Jurnal Ta Proyek Lapangan

11
 1 KEANEKARAGAMAN INVERTEBRATA DI PANTAI SENENG KECAMATAN NEPA KABUPATEN SAMPANG, MADURA Fitria Istikomah Dewi, Astri Yulianti, Al Widian Dinar, dan Sandra Amalia As’ari  Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya ABSTRACT  Hewan invertebrata memiliki keanekaragaman habitat, baik di daerah terestrial (daratan) maupun daerah perairan. Salah satu zona atau daerah perairan yang memiliki keanekaragaman hewan invertebrata yang tinggi adalah daerah intertidal. Daerah intertidal merupakan daerah yang selalu terkena hempasan gelombang tiap saat (terkena pasang surut), daerah ini memiliki intensitas cahaya optimal dan kaya akan oksigen sehingga hewan invertebrata banyak yang hidup pada daerah tersebut. Untuk mengetahui keanekaragaman hewan invertebrata di habitatnya secara langsung, maka dilaksanakanlah praktikum lapangan di pantai Seneng, Sampang Madura pada hari Sabtu, 26 April 2014. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian jenis eksploratf atau mengeksplorasi langsung ke habitat asal dengan membagi daerah intertidal menjadi tiga zona, diantaranya intertidal atas, intertidal tengah, dan intertidal dalam, serta metode penelitian yang digunakan adalah metode  purposive sampling atau pengambilan sampel untuk diidentifikasi lebih lanjut. Setelah dilakukan observasi, tingkat keanekaragaman yang ditemukan tergolong rendah karena daerah intertidal bawah belum benar-benar surut. Jenis hewan invertebrata yang ditemui sebanyak 3 filum, yaitu coelenterata, mollusca, dan echinodermata, dengan jumlah spesimen yang paling banyak ditemukan adalah mollusca kelas gastropoda. Kata kunci:  zona intertidal, pantai Se neng, inver tebrata PENGANTAR Daerah intertidal merupakan suatu daerah yang selalu terkena hempasan gelombang tiap saat. Daerah ini juga sangat terpengaruh dengan dinamika fisik lautan yakni pasang surut. Menurut Nybakken (1992) zona intertidal merupakan daerah yang paling sempit diantara zona laut yang lainnya. Zona intertidal dimulai dari pasang tertinggi sampai pada surut terendah. Zona ini hanya terdapat pada daerah pulau atau daratan yang luas dengan pantai yang landai. Semakin landai pantainya maka zona intertidalnya semakin luas, sebaliknya semakin terjal pantainya maka zona intertidalnya akan semakin sempit. Akibat seringnya hempasan gelombang dan  pasang surut maka daerah intertidal sangat kaya akan oksigen. Menurut Webber dan Thurman (1991) bahwa pantai berbatu di zona intertidal merupakan salah satu lingkungan yang subur dan kaya akan oksigen. Selain oksigen daerah ini juga mendapatkan sinar matahari yang cukup, sehingga sangat cocok untuk beberapa jenis organisme untuk berkembang biak. Pantai Seneng merupak an salah satu pantai yang berada di Kecamatan Nepa, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Pantai Seneng belum terlalu dieksplorasi oleh manusia karena  bukan merupakan pantai wisata. Berdasarkan bentuk substrat utama penyusun pantai, Pantai Seneng tergolong sebagai pantai berpasir. Pantai Seneng memiliki keanekaragaman biota laut,

description

jurnal proyek

Transcript of Jurnal Ta Proyek Lapangan

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    1/11

    1

    KEANEKARAGAMAN INVERTEBRATA DI PANTAI SENENG KECAMATAN NEPA

    KABUPATEN SAMPANG, MADURA

    Fitria Istikomah Dewi, Astri Yulianti, Al Widian Dinar, dan Sandra Amalia Asari

    Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya

    ABSTRACT

    Hewan invertebrata memiliki keanekaragaman habitat, baik di daerah terestrial (daratan)maupun daerah perairan. Salah satu zona atau daerah perairan yang memiliki keanekaragaman hewaninvertebrata yang tinggi adalah daerah intertidal. Daerah intertidal merupakan daerah yang selaluterkena hempasan gelombang tiap saat (terkena pasang surut), daerah ini memiliki intensitas cahayaoptimal dan kaya akan oksigen sehingga hewan invertebrata banyak yang hidup pada daerah tersebut.

