JURNAL KISTA BARTHOLIN

download JURNAL KISTA BARTHOLIN

of 9

Transcript of JURNAL KISTA BARTHOLIN

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    1/9

    KISTA BARTHOLIN

    DISUSUN OLEH

    AYU TRI SUCI NASUTION

    101001025

    PEMBIMBING

    dr. Ahmad Khua!"!d S#.OG

    TUGAS KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KEBIDANAN DAN

    KANDUNGAN RUMAH SAKIT HA$I MEDAN

    UNI%ERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

    2015

    KATA PENGANTAR

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    2/9

    Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Ridho-Nya saya

    dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai tugas Tulisan epaniteraan linik Senior !lmu

    ebidanan dan andungan Rumah Sakit "aji #edan, Sumatera $tara%& 'alam tulisan ini

    saya mengangkat kasus K!&'a Bar'h("!)! yang presentasi kejadiannya masih ditemukan baik

    di poli kebidanan dan kandungan maupun di praktek s(asta&

    'alam tulisan ini saya menguraikan materi tentang kista )artholini& ista )artholini

    merupakan kista berukuran relati* besar yang paling sering dijumpai& Pembesaran kistik

    tersebut terjadi akibat parut setelah in*eksi +terutama yang disebabkan oleh nisereria gonorea

    dan kadang-kadang streptokok dan sta*ilokok atau trauma yang kemudian menyebabkan

    sumbatan pada saluran ekskresi kelenjar )artholini& ita harus mengetahui serta memahami

    apa yang di maksud dengan kista )artholini, terutama bagi seorang (anita yang sudah

    menopause karena terkait adanya risiko keganasan& Saya mengharapkan pembaca dapat

    meluangkan (aktu untuk membaca dan memahami isi tulisan ini& Semoga tulisan ini

    berman*aat bagi para pembaca sekalian&

    !barat tidak ada gading yang tidak retak, kritik dan masukan untuk menyempurnakan

    tulisan ini akan saya terima dengan tangan terbuka&

    Penulis

    Ayu Tri Suci Nasution S&ed

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    3/9

    BAB I

    PENDAHULUAN

    ista )artholini merupakan kista berukuran relati* besar yang paling sering dijumpai&

    elenjar )artholini terletak pada ./ posterior dari setiap labium mayus dan muara dari

    duktus sekretorius dari kelenjar ini, berada tepat di depan +eksternal himen pada posisi jam 0

    dan 1& Pembesaran kistik tersebut terjadi akibat parut setelah in*eksi +terutama yang

    disebabkan oleh nisereria gonorea dan kadang-kadang streptokok dan sta*ilokok atau trauma

    yang kemudian menyebabkan sumbatan pada saluran ekskresi kelenjar )artholini& )ila

    pembesaran kelenjar )artholini terjadi pada usia pascamenopause, sebaiknya dilakukan

    pemeriksaan secara seksama terkait dengan resiko tinggi terhadap keganasan&

    Kista Bartholini merupakan masalah umum pada wanita usiareproduksi. Di Amerika Serikat, insidensnya adalah sekitar 2% dari wanita

    usia reproduksi akan mengalami pembengkakan pada salah satu atau

    kedua kelenjar Bartholin. Penyakit yang menyerang kelenjar Bartholin

    biasanya terjadi pada wanita antara usia 2 dan ! tahun. Pembesaran

    kelenjar Bartholin pada pasien yang berusia lebih dari " tahun jarang

    ditemukan, dan perlu dikonsultasikan pada gyne#ologist untuk dilakukan

    biopsi.Penyebab dari kelainan kelenjar Bartholin adalah tersumbatnya

    bagian distal dari duktus kelenjar yang menyebabkan retensi dari sekresi,

    sehingga terjadi pelebaran duktus dan pembentukan kista. Kista tersebut

    dapat menjadi terin$eksi, dan selanjutnya berkembang menjadi abses.

    Abses Bartholin selain merupakan akibat dari kista terin$eksi, dapat pula

    disebabkan karena in$eksi langsung pada kelenjar Bartholin.

