1

masih cukup besar melebihi

standarisasi KPI yang telah

ditetapkan. Rata-rata transaksi

aktivasi PDP yang gagal pada sesi

pertama yakni sebesar 12,55%,

masih diatas standarisasi KPI yang

telah ditetapkan yakni <10%

dengan kualitas baik. Kemudian

untuk rata-rata aktivasi PDP yang

berhasil pun tidak jauh berbeda

yakni sebesar 87,45%, masih

dibawah standarisasi KPI yang

telah ditetapkan yakni >90%

dengan kualitas baik.

Tabel 3.5 Kegagalan Aktivasi PDP

Sesi Pertama Pada RJKKP4

Sebelum Perbaikan

Tabel 3.6 Kegagalan Aktivasi PDP

Sesi Kedua Pada RJKKP4 Sebelum

Perbaikan

Dari hasil perhitungan pada sesi

pertama, siang hari (pukul 12:00 -

15:00 wib) tanggal 20 Februari 2014

diatas terlihat bahwa, rata-rata

aktivasi PDP yang gagal pada

RJKKP4 ke arah SGJKT1 masih

Page 47: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 43 

cukup besar melebihi standarisasi

KPI yang telah ditetapkan.

Rata-rata transaksi aktivasi PDP

yang gagal pada sesi pertama yakni

sebesar 12,67%, masih diatas

standarisasi KPI yang telah

ditetapkan yakni <10% dengan

kualitas baik. Kemudian untuk rata-

rata aktivasi PDP yang berhasil pun

tidak jauh berbeda yakni sebesar

87,33%, masih dibawah standarisasi

KPI yang telah ditetapkan yakni

>90% dengan kualitas baik.

Total Transaksi Rata-rata

Kegagalan Aktivasi PDP Pada

RJKKP3 dan RJKKP4 ke Arah

SGJKT1 Sebelum Perbaikan

Berikut merupakan tabel total hasil

perhitungan rata-rata transaksi PDP

yang gagal dan berhasil yang

dilakukan dalam 2 sesi. Sesi pertama

dilakukan siang hari (pukul 12:00 -

15:00 wib) dan sesi kedua dilakukan

malam hari (pukul 19:00 - 22:00

wib), tanggal 20 Februari 2014 pada

RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah

SGJKT1 sebelum dilakukan

perbaikan.

Tabel 3.7 Total Perhitungan Rata-

rata Transaksi Aktivasi PDP

Sebelum Perbaikan

ANALISA HASIL

PENGECEKKAN PADA

AKTIVASI PDP SERTA

PERBANDINGAN

Metode Perbaikan Pada Aktivasi

PDP

Pada bab ini membahas tentang

perbaikan yang dilakukan apabila

terjadi kegagalan pada saat transaksi

aktivasi PDP. Perbaikan dilakukan

pada penyebab kegagalan yang

sering terjadi ketika proses transaksi

aktivasi PDP, dari hasil pengecekkan

pada tanggal 20 Februari 2014.

Proses perbaikan dilakukan pada link

RNC (RJKKP3 dan RJKKP4) ke

arah SGJKT1.

Adapun tujuan proses perbaikan

adalah untuk meningkatkan

persentase kualitas jaringan dari

hasil transaksi PDP, Pada RJKKP3

dan RJKKP4 ke arah SGJKT1 di PT.

Indosat Tbk, sesudah proses

perbaikan.

Setelah melalui proses perbaikan

dari kegagalan aktivasi PDP.

Pengecekkan ulang dilakukan pada

tanggal 21 Februari 2014. Proses

pengecekkan ulang tersebut

Page 48: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 44 

dilakukan di site KPPTI lt.3 pada

link RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah

SGJKT1 dalam 2 sesi selama 4 jam.

Sesi pertama dilakukan pada siang

hari (pukul 12:00 - 15:00 wib) dan

sesi kedua dilakukan pada malam

hari (pukul 19:00 - 22:00 wib).

Hasil dari proses pengecekkan

ulang tersebut dihitung dan

dibandingkan persentase kualitas

jaringan dari transaksi kegagalan

aktivasi PDP, antara sebelum dan

sesudah proses perbaikan.

Perbaikan Hasil Pengecekkan

Pada Aktivasi PDP

Perbaikan pada transaksi

kegagalan aktivasi PDP dilakukan

tanggal 21 Februari 2014 pada waktu

pagi hari setelah proses pengecekkan

berlangsung kemarin.

Adapun proses perbaikan yang

dilakukan pada kegagalan aktivasi

PDP yang disebabkan penggunaan

APN yang tidak sesuai, dapat

dilakukan dengan beberapa metode

sebagai berikut.

Hasil Proses Pengecekan Setelah

Perbaikan

Berikut merupakan tampilan

hasil proses pengecekan di site

KPPTI lt.3 yang dilakukan pada

tanggal 21 Februari 2014 pada link

RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah

SGJKT1 setelah dilakukan

perbaikan.

