jurnal-suri-172-180.pdf

11
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 172 HUBUNGAN LETAK SUNGSANG DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2010 SURIYATI, SST Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu ABSTRAK Ketuban pecah dini merupakan suatu komplikasi yang timbul dalam kehamilan maupun persalinan. Dalam satu tahun di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 212 kasus (14,12%) ketuban pecah dini. Hal ini perlu mendapat perhatian karena dapat menyebabkan terjadinya infeksi terhadap ibu maupun janin dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Masalah dalam penelitian ini adalah masih tingginya angka kejadian ketuban pecah dini di ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan letak sungsang dan kehamilan ganda dengan kejadian ketuban pecah dini. Penelitian dilakukan di ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dari tanggal 15-27 Desember 2009. Desain penelitian ini adalah dengan metode cross sectional dengan jumlah sampel yaitu 315 ibu bersalin dan sampel diambil secara acak sederhana, data yang digunakan adalah data sekunder dan diolah secara univariat dan bivariat dengan uji statistik menggunakan chi square dengan ρ ≤ 0,05.Hasil penelitian didapatkan sebagian kecil (33,5%) ibu yang mengalami ketuban pecah dini pada letak sungsang dan sebagian kecil (37,5%) terjadi pada kehamilan ganda. Hasil penelitian diperoleh nilai ρ = 0, 01 pada letak sungsang dan nilai ρ = 0,03 pada kehamilan ganda yang berarti ada hubungan yang bermakna antara letak sungsang dan kehamilan ganda dengan kejadian ketuban pecah dini. Kata kunci : Letak sungsang, Kehamilan ganda , Ketuban pecah dini PENDAHULUAN Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan khususnya pelayanan kebidanan dalam satu negara atau daerah adalah dengan melihat angka kematian ibu atau Maternal Mortality Rate. Angka kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu belum baik (Saifuddin, 2006). AKI hamil, bersalin, ibu nifas adalah jumlah kematian ibu sebagai komplikasi kematian, persalinan dan PENELITIAN

Transcript of jurnal-suri-172-180.pdf

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar

    RSUD dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 172

    HUBUNGAN LETAK SUNGSANG DAN KEHAMILAN GANDA

    DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG

    MAWAR RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2010

    SURIYATI, SST

    Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu

    ABSTRAK

    Ketuban pecah dini merupakan suatu komplikasi yang timbul dalam kehamilan

    maupun persalinan. Dalam satu tahun di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 212

    kasus (14,12%) ketuban pecah dini. Hal ini perlu mendapat perhatian karena dapat

    menyebabkan terjadinya infeksi terhadap ibu maupun janin dan meningkatkan angka

    morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Masalah dalam penelitian ini adalah masih

    tingginya angka kejadian ketuban pecah dini di ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus

    Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan letak sungsang dan

    kehamilan ganda dengan kejadian ketuban pecah dini. Penelitian dilakukan di ruang

    Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dari tanggal 15-27 Desember 2009. Desain

    penelitian ini adalah dengan metode cross sectional dengan jumlah sampel yaitu 315

    ibu bersalin dan sampel diambil secara acak sederhana, data yang digunakan adalah

    data sekunder dan diolah secara univariat dan bivariat dengan uji statistik

    menggunakan chi square dengan 0,05.Hasil penelitian didapatkan sebagian kecil (33,5%) ibu yang mengalami ketuban pecah dini pada letak sungsang dan sebagian

    kecil (37,5%) terjadi pada kehamilan ganda. Hasil penelitian diperoleh nilai = 0, 01 pada letak sungsang dan nilai = 0,03 pada kehamilan ganda yang berarti ada hubungan yang bermakna antara letak sungsang dan kehamilan ganda dengan kejadian ketuban pecah dini.

    Kata kunci : Letak sungsang, Kehamilan ganda , Ketuban pecah dini

    PENDAHULUAN

    Indikator keberhasilan

    pembangunan kesehatan khususnya

    pelayanan kebidanan dalam satu negara

    atau daerah adalah dengan melihat angka

    kematian ibu atau Maternal Mortality

    Rate. Angka kematian Ibu (AKI)

    merupakan barometer pelayanan

    kesehatan ibu disuatu negara. Bila AKI

    masih tinggi berarti pelayanan kesehatan

    ibu belum baik (Saifuddin, 2006).

    AKI hamil, bersalin, ibu nifas

    adalah jumlah kematian ibu sebagai

    komplikasi kematian, persalinan dan

    PENELITIAN

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 173

    nifas selama periode satu tahun per

    100.000 kelahiran hidup pada periode

    tahun yang sama. AKI di Indonesia

    masih tinggi, dibandingkan dengan

    negara ASEAN lainnya seperti

    Philipina 170 per 100.000 kelahiran

    hidup, Vietnam 160 per 100.000

    kelahiran hidup, Malaysia 39 per

    100.000 kelahiran hidup dan Singapura

    yang hanya 6 per 100.000 kelahiran

    hidup. Menurut Survey Demografi

    Kesehatan Indonesia ( SDKI, 2003 ),

    AKI di Indonesia 307 per 100.000

    kelahiran hidup artinya lebih dari 18.000

    ibu setiap tahun atau dua ibu tiap jam

    meninggal oleh sebab yang berkaitan

    dengan kehamilan, persalinan dan nifas.

    Tahun 2010 ditargetkan AKI menurun

    menjadi 125 per 100.000 kelahiran

    hidup ( Profil Dinkes Propinsi, 2008).

    Di Propinsi Bengkulu tahun 2005

    jumlah kematian ibu sebanyak 46 orang

    (0,09%) dari 50.216 ibu hamil.

    Sedangkan tahun 2006 meningkat

    menjadi 53 orang (0,12%) dari 45.255

    ibu hamil, kemudian tahun 2007 jumlah

    kematian ibu sebanyak 58 orang (0,16%)

    dari 36.828 ibu hamil. Ibu yang

    meninggal pada masa hamil sebanyak 5

    orang, pada masa bersalin 44 orang dan

    pada saat nifas sebanyak 9 orang (Profil

    Dinkes Propinsi, 2008).

    Salah satu penyakit yang

    memburuk akibat kehamilan dan

    komplikasi obstetri adalah ketuban

    pecah dini sebanyak 10% dari semua

    persalinan (Manuaba,1998). Ketuban

    pecah dini merupakan salah satu

    keadaan pecahnya selaput ketuban

    sebelum ada tanda tanda persalinan

    dimulai, atau sebelum inpartu. Kejadian

    ketuban pecah dini di Indonesia masih

    tinggi, tercatat pada tahun 2006 terdapat

    9368 ketuban pecah dini dan diantaranya

    23 kasus meninggal (Profil DEPKES,

    2006). Ketuban pecah dini berpengaruh

    terhadap ibu dan bayi. Pengaruh

    terhadap ibu adalah infeksi intrapartal

    dikarenakan jalan lahir telah terbuka

    apalagi bila sering dilakukan

    pemeriksaan dalam. Selain itu juga dapat

    menyebabkan infeksi puerperalis (nifas),

    peritonitis dan septikemia. Sedangkan

    pengaruh terhadap janin, bisa terjadi

    asfiksia, bahkan bisa menyebabkan

    kematian janin karena infeksi atau

    prematuritas (Mochtar, 1998).

    Penyebab dari ketuban pecah dini

    sampai saat ini belum diketahui secara

    pasti, tapi berbagai penulis menyebutkan

    beberapa faktor predisposisi antara lain

    incompetensi serviks (Benzion, 1999).

    Bisa juga karena faktor kelainan selaput

    ketuban misalnya selaput terlalu tipis,

    faktor kelainan letak janin dalam rahim

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 174

    seperti letak sungsang dan letak lintang

    (Mochtar, 1998), serta kehamilan ganda

    karena peregangan rahim yang

    berlebihan (Manuaba, 1998). Salah satu

    faktor predisposisi terjadinya ketuban

    pecah dini adalah karena kehamilan

    multipel/ganda : kembar dua (50%),

    kembar 3 (90%) (Marjono, 1999).

