JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN -...

92
JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MADURA Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha Anggota Koperasi Penerima Subsidi BBM Di Kabupaten Pamekasan Adriani Kusuma, Fakultas Ekonomi Universitas Madura Strategi Dalam Mencapai Keberhasilan Organisasi Nasar, STAIN Pamekasan Pengaruh Faktor Politik Terhadap Pergerakan Kurs Rupiah / Dollar Amerika Zef Risal, Fakultas Ekonomi Universitas Madura Sistem Promosi, Pelatihan, Kompensasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan CV. Nidia Karya Kalianget Rusnaini, Universitas Wiraraja Sumenep Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat Di Desa Kaduara Barat Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan Zainal Mahfud, Fakultas Ekonomi Universitas Madura Analisis Kebijakan Program Perluasan Lapangan Kerja dan Penanggulangan Pengangguran Bambang Hermanto, Universitas Wiraraja Sumenep Uji Beda Kualitas Produk Harga dan Pelayanan Terhadap Konsumen Pada Perusahaan Genting Alfi Hasaniyah, Fakultas Ekonomi Universitas Madura Makro Vol. 2 No. 12 Hlm 1-86 Pamekasan 06 Nov 2011 ISSN 1412 - 2936 ISSN 1412 - 2936

Transcript of JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN -...

JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAANFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MADURA

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha Anggota Koperasi PenerimaSubsidi BBM Di Kabupaten PamekasanAdriani Kusuma, Fakultas Ekonomi Universitas Madura

Strategi Dalam Mencapai Keberhasilan OrganisasiNasar, STAIN Pamekasan

Pengaruh Faktor Politik Terhadap Pergerakan Kurs Rupiah / Dollar AmerikaZef Risal, Fakultas Ekonomi Universitas Madura

Sistem Promosi, Pelatihan, Kompensasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan CV.Nidia Karya KaliangetRusnaini, Universitas Wiraraja Sumenep

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat DiDesa Kaduara Barat Kecamatan Larangan Kabupaten PamekasanZainal Mahfud, Fakultas Ekonomi Universitas Madura

Analisis Kebijakan Program Perluasan Lapangan Kerja dan Penanggulangan PengangguranBambang Hermanto, Universitas Wiraraja Sumenep

Uji Beda Kualitas Produk Harga dan Pelayanan Terhadap Konsumen Pada PerusahaanGentingAlfi Hasaniyah, Fakultas Ekonomi Universitas Madura

Makro Vol. 2 No. 12 Hlm 1-86Pamekasan

06 Nov 2011ISSN

1412 - 2936

ISSN 1412 - 2936

JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN

Penanggung Jawab :DEKAN Fakultas EkonomiUniversitas Madura, UNIRA

Ketua Penyunting :ZEF RISAL, SE, MM

Wakil Ketua Penyunting :Drs. Ec. Zainal Mahfud, MM

Penyunting Pelaksana :Drs. Ec. Adriani Kusuma, MMH. M Fauzi Hosni, MMDrs. Ec. Isnain Bustaram, MM

Penyunting Ahli :Drs. Ec. Noer Sudrajat, MMAhmarul Fajar, SE, MM

Pelaksana Tata Usaha :Wahdi, SHAgus Sugiantoro, SH

Alamat Penyunting :Fakultas Ekonomi Universitas MaduraFE (UNIRA)Jl. Raya PanglegurTelp. (0324) 322231, Fax (0324) 327418Pamekasan – Madura

Makro adalah jurnal ilmiah yangditerbitkan dua kali dalam setahun olehFakultas Ekonomi Universitas Madura.Jurnal ini merupakan media untukmensosialisasikan ide atau gagasan darisejumlah studi pustaka dan riset empirisyang mengkaji masalah manajemen,kewirausahaan, akuntansi dan bidangekonomi lainnya.

Secara terbuka jurnal ini menerimakontribusi artikel dari manapun yang sesuaidengan ilmu manajemen, kewirausahaan,akuntansi atau bidang ekonomi secaraumum. Artikel yang dapat diterbitkandalam jurnal ini meliputi :

Artikel konseptual : artikel hasilpemikiran

Artikel hasil penelitian Artikel ulasan atas artikel lain Artikel terjemah Artikel tinjauan buku (book review) dan Artikel suplemen, yang memuat

Current Issue

KEBIJAKAN EDITORIAL JURNALMAKRO

Makro merupakan jurnal yangditerbitkan secara berkala setiap bulan Meidan November atau sebanyak dua kalidalam setahun. Tujuannya untukmenyebarluaskan hasil penelitiankhususnya di bidang manajemen,kewirausahaan, akuntansi dan bidangekonomi lainnya. Makro sudah tercatatsebagai jurnal yang terdaftar (ISSN 1412–2936). Untuk penyerahan artikel bisadikirim ke email [email protected] ataudiserahkan langsung ke alamat penyunting.Artikel yang masuk akan diseleksi dan hasilseleksi akan diinformasikan ke setiappenulis. Selanjutnya, artikel yang sudahterseleksi akan dipublikasikan dalam jurnalmakro.

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL1. Sistimatika Penulisan

a. Judul

Judul ditulis secara singkat, maksimum12 kata dalam Bahasa Indonesia,ditulis dengan huruf kapital, jenis hurufarial ukuran 12, rata tengah tanpadiakhiri dengan tanda titik.

b. Nama Penulis dan Institusi

Nama penulis diketik tanpa gelarakademik. Penulis utama ada di barisatas, kemudian setelahnya penulispendukung (jika artikel ditulis oleh tim).Nama institusi ditulis setelah namapenulis.

c. Abstrak

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesiadengan kisaran jumlah kata antara150-200, berisi penjelasan ringkasmengenai masalah penelitian, tujuan,metode, hasil dan kesimpulan.

d. Pendahuluan

Uraian mengenai latar belakang,rumusan masalah, dan tujuanpenelitian.

e. Kajian Pustaka

Berisi uraian tentang teori-teoripendukung dan penelitian terdahulu

yang menjadi landasan pengembangankerangka pikir atau model penelitian.

f. Metode Penelitian

Menguraikan tentang jenis penelitian,objek penelitian, teknik pengumpulandata, dan teknik analisis data.

g. Analisis dan Pembahasan

Berisi uraian tentang analisis hasilpenelitian dan pembahasan lebih lanjutdari hasil penelitian tersebut.

h. Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan hasilpenelitian dan saran dari penulis.

i. Daftar Pustaka

Berisi sumber bacaan yang digunakanuntuk mendukung penulisan artikel.

2. Format Penulisana. Artikel diketik dengan huruf arial

ukuran 11 dengan jarak baris satuspasi pada kertas A4.

b. Marjin kertas; 3 cm untuk sisi kiri, danmasing-masing 2,5 cm di sisi kanan,atas dan bawah.

c. Panjang artikel secara keseluruhanberkisar antara 6-25 halaman.

3. Tabel dan GambarTabel diberi nomor urut dan juduldiletakkan di atas tabel. Sedangkan untukgambar, nomor urut dan judul diletakkandi bawah gambar, disertai sumber kutipanyang diketik dengan menggunakan tipehuruf arial ukuran 10 dan dicetak tebal.

4. Kutipana. Sumber kutipan dalam teks dikutip di

antara kurung buka dan kurung tutupyang menyebutkan nama belakang(akhir) penulis, tahun, dan nomorhalaman. Contoh:

1) Satu sumber kutipan dengan satupenulis: (Ayu, 2007), jika disertaidengan halaman: (Ayu, 2009: 96).

2) Satu sumber kutipan dengan duapenulis: (Diah dan Ayu, 2009: 96)

3) Satu sumber kutipan lebih dari duapenulis: (Ayu et al., 2004)

b. Jika penulis lebih dari dua orang,hanya nama penulis pertama yangdisebutkan pada teks. Contoh: Ayu etal. (2010: 19).

c. Sumber kutipan tidak menyebut namapenulis, tetapi menyebut suatulembaga atau badan tertentu. Contoh:Bank Indonesia (2013).

5. Daftar PustakaSetiap artikel harus memuat daftarpustaka (hanya yang menjadi sumberkutipan) yang disusun berurutanberdasarkan huruf pertama dari namabelakang penulis atau nama institusi.Berikut ini tata cara penulisannya:

a. Buku

Nama belakang, inisial nama depan(jika ada), tahun penerbitan, judul buku(cetak miring), nama penerbit, kotatempat buku diterbitkan. Contoh:

1) Satu penulis:

Kasmir. 2002. Dasar-dasarPerbankan. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta.

2) Dua penulis:

Yamin, S. dan H. Kurniawan. 2009.SPSS Complete Teknik AnalisisStatistik Terlengkap denganSoftware SPSS. Salemba Infotek.Jakarta.

b. Jurnal

Nama belakang, inisial nama depan(jika ada), tahun penerbitan, judulartikel, nama jurnal (cetak miring),volume jurnal, halaman artikel dalamjurnal. Contoh:

1) Satu penulis:

Ayu, D. 2006. An Optimizing IS-LMSpecification for Monetary Policyand Business Cycle Analysis.Journal of Money, Credit, andBanking: 296–316.

2) Dua penulis:

Neuenkirch, M. and P. Tillmann.2012. Inflation Targeting, Credibility,and Non-Linear Taylor Rules. JointDiscussion Paper Series inEconomics 35: 1-15.

3) Lebih dari dua penulis:

Harmanta, M. B. Bathaludin, dan J.Waluyo. 2011. Inflation TargetingUnder Imperfect Credibility: Lessonsfrom Indonesian Experience.Bulletin of Monetary, Economics andBanking: 271-306.

c. Prosiding

Nama belakang, inisial nama depan (jikaada), tahun penerbitan, nama prosiding(cetak miring), penerbit (cetak miring),halaman.

Contoh:

Ayu, D. 2004. Learning About BeliefAbout Inflation Target and StabilisationPolicy. Prosiding Simposium II Jakarta:1-27.

d. Skripsi/Tesis/Disertasi

Nama belakang, inisial nama depan (jikaada), tahun, judul skripsi/tesis/disertasi,skripsi/tesis/disertasi (cetak miring, pilihsalah satu), nama penerbit, kotapenerbit.

Contoh:

Alamsyah, Halim. 2008. PersistensiInflasi dan Dampaknya Terhadap Pilihandan Respon Kebijakan Moneter diIndonesia. Disertasi. ProgramPascasarjana Universitas Indonesia.Depok.

e. Internet

Nama belakang, inisial nama depan (jikaada), tahun, judul, alamat web (cetakmiring), tanggal akses. Contoh:

Andi, R. 2008. BPR Tak Sekedar Sehatdan Berkelanjutan.http://www.AdInfoOnline.com. Diaksestanggal 30 Oktober 2010.

MAKROJURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN

ISSN 1412-2936

Vol 2 No 12, 6 November 2011

DAFTAR ISI

Adriani KusumaFaktor-faktor Yang Mempengaruhi PengembanganUsaha Anggota Koperasi Penerima Subsidi BBMDi Kabupaten Pamekasan

............................................................................................................................. 1 - 7

NasarStrategi Dalam Mencapai Keberhasilan Organisasi .......................................... 8 - 14

Zef RisalPengaruh Faktor Politik Terhadap Pergerakan Kurs Rupiah / Dollar Amerika ... 15 - 29

RusnainiSistem Promosi, Pelatihan, Kompensasi dan PengaruhnyaTerhadap Kinerja Karyawan CV. Nidia Karya Kalianget.......................................................................................................................... 30 - 41

Zainal MahfudPengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Tingkat PartisipasiMasyarakat Di Desa Kaduara Barat Kecamatan LaranganKabupaten Pamekasan.......................................................................................................................... 42 - 62

Bambang HermantoAnalisis Kebijakan Program Perluasan LapanganKerja dan Penanggulangan Pengangguran........................................................................................................................... 63 - 78

Alfi HasaniyahUji Beda Kualitas Produk Harga dan PelayananTerhadap Konsumen Pada Perusahaan Genting.......................................................................................................................... 79 - 86

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 1

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENGEMBANGAN USAHA ANGGOTA KOPERASI

PENERIMA SUBSIDI BBM DI KABUPATEN PAMEKASAN

Oleh : Adriani KusumaDosen Fakultas Ekonomi Universitas Madura

ABSTRAKProgram Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM ( PKPS BBM ) yang merupakan

Program Pemerintah dimana dananya diambilkan dari pengurangan Subsidi BBM(APBN).Pada Thn.2000 digulirkan dalam bentuk pinjaman lunak ke Koperasi NonFungsional.

Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu Kabupaten yang mendapat kucuranDana tersebut. Untuk Kabupaten Pamekasan mendapatkan Dana tersebut untuk 8Koperasi masing-masing Koperasi mendapat pinjaman sebesar Rp.100.000.0000,- dan 2LKM (Lembaga Keuangan Mikro) masing-masing sebesar Rp.50.000.000,-.Pinjamantersebut nantinya oleh Koperasi harus digulirkan lagi ke para Anggotanya yang memilikiusaha produktif,sedangkan Koperasi tersebut dikenakan pembebanan bunga sebesar 6% tiap Thn. Dan diangsur selama 10 Thn. Pembebanan ke para anggotanya mengikutiketentuan Koperasi yang berlaku.

Dari hal tersebut diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ProgramPKPS BBM nantinya akan mengembangkan atau tidak usaha para anggota Koperasipenerima Subsidi BBM ini.Koperasi yang menerima pinjaman dana tersebut ada di 5Kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan, yaitu Kecamatan PamekasanKota,Pademawu,Larangan,Pegantenan,dan Kadur.

Penelitian mengumpulkan data dari Responden yaitu anggota Koperasi PenerimaSubsidi tersebut.Dengan menggunakan persamaan Regresi didapat hasilnya sebagaiberikut :

Y = 0,763 + 0,587 X1 + 0,429 X2 + 0,137 X3 + c

Dimana :Y adalah variabel terikat yaitu pengembangan usaha.X1 = Variabel modalX2 = Variabel pemasaranX3 = Variabel manajemenc = Faktor pengganggu (faktor lain)

Sedangkan untuk menguji Hipotesanya menggunakan uji F yang terbukti bahwafaktor modal merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi pengembanganusaha anggota koperasi penerima subsidi BBM di Kabupaten Pamekasan tersebut.

Dengan demikian untuk mengembangkan usahanya para anggota koperasi saat iniyaitu faktor Modal.

KATA KUNCI : Koperasi,Program PKPS BBM,Pengembangan Usaha

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 2

PendahuluanProgram subsidi BBM mulai tahun 2000

sebagian dialihkan ke masyarakat secaralangsung baik melalui pemberian subsidisecara tunai ke masyarakat miskin sepertiprogram keluarga miskin (gakin) dalampenjualan beras murah dan program-program yang lain . Selain pemberian subsidisecara tunai juga diberikan dalam bentukpemberian pinjaman / kredit melalui koperasiuntuk tambahan modal dimana nantinyaharus disalurkan lagi ke anggotanya.

Kabupaten Pamekasan merupakansalah satu kabupaten yang mendapatprogram Kredit Subsidi BBM ini.JumlahKoperasi dan Lembaga Keuangan Mikro(LKM) untuk tahun 2000 berjumlah 8koperasi dan 2 Lembaga keuangan Mikrosedangkan tahun 2002 berjumlah 3koperasi.Masing-masing koperasi mendapatkredit sebesar Rp.100.000.000,- danLembaga keuangan mikro masin-masingsebesar Rp.50.000.000,-.Ketentuan bungakredit ini yaitu sebesar 6 % setahun.Sedangkan pinjaman ke anggota disesuaikandengan ketentuan pada koperasi danlembaga keuangan mikro masing-masing.

Jumlah anggota yang memanfaatkandana ini minimal (harus).untuk koperasimasing-masing sejumlah 90 orang danlembaga keuangan mikro harus minimalmasing-masing sejumlah 45 orang.

Anggota koperasi penerima subsidibbm mayoritas rakyat kecil yang mempunyaiusaha kecil,sebab koperasi penerima subsidiini yaitu koperasi bukan funsional yaitukoperasi swadaya masyarakat sepertiKoperasi pondok pesantren, koperasiwanita,koperasi tani,koperasi nelayan dsb.Untuk pengembangan usahanya pemberianmodal ini sangat diperlukan untukpengembangan usahanya meskipun adafaktor-faktor lain yang mempengaruhipengembangan usaha anggota koperasi.

Untuk itu maka penulis tertarik untukmengadakan penelitian ini yang membahastentang faktor-faktor yang mempengaruhipengembangan usaha anggota koperasipenerima subsidi BBM di kabupatenPamekasan

Rumusan MasalahRumusan masalah yang peneliti ajukan

yaitu :a. Faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi pengembangan usahaanggota koperasi penerima subsidiBBM di kabupaten Pamekasan.

b. Dari faktor-faktor tersebut mana yangpaling dominan untukmengembangkan usahaanggota koperasi penerima subsidiBBM

KREDIT.Secara umum pemberian kredit akan

menimbulkan piutang atau tagihankepada orang yang mengambilkredit.Menurut Rahmat Saleh (1980;69)memberikan pengertian kredit adalah“penyediaan uang atau tagihan-tagihan yangdapat disamakan dengan itu berdasarkanperjanjian pinjam meminjam antara bankdengan pihak lain. Pihak peminjamberkewajiban melunasi utangnya setelahjangka waktu tertentu dengan jumlah bungayang telah ditentukan dalam perjanjian”.Sedangkan menurut Raymond P.Kent (dalamThomas dkk.1993:12) memberikanpengertian kredit “Istilah kredit berasal daribahasa Yunani yang berarti kepercayaan(truth atau faith). Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa kredit adalah tagihankepada pihak ketiga yang ditimbulkan karenaterjadinya transaksi hutang piutang atasdasar kepercayaan”

TUJUAN KREDIT.Dalam membahas tentang tujuan kredit

tidak akan pernah terlepas dengan falsafahyang dianut oleh suatu negara. Oleh karenapemberian kredit dimaksudkan untukmemperoleh keuntungan maka bank hanyalebih meneruskan simpanan masyarakatkepada nasabahnya dalam bentuk kredit,jikabetul-betul merasa yakin bahwa nasabahyang akan menerima kredit itu mampu danmau mengembalikan kredit yang telahditerimanya. Dari faktor kemampuan dankemauan tersebut,disimpulkan unsurkeamanan (safety) dan sekaligus juga unsur

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 3

keuntungan (profitability) dari suatukredit,kedua unsur tersebut saling berkaitan.

Dengan demikian bank sebagai agentof development menurut Thomas (1993:15)bertujuan sebagai berikut :

Turut menyukseskan programpemerintah di bidang ekonomi danpembangunan.

Meningkatkan aktivitas perusahaanatau usaha kecil menengah agar dapatmenjalankan fungsinya guna menjaminterpenuhinya kebutuhan masyarakat.

Memperoleh keuntungan agarkelangsungan hidup usahanya terjamin.dandapat memperluas usahanya.

Dari tujuan tersebut tersimpul adanyakepentingan yang seimbang antarakepentingan pemerintah.masyarakat dankepentingan pemilik modal.

Pengertian Koperasi.Pengertian koperasi ini dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitupengertian umum dan menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentangPerkoperasian.

Pengertian secara umum KOPERASIadalah suatu perkumpulan yangberanggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang memberikankebebasan masuk dan keluar sebagaianggota,dengan bekerjasama secarakekeluargaan menjalankan usaha untukmempertinggi kesejahteraan paraanggotanya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor25 tahun 1992 tentang Perkoperasiandiberikan pengertian sebagai berikut:

Koperasi adalah badan usaha yangberanggotakan orang-orang atau badanhukum koperasi dengan melandaskankegiatannya berdasarkan prinsip koperasisekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyatyang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

FUNGSI KOPERASI.Fungsi dapat diartikan sebagai alat

untuk mencapai tujuan dan tujuan ini harusjelas dan tegas. Koperasi pada hakekatnyahanyalah merupakan alat untuk mencapaitujuan. Apabila koperasi yang memberikan

jasanya maka kita yang harusmemeliharanya dengan membayar biayayang dikeluarkannya. Fungsi koperasi dalamhal ini adalah memberikan jasa kepadaanggota dan anggota mengeluarkan biayauntuk menggantinya. Dengan demikiankoperasi pada dasarnya tidak mendapatmanfaat apa-apa, akan tetapi anggota yangmenerima manfaat tersebut.

Dalam hubungannnya dengan ituefisiensi koperasi diukur dari tingkatpemberian jasanya.Tingkat efisiensi koperasiini akan tergantung kepada bagaimanapenggunaan dan memelihara koperasi. Kalaukoperasi berfungsi baik,maka baik pulajalannya.

Metode Penelitian

Identifikasi VariabelDalam penelitian ini terbagi dalam dua

variabel yaitu variabel bebas dan variabelterikat. Masing-masing indikator dapatdijelaskan sebagai berikut :

Variabel bebas meliputi :Faktor modal, Faktor pemasaran,

Faktor manajemen.Sedangkan variabel terikat, yaitu

Pengembangan usaha.Definisi Operasional Variabel

Faktor Modal adalah segala kekayaanyang dibutuhkan untuk aktivitas usaha,dalam hal ini kekayaan yang dimaksudberupa kas / uang tunai.

Faktor Pemasaran dengan pemasaranadalah aktivitas yang berhubungan denganpenjualan produk / jasa.

Faktor Manajemen adalah aktivitasuntuk mengatur unsur organisasi didalamnya khususnya manusia.

Populasi dan Sampel.Populasi dalam penelitian ini adalah

anggota koperasi penerima subsidi BBMyang ada di Kabupaten Pamekasan. Dalamhal ini ada 8 koperasi dan 2 lembagakeuangan mikro, masing-masing koperasiada 90 orang penerima pinjaman, danmasing-masing 45 orang untuk lembagakeuangan mikro. Jadi populasinya adalah :Koperasi = 8 x 90 orang = 720 orang.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 4

LKM = 2 x 45 orang = 90 orangJumlah = 810 orang

Untuk memenuhi kebutuhan analisastatistik, maka peneliti menentukan sampelsebanyak 25 orang yang dipilih berdasarkanRandom Sampling.

Model Analisis.Model analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresilinier berganda yang dirumuskan sebagaiberikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + cDimana :Y = Pengembangan usaha.a = Konstanta.c = Faktor pengganggu diluar model.X1 = Variabel modal.X2 = Variabel pemasaran.X3 = Variabel manajemen.

Pengujian hipotesa dilakukan denganuji F dan uji t. Uji F digunakan untuk

mengetahui adanya korelasi secarabersama-sama antara variabel bebas (modal,pemasaran, manajemen, bidang usaha) danvariabel terikat (pengembangan usaha). Ujistatistik dilakukan untuk mengetahuipengaruh variabel bebas secara individuterhadap variabel terikat.

Uji t dilakukan dengan menghitung tobservasi, dan t kritis. H0 ditolak jika tobservasi lebih besar atau sama dengan tkritis. T kritis dapat dilihat denganmenggunakan tabel t student dengan derajatt signifikansi 5 %, dan derajat kebebasansebesar n – 2. Pengujian signifikansi jugabisa dilakukan dengan menggunakanprobabilitas value hasil analisis regresi.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data dari Dinas Koperasidan PKM Kabupaten Pamekasan, koperasi-koperasi penerima kredit subsidi BBM adalahsebagai berikut :

Tabel : 1Koperasi Penerima Kredit Subsidi BBM

Kabupaten Pamekasan Tahun 2000N

o Nama Koperasi Nama Pengurus( Ketua ) Alamat Jenis Usaha

Koperasi12345678910

Koperasi Wanita“Trisula”Koperasi Wanita“Annisa’”Koppotren LatansaKoppotren DarulAkhlakKSU Miftahul UlumKSU Al-FalahKoptan Suka MandiriKoppotren Al-BukhariLKM Bina InsaniLKM Al-Jaelani

Ibu Hj. AmalijahIbu Hj. UmmuAzizahH. FathorrahmanHariyantoM. RawiM. MunirK. MansyurK. NawawiMiftahol RahmanHanafi

Jalan SeruniJalan StadionPlakpakPegantenanKowel PamekasanBlumbunganSumber GayamKadurTentenanLaranganMurtajihPademawuJalan PintuGerbangTanjungPademawu

Koperasi SerbaUsahaKoperasi SerbaUsahaKoperasi SimpanPinjamKoperasi SimpanPinjamKoperasi SerbaUsahaKoperasi SerbaUsahaKoperasi SimpanPinjamKoperasi SimpanPinjamLKM Serba UsahaLKM Simpan Pinjam

Menurut ketentuan bahwa koperasi-koperasi dan LKM tersebut, untuk

mendapatkan kredit subsidi BBM tersebuttelah melalui tahapan-tahapan sesuai

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 5

dengan petunjuk pelaksanaan yang ada,dimana garis besarnya sebagai berikut :

Mengajukan permohonan / proposal keDinas Koperasi dan PKM.

Proposal-proposal yang masuk dinilaidan ditinjau oleh Tim Pokja.

Ada ketetapan dari Tim Pokja untukkoperasi dan LKM penerima subsidi BBM.

Pengumpulan data dilakukan melaluipenyebaran kuesioner ke semua koperasidan LKM penerima subsidi BBM tersebut.Jumlah kuesioner yang dibagikan sebanyak50 eksemplar. Dari jumlah tersebut yangditerima kembali sebanyak 30 dan kuesioneryang dapat diperoleh sebanyak 25eksemplar. Penyebaran kuesioner terhadapresponden tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel : 2Daftar Nama Responden

No Nama Koperasi Anggota Koperasi Alamat Bidang Usaha

123456789

Ibu MaryatiIbu Isnu DewiIbu AnaIbu MafruhahIbu ChomisahIbu Hamid

MananBpk. MahrusBpk. GafurBpk. Abd. Mu’id

Kopwan TrisulaKopwan TrisulaKopwan TrisulaKopwan TrisulaKopwan TrisulaKopwan TrisulaKoppotren LatansaKoppotren LatansaKopotren Darul

Akhlak

Jalan StadionJalan

TemenggunganJalan SeruniJalan Balai

KambangJalan Pintu

GerbangJalan BayangkaraAkkorPegantenanKowel

KonveksiPertokoanPertokoanBordirKateringPertokoanWartelTaniTani

No Nama Koperasi Anggota Koperasi Alamat Bidang Usaha

10111213141516171819202122232425

Bpk.Fathorrahman

Bpk. MislukiBpk. ZaenalBpk. KhairulBpk. LutfiBpk. MunirBpk. SobriBpk. JunaidiBpk. HamidBpk. KarimBpk. AgusBpk.

FathorrahmanIbu AziezahBpk. SukurBpk. AbusiriBpk. Kadir

Kopotren DarulAkhlakKSU Miftahul UlumKSU Miftahul UlumKSU Al-FalahKSU Al-FalahKSU Al-FalahKoptan Suka

MandiriKoptan Suka

MandiriKoptan Suka

MandiriKoppotren Al-BuhariKoppotren Al-BuhariKoppotren Al-BuhariLKM Bina InsaniLKM Bina InsaniLKM Al-JaelaniLKM Al-Jaelani

PatemonBlumbunganJalan StadionLaranganKadurKadurTentenanLarnganJalan JokotoleMurtajihMurtajihPademawuJalan Pintu

GerbangJalan BagandanTanjung

PademawuTanjung

Pademawu

Sablon &Konveksi

KerajinanBambu

BengkelSablonDagangPertokoanTernakBengkelDagangKerajinanRental

KomputerTaniDagangRental

KomputerSablonWartel

Analisis Penelitian.Metode yang digunakan dalam

menganalisis permasalahan adalah metode

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 6

analisa regresi dengan menggunakanmetode kuadrat terkecil sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3Berdasarkan hasil pengolahan data

yang dilakukan dengan program SPSS,maka persamaan regresi yang dihasilkanadalah sebagai berikut :

Y =0,763+0,587X1+0,429X2+0,137X3+ c

Dimana :Y adalah variabel terikat yaitu

pengembangan usaha.X1 = Variabel modalX2 = Variabel pemasaranX3 = Variabel manajemenc = Faktor pengganggu (faktor lain)Persamaan tersebut mempunyai

makna, nilai konstan sebesar 0,763 artinyapengembangan usaha dari anggota koperasi.Ini berarti tanpa adanya modal, pemasarandan manajemen, nilai pengembangan usahaanggota koperasi sebesar 0,763 sangatrendah.

Bilamana modal (X1) ditingkatkan satusatuan dengan asumsi variabel bebas yanglain tetap, maka pengembangan usahaanggota koperasi dapat meningkat sebesar0,587.

Selanjutnya jika pemasaran (X2)ditingkatkan satu satuan, sedangkan variabelbebas yang lainnya adalah tetap, makapengembangan usaha anggota koperasidapat meningkat sebesar 0,429.

Sedangkan jika manajemen (X3)anggota koperasi ditingkatkan satu satuan,dengan asumsi variabel yang lain tetap,maka pengembangan usaha anggotakoperasi meningkat sebesar 0,137.

Uji Hipotesa :Diatas telah dipaparkan tentang

hubungan antara variabel bebas denganvariabel terikat. Sedangkan pada hipotesakerja pertama telah disajikan yang berbunyi“Diduga faktor modal, pemasaran danmanajemen merupakan faktor yang secarabersama-sama mempengaruhipengembangan usaha anggota koperasipenerima subsidi BBM KabupatenPamekasan”. Untuk membuktikankebenarannya dapat dilihat pada lampiran

kolom ANOVA terdapat nilai F hitung sebesar7,906 dengan probabilitas 0,001. SedangkanF tabel dengan menggunakan taraf nyata0,05 diperoleh nilai 1,98. Oleh karena Fhitung lebih besar dari F tabel danprobabilitas (tingkat kesalahan) lebih kecildari taraf nyata yang digunakan, makahipotesa tersebut dapat diterima danmenolak hipotesa nihil pertama. Ini berartihipotesa kerja yang pertama diterima danhipotesa nihil yang pertama ditolak.

Selanjutnya hipotesa kerja kedua yaitu :“Diantara ketiga faktor tersebut diduga faktormodal merupakan faktor yang palingdominan mempengaruhi pengembanganusaha anggota koperasi penerima subsidiBBM di Kabupaten Pamekasan, untukmenguji kebenarannya dapat dilihat padalampiran kolom coeficients, dimana nilai thitung dari masing-masing variabel sebagaiberikut :

Variabel bebas modal t hitung 3,160probabilitas 0,00.

Variabel bebas pemasaran t hitung3,078 probabilitas 0,000

Variabel bebas manajemen t hitung2,915 probabilitas 0,001

Sedangkan t tabel sebesar 2,064Dengan taraf nyata 0,05 dan db = N – 2

diperoleh nilai t tabel 2,064, dengan demikiansemua nilai t hitung dari masing-masingvariabel bebas lebih besar dari t tabel dantingkat probabilitas (kesalahan) lebih kecildari taraf nyata yang digunakan, ini berartisecara parsial masing-masing variabelberpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Diantara nilai t hitung variabel bebasdiatas terbukti bahwa nilai t hitung untukvariabel bebas modal (X1) memiliki nilaitertinggi yaitu 3,160. Dengan demikian dapatterbukti bahwa faktor modal merupakanfaktor yang paling dominan mempengaruhipengembangan usaha anggota koperasipenerima subsidi BBM di KabupatenPamekasan. Ini berarti hipotesa kerja yangkedua diterima dan hipotesa nihil yang keduaditolak.

Kesimpulan.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 7

Berdasarkan analisis yang telahdilakukan dapat disimpulkan beberapa halsebagai berikut :

Dari hasil analisa ternyata secarabersama-sama modal, pemasaran danmanajemen mempengaruhi pengembanganusaha anggota koperasi penerima subsidiBBM di Kabupaten Pamekasan.

Diantara faktor-faktor tersebut, ternyatafaktor modal merupakan faktor yang palingdominan mempengaruhi pengembanganusaha anggota koperasi penerima subsidiBBM di Kabupaten Pamekasan.

Secara simultan antara modal,pemasaran dan manajemen berkorelasisangat kuat dan positif atau searah denganpengembangan usaha anggota koperasipenerima subsidi BBM di KabupatenPamekasan.

Pengaruh secara simultan antaravariabel bebas modal, pemasaran danmanajemen terhadap pengembangan usahasebesar 0,709 atau 70,9 %. Sedangkan 29,1% nya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidakditeliti oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Koperasi PKM Propinsi Jawa Timur,Petunjuk Pelaksanaan, 2000.

Handoko Hani, Manajemen, BPFE,Yogyakarta, 1986.

Sumarni, Murti, John Soepriharto, PengantarBisnis, Liberty, Yogyakarta, 1995.

Sumarsono Sonny, Manajemen Koperasi,Graha Ilmu, 2003.

Hendrojogi, Koperasi Azas-azas Teori &Praktek, Rajawali Pers, 2002.

Riyanto Bambang, Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan, PenerbitGajah Mada, 2000.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 8

STRATEGI DALAM MENCAPAI KEBERHASILAN ORGANISASI(Kajian dalam membangun keunggulan bersaing melalui integrasi perencanaan

strategi dan Perencanaan sumberdaya manusia)

Oleh : NasharDosen Tetap STAIN Pamekasan

PendahuluanSetiap organisasi pasti mempunyai visi

dan misi sebagai tujuan akhir, tentunya untukmencapai visi dan misinya tersebut harusmelalui perencanaan strategi. SedangkanSDM merupakan sumberdaya yang sangatpenting sebagai pelaku baik sebagaimanajemen, penyelia maupun sebagaipelaksana, karena semua anggota organisasidalam hal ini SDM terlibat langsung sesuaidengan tugas dan fungsinya masing-masingdalam mengimplementasikan perencanaanstrategi menjadi program, yang menjadiukuran keberhasilan program adalahtercapainya target yang direncanakan. Untukitu agar suatu organisasi bisa berhasil ataubisa mencapai target maka diperlukan suatuorganisasi harus memiliki keunggulanbersaing, dimana keunggulan bersaing salahsatunya dicapai melalui integrasiperencanaan strategi dengan perencanaansumberdaya manusia.

Model integrasi perencanaan strategidan perencanaan sumberdaya manusia yangdapat membangun keunggulan bersaingmerupakan salah satu terpenting dariintegrasi perencanaan strategi untukmecapai keberhasilan organisasi. untuk itubagaimnana seharusnya model integrasiperencanaan strategi dan perencanaansumberdaya manusia yang dapatmembangun keunggulan bersaing, sehinggamenjadi salah satu alternatif untuk mencapaikeberhasilan dalam organisasi.

Perencanaan Strategi Organisasi DalamMembangun Keunggulan Bersaing

Suatu organisasi akan dengan mudahmemperoleh sumberdaya yang diinginkansetiap waktu dan dimanapun semberdayatersebut tersedia. Pada perkembanganselanjutnya organisasi yang karena bersaing

pada kompetensi global harus memilikikeunggulan bersaing dibandingkanpesainganya (manzini, 1996), karenaglobalisasi akan mengubah segala sesuatu,sehingga yang membatasi menjadi lepas takterbendung.

Dalam menjawab permasalahantersebut ada gagasan yang diperoleh daritelaah pustaka dan hasil peneltian parapeneliti yang berkaitan dengan perencanaanstrategi dan perencanaan sumberdayamanusia. Unsur terpenting dari suatuorganisasi agar mampu bersaing adalahkehandalan dari sumberdaya manusia yangmampu memanfaatkan informasi danteknologi secara maksimal. Peransumberdaya manusia bagi organisasi tidakhanya dapat dilihat dari produktifitas kerjanyasaja, tetapi juga dilihat dari kualitas kerjayang dihasilkan. Bahkan lebih jauhkeunggulan tersebut sangat ditentukan olehkeunggulan daya saingnya (Hitt et al, 1997).

Daya saing yang dimiliki sumberdayamanusia tentunya yang berbasis kompetensi.Secara umum daya kompetensi sumberdayamanusia diartikan sebagai pengetahuan,perasaan (kognitif) dan sikap (afektif),keterampilan (psikomotorik) dan perbuatanyang dikuasai oleh seseorang yang telahmenjadi bagian dari dirinya, ini menunjukanbahwa keunggulan bersaing mencakuptugas, keterampilan, sikap dan apresiasiyang dimiliki oleh sumberdaya karena ituperlu perencanaan sumberdaya manusiauntuk dapat melaksanakan tugas-tugassesuai dengan bidangnya. Perlu adanyaperencanaan sumberdaya manusia denganbaik dan benar, namun perencanaan yangtidak terintegrasi dengan perencanaanstrategi kurang memiliki makna dan tidakbisa optimal.

Keunggulan bersaing adalah suatuposisi unik yang dikembangkan oleh suatuorganisasi sebagai upaya untuk

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 9

mengalahkan pesaing (David, 1999).Sedangkan keunggulan bersaing menurutpendekatan sumberdaya manusiadibedakan menurut pandangan tradisionaldan keunggulan bersaing yang berkelanjutan(Rothwell et al, 1997). Menurut pandangantradisinal, sumberdaya yang dimilikiorganisasi yang sama bersifat homogen dandapat dibeli atau diadopsi dengan mudaholeh organisasi lain. Sedangkan keunggulanbersaing yang berkelanjutan dapat dicapaijika sumberdaya dan kemampuan yangdimiliki bersifat homogen tetapi berbedadengan organisasi lain atau pesaing, danorganisasi lain atau pesaing tidak memilikikemampuan untuk memperoleh sumberdayasejenis.

Organisasi dapat dikatakan memilikikeunggulan bersaing jika memiliki ciri antaralain : 1) kompetensi khusus, misalnyamempunyai produk dengan mutu lebih baik,mempunyai saluran distribusi yang lebihlancar, penyerahan produk yang lebih cepat,mempunyai merk produk yang lebihterkenal.(2) menciptakan persaingan tidaksempurna. Dalam persaingan tidaksempurna tidak setiap perusahaan dapatmasuk dan keluar pasar dengan mudah.(3)berkelanjutan, artinya keunggulan bersaingharus bisa berlanjut dan tidak terputus-putus.(4) cocok dengan lingkungan eksternal.Lingkungan eksternal memberikan peluangdan ancaman kepada perusahaan yangsaling bersaing. Oleh karena itu suatukeunggulan bersaing tidak hanya melihatkelemahan pesaing tetapi juga harusmemperhatikan kondisi pasar.(5) laba yangdiperoleh lebih tinggi dari pada rata-rata labaperusahaan lain. Upaya pencapaiankeunggulan bersaing bagi perusahaan harusmendapat dukungan semua fungsi yang ada.Termasuk di dalamnya manajemensumberdaya manusia.

Menurut Walker (1990) menyebutkanterdapat empat karakteristik utama yangharus dipenuhi oleh fungsi sumberdayamanusia agar bisa mendukung keunggulanbersaing, yaitu 1) mengintegrasikan kegiatansumberdaya mausia dengan strategi bisnis,2) mengintegrasikan proses sumberdayamanusia dengan proses manajemen, 3)

mengintegrasikan fungsi sumberdayamanusia dengan bisnis. Dan 4)mengintegrasikan cara pengukuransumberdaya manusia dengan carapengukuran organisasi keseluruhan.

Perencanaan strategi suatu organisasisecara keseluruhan terkait denganperencanaan sumberdaya manusia karenatujuan perencanaan sumberdaya manusiaharus menempatkan figur yang tepat waktudan tepat tempat (Rothwell et al., 1997).Perencanaan sumberdaya manusiamerupakan unsur penting dalammengembangkan perencanaan strategi suatuorganisasi. perencanaan strategi merupakankeputusan organisasi yang memuat tentangsesuatu yang akan dicapai sesuai misiorganisasi dan metode kerja yang dilakukanuntuk mencapai misi tersebut (Ivancevich,1995).

Dalam mencapai keunggulan bersaing,ada tiga macam alternatif strategi yang bisadigunakan suatu perusahaan, yaitu strategiinovasi, staregi kualitas dan strategipengurangan biaya (Hitt et al., 1995).Alternatif strategi dan peran sumberdayamanusia pada masing-masing strategi dapatdijelaskan sebagai berikut :

strategi inovasi, adalah strategipengembangan produk yang unik berbedadengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.Perilaku peran sumberdaya manusia yangdiperlukan adalah tingkat kreatifitas yangtinggi, fokus jangka panjang, tingkat kerjasama yang tinggi, perilaku interdependentserta perhatian yang cukup terhadap kualitasdan kuantitas.

Pengawasan terhadap pekerja, memilihpekerja dengan keterampilan yang tinggi,sumberdaya untuk percobaan yang banyakdan penilaian kinerja jangka panjang.

Strategi kualitas, adalah strategimenciptakan produk yang lebih berkualitasdibanding produk pesaing. Perilaku peransumberdaya manusia yang diperlukan adalahperilaku yang bekerja berulang-ulang, fokusjangka menengah, tingkat kerja sama yangcukup, perilaku interdenpendent, perhatianyang tinggi terhadap kualitas, perhatian yangsedang terhadap kuantitas, fukos yang tinggiterhadap proses, kurang berani terhadap

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 10

resiko dan komitmen yang cukup terhadaptujuan organisasi.

Implikasi yang muncul jika perusahaanmenggunakan strategi ini adalah komitmenyang tinggi dan pemanfaatan pekerja lebihbesar, serta membutuhkan pekerja lebihsedikit untuk menghasilkan tingkat outputyang sama.

Strategi pengurangan biaya, adalahstrategi yang menekankan pada upayamenekan biaya serendah mungkin sehinggaharga produk yang ditawarkan lebih rendahdibanding pesaing. Perilaku peransumberdaya manusia yang diperlukan bagiperusahaan yang menggunakan strategipengurangan biaya meliputi perilaku yangberulang dan dapat diprakirakan, fokusjangka pendek, mengutamakan individualisdan otomatisasi, perhatian yang cukupterhadap kualitas, perhatian yang lebih tinggiterhadap kuantitas, kurang beranimenanggung resiko lebih menyukai kegiatanstabil.

Dalam fungsi producement, kegiatanpenempatan dimulai setelah perusahaanmelaksanakan kegiatan penarikan danseleksi, yaitu pada saat seorang calontenaga kerja dinyatakan diterima dan siapuntuk ditempatkan pada jabatan atau unitkerja yang sesuai dengan kualifikasinya.Proses pemberian tugas dan pekerjaankepada tenaga kerja yang lulus dalam seleksiuntuk dilaksanakan secara kontinuitasdengan wewenang dan tanggungjawabsebesar porsi dan komposisi yang ditetapkanserta mampu mempertanggung jawabkansegala resiko dan kemungkinan yang terjadiatas fungsi dan pekerjaan, wewenang dantanggung jawab tersebut. (Bedjo Siswanto,1989). Dengan demikian penempatanmerupakan usaha menyalurkan kemampuansumberdaya manusia sebaik-baiknya.

Berdasarkan perspektif tujuanperusahaan, manajemen sumberdayamanusia bertanggung jawab atasditempatkannya orang yang tepat, padawaktu dan tempat yang tepat, untukmenjalankan perencanaan korporat dengankualitas yang tinggi (Lado, 1994).

Sedangkan Rothwellet al. (1997)membedakan praktek dan kebijakan

Manajemen sumberdaya manusia dalam tigaperspektif teoritis, yaitu :

The strctural functionalism perspective,yang menyatakan bahwa departemenmanajemen sumberdaya manusia dansemua aktivitasnya merupakan resultan daripertumbuhan organisasi dan/atau kebutuhanuntuk menjalankan aktivitas yang dilakukanseorang spesialis.

The strategic contingency perspective,yang memandang manajemen sumberdayamanusia sebagai wujud reaksi terhadaptekanan eksternal yang semakin kritis,seperti persyaratan perundang-undangandan tuntutan serikat pekerja.

The strategic human resourcesdevelopment perspective. Aktivitasmanajemen sumberdaya manusia didesainuntuk mendukung tujuan strategisperusahaan yang bersangkutan secaraintegrasi.

Manajemen sumberdaya manusia bisamenjadi kekuatan pendukung bagikeunggulan bersaing, maka pilihan terbaikbagi perusahaan adalah melakukanperencanaan sumberdaya manusia secaramatang. Perencanaan sumberdaya manusiamerupakan proses pemrakiraan kebutuhansumberdaya manusia untuk masa yang akandatang serta metode memenuhi kebutuhantersebut.

Dalam setiap kegiatan diperlukanadanya suatu tahapan yang harus dilaluidalam pelaksanaannya. Sejalan dengan halitu Komaruddin, (1980) mengatakan bahwa“prosedur penempatan personalia padadasarnya merupakan metode untukmenjamin informasi yang tepat mengenaipelamar”. Bilaman seseorang pelamarmemenuhi syarat dalam suatu tingkatanprosedur, ia dapat meneruskan pada langkahberikutnya. Olek karena itu spesifikasijabatan dan langkah prosedur penempatanpersonalia, sehingga penguji dapatmembandingkan pelanar itu dengan syarat-syarat minimum yang ada dalam spesifikasiyang ada dalam spesifikasi jabatan tersebut.

Perencanaan sumberdaya manusiaakan memiliki kontribusi yang luas dan efektifjika memiliki pendekatan dengankarakteristik-karateristik tertentu. Menurut

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 11

(schuler and walker, 1990), karakteristikpendekatan strategi menajemen sumberdayamanusia yang perlu dimiliki perusahaanmeliputi : (1) kebijakan dan perencanaansumberdaya manusia yang baik. (2)meningkatkan peran manajer lini dalamproses sumberdaya manusia. (3)mengintegrasikan kebijakan danperencanaan sumberdaya manusia dengankebijakan manajemen sumberdaya manusiaorganisasi. (4) memotivasi bawahan. (5)pengakuan terhadap budaya kerja individu,kelompok dan organisasi.

Rothwell (1997) manambahkan untukperencanaan sumberdaya manusiadiperlukan lima konsep, yaitu :1. keinginan dari manajemen puncak dan

manajer sumberdaya manusia agarmanajemen sumberdaya manusia terlibatlebih proaktif dalam pencapaian tujuanorganisasi.

2. upaya untuk mengintegrasikan kebutuhandan harapan pekerja dalammengembangkan karir dengan tujuanorganisasi.

3. kebutuhan untuk mengkoordinasikan danmengintegrasikan berbagai bidangfungsional manajemen sumberdayamanusia menurut strategi dan tujuanorganisasi.

4. pengakuan terhadap kontribusi strategidan tujuan organisasi.

5. persyaratan perencanaan sumberdayamanusia yang terintegrasi.

Sedangkan persyaratan yang harusdipenui agar perencanaan sumberdayamanusia berorientasi jangka panjang danterintegrasi penuh dengan perencanaanstrategi, dibutuhkan beberapa persyaratandiantaranya adalah :1. analisis terhadap lingkungan eksternal

untuk menentukan perencanaan strategiyang terpusat dan berjangka panjangsesuai keinginan organisasi.

2. perencanaan strategi jangka panjangmerupakan tanggapan terhadaplingkungan dan tujuan organisasi. paramanajer memahami dan komitmenterhadap pengembangan rencanatersebut.

3. Manajemen puncak mengakui bahwamanajemen sumberdaya manusiamendapat prioritas yang sama denganmanajemen fungsional lainnya.

4. Organisasi harus menyediakan staf,waktu dan sumberdaya lain untukmenyusun, menerapkan dan memonitorrencana sumberdaya manusia.

5. Perlu adanya pengembangan sisteminformasi sumberdaya manusia.

6. Fungsi perencanaan sumberdayamanusia perlu bekerja sama denganfungsi perencanaan organisasi.

7. Fungsi perencanaan sumberdayamanusia perlu mempertahankanhubungan yang serasi dengan aspek laindari fungsi manajemen sumberdayamanusia.

Suatu organisasi atau perusahaan padasaat ini akan menghadapi tantangan bisnisyang kritis dan secara kolektif tantangantersebut menuntut organisasi membangunkemampuan-kemampuan baru. Tantangantersebut diantaranya adalah :1. Globalisasi, yang menuntut organisasi

agar meningkatkan kemampuan untukmemperlajari, melakukan kolaborasi, danmenangani perbedaan, kompleksitasmaupun ambiguitas.

2. Profitabilitas melalui pertumbuhan. Hal inibisa dilakukan melalui upayamendapatkan pelanggan baru,mengembangkan produk baru yangkreatif-inovatif, dan harus mendorongarus informasi bebas, serta pemerataanpengetahuan para pekerja.

3. Teknologi. Tantangan yang dihadapi paramanajer dalam teknologi ini adalahmenciptakan pemahaman danpenggunaan yang benar terhadapteknologi. Teknologi dapat dan akanmempengaruhi metode dan tempatpenyelesaian pekerjaan.

4. Modal intelektual. Manajer harus bisameyakinkan bahwa mereka (sumberdayamanusia) mempunyai kemampuan untukmenentukan, mengasimilasi,mengembangkan, menggantikan danmempertahankan individu-individu yangberbakat.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 12

5. Perubahan. Yang paling kompetitif yangdihadapi perusahaan adalah penyesuaianperubahan yang tiada henti-hentinya.Perusahaan harus selalu dalam kondisitransformasi yang tidak pernah berakhir,fundamental dan kontinyu.

Tantangan tersebut tampaknya hanyabisa diantisipasi organisasi dengan caramengintegrasikan perencanaan strategidengan manajemen sumberdaya manusia.Dengan integrasi tersebut akan mampumendukung pencapaian keunggulanbersaing.

Alasan yang menjadi dasar organisasiperlu melakukan integrasi adalah :1. Integrasi menawarkan banyak

penyelesaian untuk pemecahan masalahorganisasi yang kompleks.

2. Integrasi memberikan kepastian bahwasumberdaya manusia, finansial danteknologi menjadi pertimbangan dalampenentuan tujuan dan prakiraanpenerapan kemampuan.

3. Melalui integrasi organisasi harusmempertimbangkan individu-individuyang menyertai dan harus menerapkankebijakan.

4. Hubungan tinbal balik dalammengintegrasikan sumberdaya manusiadan satrategi membatasi subordinasi daripertimbangan strategi pada hal-hal yangmenjadi pilihan sumberdaya manusia danmengesampingkan sumberdaya manusiasebagai sumber penting kemampuanorganisasi dan keunggulan bersaing.

Tipologi strategi manajemensumberdaya manusia menurut Manziini(1996) terdiri dari pengembangan(development), perluasan (expansion),produktivitas (produktivity) dan penciutan(redirecction). Pengembangan yang menjdipilihan formulasi strategi, adalah investasisumberdaya manusia, mengubah tujuanperusahaan atau, mengubah strategi operasidisesuaikan dengan keterampilan dansumberdaya yang tersedia. Perluasanprioritas utama adalah alokasi sumberdayauntuk mecapai pertumbuhan yangberkelanjutan, profitabilitas dan untukmengelola efek pertumbuhan. Produktifitasmerupakan alternatif yang bisa digunakan

yaitu persiapan dan antisipasi perubahan,meningkatkan posisi persaingan saat iniserta menggunakan sumberdaya untukmeningkatkan sosialisasi, pelatihanpengembangan rencana suksesi denganmaksud untuk memperbaiki kelemahanorganisasi. Penciutan dalam mengantisipasiperubahan-perubahan yang sedang danakan terus terjadi, maka sistem integrasiperencanaan strategi, perencanaanoperasional dan perencanaan sumberdayamanusia yang bersifat proaktif sertaberorientasi masa depan, makamemungkinkan fungsi sumberdaya manusiaberperan sebagai bagian yang efektif dalammerencanakan organisasi dan dapatmengakselerasi perencanaan strategi mapunoperasional perusahaan.

Oleh karena itu Dalam mendisainproses pengembangan dan perencanaansumberdaya manusia yang efektif, kebutuhanyang makin komplek, perubahan kebutuhanyang ada pada organisasi harusdiintegrasikan menjadi satu sistem. Padaumumnya perencanaan yang terdapat padaorganisasi meliputi, perencanaan strategi,operasional serta sumberdaya manusia.Perencanaan strategi adalah bertujuan untukmenjaga kelangsungan hidup perusahaandalam lingkungan persaingan danmemberikan prakiraan kebutuhansumberdaya manusia dalam jangka panjang.Perecanaan ini terkait dengan analisisperubahan historis dan ketidakpastian,sehingga memerlukan skenario berdasarperubahan jangka panjeng yang tidaksemuanya bisa diprediksi. Perencanaanoperasional, yaitu menentukan kebutuhansumber tenaga kerja dan kebutuhan kerjalain sehari-hari, saat ini dan yang akandatang. Berdasarkan realita, biaya, waktu,sumberdaya dan output. Perencanaansumberdaya manusia yaitu meramalkankualitas tenaga kerja yang dibutuhkan untukmemenuhi kebutuhan jangka pendekmaupun jangka panjang yang menyatukanprogram dan kebijakan pengembangansumberdaya manusia, dengan fokus padapenentuan tenaga kerja aktual yang akandibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 13

jangka pendek dan jangka panjang dalamperencanaan strategi.

Integrasi perencanaan strategi danperencanaan sumberdsaya manusiadigunakan untuk membangun keunggulanbersaing, maka sistem integrasi tersebutdigunakan untuk mencapai tujuan sebagai 1)mengeliminir perbedaan antar perencanaanstrategi dan perencanaan sumberdayamanusia atau untuk menyamakan kerangkaanalisis dan teknis umum yang digunakanoleh pihak yang berkompeten pada tiapfungsi, 2) mengidentifikasi danmengelompokkan faktor-faktor perencanaanyang saling tergantung secara sistematis dankonsisten, 3) kebutuhan (demand)perusahaan terhadap tenaga kerja ditentukanmelalui perencanaan strategi, sedangkanprediksi ketersediaan tenaga kerja (supply)ditentukan melalui perencanaan sumberdayamanusia, 4) selisih (Gap) menunjukankekurangan, surplus atau perbedaan dalamskill, kemampuan manajerial atau tipesumberdaya manusianya, 5) memprediksisupply tenaga kerja dilakukan dengan caramenentukan Environment baseline (promosi,demosi, tumover dan lain-lain) kemudiandibandingkan dengan demand tenaga kerja,dan 6) perencanaan strategi harusmempertimbangkan faktor-faktor internal daneksternal.

Determinan efektifitas integrasi upayauntuk melakukan integrasi bukan merupakanhal yang mudah bagi organisasi. oleh karenaitu agar integrasi bisa efektif ada beberapafaktor yang harus diperhatikan antara lain :faktor lingkungan yaitu persaingan yangsemakin ketat, perkembangan teknologi yangcepat, dan perubahan demografi pasartenaga kerja, faktor sejarah dan budayaorganisasi, faktor strategi organisasi yangdipilih, faktor struktur organisasi, faktor laindan skill yang dianut eksekutif dan pekerja,faktor sistem manajemen dan komunikasidan faktor data base sumberdaya manusiayang berhasil dikembangkan.

Penutup

Persaingan global organisasi yang inginmemenagkan persaingan harus memiliki

keunggulan bersaing dibanding pesaingnya.Upaya pencapaian keunggulan bersaing bagiperusahaan harus mendapat dukungansemua fungsi organisasi yang ada, termasukdi dalamnya manajemen sumberdayamanusia. Terdapat empat karakteristik utamayang harus dimiliki oleh fungsi sumberdayamanusia dengan strategi perusahaan,mengintegrasikan proses sumberdayamanusia dengan proses manajemen,mengitegrasikan fungsi sumberdaya manusiadengan fungsi organisasi danmengintegrasikan cara pengukuransumberdaya manusia dengan carapengukuran organisasi secara keseluruhan.

Sumberdaya manusia merupakansumberdaya terpenting pada sebuahorganisasi. karena itu salah satu metodemembangun keunggulan bersaing sebuahorganisasi melalui pengintegrasianperencanaan strategi dengan perencanaansumberdaya manusia yang berorientasijangka panjang. Beberapa persyaratan yangdiperlukan antara lain adalah analisisterhadap lingkungan eksternal danmanajemen strategi untuk perencanaanstrategi yang terpusat dan berjangka panjangsesuai keinginan organisasi. Perencanaanstrategi jangka panjang merupakantanggapan terhadap lingkungan dan tujuanorganisasi.

Masalah manajemen sumberdayamanusia, prioritas yang sama denganmasalah manajemen lain, organisasi harusmenyediakan staff, waktu, dan sumberdayalain untuk menyusun, menerapkan danmemonitor rencana sumberdaya manusia.Perlu adanya pengembangan sisteminformasi sumberdaya manusia, fungsiperencanaan sumberdaya manusia perlubekerja sama dengan fungsi perencanaanperusahaan dan fungsi perencanaansumberdaya manusia perlu mempertahankanhubungan yang serasi dengan aspek fungsilain dan fungsi manajemen sumberdayamanusia.

Pengintegrasian perencanaan strategidengan perencanaan sumberdaya manusiapada organisasi merupakan salah satumetode yang dapat digunakan untukmembangun keunggulan bersaing

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 14

organisasi. harapannya ketika organisasimemiliki keunggulan bersaing, makakemungkinan program-program yangdirencanakan organisasi akan tercapai. Olehkarena itu membangun keunggulan bersaingmelalui integrasi perencanaan strategi danperencanaan sumberdaya manusiamerupakan salah satu upaya untuk mencapaikeunggulan bersaing .

Daftar Pustaka

Bedjo Siswanto 1989), Manajemen Tenagakerja, Sinar baru, bandung.

Comer, J. and Ulrich, D. (1996), : HumanaResources Roles, CreatingValues, Short Retoric,“Human Resources Planning”PP. 38-49.

Hitt, M.A., Ireland R.D. and Hoskisson R.E.,1995., “StrategicmanagementCompetitiveness andglibalization”., WestPublishing Company.

Ivancevich, Johni M., 1995, ”HumanResource Managewment :Fondation of Personaet, 6tah Edition, HomewaoodIllinois, Ricchard D, Irwin Inc.

Kane, Robert L., and Susan Stanton., 1994.,“Human Resources Planning: Where are We Now”, AsiaPasific Human Resourcesmanagement, winter, vol. 29,2.

Komaruddin, (1980)., Pengadaan Personalia,Edisi 1,CV. Rajawali Jakarta.

Lado. A A., and Wilson, M.C., 1994., “HumanResources System andSusteined CompetitiveAdvantage : A. CompetencyBased Perspective, “Academy of ManagementReviewm” vol. 19, no. 4, pp.699-727.

Manzini, Andrew O., 1996., “IntegratingHuman Resources Planningand Development : The

Unification of Strategigc,Operational, and HumanResources PlanningSistems”. Human ResourcesPlanning, vol. 11, no. 2, pp.79

Purnama, Nursyabani ., 2000., “MembangunKeunggulan Bersaing MelaluiPerencanaan SDM”.Usahawan, no : 077 th. XXIX.Juli 2000.

Rothwell W.J., Holne C.K. and King S.B.,“Human PerformanceImprovement : BuildingPractitioner Competence.”,Gulf Publishing Company,Texas.

Schuler, R.S. and Walker., J.W., 1990.,“Human PermormanceResources Strategy :Focusing on Issue andatctions, OrganizationalDinamic, vol. 19. No. 1, pp.5-19.

Ulrich, D., 1998., “A New Mandate for HumanResources”, HarvardBusiness Reciew, Jan-Feb.,pp. 125-134.

Walker, J.W., 1994., “Integrating The Humanresources Function With TheBusiness ResourcesPlanning”, Human resourcesPlanning, vol. 17 no. 2 pp.59-77.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 15

PENGARUH FAKTOR POLITIK TERHADAPPERGERAKAN KURS RUPIAH / DOLLAR AMERIKA

(Pasca memorandum I sampai dengan pengangkatan Megawati sebagai presiden)

Oleh : Zef RisalDosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Madura

ABSTRAKKrisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 dan dipicu oleh

melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD telah mengarahkan kepada diadopsinya sistemnilai tukar mengambang (free floating exchange rate). Secara teori, dalam sistem nilai tukarmengambang penuh kebijakan moneter akan semakin efektif khususnya apabila diikuti olehmobilitas kapital secara internasional semakin sempurna. Sejak Presiden AbdurrahmanWahid (gusdur) mengeluarkan pernyataan tentang pencabutan kebijakan Tap MPR No. XXV/MPRS/1966 tentang larangan penyebaran ajaran komunisme dan Marxisme kondisi politik ditanah air semakin tidak pasti. Selain itu kurang arifnya jikalau seorang Presiden puluhan kaliberkunjung ke luar negeri ketika negara dalam kondisi memprihatinkan.

Melihat fenomena di atas, maka sangat menarik untuk mencermati pergerakan rupiahterhadap dollar pada saat meningkatnya situasi ketidakpastian di dalam sistem nilai tukarmengambang penuh yang disebabkan oleh pengaruh faktor politik, tingkat bunga SBI Realdan indeks harga saham gabungan (IHSG) pasca memorandum pertama (I) padapemerintahan Abdurrahman Wahid sampai dengan diangkatnya Megawati menjadi presiden.

Data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder berupa data hariandengan jangka waktu dimulai dari tanggal 1 Februari 2001 sampai dengan 23 Juli 2001(pasca memorandum pertama sampai dengan pengangkatan Megawati sebagai presiden),yang merupakan data time series yang didapat dari instansi terkait dengan kepentingan datatersebut, seperti annual report BEJ, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, InternationalFinancial Statistik (IFS), IMF, World Bank, dan Buletin Statistik Bulanan Indikator EkonomiBiro Pusat Statistik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode error correctionmodel.

Dari ketiga variabel independent yang mempengaruhi pergerakan kurs rupiah terhadapdollar Amerika ternyata variabel faktor politik (POL) yang paling dominan mempengaruhipergerakan kurs Rp/USD dengan nilai koefisien parsialnya yang terbesar , sementara yangpaling kecil dalam mempengaruhi pergerakan kurs Rp/USD yaitu variabel SBIREAL dengantingkat signifikansi 1%.

Hasil temuan empiris dalam studi ini memunculkan satu implikasi pokok bagi kebijkanpengelolaan ekonomi makro yang benar-benar solid agar nilai tukar rupiah selalu beradadalam keseimbangan nilai tukar yang wajar dengan mengupayakan menciptakan stabilitassosial-politik, ekonomi keuangan, dan penciptaan rasa aman dalam berinvestasi sehinggabisa memulihkan kepercayaan investor asing dan domestik untuk menanamkan modalnyakembali ke Indonesia, perlu menjaga kestabilan tingkat bunga SBI sebagai sasaranoperasional dan inflasi sebagai sasaran tunggal, karena perbedaan tingkat bunga dan tingkatinflasi dapat memperburuk nilai tukar rupiah baik. Oleh karenanya, kebijakan moneterdengan pengendalian inflasi sebagai sasaran tunggal dan tingkat bunga sebagai sasaranoperasional perlu didukung dan dapat dilaksanakan di Indonesia.

PendahuluanKrisis moneter yang melanda Indonesia

sejak pertengahan tahun 1997 dan dipicu

oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadapUSD telah mengarahkan kepada diadopsinyasistem nilai tukar mengambang (free floating

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 16

exchange rate). Hal ini memberi dampakyang besar kepada kebijakan moneter yangdiambil oleh Bank Indonesia mengingat nilaitukar tidak lagi bertindak sebagai jangkarperekonomian. Dengan demikian, programmoneter yang dicanangkan adalahmempertahankan stabilitas harga melaluipengaturan jumlah uang beredar.

Secara teori, dalam sistem nilai tukarmengambang penuh kebijakan moneter akansemakin efektif khususnya apabila diikutioleh mobilitas kapital secara internasionalsemakin sempurna. Setiap terjadi tekanannilai tukar Rupiah sebagai efek kebijakanmoneter akan disesuaikan melalui pengaruhsuku bunga terhadap aliran modal danpengaruh perubahan nilai tukar Rupiahterhadap penawaran ekspor dan permintaanimpor.

Oleh karena suku bunga tampakmemegang peranan vital dalampengendalian moneter dalam sistem nilaitukar yang fleksibel, maka pendekatanpengendalian moneter diusulkan untukmenggunakan suku bunga sebagai sasaranoperasional dengan inflasi sebagai sasarantunggal.

Untuk mencapai sasaran inflasi denganbaik, maka perlu dicari sasaran antara yangdekat hubungannya dengan inflasi. Sasaranini dapat berupa suku bunga jangka panjangseperti suku bunga deposito 3 bulan ataulebih dan nilai tukar Rupiah, baik secaranominal maupun riil.

Transmisi perubahan nilai tukar Rupiahke inflasi dapat melalui dua saluran.Pertama, melemahnya nilai tukar Rupiahakan menaikkan biaya produksi yangmemakai barang impor sehingga menaikkanharga. Tekanan harga ini akan diperburukjika para buruh melakukan desakan kenaikanupah nominal dalam rangkamempertahankan upah riilnya. Kedua, harganon-tradable goods yang relatif lebih murahdibandingkan harga tradable goods akanmendorong permintaan non-tradable goodssehingga meningkatkan harga domestik.Kenaikan harga ini akan dipicu lagi jika sukubunga relatif rendah.

Sejak Presiden Abdurrahman Wahid(gusdur) mengeluarkan pernyataan tentang

pencabutan kebijakan Tap MPR No. XXV/MPRS/1966 tentang larangan penyebaranajaran komunisme dan Marxisme kondisipolitik di tanah air semakin tidak pasti. Selainitu kurang arifnya jikalau seorang Presidenpuluhan kali berkunjung ke luar negeri ketikanegara dalam kondisi memprihatinkan. Satudua kali bisa dibenarkan untuk mencaridukungan luar negeri. Selain persoalanterlalu seringnya berkunjung ke luar negeri,Presiden Abdurrahman Wahid juga terkaitdengan Buloggate dan Bruneigate. Inimerupakan puncaknya yang menyebabkanDPR mengeluarkan memorandum I.

Kondisi politik yang tidak pasti inimembuat kalangan usahawanmenghawatirkan ketidakpastian nilai tukarRupiah terhadap dollar yang menembuspada level Rp. 10.000. Ketidakpastian nilaitukar itu membuat kalkulasi biaya produksitidak menentu dan daya beli masyarakatmenurun sehingga dunia usaha pun dapatterancam babak-belur lagi

Semakin terpuruknya nilai tukar rupiahini akibat tidak adanya kepastian, baik politikmaupun keamanan. Ada gejala kuatpertengkaran di kalangan elite politiksemakin mengeras. Tidak ada tanda-tandaelite politik melakukan rekonsiliasi. "Kondisiini akan semakin parah kalau konflik elite inidiikuti konflik di tingkat massa bawah.Pengalaman di Jawa Timur menunjukkan,setelah terjadi aksi tebang pohon danpembakaran kantor Golkar, harga-hargalangsung naik.

Kenaikan harga tidak semata-matakarena perhitungan ekonomis, tapi jugakarena faktor psikologis. Di bisnis real estatkandungan impornya kecil. Tapi, tetap akanberpengaruh. Kenaikan semen barangkalicuma sedikit, tapi secara psikologis akandiikuti komponen lain.

Melihat fenomena di atas, maka sangatmenarik untuk mencermati pergerakan rupiahterhadap dollar pada saat meningkatnyasituasi ketidakpastian di dalam sistem nilaitukar mengambang penuh yang disebabkanoleh pengaruh faktor politik, inflasi danindeks harga saham gabungan (IHSG) pascamemorandum pertama (I) padapemerintahan Abdurrahman Wahid.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 17

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah

yang telah diuraikan di atas, makapermasalahan dalam penelitian ini adalah :1. Apakah faktor politik, inflasi, dan Indeks

Harga Saham Gabungan secara induvidumemiliki pengaruh yang signifikanterhadap pergerakan nilai tukarRupiah/USD pada pemerintahanAbdurrahman Wahid PascaMemorandum pertama (I)?

2. Apakah faktor politik, inflasi, dan IndeksHarga Saham Gabungan secarabersama-sama memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap pergerakan nilai tukarRupiah/USD pada pemerintahanAbdurrahman Wahid PascaMemorandum pertama (I)?

Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :1. Untuk mengetahui pengaruh faktor politik,

inflasi, dan Indeks Harga SahamGabungan secara induvidu terhadappergerakan nilai tukar Rupiah/USD padapemerintahan Abdurrahman WahidPasca Memorandum pertama (I)

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor politik,inflasi, dan Indeks Harga SahamGabungan secara bersama-samaterhadap pergerakan nilai tukarRupiah/USD pada pemerintahanAbdurrahman Wahid PascaMemorandum pertama (I)

HipotesaBerdasarkan latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian danlandasan teori yang telah dikemukakan

diatas, maka hipotesis dalam penelitian iniadalah :H1 -------> Ada pengaruh yang siginifikanantara Faktor Politik (POL), Inflasi (INFDO),dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)terhadap pergerakan kurs rupiah/USD padapemerintahan Abdurrahman Wahid pascamemorandum I baik secara serentak maupunsecara parsial.

H0 -------> Tidak Ada pengaruh yangsiginifikan antara Faktor Politik (POL), Inflasi(INFDO), dan Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) terhadap pergerakan kursrupiah/USD pada pemerintahanAbdurrahman Wahid pasca memorandum Ibaik secara serentak maupun secara parsial.

Landasan TeoriPengertian Valas (Forex/Foreign

Currency)Valas atau foreign exchange (forex) atau

foreign currency diartikan sebagai mata uangasing dan alat pembayaran lainnya yangdigunakan untuk melakukan atau membiayaitransaksi ekonomi dan keuanganinternasional atau luar negeri dan biasanyamempunyai catatan kurs resmi pada BankSentral atau Bank Indonesia (Dr. HamdyHady, 2001:25)

Mekanisme Bursa ValasBursa atau pasar valas diartikan sebagai

suatu tempat atau system di manaperorangan, perusahaan, dan bank dapatmelakukan transaksi keuangan internasionaldengan jalan melakukan pembelian ataupermintaan (demand) dan penjualan ataupenawaran (supply) atas valas (forex).

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 18

GambarMekanisme Bursa Valas

MesinUSD 10.000,00

Keterangan :M – A = Importir mesin di JakartaX – B = Eksportir mesin di New YorkM – C = Importir garmen di New YorkX – D = Eksportir garmen di JakartaB.I = Bank IndonesiaB.S = Bank SentralEFGH = Bursa/pasar valas

Seorang importir A di Jakarta inginmengimpor mesin dari seorang eksportir B diNew York seharga USD 10.000. Karenapembayaran harus dilakukan dalam USDmaka importir A di Jakarta sebagai nasabahharus dating ke bank devisa, misalnya BankBNI, untuk membeli/meminta USD denganmenjual/menawarkan rupiah (IDR).

Dalam hal ini yang diartikan dengan bankdevisa adalah bank umum pemerintah danswasta yang diizinkan oleh pemerintah untukmenjual, membeli, dan menyimpan sertamenyelenggarakan lalu lintas pembayaraninternational/luar negeri. Bila kurs atau forexrate yang berlaku pada waktu itu sebesar Rp8.000,-/USD, maka untuk mendapatkan USD10.000 importir A membayar rupiah

sebanyak USD 10.000 x Rp 8.000,-/USD =R. 80.000.000.

Sistem Nilai TukarSistem nilai tukar atau sistem kurs

sebenarnya didasari atas konsepkonvertibilitas mata uang (internationalconvertible currency). Konsep inimenunjukkan derajat kebebasan suatu matauang jika akan dikonversikan kepada matauang yang lain. Mata uang USD termasuksalah satu mata uang kuat, yang artinya USDdengan mudah dapat dikonversikan dalammata uang lainnya. Ini adalah salah satualasan penggunaan kurs rupiah terhadapUSD sebagai salah satu variabel dalampenelitian ini. Permasalahan konvertibilitasyang timbul, kemudian pecah dengan

M – AJKT

X – BN Y

BankBNI

B I

(BS)

BankBCAJkt

X – DJKT

M – CN.Y

(Kurs Beli Bank)USD 0,000125/Rp

(Kurs Jual Bank)USD 0,0001428/Rp

USD (Kurs Jual Bank) Rp8.000Bursa / Pasar valas

USD(Kurs Beli Bank)Rp7.000/$

USD USD

Rp Rp

USD 10.000,00

Garmen

E F

G H

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 19

terbentuknya sistem kurs dunia. Secaraumum, pada saat ini negara di duniamenganut sistem kurs mengambang denganvarian tertentu. Sebelum sistem kursmengambang diterima secara umum sebagaisistem nilai tukar, pada tahun-tahunterdahulu ada beberapa sistem kurs yangmendahului sistem kurs mengambang, yaitu(1) sistem standar emas(1821-1914), (2) nonsystem (1914-1946), (3) sistem BrettonWoods (1946-1968), (4) sistem kurstertambat (1968-1973), dan sistem kurs yangmulai berlaku sejak tahun 1973 hinggasekarang.

Sistem kurs tertambat

Menurut Jeff (1992:153) sistem ini jugadikenal dengan nama sistem Bretton Wodds,karena terbentuk pada waktudiselenggarakannya konferensi BrettonWodds. Pada sistem ini, kurs suatu matauang terhadap mata uang lainnya dipatokatas perbandingan tertentu yang tetap dariwaktu ke waktu, pergerakan kursdikendalikan agar selalu konstan atauberfluktuasi dengan rentang yang pendek.Jika suatu negara mengalami defisit yangbesar pada neraca pembayarannya, sepertiAmerika Serikat pada tahun 1971, dapatdilakukan devaluasi yang akan mengoreksinilai tukar yang ada di pasar. Gambaransistem kurs tertambat adalah sebagai berikut:

GambarPenentuan Kurs dalam Sistem Kurs Tertambat

(Rp/$)

S0(Rp/$)

$1 $0 $2

Sumber : Kuncoro, Mudrajad 1996. Manajemen Keuangan Internasional.Yogyakarta. BPFE Yogyakarta Hal. 158. Diolah

Sebagaimana terlihat pada gambar di atas, jika terjadi pengurangan penawaran atasUSD dari $0 ke $1 maka kurs akan tetap pada $0, demikian juga jika terjadi penambahanpenawaran atas USD, kurs tetap pada tingkat $0. Dengan kata lain sebesar apapunperubahan suplai dollar pada pasar internasional, nilai tukar antara rupiah dan USD akantetap berada pada satu titik yang telah ditentukan sebelumnya.

Sistem kurs mengambang terkendaliPada sistem kurs mengambang

terkendali, otoritas moneter berperan aktifdalam menstabilkan nilai tukar mata uangnyapada tingkat tertentu. Dengan cadangandevisa yang dimiliki, otoritas moneter akanmembeli atau menjual valas di pasar untukmempengaruhi pergerakan kurs. Untuk itu,dibuat suatu batas pergerakan kurs, yangdisebut dengan band. Band ini berupa duajenis batasan yaitu batasan atas dan batasan

bawah. Jika pergerakan kurs telah melewatibatasan tersebut, maka pemerintah melaluiotoritas moneternya akan melakukanintervensi ke pasaruang internasional untukmengembalikan kurs mata uang kepadaposisinya yaitu di antara batas atas danbatas bawah. Band ini bersifat lentursehingga dapat dilebarkan atau disempitkanrentang jaraknya, sebagaimana yang terlihatdalam gambar berikut

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 20

GambarPenentuan Kurs dalam Sistem Kurs Mengambang Terkendali

S(Rp/$)

S2(Rp/$)

S0(Rp/$)

S1(Rp/$)

$2 $0 $1Sumber : Kuncoro, Mudrajad 1996. Manajemen Keuangan Internasional.

Yogyakarta. BPFE Yogyakarta Hal. 160. Diolah

.Selain mencerminkan posisi pergerakan

kurs, S1 dan S2, juga diasumsikan sebagaibatas atas dan batas bawah interventionband. Jika rupiah terapresiasi hinggamenyentuh batas atas S1, pemerintah akanmelakukan intervensi dengan mengurangipenawaran USD sehingga kurs akan kembalibergerak ke posisi S0. Demikian pulasebaliknya, jika rupiah terdepresiasi hinggabatas S2, maka pemerintah akan melakukanintervensi dengan menambah penawaranUSD sehingga kurs akan bergerak kembalike posisi S0. Dengan mekanisme inidiharapkan rupiah akan selalu bergerak padakisaran yang sesuai dengan harapan otoritasmoneter

Sistem kurs mengambang bebasPada sistem kurs mengambang bebas,

kurs suatu mata uang ditentukansepenuhnya oleh mekanisme penawaran danpermintaan pasar uang, tanpa ada campur

tangan pemerintah. Sistem ini sering disebutdengan clean floating atau pure/freelyfloating rate, karena otoritas moneter tidakberupaya untuk menetapkan ataumemanipulasi kurs. Jika suatu negaramemilih untuk menggunakan sistem kurs ini,maka negara tersebut tidak lagimembutuhkan cadangan devisa yang khususdigunakan untuk mengintervensi pasar uanginternasional. Dengan situasi ini, makakekuatan perdagangan domestik akantercermin secara riil pada nilai mata uangnya.Hal ini digambarkan sebagai berikut :

D

S

S1

S2

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 21

GambarPenentuan Kurs Dalam

Sistem Kurs Mengambang Bebas

S(Rp/$)

S4(Rp/$)

S2(Rp/$)

S0(Rp/$)S1(Rp/$)S3(Rp/$)

$4 $2 $0 $1 $3=Sumber : Kuncoro, Mudrajad 1996. Manajemen Keuangan Internasional.

Yogyakarta. BPFE Yogyakarta Hal. 160. Diolah

Karena tidak ada mekanisme intervensioleh otoritas moneter, kurs rupiah terhadapdollar dapat bergerak dalam rentang yangsangat panjang, dan mempunyaikemungkinan untuk tidak kembali pada posisiequlibrium semula. Jika penawaran USDpada awalnya sebesar $0, dan terjadipenambahan suplai hingga $1, maka akanterjadi apresiasi rupiah pada sisi horisontalhingga S1. Jika secara terus menerus terjadipenambahan penawaran USD akan beradapada titik S3 yang selanjutnya akanmengapresiasi rupiah hingga tingkat S3 padasisi horisontal. Demikian pula sebaliknya, jikaterjadi pengurangan penawaran USD, akanberjalan mekanisme yang sebaliknya.

Hubungan Antara Kurs Valas DenganTingkat Inflasi Dan Tingkat Bunga

IRP adalah salah satu teori yang palingdikenal dalam keuangan internasional yangmenerangkan bagaimana hubungan antarabursa valas (forek market) dan money market(pasar uang internasional). Teori IRPmenyatakan bahwa perbedaan tingkat bunga(sekuritas) pada international money marketataupun discount. Dengan kata lain,berdasarkan teori IRP akan dapat ditentukan

berapa kurs forward atau forward rate (FR)dibandingkan dengan spot rate (SR) bilaterdapat perbedaan bunga antara homecountry dan foreign country.

Indeks Harga Saham GabunganHarga pasar saham, yang merupakan

harga pasar saham yang berlaku saat itu,dipengaruhi oleh banyak faktor, sepertikondisi manajemen perusahaan, pendapatanperusahaan saat ini, pendapatan yangdiharapkan pada masa yang akan datang,dan lingkungan ekonomi yangmempengaruhi suatu pasar modal. Biladiikuti urut-urutannya berbagai faktor tersebutsebenarnya merupakan alat yang digunakanoleh investor dalam pengambilan keputusanuntuk membeli atau menjual saham. Di sinihukum permintaan dan penawaran yangberperan. Jika permintaan terhadap suatusaham meningkat maka harga sahamtersebut akan meningkat demikian pulasebaliknya. Pada dasarnya harga pasarsaham secara konsepsional adalah nilaisekarang (present value) dari pendapatan,artinya seberapa besar nilai sekarang daripendapatan yang akan diberikan pada masayang akan datang.

D

S

S1

S2

S3

S4

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 22

Indeks Harga Saham Gabungan adalahperbandingan total nilai pasar sahamterhadap total nilai dasar yang merupakansalah satu indikator bagi perkembangansuatu pasar modal yang dapat digunakanoleh investor untuk mengetahui keadaanpasar saat itu. Selain itu IHSG juga dapatmenjadi barometer kesehatan perekonomiansuatu negara. IHSG juga dapat dikatakansebagai pencerminan bagi berbagaifenomena ekonomi, bahkan fenomena sosialdan politik. Indeks Harga Saham Gabungansebenarnya merupakan angka indeks hargapasar saham yang disusun dan dihitungsedemikian rupa sehingga menghasilkantrend yang dapat digunakan untukmengamati perubahan-perubahan hargasaham dari waktu ke waktu.

Kegunaan dari Indeks Harga SahamGabungan atau disebut juga Indeks Pasarmenurut Jones (1996:511) adalah sebagaiberikut:a. Menunjukkan bagaimana keadaan harga

saham di bursa/pasarInvestor terdorong melakukan investasiapabila harga-harga saham cenderungbergerak naik dan bila terjadi sebaliknyainvestor cenderung melikuidasisahamnya.

b. Memperkirakan apa yang akan terjadiMisalkan berdasarkan catatan historis(historical record) indeks, pasar sahamtidak pernah turun lebih dari X persendalam periode enam bulan. Meskipuninformasi ini tidak menjamin bahwapenurunannya tidak akan terjadi selamaperiode tersebut tetapi pengetahuanseperti ini membantu investor dalammengevaluasi resiko penurunan yangbisa terjadi selama periode tersebut.

PolitikPendefinisian politik dapat digolongkan

menjadi tiga. Pendefinisian secarainstitusional, fungsional dan hakekat politik.

Pendefinisian politik secara institusionaladalah sebagai proses yang menyelidikilembaga-lembaga politik (politic intstitusionil),seperti negara, pemerintah, dewan

perwakilan dan lain-lain (F. Isjwara S.HL.L.M, 1999:38).

Wilbur White merumuskan ilmu politikadalah ilmu yang mempelajari asal mula,bentuk-bentuk dan proses-proses negaradan pemerintah.

Pendefinisian secara fungsional dapatdipandang sebagai reaksi terhadappendefinisian institusional yang terlalumenitikberatkan pada struktur formallembaga-lembaga politik denganpeninjauannya yang terlalu dogmatis yuridisdan terlalu menitikberatkan pada dokumen-dokumen hokum dari pada kenyataan sosio-politis.

Fungsionalisme lebih mengutamakanfungsi dan aktivitas dari pada struktur formaldari lembaga-lembaga politikyang diselidiki.Fungsionalisme meninjau lembaga-lembagapolitik tidak sebagai lembaga-lembaga yangterasing dan bebas dari pengaruh factor-faktor kekuasaan riil.

Pendefinisian politik secara hakikatadalah perjuangan untuk memperolehkekuasaan, teknik menjalankan kekuasaan-kekuasaan atau masalah-masalahpelaksanaan dan kontrol kekuasaan dan ataupembentukan dan penggunaan kekuasaan(Dr. J. Suy, 1954 : 15).

Metode PenelitianIdentifikasi variable

Berdasarkan perumusan masalah dantinjauan teori, maka variable-variabel dalampenelitian ini terdiri dari :1. Variabel tergantung (dependent)

Yaitu pergerakan rupiah (Rp) variableyang dinotasikan dengan Y

2. Variabel bebasYaitu variable yang dinotasikan dengan :X1 : Faktor PolitikX1 = 1 bila (terjadi statemen PresidenAbdurrahman Wahid, dan gangguankeamanan)X1 = 0 bila tidak terjadi (terjadi statemenPresiden Abdurrahman Wahid, dangangguan keamanan)X2 : Tingkat InflasiX3 : SBI (Sertifikat Bank Indonesia)dengan data mingguanX4 : Indeks Harga Saham Gabungan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 23

Metode Penarikan SampelMetode penentuan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalahPurposive Sampling, yaitu penentuan sampelyang memang sudah ada dan peneliti tinggalmemilih, menggunakan, mengolah danmenganalisanya. Adapun sampel yangdiambil yaitu dimulai dari tanggal 1 Februari2001 sampai dengan 23 Juli 2001 (pascamemorandum pertama (I) sampai Megawatidiangkat menjadi presiden)

Jenis dan sumber dataData yang digunakan adalah data

sekunder yang didapat dari instansi terkaitdengan kepentingan data tersebut, sepertiannual report BEJ, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, International FinancialStatistik (IFS), IMF, World Bank, dan BuletinStatistik Bulanan Indikator Ekonomi BiroPusat Statistik.

Metode AnalisisStationarity dan Nonstationarity

Sebagian besar data deret waktu (timeseries) adalah nonstationarity, oleh karena itusangatlah penting untuk mengidentifikasikanapakah suatu data stationarity ataunonstationarity, dan selanjutnyamenghilangkan nonstationarity sebelummelakukan proses pembentukan model errorcorrection model.

Uji FUji F digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tergantung.Melakukan perhitungan uji F dengan rumus :(Ananta, 1987:37)

R2 / kF = -------------------------------

(1 – R2) – (N – k – 1)

keterangan :

F = nilai F hitungR2 = koefisien determinasik = banyaknya variabel bebasN = banyaknya observasi

Apabila F hitung F tabel berarti,maka Hipotesis H0 ditolak dan H1diterima. Artinya secara bersama-sama antara variabel independentidak mempengaruhi variabeldependen.

Uji t (koefisien)Uji t dilakukan untuk menguji hubungan

regresi secara parsial dari variabel-variabelbebas terhadap variabel tergantung sertauntuk melihat pengaruh masing-masingvariabel bebas terhadap variabel tergantung

Perhitungan uji t pada masing-masingvariabel bebas dengan rumus sebagaiberikut : (Ananta, 1987:17)

tt = --------

StKeterangan :t = nilai t hitungt = nilai koefisien regresiSt = standar deviasi darikoefisien regresi

Apabila t hitung t tabel, H0 ditolak.Artinya secara parsial antara tidakterjadi pengaruh antara variabelindependen dengan variabel depeden.

Error Correction ModelSebelum menganalisa dengan

menggunakan model error correction model,maka digunakan analisa regresi linierberganda. Dalam membentuk persamaanmodel ECM, residual (error term) yangdiperoleh dari persamaan regresi linierberganda akan digunakan sebagai variabelindependent.

Yt = 0 + 1X1t + 2X2t + 3X3t + 4X4t + 5X5tKeterangan :

Yt = Pergerakan RupiahX1t = Politik periode tX2t = Inflasi periode t

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 24

X3t = Suku Bunga periode tX4t = IHSG periode tX5t = Error Correction0 = Intersep atau konstanta1, 2 , 3, 4, 5 = Koefisien regresi masing-masing variabel bebas.

Teknik PerhitunganSeluruh data yang ada pada penelitian ini

dianalisis dengan menggunakan sistemkomputer dengan program Eview 3.1sehingga hasil perhitungannya lebih tepat.

PembahasanKabinet Gus Dur adalah kabinet

“supermi” atau super kompromi karena asal-muasalnya dari berbagai partai, yangberkoalisi mendukung Gus Dur sebagaiPresiden. Pertimbangan kompromi partaimemang lebih menonjol daripadaprofesionalisme dan track record darianggota-anggota kabinet tersebut. Akhirnya,keraguan poblik, pers, dan masyarakat luassampai pada ultimatum untuk melihat kinerjakabinet pada 100 hari pertama. Belum genap100 hari perjalanan kabinet (bidang ekuinkhususnya) masih penuh kontroversi dantidak saling nyambung satu sama lain.Bahkan setelah 50 hari berlangsung,gelombang pergantian posisi-posisi strategisdilakukan Gus Dur, sekaligus sebagai bagiandari latihan otot kekuasaannya.

Gus Dur sendiri disebut sebagai Presidensebelas persen karena partainya (PKB)hanya mendapatkan kursi minoritas, tetapisukses menjadi Presiden. Posisinya tidakkukuh karena akar yang mendukungnya tidaksolid dan dirinya cenderung controversialserta menganggap enteng masalah, yangsebenarnya cukup pelik. “Begitu saja kokrepot”, begitulah jawaban khas Gus Dur jikadikejar wartawan untuk menyelesaikankontroversi yang dihadapkan pada dirinya.

Kekuatan Abdurrahman Wahid adalahsymbol seorang tokoh yang tidak sectarian,

yang diterima oleh kalangan manapun, baikkalangan Islam, nasionalis, maupun nonIslam. Kekuatan ini seharusnyadipertahankan dengan memusatkan padaproses akomodasi politik untuk menyatukankesadaran berbangsa, yang telah retak-retakpada masa krisis yang menyakitkan ini. Halini sudah disampaikan pada pidato pertamasebagai Presiden RI setelah upacarasumpah jabatan.

Kelemahannya tidak sedikit, antara laintentang pengalaman kenegaraan, kesehatan,dan pikirannya tidak mudah ditebak sehinggasering membingungkan masyarakat. Bahkanada kelemahan lain yang dapat dilihat secaragambling oleh publik; bahwa figure ini tidaksuka dan bahkan tidak mau mendengarkanorang lain. Bahkan kecenderungannyaselama ini selalu one man show, seperti yangdipraktikkannya di lingkungan NahdlatulUlama (NU). Jika kecenderungan ini terusberlanjut, maka kaki penyangganya sebagaiPresiden akan lapuk karena sebelas persendari PKB tidak cukup untuk menjagakesinambungan kepemimpinannya. Sidangumum MPR setiap tahun akanmempersoalkannya jika kecenderunganseperti itu terus dilakukan. Akhirnya, aspekekonomi akan terganggu karenaketidakpastian bisa meningkat lagi.

Analisis dan Pembuktian HipotesisUntuk memberikan penjelasan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakanrupiah terhadap dollar Amerika sebagaimanayang dihipotesiskan dalam model penelitianyang penulis ajukan, maka dapat dilihat padatabel berikut ini :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 25

TabelRingkasan Hasil Pengujian

Persamaan error correction model

Variabelbebas

ArahHipotesis

KoefisienRegresi t-hitung

POL + 87,336 117,74***

INFDO - 138,29 -10,235***

SBI + 646,152 + 8,401***

IHSG - 2467,90 -130,80***

ER + 0,9985 964,89***

Nilai R2 0,99980,9998

2,98193405***

Nilai R2 AdjS.ENilai F hitung

Sumber : Hasil Pengolahan Program Eview3.1 (lihat lampiran)Catatan :*** Signifikan pada derajat kepercayaan 1% untuk n = 118** Signifikan pada derajat kepercayaan 5% untuk n = 118* Signifikan pada derajat kepercayaan 10% untuk n = 118

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel POL, INFDO, SBI, IHSG,dan Er terhadap Pergerakan Rupiah terhadap dollar Amerika (Rp) adalah analisis errorcorrection model. Sedangkan untuk pengujian hipotesis yaitu dengan melakukan uji F atauserentak / simultan, tabel 4.2 berisi ringkasan hasil analisis error correction model.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan :RP = 4,301 + 87,336 POL – 138,29 INFDO + 646,15 SBI

(117.74)*** (-10,235)*** (+8,401)***

– 2467,90 IHSG + 0,998 ER(-8,401)*** (967,89)***

Keterangan : Angka dalam kurungmenunjukkan t-statistik

Catatan :*** Signifikan pada derajatkepercayaan 1% untuk n = 118** Signifikan pada derajatkepercayaan 5% untuk n = 118* Signifikan pada derajatkepercayaan 10% untuk n = 118

Dari persamaan tersebut dapatdijabarkan sebagai berikut :

- Koefisien faktor politik / POL (X1) sebesar87,336, berarti jika ada kenaikanekskalasi faktor politik sebesar 1 poinakan mengakibatkan melemahnya nilaikurs rupiah terhadap dollar Amerika ataumenguatkan nilai tukar dollar amerikaterhadap rupiah sebesar 87,336 poindengan menganggap variabel bebaslainnya INFDO (X2), SBI (X3), IHSG (X4)dan ER (X5) tetap.

- Koefisien Inflasi / INFDO (X2) sebesar -138,29, berarti jika ada penurunan inflasisebesar 1% akan mengakibatkanmenguatnya nilai kurs rupiah terhadapdollar Amerika sebesar 138,29 poin

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 26

dengan menganggap variabel bebaslainnya POL (X1), SBI (X3), IHSG (X4)dan ER (X5) tetap.

- Koefisien Suku Bunga Indonesia / SBI(X3) sebesar 646,15, berarti jika adakenaikan tingkat suku bunga Indonesiasebesar 1% akan mengakibatkanmelemahnya nilai kurs rupiah terhadapdollar Amerika sebesar 646,15 poindengan menganggap variabel bebaslainnya POL (X1), INFDO (X2), IHSG (X4)dan ER (X5) tetap.

- Koefisien Index Harga Saham Gabungan/ IHSG (X4) sebesar -2467,90 berarti jikaada penurunan IHSG sebesar 1 poinakan mengakibatkan menguatnya nilaikurs rupiah terhadap dollar Amerikasebesar 2467,90 poin denganmenganggap variabel bebas lainnya POL(X1), INFDO (X2), SBI (X3) dan ER (X5)tetap.

- Koefisien error correction /ER (X5)sebesar 0,998 berarti jika ada kenaikanER sebesar 1 poin akan mengakibatkanmelemahnya nilai kurs rupiah terhadapdollar Amerika sebesar 0,998 poindengan menganggap variabel bebaslainnya POL (X1), INFDO (X2), SBI (X3)dan IHSG (X4) tetap.

Dengan melihat nilai koefisiendeterminasi (R2) persamaan di atas sebesar0,998, maka model yang digunakan dalampenelitian ini layak dipakai sebagai alatestimasi. R2 sebesar 0,998 mempunyai artibahwa perubahan variabel tergantung dapatdijelaskan oleh semua variabel bebasnyasebesar 99,8%, sedangkan sisanya sebesar0,2% dijelaskan oleh variabel lain di luarmodel. Dari nilai R2 yang cukup besartersebut, dapat dikatakan bahwa variabilitaskelima variabel bebas tersebut memilikipengaruh yang besar terhadap variabilitaspergerakan rupiah terhadap dollar (Rp).Pengujian Hipotesis pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial

Dari persamaan di atas, dapat dilihatbahwa t-statistic dari semua variabel bebassignifikan pada derajat 1% maka dapatdikatakan bahwa hipotesa (H1) diterimadengan kata lain H0 ditolak, artinya hipotesa

yang menyatakan bahwa ada pengaruh yangsignifikan antara variabel independent (POL,INFDO, SBI, IHSG, ER) terhadap variabeldependent (Pergerakan kurs Rupiahterhadap dollar Amerika).Pengujian Hipotesis pengaruh variabel bebassecara simultan

Berdasarkan perhitungan standart ofvariance, seperti terlihat pada tabel diketahuinilai F-statistic sebesar 193405. Secarasimultan variabel bebas mempunyaipengaruh yang signifikan terhadappergerakan kurs rupiah terhadap dollar padatingkat keyakinan 1% karena F-statistic lebihbesar dari Ftabel maka H1 diterima dengankata lain H0 ditolak, berarti secara simultanvariabel politik, Inflasi, SBI, IHSG dan ERmempunyai pengaruh yang signifikanterhadap pergerakan kurs rupiah terhadapdollar Amerika.Interpretasi dari persamaan errorcorrection modela. Koefisien pengaruh faktor politik yang

searah dengan nilai tukar rupiahmenunjukkan bahwa dengan semakinmeningkatnya eskalasi perpolitikan didalam negeri, maka nilai tukar rupiahakan mengalami depresiasi, sememntaradollar akan mengalami apresiasi, dansebaliknya apabila tingkat eskalasiperpolitikan di dalam negeri mengalamipenurunan, maka akan memperbaiki nilaitukar rupiah atau rupiah mengalamiapresiasi terhadap dollar – Amerika.Implikasi yang dapat diambil dari temuanini adalah bahwa karena memanasnyasuhu perpolitikan di Indonesia yangdilakukan oleh para elite politik ini akanmemperburuk nilai tukar rupiah terhadapdollar Amerika maka pemerintah danpara elite politik perlu menjaga kestabilangejolak perpolitikan di Indonesia.

b. Kooefisien arah inflasi negatifmenunjukkkan bahwa jika tingkat inflasi diIndonesia mengalami kenaikan makaakan mengakibatkan rupiah terdepresiasiterhadap dollar Amerika atau dollarAmerika mengalami apresiasi terhadapdollar, sementara apabila tingkat inflasi diIndonesia menunjukkan penurunan maka

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 27

rupiah akan mengalami apresiasiterhadap dollar AmerikaKenaikan atau penurunan inflasi antaraIndonesia – Amerika dapat memperburuknilai tukar rupiah terhadap dollar makaperlu pihak otoritas moneter perlumenjaga kestabilan tingkat harga. Olehkarenanya, kebijakan moneter denganpengendalian inflasi sebagai sasarantunggal perlu didukung dan dapatdilaksanakan di Indonesia. Hasil studiempiris juga memperkuat beberapa hasiltemuan empiris sebelumnya dan dapatdijadikan rekomendasi untukmemperhatikan tingkat inflasi dalampelaksanaan kebijakan moneter.

c. Perbedaan suku bunga Indonesia –Amerika memiliki arah yang positifterhadap nilai tukar rupiah menunjukkanbahwa apabila perbedaan suku bungaIndonesia – Amerika makin membesar,maka nilai tukar rupiah akan mengalamidepresiasi, dan sebaliknya apabilaperbedaan suku bunga Indonesia –Amerika mengecil, maka akanmemperburuk rupiah atau rupiahmengalami depresiasi terhadap dollarAmerika. Hal ini kemungkinan besardisebabkan oleh kondisi politik dankeamanan yang sulit diramalkanmengingat penelitian terjadi pada saatpemerintahan GusDur yang sulitdiprediksi.Kenaikan atau penurunan tingkatperbedaan suku bunga Indonesia –Amerika mengandung arti terdapatnya(return) dari tingkat bunga pada investasiyang terjadi dikedua negara. Semakintinggi perbedaan tingkat bunga, makakeuntungan melakukan investasi padadeposito rupiah akan lebih besardibandingkan dengan keuntungan padadeposito Amerika, sehingga dapatmendorong investor menanamkandananya pada deposito rupiah. Semakinbesar investor melakukan investasi padadeposito rupiah, maka akan semakinbesar permintaan terhadap rupiah, yangpada akhirnya akan menyebabkan kursrupiah akan menurun atau rupiahmengalami apresiasi. Begitu pula

sebaliknya, semakin rendah perbedaantingkat suku bunga deposito maka akanmemperburuk nilai tukar rupiah. Maknayang dapat dipetik dari temuan ini adalahbahwa suku bunga masih relevan untukdijadikan sebagai piranti kebijakanmoneter oleh suatu negara gunameredam gejolak nilai tukar di negaratersebut terutama ketika negara yangbersangkutan sedang mengalami krisismata uang terhadap mata uang negaralainnya.

d. Koefisien IHSG menunjukkan arahnegatif ini menunjukkan bahwa apabilaterjadi penurunan IHSG akanmengakibatkan para investor akanmelikuidiasi semua sahamnya dan beralihke investasi lainnya yang lebihmenguntungkan. Negatif mempunyai artibahwa apabila terjadi penurunan IHSGakan mengakibatkan melemahnya nilaidollar Amerika atau nilai rupiahmengalami penguatan. Hal ini bisa terjadijika para investor yang semula membelisaham beralih ke investasi deposito atauke investasi lainnya yang ada di dalamIndonesia. Tetapi jika IHSG mengalamipenurunan dan para investor tidakmenanamkan lagi investasinya diIndoensia maka nilai tukar rupiah akanmengalami depresiasi.Implikasi yang dapat diambil dari temuanini bahwa jika terjadi penurunan IHSGmaka pemerintah selaku pelaksana danpembuat kebijakan seharusnyamemberikan alternatif lainnya yang bisapara investor tidak melarikan dananya kenegara lain atau dengan kata lain tetapmenginvestasikan dananya di Indonesia.

Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah danhasil pembahasan terhadap hasil pengujianerror correction model, maka dapatdisimpulkan bahwa :1. Hasil uji F menunjukkan hasil bahwa

secara bersama-sama ke lima variabelmempunyai pengaruh yang signifikanterhadap RP, yang mana variabel-variabel tersebut mampu menjelaskan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 28

perubahan variabel RP sebesar 99,98%.Sedangkan sisanya sebesar 0,2%dijelaskan oleh variabel lain diluar model.Dengan demikian hipotesis pertama yangmenyatakan bahwa ada pengaruh antarafaktor politik, tingkat inflasi, Suku BungaIndonesia (SBI), dan Index Harga SahamGabungan terhadap pergerakan kursrupiah terhadap dollar Amerika, diterimadan terbukti kebenarannya.

2. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa darikelima variabel bebas model errorcorrection model menunjukkan secaraparsial mempengaruhi secara signifikanterhadap pergerakan kurs rupiah dollar.Ini membuktikan bahwa hipotesis yangdiajukan diterima (H1) dan (H0) ditolak.Sementara variabel faktor politiklah yangberpengaruh paling besar terhadappergerakan kurs rupiah-dollar.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2001-2002. LaporanTahunan Bank Indonesia. BankIndonesia

Buletin Ekonomi Moneter dan PerbankanVolume 2, nomor 2, September1999 Bank Indonesia

Dajan Anto. Pengantar Metode Statistik. JilidDua. Edisi ketujuh. Jakarta :LP3ES, 1983.

Dr. Hamdy Hady. Ekonomi Internasional.Edisi Revisi. Buku kedua. GhaliaIndonesia. 2001

F. Isjwara S.H L.L.M Pengantar Ilmu Politik,Universitas PadjadjaranPutra Abardin

Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar.Cetakan Keempat. Terjemahan.Penerbit Erlangga. 1995

Indra Suhendra. Pengaruh FaktorFundamental, Faktor Resiko, dan

Ekspektasi Nilai Tukar TerhadapNilai Tukar Rupiah (TerhadapDollar) pasca penerapan systemKurs Mengambang Bebas padatanggal 14 Agustus 1997.

Josep Crosey, On The Relation Of PoliticalScience And Economic (A.P.S.R)Vol. LIV, Maret 1960

Krugman, Paul R & Obsfeld, Maurice. TheInternational Economic, Theoryand Policy. Addison-WesleyPublishing Company.

Kuncoro, Mudrajad. 1996. ManajemenKeuangan Internasional.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Madura, Jeff. Internasional FinancialManagement. Third Edition. USA:West Publishing Company.

PT. Bursa Efek Jakarta. Annual Report BursaEfek Jakarta. 2001

Prof. Dr. Didik J. Rachbini .Ekonomi Di EraTransisi Demokrasi, GhaliaIndonesia, Anggota IKAPI.

R.L. Thomas, Modern Econometrics,Department of Economics,Manchester MetropolitanUniversity, July 1996.

Salvatore, Dominick, 1997, “InternationalEconomic”, Fifth Edition, PrenticeHall, Inc., New Jersey:

Samuelson, Paul A. and William D.Nordhaus. 1989. Ekonomi. Jilid IEdisi Keduabelas. Terjemahan.Jakarta: Jaka Wasana

Soegiarto. 1986. Analysis Regresi.Yogyakarta: Andi Offset

Solnik, Bruno. 1991. International Invesment.Second Edition. USA: Addison-Wesley Publishing Company

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 29

Usman, Marzuki. 1990. ABC Pasar ModalIndonesia. Ikatan SarjanaEkonomi. Jakarta

Yati Kurniati dan A.V Hardiyanto, 1999,“Perubahan Sistem Nilai Tukar”,Buletin Ekonomi Moneter danPerbankan, Vol. 2, No.2, BankIndonesia, Jakarta:September1999.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 30

SISTIM PROMOSI, PELATIHAN, KOMPENSASIDAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

CV. NIDIA KARYA KALIANGET

Oleh : RusnaniDosen DPK univ. Wiraraja Sumenep

ABSTRAKSetiap organisasi ingin menciptakan susasana yang kondusif di dalam melaksanakan

aktivitasnya demi tercapainya tujuan organisasi. Hal ini tentunya harus didukung olehbeberapa faktor antara lain kinerja karyawan. Apabila kinerja karyawan menurun maka akanberakibat tingkat pelayanan pada masyarakat juga akan menurun sehingga masyarakatkurang puas, hal ini akan berakibat tujuan organisasi juga tersendat.

Adapun turunnya kinerja karyawan ini disebabkan oleh (1)Tingkat pengetahuankaryawan yang kurang sehingga kurang mengerti tugas dan tanggung jawab daripekerjaannya (2)Adanya sistem promosi yang kurang tepat sehingga mengakibatkankaryawan yang dipromosikan kurang mengerti tugas dan tanggung jawabnya sehinggaproduktivitas tidak sesuai dengan kemampuannya (3) Kurangnya kompensasi yangmenyebabkan turunnya motivasi kerja sehingga gairah kerja menurut karena merasa kurangadanya perhatian dari atasan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistim promosi,pelatihan, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan.Sampel penelitian yang digunakan sebesar 30% dari jumlah populasi.

Model yang digunakan dalam analisa adalah analisis regresi linear berganda yaituanalisis yang berkenaan dengan ketergantungan variabel dependen terhadap variabelindependent, variabel dependen disini adalah sistim promosi, pelatihan, kompensasi danvariabel independent adalah kinerja.

Hasil perhitungan analisa data dan pembuktian hipotesa menyatakan bahwa sistimpromosi, pelatihan, kompensasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secarasignifikan terhadap kinerja karyawan. Diantara variabel bebas tersebut yang paling dominanadalah variabel pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.

PENDAHULUANSetiap perusahaan baik perusahaan

besar maupun kecil dalam melakukankegiatan mempunyai tujuan dan latarbelakang pendiriannya.

Demikian pula dengan CV. Nidia Karyayang didirikan di Kalianget Sumenepmempunyai tujuan untuk mendapatkan labayang sebesar-besarnya dengan biaya yangsekecil-kecilnya.

Untuk mencapai tujuan itu tentu tidakmudah karena banyak faktor yang perludiperhatikan. Salah satunya adalah sumberdaya manusia yang merupakan faktorpenggerak aktivitas dalam perusahaan.Sehingga apabila SDMnya kurang baik maka

produktivitas perusahaan akan menurunseperti yang dialami CV. Nidia Karya yangmemproduksi garam beryodium. Hal inidisebabkan karena karyawannya kurangmengerti tugas dan tanggung jawab terhadappekerjaannya. Adanya sistim promosi yangkurang tepat atau penempatan karyawanyang tidak sesuai dengan kemampuannyasehingga mengakibatkan karyawan yangdipromosikan kurang mengerti tugas dantanggungjawabnya. Hal ini menyebabkankaryawan kurang disiplin dalammelaksanakan pekerjaannya sehinggaproduktivitas tidak sesuai dengankemampuannya. Faktor lingkungan yangkurang mendukung, sarana dan prasaranayang kurang memadai.

Tingkat kesejahteraan karyawan kurangdiperhatikan yang menyebabkan turunnya

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 31

motivasi kerja karyawan yang menyebabkankaryawan kurang bergairah dalam bekerjakarena merasa kurang adanya perhatian dariatasannya.

Untuk menghindari hal-hal tersebut diatas perlu adanya pelatihan dan pembinaansebaik-baiknya agar karyawan dapatmelakukan tugas dan tanggung jawabnyadengan baik.

PermasalahanBerdasarkan uraian dari latar belakang

permasalahan di atas maka yang menjadimasalah utama adalah sebagai berikut :1. Apakah sistim promosi, pelatihan dan

kompensasi mempunyai pengaruh yangkuat terhadap kinerja karyawan CV. NidiaKarya

2. Manakah diantara sistim promosi,pelatihan dan kompensasi yang palingberpengaruh terhadap kinerja karyawanCV. Nidia Karya.

Tinjauan Pustaka

Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia

mempunyai peran yang sangat penting didalam organisasi, karena tanpa adanyaorang yang memenej dalam organisasi makaorganisasi itu tidak akan berjalan denganlancar dalam mencapai tujuannya.

Dalam hal ini manusia berperan aktifdan dominan dalam setiap kegiatanorganisasi. Tujuan ini tidak mungkin terwujudtanpa peran aktif karyawan, karenabagaimanapun canggihnya peralatan yangdimiliki organisasi itu tidak ada manfaatnya.

Banyak teori yang membahas masalahsumber daya manusia, ada beberapa definisitentang sumber daya manusia oleh pakar dibidang manajemen diantaranya :Dessler (1997;1) mengatakan :

Manajemen sumber daya manusiaadalah kebijakan dan praktek yangdibutuhkan seseorang untuk menjalankanaspek “orang” atau sumber daya manusiadari posisi seorang manajemen, meliputi

perekrutan, penyaringan, pelatihan,pengimbalan dan penilaian.Flippo (1993;5)

Manajemen Personalia adalahperencanaan, pengorganisasian,pengarahan, dan pengendalian ataspengadaan tenaga kerja, pengembangan ,kompensasi, integrasi, pemeliharaan danpemutusan hubungan kerja dengan sumberdaya manusia untuk mencapai sasaranperorangan, organisasi dan masyarakat.Cardono (1999;1)

Sumber daya manusia merupakansalah satu sumber daya yang terdapat dalamorganisasi, meliputi semua orang yangmelakukan aktivitas. Secara umum sumberdaya manusia yang terdapat dalam suatuorganisasi bisa dikelompokkan atas 2macam:1. Sumber daya manusia (human resource)2. Sumber daya non manusia (non human

resource)Dari definisi tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa manajemen sumber dayamanusia merupakan gabungan dari fungsimanajemen dan fungsi operasi yang meliputiperencanaan, pengorganisasian,pengarahan, pengawasan, sedangkan fungsioperasional seperti pengadaan tenaga kerja,pengembangan, pemberian kompensasi,pengintegrasian, pemeliharaan.

Sistim PromosiPada dasarnya manusia mempunyai

keinginan untuk maju, demikian halnyakaryawan pada suatu organisasi padaumumnya ingin menjadi lebih baik, lebih majudari posisi yang dimiliki saat ini.

Oleh sebab itu ada saatnya(kesempatan) untuk maju dalam organisasiyang sering disebut promosi (naik pangkat).

Menurut Flippo (1982) Promosi yangberarti perpindahan dari suatu jabatan kejabatan lain yang mempunyai status dantanggung jawab lebih tinggi biasanya disertaidengan peningkatan gaji / upah dan hak-haklainnya.

Dessler (1997;2) mengutip dari RobertHolland CEO Ben & Jerry’s :Pengembangan karyawan merupakan satubagian terpadu dari manajemen karir, dan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 32

promosi dari dalam menuntut catatankarir/sistim penempatan karir.

Selain itu promosi juga memberikanmanfaat pada organisasi dan karyawankarena :1. Promosi memungkinkan organisasi

mendayagunakan keahlian dankemampuan karyawan semaksimalmungkin

2. Promosi diberikan untuk memberiimbalan kinerja karyawan yang sangatbaik sehingga karyawan termotivasi untukbekerja lebih baik.

3. Ada korelasi yang signifikan antarakesempatan untuk promosi dan tingkatkepuasan kerja karyawan.

PelatihanPengembangan/pelatihan karyawan

adalah penting karena tuntutan pekerjaanyang dipengaruhi oleh perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi yang semakincanggih serta semakin ketatnya persaingandiantara perusahaan sejenis. Pelatihansenantiasa diperlukan dalam rangka tuntutantugas baru baik dalam menghadapi transfermaupun untuk promosi jabatan.

Pelatihan merupakan salah satu bentukpengembangan karyawan yang merupakansuatu proses / usaha yang terus-menerusuntuk meningkatkan kemampuan teknis,teoritis, konseptual, dan moral karyawansesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan.

Menurut Jan Bella yang dikutipHasibuan (1997) menyatakan bahwa :Pendidikan dan latihan sama denganpengembangan yaitu merupakan suatuproses peningkatan keterampilan kerja baikteknis maupun manajerial.Pendidikan berorientasi pada teori dilakukandalam kelas, berlangsung lama. Sedangkanlatihan berorientasi pada praktek dilakukan dilapangan berlangsung singkat.

Menurut Dessler (1997) Pelatihanadalah proses mengajarkan karyawan baruatau yang ada sekarang, keterampilan dasaryang mereka butuhkan untuk menjalankanpekerjaan mereka.Ada 5 langkah dalam pelatihan :1. Analisis kebutuhan

2. Rancangan instruksional3. Keabsahan4. Implementasi5. Evolusi dan tindak lanjut.

Untuk mengetahui perlu tidaknyapelatihan dilakukan, maka kita harusmelakukan analisis tugas dan analisis kerjayang merupakan teknik utama yangmengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan.

KompensasiSetiap orang ingin memenuhi

kebutuhan hidupnya, mereka berusahamemenuhi kebutuhannya dengan bekerjakarena dengan bekerja mereka akanmendapatkan imbalan (balas jasa) yangdisebut kompensasi.

Kompensasi adalah masalah yangsangat penting, karena justru dengan adanyakompensasi itulah seseorang mau menjadikaryawan pada suatu perusahaan.

Definisi kompensasi menurut HenrySimamora (1999;540), kompensasimerupakan apa yang diterima oleh parakaryawan sebagai ganti kontribusi merekakepada organisasi. Sedangkan Alex S.Nitisemito (1996;90) mengungkapkanbahwa kompensasi adalah balas jasa yangdiberikan perusahaan kepada karyawannya,yang dapat dinilai dengan uang dancenderung diberikan secara tetap. Selain itu,George T. Milkovich dan Jerry M. Newman(1996;5) mengatakan :

“Compensation refers to all form offinancial returns and tangible services andbenefits employees receive as part of anemployment relationship”yang kemudian diartikan oleh HenrySimamora (1999;541) komponen-komponendalam kompensasi dapat dibagi menjadi :1. Kompensasi finansial (financial

compensation)a. Kompensasi finansial langsung (direct

financial compensation)Yang terdiri dari bayaran yangdiperoleh seseorang dalam bentukgaji, upah, bonus dan komisi.

b. Kompensasi finansial tidak langsung(indirect financial compensation)

Yang biasa disebut juga sebagaitunjangan, yang meliputi semua imbalan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 33

finansial yang tidak tercakup dalamkompensasi langsung.2. Kompensasi non finansial (nonfinancial

compensation)Yang terdiri kepuasan yang diperoleh

dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkunganpsikologis dan fisik dimana orang tersebutbekerja.

Menurut Yoder (1981) menyatakanbahwa balas jasa membuat anggota tim kerjadapat bekerja sama dan berprestasi.Kompensasi dibedakan menjadi 2 macam :1. Kompensasi langsung yaitu upah, gaji,

komisi, insentif, bonus2. Kompensasi tak langsung yaitu

perumahan, bahan makanan, pakaian,dll.

KinerjaJohn Soeprihanto (2000;7)

mengungkapkan bahwa prestasi kerjakaryawan pada dasarnya adalah hasil kerjakaryawan selama periode tertentudibandingkan dengan berbagaikemungkinan, misalnya standar, target ataukriteria yang telah ditentukan terlebih dahuludan telah disepakati bersama. Pelaksanaankerja dalam arti prestasi kerja tidak hanyamenilai hasil fisik yang telah dihasilkan olehseorang karyawan. Pelaksanaan pekerjaandi sini secara keseluruhan, meliputi penilaianprestasi kerja yang ditunjukkan padaberbagai bidang seperti kemampuan kerja,kerajinan, disiplin, hubungan kerja, prakarsa,kepemimpinan atau hal-hal khusus sesuaidengan bidang dan tingkat pekerjaan yangdijabatnya.

Prestasi kerja sangat erat hubungannyadengan produktivitas kerja para karyawan.Produktivitas karyawan secara individu akanmendukung produktivitas perusahaan. Olehkarena itu penilaian prestasi kerja secararutin perlu dilakukan agar diketahui perananyang aktif para karyawan dalam mendukungtercapainya tujuan perusahaan.

Berdasarkan teori dari Mangkunegara,A. Anwar Prabu (2000;67) yang menyatakanbahwa kinerja/prestasi kerja adalah hasilkerja secara kualitas dan kuantitas yangdicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Handoko (1994;99) menyatakanpenilaian prestasi kerja (performanceApprasial) adalah proses dimana organisasi-organisasi mengevaluasi/menilai prestasikerja karyawan. Pengertian dalam bekerjamerupakan salah satu kebutuhan manusiayang terkuat dan selalu ingin dicapai.

Berdasarkan pendapat-pendapattersebut penilaian prestasi kerja karyawanselain bertujuan untuk memindahkan secaravertikal (promosi/demosi) dapat pulabertujuan untuk memperbaiki moralkaryawan dan kepercayaannya kepadapimpinan.

Penilaian prestasi kerja karyawanmemberikan manfaat baik bagi karyawanmaupun perusahaan dalam menetapkankebijakan-kebijakan program kepegawaiandimasa yang akan datang.

Dengan sistim prestasi kerja makapengangkatan seseorang akan lebih tepatkarena berdasarkan tingkat kecakapan danprestasi yang dicapai sehingga the right manin the right place akan tercapai. Hal ini akanmendorong karyawan lain untuk lebihmeningkatkan kreatifitas dan profesionalitasagar bisa mencapai jenjang yang lebih tinggikarena semakin tinggi jabatan seseorangmakin besar mendapat penghargaan/tunjangan.

Tujuan Penilaian Prestasi KerjaDari penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerjamerupakan salah satu faktor terpentingdalam manajemen sumber daya manusia.

Henry Simamora (1999;423)mengatakan bahwa tujuan pokok daripenilaian prestasi kerja adalah menghasilkaninformasi yang akurat tentang perilaku dankinerja anggota-anggota organisasi. Tujuan-tujuan tersebut dapat digolongkan dalam duagolongan besar yaitu evaluasi (evaluation)dan pengembangan (development). Keduatujuan tersebut tidaklah saling terpisah tetapisecara tidak langsung berbeda dari segiorientasi waktu, metode-metode dan peranatasan dan bawahan. Denganmengkombinasikan aspek evaluasi dan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 34

aspek pengembangan, penilaian prestasikerja harus menyediakan basis bagikeputusan personalia dan meningkatkanpendayagunaan sumber daya manusiamelalui penempatan pekerjaan yang lebihbaik.

Tujuan penilaian prestasi kerja menurutHenry Simamora (1999;424) adalah :1. Tujuan aspek evaluasi

a. Penilaian kinerja dan telaah gajib. Penilaian kinerja dan kesempatan

promosi.2. Tujuan aspek pengembangan

a. Mengukuhkan dan menopang kerjab. Meningkatkan kinerjac. Menentukan kebutuhan-kebutuhan

pelatihanSalah satu fungsi operasional

manajemen sumber daya manusia adalahpengembangan (development). Fungsipengembangan ini akan lebih efektif danefisien dalam arti akan dicapai hasil yangmaksimum, jika sebelumnya telah diperolehinformasi yang jelas mengenai prestasi ataukinerja karyawan atau sumber daya manusiayang akan dikembangkan dalam tenggangwaktu tertentu. Dalam hubungan ini fungsipenilaian prestasi dirasakan sangat pentingkeberadaannya.

HipotesisBerdasarkan rumusan masalah dan

tinjauan pustaka maka hipotesisnya dapatdirumuskan sebagai berikut :1. Terdapat pengaruh yang kuat antara

sistim promosi, pelatihan, kompensasiterhadap kinerja / prestasi kerja karyawanCV. Nidia Karya

2. Dari variabel tersebut yang mempunyaipengaruh dominan terhadap prestasikerja Karyawan CV. Nidia Karya adalahkompensasi.

Teknik Pengumpulan DataDalam rangka mendapatkan data yang

dibuktikan dari kegiatan analisa dalampenelitian ini maka dilakukan pengumpulandata dengan teknik :

1. Wawancara dengan menggunakanquesioner tersebut dengan jenispertanyaan tertutup dan disebarkan padaresponden terpilih selama penelitian.

2. Dokumentasi yang dilakukan denganmengumpulkan informasi atau catatantertulis yang ada di lokasi / obyekpenelitian.

Metode dan Teknik AnalisisModel analisis yang digunakan adalah

analisis statistik imperial yang digunakanuntuk menghitung pengaruh variabel bebasterhadap variabel terikat. Untuk analisadigunakan program Micro Start. Padasignifikasi yang digunakan adalah 5% atautingkat kepercayaannya 95%, artinyakemungkinan salah dalam penerapan hasilpada populasi adalah 5%.

Analisis Regreasi Linier BergandaAnalisis regresi linier berganda adalah

analisis yang berhubungan denganketergantungan antara variabel bebas yaitusistim promosi, pelatihan, kompensasi, dankinerja sebagai variabel tergantung / terikat.

Persamaan regresi yang digunakan ialah

sebagai berikut :

Y = a + b1 + b2 X2 + b3 X3

Dimana : Y = KinerjaX1 = Sistim PromosiX2 = PelatihanX3 = Kompensasi

a = Bilangan konstanta = intersepb1–b3 = Koefisien Regresi = Slope =

Regresi.

Pengujian Hipotesis dengan Uji FPengujian hipotesis dengan uji F tujuannyaadalah untuk menguji signifikansi pengaruhvariabel bebas terhadap variabel tergantungsecara bersama-sama.Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :a. Merumuskan Hipotesis

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 35

Ho : b1b2 = 0 berarti tidak ada pengaruhterhadap kinerjaHo : b1b2 ≠ 0 berarti ada pengaruhterhadap kinerja

b. Menentukan tingkat signifikansinya sertamenentukan F tabel dengan cara db atauderajat bebas dengan rumus : N – K – Iatau df = N – nr pada taraf 5%

c. Menentukan besarnya F hitung denganrumus:

)(/)1(

/2

2

IknR

KRFo

Dimana : Fo = F hitungR2 = Koefisien

determinantN = Jumlah sampelI-R2 = Regional Sum-

Squaresd. Membandingkan F hitung dengan F tabel

pada tingkat signifikansi 5%Apabila Fo > Ft ; maka Ho ditolak

Fo < Ft ; maka Ho diterima

Pengujian Hipotesa dengan Uji TTujuan pengujian hipotesis dengan uji Tadalah untuk menguji tingkat signifikansipengaruh variabel bebasnya secara parsial.Langkah-langkahnya sebagai berikut :1. Merumuskan hipotesis

Ho : b1b2 = 0 berarti tidak ada pengaruhterhadap kinerjaHo : b1b2 ≠ 0 berarti ada pengaruhterhadap kinerja

2. Menentukan tingkat signifikansinya sertamenentukan T tabel dengan caramenentukan db atau derajat bebasdengan rumus : N – K – I atau df = N – nrpada taraf 5%.

3. Menghitung besarnya T hitung denganmenggunakan rumus sebagai berikut :

kSa

akTo

.

Dimana : To = T hitung yang dicariak = Koefisien regresiS ak = Standard error

koefisiensi regresi

4. Membandingkan T hitung dengan T tabelyang dipergunakan adalah uji T dua arahatau dua sisi.Jika T hitung > t (½ α , df) atau T tabel <(½ α , df) maka Ho ditolak, sedangkanapabila :T hitung ≤ (½ α , df) maka Ho diterima.

Menghitung Koefisien DiterminasiDigunakan untuk mengetahui prosentasebesarnya perubahan variabel tergantungyang disebabkan oleh variabel bebas.Nilainya adalah dari perhitungan komputerkemudian setelah nilai determinannyadiketahui maka dapat diketahui pulabesarnya perubahan variabel tergantungyang disebabkan oleh variabel bebas.Rumus yang digunakan adalah sebagaiberikut :

I – R2 Y . X1, X2, X3

Dimana : R2 = Nilai R squaredX = variabel bebas

Pengaruh Secara ParsialDigunakan untuk mengetahui pengaruhmasing-masing variabel bebas terhadapvariabel tergantung, dan manakah yangpaling besar pengaruhnya / dominan variabelbebas terhadap variabel tergantung.

Analisis Multi KorelianitasDigunakan untuk mengetahui ada tidaknyamulti korelianitas antar variabel bebas.

Analisis dan Pengujian HipotesisPengarus Variabel BebasDalam analisis ini untuk mengetahui sejauhmana pengaruh variabel sistim promosi,pelatihan, kompensasi terhadap kinerja,dilakukan dengan analisa regresi ganda ataumajemuk.Nilai dari perhitungan analisa regresi denganprogram microstat yang meliputi Koefisienregresi, standard error, t, probabilitas, parsialsetiap variabel adalah nampak pada tabelberikut :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 36

Tabel 1Regression Analysis

Variabel Koef.Regresi StandardError T (DF=25) Probabilitas Partial R2

X1 0,3770 0,0442 8,538 0,00000 0,7446

X2 0,4427 0,0508 8,711 0,00000 0,7522

X3 0,2590 0,0450 5,760 0,00001 0,5703

Standard Error of Estimasi : 0,0475Adjusted R. Squared : 0,9494

R. Squared : 0,9548Multiple R : 0,9771

Keterangan : Variabel Y : KinerjaVariabel X1 : Sistim PromosiVariabel X2 : PalatihanVariabel X3 : Kompensasi

Penjelasan :

Berdasarkan nilai-nilai perhitungan yang adapada tabel di atas dapat dijelaskan sebagaiberikut :a. Berdasarkan nilai koefisien regresi

0,3770 artinya bahwa variabel sistimpromosi berpengaruh ke arah positif,yaitu searah dengan variabel kinerjasebesar 37,7% yang dimaksud di sinibahwa setiap perubahan variabel sistimpromosi sebesar 100%, maka variabelkinerja akan berubah sebesar 37,7%.

b. Besarnya nilai koefisien regresi 0,4427artinya bahwa variabel pelatihanberpengaruh positif yaitu searah denganvariabel kinerja sebesar 44,27%maksudnya bahwa setiap perubahanvariabel pelatihan sebesar 100%, makavariabel kinerja akan berubah sebesar44,27%.

c. Berdasarkan nilai koefisien regresi0,2590 berarti bahwa variabelkompensasi berpengaruh positif yaitusearah dengan variabel kinerja sebesar25,9% maksudnya di sini bahwa setiapperubahan variabel kompensasi sebesar100%, maka variabel kinerja akanberubah sebesar 25,9%.

Pengujian HipotesisPengujian hipotesis digunakan untuk

membuktikan kebenaran dan untukmenganalisa pengaruh yang terjadi antarasistim promosi (X1), pelatihan (X2) dankompensasi (X3) terhadap kinerja, dilakukandengan cara menghitung statistik yaitudengan model regresi ganda dan dihitungdengan menggunakan program microstatlewat komputer.

Parameter statistik yang digunakansebagai pembuktian hipotesis adalahsebagai berikut :a. Persamaan Regresi Linier Berganda

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3= -0.1269 + 0,3770 X1 + 0,4427 X2 +

0,2590 X3Penjelasan persamaan di atas sebagaiberikut:1. Bilangan konstanta sebesar -0,1269

Maksudnya jika nilai variabel sistimpromosi (X1), pelatihan (X2),kompensasi (X3) konstan atau tetap,maka variabel kinerja (Y) akan turunsebesar -12,69%

2. Koefisien variabel sistim promosi (X1)sebesar 0,3770Maksudnya jika nilai variabel sistimpromosi berubah 100% sedangkan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 37

variabel pelatihan dan variabelkompensasi tetap, maka kinerjapegawai akan berubah sebesar37,7%.

3. Koefisien variabel pelatihan (X2)sebesar 0,4427. Maksudnya jika nilaivariabel pelatihan berubah 100%sedangkan variabel sistim promosidan kompensasi tetap, maka kinerjapegawai akan berubah sebesar44,27%

4. Koefisien variabel kompensasi (X3)sebesar 0,2590. Maksudnya jika nilaivariabel kompensasi berubah 100%sedangkan variabel sistim promosidan variabel pelatihan tetap, makakinerja pegawai akan berubahsebesar 25,9%.Hal ini dipertegas lagi bila dilihat dariprobabilitas sebesar 0,00001(0,001%) yang jauh lebih kecil daritingkat signifikansi 5%.

Spesifikasi Pengaruh Seluruh VariabelBebas terhadap Variabel Tergantung

Adjusted R. Squared : 0,9494R. Squared : 0,9548Multiple R : 0,9771

Berdasarkan perhitungan di atas dapatdijelaskan sebagai berikut :1. Koefisien determinasi yang digunakan

(R2) sebesar 0,9494.Maksudnya bahwa besarnya keyakinanatau kuatnya pengaruh dari variabel

sistim promosi, pelatihan, kompensasiterhadap kinerja adalah sebesar 0,9494atau 94,94%.

2. Koefisien diterminasi berganda (R2)sebesar 0,9548. Maksudnya bahwakekuatan pengaruh variabel sistimpromosi, pelatihan, kompensasi secarabersama-sama (simultan) terhadapkinerja sebesar 0,9548 atau 95,48%,sedangkan sisanya sebesar 4,52disebabkan oleh variabel lain yang tidaktermasuk model ini.

3. Koefisien korelasi berganda (R) sebesar0,9771Maksudnya bahwa kekuatan hubunganyang terjadi pada variabel sistim promosi,pelatihan, kompensasi dengan kinerjaadalah sebesar 0,9771 pengaruh inisangat kuat karena mendekati 1 (satu).

b. Uji Statistik FBesarnya Degree of Freedom atauderajat bebas :Nomerator : 3Denominator : 16F ratio : 175,946Probabilitas : 0,00000Nilai-nilai di atas dapat dilihat di analysisof variable table.Untuk menguji dan membuktikanhipotesis yang telah diajukan di atas,perlu dilakukan analisis sebagai berikut :

1. F TabelDipengaruhi oleh : - Degree of Freedom sebesar

Nomerator : k – 1 = 4 – 1 = 3Denominator : n – k = 29 – 4 = 25

- Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% atau 0,05maka F (25 ; 0,025) = 2,99 atau dilihat di tabel F.

2. F Statistik = F HitungBesarnya F hitung atau F ratio = 175,946

3. Kriteria :Ho ditolah jika F statistik ≥ F tabelHo diterima jika F statistik < F tabel

Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesayang diajukan tentang : terdapat pengaruhantara sistim promosi, pelatihan, dankompensasi terhadap kinerja secara

bersama-sama telah terbukti. Hal inidipertegas pula dengan kemungkinankesalahan atau probabilitas sebesar 0,0000atau 0% yang lebih kecil dibanding dengantingkat signifikansi yang digunakan sebesar5%.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 38

c. Uji Statistik TBerdasarkan hasil perhitungan

komputer nilai-nilai probabilitas T tampakseperti berikut :

Variabel Bebas Probabilitas T (DF)

Sistim Promosi 0,00000 8,538Pelatihan 0,00000 8,711Kompensasi 0,00001 5,760

Untuk menguji dan membuktikan pengaruh variabel : sistim promosi, pelatihan,kompensasi terhadap kinerja sebagai berikut :

T Tabel dipengaruhi oleh :1. Degree of Freedom : Nomerator : k – 1 = 4 – 1 = 3

Denominator : n – k = 29 – 4 = 25Tingkat signifikansi 5% atau 0,05Maka T (25 ; 0,05 ) = 1,706

2. Kriteria :Ho ditolak jika T statistik ≥ T tabelHo diterima jika T statistik < T tabel

Dengan perhitungan di atas, makadapat dilakukan pengujian masing-masingvariabel bebas adalah sebagai berikut :a. Sistim promosi (X1)

T statistik = 8,538T tabel = 1,706Dengan demikian maka dapat diketahuibahwa T statistik terletak di daerahpenolakan Ho yaitu T statistik 8,538 >T tabel 1,706 sehingga Ho diterima danHa ditolak.Maka dapat dikatakan bahwa terdapatpengaruh yang signifikan antara variabelsistim promosi terhadap kinerja. Hal inidipertegas lagi dengan kemungkinanpengukuran kesalahan sebesar 0,0000atau 0% yang jauh lebih kecil dari tingkatsignifikansi yang digunakan sebesar 5%atau 0,05.

b. Pelatihan (X2)T statistik = 8,711T tabel = 1,706Dengan demikian maka dapat diketahuibahwa T statistik terletak di daerahpenerimaan Ho yaitu T statistik 8,711 T

tabel 1,706 sehingga Ho diterima dan Haditolak.Maka dapat dikatakan bahwa tidakterdapat pengaruh yang signifikan antaravariabel pelatihan terhadap kinerja. Halini dipertegas lagi dengan kemungkinanpengukuran kesalahan sebesar 0,00000atau 0% yang jauh lebih besar daritingkat signifikansi yang digunakansebesar 5% atau 0,05.

c. Kompensasi (X3)T statistik = 5,760T tabel = 1,706Dengan demikian maka dapat diketahuibahwa T statistik terletak di daerahpenolakan Ho yaitu T statistik 5,760 Ttabel = 1,706 sehingga Ho diterima danHa ditolak.Maka dapat dikatakan bahwa terdapatpengaruh yang signifikan antara variabelkompensasi terhadap kinerja. Hal inidipertegas lagi dengan kemungkinanpengukuran kesalahan sebesar 0,00001atau 00,001% yang jauh lebih kecil daritingkat signifikansi yang digunakansebesar 5% atau 0,05

Dengan demikian diketahui bahwa T statistik terletak di daerah penolakan Ho yaitu :Sistim Promosi (X1) T statistik = 8,538

T tabel = 1,706

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 39

Pelatihan (X2) T statistik = 8,711T tabel = 1,706

Kompensasi (X3) T statistik = 5,760T tabel = 1,706

Maka dapat dikatakan bahwa tidakterdapat pengaruh yang signifikan antaravariabel sistim promosi, variabelpelatihan, variabel kompensasi terhadapkinerja. Hal ini dipertegas lagi bila dilihatdari probabilitas yang jauh lebih kecil daritingkat signifikansi 5%.Pengaruh secara Parsial dari Masing-masing Variabel Bebas terhadap VariabelTergantungDari perhitungan komputer diperoleh hasilnilai parsial sebagai berikut :- Sistim promosi (X1) = 0,7446- Pelatihan (X2) = 0,7522- Kompensasi (X3) = 0,5703

Melihat pengaruh dari koefisien regresi,nilai probabilitas dan nilai koefisien parsial diatas dapat diuraikan sebagai berikut :a. Sistim promosi (X1) nilai parsialnya =

0,7446

Hal ini dimaksudkan bahwa kuatnyapengaruh dari nilai sistim promositerhadap kinerja adalah 0,7446 atau74,46%

b. Pelatihan (X2) nilai parsialnya 0,7522Hal ini dimaksudkan juga bahwa kuatnyapengaruh nilai pelatihan terhadap kinerjasebesar 0,7522 atau 75,22%

c. Kompensasi (X3) nilai parsialnya 0,5703Hal ini dimaksudkan bahwa kuatnyapengaruh nilai kompensasi terhadapkinerja sebesar 0,5703 atau 57,03%Dari uraian di atas dapat disimpulkanbahwa ternyata variabel Pelatihanmempunyai pengaruh yang dominanterhadap kinerja dibanding denganvariabel bebas yang lain.

Analisis Multi Korelianitas

- Nilai T untuk X1 dan X2 sebesar 0,63776Dari nilai tersebut didapatkan bahwa 0,63776 adalah dari nilai kritis 2 ekor (0,36658)sehingga terdapat multikorelianitas antara variabel X1 terhadap X2.

- Nilai T untuk X1 dan X3 sebesar 0,18380Dari nilai tersebut didapatkan bahwa0,18380 adalah dari nilai kritis 2 ekor(0,36658) sehingga tidak terdapatmultikorelianitas antara variabel X1terhadap X3.

- Nilai T untuk X2 dan X3 sebesar 0,30287Dari nilai tersebut didapatkan bahwa0,30287 adalah dari nilai kritis 2 ekor(0,36658) sehingga tidak terdapatmultikorelianitas antara variabel X2terhadap X3.

Ada multikorelianitas

Tidak adamultikorelianitas

Ada multikorelianitas

-63,776 -36,658 0 -36,658 -63,776

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 40

PembahasanSistim Promosi

Berdasarkan hasil analisis yang telahdiuraikan di atas, bahwa variabel sistimpromosi secara parsial mempunyai pengaruhyang signifikan terhadap kinerja dengantingkat pengaruhnya secara prosentasetergolong tinggi yaitu 74,46%a. Pelatihan

Demikian juga pelatihan secara parsialpengaruhnya terhadap kinerja tergolongpaling tinggi dari variabel yang lainnyayaitu 75,22%

b. KompensasiDari ketiga variabel di atas dapat dilihatbahwa kompensasi secara parsialmempunyai pengaruh terhadap kinerjawalaupun prosentasenya paling rendahdibanding dengan sistim promosi danpelatihan yaitu sebesar 57,03% terhadapkinerja.

Dalam hal ini mungkin karena adanya faktorlain selain sistim promosi, pelatihan dankompensasi yang mempunyai pengaruhterhadap kinerja. Misalnya : motivasi,kedisiplinan, budaya organisasi, gayakepemimpinan dan lain-lain.

KesimpulanBerdasarkan analisis dan pembahasan

sebelumnya maka dapat diambil kesimpulansebagai berikut :1. Dilihat dari uji determinasi bahwa variabel

sistim promosi, pelatihan, kompensasisecara bersama-sama berpengaruhterhadap kinerja sebesar 95,48%sedangkan sisanya sebesar 4,52% masihdipengaruhi oleh faktor lain.a. Sistim promosi

Secara parsial mempunyai pengaruhyang signifikan yang tinggi terhadapkinerja dalam angka prosentase yangtinggi yaitu 74,46%.

b. PelatihanSecara parsial pelatihan mempunyaipengaruh yang signifikan terhadapkinerja dimana tingkat prosentasenyasebesar 75,22% lebih tinggi darisistim promosi.

c. Kompensasi

Hasilnya menunjukkan bahwakompensasi mempunyai pengaruhsignifikan terhadap kinerja denganprosentasenya yaitu sebesar 57,03%

d. Dari tiga variabel bebas yangmempunyai pengaruh signifikantertinggi terhadap kinerja adalahpelatihan, yaitu sebesar 75,22%.1. Diantara variabel bebas yang

mempunyai pengaruh yangdominan adalah Pelatihan

2. Melalui uji F menunjukkan bahwasecara simultan atau bersama-sama variabel sistim promosi,pelatihan, kompensasiberpengaruh secara signifikanterhadap kinerja pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid Mursi 1998, Sumber DayaManusia yang Produktif,Pendekatan Al-Qur’an dan Sains,Gema Insani Press, Jakarta.

Arini Widjaya Tunggal 1996, hal. 14Agus Sunyoto, 1999, Manajemen Sumber

Daya Manusia, Badan Penerbit IPWIJakarta.

Dessler Gary, 1997. Human ResourceManagement 7e (Sumber DayaManusia), Prenhllindo Jakarta.

Erickson BH, Nosaanchuk TA, 1977,Memahami Data Statistik untuk IlmuSosial, LP3ES Jakarta.

Gomes, Faustino Cardoso, 1999,Manajemen Sumber Daya Manusia,Andi Offset, Jakarta.

H. Nainggolan 1986, Pembinaan PegawaiNegeri Sipil, Perja Jakarta.

Henry Simamora (1999;544) MSDM edisikedua Yogyakarta Bagian penerbitanSekolah Tinggi Ekonomi YKPN.

Kerlinger, 1987, Analisa Regresi GandaTerjemahan, A. Taufik, Nur Cahaya,Yogyakarta.

Kutipan Peraturan Pemerintah No. 10(1979, lb. Ke 6)

Mirrian Syafiian Arif M-Ec Dra (PA) 1986Organisasi dan Manajemen, KaruniaJakarta.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 41

Prasetyo Irawan dkk 1997. ManajemenSumber Daya Manusia, STIA-LAN,Press Jakarta

Susilo Martoyo, 1998. Manajemen SumberDaya Manusia, BPFE, Yogyakarta.

Sarmanu 1999, Metode Riset , LembagaPenelitian Unair Surabaya

Sutrisno Hadi, MA. 1991. Analisis Butiruntuk Instrumen, Andi Offset,Yogyakarta.

Suryabrata, Sumadi, 1983. MetodologiPenelitian, Rajawali, Jakarta.

T. Hani Handoko, 1985, ManajemenPersonalia dan SDM, Liberti,Yogyakarta.

Tim Pembina Mata Kuliah MSDM 1999,Manajemen Sumber Daya Manusia,Program Pasca Sarjana UniversitasWijaya Putra Surabaya.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 42

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA TERHADAP TINGKATPARTISIPASI MASYARAKAT DI DESA KADUARA BARAT KECAMATAN

LARANGAN KABUPATEN PAMEKASAN

Oleh : M. Zainal MahfudDosen Fakultas Ekonomi Universitas Madura

ABSTRAK

Gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam memimpinmasyarakat atau orang-orang yang di pimpinnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran tentang kepemimpinan di Desa Kaduara Barat Kecamatan Larangan pamekasan.Gaya kepemimpinan yang manakah di antara gaya kepemimpinan demokratis dan gayakepemimpinan otoriter yang paling berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat desadalam pembangunan desa.

Penelitian ini mengambil sampel secara random sebanyak 100 responden daripenduduk desa Kaduara barat Kecamatan Larang Pamekasan. Teknik analisis yangdigunakan adalah regresi linier ganda.

Masyarakat desa adalah masyarakat yang berpikiran sederhana dan patuh padatetua atau pimpinan di daerahnya. Namun demikian masyarakat desa tersebut adalah sosok-sosok yang sepantasnya mendapat perhatian untuk di ajak membangun desanya. Dalam halini gaya kepemimpinan di perlukan untuk dapat mengkoordinasi kegiatan tersebut dalammencapai keberhasilan.

Dari penelitian ini didapat suatu kesimpulan bahwa variabel bebas adalah gayakepemimpinan demokrasi (X1) dan variabel kepemimpinan otoriter (X2) secara bersama-sama sangat berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam pembanguna yangdilaksanakan di desa Kaduara Barat Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan terbuktibenar. Sedang variabel gaya kepemimpinan demokrasi (X1) merupakan faktor yang palingberpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan yangdilaksanakan.

Dari hasil penelitian ini disarankan agar gaya kepemimpinan demokrasi tetapdipertahankan bahkan di tingkatkan, sehingga tingkat partisipasi masyarakat dalampembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Kaduara Barat Kecamatan LaranganKabupaten Pamekasan akan lebih baik, yang pada akhirnya meningkatkan kualitaspembangunan bagi masyarakat.

PENDAHULUANPelaksanaan pembangunan masyarakat

(Community development) di Negara-NegaraDunia ketiga termasuk Indonesia sangattergantung dengan peranan Pemerintah danmasyarakatnya. Peranan Pemerintah dalamproses pembangunan dilakukan denganmemberikan bimbingan dan bantuan tekniskepada masyarakat agar pada suatu saatmereka dapat melakukan sendiri.

Kebijakan pemerintah Indonesia dalampelaksanaan pembangunan masyarakatsemakin jelas. Hal ini ditandai denganrestrukturisasi organisasi dan tata kerjaDepartemen Dalam Negeri, dimana sejak

tahun 1992 terminologi PembangunanMasyarakat Desa kembali digunakan sebagaisalah satu Direktorat Jenderal dilingkunganDepartemen Dalam Negeri. Perubahanterminologi pembangunan Desa menjadiPembangunan Masyarakat Desa tidak hanyasebatas pada penggantian nama,sebagaimana ditegaskan Siagian (1995 : 64)bahwa, terminologi pembangunanmasyarakat Desa digunakan kembali dengansasaran kebijakan kualitas masyarakat,kemampuan produksi, lingkungan danlembaga yang ada dalam masyarakat.

Pembangunan masyarakat dapat dilihatsecara makro dan mikro pembangunan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 43

masyarakat merupakan bagian integral daripembangunan Nasional Indonesia dengansasaran pembangunan manusia seutuhnyadan masyarakat seluruhnya. Sedangkansecara mikro pembangunan masyarakatbekerja pada lingkungan Desa,Pembangunan Masyarakat Desa (PMD).

Keterlibatan masyarakat desa dalamsetiap proses pembangunan disebutpartisipasi. Partisipasi masyarakat desa akanmelahirkan dukungan rasa simpatik dantanggung jawab dalam menyusun danpelaksanaan program-programpembangunan di desa, sehingga diperlukanadanya kemampuan untuk menggerakanpartisipasi masyarakat dalam pembangunan.Menggerakkan partisipasi masyarakat dalampembangunan masyarakat desa merupakansalah satu tugas Kepala Desa(Handajaningrat dan Hindratmo, 1986 : 77).Kemampuan menggerakkan partisipasimasyarakat dalam pembangunanmasyarakat desa merupakan salah satufaktor penting bagi kepemimpinan KepalaDesa, karena keberhasilan pembangunanmasyarakat Desa banyak ditentukan olehkepemimpinan Kepala Desa dalammempengaruhi masyarakat sesuai dengankondisi dan kebutuhan aspirasinya.

Partisipasi masyarakat dalampembangunan masyarakat desa sudahmenunjukan prakarsa yang sangat berarti,realita ini tampak di Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan KabupatenPamekasan, yang terbentuk disetiap Dusunsudah mampu memperlihatkan peran sertamasyarakat dalam setap wadah partisipasikarena tingginya tingkat partisipasimasyarakat baik dalam proses perencanaanmaupun pelaksanaan program-programpembangunan.

Kepala Desa sebagai pemimpin di Desadituntut memiliki kemampuan memerintahdan berorientasi kepada kepentingan umumbukan pada kepentingan pribadi. Dalamkenyataannya di lapangan ternyata KepalaDesa tindakannya di dalam masyarakat lebihbanyak mementingkan kepentinganmasyarakat dibandingkan kepentinganpribadinya. Keadaan ini secara langsungberpengaruh terhadap tingkat partisipasi

masyarakat Desa, karena masyarakatpercaya kepada Kepala Desanya, karenakepala desa sebagai pemerkarsapembangunan sudah memberikan bimbingandan bantuan teknis kepada masyarakatdengan tujuan agar suatu saat masyarakatmau dan mampu melakukannya sendiribukan malah sebaliknya.

Jika dilihat dari tugas dan fungsinyaKepala desa mempunyai peranan yangsangat menetukan dalam menggerakkan,mendorong dan mengawasi program-program pembangunan yang melibatkanmasyarakat. Untuk menumbuhkan partisipasimasyarakat dituntut kemampuan danketerbukaan dari Kepala desa dalam setiappembuatan maupun pelaksanaanpembangunan itu sendiri. Karena selama inikhususnya di Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan KabupatenPamekasan yang dijadikan sebagai objekpenelitian dari keterbukanaan dengan gayakepemimpinan Kepala Desa yang sudahdirasakan oleh masyarakat sehingga mampuuntuk ikut berpartisipasi dalam pembangunandi Desanya.

Kemampuan Kepala Desa untukmenumbuhkan, mengembangkan danmembina swadaya masyarakat di lingkunganDesanya semakin dibutuhkan. Kemudiankemampuan Kepala desa untuk menciptakaniklin yang demokratis di lingkunganmasyarakatnya semakin dibutuhkan juga,kerena semakin tinggi tingakt pendidikan danstatus ekonomi masyarakat maka semakintinggi kesadaran masyarakat tentangkepemimpinan yang demokratis dan tidakmau menerima suatu perintah yang semena-mena apalagi dengan cara dipaksakan.Apabila kepala Desa mampumengaktualisasiakan gaya kepemimpinandalam kehidupan sehari-hari ditengahmasyarakat dengan gaya kepemimpinandalam kaitan ini seperti gaya kepemimpinandemokrasi dan gaya kepemimpinan otokrasi.

Dengan gaya kepemimpinan KepalaDesa seperti telah dijelaskan di atasdiharapkan partisipasi masyarakat di Desakaduara Barat Kecamatan larangankabupaten Pamekasan akan tumbuh danberkembang tingkat partisipasi masyarakat,

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 44

dalam bentuk yang konkrit Desa KaduaraBarat Kecamatan Larangan KabupatenPamekasan akan lebih nampak dari hasilpartisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Tingginya tingkat partisipasi masyarakatdalam pembangunan di Desanya disebabkanoleh gaya kepemimpinan Kepala Desa yangbersifat domokrasi dan dan bukan yangotoriter. Kenyataan ini menunjukan bahwatingginya tingkat partisipasi masyarakatdalam pembangunan masyarakat Desa yangmenjadi cerminan darai gaya kepemimpinanKepala Desa Kaduara Barat KecamatanLarangan Kabupaten Pamekasan.

Berdasarkan pada uraian permasalahandiatas maka dalam penelitian ini akanmengkaji tentang pengaruh gayakepemimpinan kepala desa terhadappeningkatan partisipasi masyarakat dalampembangunan dengan judul “GayaKepemimpinan Kepala Desa TerhadapTingkat Partisipasi Masyarakat di DesaKaduara Barat Kecamatan LaranganKabupaten Pamekasan”

Rumusan MasalahAtas dasar uraian latar belakang masalah

yang telah dipaparkan diatas makapermasalahan dapat dirumuskan sebagaiberikut :1. Apakah gaya kepemimpinan Kepala

Desa yang terdiri dari Demokrasi danotoriter secara bersama-sama dapatmempengaruhi terhadap tingkatpartisipasi masyarakat dalampembangunan di Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan KabupatenPamekasan?

2. Faktor manakah yang mempunyaipengaruh dominan dari gayakepemimpinan Kepala desa terhadaptingkat partispasi masyarakat dalampembangunan di Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan KabupatenPamekasan?

TINJAUAN PUSTAKAKepemimpinan.

Dalam organisasi, kepemimpinanmemainkan pernan penting dalam prosespencapaian tujuan organisasi. begitu pula

halnya dengan pemerintahan di suatu negaramemerlukan kepemimpinan pemerintahandalam mencapai tujuan. Dalamkepemimpinan pemerintahan terkait denganistilah memimpin dan memerintah, artinyadalam kepemimpinan pemerintah terjadihubungan pemrintahan antara pemerintahdan masyarakat sebagai pihak yangdiperintah. Hal ini sejalan dengan pengertianIlmu Pemerintahan Modern yangdikemukakan Taliziduhu Ndraha (1998 : 2)bahwa :

“Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yangmempelajari unit kerja publik(pemerintah) bekerja guna memenuhi(memproduksi, mentrasfer,mendistribusikan) dan melindungikebutuhan kepentingan dan tuntutanpihak yang diperintah sebagai konsumendan sovereign, akan jasa publik danlayanan civil, dalam hubunganpemerintahan”.

Dari definisi tersebut mengandungbeberapa unsur pokok yaitu : (1) unit KerjaPublik, (2) Konsumen dan soverign, (3) JasaPublik dan layanan civil, (4) memenuhi danmelindungi, dan (5) hubungan pemerintah.

Adapun istilah “pemimpin” berasal darikata asing “leader” dan “kepemimpinan”kepemimpinan dari kata “leadership”sekalipun “kepemimpinan tidak sama denganManajemen, tetapi kedua hal ini tidak dapatdipisahkan. Perbedaan antara manajemendengan kepemimpinan dikemukakan S.Pamudji (1986 : 7) : (1) kepemimpinan itunuansanya kepada kemampuan individu,yaitu kemampuan dari seseorang pemimpin.Sedangkan manajemen mengarah kepadasistem mekanisme kerja. (2) kepemimpinanmerupakan kualitas atau interaksi antara sipemimpin dan pengikut dalam situasitertentu. Sedangkan manajemen merupakanfungsi status atau wewenang (authority), jadikepemimpinan menekankan kepadapengaruh kepada pengikut (wibawa),sedangkan manajemen menekankan kepadawewenang yang ada. (3) kepemimpinanmenguntungkan diri pada sumber-sumberyang ada pada dirinya (kemampuan dankesanggupan) untuk mencapai tujuan,

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 45

sedangkan manajemen mempunyaikesempatan untuk mengerahkan dana dandaya (funds and frces), yang ada di dalamorganisasi untuk mencapai tujuan secaraefesien dan efektif. (4) kepemimpinan diarahkan untuk mewujudkan keinginan sipemimpin, walaupun akhirnya juga mengarahketercapaian tujuan organisasi sedangkanmanajemen mengarah ketercapaian tujuanorganisasi. (5) kepemimpinan lebih bersifathubungan personil yang berpusat pada diri sipemimpin, pengikut dan situasi, sedangkanmanajemen bersifat impersonal denganmasukan (imput) logika, rasio, analisis dankuantitatif. Walaupun kedua hal tesebut(kepemimpinan dan manajemen) berbeda,tetapi mereka tidak dapat dipisahkan satusama lain. Kalau diperhatikan dari berbagaidefinisi tentang manajemen yang padaintinya adalah “getting the work donethrought others effeciently” maka jelaslahbahwa manajemen itu merupakanmengerahkan dan mengarahkan segalasumberdaya untuk mencapai tujuanorganisasi secara efektif dan efesien.

Gaya KepemimpinanBeberapa definisi tentang kepemimpinan

menjelaskan bahwa : kepemimpinan sebagaiproses mempengaruhi aktifitas seseorangatau sekelompok orang untuk mencapaitujuan. Pada dasarnya kepemimpinanmerupakan upaya pencapaian tujuan melaluiorang-orang yang dipengaruhi. Salah satuvariabel yang menentukan keberhasilanseorang pimpinan dalam mempengaruhipengikutnya adalah gaya kepemimpinannya(Hersey dan Blanchard 1980 :103)mengemukakan “the leadership style of anindividual is the behavior patren that personexhibits whwn attemting to influence theactivities of other as perceivied by thoseother” maksudnya adalah bahwa gayakepemimpinan adalah pola perilaku yangdigunakan seseorang saat mempengaruhiperilaku orang lain sebagai upaya agarantara pemimpin dan yang dipimpinmempunyai persepsi yang sesuai denganharapan atau tujuan yang akan dicapai.

Menurut Miftah Toha (1992 : 297).Menjelaskan bahwa “Gaya kepemimpinan

dapat dipandang sebagai norma perilakuyang digunakan oleh seseorang pada saatorang tersebut mencoba mempengaruhiperilaku orang lain seperti yang ia lihat”.

Jadi gaya kepemimpinan dapat sajabermaksud yang berbeda-beda sesuaidengan pemahaman setiap oranmg,walaupun pada hakekatnya gayakepemimpinan menyangkut tentang cara-cara bagaimana seseorang pemimpin dapatmempengaruhi orang lain yang dipimpimnya,gaya adalah merupakan bagian integral darikepemimpinan dalam proses mempengaruhi,mengarahkan, menggerakkan, oreang-orangdalam suatu organisasi.

Kepemimpinan Kepala DesaLeadership yang selanjutnya disebut

kepemimpinan oleh Hersey and Blanchard(1980 : 84) diartikan sebagai, The prosess ofinfluincing the activities of an individual or agrup in efforts toward goal achienvement inagiven situation"” maksudnya adalah bahwasuatu proses mempengaruhi aktivitasseseorang atau sekelompok orang yangterorganisasi dalam situasi tertentu untukmencapai tujuan. Sedangkan Tead (dalamPamudji, 1986 : 13) merumuskan bahwakepemimp[inan sebagai “the activity ofinflunching people to cooperate toward samegoals which they come to find desirable” yaitukegiatan mempengaruhi orang-orang yangbekerja sama dalam rangka mencapai tujuanyang mereka kehendaki.

Senada dengan pendapat tersebut,Sinindhia dan Widiyanti (1988 : 41)mengemukakan, “kepemimpinan adalahsuatu kegiatan untuk mempengaruhi perilakuorang-orang agar bekerja sama menujukepada suatu tujuan tertentu yang merekainginkan bersama”

Dari konsep tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa kepemimpinanmerupakan suatu proses mempengaruhitingkah laku orang-orang supaya dapatbekerja sama dalam mewujudkan tujuanyang disepakati bersama. Ataukepemimpinan merupakan suatu prosesmempengaruhi aktifitas seseorang atausekelompok orang yang terorganisasi(bawahan) supaya mau bekerja sama

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 46

dengan pimpinan (atasan) dalam situasitertentu untuk mencapai tujuan.

Kepemimpinan kepala Desa dalammemimpin sebuah organisasi sangatdipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lainkecakapan, kemampuan mempengaruhikelompok, menggerakan serta dapatberinteraksi dengan orang-orang yangdipimpinnya dalam melaksanakan tugas dantanggung jawabnya sebagai pemimpin yangefektif. Davis (dalam Hicks and Gullet, 1987 :502) mengidentifikasi empat ciri atau sifatyang duhubungkan dengan keefektifankepemimpinan, yatitu (1) Intelegensi ataukecerdasan, (2) kedewasaan danpengembangan sosial, (3) motivasi daridalam dan pencapaian keinginan, dan (4)hubungan sikap manusia.

Partisipasi MasyarakatKeberhasilan pelaksanaan pembangunan

masyarakat Dsa menjadi tanggung jawabpemerintah dan masyarakat denganpartisipasinya. Keith Devis (dalamHuneryager dan Heckmann, 1967 : 617)memberikan arti sebagai berikut:“participation is defined as an individual’smental and emotional involment in a grupsituation that encourages him to contribute togroup goals and to share responsibility forthem” maksudnya adalah bahwa partisipasiadalah keterlibatan secara mental danemosional seseorang atau kelompokmasyarakat dengan kesdiaan untukmemberikan kontribusi dan kesediaan untukbertanggung jawab.

Sedangkan Satropoetro (1988 ; 40)mengemukakan bahwa : “partisipasi adalahketerlibatan yang bersifat spontan yangdisertai kesadaran dan tanggung jawabterhadap kepentingan kelompok untukmencapai tujuan bersama”. Dari berbagaipengertian partisipasi pada prinsipnyamenyangkut empat unsur, yaitu (1)keterlibatan mental, emosi dan dengansendirinya fisik, (2) kehendak sendiri atauprakarsa untuk mengambil bagian di dalamusaha pencapaian tujuan, (3) swadaya, dan(4) rasa tanggung jawab.

Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Pembangunan desa adalahpembangunan yang langsung menyentuhkepentingan sebagian besar masyarakatyang hidup di pedesaan. Desa sebagai basispembangunan menyimapan berbagai potensisumberdaya alam maupun sumberdayainsani, dan ini merupakan sumberpembangunan yang dimanfaatkan untukkepentingan masyarakat banyak.

Sebagian besar masyarakat pedesaanberada pada kondisi yang mengkhawatirkanbaik dari segi ekonomi, sosial, politik, untukitu pemerintah dituntut untuk segeramemperbaiki mutu hidupnya selaras denganderap langkah pembangunan yang sedangdilaksanakan. Sejalan dengan itumendorongpemerintah untuk selalu berupayameningkatkan perhatiannya terhadappemabngunan desa melalui program-program dan proyek-proyek utnukmasyarakat pedesaan.

Untuk mendukung keberhasilan program-program pembangunan di daerah pedesaan,maka langkah yang perlu ditempuh adalah(1) jenis program yang diberikan harussesuai dengan kebutuhan masyarakatsetempat, (2) dalam pembuatan program danpelaksanaan program perlu melibatkanmasyarakat desa. Jika kedua persyaratan itudilaksanakan secara konsekwen makaprogram pembangunan akan dapat segeradirasakan oleh seluruh lapisan masyarakatpedesaan khususnya dan masyarakatIndonesia pada umumnya.

Maksum (1993 : 25) menjelaskan bahwa:“Pembangunan Desa akan menyentuhkepentingan masyarakat Desa yang palingdasar dan dapat dirasakan manfaatnya olehsetiap anggota masyarakat. Karena itupembanguanan harus bersifat praktis danrealistis”. Pembangunan desa inidimaksudkan sebagai usaha meningkatkantaraf hidup masyarakat sehingga akan lebihdari sebelumnya. Taraf hidup masyarakatbukan semata-mata dilihat dari ekonomi,tetapi lebih diarahkan pada usahamembangkitkan supaya tumbuh rasakemandirian sebagai modal untukmemperbaiki kehdupannya.

Poston (dalam Taliziduhu Ndraha, 1987:104) berpendapat bahwa : “Perbaikan hidup

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 47

masyarakat dan upaya memenuhi kebutuhanmasyarakat dapat menggerakkanpartisipasi”. Selanjutnya dikemukakanbeberapa agar perbaikan kondisi dan tarafhidup masyarakat dapat menggerakkanpartisipasi masyarakat dalam pemabngunan,yaitu :

Disesuaikan dengan kebutuhanmasyarakat yang nyata.

1. Dijadikan stimulasi terhadapmasyarakat, yang berfungsimendorong timbulnya jawaban(respon) yang dikehendaki.

2. Dijadikan motifasi terhadapmasyarakat, yang berfungsimembangkitkan tingkah laku(behavior) yang dikehendaki secaraberlanjut.

Dewasa ini partisipasi sering dikaitkandengan isu pemerataan pembangunan,sebagaiman dikemukakan oleh Syahrir (1988: 320), bahwa “Partisipasi dalampembangunan bukanlah semata-matapartisipasi pelaksanaan program, rencanadan kebijaksanaan pembangunan tetapi jugapartisipasi emansipatif yang sedapatmungkin penentuan alokasi sumber-sumberekonomi mengacu pada motto pembangunandari oleh dan untuk rakyat.

Berdasarkan konsep-konsep tersebut,maka dapat dikatakan bahwa keberhasilanpembangunan. Maksum (1993 :43)berpenadapat bahwa “partisipasi masyarakatdapat tercipta apabila dapat dihidupkan sifatsalaing percaya antara perangkat pemerintahdengan lembaga-lembaga atau anggotamasyarakat”. Disisi lain partisipasimasyarakat banyak sekali ditentukan oleh (1)kebutuhan masyarakat, (2) kepentinganmasyarakat, (3) adat istiadat, dan (4) sifat-sifat komunal yang mengikat setiap anggotamasyarakat satu sama lainnya.

Melihat beberapa konsep di atas,partisipasi masyarakat dapat berjalan secaraoptimal, apabila program atau proyek yangdilaksanakan ada kesesuaian denganharapan masyarakat setempat danberdampak langsung terhadap peningkatantaraf hidup masyarakat secara keseluruhan.Disisi lain perlu ditunbuhkembangkan rasasaling percaya antara pemerintah dengan

masyarakat, tidak saling curiga satu samalain. Kemudian pemerintah dalam hal iniKepala Desa perlu memahami danmenghargai adat istiadat yang melekat padamasyarakat desa sebagai dasar acuan untukmempelajari bentuk perilaku masyarakatDesa.

Pembangunan masyarakat di DesaKadusra Barat Kecamatan LaranganKabupaten Pamekasan, tebtunya tidak akanmungkin berhasil secara maksimal tanpaadanya dukungan dari masyarakat secarakesaeluruhan, dalam bentuk partisipasi yangdilakukan secara ikhlas tanpa ada unsurpaksaan. Partisipasi merupakan hak untuksemua lapisan masyarakat, dengan adanyapartisipasi masyarakat dalam pemabngunanakan mengurangi beban tugas pemerintahyang selama ini cukup kompleks.

Hipotesis PenelitianBerdasarkan pada pokok permasalahan

yang telah dipaparkan pada latarbelakangmasalah dan rumusan masalah serta padatujuan penelitian, maka hipotesa dalampenelitian ini adalah :1. Di duga gaya kepemimpinan Kepala

Desa dapat mempengaruhi terhadaptingkat partisipasi masyarakat dalampembangunan di Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan KabupatenPamekasan.

2. Di duga Faktor dominan pengaruhnyaterhadap tingkat partisipasi masyarakatdalam pembangunan di Desa KaduaraBarat Kecamatan Larangan KabupatenPamekasan (X1) yaitu variable gayakepemimpinan demokrasi.

Metode PenelitianPopulasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalahmasyarakat Desa Kaduara Barat KecamatanLarangan Kabupaten Pamekasan, yangkeseluruhan jumlah penduduk Desa KaduaraBarat Kecamatan Larangan KabupatenPamekasan adalah 4.326 Jiwa.

Prosedur Penentuan SampelProsedur penentuan sampel berdasarkan

uraian di atas bahwa populasi pada

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 48

penelitian ini adalah seluruh masyarakatDesa Kaduara Barat Kecamatan LaranganKabupaten Pamekasan. Dengan demikianpopulasi pada penelitian ini adalah homogenyang daftar penduduknya tersedia di DesaKaduara Barat Kecamatan LaranganKabupaten Pamekasan, sebanyak 4.326jiwa.

Maka untuk metode penentuan sampelyang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode sampel random sampling.Berdasarkan pengertian diatas, makapenelitian ini dilakukan / dilaksanakan padamasyarakat Desa Kaduara Barat KecamatanLarangan Kabupaten Pamekasan, Jadipenelitian ini adalah penelitian sampel.Sedangkan yang dijadikan sampel adalahsebesar 100 orang.

Definisi Konsepa. Variabel tergantung yang di notasikan

dengan Y, yaitu tingkat partisipasimasyarakat Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan KabupatenPamekasan.

b. Variabel bebas yang di notasikan denganX, yaitu gaya kepemimpinan Kepala Desaterhadap tingkat partisipasi masyarakatDesa Kaduara Barat KecamatanLarangan Kabupaten Pamekasan yaitugaya kepemimpinan demokrasi dan gayakepemimpinan otoriter.

X1 = gaya kepemimpinandemokrasiX2 = gaya kepemimpinan otoriter

Definisi OperasionalAgar tidak terjadi kesalahpahaman dalam

menafsirkan variabel-variabel yangdigunakan dalam penelitian ini, makadiberikan definisi operasional sebagai berikut:1. tingkat partisipasi Masyarakat dalam

pembangunan (Y) yaitu :a. Partisipasi dalam pengambilan

keputusanb. Partisipasi dalam pelaksanaan

program dan proyek pembangunanc. Partisipasi dalam berbagai manfaat

dari pembangunan.

d. Partisipasi dalam bentuk pengawasandan evaluasi program dan proyekpembangunan.

2. Faktor yang mempengaruhi tingkatpartisipasi masyarakat dalampembangunan.a. gaya kepemimpinan demokrasi (X1)

meliputi :a.1. Penekanan pada hubunganmanusiaa.2. Kuasa pemimpin diperoleh darikelompok yang dipimpina.3. Kebijakan terbuka dari diskusidan keputusan kelompoka.4. Memberikan motivasi terhadapmasyarakat.a.5. Melibatkan bawahan dalammengambil keputusan.a.6. Lebih bersikap kekluargaan danhubungan kerjasama.

b. Gaya Kepemimpinan otoriter (X2)meliputi :b.1. Menekankan pada tugas.b.2. Kuasa pimpinan berasal dariposisi yang dimiliki.b.3. Kbijakan ditentukan pimpinan.b.4. Mengadakan pengawasansecara ketat pada masyarakat.b.5. Tugas harus dilaksanakan sesuaidengan keinginan pimpinan.b.6. Lebih menekankan padapelaksanaan tugas.

Di dalam diskripsi variabel, nilai yangdigunakan adalah nilai rata-rata skor yangdiperoleh dari jumlah pertanyaan sesuaiindikatornya. Untuk keseragaman dalampengukurannya digunakan kategori: sangatbaik sekali dengan skor 5, sangat baikdengan skor 4, baik dengan skor 3, kurangbaik dengan skor 2, dan tidak baik denganskor 1. Sedangkan nilai variabel yangdimasukkan dalam model analisis statistikadalah nilai total skor.

Teknik Analisa DataModel Analisis

Model yang digunakan dalammenganalisis data penelitian ini adalahRegresi Linier Berganda (Multiple LinearRegression) dengan maksud untukmemperoleh hasil pendugaan parameter

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 49

yang baik (dalam arti tidak bias) denganasumsi variabel tergantung dan variabelbebas adalah linier. Selain itu ingin diketahuihubungan antar variabel bebas dan variabeltergantung, dan sejauhmana pengaruh

antara variabel-variabel bebas, sertapengaruh antara variabel tergantung denganvariabel bebas, baik secara bersamamaupun secara individual atau parsial.