Transaksi Kegagalan Aktivasi

PDP Pada RJKKP3 Ke Arah

SGJKT1 Setelah Perbaikan

Berikut merupakan tabel hasil

pengecekkan pada tanggal 21

Februari 2014 yang dilakukan pada

sesi pertama siang hari (pukul

12:00 - 15:00 wib) dan sesi kedua

malam hari (pukul 19:00 - 22:00

wib) pada link RJKKP3 ke arah

SGSN setelah dilakukan proses

perbaikan.

Tabel 4.1 Kegagalan Aktivasi PDP

Sesi Pertama Pada RJKKP3 Setelah

Perbaikan

Tabel 4.2 Kegagalan Aktivasi PDP

Sesi Kedua Pada RJKKP3 Setelah

Perbaikan

Dari tabel hasil pengecekkan

pada tanggal 21 Februari 2014 telah

dilakukan trace pada link RJKKP3

ke arah SGJKT1 setelah proses

perbaikan. Dari tabel diatas dapat

Page 49: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 45 

dilihat bahwa terjadi penurunan

pada transaksi kegagalan aktivasi

PDP setelah dilakukan proses

perbaikan, khususnya yang terjadi

pada sesi pertama pada pukul

(12:00 - 15:00).

Rata-rata transaksi kegagalan

aktivasi PDP yang semula mencapai

12,55% kini menurun hingga 4,04%,

dengan rata-rata transaksi yang gagal

sebesar 8,51% pada sesi pertama.

Sedangakan untuk sesi kedua pukul

(19:00 - 22:00) pada RJKKP3 terjadi

penurunan yang cukup signifikan.

Rata-rata transaksi kegagalan

aktivasi PDP yang semula mencapai

8,32% kini menurun hingga 4,55%

dengan rata-rata transaksi yang gagal

sebesar 3,77%. Dari hasil

pengecekkan baik pada sesi pertama

maupun sesi kedua sudah mencapai

standarisasi KPI yang telah

ditetapkan yakni <10% dengan

kualitas baik.

Transaksi Kegagalan Aktivasi

PDP Pada RJKKP4 Ke Arah

SGJKT1 Setelah Perbaikan

Berikut merupakan tabel hasil

pengecekkan pada tanggal 21

Februari 2014 yang dilakukan pada

sesi pertama siang hari (pukul

12:00 - 15:00 wib) dan sesi kedua

malam hari (pukul 19:00 - 22:00

wib) pada link RJKKP4 ke arah

SGSN setelah dilakukan proses

perbaikan.

Tabel 4.3 Kegagalan Aktivasi PDP

Sesi Pertama Pada RJKKP4 Setelah

Perbaikan

Dari tabel hasil pengecekkan

pada tanggal 21 Februari 2014 telah

dilakukan trace pada link RJKKP4

ke arah SGJKT1 setelah proses

perbaikan. Dari tabel diatas dapat

dilihat bahwa terjadi penurunan

pada transaksi kegagalan aktivasi

PDP setelah dilakukan proses

perbaikan, khususnya yang terjadi

pada sesi pertama pada pukul

(12:00 - 15:00).

Rata-rata transaksi kegagalan

aktivasi PDP yang semula

mencapai 12,67% kini menurun

hingga 4,45%, dengan rata-rata

transaksi yang gagal sebesar 8,22%

pada sesi pertama.

Page 50: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 46 

Tabel 4.4 Kegagalan Aktivasi

PDP Sesi Kedua Pada RJKKP4

Setelah Perbaikan

Sedangakan untuk sesi kedua

pukul (19:00 - 22:00) pada RJKKP3

terjadi penurunan yang cukup

signifikan. Rata-rata transaksi

kegagalan aktivasi PDP yang semula

mencapai 8,52% kini menurun

hingga 5,32% dengan rata-rata

transaksi yang gagal sebesar 3,2%.

Dari hasil pengecekkan pada sesi

pertama dan sesi kedua sudah

mencapai standarisasi KPI yang telah

ditetapkan yakni <10% dengan

kualitas baik.

Total Transaksi Rata-rata

Kegagalan Aktivasi PDP Pada

RJKKP3 dan RJKKP4 ke Arah

SGJKT1 Setelah Perbaikan

Berikut merupakan tabel total

hasil perhitungan rata-rata transaksi

PDP yang gagal dan berhasil yang

dilakukan tanggal 21 Februari 2014

pada RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah

SGJKT1 setelah dilakukan proses

perbaikan perbaikan.

