Jurnal Kp Rahmad

47
JURNAL LAPORAN PRAKERIND PROTEKSI RELE ARUS LEBIH (OCR) SEBAGAI PROTEKSI CADANGAN PADA TRANSMISI PT. B’RIGHT PLN BATAM NAMA : RACHMAD RIZKY B NO MHS : 12524026 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

description

teknik elektro

Transcript of Jurnal Kp Rahmad

JURNAL LAPORAN PRAKERIND

PROTEKSI RELE ARUS LEBIH (OCR) SEBAGAI PROTEKSI CADANGAN PADA TRANSMISI

PT. B’RIGHT PLN BATAM

NAMA : RACHMAD RIZKY B

NO MHS : 12524026

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2015

JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEKPROTEKSI RELE ARUS LEBIH (OCR) SEBAGAI PROTEKSI

CADANGAN PADA TRANSMISI PT. B’RIGHT PLN BATAM

RACHMAD RIZKY BIANTORO

Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknologi Industri , Universitas Islam Indonesia

Jl Kaliurang KM 14,5 , Sleman , Yogyakarta

ABSTRAKSuatu perusahaan listrik pasti salalu ingin meningkatkan pelayananannya.

Terutama dalam Membangkitkan tenaga, Mentransmisikan tenaga,dan Mendistribusi tenaga listrik ke konsumen. Proteksi adalah hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan listrik. Tanpa ada nya proteksi tidak ada pencegahan dan perawatan secara berkala yang mengakibatkan pemadaman ke konsuman dan keruskaan alat-alat listrik.Macam-macam gangguan adalah Gangguan beban lebih adalah Sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan. Dan Gangguan hubung singkat adalah Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau 1 fasa k etanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen. Relay berperan penting dalam proteksi di suatu perusahan listrik terutama gardu induk (GI).Kata kunci: Proteksi, gangguan, transmisi, dan rele.

I. PENDAHULUANI.1 Latar Belakang

Alat proteksi pada sistem tenaga listrik merupakan bagian yang penting di bidang ketenaga listrikan seperti pada PT.B’RIGHT PLN Batam. padaPenyaluran dan Pusat Pengatur Beban. Selain untuk melindungi peralatan juga menajaga kualitas dari pelayanan PT. B’RIGHT PLN Batam itu sendiri.Gardu Induk (GI) merupakan tempat pusat pengatur kebutuhan pembebanan.

Selain itu, GI berfungsi sebagai pusat proteksi peralatan-peralatan Sistem Tenaga Listrik dan sebagai pusat proses penormalan terhadap gangguan-gangguan yang ada. Apabila tidak ada sistem proteksi maka kelangsungan Sistem Tenaga Listrik tidak selalu tersedia. Transmisi Tenaga Listrik juga perlu di perhatikan. Sebab, Transmisi sebagai perantara dari Pembangkit Tenaga Listrik ke Distribusi Tenaga Listrik. Transmisi pun di berikan proteksi di setiap Gardu Induk (GI)

Sebelum sistem proteksi diimplementasikan, diperlukan perhitungan dan analisis agar setting rele dapat diketahui agar rele dapat bekerja secara baik. Apabila nantinya terjadi gangguan, sebagai contoh overload atau beban lebih, hubung singkat antara fasa dengan fasa (OCR), hubung singkat antara fasa dengan tanah (GFR) maka sistem proteksi akan bekerja sesuai.

I.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan bagaimana menghitung dan menganalisis setting koordinasi Rele OCR,GFR. sehingga proteksi pada transmisi dapat bekerja lebih baik.

I.3 Batasan MasalahHal-hal yang menjadi pembatasan masalah penulisan laporan kerja praktek ini adalah :a) Menjelaskan rele proteksi OCR sebagai proteksi cadangan (back up)b) Menghitung dan menganalisis penyetelan koordinasi rele proteksi OCR dan GFR yang terpasang di Gardu Induk (GI).

I.4 Tujuan

Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah :a) Mengenal dan mengetahui cara kerja sistem proteksi pada Transmisi.b) Mengamati secara langsung alat yang ada pada Gardu Induk (GI).c) Sebagai bentuk aplikasi dan teori yang didapat selama perkuliahan di teknik.

II. PENJELASAN GARDU INDUK (GI)II.1 PengertianGardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer.

II.2 Fungsi Gardu Induk (GI)Berikut fungsi dari GI:a) Mentransformasikan daya listrik

-Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150KV)-Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150KV/70KV)-Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150KV/20KV,70KV/20KV)-Dengan frekuensi tetap (di Indonesia 50/60 Hertz)

b) Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem

tenaga listr ik.c) Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk- gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distr ibus i.d) Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.e) Menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari pembangkit atau gardu induk lain.

II.3 Jenis Gardu Induk (GI)Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :1) Berdasarkan besaran tegangannya

-GITET (275 KV, 500 KV) -GI (150 KV,70 KV).

2)Berdasarkan pemasangan peralatan-Gardu Induk pasangan luar-Gardu Induk pasangan dalam (GIS / Gas Insulated Substation)

3)Berdasarkan fungsinya -GI penaik tegangan-GI penurun tegangan -GI pengatur tegangan-GI distribusi.

4)Berdasarkan isolasi yang digunakan -Isolasi udara-Isolasi gas SF6.

5)Bedasarkan sistem rel/busbar-Busbar ring-Busbar s ingle-Busbar double-Busbar satu setengah

II.4 Peralatan di Gardu Induk (GI)Peralatan GI terdiri dari :

1. Transformator DayaBerfungsi memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu besaran ke besaran tertentu, dalam hal ini yaitu arus dan tegangan. Tidak seperti halnya generator dan motor, transformator tidak mengubah suatu energi ke bentuk energi lainya namun transformator hanya mengubah besarannya. Trafo dapat juga menaikan atau menurunkan tegangan maupun arus maka dapat sangat

bermanfaat dalam penggunaannya pada sistem tenaga listrik, terutama pada transmisi dan distribusi Secara umum transformator juga dibagi menjadi 2 bagian kumparan utama yaitu kumparan primer yang merupakan kumparan yang langsung menerima suplai dari sumber dan kumparan sekunder ke sistem berikutnya.

