Jurnal HPP Nisa Fix

18
Pre-Eklamsia Meningkatkan Resiko Perdarahan Postpartum: Studi Kohort Nasional di Belanda Abstrak Latar Belakang: perdarahan postpartum adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal di seluruh dunia. Mengidentifikasi indikator risiko perdarahan postpartum sangat penting untuk memprediksi kondisi yang mengancam jiwa. Penyebab utama lainnya yang berperan dalam morbiditas dan mortalitas maternal adalah pre-eklamsia. Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang bertentangan dalam hubungan antara pre- eklamsia dan perdarahan postpartum. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara pre- eklamsia dan perdarahan postpartum. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi indikator risiko lain untuk perdarahan postpartum di Belanda. Metode: kohort nasional telah digunakan, berisi data prospektif yang dikumpulkan dari wanita yang melahirkan setelah usia kehamilan lengkap 19 minggu dari Januari 2000 sampai Januari 2008 (n= 1 457 576). Data diambil dari Netherland Perinatal Registry, mencakup 96% dari seluruh persalinan di Belanda. Pengukuran hasil utama, perdarahan postpartum, didefinisikan sebagai kehilangan darah 1000 ml dalam 24 jam setelah persalinan. Hubungan antara pre-eklamsia dan perdarahan postpartum diteliti dengan analisis regresi logistik uni- dan multivariabel. Hasil: prevalensi keseluruhan dari perdarahan postpartum sebanyak 4.3% dan pre-eklamsia 2.2%. Dari 31 560 wanita dengan pre-eklamsia 2 347 (7.4%) berkembang menjadi perdarahan postpartum, dibandingkan dengan 60 517 (4.2%) dari 1 426 016 wanita tanpa pre-eklamsia (odds rasio 1.81; 95% CI 1.74 sampai 1.89). Risiko perdarahan postpartum pada wanita dengan pre- eklamsia tetap meningkat setelah disesuaikan untuk pembaur (penyesuaian odds rasio 1.53; 95% CI 1.46 sampai 1.60).

description

journal reading

Transcript of Jurnal HPP Nisa Fix

Pre-Eklamsia Meningkatkan Resiko Perdarahan Postpartum: Studi Kohort Nasional di BelandaAbstrakLatar Belakang: perdarahan postpartum adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal di seluruh dunia. Mengidentifikasi indikator risiko perdarahan postpartum sangat penting untuk memprediksi kondisi yang mengancam jiwa. Penyebab utama lainnya yang berperan dalam morbiditas dan mortalitas maternal adalah pre-eklamsia. Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang bertentangan dalam hubungan antara pre-eklamsia dan perdarahan postpartum. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara pre-eklamsia dan perdarahan postpartum. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi indikator risiko lain untuk perdarahan postpartum di Belanda.Metode: kohort nasional telah digunakan, berisi data prospektif yang dikumpulkan dari wanita yang melahirkan setelah usia kehamilan lengkap 19 minggu dari Januari 2000 sampai Januari 2008 (n= 1 457 576). Data diambil dari Netherland Perinatal Registry, mencakup 96% dari seluruh persalinan di Belanda. Pengukuran hasil utama, perdarahan postpartum, didefinisikan sebagai kehilangan darah 1000 ml dalam 24 jam setelah persalinan. Hubungan antara pre-eklamsia dan perdarahan postpartum diteliti dengan analisis regresi logistik uni- dan multivariabel.Hasil: prevalensi keseluruhan dari perdarahan postpartum sebanyak 4.3% dan pre-eklamsia 2.2%. Dari 31 560 wanita dengan pre-eklamsia 2 347 (7.4%) berkembang menjadi perdarahan postpartum, dibandingkan dengan 60 517 (4.2%) dari 1 426 016 wanita tanpa pre-eklamsia (odds rasio 1.81; 95% CI 1.74 sampai 1.89). Risiko perdarahan postpartum pada wanita dengan pre-eklamsia tetap meningkat setelah disesuaikan untuk pembaur (penyesuaian odds rasio 1.53; 95% CI 1.46 sampai 1.60).Kesimpulan: wanita dengan pre-eklamsia meningkatan risiko 1.53 untuk mengalami perdarahan postpartum. Para klinisi harus waspada terhadap hal ini dan menggunakan pengetahuannya dalam manajemen pre-eklamsia dan kala tiga dari persalinan dalam rangka mencapai the fifth Millenium Developmental Goal dalam mengurangi rasio mortalitas 75% pada 2015.