Tabel 4.5 Total Perhitungan

Rata-rata Transaksi Aktivasi

PDP Setelah Perbaikan

Dari hasil perhitungan diatas

terlihat bahwa, terjadi penurunan

yang cukup signifikan pada total

rata-rata aktivasi PDP yang gagal

pada kedua RNC (RJKKP3 dan

RJKKP4) ke arah SGJKT1. Total

rata-rata transaksi kegagalan aktivasi

PDP yang semula mencapai 10,05%

kini menurun hingga 4,67% dengan

rata-rata transaksi yang gagal sebesar

5,38%. Dari hasil pengecekkan

dalam 2 sesi (sesi pertama + sesi

kedua) pada kedua RNC tersebut

(RJKKP3 + RJKKP4) ke arah

SGJKT1, sudah mencapai

standarisasi KPI yang telah

ditetapkan yakni <10% dengan

kualitas baik.

Kemudian untuk total rata-

rata aktivasi PDP berhasil pada

kedua RNC ke arah SGJKT1 ikut

meningkat setelah dilakukan proses

perbaikan pada tanggal 21 Februari

2014. Total rata-rata aktivasi PDP

berhasil dalam 2 sesi yang semula

sebesar sebesar 89,95%, kini naik

Page 51: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 47 

hingga 4,67% dengan rata-rata

transaksi yang berhasil sebesar

94,62%, sudah mencapai

standarisasi KPI yang telah

ditetapkan yakni >90% dengan

kualitas baik. Berikut merupakan

diagram transaksi aktivasi PDP pada

kedua RNC (RJKKP3 dan RJKKP4)

ke arah SGJKT1, tanggal 21 Februari

2014 selama 2 sesi setelah dilakukan

proses perbaikan.

KESIMPULAN

1. Dari hasil pengecekkan tanggal

20 Februari 2014 pada kedua

RNC (RJKKP3 dan RJKKP4)

ke arah SGJKT1 di Site KPPTI

lt.3, total rata-rata aktivasi PDP

yang gagal masih cukup besar

melebihi standar KPI yang

ditetapkan yakni sebesar

10,05%. Kemudian untuk rata-

rata aktivasi PDP yang berhasil

pun masih belum memenuhi

standar KPI yakni sebesar

89,95%.

2. Dari data diagram pada tanggal

20 Februari 2014, persentase

transaksi kegagalan aktivasi

PDP sebesar 10,05%.

Persentase kegagalan paling

besar sekitar 6% terjadi

disebabkan oleh (Missing or

Unknown APN), APN yang

tidak diketahui. Kemudian untuk

persentase kegagalan yang

cukup besar sekitar 3% yang

disebabkan oleh

(NetworkFailure), adanya

masalah disisi jaringan sehingga

aktivasi PDP tersebut menjadi

terganggu.

3. Perbaikan dilakukan pada

tanggal 21 Februari 2014

dengan menggunakan 3 metode

berikut diantaranya, sosialisasi

dengan user, troubleshoot pada

SGJKT1 ke arah RJKKP3 dan

RJKKP4, dan refresh SGSN

pada database. Perbaikan

dilakukan pada user ataupun

network yang terindikasi error

yang menyebabkan kegagalan

transaksi aktivasi PDP.

4. Dari hasil pengecekkan tanggal

21 Februari 2014 setelah

dilakukan perbaikan, total rata-

rata transaksi kegagalan aktivasi

PDP yang semula mencapai

10,05% kini menurun hingga

4,67% dengan rata-rata transaksi

yang gagal sebesar 5,38%.

sudah mencapai standarisasi

KPI yang telah ditetapkan yakni

Page 52: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 48 

<10% dengan kualitas baik.

Total rata-rata aktivasi PDP

berhasil dalam 2 sesi yang

semula sebesar sebesar 89,95%,

kini naik menjadi 94,62%.

SARAN

1. Perlu pengembangan dari

segi infrastruktur, khususnya

backbone. Agar skema

aktivasi PDP dapat lebih

ringkas dan cepat.

2. Pengecekkan rutin pada

perangkat gprs harus sering

dilakukan. Agar kegagalan

pada pengiriman packet data

dapat diminimalisir.

3. Perbaikan (maintenance)

pada perangkat yang

bermasalah harus dilakukan

secepat mungkin, guna

memberikan kenyamanan

pada user, ketika mereka

sedang browsing dengan

handset.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dwi Prabantini, “Koneksi

Internet Menggunakan Perangkat

GSM dan CDMA. C.V ANDI

OFFSET, WAHANA KOMPUTER

Semarang, Yogyakarta 2008.

[2] Rodiati. Yati, Pengukuran

dan Analisis Kinerja Jaringan

GPRS,Laporan Penelitian, Bandung,

2004.Laporan Penelitian, Bandung,

2003.

[3] Pambudi. Agung, GPRS

Sebagai Sistem Transmissi Data

Baru Pada GSM Dengan Kecepatan

Tinggi Mendukung Akses Internet,

Laporan Penelitian, Yogyakarta,

2001.