    Untuk mengetahui keanekaragaman hewan invertebrata di habitatnya secara langsung, maka

    dilaksanakanlah praktikum lapangan di pantai Seneng, Sampang Madura pada hari Sabtu, 26 April2014. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian jenis eksploratf atau mengeksplorasilangsung ke habitat asal dengan membagi daerah intertidal menjadi tiga zona, diantaranya intertidalatas, intertidal tengah, dan intertidal dalam, serta metode penelitian yang digunakan adalah metodepurposive sampling atau pengambilan sampel untuk diidentifikasi lebih lanjut. Setelah dilakukanobservasi, tingkat keanekaragaman yang ditemukan tergolong rendah karena daerah intertidal bawahbelum benar-benar surut. Jenis hewan invertebrata yang ditemui sebanyak 3 filum, yaitu coelenterata,mollusca, dan echinodermata, dengan jumlah spesimen yang paling banyak ditemukan adalah mollusca

    kelas gastropoda.

    Kata kunci: zona intertidal, pantai Seneng, invertebrata

    PENGANTAR

    Daerah intertidal merupakan suatu daerah yang selalu terkena hempasan gelombang tiap

    saat. Daerah ini juga sangat terpengaruh dengan dinamika fisik lautan yakni pasang surut.

    Menurut Nybakken (1992) zona intertidal merupakan daerah yang paling sempit diantara zona

    laut yang lainnya. Zona intertidal dimulai dari pasang tertinggi sampai pada surut terendah. Zona

    ini hanya terdapat pada daerah pulau atau daratan yang luas dengan pantai yang landai. Semakin

    landai pantainya maka zona intertidalnya semakin luas, sebaliknya semakin terjal pantainya

    maka zona intertidalnya akan semakin sempit. Akibat seringnya hempasan gelombang dan

    pasang surut maka daerah intertidal sangat kaya akan oksigen. Menurut Webber dan Thurman

    (1991) bahwa pantai berbatu di zona intertidal merupakan salah satu lingkungan yang subur dan

    kaya akan oksigen. Selain oksigen daerah ini juga mendapatkan sinar matahari yang cukup,

    sehingga sangat cocok untuk beberapa jenis organisme untuk berkembang biak.

    Pantai Seneng merupakan salah satu pantai yang berada di Kecamatan Nepa, Kabupaten

    Sampang, Madura, Jawa Timur. Pantai Seneng belum terlalu dieksplorasi oleh manusia karena

    bukan merupakan pantai wisata. Berdasarkan bentuk substrat utama penyusun pantai, Pantai

    Seneng tergolong sebagai pantai berpasir. Pantai Seneng memiliki keanekaragaman biota laut,

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    2/11

    2

    salah satu diantaranya adalah keanekaragaman hewan invertebrata, karena sebagian besar habitat

    hewan invertebrata adalah daerah perairan.

    Invertebrata air adalah hewan air yang tidak mempunyai tulang belakang. Lingkunga

    hidup invertebrata air terbagi menjadi tiga jenis perairan, yaitu : perairan tawar, perairan payau,

    perairan laut. Perairan laut adalah perairan yang airnya mengandung kadar garam (salinitas)

    yang berkisar antara 15 sampai dengan 35 ppt. umumnya invertebrata air laut memiliki

    bioluminescence, sedangkan invertebrata air tawar tidak (Himarin, 1998).

    Berdasarkan uraian tersebut, maka dilaksanakanlah praktikum lapangan di daerah pantai

    Seneng, Sampang, Madura untuk mengetahui keanekaragaman hewan invertebrata pada zona

    intertidalnya, dengan membagi daerah intertidal menjadi tiga zona, diantaranya intertidal atas,

    intertidal tengah, dan intertidal dalam.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksploratif dengan metode purposive sampling.

    Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu dari bulan April-Mei. Pengambilan sampel

    dilakukan pada tanggal 26 April 2014 di Pantai Seneng, Nepa, Sampang, Madura. Pengambilan

    sampel tersebut dilakukan pada pukul 15.00-16.00 WIB yaitu saat air laut surut. Identifikasi

    invertebrata dilakukan di Laboratorium Taksonomi Avertebrata Jurusan Biologi, Fakultas

    Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%, formalin 4%, air laut,

    meteran gulung, pasak, penggaris, cetok, pinset, nampan, ember, botol koleksi, kantung plastik 1

    kg, kantong plastik klip, kertas kalkir, sarung tangan, karet gelang, kertas label, alat tulis,

    kamera. Objek penelitian adalan semua jenis invertebrata yang ada di Pantai Seneng, Nepa,

    Sampang, Madura dan sasaran dalam penelitian ini adalah keanekaragaman spesies invertebrata

    yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di pantai tersebut.

    Pengamatan dilakukan dengan metode pengamatan langsung dengan cara dibuat plot-plot

    yang berukuran 1m x 1m yang berada pada daerah intertidal atas, intertidal tengah dan intertidal

    bawah. Hewan invertebrata yang ada pada setiap kuadran diamati dan didokumentasikan. Setiap

    spesies diambil sampel 2-3 ekor. Kemudian semua spesimen diletakkan dalam wadah besar dan

    dipisahkan antara hasil sampling di daerah intertidal atas, tengah dan bawah. Untuk

    mendapatkan spesies infauna, maka diletakkan kuadran 30 cm x 30 cm, lalu digali hingga

    kedalaman 30 cm yang dilakukan secara bertahap, yaitu 0-10, 0-20, 0-30 cm. pada setiap

    penggalian, diperiksa hewan invertebrata yang ditemukan. Kemudian diberi kode pada setiap

    spesies. Lalu dilakukan pencatatan data yang meliputi jenis spesies yang ditemukan dan kondisi

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    3/11

    3

    habitat. Penanganan sampel di lapangan dilakukan dengan cara: pertama-tama spesies

    dibersihkan kemudian dipisahkan berdasarkan taksonnya. Untuk echinodermata diamati

    penjuluran kaki-kaki tabung dan tentakelnya. Untuk gastropoda diamati penjuluran tubuhnya,

    jumlah tentakel dan cara gerak. Untuk bivalvia diamati penjuluran kaki, sifon, serta cara

    geraknya. Kemudian semua spesimen diawetkan dengan alkohol 70%. Kegiatan yang terakhir

    yaitu wawancara dengan masyarakat untuk mencari informasi tentang Pantai Seneng, Nepa,

    Sampang dan hewan invertebrata yang diamati meliputi nama daerah, manfaat, kerugian, habitat,

    jumlah terbanyak/tersedikit.

    Gambar 1.Denah pengambilan sampel

    HASIL

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan Pantai Seneng, Nepa, Sampang, Maduradapat ditemukan berbagai macam filum invertebrata dari beberapa kelas.

    Pantai ini memiliki daerah intertidal yang sangat dipengaruhi oleh pola pasang dan

    surutnya air laut sehingga dapat dibagi menjadi tiga zona. Zona pertama merupakan daerah atas

    dengan pasang tertinggi dari garis laut yang hanya mendapatkan siraman air laut dari hempasan

    riak gelombang dan ombak yang menerpa daerah tersebut backshore (supratidal), zona kedua

    merupakan batas antara surut terendah dan pasang tertinggi dari garis permukaan laut (intertidal)

    dan zona ketiga adalah batas bawah dari surut terendah garis permukaan laut (subtidal). Daerah

    intertidal pada zona atas cukup lebar dengan substrat berpasir. Pada zona ini juga dilakukan

    penggalian tanah sedalam 10 cm tetapi tidak ditemukan hewan invertebrata, hanya pada bagian

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    4/11

    4

    permukaan tanah saja yang banyak ditemukan koral yang tergolong dalam filum Coelenterata

    dengan diameter rata-rata 3 cm dan cangkang siput berukuran rata-rata panjang 2,5-3 cm dan

    lebar 2 cm. Pada zona tengah dengan substrat pasir bercampur karang dapat ditemukan cangkang

    bivalvia yang masih berpenghuni, dan juga ditemukan kepiting berukuran kecil. Untuk zona

    bawah (ke arah laut) dengan substrat berkarang dan berbatu dapat ditemui beberapa jenis hewan

    invertebrata, diantaranya anemon laut dan bintang laut.

    Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan di Pantai Desa Seneng Kecamatan Nepa,

    Sampang-Madura, di dapatkan hasil bahwa terdapat 27 invertebrata dengan 2 filum invertebrata

    di daerah intertidal atas yang terdiri atas filum coelenterata dan mollusca, 4 invertebrata dengan

    2 filum invertebrata di daerah intertidal tengah yang terdiri dari filum mollusca dan crustacea,

    dan 5 invertebrata dengan 2 filum invertebrata pada daerah intertidal bawah yang terdiri dari

    filum echinodermata dan coelenterata.

    Tabel 1.Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Atas Pantai Desa Seneng

    No. Filum Kelas Ordo Famili Jumlah

    1. Coelenterata Anthozoa Scleractinia Faviidae 11

    2. Mollusca Gastropoda Neogastropoda Conidae 4

    Turbinellidae 1

    Melongenidae 2

    Mesogastropoda Naticidae 5

    Sorbeoconcha Muricidae 2Decapoda Coenobitidae 2

    = 27

    Tabel 2.Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Tengah Pantai Desa Seneng

    No. Filum Kelas Ordo Famili Jumlah

    1. Mollusca Bilvalvia Pteriomorpha Peetinidae 2

    2. Crustacea Malacostraca Decapoda Ocypodidae 2

    = 4

    Tabel 3.Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Bawah Pantai Desa Seneng

    No. Filum Kelas Ordo Famili Jumlah

    1. Echinodermata Asteroida Spinulosida Pteraidae 3

    2. Coelenterata Anthozoa Actiniaria - 2

    = 5

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    5/11

    5

    Gambar 1.Perbandingan jumlah invertebrata pada setiap daerah intertidal di Pantai Desa Seneng,Sampang, Madura

    PEMBAHASAN

    Pantai Seneng Madura dikategorikan sebagai pantai berpasir, dan masih alami karena

    bukan dijadikan tempat wisata sehingga biota lautnya masih terjaga dengan baik kelestariannya.

    Air laut Madura terkenal memiliki tingkat salinitas yang tingga, sehingga ada beberapa hewan

    invertebrata yang tidak mampu hidup di lingkungan tersebut. Daerah intertidal merupakan

    daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut. Adanya pasang surut menyebabkan daerah ini kering

    dan faunanya terkena udara terbuka secara periodik. Bersentuhan dengan udara terbuka dalam

    waktu lama merupakan hal yang penting, karena fauna berada pada kisaran suhu terbesar akan

    memperkecil kesempatan memperoleh makanan dan akan mengalami kekeringan yang dapat

    memperbesar kemungkinan terjadinya kematian. Oleh karena itu fauna yang hidup pada daerahintertidal perlu melakukan adaptasi untuk bertahan hidup dan harus menunggu pasang naik

    untuk memperoleh makanan(Nybakken, 1992).

    Pada saat praktikum dilaksanakan, keanekaragaman spesimen yang diperoleh kurang jika

    dibandingkan dengan perolehan dari kelompok 2 kelas Pendidikan Biologi A 2012, karena pada

    kelompok tersebut mendapatkan jumlah keanekaragaman setiap filum yang lebih banyak yakni

    kelompok tersebut bisa mendapatkan hewan pada 5 macam filum

    hal ini dikarenakan

    karena daerah intertidal dalam belum benar-benar surut, daerah tersebut baru surut pada malam

    hari sedangkan eksplorasi dilakukan pada sore hari, hal inilah yang menyebabkan kurangnya

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    Intertidal Atas Intertidal Tengah Intertidal Dalam

    Perbandingan Jumlah Invertebrata Pada

    Setiap Daerah Intertidal

    Jumlah Invertebrata

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    6/11

    6

    keanekaragaman spesimen yang diperoleh. Akan tetapi yang banyak ditemukan adalah

    cangkangnya saja dan sudah tidak ada organisme di dalamnya. Dasar pengklasifikasian

    Gastopoda satu dengan yang lainnya dapat dibedakan berdasarkan ukuran cangkang, arah

    putaran cangkang, bentuk cangkang, bentuk mulut cangkang, dan jumlah ulir (Haryono, dkk.,

    2014). Berdasarkan ciri tersebut sehingga kelas Gastropoda dapat diidentifikasi dan dapat

    dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu pada daerah intertidal atas ini juga

    melimpah berbagai jenis anthozoa yakni berupa karang yang merupakan anggota filum

    coelenterata, baik yang tergolong acropora maupun non-acropora. Anthozoa hanya memiliki satu

    siklus hidup saja yakni polip.

    Pada zona intertidal tengah kondisis substratnya sebagian besar berpasir dan sedikit

    berbatu. Spesimen yang ditemukan pada daerah ini jumlahnya terbatas yakni hanya 4,

    diantaranya filum Mollusca kelas Bivalvia atau kerang. Salah satu indikasi yang menunjukkan

    tidak cocoknya suatu habitat bagi biota adalah rendahnya kelimpahan biota tersebut pada suatu

    area ataupun ketidakmampuannya berdistribusi mencapai area tersebut (Barnes, 1999). Bivalvia

    hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur bahkan

    pada karang-karang batu. Akan tetapi pada beberapa spesies Bivalvia seperti Mytillus edulis

    dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah

    kehilangan air (Nybakken, 1992). Bivalvia yang kami temukandalah bivalvia yang menutup rapat

    cangkangnya sehingga kami tidak dapat membukanya untuk melihat tubuh bagian dalamnya.

    Bivalvia dapat mati bila kehabisan air yang disebabkan oleh meningkatnya suhu. Gerakan ombak

    berpengaruh pula terhadap komunitasnya dan harus beradaptasi dengan kekuatan ombak.

    Perubahan salinitas turut juga mempengaruhinya, ketika daerah ini kering oleh pasang surut

    kemudian digenangi air atau aliran air hujan salinitasnya akan menurun. Kodisi ini dapat

    melewati batas toleransinya dan akan mengakibatkan kematian.Pada daerah intertidal tengah juga

    ditemukan 2 kepiting berukuran kecil yang merupakan anggota Crustacea. Ciri khas kelas Crustacea

    adalah bagian kepala dan badan menyatu menjadi kepala dada (cephalothorax). Crustacea

    menjadi makanan utama bagi berbagai macam ikan dan mamalia yang hidup di air tawar

    maupun laut.

    Pada daerah intertidal dalam, kondisi substratnya sebagian besar berbatu yang tersusun

    oleh batu-batuan koral. Batu-batuan tersebut menjadi tempat hidup berbagai macam biota laut.

    Pada batu banyak sekali dijumpai cangkang bivalvia yang telah membuka dan menempel pada

    batu karang, serta ketika diamati dengan seksama pada celah-celah batu dapat dijumpai salah

    satu anggota filum Coeleneterata kelas Anthozoa yakni anemon laut yang hidup secara sesil atau

    melekat pada substrat. Pada daerah ini juga dijumpai banyak bintang laut yang sejenis, tergolong

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    7/11

    7

    bintang laut yang berlengan pendek. Warna bintang laut yang ditemukan hampir mirip dengan

    warna habitatnya yakni hijau lumut, yang merupakan salah satu bentuk pertahanan diri agar

    terhindar dari serangan predator.

    SIMPULAN

    Berdasarkan hasil ekplorasi keanekaragaman hewan invertebrata yang ada di sekitar

    Pantai Seneng Kecamatan Nepa Kabupaten Sampang Madura, dapat disimpulkan bahwa

    keanekaragaman hewan invertebrata yang ada di zona intertidal area tersebut cukup beraneka

    ragam, namun masih tergolong memiliki keanekaragaman hayati yang rendah jika dibandingkan

    dengan pantai-pantai lainnya. Dari hasil eksplorasi ditemukan spesimen terbanyak pada fillum

    Mollusca yakni berupa cangkang gastropoda yang ditemukan pada daerah intertidal atas. Setiap

    zona intertidal, memiliki keanekaragaman biota yang berbeda, karena setiap zona intertidal

    memiliki kondisi substrat yang berbeda pula.

    KEPUSTAKAAN

    Barnes R.S.K & Hughes R.N. 1999. An Introduction to Marine Ecology (Third Edition).

    Blackwell Science. USA.

    Himarin, Adrian. 1998.Invertebrata Air. Bandung: Redmaja Karya.

    Horton, Chester. 1991.Zoology Invertebrates. Jakarta: Erlangga.

    Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : Gramedia

    Webber, H.W and H.V. Thurman. 1991. Marine Biology. Second Edition. Harpher Collins

    Publishers

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    8/11

    8

    LAMPIRAN

    Intertidal atas

    No. Foto Klasifikasi

    1. Kingdom : Animalia

    Filum : Mollusca

    Kelas : Gastropoda

    Sub kelas : Prosobaranchia

    Ordo : NeogastropodaSuper famili : Conaceae

    Famili : Conidae

    Deskripsi :Cangkang kerang ini memiliki panjang 4,5 cm dan lebar 2,7 cm. Cangkang berwarna coklat dengan

    garis-garis putih, bentuk cangkangnya yaitu silinder dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang

    adalah perbani sempit dengan jumlah ulir sebanyak 3.

    2.

    Kingdom : Animalia

    Filum : Mollusca

    Kelas : Gastropoda

    Sub kelas : Prosobaranchia

    Ordo : Neogastropoda

    Super famili : Volutacea

    Famili : Turbinellidae

    Deskripsi :Cangkang kerang ini memiliki panjang 3,8 cm dan lebar 2,9 cm. Cangkang putih tulang, bentuk

    cangkangnya yaitu bulat dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang adalah perbani dengan jumlah

    ulir sebanyak 4.3.

    Kingdom : Animalia

    Filum : MolluscaKelas : Gastropoda

    Sub kelas : Prosobaranchia

    Ordo : Mesogastropoda

    Super famili : Naticacea

    Famili : Naticidae

    Genus :Natica

    Spesies :Natica fasciataRoding

    Deskripsi : Cangkang kerang ini memiliki panjang 1,8 cm dan lebar 1,5 cm. Cangkang krem, bentukcangkangnya yaitu bulat dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang adalah bundar dengan jumlah

    ulir sebanyak 3.

    4. Kingdom : Animalia

    Filum : Mollusca

    Kelas : Gastropoda

    Sub kelas : Prosobaranchia

    Ordo : Neogastropoda

    Famili : -

    Genus : -

    Spesies : Spesimen 1

    Deskripsi :Cangkang kerang ini memiliki panjang 4,8 cm dan lebar 2,9 cm. Cangkang krem dengan mulutcangkang berwarna coklat, bentuk cangkangnya yaitu silinder dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut

    cangkang adalah perbani sempit dengan jumlah ulir sebanyak 5

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    9/11

    9

    5.

    Kingdom : Animalia

    Filum : ArthropodaKelas : Gastropoda

    Ordo : Decapoda

    Famili : Coenobitidae

    Genus : CoenobitaSpesies : Coenobita rugosus

    Deskripsi :Cangkang kerang ini memiliki panjang 2,8 cm dan lebar 3 cm. Cangkang hijau dengan motif coklat

    tua, bentuk cangkangnya yaitu bulat dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang adalah bundar

    dengan jumlah ulir sebanyak 3.

    6.

    Kingdom : Animalia

    Filum : Mollusca

    Kelas : GastropodaSubkelas : Prosobranchia

    Ordo : Neogastropoda

    Famili : -

    Genus :Murex

    Spesies :Murex acanthostephes

    Deskripsi : Cangkang kerang ini memiliki panjang 2,5 cm dan lebar 2,5 cm. Cangkang hijau, bentuk

    cangkangnya yaitu cakram dengan arah putaran ke kanan. Bentuk mulut cangkang adalah bundar dengan jumlah

    ulir sebanyak 2.

    7.Kingdom: Animalia

    Filum : Coelenterata

    Kelas : Anthozoa

    Ordo : Scleractinia

    Famili : Faviidae

    Genus : Favia

    Deskripsi :Spesimen memiliki bentuk pertumbuuhan non-acropora yaitu bentuk kerak. Bentuk koralitnya yaitu

    cerioid, masing-masing koralit memiliki dindig selnya masing-masing. Diameter koralit + 3,7 cm. Struktur

    rangka kapur terdiri dari koralit, septa, konesteum, kolumela, dan koralum. Tekstur tubuh kasar dan berwarna

    krem

    8.