Gambar 2.1 Transformator 60 MVA

2. Saklar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (Pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan).Pada waktu menghubungkan atau memutuskan beban. Akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api.oleh karena itu sakelar pemutus di lengkapi dengan media peredam busur api tersebut. Seperti mediaudara dan gas SF6

Gambar 2.2 Circuit Breaker (CB)

3. Saklar Pemisah (PMS) atau Disconecting Switch (DS)PMS atau pemisah adalah salah satu alat untuk mengisolasikan peralatan

listrik dari peralatan lain atau instalasi listrik yang bertegangan. PMS bekerja

dengan membuka dan menutup pada rangkaian yang berbedan, karena jika

dalam keadaan berbeban maka akan terjadi loncatan busur api dan akan

mengakibatkan kerusakan pada PMS tersebut dikarenakan tidak mempunyai

media pemadam busur api. Untuk pemisah pada penghantar maka PMS

dilengkapi dengan pemisah tanah.

Pada umumnya antara pemisah penghantar dan pemisah tanah dilengkapi

dengan suatu alat yaitu interlock yang berfungsi untuk mencegah adanya

kesalahan beroperasi. Sesuai dengan fungsinya pemisah dapat dibagi menjadi

dua yaitu pemiah tanah dan pemisah peralatan. Pemisah tanah berfungsi untuk

mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang timbul pada jaringan SUTT

ketika pemutusan atau induksi tegangan dari penghantar lainnya. Hal ini

diperlukan karena untuk mengamankan pekerja yang sedang memperbaiki

peralatan instalasi. Pemisah peralatan berfungsi untuk mengisolasikan

peralatan atau instalasi listrik dari peralatan lainnya dan hanya bisa

dioperasikan dalam keadaan tanpa beban ketika di buka.

Gambar 2.3 Disconecting Switch (DS)

PMS dapat beroprasi dengan membuka dan menutup karena adanya mesin

yang menggerkannya. PMS dapat dioperasikan secara remote dalam kontrol

panel atau secara manual menggunakan dongkrak yang terletak pada PMS

tersebut.

4. Potential Transformator (PT).Trafo teganagan berfungsi untuk murunkan tegangan tinggi menjadi

tegnagan rendah supaya dapat dibaca oleh alat-alat pengukuran dan peralatan proteksi. Trafo tegangan dibagi menjadi 3 bagian yaitu trafo tegangan kapasitif, trafo tegangan induktif, dan trafo tegangan 1 fasa, 2fasa, dan 3 fasa. Trafo tegangan pengukuran terdiri dari kumparan, isolasi, porselen, dehydrating breather, dan terminal. Komponen trafo tegangan pengukuran mempunyai fungsi masing-masing antara lain:

Kumparan:

Menurunkan arus tinggi ke rendah dari sisi primer ke sisi sekunder atau mengtransformasikan arus listrik dari yang tinggi ke rendah untuk dijadikan besaran-besaran ukur.

Isolasi:

Mengisolasikan bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan yang berlainan fasanya. Biasanya di gunakan minyak sebagai media pengisolasian.

Porselen:

Porelen berfungsi sebagai isolator juga tapi hanya mengisolasikan bagian yang bertegangan dari luar dengan bagian yang bertegangan fasa.

Dehydrating breather

Peralatan pernafasan trafo berfungsi untuk menyerap udara lembab yang timbul pada bagian dalam ruangan trafo, supaya mencegah adanya kerusakan pada isolasi minyak.

Terminal:

Terminal adalah bagian penghubung antara sisi primer dan sisi sekunder ke bagian-bagian peralatan listrik yang membutuhkan.

Gambar 2.4 Potensial Transformator (PT)

5. Capasitor Voltage Transfomer (CVT)Berfungsi sama dengan Potential Transformator (PT) sebagai pengukuran tegangan, hanya saja penampakan bentuk luar yang agak langsing dibanding dengan PT. Pada PT masih berupa lilitan- lilitan, jika pada CVT menggunakan kapasitor.

Gambar 2.5 Capasitor Voltage Transformer (CVT)

6. Current Transformer (CT)Trafo arus (current transformator) berfungsi sebagai penurun arus pada arus tinggi. Trafo arus pada umumnya mempunyai nilai nominal dari hasil penurunan arus sebesar 5 Ampere atau1 Ampere. Ada tiga tipe trafo arus yaitu ada tipe cin-cin, tipe cor-coran cast resin, dan tipe trafo arus bushing.

Trafo arus dapat dibagi menjadi dua dalam penggunaannya yaitu:

Trafo arus proteksi:

Trafo arus proteksi berfungsi ketika terjadi arus gangguan pada sistem jaringan yang nantinya data dari trafo arus dapat di rasakan oleh rele yang bekerja seperti rele arus lebih, rele beban lebih, rele differensial, rele daya, rele jarak.

Trafo arus pengukuran:

Trafo arus sebagai pengukuran berfungsi untuk supaya pada jaringan arus tinggi peralatan yang ada dapat diukur besaran arusnya yaitu dengan menggunakan amperemeter, watt meter, VARh-meter, dan cos Q meter.

.

Gambar 2.6 Current Transformator (CT)

7. Lightning Arrester (LA)Lightning arrester adalah peralatan proteksi untuk mengamankan

peralatan instalasi pada gardu induk yang diakibatkan oleh sumbaran petir (lightning surge) atau surja hubungan (switching surge). Lightning arrester berfungi sebagai by-pass disekitar isolasinya supaya dapat mudah dilalui oleh arus kilat ke sitem pentanahan sehingga tidak dapat menimbulkan tegangan tinggi dan tidak merusak isolasi pada peralatan listrik.

Ada tiga bagian terpenting dai arrester yaitu pertama adalah elektroda sebagai terminal dari arrester, dimana elektroda bagian atas dihubungkan pada bagian yang bertegangan dan baigan bawah dihubungkan pada tanah. Kedua ada sela percikan (spark-gap) yang berfungsi apabila ada tegnagan lebih disebabkan oleh surja petir atau surja hubung maka pada ela percikan akan terjadi loncatan busur api yang nantinya akan ditiup keluar oleh tekanan gas

yang ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar. Terakhir ada tahanan katup (valve resistor) yang mempunya sifat material tahanan yang dapat berubah bila mendapatkan perubahan tegangan.