    Pada kist yang terbentuk akibat sumbatan duktus sekretorius dan kelenjar )artholini

    dapat juga terjadi secara kronis dan berlangsung hingga bertahun-tahun& $ntuk jenis ini,

    biasanya diameter indurasi kista, tidak mencapai ukuran yang besar sehingga penderita juga

    tidak menyadari adanya kelainan ini& 2okasi kista juga berada di dinding sebelah dalam pada

    ./ ba(ah labium mayus& !n*eksi sekunder atau eksaserbasi akut yang berat dapat

    menyebabkan indurasi yang luas, reaksi peradangan, dan nyeri sehingga menimbulkan gejala

    klinik berupa nyeri, dispareunia, ataupun demam&

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    4/9

    BAB II

    KISTA BARTHOLINI

    2.1. DE*INISIista adalah setiap rongga atau kantong dalam tubuh, rongga tertutup abnormal,

    dilapisi epitel yang mengandung cairan atau bahan semisolid& ista )artholini adalah

    kista berisi musin akibat obstruksi duktus glandulae 3estibulae major atau kelenjar

    )artholin& ista )artholini merupakan kista berukuran relati* besar yang paling sering

    dijumpai&

    2.2. ANATOMIKelenjar Bartholin merupakan homolog dari kelenjar owper

    &kelenjar bulbourethral pada laki'laki(. Pada masa pubertas, kelenjar

    ini mulai ber$ungsi, memberikan kelembaban bagi )estibulum.

    Kelenjar Bartholin berkembang dari tunas dalam epitel daerah

    posterior dari )estibulum. Kelenjar ini terletak bilateral di dasar labia

    minora dan mengalirkan hasil sekresinya melalui duktus sepanjang 2

    * 2.+ #m, yang bermuara ke dalam )estibulum pada arah jam " danjam . Kelenjar ini biasanya berukuran sebesar ka#ang dan

    ukurannya jarang melebihi - #m. Kelenjar ini tidak teraba ke#uali

    pada keadaan penyakit atau in$eksi.

    2.3. EPIDEMIOLOGIKista Bartholini merupakan pertumbuhan kistik yang paling

    sering ditemukan pada )ul)a. Sekitar 2% wanita pernah terin$eksi

    kista Bartholini dan abses selama hidupnya. Abses hampir tiga kali

    lebih sering ditemukan dari pada kista. n)olusi bertahap dari kelenjar

    Bartholin dapat terjadi pada saat seorang wanita men#apai usia !

    tahun./al ini mungkin menjelaskan sering terjadinya Kista Bartholin

    dan abses kelenjar selama usia reproduksi, khususnya antara 2

    hingga 20 tahun.

    2.4. PATOFISIOLOGI

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    5/9

    1ersumbatnya bagian distal dari duktus Bartholin dapat

    menyebabkan retensi dari sekresi, dengan akibat berupa pelebaran

    duktus dan pembentukan kista. Kista tersebut dapat menjadi

    terin$eksi, dan abses bisa berkembang dalam kelenjar. KelenjarBartholin sangat sering terin$eksi dan dapat membentuk kista atau

    abses pada wanita usia reproduksi. Kista dan abses bartholin

    seringkali dibedakan se#ara klinis. Kista Bartholin terbentuk ketika

    ostium dari duktus tersumbat, sehingga menyebabkan distensi dari

    kelenjar dan tuba yang berisi #airan. Sumbatan ini biasanya

    merupakan akibat sekunder dari peradangan nonspesik atau

    trauma. Kista bartholini dengan diameter -'! #m seringkali

    asimptomatik. Sedangkan kista yang berukuran lebih besar, kadang

    menyebabkan nyeri dan dispareunia.

    Abses Bartholini merupakan akibat dari in$eksi primer dari

    kelenjar, atau kista yang terin$eksi. Pasien dengan abses Bartholin

    umumnya mengeluhkan nyeri )ul)a yang akut dan bertambah se#ara

    #epat dan progresi$. Abses kelenjar Bartholin disebakan oleh

    polymi#robial.