PendahuluanPerdarahan postpartum (PPH) sekitar 25-35% dari seluruh kematian maternal di seluruh dunia. Sayangnya, masih terdapat berbagai definisi. WHO mendefinisikan PPH sebagai kehilangan darah 500 ml pada 24 jam pertama setelah persalinan, meskipun pada sumber yang tinggi mendefinisikan kehilangan darah 1000 ml terlihat lebih sesuai. Penyebab utama dari PPH adalah atonia uteri, retensio plasenta, trauma jaringan lunak maternal, dan koagulopati.Meskipun pada negara dengan pendapatan yang tinggi rasio mortalitas maternal jauh lebih rendah daripada di negara dengan pendapatan rendah, masih 13% akibat dari PPH. Karena rasio mortalitas maternal yang rendah dan morbiditas maternal akut berat meningkatkan perhatian sebagai indikator kualitas baru dalam perawatan obstetrik. Pada penelitian kohort nasional di Belanda, insiden perdarahan obstetri utama sebanyak 4.5 per 1000 kelahiran dan case fatality rate sebanyak 1:201 (0.5%). Pencegahan dan manajemen dari PPH sangat penting dalam mencapai the fifth Millennium Developmental Goal untuk mengurangi rasio mortalitas maternal sebanyak 75% pada 2015. Ini menekankan pentingnya mengidentifikasi indikator risiko spesifik, seperti riwayat PPH sebelumnya, multiparitas, makrosomia, induksi persalinan, partus lama, persalinan pervaginam operatif dan sectio cesarea. Penyebab utama kematian dan morbiditas ibu adalah pre-eklamsia (PE), menyulitkan 2-8% kehamilan di seluruh dunia dan 2-5% di negara dengan sumberdaya tinggi. Sementara beberapa penelitian menyelidiki PE sebgai salah satu dari banyak indikator risiko untuk PPH, hanya satu penelitian yang memfokuskan pada hubungan antara PE dan PPH. Pemikiran ini dianggap mempertimbangkan patogenesisnya yag multifaktorial, dimana faktor angiogenik, disfungsi endotel dan ketidaksesuaian aliran darah uteroplasenta mengakibatkan hipertensi dan koagulasi yang abnormal.Klasifikasi hubungan antara dua penyebab paling penting dari mortalitas dan morbiditas maternal akan membantu meningkatkan pencegahan dan manajemennya. Oleh karena itu, tujuan kami adalah untuk menyelidiki hubungan antara PE dan PPH. Tujuan kedua kami adalah untuk menentukan prevalensi dan indikator risiko untuk PPI diantara wanita hamil di Belanda.

Materials and MethodsDatabaseKami menggunakan data dari Netherlands Perinatal Registry, sebuah register nasional terkait yang mencakup informasi mengenai ibu, obstetrik, postpartum dan neonatal pada setiap kelahiran dari Januari 2000 sampai Januari 2008. Kurang lebih 96% dari semua kelahiran di Belanda masuk dalam register.

DefinisiPengukuran hasil utama, PPH, didefinisikan sebagai kehilangan darah 1000 ml dalam 24 jam setelah persalinan. PE didefinisikan sebagai tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg dengan tampilan proteinuria setelah kehamilan 20 minggu, berdasarkan rekomendasi dari International Society for the Study of Hypertension in Pregnancy. Formulir registrasi mencakup kolom untuk tekanan darah diastolik maksimum dan pilihan untuk proteinuria ya atau tidak dengan kolom untuk jumlah proteinuria. Definisi PE berdasarkan tampilan proteinuria 0.3 g/hari, 24.0% wanita dengan proteinuria hilang dari kolom jumlah proteinuria. Wanita pada perawatan primer dirujuk ke perawatan sekunder jika proteinuria muncul atau tekanan darah diastolik lebih dari 95 mmHg atau jika kombinasi lebih dari 90 mmHg disertai dengan keluhan. Pada perawatan primer semua wanita dengan tekanan darah diastolik 90 mmHg dicek lebih sering dan dikontrol untuk proteinuria berdasarkan prosedur yang berlaku. Selain itu kami mendefinisikan PE berat sebagai eklamsia atau PE dengan tekanan darah 110 mmHg atau protinuria 5 gram atau usia kehamilan kurang dari 32 minggu.

CharacteristicsKami mengevaluasi karakteristik ibu, kehamilan, persalinan, dan postpartum. Karakteristik ibu termasuk usia pada saat melahirkan, dikategorikan kedalam 6 kelompok: