jurnal-suri-172-180.pdf
-
Upload
clodeyarizola -
Category
Documents
-
view
29 -
download
10
Transcript of jurnal-suri-172-180.pdf
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar
RSUD dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 172
HUBUNGAN LETAK SUNGSANG DAN KEHAMILAN GANDA
DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG
MAWAR RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2010
SURIYATI, SST
Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu
ABSTRAK
Ketuban pecah dini merupakan suatu komplikasi yang timbul dalam kehamilan
maupun persalinan. Dalam satu tahun di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 212
kasus (14,12%) ketuban pecah dini. Hal ini perlu mendapat perhatian karena dapat
menyebabkan terjadinya infeksi terhadap ibu maupun janin dan meningkatkan angka
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Masalah dalam penelitian ini adalah masih
tingginya angka kejadian ketuban pecah dini di ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan letak sungsang dan
kehamilan ganda dengan kejadian ketuban pecah dini. Penelitian dilakukan di ruang
Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dari tanggal 15-27 Desember 2009. Desain
penelitian ini adalah dengan metode cross sectional dengan jumlah sampel yaitu 315
ibu bersalin dan sampel diambil secara acak sederhana, data yang digunakan adalah
data sekunder dan diolah secara univariat dan bivariat dengan uji statistik
menggunakan chi square dengan 0,05.Hasil penelitian didapatkan sebagian kecil (33,5%) ibu yang mengalami ketuban pecah dini pada letak sungsang dan sebagian
kecil (37,5%) terjadi pada kehamilan ganda. Hasil penelitian diperoleh nilai = 0, 01 pada letak sungsang dan nilai = 0,03 pada kehamilan ganda yang berarti ada hubungan yang bermakna antara letak sungsang dan kehamilan ganda dengan kejadian ketuban pecah dini.
Kata kunci : Letak sungsang, Kehamilan ganda , Ketuban pecah dini
PENDAHULUAN
Indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan khususnya
pelayanan kebidanan dalam satu negara
atau daerah adalah dengan melihat angka
kematian ibu atau Maternal Mortality
Rate. Angka kematian Ibu (AKI)
merupakan barometer pelayanan
kesehatan ibu disuatu negara. Bila AKI
masih tinggi berarti pelayanan kesehatan
ibu belum baik (Saifuddin, 2006).
AKI hamil, bersalin, ibu nifas
adalah jumlah kematian ibu sebagai
komplikasi kematian, persalinan dan
PENELITIAN
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 173
nifas selama periode satu tahun per
100.000 kelahiran hidup pada periode
tahun yang sama. AKI di Indonesia
masih tinggi, dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya seperti
Philipina 170 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 160 per 100.000
kelahiran hidup, Malaysia 39 per
100.000 kelahiran hidup dan Singapura
yang hanya 6 per 100.000 kelahiran
hidup. Menurut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia ( SDKI, 2003 ),
AKI di Indonesia 307 per 100.000
kelahiran hidup artinya lebih dari 18.000
ibu setiap tahun atau dua ibu tiap jam
meninggal oleh sebab yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan dan nifas.
Tahun 2010 ditargetkan AKI menurun
menjadi 125 per 100.000 kelahiran
hidup ( Profil Dinkes Propinsi, 2008).
Di Propinsi Bengkulu tahun 2005
jumlah kematian ibu sebanyak 46 orang
(0,09%) dari 50.216 ibu hamil.
Sedangkan tahun 2006 meningkat
menjadi 53 orang (0,12%) dari 45.255
ibu hamil, kemudian tahun 2007 jumlah
kematian ibu sebanyak 58 orang (0,16%)
dari 36.828 ibu hamil. Ibu yang
meninggal pada masa hamil sebanyak 5
orang, pada masa bersalin 44 orang dan
pada saat nifas sebanyak 9 orang (Profil
Dinkes Propinsi, 2008).