[4] L. Lintaka, Keamanan Dalam

Jaringan GPRS, Dept. Teknik

Elektro, Institut Teknologi Bandung,

Bandung 2004.

[5] Nugroho. Arif Tunggul,

Remote Monitoring Berbasis GPRS,

Jurusan Teknik Elektro, Institut

Teknologi Harapan Bangsa Bandung,

Yogyakarta, 2010.

[6] Budiman. Arief,

Pengembangan Aplikasi Mobile

Pembelajaran Mitigasi Bencana

Gempa Bumi Berbasis Multimedia,

Yogyakarta, 2012

[7] Software EoFinder Client dan

BoReportPT. Anritsu 2002.

Page 53: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 49 

ANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C

BANDARA SOEKARNO-HATTA

Budi Yanto Husodo1,Nurul Atiqoh Br. Siagian2

1,2Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik

HVAC (Heating, Ventilasi, Air

Conditioning) merupakan aktivitas

yang dilakukan secara berkala untuk

mengetahui kualitas udara, performa

peralatan serta konsumsi energi dan

mengevaluasi tingkat kelayakannya

serta menentukan langkah

perbaikannya. Audit Energi ini

dilaksanakan di terminal 1A, 1B,

dan, 1C bandara Soeakrno-Hatta

untuk memastikan bahwa tingkat

kelembaban udara pada terminal 1A,

1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta

sesuai dengan standar kelayakan dan

kenyamanan yang berlaku di

Indonesia yaitu SNI 03-6390-2000

tentang konservasi energi sistem tata

udara pada bangunan dan gedung.

Audit Energi Sistem HVAC (Heatig

Ventilasi, Air Conditioning) di

Terminl 1A, 1B, dan 1C Bandara

Soekarno-Hatta menunjukkan bahwa

tingkat kelembaban udara atau

kualitas udara pada Terminal 1A, 1B,

dan 1C Bandara Soekarno-Hatta

berada pada kondisi tidak nyaman

dan performa peralatan Sistem

HVAC (Heating, Ventilasi, Air

Conditioning) sudah mulai menurun,

sehingga perlu dilakukan peninjauan

kembali terhadap Sistem HVAC

(Heating, Ventilasi, Air

Conditioning) untuk mendapatkan

kualitas udara yang nyaman sesuai

dengan SNI 03-6390-2000 tentang

konservasi energi sistem tata udara

pada bangunan dan gedung.

Kata kunci: audit energi, HVAC

PENDAHULUAN

Bandara Soekarno-Hatta

merupakan salah satu bandara

terbesar di Indonesia dengan daya

tampung total sekitar 22 juta

penumpang / tahun. Untuk

menunjang pelayanan yang optimal,

sistem HVAC (Heating, Ventilasi, Air

Conditioning) sangat diperlukan

untuk menjaga kelembaban udara

Abstrak - Audit energi pada sistem

Universitas Mercu Buana, JakartaEmail: [email protected]

Page 54: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 50 

dalam ruangan sehingga memberikan

kenyamanan bagi para pengguna

Bandara Soekarno-Hatta.

Bandara Soekarno-Hatta

terutama pada Terminal 1A, 1B, dan

1C yang dirancang untuk 9 juta

penumpang / tahun, namun pada saat

ini harus melayani ± 25 juta

penumpang / tahun. Oleh karena itu,

perlu dilakukan audit energi sistem

HVAC agar kelembaban udara

tercapai yang sesuai dengan tingkat

kelayakan dan kenyamanan bandara

tercapai. Tujuan dari penelitian ini

adalah memastikan bahwa tingkat

kelembaban udara di Terminal 1A,

1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta

sesuai dengan standar kelayakan dan

kenyamanan yang berlaku. Audit

energi sistem HVAC (Heating,

Ventilasi, Air Conditioning) di

Terminal 1B, dan 1C Bandara

Soekarno-Hatta dilakukan untuk

menentukan apakah tingkat

kelembaban udara di terminal 1A,

1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta

sesuai dengan standar yang berlaku

dan apakah perlu dilakukan

pengembangan sistem HVAC

(Heating, Ventilasi, dan Air

Conditioning) di Bandara Soekarno-

Hatta.

Audit Energi pada tugas akhir

ini menggunakan standar SNI 03-

6390-2000 dan 3690-2011 tentang

konservasi energi sistem tata udara

pada bangunan gedung serta 03-

9167-2000 tentang Konservasi

Energi Sistem Pencahayaan pada

Bangunan Gedung.

LANDASAN TEORI

Sistem HVAC (Heating,

Ventilasi, Air Conditioning) adalah

suatu fasilitas tata udara yang

digunakan untuk mengontrol suhu

lingkungan dari suatu wilayah

tertutup, apakah itu bangunan,

gudang, atau kendaraan komersial.

