Perilaku sel elektrolisis air dengan elektroda stainless steel
Jurnal praktikum Kimia Fisika II, sel elektrolisis
-
Upload
rizky-dayu-utami -
Category
Documents
-
view
478 -
download
24
description
Transcript of Jurnal praktikum Kimia Fisika II, sel elektrolisis
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA II
SEL ELEKTROLISIS
PENGARUH SUHU TERHADAP ∆H, ∆G DAN ∆S
Sabtu, 05 April 2014
Disusun Oleh :
Rizky Dayu Utami
1112016200070
Kelompok 4:
Amaliyyah Mahmudah
Mudzilatun Nupus
Nurrachmawati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
I. ABSTRACT
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu larutan
elektrolit terhadap ∆H, ∆G DAN ∆S. Pada rangkaian sel elektrolisis ini,
elektroda Cu pada katoda dan elektroda C pada anoda. Pada praktikum ini
elektroda Cu mengalami peluruhan sehingga massanya berkurang. ∆G menurut
perhitungan darri data literatur yaitu sebesar -3,04 x 105 J/mol, menunjukkan
reaksi berlangsung spontan. penurunan suhu menyebabkan ΔS semakin besar
dan ΔH semakin kecil.
II. INTRODUCTION
Sel elektrokimia terdiri dari sepasang elektroda yang dicelupkan ke dalam
suatu lelehan atau larutan ion dan dihubungkan dengan penghantar logam pada
rangkaian luar. Sel elektrokimia dapat berupa sel galvani dan sel elektrolisis.
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menyebabkan terjadinya reaksi
redoks yang semula tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar. Sel
elektrolisis tidak selalu terjadi dalam satu wadah dengan satu elektrolit dan dua
elektroda yang sama, tapi dapat juga terjadi dalam dua wadah dengan dua
elektrolit yang berbeda dan juga dengan elektroda yang berbeda (Mulyani, &
Hendrawan).
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron bebas dari
suatu logam kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan reaksi
elektrokimia penting dalam sel galvani (yang menghasilkan arus listrik dan sel
elektrolisis (yang menggunakan arus listrik). Pengukuran daya gerak listrik
(DGL) suatu sel elektrokimia dalam jangkauan suhu tertentu dapat digunakan
untuk menentukan nilai-nilai termodinamika reaksi yang berlangsung serta
koefisien aktifitas dari elektrolit yang terlibat (Burhanudin, 2014).
Sel elektrolisis adalah dimana energi listrik yang digunakan untuk
berlangsungnya suatu reaksi kimia. Sel ini merupakan kebalikan dari sel
galvani. E.m.f yang diperlukan untuk berlangsungnya proses ini akan sedikit
lebih tinggi daripada e.m.f yang dihasilkan oleh reaksi kimia, dan ini didapat
dari lingkungannya. Reaksi kimia spontan menghendaki ∆G menjadi negatif.
Apabila e.m.f sel adalah positif, maka ini adalah sel galvanik. Kesetimbangan
akan terjadi apabila ∆G dan E sama dengan nol. Reaksi dengan nilai E yang
lebih positif akan terjadi lebih dahulu daripada reaksi-reaksi dengan e.m.f yang
kepositifannya lebih rendah (Dogra, 2009).
III. MATERIALS AND METHODS
Penelitian dilaksanakan pada Sabtu, 05 April 2014 di Laboratorium Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah neraca digital, pipet tetes, gelas kimia, gelas
ukur, power supply, multimeter, pembakar spirtus, termometer, statif, ring,
kaki tiga, kawat kassa, dan stopwatch. Bahan yang digunakan adalah CuSO4
0,1 M, elektroda C dan Cu, korek, kabel, tisu dan amplas.
Sel Elektrolisis : Pengaruh Suhu Terhadap ∆H, ∆G dan ∆S
Bersihkan masing-masing elektroda dengan mengamplas dan
mencelupkannya atau membilasnya dengan akuades, kemudian keringkan dan
ditimbang. Masukkan larutan CuSO4 0,1 M sebanyak 50 mL kedalam gelas
kimia 100 mL. Rangkai alat percobaan dan atur power supply pada tegangan 3
Volt. Pasang elektroda Cu pada katoda dan elektroda C pada anoda kemudian
masukkan kedalam larutan CuSO4 0,1 M. Melakukan elektrolisis selama 2
menit pada suhu 30°C dan amati perubahannya. Catat arus pada elektrolisis
30°C. Matikan power supply,cuci elektroda Cu dengan air laluk keringkan
dengan dan timbang dengan neraca digital. Lakukan langkah di atas dengan
suhu larutan 15°C.