    Frekuensi kehamilan kembar tergantung

    jenis kembarnya, kembar identik terjadi

    sekitar satu kali dalam setiap 250

    kelahiran di seluruh dunia. Antara tahun

    1980 sampai tahun 1997, jumlah

    kelahiran kembar meningkat 52% dan

    jumlah kelahiran triplet serta kelahiran

    dengan janin yang jumlahnya lebih besar

    lagi melonjak hingga 40,4% (Sissy,

    2008).

    Berdasarkan dari hasil survey

    yang dilakukan peneliti, kejadian

    ketuban pecah dini merupakan kasus

    terbanyak dari seluruh kasus kebidanan

    di Ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus

    Bengkulu. Angka kejadian ketuban

    pecah dini di Ruang Mawar RSUD Dr.

    M. Yunus pada tahun 2008 sebanyak

    115 orang (4,58%) dari 2510 persalinan.

    Berdasarkan dari hasil survey yang

    dilakukan peneliti, kejadian ketuban

    pecah dini merupakan kasus terbanyak

    dari seluruh kasus kebidanan di Ruang

    Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

    . Angka kejadian ketuban pecah dini di

    Ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus

    pada tahun 2008 sebanyak 115 orang

    (4,58%) dari 2510 persalinan.

    Metode penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini secara deskriptik

    analitik dengan metode cross sectional,

    dimana i hubungan letak sungsang dan

    variabel dilakukan sekali dalam waktu

    yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005)..

    Desain penelitian ini adalah dengan

    metode cross sectional dengan jumlah

    sampel yaitu 315 ibu bersalin dan

    sampel diambil secara acak sederhana,

    data yang digunakan adalah data

    sekunder dan diolah secara univariat

    dan bivariat dengan uji statistik

    menggunakan chi square dengan

    0,05.

    Hasil Penelitian

    a. Analisis Univariat Analisis Univariat dilakukan untuk

    mendapatkan gambaran distribusi

    frekuensi letak sungsang dan kehamilan

    ganda dengan kejadian ketuban pecah

    dini di ruang Mawar RSUD Dr.M.Yunus

    Bengkulu tahun 2009

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 175

    Tabel 4.1

    Distribusi frekwensi ibu bersalin yang mengalami kejadian ketuban pecah dini, letak

    sungsang dan kehamilan ganda diruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun

    2009

    No Variabel Frekuensi

    (F)

    Persentase

    (%)

    Jumlah

    1 Ketuban Pecah

    Dini

    Ya

    Tidak

    32

    283

    10,2%

    89,8%

    315

    2 Letak Sungsang

    Ya

    Tidak

    15

    300

    4,8%

    95,2%

    3 Kehamilan Ganda

    Ya

    Tidak

    8

    307

    2,5%

    97,5%

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya sebagian kecil (10,2%), ibu

    bersalin yang mengalami kejadian ketuban pecah dini, sebagian kecil (4,8 %) ibu bersalin

    dengan letak sungsang dan sebagian kecil ( 2,5%) ibu bersalin dengan kehamilan ganda

    b. Analisis Bivariat

    Analisis bivariat ini digunakan untuk

    mengetahui hubungan antara variabel

    independent (letak sungsang dan

    kehamilan ganda) dengan variabel

    dependent (ketuban pecah dini), yaitu

    dengan menggunakan analisis chi-

    square, dengan derajat kepercayaan 95

    % ( 0.05) dengan sistem

    komputerisasi. Adapun analisis ini dapat

    dilihat pada uraian dan tabel berikut

    Tabel 4.2 Hasil analisis hubungan letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini

    di ruang Mawar RSUD Dr.M.Yunus

    Bengkulu tahun 2009

    Letak

    Sungsang

    Ketuban Pecah Dini

    Total

    P OR

    KPD Tidak KPD F %

    0,01

    5,056 F % F %

    Sungsang 5 33,5 10 66,7 15 4,8

    Tidak

    Sungsang

    27 9,0 273 91 300 95,2

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 176

    Total

    32

    10,2

    283

    89,8

    315

    100

    Berdasarkan tabel diatas dapat

    dilihat bahwa hanya sebagian kecil

    (33,5%) ibu bersalin dengan letak

    sungsang yang mengalami kejadian

    ketuban pecah dini. Hasil uji statistik

    menggunakan Chi square dengan = 0,05, didapat

    nilai = 0,01 (

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 177

    sebanyak 212 kasus (14,12%),

    merupakan data sekunder dan data

    tersebut diambil secara acak sederhana.

