JURNAL TEKNIK POMITS 1 Analisa Performansi dan … · JURNAL TEKNIK POMITS 1 Abstrak— Kebutuhan...
-
Upload
trinhthien -
Category
Documents
-
view
251 -
download
2
Transcript of JURNAL TEKNIK POMITS 1 Analisa Performansi dan … · JURNAL TEKNIK POMITS 1 Abstrak— Kebutuhan...
JURNAL TEKNIK POMITS
1
Abstrak— Kebutuhan akan energi terbarukan pada
masa energi fosil mulai menipis saat ini menjadikan
penggunaan energi surya untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan energi menjadi pilihan yang tepat.
Penggunaan energi matahari menjadi pilihan karena sifat
sumber energi matahari yang tidak akan habis, serta
penggunaan dan pengaplikasiannya yang mudah dibanding
sumber energi terbarukan yang lain. Penunjang
pemeliharaan PLTS menjadi sangat penting ketika PLTS
telah terpasang, maka dibutuhkan alat monitoring dari
jarak jauh untuk menunjang pemeliharaan PLTS untuk
mengetahui performa PLTS, pada penelitian ini dilakukan
perancangan hardware dan software untuk memantau
performa PLTS menggunakan website. PLTS yang
digunakan berada di Tuban Jawa Timur dengan kapasitas
1600 Wp. Dari hasil analisis monitoring tersebut kemudian
dilakukan perbandingan dengan hasil simulasi
menggunakan software, dari hasil perbandingan tersebut
diketahui effisiensi photovoltaik sebesar 5.20% dan effisiensi
inverter sebesar 53.71%. Dari analisa performansi
photovoltaik diketahui bahwa photovoltaik telah mengalami
penurunan sebesar 2.03% sampai 2.19 % jika dibandingkan
dengan analisa software.
.Kata Kunci— Performansi, PLTS, Monitoring, Solar
Photovoltaic System.
I. PENDAHULUAN
nergi adalah bagian yang tidak akan pernah lepas
dari kehidupan manusia, segala sesuatu di bumi ini
memerlukan energi untuk melakukan sesuatu, namun
energi yang sekarang digunakan oleh manusia belumlah
maksimal, kita masih bergantung pada energi fosil yang
terbatas dan lama-lama akan habis, padahal masih
banyak energi alternatif lain yang bisa dimanfaatkan
seperti sumber energi matahari. Dalam upaya
pemanfaatan sumber energi matahari ini dibutuhkan
suatu penerapan teknologi fotovoltaik untuk memenuhi
kebutuhan energi manusia. Dalam pengoprasiannya,
performa dari sistem photovoltaik dipengaruhi oleh site
specific yang berarti lokasi dimana PV itu dipasang,
kemudian juga dipengaruhi oleh fenomena statistik dan
kondisi klimatologi daerah setempat (suhu lingkungan
dan radiasi matahari) selain kondisi tersebut juga
dipengaruhi oleh komponen listriknya, seperti short
circuit current, open circuit voltage, suhu pada sel PV,
dan sebagainya[1]
. Performansi sebuah PV dapat ditinjau
dari segi efisiensi energi, dimana efisiensi energi PV
sendiri merupakan rasio antara energi yang dibangkitkan
oleh system PV dan total radiasi matahari yang sampai
dipermukaan PV[2]
.
Pada penelitian sebelumnya yang terkait dengan
kajian efisiensi pada sistem PV array berdasarkan
tinjauan klimatologi, konfigurasi sistem PV, sifat termal
dan komponen potensial kimia[3]
, serta kajian tentang
peningkatan efisiensi PV array didasarkan pada evaluasi
kinerja eksergetik untuk pengoptimasikan sistem dengan
melakukan analisis terhadap parameter-parameter yang
mempengaruhi kinerja sistem[4]
. Pada penerapannya saat
ini sistem PLTS masih belum bisa dimonitoring dari
jarak jauh, sehingga sangat kurang fleksibel
dikarenakan harus ke lokasi untuk meninjau kinerja atau
maintenance PLTS tersebut, oleh karena itu pada
penelitian ini dibangun sebuah hardware yang nantinya
akan terkoneksi jaringan telekomunikasi agar mampu
dimonitoring kinerja PLTS dari jarak jauh menggunakan
website.
