Jurnal jiwa
-
Upload
alfino-oktoriawan -
Category
Documents
-
view
109 -
download
0
Transcript of Jurnal jiwa
Terapi Perilaku Kognitif Yang Terfokus Pada Trauma (TFCBT)
Dini Untuk Mencegah Gangguan Stres Post-Trauma Kronik dan
Gejala-Gejala Yang Berhubungan : Suatu Penilaian Yang
Sistematik dan Meta-Analisis
Hege KornØr; Dagfinn Winje; Øivind Ekeberg; Lars Weisæth; Ingvild Kirkehei; Kjell Johansen;
AsbjØrn Steiro
Diterbitkan : 13/11/2008; BMC Psychiatry © 2008 KornØr dkk; Lisensi BioMed Central Ltd.
Abstrak dan Latar Belakang
Abstrak
Latar belakang : Terapi Perilaku Kognitif Yang Terfokus Pada Trauma (Trauma-Focused
Cognitive-Behavioural Therapy-TFCBT) dini sangat menjanjikan sebagai suatu intervensi
preventif bagi orang yang beresiko terkena Gangguan Stres Post-Trauma (Post-Traumatic Stress
Disorder-PTSD) Kronik. Tujuan dari penilaian ini adalah menyediakan suatu evaluasi yang
terbaru mengenai efektivitas TFCBT dini dalam rangka pencegahan PTSD pada populasi
beresiko tinggi.
Metode : Kami menampilkan pencarian literatur yang sitematik dari international electronic
database (MEDLINE, EMBASE, PsycINFO, CENTRAL, CINAHL, ISI dan PILOTS) dan
termasuk Randomised Controlled Trials (RCT) untuk membandingkan antara TFCBT selama 3
bulan setelah trauma, dengan alternatif/pilihan intervensi. Semua penelitian yang dimasukkan
secara kritis diperkirakan/dinilai kualitasnya menggunakan daftar checklist yang terstandarisasi.
Dua orang penilai yang independen menyeleksi penelitian yang termasuk kedalam inklusi dan
menilai kualitas penelitian. Penyaringan data dilakukan oleh seorang penilai dan diawasi oleh
1
penilai yang lain. Setelah datanya sesuai, maka hasil penelitian dimasukkan kedalam meta-
analisis.
Hasil : Tujuh artikel yang melaporkan hasil dari 5 buah RCT dimasukkan sebagai inklusi.
Semuanya dibandingkan antara TFCBT dengan Konseling Suportif (Supportive Counselling-
SC). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan gangguan stress akut (Acute Stress
disorder-ASD) pada empat percobaan, dan pasien dengan diagnosis PTSD tanpa memandang
kriteria lamanya penyakit pada lima percobaan. Secara keseluruhan resiko relatif (RR) untuk
diagnosis PTSD adalah 0.56 (CI 95%, 0.42 sampai 0.76), 1.09 (CI 95%, 0.46 sampai 2.61) dan
0.73 (CI 95%, 0.51 sampai 1.04) pada 3-6 bulan, 9 bulan, dan 3-4 tahun setelah pengobatan,
secara respektif. Analisis sub-kelompok dari empat penelitian ASD hanya menghasilkan RR =
0.36 (CI 95%, 0.17 sampai 0.78) untuk PTSD pada 3-6 bulan. Skor ansietas dan depresi secara
umum lebih rendah pada kelompok TFCBT dibandingkan dengan kelompok SC.
Kesimpulan : Terdapat bukti efektivitas TFCBT dibandingkan dengan SC dalam rangka
mencegah PTSD kronik pada pasien dengan diagnosis ASD dini. Karena pembuktian ini berasal
dari sebuah tim penelitian yang majemuk maka dibutuhkan penilaian dalam hal generalisasi.
Bukti mengenai efektivitas TFCBT terhadap populasi yang terkena trauma tanpa disertai dengan
ASD masih sangat rendah.
