JURNAL ILMIAH DESAIN & KONSTRUKSI - fani_ts.staff...

13
JURNAL ILMIAH DESAIN & KONSTRUKSI Volume 10, Nomor 2 - Desember 2011 PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANK BUKOPIN CABANG MELAWAI, JAKARTA SELATAN Tridjoko Sri Margianto, Riya Mariyana PERBANDINGAN PENGGUNAAN PENGAKU KONSENTRIS DAN EKSENTRIS PADA BANGUNAN BAJA TERHADAP GAYA LATERAL Darmini STUDI POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR Ruswandi Tahrir ESTIMASI PENENTUAN TARIF AIR MINUM BERDASARKAN TINGKAT PENDAPATAN KONSUMEN Diyanti PERENCANAAN PERCEPATAN PENJADWALAN DENGAN PEMILIHAN METODE PERCEPATAN YANG OPTIMAL Ida Ayu Ari Anggraeni, Dedi EFISIENSI PROPERTI BALOK UNTUK PERENCANAAN JEMBATAN BETON PRATEGANG Relly Andayani,Hasan Basri Maulana ANALISIS KEBUTUHAN AIR BAKU PADA KECAMATAN PRACIMANTORO BERDASARKAN PENURUNAN KAPASITAS SUMBER SEROPAN Fani Yayuk Supomo, Budi Santosa ANALISIS ANGGARAN BIAYA DAN RESOURCE LEVELING UNTUK EFISIENSI PEKERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH UMUM AL-AZHAR DI BUMI SERPONG DAMAI Heri Suprapto, Dede Kurniyawan KAJIAN KINERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN KAKU (PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT CONCRETE PAVER “WIRTGENT SP 500” DAN DENGAN METODE MANUAL) Andi Tenrisukki Tenriajeng, Nita Firawati 133 143 158 175 187 197 207 218 226

Transcript of JURNAL ILMIAH DESAIN & KONSTRUKSI - fani_ts.staff...

JURNAL ILMIAHDESAIN & KONSTRUKSI

Volume 10, Nomor 2 - Desember 2011

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANKBUKOPIN CABANG MELAWAI, JAKARTA SELATANTridjoko Sri Margianto, Riya Mariyana

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PENGAKU KONSENTRIS DAN EKSENTRISPADA BANGUNAN BAJA TERHADAP GAYA LATERALDarmini

STUDI POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIRRuswandi Tahrir

ESTIMASI PENENTUAN TARIF AIR MINUM BERDASARKAN TINGKATPENDAPATAN KONSUMENDiyanti

PERENCANAAN PERCEPATAN PENJADWALAN DENGAN PEMILIHAN METODEPERCEPATAN YANG OPTIMALIda Ayu Ari Anggraeni, Dedi

EFISIENSI PROPERTI BALOK UNTUK PERENCANAAN JEMBATAN BETON PRATEGANGRelly Andayani,Hasan Basri Maulana

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BAKU PADA KECAMATAN PRACIMANTOROBERDASARKAN PENURUNAN KAPASITAS SUMBER SEROPANFani Yayuk Supomo, Budi Santosa

ANALISIS ANGGARAN BIAYA DAN RESOURCE LEVELING UNTUK EFISIENSIPEKERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH UMUMAL-AZHAR DI BUMI SERPONG DAMAIHeri Suprapto, Dede Kurniyawan

KAJIAN KINERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN KAKU(PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT CONCRETE PAVER“WIRTGENT SP 500” DAN DENGAN METODE MANUAL)Andi Tenrisukki Tenriajeng, Nita Firawati

133

143

158

175

187

197

207

218

226

207Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, Volume 10, No. 2 - Desember 2011

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BAKU PADA KECAMATAN PRACIMANTORO BERDASARKAN PENURUNAN KAPASITAS

SUMBER SEROPAN

Fani Yayuk Supomo1 Budi Santosa2

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

[email protected]

