Jurnal - Euthanasia

download Jurnal - Euthanasia

of 14

description

euthanasia

Transcript of Jurnal - Euthanasia

  • 1 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    International NGO Journal Vol. 3 (12), pp. 224-231, December, 2008

    Available online at http:// www.academicjournals.org/INGOJ

    ISSN 19938225 2008 Academic Journals

    Dari http://www.academicjournals.org/ingoj/pdf/pdf2008/December/Goel.pdf diunduh pada tanggal 19 Mei 2013

    Euthanasia Akhir dari Sebuah Kehidupan

    Kehidupan adalah sesuatu yang berharga, tetapi dalam beberapa kondisi tertentu akan

    menjadi menyakitkan dan tidak mungkin untuk dipertahankan lagi kehidupan tersebut.

    Euthanasia menjadi kata baru yang menjadi umum. Pada desember 2004 seseorang yang

    bernama Venkatesh meminta hak-nya untuk mati. Euthanasia adalah izin atau lisensi untuk

    profesional medis untuk mengakhiri kehidupan seseorang. Legal tidaknya euthanasia masih

    diperdebatkan dalam kalangan hukum, karena tidak dapat dipungkiri jika euthanasia ini

    diizinkan dalam hukum, dapat menjadi ancaman terbesar bagi makhluk hidup. Konsep ini

    sampai sekarang masih diperdebatkan, yang menjadi sorotan utama adalah apa yang harus

    menjadi landasan hukum dalam melegalkan euthanasia? oleh karena itu tujuan dari

    penulisan ini adalah untuk menguji berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan euthanasia,

    terutama dalam perspektif tradisional disamping melegalkan hukum dari MTP dan untuk

    menyarankan aspek-aspek legal untuk membuat hidup yang lebih baik bahkan disaat akhir

    dari kehidupan seseorang (sekarat). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jika hal ini

    diperbolehkan, apakah itu akan menjadi hak oleh dokter untuk menganjurkannya atau

    menjadi hak relatif dari pasien untuk memperoleh persetujuan tindakan?

    PENDAHULUAN

    Antipati (sikap tidak suka) adalah kata yang menjelaskan tentang posisi atau perasaan

    tertentu. Bapak dari ilmu hukum, Bentham, menggambarkan antipati sebagai suatu salah

    satu penentu hukum dan perundang-undangan, yang menimbulkan suatu pengaruh yang

    sangat kuat atas moral manusia. Seperti yang telah didefiniskan oleh Bentham, antipati

    terbagi dalam 6 bagian yang berbeda: rasa jijik, harga diri yang terluka, resistensi individu

    dan kekuasaan, keyakinan dimasa depan, keinginan, dan iri. Betham menggambarkannya

    sebagai penyebab yang menimbulkan perasaan simpati didalam masyarakat.

  • 2 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    Teori kesenangan dan rasa sakit menjelaskan bahwa melalui suatu tes dengan

    konsekuensi adanya sanksi hal ini dapat dibentuk. Tidak diragukan lagi antara kesenangan

    dan rasa sakit memiliki keterkaitan satu sama lain, akan tetapi terkadang rasa sakit itu timbul

    terlalu berlebihan, bahkan rasa sakit itu juga dapat diraskan oleh orang atau masyarakat yang

    dekat dengan orang tersebut. Rasa sakit ini sangat dipertanyakan, apakah hukum bisa

    menyelesaikannya mengingat masalah yang dihadapi oleh orang tersebut atau

    mengesampingkan penderitaan orang tersebut untuk melawan rasa sakitnya. Pada

    kenyataannya penderitaan dan rasa sakit ketika hendak mendekati kematian lebih mengerikan

    dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Disini bisa dikatakan bukanlah suatu kematian

    yang harus ditakuti, tapi hampir mati. Hal ini menjelaskan bahwa seseorang tidak takut

    untuk mati akan tetapi ketakutan untuk melalui penderitaan sebelum kematian itulah yang

    ditakuti.

    Untuk mengakhiri hidup seseorang yang menderita sakit parah dan kematiannya dapat

    dipastikan, dikenal sebagai konsep euthanasia.

    DEFINISI EUTHANASIA

    Euthanasia adalah pembunuhan yang disengaja oleh tindakan atau kelalaian manusia

    dipandang dari segi kepentingannya. Dimana maksud dari euthanasia itu adalah menjelaskan

    tentang bunuh diri berdasarkan suatu bentuk persetujuan, sedangkan seseorang dikatakan

    sebagai bunuh diri jika orang tersebutlah yang melakukannya sendiri. Euthanasia adalah

    suatu bentuk bunuh diri yang terjadi ketika seseorang yang hendak mati memperoleh

    informasi, anjuran, dan sarana untuk digunakan dalam memutuskan kehidupan mereka

    sendiri. Ketika seorang dokter diminta untuk menolong seseorang untuk membunuh dirinya

    sendiri dikenal sebagai bunuh diri yang dibantu dokter (Assisted suicide).

