Jurnal Motivasi belajar
date post
08-Jul-2015Category
Documents
view
4.534download
24
Embed Size (px)
Transcript of Jurnal Motivasi belajar
MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK-ANAK YANG BERPROFESI SEBAGAI LOPER KORAN YANG BERSEKOLAH FAISAL CHAIRUL OKTAWIJAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA ABSTRAKSI Sejak Indonesia dilanda krisis ekonomi, banyak barang-barang kebutuhan menjadi lebih mahal, angka kemiskinan yang semakin tinggi, dan biaya-biaya yang lainnya termasuk di sektor pendidikan menjadi mahal yang membuat banyak anak dari keluarga miskin putus sekolah. Namun terlepas dari itu semua, terdapat berbagai fenomena, diantaranya adalah bermunculan anak-anak yang bekerja menjadi loper koran dan diantara anak-anak yang menjadi loper koran tersebut ternyata ada yang masih tetap bersekolah. Sebagai anak, mereka seharusnya mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan dan mempunyai hak untuk belajar dan bermain, tetapi sejak krisis melanda, mereka terpaksa membantu orangtua mereka dalam mencari nafkah. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan masyarakat supaya anak-anak tadi mendapatkan haknya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar anak-anak loper koran yang bersekolah, dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar anak-anak loper koran yang bersekolah. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya studi kasus dengan jumlah subjek sebanyak 2 orang. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah anak yang berprofesi sebagai loper koran dan masih bersekolah dan memiliki rentang usia antara 13-14 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Dari hasil penelitian ini, anak-anak bekerja menjadi loper koran dan bersekolah mempunyai motivasi belajar disamping sadar akan artinya kelangsungan pendidikan untuk masa depan mereka dan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti budaya, keluarga, lingkungan sekolah dan pribadi anak itu sendiri. Kata kunci: motivasi belajar, anak-anak loper koran.
BAB I A. PENDAHULUAN Pada zaman yang serba sulit seperti sekarang ini,
padahal
kita
tahu
bahwa
pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan aspek manusia, pendidikan maju dimana sangat dan
pendidikan telah menjadi barang yang sangat mahal harganya,
menentukan
berkembangnya sebuah negara atau bangsa. Namun masih
pemberian
beasiswa
terhadap
siswa yang tidak mampu, dan sebagainya (Prasodjo, 2005). Krisis moneter yang
banyak sekali masyarakat yang tidak begitu perduli pendidikan, tentang baik
pentingnya
terjadi, tidak hanya berdampak negatif terhadap sektor
secara formal ataupun informal (Septiani, 2004). Semenjak krisis moneter yang melanda Indonesia, sektor pendidikan imbasnya. pun ikut terkena Untuk
pendidikan secara makro, namun secara mikro pun ikut terkena. Salah satu contohnya adalah semakin meningkatnya jumlah angka keluarga miskin di
menanggulanginya atau meredam masalah krisis moneter tersebut, anggaran untuk pendidikan pun dikurangi menjadi 20% oleh pemerintah 1999). Pemerintah pada tahun 2004 memang telah pusat (Mulyani,
Indonesia, yang berpengaruh pula terhadap meningkatnya jumlah anak putus sekolah dikarenakan tidak adanya biaya sekolah
(Mulyadi, 2000). Banyaknya yang putus anak-anak dan
sekolah
banyaknya anak-anak yang harus bekerja sambil sekolah, membuat masalah ini menjadi sebuah
meningkatkan anggaran untuk pendidikan menjadi 30%, namun itu saja tidak cukup untuk
masalah yang sangat penting untuk pihak, pusat. Namun terlepas dari ditangani khususnya oleh semua
membiayai pendidikan
seluruh berskala
kegiatan nasional,
pemerintah
seperti: penyediaan sarana dan fasilitas perbaikan sekolah yang sekolah yang layak,
gedung-gedung rusak parah,
semua itu, kita harus memberikan salut kepada perjuangan anakanak yang masih tetap mau sekolah, disamping mereka harus bekerja membantu orang tua mencari nafkah. Hal tersebut
pembangunan yang lebih banyak lagi gedung-gedung sekolah
khususnya di daerah, gaji guru (baik guru tetap atau guru bantu),
menjelaskan
bahwa,
mereka
untuk membagi waktu mereka dan untuk sulit menyisakan mengerjakan waktu PR
masih memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi. Disamping itu hal tersebut membuktikan betapa mereka sadar akan pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka nanti (Prasodjo, 2005). Anak-anak yang terpaksa bekerja mencari nafkah, telah membuat dilema memilih, orang mereka Apakah bekerja tua mempunyai aku harus
(Pekerjaan Rumah) atau untuk membaca buku pelajaran.