II. TEORI DASAR
A. Energi Surya Photovoltaic
Sel Photovoltaic merupakan sebuah semikonduktor
yang terdiri dari diode p-n junction, dimana ketika
terkena cahaya matahari akan menciptakan energy listrik
yang mampu dimanfaatkan, pengubahan energy ini
disebut efek photoelectric.
Sel surya sudah banyak diaplikasikan, terutama untuk
wilayah atau daerah yang terpencil, yang tidak tersedia
tenaga lisrik dari grid, seperti satelit pengorbit (bumi),
kalkulator genggam, pompa air, dll. Pemasangan
selsurya yang berbentuk modul / pane surya dapat
dipasang diatap gedung yang kemudian disambungkan
di inverter untuk mengubah tegangan dari PV yang
berbentuk DC menjadi tegangan AC untuk kebutuhan
Analisa Performansi dan Monitoring Solar
Photovoltaic System (SPS) Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Surya Di Tuban Jawa Timur Rois AR, Dr. Gunawan N, ST, MT, Ir. Chayun B, M.Sc, rer.nat
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: [email protected]
E
JURNAL TEKNIK POMITS
2
rumahan yang bisa dikombinasikan ke grid listrik dalam
sebuah pengaturan net metering.
B. Karakter Panel Photovoltaic
Kapasitas daya dari sel atau modul surya dilambangkan
dalam watt peak (Wp) dan diukur berdasarkan standar
pengujian Internasional yaitu Standard Test Condition (STC).
Standar ini mengacu pada intensitas radiasi sinar matahari
sebesar 1000 W/m² yang tegak lurus sel surya pada suhu 25°C.
Modul photovoltaic memiliki hubungan antara arus dan
tegangan yang diwakili dalam kurva I-V. Pada saat tahanan
variable bernilai tak terhingga (open circuit) maka arus
bernilai minimum (nol) dan tegangan pada sel berada pada
nilai maksimum, yang dikenal sebagai tegangan open circuit
(Voc). Pada keadaan yang lain, ketika tahanan variable
bernilai nol (short circuit) maka arus bernilai maksimum, yang
dikenal sebagai arus short circuit (Isc). Jika tahanan variable
memiliki nilai yang bervariasi antara nol dan tak terhingga
maka arus (I) dan tegangan (V) akan diperoleh nilai yang
bervariasi seperti ditunjukkan pada gambar 2, dikenal sebagai
kurva karakteristik I-V pada sel surya
Gambar 1. Kurva karakteristik I-V sel surya pada STC
Radiasi sinar matahari akan mempengaruhi arus yang
dihasilkan oleh sel surya. Semakin tinggi radiasi matahari
maka semakin tinggi pula arus yang dihasilkan
Gambar 2 Pengaruh radiasi matahari pada kurva I-V
Gambar 3 Pengaruh radiasi matahari pada kurva P-V
Gambar 2 dan gambar 3 menunjukkan pengaruh radiasi
matahari pada modul photovoltaic yang berisi 36 sel mono
crystalline. Dari kedua gambar tersebut dapat dilihat bahwa
semakin besar intensitas radiasi matahari (mendekati 1000
W/m²) maka daya yang dihasilkan oleh sel surya juga akan
mendekati maksimal. Semakin kecil intensitas radiasi matahari
maka daya yang dihasilkan oleh sel surya semakin kecil.
C. Modul Sel Surya
Modul sel surya adalah sekumpulan modul yang saling
dihubungkan secara seri, parallel atau kombinasi keduanya
untuk memperoleh suatu nilai tegangan , arus dan daya
tertentu.
Jumlah modul yang dihubungkan seri ditentukan oleh
nilai tegangan yang dibutuhkan,sedangkan untuk menentukan
nilai arus dilakukan pemasangan parallel.