Gambar 2.7 Lightning Arrester (LA)

8. Busbar atau RelBusbar atau rel adalah logam yang digunakan untuk menyalurkan energi

listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lainnya dalam suatu sistem transmisi maupun distribusi listrik, bentuknya bisa berupa lempengan padat atau saluran berongga yang terbuat dari tembaga,aluminium maupun baja. Dan juga merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, saluran udara TT, saluran kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Busbar ganda ini sangat umum digunakan pada Gardu Induk pada sistem transmisi karena sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan.

Gambar 2.8 Busbar

9. Rele Proteksi dan Papan Alarm (Announciator)Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan

suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang terjadi.

Gambar 2.9 Rele proteksi dan Papan Alarm (Announciator)

III. TRANSMISI TENAGA LISTRIK

III.1 Pengertian Transmisi

Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkitan tenaga listrik (power plant) hingga saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik. Misalnya :- Dari pembangkit listrik ke gardu induk- Dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya- Dari gardu induk ke jaringan tegangan menengah dan gardu distribusi

III.2 Fungsi TransmisiSecara umum transmisi sebagai salah satu komponen sistem pemindah tenaga (power train) mempunyai fungsi sebagai berikut :- Meneruskan tenaga / putaran mesin dari kopling ke poros propeler.- Merubah momen yang di hasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban

mesin dan kondisi jalan)- Memungkinkan kendaraan dapat berjalan mundur (reserve) pada kendaraan

lebih dari 2 roda.

III.3 Tegangan Transmisi- Tegangan generator dinaikkan ke tingkat yang dipakai untuk transmisi yaitu

antara 11 kV dan 765 kV- Tegangan Extra-tinggi (Extra High Voltage - EHV) : 345,500,dan 765 kV- Tegangan tinggi standar (High Voltage – HV strandard) : 115 kV, 128

kV,dan 230 kV

- Untuk sistem distribusi, tegangan menengah yaitu antara 2,4kV dan 69kV. Umumnya anatar 120V dan 69V dan untuk tegangan rendah yaitu antara 120 V sampai 600 V

-3.4 Diagram dasar dari sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik

Terdiri dari stasiun pembangkit (generating station)- Transmission substation menyediakan servis untuk merubah dalam

menaikan dan menurunkan tegangan pada saluran tegangan yang

ditransmisikan serta meliputi regulasi tegangan.- Percabangan hubungan antar substation(interconnecting substation) untuk

pasokan tenaga listrik yang berbeda untuk keperluan pengguna konsumer.- Distribution Substation, pada bagian ini merubah tegangan aliran listrik dari

tegangan medium menjadi tegangan rendah dengan transformator step-

down, step down, dimana memiliki tap otomatis dan memiliki kemampuan

untuk regulator tegangan rendah.

IV. SINGLE LINE DIAGRAM PLN BATAMIV.1 GAMBAR LINE DIAGRAM

IV.2 Penjelasan Dari gambar single line diagram terdapat 10 Gardu Induk (GI) aktif dan 2 Gardu Induk (GI) dalam proses perencanaan. 10 Gardu induk aktif tersebut adalah sebagai berikut :1. Gardu Induk (GI) Panaran2. Gardu Induk (GI) Sagulung3. Gardu Induk (GI) Tanjung Uncang4. Gardu Induk (GI) Sei Harapan5. Gardu Induk (GI) Tanjung Sengkuang6. Gardu Induk (GI) Sei Baloi7. Gardu Induk (GI) Batu Besar8. Gardu Induk (GI) Nongsa9. Gardu Induk (GI) Tanjung Kasam10. Gardu Induk (GI) Muka Kuning

Dalam hal ini ada beberapa GI yang memiliki pembangkit. GI tersebut antara lain :

NAMA GI NAMA PEMBANGKIT KAPASITAS

PEMBANGKIT

GI Panaran

PLTG PANARAN ( 4 x 27,5 MW)PLTMG ANGGREKO 1 ( 20 x 1,2 MW )

PLTMG TM 2500 (1 x 18 MW )Mesin CC (1 x 22,9 MW )

GI Sagulung PLTMG AGGREKO 2 ( 5 x 3,15 MW )GI Sei Harapan PLTD SEKUPANG 2 ( 4 x 4,5 MW )

GI Tanjung Sengkuang

PLTD BTA ATAS ( 3 x 7,68 MW )PLTD BTA BARU ( 2 x 10,5 MW )

PLTD SENGKUANG ( 4 x 5,2 MW )

GI Sei BaloiPLTD SEI BALOI ( 2 x 12,34 MW )PLTD JEMBO 1 ( 3 x 9,36 MW )

PLTMG JEMBO 2 (6 x 4 MW )

GI Batu BesarPLTMG KABIL 2 ( 6 x 2,5 MW)PLTMG KABIL 1 ( 3 x 6 MW)

GI Tanjung KasamPLTU MESIN 1 ( 1 x 65 MW )PLTU MESIN 2 ( 1 x 65 MW )