Abstrak

Kebutuhan akan air bersih dan air baku di Kecamatan Pracimantoro saat ini sangat memprihatinkan. Kondisi curah hujan yang semakin rendah serta elevasi daerah yang relative tinggi menjadi faktor utama kesulitan masyarakat Pracimantoro untuk memperoleh air baku. Diperkiraan untuk 10 tahun kedepan wilayah Kecamatan Pracimantoro, khususnya keenam desa di sana akan mengalami kekeringan yang berkepanjangan dan hilangnya sumber-sumber air yang ada. Untuk menangani permasalahan tersebut, Pemda Kabupaten Wonogiri dan Pemda Yogyakarta melakukan kerjasama dengan pengambilan air baku Sumber Seropan yang telah dilakukan sejak tahun 2005. Akan tetapi, debit air dari sumber Seropan tersebut mengalami penurunan dari 800 lt/dtk menjadi 500 lt/dtk. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui dampak yang akan ditimbulkan dari penurunan debit air yang dirasakan sangat besar, baik dalam hal pendistribusian air baku sampai pada jam pelayanan pompa untuk masing-masing reservoir.

Kata Kunci : Kebutuhan Air Baku, kekeringan, penurunan debit, jam pelayanan, reservoir

Abstract

The need for clean water and raw water in district Pracimantoro today are very concern. Conditions of an increasingly low rainfall and relative high elevation areas that are becoming a major factor of difficulty to obtain water Pracimantoro community of baku. Diperkiraan for 10 years, in particular subdistrict Pracimantoro sixth village there will be experiencing droughts and loss of sources of water. To address these problems, the local Government of Yogyakarta and Wonogiri Regency Goverment do cooperation with raw water Source Seropan has done since 2005. However, the discharge of water from the source of Seropan decreased from 800 lt/dtk to 500 l/dtk. This analysis is intended to find out the impact that will be brought about from a decrease in the perceived water discharge is enormous, both in terms of distribution of raw water to the pump service hours for each reservoar.

Keywords : Raw water needs, drought, reduction in debit, hours of service, reservoir

PENDAHULUAN

Salah satu pendayagunaan sumber daya air dalam memenuhi kebutuhan air baku tidak terlepas dari pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan yang diselenggarakan secara terpadu dan adil,

baik antar sektor, antar wilayah maupun antar kelompok masyarakat dengan mendorong pola kerjasama yang berke-lanjutan berbasis pada pembangunan komunitas. Salah satu daerah yang mengalami kesulitan dalam penyediaan air baku pada masa sekarang ini adalah

208 Supomo, Analisis Kebutuhan Air.....

Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Wilayah ini merupakan daerah yang sangat keku-rangan air baku dikarenakan topografi daerah tersebut yang berbukit-bukit dan lapisan tanah yang berjenis karst (kapur) dimana sifat tanah tersebut sangat rentan terhadap air (air hujan tidak dapat di simpan dalam lapisan tanah tersebut dan langsung meresap ke dalam tanah). Potensi adanya sungai bawah permukaan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku, telah dilakukan penelitian oleh Ayi Syaeful Bahri, Fakultas MIPA ITS Surabaya.

Daerah yang kering dan tandus merupakan kondisi yang sudah tidak asing lagi untuk dijumpai di Kecamatan Pracimantoro. Curah hujan yang rendah mengakibatkan wilayah ini sangat kekurangan dalam hal penyediaan air bersih. Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Gunung Kidul berusaha untuk menangani masalah tersebut dengan melakukan pengambilan sumber air baku yang berasal dari sumber Seropan. Proyek pengambilan dari Gua Seropan yang merupakan aliran sungai bawah tanah dengan kedalaman 75 m dari permukaan tanah sudah dilakukan dari tahun 2005. Kapasitas sumber Seropan pada tahun 2005 mempunyai potensi 800 lt/det dimana potensi air tersebut saat ini sudah dimanfaatkan sebesar 235 lt/det. Akan tetapi, dari data yang diperoleh kapasitas sumber Seropan pada tahun 2011 adalah sebesar 500 lt/det. Hal ini mengakibatkan, penyaluran air baku dari sumber tersebut mengalami penurunan. Kajian kebutuhan air bersih ini, diharapkan dapat me-nangani permasalahan yang timbul serta memberikan pemecahan yang dapat digunakan bagi masyarakat Kecamatan Pracimantoro.