Salah satu penyakit yang
memburuk akibat kehamilan dan
komplikasi obstetri adalah ketuban
pecah dini sebanyak 10% dari semua
persalinan (Manuaba,1998). Ketuban
pecah dini merupakan salah satu
keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum ada tanda tanda persalinan
dimulai, atau sebelum inpartu. Kejadian
ketuban pecah dini di Indonesia masih
tinggi, tercatat pada tahun 2006 terdapat
9368 ketuban pecah dini dan diantaranya
23 kasus meninggal (Profil DEPKES,
2006). Ketuban pecah dini berpengaruh
terhadap ibu dan bayi. Pengaruh
terhadap ibu adalah infeksi intrapartal
dikarenakan jalan lahir telah terbuka
apalagi bila sering dilakukan
pemeriksaan dalam. Selain itu juga dapat
menyebabkan infeksi puerperalis (nifas),
peritonitis dan septikemia. Sedangkan
pengaruh terhadap janin, bisa terjadi
asfiksia, bahkan bisa menyebabkan
kematian janin karena infeksi atau
prematuritas (Mochtar, 1998).
Penyebab dari ketuban pecah dini
sampai saat ini belum diketahui secara
pasti, tapi berbagai penulis menyebutkan
beberapa faktor predisposisi antara lain
incompetensi serviks (Benzion, 1999).
Bisa juga karena faktor kelainan selaput
ketuban misalnya selaput terlalu tipis,
faktor kelainan letak janin dalam rahim
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 174
seperti letak sungsang dan letak lintang
(Mochtar, 1998), serta kehamilan ganda
karena peregangan rahim yang
berlebihan (Manuaba, 1998). Salah satu
faktor predisposisi terjadinya ketuban
pecah dini adalah karena kehamilan
multipel/ganda : kembar dua (50%),
kembar 3 (90%) (Marjono, 1999).
Frekuensi kehamilan kembar tergantung
jenis kembarnya, kembar identik terjadi
sekitar satu kali dalam setiap 250
kelahiran di seluruh dunia. Antara tahun
1980 sampai tahun 1997, jumlah
kelahiran kembar meningkat 52% dan
jumlah kelahiran triplet serta kelahiran
dengan janin yang jumlahnya lebih besar
lagi melonjak hingga 40,4% (Sissy,
2008).
Berdasarkan dari hasil survey
yang dilakukan peneliti, kejadian
ketuban pecah dini merupakan kasus
terbanyak dari seluruh kasus kebidanan
di Ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu. Angka kejadian ketuban
pecah dini di Ruang Mawar RSUD Dr.
M. Yunus pada tahun 2008 sebanyak
115 orang (4,58%) dari 2510 persalinan.
Berdasarkan dari hasil survey yang
dilakukan peneliti, kejadian ketuban
pecah dini merupakan kasus terbanyak
dari seluruh kasus kebidanan di Ruang
Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
. Angka kejadian ketuban pecah dini di
Ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus
pada tahun 2008 sebanyak 115 orang
(4,58%) dari 2510 persalinan.
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini secara deskriptik
analitik dengan metode cross sectional,
dimana i hubungan letak sungsang dan
variabel dilakukan sekali dalam waktu
yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005)..
Desain penelitian ini adalah dengan
metode cross sectional dengan jumlah
sampel yaitu 315 ibu bersalin dan
sampel diambil secara acak sederhana,
data yang digunakan adalah data
sekunder dan diolah secara univariat
dan bivariat dengan uji statistik
menggunakan chi square dengan
0,05.
