Jurnal lengkap ke blog

Click here to load reader

description

 

Transcript of Jurnal lengkap ke blog

  • 1. ISSN 2089-4554Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANDiterbitkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Gresik GresikJendela VolumeNomorHalamanDesemberPendidikan 1111-59 2011

2. ISSN 2089-4554Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DAFTAR ISIPENGARUH PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUK-SIONAL TERHADAPMOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATAKULIAH MICROTEACHING PADAMAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK 1 - 10Siti BarirohPENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURUTERHADAP KINERJA GURU DI SDN BANJARSARI GRESIK11 - 18EtiyasningsihPENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAPPENINGKATAN MUTU LULUSAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANJARSARI KABUPATENGRESIK19 - 30Sri SundariPENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA DOSEN DIUNIVERSITAS GRESIK31 - 39AdrijantiPENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL (MPI) DAN GAYA BELAJARMAHASISWA, TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH MICROTEACHING PADAMAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK40 - 48Siti BarirohANALISIS PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) OLEH GURUDALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI SD NU REJODADI CAMPUREJO PANCENG GRESIK49 50Eka Srirahayu Ar. GresikJendela Volume Nomor HalamanDesemberPendidikan 1 1 1-5920112 3. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANKATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan bisa hadir di kalangan pendidikan. Jurnal Jendela Pendidikan berisi tentang sejumlah artikel penelitian baik artikel bersifat empiris atau laporan penelitian maupun artikel yang bersifat kajian teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari kalangan akademisi atau dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik yang akan dipublish pada para pemangku pendidikan dan masyarakat luas khususnya para pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi utama keberadaan Jurnal Jendela Pendidikan sebagai media komunikasi dan informasi yang bersifat ilmiah. Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan ide serta gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama Jurnal Jendela Pendidikan bermanfaat bagi kita semua.Gresik, Desember 2011 PenulisTerbit dua kali setahun pada bulan Juli dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan 3 4. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJENDELA PENDIDIKANJURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PelindungRektor Universitas GresikPenasehatDekan FKIPPimpinan Redaksi Dra. Eka Srirahayu Ar, M.Pd Dewan RedaksiProf. Dr. H. Sukiyat, SH, M.Si Dr. Soesetijo, M.Pd Dra. Hj. Siti Bariroh, M.PdDrs. Syaiful Khafid, M.PdRedaktur PelaksanaDra. Adrijanti, M.Pd Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd Etiyasningsih, S.Pd.,M.PdSri Sundari, S.Pd., M.PdSekretariat PenerbitAhmad Faizin, SS Alamat Penerbit / RedaksiKampus Universitas Gresik Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik Telp/Fax (031) 3978628Terbit dua kali setahun pada bulan Juli dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan 4 5. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPENGARUH PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJARMATAKULIAH MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK Siti Bariroh *)Abstrak, Proses dan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berupa bakat,minat, motivasi belajar, tujuan pembelajaran dan sebagainya.Yang tak kalah penting adalahbagaimana Guru mendesain proses belajar mengajar agar meningkatkan motivasi dan hasilbelajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasilbelajar, yang diajarkan dengan menggunakan Model Pengembangan Instruksional dan yangtidak menggunakannya? Dan apakah ada perbedaan motivasi belajar antara yang menerapkanmodel Pengembangan Instruksional dan yang tidak menerapkan? Serta apakah ada pengaruhantara Model pembelajaran instruksional dengan motivasi belajar dan hasil belajar matakuliahmicroteaching mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan tes hasil belajar. Analisa datayang digunakan adalah analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu untuk menguji hipotesa 1,hipotesa 2 dan hipotesa 3. Dari hasil penelitian diketahui adanya perbedaan hasil belajardengan menggunakan MPI dan non MPI, dan perbedaan motivasi belajar antara yangmenerapkan MPI dan yang Non MPI, serta terdapat pula pengaruh antara penggunaan modelpembelajaran Instruksional terhadap motivasi belajar dan hasil belajar. Hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan sebagai alternatif model pengembanganpembelajaran, sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa danmeningkatkan hasil belajarnya.Keyword : Model Pengembangam Instruksional ( MPI), Motivasi Belajar dan Hasil BelajarPENDAHULUAN strategi penyampaian atauprosespembelajaran. Hasil belajar seseorang, tidak terlepas Dalam aktivitas pengajaran terkan-dari pengaruh berbagai faktor, diantaranyadung aktivitas (1) Merancang pembela-adalah faktor eksternal, yang menyangkutjaran, (2) Menyajikan pembelajaran, (3)pengembangan program pembelajaran dan Mengevaluasi pembelajaran. Ketiganyaakan terkait dalam satu proses dan saling*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 5 6. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANmempengaruhi terhadap hasil belajar.motivasi di dalam dirinya. Oleh karena itu,Upaya meningkatkan efisiensi danmotivasi tidak bisa dipisahkan dariefektivitas pembelajaran,diperlukan aktivitas belajar. Motivasi berpangkal dariadanya perancangan dan pengembangan kata motiv yang artinya adalah dayamateri pembelajaran, yang merupakan penggerak yang ada di dalam dirifungsi yang sangat penting dalamseseorang untuk melakukan aktivitasteknologi pembelajaran. tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Seels Richey (dalam Amir, 2000) Pada intinya, motivasi merupakanmengatakan bahwa kawasan teknologikondisi psikologis seseorang untukpembelajaran meliputi:Desain, melakukan sesuatu. Dalam kegiatanpengembangan, pemanfaatan, pengelolaanbelajar, motivasi dapat dikatakan sebagaidan evaluasi. pengembangan desain materikeseluruhan penggerak didalam diri siswapembelajaran microteaching ini adalah yang menimbulkan kegiatan belajar.upaya untuk memenuhi salah satu fungsiSehingga diharapkan tujuan pembelajaranranah teknologi pembelajaran, yaitu ranah dapat tercapai. Untuk menimbulkanPengelolaan. Dick dan Carey (1990)motivasi belajar, guru berperan besar untukmengungkapkan bahwa Desain materi mengupayakan agar suasana belajarpembelajaran sebaiknya menarik, isinyamenyenangkan bagi siswa, dengansesuai dengan tujuan khusus pembelajaran, menerapkan metode yang bervariasi. Salahurutannya tepat, ada petunjuk penggunaansatunya adalah dengan jalan membuatbahan ajar, ada soal latihan, jawaban model pembelajaran yang mampulatihan, test, petunjuk bagi siswa menuju menimbulkan motivasi belajar siswa.kegiatan berikutnya. Keinginan untuk membantu mahasiwa Penggunaan model pengembangandalam memahami materi matakuliahInstruksional (MPI) didasarkan atas Microteaching, dan untuk memudahkanpemikiran bahwa model ini menggunakan penyampaianbahanajar kepadapendekatan sistem, dengan langkah mahasiswa secara lengkap dan sistematis,langkah yang lengkap, sehingga dapatserta ingin mengetahui pengaruh desaindigunakan untuk merancang pembelajaranmateri pembelajaran berdasarkan Modelbaik untuk pembelajaran klasikal maupun Pengembangan Instruksional(MPI)individual. terhadap motivasi belajar dan hasil belajar Faktor lain yang juga dapatmahasiswa, mendorong peneliti inginmempengaruhi hasil belajar adalah faktormeneliti masalah tersebut. Ada beberapainternal dari dalam siswa/mahasiswa itu alasan utama peneliti memilih masalah ini :sendiri. Salah satu dari faktor internal itu1) Peneliti terlibat langsung membinaadalah motivasi. Seorang siswa akan matakuliah Microteaching, di Fakultasbelajar dengan baik dan tekun jika adaKeguruan dan Ilmu Pendidikan 6 7. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UniversitasGresik.Sehinggaatau disebut dengan "real teaching" memungkinkan untuk terlibat langsung(AAllen and Ryan, 1969). Jumlah dalam interaksi dengan mahasiswa. pesertanya berkisar antara 5 sampai 102) Sejauh ini, masalah desain materi orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pembelajaran,khususnyadipelaksanaannya berkisar antara 10 sampai Universitas Gresik belum banyak 15 menit, terfokus pada ketrampilan diteliti, sementara peneliti meyakini mengajar tertentu, dan pokok bahasannya bahwaperbaikannyakualitas disederhanakan. Pembelajaran dapat diawali dariTujuan diselenggarakannya pengembangan desain pembelajaran. pembelajaran micro menurut T Gilarso,3) Literatur yang berkaitan dengan dibagi dua yaitu untuk melatih kemampuan penelitian ini, cukup mendukung dan ketrampilan keguruan (tujuan umum), peneliti dalam mengkaji landasandan untuk melatih calon guru supaya landasan teori. trampildalammembuat desin4) Hasil penelitian akan memberikanpembelajaran,mendapatkanprofesi manfaat nyata bagi peneliti sendiri,atauKeguruan dan menumbuhkan rasa percaya pihak lain yang seprofesi dalam usaha diri (tujuan khusus). meningkatkan Kualitas pembelajaran Dwigh Allen, mengatakan, tujuan dalam arti yang luas. microteaching bagi calon Guru adalah : 1) Memberi pengalaman mengajar yangKERANGKA TEORITISnyata dan latihan sejumlah ketrampilan dasar mengajar. Microteaching diartikan sebagai cara2) Calon Guru dapat mengembangkanlatihan ketrampilan mengajar dalam ketrampilan mengajarnya sebelumlingkup kecil/ terbatas. MC Laughlin & mereka terjun ke lapangan.Moulton mengemukakan "Microteaching3) Memberikan kemungkinan bagi calonhas been performent part of teaching guru untuk mendapatkan bermacam-process, so that the traince can mastermacam ketrampilan dasar mengajar.each component one by one in a simplifedFungsi microteaching adalah sebagaiteaching situation". sarana latihan dalam mempraktekkan Mc. Knight (1979) mengemukakanketrampilan mengajar, dan juga sebagai"Microteaching has been described as salah satu syarat bagi mahasiswa yangscaled down teaching encounter desingned akan mengikuti praktek mengajar dito developernya new skill and refine oldlapangan ( PPL ). Sasaran akhir yang akanone". Dari pengertian di atas, dapat dicapai dalam microteaching adalahdipahami bahwa microteaching adalahterbinanyacalon gurumemilikisebuah model pengajaran yang dikecilkanpengetahuan tentang proses pembelajaran,7 8. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANserta memiliki sikap dan perilaku baik coba, umpan balik, dan hasilnya. Hal inisebagai seorang guru.diperjelas dengan pendapat Suparman (1997:31). Suatu proses yang sistematikLangkah Langkah Prosedur dalammengidentifikasikan masalah,Pembelajaran Micro mengembangkan bahan dan strategi Ada lima langkah yang dapat instruksional,sertamengevaluasiditempuh dalam pembelajaran micro yaitu: efektivitasdanefisiensinya dalam1) Pengenalan (pemahaman konsepmencapai tujuan Instruksional.pembelajaran micro) Rohani ( 2004:69) mendefinisikan2) Penyajian model dan diskusi pengertian desain pengajaran sebagai3) Perencanaan/persiapan mengajarsuatu pemikiran atau persiapan untuk4) Praktek mengajarmelaksanakan tugas mengajar / aktivitas5) Diskusi feed back / umpan balik.pengajaran dengan menerapkan prinsip prinsip pengajaran melalui langkahMODEL PENGEMBANGAN langkah pengajaran,perencanaan,INSTRUKSIONALpelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah Beberapa definisi mengenai desain ditentukan.pembelajaran adalah antara lain Reigeluth Pengertian Desain Pembelajaran(1983:7) dalam Boy Soedarmadji, 2002)Model Pembelajaran Instruksional (MPI)menyatakan bahwa desain pembelajaran adalah : Suatu bentuk model pembelajaranlebih memperhatikan pada pemahaman,yang menunjukkan urutan kegiatan yangpengubahan, dan penerapan metode ditempuh orang dalam mendesain sistemmetode pembelajaran. Hal ini menga-Instruksional, yang terdiri dari 8 langkah,rahkan kita, bahwa sebagai seorang yaitu menentukan kebutuhan Instruksionalprofesional, maka kita mempunyai tugas umum, dan merumuskan tujuan umum,untuk memilih dan menentukan metodemelakukan analisis Instruksional, meng-apa yang dapat dipergunakan, dan identifikasi perilaku dan karakteristik awalmempermudah penyampaian bahan ajar,mahasiswa, merumuskan TIK, menulis tesagar dapat diterima dengan mudah olehacuan patokan, menyusun strategi instruk-siswa. sional, mengembangkan bahan instruksio- Lebih lanjut, Shaner dalam Suparman nal, mendesain dan melaksanakan sistem(1997:29) menyatakan bahwa desainInstruksional.instruksional adalah perencanaan secaraakal sehat untuk mengidentifikasi masalahtersebut, dengan menggunakan suaturencana terhadap perencanaan, evaluasi, ujiMOTIVASI BELAJAR8 9. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Menurut Davies (1970), Motivasi 3) Menyukai tugas tugas yang tingkatadalah kekuatan yang tersembunyi di kesulitannya sedang.dalam diri kita untuk berkelakuan dan4) Tidak suka membuang waktu, aktif danbertindak dengan cara yang khas.lebih suka kerja sama dengan yangSedangkan menurut MC. Donald dalamlebih cakap.buku Syaiful Bahri (1991), motivasi adalahsuatu perubahan energi dalam diri Dari definisi-definisi yang dikemu-seseorang yang ditandai dengan kakan oleh berbagai ahli, penulismunculnya feeling dan didahului dengan menyimpulkan bahwa motivasi berprestasitanggapan terhadapadanya tujuan. dalam belajar adalah daya penggerakMenurut Handoko (1995), motivasi adalahdalam melakukan suatu tindakan untuksuatu tenaga yang terdapat dalam dirimencapai hasil belajaryang lebih tinggimanusia yang menimbulkan, mengarahkandari hasil yang pernah dicapai sebelumnya.dan mengorganisasikan tingkah lakunya.Pengaruhmodel pengembangan Ad Rooijakkers (1991) dalam Basukiinstruksional, terhadap motivasi belajar(2002:33) menyatakan bahwa "Dalamdan hasil belajar adalah bahwa untukbelajar memang dibutuhkan motivasi menimbulkan motivasi balajar bagi murid,tertentu. Untuk itu ada berbagai macam maka harus ada rasa tertarik dan rasa inginmotivasi. Tetapi motivasi berprestasitahu, merasa membutuhkan dan sesuaimerupakan motivasi terpenting. Kalau dengan keinginannyasehinggaseorang murid ingin lulus dalam ujian, ia menyebabkan termotivasi untuk belajar.akan berusaha dapat mengerti apa yangMembuat model suatu pengajaran yangdiajarkan oleh pengajar. Bila murid tidakdisesuaikan dengan minat murid sertamempunyai motivasi belajar, maka sesuai dengan kondisi setempat, danpengajar hendaknya berusaha sedemikian menarik perhatian serta keaktifan muridrupa, agar bisa menimbulkan motivasi terlibatdalam prosespengajaran,yang dibutuhkan".diharapkan mampu menimbulkan motivasi Ciri-ciri orang yang mempunyaibelajar, dan selanjutnya bisa meningkatkanmotivasi berprestasi , diuraikan olehhasil belajarnya. MPI disusun sedemikianHekckahusen (dalam Haditomo, 199:26- rupa, dan melalui beberapa langkah yang30), bahwa ciri ciri orang yang bermotivasibisa dilakukan bersama antara guru dantinggi adalah :siswa, membuat siswa aktif dan1) Berorientasi pada keberhasilan, dan termotivasi untuk belajar, sehingga dapat lebih percaya diri dalam menghadapi mempengaruhi hasil belajar siswa.tugasnya.2) Bersikap mengarah pada tujuan danberorientasi pada masa datang.9 10. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANHASIL BELAJAR Skor ( nilai) hasil belajar mahasiswaDalam membicarakan pengertian hasilpada matakuliah Microteaching ini,atau prestasi belajar, tidak terlepas dari ditentukandenganpengertian belajar, karena hasil belajar Ujian Tengah Semester (M), Tugas (T),merupakan hasil perubahan yang dialami dan Ujian Akhir (A). ditetapkan dengandalam peristiwabelajar.rumus:Menurut WJS Purwadarminta, dalam N=Kamus Bahasa Indonesia menyatakanbahwa belajar adalah berusaha, berlatihdan sebagainya, untuk mendapatkankepandaian.METODE PENELITIANHasil belajar adalah kemampuan yangdiperoleh seorang pembelajar dari proses Rancangan Penelitianbelajar yang ditempuh di suatu sekolahPenelitian ini merupakan jenisatau lembaga pendidikan, yang diperolehpenelitian kuantitatif,yaitu untukmelalui evaluasi belajar.membuktikan hipotesis yang telah dibuat penulis. Penelitian ini, menggunakan 3Hasil Belajar Matakuliah Microteaching variabel, yaitu desain model pembelajaran MPI, sebagai variabel bebas. Sedangkan Tujuan umum mata kuliah Motivasi belajar dan Hasil belajar sebagaiMicroteaching adalah mempersiapkan varaiabel terikat.mahasiswa calon guru untuk menghadapi Rancangan ini dimaksudkan untuktugas mengajar sepenuhnya di depan kelas mengetahui perbedaan hasil belajar antaradenganmemilikipengetahuan, yang menggunakan model pembelajaranketrampilan, kecakapan, dan sikap sebagaiIntruksional dan yang tidak menggunkan,guru yang profesional. dan juga untuk mengetahui apakah model Sedangkan tujuan khususnya adalah:pengajaranyang telah diterapkan,1) Menganalisa tingkah laku mengajar mempengaruhi motivasi belajar dan hasilkawan kawan nya dan dirinya sendiri. belajar mahasiswa.2) Dapat melaksanakanketrampilanKegiatan penelitian terdiri dari, (1)khusus dalam mengajar. memberikan angket motivasi belajar, (2)3) Dapat mempraktekkan berbagai teknik pengelompokan subyek, (3) perlakuan danmengajar dengan benar dan tepat. pemberian test dan ujian praktek. Ada 24) Dapat mewujudkan situasi belajarkelompok belajar yang menjadi fokusmengajar yang efektif, produktif dan kajian dalam penelitian ini, yaitu yangefisien. diajardenganmenerapkanmodel5) Dapat bersifat profesional keguruan. 10 11. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANpembelajaran dan yang tidak menggunakan2. Menghitung derajat kebebasan total,model.antara A,B dan interaksi AB dan dalamPopulasi dan Sampel kelompokSebagai populasi dalam penelitian ini3. Menghitung rata rata kuadrat antar A,adalah mahasiswa semester VII, FKIP B, dan AB dan dalam kelompok.Universitas Gresik, angkatan 2006, tahun 4. Menghitung rasio F (A, B, dan AB).akademik 2009/2010 kelas A,B denganjumlah 155 mahasiswa. Adapun SampelHASIL PENELITIANdalam penelitian ini adalah sebanyak 70mahasiswa, diambil secara random Uji Normalitassampling dengan cara undian.Uji normalitas sebaran skor, dilakukan terhadap hasilbelajar matakuliahTeknik Pengumpulan Datamicroteachingdengan menggunakan Data mengenai gaya belajar didapatmodel pengembangan Instruksional, dandari hasil angket motivasi belajar, dan hasiltanpa menggunakan model pengembanganbelajar didapat dari hasil test ujian tertulis Instruksional, dengan Kolmogorov-maupun ujian praktek microteaching.Smirnov. Hasil perhitungan uji normalitas sebaran skor variabel adalah normal, atauTeknik Analisa Datamemenuhi persyaratan normalitas. Uji prasyarat analisis, sebelumHasil belajar dengan MPI, N = 0,773.dilakukan analisa data, terlebih duluP = 0,589. Signifikan 5% = 0,025dilakukan uji prasyarat analisis yang(normal). Hasil belajar dengan non MPI, Nmeliputi : a) uji normalitas data sampel,= 0,921, P = 0, 384. Signifikan 5% = 0,025dan b) uji homogenitas sampel. Uji (normal).Hipotesis, dilakukan analisa data yangdiperoleh dari hasil penelitian, denganUji Homogenitasmenggunakan metode statistik, yaituResidu skor variabel terikat untuk tiapmetode pengolahan data kuantitatif untuk skor variabel bebas sudah homogen. Hasilmengetahui perbedaan hasil tes. Analisis belajar dengan MPI, Nilai = 0,653. P =yang digunakan adalah metode statistik 0,422, Signifikan 5% = 0,05. (homogen).Analisis Varians (ANAVA) dua jalur,dengan rumus sebagai berikut : Pengujian Hipotesa1. Menghitung jumlah kuadrat total, antar1. Terdapat perbedaan hasil belajarA, antar B, interaksi AxB dan dalam menggunakan MPI dan yang Non MPI.kelompok. Diperoleh F hitung = 7,629,probabilitas sebesar 0,001 lebih kecildari a = 0,05. 11 12. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN2. Terdapat perbedaan motivasi belajar, 2. Hasil penelitian tentang penggunaan yang diajarkan dengan menggunakan Model Pengembangan Instruksional model pengembangan Instruksional(MPI) danyangnonMPI,dan yang non MPI, matakuliahmembedakanmotivasibelajar Microteaching. Diperoleh F hitung = mahasiswa FKIP Unigres. Nilai 5,980 , sedang probabilitas sebesar motivasi belajar matakuliah 0,004 lebih kecil a = 0,05. Microteaching tanpa menggunakan3. Terdapat pengaruh penerapan model MPI, memiliki rentangan antara119 pembelajaran instruksional terhadap sampain 144, dengan nilai rata rata motivasi belajar dan hasil belajarsebesar 129, 69, nilai tengah sebesar matakuliah Microteaching. Diperoleh F 130,00, dan nilai modus sebesar 127. hitung = 3,311, dengan nilai probabi- Sedangkan simpangan baku sebesar litas sebesar 0,043 lebih kecil dari =4,951. Hasil perhitungan F hitung = 0,05. 5,980, P = 0,004, = 0,05. Dengan demikian dapat dikatakanadaPEMBAHASAN HASIL PENELITIANperbedaan motivasi belajar, antara yang diajarkan dengan menggunakan MPI1. Pembahasan tentang perbedaan hasil dan yang tidak menggunakan MPI, belajar yang diajarkan dengan MPI dan dengan taraf signifikan 5%. Non MPI matakuliah Microteaching 3. Hasil penelitian tentang terdapat pada mahasiswa FKIP Universitas pengaruh pengunaan MPI terhadap Gresik. Hasil perhitungan yangmotivasi belajar mahasiswa dan hasil diperoleh (F hitung = 7,629, P = 0,001, belajarmahasiswa matakuliah = 0,05) maka dapat dikatakan bahwaMicroteaching. Hasil perhitungan F ada perbedaan hasil belajar yanghitung = 3,311 dengan P = 0,043, dan = diajarkan dengan MPI dan Non MPI, 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan matakuliah MicroteachingFKIPada pengaruh penggunaan Model Unigres, diterima dengan tarafPengembangan Instruksional terhadap signifikansi 5%. Hasil analisis statistik motivasi belajar dan hasil belajar juga menunjukkan bahwa mahasiswamatakuliah Microteaching mahasiswa yang diajar dengan MPI, nilai rata rata FKIP Universitas Gresik. 75,26 lebih baik dari pada yang diajar dengan Non MPI. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran matakuliah Microteaching dengan MPIKESIMPULAN dapat meningkatkan hasil belajar 1. Ada perbedaan Hasil Belajar, yang mahasiswa.diajarkan dengan Model Pengem-12 13. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN bangan Instruksional (MPI) dan yang 4. Sebagai tindak lanjut, kiranya perlu non MPI matakuliah Microteaching diadakan kajian atau penelitian lebih pada mahasiswa FKIP Universitaslanjut, dan dengan sasaran yang lebih Gresik.luas, agar model ini benar benar bisa2. Terdapat perbedaan Motivasi Belajar, dilakukan oleh siapapun dan di antarayangdiajarkandenganwilayah manapun. menggunakan Model Pengembangan Instruksional dengan yang non MPI matakuliah MicroteachingpadaDAFTAR PUSTAKA mahasiswa FKIP Universitas Gresik.3. Adapengaruhantara Model Anto Dajan, 1986. Pengantar metode Pengembangan Instruksional ( MPI) statistik II, Jakarta, LP3ES. terhadap motivasi belajar dan hasil Arief S. Sudiman, Dkk, 1997, Media belajar matakuliah Microteaching Pendidikan DIKBUD dan CV mahasiswa FKIP Universitas Gresik. Rajawali, Jakarta. Atwi Suparman,1997.ProgramSARANPengembangan Ketrampilan DasarBerdasarkan kesimpulan di atas, dapatTeknik Instruksional (PEKERTI)penulis ajukan saran saran sebagai berikut:untuk Dosen Muda, Dirjen DIKTI1. Model Pengembangan InstruksionalJakarta. (MPI) direkomendasikan sebagai alter- Degeng, INS, 1989, Ilmu Pengajaan; natif model pengembangan bahan Taksonomi Variabel, Jakarta, bahan pembelajaran.P2LPTK.2. Proses pembelajaran hendaknya lebih Degeng, INS, 1997,Strategi mengupayakan cara cara yang terbaikPembelajaran: Mengorganisasi Isi untuk menimbulkan motivasi siswa PembelajarandenganModel dalam belajar. Mengingat bahwa Elaborasi. DesertasiBahasan motivasi merupakan faktor pentingTentang Temuan Penelitian, Malang, untuk keberhasilan belajar siswa.IKIP Malang.3. Para Guru dan semua yang terlibat Deporter, B, dan Hernacki, M, 2002, dalam pembelajaran, hendaknya lebihQuantum Learning (Terjemahan), Trampil dalam mendesain pembela- Bandung: Kaifa. jaran, supaya pembelajaran jadi Diadakan, Syaiful Bahri, 1991, Prestasi menarik, tidak membosankan, dan bisa Belajar dan Kompetensi Guru, menumbuhkan motivasi berprestasi Surabaya, Penerbit usaha Nasional. siswa, sehingga akan menghasilkan prestasi siswa yang maksimal. 13 14. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANNasution,1992, Berbagai Pendekatan Undang Undang no 20 tahun 2003, dalam Proses Belajar dan Mengajar,tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Bina Aksara. Internet.Riyanto,Y,1996, Metodologi PenelitianYusufhadi Miarso, dkk, 1984, Teknologi Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar,Komunikasi Pendidikan, Jakarta, Bandung, SIC.Pustekom DIKBUD dan CVRajawali.WRohani , Ahmad 2004, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. 14 15. ISSN 2089-4554 Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Diterbitkan Oleh :Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas GresikGresikJendelaVolumeNomorHalamanDesemberPendidikan115 1 1-59 2011 16. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAHDAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SDN BANJARSARI GRESIK Etiyasningsih*)Abstrak, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, dituntut untuk menjalankankepemimpinan yang mampu menciptakan semangat kerja guru yang tinggi, agar kinerja gurumenjadi lebih baik. Salah satu kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan kinerja yangharus dimiliki guru adalah motivasi. Motivasi tersebut bukan hanya untuk pengembangan diri,tapi juga partisipasi guru dalam organisasi. Palmer berpendapat bahwa motivasi instrinsikmaupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan penampilan guru.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah danmotivasi kerja terhadap kinerja guru.Jenis penelitian ini adalah regresi, dengan populasi seluruh guru di SDN BanjarsariGresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 25orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Uji hipotesismenggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan KepalaSekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guruadan kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik tergolong cukup baik mendekati baik. Uji regresilinear berganda menunjukkan thitung > ttabel untuk kedua variabel yaitu 4,810 > 2,021 dan 3,064> 2,021 serta Fhitung > Ftabel (25,468 > 19,000) berarti terdapat pengaruh signifikan secaraparsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadapkinerja guru di SDN Banjarsari Gresik.Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepala sekolah lebih meningkatkan efektifitaskepemimpinannya berkaitan dengan tingginya pengaruh kepemimpinan kepala sekolahdengan kinerja guru. selain itu kepala sekolah sebagai motivator hendaknya lebihmemperhatikan kebutuhan motivasi guru agar guru dapat meningkatkan kinerjanya. Dan bagipara guru hendaknya dapat lebih memotivasi diri untuk meningkatkan kinerjanya.Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, Kinerja GuruDi lingkungan dunia pendidikan ditetapkan. Lembaga pendidikan formalbanyak ditemui usaha kerjasama sejumlahadalah salah satu bentuk kerjasama diorang untuk mencapai tujuan yang sudah lingkungan pendidikan yang bersifat*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 16 17. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANsengaja, berencana, dan sistematis. Sekolahmotivasi, dan mengarahkan orang-orang diadalah lembaga pendidikan formal sebagai dalam organisasi/lembaga pendidikanwadah untuk mencapai tujuan pembangun- tertentu untuk mencapai tujuan yang telahan nasional. Keberhasilan tujuan pendidik- dirumuskansebelumnya. Untukan di sekolah tergantung pada sumber dayamewujudkantugastersebut setiapmanusia yang ada di sekolah tersebut, yaitupemimpin pendidikan harus mampukepala sekolah, guru, siswa, tenagabekerja sama dengan orang-orang yangadmistrasi dan tenaga kependidikan yangdipimpinnya (working within) untuklainnya. Disamping itu harus ditunjang memberikan motivasi agar melakukandengan sarana dan prasarana yang pekerjaan secara ikhlas. Mantja (2010 : 49)memadai. Meskipun pada umumnya menyatakan bahwa kepala sekolah dituntutpengembangan sekolah diutamakan pada untuk menjalankan kepemimpinan yangpenambahan fasilitas fisik (yang segaramampu menciptakan semangat kerja gurunampak hasilnya dari luar dan mudahyang tinggi. Semangat kerja guru yangdinilai), namun pengembangan personaltinggi itu tentunya dimaksudkan untuktetap perlu mendapatkan prioritas. menunjang terwujudnya tujuan organisasiPimpinan sekolah yang dalam hal inisekolah.adalah Kepala Sekolah, seyogyanya Guru merupakan salah satu komponenmemberikan perhatian tentang pengem- yangsangatmenentukan untukbangan personalnya untuk memajukan terselenggaranya prosespendidikan.sekolah yang dipimpinnya agar mampuKeberadaan guru merupakan pelaku utamabersaing dengan satuan pendidikan yang sebagai fasilitator penyelenggaraan proseslain.belajar siswa. Oleh karena itu kehadiranSetiap sekolah mempunyai kekhusus- dan profesionalismenya sangat berpenga-an yang merupakan akibat dari kepemim- ruh dalammewujudkan programpinan kepala sekolah yang sifatnya unikpendidikan nasional. Guru harus memilikikarena kepala sekolah harus memahami kualitas yang cukup memadai, karena gurukarasteristik sekolah yang dipimpinnya merupakan salah satu komponen mikrosehingga dapat memanfaatkannya untuk sistem pendidikan yang sangat strategismelaksanakan tugas ke kepala sekolahan-dan banyak mengambil peran dalam prosesnya dengan baik. Kepala sekolah merupa-pendidikan persekolahan (Suyanto dankan salah satu pemimpin pendidikan yangHisyam, 2000:27).akan membawa sekolah yang dipimpinnya Salah satu kunci keberhasilan dalammencapai tujuan yang telah ditetapkan. upaya meningkatkan kualitas yang harusHadari Nawawi (1994: 82) mengemukakandimiliki guru adalah motivasi dari guru itu: Kepemimpinan pendidikan adalah prosessendiri. Walaupun tidak mudah mengubahmenggerakan, mempengaruhi, memberikandan menimbulkan motivasi personal guru, 17 18. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANnamun bagi Kepala Sekolah hal tersebut diidentifikasikan melalui tiga cara yaitu (1)merupakan tugas penting yang harus keperluan memperoleh sertifikat, (2)ditangani. Motivasi tersebut bukan hanya pengembangan profesional, teknikal danuntuk pengembangan diri, tapi juga pengembangan umum, dan (3) melaluipartisipasi guru dalam organisasi. Palmerpendidikan lanjutan.berpendapat bahwa motivasi instrinsik Syah (1999:229) menyatakan bahwamaupun ekstrinsik sangat diperlukan untukGuru yang berkualitas adalah guru yangmendorong peningkatan penampilan guru. berkompetensi, yang berkemampuan untukPalmer mengatakan : The impetus maymelaksanakan kewajibannyasecaracome from rule enforcement (making bertanggungjawab dan layak. Tanggungparticipation in-inservice program a jawab guru dalam mendidik siswanyarequirement of the job) or from rewardsmenyangkut berbagai aspek yaituthat are valued by participation but do notmenyangkut tujuan, pelaksanaan, penilaianstem from improved performance (such asdan termasuk umpanbalikdaribonuses, increment, certificates, etc).penyelenggaraantugastersebut.Orang-orang yang menginginkan atau Sedangkan Ani M Hasan (2003:5)bermotivasi tinggi untuk memperolehmenjelaskan bahwa guru profesional haruspengembangan adalah orang-orang yang memenuhi beberapa kriteria, antara lain (1)belummencapai kepuasan dalam mempunyai komitmen terhadap siswa danmemenuhi kebutuhan dasarnya, atau belumproses belajarnya, (2) menguasai secaramerasa puas bagi kebutuhan untuk tingkat mendalam bahan/mata pelajaran yangdiatasnya. Namun selanjutnya Palmerdiajarkan serta cara mengajarnya kepadamengatakan The impetus for improvement siswa, (3) bertanggung memantau hasilmay come from a disire to do a better jobbelajar siswa melalui berbagai caraof teaching (counselling,administering,evaluasi, (4) mampu berfikir sistematisetc). Intrinsically motivated teachers tentang apa yang dilakukan dan belajarderive satisfaction directly from thedari lingkunganprofesinya.Guruperformance of their duties. Motivasiprofesional tidak hanya dituntut untukinstrinsik maupun ekstrinsik belum tentu menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metodebererti bagi seseorang, bagaimanapun pembelajaran, memotivasi peserta didik,kualitas orang tersebut. Yang pentingmemiliki ketrampilan yang tinggi dandipertimbangkan dalam pengembangan wawasan yang luas terhadap duniatetap diserahkan pada individu masing- pendidikan, tetapi juga harus memilikimasing, apa yang menurutnya diperlukan pemahaman yang mendalam tentangsaat ada kesempatan. hakikat manusia, dan masyarakat. Hakikat- Finch berpendapat bahwa motivasihakikat ini yang akan melandasi pola pikirpersonal untuk mengembangkan diri dapat 18 19. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANdan budaya kerja guru serta loyalitas Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerjaterhadap profesi pendidikan.Guru di SDN Banjarsari Gresik. Permasalahan guru di IndonesiaBerdasarkan hal tersebut di atas, makalangsung atau tidak langsung berkaitandiambil suatu rumusan masalah untukdengan profesionalisme guru yang belumpenelitian ini, yaitu : (1) apakahmemadai, sehingga perlu diselesaikankepemimpinanKepalaSekolahsecara komprehensif menyangkut semuamempunyai pengaruh parsial terhadapaspekyaitu kesejahteraan, kualifikasi,kinerja guru? (2) apakah motivasi kerjapembinaan, perlindungan profesi dan mempunyai pengaruh parsial terhadapadministrasinya. Faktor-faktor lain yangkinerja guru? (3) apakah kepemimpinanmenyebabkan rendahnya profesionalisme Kepala Sekolah dan motivasi kerja secaraguru antara lain disebabkan oleh : (1)bersama-samamempunyai pengaruhmasih banyak guru yang tidak menekuni terhadap kinerja guru ?profesinya secara utuh, (2) belum adanya Merujuk kepadaasumsi-asumsistandar profesional guru, (3) kemungkinan penelitian tersebut, maka hipotesis untukdisebabkanolehadanyalembaga penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)pendidikan yang mencetak guru asal jadi kepemimpinan kepala sekolah berpengaruhatau setengahjadi tanpa secara parsial terhadap kinerja guru, (2)mempertimbangkan outputnya setelahmotivasi kerja guru berpengaruh secaradilapangan, (4) kurangnya motivasi guru parsial terhadap kinerja guru, (3) Kepe-dalam meningkatkan kualitas diri. mimpinan kepala sekolah dan motivasi Berdasarkan kondisi tersebut, maka kerja guru berpengaruh secara berama-sedikitnya terdapatduakatagorisama terhadap kinerja guru.kompetensi yang harus dimiliki guru,yakni (1) kompetensi profesional yaituMETODEkemampuan merancang, melaksanakan danDalam penelitian ini populasinyamenilai tugas sebagai guru, yang meliputi adalah guru di lingkungan SDN Banjarsaripenguasaan ilmu pengetahuan dan Gresik, sedangkan jumlah populasinyateknologi pendidikan, (2) kompetensisebanyak 25 orang dan merupakan jumlahpersonal yang meliputi etika, moral,sampel.pengabdian, kemampuan sosial dan Variabel yang diteliti adalah (1)spiritual.variabel bebas adalah : kepemimpinan Berdasarkan latar belakang permasala-kepala sekolah (X1) dan motivasi kerjahan yang telah diuraikan tersebut maka(X2) , (2) variabel terikat adalah Kinerjapenulis tertarik untuk melakukan penelitian guru (Y). Sedangkan metode pengumpulanyang berjudul Pengaruh Efektivitas data dengan menggunakan metode angket.Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Untuk instrumen kepemimpinan kepala19 20. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANsekolah, instrumen motivasi kerja dan Pengujian Hipotesisinstrumen kinerjaguru.Dalam 1) Pengujian secara simultan/ serempakmengumpulkan data ini digunakan skala (uji F)Likert untuk mengukur sikap, pendapat Pengujian integritas dilakukan dengandan persepsi seseorang atau kelompokmenggunakan uji F dimana tingkatorang dengan bobot skor mulai dari 1kepercayaan = 0,05 dengan nilai kritis :sampai dengan 5.F ( ; k ; n - k -1) sedangkan kriteria :Fhit> Ftab , maka Ho ditolakKisi-kisi Angket Penelitian Efektivitas Rumus uji F : F = R2 ( N k - 1)Kepemimpinan Kepala Sekolahk(1 R2) NoDimensiItem2) Pengujian secara Parsial (Uji t)1 Kepemimpinan berorientasi 1-15 Dalam pengujian hipotesis ini levelpada tugas(initiating signifikansi yang digunakan sebesar (5%)structure) aCoefficients UnstandardizedStandardized2 Kepemimpinan berorientasi16-30 CoefficientsCoefficientsCorrelations ModelB Std. Error Betat Sig. Zero-orderPartial Partpada consideration 1 (Constant) Kepemimpinan1,950 ,367 5,317 ,000 ,373,078,6084,810,000,755 ,716 ,563 Kepala SekolahInstrumen Angket penelitian Motivasi Motivasi Kerja Guru ,289,094,3883,064,006,617 ,547 ,359 a. Dependent Variable: Kinerja GuruGuru No Dimensi Itemdengan derajat kebe-basan sebesar n 1. 1. Motivasi eksternal1-18Sedangkan kriteria : Jika t hit > t tab , maka 2. Motivasi internal 19-30 Ho ditolak Uji koefisien korelasi parsialdapat dihitung dengan rumus :Instrumen Angket penelitian Kinerja Gurut hitung = r (n-3) No Dimensi Item (1 - r) 1. Kompetensi kepribadian1-6guruHASIL DAN ANALISA DATA 2. Kompetensi profesional7-24Berdasarkan rumusan masalah dangurutujuan dari penelitian, maka dari hasil3 Kompetensi sosial guru25-30pengumpulan data yaitu : EfektivitasKepemimpinan kepala sekolah (X1),Motivasi (X2) dan Kinerja guru (Y) dapatTEKNIK ANALISIS DATAdilihat pada tabel di bawah ini :Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini :Regresi Ganda : Y = a + b1 X1 + b2 X220 21. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANNo (X1) (X2) (Y)No (X1) (X2)(Y) mengalami penurunan.Jadi dapat 1 127 115 11414 86 81119 disimpulkan bahwa hubungan yang searah 2 96126 10315 91 73120 .antara variabel bebas X1 dan X2 dengan 3 80 94 10916 78 75108 variabel terikat Y. 4 81 73 11017 70 72120 5 88 64 10518 96 76121 b. Pengujian Hipotesis 6 88 78 11919 106 86 133 1) Pengujian secara parsial 7 70 80 10220 105 84 134Ho : Kepemimpinan kepala sekolah tidak 8 10782 12521 94 88129berpengaruh secara parsial terhadap 9 71 75 10722 96 94137Kinerja Guru di SDN Banjarsari 10 7689 11423 92 90142 11 7566 10924 107 101143 Ha : Kepemimpinan kepalasekolah 12 9581 11625 95 97142 berpengaruh secara parsial terhadap 13 9177 118Kinerja guru di SDN Banjarsari Dengan menggunakan SPSS versi 11.0Analisis Hipotesishasil uji t dapat menunjukkan bahwa Hasil analisis mengenai koefisienvariabel kepemimpinan kepala sekolahmodelregresi ANOVAbadalah seperti yangSum oftercantum dalam Model SquaresdfMean SquareFSig.tabel berikut ini.1 Regression1,717 2 ,858 25,468,000 aResidual ,74222 ,034 BerdasarkanTotal 2,45824tabeltersebut,a. Predictors: (Constant), Motiv asi Kerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolahb. Dependent Variable: Kinerja Gurumaka model regresiyang diperoleh adalah sebagai berikut : memiliki nilai thitung = 4,810 sedangkanY = 1,950 + 0,373 + 289 X2ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah = Dari persamaan tersebut dapat dilihat2,021. Dikarenakan thitung > ttabel (4,810 >bahwa nilai koefisien regresi untuk 2,021), maka Ha diterima, artinyakepemimpinan kepala sekolah lebih besar kepemimpinan kepala sekolah secaradaripada koefisien regresi untuk motivasi.statistik berpengaruh terhadap kinerja guru.Dengan demikian dapat diketahui bahwa Sedangkan untuk mengetahui apakahjikakepemimpinandanmotivasi variabel bebas motivasi (X2) berpengaruhmengalami suatu peningkatan atausecara parsial terhadap variabel terikatsemakin baik, maka kinerja guru jugayaitu kinerja dosen (Y) yaitu :akan mengalami peningkatan, sebaliknyaHo: Motivasi tidak berpengaruh secarajika kepemimpinan kepala sekolah danparsial terhadap Kinerja guru di SDNmotivasi kerjamengalami suatu Banjarsaripenurunan, maka kinerja guru juga akan21 22. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANHa : Motivasi berpengaruh secara parsialguru, kepemimpinan kepala sekolah, dan terhadap Kinerja Guru di SDN motivasi kerja guru di SDN Banjarsari Banjarsari Gresik tergolong cukup baik. (2) terdapatDengan menggunakan SPSSversi11.0pengaruh signifikan kepemimpinan kepalaSedangkan variabel motivasi memilikisekolah terhadap kinerja guru di SDNnilai thitung = 3,064, sedangkan ttabel padaBanjarsari Gresik (3) terdapat pengaruhtaraf signifikansi 5% adalah = 2,021. signifikan motivasi kerja guru terhadapDikarenakan thitung > ttabel (3,064 > 2,021), kinerja guru di di SDN Banjarsari Gresikmaka Ha diterima. Artinya kinerja guru(4) terdapat pengaruh signifikan secarasecara statistik berpengaruh terhadap bersama-samakepemimpinankepalakinerja guru. sekolah dan motivasi kerja guru terhadapkinerja guru di SDN Banjarsari Gresik.2) Pengujian secara serempak Berdasarkan kesimpulan di atas makaHo : Kepemimpinan dan Motivasi tidaksaran yang diajukan sebagai berikut : (1) berpengaruh secara bersama-samahendaknya kepala lebih meningkatkan terhadap Kinerja guru di SDN efektifitas kepemimpinannya berkaitan Banjarsari.dengan tingginya pengaruh kepemimpinanHa : Kepemimpinandan Motivasi kepala sekolah dengan kinerja guru; (2) berpengaruh secara bersama-samakepala sekolah sebagaimotivator terhadap Kinerja guru di SDN hendaknya lebih memperhatikan kebutuh- Banjarsari.an motivasi guru agar guru dapatmeningkatkan kinerjanya; (3) bagi paraHasil pengujian nilai F dapat dilihatguru hendaknya dapat memotivasi diripada gambar berikut.untuk lebih meningkatkan kinerjanya; (4)Dari hasil pengolahan data diperolehbagi para pengambil kebijakan danFhitung = 25,468, sedangkan Ftabel pada tarafpemerintah agar memperhatikan program-signifikansi 5% dengan df 2 (n=2) adalahprogram pendidikan yang sesuai dan patutsebesar 19,00. Dikarenakan Fhitung > Ftabelterhadap pengembangan minat motivasi(25,468 > 19,000), artinya kepemimpinanberprestasi dan kinerja guru.kepala sekolah dan motivasi kerja secarabersama-samaberpengaruh terhadapDAFTAR PUSTAKAkinerja guru.Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian, Jakarta : Bina AksaraKESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian danFattah, Nanang. (2000). LandasanManajemen Pendidikan, Bandung :pembahasan pada bab sebelumnya dapatPT Remaja Rosdakaryadisimpulkan sebagai berikut : (1) kinerja22 23. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANGibson. (1985). Organisasi (Terjemahan). Samana.(1994).Profesionalisme Edisi Ke- Lima, Jakarta : ErlanggaKeguruan, Yogyakarta : KanisiusHerrsey, Paul dan Blanchard, K. H. (1977)Syah,Muhibbin. (1999). Psikologi Management of OrganizationPendidikan Dengan Pendekatan Behavior New York : Englewood Baru, Bandung : PT Remaja CliffsRosdakaryaHilmar, Taufik (2002). Kinerja GuruSuyanto dan Hisyam, Djihad. (2000). Madrasah Tsanawiyah Negeri diRefleksi dan Reformasi Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Bandung :diIndonesiaMilenium III, Tidak diterbitkanYogyakarta : Adi CiptaMarwansyah dan Mukaram. (1999).Siagian, Sondang P. (1997). OrganisasiManajemen Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan danPerilakuBandung:Pusat Penerbit Administrasi Jakarta : PT GunungAdministrasi Niaga Agung.Riduwan (2007). Metode & TeknikSutarto.(2001).Dasar-Dasar Menyusun Tesis, Bandung : CVKepemimpinan Administrasi, Alfabeta. Yogyakarta : Gajah Mada University PressSchuler, Randall S. dan Jackson, Susan E. Manajemen Sumber Daya Manusia,Wahyjosumidjo. (1987). Kepemimpinan Menghadapi Abad Ke- 21. Edisi Ke- dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Enam, Jakarta : ErlanggaIndonesiaSupriadi, Dedi. (2002). Guru di Indonesia, Wijaya, Cece dan Rusyan. (1992). Jakarta : Departemen PendidikanKemampuan Dasar Guru Dalam Nasional Republik IndonesiaProses Belajar Mengajar, Bandung :PT Remaja Rosdakarya________ (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta : Yuki, Gary. (1996). Leadership in Adicipta Karya Nusa Organization (Terjemahan). Edisi Ketiga Jakarta : PT Bhuana IlmuSupriadi, Dedi dan Jalal, Fasli. (2001). Populer Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Darah, Jakarta : Adicipta Karya Nusa 23 24. ISSN 2089-4554Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANDiterbitkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Gresik GresikJendela VolumeNomor Halaman DesemberPendidikan 11 24 1-592011 25. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAHDAN KINERJA GURU TERHADAP PENINGKATAN MUTU LULUSANDI SEKOLAH DASAR NEGERI BANJARSARI KABUPATEN GRESIK Sri Sundari *)Abstrak, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, sangat menentukan kemajuansekolah. Kepala sekolah yang profesional umumnya selalu menunjukkan kompetensi kerjayang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas profesional sehari-hari di sekolah. Kemajuansekolah juga tidak lepas dari kinerja guru. Guru yang kreatif akan melahirkan berbagai idekreatif dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang variatif, inovatif, danmenyenangkan sesuai dengan kebutuhan belajar serta menciptakan situasi pembelajaran yangtidak menakutkan peserta didik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perilakukepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu pendidikan.Jenis penelitian ini adalah regresi, dengan populasi seluruh guru di SDN BanjarsariGresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 25orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Uji hipotesismenggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepalasekolah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu pendidikan.Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan mutupendidikan di SDN Banjarsari Gresik tergolong cukup baik. Berdasarkan hasil penelitiandiharapkan kepala sekolah lebih meningkatkan efektifitas kepemimpinannya berkaitan dengantingginya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu pendidikan, dan para guruhendaknya dapat lebih meningkatkan kinerjanya agar mutu pendidikan lebih baik lagi di masamendatang. Bagi para pengambil kebijakan dan pemerintah agar memperhatikan program-program pendidikan yang sesuai dan patut terhadap pengembangan prestasi kepala sekolahdan guru untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Mutu PendidikanPendahuluanaspek kehidupan sekolah seperti disiplinKepala sekolah merupakan salah satusekolah, iklim budaya sekolah dankomponen pendidikan yang palingmenurunya perilaku nakal peserta didik.berperan dalam meningkatkan kualitasMelalui kepemimpinan kepala sekolahpendidikan, seperti diungkapkan Supriadi yang produktif, situasi pembelajaran dapat(1998:346) bahwa Erat hubungan antara dilakukan secara efisien, efektif, menarik,mutu Kepala Sekolah dengan berbagaidan menyenangkan. Hal ini disebabkan*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 25 26. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANkarena kepala sekolah yang kreatif akandan mengembangkan ilmu pengetahuanmelahirkan berbagai ide-ide kreatif dalamdan teknologi. Melatihberartimenggunakan metode dan strategimengembangkan ketrampilan-ketrampilanpembelajaran yang variatif, inovatif, danpada siswa. Sedangkan dalam prosesmenyenangkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, guru merupakan pemegangbelajarserta menciptakansituasiperan utama, karena secara teknis dapatpembelajaran yang tidak menakutkan menerjemahkan proses perbaikan dalampeserta didik. sistem pendidikan didalam satu kegiatan Kualitas kepala sekolah sebagai dikelasnya. Dengan demikian, setiapmanajer sangat dipengaruhi oleh kinerjapeningkatan mutu pendidikan yang(capability) manajerial yang dimilikidiarahkan pada perubahan-perubahandalam upaya menciptakan iklim sekolahkualitatif harus menempatkan guru padayangkondusifsehingga mampu titik sentral karena peranannya sangatmewujudkan dan mengaktualisasikanstrategis dan mempunyai tanggung jawabdalambentukpeningkatanmutu yang besar dalam upaya mewujudkanpendidikan. Kepala sekolah mempunyai tujuan pendidikan nasional.kinerja yang baik adalah kepala sekolah Proses pendidikan tidak akan terjadiyang mempunyai kapasitas intelektual,dengan sendirinya melainkan harusemosional, dan spiritual yang baik serta direncanakan, diprogram, dan difasilitasiberwawasan luas dan futuristik.dengan dukungan dan partisipasi aktif guru Dalam proses pendidikan, guru tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.merupakan salah satu komponen yang Tugas dan tanggung jawab kepala sekolahpenting. Menurut Undang-undang No.14 adalah mengantar dan membawa pesertaTahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal didik ke arah pencapaian tujuan10 bahwa pengertian kompetensi adalahpendidikan. Oleh karena itu, pencapaianseperangkat pengetahuan, ketrampilan, dantujuan pendidikan sangat bergantung padaperilaku yang harus dimiliki, dihayati, danpelaksanaan tugas dan kinerja kepaladikuasai oleh guru dan dosen dalam sekolah di samping kemampuan pesertamelaksanakan tugas keprofesionalan. Bila didik itu sendiri serta dukungan komponenmenyamakan fungsi dan peran dosensistem pendidikan lainnya. Posisi strategisdengan guru di sekolah, maka sejalan kepala sekolah merupakan salah satu faktordengan pendapat yang dikemukakan olehpenentu kualitas proses dan hasilUsman.M.U (2002:7) bahwa tugas guru pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikansebagai profesi meliputi mendidik, akan ditentukan oleh sejauh mana kesiapanmengajar, dan melatih. Mendidik berartikepala sekolah dalam mengarahkan gurumeneruskan dan mengembangkan nilai-dan peserta didiknya melalui kegiatannilai hidup. mengajar berarti meneruskan pembelajaran. Ketikapembelajaran 26 27. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANberlangsung, gurutidak sekedarperilaku kepemimpinan kepala sekolah danmenyampaikan pelajaran akan tetapi juga kinerja gurumempunyai pengaruh secaramenciptakan suasana belajar yang dialamibersama-sama terhadap peningkatan mutusetiap siswa. Berdasarkan hal tersebutpendidikan Sekolah Dasar Negeri didiatas penulis merasa tertarik untuk lebihKabupaten Gresik?lanjut meneliti tentang : Pengaruh PerilakuKepemimpinan Kepala Sekolah dan Metode PenelitianKinerja Guru Terhadap Peningkatan MutuMetode penelitian ini menggunakanLulusan Di Sekolah Dasar Negeri metodesurveidengan pendekatanBanjarsari Kabupaten Gresik.kuantitatif melalui korelasi dan analisis Berdasarkan hal tersebut di atas, maka regresi. Analisis ini akan digunakan dalamdiambil suatu rumusan masalah untuk mengujibesarnya pengaruhyangpenelitian ini, yaitu : (1) pengaruh perilaku ditunjukkan oleh koefisien korelasi antarkepemimpinan kepala sekolah terhadapvariabel Perilaku kepemimpinan kepalapeningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri sekolah (X1) Kinerja Guru (X2) terhadapBanjarsari di Kabupaten Gresik (2) adakah mutu pendidikan. Objek penelitiannyapengaruh kinerjaguruterhadapadalah guru di Sekolah Dasar Banjarsaripeningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Gresik yang berjumlah 25 guru.Banjarsari di Kabupaten Gresik (3) adakah Teknik pengumpulan data denganpengaruh perilaku kepemimpinan kepala menggunakan studi dokumentasi dansekolah dan kinerja guru terhadap angket. Teknik pengambilan sampel yangpeningkatan mutu pendidikan Sekolah digunakan adalah random sampling, teknikDasar Negeri di Kabupaten Gresik? ini merupakan cara pengambilan sampel Berdasarkan teori diatas dapat disusun tanpa memilih-milih individu yang akansuatu hipotesis yaitu: (1) perilaku dijadikan anggota sampel. Variabel-kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh variabel penelitian yang digunakan adalahterhadap peningkatan mutu Sekolah Dasar (1) Variabel Terikat : Mutu pendidikanNegeri Banjarsari di Kabupaten Gresik; (2)atau mutu sekolah (Y); (2) Variabel bebas:kinerja guru berpengaruh terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolahpeningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri (X1) dan Kinerja Guru (X2).Banjarsari di Kabupaten Gresik; (3)Kisi-Kisi Penelitian Tabel Kisi-kisi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)Variabel Dimensi IndikatorSub indikator FungsiConceptuala. Progam sekolah1) Kemampuan untuk merumuskan Kepalaskillsb. Visi sekolah program sekolah27 28. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANVariabel DimensiIndikatorSub indikatorSekolahc. Ptogam2) Marumuskan visi sekolahyang meru-pengembangan3) Kemampuan menganalisis visi kepakan kutikurummisi sekolahcermin darid. Progam supervise4) Menyusun progam pengembanganperilaku kurikulumkepemim-5) Merumuskan progam supervisepinankelas(x)Human skills a. Berkomunikasi1) Kemampuan berkomunikasi secara b. Memahami prilakujelas dengan guru bawahan 2) Kemampuan memahami perilaku c. Kerja samaguru d. Perilaku 3) Kemampuan menciptakan kerja e. Masyarakat belajarsama guru dengan guru 4) Dapat diterima dikalangan gurudam masyarakat 5) Pengen bangan masyarakat belajarTechnicala. Metode mengajar1) Pengetahuan dan penguasaanSkills b. Pengambilanmetode mengajar keputusan 2) Proses pengambilan c. Menggerahkan Keputusan bawahan 3) Menggerahkan para guru untuk d. Memberdayakanbekerja giat sarana prasarana4) Memanfaatkan meemberdayakan e. Mengatasi Konfliksarana sekolah f. Prosedur 5) Penguasaan teknik menangani Kesejahteraan konflik bawahan 6) Pengurusan prosedur kenaikan pangkat guruEducator Mengikuti Meningkatkan kemampuan dengan perkembangan Iptekperkembangan ilmu pengetahuanAdminis- a. Mengelolah1) Memiliki kelengkapan dataTrator administrasi KMB proses belajar mengajar dan BK 2) Data kesiswaan, kegiatan b. Mengelolahekstrakulikuler administrasi 3) Data tentang uang masuk dan kesiswaanuang keluar c. Mengelolah4) Data lengkap tentang sarana dan administrasi prasarana28 29. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN VariabelDimensiIndikatorSub indikator keuangan5) Data surat masuk keluar, serta d. Mengelolahlaporan tentang pertanggung administrasi saranajawaban keuangan dan prasarana e. Mengelolah administrasi persuratan / pelaporanSuper visorSupervisi pendidikanMelaksanakan supervise dikelasLeadera.Kepribadian yang 1) Berjiwa besar dan, dan menjadi kuat teladan bagi gurub. Figur pemimpin2) Fungsi kepal sekolah sebagai figurpemimpinc. Penyebaran dan3) Fungsi sebagai penyebar dan perantara informasiperantara informasiInovatora. Menemukan gagasan 1) Mencari dan menemukan gagasanb. Melaksanakan baru secara pembaharuan 2) Melaksanakan pembaharuan dibidang pembelajaran, danpembinaan guruMotivator a. Lingkungan kerja1) Mengatur ruang agar lebih (fisik)kondusifb. Susunan Kerja (non2) Menciptakan hubungan kerja yang fisik) harmonisTabel Kisi-kisi Variabel Kinerja Guru (X2)Variabel DimensiIndikator-IndikatorKinerja 1. Pedagonik 1. Dapat mehami dengan baik cirri-ciri peserta didik.Guru (X2)2. Dapat memahami potensi-potesi anak didik. 3. Dapat mehami teori belajar. 4. Dapat menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran. 5. Dapat menguasai cara menerapkan ICT dalam PBM. 6. Dapat menguasai bahasa Indonesia yang baik sebagai mediumof instruction yang efektif. 7. Dapat menguasai pendekatan pedagogic dalam permasalahanpembelajaran. 8. Dapat merancang PBM yang komprehensif 9. Dapat menilai kemajuan belajar peserta didik secar total.29 30. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANVariabelDimensi Indikator-Indikator 10. Dapat membimbing anak bila menghadapipersoalan pembelajaran. 11. Dapat menguasai prinsip dn proses PBM. 2. Keperibadian 1. Dapat memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalammelakukan tugasnya sebagai guru preofesional. 2. Dapat memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpamembeda bedakan 3. Profesional1. Mampu menguasai subtansi atau materi atau isi teachingsubjects tau mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian. 2. Mampu penguasai bagaiman mengolah learning resourcesyang diperlukan dalam proses belajar mengajar . 3. Mampu menguasai bagaimana mengolah learning resourcedari lingkungan hidup sehingga dapat dipergunakan untukmndukung proses pembelajaran. 4. Mampu menguasai bagaimana menetapkan teknologiinformasi dalam upaya meningkatkan evektivitas belajar anak 5. Mampu menguasai bagaimana menyusun rencana pelajarannyang mengemas isi, media tekhnologi dan values dalam stiapproses pembelajaran. 4. Sosial 1. Mampu memahami berbagai factor yang berkonstribusidalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung PBM 2. Dapat mengerti berbagai factor sosila-kultural dan ekonomiyang berkopnstribusi terhadap proses pendidikan pesertadidik. 3. Mampu memahami pentingnya hubungan antara sekolahdengan orang tua dan tokoh masarakat ynag berkonstribusiterhadap proses pendidikan anak sekolah. 4. Dapat mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dandijunjung tingi oleh masyarakat 5. Mampu memahami pendekatan pendekatan yang diterapkandisekolah 6. Dapat menguasai dan memahami perubahan-perubahan akibatdampak globalisasi30 31. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANTabel Kisi-kisi variabel Mutu Pendidikan (Y)12 3 Mutu1. Kebermaknaan proses 1.Dapat merencanakan PBM Pendidikan belajar mengajar2.Dapat melaksanakan PBM (prestasi) (Y)3.Dapat mengevaluasi PBM 2. Manajemen sekolah 4.Dapat membuat Renstra dan rencanapengembangan strategis5. Mengorganisasikan pelaksanaan progam keuangandan sarana prasarana 3. Efektivitas budaya6. Mampu mengkondisikan sekolah mendukunguntuksekolah, (iklim PBMorganisasi sekolah7. Mampu memberi penghargaan bagi siswayang kondusif)yangberprestasi8. Siswa mampu mentaati tata tertib aturan sekolah 4. Kepemimpinan kepala 9. Bisa dihubungi dengan mudahsekolah yang kuat 10. Bersikap responsif kepada guru, staf, dan TU11. Mampu merasionalkan kegiatan antara gurudansiswa 5. Out put sekolah (hasil12. Mampu membuat standar kelulusanprestasi) yangdirencanakansekolah13. Dapat berprestasi secara akademik yangtelahdicapai tahunterakhir14. Dapat berprestasi secara nonakademis tahunterakhir15. Dapat melaksanakan kelulusan siswa tahun terakhir 7. The Administrator 16. Mampu mendesain ruangan (sarana dan prasarana)Production Function 17. Mampu mengatur buku (perpustakaan)yaitu fungsi manajerial 18. Dapat melakukan kualifikasi pendidik yang(administrasi)memungkinkan tercapainya pelaksanaanpendidikan secara efektif. 8. The Psychologists19. Mampu berbuat disiplinProduction Function 20. Mampu berkreatif(PPF) yaitu fungsi21. Dapat memberikan inovatifsikap produktif 22. Memiliki jiwa kejuangan 9. The Economic23. Dapat memberikan lulusan yang memilikiProduction Function kompetensi tinggiyaitu fungsi ekonomi(ekonomis)Catatan : Konsep operasional kinerja guru dikembangkan dari (pasal 8, UUGD 14/2005 dan Permen Diknas No.13 tahun2007 tentang Standar Kinerja Kepala Sekolah 31 32. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANTeknik Analisis DataH diterima apabila t t t 0tabel hitung tabelMetode analisis data yang digunakan sedangkan H ditolak apabila t tDigunakan untuk menguji pengaruh antaratabelhitung.variabelindependen (Perilakukepemimpinan Kepala Sekolah dan Hasil dan Analisis DataMotivasi Guru) dengan variabel dependen Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan(Mutu Pendidikan). Perhitungan akan dari penelitian,maka dari hasildilakukan dengan bantuan program SPSS pengumpulan data yaitu : Perilakufor Windows.Kepemimpinan (X1), Motivasi Guru (X2)Model hubungan variabel akandan Mutu Pendidikan (Y) dapat dilihatdianalisis sesuai dengan persamaan regresi: pada tabel di bawah ini :MP = + PKKS + KG + 1 2 iNo X1 X2Y No X1 X2Y1) Uji F1118 91 109 1410785 102 Uji F adalah alat untuk menguji2 89 9997 1511187 101variabel independen secara bersama3100103 102 16 978488terhadap variabel dependennya untuk4 97 80 101 17 858298meneliti apakah model dari penelitian5106 7696 181188199tersebut sudah sesuai atau tidak.6109 84 106 1912695 109Kriteria pengujian dengan menggunakan 7 85 8890 2012889 109uji F adalah sebagai berikut :8131 94 112 2111494 103Jika nilai F >Fberarti Ho ditolak,9 82 7996 22111 101 110 hitung tabelH1 diterima Jika nilai F ttabel (3,218 > 2,021)Pengujian hipotesis dalam penelitiandengan Sig. 0,004 < 0,05, maka H1ini menggunakan uji t (pengaruh secaraditerima. Artinya kinerja guru secaraCoefficientsa statistik berpe- UnstandardizedStandardized ngaruh terhadapCoefficientsCoefficients Correlations Collinearity Statistics ModelB Std. Error Beta t Sig.Zero-orderPartial Part ToleranceVIF mutu pendidikan. 