Berdasarkan hasil penelitian sebe-lumnya, yaitu model simulasi penyaluran air baku di Kecamatan Pracimantoro dengan menggunakan program Epanet

2.0 didapatkan suatu hasil simulasi distribusi air baku yang disesuaikan dengan kondisi sumber Seropan di Kabupaten Gunung Kidul yaitu kriteria desain untuk pelayanan di Kecamatan Pracimantoro dalam system pelayanan dilakukan dengan mengguna-kan system pelayanan sambungan hidran umum. Tingkat konsumsi yang diguna-kan adalah sebesar 30 lt/orang/hari. Pre-sentase tingkat pelayanan sebesar 100%. Tingkat kehilangan air direncanakan sebesar 20% dari total pelayanan air. Pompa berdasarkan perencanaan awal dioperasikan hanya selama 8 jam dalam satu hari.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan secara garis besar merupakan rincian langkah tahapan guna perolehan analisis dan pemecahan dari permasalahan yang terjadi. Tahapan ini di rangkum dalam suatu diagram alur pemikiran yang meru-pakan gambaran secara umum mengenai proses pengolahan data sampai pada hasil pembahasan yang diharapkan dapat me-ngeluarkan suatu pemikiran pemecahan masalah tersebut.

Metode Pengumpulan Data Data kebutuhan akan air baku

masyarakat di Kecamatan Pracimantoro, didapatkan melalui data sekunder yang diambil dari berbagai sumber di media internet maupun media pelaporan instansi terkait seperti Pemda maupun Pekerjaan Umum. Selain itu, untuk melakukan perbandingan kebutuhan dalam jangka 5 tahun didapatkan melalui data penelitian sebelumnya, yaitu pada saat kondisi pembangunan hidran-hidran umum di sekitar wilayah Pracimantoro. Sumber data juga dikumpulkan melalui media massa yang selalu melakukan penga-wasan proses pembangunan saluran air dari sumber Seropan.

209Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, Volume 10, No. 2 - Desember 2011

NO

YES

Potensi sumber air baku lainnya juga menjadi prioritas selanjutnya dalam pengumpulan data, guna mendapatkan alternative sumber penyaluran air baku. Data yang diperoleh merupakan jumlah data dari populasi masyarakat Kecamatan Pracimantoro yang telah melalui proses

sampling dan mempelajari sampel po-pulasi tersebut. Kategori sampel dida-sarkan pada wilayah di area kawasan yang terdekat dengan hidran umum ataupun reservoir utama dari pipa penyaluran primer.

Identifikasi Masalah :1. Kesulitan dalam pemenuhankebutuhan air baku2. Operasional system distribusi air bakudi Pracimantoro3. Penurunan Kapasitas sumber seropanmenjadi 500 lt/dtk

Mulai

Hasil Analisa Data

Hasil Akhir

Selesai

Pengolahan Data :1. Perhitungan potensi air yang ada2. Kebutuhan air baku tiap warga

Data data yang dibutuhkan :1. Kebutuhan setiap daerah2. Simulasi pelayanan di daerahPracimantoro (sambunganlangsung/hidran umum)3. Potensi Sumber air baku lainnya

210 Supomo, Analisis Kebutuhan Air.....

Untuk ukuran sampel, diambil berdasarkan metode pengambilan sampel di atas yang meliputi tingkat ketepatan (precision) dan tingkat kepercayaan (confidence) sampel, dengan pengertian : a. Ketepatan (precision) mengacu pada

seberapa dekat estimasi peneliti ber-dasarkan sampel yang terpilih terha-dap karakteristik yang sebenarmya dari populasi.

b. Confidence level : derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan sebuah sampel. Confidence level 95%-99%. Semakin tinggi Condidence level semakin dapat dipercaya data tersebut. (100 - CL = 1%-5%) adalah persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir.

Metode Pengelohan Data Data yang telah diperoleh berdasar-

kan metode pengumpulan data yang ada, akan dijadikan sumber data utama guna mendapatkan hasil output yang dise-suaikan dengan kondisi di wilayah tersebut. Pengolahan data yang dilakukan hanya melihat dari faktor kebutuhan tiap kepala keluarga yang membutuhkan pendistribusian air baku setiap harinya. Hal yang akan dilakukan pertama kali adalah memasukkan variabel kebutuhan air baku sesuai dengan data yang telah diperoleh, melakukan perhitungan supply air yang dapat didistribusikan oleh sumber seropan dengan memkai jam pelayanan melalui perhitungan simulasi jam pelayanan sebelumnya.Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan simulasi jam pelayanan pada program Epanet 2.0

Hasil pengolahan data yang pertama, akan dimasukkan dalam variabel

perbandingan penurunan supply air baku. Untuk pengambilan sampel wilayah yang ditinjau, adalah Desa Gebangharjo, Desa Glinggang, Desa Joho, Desa Gedong, Desa Sumber Agung dan Desa Gambirsari. Data yang dilakukan perhitungan kebutuhan, hanya meliputi daerah yang berada di sekitar Reservoar Utama Gebangharjo yaitu Desa Glinggang dan Desa Gebangharjo. Proses pengolahan data hanya dilakukan dengan mengambil keluaran jumlah volume air yang dapat disalurkan reservoir tersebut, berdasarkan jam pelayanan pompa setiap harinya.

Pengambilan data volume air yang dapat didistribusikan, tetap berdasarkan pada volume air maksimum pada reservoir Gebangharjo yang hanya dapat mengalirkan air baku sebesar 7,01 lt/dtk dengan tingkat kebutuhan untuk dua desa yaitu Desa Gebangharjo 86400 liter dan Desa Glinggang 36288 liter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Tingkat Kebutuhan Air Baku

Seperti yang telah dituliskan di atas, bahwa wilayah yang akan dilakukan analisis tingkat penyaluran dan kebutuhan air baku, adalah dua desa terdekat dengan Reservoar Gebangharjo yaitu Desa Glinggang dan Desa Gebangharjo. Ada-pun data pendukung wilayah dan kependudukan dari wilayah Kecamatan Pracimantoro ditampilkan pada Tabel.1.

Untuk simulasi jam pelayanan yang telah dibuat skema jaringan pipa melalui program Epanet 2.0 dan data tingkat kebutuhan air baku kedua desa tersebut ditampilkan pada Tabel 2 serta Gambar 1.

211Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, Volume 10, No. 2 - Desember 2011

Tabel 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di 6 (enam) desa Kecamatan Pracimantoro

Desa Penduduk (Jiwa)

Luas (Km2)

Kepadatan (Jiwa/Km2)

Basuhan 3482 11.44 304 Glinggang 2722 7.21 378 Gebangharjo 2800 7.20 388 Gedong 4634 8.92 520 Joho 3425 11.56 296 Sumberagung 3166 11.08 286

Sumber : Pracimantoro dalam angka, BPS (2010)

Tabel 2. Simulasi tingkat kebutuhan dan supply air baku yang didapatkan untuk

setiap jam pelayanan di Desa Glinggang

Jam Pelayanan

Demand Supply

(liter/detik)

Shortage (liter/detik)

Kebutuhan tiap jam

(liter)

Kebutuhan Per Detik

(liter/detik)(1) (2) (3) (4) (5)

0:00 8500 2.36 1.06 1.3 1:00 6500 1.81 1.06 0.75 2:00 4032 1.12 1.06 0.06 3:00 5200 1.44 1.06 0.38 4:00 2411 0.67 1.06 0 5:00 2411 0.67 1.06 0 6:00 2411 0.67 1.06 0 7:00 2411 0.67 1.06 0 8:00 2412 0.67 1.06 0

Demand (tingkat kebutuhan) air baku setiap daerah, dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan penggunaan air baku setiap harinya, yang telah disesuaikan dengan jam penggunaan air baku untuk keperluan sehari-hari, tetapi demand diluar dari penggunaan air baku untuk ternak dan tanaman. Sedangkan untuk supply yang ditampilkan, didapatkan dari hasil simulasi jam pelayanan penyalaan pompa pada sumber Seropan yang selanjutnya didistribusikan menuju Reservoar Utama Gebangharjo.

Hasil supply tersebut didaptkan melalui program Epanet 2.0 dengan memasukkan data volume sumber Seropan, panjang pipa menuju reservoar Gebangharjo, dan pendistribusian air baku dalam beberapa jaringan pipa. Proses pengisian reservoar tersebut dilakukan pada 8 jam pelayanan, yaitu total keseluruhan 8 jam penyalaan pompa di dekat sumber Seropan. Kedua Tabel diatas, merupakan simulasi yang dilakukan ketika sumber Seropan masih memiliki kapasitas sebesar 800 lt/dtk.

