Jurnal Ta Proyek Lapangan
-
Upload
fitria-istikomah-dewi -
Category
Documents
-
view
56 -
download
0
description
Transcript of Jurnal Ta Proyek Lapangan
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
1/11
1
KEANEKARAGAMAN INVERTEBRATA DI PANTAI SENENG KECAMATAN NEPA
KABUPATEN SAMPANG, MADURA
Fitria Istikomah Dewi, Astri Yulianti, Al Widian Dinar, dan Sandra Amalia Asari
Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya
ABSTRACT
Hewan invertebrata memiliki keanekaragaman habitat, baik di daerah terestrial (daratan)maupun daerah perairan. Salah satu zona atau daerah perairan yang memiliki keanekaragaman hewaninvertebrata yang tinggi adalah daerah intertidal. Daerah intertidal merupakan daerah yang selaluterkena hempasan gelombang tiap saat (terkena pasang surut), daerah ini memiliki intensitas cahayaoptimal dan kaya akan oksigen sehingga hewan invertebrata banyak yang hidup pada daerah tersebut.
Untuk mengetahui keanekaragaman hewan invertebrata di habitatnya secara langsung, maka
dilaksanakanlah praktikum lapangan di pantai Seneng, Sampang Madura pada hari Sabtu, 26 April2014. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian jenis eksploratf atau mengeksplorasilangsung ke habitat asal dengan membagi daerah intertidal menjadi tiga zona, diantaranya intertidalatas, intertidal tengah, dan intertidal dalam, serta metode penelitian yang digunakan adalah metodepurposive sampling atau pengambilan sampel untuk diidentifikasi lebih lanjut. Setelah dilakukanobservasi, tingkat keanekaragaman yang ditemukan tergolong rendah karena daerah intertidal bawahbelum benar-benar surut. Jenis hewan invertebrata yang ditemui sebanyak 3 filum, yaitu coelenterata,mollusca, dan echinodermata, dengan jumlah spesimen yang paling banyak ditemukan adalah mollusca
kelas gastropoda.
Kata kunci: zona intertidal, pantai Seneng, invertebrata
PENGANTAR
Daerah intertidal merupakan suatu daerah yang selalu terkena hempasan gelombang tiap
saat. Daerah ini juga sangat terpengaruh dengan dinamika fisik lautan yakni pasang surut.
Menurut Nybakken (1992) zona intertidal merupakan daerah yang paling sempit diantara zona
laut yang lainnya. Zona intertidal dimulai dari pasang tertinggi sampai pada surut terendah. Zona
ini hanya terdapat pada daerah pulau atau daratan yang luas dengan pantai yang landai. Semakin
landai pantainya maka zona intertidalnya semakin luas, sebaliknya semakin terjal pantainya
maka zona intertidalnya akan semakin sempit. Akibat seringnya hempasan gelombang dan
pasang surut maka daerah intertidal sangat kaya akan oksigen. Menurut Webber dan Thurman
(1991) bahwa pantai berbatu di zona intertidal merupakan salah satu lingkungan yang subur dan
kaya akan oksigen. Selain oksigen daerah ini juga mendapatkan sinar matahari yang cukup,
sehingga sangat cocok untuk beberapa jenis organisme untuk berkembang biak.
Pantai Seneng merupakan salah satu pantai yang berada di Kecamatan Nepa, Kabupaten
Sampang, Madura, Jawa Timur. Pantai Seneng belum terlalu dieksplorasi oleh manusia karena
bukan merupakan pantai wisata. Berdasarkan bentuk substrat utama penyusun pantai, Pantai
Seneng tergolong sebagai pantai berpasir. Pantai Seneng memiliki keanekaragaman biota laut,
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
2/11
2
salah satu diantaranya adalah keanekaragaman hewan invertebrata, karena sebagian besar habitat
hewan invertebrata adalah daerah perairan.
