JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN -...

94
JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MADURA Analisis Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Dengan Metode Radar ( Studi Pada Kasus Pada Pt. Aneka Jasa Grhadika Gresik ) Ria Rachmawati Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Oli Di Sakti Motor Kecamatan Camplong Sampang Alfi Hasaniyah Eksplorasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah: Sebuah Kerangka Penelitian Terpadu Untuk Perbankan (Survei pada Nasabah Perbankan di Kota Malang) Zainurrafiqi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Subhan dan Iin Megawati Karakteristik Individu Pengguna Ti Sebagai Prediktor Kepuasan Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Staf Administrasi Fakultas Universitas Madura) Mohammad Amir Furqon Pengaruh Kompensasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada Ud Genteng Karang Penang Sampang Runik Puji Rahayu Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Rika Syahadatina Makro Vol. 1 No. 19 Hlm 1-89 Pamekasan 08 Mei 2015 ISSN 1412 - 2936 ISSN 1412 - 2936

Transcript of JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN -...

Page 1: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MADURA

Analisis Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Dengan Metode Radar ( Studi Pada Kasus Pada Pt. Aneka Jasa Grhadika Gresik ) Ria Rachmawati Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Oli Di Sakti Motor Kecamatan Camplong Sampang Alfi Hasaniyah Eksplorasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah: Sebuah Kerangka Penelitian Terpadu Untuk Perbankan (Survei pada Nasabah Perbankan di Kota Malang) Zainurrafiqi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Subhan dan Iin Megawati Karakteristik Individu Pengguna Ti Sebagai Prediktor Kepuasan Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Staf Administrasi Fakultas Universitas Madura) Mohammad Amir Furqon Pengaruh Kompensasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada Ud Genteng Karang Penang Sampang Runik Puji Rahayu Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Rika Syahadatina

Makro Vol. 1 No. 19 Hlm 1-89 Pamekasan 08 Mei 2015

ISSN 1412 - 2936

ISSN 1412 - 2936

Page 2: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN

Penanggung Jawab : DEKAN Fakultas Ekonomi Universitas Madura, UNIRA Ketua Penyunting : ZEF RISAL, SE, MM Wakil Ketua Penyunting : Drs. Ec. Zainal Mahfud, MM Penyunting Pelaksana : Drs. Ec. Adriani Kusuma, MM H. M Fauzi Hosni, MM Drs. Ec. Isnain Bustaram, MM Penyunting Ahli : Drs. Ec. Noer Sudrajat, MM Ahmarul Fajar, SE, MM Pelaksana Tata Usaha : Wahdi, SH Agus Sugiantoro, SH Alamat Penyunting : Fakultas Ekonomi Universitas Madura FE (UNIRA) Jl. Raya Panglegur Telp. (0324) 322231, Fax (0324) 327418 Pamekasan – Madura

Makro adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan dua kali dalam setahun oleh Fakultas Ekonomi Universitas Madura. Jurnal ini merupakan media untuk mensosialisasikan ide atau gagasan dari sejumlah studi pustaka dan riset empiris yang mengkaji masalah manajemen, kewirausahaan, akuntansi dan bidang ekonomi lainnya. Secara terbuka jurnal ini menerima kontribusi artikel dari manapun yang sesuai dengan ilmu manajemen, kewirausahaan, akuntansi atau bidang ekonomi secara umum. Artikel yang dapat diterbitkan dalam jurnal ini meliputi :

Artikel konseptual : artikel hasil pemikiran

Artikel hasil penelitian

Artikel ulasan atas artikel lain

Artikel terjemah

Artikel tinjauan buku (book review) dan

Artikel suplemen, yang memuat Current Issue

Page 3: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

KEBIJAKAN EDITORIAL JURNAL MAKRO

Makro merupakan jurnal yang diterbitkan secara berkala setiap bulan Mei dan November atau sebanyak dua kali dalam setahun. Tujuannya untuk menyebarluaskan hasil penelitian khususnya di bidang manajemen, kewirausahaan, akuntansi dan bidang ekonomi lainnya. Makro sudah tercatat sebagai jurnal yang terdaftar (ISSN 1412–2936). Untuk penyerahan artikel bisa dikirim ke email [email protected] atau diserahkan langsung ke alamat penyunting. Artikel yang masuk akan diseleksi dan hasil seleksi akan diinformasikan ke setiap penulis. Selanjutnya, artikel yang sudah terseleksi akan dipublikasikan dalam jurnal makro. PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

1. Sistimatika Penulisan

a. Judul

Judul ditulis secara singkat, maksimum 12 kata dalam Bahasa Indonesia, ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf arial ukuran 12, rata tengah tanpa diakhiri dengan tanda titik.

b. Nama Penulis dan Institusi

Nama penulis diketik tanpa gelar akademik. Penulis utama ada di baris atas, kemudian setelahnya penulis pendukung (jika artikel ditulis oleh tim). Nama institusi ditulis setelah nama penulis.

c. Abstrak

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dengan kisaran jumlah kata antara 150-200, berisi penjelasan ringkas mengenai masalah penelitian, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan.

d. Pendahuluan

Uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian.

e. Kajian Pustaka

Berisi uraian tentang teori-teori pendukung dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan pengembangan kerangka pikir atau model penelitian.

f. Metode Penelitian

Menguraikan tentang jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

g. Analisis dan Pembahasan

Berisi uraian tentang analisis hasil penelitian dan pembahasan lebih lanjut dari hasil penelitian tersebut.

h. Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dari penulis.

i. Daftar Pustaka

Berisi sumber bacaan yang digunakan untuk mendukung penulisan artikel.

2. Format Penulisan

a. Artikel diketik dengan huruf arial ukuran 11 dengan jarak baris satu spasi pada kertas A4.

b. Marjin kertas; 3 cm untuk sisi kiri, dan masing-masing 2,5 cm di sisi kanan, atas dan bawah.

c. Panjang artikel secara keseluruhan berkisar antara 6-25 halaman.

3. Tabel dan Gambar

Tabel diberi nomor urut dan judul diletakkan di atas tabel. Sedangkan untuk gambar, nomor urut dan judul diletakkan di bawah gambar, disertai sumber kutipan yang diketik dengan menggunakan tipe huruf arial ukuran 10 dan dicetak tebal.

4. Kutipan

a. Sumber kutipan dalam teks dikutip di antara kurung buka dan kurung tutup yang menyebutkan nama belakang (akhir) penulis, tahun, dan nomor halaman. Contoh:

1) Satu sumber kutipan dengan satu penulis: (Ayu, 2007), jika disertai dengan halaman: (Ayu, 2009: 96).

2) Satu sumber kutipan dengan dua penulis: (Diah dan Ayu, 2009: 96)

Page 4: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

3) Satu sumber kutipan lebih dari dua penulis: (Ayu et al., 2004)

b. Jika penulis lebih dari dua orang, hanya nama penulis pertama yang disebutkan pada teks. Contoh: Ayu et al. (2010: 19).

c. Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi menyebut suatu lembaga atau badan tertentu. Contoh: Bank Indonesia (2013).

5. Daftar Pustaka

Setiap artikel harus memuat daftar pustaka (hanya yang menjadi sumber kutipan) yang disusun berurutan berdasarkan huruf pertama dari nama belakang penulis atau nama institusi. Berikut ini tata cara penulisannya:

a. Buku

Nama belakang, inisial nama depan (jika ada), tahun penerbitan, judul buku (cetak miring), nama penerbit, kota tempat buku diterbitkan. Contoh:

1) Satu penulis:

Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

2) Dua penulis:

Yamin, S. dan H. Kurniawan. 2009. SPSS Complete Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Salemba Infotek. Jakarta.

b. Jurnal

Nama belakang, inisial nama depan (jika ada), tahun penerbitan, judul artikel, nama jurnal (cetak miring), volume jurnal, halaman artikel dalam jurnal. Contoh:

1) Satu penulis:

Ayu, D. 2006. An Optimizing IS-LM Specification for Monetary Policy and Business Cycle Analysis. Journal of Money, Credit, and Banking: 296–316.

2) Dua penulis:

Neuenkirch, M. and P. Tillmann. 2012. Inflation Targeting, Credibility,

and Non-Linear Taylor Rules. Joint Discussion Paper Series in Economics 35: 1-15.

3) Lebih dari dua penulis:

Harmanta, M. B. Bathaludin, dan J. Waluyo. 2011. Inflation Targeting Under Imperfect Credibility: Lessons from Indonesian Experience. Bulletin of Monetary, Economics and Banking: 271-306.

c. Prosiding

Nama belakang, inisial nama depan (jika ada), tahun penerbitan, nama prosiding (cetak miring), penerbit (cetak miring), halaman.

Contoh:

Ayu, D. 2004. Learning About Belief About Inflation Target and Stabilisation Policy. Prosiding Simposium II Jakarta: 1-27.

d. Skripsi/Tesis/Disertasi

Nama belakang, inisial nama depan (jika ada), tahun, judul skripsi/tesis/disertasi, skripsi/tesis/disertasi (cetak miring, pilih salah satu), nama penerbit, kota penerbit.

Contoh:

Alamsyah, Halim. 2008. Persistensi Inflasi dan Dampaknya Terhadap Pilihan dan Respon Kebijakan Moneter di Indonesia. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Depok.

e. Internet

Nama belakang, inisial nama depan (jika ada), tahun, judul, alamat web (cetak miring), tanggal akses. Contoh:

Andi, R. 2008. BPR Tak Sekedar Sehat dan Berkelanjutan. http://www.AdInfoOnline.com. Diakses tanggal 30 Oktober 2010.

Page 5: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

MAKRO

JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN

ISSN 1412-2936

Vol 1 No 19, 8 Mei 2015

DAFTAR ISI Ria Rachmawati Analisis Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Dengan Metode Radar ( Studi Pada Kasus Pada PT. Aneka Jasa Grhadika Gresik ) 1-8 Alfi Hasaniyah Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Oli Di Sakti Motor Kecamatan Camplong Sampang 9-19 Zainurrafiqi Eksplorasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah: Sebuah Kerangka Penelitian Terpadu Untuk Perbankan (Survei pada Nasabah Perbankan di Kota Malang) 20-31 Subhan dan Iin Megawati Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 32-52 Mohammad Amir Furqon Karakteristik Individu Pengguna Ti Sebagai Prediktor Kepuasan Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Staf Administrasi Fakultas Universitas Madura) 53-68 Runik Puji Rahayu Pengaruh Kompensasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada UD Genteng Karang Penang Sampang 69-78 Rika Syahadatina Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 79-89

Page 6: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DENGAN METODE RADAR

( STUDI PADA KASUS PADA PT. ANEKA JASA GRHADIKA GRESIK )

Ria Rachmawati UNIVERSITAS MADURA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisa perbandingan metode balanced scorecard dengan metode radar dan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan bila diukur dengan kedua metode tersebut. Tehnik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Periode penilaian adalah tiga tahun, yaitu 2012, 2013, 2014. Analisa metode radar mengelompokkan empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan metode radar dikelompokkan dalam lima kelompok besar yaitu rasio profitabilitas, produktifitas, utilisasi aktiva, stabilitas dan rasio profitabilitas, dan rasio potensi pertumbuhan yang dijabarkan menjadi 26 rasio. Berdasarkan perhitungan dengan tehnik deskriptif kuantitatif dari metode balanced scorecard dengan metode radar menunjukkan bahwa kinerja perusahaan pada PT. Aneka Jasa Grhadika Gresik dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dikatakan baik. Hal ini terbukti dengan realisasi analisis dari metode balanced score card dengan metode radar menunjukkan peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Kata Kunci : Kinerja Perusahaan, Metode Balanced scorecard, Metode Radar, Analisa

Rasio. PENDAHULUAN Penilaian prestasi perusahaan merupakan topik yang selalu hangat dan kontrofersial. Sampai saat ini belum ada alat ukur yang komplit dan memuaskan semua pihak baik oleh yang menilai maupun yang dinilai. kebutuhan akan alat ukur yang lebih sempurna terasa semakin mendesak mengingat makin komplit dan pesatnya perekonomian bangsa – bangsa didunia dan semakin terbukanya hubungan antara manusia dan bahkan antara negara. Dengan kondisi yang demikian maka tidak dapat dihindari lagi bahwa alat ukur prestasi suatu unit usaha lama menjadi sangat kondisional dan tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan untuk mengukur dengan tepat kemajuan atau kemunduran suatu perusahaan. Penilaian kinerja merupakan suatu faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Seperti yang dijelaskan herfert ( 1997 : 67 ) bahwa penilaian kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen, sehingga perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Ada

beberapa pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran kinerja perusahaan hanya memperhatikan aspek keuangan memiliki kelemahan – kelemahan antara lain : ( 1 ) ukuran kinerja keuangan tidak mampu mengukur kinerja harta – harta intrelektual perusahaan, ( 2 ) kinerja keuangan tidak mampu bercerita banyak mengenai masalah perusahaan dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik, ( 3 ) angka – angka keuangan perusahaan tidak menjamin kesehatan perusahaan dalam jangka panjang. Adanya beberapa kelemahan atas pengukuran kinerja financial dan pada saat ini banyak kita temukan pengukuran kinerja dengan hanya menggunakan satu metode saja, yaitu mengukur kinerja perusahaan dengan metode balanced scorecard atau hanya metode radar, maka muncul konsep pada penilaian kinerja perusahaan dengan membandingkan kedua metode tersebut seperti perbandingan balanced scorecard dengan metode radar. Metode radar dikembangkan oleh Asian Preduktifity Organization ( APO ) yang berpusat di jepang. Yaitu bertujuan untuk memberikan gambaran yang menyeluruh tentang posisi perusahaan dan kemungkinan

1

Page 7: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

perkembangan. Sedangkan metode balanced scorecard adalah alat perencanaan strategik yang sangat berdaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam melipat gandakan kinerja keuangan berkesinambungan. Balanced scorecard diciptakan oleh Prof, Dr. Robert s. Kaplan dan norton . Implementasi balanced scorecard sebagai alat perencanaan strategik pada hakikatnya menuntut perubahan secara radikal gaya manajemen ( manajement style) yang meliputi : perubahan alat ( toolsel ), perubahan pengetahuan manajemen ( skill set ), dan pergesaran sikap mental ( mind set ). Sebagai alat perencanaan, balanced scorecard dilandasi oleh filsafah perencanaan yang fit dengan jamanya dan diisi dengan pengetahuan manajemen yang dilandasi dengan pradigma manajemen baru. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian yang mengkaji tentang analisis kinerja perusahaan dengan analisa rasio metode balanced score card dengan rasio metode balanced scorecard dengan rasio metode radar secara integral pada PT. Aneka Jasa Grhadika Gresik secara ilmiah dipandang penting. Perusahaan ini bergerak dibidang jasa.untuk menghadapi persaingan yang tajam, baik dalam negeri maupun internasional,tolak ukur kinerja perusahaan yang mampu menunjukkan sasaran atau fokus perhatian pada bidang – bidang yang penting sangatlah diperlukan, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat judul analisis kinerja perusahaan menggunakan metode balanced scorecard dengan metode radar ( Studi Kasus Pada PT. Aneka Jasa Grhadika Gresik ). KAJIAN PUSTAKA Analisa Rasio Metode Balanced Score Card Metode balanced scorecard adalah alat perencanaan strategik yang sangat berdaya untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipat gandakan kinerja keuangan berkesinambungan. Vincent gaspersz menyebutkan ada lima perspektif dalam balanced score card yaitu : 1. Penetapan target dan program

peningkatan kinerja. 2. Langkah – langkah implementasi

sistem manajemen balanced score card.

3. Contoh kasus implementasi sistem manajemen pada organisasi bisnis.

4. Implementasinya pada organisasi pemerintah.

5. Integrasi program six sigma dengan balanced scorecard.

Scorecard dibagi dalam empat perspektif yaitu : 1. Pelanggan Suatu produk atau jasa mempunyai nilai bagi pelangganya jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan tersebut untuk mendapatkan produk atau jasa itu. Dan suatu produk / jasa semakin bernilai apabila manfaatnya mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan pelanggan. 2. Perspektif proses bisnis internal dalam

perspektif proses internal bisnis, perusahaan harus mengindetifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan harus melakukanya dengan sebaik – baiknya,karena proses internal tersebut memiliki nilai – nilai yang diinginkan pelanggan dan akan memberikan pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham.

3. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Proses pembelajaran dan pertumbuhan suatu organisasi bersumber dari tiga prinsip yaitu : 1. people 2. System 3. Organizational Procedure 4. Perspektif financial / keuangan

Perspektif keuangan digunakan karena penilaian kinerja merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomis yang telah dilakukan. Penilaian kinerja keuangan dapat dijadikan indikator apakah strategi perusahaan, implementasi dan keputusannya sudah memberikan perbaikan yang pengukuran keseluruhan presentase rata – rata pertumbuhan pendapatan, dan rata – rata pertumbuhan penjualan dalam target market, perspektif financial bersumber dari empat prinsip yaitu :

1. Current ratio 2. Profit margin 3. Operating ratio 4. Return on invesment

Analisa Rasio Metode Radar

2

Page 8: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

Metode radar berasal dari bentuk gambaran visual ikhtisar perhitungan rasio kinerja perusahaan yang merupakan penyempurnaan analisis rasio keuangan metode ini dikembangkan oleh APO( Asian Produktifity Organization ) yang berpusat di tokyo - jepang, yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang menyeluruh tentang posisi perusahaan dalam perkembangannya yang bersifat jangka menengah dan jangka panjang. Sebagai pembanding, ikhtisar pembahasan analisis dupont dengan return On Investment ( ROI ) sebagai titik pusatnya, atau sebagai acuan manajemen dalam penerapannya telah memaksakan manajemen untuk berwawasan jangka pendek, sehingga kurang melihat dampak jangka panjang dari keputusannya. Analisa rasio ini mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar yaitu : 1. Rasio Profibilitas Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dari seluruh karyawan yang digunakan dalam perusahaan serta aktivitas penjualan yang dilakukan dari satu periode. Rasio profitabilitas terdiri dari : 1) Tingkat pengembalian modal sendiri (

Return On Investment ) 2) Rasio margin kotor ( Gross Profit Margin

Rasio ) 3) Rasio margin operasi

( Operating Margin Rasio ) 4) Rasio margin bersih usaha ( Net Profit

Margin rasio ) 5) Tingkat pengambilan modal sendiri

( return On Network ) 6) Rasio penjualan bersih terhadap beban –

beban penjualan ( Sales To Sales administration And Selling Expense )

2. Rasio Produktifitas Rasio produktifitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya perusahaan ( Manusia, Modal, Dan perusahaan ) dibandingkan dengan pendapatan dan penjualan. Rasio ini terdiri dari : 1) Penjualan bersih perkaryawan

( sales per employe ) 2) Rasio nilai tambah bersih perkaryawan (

ne added value per employe ) 3) Rasio peralatan pertenaga kerja

( equipment to labour )

4) Rasio distribusi upah / gaji( wages distribution ratio )

5) Tingkat kenaikan gaji dasar atau insentif dasar ( wages base trend / incentive base )

3. Rasio Untilisasi Aktiva Merupakan rasio yang dipergunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memutar modalnya tetap maupun modal lancar dalam satu periode. Rasio ini terdiri dari : 1) Perputaran total aktiva ( total assets

turnover ) 2) Perputaran modal kerja ( working capital

turnover ) 3) Perputaran piutang ( account receivable

turnover ) 4) Perputaran persediaan ( investory

turnover ) 5) Perputaran aktiva tetap (fixed assets

turnover ) 4. Rasio Stabilitas Rasio ini merupakan gabungan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas pada analisa klasik, karena rasio tersebut pada hakekatnya adalah indikator stabilitas jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menentukan kewajiban perusahaan – perusahaan jangka pendek dan jangka panjang. Rasio ini terdiri dari : 1) Rasio aktiva berwujud bersih terdapat dalam sumber dana jangka panjang ( net fixed tangible assets to long – tern debt and networth ) 1) Rasio pinjaman terhadap modal sendiri (

debt to equity ) 2) Rasio cepat ( quick rasio ) 3) Rasio lancar ( current rasio ) 4) Rasio beban bunga ( dan cicilan )

terhadap penjualan ( interest charges rasio )

5. Rasio Potensi Pertumbuhan Analisis rasio telah mencakup rasio pertumbuhan, harga saja belom memasukkan kekuatan bersaing. Sebenarnnya rasio ini digunakan untuk mengetahui rata – rata pertumbuhan perusahaan. Rasio ini terdiri dari : 1) Pertumbuhan penjualan bersih

( sales growth ) 2) Rasio ini tambah bersih terhadap

pertumbuhan penjualan bersih ( net addet value to sales growth )

3

Page 9: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

3) Peningkatan kekuatan tenaga kerja (labour strength increase )

4) Rasio tingkat kenaikan modal sendiri ( networt increase rasio )

5) Rasio tingkat kenaikan laba bersih (net profit increase rasio )

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian deskriktif kuantitatif, jenis data yang digunakan jenis data kuantitaf, sumber sata menggunakan sumber data sekunder, tehnik pengumpulan datanya adalah data dokumentasi. Metode Balance Score Card 1) Mengukur Kinerja Perspektif

Financial

a) Current ratio = aktiva lancar X 100 %

Utang lancar b) Profit margin =

laba bersih X 100% penjualan c) Operating ratio = HPP + beban usaha X 100% Penjualan bersih d) Returtn on investement = laba

bersih X 100% Total aktiva 2) Mengukur Kinerja Perspektif Pelanggan a. Tingkat perolehan pelanggan = jumlah pelanggan baru X 100 % jumlah pelanggan b. Tingkat retensi pelanggan = jumlah pelanggan lama X 100 % jumlah pelanggan c. Tingkat kepuasan pelanggan = menggunakan data pengaduan pelanggan d. Tingkat profabilitas pelanggan =

laba bersih X 100% Pendapatan bersih

3) Mengukur Kinerja Perspektif Bisnis Internal

a. Inovasi = pengukuran ini dilakukan dengan melihat data perusahaan, inovasi apa yang dikembangkan pada tahun tersebut. b. Layanan purna jual = pengukuran ini dilakukan dengan melihat data perusahaan. Layanan apa yang diberikan perusahaan terhadap produk / jasa yang telah dibayar oleh pelanggan. 4) Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan a. Kepuasan karyawan = Total Skor x 100% jumlah karyawan x jumlah pertanyaan b. Retensi karyawan = Jumlah karyawan yang keluar X 100 % total jumlah karyawan c. Produktifitas karyawan = laba bersih X 100%

jumlah karyawan

Metode Radar 1. Rasio Profitabilitas a. return On Investment =

laba bersih total aktiva b. Gross Profit Margin Ratio = penjualan – beban pokok penjualan penjualan c. Operating Margin Ratio = laba kotor operasi

penjualan

d. Net Profit Margin = laba usaha penjualan

e. Return On Network = laba penjualan

penjualan

f. Sales to sales administration and selling expenses = penjualan

beban – beban penjualan

2. Rasio Produktif

4

Page 10: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

a. Sales per employee =

penjualan Jumlah karyawan

b. Net added value per employee = biaya karyawan + laba operasi

Jumlah jenjang gaji

c. Equipment to labour =

nilai bersih perusahaan Jumlah tenaga kerja

d. Wages distribution ratio = nilai bersih perusahaan Jumlah tenaga kerja

e. Wages base trend / incentive base = nilai bersih perusahaan

Jumlah tenaga kerja

3. Rasio Utilisasi Aktiva a. Ratio total assets turn over =

penjualan Total aktiva

b. Working capital turn over = penjualan

Aktiva lancar

c. Account receiveble turn over = penjualan

Piutang bersih

d. Investory turn over = penjualan / beban pokok penjualan persediaan

e. Fixed assets turn over = penjualan

Total aktiva tetap

4. Rasio Stabilitas a. Net fixed tangible assets to – long tern

debt and network =

aktiva tetap bersih Pinjaman jangka panjang + modal sendiri b. Debt to equity =

pinjaman jangka panjang Modal sendiri

c. Quick ratio =

aktiva lancar – persediaan Utang lancar

d. Interest chargest ratio = beban bunga + cicilan

Penjualan

5. Rasio Potensi Pertumbuhan a. Sales growth = penjualan

Penjualan – I

b. Net added value to sales growth nilai tambah bersih atau =

nilai tambah bersih – I Pertumbuhan penjualan

c. Labour strengh increase =

biaya tenaga kerja – I Jumlah tenaga kerja – I

d. Net worth increase ratio =

modal sendiri Modal sendiri – I

e. Net profit increase ratio =

laba bersih Laba bersih - I

5

Page 11: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

PEMBAHASAN

Tabel 1

Rangkuman Lampiran Laporan Keuangan

Tahun 2012 /2014

Ukuran Tahun

2012 2013 2014

Aktiva Lancar 4.870.574.390 7.857.793.426 11.794.305.592

Utang Lancar 506.934.593 673.895.921 845.299.454

Laba Bersih 4.900.781.267 8.557.052.569 11.956.757.335

Penjualan 9.539.890.225 15.853.900.681 22.941.637.805

HPP - - -

Ekuitas 2.650.842.450 3.857.209.500 5.162.900.350

Beban Usaha 242.644.850 440.244.600 711.204.850

Total Aktiva 8.657.072.038 13.949.502.074 19.647.351.326

Sumber : Lampiran I yang diolah

Tabel 2

Menghitung Current Ratio

Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Current Ratio

2012 4.870.574.390 506.934.593 960,78 %

2013 7.857.793.426 673.895.921 1166,02 %

2014 11.704.304.592 845.299.454 1385,63 %

Rasio lancar pada Pt. Aneka Jaya Grhadika Gresiktelah terjadi peningkatan sampai tahun 2014. Setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh Rp 13,8563 aktiva lancar pada tahun 2014. Pada tahun 2013 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh Rp11,6602 aktiva lancar. Tapi pada tahun sebelumnya

yaitu tahun 2012 setiap Rp 1,00utang lancar dijamin oleh Rp 9,6078 aktiva lancar. Peningkatan rasio ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan semakin baik, maka akan semakin baik kinerja keuangan perusahaan.

