JURNAL SLOGAN SOLO THE SPIRIT OF JAVA SEBAGAI PROMOSI … Adhityo Nugroho... · 2016. 2. 27. ·...
Transcript of JURNAL SLOGAN SOLO THE SPIRIT OF JAVA SEBAGAI PROMOSI … Adhityo Nugroho... · 2016. 2. 27. ·...
-
JURNAL
SLOGAN SOLO THE SPIRIT OF JAVA SEBAGAI PROMOSI
PEMERINTAH KOTA SOLO UNTUK GO INTERNATIONAL
( Implementasi Penggunaan Slogan “Solo, The Spirit of Java” dalam Strategi
City Branding Kota Solo Melalui Penyelenggaraan
Event Kebudayaan Tahun 2012)
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
ADHITYO NUGROHO
D1209003
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
-
1
SLOGAN SOLO THE SPIRIT OF JAVA SEBAGAI PROMOSI
PEMERINTAH KOTA SOLO UNTUK GO INTERNATIONAL
( Implementasi Penggunaan Slogan “Solo, The Spirit of Java” dalam Strategi
City Branding Kota Solo Melalui Penyelenggaraan
Event Kebudayaan Tahun 2012)
Adhityo Nugroho
Andrik Purwasito
Sofiah
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract This thesis has a goal to know: 1) The implementation of the slogan “Solo, The
Spirit of Java” in Solo City promotional activities towards Go International in the
management of cultural events; 2) To describe visually the management of
cultural events in supporting promotional strategy of Solo City that has a slogan
“Solo, The Spirit of Java”.
This research is a descriptive research with a qualitative approach. It was held on
Department of Culture and Tourism of Solo City. The technique of collecting data
consists of interview, documentation, and direct observation. The collected data
are analyzed with the analysis of descriptive qualitative. It means that the visible
phenomenon are recorded, studied, analyzed and interpreted, then described.
The result of research shows that: (1) The Implementation of the slogan “Solo,
The Spirit of Java”in Solo City promotional activities toward GoInternational is
through the management of cultural events, that is slogan “Solo, The Spirit of
Java” as the branding and identity for Solo City, that creates a region with strong
economy competitiveness, uses cultural events as the implementation the program
“Solo, The Spirit of Java. The events with cultural background and have
international scale that was held is Solo International Performing Art (SIPA),
Solo Batik Carnival (SBC), and Solo Keroncong Festival (SKF). (2) Visual
description toward the management of cultural events in supporting Solo City
promotional strategy that has slogan “Solo, The Spirit of Java” is through Solo
Internasional Performing Art (SIPA), Solo Batik Carnival (SBC), dan Solo
Keroncong Festival (SKF).
Keywords: City Promotion, Slogan, Cultural Event.
-
2
Pendahuluan
Pariwisata merupakan sektor andalan pendapatan devisa dalam
pembangunan nasional Indonesia. Pariwisata juga telah diakui oleh para
pelaku wisata, pemerintah dan masyarakat sebagai dunia bisnis yang
menjanjikan. Meskipun pariwisata sangat menjanjikan, namun bagi daerah
yang baru mengolah potensi wisatanya, pekerjaan ini bukan sesuatu yang
mudah.
Kota Solo merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah.
Wisata kota Solo juga didukung oleh lokasinya yang strategis di jalur lintas
pulau Jawa. Jadi dari segi transferabilitas dan aksesibilitas transportasi dan
komunikasi sampai akomodasi. Meskipun demikian masih banyak obyek
wisata yang sepi dari pengunjung. Bukan suatu hal yang dapat dipungkiri
bahwa dalam bidang pariwisata kota Solo tertinggal jauh dengan kota
tetangganya yaitu Yogyakarta dan juga Bali yang memang sudah cukup lama
dikenal masyarakat dunia (http://sosbud.kompasiana.com).
Industri parisiwata di Kota Solo selama ini telah dikembangkan
dengan menerapkan berbagai slogan pada berbagai event promosi Kota
Solo, antara lain: “Solo Tempo Dulu”; “Solo Kotaku”, “Jawa Budayaku”;
“Solo, The Spirit Of Java.” Event-event ini diselenggarakan sebagai wujud
komunikasi pemasaran dalam konsep city branding yang diarahkan kepada
peningkatan jumlah wisatawan dan investor.
Strategi yang dilakukan antara lain melalui city branding. Menurut
Madan (2006), city branding adalah upaya membangun identitas sebuah kota.
Identitas lebih banyak berkaitan dengan apa yang dipikirkan seseorang
terhadap orang lain, apa yang seseorang percayai dan apa yang seseorang
lakukan.
Upaya untuk membangun branding Kota Solo yang dilakukan
Pemerintah Kota (Pemkot) adalah dengan menggalakkan promosi wisata
dalam konsep budaya yaitu dengan menyelenggarakan berbagai event-event
budaya. Untuk tahun 2012 ini akan digelar sekitar 47 acara. Jumlahnya
meningkat dibandingkan tahun lalu, yang jumlahnya sebanyak 32 event.
http://sosbud.kompasiana.com/
-
3
Mulai pertengahan Januari hingga Desember 2012, event-event tersebut
digelar. Sebagai panduan bagi masyarakat akan disebarkan Calendar Event
Solo 2012. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta
dalam penyusunan kalender event, pihaknya bekerja sama dengan
Konsultan Komunikasi dan Publik.