Invertebrata air adalah hewan air yang tidak mempunyai tulang belakang. Lingkunga
hidup invertebrata air terbagi menjadi tiga jenis perairan, yaitu : perairan tawar, perairan payau,
perairan laut. Perairan laut adalah perairan yang airnya mengandung kadar garam (salinitas)
yang berkisar antara 15 sampai dengan 35 ppt. umumnya invertebrata air laut memiliki
bioluminescence, sedangkan invertebrata air tawar tidak (Himarin, 1998).
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilaksanakanlah praktikum lapangan di daerah pantai
Seneng, Sampang, Madura untuk mengetahui keanekaragaman hewan invertebrata pada zona
intertidalnya, dengan membagi daerah intertidal menjadi tiga zona, diantaranya intertidal atas,
intertidal tengah, dan intertidal dalam.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksploratif dengan metode purposive sampling.
Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu dari bulan April-Mei. Pengambilan sampel
dilakukan pada tanggal 26 April 2014 di Pantai Seneng, Nepa, Sampang, Madura. Pengambilan
sampel tersebut dilakukan pada pukul 15.00-16.00 WIB yaitu saat air laut surut. Identifikasi
invertebrata dilakukan di Laboratorium Taksonomi Avertebrata Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%, formalin 4%, air laut,
meteran gulung, pasak, penggaris, cetok, pinset, nampan, ember, botol koleksi, kantung plastik 1
kg, kantong plastik klip, kertas kalkir, sarung tangan, karet gelang, kertas label, alat tulis,
kamera. Objek penelitian adalan semua jenis invertebrata yang ada di Pantai Seneng, Nepa,
Sampang, Madura dan sasaran dalam penelitian ini adalah keanekaragaman spesies invertebrata
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di pantai tersebut.
Pengamatan dilakukan dengan metode pengamatan langsung dengan cara dibuat plot-plot
yang berukuran 1m x 1m yang berada pada daerah intertidal atas, intertidal tengah dan intertidal
bawah. Hewan invertebrata yang ada pada setiap kuadran diamati dan didokumentasikan. Setiap
spesies diambil sampel 2-3 ekor. Kemudian semua spesimen diletakkan dalam wadah besar dan
dipisahkan antara hasil sampling di daerah intertidal atas, tengah dan bawah. Untuk
mendapatkan spesies infauna, maka diletakkan kuadran 30 cm x 30 cm, lalu digali hingga
kedalaman 30 cm yang dilakukan secara bertahap, yaitu 0-10, 0-20, 0-30 cm. pada setiap
penggalian, diperiksa hewan invertebrata yang ditemukan. Kemudian diberi kode pada setiap
spesies. Lalu dilakukan pencatatan data yang meliputi jenis spesies yang ditemukan dan kondisi
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
3/11
3
habitat. Penanganan sampel di lapangan dilakukan dengan cara: pertama-tama spesies
dibersihkan kemudian dipisahkan berdasarkan taksonnya. Untuk echinodermata diamati
penjuluran kaki-kaki tabung dan tentakelnya. Untuk gastropoda diamati penjuluran tubuhnya,
jumlah tentakel dan cara gerak. Untuk bivalvia diamati penjuluran kaki, sifon, serta cara
geraknya. Kemudian semua spesimen diawetkan dengan alkohol 70%. Kegiatan yang terakhir
yaitu wawancara dengan masyarakat untuk mencari informasi tentang Pantai Seneng, Nepa,
Sampang dan hewan invertebrata yang diamati meliputi nama daerah, manfaat, kerugian, habitat,
jumlah terbanyak/tersedikit.
Gambar 1.Denah pengambilan sampel
HASIL
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan Pantai Seneng, Nepa, Sampang, Maduradapat ditemukan berbagai macam filum invertebrata dari beberapa kelas.
