Jurnal OTM Na Diklofenak
-
Upload
flaying-dutchman -
Category
Documents
-
view
686 -
download
83
Transcript of Jurnal OTM Na Diklofenak
OBAT TETES MATA NATRIUM DIKLOFENAK
I. Nama Sediaan
Obat Tetes Mata Natrium Diklofenak
II. Kekuatan Sediaan
Mengandung Natrium Diklofenak 0,1%
Sumber : CODEX, hal 835
III. Preformulasi zat aktif
Natrium Diklofenak
Pemerian : Serbuk putih atau agak kekuningan, serbuk kristal, higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, mudah larut dalam metanol, larut dalam alkohol agak sukar larut dalam aseton.
Stabilitas : Lindungi dari kelembaban dan cahaya.
Sterilisasi : Dengan menggunakan Autoklaf.
Khasiat : Antiinflamasi dan analgetik
Dosis : Dewasa 25mg-50 mg tiga kali sehari
pH : ????????????????????????
Titik lebur : 283-285 o C
Sumber : British Pharmacopoiea 2005 hal: 631,USP 29 hal 684, Martindale 35 hal 38, Drug Information 2003 hal: 3439-3440
dan Codex hal 835
IV. Pengembangan Formula
1) Zat aktif
Zat aktif yang digunakan natrium diklofenac yang memiliki khasiat sebagai antiinflamasi dan analgesik. Dosis yang dipakai 0,1%
karena merupakan dosis yang dapat memberikan efek antiinflamasi.
2) Zat Pembawa
Karena natrium diklofenak mudah larut dalam air, sehingga zat pembawa yang digunakan adalah aqua pro injeksi.
3) Zat Tambahan
Zat Pengatur pH (Dapar)
Secara ideal, larutan obat mata mempunyai pH dan isotonisitas yang sama dengan air mata. Hal ini tidak selalu dapat
dilakukan karena pada pH 7,4 banyak obat yang tidak cukup larut dalam air. sebagian besar garam alkaloid mengendap
sebagai alkaloid bebas pada pH ini. Selain itu banyak obat tidak stabil secara kimia pada pH mendekati 7,4. Tetapi larutan
tanpa dapar antara pH 3,5 – 10,5 masih dapat ditoleransi walaupun terasa kurang nyaman. Sehingga pada sediaan ini tidak
ditambahkan dapar. Rentang pH yang masih dapat ditoleransi oleh mata menurut beberapa pustaka : 4,5 – 9,0 menurut
AOC.
Zat Pengawet
Benzalkonium klorida digunakan sebagai pengawet yang berguna untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme selama
pemakaian, karena merupakan sediaan dosis ganda. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,02 %
Zat Pengisotonis
NaCl digunakan sebagai pengisotonis untuk meningkatkan kenyamanan penggunaannya.
Karena ketidakstabilan zat aktif terhadap cahaya maka wadah yang digunakan adalah botol coklat. Sterilitasi yang
digunakan adalah sterilisasi akhir dengan menggunakan autoklaf.
V. Formula Akhir
Tiap 10 ml mengandung :
Natrium diklofenak 0,1%
Benzalkonium klorida 0,02%
Na Cl q.s
Aqua pro injeksi ad 10 ml
VI. Preformulasi Eksipien
Benzalkonium Klorida
Pemerian : Serbuk, putih atau kekuningan
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam eter, sangat larut dalam aseton, etanol (95%), metanol, propanol dan air
pH : 5 - 8
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Fungsi : Antimikroba, antiseptik, disinfktan, solubilizing agent dan wetting agent.
Konsentrasi : Dalam sediaan preparat mata, benzalkonium klorida digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,01%-
0,02%, biasanya dikombinasi dengan 0,1%w/v disodium edetat.
Stabilitas : Bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya, udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada
rentang pH dan rentang temperatur yang lebar. Larutannya dapat disimpan pada periode waktu yang lama
dalam suhu kamar.
Inkompatibel :Alumunium, surfaktan anionik, sitrat dan hidrogen peroksida.
Sumber : HOPE, halaman 45-47 dan FI IV, halaman 130
NaCl
Pemerian : Bubuk kristal berwarna putih atau kristal tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam 2.8 bagian air, 250 bagian etanol (95%) dan 10 bagian gliserin.
pH : 6.7 – 7.3
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Fungsi : Sebagai Tonisitas
Sumber : FI III hal 403 dan HOPE hal 558
Natrium Fosfat Monobasa (NaHPO4)
Pemerian : Kristal putih; tidak berbau.
Kelarutan : Mudah larut dala air; sangat mudah larut dalam etanol.
Fungsi : Penyusun Dapar
pH : 4,1 - 4,5
OTT : Aluminium, kalsium, garam magnesium.
Stabilitas : Dengan pemanasan pada suhu 100° C akan kehilangan air kristal.
Cara sterilisasi : Dalam larutan dapat disterilkan dengan aotoklaf.
Sumber : HOPE hal 457
Natrium Fosfat Dibasa ( Na2HPO4 )
Pemerian : Serbuk putih atau kristal putih atau hampir putih, tidak berbau.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih larut dalam air panas, praktis tidak larut dalam etanol
pH : 9,1
Stabilitas : Higroskopis dengan pemanasan pada suhu 100°C akan kehilangan air dan kristal.
OTT : Alkaloid, antipirin, kloral hidrat, pirogalol, resorsinol, kalsium glukonat.
Sterilisasi : Dengan aotoklaf atau filtrasi.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik. Di tempat sejuk dan kering..
Fungsi : Penyusun Dapar
Sumber : HOPE, hal 454
VII. Perhitungan dan Penimbangan
VIII. Prosedur Kerja
1. Timbanglah semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan menggunakan aqua pro injeksi.
2. Segera larutkan bahan sebelum menimbang bahan berikutnya.
3. Masukkan semua bahan ke dslam gelas piala yang dilengkapi dengan batang pengaduk, dan tambahkan zat pembawa
hingga larut, bilas kaca arloji dengan zat pembawa minimal 2 kali.
4. Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur sesuai volume akhir yang diinginkan.
5. Sterilisasi akhir terhadap bahan yang tahan terhadap sterilisasi.
6. Kemas botol dalam dus dan beri etiket luar.
IX. Evaluasi
1. Uji Kejernihan
Dilakukan secara visual
2. Volume Terpindahkan
Dilakukan dengan cara memindahkan sediaan tetes mata yang sudah jadi ke dalam gelas ukur dan dilihat volumenya.
3. Penetapan pH
Dilakukan dengan menggunakan pH meter
X. Daftar Pustaka
Panitia Farmakope Indonesia. 1978. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depatemen Kesehatan RI
Panitia Farmakope Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Reynold, James E F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eighth edition. London : The Pharmaceutical
Press.
Rowe, Sheskey, and Waller. Handbook and Of The Pharmaceutical Excipient.,4 Edition. Amerika Pharmaceutical
Asociation: London Chicago.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical CODEX., 12 Edition. The Pahrmaceutical Press : London