Keadaan dan kondisi tersebut akan menghambat proses belajar mereka, mereka dibandingkan yang tidak dengan bekerja
membantu orang tuanya selesai sekolah. Pada akhirnya hal
membantu tetap yang
tersebut akan merugikan mereka (Mulyadi, 2000). Anak-anak yang bekerja membantu orang tuanya,
atau Mereka
bersekolah?.
memilih untuk tetap bersekolah dan bekerja pada siang harinya setelah pulang sekolah, mereka akan mengalami gangguan baik secara fisik ataupun psikologis (Mulyadi, 2000). Secara mereka waktu harus mereka, tidak bisa langsung membagi lebih
melakukan berbagai pekerjaan baik yang ringan hingga yang berat atau kasar sifatnya.
Pekerjaan yang paling sering dilakukan oleh anak-anak
tersebut antara lain: mengamen, berdagang makanan kecil dan minuman, berjualan rokok,
secara
teratur untuk sekolah dan untuk bekerja membantu orang tua. Terkadang membuat kondisi psikologis tersebut mereka
membersihkan kaca mobil di lampu merah, menjadi pedagang koran / loper koran, dan
sebagainya (Prasodjo, 2005). Seringkali anak-anak kita jumpai seragam
tertekan. Mereka menjadi tidak fokus dan tidak konsentrasi
dengan
secara penuh terhadap pelajaranpelajaran yang mereka dapat dari sekolah. Mereka menjadi sulit
sekolahnya mengantarkan koran ke rumah-rumah atau ke kantorkantor dan menjajakan koran
ditempat-tempat umum pada saat sebelum atau sesudah jam
karena sadar akan pentingnya pendidikan. menjadi Hal inilah yang atau
pelajaran sekolah. Hasil dialog pendek dengan loper koran yang berseragam sekolah ini ternyata mereka memang masih
penggerak
pendorong mereka untuk tetap belajar sambil bekerja. Kita juga melihat bahwa ada diantara mereka yang
bersekolah dan menjadi loper koran untuk membantu orang tua. Menurut Prasodjo (2005), anakanak loper koran yang masih bersekolah ini telah menunjukkan dirinya bahwa mereka sadar akan pentingnya pendidikan untuk
berjualan koran sambil membawa buku pelajaran mereka, mereka menganggap bahwa bekerja tidak menjadi halangan untuk tetap belajar pelajaran mereka dan membaca selain buku itu dan
sekolah, juga
masa depan mereka. Loper koran menurut
belajar
membaca buku pelajaran mereka setelah koran. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang pulang dari menjual
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Rahmi, 1994), adalah suatu
pekerjaan kecil yang menjajakan atau menjual koran, baik secara berkeliling atau bermukim. Loper koran adalah salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak. Menurut Yayasan Loper
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
Indonesia (2005), loper koran sering dianggap oleh masyarakat mengganggu ketertiban dan
dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi
mendapat predikat anak jalanan serta rawan operasi penertiban. Secara tidak langsung anak-anak loper koran yang tetap bersekolah mempunyai beban yang cukup berat, tetapi ini dapat diatasinya
belajar merupakan faktor yang paling menentukan anak-anak cerdas, dalam yang
menciptakan pintar dan
sehingga
sejalan dengan tekad pemerintah dan orang tua untuk
belajar pada subjek penelitian yang bersekolah?
meningkatkan mutu pendidikan dan memperbaiki kesenjangan sosial masyarakat, motivasi C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui motivasi belajar anak-anak loper koran yang bersekolah. 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
belajar anak-anak loper koran ini merupakan salah satu yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yaitu pemerintah,
masyarakat, serta orang tua. Hal ini menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana
motivasi belajar anak-anak loper koran yang bersekolah.
motivasi belajar anak-anak yang bekerja sebagai loper koran serta untuk mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan di
belajar pada anak-anak loper koran yang bersekolah, sehingga dapat diperoleh masukan untuk merumuskan kebijakan yang
bidang psikologi, khususnya Psikologi Psikologi Perkembangan, Anak, dan serta acuan Psikologi Psikologi untuk
tepat untuk meningkatkannya.
B. PERUMUSAN MASALAH Melalui diharapkan penelitian dapat ini
Sosial
Pendidikan, dijadikan
mejawab
penelitian
pertanyaan yang timbul: 1. Bagaimanakah motivasi
selanjutnya yang berkaitan dengan bersekolah anak-anak sambil yang bekerja
belajar pada subjek penelitian yang bersekolah? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi
dan tetap bersekolah, serta untuk dijadikan acuan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan anak-anak
yang
bekerja
sambil
aspek
yang
dapat motivasi
bersekolah. 2. Manfaat Prak
Recommended