Pantai ini memiliki daerah intertidal yang sangat dipengaruhi oleh pola pasang dan
surutnya air laut sehingga dapat dibagi menjadi tiga zona. Zona pertama merupakan daerah atas
dengan pasang tertinggi dari garis laut yang hanya mendapatkan siraman air laut dari hempasan
riak gelombang dan ombak yang menerpa daerah tersebut backshore (supratidal), zona kedua
merupakan batas antara surut terendah dan pasang tertinggi dari garis permukaan laut (intertidal)
dan zona ketiga adalah batas bawah dari surut terendah garis permukaan laut (subtidal). Daerah
intertidal pada zona atas cukup lebar dengan substrat berpasir. Pada zona ini juga dilakukan
penggalian tanah sedalam 10 cm tetapi tidak ditemukan hewan invertebrata, hanya pada bagian
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
4/11
4
permukaan tanah saja yang banyak ditemukan koral yang tergolong dalam filum Coelenterata
dengan diameter rata-rata 3 cm dan cangkang siput berukuran rata-rata panjang 2,5-3 cm dan
lebar 2 cm. Pada zona tengah dengan substrat pasir bercampur karang dapat ditemukan cangkang
bivalvia yang masih berpenghuni, dan juga ditemukan kepiting berukuran kecil. Untuk zona
bawah (ke arah laut) dengan substrat berkarang dan berbatu dapat ditemui beberapa jenis hewan
invertebrata, diantaranya anemon laut dan bintang laut.
Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan di Pantai Desa Seneng Kecamatan Nepa,
Sampang-Madura, di dapatkan hasil bahwa terdapat 27 invertebrata dengan 2 filum invertebrata
di daerah intertidal atas yang terdiri atas filum coelenterata dan mollusca, 4 invertebrata dengan
2 filum invertebrata di daerah intertidal tengah yang terdiri dari filum mollusca dan crustacea,
dan 5 invertebrata dengan 2 filum invertebrata pada daerah intertidal bawah yang terdiri dari
filum echinodermata dan coelenterata.
Tabel 1.Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Atas Pantai Desa Seneng
No. Filum Kelas Ordo Famili Jumlah
1. Coelenterata Anthozoa Scleractinia Faviidae 11
2. Mollusca Gastropoda Neogastropoda Conidae 4
Turbinellidae 1
Melongenidae 2
Mesogastropoda Naticidae 5
Sorbeoconcha Muricidae 2Decapoda Coenobitidae 2
= 27
Tabel 2.Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Tengah Pantai Desa Seneng
No. Filum Kelas Ordo Famili Jumlah
1. Mollusca Bilvalvia Pteriomorpha Peetinidae 2
2. Crustacea Malacostraca Decapoda Ocypodidae 2
= 4
Tabel 3.Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Bawah Pantai Desa Seneng
No. Filum Kelas Ordo Famili Jumlah
1. Echinodermata Asteroida Spinulosida Pteraidae 3
2. Coelenterata Anthozoa Actiniaria - 2
= 5
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
5/11
5
Gambar 1.Perbandingan jumlah invertebrata pada setiap daerah intertidal di Pantai Desa Seneng,Sampang, Madura
PEMBAHASAN
Pantai Seneng Madura dikategorikan sebagai pantai berpasir, dan masih alami karena
bukan dijadikan tempat wisata sehingga biota lautnya masih terjaga dengan baik kelestariannya.
Air laut Madura terkenal memiliki tingkat salinitas yang tingga, sehingga ada beberapa hewan
invertebrata yang tidak mampu hidup di lingkungan tersebut. Daerah intertidal merupakan
daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut. Adanya pasang surut menyebabkan daerah ini kering
dan faunanya terkena udara terbuka secara periodik. Bersentuhan dengan udara terbuka dalam
waktu lama merupakan hal yang penting, karena fauna berada pada kisaran suhu terbesar akan
memperkecil kesempatan memperoleh makanan dan akan mengalami kekeringan yang dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya kematian. Oleh karena itu fauna yang hidup pada daerahintertidal perlu melakukan adaptasi untuk bertahan hidup dan harus menunggu pasang naik
untuk memperoleh makanan(Nybakken, 1992).