Spesifikasi model regresi linier berganda yang digunakan adalah :Y = b0 + b1X1+ b2X2 + eiDimana :

Y = Tingkat partisipasi Masyarakat dalam pembangunan Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan.b0 = konstanta.X1 = gaya kepemimpinan demokrasiX2 = gaya kepemimpinan otoriterb1, b2, = koefisien regresi parsialei = variabel pengganggu.

Teknik AnalisisMenghitung Koefisien Determinasi (R2)

Perhitungan koefisien determinasiberganda digunakan untuk mengukurketepatan dari model analisis yang dibuat.Nilai koefisien determinasi bergandadigunakan untuk mengukur besarnyasumbangan dari variabel bebas yang ditelititerhadap variasi variabel tergantung. Nilai R2

berada antara 0 dan 1 atau 0 R2 1. Bilanilai R2 mendekati nilai 1 maka dapatdikatakan semakin besar, berarti model yangdigunakan semakin kuat untuk menerangkanvariasi dari variabel tergantung. Sedangkanjika R2 nilai mendekati 0 maka model yangdigunakan semakin lemah dalammenerangkan variasi dari variabeltergantung.

Menghitung Koefisien Determinasi Parsial (r2)

Langkah berikutnya, mencari besarnyakoefisien determinasi parsial (r2) untukmasing-masing variabel bebas.Kegunaannya untuk mengetahui sejauhmana besarnya sumbangan masing-masingvariabel bebas terhadap variabel terikat danuntuk mengetahui variabel bebas mana yangmempunyai sumbangan terbesar (dominan)terhadap variabel terikat. Berarti semakinbesar r2 untuk masing-masing variabelbebas, menunjukkan semakin besar pulasumbangannya terhadap variabel terikat danjika ada variabel yang angka r2 paling besar,probabilitasnya paling besar/tinggi, makavariabel bebas tersebut mempunyai

pengaruh yang dominan terhadap variabelterikatnya.

Gambaran Umum & PembahasanGambaran Umum Lokasi Penelitian

Wilayah yang terletak di bagian palingTimur Kota Kabupaten Pamekasan dan diapitoleh tiga Desa yaitu sebelah Barat dibatasioleh Desa Montok, sebelah utara dibatasioleh Desa Kertagena Selatan sedangkansebelah timur dibatasi oleh KabupatenSumenep yaitu Desa Kaduara Timur danbagian selatan dibatasi oleh lautan Madura.

Desa Kaduara Barat termasuk daerahyang sangat maju perkembanganpembangunannya karena didukung olehtingkat ekonomi msyarakat yang mulaimembaik, sejak datangnya pengusaha asingyang masuk kewilayah Kaduara Barat yaitupengusaha ikan teri, gaya hidup masyarakatsudah mulai berubah begitu pula dengantingkat pendidikan yang mulai tinggi, dengantingkat ekonomi yang membaik sehinggamempengaruhi terhadap tingkat pendidikansehingga akan berpengaruh pula terhadapkesadaran masyarakat akan hak dankewajibannya yang harus dipenuhi olehpenguasa setempat yaitu Kepala Desa. Danmasyarakat tidak mau lagi diperintah ataudipaksa untuk melaksanakan suatupekerjaan, melainkan masyarkat sudahmenyadari akan arti dari pembangunan.

Kehidupan masyarakat Kaduara Baratsangat berbeda sekali status sosialnya

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 50

antara yang hidup di daerah pesisir dan yanghidup di daerah bagian utara yang berada didataran tinggi, masyarakat Kaduara Baratbagian Utara banyak tergantungkehidupannya kepada hasil pertanian dimanadaerah pertaniannya penuh denganbebatuan, maklum memang daerah datarantinggi, sedangkan daerah bagian selatanbergantung pada hasil laut.

Gaya hidup masyarakat Kaduara Baratsangat berbeda antara masyarakat yanghidup di daerah pesisir yang penuh denganstatus ekonomi yang tinggi dan bagian utaraatau daerah pegunungan yang ekonominyabanyak tergantung pada hasil pertanian danbergantung pada masyarakat di daerahpesisir, namun dari segi partisipasimasyarakat dalam pembangunan tidak jauhberbeda, karena ini di dasari pada kesadaranmasyarakat dan gaya kepemimpinandemokrasi dari Kepala Desa.

Analisis Statistik DiskriptifGambaran statistik diskriptif digunakan

untuk memahami distribusi frekuensijawaban responden berdasarkan hasil angketyang disebarkan kepada anggotamasyarakat Desa Kaduara Barat Kecamatan

Galis Kabupaten Pamekasan yaitu 100 orangresponden berdasarkan kevalitan data yangdiperoleh dari anggota masyarakat DesaKaduara Barat Kecamatan Galis KabupatenPamekasan yang pada setiap kategori unsur-unsur yang ada pada variabel. Variabelbebas yang diteliti adalah kajian pengaruhgaya kepemimpinan Kepala Desa terhadaptingkat partisipasi masyarakat dalampembangunan di Desa Kaduara BaratKecamatan Galis Kabupaten Pamekasanyang terdiri dari : gaya kepemimpinandemokrasi serta gaya kepemimpinan otoriter.Sedangkan variabel terikatnya adalah tingkatpartisipasi masyarakat dalam pembangunanyang dijalankan/dilaksanakan olehmasyarakat Desa Kaduara Barat KecamatanGalis Kabupaten Pamekasan.

Distribusi Frekwensi Variabel GayaKepemimpinan Demokrasi

Untuk mengetahui distribusi frekuensijawaban responden dari item-item padavariabel gaya kepemimpinan demokrasidapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X1.1)

B. No ItemJawaban Responden Scor F %

1

Apakah Kepala Desa dalammelaksanakan kebijakanmenekankan pada prinsip hubungankemanusiaan ?

a. sangat menekankanb. menekankanc. cukupd. kurang menekankane. tidak sama sekali

54321

26462251

26.046.022.05.01.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secaraimpiris item pertama dari variabel GayaKepemimpinan Demokrasi adalah apakahKepala Desa dalam melaksanakan kebijakanmenekankan pada prinsip hubungankemanusiaan. Dalam hal ini yang

menyatakan sangat menekankan padaprisip hubungan kemanusiaan ada 26orang responden atau 26,0 %, dan yangmenyatakan menekankan pada prisiphubungan kemanusiaan ada 46 orangresponden atau 46,0 %, yang menyatakan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 51

cukup ada 22 orang responden atau 22,0%, dan yang menyatakan kurangmenekankan pada prisip hubungankemanusiaan ada 5 orang responden atau

5,0 % sedangkan sisanya menyatakantidak menekankan pada prisip hubungankemanusiaan yaitu 1 orang respondenatau 1,0 %.

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X1.2)

C. No ItemJawaban Responden Scor F %

2

Apakah kepemimpinanKepala Desa merasakuasa pimpinan yangdiperoleh merupakanhasil dari kelompok yangdipimpin ?

a. sangat merasab. merasac. cukupd. kurang merasae. tidak merasa

54321

23472532

23.047.025.03.02.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secaraimpiris item kedua dari variabel GayaKepemimpinan Demokrasi adalah apakahkepemimpinan Kepala Desa merasa kuasapimpinan yang diperoleh merupakan hasildari kelompok yang dipimpin. Dalam hal iniyang menyatakan sangat merasa kuasapimpinan yang diperoleh merupakan hasildari kelompok yang dipimpin ada 23 orang

responden atau 23,0 %, dan yangmenyatakan merasa ada 47 orangresponden atau 47,0 %, yang menyatakancukup ada 25 orang responden atau 25.0%, dan yang menyatakan kurang merasaada 3 orang atau sekitar 3,0 %, sedangkansisanya menyatakan tidak meras yaitu 2orang responden atau 2.0%.

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X1.3)

D. No ItemJawaban Responden Scor F %

3

Apakah kebijakan yang dibuatmerupakan hasil keterbukaan darihasil diskusi dan keputusan bersamamasyarakat ?

a. sangat terbukab. terbukac. cukupd. kurang terbukae. tidak terbuka

54321

20423053

20.042.030.05.03.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem ketiga dari variabel Gaya KepemimpinanDemokrasi adalah tentang apakah kebijakan yangdibuat merupakan hasil keterbukaan dari hasildiskusi dan keputusan bersama masyarakat. Dalamhal ini yang menyatakan sangat terbuka ada 20orang responden atau 20.0 %, dan yangmenyatakan terbuka ada 42 orang responden atau

42,0 %, yang menyatakan cukupada 30 orang responden atau 30.0%, yang menyatakan kurang terbukaada 5 orang responden atau 5.0 %,sedangkan sisanya menyatakantidak terbuka yaitu 3 orangresponden atau 3.0%.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 52

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X1.4)

E. No ItemJawaban Responden Scor F %

4

Apakah Kepala Desa memberikanmotivasi terhadap masyarakat dalammelaksanakan pembangunan ?

a. sangat seringb. seringc. cukupd. kurang seringe. tidak sama sekali

54321

21423142

21.042.031.04.02.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem keempat dari variabel Gaya KepemimpinanDemokrasi adalah apakah Kepala Desamemberikan motivasi terhadap masyarakat dalammelaksanakan pembangunan. Dalam hal ini yangmenyatakan sangat sering ada 21 orang respondenatau 21,0 %, dan yang menyatakan sering ada 42orang responden atau sekitar 42.0 %, yang

menyatakan cukup ada 31 orangresponden atau 11,0 %, yangmenyatakan kadang-kadang ada 4orang responden atau 4,0 %,sedangkan sisanya menyatakantidak sama sekali yaitu 2 orangresponden atau 2,0 %.

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X1.5)

F. No ItemJawaban Responden Scor F %

5

Apakah Kepala Desa selalumelibatkan masyarakat dalammengambil keputusan dalampelaksanaan pembangunan ?

a. selalu melibatkanb. melibatkanc. cukupd. kurang melibatkane. tidak melibatkan

54321

30432052

30.043.020.05.02.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem kelima dari variabel Gaya KepemimpinanDemokrasi adalah tentang apakah Kepala Desaselalu melibatkan masyarakat dalam mengambilkeputusan dalam pelaksanaan pembangunan.Dalam hal ini yang menyatakan selalu melibatkanada 30 orang responden atau 30,0 %, dan yangmenyatakan melibatkan ada 43 orang responden

atau 43,0 %, yang menyatakancukup ada 20 orang responden atau20.0 %, yang menyatakan kurangmelibatkan ada 5 orang respondenatau 5.0 % sedangkan sisanyamenyatakan tidak melibatkan yaitu 2orang responden atau 2.0 %.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 53

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X1.6)

G. No ItemJawaban Responden Scor F %

6

Apakah Kepala Desa dalammelaksanakan pembangunanbersikap kekeluargaan danhubungan kerjasama denganmasyarakat ?

a. sangat kekeluargaanb. kekeluargaanc. cukupd. kurang kekeluargaane. tidak kekeluargaan

54321

32412232

32.041.022.03.02.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem keenam dari variabel Gaya KepemimpinanDemokrasi adalah apakah Kepala Desa dalammelaksanakan pembangunan bersikapkekeluargaan dan hubungan kerjasama denganmasyarakat. Dalam hal ini yang menyatakan sangatkekeluargaan ada 32 orang responden atau 32,0 %,dan yang menyatakan kekeluargaan ada 41 orang

responden atau 41.0 %, yangmenyatakan cukup ada 22 orangresponden atau 22,0 %, yangmenyatakan kurang kekeluargaanada 3 orang responden atau 20,0 %sedangkan sisanya menyatakantidak kekeluargaan yaitu 2 orangresponden atau sekitar 2.0 %.

Distribusi Frekwensi Variabel Gaya Kepemimpinan OtoriterUntuk mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden pada item-item dari variabel

ekonomis dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2.1)

H. No ItemJawaban Responden Scor F %

1

Apakah Kepala Desadalam melaksanakankebijakan menekankanpada prinsippenyelesaian tugas ?

a. sangat menekankanb. menekankanc. cukupd. kurang menekankane. tidak sama sekali

54321

1221222322

12.021.022.023.022.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem pertama dari variabel Gaya KepemimpinanOtoriter adalah apakah Kepala Desa dalammelaksanakan kebijakan menekankan pada prinsippenyelesaian tugas. Dalam hal ini yang menyatakansangat menekankan pada prisip penyelesaian tugasada 12 orang responden atau 12,0 %, dan yangmenyatakan menekankan pada prisip penyelesaiantugas ada 21 orang responden atau 21,0 %, yang

menyatakan menekankan padaprisip penyelesaian tugas ada 22orang responden atau 22,0 %, danyang menyatakan kurangmenekankan pada prisippenyelesaian tugas ada 23 orangresponden atau 23,0 % sedangkansisanya menyatakan tidakmenekankan pada prisip

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 54

penyelesaian tugas yaitu 22 orang responden atau 22,0 %.

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2.2)

I. No ItemJawaban Responden Scor F %

2

Apakah kepemimpinan Kepala Desamerasa kuasa pimpinan yangdiperoleh merupakan hasil dari posisiyang dimiliki ?

a. sangat merasab. merasac. cukupd. kurang merasae. tidak merasa

54321

2221152022

22.021.015.020.022.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem kedua dari variabel Gaya KepemimpinanOtoriter apakah kepemimpinan Kepala Desamerasa kuasa pimpinan yang diperoleh merupakanhasil dari posisi yang dimiliki. Dalam hal ini yangmenyatakan sangat merasa kuasa pimpinan yangdiperoleh merupakan hasil dari posisi yang dimilikiada 22 orang responden atau 22,0 %, dan yangmenyatakan merasa ada 21 orang responden atau

21,0 %, yang menyatakan cukupada 15 orang responden atau 15.0%, dan yang menyatakan kurangmerasa ada 20 orang atau sekitar20,0 %, sedangkan sisanyamenyatakan tidak merasa yaitu 22orang responden atau 22.0%.

TabelDistribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2.3)

J. No ItemJawaban Responden Scor F %

3Apakah kebijakan yang dibuatmerupakan hasil yang ditentukanpimpinan sendiri ?

a. sangat ditentukan sdrb. ditentukan sendiric. cukupd. kurang ditentukan sdre. tidak ditentukan sdr

54321

2522191816

25.022.019.018.016.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem ketiga dari variabel Gaya KepemimpinanOtoriter adalah apakah kebijakan yang dibuatmerupakan hasil yang ditentukan pimpinan sendiri.Dalam hal ini yang menyatakan sangat mditentukansendiri oleh Kepala Desa ada 25 orang respondenatau 25,0 %, dan yang menyatakan ditentukansendiri ada 22 orang responden atau 22,0 %, yang

menyatakan cukup ada 19 orangresponden atau 19.0 %, dan yangmenyatakan kurang ditentukansendiri merasa ada 18 orang atausekitar 18,0 %, sedangkan sisanyamenyatakan tidak ditentukan sendiriyaitu 16 orang responden atau16.0%.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 55

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2.4)

K. No ItemJawaban Responden Scor F %

4

Apakah Kepala Desa memberikanpengawasan yang ketat terhadapmasyarakat dalam melaksanakanpembangunan ?

a. sangat mengawasib. mengawasic. cukupd. kurang mengawasie. tidak sama sekali

54321

2423181817

24.023.018.018.017.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem keempat dari variabel Gaya KepemimpinanOtoritere adalah apakah Kepala Desa memberikanpengawasan yang ketat terhadap masyarakatdalam melaksanakan pembangunan. Dalam hal iniyang menyatakan sangat mengawasi ada 24 orangresponden atau 24,0 %, dan yang menyatakanmengawasi ada 23 orang responden atau 23,0 %,

yang menyatakan cukup ada 18orang responden atau 18.0 %, danyang menyatakan kurangmengawasi ada 18 orang atausekitar 18,0 %, sedangkan sisanyamenyatakan tidak mengawasi yaitu17 orang responden atau 17.0%.

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2.5)

L. No ItemJawaban Responden Scor F %

5

Apakah Kepala Desa selalumemaksakan pelaksanaanpembangunan sesuai dengankeinginannya ?

a. selalu memaksab. memaksac. cukupd. kurang memaksae. tidak memaksa

54321

1618252318

16.018.025.023.018.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem kelima dari variabel Gaya Kepemimpinanotoriter adalah Apakah Kepala Desa selalumemaksakan pelaksanaan pembangunan sesuaidengan keinginannya. Dalam hal ini yangmenyatakan sangat memaksa ada 16 orangresponden atau 16,0 %, dan yang menyatakanmemaksa ada 18 orang responden atau 18,0 %,

yang menyatakan cukup ada 25orang responden atau 25.0 %, danyang menyatakan kurang memaksaada 23 orang atau sekitar 23,0 %,sedangkan sisanya menyatakantidak memaksa yaitu 18 orangresponden atau 18.0%.

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X2.6)

M. No ItemJawaban Responden Scor F %

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 56

6

Apakah Kepala Desa dalammelaksanakan pembangunan bersikaplebih menekankan pada pelaksanaantugas ?

a. sangat menekanb. menekanc. cukupd. kurang menekane. tidak menekan

54321

2121192514

21.021.019.025.014.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem keenam dari variabel Gaya Kepemimpinanotoriter adalah apakah Kepala Desa dalammelaksanakan pembangunan bersikap lebihmenekankan pada pelaksanaan tugas. Dalam halini yang menyatakan sangat lebih menekankanpada pelaksanaan tugas ada 21 orang respondenatau 21,0 %, dan yang menyatakan lebihmenekankan pada pelaksanaan tugas ada 21 orangresponden atau 21,0 %, yang menyatakan cukup

ada 19 orang responden atau 19.0%, dan yang menyatakan kuranglebih menekankan padapelaksanaan tugas ada 25 orangatau sekitar 29,0 %, sedangkansisanya menyatakan tidak lebihmenekankan pada pelaksanaantugas yaitu 14 orang responden atau14.0%.

Distribusi Frekwensi Variabel Tingkat Partisipasi Masyarakat

Untuk mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden pada item-item dari variabeltingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Partp. Masy dlm Pembangunan (Y1)

N. No ItemJawaban Responden Scor F %

1

Apakah Bapak/Ibu sering ikutberpartisipasi dalam pengambilankeputusan dalam pembangunan ?

a. sangat seringb. seringc. cukupd. kurang seringe. tidak sama sekali

54321

43302142

43.030.021.04.02.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem pertama dari variabel tingkat partisipasimasyarakat dalam pembangunan adalah apakahBapak/Ibu sering ikut berpartisipasi dalampengambilan keputusan dalam pembangunan.Dalam hal ini yang menyatakan sangat sering ada43 orang responden atau 43,0 %, dan yangmenyatakan sering ada 30 orang responden atau30,0 %, yang menyatakan cukup ada 21 orang

responden atau 21.0 %, dan yangmenyatakan kurang sering ada 4orang atau sekitar 4,0 %, sedangkansisanya menyatakan tidak samasekali yaitu 2 orang responden atau2.0%.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 57

Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Partp. Masy dlm Pembangunan (Y2)

O. No ItemJawaban Responden Scor F %

2

Apakah Bapak/Ibusering ikutberpartisipasi dalampelaksanaan programproyek pembangunandi Desa ?

a. sangat seringb. seringc. cukupd. kadang-kadange. tidak sama sekali

54321

39322261

39.032.022.06.01.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem kedua dari variabel tingkat partisipasimasyarakat dalam pembangunan adalah apakahBapak/Ibu sering ikut berpartisipasi dalampelaksanaan program proyek pembangunan diDesa. Dalam hal ini yang menyatakan sangat seringada 39 orang responden atau 39,0 %, dan yangmenyatakan sering ada 32 orang responden atau

32,0 %, yang menyatakan cukupada 22 orang responden atau 22.0%, dan yang menyatakan kadang-kadang ada 6 orang atau sekitar 6,0%, sedangkan sisanya menyatakantidak sama sekali yaitu 1 orangresponden atau 1.0%.

Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Partp. Masy dlm Pembangunan (Y3)

P. No ItemJawaban Responden Scor F %

3

Apakah Bapak/Ibu sering ikutberpartisipasi atau merasakanberbagai manfaat dari hasilpembangunan ?

a. sangat merasakanb. merasakanc. cukupd. kurang merasakane. tidak merasakan

54321

40322341

40.032.023.04.01.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem ketiga dari variabel tingkat partisipasimasyarakat dalam pembangunan adalah apakahBapak/Ibu sering ikut berpartisipasi atau merasakanberbagai manfaat dari hasil pembangunan. Dalamhal ini yang menyatakan sangat merasakan ada 40orang responden atau 40,0 %, dan yangmenyatakan merasakan ada 32 orang responden

atau 32,0 %, yang menyatakancukup merasakan ada 23 orangresponden atau 23.0 %, dan yangmenyatakan kurang merasakan ada4 orang atau sekitar 4,0 %,sedangkan sisanya menyatakantidak merasakan yaitu 1 orangresponden atau 1.0%.

Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Partp. Masy dlm Pembangunan (Y4)

Q. No ItemJawaban Responden Scor F %

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 58

4

Apakah Bapak/Ibu sering ikutberpartisipasi dalam bentukpengawasan dan evaluasi programdan proyek pembangunan ?

a. sangat seringb. seringc. cukupd. kadang-kadange. tidak sama sekali

54321

40322341

40.032.023.04.01.0

Jumlah100 100

Berdasarkan pada tabel diatas, secara impirisitem keempat dari variabel tingkat partisipasimasyarakat dalam pembangunan adalah apakahBapak/Ibu sering ikut berpartisipasi dalam bentukpengawasan dan evaluasi program dan proyekpembangunan. Dalam hal ini yang menyatakansangat sering ada 38 orang responden atau 38,0 %,dan yang menyatakan sering ada 35 orangresponden atau 35,0 %, yang menyatakan cukup

sering ada 21 orang responden atau21.0 %, dan yang menyatakankadang-kadang ada 5 orang atausekitar 5,0 %, sedangkan sisanyamenyatakan tidak sama sekali yaitu1 orang responden atau 1.0%.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen PenelitianUji Validitas

Uji validitas ini digunakan untuk mengujiinstrumen, yaitu apakah instrumen yang digunakandapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuanyang hendak dicapai. Dalam kaitannya denganpenelitian ini uji validitas akan digunakan untukmengukur atas item pertanyaan kuisioner masing-masing variabel atau indikator. Tujuannya apakahitem-item pertanyaan tersebut merupakan bagiandari indikator.

Adapun teknik pengujiannya denganmenggunakan korelasi product moment denganmenggunakan tingkat kepercayaan 5 %. Suatu itempertanyaan dikatakan valid jika nilai probability ( p )kurang dari 0.05 (p < 0,05). Berdasarkanperhitungan pada lampiran diperoleh untuk X1, danX2 seluruh item pertanyaan yang dapat dikatakanvalid. Untuk variabel Y (variabel tergantung) tiga

item pertanyaan yang diajukan dapatdikatakan valid, karena semua nilaiprobability < dari 0,05Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini digunakan untukmelihat apakah respon atautanggapan dari responden akanmenghasilkan hasil yang sama jikadilakukan pada tempat dan waktuyang berbeda. Adapun teknik yangdigunakan dengan menggunakanreliabilitas alpha cronbach.Perhitungannya denganmembandingkan nilai dengan tablereliabilitas dari Ebel dan Frisbie. Jikanilai > dari r table maka dianggapreliabel.

TabelHubungan jumlah butir dengan Reliabilitas Instrumen

Jumlah Butir Reliabilitas

510204080

0.200.330.500.670.80

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 59

160 0.89

Berdasarkan hasil perhitungan dalam lampiranmaka ketiga indikator tersebut sudah reliabelkarena nilai lebih dari dari nilai tabel (untuk 6 item= 0.24 dan untuk 4 item = 0.16), dimana nilai -hitung adalah sebagai berikut :

X1 : 0.3232 > 0.240X2 : 0.5344 > 0.240Y : 0.4004 > 0.160

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan programSPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Hasil Analisis Statistik Regresi Linier Berganda

R. Variabel Bebas Koefisien Regresi

X1 ( Gaya Kepemimpinan Demokrasi )X2 ( Gaya Kepemimpinan Otoriter )

Konstanta

0.3635330.092355-1.888632

R Squared = 0.96165 F-Rasio = 12.35722Multiple R = 0.97943 Prob = 0.0000

Berdasarkan pada tabel diatas makapersamaan regresi yang diperoleh adalah sebagaiberikut:

Y = -1.8886 + 0.3635 X1 + 0.092355 X2 + ei

Maksud dari persamaan tersebut adalah:Apabila gaya kepemimpinan Demokrasi kepala

desa mengalami peningkatan sebesar satu satuanmaka tingkat partisipasi masyarakat dalampembangunan akan mengalami peningkatansebesar 0.363533.

Tingkat partisipasi masyarakat dalampembangunan akan mengalami peningkatansebesar 0.092355 apabila gaya kepemimpinanotoriter Kepala Desa mengalami peningkatansebesar satu satuan.

Semua faktor gaya kepemimpinan kepala Desa,Demokrasi dan otoriter diukur dengan konstantasebesar -1.888632

Analisis Korelasi Regresi LinierBerganda

Untuk menguji dan mengetahuisejauh mana hubungan danpengaruh variabel bebas terhadapvariabel terikat maka dipakai teknikkorelasi regresi linier berganda. Darihasil perhitungan dalam lampiran 5maka diperoleh koefisien korelasiberganda Multiple R (R) sebasar0.97943 keadaan ini menunjukkanbahwa ada ketergantungan yangkuat antara variabel bebas denganvariabel terikat.

Sedangakan koefisiendeterminasi atau R-Squared (R2)sebesar 0.96165. Koefisiendeterminasi ini menunjukkanseberapa besar keragaman darivariabel terikat yang dapat

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 60

dijelaskan oleh model. Dalam penelitian inimempunyai arti bahwa persamaan regresi telahmenjelaskan sebesar 96.165% dari keseluruhanjumlah keragaman yang dapat dijelaskan. Atau66.165 % dari keberhasilan tingkat partisipasimasyarakat dalam pembangunan dijelaskan olehkedua variabel bebas tersebut, sedangkan sisanyasebesar 3.835 % dijelaskan oleh variabel lain yangbelum dimasukkan dalam model.

Test Simultan Regresi Linier BergandaSetelah diketahui tingkat keeratan hubungan

antara variabel bebas dengan variabel tergantunguntuk lebih meyakinkan dapat dilakukan uji simultanterhadap variabel bebas dengan menggunakan ujiF, hipotesa yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : 1 = 2 = 0H1 : minimal ada satu i 0 dimana i = 1 dan 2Karena nilai F-hitung ( 12.35722 ) > F(0.05;

(3,31)) (2.91) maka keputusannya tolak H0 artinyabahwa model tersebut telah signifikan atau variabelbebas tersebut secara bersama-sama mempunyaipengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat.

Uji Parsial Regresi Linier BergandaSetelah dilakukan pengujian secara simultan

maka dilakukan pengujian secara individu untukuntuk mengetahui pengaruh variabel bebas secaraindividu terhadap variabel terikat. Hipotesa yangdiajukan adalah:

H0 : i = 0H1 : i 0 dimana i = 1 dan 2Berdasarkan perhitungan pada lampiran

diperoleh bahwa untuk variabel X1 dan X2keputusannya tolak H0 karena nilai t-hitung > darinilai t-tabel yaitu t(0,05;31) = 2.043, berarti dariempat variabel tersebut variabel kesederhanaanprosedur, kejelasan dan keterbukaan serta biayaekonomis secara individu signifikan dalammeramalkan nilai keberhasilan peningkatankepuasan masyarakat.

Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas ini dimaksudkan untuk

mengetahui adanya hubungan yang sempurnaantara variabel-variabel bebas dalam model regresi.Kolinearitas ganda sering ditandai dengan nilai R2yang tinggi (antara 0.7 sampai 1), namun tidaksatupun atau sangat sedikit variabel bebas yangsignifikan secara individu. Dalam penelitian ini jikadilihat dari nilai R2 yang tidak cukup besar

menunjukkan kemungkinan tidakterjadi Multikolinearitas, untuk lebihmembuktikan bahwa tidak ada kasusini maka dilihat nilai VIFnya karenanilai VIF < 10 berarti tidak adamultikolinearitas.

Uji AutokorelasiAutokorelasi dapat timbul karena

berbagai alasan, misalnya karenaadanya pola siklus yang terjadidalam regresi yang meliputi dataderet waktu, adanya variabel pentingyang belum dimasukkan ke dalammodel atau bentuk fungsi yangdigunakan kurang tepat. Salah satuakibat dari adanya kasus ini makapenaksir yang dihasilkan tidak lagiefisien baik untuk sampel besarmaupun untuk sampel kecil.

Untuk mengetahui ada atau tidakautokorelasi dapt dilihat dari nilaiDurbin-Watson 2.1441 dimana nilaiini du < dw < (4 - du) atau1.65 < 2.1441 < (4 -1.65), atau bisadilihat dari plot ACF. Plot ACF yangdihasilkan menunjukkan bahwa tidakada yang keluar dari batas 2/nyaitu 0.338 kondisi inimenunjukkan tidak adanyaautokorelasi.

Uji HeteroskedastisitasSalah satu asumsi dasar regresi

linier adalah variasi residual harussama untuk semua pengamatanatau homoskedastisitas. Untukmengetahui adanyahomoskedastsistas dengan ujiGlejser, yaitu dengan meregresikannilai absolut dari residual standartdengan variabel bebas, kemudiandilihat nilai probabilitas dari masing-masing variabel bebas jika ada yangkurang adari tingkat kepercayaan ()5% maka dapat dikatakan telahterjadi heteroskedastisitas. Dalampenelitian ini semua nilai probabilitasdari variabel bebas dalam uji Glejserlebih besar dari 0.05. Berarti dapat

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 61

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Asumsi NormalitasPengujian normalitas dengan menggunakan Uji

Lilliefor, jika tingkat signifikan atau nilai probabilitasdiperoleh di atas 0.05 maka bisa dikatakan bahwaresidual yang dihasilkan berdistribusi normal, dalampenelitian ini nilai probabilitas yang dihasilkansebesal 0.2000. Demikian juga untuk uji ShapiroWilk nilai probalilitasnya sebesar 0.1994 ( lebihbesar dari 0.05 ) berarti residualnya berdistribusinormal. Uji ini untuk memenuhi asumsi dalam ujilinier regresi.

PembahasanPada skala perhitungan SPSS, hasil yang

diperoleh adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwatingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunandi Desa Kaduara Barat Kecamatan LaranganKabupaten Pamekasan dalam penerapan gayakepemimpinan sangat memperhatikan gayakepemimpinan secara Demokrasi dan gayakepemimpinan secara Demokrasi, sehingga dapatmeningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalampembangunan yang memerlukan gayakepemimpinan dari Kepala Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan.

Tanggapan Responden Terhadap GayaKepemimpinan Demokrasi

Di sini terlihat bahwa pernyataan respondententang gaya kepemimpinan dari seorang KepalaDesa harus benar-benar menerapkan gaya yangdiingnkan oleh masyarakat luas pada saat ini dalalrangka mengantisipasi adanya konflik disuatudaerah atau Desa. Gaya kepemimpinan harusdisesuaikan dengan kebutuhan atau situasi dankondisi yang ada di wilayahnya. Kebutuhan dalampelaksanaan pembangunan di Desa Kaduara BaratKecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan bagimasyarakat yang memerlukan cara penerapan ataugaya kepemimpinan demokrasi yang harusditerapkan oleh seorang pimpinan di Desa sesuaidengan kemauan masyarakat yang dipimpimnyaserta kemampuan untuk menarik simpatikmasyarakat untuk ikut berpartisipasi dalampembangunan yang dilaksanakan di Desa Kaduarabarat Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan,karena banyaknya atau kompleknya kebutuhanmasyarakat dalam kehidupan sehari-hari, sehinggakeinginan untuk menempatkan gaya kepemimpinanuntuk menarik simpati masyarakat harus sesuai

dengan keinginan yang inginkanoleh rakyatnya, sehingga pihakKepala Desa benar-benar mampumenjembatani keinginanmasyarakatnya yang serba komplek,yaitu dengan cara memimpin yangpenuh dengan kearifan atau secarademokrasi.

Tanggapan RespondenTerhadap Gaya KepemimpinanOtoriter

Pada pernyataan respondenpada variabel gaya kepemimpinanOtoriter, masyarakat yang dewasaini sudah manyak mengalamikemajuan baik dari tingkat ekonomi,pendidikan serta kesadaran makagaya kepemimpinan yang otoritertidak begitu di dindahkan bahkansudah ditinggalkan oleh masyarakatpada era reformasi ini. Untuk itukepemimpinan kepala Desa di DesaKaduara Barat Kecamatan Larangankurang mendukung terhadappemerintahan yang semena-menaatau memaksakan kehendahpimpinan, dengan demikian sebagaicacatan bahwa kepemimpinan yangotoriter saat ini sudah seharusnya ditinggalkan oleh seorang pimpinanapalagi seorang Kepala Desasebagai Pemerintahan terdepansuatu Negara yang berhadapanlangsung dengan masyarakat.

KesimpulanBerdasarkan pada temuan

penelitian dan pembahasan darisudut kajian variabel-variabel yaitu: gaya kepemimpinan demokrasidan gaya kepemimpinan otiriter,dapat disimpulkan sebagai berikut:a. Pada analisis penyajian secara

parsial atau uji-t, yaitu untukkonstanta sebesar -1,111,sedangkan atribut/variabelgaya kepemimpinan demokrasi(X1) mempunyai nilai 9,811,dan variabel gayakepemimpinan otiriter (X2)

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 62

mempunyai nilai 4,222. Jadi faktor dominanberpengaruh terhadap tingkat partisipasimasyarakat dalam pembangunan tentanggaya kepemimpinan Kepala Desa di DesaKaduara Barat Kecamatan LaranganKabupaten Pamekasan adalah Variabel gayakepemimpinan demokrasi (X1).

b. Dari hasil pengujian simultan atau uji - F inimenunjukkan adanya pengaruh yang kuatsecara serempak antara variabel bebaskedua variabel dengan veriabel tergantung,dimana F hitung > F tabel yaitu 12,35722 >2,91.

c. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2)adalah sebesar 0,96165. Koefisien

determinasi ini menunjukkanbahwa persamaan regresi telahmenunjukkan sebesar 96,165%, berarti variabel bebasmemberikan sumbangan yangkuat terhadap variabel terikat,sedangkan 3,835% adalah darivariabel lain.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 63

ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM PERLUASANLAPANGAN KERJA DAN PENANGGULANGAN

PENGANGGURAN( STUDI IMPLENTASI KEBIJAKAN PLKPP PADA DINAS

TENNAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUMENEP)

Oleh :Bambang Hermanto(Dosen Kopertis Dpk Universitas Wiraraja Sumenep)

Absrak

Pada pertengahan tahun 1997 Indinesia menghadapi permasalahan yang sangat seriusyang ditandai dengan merosotnya nilai tukar rupiah sehingga mengakibatkan krisis moneterdan melumpuhkan sendi-sendi perekonomian negara.

Krisis moneter tersebut telah menyebabkan matinya dunia usaha karenaketidakmampuan pengusaha manyediakan bahan baku, mengingat sebagian besarbahannya masih import, yang mengakibatkan penutupan berbagai jenis usaha baik skalakecil maupun skala besar, sehingga berdampak terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK)yang mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran.

Pada tahun 1996 (sebelum terjadi krisis moneter) jumlah pengangguran di Indonesiasebanyak 22.6 juta atau 11.4% dari seluruh penduduk di Indonesia. Menurut perkiraan BPS,setelah krisis moneter (hingga tahun 2001) jumlah penduduk yang menjadi pengangguranbertambah sekitar 2 kali lipat.

Dengan terjadinya hal tersebut, maka pemerintah telah mengambil langkahkebijakan diantaranya dengan Program Perluasan Lapangan Kerja dan PenanggulanganPengangguran. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakt danmemberi kesempatan kerja bagi para pengangguran khususnya yang terjadi di pedesaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di 3 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sumenep,maka ditemukan bahwa Program PLKPP adalah cukup menunjang dalam mengatasipermasalahan yang sedang dihadapi oleh negara kita. Hal ini diketahui dari hasil penelitianbahwa pelaksanaan program PLKPP sudah dilakukan dengan cukup baik dan dampaknyajuga dapat dirasakan oleh masyarakat, namun untuk memperoleh hasil yang lebih optimalmaka, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dari beberapa faktor yang sangat berhubungandengan program tersebut.

Bila dilihat perkecamatan menunjukkan bahwa di Kec. Batang-Batang variabel bebas(X) didapatkan skore rata-rata 1,909 adalah termasuk kategori cukup dan variabel tergantung(Y) skore rata-ratanya adalah 1,156 termasuk kategori kurang, untuk Kec. Gapura variabelbebas (X) skore rata-ratanya 1,852 termasuk kategori cukup dan untuk variabel tergantung(Y) skore rata-ratanya 0,745 termasuk kategori kurang dan untuk Kec. Ganding variabelbebas (X) skore rata-ratanya 1,510 termasuk kategori cukup sedangkan variabeltergantungnya (Y) skore rata-ratanya 0,888 termasuk kategori kurang. Sehingga dari uraiantersebut dapat dikemukakan bahwaimplementasi kebijakan PLKPP belum berjalan secara maksimal.

PendahuluanGerakan globalisasi ekonomi dunia yang

awalnya berkumandang dan terasa sayup-sayupakhirnya menjadi suatu realitas yang tidak mungkindihindari kehadirannya bagi bangsa indonesia. Haldemikian memberikan pemahaman hadirnya pasar

global dalam suatu negara sehinggatercipta kondisi yang kondusif bagiperkembangan jaringanperekonimian disatu sisimemberikan nilai yang positifterutama sekali dalam upayamembangun ekonomi berdasarkompetensi dan rasionalitas.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 64

Pembangunan kebanyakan diartikan sebagaiproses perubahan terencana untuk mencapaitatanan masyarakat yang lebih baik, nampaknyatiap negara memiliki pendekatan maupun strategiyang berbeda terutama dalam mencapaipercepatan perubahan kearah perbaikanmasyarakat tersebut.Namun demikian bagi kebanyakan negaraberkembang terlihat bahwa pendekatan sebagaicara pandang untuk memecahkan masalah-masalah atau persoalan pembangunan masihmenggunakan platform yang bersifat uniform.

Nampaknya, pandangan dunia yang telahberkembang kearah tatanan perekonomian global,pada akhirnya melahirkan suatu gerakan globalisasiekonomi dunia sehingga berpengaruh pula terhadappendekatan pembangunan sebagai cara pandanguntuk memecahkan persoalan pembangunan saatini.

Dampaknya bagi negara-negara berkembangyang kurang siap menerimanya akan menimbulkanguncangan pertumbuhan ekonomi,tak terkecuali diindonesia. Paling tidak sejak pertengahan tahun1997 Indonesia menghadapi permasalahan yangsangat serius, yang ditandai dengan merosotnyanilai tukar rupiah sehingga mengakibatkan krisismoneter dan melumpuhkan sendi-sendiperekonomian negara.

Krisis moneter tersebut telah menyebabkanmatinya dunia usaha karena ketidakmampuanpengusaha manyediakan bahan baku, mengingatsebagian besar bahannya masih import, yangmengakibatkan penutupan berbagai jenis usahabaik skala kecil maupun skala besar, sehinggaberdampak terjadinya pemutusan hubungan kerja(PHK) yang mengakibatkan bertambahnya jumlahpengangguran.Pada tahun 1996 (sebelum terjadi krisis moneter)jumlah pengangguran di indonesia sebanyak 22.6juta atau 11.4% dari seluruh penduduk di Indonesia.

Menurut perkiraan BPS, setelah krisismoneter (hingga tahun 2001) jumlah pendudukyang menjadi pengangguran bertambah sekitar 2kali lipat. Khususnya setelah terjadinya krisismoneter yang berlangsung sejak April 1998 yngsampai saat ini belum nampak adanya tanda-tandaperbaikan, justru tanda-tanda yang disaksikanadalah bertambahnya angka pengangguran, angkaPHK, anak putus sekolah , anak-anak jalanan ,pelaku kriminalitas, remaja tuna susila dan kondisilainnya yang kurang mengembirakan .

Bangsa Indonesia pada saat inibanyak yang tidak mendapatkanpekerjaan (menjadi pengangguran),Indonesia harus segera bisamengatasi masalah penganggurantersebut, dikarenakan kalau tidaksegera dapat diatasi indonesia akanmengalami kehancuran.

“perihal tersebut sesuai apayang diamanatkan dalam UU no.14tahun 1969 dalam penjelasannyamenyebutkan “Bahwa Tenaga Kerjaadalah sedemikian pentingnya bagikehidupan bangsa dan malahmerupakan faktor yang menentukanmati hidupnya bangsa itu sendiri,baik fisik maupun cultural makaperlu diadakan pengaturan sebaik-baiknya yang dimulai sebelum orangmenjadi Tenaga Kerja sampai iamasuk ke liang kubur”.

Salah satu upaya pemerintahuntuk mengatasi kondisi diatas telahdan sedang dilaksanakan programpenanggulangan pengangguranmelalui proyek Perluasan LapanganKerja dan PenanggulanganPengangguran (PLKPP) yangdiantara lain program seperti padatkarya, UMSI (Usaha Mandiri SektorInformal ) dan sejenisnya yang lebihmengutamakan bantuan untukpengembangan usaha yangdiharapkan bisa menyerap tenagakerja.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang

masalah diatas maka yang menjadipusat kegiatan dalam penelitian iniadalah melihat implementasiKebijakan Program Perluasan Kerjadan Penggulangan Pengangguran(PLKPP), pada beberapa di wilayahKabupaten Sumenep yakni diKec.Batang-Batang , Kec.Gapuradan Kec Ganding.

Berdasarkan tema sentraldiatas dan sesuai dengan unitanalisis, maka yang menjadi

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 65

masalah dalam penelitian ini adalah :a. Bagaimanakah aplikasi kebijakan Program

Perluasan Kerja dan PenanggulanganPengangguran (PLKPP)yang dilaksanakan dibeberapa kecamatan di dalam wilayahKabupaten Sumenep Propinsi Jawa Timur.

b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi ProsesAplikasi Kebijakan Program Perluasan Kerjadan Penanggulangan Pengangguran (PLKPP)pada beberapa kecamatan di wilayahKabupaten Sumenep ?

Tujuan PenelitianBerkaitan dengan rumusan masalah

sebagaimana dikemukakan didepan maka tujuanpenelitian ini adalah :a. Mendeskripsikan proses pembinaan

kecamatan penerima Program PerluasanLapangan Kerjadan PenanggulanganPengangguran (PLKPP) sebagai wujud dariaplikasi kebijaksanaan tersebut.di Kec .Batang-Batang, kec.Gapura danKec.Ganding.

b. Mendeskripsikan faktor-faktor yangmempengaruhi kinerja aplikasikebijaksanaan Pogram Perluasan Kerja danPenanggulangan Pengangguran (PLKPP).

LANDASAN TEORI DAN KONSEPTUALISASI

Pengertian Kebijaksanaan Publik (Public Policy)Secara konsepsi kebijaksanaan publik dapat

diartikan sebagai agenda kebijaksanaan yang telahdirumuskan pemerintah yang merupakan tanggapan(responsiveness) terhadap lingkungan ataumasalah publik. Sebagaimana dikemukakan olehParker ( 1988 : 4) mendefinisikan kebijaksanaanpublik sebagai suatu tujuan tertentu atauserangkaian tindakan yang dilakukan oleh suatupemerintah pada periode tertentu dalamhubungannya dengan suatu subyek atau tanggapanpada suatu krisis.

Hal senada dikemukakan oleh William N.Dunn (1981 : 70) yang diterjemahkan oleh MuhadjirDarwin (1988 : 63-64) bahwa kebijaksanaan publikadalah serangkaian pilihan yang kurang lebihberhubungan (termasuk keputusan atau tidakberbuat) yang dibuat oleh badan-badan atau kantor-kantor pemerintah, diformulasikan dalam bidang-bidang issu (issu areas) yaitu arah tindakan actual

atau potensial dari pemerintah yangdidalamnya terkandung konflikantara masyarakat.

Oleh Eulau dan Prewittmengemukakan bahwa “Policydibedakan dari tujuan-tujuankebijaksanaan, niat kebijaksanaandan pilihan-pilihan kebijaksanaan”.

Untuk membedakankebijaksanaan biasa dengankebijaksanaan publik dapat dilihatdari komponen Public Policy yangmencakup :a. Niat (Intenstion); tujuan-tujuan

sebenarnya dari sebuahtindakan.

b. Tujuan (Goals); keadaan akhiryang ingin dicapai.

c. Rencana atau usulan (Plans orProposals); cara yang tepatuntuk mencapai tujuan.

d. Program (Program); cara yangsah untuk mencapai tujuan,Keputusan atau pilihan (Decisionor Choice); tindakan-tindakanyang diambil untuk mencapaitujuan, mengembangkanrencana, melaksanakan danmengevaluasi program.

e. Pengaruh (Effects); dampakprogram yang dapat diukur (yangdiharapkan dan yang tidakdiharapkan; yang bersifat primeratau yang bersifat sekunder)(Jones, 1985 : 48-49).

Berdasarkan pandanganbeberapa ahli diatas, maka jelasbahwa kebijakan Program PerluasanKerja dan PenanggulanganPengangguran (PLKPP)sebagaimana termuat dalam DIPdan PO Depnaker.

Konsep ImplementasiKebijaksanaan Publik

Implementasi kebijaksanaanpublik (implementing publik poligy)dapat diartikan sebagai segalatindakan (action) konkrit dalamrangka mencapai tujuan dan

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 66

sasaran kebijaksanaan yang telah dirumuskan(publik decision).

William N. Dunn, sebagaimana yang disaduroleh Darwin (op. cit : 80) memberi pengertianimplementasi kebijaksanaan publik sebagaipelaksanaan dan pengendalian arah tindakankebijaksanaan sampai dicapainya hasilkebijaksanaan, sedangkan Van Horn (1975 : 445-485) mendefinisikan bahwa “Implementasikebijaksanaan sebagai tindakan yang dilakukanoleh publik atau swasta, baik secara individumaupun kelompok, yang ditujukan untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan“kebijaksanaan”.

Definisi tersebut menyiratkan adanya upayamentransformasikan keputusan ke dalam kegiatanoperasional serta mencapai perubahan seperti yangdidesain dalam keputusan kebijaksanaan. Lebihlanjut Van Meter dan Van Horn menjelaskan bahwatahap implementasi tidak dimulai pada tujuan dansasaran yang ditetapkan oleh keputusankebijaksanaan sebelumnya. Tahap implementasibaru terjadi setelah proses legeslasi dilalui danpengalokasian sumber daya dan dana telahdisepakati.

Sedangkan Grindle (1980 :3)menformulasikan implementasisebagai kaitan antara tujuankebijaksanaan dan hasil-hasilkegiatan Pemerintah. Sehinggaimplementasi kebijaksanaanmembutuhkan adanya systempenghantaran kebijaksanaan,dimana perangkat khusus didesaindengan maksud untuk mencapaitujuan akhir. Dengan demikiankebijaksanaan diterjemahkankedalam alokasi program-programyang diarahkan pada pencapaiantujuan akhir yang dinyatakan dalamkebijaksanaan.

Dari pendapat para ahlitersebut diatas, maka implementasikebijaksanaan dapat dirumuskansebagai serangkaian penghantaran(Dilevery system) dalam rangkamencapai tujuan dan sasarankebijaksanaan.

Gambar 1. Proses Impementasi

Deleviery System (Input : agen Pelaksana, Resoutces, Peraturan dll)Sumber : William and Elmore (dalam Sunggono, 1994 : 138)

Setelah kebijaksanaan dan tujuan telahditentukan maka langkah selanjutnya adalahmengimplementasikan kebijakan tersebut agartujuan kebijakan dapat tercapai.

Dalam mengimpelementasi program kebijakandibutuhkan suatu penghantaran (Delivery) yangmemerlukan beberapa input, seperti : agenpelaksana, dukungan anggaran, personalia,peraturan, standar operating procedures dansebagainya.

Berdasarkan pandangan diatas maka yangdimaksud dengan studi implementasi KebijakanProyek Perluasan Kerja dan PenanggulanganPengangguran (PLKPP) dalam penelitian inimencakupa). Mengkaji bagaimana proses pengantaran

(mekanisme pencapaian tujuan) dalammewujudkan tujuan yang ingin dicapai (goalachieved) dari Kebijakan Proyek Perluasan

Kerja dan PenanggulanganPengangguran (PLKPP) ?

b). Apakah hasil yang dicapai telahsesuai dengan tujuan dansasaran atau belum mencapaihasil sebagaimana yangdiharapkan ?

Adapun sasaran yang ingindicapai dari kebijakan PLKPPmencakup tiga hal yang pentingyaitu :a. Meningkatkan pendapatan

masyarakat desa melaluipengembangan ekonomipedesaan yang berwawasanlingkungan;

b. Tersedianya sarana danprasarana sosial ekonomi;

POLICY GOALS &OBJECIVES

IMPLEMENTINGPOLICY

POLICYOUTCOMES

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 67

c. Terbentuknya kesadaran dan perilaku positifmasyarakat terhadap penanggulanganpengangguran.

Sasaran yang ingin dicapai dari KebijakanProyek Perluasan Kerja dan PenanggulanganPengangguran (PLKPP) tersebut, merupakanindicator untuk mengukur keberhasilanimplementasi program tersebut di Kec. Batang-Batang, Kec. Gapura dan Kec. Ganding Kab.Sumenep.

Faktor-Faktor Yang Diduga Berpengaruh terhadapImplementasi Kebijaksanaan

Program Perluasan Kerja danPenanggulangan Pengangguran (PLKPP)merupakan program pemberdayaan masyarakatdibidang ketenaga kerjaan yang dalam teori konseppemberdayaan masyarakat efektifitasimplementasinya sangat tergantung pada partisipasibanyak pihak antara lain kelompok sasaran,pemandu lapangan, pemandu wirausaha danaparatur pemerintah.

Menurut (Suroto, 1992) dalam bukunyaStrategi Pembangunan dan PerencanaanKesempatan Kerja, bahwa yang dimaksud denganKelompok Sasaran adalah “Orang-orang yangsecara sengaja direncanakan untuk memperolehmanfaat dari proyek jika proyek tersebut sudahselesai dan berfungsi”.

Kelompok sasaran yang dimaksud padaprogram perluasan lapangan kerja danpenanggulangan pengangguran adalah kelompok /perorangan yang telah memiliki rintisan usaha, ataukelompok / perorangan pengangguran.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhiefektifitas implementasi program menurut GeorgeC. Edward dalam buku implementasi kebijakanpublik yang diterjemahkan oleh (Maduli, 1980)menjelaskan bahwa : “Implementasi akan efektif bila

birokrasi pelaksana mematuhi apayang telah digariskan dalamketentuan dan ia menunjukkanfactor-faktor yang berkaitan denganmempengaruhi implementasi yaitu,komunikasi, sumber daya, sikappelaksana dan struktur organisasi”.

Pendapat lain jugadikemukakan oleh (Riswanda, 1999)bahwa ada dua hal yang harusdiperhatikan dalam arenaimplementasi yaitu : “Variabelkondisional dan variableoperasional, yang berpengaruhkepada efektifitas implementasiprogram yaitu untuk variablekondisional adalah kondisi socialekonomi (kemampuan riilmasyarakat penerima), sedangvariabel operasional adalahkomunikasi dari preferensi / sikappelaksana”.

Dari penjelasan diatas dapatdiketahui bahwa factor-faktor yangberpengaruh pada efektifitasimplementasi programpenanggulangan pengangguranyaitu komunikasi, sikap pelaksanadan kemampuan riil masyarakat(SDM).

Berdasarkan kesimpulananalisis teori sebagaimana padapaparan terdahulu, maka polahubungan antara variabel X danvariabel Y dapat dilihat melaluigambar berikut :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 68

Gambar 2SKENARIO POLA HUBUNGAN ANTAR VARIABEL DALAM IMPLEMENTASI KEBIJ.

PROGRAM PERLUASAN LAP. KERJA & PENANGGULANGAN PENGANGGURAN DIKAB. SUMENEP

X1

X2

X3

Dengan memperhatikan segala aspek yangberkaitan dengan program PLKPP diatas makapenulis beranggapan bahwa untuk menunjangkeberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan PLKPPsebagaimana yang telah digambarkan diatas perludiperhatikan ketiga factor

Hipotesis1. Faktor komunikasi, sikap pelaksana dan

Sumber Daya Manusia secara bersama-samaberpengaruh terhadap keberhasilanimplementasi kebijakan PLKPP

2. Faktor Sumber Daya Manusia memilikipengaruh dominan terhadap keberhasilanimplementasi kebijakan PLKPP

METODE PENELITIANDesain Penelitian

Dalam penyusunan laporan penelitian inidigunakan jenis penelitian hipotesis yang bertujuanuntuk melakukan uji atas beberapa hipotesis yangdikemukan. Penelitian uji hipotesis ini hendaknyamenjelaskan sejumlah variabel yang salingberhubungan dan berpengaruh pada gejala yangtergambar pada hipotesis penelitian. J. Supranto(1992 : 168) menyatakan bahwa hipotesa padadasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapanyang mungkin benar dan sering digunakan sebagaidasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalanataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.

Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapatdua buah variable, yang pertamavariabel bebas (independentvariable) yaitu faktor-faktor yangmempengaruhi efektifitasimplementasi program perluasanlapangan kerja dan penanggulanganpengangguran terdiri atas tiga buahvariabel bebas yaitu :1) Variabel komunikasi dengan

indikator frekuensi pertemuanintern dan frekuensi pertemuanekstern.

2) Variabel sikap pelaksana denganindikator motivasi dankepribadian.

3) Variabel sumber daya manusiadengan indikator pendidikanformal dan pendidikan informal.

Sedang yang kedua adalahvariable tergantung (dependentvariable) yaitu efektifitasimplementasi keberhasilan programdengan indicator tingkat pendapatankelompok masyarakat danketertampungan tenaga kerja.

Variabel KomunikasiSebagaimana dijelaskan oleh

Carolie Bryant dan Louis G. White(1999) dalam bukunya ManajemenPembangunan untuk negaraberkembang bahwa untukmenetapkan suatu indikator yang

Faktor Komunikasi

Faktor Sikap Pelaksana

Faktor SDM

POLICY OUTCOMES

HASILIMPLEMENTASI

KEBIJAKSANAANPLKPP

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 69

bermanfaat, yang menjadi kuncinya ialah keakrabandengan situasi yang dipelajari dan berpengetahuantentang hal tersebut, serta mempunyai imajinasi.

Indikator untuk mengukur kapasitaskelembagaan pemerintah yang menanganimasalah-masalah pembangunan kemasyarakatanantara lain adalah : “Hubungan yang terjalin dengankelompok-kelompok masyarakat dengan indikatoryang dapat diukur adalah jumlah personil yangterlibat, banyaknya pertemuan yangdiselenggarakan, kesan-kesan mengenaipertemuan itu”.

Variabel Sikap PelaksanaYang dimaksud sikap pelaksana adalah

respon terhadap stimulan sosial yang telahterkondisikan oleh semua pihak yang terlibat dalamprogram indikator dari variabel sikap yangmenerima bantuan Program Perluasan LapanganKerja dan Penanggulangan Pengangguran.

Variabel Sumber Daya ManusiaYang dimaksud dengan Sumber Daya

Manusia adalah kemampuan riil penerima bantuansebagai sarana atau alat dalammengimplementasikan Program PerluasanLapangan Kerja dan PenanggulanganPengangguran yang dianggap produktif setelahmengerahkan semua potensi yang dimilikinya.Indikator dari variable sumber daya manusia dalampenelitian ini dilihat pendidikan formal danpendidikan informal.

Variabel Implementasi kebijakan PLKPYaitu tingkat keberhasilan dalam menyediakan

lapangan kerja bagi masyarakat. Indikatornyaadalah banyaknya orang yang direkrut, Luaswilayah perluasan, serta kemanfaatan bagimasuyarakat.

Sumber Data dan RespondenDalam hal ini yang diperlukan adalah data

primer dan sekunder. Pengumpulan data primerdilakukan dengan menggunakan kuesioner secararandom dengan tujuan agar setiap sampel yangterpilih memliliki kesempatan yang sama sebagaisampel yang terpilih. Sedang Data sekunderdikumpulkan dengan mempelajari dokumen sumberyang bersangkutan. Dokumen tersebut bisa berupa

data tahunan dan laporan kegiatananggaran rumah tangga Dinastenaga kerja.

Populasi dan SampelPopulasi dan sampel dalam

penelitian ini adalah di Kecamatanyang memperoleh bantuan ProgramPerluasan dan PenanggulanganPengangguran. Mereka adalah yangtermasuk dalam kategori keluargayang telah memiliki rintisan usahaserta pengangguran yang terhimpundalam kelompok (Pok Mas) danterdiri atas 3 Kecamatan diKabupaten Sumenep.

Teknik Pengumpulan DataAdapun cara-cara atau

pendekatan yang dipakai dalammemperoleh data pada penelitian inimeliputi :

Teknik Analisa DataSetelah data diperoleh

selanjutnya dilakukan analisisterhadap data yang telah berhasildikumpulkan dan diklasifikasikanselanjutnya dibahas rancangananalisanya.

Dari identifikasi variabel makamodel analisis yang digunakan untukmenganalisis data dalam penelitianini adalah model regresi linierberganda. Model ini digunakandengan dasar bahwa inginmengetahui hubungan antaravariabel-variabel bebas denganvariabel terikat. Selain itu juga inginmengetahui sejauh mana pengaruhantara variabel-variabel bebasdengan variabel terikat, baik secarabersama-sama maupun secaraparsial.

Spesifikasi model yang digunakandalam penelitian ini berbentuk :

Y = B0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +e1dimana :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 70

B0 = interceptb = koefisien regresie1 = faktor gangguan yang tidak dimasukkan dalam model.

Menurut Algifari (1997 :73) metode regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecilbiasa (Ordinary Least Squares / OLS) merupakan model regresi yang menghasilkanestimator linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator / BLUE).

ANALISIS HASIL PENELITIANBerdasarkan analisa data yang ada maka skore masing-masing dapat dilihat dalam tabelberikut :

Tabel : 1Skore Sub Indikator Tingkat Pendapatan Masyarakat

No Kecamatan Skore Rata-Rata123

Batang-BatangGapuraGanding

0,466 + 0,916 + 0,466 = 1,8480,400 + 0,883 + 0,400 = 1,2870,383 + 0,916 + 0,383 = 1,682

Indikator Tingkat Perkembangan UsahaDalam indikator ini terdapat sub indikator dan skore masing-masing berdasarkan data yangada disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel : 2Skore Sub Indikator Tingkat Perkembangan Usaha

No KecamatanMeningkat Tetap MenurunSkore % Skore % Skore %

123

Batang-2GapuraGanding

333

000

222

908595

111

10155

Dari data tersebut dapat diketahui skore tingkat perkembangan usaha sebagai berikut:

Tabel : 3Skore Tingkat Perkembangan Usaha

No Kecamatan Skore Rata-Rata1

2

3

Batang-Batang

Gapura

Ganding

0 x 3 + 0,90 x 2 + 0,10 x 1 = 0,6333

0 x 3 + 0,85 x 2 + 0,15 x 1 = 0,6163

0 x 3 + 0,95 x 2 + 0,05 x 1 = 0,6503

Indikator Penyerapan Tenaga KerjaBerdasarkan data yang ada tingkat penyerapan tenaga kerja dapat disajikan dalam tabelsebagai berikut :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 71

Tabel : 4Skore Indikator Penyerapan Tenaga Kerja

No Kecamatan25 – 50 org 10 – 25 org 1 – 10 orgSkore % Skore % Skore %

123

Batang-2GapuraGanding

333

000

222

000

111

100100100

Dari data tersebut data diketahui skore tingkat penyerapan tenaga kerja sebagaiberikut :

Tabel : 5Skore Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja

No Kecamatan Skore Rata-Rata123

Batang-BatangGapuraGanding

0 x 3 + 0 x 2 +1,0 x 1 = 0,3333

0 x 3 + 0 x 2 + 1,0 x 1 = 0,3333

0 x 3 + 0 x 2 + 1,0 x 1 = 0,3333

Dari perhitungan masing-masing indikator-indikator tersebut diatas maka dapat diketahui skoreuntuk variable tergantung dimasing-masing

kecamatan yang diteliti dan secarakeseluruhan dapat disajikan padatabel berikut :

Tabel : 6Skore Variabel Efektifitas Implementasi Program PLKPP

No Indikator KecamatanBatang-2 Gapura Ganding

1

2

3

Tingkat pendapatankelompok masyarakatpenerima ProgramPLKPPTingkatperkembangan usahaTingkat penyerapantenaga kerja

1,848

0,633

0,333

1,287

0,616

0,333

1,682

0,650

0,333Jumlah 2,814 2,236 2,665

Y 0,938 0,745 0,888

Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Implementasi Program PLKPPada 3 Variabel Bebas yaitu :Variabel KomunikasiPertemuan Intern Pok MasDari analisa tersebut maka dapat diketahui skore untuk sub indikator pertemuan intern PokMas sebagaimana dalam tabel berikut :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 72

Tabel : 7Skore Indikator Pertemuan Intern Pok Mas

Penerima Program PLKPP

No Kecamatan Skore Rata-Rata123

Batang-BatangGapuraGanding

0,516 + 0,833 + 0,716 = 0,8330,483 + 0,783 + 0,650 = 0,7830,466 + 0,783 + 0,633 = 0,783

Pertemuan Ektern Kelompok Masyarakat Penerima Program PLKPPBerdasarkan hasil analisa data yang ada dapat dilihat hasilnya dalam tabel berikut :

Tabel : 8Skore Indikator Pertemuan Ekstern Pok Mas

Dengan Pemandu Lapangan, Lurah dan Petugas Depnakertrans

No Kecamatan Skore Rata-Rata123

Batang-BatangGapuraGanding

0,466 + 0,886 + 0,750 = 2,0990,533 + 0,900 + 0,750 = 2,1830,400 + 0,850 + 0,733 = 1,983

Variabel Sikap PelaksanaIndikator MotivasiDalam indicator motivasi terdapat beberapa sub indicator, dari data yang ada dapat disajikanskorenya dalam tabel berikut ini :

Tabel : 9Skore Indikator Motivasi

No Kecamatan Skore Rata-Rata123

Batang-BatangGapuraGanding

0,716 + 0,916 + 0,683 = 2,3150,716 + 0,916 + 0,650 = 2,2820,700 + 0,883 + 0,650 = 2,233

Indikator KepribadianDalam indicator ini terdapat beberapa sub indikator dan berdasarkan hasil analisa data yangada maka skorenya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel : 10Skore Indikator Kepribadian

No Kecamatan Skore Rata-Rata123

Batang-BatangGapuraGanding

0,933 + 0,750 + 0,733 = 2,1460,833 + 0,700 + 0,700 = 2,2330,883 + 0,716 + 0,650 = 2,249

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 73

Variabel Sumber Daya ManusiaVariabel ini mempunyai dua buah indikator dengan sub-sub indikatornya antara lain :

Indikator Pendidikan FormalAdapun skore dari masing-masing indikator pendidikan formal adalah sebagai berikut :

Tabel : 11Skore Sub Indikator Tingkat Pendidikan Formal

Anggota Pok MasNo Kecamatan Sarjana SLTA SD – SLTP

% Skore % Skore % Skore123

Batang-2GapuraGanding

000

333

152015

222

858085

111

Dari data tersebut maka skore untuk tingkat pendidikan formal bagi anggota Pok Mas dapatdihitung sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel : 12Skore Indikator Tingkat Pendidikan Formal

Anggota Pok MasNo Kecamatan Skore Rata-Rata123

Batang-BatangGapuraGanding

0,00 x 3 + 0,15 x 2 +0,85 x 1 = 0,4333

0,00 x 3 + 0,20 x 2 + 0,80 x 1= 0,4663

0,00 x 3 + 0,15 x 2 + 0,85 x = 0,4333

Indikator Pendidikan InformalDalam pendidikan informal terdapat beberapa sub indikator sesuai dengan data yang adamaka skore untuk masing-masing disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel : 13Skore Sub Indikator Jumlah Anggota Pok MasYang Pernah Mengikuti Pendidikan Informal

No Kecamatan 20 orang 5 – 20 orang < 5 orang% Skore % Skore % Skore

123

Batang-2GapuraGanding

000

333

000

222

100100100

111

Dari data tersebut maka dapat diketahui skore untuk sub indikator jumlah anggota Pok Masyang pernah mengikuti pendidikan informal sebagaimana tabel berikut ini :

Formatted: Line spacing: single

Formatted: Line spacing: single

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 74

Tabel : 14Skore Indikator Jumlah Anggota Pok Mas

Yang Pernah Mengikuti Pendidikan InformalNo Kecamatan Skore Rata-Rata1

2

3

Batang-Batang

Gapura

Ganding

0,00 x 3 + 0,00 x 2 +1,00 x 1 = 0,3333

0,00 x 3 + 0,00 x 2 + 1,00 x 1= 0,3333

0,00 x 3 + 0,00 x 2 + 1,00 x 1= 0,3333

Dari hasil analisa data dapat diketahui skore untuk indikator tingkat kemanfaatan pendidikaninformal sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel : 15Skore Sub Indikator Tingkat Kemanfaatan

Pendidikan InformalNo Kecamatan Skore Rata-Rata1

2

3

Batang-Batang

Gapura

Ganding

0,75 x 3 + 0,15 x 2 +0.10x 1 = 0,8833

0,70 x 3 + 0,20 x 2 + 0,10 x 1= 0,8663

0,75 x 3 + 0,15 x 2 + 0,10 x 1= 0,8833

Dari hasil analisa data dapat diketahui skore untuk sub indikator dampak pendidikan informalsebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel : 16Skore Sub Indikator Tingkat Kemanfaatan

Pendidikan InformalNo Kecamatan Skore Rata-Rata1

2

3

Batang-Batang

Gapura

Ganding

0,80 x 3 + 0,15 x 2 +0.10x 1 = 0,9163

0,70 x 3 + 0,15 x 2 + 0,15 x 1= 0,8503

0,70 x 3 + 0,20 x 2 + 0,10 x 1= 0,8663

Dari analisa tersebut maka skore untuk indikator pendidikan informal dapat dilihat dalamtebel berikut :

Tabel : 17Skore Indikator Pendidikan Informal

No Kecamatan Skore Rata-Rata123

Batang-BatangGapuraGanding

0,333 + 0,883 + 0,916 = 2,1320,333 + 0,866 + 0,850 = 2,0490,333 + 0,883 + 0,866 = 2,082

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 75

Dari analisa masing-masing indicator variabel bebas tersebut akhirnya dapat diketahuiskorenya sebagaimana dinyatakan dalam tabel berikut :

Tabel : 18Ringkasan Skor dari Faktor-faktor yang mempengaruh

efektifitas implementasi program PLKPP

No Indokator Batang-2

Gapura Ganding

12

34

56

Pertemuan intern Pok MasPertemuan ekstern

MotivasiKepribadian

Pendidikan FormalPendidikan Informal

2,0652,099

2,3152,146

0,4332,132

1,9162,183

2,2822,233

0,4662,049

1,8821,983

2,2332,249

0,4332,082

78

Hasil setelah KegiatanPeningkatan Usaha+Penyerapan tenaga kerja

0,4660,966

0,5610,849

0,5240,983

Skore rata-rata vareabel bebas maupun vareabel tergantung untuk Kec. Batang-Batangadalah sebagai berikut :

Tabel : 19Skore Rata-Rata Vareabel Bebas dan Vareabel Tergantung

Kec. Batang-BatangVariabel Tergantung Variabel BebasIndikator skore Indikator Skore

Tingkat pendapatankelompok masyarakat

1.848 Komunikasi 2.082

Tingkat perkembanganusaha

1.287 Sikap pelaksana 2.365

Penyerapan tenaga kerja 0.333 Sumber daya manusia 1.282JUMLAH 3.468 JUMLAH 5.729

Y 1.156 X 1.909

Melihat skore rata-rata dari variabeltergantung adalah 1,156 dapat dikemukakan bahwaefektifitas implementasi Program PLKPP Kec.Batang-Batang telah dilaksanakan denganklasifikasi kurang, lainhalnya dengan vareabelbebas dengan nilai 1,909 termasuk klasifikasicukup.