    Distribusi frekwensi kejadian ketuban

    pecah dini sebanyak 10,2% dan letak

    sungsang sebanyak 4,8%, dari 315

    responden. Hal ini disebabkan karena

    ada faktor predisposisi lain yang

    mempengaruhi terjadinya ketuban pecah

    dini seperti umur, paritas, letak lintang,

    hydramnion maupun infeksi yang tidak

    diteliti dalam penelitian ini.

    Penelitian ketuban pecah dini

    yang pernah dilakukan oleh Puspasari

    tahun 2005 yaitu angka kejadian ketuban

    pecah dini setiap bulannya dapat

    mencapai 20% dari seluruh persalinan

    dan 21% dari seluruh kejadian ketuban

    pecah dini mengalami infeksi. Persalinan

    dengan letak sungsang, selain dapat

    menyebabkan terjadinya ketuban pecah

    dini, juga dapat menyebabkan terjadinya

    asfiksia pada bayi. Hal ini sesuai dengan

    hasil penelitian Wulan tahun 2006 (p =

    0,033) bahwa persalinan dengan letak

    sungsang kemungkinan akan mengalami

    asfiksia 4,138 kali lebih besar

    dibandingkan dengan persalinan letak

    normal. Asfiksia juga dapat terjadi

    karena disebabkan oleh ketuban pecah

    dini, sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Wisnubroto (2008)

    dengan hasil penelitian didapatkan 2

    hitung 18,643 dan 2 tabel 5,991 yang

    berarti bahwa ada hubungan terjadinya

    ketuban pecah dini pada saat persalinan

    dengan terjadinya asfiksia pada bayi

    baru lahir.

    Hasil uji statistik dengan chi-

    square dengan = 0,05 didapat = 0,01

    ( < 0,05), maka Ho ditolak Ha diterima.

    Ini menunjukan secara statistik dengan

    derajat 95% ada hubungan yang

    bermakna (signifikan) antara letak

    sungsang dengan kejadian ketuban pecah

    dini . Hasil penelitian ini mendukung

    teori Manuaba yang menyatakan bahwa

    salah satu faktor predisposisi terjadinya

    ketuban pecah dini adalah kelainan letak

    janin yaitu letak sungsang. Dimana pada

    letak sungsang fiksasi bagian terendah

    tidak mantap . Hal ini memungkinkan

    tangan / kaki menempati ruangan

    tersebut sehingga dapat mempermudah

    pecahnya selaput ketuban. Demikian

    juga menurut Antonius bahwa letak

    sungsang menyebabkan vaskularisasi

    pada selaput ketuban yang tidak lancar

    sehingga pada akhirnya selaput ketuban

    kekurangan jaringan ikat dan keadaan

    ini menyebabkan selaput ketuban

    rapuh dan mudah pecah .

    Menurut teori Winkjosastro,

    ketuban pecah dini pada letak sungsang

    ini disebabkan oleh berkurangnya

    kekuatan membrane atau meningkatnya

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 178

    tekanan intra uterin karena letak janin ini

    memanjang dengan kepala di fundus

    uteri dan bokong di bagian bawah

    kavum uteri sehingga terjadi

    peningkatan tekanan intra uterin.

    Dengan tekanan intra uterin yang

    berlebihan ini vaskularisasi tidak

    berlangsung lancar yang dapat

    mengakibatkan selaput ketuban

    kekurangan jaringan dan dapat

    menyebabkan selaput ketuban tidak

    kuat, bila ada pembukaan serviks

    ketuban akan mudah pecah. Pada

    penatalaksanaan konservatif, pemberian

    vitamin C dosis tinggi dapat diberikan

    untuk mekanisme imunitas, menjaga

    keutuhan membran (lapisan) yang

    menyelimuti janin dan cairan ketuban.

    Dosis yang diberikan 1-2 tablet/hari, tiap

    tablet hisap mengandung 500 mg

    vitamin C.

    b. Hubungan kehamilan ganda dengan

    kejadian ketuban pecah dini

    Berdasarkan hasil penelitian ini

    diperoleh hanya sebagian kecil (37,5%)

    responden yang mengalami ketuban

    pecah dini pada kehamilan ganda.

    Distribusi frekwensi kehamilan ganda

    sebanyak 2,5% dari 315 responden.

    Selain dapat menyebabkan terjadinya

    ketuban pecah dini, kehamilan ganda

    juga dapat menyebabkan terjadinya

    asfiksia. Hal ini sesuai dengan hasil

    penelitian Wulan tahun 2006 ( = 0,033)

    bahwa ibu bersalin dengan kehamilan

    ganda kemungkinan akan mengalami

    asfiksia 4,138 kali lebih besar

    dibandingkan dengan kehamilan tunggal.

    Kehamilan ganda juga dapat

    menyebabkan terjadinya perdarahan

    postpartum. Seperti penelitian yang

    dilakukan oleh Susilowati (2004), bahwa

    kehamilan ganda berhubungan dengan

    kejadian perdarahan postpartum, dengan

    hasil = 0,04 OR = 3,8. Hasil penelitian

    Mandelbrot tahun 2007, risiko penularan

    HIV ibu ke bayi juga meningkat pada

    kehamilan kembar, dalam kasus ketuban

    pecah dini (yang muncul tiga kali lebih

    sering dalam kehamilan kembar), yang

    mengakibatkan 4,5 kali lipat

    peningkatan risiko penularan ibu-ke-

    bayi.

    Hasil uji statistik didapat =

    0,03 ( < 0,05), maka Ho ditolak Ha

    diterima yang berarti ada hubungan

    bermakna antara kehamilan ganda

    dengan kejadian ketuban pecah dini.

    Hasil penelitian ini mendukung teori

    Manuaba yang menyatakan bahwa salah

    satu faktor predisposisi terjadinya

    ketuban pecah dini adalah kehamilan

    ganda. Kehamilan ganda dapat

    menyebabkan terjadinya ketuban pecah

    dini karena peregangan rahim yang

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 179

    berlebihan. Disamping itu juga

    kebutuhan ibu untuk pertumbuhan

    kehamilan ganda ini besar sehingga

    terjadi defisiensi nutrisi dan

    mengakibatkan berkurangnya jaringan

    ikat dan vaskularisasi. Hal ini dapat

    mengakibatkan selaput ketuban tidak

    kuat, ketuban akan mudah pecah.

    Kenyataan pada hasil penelitian

    ini menunjukkan bahwa kejadian

    ketuban pecah dini justru lebih banyak

    terjadi pada ibu dengan tidak kehamilan

    ganda tetapi bisa berpengaruh pada

    faktor predisposisi lain yang

    berpengaruh terhadap kejadian ketuban

    pecah dini yang tidak diteliti pada

    penelitian ini. Faktor tersebut dapat

    berupa aktifitas seksual yang dilakukan

    pada bulan-bulan terakhir kehamilan,

    demikian juga dapat berupa kelainan

    bawaan dari selaput ketuban seperti

    selaput yang tipis atau lemah dan faktor

    infeksi dapat juga menyebabkan

    terjadinya ketuban pecah dini. Infeksi

    dapat meningkatkan pengeluaran

    prostaglandin yang dapat menghasilkan

    kolagenase jaringan sehingga terjadi

    depolimerasi kolagen pada selaput

    ketuban sehingga kekuatan membran

    berkurang dan akhirnya akan

    mempermudah pecahnya selaput

    ketuban.