Tabel 3

Perbedaan metode balanced score card dengan metode radar

Rasio Tahun Metode Balanced Score Card Metode Radar

Tingkat Pemerolehan 2012 0,29 %

Pelanggan 2013 0,60 %

1014 2,01 %

Tingkat Retensi 2012 99,70 %

Pelanggan 2013 99,39 %

2014 97,98%

Produktifitas Karyawan 2012 18.354.986

2013 31.575.839

2014 43.479.117

Retensi Karyawan 2012 1,12 %

2013 0

2014 0

Return On Network 2012 - 18,487 %

2013 - 22,184 %

2014 - 23,158 %

Sales Per Employee (Rp) 2012 - 35.729.925,93

6

Page 12: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

2013 - 22.478.629,69

2014 - 28.556.529,94

Equpment To Labour 2012 - 14.181.639,13

2013 - 22.478.629,69

2014 - 28.556.529,94

Ratio Total Assets 2012 - 1,10

2013 - 1,14

2014 - 1,17

Working Capital Turn Over 2012 - 1,95

2013 - 2,01

2014 - 2,24

Fixed Assets turn over 2012 - 2,52

2013 - 2,60

2014 - 2,92

Dari data diatas menunjukkan bahwa ada beberapa perbedaan yang terjadi didalam metode balanced score card dengan metode radar. Hal ini menunjukkan bahwa kedua metode tersebut mempunyai beberapa kelebihan masing – masing. Sehingga ketika kedua metode diatas ditetapkan secara bersama – sama, maka terlihat pada tabel diatas.Tabel diatas menunjukkan walaupun

ada perbedaan dalam kedua metode tersebut, jika diterapkan dalam perusahaan PT. Aneka Jaya Grahadika menunjukkan kinerja perusahaan tersebut dalam keadaan efiesien, karena disetiap metode yang diterapkan menjadi peningkatan mulai dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Dengan begitu kinerja PT. Aneka Jya Grahadika dalam keadaan baik.

Tabel 4 Persamaan Pada Metode Balanced Score Card Dengan Metode Radar

Rasio Tahun Metode balanced score card Metode Radar

Current Ratio 2012 960,78 % 960,78 %

2013 1166,02 % 1166,02 %

2014 1385,63% 1385,63%

Profit Margin 2012 51,37 % 51,37 %

2013 53,96 % 53,96 %

2014 55,18 % 55,18 %

Operating Margin 2012 2,54 % 2,54 %

2013 2,83 % 2,83 %

2014 3,10 % 3,10 %

Return On Invesment (ROI) 2012 56,61 % 56,61 %

2013 61,34 % 61,34 %

2014 62,85 % 62,85 %

Dari data diatas persamaan metode balanced score card radar terjadi pada current ratio, profit margi, operating margin, dan juga return on investment (ROI). Terjadi peningkatan disetiap rasio, hal ini menunjukkan kinerja pada PT. Aneka Jasa Grhadika dalam keadaan efiesien. Hal ini membawa dampak positif bagi perusahaan.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditaraik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada empat kelompok besar dalam metode balanced score card, yaitu perspektif financial, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 2. Hasil pengukuran perspektif financial

menunjukkan bahwa kinerja perusahaan

7

Page 13: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan sehingga perusahaan dikatakan dalam keadaan baik.

3. Hasil pengukuran kinerja pelanggan menunjukkan tingkatkan kinerja yang baik, dan hanya retensi pelanggan yang mengalami penurunan.

4. Hasil pengukuran perspektif bisnis internal, secara keseluruhan menunjukkan kinerja perusahaan hasil yang baik.

5. Hasil pengukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, menunjukkan hubungan dalam keadaan yang baik.

6. Ada lima kelompok besar dalam analisa metode radar yang dijabarkan dalam 26 rasio.

7. Dalam analisis data yang diterapkan PT. Aneka Jaya Grahdika dalam metode radar,setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan kinerja PT. Aneka Jasa grhadika dalam keadaan baik.

8. Dari hasil perbandingan metode balanced score card dengan metode radar menunjukkan ada beberapa persamaan dikedua metode tersebut yaitu current ratio, profit margin, operating margin, dan return on investment (ROI).

9. Dari hasil perbandingan balanced score card dengan metode radar menunjukkan adanya perbedaan dari kedua metode tersebut. Kalau keduanya diterapkan secara bersama – sama menunjukkan saling melengkapi antara satu metode dengan metode yang lain.

10.Dari hasil pengukuran perbandingan metode balanced score card dengan metode radar menunjukkan bahwa kinerja PT. Aneka Jasa grhadika dari tahun 2012 sampai tahun 2014 dalam keadaan baik.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, suharsimi.2006. prosedur

Suatu pendekatan praktik : Edisi revisi keenam, Jakarta, Penerbit PT.Rineka Cipta.

Munawir, 2010. Analisa laporan keuangan : edisi keempat, yogyakarta,penerbit Liberti

Riyanto, Bambang, 1995. Dasar – dasar pembelajaran perusahaan : Edisi Keempat, yogyakarta, Penerbit BPFE yogyakarta.

Halim, Abdul, DKK,2000. Sistem Pengendalian manajemen : Edisi Revisi, Yogyakarta, Penerbit Unit Penerbit dan Percetakan akademika Manajemen Perusahaan YKPN

Mulyadi dan Setyawan Johny, 2001. Sistem perencanaan dan pengendalian perusahaan : Edisi Kedua. Penerbit Salemba empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Balanced score card : Alat Manajemen Kontenporer untuk melipat gandakan kinerja laporan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kesatu, Penerbit salemba empat, Jakarta.

Tim Penyusun, 2008. Buku Pedoman Penyusun Skripsi : Fe UNIRA, Pamekasan.

Helfert. 1997. Analisis Kinerja Perusahaan, Edisi Kedelapan, Yogyakarta, BPFE, Yogyakarta.

Sutrisno H.2005. Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi : Edisi Keempat, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.Penerbit Erlangga, Yogyakarta.

Hansen, Oon R, dan Maryane M.Mowen,2005. Akuntansi manajemen Edisi 7, Salemba empat, Jakarta.

8

Page 14: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI OLI DI SAKTI MOTOR KECAMATAN CAMPLONG SAMPANG

Alfi Hasaniyah

Universitas Madura

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi, tempat/distribusi, proses dan pelayanan) terhadap keputusan konsumen membeli dan untuk mengetahui apakah produk, harga, promosi, tempat/distribusi, proses dan pelayanan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen membeli tersebut mana yang paling dominant pengaruhnya terhadap keputusan konsumen membeli olie di Sakti Motor Camplong Sampang. Yang menjadi obyek pada Penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Camplong Sampang yang membeli oli pada Sakti motor Camplong Sampang. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan menggunakan metode survey. Sedangkan datanya diambil berdasarkan penyebaran angket kuisener. Adapun model penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan regresi linaer berganda. Hasil perhitungan dengan menggunakan analisa linear berganda pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen membeli membeli olie di Sakti Motor Camplong Sampang.dapat diketahui bahwa Besarnya nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,702 artinya bahwa bauran pemasaran (variable X) yang terdiri-dari produk (X1), harga (X2), promosi (X3), tempat/distribusi (X4) dan pelayanan (X6) mempunyai hubungan yang erat atau kuat terhadap keputusan konsumen (variable Y) yaitu sebesar 0,702 atau 70,2%. Hasil uji validitas terhadap 26 indikator variabel tersebut ternyata ke 26 indikator variabel tersebut ada satu variable yang tidak valid yaitu variabel X1.6 (keragaman jenis) koefisien korelasinya sebesar 0,270 sehingga tidak dapat diikutkan dalam proses analisis selanjutnya. Dari hasil uji reliabilitas ada satu variable yang tidak realiabel karena nilai koefisien alphanya kurang dari 0,5 yaitu variable (X5) , sehingga variable proses (X5) tidak dapat diikutkan dalam proses analisis selanjutnya. Disamping itu setelah dilakukan dengan menggunakan uji F diperoleh Fhitung sebesar 18, 219 lebih besar dari F table 2,30 yang berarti bahwa bahwa variable produk (X1), harga (X2), promosi (X3), tempat/distribusi (X4) dan pelayanan (X6) secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumen (Y) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa produk (Xpengaruh yang paling dominan terhadap Keputusan Konsumen (Y).

Pendahuluan Indonesia sebagai salah satu dari Negara penduduknya terbesar di dunia, merupakan pangsa pasar yang menguntungkan bagi produsen, dan ini terbukti dengan banyak mengalirnya produk-produk import dari berbagai macam produk dari berbagai belahan dunia yang masuk, dan bahkan mendirikan usaha dan menjual produknya di Indonesia.

Banyaknya perusahaan yang mencoba untuk eksis menghadapi persaingan dari usaha sejenis, menuntut perusahaan untuk dapat menerapkan strategi - strategi pemasaran yang mampu menghasilkan formulasi yang tepat bagi kepentingan jangka pendek maupun

jangka panjang sautu perusahaan. Peran pemasaran sangat penting bagi perusahaan, hal ini disebabkan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat. Tujuan pemasaran yaitu memenuhi dan memuaskan kebutuhan maupun keinginan konsumen, maka perusahaan harus mempelajari dan memahami perilaku konsumen.

Saat ini produk oli tersedia berbagai merk baik yang berasal dari dalm negeri atau produk oli dari luar negeri. Dengan semakin banyaknya merk oli yang tersedia akan semakin menambah persaingan yang semakin tajam. BM 1 adalah salah satu produk oli yang saat ini mampu

9

Page 15: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

menempatkan diri sebagai produk oli semakin diminati oleh konsumen oli. Pola perilaku konsumen dalam memutuskan untuk membeli oli sepeda motor dapat dipengaruhi oleh produk, harga, promosi, distribusi, proses, serta kepuasan konsumen. Berdasarkan hal inilah yang mendasari penelitian mengenai pengaruh marketing mix terhadap keputusan konsumen membeli produk Oli di toko Sakti Motor Kecamatan Camplong-Sampang. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah: a. Bagaimanakah pengaruh produk,

harga, promosi, tempat, dan pelayanan secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli Oli di Toko Sakti Motor Kecamatan Camplong Sampang?

b. Variabel manakah diantara produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan berpengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen membeli Oli di Toko Sakti Motor Kecamatan Camplong Sampang?

Tinjauan pustaka Pemasaran Pemasaran adalah merupakan proses merencanakan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dengan tujuan organisasi. Kotler (1997:134) menyatakan bahwa pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan manajerial dimana masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lainnya. Pemasaran adalah kegiatan utama yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan, agar mampu bertahan ditengah maraknya persaingan antar kompetitor dan pertumbuhan pasar yang dinamis. Terlebih lagi jika perusahaan tersebut adalah perusahaan jasa. Jasa merupakan layanan seseorang atau instansi untuk memenuhi keinginan masyarakat. Jasa dapat

menghasilkan seperangkat output yang berwujud dan tidak berwujud, yang tidak dapat dipisahkan dari pihak yang memberikannya dan tidak dapat disimpan, yang diberikan berupa dukungan fasilitas berupa barang – barang serta output jasa dapat dikonsumsi di tempat jasa tersebut dihasilkan atau dengan kata lain, jasa memerlukan kehadiran pelanggan. Bauran Pemasaran Jasa Menurut Alma (1992:163) menyatakan bahwa Marketing mix adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan-tujuan badan usaha misalnya mencapai laba, return on investment, peningkatan omzet penjualan, menguasai pasar dan sebagainya. Kotler (2002:18) menyebutkan bahwa bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Marketing mix atau bauran pemasaran jasa merupakan alat bagi marketer yang terdiri-dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan dengan baik. Adapun elemen marketing jasa adalah sebagai berikut:

a. Produk b. Harga c. Promosi d. Tempat (Place) e. Orang (people) f. Proses g. Bukti fisik (physical evidence)

h. Pelayanan Konsumen Model Perilaku Konsumen Assael (1992:9) menyebutkan bahwa The central component of the model is consumer decesion making, that is the process of perceiving and evaluating brand information., considering how brand alternatives meet the consumer’s needs, and decesion on a brand. Maksudnya adalah komponen utama dari model yaitu pengambilan keputusan konsumen yang merupakan suatu proses mempersepsikan

10

Page 16: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015

dan mengevaluasi informasi merk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merk memenuhi kebutuhan konsumen dan memutuskan pada sebuah merk. Swasta dan Handoko (2000:10) yang dimaksud perilaku konsumen adalah kegiatan - kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan barang - barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Titik tolak untuk memahami prilaku pembeli berdasarkan model rangsangan-tanggapan menurut Kotler dan Handoko (2000:183) menyebutkan bahwa proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lainnya serta karateristik pembeli. Gambar 1 dibawah ini adalah pendapat Kotler tentang Proses pembelian model lima tahap sebagai tahapan proses yang dilakukan oleh konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian

11

Page 17: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 4

Gambar Proses pembelian model lima tahap

Sumber: Kotler (2000:204)

Model perilaku menurut Assael

(1992:10), menunjukkan bahwa pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi oleh individu konsumen yaitu karteristiknya dan apa yang dipikirkan, pengaruh lingkungan dan strategi pemasaran perusahaan. Hipotesis Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat diajukan hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Diduga bahwa produk (X1), harga (X2),

promosi (X3), tempat (X4), dan pelayanan (X5) secara simultan mempengaruhi keputusan konsumen membeli Oli di Toko Sakti Motor Kecamatan Camplong Sampang

2. Diduga pelayanan berpengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen membeli . Oli di Toko Sakti Motor Kecamatan Camplong Sampang.

Tehnik Analisis Data Pada penelitian ini terdiri dari dua analisis yang terdiri dari analisis kualitatif dan analisis yang bersifat kuantitatif:

a. Analisis kualitatif adalah untuk memberikan gambaran tentang obyek yang akan diteliti, dengan menggunakan skala linkert sebagai berikut :

Sangat setuju = 4,51s/d 5,00 Setuju = 3,51 s/d 4,50 Cukup setuju = 2,51 s/d 3,50 Tidak setuju = 1,51 s/d 2,50

Sangat tidak setuju = 1,00 s/d 1,50

b. Analisis kuantitatif adalah untuk

memberikan gambaran tentang kondisi obyek yang diteliti berdasarkan perhitungan statistic yaitu dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda Menurut pendapat Djarwanto Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis statistik Multiple Regression Analysis atau analisa regresi linear berganda, model ini digunakan karena dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas lebih dari satu. Adapun model regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Regresi Berganda

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e

Dimana: Y = Keputusan konsumen a = Konstanta X1 = Produk (variabel bebas) X2 = Harga (variabel bebas) X3 = Promosi (variabel bebas) X4 = Tempat (variabel bebas) X5 = Pelayanan (variabel bebas) b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = Koefisien regresi untuk X1, X2, X3, X4, X5, e = Standart error Sedangkan untuk memberikan

pedoman dari koefisien korelasi ini maka penulis mengambil pendapat Sugiono (2001 : 149) sebagai berikut :

Perilaku purna beli

Keputusan pembelian

Evaluasi alternative

Pencarian informasi

Pengenalan kebutuhan

12

Page 18: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 5

PEDOMAN UNTUK MEMBEDAKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

INTERVAL KOEFISIEN

TINGKAT HUBUNGAN

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00

Sangat Rendah Rendah Sedang

Kuat Sangat Kuat

Sumber data : Sugiono, 2001,149

Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh variable bebas terhadap variable terikat dalam hal ini sering disebut dengan koefisien determinan atau R squared. Menurut Sugiono (2001, 129) “ Perhitungan koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengukur ketepatan dari model analisi yang dibuat. Nilai koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan dari variable bebas yang diteliti terhadap variable tergantung. Nilai R2 berada antara 0 dan 1 atau 0 ≤ R2 ≤ 1. Bila nilai R2 mendekati nilai 1 maka dapat dikatakan semakin besar, berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi dari variable terantung. Sedangkan jika R2 nilai mendekati 0 maka model yang digunakan semakin lemah dalam menerangkan variasi dari variable tergantung. Pengujian Instrumen Data Uji Validitas Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan kuesioner, oleh sebab itu kuesioner yang disusun harus valid. Artinya kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang akan diukur . Uji validitas data bertujuan untuk mengetahui sejauh mana validitas data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan

pengukurannya. Data dikatakan valid apabila r hitung lebih besar (>) dari r tabel. Selain itu juga bisa dilihat dari signifikansinya, jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut dikatakan valid (Yarnest dalam Sugiono, 2003:65). Selain itu data dikatakan valid apabila memiliki koeifisien korelasi > 300 (Sudarmanto,2005:88). Dengan demikian semua butir pertanyaan atau pernyataan tersebut dapat digunakan dan dapat dipercaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Uji Reliabilitas Pengujian keandalan alat ukur dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas metode cronbach alpha (Danim dalam Tjiptono,2000:199), yakni: kr α = 1 + (k – 1 ) r dimana: α = Koefisien reliabilitas k = Koefisien rata –rata korelasi

antar variabel r = Jumlah variabel dalam

persamaan Sedangkan pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas (alpha) adalah sebagai berikut :

13

Page 19: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 6

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Reliabilitas (alpha)

No Interval Kriteria

1 < 0,200 Sangat rendah

2 0,200 – 0,399 Rendah

3 0,400 – 0,599 Cukup

4 0,600 – 0,799 Tinggi

5 0,800 – 1,00 Sangat tinggi

Sumber : Yarnest dalam Sugiono (2003:96) Pengujian Hipotesis Uji F (Uji simultan) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas ( X1, X2, X3, X4, X5, X6 ) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Adapun level of significan (α ) nya adalah sebesar 5 %, dengan rumus sebagai berikut (Sugiono,2002:86)

R2/ k Fhit =

( 1- R2 ) / ( n – k – 1) Dimana:

R2 = Koefisien determinasi berganda k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

1. Jika F hitung ≤ F tabel, maka H0 diterima dan Hi ditolak

2. Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak dan Hi diterima

Cara lain yang digunakan untuk

menentukan hubungan antara bauran pemasaran secara simultan mempengaruhi keputusan konsumen yaitu dengan melihat hasil print out computer yaitu:

1. Jika nilai level of signifikan (α) < 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

2. Jika nilai level of signifikan (α) > 0,05 maka variable bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

Gambar Kurva Normal F

Daerah Ho diterima

F tabel F hitung Uji t Untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat signifikan atau tidak, adapun level of signifikan adalah sebesar 5%, untuk pengujian koefisien secara parsial uji t yaitu:

a) t parsial untuk X1 ry12√(n–k–1)

t = √1- r2

y12

Ho ditolak

14

Page 20: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 7

b) t parsial untuk X2 ry21√(n–k–1) t = √1- r2

y21

Sumber : Anto Dajan (1986:337) Dengan : t = Uji Test k = Jumlah Variabel Bebas r = Koefisien Regresi r2 = Koefisien Determinasi Parsial n = Jumlah Anggota Sampel

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya variable bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikatnya

2. t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya variable bebasnya berpengaruh terhadap variable terikatnya

Cara lain yang digunakan untuk menentukan apakah hubungan antara bauran pemasaran secara parsial mempengaruhi keputusan konsumen yaitu dengan melihat hasil print out computer yaitu:

1. Jika nilai level of signifikan (α) < 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat

2. Jika nilai level of signifikan (α) > 0,05 maka variable bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat

Gambar Kurva Normal uji t

Daerah Ho diterima

Uji Validitas

Uji validitas data bertujuan untuk mengetahui sejauh mana validitas data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dari

variabel semua faktor maka untuk mengetahui validitas dari semua variabel maka dilakukan uji validitas semua faktor yang akan diteliti. Variabel dinyatakan valid apabila koefisien korelasi r > 0,3. Adapun hasil uji validitas adalah sebagai berikut:

Daerah H0 ditolak Daerah H0 ditolak

15

Page 21: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 8

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Variabel Indikator Koefisien Korelasi

Keterangan

Variabel X1

Item_1 Item_2

Item_3 Item_4

Variabel X2

Item_1 Item_2

Variabel X3

Item_1 Item_2 Item_3

Variabel X4

Item_1 Item_2

Variabel X5

Item-1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5

Kualitas Merk yang tersedia Stok Ukuran Harga sesuai kualitas Harga bersaing Etalase produk mudah dilihat Selebaran Papan nama toko Tempat tap oli Lokasi strategis Informasi Kenyamanan dan kecepatan Keramahan dan kesopanan Cepat dan tanggap Tap oli gratis

0,526 0,605 0,531 0,521

0,530 0,529

0,522 0,510 0,518

0,519 0,509

0,602 0,504 0,605 0,517 0,501

Valid Valid Valid Valid

Valid Valid

Valid Valid Valid

Valid Valid

Valid Valid Valid Valid Valid

Variabel Y Item_1 Item_2

Item_3 Item_4 Item_5

Kebutuhan Mencari informasi Evaluasi informasi Keputusan membeli Evaluasi setelah memebeli

0,628 0,604 0,516 0,527 0,509

Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber data: diolah Berdasakan tabel diatas, dari hasil

uji validitas ternyata semua indikator variabel valid karena koefisien korelasinya > 0,3) sehingga samua indikator variable dapat diikutkan dalam proses selanjutnya. Uji Reliabilitas

Pengujian keandalan alat ukur dalam penelitian ini menggunakan metode

cronbach alpha. Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui tingkat kehandalan dari instrumen penelitian. Variabel dapat dinyatakan handal apabila koefisien alpha > 0,5, dengan menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan bantuan SPSS Program Versi 16.00 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Keterangan Koefisien Alpha

Keterangan

X1

X2

X3

X4

X5

Y

Produk Harga Promosi Saluran distribusi Pelayanan Keputusan membeli

0,629 0,716 0,551 0,620 0,644 0,653

Handal Handal Handal Handal Handal Handal

Sumber data: diolah

Semua variabel penelitian yang terdiri-dari Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Saluran distribusi (X4), Pelayanan (X5) dan Keputusan membeli

(Y) mempunyai tingkat kehandalan untuk digunakan dalam penelitian karena koefisien alpha > 0,5

16

Page 22: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 9

Analisa Statistik

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program Spss versi 16 maka persamaan regresi linear berganda dari penelitian sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi Liner Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.760 .688 4.011 .000

X1 .512 .508 .139 6.525 .130

X2 .518 .606 .279 5.970 .004

X3 .408 .508 -.089 4.950 .344

X4 .202 .407 -.023 4.248 .805

X5 .147 .108 .129 5.361 .177

a. Dependent Variable: Y

Sumber data: diolah

Berdasarkan tabel cofficients, dapat

disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 2,760 + 0,512 X1 + 0,518 X2 + 0,408 X3 + 0,202 X4 + 0,147 X5 + E

Nilai kontanta sebesar 2,760 hal ini berarti bahwa pada saat X1, X2, X3, X4, X5

sama dengan nol maka keputusan membeli sebesar 2,760. Koefisien variabel produk (X1) sebesar 0,512 hal ini berarti bahwa bilamana variabel produk (X1) dinaikkan satu – satuan maka akan menaikkan keputusan membeli sebesar

0,512 atau 51,2%, apabila variabel harga (X2) dinaikkan satu – satuan maka akan menaikkan keputusan membeli sebesar 0,518, apabila variabel promosi (X3) dinaikkan satu – satuan maka akan menaikkan keputusan membeli sebesar 0,408, apabila variabel saluran distribusi (X4) dinaikkan satu – satuan maka akan menaikkan keputusan membeli sebesar 0,202, apabila variabel pelayanan (X5) dinaikkan satu – satuan maka akan menaikkan keputusan membeli sebesar 0,147.

Nilai R

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .636a .543 .109 .31669 .894

a. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X2, X3

b. Dependent Variable: Y

Sumber data: diolah

Hasil perhitungan R pada table

diatas, yaitu menunjukkan gambaran pengaruh antara variable bebas yang terdiri – dari produk (X1), harga (X2), promosi (X3), saluran distribusi (X4), pelayanan (X5) terhadap variabel terikat yaitu keputusan membeli (Y). Nilai R

sebesar 0,636 atau 63,6% yaitu menggambarkan hubungan antara variable bebas terhadap variabel terikat bersifat searah dan kuat. Sedangkan nilai R squared atau determinan R sebesar 0,543 atau 54,3% pengaruh secara simultan sedangkan sisanya (100% - 54,3% =

17

Page 23: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 10

44,7%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Uji Hipotesis Uji F

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau secara bersama –sama

variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), saluran distribusi (X4), pelayanan (X5) terhadap variable terikat yaitu keputusan membeli (Y). Maka dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F sebagai berikut:

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.589 5 .318 3.169 .011a

Residual 10.531 105 .100

Total 12.120 110

a. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X2, X3

b. Dependent Variable: Y

Sumber data : diolah

Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar 3,169 dan apabila dikonsultasikan dengan F tabel sebesar 1,59. Jadi F hitung lebih besar dari F tabel. Maka hipotesa penulis bahwa diduga variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), saluran distribusi (X4), pelayanan (X5) secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat yaitu keputusan membeli (Y) dapat dibuktikan kebenarannya. Uji t

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung untuk variabel produk (X1) sebesar 6,525, harga (X2) nilai t hitung sebesar 5,970, promosi (X3) nilai t hitung sebesar 4,950, saluran distribusi (X4) nilai t hitung sebesar 4,428, pelayanan (X5) nilai t hitung sebesar 5,361 dan kalau dikonsultasikan dengan t tabel sebesar 1,980 sehingga t hitung > t tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), saluran distribusi (X4), pelayanan (X5) berpengaruh terhadap keputusan membeli (Y) dapat dibuktikan kebenarannya Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, ternyata dari kelima variabel tersebut, variabel produk (X1) nilai t nya paling besar. Dengan demikian variabel produk (X1) adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen membeli (Y) produk Oli di toko

Sakti Motor Kecamatan Camplong-Sampang. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh marketing mix terhadap keputusan konsumen membeli produk Oli di toko Sakti Motor Kecamatan Camplong-Sampang maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan produk (X1),

harga (X2), promosi (X3), saluran distribusi (X4), pelayanan (X5) secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat yaitu keputusan membeli (Y) dengan nilai R sebesar 0,636 atau 63,3%

2 Dari hasil perhitungan dari variable,produk (X1), memberikan pengaruh paling dominan terhadap keputusan membeli (Y)

3. Nilai R squared atau determinan R sebesar 0,543 atau 54,3% pengaruh secara simultan sedangkan sisanya (100% - 54,3% = 44,7%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

18

Page 24: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 11

DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 1992, Manajemen

Pemasaran Dan Pemasaran Jasa,Penerbit Alfabeta, Bandung.

Arikunto, Suharsimi, 1998, Perencanaan

Pemasaran, Edisi I, BPFE, Yogyakarta.

Asssael, Henry, 1992, Consumer

Behaviour and Marketing Action, Kent Publishing, Boston USA.

Alma, Buchari, 2000, Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Kelima, Penerbit Alfabeta, Bandung

Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode

Statistik, Jilid I, Penerbit LP3ES, Jakarta

Danim dalam Fandy Tjiptono Strategi

Pemasaran, Edisi Kedua, Penerbit Andy Offset, Yogyakarta, 2000

Kotler, Philip Dan Susanto, AB, 2001,

Manajemen Pemasaran, Jilid Kedua, Terjemahan Teguh Hendra, Roni Antonius Rusli, Penyunting Agus Hasan, Pura Angga Wijaya, Edisi Revisi, Prenha Hindu, Jakarta

Kotler, Philip, 2002, Manajemen

Pemasaran,, Edisi Revisi, Prenha Hindu,Jakarta

Kartini Kartono dalam Husein Umar,

Metodologi Penelitian, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000

Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen

Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Penerbit Alex Media Komputindo, Jakarta

Sudharmanto, 2005, Analisa Regresi

Linear Berganda Dengan SPSS, Yogyakarta, Liberty.

Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen dan

Komunikasi Pemasaran, Pt. Remaja Rusdakarya, Bandung.

Swasta, Bashu D. H. dan T. Hani

Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen , Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi

Pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit Andy Offset, Yogyakarta.

_____________, 2000, Strategi

Pemasaran, Edisi Kedua, Penerbit Andy Offset, Yogyakarta.

Husein, Umar, 2000, Metodologi

Penelitian, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

19

Page 25: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 12

Eksplorasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah: Sebuah Kerangka Penelitian Terpadu Untuk Perbankan (Survei pada Nasabah Perbankan di Kota Malang)

Zainurrafiqi [email protected]

Fakulats Ekonomi Universitas Madura

ABSTRAK

Perusahaan Perbangkan perlu menemukan strategi yang benar untuk terciptanya Kepuasan Nasabah serta dalam rangka meningkatkan Kesetiaan Nasabah. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka penetian ini menitik beratkan pentingnya Manajemen Hubungan Pelanggan, Kemampuan Inovasi, Citra Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Perilaku Etika sebagai faktor terciptanya Kepuasan Nasabah. Pengumpulan data diperoleh dari 400 nasabah bank di kota Malang. Analisis menggunakan Structural Equation Model (SEM), secara garis besar temuan dalam penelitian ini yang pertama yaitu Manajemen Hubungan Pelanggan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Nasabah. Kedua, Kemampuan Inovasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Nasabah, Ketiga, Citra Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Nasabah, Keempat, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Nasabah, Kelima, Perilaku Etika mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Nasabah. Dan keenam, Kepuasan Nasabah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kesetiaan Nasabah. Kata Kunci : Manajemen Hubungan Pelanggan, Kemampuan Inovasi, Citra

Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Perilaku Etika, Kepuasan Nasabah, Kesetiaan Nasabah.

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan dunia Pemasaran yang menyebabkan tingkat persaingan perusahaan kususnya perbangkan menjadi semakin ketat, dimana hal tersebut menyebabkan pihak perusahaan harus berjuang keras untuk menciptakan strategi pemasaran terbaik mereka dalam rangka memenagkan persaingan. Kenyataannya, selain sengitnya persaingan antar perusahaan, juga terjadi perubahan paradigma bisnis yang awalnya berfokus ke produk akhirnya bergeser ke konsumen. Mendapatkan nasabah baru dan setia adalah dua hal penting yang menjadi perhatian. Selain itu bank juga membutuhkan strategi untuk terciptanya Kesetiaan Nasabah. Keberadaan Manajemen Hubungan Pelanggan, Kemampuan Inovasi, Citra Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Perilaku Etika dapat digunakan sebagai strategi bisnis yang sangat tepat untuk diterapkan oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah mereka serta membuat

nasabah mereka setia (Padmavathy, et al. 2012), Nemati, et al. 2010), Tu, et al. 2012), Walsh & Bartikowski, 2012), dan Lee, 2012). Terciptanya kepuasan pelanggan akan membuat hubungan yang harmonis antara bank dengan nasabahnya, sehingga dengan terciptanya Kepuasan Nasabah akan berdampak pada terciptanya Kesetiaan Nasabah. Pada akhirnya terciptanya Kesetiaan Nasabah akan meningkatkan laba perusahaan.

Penelitian ini menekankan pentingnya faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Nasabah dan Kesetiaan Nasabah. Pertama, penelitian ini menguji pengaruh Manajemen Hubungan Pelanggan terhadap Kepuasan Nasabah. Kedua, pengaruh Kemampuan Inovasi terhadap Kepuasan Nasabah, Ketiga, pengaruh Citra Perusahaan terhadap Kepuasan Nasabah, Keempat, pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kepuasan Nasabah, Kelima, pengaruh Perilaku Etika terhadap Kepuasan Nasabah. Dan keenam, pengaruh Kepuasan Nasabah terhadap

20

Page 26: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 13

Kesetiaan Nasabah. Batasan penelitian ini adalah terkait dengan persepsi nasabah bank di Kota Malang. Penelitian ini berkontribusi untuk mengungkap seputar permasalahan tersebut.

KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat 11 konsep yang mempengaruhi Kepuasan Nasabah, yaitu Manajemen Hubungan Pelanggan, Kemampuan Inovasi, Citra Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Perilaku Etika, Nilai Pelanggan, Keseragaman Pelanggan, Perilaku Kewarganegaraan, Kejujuran Berinteraksi, Pengaruh Positif, dan Penyebab Permasalahan Perantara. Diantara kelima konsep yaitu Manajemen Hubungan Pelanggan, Kemampuan Inovasi, Citra Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, dan Perilaku Etika, tidak ada peneliti sebelumnya yang menggunakan kelima konsep tersebut secara bersamaan dalam kaitannya dengan Kepuasan Nasabah. Diantara peneliti sebelumnya hanya menggunakan dua sampai tiga diantra kelima konsep tersebut terkait dengan Kepuasan Nasabah. Hal tersebut justru berdampak pada kontribusi penelitian yang dihasilkan yakni hanya menginformasikan pentingnya konsep yang mereka teliti. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan lima konsep bersamaan sehingga bisa memberikan informasi yang lebih komprehensif serta kontribusi penelitian yang lebih dalam untuk kelima konsep tersebut dan kaitannya dengan Kepuasan Nasabah dan Kesetiaan Nasabah. TEORI DAN HIPOTESIS Manajemen Hubungan Pelanggan dan Kepuasan Nasabah

Menurut Goldenberg (2008) Manajemen Hubungan Pelanggan adalah integrasi manusia, proses dan teknologi untuk memksimalkan hubungan dengan semua konsumen. Berdasarkan penelitian terdahulu, definisi Manajemen Hubungan Pelanggan adalah sebuah strategi yang komprehensif, proses, integrasi manusia dan teknolgi untuk mendapatkan, mempertahankan, bekerjasama dengan konsumen pilihan untuk menciptakan nilai yang unggul untuk perusahaan dan

konsumen dan untuk memaksimalkan hubungan dengan semua konsumen. Peneltian yang dilakukan oleh Padmavathy, et al. (2012), dan Ata & Toker (2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen Hubungan Pelanggan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut maka penelitian ini mengusulkan hipotisis sebagai berikut: Hipotesis 1: Manajemen Hubungan

Pelanggan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah

Kemampuan Inovasi dan Kepuasan Nasabah

Terziovski (2007) mendefinisikan inovasi sebagai pengaplikasian terhadap sumberdaya untuk menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan dengan mengembangkan, meningkatkan, dan mengkomersialkan produk baru yang ada, proses dan pelayanan. Berdasarkan penelitian terdahulu, definisi Kemampuan Inovasi adalah kemampuan perusahaan untuk menciptakan ide baru, proses, produk, dan pelayanan dengan baik dengan ciri yang unik. Penelitian yang dilakukan oleh Simon & Yaya (2012) dan Eng (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemampuan Inovasi mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut maka penelitian ini mengusulkan hipotisis sebagai berikut: Hipotesis 2: Kemampuan Inovasi

mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah.

Citra Perusahaan dan Kepuasan Nasabah Zepf (2008) mendefinisikan Citra Perusahaan sebagai kesan perusahan secara keseluruhan yang telah dibuat dibenak konsumen, beberapa keyakinan, sikap dan kesan yang ditangkap oleh seseorang atau kelompok. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini mendefinisikan Citra Perusahaan sebagai sebuah pengalaman, kepercayaan,

21

Page 27: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 14

perasaan, pengetahuan, kesan dan persepsi tentang Citra Perusahaan oleh pihal luar terhadap perusahan, khususnya para konsumennya. Peneltian yang dilakukan oleh Tu, et al. (2012) dan Bloemer, et al. (1998), hasil penelitian menunjukkan bahwa Citra Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut maka penelitian ini mengusulkan hipotisis sebagai berikut: Hipotesis 3: Citra Perusahaan mempunyai

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kepuasan Nasabah

Menurut Daft, et.al. (2010) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah sebuah tanggungjawab untuk membuat pilihan serta tindakan yang akan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan dan minat masyarakat terhadap perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini mendefinisikan Tanggung Jawab Sosial sebai sebuah konsep dimana perusahaan/manajer harus bertanggung jawab untuk mempertimbangkan, membuat pilihan serta tindakan yang akan memberikan kontribusi terhadap minat konsumen, karyawan, shareholder, komunitas dan pertimbangan ekologis untuk semua aspek kegiatan operasi mereka, kewajiban majemen untuk membuat pilihan serta tindakan yang akan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan dan minat masyarakat terhadap perusahaan. Peneltian yang dilakukan oleh Walsh & Bartikowski (2012) dan McDonald & Thiele (2008), hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut maka penelitian ini mengusulkan hipotisis sebagai berikut: Hipotesis 4: Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah.

Perilaku Etika dan Kepuasan Nasabah Menurut Griffin (2008) etika adalah

kepercayaan pribadi individu tentang babaimana cara bersikap, bertindak, atau tentang keputusan baik/buruk. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini mendefinisikan Perilaku Etika sebagai seperangkat prinsip moral yang menentukan tingkah laku, aturan atau standar yang mengatur seseorang atau profesi yang akan menjelaskan baik dan benar atau jelek dan salah yang akan membimbing manusia kepada apa yang pantas atau tidak pantas mereka lakukan. Terutama berkenaan tentang tugas, prinsip-prinsip, kebaikan yang spesifik, atau manfaat bagi masyarakat. Peneltian yang dilakukan oleh Mulki & Jaramillo (2011) dan Lee (2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa Perilaku Etika mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut maka penelitian ini mengusulkan hipotisis sebagai berikut: Hipotesis 5: Perilaku Etika mempunyai

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah.

Kepuasan Nasabah dan Kesetiaan Nasabah

Meneurut Chou, et al. (2009) Kepuasan Nasabah adalah ukuran kinerja keseluruhan produk perusahaan dengan memberikan perhatian kepada keinginan konsumen (mencakup kebutuhan formal dan informal). Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini mendefinisikan Kepuasan Nasabah sebagai perbandingan antara produk yang diterima dengan produk yang diharapkan sebelumnya yang telah dibeli atau dikonsumsi. Penelitian yang dilakukan oleh Wu & Wang (2012) dan Yap, et al. (2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepuasan Nasabah mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kesetiaan Nasabah. Egan (2007) kesetiaan adalah jumlah yang tidak ditentukan banyaknya mengenai pembelian ulang oleh suplayer yang sama terhadap produk tertentu. 2 jenis kesetiaan yaitu perilaku dan sikap. Berdasarkan penelitian terdahulu, definisi Kesetiaan Nasabah adalah perasaan terdalam

22

Page 28: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 15

tentang komitmen seorang konsumen terhadap sebuah produk, merek, pemasar, pelayanan atau perusahaan dimana mereka tidak akan beralih kepesaing di pasar, dengan bukti dilakukannya pembelian ulang. Berdasarkan penelitian

terdahulu tersebut maka penelitian ini mengusulkan hipotisis sebagai berikut: Hipotesis 6: Kepuasan Nasabah

mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kesetiaan Nasabah.

METODOLOGI Kerangka Penelitian

Pengukuran

Variabel pada penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert dengan ring 7 ke 1. Dimana 7 artinya “Sangat Setuju” dan 1 artinya “Sangat Tidak Setuju”. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan Variabel independen.

Variabel Independen: 1) Manajemen Hubungan Pelanggan, diukur dengan 3 item untuk Fokus Konsumen Kunci, dan 2 item untuk Teknologi Berbasis - Manajemen Hubungan Pelanggan. Yang dipakai oleh Sin, et al. (2005). 2) Kemampuan Inovasi, diukur dengan 3 item untuk Inovasi Proses, 3 item untuk Inovasi Pelayanan dan 3 item untuk Inovasi Pemasaran. Yang dipakai oleh Lin, et al. (2010). 3) Citra Perusahaan, diukur dengan 3 item untuk Prospek Finasial dan 3 item untuk Keberadaan Pasar. Yang dipakai oleh Yeo dan Youssef (2010). 4) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, diukur dengan 2 item untuk Kontribusi di Sektor Kesehatan, dan 2 item untuk Kontribusi di Sektor Pendidikan. Yang dipakai oleh Khan (2010). 5) Perilaku Etika, diukur dengan 3 item untuk Kejujuran dan Integritas, dan 2 item untuk Transparansi. Yang dipakai oleh Chowdhury (2011). Dan Variabel Dependen: 1) Kepuasan Nasabah, diukur dengan 3 item untuk

Pelayanan Inti/layanan produk, 5 item untuk Eleman Manusia/layanan pengiriman, dan 3 item untuk Sistemasisasi Layanan Pengiriman: bukan elemen Manusia. Yang dipakai oleh Sureshchandar, et al. (2002). 2) Kesetiaan Nasabah, diukur dengan 2 item untuk Promosi Mulut ke Mulut yang Positif, 2 item untuk Keinginan tetap Tinggal. Yang dipakai oleh Bloemer & Schröder (2006). Tujuan Penelitian dan Sampling

Sampel pada penelitian ini yaitu nasabah bank di Kota Malang. Teknik sampling menggunakan Metode Sampling Convenience. Dengan pendistribusian kuesioner ke nasabah bank di Kota Malang. Menurut Bentler & chou (1987) pendistribusian yang normal dari besarnya sampel terhadap jumlah parameter bebas adalah 5 : 1. Jadi besarnya sampel dalam penelitian ini yaitu 57*5=285 responden. Dalam rangka terjaminnya Reabilitas, maka penelitian ini mengumpulkan 400 kuesioner yang efektif. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data telah di analisis menggunakan sofwer AMOS 17 dan program Structural Equation Model (SEM). Menurut Kaplan (2000), ada 2 langkah dalam prosedur Structural Equation Model (SEM). Langkah

Manajemen Hubungan

Pelanggan

Kemampuan Inovasi

Citra Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan

Perilaku Etika

Kepuasan Nasabah Kesetiaan NasabahH3

kerangka Penelitian

H6

H5

H4

H2

H1

Gambar 1

Kerangka Penelitian

23

Page 29: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 16

pertama adalah Model Pengukuran dan langkah kedua adalah Model Stuktural. MODEL PENGUKURAN Kebaikan Indikasi Kelayakan (Goodness Fit Indices)

Tabel 1

Hasil Kelayakan Model Pengukuran

Index Result

Chi-squire (χ2) 303.66

Chi-squire DF 83

Chi-squire (χ2/df) 3.65

Goodness of Fit (GFI) 0.91

Adjusted Goodness of Fit (AGFI) 0.86

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) 0.08

Root Mean Square of Residual (RMR) 0.02

Normed fit index (NFI) 0.95

Non-normed Fit Index (NNFI) 0.94

Comparative fit index (CFI) 0.96

Model Pengukuran ini telah diestimasi menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). Menurut Hooper, et al. (2008) Pengukuran Indikasi Kelayakan adalah nilai Chi-square (χ2), Goodness of Fit (GFI), Adjusted Goodness of Fit (AGFI), Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), Comparative fit index (CFI), dan indikator lainnya yang termasuk secara keseluruhan indikasi kelayakan model Pengukuran. Hasil analisis pada table 1 menunjukkan χ2/df-ratio adalah 3,65 yaitu

berada pada interval 3. Hal tersebut berarti bahwa model telah di terima. GFI, NFI, NNFI, dan CFI adalah lebih besar dari atau mendekati 0.9, jadi GFI, NFI, NNFI, dan CFI telah diterima. Untuk nilai RMSEA yaitu 0.08, hal tersebut masih diterima karena menurut MacCallum, et al. (1996) ring RMSEA 0.05 sampai 0.10 adalah diterima. Pengukuran secara keseluruhan telah mengindikasikan Kebaikan Kelayakan untuk model.

24

Page 30: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 17

Analisis Reabilitas dan Model pengukuran

Tabel 2 Skala Reabilitas Gabungan Dan Analisis Validitas Konfergen

Konstruk (F) dan Indikator (V) Standardized

Loading t value

Indikator Reliability

Composite Reliability

Manajemen Hubungan Pelanggan (F1)

V1 Fokus Konsumen Kunci 0.82 18.30 0.68

0.73 V2

Teknologi Berbasis - Manajemen Hubungan Pelanggan.

0.88 19.97 0.78

Kemampuan Inovasi (F2)

V3 Inovasi Proses 0.91 23.83 0.83

0.88 V4 Inovasi Pelayan 0.97 26.71 0.95

V5 Inovasi Pemasaran 0.92 24.29 0.85

Citra Perusahaan (F3)

V6 Prospek Finasial 0.87 19.90 0.76 0.87

V7 Keberadaan Pasar 0.98 23.36 0.97

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (F4)

V8 Kontribusi di Sektor Kesehatan 0.96 25.09 0.92 0.95

V9 Kontribusi di Sektor Pendidikan 0.99 26.28 0.98

Perilaku Etika (F5)

V10 Kejujuran dan Integritas 0.90 21.34 0.81 0.81

V11 Transparansi 0.90 21.24 0.81

Kepuasan Nasabah (F6)

V12 Pelayanan Inti/layanan produk 0.86 21.71 0.75

0.81 V13 Eleman Manusia/layanan pengiriman 0.96 25.88 0.92

V14 Sistemasisasi Layanan Pengiriman: bukan elemen Manusia

0.87 21.85 0.76

Kesetiaan Nasabah (F7)

V15 Promosi Mulut ke Mulut yang Positif 0.84 20.45 0.71 0.74

V16 Keinginan tetap Tinggal 0.88 22.15 0.78

Model pengukuran untuk reabilitas telah

memenuhi standar untuk pengujuan Variabel, termasuk semua Variabel yang telah di observasi menggunakan faktor tandar loding, dan untuk menguhitung Reabilitas gabungan untuk setiap variabel. Reabilitas gabungan pada tebel 2 yaitu antara 0.6. nilai yang direkomendasikan oleh Fornell & Larcker (1981), yaitu lebih besar dari 0.60. Analisis Validitas dan Model Pengukuran Konfergen Validitas

Untuk Pendeteksian Validitas, penelitian ini menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori untuk mengukur skala Validitas Konvergen. Dari Tabel 2 pada kolom t-value, standar loading untuk semua variabel yang diobservasi adalah signifikan (lebih besar dari 1.96),

menunjukkan Jalur koefisien yang signifikan, dan ini sebagai bukti bahwa hasil dari indikator-indikator tersebut telah memenuhi persyaratan Validitas Konfergen (Anderson & Gerbing, 1988). Validitas Diskriminan

Semakin tinggi Koefisien Korelasi antara 2 variabel mumungkinkan adanya indikasi Validitas Diskriminan tidak bisa terpenuhi. Oleh karena itu, pada penelitian ini bermaksud memilih “ Perilaku Etika” dan “Kepuasan Nasabah”, “ Perilaku Etika” dan “Kesetiaan Nasabah”, dan “Kepuasan Nasabah” dan “Kesetiaan Nasabah”, dengan keefisien korelasi yaitu 0.62, 0.69, 0.94 untuk membuktikan bahwa tiga pasang variabel tersebut mempunyai Validitas Diskriminan.

25

Page 31: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 18

Tabel 3 Analisis Validitas Diskriminan

Correlation Coefficient

Unidimensional Measurement

Model

Measurement Model

The difference

p-value

Perilaku Etika ↔ Kepuasan Nasabah

0.62***

Chi-square

597.03 303.66 293.37 < 0.001

DF 84 83 1

Perilaku Etika ↔ Kesetiaan Nasabah

0.69***

Chi-square

475.04 303.66 171.38 < 0.001

DF 84 83 1

Kepuasan Nasabah ↔

Kesetiaan Nasabah 0.94***

Chi-square

319.87 303.66 16.20 < 0.001

DF 84 83 1

Note: ***p<0.001.

Hasil pengujian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai chi-square berbeda diantara pengujian dan model pengukuran tak berdimensi untuk 1 pasang adalah signifikan. Hal itu dapat disimpulkan bahwa veriabel-variabel tersebut berbeda.

Secara garis besar, semua pengukuran telah menunjukkan bahwa Valitas Diskriman telah terpenuhi karena korelasi terbesar antar variabel adalah berbeda secara signifikan.

Model Struktural

Table 4 Model Struktural Indikasi Kebaikan Kelayakan

Combined Model Structural Model

Chi-square

DF χ2/df GFI AGFI CFI NFI NNFI RMR RMSEA RNFI RPR RPFI

339.57 87 3.90 0.90

0.85 0.96

0.94

0.94 0.02 0.08 0.97 0.19 0.18

Penelitian ini menyajikan penelitian

empirik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Nasabah. Unutk menguji Hipotesis Penelitian, penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM). Secara keseluruhan hasil pngujian untuk Indikasi Kebaikan Kelayakan pada Model structural bisa dilihat pada Tabel 4. Nilai Chi-square (χ2)/df-ratio yaitu 3.90. menurut Schumacker & Lomax (2004) normalnya diterimanya ring nilai untuk chi-square yaitu 1 sampai 3. GFI dan NNFI masih diterima karena lebih besar dari 0.8 dan mendekati 0.9. RMSEA masih diterima karena nilainya sama dengan atau kurang dari 0.1. secara keseluruhan persyaratan untuk Indikasi

Kebaikan Kelayakan pada Model struktural telah diterima. Model structural RNFI harus lebih besar dari 0.9, mendekati 1 adalah lebih baik. RPR adalah untuk mendeteksi Tingkat Parsimoni untuk model struktural. Ring nilai mulai 0.0 sampai 1.0, semakin besar semakin baik kebaikan kelayakannya. RPFI sangat berguna untuk memilih model yang secara simultan memaksimumkan kelayakan dan parsimony pada porsi model struktural. Dengan nilai RPFI yang lebih tinggi maka lebih diperlukan. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 5 RNFI= 0.97, of RPR = 0.19, and RPFI = 0.18, model struktural ini menunjukkan kebaikan kelayakan dan parsimony.