Pada saat praktikum dilaksanakan, keanekaragaman spesimen yang diperoleh kurang jika
dibandingkan dengan perolehan dari kelompok 2 kelas Pendidikan Biologi A 2012, karena pada
kelompok tersebut mendapatkan jumlah keanekaragaman setiap filum yang lebih banyak yakni
kelompok tersebut bisa mendapatkan hewan pada 5 macam filum
hal ini dikarenakan
karena daerah intertidal dalam belum benar-benar surut, daerah tersebut baru surut pada malam
hari sedangkan eksplorasi dilakukan pada sore hari, hal inilah yang menyebabkan kurangnya
0
5
10
15
20
25
30
35
Intertidal Atas Intertidal Tengah Intertidal Dalam
Perbandingan Jumlah Invertebrata Pada
Setiap Daerah Intertidal
Jumlah Invertebrata
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
6/11
6
keanekaragaman spesimen yang diperoleh. Akan tetapi yang banyak ditemukan adalah
cangkangnya saja dan sudah tidak ada organisme di dalamnya. Dasar pengklasifikasian
Gastopoda satu dengan yang lainnya dapat dibedakan berdasarkan ukuran cangkang, arah
putaran cangkang, bentuk cangkang, bentuk mulut cangkang, dan jumlah ulir (Haryono, dkk.,
2014). Berdasarkan ciri tersebut sehingga kelas Gastropoda dapat diidentifikasi dan dapat
dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu pada daerah intertidal atas ini juga
melimpah berbagai jenis anthozoa yakni berupa karang yang merupakan anggota filum
coelenterata, baik yang tergolong acropora maupun non-acropora. Anthozoa hanya memiliki satu
siklus hidup saja yakni polip.
Pada zona intertidal tengah kondisis substratnya sebagian besar berpasir dan sedikit
berbatu. Spesimen yang ditemukan pada daerah ini jumlahnya terbatas yakni hanya 4,
diantaranya filum Mollusca kelas Bivalvia atau kerang. Salah satu indikasi yang menunjukkan
tidak cocoknya suatu habitat bagi biota adalah rendahnya kelimpahan biota tersebut pada suatu
area ataupun ketidakmampuannya berdistribusi mencapai area tersebut (Barnes, 1999). Bivalvia
hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur bahkan
pada karang-karang batu. Akan tetapi pada beberapa spesies Bivalvia seperti Mytillus edulis
dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah
kehilangan air (Nybakken, 1992). Bivalvia yang kami temukandalah bivalvia yang menutup rapat
cangkangnya sehingga kami tidak dapat membukanya untuk melihat tubuh bagian dalamnya.
Bivalvia dapat mati bila kehabisan air yang disebabkan oleh meningkatnya suhu. Gerakan ombak
berpengaruh pula terhadap komunitasnya dan harus beradaptasi dengan kekuatan ombak.
Perubahan salinitas turut juga mempengaruhinya, ketika daerah ini kering oleh pasang surut
kemudian digenangi air atau aliran air hujan salinitasnya akan menurun. Kodisi ini dapat
melewati batas toleransinya dan akan mengakibatkan kematian.Pada daerah intertidal tengah juga
ditemukan 2 kepiting berukuran kecil yang merupakan anggota Crustacea. Ciri khas kelas Crustacea
adalah bagian kepala dan badan menyatu menjadi kepala dada (cephalothorax). Crustacea
menjadi makanan utama bagi berbagai macam ikan dan mamalia yang hidup di air tawar
maupun laut.
Pada daerah intertidal dalam, kondisi substratnya sebagian besar berbatu yang tersusun
oleh batu-batuan koral. Batu-batuan tersebut menjadi tempat hidup berbagai macam biota laut.
Pada batu banyak sekali dijumpai cangkang bivalvia yang telah membuka dan menempel pada
batu karang, serta ketika diamati dengan seksama pada celah-celah batu dapat dijumpai salah
satu anggota filum Coeleneterata kelas Anthozoa yakni anemon laut yang hidup secara sesil atau
melekat pada substrat. Pada daerah ini juga dijumpai banyak bintang laut yang sejenis, tergolong
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
7/11
7
bintang laut yang berlengan pendek. Warna bintang laut yang ditemukan hampir mirip dengan
warna habitatnya yakni hijau lumut, yang merupakan salah satu bentuk pertahanan diri agar
terhindar dari serangan predator.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil ekplorasi keanekaragaman hewan invertebrata yang ada di sekitar
Pantai Seneng Kecamatan Nepa Kabupaten Sampang Madura, dapat disimpulkan bahwa
keanekaragaman hewan invertebrata yang ada di zona intertidal area tersebut cukup beraneka
ragam, namun masih tergolong memiliki keanekaragaman hayati yang rendah jika dibandingkan
dengan pantai-pantai lainnya. Dari hasil eksplorasi ditemukan spesimen terbanyak pada fillum
Mollusca yakni berupa cangkang gastropoda yang ditemukan pada daerah intertidal atas. Setiap
zona intertidal, memiliki keanekaragaman biota yang berbeda, karena setiap zona intertidal
memiliki kondisi substrat yang berbeda pula.
