jurnal kritisi

13
BAB I LATAR BELAKANG Perdarahan postpartum, perdarahan setelah lahir, atau post partum hemorhagic (PPH) adalah perdarahan pervaginam dengan jumlah lebih dari 500 ml. Prevalensi keseluruhan PPH di seluruh dunia diperkirakan 6 - 11 persen. Setiap tahun lebih dari 14 juta kasus perdarahan obstetrik terjadi, diperkirakan 127.000 meninggal. PPH adalah penyebab utama kematian ibu di negara-negara berpenghasilan rendah dan diperkirakan 12% akan menderita anemia (Prata, dkk, 2013). Beberapa studi telah mencatat peningkatan PPH Amerika Serikat, prevalensi PPH naik dari 2,3 persen pada tahun 1994 menjadi 2,9 persen pada tahun 2006, faktor mendasari kenaikan tetap tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor PPH antara lain perubahan usia ibu, obesitas, cara kelahiran, beberapa kelahiran, durasi, karakteristik tenaga kerja, dan kelainan plasenta (US Departement of Healt & Human Service, 2014) . Penyebab kematian ibu di Indonesia melalui Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKTR) tahun 1995 masih didominasi oleh “Trias Klasik” yaitu perdarahan (46, 17%), keracunan kehamilan (14,4%) dan infeksi (8%) dikutip dalam Rahmi (2009). Indonesia memiliki prevalensi PPH yang signifikan dan kondisi PPH beresiko terhadap kejadian mortalitas. Oleh karena itu, maka kelompok tertarik memilih jurnal tentang perdarahan

description

tamrin

Transcript of jurnal kritisi

BAB ILATAR BELAKANG

Perdarahan postpartum, perdarahan setelah lahir, atau post partum hemorhagic (PPH) adalah perdarahan pervaginam dengan jumlah lebih dari 500 ml. Prevalensi keseluruhan PPH di seluruh dunia diperkirakan 6 - 11 persen. Setiap tahun lebih dari 14 juta kasus perdarahan obstetrik terjadi, diperkirakan 127.000 meninggal. PPH adalah penyebab utama kematian ibu di negara-negara berpenghasilan rendah dan diperkirakan 12% akan menderita anemia (Prata, dkk, 2013).Beberapa studi telah mencatat peningkatan PPH Amerika Serikat, prevalensi PPH naik dari 2,3 persen pada tahun 1994 menjadi 2,9 persen pada tahun 2006, faktor mendasari kenaikan tetap tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor PPH antara lain perubahan usia ibu, obesitas, cara kelahiran, beberapa kelahiran, durasi, karakteristik tenaga kerja, dan kelainan plasenta (US Departement of Healt & Human Service, 2014). Penyebab kematian ibu di Indonesia melalui Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKTR) tahun 1995 masih didominasi oleh Trias Klasik yaitu perdarahan (46, 17%), keracunan kehamilan (14,4%) dan infeksi (8%) dikutip dalam Rahmi (2009).Indonesia memiliki prevalensi PPH yang signifikan dan kondisi PPH beresiko terhadap kejadian mortalitas. Oleh karena itu, maka kelompok tertarik memilih jurnal tentang perdarahan postpartum sehingga diharapkan dapat memberikan suatu informasi tambahan dalam penanganan yang lebih baik untuk mengurangi jumlah perdarahan postpartum. Tujuan dari jurnal tersebut adalah untuk memberikan review dari intervensi pencegahan PPH, dengan fokus khusus pada misoprostol.

BAB II PERDARAHAN PASCAPARTUMA. PengertianPerdarahan pascapartum merupakan kehilangan darah yang keluar melalui vagina atau perdarahan pervaginam dengan jumlah lebih dari 500 ml. Perdarahan pascapartum penyebab utama kematian maternal (Reader et al, 2013).

B. Ada 2 Jenis Perdarahan pascapartum1. Perdarahan spontan perdarahan pascapartum langsung terjadi selama 24 jam pertama setelah kelahiran.Penyebab perdarahan spontan :a. Atoni uterus akibat distensi yang berlebihan selama kehamilan.b. Faktor faktor yang menyebabkan komplikasi persalinan,misalnya akibat trauma yaitu ruptur jalan lahir.2. Perdarahan lambat atau tertundaPerdarahan yang terjadi > 24 jam setelah kelahiran. Perdarahan lambat sering terjadi pada hari ke 5 dan ke 15 pascapartum. Perdarahan ini berlangsung selama 6 minggu setelah persalinan. Penyebab perdarahan lambat:a. Subinvolusiob. Infeksic. Gangguan koagulasi darahd. Adanya riwayat aborsie. Tidak memberikan ASI pada bayi yang berkaitan dengan peran oxitocin dalam membantu mengkontraksi.