26

Page 32: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 19

Tabel 5 Koefisien Jalur Model Struktural

Variabel Dependen

Variabel Independen Standardized

path coefficient t value

Square Multiple

Correlation ( r

2)

Kepuasan Nasabah

Manajemen Hubungan Pelanggan (H1)

0.46 11.13 *

0.75

Kemampuan Inovasi (H2) 0.28 7.50*

Citra Perusahaan (H3) 0.21 6.094*

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (H4)

0.30 9.23*

Perilaku Etika (H5) 0.19 4.68*

Kesetiaan Nasabah

Kepuasan Nasabah (H6) 0.97 27.18* 0.94

Catatan: *p<0.001.

Pada bagian ini akan dibahas

mengenai pengesahan pengujian hipotesis. Sebab akibat jalur (path) antara variabel pada pengujian hipotesis (H1 sampai H6) dan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil nilai jalur model structural ditunjukkan oleh gambar 2. Pada Tabel terlihat hasil koefisien jalur yaitu Manajemen Hubungan Pelanggan → Kepuasan Nasabah yaitu 0.46; Kemampuan Inovasi → Kepuasan Nasabah yaitu 0.28; Citra Perusahaan → Kepuasan Nasabah yaitu 0.21; Tanggung Jawab Sosial Perusahaan → Kepuasan

Nasabah yaitu 0.30; Perilaku Etika → Kepuasan Nasabah yaitu 0.19; dan Kepuasan Nasabah → Kesetiaan Nasabah yaitu 0.97. Selanjutnya, “Kepuasan Nasabah” sebagai variabel dependen, nilai r2 yaitu 0.75; dan “Kesetiaan Nasabah” nilai r2 yaitu 0.94. menurut Kleijnen, et al. (2007) kategori ukuran pengaruh r2 yaitu kecil 0.02, sedang 0.13, besar 0.26. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Nasabah dan Kesetiaan Nasabah adalah memiliki tingkat kontribusi yang tinggi. Hasil analisis jalur bisa dilihat pada Tabel 5.

Gambar 2

Hasil Model Struktural

Catatan: * p<0.001

Manajemen Hubungan

Pelanggan

Kemampuan Inovasi

Citra Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan

Perilaku Etika

Kepuasan Nasabah Kesetiaan Nasabah

V1 V2

0.88

V3

0.91

V4 V5

0.97

V6

0.87

V7

0.98

V8

0.96

V9

0.98

V10

0.89

V11

0.91

V12

0.86

V13

0.94

V14 V15

0.85

V160.28***

0.19**

0.82

0.92

0.87 0.87

0.46***

0.30***

0.21***

D2 D1

0.97*

27

Page 33: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 20

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka bagian ini akan membahas tentang kesimpulan. Pertma, Pengaruh Manajemen Hubungan Pelanggan terhadap Kepuasan Nasabah (H1 Diterima). Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen Hubungan Pelanggan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah (koefisien=0.46, t=11.13, p<.001). Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Padmavathy, et al. (2012), dan Ata & Toker (2012) yakni Manajemen Hubungan Pelanggan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Kedua, Pengaruh Kemampuan Inovasi terhadap Kepuasan Nasabah (H2 Diterima). Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemampuan Inovasi mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah (koefisien =0.28, t=7.50, p<..001). Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Simon & Yaya (2012) dan Eng (2011) yakni Kemampuan Inovasi mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Ketiga, Pengaruh Citra Perusahaan terhadap Kepuasan Nasabah (H3 Diterima). Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa Citra Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah (koefisien =0.21, t=6.09, p<.001). Tu, et al. (2012) dan Bloemer, et al. (1998), yakni Citra Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Kempat, Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kepuasan Nasabah (H4 Diterima). Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap Kepuasan Nasabah (koefisien =0.30, t=9.23, p<.001). Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Walsh & Bartikowski (2012) dan McDonald & Thiele (2008), yakni Tanggung Jawab Sosial Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Kelima, Pengaruh Perilaku Etika terhadap Kepuasan Nasabah (H5 Diterima). Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perilaku Etika mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah (koefisien =0.19, t=4.68, p<.001). Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulki & Jaramillo (2011) and Lee (2012), yakni Perilaku Etika mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kepuasan Nasabah. Dan keenam, Pengaruh Kepuasan Nasabah terhadap Kesetiaan Nasabah (H6 Diterima). Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepuasan Nasabah mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kesetiaan Nasabah (koefisien =0.97, t=27.18, p<.001). Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu & Wang (2012) dan Yap, et al. (2012), yakni Kepuasan Nasabah mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kesetiaan Nasabah. Implikasi Strategi

Penelitian ini bisa menjadi pedoman bagi penelitian yang akan datang. Berikut beberapa implikasi Berdasarkan hasil penelitian ini: (a) pihak bank harus meningkatkan Kepuasan Nasabah dalam rangka meningkatkan Kesetiaan Nasabah. Bank harus menekankan pentingnya bersikap proaktif dan lebih agresif dalam bersaing untuk menanggapi peluang bisnis. (b) Penelitian ini khusus perusahaan Bank yang ada di

28

Page 34: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 21

Kota Malang. Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian dikota yang berbeda. (c) Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis cross-sectional, yakni dengan membandingkan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, apakah masih sejalan atau tidak, dengan tujuan untuk mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Nasabah perbankan secara umum dalam beberapa dekade terakhir, dan pengaruh terhadap Kesetiaan Nasabah. Bagaimanapun, beberapa variabel mungkin akan berganti seiring dengan perkembangan waktu sehingga berdampak pada hasil penelitian yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan peneliti yang akan datang untuk bisa mengembangkan model teoritis menjadi konstruk yang semakin mendalam. (d) Kerangka teori pada penelitian ini terdiri dari 7 variabel yaitu Manajemen Hubungan Pelanggan, Kemampuan Inovasi, Citra Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Perilaku Etika, Kepuasan Nasabah dan Kesetiaan Nasabah. Sehingga, dalam penelitian ini menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan pengembangan dengan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi Kepuasan Nasabah seperti Nilai Pelanggan, Kualitas Pelayanan dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Anderson, J.C. & Gerbing D.W. (1988).

Structural equation modeling in practice: a review and recommended two step approach. Psychological Bullentin, 103,411-423.

Ata, U.Z., & Toker, A. (2012). The effect of customer relationship management adoption in business-to-business markets. Journal of Business & Industrial

Marketing, 27(6),497-507. Bentler, P.M and Chou, C.P. (1987).

Practical issues in structural modeling. Sociological Methods and Research 16, 78-117.

Bloemer, J., Ruyter, K.D., & Peeters, P. (1998). Investigating drivers of bank loyalty: the complex relationship between image, service quality and satisfaction. International Journal of Bank Marketing, 16 (7), 276-286.

Chou, S.Y., Trappey., Pokojski., & Smith. (2009). Global Perspective for Competitive Enterprise, Economy and Ecology: Proceedings of The 16th ISPE International Conference on Concurrent Engineering. London: springer Dordrecht Heidelberg London New York.

Chowdhury, M.M.H. (2011). Ethical issues as competitive advantage for bank management. Humanomics, 27 (2), 109-120.

Daft, R., Kendrick, M., & Vershinina, N. (2010). Management. UK: Cengage Learning EMEA.

Egan, J. (2007). Marketing Communications. London: Thomson Learning.

Eng, T.Y. (2011). Six Sigma: insights from organizational innovativeness and market orientation, International Journal of Quality & Reliability Management, 28 (3), 252-262.

Fornell, C. & Larcker, D.F. (1981). Evaluating structural equation models with unobservable Variabels and measurement error. Journal of Marketing Research, 18, 39-50.

Goldenberg, B.J. (2008). CRM in Real Time Empowering Customer Relationship. First Edition. USA: Library of Congress Cataloging-in-publication Data.

Griffin, R.W. (2008). Fundamentals of

29

Page 35: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 22

Management. Fifth Edition. USA: Cengage Learning, Inc.

Hooper, D., J. Coughlan, & M.R. Mullen, (2008). Structural Equation Modelling: Guidelines for Determining Model Fit,” The Electronic Journal of Business Research Methods, 6 (1), 53-60.

Kaplan, D. (2000). Structural Equation Modeling Foundation and Extensions. London: Sage publication.

Khan, M.H.U.Z. (2010). The effect of corporate governance elements on corporate social responsibility (CSR) reporting: Empirical evidence from private commercial banks of Bangladesh. International Journal of Law and Management, 52 (2), 82-109.

Kleijnen, M., de Ruyter, K. & Wetzels, M. (2007). An Assessment of Value Creation in Mobile Service Delivery and the Moderating Role of Time Consciousness, Journal of Retailing, 83(1), 33-46.

Lee, C.H. (2012). Extended Service Quality Model: Causes Of Agency Problems And Ethical Sales Behavior. Social Behavior and Personality, 40 (8), 1381-1400.

Lin, R.J., Chen, R.H., & Chiu, K.K.S. (2010). Customer relationship management and innovation capability: an empirical study. Industrial Management & Data Systems, 110 (1), 111-133.

MacCallum, R.C., Browne M.W, & Sugawara H.M. (1996). Power Analysis and Determination of Sampel Size for covariance Structure Modeling. Psychological methods, 1(2), 130-149.

McDonald, L.M., & Thiele, S.H. (2008). Corporate social responsibility and bank customer satisfaction.

International Journal of Bank Marketing, 26 (3), 170-182.

Mulki, J.P., & Jaramillo, F. (2011). Ethical reputation and value received: customer perceptions. International Journal of Bank Marketing, 29 (5), 358-372.

Nemati, A.R., Khan, K., & Iftikhar, M. (2010). Impact of Innovation on Customer Satisfaction and Brand Loyalty, A Study of Mobile Phones users in Pakistan. European Journal of Social Sciences, 16 (2).

Padmavathy, C., Balaji, M.S., & Sivakumar, V.J. (2012). Measuring effectiveness of customer relationship management in Indian retail banks. International Journal of Bank Marketing, 30 (4), 246-266.

Schumacker, R. E., & Lomax, R. G. (2004). A beginner's guide to structural equation modeling, Second edition. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Simon, A., & Yaya, L.H.P. (2012). Improving innovation and customer satisfaction through systems integration. Industrial Management & Data Systems, 112 (7), 1026-1043.

Sin, L.Y.M., Tse, A.C.B., & Yim, F.H.K. (2005). CRM: conceptualization and scale development. European Journal of Marketing, 39 (11), 1264-1290.

Sureshchandar, G.S., Rajendran, C., & Anantharaman, R.N. (2002). The relationship between service quality and customer satisfaction - a factor specific approach. Journal of Services Marketing, 16 (4), 363-379.

Terziovski, M. (2007). Building Innovation Capability in Organizations: An International Cross Case Perspective. Series on Technology Management-

30

Page 36: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 23

Vol.13. London: Imperial College Press.

Tu, Y.T., Wang, C.M., & Chang, H.C. (2012). Corporate Brand Image and Customer Satisfaction on Loyalty: An Empirical Study of Starbucks Coffee in Taiwan. Journal of Social and Development Sciences, 3 (1), 24-32.

Walsh, G., & Bartikowski, B. (2012). Exploring corporate ability and social responsibility associations as antecedents of customer satisfaction cross-culturally. Journal of Business Research, xxx, xxx-xxx

Wu, L.W., & Wang, C.Y. (2012). Satisfaction and zone of tolerance: the moderating roles of elaboration and loyalty

programs. Managing Service Quality, 22 (1), 38-57.

Yap, B.W., Ramayah, T., & Shahidan, W.N.W. (2012). Satisfaction and trust on customer loyalty: a PLS approach. Business Strategy Series, 13 (4), 154-167.

Yeo, R.K., & Youssef, M.A. (2010). Communicating corporate image into existence: the case of the Saudi banking industry. Corporate Communications: An International Journal, 15 (3), 263-280.

Zepf, B. (2008). Sport Sponsorship As an Internal Marketing Toll: Employees' Sponsorship Assessments and Their Effect on Job Attitudes. Disertation Doctoral. USA: Department of a Sport and Reacreation Management.

31

Page 37: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 24

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Subhan Iin Megawati

Universitas Madura

ABSTRAK Penetian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh Return On

Invesment, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Ukuran perusahaan, Opini Auditor baik secara parsial maupun parsial terhadap audit delay. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, sedangkan data yang di gunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Objek dalam peneilitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Adapun sampel yang digunakan dalan penelitian ini Perusahaan manufaktur sub sektor Transportasi tahun 2011, 2012 dan 2013. Tehnik analisa data menggunakan Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil Uji parsial menunjukkan bahwa Return On Invesment, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan secara parsial tidak pengaruh terhadap audit delay, Sedangkan Opini Auditor berpengaruh terhadap audit delay. Secara simultan Return On Invesment, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan dan opini audit tidak pengaruh terhadap audit delay. Kata Kunci : Return On Invesment, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi KAP,

Ukuran perusahaan, Opini Auditor dan audit delay

PENDAHULUAN Setiap perusahaan go public

diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka dalam melaksanakan tugas auditnya, auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Laporan keuangan yang sudah diaudit mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar atas hasil auditnya. Salah satu kriteria profesianalisme auditor adalah ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan yang diauditnya.

Hal ini menjadi tanggung jawab yang besar oleh seorang auditor agar bekerja secara profesional dan tepat waktu sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), karena auditor harus memberikan opini atas laporan keuangan yang telah diauditnya. Hasil audit tersebut mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar untuk pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan di masa yang akan datang. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pada Standar umum yang ketiga mengatakan:” Dalam pelaksanaa audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

32

Page 38: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 25

seksama”. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melaporkan semua aktivitas perusahaan selama perusahaan itu beroperasi kepada pihak eksternal. Di dalam menjalankan kegiatan operasinya perusahaan membutuhkan modal yang cukup banyak sehingga sangat membutuhkan seorang investor. Untuk menarik simpati para investor, perusahaan di wajibkan menerbitkan laporan keuangan yang sudah di audit oleh akuntan publik.

Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting khususnya bagi perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaannya. Auditor juga memerlukan waktu untuk mengumpulkan bukti-bukti kompeten yang dapat mendukung opininya. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Informasi yang di hasilkan akan kehilangan relevansinya jika terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan.

Selisih waktu antara tanggal tutup tahun buku dengan tanggal pelaporan auditor dalam laporan keuangan auditan menunjukkan lamanya waktu penyelesaian audit yang di lakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam auditing disebut audit delay. Semakin lama audit delay maka akan semakin panjang waktu auditor dalam menyelesaikan auditnya.

Hasil uji regresi logistik yaitu terdapat pengaruh signifikan antara audit delay terhadap ketepatan waktu. Audit delay yang pendek menjadikan semakin tepat waktu. Dengan berkembangnya perusahaan go publik di seluruh Indonesia tentu ini

mendorong perusahaan itu untuk bersaing dengan perusahaan lain dengan cara selalu menerbitkan laporan keuangan tepat waktu, untuk menunjang semua itu suatu perusahaan membutuhkan seorang auditor yang bisa membantu memberi pendapat atas laporan keuangan itu. Pendapat yang diberikan oleh seorang auditor meliputi wajar tanpa pengecualian, Pendapat wajar dengan pengecualian, Pendapat tidak wajar dan Pernyataan tidak memberikan pendapat. Perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian merupakan pendapat yang di harapkan oleh semua perusahaan sedangkan pendapat selain wajar tanpa pengecualian tidak di harapkan oleh semua perusahaan. Suatu laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat berfungsi bagi pihak eksternal maupun internal ketika sudah diaudit oleh auditor independen. Tugas auditor sendiri adalah bagaimana laporan keuangan itu diterbitkan secara tepat waktu dan dalam penyelesaiannya. Maka dari itu penelitian ini membahas tentang audit delay yang bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat terlambatnya laporan audit itu.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Doni, Baradha dan Firman. Berdasarkan latar belakang di atas maka judul penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Return On Invesment (ROI), Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi kantor akuntan publik, Ukuran perusahaan, dan Opini Auditor

33

Page 39: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 26

berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap audit delay? KAJIAN PUSTAKA Audit Delay

Audit Delay atau bisa disebut sebagai Audit Report Lag adalah jangka waktu proses auditor yang dilakukan auditor independen. Jangka waktu diukur berdasarkan selisih tanggal tutup buku perusahaan dan tanggal pelaporan auditor independen yang tertera di laporan keuangan. Semakin lama proses pengauditan perusahaan yang dilakukan oleh auditor independen, semakin lama pula audit delay tersebut. Proses audit sangat memerlukan waktu yang berakibat adanya audit delay yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan (Ashton, etc. 1991, Baradha;2014).

Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen. Dyer dan McHugh dalam Saputri (2012) menggunakan tiga criteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: 1. Preliminary lag: interval jumlah

hari antara tanggal laporankeuangan sampai penerimaaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporankeuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangansampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

Faktor yang mempengaruhi Audit Delay a. Return On Invesment (ROI)

Menurut Rudy Haryanto (2013;62) ROI hakikatnya adalah perpaduan dua unsur kemampuan manajemen yaitu: (1) Kemampuan manajemen memperoleh laba operasi atau laba bersih, dan (2) Kemampuan manajemen menggunakan harta yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil penjualan sebesar-besarnya. Atau dengan Bahasa lain, ROI adalah perwujudan kemampuan manajemen dalam : (1) Efisiensi biaya, dan (2) meluaskan pangsa pasar.

Laba setelah pajak ROI = Total asset b. Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Suatu perusahaan yang solvabel berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvabel.

Rasio solvabilitas adalah rasio yang kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban apabila perusahaan di likuidasi. Rasio solvabilitas adalah: Total Debt to Total asset ratio

Total kewajiban =

Total asset

c. Current Ratio Current Ratio merupakan

ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan

34

Page 40: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 27

seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Rasio lancar (Current Ratio) adalah perbandingan Antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kali hutang jangka pendek.

Aset lancar Current ratio =

Kewajiban lancar d. Reputasi KAP

Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) mungkin merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi audit delay. Menurut SK. Menkeu No. 43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya.

Kantor Akuntan Publik juga disebutkan bahwa KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang berdiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa professional dalam praktik akuntan publik. Jasa-jasa tambahan yang biasanya diberikan oleh KAP meliputi jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen. Arens (1996;11), mengkategorikan KAP menjadi empat ukuran yaitu: a. KAP Internasional

KAP Internasional yang dikenal di Indonesia dengan julukan The Big Four, masing-masing KAP Internasional memiliki kantor di setiap kota-kota besar Amerika Serikat dan kota-kota besar di seluruh dunia,

termasuk Indonesia. Keempat kantor akuntan publik ini menyelenggarakan audit hamper di semua perusahaan besar di Amerika Serikat dan seluruh dunia serta mengaudit banyak pula perusahaan berskala kecil. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, KAP internasional ini diwakili kepentingannya oleh KAP Indonesia sendiri dengan bentuk kemitraan, Contoh KAP Internasional Antara lain Emst & Young Internasional, KPMG, PWC dan Delloit Touch Tohmatsu. b. KAP Nasional

Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai KAP berukuran nasional karena memiliki cabang-cabang di seluruh kota besar Amerika Serikat. KAP ini memberikan pelayanan yang sama dengan KAP internasional dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalam hal menarik klien. Selain itu, mereka memiliki hubungan dengan KAP luar negeri namun tidak seluas KAP Internasional. Jenis ini juga mulai diwakili di Indonesia dalam bentuk kemitraan. c. KAP lokal dan regional

Sebagian KAP di Indonesia merupakan KAP lokal atau regional dan terutama terpusat di Pulau Jawa. Masing-masing beranggotakan lebih dari 30 orang tenaga professional. Beberapa diantaranya hanya melayani klien didalam jangkauan wilayah lainnya yang memiliki beberapa kantor cabang di daerah lain. KAP ini bersaing dengan perusahaan lain dalam menarik klien termasuk dengan KAP Internasional dan Nasional, banyak diantaranya berafiliasi dengan KAP internasional untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai hal-hal seperti teknis informasi dan pendidikan lanjutan. d. KAP local kecil

Sebagian besar KAP di Indonesia mempunyai kurang dari 25

35

Page 41: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 28

orang tenaga professional pada satu KAP. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan itu, terutama bagi badan-badan usaha kecil organisasi nirlaba, meskipun ada diantaranya yang melayani satu dua perusahaan yang go public. e. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi jangka waktu penyelesaian terhadap audit laporan keuangan karena besar kecilnya ukuran perusahaan dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variable serta intesitas dari transaksi perusahaan yaitu berupa total penjualan. Semakin besar nilai total aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin pendek proses penyelesaian terhadap audit report lagi. Perusahaan yang besar akan cenderung lebih cepat dalam proses penyelesaian audit karena pada umumnya perusahaan yang besar lebih diawasi oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah jika dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga perusahaan besar tersebut cenderung meminimalisir adanya audit report lag. Perusahaan besar juga memiliki sistem pengendalian intern yang memadai sehingga memudahkan dalam melakukan proses audit.

Menurut Owusu dan Ansah (dalam Baradha, 2014) berargumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih,memiliki sitem pengendalian internal yang lebih kuat, adanya pengawasan dariinvenstor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan melaporkan laporan keuangan tepat waktu ke publik. f. Opini Auditor

Laporan keuangan yang dilaporkan kepada OJK adalah laporan keuangan yang telah diaudit. Auditor bertanggung jawab untuk melihat laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen sesuai dengan peraturan standar akuntansi. Auditor juga harus memeriksa akuntansi dan sistem pengendalian intern perusahaan dan secara umum mencoba memastikan tidak ada kesalahan yang material di dalam laporan keuangan perusahaan. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengharuskan pembuatan laporan setiap kali kantorakuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.

Opini audit yang diberikan oleh auditor melaui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberi simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya.laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinanprofesionalnya. opini yang dapat diberikan atas asersi manajemen dari perusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi: Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion), pernyataan tidak memberikan pendapat (desclaimer of opinion). Berikut ini akan dijelaskan: a. Pendapat wajar tanpa

pengecualian (unqualified opinion)

36

Page 42: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 29

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan audit bentuk baku. b. Pendapat wajar dengan

pengecualian (qualified opinion) Dalam hal ini, auditor

menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. c. Pendapat tidak wajar (adverse

opinion) Dengan pendapat tidak wajar,

auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. d. Pernyataan tidak memberikan

pendapat (desclaimer of opinion) Dengan pernyataan tidak

memberikan pendapat, auditor menyatakan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

Rumusan Hipotesis H1: Diduga terdapat pengaruh Return On Invesment terhadap audit delay H2: Diduga terdapat pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. H3: Diduga terdapat pengaruh Current ratio terhadap audit delay. H4: Diduga terdapat pengaruh reputasi KAP terhadap audit delay H5 : Diduga terdapat pengaruh Ukuran perusahaan terhadap audit delay.

H6 : Diduga terdapat pengaruh opini audit terhadap audit delay. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sri Sularso (2003;31) menjelaskan penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang di tujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu biasanya berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Jenis Data Dan Sumber Data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian tahun periode akuntansi 2011, 2012 dan 2013 perusahaan manufaktur sub sektor Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sri Sularso ( 2003;59) data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data tersebut berupa dokumen yang merupakan data tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi Dan Sampel

Populasi penelitian ini meliputi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011, 2012 dan 2013. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Kriteria pemilihan

37

Page 43: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 30

sampel sebagai berikut: a) Perusahaan manufaktur sub sektor Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, 2012 dan 2013. b) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan (financial report) dan

laporan tahunan (annual report) dengan tanggal tutup buku 31 Desember 2011, 2012 dan 2013. C) Laporan keuangan pada tahun sampel telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.

Tabel 1

Kriterian Pemilihan Sampel

No Kriteria Sampel 2011-2013 Jumlah

1 Perusahaan manufaktur sub sektor Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013

33

2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan (financial report) dengan tanggal tutup buku 31 desember 2011-2013

11

Data perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan dengan tanggal tutup buku 31 Desember 2011-2013

22

3 Laporan keuangan yang tidak diaudit oleh KAP (2)

Laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP 20

Total perusahaan yang sesuai criteria 20

Sumber Data: www.idx.co.id.

Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara dokumentasi. Dokumentasi yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasi, dan menganalisis data sekunder berupa laporan auditor independen, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait dalam lingkup penelitian ini.