    2.5. MANIFESTASI KLINIS

    Pasien dengan kista dapat memberi gejala berupa

    pembengkakan labial tanpa disertai nyeri. Pasien dengan abses dapat

    memberikan gejala sebagai berikut3

    4yeri yang akut disertai pembengkakan labial unilateral.

    Dispareunia

    4yeri pada waktu berjalan dan duduk

    4yeri yang mendadak, diikuti dengan timbulnya dis#harge

    & sangat mungkin menandakan adanya ruptur spontan dari

    abses(

    /asil pemeriksaan sik yang dapat diperoleh dari pemeriksaan

    terhadap Kista Bartholin adalah sebagai berikut3

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    6/9

    Pasien mengeluhkan adanya massa yang tidak disertai rasa

    sakit, unilateral, dan tidak disertai dengan tanda * tanda selulitis

    di sekitarnya.

    5ika berukuran besar, kista dapat tender.

    Dis#harge dari kista yang pe#ah bersi$at nonpurulent

    Sedangkan hasil pemeriksaan sik yang diperoleh dari

    pemeriksaan terhadap abses Bartholin sebagai berikut3

    Pada perabaan teraba massa yang tender, 6uktuasi dengan

    daerah sekitar yang eritema dan edema.

    Dalam beberapa kasus, didapatkan daerah selulitis di sekitar

    abses.

    Demam, meskipun tidak khas pada pasien sehat, dapat terjadi. 5ika abses telah pe#ah se#ara spontan, dapat terdapat dis#harge

    yang purulen.

    Kista Bartholini harus dibedakan dari abses dan dari massa )ul)a

    lainnya. Karena kelenjar Bartholin menge#il saat usia menopause,

    suatu pertumbuhan massa pada wanita postmenopause perludie)aluasi terhadap tanda * tanda keganasan, terutama bila

    massanya bersi$at irreguler, nodular, dan keras.

    Karsinoma kelenjar Bartholin memiliki persentase sekitar -% dari

    kanker )ul)a, dan walaupun kasusnya jarang, merupakan tempat tersering

    timbulnya adeno#ar#inoma. Sekitar +% dari tumor kelenjar Bartholin

    adalah karsinoma sel skuamosa.

    2.6. PENATALAKSANAANPengobatan kista Bartholin bergantung pada gejala

    pasien. Suatu kista tanpa gejala mungkin tidak memerlukan

    pengobatan, kista yang menimbulkan gejala dan abses kelenjar

    memerlukan drainase.

    Tindakan Operati

    Beberapa prosedur yang dapat digunakan3

    1. In!i"i dan Draina"e

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    7/9

    7eskipun insisi dan drainase merupakan prosedur yang

    #epat dan mudah dilakukan serta memberikan pengobatan

    langsung pada pasien, namun prosedur ini harus diperhatikan

    karena ada ke#enderungan kekambuhan kista atau abses.2. #$rd %at&eter8ord #atheter 7erupakan sebuah kateter ke#il dengan

    balon yang dapat digembungkan dengan saline pada ujung

    distalnya, biasanya digunakan untuk mengobati kista dan abses

    Bartholin.3. Mar"'pia(i"a"i

    Alternati$ pengobatan selain penempatan 8ord #atheter

    adalah marsupialisasi dari kista Bartholi4. Prosedur ini tidak

    boleh dilakukan ketika terdapat tanda * tanda abses akut.

    4. Ek"i"i )*art&$(ine!t$+,-9ksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada

    pasien yang tidak berespon terhadap drainase, namun prosedur

    ini harus dilakukan saat tidak ada in$eksi akti$. 9ksisi kista

    bartholin karena memiliki risiko perdarahan, maka sebaiknya

    dilakukan di ruang operasi dengan menggunakan anestesi

    umum.