Event-event lain yang akan diselenggarakan antara lain Solo
International Performing Art (SIPA), dan Solo Batik Carnival (SBC), Solo
Keroncong Festival, International Tea Festival, KREASSO (Kreatif Anak
Sekolah Solo), Gunungan Charity Boat Race, Solo Batik Fashion, Festival
Kethoprak, Solo Carnival, Pesona Balaikambang, Solo Menari, Kemah
Budaya, Solo Kampoeng Art, Festival Dolanan Bocah, Javanese
Theatrical, dan Bakdan ing Balekambang, Sekaten, Grebeg Maulud,
Mahesa Lawung, Mangkunegaran Performing Art, Keraton Art Festival,
Tingalan Jumenengan Dalem ke-7 ISKS XIII, Malem Selikuran, Grebeg
Poso, Grebeg Pangan, Grebeg Kirab Malam 1 Sura dan Wiyosan
Jumenengan SP KGPAA Mangkoe Nagoro IX. Berbagai event tersebut
diselenggarakan untuk meningkatkan industri pariwisata di Kota Solo
menuju kota pariwisata tingkat Internasional.
Penelitian ini bermaksud mengkaji penggunaan slogan “Solo, The
Spirit of Java” Sebagai Promosi Pemerintah Kota Solo menuju Go
International (Implementasi Penggunaan Slogan “Solo, The Spirit of Java”
dalam Strategi City Branding Kota Solo Melalui Penyelenggaraan Event
Kebudayaan Tahun 2012).” Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau
field research dengan menggunakan desain penelitian kualitatif.
Penekanannya bukan pada pengukuran, melainkan pada pemaknaan dan
konteks pendeskripsian (Mulyana, 2001). Fokus utama penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana bentuk penyelenggaraan event - event
kebudayaan dalam mendukung strategi promosi Kota Solo yang beslogan
“Solo, The Spirit of Java”. Sesuai dengan identitas etnik yang melekat sebagai
ciri khas Kota Solo sebagai kawasan pariwisata budaya.
-
4
Alasan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengukur secara
empiris komunikasi pemasaran yang dilakukan Pemerintah Kota Solo dalam
rangka membangun city branding melalui slogan ”Solo, The Spirir of Java”.
Komunikasi pemasaran yang dilakukan melalui penyelenggaraan event-event
kebudayaan yang terprogram dan terjadwal pada tahun 2012 yang akan
diadakan di Kota Solo.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi penggunaan slogan “Solo, The Spirit of
Java” dalam kegiatan promosi Kota Solo menuju Go International?
2. Bagaimanakah penyelenggaraan event-event kebudayaan tersebut
mendukung strategi promosi Kota Solo yang beslogan “Solo, The Spirit
of Java”?
Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi
Menurut Arni (2005: 4) komunikasi adalah pertukaran pesan verbal
maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk
mengubah tingkah laku. Si pengirim pesan dapat berupa seorang individu,
kelompok, atau organisasi. Begitu juga halnya dengan si penerima pesan
dapat berupa seorang anggota organisasi, seorang kepala bagian, pimpinan,
kelompok orang dalam organisasi, atau organisasi secara keseluruhan.
Komunikasi merupakan proses menukar informasi dan perasaan
antara dua orang atau lebih dan pentingnya bagi hubungan yang efektif.
Sedangkan komunikasi menurut Suprapto (2006: 2) adalah sebuah proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran
tertentu. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang melahirkan
kebersamaan dan kesepahaman di antara keduanya.
-
5
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah proses pemindahan atau penyampaian pengertian,
informasi, pikiran, atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain sehingga
memperoleh pengertian yang sama.
Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari
pengirim kepada penerima. Menurut Moekijat (1993: 14) bahwa ada beberapa
unsur dalam proses komunikasi yaitu sumber komunikasi, pesan, kode
pembuat, saluran, pembacaan kode, penerima, dan umpan balik.
Lebih lanjut menurut Moekijat (1993: 7) fungsi komunikasi yaitu
menyampaikan informasi, mengarahkan, membentuk sikap, dan membantu
pengenalan fisik. Fungsi komunikasi tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam
suatu organisasi kerja komunikasi menjalankan beberapa fungsi yaitu:
a. Menyampaikan informasi dan pengetahuan dari orang yang satu ke orang
yang lain (kerja sama).
b. Komunikasi membantu, mendorong dan mengarahkan orang-orang untuk
melakukan sesuatu.
c. Komunikasi dapat membentuk sikap dan menanamkan kepercayaan untuk
mengajak, meyakinkan dan mempengaruhi perilaku.
d. Komunikasi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai dengan
lingkungan fisik dan sosial mereka.