    Kingdom : Animalia

    Filum : Coelenterata

    Kelas : Anthozoa

    Ordo : -

    Famili : -Genus : -

    Spesies : Spesies 2

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    10/11

    10

    Deskripsi :Spesimen memiliki bentuk pertumbuuhan non-acropora yaitu bentuk submasif. Bentuk koralitnya

    yaitu placoid, koralit memiliki dinding yang saling menyatu dan membentuk permukaan yang datar. Panjang

    koralit + 3,7 cm dan lebar 2,6 cm. Struktur rangka kapur terdiri dari koralit, septa, konesteum, kolumela, dankoralum. Tekstur tubuh kasar dan berwarna krem.

    9.

    Kingdom : AnimaliaFilum : Coelenterata

    Kelas : Anthozoa

    Ordo : -

    Famili : -

    Genus : -

    Spesies : Spesies 3

    Deskripsi :. Deskripsi : Deskripsi : Spesimen memiliki bentuk pertumbuuhan non-acropora yaitu bentuk kerak.

    Bentuk koralitnya yaitu placoid, koralit memiliki dinding yang saling menyatu dan membentuk permukaan yang

    datar. Panjang koralit + 7 cm dan lebar 5 cm. Struktur rangka kapur terdiri dari koralit, septa, konesteum,

    kolumela, dan koralum. Tekstur tubuh kasar dan berwarna hijau.

    Intertidal tengah

    1.

    Kingdom : Animalia

    Filum : MolluscaKelas : Bivalvia

    Ordo : Pteriomorpha

    Famili :

    Genus : -Spesies : Spesies 4

    Deskripsi : Cangkang kerang ini memiliki panjang 5,4 cm dan lebar 2,3 cm. Berwarna putih dan berbentukpipih. Teksturnya halus.

    2. Kingdom : Animalia

    Filum : Mollusca

    Kelas : Bivalvia

    Ordo :Famili :

    Genus : -

    Spesies : Spesies 5

    Deskripsi : Cangkang kerang ini memiliki panjang 4,4 cm dan lebar 3 cm. Berwarna hijau dan bentuknya tidak

    beraturan. Tekstur kasar.

  • 5/19/2018 Jurnal Ta Proyek Lapangan

    11/11

    11

    3.

    Kingdom : Animalia

    Filum : ArthropodaKelas : Crustacea

    Ordo : Decapoda

    Kelas : Malacostraca

    Famili : OcypodidaeGenus : Uca

    Deskripsi : Ukuran panjang tubuh 0,6 cm dan panjang chelae sebesra 1,3 cm. Berwarna kuning kecoklatan.

    Tubuh dilindungi oleh cangkang luar (eksoskeleton), dan memiliki sepasang senjata berupa cakar tunggal

    (chelae). Spesimen ditemukan di daerah intertidal tengah yaitu di daerah berpasir.

    Intertidal bawah

    1.

    Kingdom : Animalia

    Filum : CoelenterataKelas : Anthozoa

    Subkelas : Hexacorallia

    Ordo : Actiniaria

    Deskripsi : Speimen memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni sehingga bentuknya seperti bunga. Bagiantubuh terbagi menjadi dua bagian yaitukapitulumdi bagian atas danscapusbagian bawah.

    Di antara

    lengkungan seperti leher (collar) dan dasar dari kapitulum terdapat "fossa".

    2.

    Kingdom : Animalia

    Filum : Echinodermata

    Kelas : AsteroideaOrdo : Spinulosida

    Famili : Pteraidae

    Genus :Pterasrer

    Spesies :Pterasrer tesselatus

    Deskripsi : Spesimen yang diamati panjang 3,1 cm dan lebar 3,2 cm. Warna hijau, tekstur kasar berduri, simetri

    tubuh radial. Memiliki lengan berjumlah 5. Bagian aboral terdapat anus, madreporit, duri-duri, papulae, dan

    pedicellaria. Bagian oral terdapat mulut, saluran ambulakral, kaki tabung, dan duri-duri ambulakral. Ditemukanmenempel pada karang di intertidal bawah.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapitulum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapitulum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapitulum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scapus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scapus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scapus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scapus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapitulum&action=edit&redlink=1