Hasil Penelitian
a. Analisis Univariat Analisis Univariat dilakukan untuk
mendapatkan gambaran distribusi
frekuensi letak sungsang dan kehamilan
ganda dengan kejadian ketuban pecah
dini di ruang Mawar RSUD Dr.M.Yunus
Bengkulu tahun 2009
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 175
Tabel 4.1
Distribusi frekwensi ibu bersalin yang mengalami kejadian ketuban pecah dini, letak
sungsang dan kehamilan ganda diruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun
2009
No Variabel Frekuensi
(F)
Persentase
(%)
Jumlah
1 Ketuban Pecah
Dini
Ya
Tidak
32
283
10,2%
89,8%
315
2 Letak Sungsang
Ya
Tidak
15
300
4,8%
95,2%
3 Kehamilan Ganda
Ya
Tidak
8
307
2,5%
97,5%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya sebagian kecil (10,2%), ibu
bersalin yang mengalami kejadian ketuban pecah dini, sebagian kecil (4,8 %) ibu bersalin
dengan letak sungsang dan sebagian kecil ( 2,5%) ibu bersalin dengan kehamilan ganda
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel
independent (letak sungsang dan
kehamilan ganda) dengan variabel
dependent (ketuban pecah dini), yaitu
dengan menggunakan analisis chi-
square, dengan derajat kepercayaan 95
% ( 0.05) dengan sistem
komputerisasi. Adapun analisis ini dapat
dilihat pada uraian dan tabel berikut
Tabel 4.2 Hasil analisis hubungan letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini
di ruang Mawar RSUD Dr.M.Yunus
Bengkulu tahun 2009
Letak
Sungsang
Ketuban Pecah Dini
Total
P OR
KPD Tidak KPD F %
0,01
5,056 F % F %
Sungsang 5 33,5 10 66,7 15 4,8
Tidak
Sungsang
27 9,0 273 91 300 95,2
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 176
Total
32
10,2
283
89,8
315
100
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa hanya sebagian kecil
(33,5%) ibu bersalin dengan letak
sungsang yang mengalami kejadian
ketuban pecah dini. Hasil uji statistik
menggunakan Chi square dengan = 0,05, didapat
nilai = 0,01 (
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 177
sebanyak 212 kasus (14,12%),
merupakan data sekunder dan data
tersebut diambil secara acak sederhana.
Distribusi frekwensi kejadian ketuban
pecah dini sebanyak 10,2% dan letak
sungsang sebanyak 4,8%, dari 315
responden. Hal ini disebabkan karena
ada faktor predisposisi lain yang
mempengaruhi terjadinya ketuban pecah
dini seperti umur, paritas, letak lintang,
hydramnion maupun infeksi yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Penelitian ketuban pecah dini
yang pernah dilakukan oleh Puspasari
tahun 2005 yaitu angka kejadian ketuban
pecah dini setiap bulannya dapat
mencapai 20% dari seluruh persalinan
dan 21% dari seluruh kejadian ketuban
pecah dini mengalami infeksi. Persalinan
dengan letak sungsang, selain dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah
dini, juga dapat menyebabkan terjadinya
asfiksia pada bayi. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Wulan tahun 2006 (p =
0,033) bahwa persalinan dengan letak
sungsang kemungkinan akan mengalami
asfiksia 4,138 kali lebih besar
dibandingkan dengan persalinan letak
normal. Asfiksia juga dapat terjadi
karena disebabkan oleh ketuban pecah
dini, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wisnubroto (2008)
dengan hasil penelitian didapatkan 2
hitung 18,643 dan 2 tabel 5,991 yang
berarti bahwa ada hubungan terjadinya
ketuban pecah dini pada saat persalinan
dengan terjadinya asfiksia pada bayi
baru lahir.
Hasil uji statistik dengan chi-
square dengan = 0,05 didapat = 0,01
( < 0,05), maka Ho ditolak Ha diterima.
Ini menunjukan secara statistik dengan
derajat 95% ada hubungan yang
bermakna (signifikan) antara letak
sungsang dengan kejadian ketuban pecah
dini . Hasil penelitian ini mendukung
teori Manuaba yang menyatakan bahwa
salah satu faktor predisposisi terjadinya
ketuban pecah dini adalah kelainan letak
janin yaitu letak sungsang. Dimana pada
letak sungsang fiksasi bagian terendah
tidak mantap . Hal ini memungkinkan
tangan / kaki menempati ruangan
tersebut sehingga dapat mempermudah
pecahnya selaput ketuban. Demikian
juga menurut Antonius bahwa letak
sungsang menyebabkan vaskularisasi
pada selaput ketuban yang tidak lancar
sehingga pada akhirnya selaput ketuban
kekurangan jaringan ikat dan keadaan
ini menyebabkan selaput ketuban
rapuh dan mudah pecah .
Menurut teori Winkjosastro,
ketuban pecah dini pada letak sungsang
ini disebabkan oleh berkurangnya
kekuatan membrane atau meningkatnya
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 178
tekanan intra uterin karena letak janin ini
memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong di bagian bawah
kavum uteri sehingga terjadi
peningkatan tekanan intra uterin.
Dengan tekanan intra uterin yang
berlebihan ini vaskularisasi tidak
berlangsung lancar yang dapat
mengakibatkan selaput ketuban
kekurangan jaringan dan dapat
menyebabkan selaput ketuban tidak
kuat, bila ada pembukaan serviks
ketuban akan mudah pecah. Pada
penatalaksanaan konservatif, pemberian
vitamin C dosis tinggi dapat diberikan
untuk mekanisme imunitas, menjaga
keutuhan membran (lapisan) yang
menyelimuti janin dan cairan ketuban.
Dosis yang diberikan 1-2 tablet/hari, tiap
tablet hisap mengandung 500 mg
vitamin C.
b. Hubungan kehamilan ganda dengan
kejadian ketuban pecah dini
Berdasarkan hasil penelitian ini
diperoleh hanya sebagian kecil (37,5%)
responden yang mengalami ketuban
pecah dini pada kehamilan ganda.
Distribusi frekwensi kehamilan ganda
sebanyak 2,5% dari 315 responden.
Selain dapat menyebabkan terjadinya
ketuban pecah dini, kehamilan ganda
juga dapat menyebabkan terjadinya
asfiksia. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Wulan tahun 2006 ( = 0,033)
bahwa ibu bersalin dengan kehamilan
ganda kemungkinan akan mengalami
asfiksia 4,138 kali lebih besar
dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
Kehamilan ganda juga dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan
postpartum. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Susilowati (2004), bahwa
kehamilan ganda berhubungan dengan
kejadian perdarahan postpartum, dengan
hasil = 0,04 OR = 3,8. Hasil penelitian
Mandelbrot tahun 2007, risiko penularan
HIV ibu ke bayi juga meningkat pada
kehamilan kembar, dalam kasus ketuban
pecah dini (yang muncul tiga kali lebih
sering dalam kehamilan kembar), yang
mengakibatkan 4,5 kali lipat
peningkatan risiko penularan ibu-ke-
bayi.
Hasil uji statistik didapat =
0,03 ( < 0,05), maka Ho ditolak Ha
diterima yang berarti ada hubungan
bermakna antara kehamilan ganda
dengan kejadian ketuban pecah dini.
Hasil penelitian ini mendukung teori
Manuaba yang menyatakan bahwa salah
satu faktor predisposisi terjadinya
ketuban pecah dini adalah kehamilan
ganda. Kehamilan ganda dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah
dini karena peregangan rahim yang
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 179
berlebihan. Disamping itu juga
kebutuhan ibu untuk pertumbuhan
kehamilan ganda ini besar sehingga
terjadi defisiensi nutrisi dan
mengakibatkan berkurangnya jaringan
ikat dan vaskularisasi. Hal ini dapat
mengakibatkan selaput ketuban tidak
kuat, ketuban akan mudah pecah.
Kenyataan pada hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kejadian
ketuban pecah dini justru lebih banyak
terjadi pada ibu dengan tidak kehamilan
ganda tetapi bisa berpengaruh pada
faktor predisposisi lain yang
berpengaruh terhadap kejadian ketuban
pecah dini yang tidak diteliti pada
penelitian ini. Faktor tersebut dapat
berupa aktifitas seksual yang dilakukan
pada bulan-bulan terakhir kehamilan,
demikian juga dapat berupa kelainan
bawaan dari selaput ketuban seperti
selaput yang tipis atau lemah dan faktor
infeksi dapat juga menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini. Infeksi
dapat meningkatkan pengeluaran
prostaglandin yang dapat menghasilkan
kolagenase jaringan sehingga terjadi
depolimerasi kolagen pada selaput
ketuban sehingga kekuatan membran
berkurang dan akhirnya akan
mempermudah pecahnya selaput
ketuban.