2. Komunikasi Pemasaran
Dalam aktivitas pemasaran, sebuah institusi tidak hanya melakukan
usaha untuk menemukan dan menghasilkan produk, menetapkan harga, tetapi
perusahaan juga perlu untuk memberikan informasi kepada konsumen bahwa
produk atau jasa yang disediakan akan dapat memuaskan mereka. Artinya
sebuah institusi/perusahaan perlu untuk melakukan suatu aktivitas
komunikasi kepada target sasarannya, untuk merangsang target sasarannya
agar merasa tertarik menggunakan produk atau jasa perusahaan. Pada iklim
kompetisi yang sangat ketat sekarang ini sangat penting artinya apabila
-
6
perusahaan dapat menancapkan posisi yang tepat pada pikiran target
sasarannya.
Menurut Kotler (2006: 496) komunikasi pemasaran adalah cara yang
digunakan perusahaan untuk menginformasikan, mempersuasi, dan
mengingatkan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung
mengenai produk dan merek yang mereka jual. Komunikasi pemasaran
mewakili “suara” merek dan adalah cara yang digunakan untuk membangun
dialog dan hubungan dengan konsumen. Smith (2005) menyatakan
komunikasi pemasaran adalah fungsi dalam manajemen yang memusatkan
perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen.
Komunikasi pemasaran juga dapat dinyatakan sebagai kegiatan
komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen
dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat
menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan
sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki, sehingga komunikasi
pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membentu
kegiatan pemasaran sebuah perusahaan dengan menggunakan teknik-teknik
komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada konsumen agar
tujuan perusahaan tercapai.
Bauran Komunikasi pemasaran menurut Kotler (2006: 496), terdiri dari :
a. Advertising, semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas
ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.
b. Sales Promotion, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
c. Events and Experience, kegiatan pemberian sponsor dan perusahaan
dan program yang dibuat untuk menciptakan merek yang biasa saja atau
merek yang spesial.
d. Public Relations and Publicity, berbagai program untuk
mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau masing-masing
produknya.
-
7
e. Direct Marketing, penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail dan alat
penghubung non personal untuk berkomunikasi secara langsung dengan
mendapatkan tanggapan langsung dan pelanggan dan calon pelanggan
tertentu.
f. Personal Selling, interaksi langsung dengan satu pembeli atau Iebih
guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima
pesanan.
Event merupakan kegiatan pemberian sponsor dan program yang dibuat
untuk menciptakan merek. Dalam hal ini adalah menciptakan merek Kota
(city branding) Solo sebagai kota budaya dalam slogan “The Spirit of
Java.”
3. Event Marketing
Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah
brand adalah dengan mengajak customer dan potential customer untuk
terlibat dalam sebuah event yang diselenggarakan perusahaan. Event
marketing yang diselenggarakan harus memiliki pengaruh serta memberikan
kesan mendalam kepada setiap orang yang hadir sehingga customer maupun
potential customer bisa cukup lama mengingat pengalaman yang
menyenangkan tersebut (Murfianti, 2010).
Menurut Stanton (2003: 140) Event Marketing dianggap sebagai salah
satu strategi efektif untuk membuat perusahaan / produk menjadi lebih
dikenal dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat, kegiatan tersebut
dipilih karena bentuk yang mendasar dalam menciptakan komunikasi antara
satu perusahaan dengan konsumennya. Event Marketing merupakan suatu
kegiatan yang dapat menjadikan nama perusahaan diingat dan dapat
meningkatkan citra perusahaan. Event Marketing diselenggarakan oleh
perusahaan dengan tujuan agar namanya menjadi lebih dikenal dan mendapat
image yang baik dari masyarakat (Coulson dan Thomas, 1986: 285).
Tujuan Event Marketing menurut Jefkins (2004: 176) terdiri dan tiga
bagian, yaitu:
-
8
a. Tujuan-tujuan periklanan:
1) Mengiklankan produk yang tidak boleh diklankan di media tertentu.
2) Memasang iklan dilokasi kegiatan atau liputan yang dapat
menjangkau orang banyak.
3) Mempromosikan produk secara spesifik.
4) Memperkenalkan produk baru.
5) Menggali berbagai peluang lain di bidang periklanan.
b. Tujuan-tujuan Humas.
1) Menciptakan atau mempertahankan citra.
2) Membangun citra.
3) Meinperkenalkan identitas.
4) Mengakrabkan nama perusahaaan.
5) Menonjolkan keramah tamahan.
6) Merangsang minat para wartawan untuk datang meliput.
c. Tujuan-tujuan pemasaran.
1) Memposisikan sebuah produk
2) Mendukung operasi para agen penyalur.
3) Melancarkan suatu perubahan didalam kebijakan pemasaran
perusahaan.
4) Meluncarkan suatu produk.
5) Membuka cabang-cabang baru.
6) Pemasaran International.
7) Merangsang para konsumen untuk menggunakan suatu produk.