    Selain faktor diatas, masih

    banyak faktor lain yang merupakan

    predisposisi terjadinya ketuban pecah

    dini yang tidak diteliti dalam penelitian

    ini seperti inkompetensi servik dan

    ketegangan rahim yang berlebihan yang

    disebabkan oleh hydramnion juga karena

    faktor sosial ekonomi, misalnya karena

    kekurangan konsumsi vitamin C.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan

    analisis data hubungan letak sungsang

    dan kehamilan ganda dengan kejadian

    ketuban pecah dini di ruang Mawar

    RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun

    2009 dapat disimpulkan sebagai berikut :

    a. Ada hubungan bermakna antara letak

    sungsang dengan terjadinya kejadian

    ketuban pecah dini

    b. Ada hubungan bermakna antara

    kehamilan ganda dengan kejadian

    ketuban pecah dini.

    Saran

    a. Bagi Akademik

    Kepada pihak akademik

    diharapkan dapat lebih memperluas

    dalam pemberian materi tentang kasus

    kegawat daruratan obstetri yang

    berhubungan dengan kejadian ketuban

    pecah dini kepada mahasiswa yaitu pada

    letak sungsang dan kehamilan ganda

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 180

    serta bagi mahasiswa yang sedang

    praktek dilapangan agar dapat

    memberikan penyuluhan kesehatan

    kepada ibu-ibu hamil yang berkaitan

    dengan ketuban pecah dini.

    b. Bagi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

    Kepada petugas hendaknya dapat

    memberikan vitamin C dosis tinggi pada

    penatalaksanaan konservatif, untuk

    mekanisme imunitas, menjaga keutuhan

    membran (lapisan) yang menyelimuti

    janin dan cairan ketuban. Dosis yang

    diberikan 1-2 tablet/hari, tiap tablet hisap

    mengandung 500 mg vitamin C.

    Petugas juga diharapkan dapat

    mengenali secara dini faktor-faktor

    resiko yang dapat menyebabkan

    terjadinya ketuban pecah dini dan dapat

    mengambil tindakan secara tepat dalam

    menangani kasus ketuban pecah dini

    sehingga tidak terjadi komplikasi

    terhadap ibu maupun janin.

    DAFTAR PUSTAKA

    Antonius. 2007. Catatan kuliah obstetri

    Ginekologi. Di akses dari

    http://www. infokes.com

    tanggal 3-9-2009

    Benzion, T. 1994. Kapita

    SektaKedaruratan Obstetri.

    EGC. Jakarta.

    Budiarto, E. 2002. Biostatistika untuk

    Kedokteran dan

    KesehatanMasyarakat.

    EGC. Jakarta

    Departemen Kesehatan RI. 2006. Profil

    Kesehatan Indonesia. Jakarta

    Dinas Kesehatan Propinsi. 2008. Profil

    Kesehatan Propinsi Bengkulu.

    Bengkulu.

    Mansyur, A. 1999. Kapita Selekta

    Kedokteran, EGC, Jakarta.

    Manuaba, I. 1998. Ilmu Kebidanan,

    Penyakit Kandungan dan

    Keluarga Berencana untuk

    Pendidikan Bidan, EGC,

    Jakarta.

    Marjono. 1999. Ketuban Pecah Dini dan

    Infeksi Intra Partum. Jakarta. Di

    akses dari

    http://www.geocities.com

    tanggal 23-10-2009

    Medical Record. 2008 - 2009. Laporan

    Bulanan Dan Tahunan: Data

    Jumlah Persalinan, Kasus

    Ketuban Pecah Dini dan gemelli

    di RSUD M. Yunus Bengkulu.

    Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri

    Fisiologi Dan Patologi edisi 2.

    EGC. Jakarta.

    Notoatmodjo, S. 2005, Metodologi

    Penelitian Kesehatan, Edisi

    Revisi Rineka Cipta, Jakarta.

    Sissy. 2008. Laporan Kasus Kehamilan

    Kembar. Banjarbaru. Di akses

    dari

    http://panduankesehatan.blogsp

    ot.com tanggal 27-10-2009

    Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan.

    Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD

    dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 181

  • Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar

    RSUD dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )

    Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 182

    .