Selain faktor diatas, masih
banyak faktor lain yang merupakan
predisposisi terjadinya ketuban pecah
dini yang tidak diteliti dalam penelitian
ini seperti inkompetensi servik dan
ketegangan rahim yang berlebihan yang
disebabkan oleh hydramnion juga karena
faktor sosial ekonomi, misalnya karena
kekurangan konsumsi vitamin C.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data hubungan letak sungsang
dan kehamilan ganda dengan kejadian
ketuban pecah dini di ruang Mawar
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun
2009 dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ada hubungan bermakna antara letak
sungsang dengan terjadinya kejadian
ketuban pecah dini
b. Ada hubungan bermakna antara
kehamilan ganda dengan kejadian
ketuban pecah dini.
Saran
a. Bagi Akademik
Kepada pihak akademik
diharapkan dapat lebih memperluas
dalam pemberian materi tentang kasus
kegawat daruratan obstetri yang
berhubungan dengan kejadian ketuban
pecah dini kepada mahasiswa yaitu pada
letak sungsang dan kehamilan ganda
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 180
serta bagi mahasiswa yang sedang
praktek dilapangan agar dapat
memberikan penyuluhan kesehatan
kepada ibu-ibu hamil yang berkaitan
dengan ketuban pecah dini.
b. Bagi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Kepada petugas hendaknya dapat
memberikan vitamin C dosis tinggi pada
penatalaksanaan konservatif, untuk
mekanisme imunitas, menjaga keutuhan
membran (lapisan) yang menyelimuti
janin dan cairan ketuban. Dosis yang
diberikan 1-2 tablet/hari, tiap tablet hisap
mengandung 500 mg vitamin C.
Petugas juga diharapkan dapat
mengenali secara dini faktor-faktor
resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini dan dapat
mengambil tindakan secara tepat dalam
menangani kasus ketuban pecah dini
sehingga tidak terjadi komplikasi
terhadap ibu maupun janin.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius. 2007. Catatan kuliah obstetri
Ginekologi. Di akses dari
http://www. infokes.com
tanggal 3-9-2009
Benzion, T. 1994. Kapita
SektaKedaruratan Obstetri.
EGC. Jakarta.
Budiarto, E. 2002. Biostatistika untuk
Kedokteran dan
KesehatanMasyarakat.
EGC. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2006. Profil
Kesehatan Indonesia. Jakarta
Dinas Kesehatan Propinsi. 2008. Profil
Kesehatan Propinsi Bengkulu.
Bengkulu.
Mansyur, A. 1999. Kapita Selekta
Kedokteran, EGC, Jakarta.
Manuaba, I. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan, EGC,
Jakarta.
Marjono. 1999. Ketuban Pecah Dini dan
Infeksi Intra Partum. Jakarta. Di
akses dari
http://www.geocities.com
tanggal 23-10-2009
Medical Record. 2008 - 2009. Laporan
Bulanan Dan Tahunan: Data
Jumlah Persalinan, Kasus
Ketuban Pecah Dini dan gemelli
di RSUD M. Yunus Bengkulu.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri
Fisiologi Dan Patologi edisi 2.
EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005, Metodologi
Penelitian Kesehatan, Edisi
Revisi Rineka Cipta, Jakarta.
Sissy. 2008. Laporan Kasus Kehamilan
Kembar. Banjarbaru. Di akses
dari
http://panduankesehatan.blogsp
ot.com tanggal 27-10-2009
Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar RSUD
dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 181
-
Hubungan Letak Sungsang dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Mawar
RSUD dr.M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 ( Suryati )
Jurnal Kesehatan Poltekkes Provinsi Bengkulu Volume 1 No.2 Nopember 2013 Page 182
.