    Terapi utama terhadap kista )artholini adalah insisi dinding kista dan drainase cairan

    kistatau abses, yag disebut dengan prosedur marsupialisasi& Pengosongan dan drainase

    eksudat abses dapat pula dilakukan dengan memasang kateter Ward& !nsisi dan drainase

    sederhana, hanya dapat mengurangi keluhan penderita untuk sementara (aktu karena jenis

    insisi tersebut akan diikuti dengan obstruksi ulangan sehingga terjadi kembali kista dan

    in*eksi yang memerlukan tindakan insisi dan drainase ulangan& )erikan juga antibiotik untuk

    mikro-organisme yang sesuai dengan hasil pemeriksaan apus atau kultur bakteri&

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    8/9

    KESIMPULAN

    ista )artholini merupakan kista berukuran relati* besar yang paling sering dijumpai&

    elenjar )artholini terletak pada ./ posterior dari setiap labium mayus dan muara dari

    duktus sekretorius dari kelenjar ini, berada tepat di depan +eksternal himen pada posisi jam 0

    dan 1& Pembesaran kistik tersebut terjadi akibat parut setelah in*eksi +terutama yang

    disebabkan oleh nisereria gonorea dan kadang-kadang streptokok dan sta*ilokok atau trauma

    yang kemudian menyebabkan sumbatan pada saluran ekskresi kelenjar )artholini& )ila

    pembesaran kelenjar )artholini terjadi pada usia pascamenopause, sebaiknya dilakukanpemeriksaan secara seksama terkait dengan resiko tinggi terhadap keganasan&

  • 7/25/2019 JURNAL KISTA BARTHOLIN

    9/9

    Pada kista yang terbentuk akibat sumbatan duktus sekretorius dan kelenjar )artholini

    dapat juga terjadi secara kronis dan berlangsung hingga bertahun-tahun& $ntuk jenis ini,

    biasanya diameter indurasi kista, tidak mencapai ukuran yang besar sehingga penderita juga

    tidak menyadari adanya kelainan ini& 2okasi kista juga berada di dinding sebelah dalam pada

    ./ ba(ah labium mayus& !n*eksi sekunder atau eksaserbasi akut yang berat dapatmenyebabkan indurasi yang luas, reaksi peradangan, dan nyeri sehingga menimbulkan gejala

    klinik berupa nyeri, dispareunia, ataupun demam&

    )ila pembesaran kistik ini tidak disertai dengan in*eksi lanjutan atau sekunder,

    umumnya tidak akan menimbulkan gejala-gejala kkhusus dan hanya dikenali melalui palpasi&

    Sementara itu, in*eksi akut disertai penumbatan, indurasi, dan peradangan& 4ejala akut inilah

    yang sering memba(a penderita untuk memeriksakan dirinya& 4ejala utama akibat in*eksi

    biasanya berupa nyeri sentuh dan dispareunia& Pada tahap supurati*, dinding kista ber(arna

    kemerahan, tegang, dan nyeri& )ila sampai tahap eksudati* dimana sudah terjadi abses, maka

    rasa nyeri dan ketegangan dinding kista menjadi sedikit berkurang disertai dengan penipisandinding di area yang lebih putih dari sekitarnya& $mumnya hanya terjadi gejala dan keluhan

    lokal dan tidak menimbulkan gejala sistemik kecuali apabila terjadi in*eksi yang berat dan

    luas&

    Terapi utama terhadap kista )artholini adalah insisi dinding kista dan drainase cairan

    kistatau abses, yag disebut dengan prosedur marsupialisasi& Pengosongan dan drainase

    eksudat abses dapat pula dilakukan dengan memasang kateter Ward& !nsisi dan drainase

    sederhana, hanya dapat mengurangi keluhan penderita untuk sementara (aktu karena jenis

    insisi tersebut akan diikuti dengan obstruksi ulangan sehingga terjadi kembali kista dan

    in*eksi yang memerlukan tindakan insisi dan drainase ulangan& )erikan juga antibiotik untuk

    mikro-organisme yang sesuai dengan hasil pemeriksaan apus atau kultur bakteri&