1 (Constant) 1,945 ,3635,356,000 Kepemimpinan ,352 ,077 ,581 4,557,000 ,750,697,530 ,8321,202 Dari hasil Kepala Sekolah Kinerja Guru,312 ,097 ,411 3,218,004 ,649,566,374 ,8321,202analisis regresi di a. Dependent Variable: Mutu Pendidikanatas, maka dapatindividual). Pengujian ini dimaksudkandisusun persamaan sebagai berikut: Mutuuntuk mengetahui signifikansi dariPendidikan = 1,945 + 0,352 KKS + 0,312pengaruh variabel independen terhadapKGvariabel dependen secara individual. Hasil Persamaan menunjukkan bahwa mutupengujian diperoleh dari test signifikansipendidikandipengaruhi olehdengan program SPSS for Windowskepemimpinan kepala sekolah dan kinerjaRelease 11.0. Hasil pengujian t dapatguru. Nilai konstanta sebesar 1,945dilihat pada tabel berikut:menyatakan jika keadaan kontan atauvariabel-variabel peningkatanTabel 4.5 Hasil Uji tkepemimpinan kepala sekolah dan kinerjaVariabelt hitung ttabel Sig Keteranganguru tetap, maka skor mutu pendidikanKepemimpinan4,557 2,021 0,000 H0 ditolakKepala Sekolahsebesar 1,945 satuan.Motivasi kerja3,218 2,021 0,004 H0 ditolak Deskripsiselengkapnya tentangpengaruh kedua variabel terhadap mutuHasil uji t dapat menunjukkan bahwa pendidikan seperti uraian di bawah ini.variabel kepemimpinan kepala sekolaha) Nilai koefisien kepemimpinan kepalamemiliki nilai thitung = 4,557 dengan nilai sekolah sebesar 0,352 menyatakan jikasig. = 0,000, sedangkan ttabel pada taraf terjadi peningkatan kepemimpinansignifikansi 5% adalah = 2,021. kepala sekolah sebesar satu satuanDikarenakan thitung > ttabel (4,557 > 2,021)makamutupendidikanakandengan Sig. 0,000 < 0,05, maka H1 mengalami peningkatan sebesar 0,352diterima, artinya kepemimpinan kepala satuan.sekolah secara statistik berpengaruhb) Nilai koefisien kinerja guru sebesarterhadap mutu pendidikan. 0,312 menyatakanjikaterjadiSedangkan variabel kinerja guru peningkatan motivasi kerja sebesar satumemiliki nilai thitung = 3,218 dengan nilai satuan maka kinerja guru akan33 34. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN mengalami peningkatan sebesar 0,289Hasil pengujian hipotesis kedua satuan. dengan uji t memperoleh nilai thitung =b. Uji F 3,218 diterima pada taraf signifikansi 5% Uji F digunakan untuk mengetahui(Sig. Ftabel pembahasan pada bab sebelumnya dapat(25,930 > 19,000), hal ini menunjukkan disimpulkan sebagai berikut : (1) Terdapatbahwa kepemimpinan kepala sekolah dan pengaruh signifikan kepemimpinan kepalakinerja gurusecara bersama-sama sekolah terhadap mutu pendidikan di SDNberpengaruh terhadap mutu pendidikan. Banjarsari Gresik. (2) terdapat pengaruhHasil pengujian hipotesis pertama signifikan kinerja guru terhadap mutudengan uji t memperoleh nilai thitung = pendidikan di SDN Banjarsari Gresik. (3)4,557 pada taraf signifikansi 5% (Sig. < terdapat pengaruh signifikan secara0,05). Artinya kepemimpinan kepala bersama-sama kepemimpinan kepalasekolah berpengaruh positif dan signifikan sekolah dan kinerja guru terhadap mututerhadap mutu pendidikan. Semakin baik pendidikan di SDN Banjarsari Gresik.kepemimpinan kepala sekolah yangdijalankan, maka mutu pendidikan akan Saranmeningkat. Sebaliknya semakin kurangBerdasarkan kesimpulan di atas makabaik kepemimpinan kepala sekolah yang saran yang dapat diajukan sebagai berikut :dijalankan, maka mutu pendidikan juga (1) hendaknya kepala lebih meningkatkanakan semakin berkurang. efektifitas kepemimpinannya berkaitan34 35. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANdengan tingginya pengaruh kepemimpinan Bandung : Pusat Penerbit Administrasikepala sekolah dengan mutu pendidikan. Niaga(2) kepala sekolah sebagai motivatorRiduwan (2007). Metode & Teknikhendaknya lebih memperhatikanMenyusun Tesis, Bandung : CVkebutuhan motivasi guru agar kinerja guruAlfabeta.dapat meningkat pada akhirnya akanSchuler, Randall S. dan Jackson, Susan E.meningkatkan mutu pendidikan. (3) bagi Manajemen Sumber Daya Manusia,para guru hendaknya dapat lebihMenghadapi Abad Ke- 21. Edisi Ke-meningkatkan kinerjanya agar mutuEnam, Jakarta : Erlanggapendidikan lebih baik lagi di masaSupriadi, Dedi. (2002). Guru di Indonesia,mendatang. (4) bagi para pengambil Jakarta : Departemen Pendidikankebijakan dan pemerintah agarNasional Republik Indonesiamemperhatikan program-program ________ (1998). Mengangkat Citra danpendidikan yang sesuai dan patut terhadapMartabat Guru, Yogyakarta : Adiciptapengembangan prestasi kepala sekolah dan Karya Nusaguru untuk lebih meningkatkan mutuSupriadi, Dedi dan Jalal, Fasli. (2001).pendidikan.Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Darah, Jakarta : Adicipta Karya NusaDAFTAR PUSTAKASamana. (1994). ProfesionalismeArikunto, Suharsimi. (2003). ProsedurKeguruan, Yogyakarta : Kanisius Penelitian, Jakarta : Bina AksaraSyah, Muhibbin. (1999). PsikologiFattah, Nanang. (2000). Landasan Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Manajemen Pendidikan, Bandung : PTBandung : PT Remaja Rosdakarya Remaja RosdakaryaSuyanto dan Hisyam, Djihad. (2000).Gibson. (1985). Organisasi (Terjemahan). Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Edisi Ke- Lima, Jakarta : ErlanggaIndonesia Milenium III, Yogyakarta :Herrsey, Paul dan Blanchard, K. H. (1977)Adi Cipta Management of Organization BehaviorSiagian, Sondang P. (1997). Organisasi New York : Englewood Cliffs Kepemimpinan dan PerilakuHilmar, Taufik (2002). Kinerja GuruAdministrasi Jakarta : PT Gunung Madrasah Tsanawiyah Negeri di Agung Kabupaten Sukabumi, Bandung : TidakSutarto. (2001). Dasar-Dasar diterbitkan KepemimpinanAdministrasi,Marwansyah dan Mukaram. (1999).Yogyakarta : Gajah Mada University Manajemen Sumber Daya Manusia,Press35 36. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANWahyjosumidjo. (1987). KepemimpinanBelajar Mengajar, Bandung : PTdan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia Remaja RosdakaryaWijaya, Cece dan Rusyan. (1992). Yuki, Gary. (1996). Leadership inKemampuan Dasar Guru Dalam ProsesOrganization (Terjemahan). Edisi Ke- Tiga Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer. 36 37. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ISSN 2089-4554 JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANDiterbitkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Gresik37GresikJendela Volume Nomor Halaman DesemberPendidikan 1 1 1-592011 38. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASITERHADAP KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS GRESIK Adrijanti *)Abstract, A leader is required showing a leadership capability of creating a conduciveclimate in the neighborhood. The lecturers are also required to have a positive work attitude,so it can display both the perception and satisfaction towards the job as well as highemployee motivation.General research objectives were: (1) to determine the influence partially betweenleadership and the motivations behavior on the performance faculty at the University ofGresik, (2) to find out what is more dominant between leadership behavior and motivation onthe performance faculty at the University of Gresik, (4) to determine the effect ofsimultaneously between leadership behavior and motivation on the performance faculty atthe University Gresik.Testing the validity of the instrument used as a measuring device while the reliabilitydata showed a stability instrument observations. Analysis of the data used to determine theeffect of leadership behavior and motivation of faculty performance using regression analysiswhile to find out how much influence it used the coefficient of determination.From the results of this study can be seen that the behavior does not affect the partialLeadership on the performance of lecturers but the motivation partially affects theperformance of lecturers. While the leadership behavior and motivation has no effectsimultaneously on the performance of lecturers. And variable Motivation is the mostdominant variable affecting the performance of lecturers at the University of Gresik.Thus it can be said that the high motivation will affect the performance of lecturers at theUniversity of Gresik.Keywords: Leadership, Behavior, Motivation and Lecturer Performance Kemampuanseseorang sangat tidak mungkin kemampuan yang potensialdibutuhkan untuk menyelesaikan tugas itu dapat dirasakan manfaatnya. Motivasidengan baik, namun kemampuan tersebutakan menyebabkan terjadinya suatuakan dapat terealisasi apabila dilandasi perubahan energi yang ada pada diridengan adanya motivasi yang kuat darimanusia, sehingga akan bergayut dengandirinya, karena bagaimanapun tingginya persoalan gejala kejiwaan, perasaan dankemampuan seseorang tetapi apabila tidak juga emosi, untuk kemudian bertindak ataudilengkapi dengan motivasi yang tinggi melakukan sesuatu. Semua ini didorong*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 38 39. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANkarena adanya tujuan, kebutuhan atau optimal, diperlukan pula suatu kerja samakeinginan. Sardiman (2007:73)yang sinergis antara Dekan dan dosen. Menurut Nawawi (2005:33), diOleh karena itu seorang Dekan dituntutlingkungan semua organisasi diperlukan menampilkan suatu kepemimpinan yangmanajemen sebagai rangkaian kegiatan mampu menciptakan iklim yang kondusifatau proses pengendalian agar pencapaian di lingkungannya yaitu di suatu Fakultas,tujuannya berlangsung efektif dan efisien. sedangkan para dosen dituntut memilikiDalam menjalankan organisasi atausikap positif terhadap pekerjaan yngperusahaan merupakan pekerjaan teamdijalaninya, sehingga dapat menampilkanbukan individual oleh karena itu faktorpersepsi dan kepuasan yang baik terhadapkepemimpinan menjadi kunci suksesnya pekerjaannya maupun motivasi kerja yangsuatu kelompok kerja, harapan yang ada tinggi, yang pada akhirnya akanadalah bahwa dengan berbagai macam mencerminkan seorang dosen yang mampupersonalitas yang dimiliki oleh seorangbekerja secara profesional sesuai denganpemimpin harus dapat menciptakan Tridharma Perguruan Tinggi yaknidorongan bagi pengikutnya atau orang lainprofesional dalam pengajaran, profesionalyang ada di sekitarnya. Sukiyat (2009:12)dalam penelitian dan profesional dalammenyatakan dalam kegiatannya bahwa pengabdian masyarakat. Oleh karena itupemimpin memiliki kekuasaan untukdiduga ada hubungan antara perilakumengerahkandan mempengaruhikepemimpinan dengan kinerja dosen.bawahannya sehubungan dengan tugas- Motivasi yang diberikan dapat berupatugas yang harus dilaksanakan agar tujuaninsentif baik yang bersifat formal maupunorganisasi dapattercapaidengan nonformal,sehinggakemauan,sempurna. Banyak hal yang dituntut kemampuan dan semangat kerja dosenkepadaseorangpemimpindalam akan meningkat dengan sendirinya.melaksanakan tugasnya, namun padaDorongan dan semangat ini agar parahakekatnya perlu memperoleh gambaran dosen memahami serta sadar akan tugasjelas tentang diri seorang pemimpin. dan kewajiban yang harus ia lakukan. Pimpinan fakultas atau yang biasa Menurut Hamzah (2007:1) motivasi jugadisebut dengan Dekan merupakan salah dapat dikatakan sebagai perbedaan antarasatu komponen yang berpengaruh dalam dapatmelaksanakan dan maumeningkatkan mutu pendidikan dimelaksanakan. Motivasi lebih dekat padaFakultas. Dalam suatu fakultas, hubungan mau melaksanakan tugas untuk mencapaiantara seorang Dekan dan dosen tujuan.merupakan hubungan antara atasan atau Menurut teori dari Porter dan Lawlerpemimpin dengan bawahan. Untuk itu mengatakan bahwa mendorong minatguna tercapainya mutu pendidikan yangpegawai dan mencapai kinerja yang lebih 39 40. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANtinggi bukanlah soal yang lugas dan terhadap kinerja dosen di Universitasdipengaruhi sejumlah variabel. Yang dapat Gresik?(4)manakah yang mempunyaidikerjakan oleh para manajer adalah sadar pengaruh paling dominan antara perilakutentang semua keragaman tersebut dankepemimpinan dan motivasi terhadapmemperhitungkannya waktu merancangkinerja dosen di Universitas Gresik?sistem-sistem kerja dan mempertim- Berdasarkan teori diatas dapat disusunbangkan pemberian imbalan Hamzahsuatu hipotesis yaitu: (1) perilaku(2007:49). Tujuan pemberian insentif pada kepemimpinan mempunyaipengaruhdasarnyaadalah berfungsidalam secara parsial terhadap kinerja dosen dimemotivasi dosen agar terus menerus Universitas Gresik, (2)motivasiberusaha memperbaiki dan meningkatkan mempunyai pengaruh secara parsialkemampuannya dalam melaksanakan terhadap kinerja dosen di Universitastugas-tugas yang menjadi kewajiban sertaGresik. (3) perilaku kepemimpinan dantanggung jawabnya. Oleh sebab itu didugamotivasi mempunyai pengaruh secaraadanya hubungan antara motivasi dan serempakterhadap kinerja dosen dikinerja dosen.Universitas Gresik, (5)motivasi Sehubungan dengan latar belakang mempunyai pengaruh yang dominanpermasalahan di atas, maka dalam hal initerhadap kinerja dosen di Universitaspenulis berusaha untuk mengamati tingkatGresikpengaruh kepemimpinan terhadap kinerjadosen dan pemberian insentif memotivasi METODEdosen untuk dapat meningkatkan kinerja Populasi dalam penelitian ini adalahdosen di Universitas Gresik, maka yangdosen tetap Yayasan di Universitas Gresikdituangkan dalam judul penelitian : yang diambil dari seluruh fakultas kecuali"Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Program Pascasarjana. Sedangkan jumlahMotivasi terhadap Kinerja Dosen dipopulasinya adalah 49 orang.TeknikUniversitas Gresik.pengambilan sampel yang dipakai dalam Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini adalah dengan menggunakandiambil suatu rumusan masalah untuk teknik proportionate random sampling.penelitian ini, yaitu : (1) adakah pengaruh dengan menggunakan rumus dari Tarosecaraparsialantara perilakuYamane atauSlovin.Berdasarkankepemimpinan terhadap kinerja dosen diperhitungan jumlah sampel menurut rumusUniversitas Gresik, (2) adakah pengaruh di atas maka jumlah sampel yang diambilsecara parsial antara motivasi terhadap sejumlah 33 orang, dapat dilihat pada tabelkinerja dosen di Universitas Gresik, (3)di bawah ini :adakah pengaruh secara serempak antaraperilaku kepemimpinan dan motivasi40 41. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJumlahNoDimensiItemNoFakultas Populasi Sampel 4 Perilaku kesadaran 14 1 F. Ekonomi965 Perilaku persuasif 15 2 F. Hukum756 Perilaku konseptualisasi 16 3 F. KIP857 Perilaku kemampuan,17 4 F. Keperawatan 117meramalkan 5 F. Sastra Inggris 438 Perilakukemampuan18 6 F. Teknik107melayaniJumlah49 339 Perilaku komitmen pada 19 pertumbuhan manusia Variabel yang diteliti adalah (1)10 Perilaku membangun 20Variabelbebas adalah perilaku(memberdayakan)kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2 ), (2)Variabel terikat adalah kinerja dosen (Y).Instrumen motivasi dengan alternatifSedangkan metode pengumpulan data jawaban sebagai berikut :dengan menggunakan metode angket. 5 = Sangat setujuUntuk instrumen perilaku kepemimpinan,4 = setuju3 = ragu-raguinstrumen motivasi dan instrumen kinerja2 = tidak setujudosen. Dalam mengumpulkan data ini1 = sangat tidak setujudigunakan skala Likert untuk mengukursikap, pendapat dan persepsi seseorangInstrumen Angket penelitian Motivasiatau kelompok orang dengan bobot skor Dosenmulai dari 1 sampai dengan 5. No DimensiItemInstrumen perilaku kepemimpinan 1. Motivator 1-10dengan alternatif jawaban sebagai berikut : 2. Hygiene11-285 = Sangat Tinggi/ Sangat penting Instrumen kinerja dosen dengan alternatif4 = Tinggi / Pentingjawaban sebagai berikut :3 = Cukup Tinggi/Cukup Penting5 = Sangat setuju2 = Rendah/ Kurang Penting4 = Setuju1 = Rendah sekali/ Tidak Penting3 = Tidak TahuKisi-kisi Angket Penelitian Perilaku2 = Tidak setuju1 = Sangat Tidak SetujuKepemimpinanKisi-kisi Angket Penelitian Kinerja Dosen No DimensiItemNoDimensi Item1 Perilaku mendengarkan 1-5 1 Kemampuan 1-22 Perilaku empati6-11 2 Inisiatif 3-53 Perilaku menyembuhkan 12-13 3 Ketepatan waktu641 42. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN No Dimensi Item pengumpulan data yaitu : Perilaku 4 Kualitas hasil kerja7-8 Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan 5 Komunikasi 9-11 Kinerja Dosen (Y) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :TEKNIK ANALISIS DATATeknik analisis data yang digunakanNo (X1) (X2) (Y) No (X1) (X2) (Y)dalam penelitian ini :1621034018 61 96 43Regresi Ganda : Y = a + b1 X1 + b2 X2 2601113219 39 84 493871115420 61 74 32Pengujian Hipotesis 464 934421 59 76 421) Pengujian secara Simultan/ serempak5551043822 51 96 38(uji F) 6571024223 74 96 39Pengujian integritas dilakukan dengan 760 964824 59119 52menggunakan uji F dimana tingkat868 964025 81114 529681195226 73 91 36kepercayaan = 0,05 dengan nilai kritis : 10941313827 83106 38F ( ; k ; n - k -1) sedangkan kriteria : Fhit 1152 823928 81129 54> Ftab , maka Ho ditolak. 12731115029 56107 41Rumus uji F : F =1352 994330 71 95 462) Pengujian secara Parsial (Uji t)14641144731 72 95 51 1575 843332 61 96 43Dalam pengujian hipotesis ini level 16761093833 33 75 43signifikansi yang digunakan sebesar (5%) 17 72 95 51dengan derajat kebebasan sebesar n 1.sedangkan kriteria : Jika t hit > t tab , makaHo ditolak Uji koefisien korelasi parsial Analisis Hipotesisdapat dihitung dengan rumus :Hasil analisis mengenai koefisient hitung = model regresi adalah seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini. Untuk mengetahui seberapa besarKoefisien Regresi Linier Bergandapengaruh variabel bebas terhadap variabelterikat maka digunakankoefisienCoefficients(a) UnstandardizedStandardizeddeterminasi (R) dengan bantuan programModelCoefficients CoefficientsTSPSS versi 14.0.Std. BError Beta 1(Constant) 27.362 7.841 3.489HASIL DAN ANALISA DATAKepemimpinan-.053.101 -.107 -.527Motivasi .193.092.429 2.102 Berdasarkan rumusan masalah dan a Dependent Variable: kinerjatujuan dari penelitian, maka dari hasil 42 43. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANBerdasarkan Tabel tersebut, makaditolak.model regresi yang diperoleh adalah Artinya : Perilaku Kepemimpinan secarasebagai berikut : parsial tidak mempunyaipengaruh yangsignifikanY = 27,362X ,193 X2 terhadap kinerja. Sedangkan untuk mengetahui seberapaDari persamaan tersebut dapat dilihat besarperilakukepemimpinanbahwa nilai koefisien regresi untuk mempengaruhi kinerja dosen. Maka dapatmotivasi lebih besar daripada koefisien dicari koefisien determinasi (R = Rregresi untuk kepemimpinan. DenganSquare).demikian dapat diketahui bahwa jikaModel Summarykepemimpinan dan Motivasi mengalamisuatu peningkatan atau semakin baik, maka R Adjusted Rkinerja juga akan mengalami peningkatan,ModelRSquare Square Change Statistics Rsebaliknya jika kepemimpinan dan Square F Sig. F Change Change df1 df2 Changemotivasi mengalami suatu penurunan,1 .132(a).018 -.014.018 .5541 31.462maka kinerja juga akan mengalamia Predictors: (Constant), kepemimpinanpenurunan. Jadi dapat disimpulkan bahwahubungan yang searah .antara variabelbebas X1 dan X2 dengan variabel terikat Y R yx1 = 0,018b. Pengujian HipotesisArtinya proporsi variabilitas kinerja dosenPengujian hipotesis ini dilakukan 1,8% dapat dijelaskan oleh perilakudengan cara pengujian secara parsialkepemimpinan. Sedangkan 98,2% lainnyamaupun pengujian secara serempakdijelaskan oleh variabel lainnya dalam1) Pengujian secara parsial penelitian ini.Ho PerilakuKepemimpinantidakUntuk mengetahui apakah variabel berpengaruh secara parsial terhadapbebas motivasi (X2) berpengaruh secara Kinerja Dosen di Universitas Gresik.parsial terhadap variabel terikat yaituHa Perilaku Kepemimpinan berpengaruhkinerja dosen (Y) yaitu : secara parsial terhadap KinerjaHo : Motivasi tidak berpengaruh secara Dosen di Universitas Gresik.parsial terhadap Kinerja Dosen diDengan menggunakan SPSS versi 14.0Universitas Gresik.didapat t hitung sebesar -0,527 sedangkan tHa : Motivasi berpengaruh secara parsialtabel dengan = 0,05 dan derajat kebebasanterhadap Kinerja Dosendi(dk) = n 1 = 32 maka ttabel = 2,042Universitas Gresik.Dapat dilihat bahwa t hitung < ttabel (0,527Dengan menggunakan SPSS versi 14.0< 2,042 ), maka Ho diterima dan Ha43 44. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANdidapat t hitung sebesar 2,102 sedangkan t ANOVA(b)tabel dengan = 0,05 dan derajat kebebasan Sum of Mean ModelSquares dfSquareF Sig.(dk) = n 1 = 32 maka t tabel = 2,042 1 Regression189.458 294.7292.517 .098(a)Dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel Residual 1129.087 30 37.636 Total1318.545 32(2,102>2,042), maka Ho ditolak dan Ha a Predictors: (Constant), kepemimpinan, motivasiditerima.b Dependent Variable: kinerjaArtinya : Motivasisecaraparsial mempunyai pengaruh yang Dengan menggunakan SPSS versi 14.0 signifikan terhadap kinerja.didapat F hitung sebesar 2,517 sedangkan FSedangkan untuk mengetahui seberapatabel dengan = 0,05 dan (dk) pembilang =besar motivasi mempengaruhi kinerjak= 2 dan dk penyebut = n-k-1=30 maka Fdosen. Maka dapat dicari koefisien tabel = 3,32 Dapat dilihat bahwa F hitung