Manfaat penyediaan Event Marketing adalah bahwa dana sponsor
yang telah dikeluarkan dengan sendirinya kembali ke perusahaan
dalam jumlah yang berlipat ganda. Adapun alasan-alasan penyediaan
Event Marketing menurut Jefkins (2004: 267) adalah:
d. Untuk melancarkan suatu kampanye perikianan melalui publikasi
nama serta produk-produk perusahaan yang seluas-luasnya oleh media
massa yang meliputi acara yang diberi sponsor itu.
-
9
e. Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasanan.
f. Untuk memperlihatkan niat baik organisasi ataupun perusahaan guna
melaksanakan tanggungjawab sosialnya.
4. Promosi Kota (City Branding)
Branding adalah upaya untuk membangun merek. Merek atau brand
bukan hanya sebuah rangkaian kata atau gambar yang ditempel pada produk
atau pun jasa tanpa sebuah makna yang mengikutinya. Logo, tagline, simbol,
apapun nama dan bentuknya merupakan bagian dari merek atau brand untuk
membedakan satu produk atau jasa dengan yang lain. Brand atau merek,
secara tradisional dapat diartikan sebagai nama. terminologi, logo, simbol
atau desain yang dibuat untuk menandai atau mengidentifikasi produk yang
ditawarkan kepada konsumen. Sebuah merek merupakan identitas yang unik
dari sebuah produk atau jasa di dalam benak konsumennya, yang
mencerminkan tingkat perbedaan dari kompetitor. (Murfianti, 2010).
Menurut Anholt (2006), branding adalah proses mendesain,
merencanakan dan mengkomunikasikan nama dan identitas dengan tujuan
untuk membangun atau mengelola reputasi. Branding merupakan proses
deliberasi memilih dan menghubungkan atribut-atribut tersebut karena
mereka diasumsikan memberi nilai tambah pada produk atau jasa. City
branding dapat dipandang sebagai pendekatan yang tepat untuk
mempromosikan suatu tempat wilayah jika melihat dunia sebagai pasar
global. Suatu tempat/wilayah merupakan sebuah produk atau sebuah
perusahaan yang sedang bersaing dengan tempat/wilayah lainnya dalam
upaya untuk menjaga atau mempertahankan posisi mereka di tengah
persaingan.
Tindakan - tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu tempat/
wilayah pada saat ini maupun nanti, termasuk cara promosinya,
pariwisatanya, cara mereka bersikap dalam lingkup domestik maupun asing,
cara mereka merepresentasikan identitas budayanya, atau membangun
lingkungan alamnya, serta bagaimana mereka ditampilkan dalam media dunia
-
10
memberikan perbedaan yang sangat besar pada kemampuan suatu wilayah
dalam scope internal maupun eksternal. (Kartajaya, 2005).
Menurut Marconi (2004), brand/merek merupakan kombinasi dari
image, reputasi dan performance, proses berkembangnya reaksi rasional.
emosional dan psikologis yang dimiliki konsumen saat terekspos tidak hanya
pada produknya saja, namun juga pada petunjuk yang dihubungkan dengan
suatu brand/merek. Strategi untuk brand suatu tempat/wilayah menentukan
visi strategis yang paling realistis dan kompetitif bagi suatu tempat/wilayah
dan menjamin bahwa visi tersebut didukung dan didorong serta diperkuat
oleh setiap tindakan investasi dan komunikasi antara tempat/wilayah tersebut
dengan masyarakat dunia lainnya.
Pemerintah maupun pihak yang memiliki kepentingan terhadap
eksistensi suatu tempat / wilayah harus secara konsisten mengkomunikasikan
dan menunjukkan maksud dari suatu brand, sehingga tidak memunculkan
kebingungan dalam masyarakat terhadap brand tersebut. Suatu tempat /
wilayah dapat memunculkan keunikannya dan dapat tampil berbeda dengan
para kompetitornya, tidak hanya dalam slogan saja, yang kini terkesan
sebagai me too product, namun dalam kemampuannya menawarkan sesuatu
yang unik dan berbeda dan mengkristalisasi sebagai identitas yang kuat dalam
persepsi customer. Menurut Kapferer (2000), merek memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
a. Identification : Sebagai identifikasi, yang dapat dilihat dengan jelas
dan cepat untuk dikenali
b. Practicaliryt : Fungsi praktis. untuk menghemat energi dan waktu
melalui pembelian kembali dan loyalitas
c. Guarantee : Sebagai jaminan, untuk mentperoleh kualitas yang sama.
tidak peduli dimana atau kapan membelinya.
d. Optimization : Untuk memastikan pembelian bahwa produk tersebut
merupakan produk yang terbaik dalam kategorinya.