TEKNIK ANALISA DATA Analisis Statistik

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan dan menyajikan secara ringkas informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistic deskriptif data mentah diubah kedalam suatu bentuk yang dapat menyediakan informasi untuk menggambarkan serangkaian faktor dalam suatu keadaan (Sri Sularso, 2003;77). Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal

atau tidak (Juliansyah, 2011;174). Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Pengujian yang sering digunakan adalah metode uji one sample Kolmogorov smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: Jika Probabilitas ≥ 0,05 : hipotesis diterima karena data berdistribusi secara normal Jika Probabilitas < 0,05 : hipotesis ditolak karena data tidak berdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini menggunakan data sekunder. Untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis, perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi. Ada beberapa langkah untuk menguji model yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut: a. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2006) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

38

Page 44: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 31

ditemukan adanya korelasi antar variable independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna Antara variable bebas (korelasinya) atau mendekati. Salah satu cara untuk mendeteksi kolonier dilakukan dengan mengkorelasikan antar variable bebas dan apabila korelasinya signifikan antar variable bebas tersebut maka terjadi multikolonieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dengan melihat nilai Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar VIF maka semakin mendekati nilai terjadinya masalah multikolonieritas. Sebagian besar penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa jika nilai VIF kurang dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih dari 0,1 maka tidak terjadi multikolonieritas. b. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh menjadi tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar meskipun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinyadan bertambahnya sampel yang digunakan akanmendekati nilai sebenarnya (konsisten). Hal ini disebabkan variannya yang tidak

minimum atau dengan kata lain tidak efisien. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat menggunakan uji heterokedastisitas dengan korelasi spearman’s rho yaitu mengkorelasikan variable independen dengan nilai unstandardized residual. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi Antara variable independen dengan residual terdapat signifikan lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi Antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, disinyalir ada problem autokorelasi (Firman, 2014). Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena ”gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Model dikatakan bebas dari autokorelasi jika nilai dw lebih besar dari nilai dw.

Tabel 2

Pengujian Autokorelasi

Durbin Watson Kesimpulan

a. Dibawah -2 ( < -2 ) b. Berada diantara -2 dan +2 atau-2 < DW < +2 c. Diatas +2 atau DW > +2

Terjadi autokorelasi positif Tidak terjadi autokorelasi Terjadi autokorelasi negatif

Sumber : Danang Suntoyo (2013;92)

39

Page 45: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 32

Regresi Linier Berganda Peneliti menggunakan analisis

regresi berganda, karena analisis ini menggambarkan hubungan Antara variable dependen (audit delay) dengan variable independen (Return On Invesment, Solvabilitas, Current ratio, Reputasi KAP, Ukuran perusahaan dan Opini auditor). Analisis Regresi berganda yaitu suatu perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variable bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variable terikat. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

AUDELAY = β0 +β1ROI+ β2DR +

β3CR+β4KAP +β5ASSET+β6OPIN+e Keterangan : AUDELAY = Jangka waktu tanggal penutupan tahun buku dengan

Tanggal pelaporan auditor independen.

β0 = Koefisien regresi variable independen β1ROI = Return On Invesment (ROI) β2DR = Debt Ratio (Solvabilitas) β3CR = Current Ratio β4KAP = Reputasi KAP β5ASSET = Ukuran Perusahaan β6OPIN = Opini auditor

e = Variabel Error

Uji Hipotesis Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa berpengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh variable independen secara individu terhadap variable dependen. Uji regresi parsial merupakan pengujian yang dilakukan terhadap

variabel dependen atau variabel terikat. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut: Ho1-6 : β = 0, Return On Invesment,

solvabilitas, Current Ratio, reputasi KAP, Ukuran perusahaan, Opini Auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay

Ha1-6 : β ≠ 0, Return On Invesment, solvabilitas, Current Ratio, reputasi KAP, Ukuran perusahaan, Opini Auditor secara parsial berpengaruh terhadap audit delay

Keputusan diambil berdasarkan probabilitas, dengan α = 5%: Jika signifikan t < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika signifikan t ≥ α, maka Ho diterima dan Hα ditolak. Uji Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan ini dilakukan dengan cara membandingkan Antara tingkat signifikansi F dari hasil pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut: Ho1-6 : β = 0, Return On Invesment,

solvabilitas, Current Ratio, reputasi KAP, Ukuran perusahaan, Opini Auditor secara simultan tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Ha1-6 : β ≠ 0, Return On Invesment, solvabilitas, Current Ratio, reputasi KAP, Ukuran perusahaan, Opini Auditor secara simultan berpengaruh terhadap audit delay

Keputusan diambil berdasarkan probabilitas, dengan α = 5% :

40

Page 46: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 33

Jika signifikan F < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika signifikan F ≥ α, maka Ho diterima dan Hα ditolak.

ANALISA DAN PEMBAHASAN Uji Statistik Deskriptif

Tabel 3

Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Return On Invesment 20 -.41 3.19 .1371 .73094 .534

Solvabilitas 20 .26 3.93 .8666 .87052 .758

Current Ratio 20 .03 3.27 1.2380 .76692 .588

Reputasi KAP 20 .00 1.00 .4667 .48846 .239

Ukuran Perusahaan 20 7.85 12.50 10.1925 1.42633 2.034

Opini Auditor 20 .00 1.00 .8000 .41039 .168

Audit Delay 20 52.33 443.67 145.9833 102.43854 10493.655

Valid N (listwise) 20

Sumber: Lampiran diolah

Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 3 data diketahui bahwa tingkat rata-rata selama periode 2011-2012 dan 2013, ROI sebesar 0.1371, Solvabilitas sebesar 0.8666,Current Ratio sebesar 1.2380, Reputasi KAP sebesar 0.4667, Ukuran Perusahaan sebesar 10.1925, Opini Auditor sebesar 0.8000 dan Audit delay sebesar 145.9833. Variabel reputasi KAP menunjukkan bahwa terdapat

perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa audit dari KAP the big four sebesar 47%, sedangkan yang tidak menggunakan jasa KAP non big four sebesar 53%.

Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan metode uji one sample Kolmogorov smirnov seperti pada tabel 4 dibawah ini:

41

Page 47: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 34

Tabel 4 Uji Normalitas

Sumber: Lampiran diolah

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Jika probabilitas ≥ 0,05 maka hipotesis diterima, dan Probabilitas< 0,05 hipotesis ditolak kaena tidak terdistribusi secara normal. Berdasrkan tabel 4 diperoleh hasil nilai residual ≥ 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal.

Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variable independen. Pada matrik korelasi, jika antar variable independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Return

On

Invesme

nt

Solva

bilita

s

Current

Ratio

Reputasi

KAP

Ukuran

Perusah

aan

Opini

Auditor

Unstandar

dized

Residual

N 20 20 20 20 20 20 20

Normal

Parametersa

Mean .1371 .8666 1.2380 .4667 10.1925 .8000 .0000000

Std.

Deviation .73094

.8705

2 .76692 .48846 1.42633 .41039

7.997269

31E1

Most Extreme

Differences

Absolute .470 .341 .116 .330 .117 .487 .241

Positive .470 .341 .116 .330 .117 .313 .241

Negative -.299 -.244 -.078 -.263 -.107 -.487 -.114

Kolmogorov-Smirnov Z 2.101 1.527 .520 1.477 .523 2.178 1.078

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .019 .949 .025 .948 .000 .196

a. Test distribution is Normal.

42

Page 48: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 35

Tabel 5

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Return On Invesment .808 1.238

Solvabilitas .228 4.395

Current Ratio .516 1.938

Reputasi KAP .733 1.364

Ukuran Perusahaan .868 1.152

Opini Auditor .299 3.348

a. Dependent Variable: Audit Delay

Sumber: Lampiran diolah

Hasil dari uji multikolinieritas ini,

diperoleh besar korelasi antar variable bebas kurang dari 0,90. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas dalam model regresi.

Uji Heterokedastisitas Berdasarkan tabrl 6 menunjukkan

bahwa besar korelasi antar variable bebas terdapat signifikan lebih dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Tabel 6

Uji Heterokedastisitas Correlations

Return On Invesment

Solvabilitas

Curren

t Ratio

Reput

asi

KAP

Ukuran

Perusaha

an

Opini

Auditor

Unstandard

ized

Residual

Spearman's rho

Return On Invesment

Correlation Coefficient

1.000 -.525* .332 -.012 .192 .466

* -.166

Sig. (2-tailed)

. .017 .153 .961 .418 .038 .484

N 20 20 20 20 20 20 20

Solvabilitas

Correlation Coefficient

-.525* 1.000 -.830

** -.003 .140 -.694

** .126

Sig. (2-tailed)

.017 . .000 .989 .556 .001 .596

N 20 20 20 20 20 20 20

43

Page 49: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 36

Current Ratio

Correlation Coefficient

.332 -.830** 1.000 -.083 -.006 .650

** -.015

Sig. (2-tailed)

.153 .000 . .727 .980 .002 .950

N 20 20 20 20 20 20 20

Reputasi KAP

Correlation Coefficient

-.012 -.003 -.083 1.000 -.140 .072 .110

Sig. (2-tailed)

.961 .989 .727 . .556 .762 .644

N 20 20 20 20 20 20 20

Ukuran Perusahaan

Correlation Coefficient

.192 .140 -.006 -.140 1.000 .043 .068

Sig. (2-tailed)

.418 .556 .980 .556 . .856 .777

N 20 20 20 20 20 20 20

Opini Auditor

Correlation Coefficient

.466* -.694

** .650

** .072 .043 1.000 -.022

Sig. (2-tailed)

.038 .001 .002 .762 .856 . .928

N 20 20 20 20 20 20 20

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient

-.166 .126 -.015 .110 .068 -.022 1.000

Sig. (2-tailed)

.484 .596 .950 .644 .777 .928 .

N 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Lampiran diolah

Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dideteksi dengan

menggunakan Durbin-Watson dw Statistic Test. Jika nilai Durbin-Watson (dw) terletak -2 < DW < +2, maka

dapat dikatakan tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Jika nilai d < -2, maka terkena autokorelasi positif. Jika nilai dw> +2, maka terkena autokorelasi negatif.

44

Page 50: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 37

Tabel 7

Uji autokorelasi (Durbin-Watson)

Model Summaryb

Mod

el R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Change Statistics

Durbin-

Watson

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .625a .391 .109 96.68227 .391 1.388 6 13 .290 1.565

a. Predictors: (Constant), Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, Reputasi KAP, Return On

Invesment, Current Ratio, Solvabilitas

b. Dependent Variable: Audit Delay

Sumber: Lampiran diolah

Setelah dilakukan uji

autokorelasi, ternyata data belum memenuhi syarat uji asumsi klasik dan belum sesuai dengan kriteria autokorelasi. Oleh sebab itu, dilakukan transformasi data untuk menghilangkan autokorelasi tersebut. Hasil uji autokorelasi setelah dilakukan transformasi data, diperoleh angka DW = 1.565 maka -2 < 1.565 dan DW = 1.565 < 2 dapat dikatakan non autokorelasi berarti bahwa kesalahan atau gangguan yang masuk ke dalam

fungsi regresi populasi adalah random atau tidak berkorelasi. Uji Regresi Linier Berganda

Tujuan digunakannya persamaan regresi adalah untuk melakukan pendugaan atau taksiran variasi variabel tergantung yang disebabkan oleh variasi nilai variabel bebas. berdasarkan data yang telah dikumpulkanmaka diperoleh hasil olahan sebagai berikut :

45

Page 51: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 38

Tabel 8

Uji Regresi Linier Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahdiatas, maka persamaan regresi yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :

AUDELAY = 549.154+7.017ROI-65.133DR-8.904CR-46.820KAP-13.250ASSET-224.710OPIN

Koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan perubahan yang searah antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien regresi yang bertanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawanan arah

antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam perhitungan menunjukkan semua variabel bebas memiliki koefisien bertanda positif dan Negatif, sehingga persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila ROI, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi KAP, Ukuran Perusahaan dan Opini Auditor semakin ditingkatkan maka akan meningkatkan Audit Delay dan sebaliknya apabila ROI, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi KAP, Ukuran Perusahaan dan Opini Auditor

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig.

95% Confidence

Interval for B Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound Part

Toler

ance VIF

1 (Constant) 549.154 195.692 2.806 .015 126.386 971.922

Return On

Invesment 7.017 33.762 .050 .208 .839 -65.920 79.955 .045 .808 1.238

Solvabilitas -65.133 53.417 -.554

-

1.219 .244 -180.534 50.267 -.264 .228 4.395

Current Ratio -8.904 40.265 -.067 -.221 .828 -95.891 78.083 -.048 .516 1.938

Reputasi KAP -46.820 53.031 -.223 -.883 .393 -161.386 67.746 -.191 .733 1.364

Ukuran

Perusahaan -13.250 16.689 -.184 -.794 .441 -49.303 22.804 -.172 .868 1.152

Opini Auditor -

224.710 98.888 -.900

-

2.272 .041 -438.344 -11.077 -.492 .299 3.348

a. Dependent Variable: Audit Delay

Sumber: Lampiran diolah

46

Page 52: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 39

diturunkan maka akan menurunkan Audit Delay. Analisis Koefisien Determinasi

Kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan perubahan variabel terikat dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R²/R square).

semakin tinggi nilai R² maka semakin baiklah model tersebut. Nilai dari R² berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 maka semakin baik kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat dalam model.

Tabel 9

Koefisien Determinan

Model Summaryb

Mod

el R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Change Statistics

Durbin-

Watson

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .625a .391 .109 96.68227 .391 1.388 6 13 .290 1.565

b. Dependent Variable: Audit Delay

a. Predictors: (Constant), Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, Reputasi KAP, Return On

Invesment, Current Ratio, Solvabilitas

Sumber: Lampiran diolah

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan nilai R2 (R Square) = 0,391 yang berarti bahwa sebesar 39.1 % Audit Delay (Dependen Variabel) mampu dijelaskan oleh variabel bebas yang dimasukkan dalam model ROI, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi KAP, Ukuran Perusahaan dan Opini Auditor, sedangkan 60.7 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model (faktor galat).

Analisis Koefisien Korelasi Berdasarkan tabel 9 hasil

analisis regresi berganda diperoleh nilai koefisien korelasi berganda atau Multiple (R) sebesar 0.625. koefisien ini menunjukkan tingkat hubungan atau korelasi variabel dependen terhadap variabel-variabel independen. Nilai R yang tinggi, yaitu sebesar 0,625 menunjukkan adanya hubungan yang relative kuat antara semua varibel independen dengan variabel dependen. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

47

Page 53: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 40

Tabel 10 Uji Parsial

Dari hasil perhitungan sig t

(0,839) > (0,05), dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Perhitungan dari sig t (0,244) > (0,05), dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Perhitungan dari sig t (0.828) > (0,05), dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Perhitungan dari sig t (0,393) > (0,05),

dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan Reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Perhitungan sig t (0.441) > (0,05), dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Perhitungan sig t (0,041) < (0,05), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan Opini Auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Uji secara Simultan (Uji f)

Coefficientsa

Model T Sig.

1 (Constant) 2.806 .015

Return On Invesment .208 .839

Solvabilitas -1.219 .244

Current Ratio -.221 .828

Reputasi KAP -.883 .393

Ukuran Perusahaan -.794 .441

Opini Auditor -2.272 .041

a. Dependent Variable: Audit Delay Sumber: Lampiran diolah

48

Page 54: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 41

Tabel 11 Hasil Uji Secara Simultan (Ujif)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 77862.438 6 12977.073 1.388 .290a

Residual 121517.001 13 9347.462

Total 199379.439 19

a. Predictors: (Constant), Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, Reputasi KAP, Return On Invesment, Current Ratio, Solvabilitas

b. Dependent Variable: Audit Delay

Sumber: Lampiran diolah

Dari hasil perhitungan sig f

(0,290) > (0,05), dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan Antara ROI, Solvabilitas, Current Ratio, reputasi KAP, Ukuran perusahaan dan Opini Auditor. Hasil ini mengindikasikan bahwa seluruh variable independen yaitu ROI, solvabilitas, Current ratio, reputasi KAP, ukuran perusahaan dan Opini auditor tidak mempunyai kemampuan dalam mempengaruhi secara bersama-sama. PEMBAHASAN Pengaruh ROI terhadap Audit Delay

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variable bebas dan variable terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikan ROI senilai 0,839> α = 0,05. Hal ini berarti Ho yaitu ROI berarti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini berbeda dengan penelitian Firman Dwi Laksono (2014) mengkaji tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi Audit delay pada perusahaan manufaktur sektor consumer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa profitabilitas (ROI) berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. ROI senilai 0,839> α = 0.05, yang berarti 0,839 ROI itu tidak mempengaruhi lamanya proses audit yang dilakukan oleh KAP didalam pekerjaannya, sehingga keberadaan ROI tidak perlu diperhatikan oleh KAP. Dapat dikatakan tidak berpengaruh karena nilai ROI >α yaitu = 0,839. Pengaruh Solvabilitas terhadap audit delay

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variable bebas dan variable terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikan solvabilitas senilai 0,244> α = 0,05. Hal ini berarti Ho yaitu solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

49

Page 55: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 42

Baradha Pratama (2014) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit delay dan Timeliness pada perusahaan publik di Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.Solvabilitas senilai 0,244 > α = 0.05, yang berarti 0,244 Solvabilitas itu tidak mempengaruhi lamanya proses audit yang dilakukan oleh KAP didalam pekerjaannya, sehingga keberadaan Solvabilitas tidak perlu diperhatikan oleh KAP. Dapat dikatakan tidak berpengaruh karena nilai Solvabilitas >α yaitu = 0,244. Pengaruh Current Ratio terhadap audit delay

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variable bebas dan variable terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikan Current Ratio senilai 0,828> α = 0,05. Hal ini berarti Ho yaitu Current Ratiotidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hilyatul Afifah (2011) mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa rasio likuiditas yaitu current ratio berpengaruh signifikan terhadap audit delay.Current Ratio senilai 0,828 > α = 0.05, yang berarti 0,828 Current ratio itu tidak mempengaruhi lamanya proses audit yang dilakukan oleh KAP didalam pekerjaannya, sehingga keberadaan Current Ratio tidak perlu diperhatikan oleh KAP. Dapat dikatakan tidak berpengaruh karena nilai Current ratio >α yaitu = 0,828. Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variable bebas

dan variable terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikan reputasi KAP senilai 0,393> α = 0,05. Hal ini berarti Ho yaitu Reputasi KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Suharli dan Rachpriliani (2006) melakukan penelitian kepada seluruh perusahaan listing di BEI periode 2002-2003 dengan mengacu pada perusahaan yang termuat dalam Indonesian Capital Market Directory tahun 2004. Penelitian ini mengkaji hubungan antara likuiditas, profitabilitas, persentase kepemilikan public dan KAP dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan yang terdaftar di BEI berupa data Cross Sectional untuk tahun 2002-2003, yang dipilih purposive sebanyak 40 perusahaan setiap tahunnya. Hasil dari penelitian ini hanya faktor kepemilikan publik yang ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Reputasi KAPsenilai 0,393 > α = 0.05, yang berarti 0,393 Reputasi KAP itu tidak mempengaruhi lamanya proses audit yang dilakukan oleh KAP didalam pekerjaannya, sehingga keberadaan Reputasi KAP tidak perlu diperhatikan oleh KAP. Dapat dikatakan tidak berpengaruh karena nilai Reputasi KAP >α yaitu = 0,393. Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Audit delay

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variable bebas dan variable terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikan ukuran perusahaan senilai 0,441> α = 0,05. Hal ini berarti Ho yaitu ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Baradha Pratama (2014) mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Audit delay pada perusahaan publik di Indonesia, hasil penelitian ini

50

Page 56: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 43

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Ukuran perusahaansenilai 0,441 > α = 0.05, yang berarti 0,441 ukuran perusahaan itu tidak mempengaruhi lamanya proses audit yang dilakukan oleh KAP didalam pekerjaannya, sehingga keberadaan ukuran perusahaan tidak perlu diperhatikan oleh KAP. Dapat dikatakan tidak berpengaruh karena nilai ukuran perusahaan >α yaitu = 0,441. Pengaruh Opini auditor terhadap Audit delay

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variable bebas dan variable terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikan opini auditor senilai 0,041 < α = 0,05. Hal ini berarti Ho yaitu ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Romauli Sianturi (2014) mengkaji tentang faktor yang menentukan Audit delay dan pengaruhnya terhadap reaksi investor pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.Opini auditor senilai 0,041 < α = 0.05, yang berarti 0,041 opini auditor itu mempengaruhi lamanya proses audit yang dilakukan oleh KAP didalam pekerjaannya, sehingga keberadaan opini auditor perlu diperhatikan oleh KAP. Dapat dikatakan berpengaruh karena nilai Opini Auditor <α yaitu = 0,041. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Bedasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil uji T

menunjukkan bahwa Retrun On Investment, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi KAP, Ukuran

Perusahaan, secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay, sedangkan opnini audit pengaruh secara signifikan berpengaruhterhadap audit delay.

2. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa Retrun On Investment, Solvabilitas, Current Ratio, Reputasi KAP, Ukuran Perusahaandan opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

Saran 1. Sehubungan kontribusi ROI (X1),

Solvabilitas (X2), Current Ratio (X3), Reputasi KAP (X4), Ukuran perusahaan (X5) dan Opini Auditor (X6) hanya Opini auditor sebesar 0,041 yang berpengaruh terhadap audit delay (Y), maka untuk penelitian serupa berikutnya hendaknya variabel diluar penelitian digunakan untuk melihat kontribusinya dalam Y.

2. Dalam melakukan penelitian mengenai audit delay sebaiknya untuk peneliti selanjutnya lebih memperluas sampel dengan menambah jumlah sampel pertahunnya dan mengambil seluruh seKtor manufaktur.

3. Variabel-variabel bebas yang diuji untuk penelitian ini masih sangat umum, sebaiknya peneliti selanjutnya mengambil variabel bebas yang lebih khusus dan di luar variabel yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya ada baiknya meneliti langsung secara personal pada perusahaan yang akan diteliti dan mengambil variable selain variable yang telah dibahas oleh peneliti. Contohnya tekanan waktu dari perusahaan kepada auditor itu bisa menjadi penyebab cepatnya audit delay. Karena dengan adanya tekanan

51

Page 57: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 44

itu seorang auditor lebih berhati-hati didalam pengerjaan auditnya.

DAFTAR PUSTAKA Adrial, Doni. 2008. “ Analisis Pengaruh

Karakteristik Perusahaan, Opini Audit, dan Ukuran KAP Terhadap Lamanya Penyelesaian Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Akuntansi November 2008.

Ashton, Alison Hubbard, 1991. Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise. The Accounting Review, 218-239.

Arens dan Loebbecke. 1996. Auditing. Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi IVSemarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Laksono, Firman. 2014. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan”. Jurnal Akuntansi Maret 2014.

Pratama, Baradha. 2014. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Akuntansi Maret 2014

Surat Keputusan Menteri keuangan No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999

Sianturi, Romauli. 2014. “Faktor Yang Menentukan Audit Delay dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi Investor”. Jurnal Akuntansi Keuangan, Februari 2014

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta, cv, Bandung.

Sularso, Sri. 2003. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.

www.idx.co.id

52

Page 58: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 45

KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGGUNA TI SEBAGAI PREDIKTOR KEPUASAN KERJA DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Staf Administrasi Fakultas Universitas Madura)

Mohammad Amir Furqon Universitas Madura

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang pentingnya teknologi informasi terhadap organisasi melalui penelitian karakteristik individu pengguna TI sebagai prediktor kepuasan kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja staf atau karyawan administrasi di Fakultas Universitas Madura. Penelitian ini menguji tentang pengaruh karakteristik individu terhadap kepuasan kerja dan pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja staf administrasi yang menggunakan TI dalam menjalankan tugas sehari-hari di fakultas Universitas Madura. Karakteristik individu staf administrasi terdiri atas indikator usia, gender, pendapatan, pendidikan, dan pengalaman. Kepuasan kerja diukur dari gaji/pembayaran, jenis pekerjaan, promosi, dan teman kerja. Kinerja karyawan diukur dari kemampuan teknik, kemampuan konseptual, dan kemampuan interpersonal. Penelitian ini menggunakan metode analisis path untuk menjawab pola dan hubungan antar variabel sedangkan data diolah dengan menggunakan SPSS 15 for windows. Sampel penelitian berjumlah 60 staf administrasi yang menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaannya. Metode dokumentasi dan wawancara terhadap beberapa responden dilakukan untuk melengkapi analisis kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan simple random sampling atau pengambilan sampel acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel karakteristik individu berpengaruh terhadap kepuasan kerja, dan juga berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja staf administrasi yang menggunakan TI dalam pekerjaan sehari-hari di fakultas Universitas Madura. Kata Kunci : karakteristik individu pengguna TI , Kepuasan kerja, dan kinerja

karyawan.

PENDAHULUAN Teknologi membuat karyawan

dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap untuk membuat keputusan yang lebih cepat dan memberikan lebih banyak peluang kepada karyawan untuk bekerjasama menyelesaikan tugas tertentu dan berbagi informasi. Menurut Parikesit (2009) pada masa kini yang terpenting

adalah bagaimana memiliki kemampuan membuat sistem yang lebih unggul dari pada yang lain sehingga mampu bertahan atau bahkan memenangkan persaingan yang begitu ketat.

Sistem yang unggul tidak lepas dari peran teknologi informasi yang mengandung konsep cepat, tepat, dan akurat. Wardiana (2002) dalam

53

Page 59: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 46

seminarnya mendefinisikan teknologi informasi sebagai suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan serta merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Dalam wikipedia (2008) teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Menurut Purbo (2001) keberadaan Teknologi Informasi (TI) sebagai alat bantu yang sangat efektif bagi seseorang, institusi ataupun sebuah negara – jika mereka bertumpu pada kekuatan otaknya dan bukan pada kekuasaan, jabatan, kekayaan, serta kekuatan otot semata. Organisasi perlu memperhatikan fungsi dan peran teknologi informasi bagi manusia itu sendiri atau karyawan yang ada dalam organisasi. Teknologi informasi yang baik akan berdampak pada dua hal yaitu kemajuan dari sisi perusahaan atau instansi dan peningkatan skill dari karyawan (Okpara, 2004). Untuk itu diperlukan adanya pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi informasi. Dalam hal ini ditekankan adanya komitmen dari karyawan itu sendiri untuk mau berubah dengan meninggalkan penggunaan sistem kerja lama yaitu kurang memanfaatkan teknologi secara penuh sehingga kinerjanya kurang optimal. Salah satu faktor penentu perubahan dari sisi sumber daya manusia (karyawan) adalah karakteristik individu, dalam hal

ini melihat berbagai atribut yang melekat pada pribadi. Menurut Okpara (2004) karakteristik individu bisa berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Karakteristik individu dalam hal ini yang dilihat adalah usia, gender, pendapatan, pendidikan dan pengalaman.

Adanya perhatian terhadap unsur-unsur karakteristik individu merupakan salah satu indikasi upaya peningkatan kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang optimal diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Wendong, et al, 2008; Noermijati, 2008; Koesmono, 2005). Menyangkut kepuasan kerja tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain: pembayaran, jenis pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, dan promosi (Luthans, 1997 dalam Soedjono, 2005).

Menurut Lazer dan Wikstrom (1977) dalam Rivai (2004) indikator yang digunakan dalam menilai suatu kinerja dibagi dalam tiga kemampuan, antara lain (1) kemampuan teknis yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya. (2) kemampuan konseptual, yaitu memampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan yang pada intinya masing-masing individu memahami tugas, fungsi, serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan. (3) kemampuan hubungan interpersonal, yaitu kemampuan bekerja sama dengan orang lain, memotivasi rekan kerja, melakukan negosiasi, dan lain-lain. Untuk selanjutnya ketiga aspek dari Lazer dan Wikstrom ini akan digunakan oleh peneliti sebagai rujukan dalam mengukur variabel kinerja.

54

Page 60: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 47

Secara empiris karakteristik individu berpengaruh terhadap kepuasan kerja (job satisfaction). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Okpara (2004); Briantino (2004); Lumbanraja (2007); Hardianto (2008). Sedangkan karakteristik individu berpengaruh terhadap kinerja (Titisari dan Purnamie, 2000; Sutanto, 2003; Rivai, 2008). Obyek dalam penelitian ini adalah penggunaan TI di Universitas Madura dimana yang menjadi populasinya adalah semua karyawan administrasi ditiap fakultas. Salah satu penggunaan TI yang paling besar berada di fakultas. Aktivitas staf administrasi yang berhubungan dengan TI meliputi akses internet, dan entri data bagian akademik, keuangan, serta bagian umum yang semua bekerja dalam satu sistem jaringan (yaitu SIMAT). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan administrasi yang menggunakan TI dalam mengerjakan tugas sehari-harinya untuk menunjang kegiatan akademis, seperti penyusunan KRS dan jadwal mata kuliah, pembuatan KHS, pembayaran SPP dan sebagainya yang mana semua sangat terkait dengan TI. Dengan mengetahui ketiga variabel tersebut (karakteristik individu, kepuasan kerja dan kinerja) maka diharapkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing karyawan bisa dikembangkan (Lumbanraja, 2007).

Oleh sebab itu peneliti meneliti tentang KARAKTERISTIK INDIVIDU SEBAGAI PREDIKTOR KEPUASAN KERJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA dengan studi pada staf administrasi fakultas sebagai pengguna TI Universitas Madura. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka dapat memunculkan permasalahan dalam

bentuk beberapa pertanyaan antara lain:

1. Apakah variabel karakteristik individu mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

2. Apakah variabel karakteristik individu mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

3. Apakah variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

4. Apakah variabel karakteristik individu mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.

TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORITIS a. Karakteristik Individu

Perlunya mempertimbangkan karakteristik individu dari setiap individu yang terlibat dalam kegiatan organisasi dengan berbagai pendekatan agar seluruh potensi dapat tergali dengan optimal. Karakteristik adalah sikap dan tindakan atau semua yang dilakukan oleh manusia (Briantino, 2004). Karakter yang ada dalam masing-masing individu akan mempengaruhi kinerja individu tersebut. Mohyi (1999) dalam Hardianto (2008) menyatakan perilaku individu dalam organisasi adalah sikap dan tindakan atau tingkah laku individu dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi, dan sikap yang berpengaruh terhadap prestasi (kinerja) dirinya dan organisasi. Perlunya mempertimbangkan karakteristik individu dari setiap individu yang terlibat dalam organisasi, karena dalam setiap organisasi tidak pernah lepas dari peran manusia sebagai aktor atau penggerak organisasi itu sendiri. Di dalamnya (organisasi) terdiri atas beragam orang dengan berbagai karakter yang berbeda satu sama lain. Karakteristik

55

Page 61: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 48

individu merupakan karakteristik pribadi anggota suatu organisasi yang pada dasarnya mempunyai dampak pada produktivitas, absensi, turnover karyawan, dan kepuasan kerja. Menurut Gibson et al. (2002) dalam Lumbanraja (2007) mengungkapkan bahwa karakteristik individu merupakan bagian kritis dalam perilaku keorganisasian, karena dapat digunakan untuk memprediksi kinerja individu, dimana kinerja organisasi terbentuk dari kinerja individu dan kelompok. Masih menurut Gibson (1996) dalam Lumbanraja (2007), mengklasifikasikan variabel individu dalam tiga kelompok. Yaitu : (1) Kemampuan serta keterampilan fisik dan mental, (2) variabel demografis antara lain: jenis kelamin, usia, dan ras, (3) latar belakang seperti keluarga, kelas sosial, dan pengalaman. Dari beberapa pendapat yang telah diungkapkan diatas, maka peneliti menggunakan lima (5) indikator untuk karakteristik individu atau personal yaitu: usia, gender, pendidikan, pendapatan, dan pengalaman, karena dianggap relevan dengan karakteristik subjek yang akan diteliti. b. Kinerja Karyawan

Menurut Prawirosentono (1999) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Menurut Feldman, 1988 dalam Swasto, 2003 mendefinisikan kinerja sebagai perpaduan antara motivasi yang ada pada diri seseorang, dan kemampuannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan organisasi. Selain itu juga menjadi

keunggulan bersaing. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada organisasi tersebut. Antara kinerja individu dengan kinerja organisasi keduanya saling berkaitan. Bila kinerja individu baik maka kemungkinan besar kinerja organisasi juga baik.

(Mathis dan Jackson, 2006) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, diantaranya kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut, usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi.

Menurut model partner-lawyer (Donnely and Invancevich: 1994 dalam Rivai, 2004), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c) kemampuan, kebutuhan, dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal dan eksternal; (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Sedangkan menurut Robbin (2003) bahwa kinerja diukur berdasarkan lima hal, yaitu productivity, absence, turnover, citizenship, dan satisfaction. Menurut Baron and Greenberg, (1990) kinerja pada individu juga disebut dengan job performance, work outcome, dan task performance. c. Kepuasan Kerja

Menyangkut kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan suatu yang penting. Salah satu teori tentang kepuasan kerja adalah teori dua faktor (Two factor theory) dari Herzberg (Noermijati, 2008). Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan hal yang berbeda. Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satisfies atau motivator disebut juga dengan aspek intrinsik pekerjaan dan dissatisfies (hygiene factor) disebut juga aspek-aspek ekstrinsik pekerjaan. Satisfies adalah faktor-faktor yang

56

Page 62: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 49

dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri atas: pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk memperoleh penghargaan, tanggung jawab, prospek pekerjaan dan promosi. Terpenuhinya faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan, namun tidak terpenuhinya faktor tersebut tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan. Dissatisfies (hygiene factor) adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, terdiri dari gaji/upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja, kebijaksanaan, peraturan perusahaan, jaminan sosial, keamanan tugas termasuk perawatan kesehatan, dan status. Faktor ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan dasar karyawan. Kesimpulan teori ini, Herzberg menyaranan agar perusahaan melakukan job enrichment, yaitu suatu upaya menciptakan pekerjaan dengan tantangan, tanggung jawab, dan otonomi yang lebih besar.

Konsep “achievement motivation” dari McClelland ada hubungannya dengan “Hygiene-Motivation Theory” dari Herzberg. Orang yang termotivasi karena pencapaian hasil ingin mengetahui bagaimana tugasnya bisa dikerjakan dengan baik. Sedangkan orang yang tidak termotivasi karena pencapaian hasil (low achievement motivation) ingin mengetahui bagaimana perasaan orang lain padanya daripada bagaimana dia bisa bekerja dengan baik. Oleh karena itu ada orang yang kariernya berkembang lebih cepat dari yang lain walaupun latar belakang pendidikan dan masa kerjanya sama. Model teori lain yang berkaitan dengan kepuasan kerja yaitu teori Edward Lawler yang dikenal dengan equity model theory atau teori kesetaraan. Intinya teori ini menjelaskan kepuasan dan ketidakpuasan dengan pembayaran. Perbedaan antara jumlah

yang diterima dengan jumlah yang dipersepsikan karyawan lain merupakan penyebab utama terjadinya ketidakpuasan. B . Kajian Empiris

Penelitian yang dilakukan oleh Okpara (2004) yang menyatakan bahwa karakteristik individu berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Dalam hal ini karakteristik individu di ukur berdasarkan usia, status, pendidikan, pendapatan, dan pengalaman. Sedangkan kepuasan kerja diukur berdasarkan upah/gaji, promosi, supervision, rekan sekerja, dan jenis pekerjaan itu sendiri. Dari hasil penelitian Okpara (2004) ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel karakteristik individu merupakan variabel penting dalam mempengaruhi kepuasan kerja. Sutanto (2003) meneliti tentang temperamen individu dihubungkan dengan kompensasi dan jenjang karier terhadap prestasi kerja karyawan. Subjek penelitiannya adalah tenaga penjual PT. Astra International berjumlah 50 responden. Data diolah dengan metode statistik Chi-Square Test. Dari hasil analisis dependensi antar faktor yang dilakukan oleh Sutanto diketahui bahwa :

1. Antara usia dengan prestasi tenaga penjual memiliki hubungan yang signifikan.

2. Antara tingkat pendidikan dengan prestasi tenaga penjual terdapat hubungan yang tidak signifikan.

3. Antara motif kerja dengan prestasi tenaga penjual terdapat hubungan yang signifikan

4. Antara masa kerja dengan prestasi tenaga penjual memiliki hubungan yang tidak signifikan.

5. Antara keadilan kompensasi dengan prestasi tenaga

57

Page 63: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 50

penjual, memiliki hubungan yang cukup kuat atau signifikan.

6. Antara tersedianya kesempatan maju dalam karier dengan prestasi tenaga penjual, memiliki hubungan yang cukup kuat.

7. Antara temperamen dengan prestasi tenaga penjual terdapat hubungan yang cukup kuat. Sedangkan Noermijati (2008)

melakukan kajian terhadap kepuasan kerja dan kinerja spiritual manajer operasional. Penelitian dilakukan di industri kecil dan menengah (IKM) khususnya perusahaan kecil rokok sigaret kretek tangan di wilayah Malang dengan jumlah sample sebanyak 157 manajer operasional dari 47 perusahaan kecil rokok SKT. Dengan menggunakan metode analisis faktor dan structural equation modeling (SEM). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Noermijati dapat disimpulkan bahwa variabel motivator berpengaruh terhadap kepuasan kerja, juga berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Bonache (2005) meneliti tentang kepuasan kerja diantara karyawan ekspatriat, repatriat dan domestik. Dalam penelitian menampilkan beberapa perbedaan yang signifikan dalam kepuasan terhadap karakteristik pekerjaan, prospek karier, dan komunikasi internal. Melalui uji one-way ANOVA dapat ditemukan beberapa kesimpulan. Pertama, antara karyawan domestik dan repatriat, ekspatriat secara umum lebih puas terhadap sejumlah karakteristik kerja terutama dalam hal ragam pekerjaan dan pemberian otonomi, kesempatan belajar, membuat mereka memiliki pengetahuan dan cukup tanggung

jawab. Kedua, kepuasan ekspatriat akan prospek karier kedepan berbeda dan lebih tinggi diantara dua kelompok yang lain. Terakhir ditemukan bahwa karyawan ekspatriat merasa kurang puas dengan komunikasi internal perusahaan. Sedangkan Millette dan Marylene Gagne (2008) penelitiannya tentang memaksimalkan motivasi, kepuasan dan kinerja sebagai dampak dari karakteristik pekerjaan para relawan. Hasilnya dari 315 relawan, yang kembali sebanyak 143. namun yang digunakan atau dianalisis sebanyak 124 karena 19 kuesioner tidak diisi secara lengkap. Terdapat hubungan signifikan dan positif antara motivating potential score (MPS) terhadap RAI, dan MPS berhubungan signifikan terhadap motivasi intrinsik. MPS juga berhubungan positif terhadap kepuasan kerja. MPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap total kinerja. Soedjono (2005) yang meneliti tentang pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja organisasi dan kepuasan kerja karyawan dengan analisis SEM. Maka diketahui bahwa ada pengaruh signifikan dari budaya organisasi terhadap kinerja organisasi. Sedangkan kinerja organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Menyangkut hubungan langsung dari budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan dalam penelitiannya dinyatakan juga berpengaruh signifikan atau ada pengaruh langsung. Menurut Koesmono (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap kepuasan kerja. Sedangkan budaya organisasi terdapat pengaruh langsung terhadap motivasi dan kinerja. Dari hasil penelitiannya juga diketahui bahwa motivasi merupakan hal yang

58

Page 64: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 51

pokok dalam mempengaruhi kepuasan kerja. Selain itu dilihat dari hasil penelitian yang dilakukannya, ternyata kepuasan kerja hanya berpengaruh kecil terhadap kinerja. Briantino (2004) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Karakter dan Profil Individu serta Implikasinya terhadap Kepuasan Tim Kerja. Setelah dilakukan analisis dengan uji cji-square maka diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan karakter individu. Hal serupa juga dilakukan oleh Titisari dan Purnamie (2000) dengan penelitiannya yang berjudul Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Karakteristik Individu dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja. Dengan menggunakan metode analisi jalur (path analysis) diketahui bahwa untuk pengaruh tidak langsung karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap prestasi kerja diperoleh pemahaman bahwa usia, pengalaman kerja, ragam pekerjaan, dan identitas tugas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemauan bekerja keras. Usia, pendidikan, pengalaman kerja dan ragam pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesetiaan. Pengalaman kerja, ragam pekerjaan, identitas tugas dan otonomi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebanggaan karyawan. Selanjutnya diketahui bahwa kemauan bekerja keras dan kesetiaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kecakapan. Sedangkan kemauan bekerja keras, kesetiaan dan kebanggaan karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan tentang pekerjaan. Sedangkan perubah dalam karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan yang berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja adalah ragam pekerjaan dan identitas tugas.

Armanu (2005) melalui pendekatan konsep menyimpulkan bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi bisa saling pengaruh mempengaruhi; kepemimpinan berpengaruh terhadap strategi organisasi; budaya organisasi berpengaruh terhadap strategi organisasi; kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh terhadap strategi organisasi; serta kepemimpinan, budaya organisasi, dan strategi organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan kajian empiris yang telah dipaparkan diatas, semua menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara karakteristik individu atau personal terhadap kepuasan kerja dan kinerja serta kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

Perbedaan dan sekaligus kelebihan penelitian ini dengan penelitian terdahulunya adalah dalam penelitian ini tidak hanya sekedar mengamati pengaruh antar beberapa variabel terhadap variabel yang lain, namun juga mengamati sejauh mana peran teknologi informasi dapat mendukung kemajuan organisasi tersebut melalui penelitian langsung terhadap staf atau karyawan pengguna TI itu sendiri. Walaupun penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Okpara (2004) dimana beliau meneliti karakteristik individu sebagai prediktor kepuasan kerja para manajer TI. Beliau hanya meneliti manajer TI saja sehingga melalui penelitian kali ini tidak sebatas manajer atau atasan namun juga melibatkan staf atau karyawan sebagai pengguna TI sehingga diharapkan kepuasan kerja bisa berdampak pada kinerja mereka dan berujung pada kemajuan organisasi yang bersangkutan.

1. KERANGKA KONSEP PENELITIAN Kerangka Pikir

59

Page 65: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 52

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu berpengaruh secara langsung terhadap kinerja (Sutanto, 2003; Rivai, 2008; Titisari dan Purnamie, 2000). Sedangkan karakteristik individu berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Okpara, 1996; Hardianto, 2008;

Lumbanraja, 2007; Briantino, 2004). dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja (Noermijati, 2008; Wendong, 2008; Dwipasari, 2006). Oleh sebab itu dengan merujuk beberapa penelitian terdahulu, maka dibuatlah kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 3.1. Conceptual Framework yang menunjukkan hubungan variabel Karakteristik individu, Kinerja dan Kepuasan kerja.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Tentang hasil uji validitas dan reliabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen atau item dari semua variabel dalam penelitian ini adalah valid dengan r untuk semua item pertanyaan diatas 0,3. sedangkan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing variabel penelitian diatas 0,6, yang berarti semua instrumen dari penelitian ini adalah reliabel sehingga

data tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis penelitian. Uji Asumsi Klasik

Penelitian dengan path analysis dimana merupakan terapan dari analisis multi-regresi. Sebagai langkah awal sebelum melakukan analisis regresi, maka harus memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari. Asumsi klasik tersebut terdiri atas: Uji Normalitas

Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik)

Karakteristik individu

Usia

Gender

Pendapatan

Pendidikan

Pengalaman

Kinerja Karyawan

Kemampuan teknis

Kemampuan konseptual

Kemampuan interpersonal

Kepuasan Kerja

Upah/Gaji

Jenis Pekerjaan

Promosi

Coworker

60

Page 66: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 53

Karakteristik individu (X1)

Kepuasan Kerja (X2)

Kinerja Karyawan (Y1)

pada sumbu diagonal dari grafik. Gambar dibawah ini menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi. Heterokedastisitas

Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas pada gambar dibawah ini menunjukkan titik-titik dalam grafik scatterplot menyebar secara acak, tanpa adanya suatu pola yang jelas, serta menyebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas pada model sehingga model layak digunakan. 2. ANALISIS PATH

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh analisis statistik Path analysis (analisis jalur) dalam analisis datanya menggunakan bantuan program SPSS

15 for windows. Pendekatan kuantitatif dengan path analysis ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh variabel independen dalam hal ini karakteristik individu terhadap variabel dependen dalam hal ini kinerja karyawan atau staf baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Pengaruh-pengaruh itu tercermin dalam apa yang disebut koefisien jalur yang sebenarnya adalah koefisien regresi yang dibakukan (Beta : β) (Ghozali, 1996) Langkah perhitungan analisis path:

Pertama merancang model berdasarkan konsep dan teori.

Berikut adalah model diagram jalur yang dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan paradigma hubungan antar variabel termasuk jalur struktural dan nilai yang menyatakan hubungan atau pengaruh antar variabel :

Gambar Model Path Analysis

Keterangan: X1 = Karakteristik individu X2 = Kepuasan kerja Y1 = Kinerja karyawan K1,K2,K3 = Koefisien jalur ε1 ε2 = eror/variabel lain diluar model yang ikut mempengaruhi variabel terikat.

Model diatas dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: SKepuasan kerja = K2 Karakteristik individu + ε1

SKinerja karyawan = K3 Kepuasan kerja + K1 Karakteristik individu + ε2 Diagram jalur dalam model ini terdiri atas dua jalur, yaitu pengaruh

K2 K3

K1

ε1

K4=K2xK3

ε2

61

Page 67: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 54

langsung (K1, K2, K3), dan pengaruh tidak langsung (K4=K2xK3).

Langkah kedua : Memeriksa asumsi, antara lain:

- Hubungan antar variabel linier - Model diagram path diatas bersifat rekursif yaitu: sistem aliran kausal ke satu arah. - Merupakan data Variabel endogen (variabel yang mempunyai anak panah menuju ke arahnya) minimal dalam skala interval. - Variabel diukur tanpa kesalahan (instrumen valid dan reliabel). - Model telah dispesifikasi dengan benar (berdasarkan teori dan konsep).

Langkah ketiga, perhitungan koefisien path.

Dalam langkah ini yaitu melihat koefisien path untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Dasar pengujian hipotesis adalah taraf signifikansi yang diperoleh dengan menggunakan uji t pada taraf

signifikansi Alpha = 0,05 atau p 05,0 .

Variabel dengan koefisien pengaruh total terbesar adalah yang berpengaruh dominan. Untuk pengaruh tidak langsung diperoleh dengan cara mengalikan nilai koefisien pengaruh langsung antar variabel yang dimodelkan. Bila terdapat salah satu jalur tidak signifikan, maka jalur tersebut akan dikeluarkan dari model path yang digunakan. Uji analisis path pengaruh langsung (K1, K2, K3) - Jalur K1 = variabel Karakteristik

Individu terhadap Kinerja Karyawan (Y) sebagai hipotesis 1. Hasil analisis menunjukkan variabel karakteristik individu secara langsung berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan dengan melihat nilai

signifikansi t sebesar 0,002, dimana nilai signifikansi t < 0,05 dan nilai standar koefisien beta sebesar 0,389 sehingga hipotesis 1 diterima (karakteristik individu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan).

- Jalur K2 = variabel Karakteristik Individu (X1) terhadap Kepuasan Kerja (X2) sebagai hipotesis 2. Hasil analisis menunjukkan variabel karakteristik individu secara langsung berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karena nilai signifikansi t sebesar 0,001 atau signifikansi t < 0,05. sedangkan nilai standardize coeffisients beta sebesar 0,407, sehingga hipotesis 2 diterima atau karakteristik individu berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.

- Jalur K3 = variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan sebagai hipotesis 3. Hasil analisis path dengan regresi standardize menunjukkan nilai standardize coefficients beta sebesar 0,491 dan signifikansi t sebesar 0,000. oleh karena itu hipotesis 3 diterima atau kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan karena nilai signifikansi t < 0,05.

Uji analisis path pengaruh tidak langsung (K4)

Jalur K4 = variabel Karakteristik Individu (X1) terhadap Kinerja karyawan (Y) melalui Kepuasan Kerja (X2) sebagai hipotesis 4 dengan nilai standardize coefficients beta sebesar K2 x K3 = 0,407 x 0,491= 0,1998. Hasil koefisien path menunjukkan adanya hubungan signifikan antara X1 terhadap X2 dan X2 terhadap Y. Oleh karena itu hipotesis 4 diterima atau karakteristik individu berpengaruh signifikan secara

62

Page 68: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 55

Karakteristik individu (X1)

Kepuasan Kerja (X2)

Kinerja Karyawan (Y1)

tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja. Pengaruh total karakteristik individu (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) secara langsung dan tidak langsung sebesar β 0,389 + β 0,2 = β 0,589

Langkah keempat : Pemeriksaan uji validitas model;

Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui sahih tidaknya suatu analisis yang telah dilakukan. Pengujian validitas model dalam analisis path menggunakan koefisien determinasi dan teori triming. a. koefisien determinasi total untuk

mengetahui apakah model dapat menjelaskan informasi yang terkandung di dalam data. Perhitungan koefisien determinasi total dari setiap variabel bebas atau eksogen ke variabel terikat atau endogen. Berikut adalah hasil koefisien determinasi total:

22

2

2

1

2 ......1 ekeem PPPR

Pe1 = 151,011 2

1 R = 0,921

Pe2 = 914,0165,011 2

2 R

Pe3 = 871,0241,011 2

3 R

22

2

2

1

2 ......1 ekeem PPPR

2222 )871,0.()914,0.()921,0(1mR

= 1 – (0,848).(0,835).(0,759) = 1 – 0,537 = 0,463

Artinya informasi yang terkandung dalam data adalah 46,3% dapat dijelaskan oleh model sedangkan 53,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. b. Teori Triming; jika terdapat jalur

yang tidak signifikan akan di buang dan dilakukan perhitungan ulang. Pada perhitungan koefisien dalam model ini semua jalur signifikan.

Berikut disajikan hasil uji path analysis yang digambarkan sebagai beikut:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan path analisis diatas selanjutnya dapat dibuat persamaan sebagai berikut: SKepuasan kerja = K2 Karakteristik individu + ε1

= 0,407 karakteristik individu + 0,914

SKinerja karyawan = K3 Kepuasan kerja + K1 Karakteristik individu + ε2

β = 0,407 p = 0,001

β = 0,491 p = 0,000

β = 0,389 p = 0,002

ε1 = 0,914

ε2 = 0,846

63

Page 69: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 56

= 0,491 Kepuasan kerja + 0,389 karakt.individu + 0,846

Langkah kelima: Interpretasi hasil analisis.