Pada pemasanagn PLTS di tuban yang menggunakan
delapan buah sel surya masing masing bernilai 200Wp denga
peak voltage adalah 38.7 V dan peak current 5.17 A, dilakukan
dua pemasangan seri dengan masing masing empat sel surya,
kemudian kedua pasangan seri itu diparalel, dengan
perhitungan seri berikut : (Isdawimah,2010)
Keterangan:
JS = jumlah seri modul PV
VINV = tegangan masukan inverter (Volt)
VMF = tegangan maksimum modul PV (Volt)
Sehingga tegangan modul sel surya (VGPV) adalah:
VGPV=JS . VMF
Untuk memperoleh daya total sebesar PGPV , maka
dibutuhkan jumlah string, sebagai berikut :
Keteangan :
JP = Jumlah string modul PV
P’GPV = daya modul sel surya (Watt)
VGPV = tegangan modul sel surya (Volt)
IMF = Arus maksimum modul PV (Ampere)
JURNAL TEKNIK POMITS
3
Apabila diperoleh bilangan pecahan , JP dibulatkan
keatas, arus nominal (IGPV) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
IGPV=JP . IMF
Setelah ditentukan JS dan JP , maka daya modul sel
surya terpasang dihitung kembali menggunkana persamaan :
PGPV=VGPV . IGPV (watt Peak) Sedangakan jumlah susunan modul sel surya (N) yang
terpasang adalah
N=JP . JS
D. Analisa Energi Solar
Fotovoltaik pada umumnya mempunyai hambatan
parasitik seri dan hambatan shunt yang berpengaruh pada
penurunan efisiensi, seperti ditunjukkan pada gambar berikut
(hamdani,2011)
Gambar 4 Model dioda tunggal untuk rangkaian ekivalen PV
Persamaan model dioda tunggal yang digunakan
untuk menggambarkan arus operasional yang dihasilkan
modul PV dinyatakan dengan persamaan berikut:
Dengan IL arus yang dibangkitkan cahaya (A), I0 arus
jenuh balik pada sambungan diode p-n (A), R S hambatan seri
pada sel PV (ohm), RSh hambatan shunt se PV (ohm), Ns
jumlah sel yang tersusun seri, n1 aktor ideal diode, dan m=Nsn1
parameter tunggal dan Vt tegangan termal (V) yang dinyatakan
sebagai: (hamdani,2011):
Dengan Tc temperatur sel (K), k konstanta Boltzmann
(JK-1
) dan q muatan elektron (C), hambatan shunt atau
hambatan parallel Rs menunjukkan arus yang bocor (leakage)
pada sambungan p-n dioda, dimana nilainya untuk PV modul
silikon sekitar 0.1 – 10 Ωm2. Produksi energi dari sistem PV
ditentukan berdasarkan estimasi arus dan tegangan yang
dihasilkan modul PV, dimana daya keluaran PV tergantung
pada karakteristik teknis dan parameter lingkungan. Oleh
karena itu, model PV meliputi parameter listrik pada kondisi
standar dan μI,SC koefisien temperature short circuit current,ISC
dan μV,OC Koefisien open circuit voltage,VOC. Nilai ISC dan
VOC ditentukan berdasarkan pesamaan dengan meninjau
parameter lingkungannya, (hamdani,2011):
Berdasarkan definisi, efisiensi konversi PV dinyatakan
sebagai rasio antara energi keluaran yangdihasilkan (energi
listrik) terhadap energi Matahari yang sampai dipermukaan
PV, sehingga efisiensi energi maksimum dinyatakan sebagai :
Dengan VOC (V) menyatakan open circuit voltage,ISC
short circuit current (A), ST radiasi global matahari jam-an
(W/m2), dan A luas permukaan modul PV (m
2)
.(hamdani,2011)
E. Analisa Effisiensi Energi
Analisa efisiensi energy adalah perbandingan terhadap
energy total (termal dan elektrik) terhadap energy matahari
yang diterima panel PV antara energy keluaran yang
dihasilkan
Dengan menyatakan laju energy (W), TSEL suhu sel (
0C)
serta hca koefisien transfer panas konvektif (hca=5.7+3.8v)
dengan v adalah kelajuan angin.
F. Monitoring
Menurut Calyton dan Petry (1983) definisi monitoring
adalah suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan,
memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk
membantu pengambilan keputusan dari manajemen program
atau proyek. Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk
memonitoring yang melingkupi proses mengukur, mencatat,
mengumpulkan dan mengkomunikasikan secara jarak jauh
hasil tersebut untuk dianalisa kinerja dari PLTS secara real
time dengan target yang dimonitoring adalah hasil pengukuran
sensor-sensor yang terpasang pada setiap bagian dari PLTS
berupa sensor tegangan, sensor arus, sensor temperature dan
kelembaban,.
Sensor-sensor tersebut adalah alat penunjang dari variabel
yang diukur untuk monitoring berupa tegangan, arus, daya,
temperature dan suhu. Hasil monitoring adalah data penunjang
penelitian untuk dianalisa performansi dari PLTS yang adadi
Kantor Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Tuban
Jawa Timur.
G. Perfromansi
Menurut Niven dalam bukunya Balanced Step By Step
Maximizing performance and Maintenance Result (2002)
mendefinisikan performansi adalah alat yang digunakan untuk
memastikan apakah kita berhasil mencapai tujuan dan
bergerak maju menuju kesuksesan penerapan strategi kita.
JURNAL TEKNIK POMITS
4
Dengan demikian tujuan dari performansi yang dilakukan
pada penelitian ini adalah proses pengukuran terhadap aktifitas
PLTS, hasil dari monitoring performansi ini adalah umpan
balik yang memberikan informasi mengenai pencapaian
aktifitas dari bagian-bagian PLTS yang memerlukan
perencanaan dan kontrol.
H. Perhitungan Masukan dan Keluaran
Sebelum mengetahui berapa nilai daya sesaat yang
dihasilkan kita harus mengetaui daya yang diterima (Input),
dimana daya tersebut adalah perkalian antara intensitas radiasi
matahari yang diterima dengan luas PV module dengan
persamaan, (Muchammad,2010)
Pin= Ir x A Keterangan:
Pin : Daya Input akibat irradiance matahari
Ir : Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)
A : Luasan area permukaan photovoltaic module
(m2)
Sedangkan untuk besarnya daya solar cell (Pout) yaitu
perkalian tegangan rangkaian terbuka (Voc), Arus hubung
singkat (Isc), dan Fill Factor (FF) yang dihasilkan oleh sel
Photovoltaic dapat dihitung dengan rumus :
Pout = Voc x Isc x FF Keterangan:
Pout : Daya yang dibangkitkan oleh solar cell (Watt),
Voc : Tegangan rangkaian terbuka pada solar cell (Volt)
Isc : Arus hubung singkat pada solar cell (Ampere)
FF : Fill Factor
Nilai FF dapat diperoleh dari rumus:
FF= Voc-ln(Voc+0.72)/Voc+1
Efisiensi yang terjadi pada sel surya adalah merupakan
perbandingan daya yang dapat dibangkitkan oleh sel surya
dengan energi input yang diperoleh dari irradiance matahari.
Efisiensi yang digunakan adalah efisiensi sesaat pada
pengambilan data. (Muchammad,2010)
η= Output/Input x 100%.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Flowchart alur penelitian
Mulai
Studi Literatur
Mendapatkan beberapa data :
Data kinerja PLTS dari datalogger, data irradiansi,
data temperatur dan kelembaban
Analisa performansi PLTS dengan data dari
datalogger,data Irradiansi, temperatur dan
kelembaban
Perancangan hardware dan
software untuk monitoring PLTS
Kalibrasi Hardware
Uji Sistem
Pemasangan
Hardware
Tampilkan data
pada Website
Analisa data dan
pembahasan
Penyusunan laporan
SelesaiBerhasil
Gagal
Gambar 5. flowchart pengerjaan tugas akhir
Berikut adalah rincian metodolgi penelitian yang akan
dilakukan:
Studi literatur mengenai analisa performansi Solar
Photovoltaic System (SPS) dan studi mengenai sistem
PLTS yang akan di teliti, yaitu pada PLTS di kantor
Dinas Pertambangan dan Energy Tuban Jawa Timur.