e. Characterization : Konfirmasi self image
-
11
f. Continuity : Kepuasan melalui keintiman dengan produk yang dipakai
selama beberapa tahun
g. Hecionistic : Kepuasan yang berkaitan dengan atraktifnya merek
h. Ethical : Kepuasan berkaitan pada perilaku yang bertanggung jawab
dari merek terhadap hubungannya dengan masyarakat
Citra kota memiliki kekuatan dalam membentuk merek untuk sebuah
kota, mempengaruhi bahkan membentuk kota itu sendiri. Dan merek yang
melekat pada kota sangat bergantung pada identitas kota. Setiap kota akan
memiliki identitasnya, kota memiliki emosinya sendiri-sendiri. sebuah
dialektis antara masyarakat dan fisik kotanya. Ini seperti halnya sebuah mata
uang dengan dua sisinya, bahwa pembangunan fisik sebuah kota tidak dapat
terlepas dari masyarakat dan budaya. yang dimiliki. Membangun fisik (city)
pada dasarnya adalah membangun roh dan jiwa masyarakatnya. Kota yang
berhasil membangun identitas yang kuat tidak hanya dari aspek fisik tetapi
juga kehidupan sosial masyarakatnya. Kemampuan kota untuk
mempertahankan karakter dan identitasnya dan bahkan mempengaruhi daerah
lainnya.
Identitas bukanlah sesuatu yang bebas tanpa adanya sebuah batasan.
Dengan batasan ini, seseorang akan sadar atas identitasnya. Identitas sebuah
kota memiliki boundary antara satu dengan lainnya. Ada keterikatan dan
social bounding, sehingga muncul apa yang disebut sebagai home atau
rumah. Yang perlu ditekankan dalam konsep tempat adalah, tempat bukanlah
sebuah hal yang statis. mereka selalu berubah. Tempat harus dilihat dalam
konteks historis dan ekonomi tempat diciptakan, diperluas dan kemudian
image dikonstruksi untuk merepresentasikan dan menjual tempat tersebut.
(Murfianti, 2010).
Metode Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Kota Solo.
Penelitian lebih dikhususkan pada event kebudayaan yang menjadi jadwal
kegiatan Dinas Kebudayaan dan Parisiwisata Kota Solo.
-
12
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan wawancara dan pengamatan langsung di lapangan yang
menghasilkan data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari nara sumber,
dengan mencatat dan memberi gambaran sebenarnya guna mendukung
penyajian data. Penelitian kualitatif mengembangkan konsep dan
menghimpun data - data (fakta) dan dengan demikian tidak melakukan
pengujian hipotesa dan statistik. (Singarimbuan & Effendy, 1999).
Subyek penelitian ini adalah semua unsur yang berperan sebagai aktor
atau pelaku event kebudayaan di Kota Solo. Para informan utama didasarkan
pada persyaratan utama yaitu dari sisi event adalah orang yang berperan
dalam perencanaan dan pelaksanaan event kebudayaan, bertanggung jawab
terhadap operasional event kebudayaan, dan memiliki kekuatan untuk
mengambil keputusan. Sedangkan dari sisi masyarakat adalah orang yang
secara langsung merasakan dampak adanya komunikasi yang dijalin melalui
penyelenggaraan event kebudayaan.
Sedangkan informan pendukung diambil dari unsur pemerintah dan
dinas-dinas terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Instansi-instansi
ini sangat penting keberadannya dalam konteks koordinasi kebijakan maupun
sebagai mitra pendukung kebijakan. Informan yang juga penting adalah para
pendatang yang berdomisili di Kota Solo. Penunjukan mereka sebagai
informan adalah karena mereka merupakan bagian dari penyelenggaraan
event kebudayaan di Kota Solo.
Sajian dan Analisis Data
Setiap kota akan memiliki identitasnya sendiri yang mencerminkan
kaitan antara masyarakat dan fisik kotanya. Pembangunan fisik sebuah kota
tidak dapat terlepas dari masyarakat dan budaya yang dimiliki. City branding
merupakan sebuah proses atau usaha membentuk merek dari suatu kota
adalah untuk mempermudah pemilik kota tersebut untuk memperkenalkan
kotanya kepada target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut
dengan menggunakan kalimat posisitioning, slogan, icon, eksibisi, dan
-
13
berbagai media lainnya. City branding merupakan sebuah proses pengenalan
sebuah kota yang diwakilkan pada icon, duta atau events yang
diselenggarakan di kota yang bersangkutan sehingga kota tersebut akan
dikenal sebagai kota yang unik dan lain dari kota lain.
1. Kota Solo Sebagai Kota Budaya
Hasil penelitian yang mengacu pada hasil wawancara dengan Staf
Ahli Bidang Pariwisata Disbudpar Kota Surakarta menunjukkan bahwa upaya
memperkenalkan identitas Kota Solo sebagai kota budaya melibatkan seluruh
pemerintah daerah di Solo Raya (Solo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar,
Wonogiri, Sragen, dan Klaten) dan sepakat untuk membuat suatu kebijakan
dengan menciptakan suatu identitas wilayah dengan slogan “Solo, The Spirit
of Java”. Penggunaan slogan “Solo, The Spirit of Java” dalam kegiatan
promosi Kota Solo menuju Go International merupakan upaya untuk
memperkenalkan karakteristik, budaya, dan potensi kota Solo. Slogan
tersebut digunakan sebagai branding dan identitas bagi kota Solo sebagai
pusat kebudayaan Jawa.