IV. RESULT AND DISCUSSION
Hasil Pengamatan
Persamaan Reaksi
Katoda : Cu2+ + 2e- → Cu
Anoda : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e-
Perhitungan
ΔG = -n F Esel
E°sel = Ered - Eoks
E°sel = 0,337 v – (-1,23 v) = 1,567 v
ΔG = -2 mol e- /mol x 96500 C /mol e- x 1,576 v
ΔG = -3,04 x 105 J/mol
ΔS 30°C = nF 𝜕𝐸
𝜕𝑇
= 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/30 C)
= 1,013 x 104 J/mol
ΔS 15°C = nF 𝜕𝐸
𝜕𝑇
= 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/15 C)
= 2,027 x 104 J/mol
ΔH 30°C = ΔG + T.ΔS
ΔH = -3,04 x 105 + 30 x 2,027 x 104
ΔH = 30410 J
ΔH 15°C = ΔG + T.ΔS
ΔH = -3,04 x 105 + 15 x 2,027 x 104
ΔH = 50 J
NO. Suhu
(T)
Kuat Arus
(I)
Tegang
an
(V)
Waktu
(t)
Massa Cu di katoda
Sebelum
elektrolisis
Sesudah
elektrolisis
1. 30°C 0,4 x 10-6 A 3 V 120 s 0,48 g 0,42 g
2. 15°C 0,7 x 10-6 A 3 V 120 s 0,4144 g 0,4122 g
Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu larutan
elektrolit terhadap ∆H, ∆G DAN ∆S. Pada rangkaian sel elektrolisis ini,
elektroda Cu pada katoda dan elektroda C pada anoda. Dalam sel elektrolisis
terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Kespontanan suatu reaksi
kimia (redoks) dapat terjadi jika ada energi yang bekerja dalam sistem.
Dalam termodinamika sel elektrokimia, Willard Gibbs mengatakan bahwa
panas yang dihasilkan (kalor) merupakan perubahan bentuk dari kerja yang
dilakukan sel. Kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan
penurunan energi Gibbs, yaitu kerja maksimum di luar kerja, -PV. Secara
umum, penurunan energi Gibbs dirumuskan ΔG = -n F Esel. Suatu reaksi
dikatakan spontan jika ΔG < 0, ∆E > 0 dan tidak spontan jika ΔG > 0, ∆E < 0.
Menurut Willard Gibbs, perubahan entropi dan perubahan entalpi dapat
dihitung menggunakan rumus ΔS = nF 𝜕𝐸
𝜕𝑇 dan ΔH = ΔG + T.ΔS.
Pada praktikum ini logam Cu sebagai katoda mengalami peluruhan, hal ini
menunjukkan bahwa katoda mengalami reduksi. Pada suhu 30°C dengan
tegangan sebesar 3 V selama 2 menit menghasilkan arus sebesar 0,4 x 10-6 A
dan perubahan massa Cu sebelum elektrolis sebesar 0,48 g dan setelah
elektrolisis sebesar 0,48 g. Sedangkan pada suhu 15°C dengan tegangan dan
waktu yang sama menghasilkan arus sebesar 0,7 x 10-6 A dan perubahan massa
Cu sebelum elektrolis sebesar 0,4144 g dan setelah elektrolisis sebesar 0,4122
g. Hal ini menunjukkan bahwa semakin turunnya suhu menyebabkan aruus
yang dihasilkan lebih besar. Berkurangnya massa Cu membuktikan bahwa
pada katoda terjadi reduksi.
Dari data literatur didapatkan ΔG pada praktikum ini yaitu sebesar -3,04
x 105 J/mol, maka reaksi berlangsung spontan. Dari data hasil praktikum dan
perhitungan didapatkan ΔS pada suhu 30°C yaitu 1,013 x 104 J/mol dan pada
suhu 15°C ΔS sebesar 2,027 x 104 J/mol. Sedangkan melalui perhitungan
didapatkan ΔH pada suhu 30°C yaitu 30410 J dan pada suhu 15°C ΔH sebesar
50 J. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan suhu menyebabkan ΔS semakin
besar dan ΔH semakin kecil.
V. CONCLUTION
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara
Reaksi kimia dan aliran listrik.
2. Sel elekterolisis adalah sel yang menggunakan energi lisrik untuk
berlangsungnya reaksi kimia.
3. Reaksi pada praktikum ini berlangsung spontan dengan ∆G sebesar 3,04 x
105 J/mol.
4. ΔS pada suhu 30°C yaitu 1,013 x 104 J/mol dan pada suhu 15°C ΔS sebesar
2,027 x 104 J/mol.
5. ΔH pada suhu 30°C yaitu 30410 J dan pada suhu 15°C ΔH sebesar 50 J.
6. Penurunan suhu menyebabkan ΔS semakin besar dan ΔH semakin kecil.
VI. REFERENCE
Dogra, S.K & S. Dogra. 2009. KIMIA FISIK DAN SOAL-SOAL. Jakarta: UI—
Press.
Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Jakarta: FITK
Press.
Mulyani,Sri & Hendrawan. KIMIA FISIKA II. Bandung: UPI.
Anonim. Elektrokimia.
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35061/elektrokimia.pdf .
Diakses pada 07 April 2014 pukul 11.12 WIB.
Isana. Variasi Suhu (Temperatur) dan Waktu Sel Elektrolisis Berbagai Merk
Minuman Dengan Elektroda Karbon.
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Isana%20Supiah%20YL.,%20Dr
a.,%20M.Si./Sel%20elektrolisis.pdf . 2007. Diakses pada 07 April 2014 pukul
10.58 WIB.