C. Pengkajian Keperawatan1. Faktor risikoperdarahn pascapartum tertunda atau lambata. Riwayat sebelumnya: 1) Paritas (grand multipara)2) Pernah mengalami perdarahan3) Fibroid uterus4) Penyakit sistemik: leukemia, trombositopenia, idiopati, defek koagulasib. Riwayat kehamilan dan persalinan saat ini1) Distensi uterus yang berlebihan akibat kehamilan multiple, polihidroamnion, bayi baru lahir dengan makrosomia2) Masalah perdarahan diakibat dari plasenta previa atau solusio plasenta3) Trauma persalina4) Kontraksi hipertonik hipotonik, seperti; presipitatus, disfungsional, partus lama5) Anestesi mendalam6) Hipertensi yang diiduksi kehamilan7) Korioamnionitis8) subinvolusio2. Mengkaji luasnya perdarahana. Jika Kehilangan darah sebanyak 15%-20% ( 750 1250 ml)Tanda dan gejalanya: 1) Uterus lembek2) Tekanan darah agak menurun3) Frekwensi nadi agak meningkat4) Vasokonstriksi ringan; tangan dan kaki dingin5) Haluaran urine masih normal6) Ibu masih sadar7) Kecemasanb. Jika kehilangan darah sebanyak 25% - 35% ( 1250-1750 ml )Tanda dan gejalanya:1) Atonia uterus2) Tekanan darah sistolik < 90 100 mmHg3) Takikardia sedang 100 120 kali/ menit4) Vasokonstriksi sedang ; kulit pucat, ekstremitas dingin dan lembab5) Oliguria6) Peningkatan gelisah dapat mengalami disorientasic. Jika kehilangan darah sebanyak 35% 50% ( 1800 2500 ml)Tanda dan gejalanya:1) Atonia uterus2) Tekanan darah sistolik < 60 mmHg bahkan tidak dapat terukur oleh manset3) Takikardia berat >120 kakli/menit4) Vasokonstriksi berat; bibir dan jari tangan pucat, dingin, lembab dan sianosis5) Anuria6) Letargi, semikoma dan kondisi mental stupor

D. Diagnosis KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin dapat diidentifikasi pada kasus perdarahan pascapartum adalah:1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah yang berlebihan2. Penurunan curah jantung berhubungan denganhipovolemia3. Perubahan Perfusi jaringan otak berhubungan denganhipovolemia4. Perubahan Perfusi jaringan ginjal berhubungan denganhipovolemia5. Risiko cedera berhubungan denganPerubahan Perfusi jaringan otak6. Ketakutan berhubungan dengan kondisi yang mengancam kematian7. Ansietas berhubungan dengan :a. Perpisahan dengan bayi baru lahirb. Dampak jangka panjang pada perawatan diri dan perawatan bayi8. Neyeri berhubungan dengan dengan prosedur dan terapi9. Risiko gangguan pelekatan orang tua/bayi berhubungan dengan komplikasi dan keharusan pemisahan dari bayi baru lahir selama terapi.

E. Perencanaan dan Intervensi Keperawatan1. Identifikasi penyebab perdarahan2. Identifikasi tanda- tanda syok3. Beri cairan intravena4. Kolaborasi pemberian oksitosin untuk membantu kontraksi uterus5. Beri oksigen bila terjadi syok6. Atur posisi klien trendelenburg untuk meningkatkan aliran darah balikvena ke jantung dan memaksimalkan curah jantung7. Pantau tanda tanda vital setiap 5-10 menit8. Kaji adanya perubahan warna kulitklien, saturasi oksigen dengan oksimetri nadi9. Kaji perubahan suhu kulit klien dan sensorium10. Kaji fundus uteri dengan cara palpasi apakah keras dan lakukan pemijatan untuk pengembalian tonus sesuai indikasi11. Kaji warna, jumlah dan konsistensi perdarahan12. Beri terapi sesuai program13. Pantau efek obat yang diberikan; respon alergi14. Beri transfusi darah sesuai indikasi15. Jika perdarahan tidak terkontrol kolaborasi untuk tindakan selanjutnya ( operasi) untuk mengidentifkasi sumber perdarahan.16. Jelaskan kepada pasien dan keluarga fisiologis terjadinya perdarahan, prosedur medis dan terapi yang diberikan.F. EvaluasiKriteria hasil yang diharapkan untuk klien perdarahan pascapartum:1. Tanda tanda vital kembali normal2. Nilai laboratorium dalam batas normal3. Klien kembali melakukan aktifitas merawat diri dan merawat bayi baru lahir4. Klien mengatakan nyeri berkurang5. Klien mengatakan kecemasan dan ketakutan sudah teratasi6. Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang komplikasi dan terapi