PANJANG TRANSMISI ANTAR GI DI BATAM

NAMA GI PANJANG TRANSMISI

GI PANARAN - GI MUKA KUNING2xDRAKE 402 mm2376 MVA / 1,447 A

L=7,06 kmr - 24 Tower

GI MUKA KUNING - GI TANJUNG KASAM

2xDRAKE 402 mm2376 MVA / 1,447 A

L=15,76 kmr - 40 Tower

GI TANJUNG KASAM - GI BATU BESAR2xDOVE 282 mm2308 MVA / 1,185 A

L=8,2 kmr - 29 Tower

GI BATU BESAR - GI SEI BALOI1xHAWK 241,7 mm2

139 MVA / 535 AL=9,671 kmr - 37 Tower

GI BALOI - GI TANJUNG SENGKUANG2xZEBRA 428,8 mm2392 MVA / 1,509 A

L=8,32 kmr - 35 Tower

GI BALOI - GI SEI HARAPAN1xHAWK 241,7 mm2

139 MVA / 535 AL=7,045 kmr - 22 Tower

GI SEI HARAPAN - GI SAGULUNG2xZEBRA 428,8 mm2392 MVA / 1,509 A

L=9,186 kmr - 33 Tower

GI SAGULUNG - GI PANARAN2xZEBRA 428,8 mm2392 MVA / 1,509 A

L=21,87 kmr - 56 Tower

TOTAL TRANSMISI

157,83 kms - 253 tower - 16 jalur13 trafo daya 150/20 kV - 450

MVA150 cel kubikel 20 KV

Yang menyebabkab banyak nya pembangkit di batam dikarenakan konsumsi listrik yang terus meningkat, dan juga bnyak nya industri di batam yang menyebabkan konsumsi listrik makin membesar. Setiap GI di batam saling terhubung antara satu GI dengan GI yang lain (topologi ring). Hal ini di tujukan agar jika terjadi kerusakan di salah satu GI maka GI lain akan membantu . dan juga beban yang di tanggung di GI yang mengalami gangguan dapat di bagi ato di tanggung GI yang lain (Back Up)

Dan juga di batam setiap GI memiliki 2 buat bus bar. Bus Coupler digunakan untuk menggabungkan kedua busbar ini. Hal ini bertujuan untuk menjaga sistem kelistrikan agar berjalan dengan aman dan lancar juga dapat saling terhubung secara langsung dan menggantikan ketika salah satu busbar mengalami gangguan. Karena bus bar merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, saluran udara TT, saluran kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik.

Pada dasar nya sistem kelistrikan di batam sama seperti yang lain. Generotor yang membangkitkan tenaga listrik , tenaga listrik tadi sebelum masuk ke transmisi akan melalui Trafo Step Up, agar tenaga listrik di tingkatkan daya nya karena akan berjalan ke transmisi menuju ke Gardu Induk (GI) untuk proses distribusi.

Setelah melalui proses transmisi tenaga listrik lalu di bawa menuju Gardu Induk (GI), setelah itu sebelum masuk ke Gardu Induk(GI) tenaga listrik di masukan ke trafo step down hal ini di tujukan agar tenaga listrik yang sampai ke Gardu Induk(GI) agar dapat di gunakan ke penyulang. Disini juga fungsi circuit breaker (CB) ini sebagai proteksi ketika arus yang melebihi dari keadaan normal makan CB akan memutuskan arus tersebut.disini koordinasi tiap Gardu Induk (GI) sangat di perlukan. Karena setiap GI di batam saling terhubung maka di perlukan pengatur beban, di batam di namakan BCC (Batam Control Center) di tempat ini semua beban di atur agar proses distribusi ke penyulang dapat berjalan dengan baik.

V. SISTEM PROTEKSI TRANSMISI ( RELAY ARUS LEBIH (OCR))V.1 Sistem Proteksi

Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang

di lakukan terhadap peralatan-peralatan listrik, yang terpaksa pada sistem

tenaga listrik tersebut. Pada dasarnya semua konstruksi jaringan distribusi tidak

ada yang benar-benar aman dari gangguan yang datangnya dari dalam sistem

itu sendiri maupun dari dari luar sistem. Gangguan tersebut merupakan potensi

yang merugikan ditinjau dari beberapa hal, maka perlunya dipasang sistem

proteksi yang berfungsi sebagai berikut:

-Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya

-Menjaga keselamatan umum

-Meningkatkan kontinuitas pelayanan

Komponen Sistem Proteksi-Transformer instrument (CT & PT/CCPD)Transformator instrument berfungsi untuk memonitor arus atau tegangan dan menurunkan besar kedua besaran tersebut ke suatu nilai yang sesuai untuk keperluan rele.-Rele proteksiRele berfungsi untuk membandingkan besar arus atau tegangan yang diterimanya dari trafo instrument dengan nilaai setelannya. Jika sinyal input melebihi nilai setelan rele, maka rele akan trip dan memberikan sinyal ke suatu pemutus tenaga.-Circuit Breaker (CB)Circuit Breaker (CB) atau pemutus tenaga (PMT) berfungsi untuk mengisolasi bagian yang terganggu dari sistem yang sehat. Terdapat juga Circuit Switcher (CS) mempunyai fungsi yang sama dengan CB. Perbedaan terletak pada sistem kendalinya, jika CB dikendalikan oleh rele yang letaknya terpisah (di dalam ruang kontrol) sedangkan circuit switcher merupakan satu paket dengan rele-nya. Circuit switcher tidak bisa di setting untuk membuka dan menutup, sekali gangguan terjadi maka circuit switcher akan terbuka dan hanya dapat ditutup kembali dengan manual atau secara otomatis dari SCADA

V.2 Proteksi Utama dan CadanganProteksi Utama adalah sebagai berikut : - Distance relay : PUTT, POTT, Blocking - Differential relay : Pilot, Current, Phase - Directional comparison relay : Impedance, Current, Superimposed Proteksi

Cadangan adalah sebagai berikut :

- Sistem proteksi cadangan lokal : OCR & GFR - Sistem proteksi cadangan jauh : Zone 2 GI remote

V.3 Pengertian,Fungsi,Jenis, dan kriteria Rele proteksiRele proteksi adalah suatu device atau peralatan pengaman untuk

melindungi peralatan-peralatan dalam sistem tenaga listrik, yang bekerja dengan mengindikansikan unit sinyal alarm jika terjadi gangguan atau kondisi abnormal Jadi relay pada dasarnya adalah sakelar yang membuka dan menutupnya ( open dan closenya) dengan tenaga listrik melalui coil relay yang terdapat di dalamnya.Pada awalnya sebuah relay di anggap memiliki coil/lilitan tembaga/cooper yang melilit pada sebatang logam, pada saat coil di beri masukan arus/tegangan listrik/elektrik maka coil akan membuat medan elektromagnetik yang mempengaruhi batang logam di dalam lingkarannya tersebut untuk menjadikannya sebuah magnet. Fungsi Relay :1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian

sistem yang diamankannya.2. Melepaskan bagian sistem yang terganggu, sehingga bagian sistem lainnya

dapat terus beroperasi.3. Memberitahu operator mengenai adanya gangguan dan lokasinya.4. Sebagai pengontrol sistem tegangan tinggi tapi dengan tegangan rendah.5. Sebagai pengontrol sistem arus tinggi dengan memakai arus yang rendah

Jenis-jenis rele antara lain:-Relai differensial:

Relai differensial adalah pengaman transmisi terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi pada daerah pengaman transmisi.

-Rele Jarak (Distance):

Relai jarak atau distance relay digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada Suatu sistem transmisi, baik SUTT maupun SUTET, dan sebagai cadangan atau backup untuk seksi didepan. Relai jarak bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z), dan transmisi dibagi menjadi beberapa daerah cakupan pengamanan yaitu Zone-1, Zone-2, dan Zone-3, serta dilengkapi juga dengan teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif didalam daerah pengamanannya.

-Rele arus lebih (Overcurrent Relay)

Relai ini berfungsi sebagai pendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan alat bantu trafo arus (CT) juga sebagai pengaman transformator jika terjadi gangguan antar fasa .

-Relai arus lebih berarah (Directional Overcurrent Relay):Relai ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap gangguan antar fasa dan tiga fasa dan bekerja pada arah tertentu

Kriteria Pemasangan Rele Proteksi-Sensitifitas (sensitivity)Sebuah sistem proteksi harus cukup peka sehingga dapat merasakan dan bereaksi untuk gangguan sekecil apapun dengan sensitifitas yang tinggi. Semakin kecil arus gangguan yang dapat dideteksi, maka semakin sensitif peralatan tersebut bekerja.

-Selektifitas dan diskriminatifSelektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian sistem yang harus diisolir apabila rele proteksi mendeteksi gangguan. Bagian yang dipisahkan dari sistem yang sehat sebisanya adalah bagian yang terganggu saja. Diskriminatif berarti suatu sistem proteksi harus mampu membedakan antara kondisi normal dan kondisi abnormal.

-Kecepatan (speed)Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan sebagaimana ditentukan sehingga meningkatkan mutu pelayanan, keamanan manusia, peralatan dan stabilitas operasi.

-Keandalan (reliability)Suatu sistem proteksi dapat dikatakan andal jika selalu berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Sistem proteksi disebut tidak andal bila gagal bekerja pada saat dibutuhkan dan bekerja pada saat proteksi itu tidak seharusnya bekerja.

-Kesederhanaan dan EkonomisSuatu sistem proteksi harus mampu memberikan perlindungan yang maksimal dengan peralatan minimum. Peralatan yang digunakan juga hendaknya seekonomis mungkin dengan tidak mengesampingkan fungsi dan keandalannnya.

V.4 Penjelasan Rele Arus Lebih

Pengujian Relai OCR/GFR.

Rele ini berfungsi mengamankan transmisi dari arus yang melebihi arus yang diperkenankan lewat dari transmisi tersebut. Arus lebih ini dapat terjadi karena adanya gangguan hubung singkat antar fasa didalam dan diluar pengamannya. Rele OCR memproteksi instalasi listrik terhadap gangguan antar fasa. Sedangkan untuk memproteki terhadap gangguan fasa tanah digunakan rele arus gangguan tanah atau Ground Fault Relay (GFR). Prinsip kerja GFR sama dengan OCR, yang membedakan hanyalah pada fungsi dan elemen sensor arus. OCR biasanya memiliki 2 atau 3 sensor arus (untuk 2 atau 3 fasa) sedangkan GFR hanya memiliki satu sensor arus (satu fasa ).

Waktu kerja rele OCR maupun GFR tergantung nilai setting dan karakteristik waktunya, elemen tunda waktu pada rele ini ada 2, yaitu elemen low set dan elemen high set. Elemen low set bekerja ketika terjadi gangguan dengan arus hubung singkat yang relatif kecil, sedangkan elemen high set bekerja ketika terjadi gangguan dengan arus hubung singkat yang cukup besar. Sebagai alat proteksi transmisi maka penggunaa rele harus memenuhi persyaratan proteksi yaitu: cepat, selektif, serta handal. Rele harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat bekerja secepat mungkin dan meminimalkan bagian dari sistem yang harus padam. Hal ini diterapkan dengan cara mengatur waktu kerja rele agar bekerja lambat ketika terjadi arus gangguan kecil, dan bekerja semakin cepat apabila arus gangguan semakin besar, hal ini disebut karakteristik inverse. Prinsip kerja OCR yaitu ketika suatu trafo mengalami gangguan di feeder (penyulang), maka belum tentu trafo itu akan trip, ini disebakan karena OCR merupakan backup protection atau relay backup jadi bukan rele pengaman utama, tapi bisa juga trip jika arus gangguan itu terlampau besar lalu mentripkan CB/PMT 20 kV atau tingkat ekstrim sampai CB/PMT 150 kV.

Pelaksanaan pengujian Over Current Relay/Ground Fault Relay (OCR/GFR) yang dilakukan adalah sebagai berikut.:

-Menguji nilai arus pick up dan arus drop off/reset pada nilai setelan untuk fasa R, S, T (OCR) dan N (GFR) .

-Menguji waktu kerja relai OCR/GFR dan membandingkan hasil uji terhadap setelan waktu.