212 Supomo, Analisis Kebutuhan Air.....

Tabel 3. Simulasi tingkat kebutuhan dan supply air baku yang didapatkan untuk

setiap jam pelayanan di Desa Gebangharjo

Jam Pelayanan

Demand Supply

(liter/detik)

Shortage (liter/detik)

Kebutuhan tiap jam

(liter)

Kebutuhan Per Detik

(liter/detik)(1) (2) (3) (4) (5)

0:00 15000 4.17 7.01 15000 1:00 13000 3.61 7.01 13000 2:00 10500 2.92 7.01 10500 3:00 5000 1.39 7.01 5000 4:00 2500 0.69 7.01 2500 5:00 2000 0.56 7.01 2000 6:00 12800 3.56 7.01 12800 7:00 13600 3.78 7.01 13600 8:00 12000 3.33 7.01 12000

Gambar 1. Pemodelan Sistem Pelayanan di Kecamamatan Pracimantoro dengan Epanet 2.0

Skema jaringan pelayanan dengan bantuan simulasi program Epanet 2.0, disusun berdasarkan topografi dari masing-masing wilayah dan lokasi sumber Seropan. Untuk mencapai reservoir Gebangharjo, debit air terlebih

dahulu harus melalui proses pemompaan dan melewati beberapa reservoir utama lainnya untuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Beberapa reservoir utama tersebut diantaranya Pokrandu Gombang, Keboan Gombang, Pokcucak dan

213Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, Volume 10, No. 2 - Desember 2011

Nglasombo Bedoyo. Reservoir tersebut hanya sebagai tampungan sementara setelah proses pengambilan air baku dari sumber Seropan dengan kedalaman 75 m dari permukaan tanah. Proses pen-distribusian ke rumah penduduk baru dimulai ketika sampai pada reservoir Gebangharjo. Untuk jam pelayanan dimulai dari pukul 5 pagi, dengan waktu perkiraan reservoar Gebangharjo akan terisi penuh dan dapat memulai distribusi kurang lebih 60 menit, yaitu sekitar pukul 6 pagi.

Pembagian kebutuhan tiap jam pada desa Glinggang dan desa Gebangharjo, dida-patkan berdasarkan perkiraan kebutuhan masyarakat pada pagi hari untuk memulai aktivitas. Kemudian setelah dilakukan simulasi ulang jam pelayanan dengan volume air yang dapat didistribusikan oleh reservoar utama, jam pelayanan yang menjadi lebih singkat yaitu menjadi 5 jam pelayanan.Simulasi jam pelayanan dengan data kapasitas sumber Seropan sebesar 500 lt/dtk, ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Simulasi tingkat kebutuhan dan supply air baku berdasarkan Volume air baku di Desa Glinggang

Jam Pelayanan

Demand Supply

(liter/detik)

Shortage (liter/detik)

Kebutuhan tiap jam

(liter)

Kebutuhan Per Detik

(liter/detik)(1) (2) (3) (4) (5)

0:00 8500 2.36 0.75 1.61 1:00 7500 2.08 0.75 1.33 2:00 6500 1.81 0.75 1.06 3:00 6000 1.67 0.75 0.92 4:00 4100 1.14 0.75 0.39 5:00 3688 1.02 0.u 0.27

Tabel 5. Simulasi tingkat kebutuhan dan supply air baku berdasarkan Volume air baku

di Desa Gebangharjo

Jam Pelayanan

Demand Supply

(liter/detik)

Shortage (liter/detik)

Kebutuhan tiap jam

(liter)

Kebutuhan Per Detik

(liter/detik)(1) (2) (3) (4) (5)

0:00 20000 5.56 5.05 0.50 1:00 17300 4.81 5.05 0 2:00 13100 3.64 5.05 0 3:00 13000 3.61 5.05 0 4:00 11000 3.06 5.05 0 5:00 12000 3.33 5.05 0