Latar belakang
Orang yang terpapar terus dengan stress dapat berlanjut menjadi trauma yang terkait dengan
kondisi kejiwaan. Klinikus, peneliti dan para pembuat polis semakin tertarik untuk melakukan
intervensi dini dalam rangka mencegah berkembangnya masalah kesehatan mental kronik seperti
Gangguan Stres Post-Trauma (Post-Traumatic Stress Disorder-PTSD). Wawancara psikologi
(Psychological Debriefing-PD) adalah yang paling umum ditemukan diantara intervensi dini
lainnya. Namun, penilaian yang sistematik telah gagal menunjukkan efektivitas PD satu-sesi
terhadap individu yang terpapar. Terapi Perilaku Kognitif Yang Terfokus Pada Trauma (Trauma-
Focused Cognitive-Behavioural Therapy-TFCBT) merupakan intervensi dini yang dianjurkan
bagi orang dengan gangguan stress akut (Acute Stress disorder-ASD) atau PTSD akut menurut
Panduan National Institute for Health and Clinical Excellence. Rekomendasi ini didasarkan atas
penilaian yang sistematik yang mencakup sembilan penelitian dari berbagai literatur pada Januari
2
2004. Terdapat keterbatasan dan ketidakyakinan mengenai bukti diberikannya TFCBT antara 1
dan 6 bulan setelah trauma adalah lebih efektif dibandingkan yang menunggu lebih lama
(waiting list), atau yang menerima intervensi psikososial alternatif. Tujuan kami adalah untuk
menyediakan suatu evaluasi yang terbaru mengenai efektivitas TFCBT dini dibandingkan
dengan intervensi psikososial lainnya dalam rangka mencegah PTSD, ansietas dan depresi pada
orang dewasa dengan gejala ASD ataupun PTSD.
Metode
Penilaian yang sistematik ini berdasarkan atas dua penilaian teknologi kesehatan (Health
Technology assessment-HTA) dari intervensi psikososial dini setelah suatu kejadian traumatik.
HTA merupakan tugas dari Direktorat Norwegia Bidang Masalah Kesehatan dan Sosial untuk
menghasilkan sebuah tinjauan balik mengenai segala macam intervensi psikososial dini untuk
berbagai macam kejadian traumatik, dan menggunakan bukti yang bermanfaat untuk
perkembangan panduan klinis. Karena tujuan dari penilaian ini lebih terbatas dibandingkan
dengan yang ada pada HTA, maka kami menampilkan penemuan literatur baru dan menyediakan
suatu penyaring bagi kriteria penelitian yang memenuhi syarat.
Kami mencari di MEDLINE, Embase, PsycINFO, CINAHL, Cochrane Central Register OF
Controlled Trials (CENTRAL), situs pengetahuan ISI \dan PILOTS, dimana setiap database
dicari dari permulaan Juni atau Juli 2007. Kami menggunakan subjek utama dan kata-kata teks
untuk gejala PTSD dan terapi perilaku kognitif yang dikombinasikan dengan strategi pencarian
Ovid yang optimis untuk percobaan secara acak yang dikembangkan dan divalidasi oleh Unit
Penelitian Informasi Kesehatan di Univeritas McMaster. Penelitian dibatasi hanya untuk
populasi dewasa.
Pemilihan Penelitian
Kami menginklusikan penelitian yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Randomised Controlled Trial (RCT) yang diterbitkan dalam jurnal pengetahuan
yang sudah ditinjau ulang.
Penelitian populasi pada orang dewasa dengan gejala ASD atau PSD
3
TFCBT individual yang dimulai sejak 3 bulan setelah trauma
Intervensi banding non-farmakologi
Hasil penelitian diukur berupa gejala dengan/atau diagnosis PTSD (hasil primer),
ansietas dengan/atau depresi (hasil sekunder) saat follow-up (minimal satu bulan setelah
pengobatan lengkap).