-Menguji setelan arus instantenous beserta dengan waktu kerjanya

V.5 Perbandingan Hasil Pengujian Arus Lebih pada Trafo dan Line

Gambar 4.1 Hasil pengujian rele arus lebih/OCR Transformator

Gambar 4.2 Hasil pengujian rele arus lebih/OCR Transmisi

Tabel dan grafik pengujian diatas dapat dianalisa dengan mempunyai setting arus 0,5A pada transformator dan 1A pada transmisi nilai tersebut didapat dari kemampuan peralatan beban dari elemen low set yang bekerja ketika terjadi gangguan dengan arus hubung singkat yang relatif kecil. Koordinasi setting relay OCR dan GFR pada pengujian ini menggunakan kurva waktu kerja rele standar inverse dengan rasio CT trafo adalah 300/1 A dam rasio CT transmisi adalah 800/1 A. Dimana dari setting arus di dapatkan waktu tunda nya (td), dengan matematis rumus nya:

td= 0 ,14 xT

IIs

0 . 02

−1

Keterangan : td = Time Delay T = Time DialI = Arus Injeksi (2xIs, 3xIs, 4xIs)Is = Arus Setelan

Pengujian waktu kerja rele OCR Fasa R terhadap transmisi :

(2 xIs)=0 , 14 x1,5

21

0. 02

−1

= 0 , 210 ,013

=16 , 15 s

(3 xIs)=0 ,14 x1,5

31

0, 02

−1

= 0 ,210 ,022

=9 ,54 s

(4 xIs)=0 ,14 x1,5

41

0 , 02

−1

= 0 ,210 ,028

=7,5 s

(6 xIs)=0 , 14 x 1,5

61

0 ,02

−1

= 0 ,210 ,036

=5 ,83 s

(8 xIs)=0 , 14 x 1,5

81

0 ,02

−1

= 0 ,210 ,042

=5 s

(10 xIs)=0 , 14 x1,5

101

0,02

−1

= 0 ,210 , 047

=4 ,46 s

Arus injeksi (2xIs,3xIs,4xIs) diatas berlaku untuk fasa RST (fasa-fasa) sedangkan untuk fasa N (fasa-tanah) di dapatkan waktu kerja rele GFR :

(2 xIs)= 0 ,14 x1,5

0,40,2

0.02

−1

= 0 , 210 , 013

=16 , 15 s

(6 xIs)=0 ,14 x1,5

1,20,2

0,02

−1

= 0 , 210 , 036

=5 , 83 s

(3 xIs)= 0 ,14 x1,5

0,60,2

0 ,02

−1

= 0 , 210 , 022

=9 , 54 s

(4 xIs)= 0 ,14 x1,5

0,80,2

0,02

−1

= 0 ,210 ,028

=7,5 s

(8 xIs)=0 ,14 x1,5

1,60,2

0 ,02

−1

= 0 , 210 , 042

=5 s

(10 xIs)= 0 , 14 x1,5

20,2

0 , 02

−1

= 0 ,210 , 047

=4 ,46 s

Pengujian waktu kerja rele OCR Fasa R terhadap trafo :

(2 xIs)=0 , 14 x0 , 85

10,5

0.02

−1

= 0 ,1190 , 013

=9 , 15 s

(3 xIs)=0 , 14 x 0 ,85

1,50,5

0 ,02

−1

=0 ,1190 , 022

=5 , 40 s

(4 xIs)=0 ,14 x0 , 85

20,5

0, 02

−1

= 0 ,1190 , 028

=4 , 25 s

(6 xIs)=0 , 14 x 0 , 85

30,5

0 , 02

−1

=0 , 1190 ,036

=3 ,30 s

(8 xIs)=0 , 14 x 0 , 85

40,5

0 ,02

−1

=0 ,1190 ,042

=2 , 83 s

(10 xIs)=0 , 14 x 0 ,85

50,5

0 ,02

−1

= 0 ,1190 , 047

=2,53 s

(15 xIs)=0 , 14 x 0 ,85

7,50,5

0 ,02

−1

= 0 ,1190 , 055

=2 ,16 s

(20 xIs)=0 , 14 x 0 ,85

100,5

0 ,02

−1

=0 ,1190 , 061

=1 ,95 s

(22 xIs)=0 , 14 x0 , 85

110,5

0,02

−1

= 0 ,1190 , 063

=2 ,53 s

Arus injeksi (2xIs,3xIs,4xIs) diatas berlaku untuk fasa RST (fasa-fasa) sedangkan untuk fasa N (fasa-tanah) di dapatkan waktu kerja rele GFR :

(2 xIs)=0 , 14 x0 , 63

0,40,2

0.02

−1

= 0 ,080 , 013

=6 , 15 s

(3 xIs)=0 ,14 x 0 ,63

0,60,2

0 ,02

−1

= 0 ,080 , 022

=3 ,63 s

(4 xIs)= 0 ,14 x1,5

0,80,2

0,02

−1

= 0 ,080 ,028

=2 , 85 s

(6 xIs)=0 ,14 x1,5

1,20,2

0, 02

−1

= 0 , 080 , 036

=2 , 22 s

(8 xIs)=0 ,14 x1,5

1,60,2

0 ,02

−1

= 0 , 080 , 042

=1 , 90 s

(10 xIs)= 0 , 14 x1,5

20,2

0 , 02

−1

= 0 ,080 , 047

=1 ,70 s

(15 xIs)= 0 , 14 x1,5

30,2

0 ,02

−1

= 0 ,080 , 055

=1 , 45 s

(20 xIs)= 0 , 14 x1,5

40,2

0 , 02

−1

= 0 ,080 , 061

=1,31 s

(22 xIs)= 0 , 14 x1,5

4,40,2

0 ,02

−1

= 0 ,080 ,063

=1 , 26 s

Jadi untuk tabel dan grafik pengujian OCR ini terbukti dengan kurva standart inverse baik pengujian dengan injeksi alat atau dengan rumusan secara matematis menghasilkan arus yang semakin kecil dari arus injeksinya dan semakin cepat waktu tundanya yang di gambarkan dalam grafik di bawah ini :

A. PENGUJIAN RELE OCR/GFR DI FASA R (HASIL PENGUJIAN RELE)

FASA R TRANSMISI FASA R TRAFOARUS KERJA

(A)WAKTU

KERJA (S)ARUS

KERJA (A)WAKTU

KERJA (s)1600 12,12 300 8,672400 7,6 450 5,413200 6,02 600 4,27

KURVA PERBANDINGAN RELAY OCR/GFR FASA R

DI TRANSMISI & TRAFO

0500

10001500

20002500

30003500

02468

101214

FASA R TRANSMISIFASA R TRAFO

B. PENGUJIAN RELE OCR/GFR DI FASA R (PERHITUNGAN MATEMATIS)

FASA R TRANSMISI FASA R TRAFOARUS KERJA (A)

WAKTU KERJA (S)

ARUS KERJA (A)

WAKTU KERJA (s)

1600 16,15 300 9,152400 9,54 450 5,43200 7,5 600 4,25

900 3,31200 2,831500 2,532250 2,163000 1,953300 1,88

KURVA PERBANDINGAN RELAY OCR/GFR FASA R

DI TRANSMISI & TRAFO

0 1000 2000 3000 40000123456789

10

FASA R TRANSMISIFASA R TRANS-FORMATOR

C. PENGUJIAN RELE OCR/GFR DI FASA N(HASIL PENGUJIAN RELE)

FASA N TRANSMISI FASA N TRAFOARUS KERJA

(A)WAKTU

KERJA (S)ARUS

KERJA (A)WAKTU

KERJA (s)1600 12,12 300 6,442400 7,62 450 4,023200 6,04 600 3,17

KURVA PERBANDINGAN RELAY OCR/GFR FASA N

DI TRANSMISI & TRAFO

0 1000 2000 3000 40000

2

4

6

8

10

12

14

FASA N TRANSMISIFASA N TRAFO

D. PENGUJIAN RELE OCR/GFR DI FASA N(PERHITUNGAN MATEMATIS)

FASA N TRANSMISI FASA N TRAFOARUS KERJA (A)

WAKTU KERJA (S)

ARUS KERJA (A)

WAKTU KERJA (s)

1600 16,15 300 6,152400 9,54 450 3,633200 7,5 600 2,85

900 2,22

1200 1,91500 1,7

2250 1,45

3000 1,31

3300 1,26

KURVA PERBANDINGAN RELAY OCR/GFR FASA N

DI TRANSMISI & TRAFO

0 1000 2000 3000 40000

1

2

3

4

5

6

7

FASA N TRANSMISIFASA N TRANS-FORMATOR

Dalam tabel dan grafik pengujian diatas penulis membandingkan hasil

pengujian rele arus lebih/OCR pada transformator (Trafo #1) GI Sagulung dan line (Line #1 Batu Besar-Nongsa) GI Batu Besar yang dilakukan rekan kerja praktek penulis didapat hasil sebagai berikut:1. Arus setelan (Is) yang digunakan transformator RST: 0,5A dan N: 0,2A sedangkan arus setelan (Is) yang digunakan line RST:1A dan N:0,2A dengan demikian semakin tinggi setting arus setelannya semakin lama waktu kerjanya.

2. Arus kerja didapat dari perbandingan rasio CT untuk transformator digunakan rasio CT 300/1A dan untuk line digunakan rasio CT 800/1A. dalam hal ini yang digunakan yaitu arus primernya untuk transformator adalah 300A dan untuk line adalah 800A. Untuk menentukan 2xIs, 3xIs dan 4xIs digunakan perbandingan arus primer dari masing-masing transformator dan line tersebut.

3. Kurva yang digunakan dalam pengujian transformator dan line adalah standard inverse. Dimana dalam kurva ini dijelaskan semakin besar arus yang diinjeksikan semakin cepat waktu kerjanya atau semakin kecil waktu kerjanya.

4. Perbedaan dari pengujian yang dilakukan antara transformator dan line tidak terlalu signifikan dimana hasil dari line cenderung lebih besar arus kerjanya dan waktu kerjanya dikarenakan arus setelan (Is) yang bernilai 1A sedangkan hasil dari transformator cenderung lebih kecil arus kerjanya dan waktu kerjanya karena arus setelan (Is) yang bernilai 0,5A sehingga dengan nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam grafik dimana grafik line lebih besar nilai arus dan kerjanya dibandingkan grafik transformator.

5. Perbandingan antar hasil pengujian OCR dan GFR baik transmisi maupun transformator memiliki hasil yang sama. baik perhitungan matematis maupun hasil pengukuran rele. Hal ini membuktikan bahwa kinerja rele bekerja dengan baik

VI. PENUTUP

Kesimpulan1. GI merupakan tempat pusat pengatur beban. Selain itu, GI berfungsi sebagai

pusat proteksi peralatan-peralatan STL dan sebagai pusat proses penormalan terhadap gangguan-gangguan yang ada seperti gangguan antara fasa-fasa dan gangguan antara fasa-tanah.

2. Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkitan tenaga listrik (power plant) hingga saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik. Transmisi sangat lah penting dalam pembangkitan tenaga listrik sama hal nya dengan Pembangkitan dan Distribusi.

3. Sistem proteksi sangat di perlukan karena tanpa ada nya sistem proteksi tidak ada pengamanan dalam proses pembanngkitan,transmisi,dan distribusi yang mengakibatkan tidak ada pengamanan ketika terjadi gangguan.

4. Rele OCR memproteksi instalasi listrik terhadap gangguan antar fasa. Sedangkan untuk memproteki terhadap gangguan fasa tanah digunakan rele arus gangguan tanah atau Ground Fault Relay (GFR). Prinsip kerja GFR sama dengan OCR, yang membedakan hanyalah pada fungsi dan elemen sensor arus. OCR biasanya memiliki 2 atau 3 sensor arus (untuk 2 atau 3 fasa) sedangkan GFR hanya memiliki satu sensor arus (satu fasa ).

5. Pengujian yang dilakukan antara transformator dan line perbedaanya tidak terlalu signifikan dimana hasil dari line cenderung lebih besar arus kerjanya dan waktu kerjanya sedangkan hasil dari transformator cenderung lebih kecil arus kerjanya dan waktu kerjanya sehingga dengan nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam grafik dimana grafik line lebih besar nilai arus dan kerjanya dibandingkan grafik transformator.