Pengambilan data cuaca selama PLTS terpasang dan
data rekam kinerja PLTS yang ada di data logeer.
Analisa Performansi PLTS menggunakan data cuaca
dan data rekam dari datalogger.
Perancangan hardware berupa sensor-sensor untuk
menunjang pengamatan performa dari PLTS berupa
sensor arus, sensor tegangan, sensor temperature dan
kelembaban.
Perancangan software berupa website yang digunakan
untuk menampilkan data atau monitoring kinerja PLTS
yang dibaca oleh sensor sensor yang akan dipasang
secara real-time. Analisa performansi PLTS dari data monitoring
Simulasi dan Analisa performansi PLTS menggunakan
Software
Membandingkan data hasil simulasi dengan data hasil
monitoring
JURNAL TEKNIK POMITS
5
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Data dari Datalogger dan data Cuaca
Setelah didapatkan data kinerja PLTS dari datalogger
dan data cuaca selama 24 jam, kemudian data-data tersebut
dikelompokkan sesuai data yang dibutuhkan dan di ambil nilai
rata-rata perjamnya. Data yang dapat diambil dari datalogger
adalah data daya dari inverter yang digunakan untuk mensuplai
beban, data daya yang dihasilkan oleh photovoltaic, dan daya
untuk charging baterai, kemudian data cuaca adalah data
irradiansi yang diambil setiap 30 detik selama 24 jam dan
kemudian dirata-rata perjamnya. Adapun data dari datalogger
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
Tabel 1. Data dari datalogger
No
Waktu Beban
Keluaran
PV Charging
hh:mm Watt Watt Watt
1 0:00 138 0 0
2 1:00 138 0 0
3 2:00 138 0 0
4 3:00 138 0 0
5 4:00 151 0 0
6 5:00 203 0 0
7 6:00 218 99,5 0
8 7:00 200 164 29
9 8:00 495 688 140
10 9:00 520 889,5 297
11 10:00 528 830 189
12 11:00 527 867 182
13 12:00 451 764,5 215
14 13:00 371 540 47
15 14:00 247 447 0
16 15:00 202 216 13
17 16:00 225 87,5 0
18 17:00 191 16 0
19 18:00 148 0 0
20 19:00 138 0 0
21 20:00 139 0 0
22 21:00 138 0 0
23 22:00 139 0 0
24 23:00 139 0 0
TOTAL 5922 5609 1112
Dari data tersebut dapat diketahui, bahwa total beban
sehari adalah 5.9 KW, dengan daya yang dihasilkan oleh
PLTS adalah 5.6 KW. Beban PLTS adalah sebuah kantor
pertemuan di dinas pertambangan dan energi Kabupaten
Tuban, kantor pertemuan tersebut mulai aktif pada jam 08:00
untuk menghidupkan beberapaperalatan kantor, kemudian
pada malam hari beban cenderung konstan karena hanya
digunakan untuk menghidupkan lampu saja. Beban paling
besar terjadi pada jam 10:00 dengan daya sebesar 528 Watt.