Sistem HVAC pada Terminal 1

Bandara Soekarno-Hatta umumnya

menggunakan sistem terpusat yang

terhubung secara menyeluruh antara

ruang keberangkatan dan

kedatangan, yaitu menggunakan AC

Central dan AC Split Duct. Untuk

mengetahui sistem kerja AC Central,

terlebih dahulu kita harus

mengetahui dasar dari Sistem Air

Conditioning

 

 

 

 

Page 55: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 51 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.1.Skema Air

Conditioning

Cara Kerjanya:

Kompressor menarik

refrigerant (gas) yang bertekanan dan

bertemperature rendah yang keluar

dari evaporator kemudian menaikan

tekanan dan temperaturnya dengan

cara memperkecil volume/menaikan

kecepatan gas. Refrigerant (gas)

yang bertekanan tinggi tersebut

kemudian diteruskan ke kondensor.

Di Kondensor, refrigerant

(gas) yang bertekanan tinggi dirubah

menjadi cairan yang bertekanan

tinggi dengan cara dikondensasikan

melalui pendinginan dengan

menggunakan media air atau udara.

Refrigerant (Cair) tersebut kemudian

dialirkan ke katup ekspansi

(Expantion Valve). Pada katup

ekspansi ini, refrigerant (cair)

tekanannya diturunkan sehingga

refrigerant (cair) berubah kondisi

dari fase cair ke fase uap yang

kemudian dialirkan ke evaporator.

Di Evaporator, Refrigerant

(uap) menyerap panas dalam ruangan

melalui kumparan pendingin dan

kipas evaporator meniupkan udara

dingin ke dalam ruangan. Refrigerant

dalam evaporator mulai berubah

kembali menjadi uap bertekanan

rendah, tapi masih mengandung

sedikit cairan yang kemudian di tarik

kembali oleh kompressor.

AC Central adalah sistem

pendinginan ruangan yang dikontrol

dari satu titik atau tempat dan di

distribusikan secara terpusat ke

seluruh isi gedung dengan kapasitas

yang sesuai dengan ukuran ruangan

dan isinya dengan menggunakan

saluran udara / ducting ac.

AC Central terdiri dari beberapa

komponen yaitu:

1. Chiller adalah mesin pendingin

yang berfungsi untuk

mendinginkan fluida dalam hal

ini air melalui sebuah proses

kompresi uap ataupun siklus

pendinginan yang kemudian

fluida tersebut bisa disirkulasi

untuk didistribusikan ke

peralatan air handling unit.

Dalam hal ini, Chiller yang

Page 56: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 52 

digunakan adalah jenis Air

Cooled System. Chiller ini

menggunakan refrigerant

sebagai fluida dan udara sebagai

media pendingin kondensornya.

Gambar 2. 2. Air Cooled Chiller

2. AHU (Air Handling Unit) / FCU

(Fan Coil Unit) berfungsi

sebagai media pertukaran kalor

antara air dingin dengan udara.

3. Pompa berfungsi untuk

menaikkan tekanan dan

mensirkulasi fluida ke tempat

lain dalam suatu sistem

pemipaan.

4. Ducting  Adalah  media 

penghubung  antara  AHU 

dengan  ruangan  yang  akan 

dikondisikan  udaranya,  fungsi 

utama  dari  ducting  adalah 

meneruskan  udara  yang 

didinginkan  oleh  AHU  untuk 

kemudian  didistribusikan  ke 

masing‐masing ruangan. 

Audit energi adalah suatu teknik

yang dipakai untuk menghitung

besarnya konsumsi energi pada

bangunan gedung dan mengenali

cara-cara untuk penghematannya.

Konservasi energi sistem HVAC

diatur dalam SNI 03-6390-2000. SNI

ini digunakan agar sasaran

penggunaan energi yang effisien

dapat tercapai. Peralatan pada sistem

HVAC (Heating, Ventilasi, Air

Conditioning) menggunakan chiller

direkomendasikan untuk memenuhi

effisiensi minimum dan kriteria

seperti ditunjukkan pada tabel 2.3.1.

Tabel 1. Efisiensi minimum dari

chiller yang dioperasikan dengan

listrik.

Page 57: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 53 

DATA SISTEM HVAC DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA

Chiller pada Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta berjumlah 19 (sembilan belas) unit dengan kapasitas masing-masing yaitu 13 (tiga belas) unit kapasitas 95 TR, 1 (satu) unit kapasitas 100 TR, dan 5 (lima) unit kapasitas 500 TR dan untuk penditribusian udara dingin terdiri dari 23 (dua puluh tiga) unit AHU yang terbagi merata pada semua sub terminal A, B, dan C. Untuk AC Split Duct berjumlah 25 (dua puluh lima) unit dengan kapasitas masing-masing yaitu 4 (empat) unit kapasitas 20 TR dan 21 (dua puluh satu) unit kapasitas 40 TR yang terbagi merata pada semua sub terminal.