Dari uraian tersebut maka terdapat pengaruhyang kurang positif antara vareabel bebas danvareabel tergantung, sehingga dapat disimpulkanbahwa efektifitas implementasi program PLKPP di

Kec. Batang-Batang dilaksanakandengan katagori kurang baik,sehingga untuk menjadi baik perlupeningkatan dari vareabel tingkatpendapatan Pok. Mas.

Perkembangan usaha, tingkatpenyerapan tenaga kerja dansumber daya manusia.

Skore rata-rata vareabel bebasdan vareabel tergantung untuk kec.Gapura sebagai berikut :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 76

Tabel : 20Skore Rata-Rata Vareabel Bebas dan Vareabel Tergantung

Kec. GapuraVariabel Tergantung Variabel BebasIndikator skore Indikator Skore

Tingkat pendapatankelompok masyarakat

1.287 Komunikasi 2.049

Tingkat perkembanganusaha

1.616 Sikap pelaksana 2.257

Penyerapan tenaga kerja 0.333 Sumber daya manusia 1.252JUMLAH 2,236 JUMLAH 5.558

Y 0,745 X 1.852

Melihat skore rata-rata dari vareabeltergantung adalah 0,745 maka dapat dikemukakanbahwa efektifitas Program PLKPP di Kec. Gapuratelah dilaksanakan dengan klasifikasi kurang, lainhalnya dengan vareabel bebas dengan nilai 1,852termasuk klasifikasi cukup.

Dari uraian tersebut maka terdapat pengaruhyang kurang positif antara vareabel bebas dantergantung sehingga dapat disimpulkan bahwaefektifitas Implentasi Program PLKPP di Kec.

Gapura dilaksanakan dengankatagori kurang baik, sehingga untukmenjadi baik perlu peningkatan darivareabel tingkat pendapatan Pok.Mas. Perkembangan usaha, tingkatpenyerapan tenaga kerja dansumber daya manusia.

Skore rata-rata vareabel bebasdan tergantung untuk Kec, GandingSebagai Berikut :

Tabel : 21Skore Rata-Rata Vareabel Bebas dan Vareabel Tergantung

Kec. GandingVariabel Tergantung Variabel BebasIndikator skore Indikator Skore

Tingkat pendapatankelompok masyarakat

1.682 Komunikasi 2.032

Tingkat perkembanganusaha

1.650 Sikap pelaksana 2.241

Penyerapan tenaga kerja 0.333 Sumber daya manusia 1.257JUMLAH 2,665 JUMLAH 4,530

Y 0,888 X 1.510

Melihat skore rata-rata dari vareabeltergantung adalah 0,888 maka dapat dikemukakanbahwa efektivitas Implentasi Program PLKPP diKec. Ganding telah dilaksanakan dengan klasifikasikurang, lain halnya dengan vareabel babas dengannilai 1,510 termasuk klasifikasi cukup.

Dari uraian maka terdapat pengaruh yangkurang positif antara vareabel bebas dan tergantungsehingga dapat disimpulkan bahwa efektifitas

Implentasi Program PLKPP di Kec.Ganding dilaksanakan dengankatagori kurang baik, sehingga untukmenjadi baik perlu peningkatan darivareabel tingkat pendapatanPok.Mas, perkembangan usaha,tingkat penyerapan tenaga kerja dansumber daya manusia.

KESIMPULANProgram PLKPP merupakan salah satu bentuk

kebijakan pemerintah yang ditetapkan dengan

tujuan mengurangi pengangguran.Sebagai obyek penelitian dalampenyusunan laporan hasil penelitianini adalah Kec. Batang-Batang, Kec.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 77

Gapura, Kec. Ganding dan tabulasi data jawabanresponden serta hasil analisanya dapat disimpulkansebagai berikut :1. Dari ketiga variabel yaitu komunikasi, sikap

pelaksana, dan sumberdaya manusia secarabersama-sama memiliki pengaruh yang sangatkuat.

2. Namun bila dilihat satu persatu ternyata faktorsumber daya Manusia memiliki sumbanganyang sangat dominan.

3. Sebagai salah satu bentuk kebijakanpemerintah program PLKPP belum diimplementasikan sesuai dengan maksud dantujuannya.

4. Bila dilihat perkecamatan menunjukkan bahwadi Kec. Batang-Batang variabel bebas (X)didapatkan skore rata-rata 1,909 adalahtermasuk kategori cukup dan variabeltergantung (Y) skore rata-ratanya adalah 1,156termasuk kategori kurang, untuk Kec. Gapuravariabel bebas (X) skore rata-ratanya 1,852termasuk kategori cukup dan untuk variabeltergantung (Y) skore rata-ratanya 0,745termasuk kategori kurang dan untuk Kec.Ganding variabel bebas (X) skore rata-ratanya1,510 termasuk kategori cukup sedangkanvariabel tergantungnya (Y) skore rata-ratanya0,888 termasuk kategori kurang. Sehingga dariuraian tersebut dapat dikemukakan bahwaimplementasi kebijakan PLKPP belum berjalansecara maksimal

5. Dari kenyataan ini dapat dijelaskan bahwafaktor sumber daya manusia memegang peranpenting dalam implementasi kebijakan, bilaSDM yang ada sangat memadai maka dengansendirinya komunikasi dan sikap pelaksanaakan terjadi dengan baik sehingga padaakhirnya lebih memperlancar pelaksanaankebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

Ami Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta,Bumi Aksara, 1995

Abdul Wahab Solichin, Analisis Kebijaksanaan dariFormulasi Keimplementasia KebijaksanaanNegara, Jakarta, Buki Aksara, 1997

Carolie Bryant dan White, Luise G,Manajemen Pembangunanuntuk Negara Berkembang,Jakarta, LP3ES, 1999

Carol Weiss H, Evaluasion Reaserch: Metode PengukuranKeefektifan Program,Surabaya, Program MilanColage, 1999

Gaffar Affan, Dr. MA, PHd,Perencanaan, Implementasidan Evaluasi KebijakanProgram, Surabaya, ProgramMagister Untag 1945, 1999

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi,Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,1998

Marduli, Terjemahan, ImplementasiKebijaksanaan Publik, OlehGeorge C. Edward, Jakarta,PT. Bumi Aksara, 1980

Moekiyat, Teori Komunikasi,Bandung, Mandar Maju, 1993

Purwodarminto, WJS, Kamus UmumBahasa Indonesia, Jakarta,PT. Balai Pustaka, 1984

Pamudji S, PerbandinganPemerintahan, Jakarta, BumiAksara, 1982

Riswanda Imawan, PerencanaanImplementasi dan EvaluasiKebijakan Program,Surabaya, Program PascaSarjana Untag, 1999

Suwardi M, Eksiklopedi Umum,Yogyakarta, Percetakan OffsetKanisius, 1973

Sudarwan Damin, Pengantar StudiPenelitian Kebijakan, Jakarta,Bumi Aksara, 1997

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 78

Suroto, Strategi Pembangunan dan PerencanaanKesempatan Kerja, Yogyakarta, Gajah MadaUniversity, 1992

Samhudi, Aslan M, Metode Penelitian Kuantitatif,Jakarta, LP3ES, 1986

William N. Dunn, Pengantar Analisis KebijakanPublik, Yogyakarta, Gajah Mada UniversityPers, 1998

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 79

UJI BEDA KUALITAS PRODUK HARGA DAN PELAYANANTERHADAP KONSUMEN PADA PERUSAHAAN GENTING

Oleh : Alfi hasaniyahDosen Fakultas Ekonomi Universitas Madura

ABSTRAK

Uji Beda Kualitas Produk Harga Dan PelayananTerhadap Konsumen Pada PerusahaanGenting UD. Jati Wangi Dan UD. Restu Ibu Di Desa Tlambeh Karang Penang Sampang.

Latar belakang masalah dari pada penelitian ini adalah; adanya Adanya usaha rumahtangga yang membuat genting yang banyak dilakukan oleh masyarakat Karang Penang diwilayah Kabupaten Sampang; kebanyakan masyarakat di Desa Karang Penang tersebut diatas sudah merupakan mata pencaharian setiap harinya secara turun temurun untukmembuat produk genting yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Madura.

Tujuan penelitian ini adalah; Untuk mengetahui perbedaan pada faktor produk, harga,dan faktor pelayanan terhadap konsumen pada perusahaan genting UD. Jati Wangi dan UD.Restu Ibu di Desa Tlambeh Karang Penang Sampang.

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah; dengan mengedarkan angket ataukuesioner; sebanyak 60 angket kepada responden terhadap konsumen dari keduaperusahaan tersebut di atas.

Dari hasil Uji Chi Kuadrat X2 terbukti X2 hitung lebih kecil dari pada X2 table yakni;(0.284162652 < 5,99148) maka H0 diterima yakni; tidak ada perbedaan factor produk, harga,dan pelayanan pada perusahaan genting UD. Restu Ibu dan perusahaan genting UD. JatiWangi.

Keyword : Tidak ada perbedaan tentang faktor produk, harga, dan pelayanan pada UD.Restu Ibu dengan UD. Jati Wangi.

PENDAHULUANLatar Belakang Masalah

Adanya usaha rumah tangga atau homeindustry yang dilakukan oleh masyarakatyang dapat menciptakan produk dan jasayang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.Merupakan upaya masyarakat untuk dapatmenciptakan lapangan kerja sendiri gunadapat menjaga kelangsungan hidup ekonomikeluwarga yang lebih baik, denganmembuka usaha yang dapatmenguntungkan dalam berusaha.

Sejak berlakunya persaingan bebaspada era ekonomi globalisasi, perusahaanbukan hanya dituntut untuk bertidak efisiendan efektif untuk mencapai laba yangmaksimal. Namun perusahaan harus mampumengelola tentang faktor-faktor marketingmix yang merupakan inti dari kegiatanpemasaran yang disebut dengan

4 P yakni; faktor produk, harga promosi dansaluran distribusi pada suatu produk.Sedangkan pada faktor jasa yang dikenaldengan 7 P yakni; product, price, place,promotion, people, physical, process.

Dengan persaingan yang semakin tajam;perusahaan bukan hanya terfokus padakualitas produk dan kebijaksanaan harga/cara pembayaran yang di tawarkan kepadapelanggan atau konsumennya. Namun faktormarketing mix yang lainnya seperti faktorpromosi, tempat, dan pelayanan yangmenarik terhadap pelanggan; merupakanfaktor yang sangat menentukan terhadapkepuasan konsumen.

Adanya usaha rumah tangga yangmembuat genting yang banyak dilakukanoleh masyarakat Karang Penang di wilayahKabupaten Sampang; kebanyakanmasyarakat di Desa Karang Penang tersebutdi atas sudah merupakan mata pencaharian

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 80

setiap harinya secara turun temurun untukmembuat produk genting yang sudahbanyak dikenal oleh masyarakat Madurakhususnya maupun masyarakat di luar pulauMadura pada umumnya.

Seperti usaha pembuatan genting yangdilakukan oleh Bapak H.Nasiruddin danistrinya Ibu Hj. Rumyah; beliau berduatergolong pengusaha yang sangat ulet dancukup sukses dalam pembuatan genting didesa Karang Penang Kabupaten Sampang.Dengan berpegangan pada prinsip keduaorang pengusaha tersebut di atas; bisamenjaga kualitas produk yang lebih baikdengan harga jual mampu bersaing sertadengan memberikan pelayanan yang baikpada konsumennya; sehingga perusahaangenting UD. Restu Ibu dan UD. Jati Wangidapat berjalan sangat baik hingga sekarang.

Dengan latar belakang tersebut di atas;penulis sangat tertarik untuk mengadakanpenelitian dengan judul:“ Uji Beda Kualitas Produk Harga DanPelayananTerhadap Konsumen PadaPerusahaan Genting UD. Jati Wangi DanUD. Restu Ibu Di Desa Tlambeh KarangPenang Sampang.”

Rumusan MasalahDengan latar belakang masalah tersebut

di atas, maka rumusan masalah yangdi kemukakan pada penelitian ini adalah:

Apakah ada perbedaan pada faktorproduk, harga, dan faktor pelayananterhadap konsumen pada perusahaangenting UD. Jati Wangi dan UD. RestuIbu di Desa Tlambeh Karang PenangSampang.

Batasan MasalahUntuk memperjelas pokok masalah dan

menghidari terjadinya penyimpangan padapembahasan, maka peneliti membatasi padamasalah:a. Faktor produk, harga, dan faktor

pelayanan merupakan faktor yang dapatmempengaruhi minat konsumenmembeli produk genting padaperusahaan genting UD. Jati Wangi danUD. Restu Ibu.

b. Yang menjadi responden penelitianadalah konsumen yang pernah dan atausedang membeli produk genting padaperusahaan genting UD. Jati Wangi danUD. Restu Ibu.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1Faktor Produk, Harga, Dan Pelayanan

UD. Jati Wangi dan UD. Restu Ibu

Keterangan :

Uji beda dua perusahaan tersebut diatas yaitu perusahaan genting UD. JatiWangi dan UD. Restu Ibu; pada ketiga faktoryaitu faktor produk, harga dan faktorpelayanan. Faktor produk yang diukur padakualitas produk, jenis/ ragamnya produk,disukai masyarakat, dan kepuasan

konsumennya. Pada faktor harga yangdiukur pada harga yang menarik, harga yangsesuai, terjangkau, dan puas dengan hargayang dibayarkan konsumen. Pada faktorpelayanan yang diukur pada melayanikonsumen dengan baik, keinginankonsumen terpenuhi, keluhan konsumen,dan tepat waktu penerimaan produknya.Kajian Pustaka

Fak. ProdukFak. HargaFak.Pelayanan

UD. JATI WANGI UD. RESTU IBU

Fak. ProdukFak. HargaFak.Pelayanan

Uji Beda(Chi

Square/X²)

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 81

PemasaranPemasaran merupakan salah satu dari

kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukanoleh para pengusaha dalam usahanya untukmempertahankan kelancaran hidupnya,untuk perkembangan dan mendapatkanlaba. Berhasil tidaknya dalam pencapaiantujuan bisnis tergantung pada keahlianmereka dibidang pemasaran maupundibidang lain. Perusahaan sebagai satu unitekonomi pada umumnya mempunyai tujuanyang sama yaitu memperoleh laba yangmaksimal, bukan hanya diusahakan untuktahun yang bersangkutan, namun lebihdiusahakan untuk masa-masa mendatanguntuk mncapai keberhasilan usaha

Menurut Kotler dalam Hendra (2000:59)pengertian pemasaran di definisikkan ebagaiberikut ”pemasaran adalah kegiatanmanusia yang diarahkan untuk meuaskankebutuhan dan keinginan melalui prosespertukaran.”

Selanjutnya juga dikemukakanpengertian pemasaran menurut Swasta danadalah sebagai berikut:”pemasaran adalah suatu sistemkeseluruhan dari kegiatan bisnis yangdirencanakakn, menentukan harga,mempromosikan dan mendistribusikanbarang atau jasa yang memuaskankebutuhan baik kepada pembeli yang adamaupun pembeli potensial.

Berdasarkan pada definisi-definisi di atasnampak bahwa kegiaatan pemasaran bukansemata-mata ujntuk menjual barang ataujasa, tetapi merupakan aktifitas manusiasecara keseluruhan yang ditujukakn untukmerencanakan, memperoduksi danmendistribusikan barang atau jasa yangdapat memuaskan keingiknan dankebutuhan pembeli yang ada sekarangmaupun yang akan datang.Kajian Tentang Produk

Menurut pendapat Kotler dalamHendra (2000:18); “Produk(Product).Keputusan-keputusan tentangproduk ini mencakup penentuan bentukpenawaran secara fisik, merknya,pembungkusan, garansi, dan servis sesudahpenjualan. Pengembangan produk dapatdilakukan setelah menganalisa kebutuhan

dan keinginan pasarnya. Jika masalah initelah diselesaikan , maka keputusan tentangharga, promosi, dan distribusi dapatdiambil.”

Menurut pendapat Yasid (2001:20); “ P1: Product adalah jasa dan dessain sertaproduksinya.”

Menurut pendapat Winardi (2002:333);“Produk-yang tepat keseragaman. Wilayahproduk amat mementingkan usahamengembangkan produk yang “tepat” untukpasar target. Produk tersebut mungkinberupa sebuah produk fisik dan ataukombinasi service-service tertentu.

Dari ketiga pendapat para akhli tersebutdi atas; nampak jelas masing-masingpendapat sama-sama memiliki unsurpentingnya produk, dari sudut pandang yangberaneka ragam. Namun pada intinyabahwa produk atau jasa, untuk dapatmemenuhi kebutuhan konsumen yang adadi berbagai sekmentasi pasar yang ada.Kajian Tentang Harga Jual

Menurut pendapat Kotler dalam Hendra(2000:18); “Harga (Price). Pada setiapproduk atau jasa yang ditawarkan , bagianpemasaran berhak menentukan hargapokoknya. Faktor-faktor yang perludipertimbangkan dalam penetapan hargatersebut antara lain biaya, keuntungan,praktek saingan, dan perubahan keinginanpasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkutpula penetapan jumlah potongan , mark-up,mark-down, dan sebagainya.”

Menurut pendapat Yasid (2001:20); “ P2:Price/ harga adalah sejumlah uang yangharus dibayarkan oleh pelanggan untukproduk jasa perusahaan. “

Pada prinsipnya, konsumenmenghendaki harga yang murah namunkualitas produk yang canggih; dapatdirasakan oleh berbagi tingkatan ekonomimasyarakat yang mengkonsumsinya. Berikutgambar tentang setrategi harga dan kualitasmenurut pendapat Winardi (2002:320)Kajian Tentang Bauran Pemasaran

Kotler dalam Hendra (2001:18)“mendefinisikan bauran pemasaran sebagaiseperangkat alat pemasaran yangdigunakan perusahaan untuk terus menerus

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 82

mencapai tujuan pemasarannya di pasarsasaran.

Bauran pemasaran terdiri dari segalasesuatu yang dapat dilakukan perusahaanuntuk mempengaruhi permintaan produknya.Kemungkinan yang banyak itu dapatdigolongkan menjadi empat kelompokvariabel yang dikenal dengan “ Empat P “ :Product, Price Promotion, Place (Produk,Harga, Promosi, Distribusi )..Akan tetapi dalam pemasaran jasa adaelemen-elemen lain yang bisa dikontrol dandikoordinasi untuk keperluan komunikasidengan dan memuaskan konsumen jasameliputi elemen-elemen tersebut adalahorang ( people or participants ), lingkunganfisik di mana jasa diberikan atau bukti fisik (physical evidence ), dan proses jasa itusendiri ( process ). Pada mulanya 4 Ptersebut hanya merupakan bauranpemasaran barang, akan tetapi untuk dapatdigunakan dalam pemasaran jasa perludiperluas lagi yaitu menjadi 7 P,sebagaimana disebutkan di atas yaknisebagai berikut :a. P 1. Product adalah jasa dan dessainserta produksinyab. P 2. Price/ harga adalah sejumlah uangyang harus dibayarkan oleh pelanggan

untuk produk jasa perusahaanc. P 3. Place/ tempat adalah menentukan

lokasi cakupan produk melaluipenyalur

yang terdiri dari organisasi-organisasi atau orang-orang yangterlibat dalam

proses pemindahan dan pertukaranproduk yang dihasilkan untukkepentingan

pemuasan keinginan konsumend. P 4. Promotion/ Promosi adalah kegiatan

yang dilakukan perusahaan untukmengkomunikasikan kelebihan

produk, memperkenalkan produkbaru dan

membujuk serta mengingatkankonsumen agar menggunakanproduk

perusahaan.

e. P 5. People / Partisipasi / Orang adalahsemua pelaku yang memainkansebagaian

penyajian jasa dan mempengaruhipersepsi pembeli.

f. P 6. Physical Evidence/ Bukti fisik adalahlingkungan fisik dimana jasa

disampaikan dan dimana perusahaandan konsumennya berinteraksi dan

tangible memvasilitasi penampilanatau komunikasi jasa tersaebut.Bukti fisik

jasa mencakup semua hal yangtangible seperti brosur, formatlaporan dan

peralatan.g. P 7. Process/ Proses adalah semuaprosedur aktual, mekanisme dan aliran

aktivitas dengan jasa yangdisampaikan dan merupakansistem penyajian /

operasi.

Layanan Pelanggan Dan KepuasanPelanggan

Tjiptono berpendapat (2003:127-131)bahwa : “ Dewasa ini produk apapun tidakterlepas dari unsur jasa atau layanan, baikitu jasa sebagai produk inti (jasa murni)maupun jasa sebagai pelengkap (layananpelanggan). Produk inti umumnya sangatbervariasi antara tipe bisnis yang satudengan tipe yang lain, tetapi layananpelanggannya memiliki kesamaan.Pada prinsipnya, ada tiga kunci memberikanlayanan pelanggan yang unggul, Pertama,kemampuan memahami kebutuhan dankeinginan pelanggan. Termasuk di dalamnyamemahami tipe-tipe pelanggan. Kedua,pengembangan data base yang lebih akuratdaripada pesaing (mencakup datakebutuhan dan keinginan setiap segmenpelanggan dan perubahan kondisipersaingan). Ketiga, pemanfaataninformasi-informasi yang diperoleh dari risetpasar dalam suatu kerangka strategi.Kerangka ini diwujudkan dalampengembangan relationship marketing.Tiga Level Harapan Pelanggan MengenaiKualitas.a. Level Pertama :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 83

Harapan pelanggan yang palingsederhana dan berbentuk asumsi, musthave, atau take it for granted.

b. Level Kedua :Harapan yang lebih tinggi dari level 1, dimana kepuasan dicerminkan dalampemenuhan persyaratan dan / atauspesifikasi.

c. Level Ketiga :Harapan yang lebih tinggi lagi dibandinglevel 1 atau 2 dan menuntut suatukesenangan (delightfulness) atau jasayang begitu bagusnya sehinggamembuat saya tertarik.

Pengertian Perilaku KonsumenMenurut pendapat Swastha (2000:59)

didefinisikan perilaku konsumen adalahsebagai berikut : “ kegiatan-kegiatanindividu yang secara langsung terlibat dalammendapatkan dan mengunakan barang danjasa termasuk didalamnya prosespengambilan dan penentuan kegiatantersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa prilaku konsumen adalahmerupakan tindakan yang di lakukan olehindivividu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi internal dan eksternal dalamkegiatannya dengan proses pengambilankeputusan untuk mendapatkan,menggunakan dan memperoleh pengalamandari suatu pruduk atau jasa.Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKonsumen

Swastha berpendapat (2000:48)mengenai variabel perilaku konsumen adatiga yaitu:a. Faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi prilaku konsumenb. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi

prilaku konsumenc. Proses pengambilan keputusan dari

konsumenHipotesis

Dari penjelasan di atas sangat jelastentang hipotesis maka latar belakang teoriyang telah disajikan maka dapat disusunsebuah hipotesis sebagai berikut: adabingkai yang jelas dimana sebagai berikut:

Diduga ada perbedaan pada faktorproduk, harga, dan faktor pelayananterhadap konsumen pada perusahaangenting UD. Jati Wangi dan UD. RestuIbu di Desa Tlambeh Karang PenangSampang.

Teknik Analisis DataPada penelitian ini terdapat dua

macam analisis, yaitu analisis kualitatif dananalisis kuantitatif sebagai berikut:a. Analisis Kualitatif data

Analisis kualitatif dimaksud untukmemberikan gambaran tentang objekyang diteliti, analisis ini akanmendeskripsikan jawaban respondenpada skala likert, dengan batasanpengukuran sebagai berikut:- Sangat baik = 4,51 s/d 5,00- Baik = 3,51 s/d 4,50- Cukup =2,51 s/d 3,50- Tidak baik = 1,51 s/d 2,50- Sangat tidak baik =1,00 s/d 1,50

b. Analisis KuantitatifAnalisis ini dimaksudkan untukmemberikan gambaran tentang kondisiobjek yang diteliti berdasarkanperhitungan statistik. Adapun analisayang digunakan pada penelitian iniadalah komparatif atau membandingkandari dua sampel dengan rumus uji ChiKuadrat (X2) dengan rumus Sugiyono(2012 : 214) sebagai berikut :

Keterangan :X2 = Chi Kuadratfo = Frekuensi yangdiobservasifh = Frekuensi Yangdiharapkan

Uji HipotesisUntuk Uji hipotesa dari hasil rumus

Chi Kuadrat (X2) dengan rumus(Sugiyono, 2014 : 214) sebagai berikut :

Keterangan :

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 84

X2 = Chi Kuadratfo = Frekuensi yang diobservasifh = Frekuensi Yang diharapkan

Hasil Penelitiana. Perusahaan Genting UD. Restu Ibu

1. Pada faktor produk diperolehjawaban angket sebesar 1.100 / 60 = 18,33

Rata-rata Item 18,33 / 4 = 4,58dengan kategori Sangat Baik dengan skor 5

2. Pada faktor harga diperoleh jawabanangket sebesar 1.085 / 60 = 18,08Rata-rata Item 18,08 / 4 = 4,52

dengan kategori Sangat Baik dengan skor 53. Pada faktor pelayanan diperoleh

jawaban angket sebesar 1.071 / 60 =17,85Rata-rata Item 17,85 / 4 = 4,46

dengan kategori Baik dengan skor 44. Dengan rata-rata ketiga faktor

tersebut diatas = 4,52 dengan

kategori sangat baik dengan skor =5.

b. Perusahaan Genting UD. Jati Wangi1. Pada faktor produk diperoleh

jawaban angket sebesar 1.087 / 60 = 18,117Rata-rata Item 18,117 / 4 = 4,53

dengan kategori Sangat Baik dengan skor 52. Pada faktor harga diperoleh jawaban

angket sebesar 1.092 / 60 = 18,20Rata-rata Item 18,20 / 4 = 4,55

dengan kategori Sangat Baik dengan skor 53. Pada faktor pelayanan diperoleh

jawaban angket sebesar 1.093 / 60 =18,217Rata-rata Item 18,217/ 4 = 4,55

dengan kategori Sangat Baik dengan skor 54. Dengan rata-rata ketiga faktor

tersebut diatas = 4,54 dengankategori sangat baik dengan skor =5.

Menghitung X2 hitung

UD. RESTU IBU DAN UD. JATI WANGIMenghitung Harga Chi Kuadrat (X2)

Sampel Kategori f0 fh f0 - fh (f0 - fh) 2 (f0 - fh)2 / fh

UD. RESTU IBUProduk 1100 1090.76 9.24 85.3776 0.078273497Harga 1085 1085.88 -0.88 0.7744 0.000713154Pelayanan 1071 1079.36 -8.36 69.8896 0.064750964

UD. JATIWANGI

Produk 1087 1096.12 -9.12 83.1744 0.075880743Harga 1092 1091.21 0.79 0.6241 0.000571934Pelayanan 1093 1084.67 8.33 69.3889 0.06397236

J U M L A H 6528 0.284162652

Menghitung prosentase pada faktor- Prosentase Produk = (110 + 1087) /

6528 X 100% = 33,50 %- Prosentase Harga = (1085 +

1092) / 6528 X 100% = 33,35 %- Prosentase Pelayanan = (1071 +

1093) / 6528 X 100 % = 33,15 %

100 %b. UD. Restu Ibu (fh)

- Kategori Produk = 3256 x 33.50 % =1090.76

- Kategori Harga= 3256 x 33.35 % =1085.88

- Kategori Pelayanan = 3256 x 33.15 %= 1079.36c. UD. Jati Wangi (fh)

- Kategori Produk = 3272 x 33.50 % =1096.12

- Kategori Harga= 3272 x 33.35 % =1091.21

- Kategori Pelayanan = 3272 x 33.15 % =1084.67a. Menentukan X2 tabel

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 85

- Dengan derajat kebebasan (dk) = (S-1)(K-1)--> (2-1)(3-1)= 1x2 = 2

- Pada Livel of Significan 0,05 pada tabelX2 = 5,99148.

Uji Chi Kuadrat (X2)Diduga ada perbedaan pada faktorproduk, harga, dan faktor pelayananterhadap konsumen pada perusahaangenting UD. Jati Wangi dan UD. RestuIbu di Desa Tlambeh Karang PenangSampang.

Pada uji X2 hitung dengan X2 tabelterbukti X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel

Yakni = 0.284162652 < 5,99148; maka H0 diterima yang artinya; bahwa tidak adaperbedaan yang berarti/ bermakna padafaktor produk, harga, dan faktor pelayananterhadap konsumen pada perusahaangenting UD. Jati Wangi dan UD. Restu Ibu diDesa Tlambeh Karang Penang Sampang.Dapat dikatakan juga bahwa perbedaanfaktor produk, harga, dan faktor pelayananpada perusahaan genting UD. Restu Ibu danUD. Jati Wangi tersebut di atas, hanya faktorkebetulan saja.

Gambar Chi Kuadrat (X2)

Gambar : 4.1Hasil Uji- “X2 “

H0diterima

5,991

H0ditolak

+ 0,05

X2 hitung0,2841

Kesimpulana. Pada perusaahaan genting UD. Restu

Ibu konsumen menilai faktor produkdan faktor harga dinilainya sangatbaik; sedangkan pada UD. Jati Wangiketiga faktor yakni faktor produk,harga, dan pelayanan konsumenmenilainya sangat baik.

b. Pada UD. Restu Ibu faktor produkantara kenyataan dan harapan; lebihbesar kenyataannya. Sehingga dapatdiartikan UD. Jati Wangi unggul pada

faktor produknya. Sedangkan padaUD. Jati Wangi lebih unggul padafaktor harga dan pelayanan terhadapkonsumennya.

c. Pada uji Chi Kuadrat (X2) terbukti X2

hitung lebih kecil dari X2 tabel yaitu =0.2841 < 5,99148 yang artinya; tidakada perbedaan tentang faktor produk,harga, dan pelayanan pada UD. RestuIbu deng UD. Jati Wangi tersebut diatas.

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 86

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari A, 2000, Manajemen ProduksiPengendalian Produksi, EDISIIV, BPFE, Yogyakarta.

Swastha Basu, 2002, D.H dan Irawan.Manajemen PemasaranModern. Liberty Yogyakarta.Yogyakarta.

------------------,2000, D.H dan T. HaniHandoko, ManajemenPemasaran. Analisa perilakukonsumen. Edisi pertama. BPFE.Yogyakarta.

-----------------, 1991, Kualitas danpelayanan. Penerbit Gramedia.Jakarta.1991

Engel, James F, Roger D., Alih BahasaaBudiyanto. 1994, PerilakuKonsumen. Edisi keenam. Jilid I.Binarupa Aksara. Jakarta.

Handoko, TH, Dasar-Dasar MengenaiProduksi Dan Oprasi, adisi 1,cetakan III, BPFE, Yogyakarta,2000.

Harsono, 1984, Manajemen Pabrik, BalaiAksara, Jakarta.

Kotler Philip,2000. Manajemen Pemasaran.Jilid 1, terjemahan Teguh

Hendra, Edisi Revisi, PrenhaHindu, Jakarta.

---------------, 2001. ManajemenPemasaran. Jilid 2, terjemahanTeguh Hendra, Edisi Revisi,Prenha Hindu, Jakarta.

--------------.,2002. Dasar-DasarPemasaran. Edisi BahasaIndonesia, Jilid I, PenerbitPrehalindo, Jakarta.

Santoso Singgih, 2000, Buku LatihanSPSS, Statistik Parameterik,Alex Media Kompotindo, jakarta.

Sugiyono, 2002, Metodologi PenelitianAdministrasi, Alafabeta, Bandung.

Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen danKomunikasi Pemasaran,Penerbit, PT. RemajaRosdakarya, Bandung

Tjiptono Fandy, 2003, Prinsip-Prinsip TotalQuality Service (TQS), PenerbitAndi, Yogyakarta.

Winardi, 2002.Manajemen Pemasaran,Cetakan Kedua belas, PenerbitPT.Sinar Baru, Bandung

Yasid,2001 Pemasaran Jasa, Konsep danImplikasinya, Edisi Pertama,Penerbit Ekonisia FE.UII,Yogyakarta.

1

Makro, Jurnal manajemen & Kewirausahaan, Volume 2 No 12\Nov 2011 2

1