TFCBT individual didefenisikan sebagai
Penilaian Kualitas
Kami menilai kualitas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan atas dasar
dari randomisasi, penyimpanan randomisasi yang adekuat, pengambilan tanpa melihat yang
bertingkat (level blinding), penggunaan intention-to-treat (ITT), analisis dan deskripsi tentang
follow-up yang luput dalam penelitian. Dua orang penilai menilai kualitas penelitian secara
independen menggunakan suatu daftar checklist yang telah dikembangkan di Pusat Pengetahuan
Norwegia Bidang Pelayanan Kesehatan (The Norwegian Knowledge Centre for the Health
Services), yang berdasarkan pada “panduan bagi pengguna literatur kedokteran” (User’s Guides
to the Medical Literature).
Penyaringan Data
Salah seorang penilai menyaring data dari penelitian kedalam bentuk data pre-desain yang terdiri
dari penelitian, pasien dan karakteristik intervensi, pengukuran hasil yang relevan, dan hasil
penelitian. Pada akhirnya satu dari penilai lainnya mengecek data yang telah disaring dan adanya
ketidaksetujuan dipecahkan melalui diskusi. Kami melaporkan data dari penelitian sebagai suatu
penelitian tunggal melalui banyak publikasi.
Pengolahan Data
Kami menggunakan software Review Manager 4.2 (Nordic Cochrane Centre, 2003) untuk meta-
analisis dimana dilakukan penyesuaian pooling pasien, intervensi, dan hasil penelitian secara
cukup konsisten. Perkiraan efek penelitian secara respektif dapat dilihat dari rasio resiko (RR)
dan perbedaan mean terstandarisasi (SMD) dengan interval kepercayaaan (CI) 95% untuk hasil
4
penelitian yang dikotom dan kontinua. Kami menggunakan SMD dalam penelitian yang
menggunakan instrumen penilaian yang sama untuk hasil penelitian sebagai akomodasi evaluasi
klinis yang bermakna (lihat dibawah). Kami menggunakan model fixed-effect untuk menghitung
perkiraan efek menggunakan test I2 bila heterogenitas kurang dari 30%. Selain itu kami
menggunakan model random-effect. Kami memakai kriteria ambang batas Bisson dan rekannya
untuk memperkirakan efek klinis yang bermakna saat dua macam hasil pengobatan aktif
diperbandingkan: SMD ≤-0.5 atau ≥0.5, dan RR ≤0.80 atau ≥1.25. Selanjutnya, interval
kepercayaan 95% untuk perkiraan efek klinis yang bermakna tidak berpengaruh terhadap kriteria
ambang batas.
Hasil
Kami telah mengidentifikasi 1438 penelitian, dimana tersisa 857 setelah dilakukan pengeluaran
duplikat (Gambar 1). Lima puluh tujuh referensi yang ditampilkan telah memenuhi syarat
kriteria yang kami tentukan dan kami dapatkan dalam bentuk teks yang lengkap. Kami
memasukkan tujuh dari artikel-artikel tersebut.
5
Gambar 1. Daftar bagan proses inklusi penelitian
Karakteristik Penelitian
Tujuh artikel berasal dari lima RCT yang berbeda: ditambah satu artikel untuk setiap percobaan,
hasil follow-up jangka panjang dari tiga RCT dilaporkan dalam dua artikel (Tabel 1 dan Tabel
2). Jumlah total partisipan yang diperoleh secara acak selama penelitian adalah sebanyak 257.