Tabel 2. Daftar peralatan Sistem HVAC Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta

Tabel 3. Data Pencapaian Suhu di Terminal 1A, 1B dan 1C Bandara Soekarno-Hatta

Suatu peralatan tersebut dikatakan baik atau memenuhi standard jika nilai Coefficient of Performance (COP) dan Energy Efficiency Ratio (EER atau kW/TR) memenuhi standard yang telah ditentukan.

Nilai Coefficient of Performance (COP):

COPCoolingEffect

PowerInput KonsumsiDaya∙∙∙∙ 3.1

Nilai Energy Efficiency Ratio (EER) atau KW/TR:

EER 12/ COPx3,14∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 3.2

Sebagai contoh perhitungan, diketahui konsumsi daya suatu Chiller sebesar 184,58 kW dan Cooling Effect sebesar 631,58 kW, maka:

COP631.58

184.583,42, dan

EER 12 COPx3,41⁄ 12 3,42x3,41⁄ 1,03

Dengan kedua rumus tersebut maka dapat dihitung nilai COP dan EER setiap peralatan sistem HVAC di Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara

NO. NAMA PERALATAN KAPASITAS JUMLAH LOKASI

1 CHILLER CIAT 95 TR 7 UNIT TERMINAL 1A

2 CHILLER CIAT 95 TR 2 UNIT TERMINAL 1B

3 CHILLER MDV 500 TR 5 UNIT TERMINAL 1B

4 CHILLER YORK 100 TR 1 UNIT TERMINAL 1C

5 CHILER CIAT 95 TR 4 UNIT TERMINAL 1C

6 AC SPLIT DUCT 20 TR 4 UNIT CENTRAL CORIDOR TERMINAL A

7 AC SPLIT DUCT 40 TR 7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL A

8 AC SPLIT DUCT 40 TR 7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL B

9 AC SPLIT DUCT 40 TR 7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL C

1 Check In Area A 26.0 72.5

2 Arrival Area A 25.0 71.5

3 Check In Area B 25.8 67.0

4 Arrival Area B 26.0 64.0

5 Check In Area C 24.3 65.6

6 Arrival Area C 26.1 51.7

No.RH Ruangan

(%)

Suhu Ruangan

(C)Nama Beban

Page 58: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 54 

Soekarno-Hatta, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4. Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta

Tabel 5. Tabel Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tabel 6. Tabel Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta

AUDIT ENERGI SISTEM HVAC (HEATING , VENTILASI, AIR CONDITIONING)

Standar nasional Indonesia telah menentukan standar suhu dan kelembaban udara (RH) yang diatur pada SNI 03-6390-2000 tentang konservasi energi sistem tata udara pada bangunan dan gedung yaitu:

25±1C untuk suhu ruangan dan 60±10% untuk kelembaban udara (RH).

Berdasarkan tabel 3. Data Pencapaian Suhu Udara Pada Terminal 1A, 1B, dan 1C di Bandara Soekarno-Hatta dapat dianalisa tingkat kenyamanannya sebagai berikut: Tabel 7. Analisa Pencapaian Suhu Udara di Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kenyamanan ruangan pada terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta pada beberapa lokasi tidak tercapai tingkatannya sesuai dengan SNI 03-6390-2000. Suatu ruangan dikatakan nyaman atau tidak dilihat dari suhu ruangan dan kelembaban udaranya. Jika salah satu faktor tersebut tidak dapat terpenuhi maka tidak dapat dikatakan bahwa ruangan tersebut

C.O.P EER

Eksisting Eksisting

1 Chiller CIAT Deprture 3,42 1,03

2 Chiller CIAT Departure 3,30 1,07

3 Chiller CIAT Departure 3,33 1,05

4 Chiller CIAT Departure 3,43 1,03

5 Chiller CIAT Arrival 3,34 1,05

6 Chiller CIAT Arrival 3,48 1,01

No. Nama Peralatan

C.O.P EER

Eksisting Eksisting

1 Chiller MDV Deprture 3.47 1.01

2 Chiller MDV Departure 3.52 1.00

3 Chiller CIAT Departure 3.16 1.11

4 Chiller CIAT Arrival 3.37 1.04

5 Chiller MDV Arrival 3.31 1.06

6 Chiller MDV Arrival 3.26 1.08

7 Chiller MDV Arrival 3.30 1.07

No. Nama Peralatan

C.O.P EER

Eksisting Eksisting

1 Chiller YORK Deprture 3,35 1,05

2 Chiller CIAT Departure 3,30 1,07

3 Chiller CIAT Departure 3,46 1,02

4 Chiller CIAT Arrival 3,10 1,13

5 Chiller CIAT Arrival 3,39 1,04

No. Nama Peralatan

Suhu(°C)

RH(% )

1 Check In Area A 26.0 72.5 25±1 60±10 Tidak Nyaman

2 Arrival Area A 25.0 71.5 25±1 60±10 Tidak Nyaman

3 Check In Area B 25.8 67.0 25±1 60±10 Nyaman

4 Arrival Area B 26.0 64.0 25±1 60±10 Nyaman

5 Check In Area C 24.3 65.6 25±1 60±10 Nyaman

6 Arrival Area C 26.1 51.7 25±1 60±10 Tidak Nyaman

No. KesimpulanRH

Ruangan(% )

Suhu Ruangan

(C)Nama Beban

Standar

Page 59: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 55 

nyaman karena suhu ruangan dan kelembaban udara itu sebanding.