    Kata Euthanasia disini masih ambigu dan memiliki beberapa makna. Oleh karena

    itu harus ada penjelasan yang tepat untuk mengartikannya. Untuk tujuan laporan ini,

    euthanasia berarti tindakan menghakhiri hidup seseorang atas dasar belas kasihan, ketika

    seseorang dalam keadaan sakit parah dan penderitaan tersebut tidak tertahankan lagi.

    Biasanya Euthanasia didefinikan sebagai kematian yang lembut dan mudah, hal ini

    terutama berkaitan dengan kasus-kasus penyakit yang tidak dapat lagi disembuhkan. Kata

    euthanasia berasal dari bahasa yunani Euthanatos berasal dari kata Eu yang berarti baik

    dan thanatos yang berarti kematian. Yaitu suatu bentuk pembunuhan yang didasarkan

    pada belas kasihan atas sakit dan ketidak mampuan seseorang atau mengakhiri rasa sakit

  • 3 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    seseorang yang menderita sakit parah. Artinya, euthanasia dapat dilakukan dengan

    persetujuan (voluntary euthanasia) atau tanpa persetujuan (involuntary euthanasia).

    Involuntary euthanasia dilakukan sukarela tanpa individu tersebut memberikan persetujuan

    secara khusus, dimana menurut beberapa orang hal ini dianggap sebagai pembunahan.

    Ivoluntary euthanasia dapat dilakukan ketika seseorang tidak mampu untuk membuat

    keputusan sendiri sehingga keputusan diserahkan sepenuhnya kepada yang mewakili.

    Euthanasia yang dilakukan dengan persetujuan wakil ini sangat kontroversional, terutama

    karena beberapa hal wakil memiliki otoritas untuk mengakhiri kehidupan pasien tersebut.

    Seorang pasien yang didiagnosa menderita suatu penyakit (terutama yang parah) akan

    merasakan suatu keputus asaan dan kekesalan. Dia akan kehilangan harapan dan kedamaian.

    Beberapa bantuan medis mungkin tidak dapat membantu banyak dalam hal ini, maka dari itu

    timbul pertanyaan apakah bijaksana bila euthanasia itu dilegalkan sehingga kesedihan dari

    seseorang dapat diminimalkan dengan memberikannya kematian secara damai.

    KLASIFIKASI

    Ada beberapa jenis euthanasia yang semuanya memiliki definisi yang berbeda-beda.

    Euthanasia dapat diklasifikasikan antara lain:

    1. PASSIVE EUTHANASIA

    Didefinisikan sebagai mempercepat kematian dengan cara menghentikan alat

    pendukung kehidupan dan membiarkan kematian terjadi secara alami seperti

    menghentikan prosedur medis, obat-obatan dan lain-lain. Atau menghentikan

    pemberian makanan dan minuman dan membiarkan orang tersebut mati karena

    kelaparan atau dehidrasi. Atau tidak memberiakan CPR pada seseorang dengan henti

    jantung, agar orang tersebut meninggal. Prosedur ini dilakukan pada seseorang

    dengan sakit parah, sehingga kematian terjadi secara alami dan lebih cepat.

    2. ACTIVE EUTHANASIA

    Yaitu mematikan seseorang melalui tindakan langsung, sebagai tanggapan atas

    permintaan dari orang tersebut.

    3. PHYSICIAN ASSISTED SUICIDE (PAS) bunuh diri dengan bantuan dokter

    Seorang dokter menyediakan informasi dan atau sarana untuk bunuh diri untuk

    seseorang (contoh: seseorang meminta untuk diresepkan obat tidur dengan letal

    dosis), sehingga orang tersebut dapat dengan mudah mengakhiri hidupnya sendiri.

    Istilah yang umum digunakan adalah Voluntary Passive Euthanasia (VPE).

  • 4 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    4. INVOLUNTARY EUTHANASIA

    Istilah ini digunakan untuk menggambarkan mengakhiri hidup seseorang yang

    tidak secara tegas meminta bantuan untuk mati. Hal ini paling sering dilakukan untuk

    pasien yang berada dalam keadaan sekarat atau dalam keadaan koma dan mungkin

    tidak akan pernah pulih kembali.

    Kemajuan dalam ilmu kedokteran telah menghasilkan berbagai pertanyaan

    baik untuk individu itu sendiri atau kelompok untuk merenungkan Apa baik jika

    seseorang tetap hidup? Apakah ia sanggup untuk tetap bertahan hidup walau hidup itu

    tak bermakna lagi? Demikian juga dengan kematian alami obat dapat menopang

    kehidupan secara artifisial. Kemudian muncul pertanyaan kapan bisa dikatakan

    sebagai kematian alami?