Mayoritas adalah perempuan (berkisar antara 50% sampai 100%) diantara semua partisipan dari
MEDLINE 215
EMBASE 315
PsycINFO 358
CENTRAL 183
CINAHL 69
ISI 129
PILOTS 169
Jumlah 1438
581 Duplikat
857 Abstrak disaring 800 tidak relevan
7 Artikel masuk kriteria inklusi
57 Artikel dengan teks lengkap
50 dieksklusi :
> 3 bulan sejak trauma 39
< 4 sesi 5
Bukan RCT 2
Tanpa CBT 2
Tanpa perbandingan intervensi 1
Hasil tidak relevan 1
6
seluruh percobaan dengan rata-rata umur berkisar antara 29 sampai 37 tahun. Partisipan yang
terpapar dengan kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan kerja atau kekerasan fisik 2-46
hari diprioritaskan menjadi inklusi dalam penelitian. Skor pre-pengobatan rata-rata berdasarkan
Impact of Event Scale (IES) mengindikasikan tingkatan gejala post-traumatik yang bermakna
secara klinis (total IES > 19, Intrusion and Avoidance Subscales > 9).
Semua penelitian yang dimasukkan membandingkan TFCBT dengan menggunakan konseling
suportif (supportive counselling-SC). Program SC terdiri dari mendengar aktif dan pendidikan
tentang trauma dan keahlian umum dalam memecahkan masalah. Restrukturisasi kognitif, teknik
paparan dan bentuk lainnya yang terfokus pada pengalaman traumatik spesisifik individu sedapat
mungkin dihindarkan.
Dua penelitian mempunyai bentuk intervensi tambahan secara respektif : TFCBT + manajemen
ansietas dan TFCBT + hipnosis. Menurut pandangan kami, manajemen ansietas dan hipnosis
dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari TFCBT. Bentuk intervensi tambahan tersebut
diperlakukan sebagai kelompok TFCBT. Kami menggabungkan antara kelompok TFCBT murni
dan kelompok TFCBT + manajemen ansietas/hipnosis saat dilakukan penghitungan resiko relatif
untuk diagnosis PTSD (hanya untuk hasil yang dikotom). Pada analisis hasil yang kontinua kami
memakai mean dan standar deviasi pada kelompok TFCBT murni dan kelompok TFCBT +
komponen tambahan. Mean dihitung menggunakan rumus berikut : (mean1*n1) + (mean2*n2) / n1
+ n2, dengan n = jumlah partisipan, 1 = kelompok 1 dan 2 = kelompok 2. Standar deviasi
dihitung menggunakan rumus :
Sp =
Dengan S = standar deviasi, n = jumlah partisipan, 1 = kelompok 1 dan 2 = kelompok 2, k =
kelompok k dan k = jumlah kelompok.
Satu penelitian hanya menilai kelompok penelitian ketiga. Penilaian yang hanya sebatas kondisi
saja tidak dimasukkan kedalam meta-analisis, dan kami hanya memasukkan perbandingan dari
pengobatan secara aktif.
Kualitas Metodologi
7
Seluruh RCT secara umum menggunakan randomisasi yang cukup baik dan dijamin
kerahasiaannya dengan tidak mencantumkan alamat. Tambahan kecacatan dari tiga RCT adalah
kurangnya intensi untuk melakukan analisis dan data yang dropout tidak masuk perhitungan.
Efektivitas Klinis
Kelima RCT melaporkan diagnosis PTSD setelah 3-6 bulan setelah pengobatan. Tiga puluh dua
persen (47 dari 145 partisipan) pada kelompok TFCBT mempunyai diagnosis PTSD
dibandingkan dengan 58% pada kelompok dengan SC (Gambar 2). Perkiraan efek bermakna
secara statistik, namun hasil penelitian bersifat heterogen. Kami melakukan analisis
subkelompok Post Hoc untuk menghilangkan heterogenitas. Analisis tidak memasukkan
penelitian Foa dan rekannya yang tidak menyingkirkan heterogenitas (I2 = 61%), tapi dengan
tidak memasukkan juga penelitian Bryant dan rekannya tahun 2005 maka homogenitas dapat
dicapai (I2 = 0%). Gabungan antara penelitian Foa dab Bryant tahun 2005 hanya menghasilkan I 2
= 35%.
Kebermaknaan Klinis
Tidak satupun perkiraan dari efek sesuai dengan kriteria yang telah kami seleksi untuk klinis
yang bermakna (Tabel 3).
8