KEPUSTAKAAN
Barnes R.S.K & Hughes R.N. 1999. An Introduction to Marine Ecology (Third Edition).
Blackwell Science. USA.
Himarin, Adrian. 1998.Invertebrata Air. Bandung: Redmaja Karya.
Horton, Chester. 1991.Zoology Invertebrates. Jakarta: Erlangga.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : Gramedia
Webber, H.W and H.V. Thurman. 1991. Marine Biology. Second Edition. Harpher Collins
Publishers
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
8/11
8
LAMPIRAN
Intertidal atas
No. Foto Klasifikasi
1. Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Sub kelas : Prosobaranchia
Ordo : NeogastropodaSuper famili : Conaceae
Famili : Conidae
Deskripsi :Cangkang kerang ini memiliki panjang 4,5 cm dan lebar 2,7 cm. Cangkang berwarna coklat dengan
garis-garis putih, bentuk cangkangnya yaitu silinder dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang
adalah perbani sempit dengan jumlah ulir sebanyak 3.
2.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Sub kelas : Prosobaranchia
Ordo : Neogastropoda
Super famili : Volutacea
Famili : Turbinellidae
Deskripsi :Cangkang kerang ini memiliki panjang 3,8 cm dan lebar 2,9 cm. Cangkang putih tulang, bentuk
cangkangnya yaitu bulat dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang adalah perbani dengan jumlah
ulir sebanyak 4.3.
Kingdom : Animalia
Filum : MolluscaKelas : Gastropoda
Sub kelas : Prosobaranchia
Ordo : Mesogastropoda
Super famili : Naticacea
Famili : Naticidae
Genus :Natica
Spesies :Natica fasciataRoding
Deskripsi : Cangkang kerang ini memiliki panjang 1,8 cm dan lebar 1,5 cm. Cangkang krem, bentukcangkangnya yaitu bulat dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang adalah bundar dengan jumlah
ulir sebanyak 3.
4. Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Sub kelas : Prosobaranchia
Ordo : Neogastropoda
Famili : -
Genus : -
Spesies : Spesimen 1
Deskripsi :Cangkang kerang ini memiliki panjang 4,8 cm dan lebar 2,9 cm. Cangkang krem dengan mulutcangkang berwarna coklat, bentuk cangkangnya yaitu silinder dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut
cangkang adalah perbani sempit dengan jumlah ulir sebanyak 5
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
9/11
9
5.
Kingdom : Animalia
Filum : ArthropodaKelas : Gastropoda
Ordo : Decapoda
Famili : Coenobitidae
Genus : CoenobitaSpesies : Coenobita rugosus
Deskripsi :Cangkang kerang ini memiliki panjang 2,8 cm dan lebar 3 cm. Cangkang hijau dengan motif coklat
tua, bentuk cangkangnya yaitu bulat dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang adalah bundar
dengan jumlah ulir sebanyak 3.
6.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : GastropodaSubkelas : Prosobranchia
Ordo : Neogastropoda
Famili : -
Genus :Murex
Spesies :Murex acanthostephes
Deskripsi : Cangkang kerang ini memiliki panjang 2,5 cm dan lebar 2,5 cm. Cangkang hijau, bentuk
cangkangnya yaitu cakram dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang adalah bundar dengan jumlah
ulir sebanyak 2.