Untuk data cuaca hasil monitoring selama 24 jam dapat
dilihat pada table 2
Tabel 2. Data cuaca
No
Waktu Pin Rad
HH:M
M Watt Watt/m2
1 0:00 0 0
2 1:00 0 0
3 2:00 0 0
4 3:00 0 0
5 4:00 0 0
6 5:00 330 33
7 6:00 2562 256
8 7:00 2876 288
9 8:00 9636 964
10 9:00 12380 1238
11 10:00 13200 1320
12 11:00 13120 1312
13 12:00 8357 836
14 13:00 7453 745
15 14:00 5413 541
16 15:00 3304 330
17 16:00 1040 104
18 17:00 315 32
19 18:00 1 0
20 19:00 0 0
21 20:00 0 0
22 21:00 0 0
23 22:00 0 0
24 23:00 0 0
Sehingga bila di tampilkan dengan grafik maka neraca
beban dari hasil analisa datalogger dan data cuaca adalah
berikut
JURNAL TEKNIK POMITS
6
Gambar 6. Neraca beban PLTS
Kemudian dilakukan simulasi untuk membandingkan analisa
data dengan datalogger dengan hasil simulasi berikut
Gambar 7. Radiasi dan daya yang dibangkitkan untuk beban
Gambar 8. Simulasi daya yang dibangkitkan PV dan Pengisian
baterai
B. Analisa Data Hasil Monitoring
Secara teknis pemasangan sensor-sensor untuk
memonitoring PLTS dapat dilihat pada gambar 10 berikut
MPPT
Beban Kantor
Panel Surya String Inverter
Battery
InverterPWM
Baterai
A
B C D
E
Gambar 10 pemasangan sensor
Sensor A adalah sensor cuaca, meliputi sensor radiasi,
sensor temperature dan kelembaban, kemudian sensor B,C ,D
dan E adalah sensor pembaca daya, Semua data hasil
pembacaan sensor dikirim menggunakan SMS yang kemudian
langsung terupload di SQL server website, data yang telah
diterima tersebut kemudian didownload dan dimbil rata-rata
perjamnya selama dua hari yang dapat dilihat pada table 3
Tabel 3 Data Hasil Monitoring
No Time
DAYA(WATT)
String Inverter
Battery Inverter Load
PV Out DC
1 0:00 0.00 110.40 86.25 0.00
2 1:00 0.00 98.13 92.00 0.00
3 2:00 0.00 98.13 80.50 0.00
4 3:00 0.00 98.13 86.25 0.00
5 4:00 0.00 110.40 74.75 0.00
6 5:00 0.00 110.40 86.25 0.00
7 6:00 30.50 119.60 86.25 35.44
8 7:00 123.10 239.20 69.00 131.63
9 8:00 133.10 266.80 81.94 182.25
10 9:00 132.20 248.40 90.56 172.13
11 10:00 143.75 211.60 125.06 159.47
12 11:00 143.75 220.80 185.44 268.31
13 12:00 143.75 159.47 132.25 205.88
14 13:00 172.50 176.64 144.90 251.10
15 14:00 115.00 174.80 228.56 258.19
16 15:00 115.00 202.40 237.19 151.88
17 16:00 66.60 156.40 25.88 83.53
18 17:00 0.00 128.80 43.13 0.00
19 18:00 0.00 98.13 80.50 0.00
20 19:00 0.00 73.60 86.25 0.00
21 20:00 0.00 73.60 81.94 0.00
22 21:00 0.00 73.60 69.00 0.00
23 22:00 0.00 64.40 73.31 0.00
24 23:00 0.00 73.60 99.19 0.00
25 0:00 0.00 49.07 103.50 0.00
26 1:00 0.00 36.80 80.50 0.00
27 2:00 0.00 92.00 94.88 0.00
28 3:00 0.00 101.20 99.19 0.00
29 4:00 0.00 101.20 81.94 0.00
30 5:00 0.00 92.00 99.19 0.00
31 6:00 0.00 119.60 90.56 45.56
32 7:00 115.00 220.80 64.69 192.38
33 8:00 67.00 634.80 69.00 167.00
34 9:00 230.00 469.20 43.13 299.00
35 10:00 201.25 285.20 94.88 260.72
36 11:00 115.00 174.80 90.56 192.38
JURNAL TEKNIK POMITS
7
37 12:00 57.50 239.20 86.25 245.53
38 13:00 86.25 193.20 142.31 167.06
39 14:00 115.00 202.40 288.94 182.25
40 15:00 86.25 184.00 207.00 146.81
41 16:00 86.25 138.00 8.63 91.13
42 17:00 0.00 82.80 60.38 7.59
43 18:00 0.00 110.40 86.25 0.00
44 19:00 0.00 92.00 86.25 0.00
45 20:00 0.00 101.20 86.25 0.00
46 21:00 0.00 92.00 94.88 0.00
47 22:00 0.00 92.00 60.38 0.00
48 23:00 0.00 110.40 86.25 0.00
Dapat diketahui penggunaan energi listrik, pada 24
jam pertama penggunakan energi listrik mulai tinggi pada
pukul 09:00 sampai pukul 15:00, ini menunjukkan ruang
kantor ini beroperasi maksimal kemudian pada 24 jam kedua
penggunakan daya cenderung fluktuatif diantara 100 Watt,
namun meninggi pada pukul 13:00-15:00 ini menunjukkan
ruang kantor ini pada 24 jam kedua pengambilan data
digunakan dengan maksimal pada pukul 13:00-15:00, total
daya yang digunakan selama 2x 24 jam data diambil adalah
4.7 kW.