Kesepakatan 7 daerah di wilayah Solo Raya dalam mengusung slogan
“Solo, The Spirit of Java“ didasari pertimbangan untuk menciptakan sebuah
kawasan dengan daya saing ekonomi yang kuat, sekaligus upaya
menempatkan kawasan (positioning) di antara wilayah atau kawasan lain
sehingga diperlukan ciri khusus sebagai identitas wilayah yang menjadi alat
pemasaran (citra kegiatan pemasaran) yang wajib digunakan oleh semua
pihak dalam segala upaya pemasaran wilayah Subosukawonosraten ke
masyarakat luas. (Hasil wawancara dengan Staf Ahli Bidang Pariwisata
Disbudpar, Kota Surakarta, M. Zainal Aripin, SS. Senin, 08/10/2012).
Slogan Kota Solo yang mengusung slogan “Solo, The Spirit of Java”
menjadikan Kota Solo semakin terkenal, perekonomiannya makin maju, dan
banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati Kota Solo yang makin
indah. Berdasarkan hasil wawancara dengan M. Zainal Aripin, SS
menyatakan bahwa:
-
14
“Solo, The Spirit of Java” sebagai brand baru kota Solo sebenarnya
sudah mulai disosialisasikan sejak bulan Agustus tahun 2006, setelah terjadi
kesepakatan dari ketujuh kepala daerah di kawasan tersebut untuk
menciptakan identitas tersendiri bagi wilayahnya. Untuk menunjukan
keseriusan dari pencetusan program tersebut, sebagai langkah awal, diadakan
kontes untuk memberikan slogan. Ada 3 slogan pemenang yaitu, Solo the
Heart of Java, Solo the Heartbeat of Java dan Solo the Spirit of Java. Slogan
“Solo,The Spirit of Java”, dipilih untuk menggambarkan keterikatan ini.”
Eksistensi Solo sebagai kota besar dengan potensi budaya,
perdagangan dan industri-pun makin diakui perlu adanya keterlibatan,
kerjasama, dan peningkatan komitmen dari berbagai pihak dalam bidang
pariwisata. Penggunaan slogan “Solo, The Spirit of Java” ini berkaitan
dengan usaha memasarkan wilayah Solo Raya yang akan menjadi trade mark
bagi setiap promosi dan usaha mengangkat produk unggulan ke dunia
internasional.
2. Tujuan Penggunaan Slogan “Solo, The Spirit of Java”
Kesepakatan 7 daerah di wilayah Solo Raya dalam mengusung slogan
“Solo, The Spirit of Java“ didasari pertimbangan untuk menciptakan sebuah
kawasan dengan daya saing ekonomi yang kuat, sekaligus upaya
menempatkan kawasan (positioning) di antara wilayah atau kawasan lain
sehingga diperlukan ciri khusus sebagai identitas wilayah yang menjadi alat
pemasaran (citra kegiatan pemasaran) yang wajib digunakan oleh semua
pihak dalam segala upaya pemasaran wilayah Subosukawonosraten ke
masyarakat luas.
Strategi promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Solo dalam mempromosikan slogan “Solo, The Spirit of Java”
hanya menggunakan dua bauran promosi yaitu periklanan dan public
relations.
-
15
a. Iklan
Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi massa yang bersifat
membujuk dan mempengaruhi. Disbudpar Kota Solo banyak menggunakan
media iklan dalam mempromosikan event kebudayaan Solo. Dinas Pariwisata
sangat selektif dalam mengunakan media iklan dalam mempromosikan event
kebudayaan Solo. Beriklan membutuhkan anggaran yang sangat besar
sedangkan anggaran yang dimiliki untuk promosi sangat terbatas. Oleh
karena itu Disbudpar Kota Solo membatasi penggunaan media iklan. Jenis
media yang digunakan adalah media cetak dan elektronik.
b. Public Relations
Peran Public Relations dalam mempromosikan slogan “Solo, The
Spirit of Java” adalah ketika ada sebuah event budaya. Panitia sebuah event
selalu dibantu oleh Disbudpar Kota Solo. Peran public relations adalah
menjaga hubungan baik dengan pers, mempublikasikan produk, komunikasi
antar panitia event, dan memberi saran kepada devisi kepanitian yang lain.
Peran public relations selain menyebarkan booklet, calender of event dan peta
Kota Solo, adalah perannya yang dijalankan oleh seluruh anggota panitia
sebuah event.
Tugas dari public relations yang dijalankan oleh kepanitian event
adalah untuk mempromosikan berbagai event budaya kepada wisatawan lokal
dan asing, sehingga wisatawan dapat mengenal, tertarik dan selalu ingat pada
Kota Solo sebagai kota budaya.
