Jurnal Pedo Dyah
-
Upload
dyah-puspita-negari -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
description
Transcript of Jurnal Pedo Dyah
AVULSI GIGI SULUNG DAN GANGGUAN PERKEMBANGAN DARI GIGI PERMANEN PENGGANTI : SEBUAH STUDI LONGITUDINAL(AVULSION OF PRIMARY TEETH AND SEQUELAE OF SUCCESSORS : A LONGITUDINAL STUDY) OLEH:DYAH PUSPITA NEGARI160112130006
PEMBIMBING:DR. ERISKA RIYANTI, DRG., SP. KGA(K)RESIDEN PEMBIMBING:PRASTIWI S, DRG
PENDAHULUAN
Cedera gigi trauma PADA masa anak –
anak memiliki frekuensi bervariasi
4-30%
Gigi anterior rahang atas adalah yang
paling terpengaruh oleh trauma
Gangguan perkembangan pada gigi permanen yang
disebabkan oleh trauma sebelumnya memiliki frekuensi antara 12-74%.
TUJUAN
mengetahui frekuensi avulsi gigi anterior sulung dan frekuensi jenis
gangguan perkembangan pada gigi pengganti permanen sesuai dengan usia pasien pada saat
trauma.
BAHAN DAN METODE
Penelitian Retrospektif
Dental record dari 307 anak (169 laki-laki
dan 138 perempuan)
Dilakukan pemeriksaan
oleh tim dokter gigi anak dan satu profesor
Pemeriksaan berkala secara
klinis dan radiologis
hingga gigi permanen
erupsi
GANGGUAN PERKEMBANGAN Sekuesterisasi benih gigi permanen Malformasi odontoma-like Seluruh atau sebagian penahanan pembentukan
akar Dilaserasi akar Dilaserasi mahkota Duplikasi akar Perubahan warna enamel dan/atau hipoplasia
HASIL
Intrusi adalah trauma yang paling sering terjadi (29,3%, n = 221), diikuti oleh avulsi (14,1%, n = 106) Kelompok usia dengan frekuensi tertinggi avulsi adalah usia 2-4 tahun. Avulsi lebih sering terjadi pada anak laki-laki (59,4%, n = 63) daripada anak perempuan (40,5%, n = 43). Penyebab paling sering disebutkan adalah jatuh
HASIL
32 gigi pengganti dari 106 gigi sulung yang mengalami avulsi diperiksa secara klinis dan radiografis sampai erupsi lengkap. 20 dari 32 gigi pengganti (62,5%) mengalami gangguan perkembangan. Yang sering terjadi adalah perubahan warna dan/atau hipoplasia dari enamel (45%, n = 9
DISKUSI
Frekuensi avulsi sebanyak 14,1%
%
Perbedaan signifikan antara
jenis kelamin selama
penelitian trauma pada gigi
sulung gigi insisif
sentral sulung adalah gigi yang
paling terpengaruh oleh
trauma
HASILgangguan
perkembangan paling sering terjadi ketika anak tersebut
berusia 2-3 tahun pada saat trauma
perubahan warna enamel dan/atau enamel hipoplasia adalah gangguan
perkembangan yang paling sering dialami oleh gigi pengganti
KESIMPULAN
Avulsi adalah jenis trauma kedua yang paling sering terjadi pada gigi sulung. Perubahan warna enamel dan/atau enamel hipoplasia adalah gangguan perkembangan yang paling sering terjadi pada gigi penerus.
KESIMPULAN
Gangguan perkembangan sering muncul ketika avulsi terjadi pada anak-anak 2-3 tahun. Tindak lanjut sangat penting untuk mendiagnosa masalah secepat mungkin untuk merencanakan manajemen jangka panjang.