Hasil tersebut diatas selanjutnya dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Pengaruh langsung karakteristik

individu (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,389.

2. Pengaruh langsung karakteristik individu (X1) terhadap kepuasan kerja (X2) sebesar 0,407.

3. Pengaruh langsung kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,491

4. Pengaruh tidak langsung karakteristik individu (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) melalui kepuasan kerja (X2) sebagai berikut : Pengaruh tak langsung X1 ke X2

ke Y1 = 0,407 x 0,491

= 0,20 Total pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja karyawan (korelasi X1 ke Y) sebagai berikut :

Korelasi X1 ke Y = 0,389 + (0,407 x 0,491) = 0,589 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

1. Karakteristik individu (usia, gender, pendidikan, pendapatan, pengalaman) berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja karyawan (kemampuan teknis, kemampuan konseptual, kemampuan interpersonal). Artinya semakin kuat karakter individu yang dimiliki karyawan

maka kinerjanya akan semakin baik.

2. Karakteristik individu berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Hal ini berarti tinggi-rendahnya tingkat kepuasan kerja individu atau karyawan salah satunya dipengaruhi oleh karakteristik individu tersebut.

3. Kepuasan kerja (pembayaran, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, promosi) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Oleh sebab itu, organisasi atau perusahaan perlu memperhatikan tingkat kepuasan kerja dari masing-masing karyawan secara adil sehingga akan berdampak terhadap kinerjanya.

4. Karakteristik individu berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui kepuasan kerja.

Saran Perlunya saran diberikan agar lebih berguna dan memberi kontribusi lebih besar bagi pengembangan ilmu maupun bagi dunia praktisi, maka diusulkan beberapa saran sebagai berikut:

1. Adanya pengaruh yang signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung dari variabel karakteristik individu dan kapuasan kerja terhadap kinerja karyawan bagian administrasi sebagai pengguna IT. Alangkah baiknya dipahami oleh pimpinan atau pihak terkait yang berada dilingkungan fakultas Universitas Madura sebagai sesuatu yang perlu ditindak lanjuti. Salah satunya dengan adanya perhatian terhadap indikator karakteristik individu itu sendiri yang terdiri atas usia, gender, pengalaman,

64

Page 70: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 57

pendidikan, dan pendapatan dari tiap karyawan khususnya ketika melakukan perekrutan karena hal ini menyangkut kemampuan karyawan dalam menjalankan tugas sehingga sangat berpengaruh terhadap kinerja.

2. Bagi penelitian yang akan datang pertimbangan untuk memperluas objek penelitian yang dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kemampuan hasil penelitian dalam menggeneralisir suatu fenomena terutama diperusahaan jasa lainnya yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Rineka Cipta. h. 171 Atmosoeprapto, Kisdarto. 2002.

Menuju SDM Berdaya dengan Kepemimpinan Efektif dan Manajemen Efisien. Edisi 2 Jakarta: PT Alex Media Komputindo. h. 133-136.

Bonache, J. 2005. Job Satisfaction

among Expatriates, Repatriates and Domestic Employees. Emerald Vol. 34: 110 – 124.

Briantino, Yohanes. 2004. Analisis

Karakter dan Profil Individu serta Implikasinya terhadap Kepuasan Tim Kerja. MB-IPB. DDC : 7 (25) Bri a. http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-s2-2000-titisari2c-779-achievemen&PHPSESSID=735f99a341908093de36c5a6ffbdf67c

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam.Fuad. 2008. Structural

Equation Modeling Teori Konsep dan Aplikasi dengan Program Lisrel 8.80. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadipoerwono. 2000. Pendidikan dan

Pelatihan Efektif. Jakarta: Garuda.

Hardianto, Willy Tri. 2008. Pengaruh

Karakteristik Individu Terhadap Kepuasan Kerja. Publikasi Ilmiah.

Heidjrahman, Husnan S. 2002.

Manajemen Personalia. BPFE. UGM

Koesmono, Teman H. 2005. Pengaruh

Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 7: 171 – 188.

Li Wendong. et.al. 2008. Effcts of Job

Satisfaction, Affective Commitment and Job Involvement on Job Skill Ratings.-----------

Lopez, Augusto et.al., (2005).

Women’s Empowerment: Measuring the Global Gender Gap. www.weforum.org. February, 25, 2009.

Lumbanraja, Prihatin. 2007. Pengaruh

Karakteristik Individu, Gaya

65

Page 71: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 58

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Publikasi Ilmiah.

Maholtra. 1996. Marketing Research :

an applied orientation, New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Mathis, Robert L. Jackson, John H.

2006. Human Recource Management, Palupi Wuriarti (editor), 2004. Tenth Edition. South-Western. Diana Angelica. (penterjemah). 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Sepuluh. Salemba Empat. Jakarta.

McKenna, Eugene. Nich Beech. 1995.

The Essence of Human Resource Management, Totok Budi Santoso (editor), 2002. First Edition. Prentice Hall International. Totok Budi Santoso. (penterjemah). 2002. The Essence of Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Satu. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Millette, Valerie. Marylene. 2008.

Designing Volunteers’ Task to Maximize Motivation, Satisfaction and Performance: The impact of Job Characteristics on Volunteer Engagement. Springer 32: 11 – 22.

Nimran, Umar. 1997. Perilaku

Organisasi. Surabaya: CV Citra Media.

Noermijati. 2008. Aktualisasi Teori

Herzberg, Suatu Kajian Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Spiritual Manajer Operasional di Perusahaan

Kecil Rokok Sigaret Kretek Tangan di Wilayah Malang. Publikasi Ilmiah.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003.

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta

Okpara, J.O. 2004. Personal

Characteristics as Predictors of Job Satisfaction. Emerald Vol. 17: 327 – 338.

Parikesit, Arli Aditya. 2009. Semangat “Religius” dalam Organisasi Teknologi Informasi. www.---------

Prawirosentono, Suyadi. 1999.

Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Program Pasca Sarjana Universitas

Madura. 2007. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. Malang.

Purbo, Onno W. 2001. Menang Karena

Pandai Bukan Karena

Berkuasa.

http://zalozal.wordpress.com/20

08/11/19/ti-menurut-onno-w-

purbo/.

Rivai, Hartati. 2008. Hubungan Antara

Karakteristik Individu dan Dimensi Iklim Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai. E-Bursa Harvester.

66

Page 72: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 59

http://ebursa.depdiknas.go.id/pustaka/harvester/index.php/record/view/85512.

Rivai, V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Edisi 1. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Robin, S. 1996. Perilaku Organisasi.

(Edisi Indonesia) jilid 1. Jakarta: Prinhalindo

Robin, S.P., Mary, Coulter. 2002.

Management, Bambang Sarwiji (editor), 2004. Seventh Edition. Prentice-Hall, Inc. Hermawan, T., Harry, Slamet (penterjemah). 2002. Manajemen. Edisi Tujuh. PT INDEKS Kelompok Gramedia. Jakarta.

Rumini, Sri. dkk. 1997. Psikologi

Pendidikan. Edisi ketiga. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta. h. 45-48.

Sedarmayanti. 2007. Manajemen

SDM, Reformasi Birokrasi, dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama.

Sekaran, Uma. 2006. Research

Methods for Business, Widyaningrum (editor), 2003. Forth Edition. John Wiley & Sons. Inc. Kwan, M. Y. (penterjemah). 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis. Edisi Empat. Salemba Empat. Jakarta.

Siagian, S.P. 1999. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta: STIE YKPN

Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 7: 22 – 47.

Solimun, dkk. 2006. Pemodelan

Persamaan Struktural Pendekatan PLS dan SEM. Malang: -----------.

Sutanto, Eddy M. 2003. Hubungan

Antara Temperamen karyawan, Pemberian Kompensasi, dan Jenjang Karier yang Tersedia Terhadap Prestasi Kerja karyawan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 5: 42 – 55.

Swasto, Bambang. 2003.

Pengembangan Sumber Daya Manusia (Pengaruhnya terhadap kinerja dan imbalan). Malang: Bayumedia

Thoyib, Armanu. 2005. Hubungan

Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.7: 60 – 73.

Titisari, Purnamie. 2000. Pengaruh

Langsung Dan Tidak Langsung Karakteristik Individu Dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja, JIPTUNAIR. TE 05/01 Tit p http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-s2-2000-titisari2c-779-achievemen&PHPSESSID=735

67

Page 73: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 60

f99a341908093de36c5a6ffbdf67c

Tua, Marihot Efendi Hariandja. 2002.

Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wardiana, Wawan. 2002. Perkembangan Teknologi

Informasi di Indonesia. http://www.Pusat Penelitian Informatika/Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.htm

Wexkey, K.N. and Yukl. G.A. 1992.

Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Terjemahan Muh. Shobaruddin. Rineka Cipta. Jakarta.

Wikipedia. 2008. Teknologi Informasi.

http: //id. wikipedia.org /wiki/ Teknologi _ informasi.

68

Page 74: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 61

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA

UD GENTENG KARANG PENANG SAMPANG.

Runik Puji Rahayu UNIVERSITAS MADURA.

ABSTRAK

Setiap organisasi ingin menciptakan suasana yang kondusif di dalam melaksanakan aktivitasnya demi tercapainya tujuan organisasi. Hal ini tentunya harus didukung oleh beberapa faktor antara lain kinerja karyawan. Apabila kinerja karyawan menurun maka akan berakibat tingkat pelayanan pada masyarakat juga akan menurun sehingga masyarakat kurang puas, hal ini akan berakibat tujuan organisasi juga tersendat. Adapun turunnya kinerja karyawan ini disebabkan oleh (1) Tingkat pengetahuan karywan yang kurang sehingga kurang mengerti tugas dan tanggung jawab dari pekerjaannya (2) Disebabkan oleh tingkat kedisiplinan yang kurang tepat sehingga menyebabkan karyawan kurang bertanggung jawab atas tugas yang di berikan oleh atasan sehingga tingkat produktivitas perusahaan tidak sesuai harapan (3) kurangnya kompensasi yang menyebabkan turunnya motivasi kerja dan disiplin kerja sehingga gairah kerja menurun karena merasa kurang adanya perhatian dari atasan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja karyawan.

69

Page 75: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 1

Pendahuluan Madura adalah suatu wilayah yang

terdiri dari 4 (empat) Kabupaten yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep. Dari keempat Kabupaten tersebut memiliki sentra-sentra usaha kecil dan masing-masing Kabupaten memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu kabupaten yang merupakan sentra usaha genteng adalah Kabupaten Sampang. Adapun Kabupaten Sampang ini dikenal dengan Genteng Karang Penang karena usaha genteng ini berada di suatu daerah dengan nama Desa Karang Penang. Di desa Karang Penang hampir semua masyarakatnya bekerja di sektor usaha industri genteng.

Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur yang sangat menetukan keberhasilan organisasi, keadaan ini menciptakan sumber daya manusia sebagai aset yang harus ditingkatkan efisiensi dan produktivitasnya. Untuk mencapai hal tersebut, maka organisasi harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan memungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki secara optimal. Salah satu upaya yang dapat ditempuh organisasi untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang memuaskan. Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Kemudian program kompensasi juga penting bagi organisasi, karena hal itu mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia yang dimilikinya atau dengan kata lain, agar karyawan mempunyai loyalitas dan komitmen disiplin yang tinggi pada organisasi.

Kedisiplinan menjadi suatu syarat untuk mencapainya hasil yang optimal dalam organisasi baik organisasi dalam bentuk formal maupun non formal, sehingga dalam setiap peraturan di instansi atau perusahaan apapun mengenai kedisiplinan pasti selalu ada, hal ini disebabkan karena pentingnya pengaruh

kedisiplinan dalam pencapaian standar-standar organisasi.

Sehubungan dengan pentingnya kompensasi yang berkaitan dengan kedisplinan diatas dan pada kesempatan ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi melalui penelitian yang membahas tentang: Pengaruh kompensasi terhadap disipilin kerja pada karyawan UD Genteng Karangpenang Sampang. Permasalahan

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh kompensasi

financial dan kompensasi nonfinansial secara bersama-sam berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan pada UD Genteng Karangpenang Sampang

2. Diantara kedua variable tersebut manakah yang paling dominan mempengaruhi disiplin karyawan pada UD Genteng Karangpenang Sampang.

Tinjauan Pustaka Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting di dalam organisasi, karena tanpa adanya orang yang memenej dalam organisasi maka organisasi itu tidak akan berjalan dengan lancar dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan, karena bagaimanapun canggihnya peralatan yang dimiliki organisasi itu tidak ada manfaatnya. Banyak teori yang membahas masalah sumberdaya manusia, ada beberapa definisi tentang sumber daya manusia oleh pakar di bidang manajemen diantaranya: Dessler (1997:1) mengatakan: Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian. Flippo (1993:5) Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,

70

Page 76: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerj, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusanhubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapaisasaran perorangan, organisasi dan masyarakat. Cardono (1999:1) Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum sumber daya manusia yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas 2 macam:

1. sumber daya manusia (human resource)

2. sumber daya non manusia (non human resource)

Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan gabungan dari fungsi manajemen dan fungsi operasi yang meliputi prencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, sedangkan fungsi operasional seperti pengadaan, tenaga kerja, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan. Kompensasi. Setiap orang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka berusaha memenuhi kebutuhannya dengan bekerja karena dengan bekerja mereka akan mendapatkan imbalan (balas jasa) yang disebut kompensasi. Kompensasi adalah masalah yang sangat penting , karena justru dengan adanya kompensasi itulah seorang mau menjadi karyawan pada suatu perusahhan.

Menurut Hasibuan (2002 : 118) kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan.

Sedangkan menurut Mondy (2008 : 4) kompensasi adalah total seluruh imbalan yang di terima para karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Panggabean dalam Edy Sutrisno (2009 : 181) bahwasanya kompensasi merupakan setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada

karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.

Menurut Gary Dessler (2007: 46), kompensasi karyawan adalah semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka. Pada dasarnya terdapat dua cara untuk membuat pembayaran keuangan kepada karyawan, yaitu pembayaran langsung dan pembayaran tidak langsung. Pembayaran langsung adalah pembayaran dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Sedangkan pembayaran tidak langsung adalah pembayaran dalam bentuk tunjangan-tunjangan keuangan

seperti asuaransi. Menurut Simamora (2004: 441), kompensasi (compensation) meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Terminologi kompensasi sering digunakan secara bergantian dengan administrasi gaji dan upah; kendatipun demikian, terminologi kompensasi sesungguhnya merupakan konsep yang lebih luas. Manakala dikelola secara benar, kompensasi membantu organisasi mencapai tujuannya dan memperoleh, memelihara, dan mempertahankan tenaga kerja yang produktif.

Kompensasi ekstrinsik menyangkut imbalan yang diterima dari lingkungan yang mengelilingi tugas itu sendiri dan terdiri dari kompensasi langsung (direct compensation), kompensasi tidak langsung (indirect compensation) dan kompensasi nonfinansial. Yang dimaksudkan kompensasi langsung adalah imbalan yang diterima karyawan secara langsung karena telah memberikan kontribusinya kepada institusi. Kompensasi jenis ini terdiri dari gaji pokok, bonus, premi, liburan, cuti, dan lain-lain. Kompensasi tidak langsung terdiri dari jaminan kesehatan seperti asuransi jiwa dan kesehatan, gaji penuh dengan tanpa memperhitungkan faktor lain yang mengurangi jam kerja, misalnya seseorang pada suatu ketika berhalangan untuk bekerja dan jasa layanan lainnya. Sedangkan kompensasi nonfiansial adalah

71

Page 77: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 3

segala fasilitas yang diberikan oleh institusi atau organisasi. Sikula di dalam Martoyo (2003) mengatakan In the employment world, financial rewards are the compensation resources provided to employees for the return of their services. The terms Remuneration”, wage and salary. Also are used to describe this financial between employers and employees. A remuneration is a reward, payment or reembursement for services rendered. Most forms of remuneration are financial, although these reembursements on occasion also may be non-financial and nature

Dari pernyataan di atas artinya

kompensasi atau juga disebut dengan remuneration dapat saja berbentuk financial dan nonfinansial yang pada intinya adalah penghargaan atas jasa seorang karyawan pada organisasinya. Komponen-komponen kompensasi: Upah, Gaji, Insentif, dan fringe benefit. Pengertian Kedisiplinan Kerja

Organisasi mempunyai tujuan tertentu yang struktur dan tujuannya saling berhubungan serta tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasitersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa organisasi mempunyai tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu, organisasi mengharapkan para karyawan dapat berprestasi dan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif, sehingga karyawan tidak akan mengalami kejenuhan, kebosanan, dan malas bekerja yang mengakibatkan penurunan kinerja.Kinerja karyawan yang menurun akan mengakibatkan kerugian pada organisasi (Listianto danSetiaji, 2005:2).

Pada setiap orang yang bekerja atau dalam suatu kelompok kerja, kinerja selalu diharapkan bisasenantiasa baik kualitas dan kuantitasnya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Menurut Setiyawan dan Waridin (2006:181-198), faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah disiplin kerja dan budaya organisasi. Selanjutnyat Setiyawan dan Waridin(2006:187). Disiplin

adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan.

Disiplin kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Budaya organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut merasakan, memikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam

Pengertian disiplin yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah sebagai berikut :“Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional” (Handoko,1996 :208).

Sedangkan menurut Siagian (1995:130) menyatakan bahwa: “Daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, peranan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan waktu untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggaung jawab dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian”.

Dari pendapat-pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar para karyawannya dapat bekerja dengan baik dengan mengikuti aturan yang berlaku sehingga karyawan dapat menghindari bentuk tindakan yang negatif. Tujuan Pembinaan Kedisiplinan Kerja

Kedisiplinan diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan dilakukan pembinaan disiplin kerja karyawan yang baik maka semangat kerja , moral kerja, efesiensi, dan efektifitas kerja karyawan akan meningkat. Tujuan pembinaan kedisiplinan kerja harus melakukan pendekatan tingkah laku modern yang menyangkut dua segi utama yaitu : a. Menerapkan daftar tindakan, peraturan,

tata kerja, tingkah laku, atau pelanggaran yang akan menimbulkan proses pembetulan dan penyembuhan,

72

Page 78: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 4

sehingga suatu disiplin kerja harus mencerminkan suatu tindakan yang dapat diukur dan dapat didenfikasikan serta mencakup seandainya timbul suatu pelanggaran dari peraturan yang ada itu bagaimana sanksinya.

b. Mentukan suatu prosudur yang akan dilaksanakan jika timbul pelanggaran. Bagaimana suatu cara sanksi yang akan diterima atau dilakukan apabila pelanggaran itu dilakukan karyawan harus jelas prosedurnya sehingga suatu disiplin mempunyai suatu nilai daya tawar yang cukup.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Diduga kompensasi finansial (X1) dan

kompensasi nonfinansial (X2) secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi disiplin karyawan pada UD Karangpenang Sampang

2. Diduga kompensasi finansial (X1) paling dominan pengaruhnya terhadap disiplin karyawan pada UD Karangpenang Sampang.

Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka mendapatkan data

yang dibuktikan dari kegiatan analisa dalam penelitian ini maka dilakukan pengumpulan data dengan teknik: a. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan tanya.- jawab secara langsung kepada responden. Hal ini dilakukan untuk memperjelas terhadap pertanyaan yang dianggap kurang jelas oleh responden. Disamping itu teknik ini juga untuk mengetahui secara lebih mendetail beberapa alasan responden memberikan penilaian tertentu terhadap pertanyaan yang diajukan.

b. Kuesioner Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan angket kepada para responden. Responden diminta untuk menanggapi dengan cara memberikan sikapnya terhadap variabel yang ada dengan

menggunakan skala penilian model linkert dengan rentangan 1 sampai 5 untuk mengindikasikan jawaban sangat tidak setuju - sangat setuju.

Uji Validitas

Uji validitas data bertujuan untuk mengetahui sejauh mana validitas data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Uji validitas data dengan menggunakan metode korelasi productmoment (pearson correlation ), (Sugiono,2002:277)

n ( ΣXY) – (ΣX . ΣY)

r =

√ [ ΣX2 – (ΣX)

2 ] [n ΣY

2 - (ΣY)

2 ]

dimana : r = Korelasi product moment X = Variabel bebas Y = Variabel terikat n = Jumlah sampel

Data dikatakan valid apabila r hitung lebih besar ( > ) dari r tabel. Selain itu juga bisa dilihat dari signifikansinya, jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut dikatakan valid ( Yarnest, 2003:65). Selain itu data dikatakan valid apabila memiliki koeifisien korelasi > 300 ( Sudarmanto,2005:88). Dengan demikian semua butir pertanyaan atau pernyataan tersebut dapat digunakan dan dapat dipercaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Uji Reliabilitas

Pengujian keandalan alat ukur dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas metode cronbach alpha ( Danim,2000:199), yakni: kr α = 1 + (k – 1 ) r

dimana: α = Koefisien reliabilitas k = Koefisien rata –rata korelasi antar variabel

73

Page 79: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 5

r = Jumlah variabel dalam persamaan Analisa Kuntitatif

Adalah analisis data dengan menggunakan model matematik, atau yang berhubungan dengan angka-angka. adapun penelitian ini dengan menggunakan metode antara lain menggunakan analisa linear berganda (Supranto. 2000:204)

Dengan rumus : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Dimana : Y = Minat konsumen untuk membeli

a = Bilangan konstanta X1 adalah variable kompensasi finansial X2 adalah variabel kompensasi nonfinansial b1 adalah koefisien regresi X1

b2 adalah Koefisien regresi X2 Uji Hipotesis

Pengujian secara simultan dengan menggunakan uji statistik, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

1. Uji F

Uji F digunakan untuk membuktikan hipotesis pertama yang merupakan pengujian secara simultan.

Menurut Sugiono (2001:154) menyatakan untuk menguji hipotesis komperatif lebih dari dua rata-rata sampel digunakan tehnik statistik yang disebut analisis varians dengan rumus :

R2 k

F =

( 1 – R2 ) ( n – k – 1 )

dimana : R2 = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independent

n = jumlah sample F = F hitung yang akan dibandingkan dengan F tabel Dengan membandingkan F hitung dengan F table pada α 0,05 dengan hasil perhitungan menunjukkan : 1. Apabila F hitung ≥ F table maka Hi

diterima dan Ho ditolak 2. Apabila F hitung ≤ F table maka Ho

diterima dan Hi ditolak 2. Uji t

Untuk membuktikan hipotesis kedua maka digunakan uji t atau t tes yaitu untuk mengetahui sumbangan dari masing-masing variable bebas secara parsial terhadap variable terikat, dengan menggunakan rumus berdasarkan pendapat Sugiono (2001:154) adalah sebagai berikut:

bi - bo t = Sbi

dimana : bi = koefisien ke i bo = parameter ke i yang dihipotesakan Sbi = kesalahan standar bi Dengan membandingkan t hitung dan t tabel pada α 0,05 maka : 1. t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima

dan Hi ditolak, artinya variable bebas kurang menjelaskan variabelterikatnya

2. t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya variable bebasnya dapat menjelaskan variable terikatnya

Uji Validitas

Uji validitas data bertujuan untuk mengetahui sejauh mana validitas data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dari variabel semua faktor maka untuk mengetahui validitas dari semua variabel maka dilakukan uji validitas semua faktor yang akan diteliti. Variabel dinyatakan valid apabila koefisien korelasi r > 0,3. Adapun hasil uji validitas adalah sebagai berikut:

74

Page 80: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Variabel Indikator Koefisien Korelasi

Keterangan

Variabel X1

Item_1 Item_2

Variabel X2

Item_1 Item_2

Item_3 Item_4

Gaji

Insentif

Perhatian Perlakuan yang adil

Hubungan kerja karyawan Lingkungan kerja

0,500 0,529

0,449 0,512 0,519 0,518

Valid Valid

Valid Valid Valid Valid

Variabel Y Item_1 Item_2

Item_3 Item_4 Item_5

Sikap

Tingkah laku Tingkat absensi Tanggungjawab Patuh atau taat

0,415 0,501 0,538 0,519 0,605

Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber data: diolah berdasarkan lampiran

Berdasakan tabel diatas, dari hasil uji validitas ternyata semua indicator variable valid karena koefisien korelasinya > 0,3) sehingga samua indikator variable dapat diikutkan dalam proses selanjutnya. Uji Reliabilitas Pengujian keandalan alat ukur dalam penelitian ini menggunakan metode

cronbach alpha. Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui tingkat kehandalan dari instrumen penelitian. Variabel dapat dinyatakan handal apabila koefisien alpha > 0,5, dengan menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan bantuan SPSS Program Versi 16.00 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Keterangan Koefisien Alpha

Keterangan

X1

X2

Y

Kompensasi finansial Kompensasi Nonfinansial

Disiplin kerja

0,824 0,752 0,724

Handal Handal Handal

Sumber data: diolah berdasarkan lampiran

Semua variabel penelitian yang terdiri-dari Kompensasi finansial (X1), Kompensasi Nonfinansial (X2) dan disiplin kerja (Y) mempunyai tingkat kehandalan untuk digunakan dalam penelitian karena koefisien alpha > 0,5.