3. Analisis Hasil Deskripsi Secara Visual Penyelenggaraan Event-
Event Kebudayaan dalam Mendukung Strategi Promosi Kota Solo
yang Berslogan “Solo, The Spirit of Java”
Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pelaksanaan program
“Solo, The Spirit of Java” melalui penyelenggaraan event budaya. Beberapa
event budaya yang berskala internasional di antaranya adalah Solo
Internasional Performing Art (SIPA), Solo Batik Carnival (SBC), dan Solo
Keroncong Festival (SKF).
-
16
a. Solo Internasional Performing Art (SIPA)
Event ini merupakan konsep seni pertunjukan yang menjadi spirit
gerakan penyelamatan bumi dan segala kehidupannya. SIPA merupakan salah
satu bagian dari kehidupan budaya yang mendukung Solo sebagai Kota
Budaya. SIPA Tujuan penyelenggaraan SIPA adalah sebagai ruang
pertemuan beragam seni pertunjukan untuk kemudian menyuarakan
penyelamatan bumi. Melaluii SIPA, Solo akan menjadi jembatan bertemunya
berbagai ragam bentuk dan jenis yang ada dalam wilayah seni pertunjukan.
Penyelenggaraan SIPA sebagai sebuah event ini merupakan salah satu
bentuk komunikasi dalam kegiatan city branding. SIPA merupakan upaya
penyatuan dari semangat antar seni pertunjukan. Sebuah event berskala
internasional di Kota Solo yang akan menyatukan semangat masyarakat
pendukung seni pertunjukan untuk mempromosikan Kota Solo sebagai Kota
Budaya.
b. Solo Batik Carnival (SBC)
SBC merupakan event budaya yang diselenggarakan sebagai agenda
tahunan Kota Solo untuk mengakselerasi pertumbuhan dan citra Kota Solo
sebagai Kota Batik baik di tingkat nasional maupun internasional. SBC
merupakan event yang diisi dengan karnaval menggunakan batik yang selaras
dengan semboyan Kota Solo yaitu “Solo, The Spirit of Java”. Harapannya
adalah karnaval ini akan membentuk branding kota Solo sebagai Kota Batik
serta lebih mendekatkan masyarakat Solo terhadap kearifan lokal kotanya dan
mencintai pertumbuhan kotanya yang makin plural dan multikultural.
Penyelenggaraan event SBC ini merupakan bagian dari upaya menjaga citra
Kota Solo sebagai Kota Batik. Sesuai dengan prinsip konsistensi dengan
brand yang melekat.
c. Solo Keroncong Festival (SKF)
SKF merupakan event untuk menumbuh kembangkan musik
keroncong ke ranah nasional dan internasional. Para pelaku yang terlibat
dalam SKF adalah mereka yang berkesenian dengan bentuk yang sama meski
berada jauh di luar Indonesia, mereka masih memandang Indonesia sebagai
-
17
kiblat musik keroncong dengan karya-karya wahidnya. Beberapa negara
mengutus perwakilannya dalam SKF. Penyelenggaraan event SKF bertujuan
untuk membuktikan eksistensi keberadaan musik keroncong kepada
masyarakat melalui sajian pementasan musik keroncong.
Solo Keroncong Festival sebagai salah satu event yang berbasis
masyarakat dengan menggunakan musik keroncong asli kota Solo sebagai
medianya. Ini merupakan sumber ide dasar dan spirit kreativitas masyarakat
yang selaras dengan slogan Kota Solo yaitu “Solo, The Spirit of Java”.
Harapannya adalah event ini akan membentuk branding kota Solo sebagai
Kota Budaya serta lebih mendekatkan masyarakat Solo terhadap kearifan
budaya lokal kotanya dan mencintai pertumbuhan kota dan dinamikanya.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan hasil analisis yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa penyelenggaraan Event-Event
Kebudayaan dalam Mendukung Strategi Promosi Kota Solo dengan slogan
“Solo, The Spirit of Java” melalui event Solo International Performing Art
(SIPA), Solo Batik Carnival (SBC), dan Solo Keroncong Festival (SKF)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan pariwisata Kota
Solo untuk Go International.
Penggunaan slogan “Solo, The Spirit of Java” sebagai branding dan
identitas bagi kota Solo, yaitu Solo sebagai Kota Budaya, Kota Pariwisata,
Kota Perdagangan. Selain itu strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
untuk mempromosikan slogan “Solo, The Spirit of Java” menggunakan dua
bauran promosi yaitu periklanan dan Public Relations. Iklan dilakukan melalui
media cetak dan elektronik. Sedangkan Public Relations mempromosikan
dengan event marketing.
Pagelaran event International Performing Art (SIPA), merupakan
penyatuan semangat antar seni pertunjukan, dimana penyelenggaraan SIPA
selalu di kawasan yang sarat dengan nilai sejarah. Dukungan masyarakat
terhadap SIPA dapat dilihat dari event-event akbar, seni budaya SIPA mampu
-
18
memobilisir massa sehingga dapat dipersepsikan sebagai kampanye dalam
rangka menggugah kesadaran apresiasi publik terhadap beragam karya seni
budaya. Peserta dari pagelaran ini banyak yang berasal dari luar negeri, jadi
secara tidak langsung promosi kebudayaan dari kedua belah pihak, baik dari
Indonesia khususnya Kota Solo dan dari luar negri dapat bertemu dan saling
mengenal kebudayaan satu sama lain.