Suatu peralatan dikatakan baik jika performa peralatan tersebut memiliki nilai COP dan EER yang sesuai dengan Standar nasional Indonesia. Nilai COP dan EE yang diatur pada SNI nomor 6390:2011 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Banguan Gedung adalah:

COP : 2,90 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas < 150 TR;

COP : 3,00 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas > 150 TR;

kW/TR : 1,213 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas < 150 TR;

kW/TR : 1,172 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas >150 TR.

Dari tandar nilai untuk COP dan EER, diambil range untuk standar nilai COP adalah 2,90 – 3,00 dan EER adalah 1,172 – 1,213.

Tabel 8. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta

Tabel 9. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tabel 10. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta

Pada tabel 8, tabel 9, tabel 104,

hampir seluruh peralatan berada di

bawah standar karena nilai EER dan

COP tidak terpenuhi. Kedua nilai

tersebut harus dipenuhi karena EER

adalah indikator kinerja energi

sedangkan COP standar efisiensi

refrigerasi bagi sistem refrigeransi

sehingga standar tersebut harus

dipenuhi untuk menyatakan bahwa

Eksisting SNI 6390:2011 EksistingSNI

6390:2011

1 Chiller CIAT Departure 3,42 2,90 - 3,00 1,03 1,172-1,213 Di bawah standar

2 Chiller CIAT Departure 3,30 2,90 - 3,00 1,07 1,172-1,213 Di bawah standar

3 Chiller CIAT Departure 3,33 2,90 - 3,00 1,05 1,172-1,213 Di bawah standar

4 Chiller CIAT Departure 3,43 2,90 - 3,00 1,03 1,172-1,213 Di bawah standar

5 Chiller CIAT Arrival 3,34 2,90 - 3,00 1,05 1,172-1,213 Di bawah standar

6 Chiller CIAT Arrival 3,48 2,90 - 3,00 1,01 1,172-1,213 Di bawah standar

7 Chiller CIAT Arrival 3,27 2,90 - 3,00 1,08 1,172-1,213 Di bawah standar

No.

C.O.P

KONDISINama Peralatan

EER

Eksisting SNI 6390:2011 EksistingSNI

6390:2011

1 Chiller MDV Deprture 3.47 2,90-3,00 1.01 1,172-1,213 Di bawah standar

2 Chiller MDV Departure 3.52 2,90-3,00 1.00 1,172-1,213 Di bawah standar

3 Chiller CIAT Departure 3.16 2,90-3,00 1.11 1,172-1,213 Di bawah standar

4 Chiller CIAT Arrival 3.37 2,90-3,00 1.04 1,172-1,213 Di bawah standar

5 Chiller MDV Arrival 3.31 2,90-3,00 1.06 1,172-1,213 Di bawah standar

6 Chiller MDV Arrival 3.26 2,90-3,00 1.08 1,172-1,213 Di bawah standar

7 Chiller MDV Arrival 3.30 2,90-3,00 1.07 1,172-1,213 Di bawah standar

No.C.O.P

KONDISINama PeralatanEER

Eksisting SNI 6390:2011 EksistingSNI

6390:2011

1 Chiller YORK Deprture 3.35 2,90-3,00 1.05 1,172-1,213 Di bawah standar

2 Chiller CIAT Departure 3.30 2,90-3,00 1.07 1,172-1,213 Di bawah standar

3 Chiller CIAT Departure 3.46 2,90-3,00 1.02 1,172-1,213 Di bawah standar

6 Chiller CIAT Arrival 3.10 2,90-3,00 1.13 1,172-1,213 Di bawah standar

7 Chiller CIAT Arrival 3.39 2,90-3,00 1.04 1,172-1,213 Di bawah standar

No.

C.O.P

KONDISINama Peralatan

EER

Page 60: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 56 

suatu alat tersebut sesuai dengan

standar yang telah ditentukan.

KESIMPULAN

1. Kualitas Udara di Terminal 1A, B,

dan C Bandara Soekarno-Hatta

rata-rata berada di range tidak

nyaman. Hal ini disebabkan

karena standar suhu udara yaitu

25±1 dan RH ruangan yaitu 60±1

tidak tercapai bersamaan,kadang

suhu udara tercapai namun RH

ruangan tidak tercapai atau

sebaliknya.