7.Kingdom: Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Faviidae
Genus : Favia
Deskripsi :Spesimen memiliki bentuk pertumbuuhan non-acropora yaitu bentuk kerak. Bentuk koralitnya yaitu
cerioid, masing-masing koralit memiliki dindig selnya masing-masing. Diameter koralit + 3,7 cm. Struktur
rangka kapur terdiri dari koralit, septa, konesteum, kolumela, dan koralum. Tekstur tubuh kasar dan berwarna
krem
8.
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : -
Famili : -Genus : -
Spesies : Spesies 2
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
10/11
10
Deskripsi :Spesimen memiliki bentuk pertumbuuhan non-acropora yaitu bentuk submasif. Bentuk koralitnya
yaitu placoid, koralit memiliki dinding yang saling menyatu dan membentuk permukaan yang datar. Panjang
koralit + 3,7 cm dan lebar 2,6 cm. Struktur rangka kapur terdiri dari koralit, septa, konesteum, kolumela, dankoralum. Tekstur tubuh kasar dan berwarna krem.
9.
Kingdom : AnimaliaFilum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : -
Famili : -
Genus : -
Spesies : Spesies 3
Deskripsi :. Deskripsi : Deskripsi : Spesimen memiliki bentuk pertumbuuhan non-acropora yaitu bentuk kerak.
Bentuk koralitnya yaitu placoid, koralit memiliki dinding yang saling menyatu dan membentuk permukaan yang
datar. Panjang koralit + 7 cm dan lebar 5 cm. Struktur rangka kapur terdiri dari koralit, septa, konesteum,
kolumela, dan koralum. Tekstur tubuh kasar dan berwarna hijau.
Intertidal tengah
1.
Kingdom : Animalia
Filum : MolluscaKelas : Bivalvia
Ordo : Pteriomorpha
Famili :
Genus : -Spesies : Spesies 4
Deskripsi : Cangkang kerang ini memiliki panjang 5,4 cm dan lebar 2,3 cm. Berwarna putih dan berbentukpipih. Teksturnya halus.
2. Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo :Famili :
Genus : -
Spesies : Spesies 5
Deskripsi : Cangkang kerang ini memiliki panjang 4,4 cm dan lebar 3 cm. Berwarna hijau dan bentuknya tidak
beraturan. Tekstur kasar.
-
5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan
11/11
11
3.
Kingdom : Animalia
Filum : ArthropodaKelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Kelas : Malacostraca
Famili : OcypodidaeGenus : Uca
Deskripsi : Ukuran panjang tubuh 0,6 cm dan panjang chelae sebesra 1,3 cm. Berwarna kuning kecoklatan.
Tubuh dilindungi oleh cangkang luar (eksoskeleton), dan memiliki sepasang senjata berupa cakar tunggal
(chelae). Spesimen ditemukan di daerah intertidal tengah yaitu di daerah berpasir.
Intertidal bawah
1.
Kingdom : Animalia
Filum : CoelenterataKelas : Anthozoa
Subkelas : Hexacorallia
Ordo : Actiniaria
Deskripsi : Speimen memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni sehingga bentuknya seperti bunga. Bagiantubuh terbagi menjadi dua bagian yaitukapitulumdi bagian atas danscapusbagian bawah.
Di antara
lengkungan seperti leher (collar) dan dasar dari kapitulum terdapat "fossa".
2.
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : AsteroideaOrdo : Spinulosida
Famili : Pteraidae
Genus :Pterasrer
Spesies :Pterasrer tesselatus
Deskripsi : Spesimen yang diamati panjang 3,1 cm dan lebar 3,2 cm. Warna hijau, tekstur kasar berduri, simetri
tubuh radial. Memiliki lengan berjumlah 5. Bagian aboral terdapat anus, madreporit, duri-duri, papulae, dan
pedicellaria. Bagian oral terdapat mulut, saluran ambulakral, kaki tabung, dan duri-duri ambulakral. Ditemukanmenempel pada karang di intertidal bawah.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapitulum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapitulum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapitulum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scapus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scapus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scapus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scapus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapitulum&action=edit&redlink=1