Selain data daya juga diambil data sensor cuaca
(Irradiansi, Temperatur dan kelembaban) selama dua hari yang
diambil rata-rata tiap jamnya, pada data yang diambil dapat
diketahui jumlah radiasi pada titik PLTS adalah 12.14 kW/m2
sehingga yang diterima oleh delapan panel PV sebesar 151.4
kW, dengan rata-rata temperature adalah 29o Celcius dan
kelembaban sebesar 72%, Dari tabel 3 diperoleh hubungan
bagaimana system PLTS ini bekerja, hubungan kerja dari
masing-masing tersebut dapat dilihat pada neraca beban data
hasil monitoring pada gambar 10
Gambar 10. Neraca beban hasil monitoring
C. Performansi Photovoltaic
Pada desain hardware pemasangan sensor pada gambar 10
untuk mengetahui performa dan effisiensi dari photovoltaic
maka analisa dilakukan menggunakan sensor pada titik A dan
sensor pada titik B, sensor pada titik A yang digunakan adalah
sensor pembacaan irradiansi dan sensor pada titik B yang
digunakan adalah sensor pembacaan daya DC (Direct Current)
keluaran dari PVyang bisa dilihat pada grafik gambar 11
Gambar 11 Perbandingan effisiensi PV hasil simulasi dan
aktual 24 jam pertama
Dari analisa 24 jam pertama dengan daya dari energi
matahari yang diterima oleh delapan panel PV sebesar
69.95 kW dan daya yang mampu dikonversi menjadi listrik
oleh PV sebesar 4.062 kW dapat disimpulkan bahwa selama
PV bekerja dari hasil simulasi rata-rata effisiensi dari PV
adalah 7.82% dan aktualnya 5.62%, sehingga dapat
disimpulkan pada 24 jam pertama ini effisiensi PV menurun
sebesar 2.19 % dari seharusnya seperti yang terhitung
menggunakan simulasi.
D. Performansi String Inverter (Sunny Island 2224)
Performansi dari string inverter dapat diketahui dari hasil
pembacaan sensor dititik B dan di titik C (lihat gambar 10)
sensor titik B adalah sensor pembacaan daya dalam DC dan
sensor titik C adalah sensor pembacaan daya dalam AC, untuk
melihat performansi dari String Inverter dapat dilihat pada
gerafik gambar 12
Gambar 12 Perbandingan effisiensi PV hasil simulasi dan
aktual 24 jam kedua
Pada simulasi effisiensi rata-rata PV selama
beroperasi sebesar 6.46%, sedangkan nilai effisiensi aktualnya
4.43%, sehingga pada analisa 24 jam kedua photovoltaik
mengalami penurunan effisiensi sebesar 2.03% dari kondisi
seharusnya dengan simulasi.
Sehingga dalam penelitian ini, dari analisa performansi
photovoltaik bahwa photovoltaik yang digunakan telah
mengalami penurunan effisiensi sebesar 2.03%-2.19% dari
JURNAL TEKNIK POMITS
8
kondisi seharusnya yang dihitung dengan menggunakan
software.