Event Solo Batik Carnival (SBC), merupakan suatu karnaval yang
berbasis masyarakat dengan menggunakan batik sebagai ide dasar dan
semangat masyarakat yang selaras dengan kota Solo ″Solo, the Spirit of Java″.
Adanya karnaval ini diharapkan bisa mendekatkan masyarakat kota Solo
terhadap kearifan lokal kotanya dan menumbuhkan rasa cinta terhadap batik
khususnya batik dari Solo, sekaligus pencitraan Kota Solo sebagai Kota Batik
baik di tingkat nasional maupun internasional. Pengiriman duta/delegasi ke
luar negri juga dilakukan oleh pemerintah Kota Solo, dari mulai Singapura,
Belanda China, dan terakhir di Pasadena.
Tidak lain halnya dengan Solo Keroncong Festival (SKF) ajang bagi
seniman dan seniwati keroncong nasional dan internasional untuk unjuk
kebolehan pada pagelaran ini, tujuan utama Pemerintah Kota Solo
menyelenggarakan event ini adalah untuk menumbuh kembangkan musik
keroncong ke ranah nasional dan internasional. Penyelenggaraan event ini
mendapat perhatian dari berapa negara yang kemudian mengutus
perwakilannya dalam event Solo Keroncong Festival, diantarannya Amerika
Serikat, Malaysia, dan Singapore. Dengan promosi seperti ini, dirasa dapat
langsung menuju sasaran yang diharapkan, yaitu mengenalkan Solo di dunia
internasional.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan tersebut di atas, maka
penulis mengajukan beberapa saran, yaitu:
1. Dinas Pariwisata hendaknya bekerja sama dengan mahasiswa luar negeri
yang belajar di Kota Solo, dengan melakukan pengenalan event
-
19
kebudayaannya, kesenian tradisionalnya, bangunan-bangunan
bersejarahnya, dan segala sesuatunya yang berkaitan tentang Kota Solo.
Agar kelak ketika mereka kembali ke negaranya masing-masing, mereka
dapat menceritakan dan berbagi pengalaman selama di Kota Solo.
2. Perlu adanya sinergi dengan biro advertising, sales promotion, dan public
relations agar media promosi lebih banyak dan upaya branding Kota Solo
mampu memotivasi target audience untuk berkunjung dan
merekomendasikan Solo sebagai destinasi wisata maupun tempat tinggal.
3. Mendatangkan Tour Writer dari luar negeri.
4. Dibutuhkan strategi komunikasi pemasaran yang dinamis untuk setiap
event kebudayaan untuk menghasilkan jumlah kunjungan wisatawan yang
maksimal. Penggunaan media promosi kontemporer seperti pengadaan
website Kota Solo, pnggunaan jejaring sosial facebook dan twitter dalam
mempromosikan kebudayaan Kota Solo.
5. Bagi penelitian mendatang diharapkan dapat melanjutkan oleh penelitian
dengan objek dan sudut pendang yang berbeda sehingga dapat
memperkaya khasanah kajian komunikasi pemasaran.
Daftar Pustaka
Anholt, Simon. (2006). Competitive Identity: The New Brand Management for
Nations, Cities and Regions. London: Palgrave Macmillan.
Arni, Muhammad. (2005). Teori Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Coulson, Colin J dan Thomas. (1986). Marketing Communications.
London: Heinemann
Jefkins, F. (2004). Event Marketing. Harlow: Pearson Education.
Kapferer, Jean Noel. (2000). Strategic Brand Manage-ment, Creating, and
Sustaining Brand Equity Long Term (Kogan). Edisi Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kartajaya, Hermawan. (2005). Positioning, Diferensiasi, Brand, Memenangkan
Persaingan dengan Segitiga Positioning, Diferensiasi, Brand.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Phillip, (2001). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Pengendalian. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat
Prentice Hall.
-
20
Kotler, Philip, dan Armstrong, Gary, (2001), Prinsip-Prinsip Pemasaran.
Jakarta: Erlangga.
Madan, Sarup. (2006). Identity. Culture and The Postmoderii World.
Edinburgh: University Press.
Marconi, Joe. (2004). Public Relations, the Complete Guide. Ohio: South
Westem-Thomson.
Milles dan Hubberman. (2002). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Gramedia
Pustaka Tama.
Moekijat. (1993). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.
Mulyana, Deddy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Murfianti, Fitri. (2010). Membangun Citybranding Melalui Solo Batik Carnival.
Jurnal Jurusan Televisi Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta.
Singarimbuan & Effendy. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Smith, D. Ronald. (2005). Strategic Planning For Public Relations. Second
Edition. London: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.
Stanton, William J. (2003). Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa oleh Sadu Sundaru.
Jilid Satu. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Suprapto, Tommy. (2006). Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media
Pressindo.
http://sosbud.kompasiana.com Diakses 15 Mei 2012
http://sosbud.kompasiana.com/