BAB IIIANALISIS

A. Analisis Terkait Temuan Jurnal

Intervensi pencegahan PPH dengan fokus khusus pada misoprostol

Manajemen aktif persalinan kala tiga dianggap sebagai "gold standart atau standar emas" strategi untuk mengurangi kejadian PPH. Penggabungkan intervensi nondrug (traksi tali pusat dan penjepitan tali pusat) dengan pemberian obat uterotonika, lebih disukai (uterotonika misalnya oksitosin). Sayangnya, oksitosin terbatas di negara miskin, karena ketidakstabilan terhadap panas dan administrasi yang dibutuhkan dalam penyedianya. Obat yang dapat mengatasi PPH antara lain misoprostol adalah pilihan yang layak untuk penyediaan di rumah oleh petugas kesehatan atau wanita itu sendiri untuk sementara. Misoprostol 600 ug merupakan suatu obat yang memiliki hak paten serta beredar yaitu meningkatkan kontraksi uterus dan sangat hemat biayanya. Nigeria adalah negara pertama didunia yang mendaftarkan misoprostol untuk mengatasi PPH sebagai preventif dan di Indonesia disahkan penggunaan misoprostol tahun 1985.

Kesimpulan :Pencegahan PPH merupakan cara penting untuk meningkatkan kesehatan maternal dan efektifitas pendeteksian PPH terdapat pada awal indentifikasi hemorrhage dan pemulaan perlakuan yang cepat. Masing-masing negara harus mengembangkan kebijakan dan rekomendasi, misalnya penggunaan uterotonik direkomendasikan yaitu oxytosin. Salah satu cara mengurangi PPH kematian dengan penyediaan obat oleh petugas kesehatan dirumah dan melibatkan ibu dalam mengakses mesoprostol secara mudah.

B. Aplikasinya pada tatanan pelayanan di Indonesia

Mengurangi PPH kematian dengan penyediaan obat oleh petugas kesehatan dirumah dan melibatkan ibu dalam mengakses misoprostol secara luas, sangatlah efektif karena obat ini bersifat uterdotonika dan memiliki efek pelebaran serviks dan obat ini merupakan satu-satunya preparat prostaklansin yang terjangkau untuk pematangan serviks dan induksi persalinan di negara-negara miskin. Terdapat banyak jurnal ilmiah yang menjelaskan fungsi obat ini antara lain untuk terminasi persalinan, induksi persalinan dan mengatasi paska persalinan. Indonesia sudah memakai misoprostol dalam praktek kebidanan antara lain untuk terminasi persalinan, induksi persalinan dan mengatasi paska persalinan (Madji, dkk., 2008).

C. Faktor pendukung penelitian di Indonesia1. Biaya2. Waktu yang digunakan3. Geografis 4. Kemampuan peneliti 5. Kemampuan teoritis peneliti

D. Kendala yang ditemukan diIndonesia terkait dengan artikel1. Penggunaan misoprostol untuk keadaan untuk terminasi persalinan, induksi persalinan dan mengatasi paska persalinan tidak diindikasikan pada kemasan obat (off-label).2. Kebijakan tentang penggunan misoprostol untuk mengatasi PPH sudah jelas (disahkan tahun 1985) namun ketersediaan obat di petugas kesehatan dan ibu, perlu ditinjau kembali dari manfaat/indikasi.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan jurnal Prevention of postpartum hemorrhage in low-resource settings: current perspectives dapat disimpulkan bahwa :1. Penggunaan misoprostol dalam praktek kebidanan antara lain untuk terminasi persalinan, induksi persalinan dan mengatasi paska persalinan sangat efektif.2. Salah satu cara mengurangi PPH kematian dengan penyediaan obat oleh petugas kesehatan dirumah dan melibatkan ibu dalam mengakses misoprostol secara mudah.

B. Saran1. Penggunaan misoprostol sangat perlu diawasi agar dapat digunakan sesuai dengan indikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Madjid O.A. dkk., 2008, Penggunaan misoprostol di bidang obstetri dan ginekologi, penerbit : Healt Technologi Assesment Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Prata N., Bell S., Weidert K., (2013), Prevention of postpartum hemorrhage in low-resource settings: current perspectives, International journal of womens healt, diakses 29 November 2014, webside : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3833941/pdf/ijwh-5-737.pdf

Reader, Martin, Koniak, & Griffin. (2012). Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga. Jakarta: EGC.

Rahmi, 2009, Karakteristik penderita perdarahan postpartum yang datang ke RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2004-2008, diakses 29 Oktober 2014, webside : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14633/1/09E02707.pdf

US Departement of Healt & Human Service, 2014, Management of Postpartum Hemorrhage-Research and quality, diakses 29 Oktober 2014, webside : http://effectivehealthcare.ahrq.gov/index.cfm/search-for-guides-reviews-and-reports/?productid=1918&pageaction=displayproduct