214 Supomo, Analisis Kebutuhan Air.....

Tabel 6. Output Pipa Pada Setiap Kondisi Initial Level

Nomor Pipa

Initial Level nol Initial Level Setengah Initial Level penuh

Flow Velocity Unit Headloss Flow Velocity Unit

Headloss Flow Velocity Unit Headloss

2 148.34 3.02 52.70 147.25 3 51.99 0 0 0 4 0.14 0 0 -17.98 0.37 1.06 0 0 0 6 0.05 0 0 -2.79 0.16 0.40 0 0 0 7 0 0 0 13.83 0.78 7.84 14.43 0.82 8.48 8 0 0 0 32.94 1.05 9.63 34.10 1.09 10.26 9 0 0 0 18.88 0.60 3.43 18.88 0.60 3.43

10 0 0 0 7.63 0.97 18.77 7.63 0.97 18.77 11 0 0 0 39.26 2.22 54.11 39.26 2.22 54.11 12 0 0 0 7.50 0.95 18.18 7.50 0.95 18.18 13 0 0 0 1.07 0.24 1.99 1.07 0.24 1.99

Output Pipa Sama dengan halnya dengan tangki

dan pompa, output pipa dipengaruhi oleh pemasukkan data initial level. Perbedaan kondisi tersebut sangat berpengaruh pada besaran debit yang dibutuhkan oleh setiap tangki. Debit yang masuk ke dalam tangki dan mengalir melalui pipa baik pipa transmisi maupun pipa distribusi saling berkaitan dengan hasil outputpompa yang berupa net inflow.

Arus air yang mengalir di dalam pipa dapat didefinisikan sebagai keku-rangan maupun kelebihan yang terdapat pada tangki sebelumnya. Tabel 6 menun-jukkan hasil output dari masing-masing pipa.

Hasil output pipa yang pada Tabel 6, didapatkan berdasarkan proses pendistribusian air baku melalui pipa-pipa sesuai dengan skema jaringan pelayanan pada Kecamatan Pracimantoro. Kondisi arus dan kecepatan aliran air ditentukan berdasarkan perkiraan kapasitas reservoir dalam kondisi penuh. Pengisian reservoir dalam kondisi penuh, didasarkan pada kapasitas maksimum reservoir tanpa adanya pendistribusian pada reservoir percabangan lainnya.

Simulasi Perubahan Muka Air Reservoir terhadap Operasional Pompa

Simulasi ini merupakan gambaran perubahan muka air reservoir yang terjadi

ketika program Epanet 2.0 dijalankan. Perubahan muka air reservoir ini ditandai dengan hasil keluaran program yang bernilai negatif, walaupun dalam program ini hasil negatif ditemukan, hal ini hanya menandakan bahwa reservoir tersebut mengalami penurunan debit aliran air (penurunan elevasi muka air) dalam jangka waktu tertentu. Reservoir yang terdapat dalam pengaliran air bersih untuk Kecamatan Pracimantoro terdiri dari lima reservoir yang digunakan. Penurunan muka elevasi reservoir ini dibandingkan terhadap kapasitas reservoir yang maksimum.

Reservoir yang dilakukan penin-jauan terhadap penurunan muka air, hanya pada reservoir Nglasombo Bedoyo dan Gebangharjo. Peninjauan ini dilaku-kan hanya untuk kedua reservoir tersebut, dikarenakan yang menjadi tinjauan jam pelayanan untuk penelitian ini hanya pada distribusi air baku untuk desa Glinggang dan desa Gebangharjo.

Reservoir Nglasombo Bedoyo Reservoir Nglasombo Bedoyo

merupakan reservoir yang terletak pada elevasi + 403 m dari permukaan laut, dimana reservoir ini memiliki kapasitas sebesar 100 m3 pada kondisi initial level maksimum yaitu kondisi dimana reservoir dalam keadaan penuh pada saat awal pompa dijalankankan (pukul 06.00 pagi).

215Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, Volume 10, No. 2 - Desember 2011

Tabel 7. Simulasi Penurunan Muka Air Reservoir Nglasombo Bedoyo

Jam Pelayanan

Demand (35 liter/detik) V

(m3) Muka air Reservoir (m3)

Perubahan Muka Air Reservoir

(m3)

(1) (2) (3) (4)

0:00 100.00 221.83 -121.83 1:00 217.62 217.62 0.00 2:00 218.45 218.45 0.00 3:00 217.98 217.98 0.00 4:00 218.30 218.30 0.00 5:00 218.52 218.52 0.00

Reservoir Gebangharjo Reservoir Gebang Harjo merupa-

kan reservoir yang terletak pada elevasi + 403 m dari permukaan laut, dimana reservoir ini memiliki kapasitas sebesar 500 m3 pada kondisi initial level maksimum yaitu kondisi dimana reservoir dalam keadaan penuh. Reservoir ini di kondisikan dalam initial level maksimum, disebabkan karena posisi reservoir Gebangharjo merupakan reservior utama sebelum pendistribusian ke hidran-hidran umum masing-masing desa.

Dari kedua perbandingan simulasi penurunan muka air kedua reservoir tersebut, didapatkan pada reservoir Gebangharjo, terjadi penurunan yang signifikan untuk volume air yang dapat di

tampung (dalam kondisi ponpa tidak menyala sepanjang jam pelayanan). Jika dilihat dari kedua volume pada reservoir utama tersebut, maka distribusi air baku untuk desa Glinggang dan desa Gebangharjo tidak dapat terpenuhi.

Perbandingan Simulasi Jam Pelayanan

Setelah dilakukan proses perhi-tungan ulang sesuai dengan debit air yang mengalami penurunan, jelas terjadi pe-ngurangan jam pelayanan dengan kappa-sitas simpanan pada reservoir dari batas kebutuhan akan air baku pada kedua desa tersebut. Pengurangan jam pelayanan tersebut mempengaruhi waktu pelayanan ponpa dari sumber Seropan.

Tabel 8. Simulasi Penurunan Muka Air Reservoir Gebangharjo

Jam Pelayanan

Demand (35 liter/detik)

V (m3) Muka air Reservoir

(m3)

Perubahan Muka Air Reservoir

(m3)

(1) (2) (3) (4)0:00 500.00 29.05 470.95 1:00 4.46 29.05 -24.59 2:00 4.46 29.05 -24.59 3:00 4.46 29.05 -24.59 4:00 4.46 29.05 -24.59

5:00 4.46 29.05 -24.59

216 Supomo, Analisis Kebutuhan Air.....

Simulasi Pelayanan Kebutuhan Desa Glinggang

Untuk kebutuhan akan air baku desa Glinggang, pada kondisi debit sumber Seropan yang mengalami penu-runan membuat cadangan air pada reservoir Gebangharjo mengalami penu-runan muka air yang relative besar. Dari jam pelayanan 8 jam dengan supply air baku 1.06 lt/det dengan jam pelayanan yang berkurang hanya menjadi 5 jam/hari, maka supply air baku untuk desa tersebut berkurang menjadi 0.75 lt/dtk sehingga menghasilkan storageyang lebih besar dari jam pelayanan sebelumnya. Hal ini bukan berarti adanya tampungan air yang lebih banyak, melainkan adanya kelebihan aliran air untuk jam-jam tertentu, dikarenakan elevasi daerah Desa Glinggang yang jauh lebih tinggi dari desa Gebangharjo.

Simulasi Pelayanan Kebutuhan Desa Gebangharjo

Sedangkan untuk kebutuhan desa Gebangharjo, supply air baku dengan jam pelayanan 8 jam adalah sebesar 7.01 lt/dtkdengan jam pelayanan yang juga berkurang menjadi 5 jam/perhari, dengan supply air baku menjadi 5.05 lt/dtk. Storage yang didapatkan adalah sebesar 0.50 lt/dtk, nilai tersebut didapatkan hanya pada jam pelayanan pertama, yaitu pertama kali pompa dinyalakan, sedang-kan untuk jam pelayanan selanjutnya storage yang dihasilkan ada pada kapasitas yang kurang atau tidak terisi, dengan tingkat kebutuhan yang relative masih besar.

Desa Gebangharjo terletak pada elevasi +403 m dari reservoir Gebangharjo, tetapi pendistribusian pada desa tersebut, tidak semaksimal pada desa Glinggang.