DAFTAR PUSTAKA

a. Proteksi Dan Kontrol Penghantar, PT PLN (Persero), Jakarta Selatan 12160. Indonesia 2009

b. Proteksi Sistem Tenaga Listrik, PT PLN (Persero), Jakarta Selatan 12160. Indonesia 2009

c. Pelaksanaan Uji Relai Proteksi Modul I, PT PLN (Persero), Jakarta Selatan 12160. Indonesia 2006

d. T.S. Hutauruk, “Transmisi Daya Listrik”, Jurusan Elektroteknik, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, 1982

e. Sutrisno. (2000). Sistem Proteksi Tenaga Listrik. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.

f. http://id.wikipedia.org/wiki/relay-proteksi g. http://idonkcnyo.blogspot.com/p/pemahaman-Relay%20Proteksi.html h. http://ferryxseven.blogspot.com/2011/01/pengertian-klasifikasi-gardu-

induk.htmli. http://switchyard-electric.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-gardu-

induk.html

Kegiatan Kerja Praktek

Kegiatan kerja praktek di B’right PLN Batam berlangsung selama 30 hari dan 8

hari libur pada hari Sabtu dan Minggu juga pada tanggal 19 Maret 2015 Ada

Libur Hari Raya Imlek. Jangka waktu kegiatan kami dapat di jelaskan per-hari

pada bagian dibawah:

Hari ke-1 (Selasa ,10 Februari 2015):

Saya di tempatkan ke Unit Kerja : Generation & Transmission Business

Unit (Protection Maintenance).dan saya bertemu pembimbing saya Bapak

M.Erik Erdiana Selaku Leader Protection Maintenance. Kemudian Saya di

ajak ke lapangan untuk di kenalkan kompenen yang ada di Gardu Induk

(GI). Dan melakukan pengujian Auto Reclose & Distance Relay di Gardu

Induk (GI) Sagulung.

Hari ke-2 (Rabu ,11 Februari 2015):

Melakukan pengecekan kelayakan Rele di Gardu Induk (GI) Batu Besar

dengan melakukan simulasi gangguan dari aplikasi.

Hari ke-3 (Kamis ,12 Februari 2015):

Melakukan uji coba kubikel 20 KV (Spare) di Gardu Induk(GI) Sagulung.

Hari ke-4 (Jumat ,13 Februari 2015):

Melakukan perawatan dan pengujian rele OCR dan GFR di Gardu Induk

(GI) Batu Besar.

Hari ke-5 (Sabtu ,14 Februari 2015):

Melakukan Pengujian Trafo Dengan Relay Diffrensial dan OCR/GFR di

Gardu Induk (GI) Sagulung.

Hari ke-6 (Minggu ,15 Februari 2015):

LIBUR

Hari Ke-7 (Senin ,16 Februari 2015):

Mencari materi laporan penulisan kerja praktek dengan menanyakan para

pegawai dan pembimbing yang bekerja di GI Baloi 150 KV.

Hari Ke-9 (Selasa ,17 Februari 2015):

Melakukan Pengujian Trafo Dengan Relay OCR/GFR di Gardu Induk (GI)

??.

Hari Ke-10 (Rabu ,18 Februari 2015):

Melakukan Pengujian Trafo 2 Dengan Relay OCR/GFR di Gardu Induk

(GI) Baloi.

Hari Ke-11 (Kamis ,19 Februari 2015):

Libur Hari Raya Imlek

Hari Ke-12 (Jumat ,20 Februari 2015):

Mencari materi laporan penulisan kerja praktek dengan menanyakan para

pegawai dan pembimbing yang bekerja di Gardu Induk (GI) Baloi 150

KV.

Hari Ke-15 (Sabtu ,21 Februari 2015):

LIBUR

Hari Ke-16 (Minggu ,22 Februari 2015):

LIBUR

Hari Ke-17 (Senin ,23 Februari 2015):

Pengujian dan perbaikan Announciator di Gardu Induk (GI) Baloi.

Hari Ke-18 (Selasa ,24 Februari 2015):

Melakukan Pengujian Trafo 3 Dengan Relay OCR/GFR di Gardu Induk

(GI) Baloi.

Hari Ke-19 (Rabu ,25 Februari 2015):

Melakukan pengujian rele OCR/GFR Outgoing di Gardu Induk (GI)

Sagulung & Panaran.

Hari Ke-20 (Kamis ,26 Februari 2015):

Mencari materi laporan penulisan kerja praktek dengan menanyakan para

pegawai dan pembimbing yang bekerja di Gardu Induk (GI) Baloi 150

KV.

Hari Ke-21 (Jumat ,27 Februari 2015):

Melakukan pengecekan Wiring di Gardu Induk (GI) Tanjung Sengkuang

dan Perestan tanggal KWH di Gardu Induk (GI).

Hari Ke-22 (Sabtu ,28 Februari 2015):

LIBUR.

Hari Ke-23 (Minggu ,1 Maret 2015):

LIBUR.

Hari Ke-24 (Senin ,2 Maret 2015):

Mencari materi laporan penulisan kerja praktek dengan menanyakan para

pegawai dan pembimbing yang bekerja di Gardu Induk (GI) Baloi 150

KV.

Hari Ke-25 (Selasa ,3 Maret 2015):

Mencari materi laporan penulisan kerja praktek dengan menanyakan para

pegawai dan pembimbing yang bekerja di Gardu Induk (GI) Baloi 150

KV.

Hari Ke-26 (Rabu ,4 Maret 2015):

Melakukan pemasangan announciator yang telah di service dan di uji coba

kembali di Gardu Induk (GI) dan penggantian KWH meter outgoing

fisablilah Gardu Induk (GI) Batu Besar.

Hari Ke-27 (Kamis ,5 Maret 2015):

Saya izin untuk melaksanakan key-in (mengisi kartu rencana studi).

Hari Ke-28 (Jumat ,6 Maret 2015):

Mencari materi dan membuat laporan penulisan kerja praktek dengan

menanyakan para pegawai dan pembimbing yang bekerja di Gardu Induk

(GI) Baloi 150 KV.

Hari Ke-29 (Sabtu ,7 Maret 2015):

LIBUR

Hari Ke-30 (Minggu ,8 Maret 2015):

LIBUR

Hari Ke-31 (Senin , 9 Maret 2015):

Melakukan pengujian OCR dan GFR pada bus coupler 150 kv di Gardu

Induk (GI) Batu Besar. Dan mengambil announciator yang telah di

service.

Hari Ke-32 (Selasa ,10 Maret 2015):

Melanjutkan perawatan batterai dan hari terakhir KP kami maka perlu

mengurus surat-surat KP dengan pembimbing KP kami pak Nurkholis.