Analisa Statistik Berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan program Spss versi 16 maka persamaan regresi linear berganda dari penelitian sebagai berikut:

b. Persamaan Regresi Liner Berganda

75

Page 81: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.372 .842 5.193 .000

X1 .516 .169 .223 6.931 .362

X2 .313 .212 .147 5.613 .546

a. Dependent Variable: Y

Sumber data: diolah dari lampiran

Berdasarkan tabel cofficients, dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 4,372 + 0,516 X1 + 0,313 X2 + E

Nilai kontanta sebesar 4,372 hal ini berarti bahwa pada saat X1, X2, sama dengan nol maka kinerja sebesar 4,372. Koefisien variabel kompensasi finansial

(X1) sebesar 0,516 hal ini berarti bahwa bilamana variabel kompensasi finansial (X1) dinaikkan satu – satuan maka akan menaikkan disiplin kerja sebesar 0,516 atau 51,6%. Sedangkan apabila variabel kompensasi nonfinansial (X2) dinaikkan satu – satuan maka akan menaikkan disiplin kerja sebesar 0,313.

Nilai R

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .720a .539 .548 .41373 .776

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber data: diolah dari lampiran

Hasil perhitungan R pada table diatas, yaitu menunjukkan gambaran pengaruh antara variable bebas yang terdiri – dari kompensasi finansial (X1), kompensasi nonfinansial (X2) terhadap variable terikat yaitu disiplin kerja (Y). Nilai R sebesar 0,720 atau 72,0% yaitu menggambarkan hubungan antara variable bebas terhadap variabel terikat bersifat searah dan kuat. Sedangkan nilai R squared atau determinan R sebesar 0,539 atau 53,9% pengaruh secara simultan sedangkan sisanya (100% - 53,9% =

47,1%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Uji Hipotesis a. Uji F

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau secara bersama –sama variabel kompensasi finansial (X1), kompensasi nonfinansial (X2) terhadap variable terikat yaitu disiplin kerja (Y). Maka dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F sebagai berikut:

76

Page 82: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .154 2 .077 6.450 .643a

Residual 3.766 22 .171

Total 3.920 24

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber data : diolah berdasarkan lampiran

Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar 6,450 dan apabila dikonsultasikan dengan F tabel sebesar 2,62. Jadi F hitung lebih besar dari F tabel. Maka hipotesa penulis bahwa diduga variabel kompensasi finansial (X1) dan kompensasi nonfinansial (X2) secara bersama-sama mempengaruhi variable terikat yaitu disiplin kerja (Y) dapat dibuktikan kebenarannya. b. Uji t

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung untuk variabel kompensasi finansial (X1) sebesar 6,931 dan kompensasi nonfinansial (X2) nilai t hitumg sebesar 5,613 dan kalau dikonsultasikan dengan t tabel sebesar 2,060 sehingga t hitung > t tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kompensasi finansial (X1) dan kompensasi nonfinansial (X2) berpengaruh terhadap disiplin kerja (Y) dapat dibuktikan kebenarannya

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, ternyata dari kedua variabel tersebut, variable kompensasi finansial (X1) nilai t nya paling besar. Dengan demikian variabel kompensasi finansial (X1) adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja (Y) karyawan UD Genteng Karang Penang sampang. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja

karyawan maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan kompensasi

finansial (X1), kompensasi nonfinansial (X2) berpengaruh secara bersama-sama terhadap variable terikat yaitu disiplin kerja (Y). dengan nilai R sebesar 0,720 atau 72,0%

2 Dari hasil perhitungan dari kedua variable bebas yaitu kompensasi finansial (X1), kompensasi nonfinansial (X2) memberikan pengaruh paling dominan terhadap disiplin kerja (Y) adalah variable kompensasi finansial (X1)

3. Nilai R squared atau determinan R sebesar 0,559 atau 55,9% pengaruh secara simultan sedangkan sisanya (100% - 53,9% = 47,1%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Dalam Prof.J. Winardi, SE, Motivasi Dan Permotivasian Dalam Manajemen, Penerbit Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2002 Douglas Mc Gregor Dalam M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2004 Djarwanto Dan Pangestu, Metodologi Penelitian, Edisi Pertama, Bandung, 1995. Jones Dalam Prof. J Winardi, SE. Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen,

77

Page 83: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

Penerbit Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2002. Jhon Dan M Hasan Sadili, Kamus Inggris Indonesia, YKPN, Jogyakarta, 1989 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Kesatu, YKPN, Jogyakarta, 2004 Husein Umar, Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002. Amrullah dan Haris Budiono, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke dua, YKPN, Yogyakarta, 2004 M. Manullang, Dasar- Dasar Manajemen, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2004

Stoner Dalam Sugionio, Metodologi Penelitian Administrasi, Cetakan Kesembilan, Alfa Beta, Bandung, 2002 Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, Cetakan Kesembilan, Alfa Beta, Bandung, 2002 Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, Cetakan Kesembilan, Alfa Beta, Bandung, 2001 Singgih Santoso, Riset Pemasaran, Edisi Kedua, YKPN, Jogyakarta, 2002 Prof,. DR. J. Winardi. SE. Pengantar Manajemen, Cetakan ke dua, Yogyakarta, 2004 Prof,. DR. J. Winardi. SE. Pengantar Manajemen, Cetakan ke satu, Yogyakarta, 2001

78

Page 84: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rika Syahadatina

Universitas Madura

ABSTRAK

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning manajemen terhadap nilai perusahaan, obyek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia untuk periode tahun 2012 sampai 2014.datayang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang menjadi sampel untuk periode 2012-2014. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa earnings management berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 diperoleh bahwa koefisien earnings management sebesar 0,070 dengan nilai t sebesar 2,923 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,043. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa earnings management berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa tindakan earnings management yang dilakukan oleh manajer dapat berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Dimana investor akan memberikan reaksi yang kurang menguntungkan yang nantinya akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan.

PENDAHULUAN

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Kemakmuran pemilik atau pemegang saham tercermin dalam harga saham dipasar modal. Semakin tinggi harga saham berarti kesejahteraan pemilik semakin meningkat. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan yang go public dikelola dengan memisahkan antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan atau manajerial. Pemisahan fungsi tersebut membentuk suatu hubungan keagenan yaitu hubungan dimana pemegang saham (principal) mempercayakan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh orang lain atau manajer (agent) sesuai dengan kepentingan pemilik (principal), dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Manajer dalam menjalankan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengelola perusahaan sebagaimana diamanahkan oleh pemilik atau para pemegang saham (principal), yaitu meningkatkan kemakmuran principal melalui peningkatan nilai perusahaan. Sebagai imbalannya,

agen memperoleh gaji, bonus, dan berbagai macam kompensasi.

Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan sering menjadi target rekayasa manajemen. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang telah ditetapkan. Salah satu cara yang dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan. Yang dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan yaitu dengan earnings management yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu.

Praktek earning management dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga

79

Page 85: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya sendiri dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh kompensasi/bonus (sifat opportunistic manajemen) hal inilah yang disebut masalah keagenan.

Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba atau laba yang dilaporkan semu. Rendahnya kualitas laba tersebut berakibat pada kesalahan pembuatan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut seperti para investor dan kreditor sehingga nilai perusahaan akan berkurang.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Earning Manajemen

Earning management adalah campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri atau perusahaannya sendiri. Peluang untuk mendistorsi laba tertentu tersebut timbul karena metode akuntansi memberikan peluang pada manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda dan peluang bagi manajemen untuk melibatkan subjektivitas dalam menyusun estimasi.

Didasarkan dari berbagai definisi pengelolaan laba tersebut, beberapa karakteristik tentang pengelolaan laba yaitu: (1) dilakukan dengan mendasarkan pada proses dimensi waktu; (2) sebagai pilihan terhadap kebijakan akuntansi perusahaan untuk tujuan pelaporan keuangan ; (3) ada aspek perilaku manajer yang mengelola laba (earnings) dengan berbagai motif, misalnya mengambil keuntungan dengan adanya asimetri informasi atau untuk menyembunyikan kinerja yang buruk.

Motivasi perusahaan dalam hal ini manajer melakukan earning management adalah :

1. Bonus scheme (rencana bonus) Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan berusaha mengatur laba agar dapat memaksimumkan bonus yang akan diterimanya.

2. Debt Covenant Clause (kontrak utang jangka panjang) Motivasi sejalan dengan hipotesa debt covenant dalam teori akuntansi positif yang semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran perjanjian hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat “memindahkan” laba periode berjalan sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak.

3. Political motivation (motivasi politik) Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis cenderung menurunkan laba untuk mengurangi vasibilitasnya, khususnya selama periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah.

4. Taxation motivation Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Dengan mengurangi laba yng dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

5. Pergantian Chief Executif Officer (CEO) CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya. Demikian pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya.

6. Innitial Public Offerings (IPO) Saat perusahaan go-public, informasi keuangan yang ada dalam prospectus merupakan sumber informasi yang

80

Page 86: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 3

penting. Informasi ini dapat dipakai sebagai sinyal kepada calon investor maka manajer berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.

Deteksi Manajemen Laba (Earning Management) Secara Kualitatif

Mohanram (dalam Dedhy Sulistiawan,2011) menyatakan bahwa untuk mendeteksi praktik manajemen laba, analisis akuntansi bisa dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Mengindentifikasi kebijakan akuntansi utama yang digunakan oleh sebuah perusahaan atau industri.

2. Menilai penggunaan fleksibel akuntansi perusahaan, yaitu seberapa fleksibel perusahaan menerapkan kebijakan akuntansi.

3. Menilai strategi yang dijalankan perusahaan, yaitu sejauh manakah perbedaan kebijakan akuntansi perusahaan yang sedang dijalankan dengan kebijakan akuntansi perusahaan lain.

4. Menilai kualitas pengungkapan perusahaan, yaitu dengan menilai apakah perusahaan telah menyediakan informasi yang memadai untuk menilai strategi dan memahami kondisi ekonomi dan kegiatan operasinya.

5. Mengindetifikasi adanya potensi permasalahan akuntasi (potencial red flag).

6. Membatalkan distorsi akuntansi dan membalik dampak kebijakan akuntansi yang meragukan.

Deteksi Manajemen Laba (Earning Management) Secara Kuantitatif

Manajemen laba secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu manajemen laba melalui kebijakan akuntansi dan manejemen laba melalui aktivitas riil. Manajemen laba melalui akuntansi merajuk pada permainan angka laba yang dilakukan menggunakan tehnik dan kebijakan akuntasi. Sementara, manajemen laba melalui aktivitas riil

merajuk pada permainaan angka laba yang dilakukan melalui aktivitas-aktivitas yang berasal dari kegiatan bisnis normal atau yang berhubungan dengan kegiatan operasional. Metode yang digunakan adalah manajemen laba melalui aktivitas riil. Praktek manajement laba riil dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode sebagai berikut :

1. Memanipulasi penjualan atau meningkatkan penjualan secara tidak wajar (sales manipulation). Cara ini lakukan dengan menawarkan diskon harga atau syarat kredit yang ringan. Akibatnya, manajemen perusahaan dapat meningkatkan penjualan selama tahun berjalan sehingga akan meningkatkan nilai laba kotor. Namun, peningkatan volume penjualan ini akan hilang ketika harga jual kembali ke harga awal.

2. Mengurangi pengeluaran diskresioner. Pengeluaran diskresioner seperti biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, dan biaya pemeliharaan dibebankan pada periode terjadinya.

3. Produksi yang berlebihan (overproduction). Agar laba naik, manajer memproduksi lebih banyak persediaan dari yang sewajarnya untuk memenuhi permintaan.

Pengertian Nilai Perusahaan

Joahun H. McConnel (dalam Buku Management Control) mengembangkan nilai-nilai perusahaan dan selama bertahun-tahun nilai tersebut tetep konstan. Inti dari nilai-nilai tersebut adalah aturan emas : memperlakukan orang lain sebagaimana seseorang ingin diperlakukan oleh orang lain. Sementara nilai-nilai tersebut dengan jelas menyatakan bahwa kewajiban utama perusahaan adalah pemegang saham. Nilai-nilai itu juga membentuk suatu budaya dimana pelanggan, pemasok, dan khususnya karyawan merupakan perusahaan yang bernilai.

Untuk mengukur nilai perusahaan ada beberapa rasio yang dapat digunakan,

81

Page 87: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 4

salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Tobin (1967) dan dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik, karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan seperti terjadinya perbedaan crossectional dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi, hubungan antar kepemilikan saham manajemen dan nilai perusahaan, hubungan antara kinerja manajemen dengan keuntungan dalam akuisisi dan kebijakan pendanaan, dividen dan kompensasi (Sukamulja, 2004).

Black et al. (dalam Sukamulja, 2004) menyatakan bahwa rasio Q yang digunakan, memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya unsur saham biasa. Aset yang diperhitungkan dalam Tobins’Q juga menunjukkan semua aset perusahaan tidak hanya ekuitas perusahaan. Brealey dan Myers (dalam Sukamulja, 2004) menyebutkan bahwa perusahaan dengan nilai Q yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Q yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat kompetitif atau industri yang mulai mengecil.

Secara umum Tobin’s Q hampir sama dengan market to book ratio, namun menurut James Tobins (dalam Sukamulja, 2004), Tobin’s Q memiliki karakteristik yang berbeda antara lain:

1. Replacement Cost vs Book Value Tobin’s Q menggunakan (estimated) replacement cost sebagai denominator, sedangkan market to book ratio menggunakan book value of total equity. Penggunaan replacement cost membuat nilai yang digunakan untuk menentukan Tobin’s Q memasukkan berbagai faktor, sehingga nilai yang digunakan mencerminkan nilai pasar dari aset yang sebenarnya di masa kini, salah

satu faktor tersebut adalah inflasi. Proses perhitungan untuk menentukan replacement cost merupakan suatu proses yang panjang dan rumit, Black et al. (2003) menggunakan book value of total assets sebagai pendekatan terhadap replacement cost. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan nilai replacement cost dengan nilai book value of total assets tidak signifikan sehingga kedua variabel tersebut saling menggantikan.

2. Total Asset vs Total Equity Market-to-book-value hanya menggunakan faktor ekuitas (saham biasa dan saham preferen) dalam pengukuran. Penggunaan faktor ekuitas ini menunjukkan bahwa market-to-book-ratio hanya memerhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Tobins’ Q memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pengertian investor. Perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai kegiatan operasionalnya, namun juga dari sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, penilaian yang dibutuhkan perusahaan 30 tidak hanya dari investor ekuitas saja, tetapi juga dari kreditor. Semakin besar pinjaman yang diberikan oleh kreditur, menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai pasar yang lebih besar lagi. Dengan dasar tersebut, Tobin’s Q menggunakan market value of total asset.

Jadi rasio-q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Nilai perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

82

Page 88: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

Q = Nilai perusahaan

MVE = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), yang diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun

D = Nilai buku dari total hutang

BVD = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book value) yang diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan jumlah kewajiban

METODELOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif, Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu

data kuantitatif yang diperoleh dari situs bursa efek Indonesia (www.idx.co.id). Data tersebut berupa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Laporan keuangan bermanfaat dalam pengambilan keputuasan mengenai perusahaan, baik bagi manajemen ataupun bagi pihak stakeholders.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2014.

2. Perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012- 2014.

3. Laporan keuangan perusahaan tidak menggunakan mata uang asing melainkan mengunakan mata uang rupiah Berikut disajikan table kriteria

pemilihan sampel dan daftar perusahaan yang menjadi objek penelitian:

Table 1

Kriteria Pemilhan Sampel No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar tahun 2012-2014 17

2 Perusahaan manufaktur yang delisting (7)

Perusahaan manufaktur yang berturut-turut ada selama periode pengamatan

10

Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan bukan menggunakan mata uang rupiah

(3)

Perusahaaan manufaktur yang sesuai kriteria sampel 7

MVE+D Q =

BVD+D

83

Page 89: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 1

Berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling terdapat 7 perusahaan

manufaktur yang menjadi sampel penelitian.

Tabel 2

Daftar perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

1 ALKA PT. Alasaka industrindo Tbk

2 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk

3 INAI PT. Indai Aluminium Industry Tbk

4 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk

5 LION PT. Lion Metal Works Tbk

6 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk

7 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini merupakan data dokumentasi. Dokumentasi adalah penelitian arsip yang memuat kejadian masa lalu(Indriantoro dan Supomo, 1999). Pengumpulan data dokumentasi dilakukan dengan kategori dan klasifikasi data-data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, buku-buku, koran, majalah dan sebagainya. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh data perusahaan mengenai laporan keuangan dan data lainya.

Teknik Analisis Data

Analisis Statistik deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kustorsis, swekness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Stastistik deskriptif digunakan untuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data.

Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan perhitungan statistik regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, maka diadakan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari:

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis statistik.

Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S, jika nilai probabilitas signifikannya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

84

Page 90: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

Uji Multikolonieritas

Uji multikolineritas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolineritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolineritas dilakukan dengan menghitung nilai variance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen. Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa, korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Durbin-Watson, di mana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (Uji DW).

Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik t (t-test) melalui regresi yang menggunakan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikasi (Sig t) masing-masing variable independen dengan taraf signifikansi α = 0.05. apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar α = 0.05, maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variable independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependennya. Sebaliknya bila tingkat signifikannya (Sig t) lebih kecil dari pada α = 0.05, maka hipotesisnya diterima yang artinya variable independennya tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependennya. Keputusan diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan kriteria:

a. Taraf nyata 0.05 b. Jika Sig t > α, maka Hο diterima

dan Ha ditolak c. Jika Sig t ≤ α, maka Hο ditolak dan

Ha diterima

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Earning Management (Laba Manajemen)

Metode earning management yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba melalui aktivitas riil yang dapat dilakukan dengan menggunakan aliran kas operasi abnormal dan biaya produksi abnormal. Berikut nilai laba menajemen pada perusahaan yang diteliti disajikan dalam tabel di bawah ini.

85

Page 91: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

Tabel 3. Earning Management Aliran Kas Operasi Abnormal Tahun 2012-2014

No Kode Nama Perusahaan Tahun

2012 2013 2014

1 ALKA PT. Alasaka industrindo Tbk 6.6342 -10.30 16.33

2 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk

15.6695 16.14 26.22

3 INAI PT. Indai Aluminium Industry Tbk 12.9520 12.50 2.93

4 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 16.3685 -5.23 1.86

5 LION PT. Lion Metal Works Tbk 12.83 4.32 10.08

6 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 6.93 6.11 4.97

7 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk 12.21 9.80 15.61

Sumber data: Data diolah

Tabel 4.Earning Management Biaya Produksi AbnormalTahun 2012-2014

No Kode Nama Perusahaan Tahun

2012 2013 2014

1 ALKA PT. Alasaka industrindo Tbk 8.61 5.23 23.05

2 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk -0.6100 4.01 26.38

3 INAI PT. Indai Aluminium Industry Tbk 11.9400 13.25 1.33

4 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 7.3100 0.61 7.91

5 LION PT. Lion Metal Works Tbk 20.89 3.56 9.21

6 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 4.02 5.53 9.82

7 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk 14.06 0.15 -6.57

Sumber data: Data diolah

Nilai Perusahaan

Untuk mengukur nilai perusahaan ada beberapa rasio yang dapat digunakan, salah satu alternatif yang

dapat digunakan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Berikut ini nilai perusahaan yang diteliti disajikan dala tabel dibawah ini.

86

Page 92: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

Tabel 5. Nilai Perusahaan Tahun 2012-2014

No Kode Nama Perusahaan Tahun

2012 2013 2014

1 ALKA PT. Alasaka industrindo

Tbk 1,028175 1,006877 1,005211

2 ALMI PT. Alumindo Light Metal

Industri Tbk 1,709076 1,687727 2,515807

4 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 1,059223 0,749103 0,575022

5 LION PT. Lion Metal Works Tbk 2,816035 0,142295 0,166046

6 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 0,416413 0,241682 0,220480

7 PICO PT. Pelangi Indah Canindo

Tbk 0,665538 0,719582 0,653951

Sumber data: Data diolah

Pembahasan

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis statistik. Berikut disajikan hasil dari uji normalitas data dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov Smirnov Test.

Tabel 6. Uji Normalitas Residual

Variable Asymp. Sig. (2-tailed) Signifikansi Keterangan

Residual 0.981 P>0.05 Distribusi normal

Sumber data: Data diolah

Berdasarkan hasil tabel 6 dari hasil

perhitungan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikan sudah lebih besar dari 0.05 yang mengindifikasi bahwa data tersebut berdistribusi secara normal. Pengambilan keputusan adalah jika nilai probabilitas <0.05 berarti data residual tidak berdistribusi normal, dan jika nilai probabilitas >0.05 data residual berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Berikut disajikan dalam tabel 7.

Tabel 7. Uji Multikolinieritas

Variabel VIF Keterangan

Arus Kas Operasi 1.000 Tidak terjadi multikolinieritas

Biaya Operasi 1.000 Tidak terjadi multikolinieritas

Sumber data: Data diolah

87

Page 93: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 1

Berdasarkan tabel hasil uji Multikolinieritas di atas, menunjukkan bahwa arus kas operasi dan biaya operasi nilai VIF nya dibawah 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoneliaritas. Uji Hipotesi

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistic t (t-test) melalui regresi yang menggunakan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikasi (Sig t) masin-masing variable independen dengan taraf signifikansi α = 0.05. apabilatingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar α = 0.05,

maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variable independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependennya. Sebaliknya bila tingkat signifikannya (Sig t) lebih kecil dari pada α =0.05, maka hipotesisnya diterima yang artinya variable independennya tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependennya. Keputusan diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan kriteria:

a. Taraf nyata 0.05 b. Jika Sig t > α, maka Hο diterima

dan Ha ditolak c. Jika Sig t ≤ α, maka Hο ditolak dan

Ha diterima

Tabel 8.Hasil Uji t Test

Vaiabel Independen

koefisien Std Error Beta Sig t Keterangan

Konstanta -0.319 0.394

AKO 0.070 0.024 0.722 0.043 2.923 Signifikan

Prod 0.075 0.037 0.499 0.113 2.021 Signifikan

Sumber data: Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan dan

pengujian hipotesis yang digunakan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

Hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh menajemen laba terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai t sebesar 2.923 dengan signifikansi sebesar 0,043. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel earnings management mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan pengujian variabel biaya produksi terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai t sebesar 2.021 dengan nilai signifikansi sebesar 0,113. Hal ini berarti biaya produksi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini yang menyatakan “earnings management berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan”. Pengaruh Earning Management terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

earnings management berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 diperoleh bahwa koefisien earnings management sebesar 0,070 dengan nilai t sebesar 2,923 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,043. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa earnings management berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dinyatakan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa earnings management berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa tindakan earnings management yang dilakukan oleh manajer dapat berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Dimana investor akan memberikan reaksi yang kurang menguntungkan yang nantinya akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan.

KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Earnimg Management terhadap nilai perusahaan berdasarkan analisis hasil

88

Page 94: JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN - fe.unira.ac.idfe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/Vol-1-No-19-Tahun-2015.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

ISSN 1412-2936

Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19 | Mei 2015 Page 2

penelitian yang telah dilakukan, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa earnings management berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 diperoleh bahwa koefisien earnings management sebesar 0,070 dengan nilai t sebesar 2,923 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,043. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa earnings management berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa tindakan earnings management yang dilakukan oleh manajer dapat berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Dimana investor akan memberikan reaksi yang kurang menguntungkan yang nantinya akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA Carningsih. “Pengaruh Good Corporate

Governance Terhadap hubungan Antara Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan “

Diah Ayu Pertiwi. 2010. “Analisis pengaruh Earning Mangement terhadap Nilai Perusahaan Dengan Peranan Praktik Corporate Governace Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 – 2008”

Dasartha V. Rama, Frederick L.Jones. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Selemba Empat.

Herawaty. “Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable”

I Made Sudanri. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Denpasar :Erlangga.

Indriantor, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodelogi Bisnis Untuk Manajemen dan Akuntansi. BPFE, Yogyakarta

Priyanto, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisa Data Dengan SPSS 20. Andi, Yogyakarta.

Robet N. Anthony, Vijay Govindarajan. 2009. Management Control Syste, buku dua. Jakarta : Selemba Empat

Sutrisno. 2011. “Pengaruh Earning Management Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Mekanisme Corporete Govornance Sebagai Moderating Variable”

Sulistiawan, Dedhy, Yeni januarsi, Liza Alvia. 2011. Creative Accounting: Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi. Jakarta: Selemba Empat.

Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0.Presentasi Pustakakarya, Jakarta

Vinola Herawaty. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Trisakti, Indonesia

Yusriati Nue Farida, Yuli Presetyo dan Eliada Herwiyanti. 2010 Pengaruh Penerapan Corporete Goverance Terhadap Timbulnya Earning Management Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Di Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol 12, No.2, Agustus 2010, Hlm. 69-80

89