2. Performa peralatan utama sistem

HVAC pada terminal 1A, B, dan

C Bandara Soekarno-Hatta berada

di bawah standar nilai COP dan

EER yang telah ditentukan SNI

6390:2011 yaitu nilai COP di atas

kisaran 2,90-3,00 dan nilai

kW/TR di atas kisaran 1,172-

1,213;

SARAN

1. Melakukan perawatan secara

berkala sesuai dengan Standard

Operasi Peralatan tersebut agar

performance peralatan sesuai

dengan SNI dapat tercapai;

2. Melakukan peninjauan ulang

kembali terhadap peralatan

sistem HVAC (Heating,

Ventilasi, Air Conditioning)

apakah perlatan tersebut masih

layak untuk beroperasi atau

harus diganti dengan yang

baru, meningat umur perlatan

tersebut sudah cukup tua;

3. Melakukan perhitungan ulang

tentang kebutuhan Sistem

HVAC dimana pada awalnya

bangunan setiap terminal hanya

dirancang untuk kapasitas ±9

juta penumpang, namun saat

ini harus melayani ±25 juta

penumpang;

4. Mengontrol perilaku pengguna

jasa maupun petugaas yang

berada bandara Soekarno-Hatta

seperti:

a. Merokok, dengan cara

menghimbau pengguna

jasa tersebut untuk tidak

merokok di ruangan ber-

AC atau membuat

smoking area.

b. Menghimbau setiap

petugas yang masuk

melalui pintu yang

berhubungan lansung

dengan apron, untuk selalu

menutupnya setelah

menggunakannya karena

Page 61: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479   

Vol.5No.1.Januari2014 57 

jika dibiarkan terbuka akan

membuat hawa panas dari

apron masuk sehingga

untuk mendapatkan

ruangan yang nyaman dan

pencapaian suhu ruangan

standar menjadi sulit.

DAFTAR PUSTAKA

1 SNI 03-6390-2000. Konservasi

Energi Sistem Tata Udara Pada

Bangunan Gedung

2 SNI 03-9167-2000. Konservasi

Energi Sistem Pencahayaan Pada

Bangunan Gedung

3 www.energyefficiencyasia.org,

Pedoman Efisiensi Energi untuk

Industri di Asia

4 http://www.energyefficiencyasia.o

rg/docs/ee_modules/indo/Chapter-

AC and Refrigeration Bahasa

Indonesia.pdf terakhir diakses

pada tanggal 24 Oktober 2014

5 Ashrae Handbook Jan 2001.

American Society Of Heating,

Refrigerating, and Air

Conditioning Engineer, Inc.

Page 62: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Pedoman Penulisan Jurnal Teknologi Elektro

Tujuan : • Jurnal Teknologi Elektro adalah suatu jurnal ilmiah yang yang mempublikasikan karya ilmiah

berupa penelitian dan aplikasi sistem teknologi elektro, kajian pustaka maupun rekayasa peralatan yang digunakan oleh laboratorium serta informasi yang berkaitan dengan teknik telekomunikasi, teknik elektronika dan industri, teknik kontrol dan otomasi, teknik komputer dan informasi, teknik tenaga dan energi dan lain-lain.

Judul Naskah : • Huruf kapital 12 Point Times New roman dengan spasi 1 ditebalkan ditengah tengah dan

judul berupa suatu ungkapan pendek yang mencerminkan isi dari tulisan. Naskah Tulisan : • Diketik pada kertas A4 • Disimpan menggunakan File MS Word. • Nama penulis, lembaga instansi, email diketik dibawah judul pada halaman pertama dan

tanpa gelar menggunakan huruf Times New roman 10 point diketik di tengah tengah halaman.

• Abstark ditulis dengan bahasa indonesia font italic maksimum 250 kata dan dibuat 3 paragraf dengan isi paragraf pertama latar belakang, paragraf kedua perancangan penelitian dan paragraf ketiga kesimpulan serta diberi kata kunci.

• Satu halaman terbagi 2 kolom. Tabel dan Gambar : • Tabel dan Gambar diberi judul yang singkat dan jelas dengan penomoran tabel diletakkan

sesuai dengan urutan tabel dan penomoran gambar. Daftar Pustaka : • Disusun menurut abjad dari nama penulis dengan format nama penulis, judul buku,

penerbit, kota terbit dan tahun. Penerbitan : • Jurnal Teknologi Elektro diterbitkan 4 kali dalam setahun yaitu :

o Januari o April o Juli o Oktober

Redaksi juga menerima tulisan yang belum diterbitkan oleh media lain, naskah yang masuk akan dievaluasi oleh tim ahli untuk dinilai kelayakan terbitnya, hak penerbitan seluruhnya merupakan hak redaksi

Page 63: Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja

Program Studi Teknik Elektro