E. Diagram sankey hasil analisa monitoring
Dari data analisa monitoring selama 2x24 jam dapat dibuat
diagram sankey yang dapat dilihat pada gambar 17
Pada diagram sankey dapat dilihat besarnya daya
loss, hanya 4.33% saja yang diubah menjadi energi yang
berguna, loss terbesar terletak pada photovoltaic karena
effisiensi PV adalah 5.20%, dengan PV jenis monocristaline
merk iSolar-1yang memiliki effisiensi antara 5%-18%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan analisa performansi menggunakan
data dari datalogger dan data irradiansi, diketahui
bahwa radiasi matahari yang dapat dimanfaatkan
sebagai energi atau daya dari keluaran PV dan Inverter
adalah sebesar 7%.
2. Dari datalogger, daya yang telah dibangkitkan oleh
photovoltaik dan tidak digunakan untuk beban
digunakan untuk mengisi baterai, namun daya yang
mampu disimpan ke baterai dibandingkan daya sisa
pembangkit PV yang tidak digunakan untuk beban
adalah 58%.
3. Setelah dilakukan simulasi menggunakan software,
dapat dibandingkan dengan data analisa dari datalogger
bahwa perbedaan radiasi matahari, beban, dan daya
pengisian baterai tidak jauh berbeda.
4. Dari hasil Pemasangan alat untuk menunjang analisa
performansi PLTS dengan monitoring menggunakan
website berfungsi dengan baik.
5. Dari hasil monitoring performansi PLTS dapat
diketahui effisiensi photovoltaic sebesar 5.20% sesuai
dengan datasheet photovoltaic yang memiliki effisiensi
5%-18%, dan effisiensi string inverter sebesar 53.71%.
6. Dari analisa performansi photovoltaik bahwa
photovoltaik yang digunakan telah mengalami
penurunan effisiensi sebesar 2.03%-2.19%
B. Saran
Dari kesimpulan penelitian maka saran yang dapat
diberikan sehubungan dengan penelitian ini adalah:
1. Pada pengujian PLTS perlu diberikan beban yang
maksimal sesuai spesifikasi PLTS agar diketahui
effisiensinya apabila digunkan pada beban maksimal.
2. Pemilihan sensor dengan sensitifitas tinggi disesuaikan
dengan objek ukur agar didapat data yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[
1]
A. N. Celik and N. Acikgoz, “Modeling and
experimental verification of the operating current of
mono-crystalline photovoltaic modules using four- and
five-parameter models”, Applied Energy 84 (2007), 1–
15.
[
2]
E. Radziemska, “Performance analysis of
photovoltaic-thermal integrated system”, International
Journal of Photoenergy 2009 (2009), 732093-732098.
[
3]
A. D. Sahin, I. Dincer, and M. A. Rosen,
“Thermodynamic analysis of solar photovoltaic cell
systems”, Solar Energy Materials & Solar Cells 91
(2007), 153-159.
[
4]
F. Sarhaddi, S. Farahat, H. Ajam, A. Behzadmehr,
“Exergetic performance evaluation of a solar
photovoltaic (PV) array”, Australian Journal of Basic
and Applied Sciences, 4 (2010), 502-519.
[
5]
Muchammad, Yohana. Eflita, "Pengaruh Suhu
Permukaan Photovolaicmodule 50Wp terhadap daya
keluaran yang dihasilkan menggunakan Reflektor dengan
variasi 00, 50
0, 60
0, 70
0, 80
0", ROTASI (2010), 14-18.
[
6]
D. Hamdani, S. Kadek, S. Lambang, "Analisis
Kinerja Solar Photovoltaic System (SPS) berdasarkan
tinjauan energi dan eksergi", Jurnal Material dan Energi
Indonesia,01 (2011), 84-92.
[
7]
Isdawimah, "Analisis Kinerja Pembangkit Listrik
Energi Terbarukan pada model jaringan lisrik mikro arus
searah", FT Universitas Indonesia (2010).
[
8]
A. Septayudha, W. Agung, Karnoto,"Perancangan
inverter jenis push-pull dan on/off battery charger
regulator (BCR) pada aplikasi fotovoltaic sebagai
sumber energi untuk pompa air atau penerangan", FT
Undip