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanBerdasarkan hasil analisis dan

perbandingan data di atas, baik berupa data primer maupun data sekunder, pengolahan data yang meliputi pengo-lahan data distribusi air bersih dengan program Epanet 2.0 maupun analisis wilayah studi yang didapatkan, maka dapat disimpulkan antara lain : 1. Jam Pelayanan untuk distribusi air

baku pada wilayah Kecamatan Pracimantoro, khususnya untuk wila-yah Desa Glinggang dan Desa Gebangharjo mengalami penurunan dari pelayanan selama 8 jam menjadi hanya 5 jam.

2. Perubahan jam pelayanan ini, mengakibatkan pendistribusian pada wilayah Desa Gebangharjo menga-lami kekurangan, yaitu hanya memiliki storage pada jam pelayanan pertama yaitu pada kondisi reservoir Gebangharjo initial level maksimum.

3. Adanya pengaturan pengambilan air pada jam-jam tertentu, seperti tidak adanya pengambilan air pada jam-jam yang memiliki nilai supplynegative (pada tabel simulasi pela-yanan ditampilkan nilai debit air 0 lt/dtk) tetapi kebutuhan air pada jam tersebut dapat digantikan pada jam-jam lain yang nilai supply lebih besar dari nilai demand.

4. Adanya penurunan muka air pada reservoir Nglambo, untuk jam pelayanan 5 jam, rata-rata sebesar 218.73m3 yang terjadi secara kon-tinu setiap jamnya sehingga meng-akibatkan muka air yang tercipta pada reservoir Gebangharjo menga-lami penurunan yaitu sebesar 29.05 m3 hingga mempengaruhi storagepada reservoir Gebangharjo.

217Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, Volume 10, No. 2 - Desember 2011

SaranBerdasarkan beberapa kesimpulan

yang didapatkan, penulis mencoba untuk memberikan saran guna peningkatan hasil yang lebih baik, antara lain : 1. Perlu adanya tinjauan ulang untuk

jam penyalaan pompa di sumber Seropan, yang telah disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masya-rakat kedua desa tersebut.

2. Pengisian pada reservoir utama harus dilakukan pada initial level maksi-mum, yaitu pada kondisi reservoir penuh.

3. Adanya proses pembangunan ulang sarana pendistribusian, yang meliputi pipa, pompa maupun reservoir utama yang telah disesuaikan dengan kondisi topografi dan kebutuhan masyarakat tiap harinya.

4. Pemanfaatan sumber air baku lainnya, sebagai contoh Sumber Bribin yang terletak di wilayah Propinsi Yogyakarta guna memak-simalkan sistem pompa yang ada.

5. Adanya kesadaran dari masyarakat di wilayah sumber Seropan guna menjaga keberlangsungan sumber air baku Seropan dengan lebih bijak dalam menggunakan air baku yang tersedia.

6. Diperlukannya kerjasama dengan pihak luar, baik dalam hal dana, sarana maupun tenaga ahli guna peningkatan proses distribusi air baku yang memanfaatkan sumber Seropan.

DAFTAR PUSTAKA

PT. SAPTA ADHI PRATAMA, 2010 “Proyek : Penyusunan SOP pengelolaan Air Baku Seropan Gunung Kidul”, Laporan Akhir Departemen Pekerjaan Umum,Bandung

PT. SAPTA ADHI PRATAMA, 2010 “Standar Operasi dan Pemeliharaan”, Pengelolaan Air Baku Seropan Gunung Kidul, Bandung

PT. BINA KARYA, 2005 “Pekerjaan : Pengukuran dan Detail Desain untuk Penyediaan Air Baku Pedesaan (6 Desa) di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri”, Laporan Akhir Departemen Pekerjaan Umum,Semarang

GAJENDRA CV, 2005 ”Penyusunan Feasibility Study Sumber Seropan Untuk Pelayanan Air Bersih Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri”, Laporan Akhir BAPPEDA Kabupaten Wonogiri, Wonogiri

Lewis A. Rossman, 2000 Epanet 2: Users Manual, National Risk Management Research Laboratory, Amerika Serikat

Ven Te Chow,1992 Hidrolika Saluran Terbuka, Penerbit Erlangga, Jakarta

JMK Dake,1985 Hidrolika Teknik,Penerbit Erlangga, Jakarta, 1985

McGraw-Hill, 1991 Water Supply and Sewerage, Civil Engineering Series, USA

Ram S. Gupta, Ph. D.,1989 Hydrologyand Hydraulic Systems, P.E Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.