    SIGNIFIKAN EUTHANASIA

    Survey dinegara-negara Eropa menunjukkan bahwa ribuan orang secara rutin dibantu

    untuk mati oleh dokter setiap tahunnya.

    Pada tahun 1992, Sue Rodriguez menginginkan hak dirinya untuk mati menjadi

    sorotan utama di Kanada. Dalam sebuah pernyataan disebuah vidio yang ditanyangkan pada

    anggota parlement, wanita asal Victoria ini didiagnosis menderita penyakit Lou Gehrig pada

    tahun 1991 (Lou Gehrig disebut juga sebagai ALS Amyotrophic Lateral Sclerosis, suatu

    penyakit dimana penderita tidak bisa menelan, berbicara atau bahkan bernapas), meminta

    anggota parlement untuk mengubah hukum Assisted Suicide (bunuh diri yang dibantu) dan

    euthanasia.

    Dia berkata Jika aku tidak bisa memberi persetujuan diriku sendiri untuk mati, lalu

    tubuh siapa ini?. Mahkamah Agung Kanada pada akhirnya memutuskan untuk menentang

    Rodriguez, tetapi perjuangannya ini menggemparkan publik. Rodriguez bunuh diri pada 1994

    dengan dokter yang tidak dikenal.

    Undang-undang Amerika nomor 21 menjamin hak hidup yang berarti hak untuk

    hidup bermartabat. Tidak diragukan lagi hal itu tidak bisa dikatakan sebagai hak untuk

    mengakhiri hidup. Hak hidup itu mencakup hak dan martabat manusia untuk hidup sampai

    akhir kehidupan. Hak dalam bermartabat ini juga termasuk hak untuk menentukan kematian

    dan menentukan prosedur kematian. Dengan kata lain seseorang yang sedang sekarat dan

    tidak memiliki harapan untuk hidup, mempunyai hak untuk mati secara terhormat.

  • 5 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    Ada banyak kasus diberbagai negara dimana menunjukkan tidak konsistennya hukum

    pidana dalam menanggapi praktisi medis yang mengambil keputusan untuk membatasi hidup

    seseorang.

    Sebagai contoh seorang dokter sesuai dengan instruksi dari pasiennya yang sedang

    sekarat sengaja menyuntikkan kalium klorida yang banyak agar pasiennya meninggal,

    keputusan sepenuhnya berada ditangan dokter. Ini terlepas dari fakta bahwa dokter merasa

    kasihan kepada pasien tersebut. Namun keputusan itu akan dirasakan berat oleh keluarga

    maupun orang terdekat pasien.

    Dalam Airedale NHS Trust Vs Bland (1993) yang berjudul House of Lord, tentang

    keputusan untuk menghentikan pemberian makan. Pada kasus ini orang X terluka parah

    pada saat terjadi bencana disebuah stadion. Sebagai hasilnya ia kehilangan seluruh fungsi

    otak yang lebih tinggi, dari pihak medis menyatakan bahwa tidak ada lagi harapan untuk

    hidup dan dipastikan otaknya tidak akan berfungsi seperti semula. Dia makan dari fungsi

    tubuhnya yang lain yang diberikan secara buatan dan menerima terapi antibiotik untuk

    mencegah infeksi berulang agar tetap hidup.

    Sebelum kecelakaan itu, ia tidak dapat menyatakan apapun mengenai dirinya dan

    bagaimana dia harusnya diperlakukan dalam kondisi seperti ini. Pihak rumah sakit yang

    menangani kasus ini didukung oleh orang tua dari X setuju untuk tidak melanjutkan semua

    bantuan hidup dan bantuan medis lain. Dalam house of lord memutuskan bahwa walaupun

    dokter memutuskan tidak ada kewajiban untuk mempertahankan hidup seseorang, dalam

    prakteknya pengobatan tetap harus dilanjutkan (UU India 1993,2 (4)).

    Ada banyak definisi untuk kata Terminal (Penyakit Stadium Terminal), misalnya

    Jack Kevorkian yang ikut bertanggung jawab atas kematian lebih dari 130 orang sebelum ia

    dihukum karena pembunuhan mengatakan bahwa penyakit terminal adalah setiap penyakit

    yang membatasi kehidupan bahkan untuk satu hari. Dr.Death; tidak ada hukum diperlukan

    pada euthanasia, setiap penyakit yang membatasi rentang kehidupan adalah Terminal.

    Psikiater Belanda Dr. Boudewijn Chabot yang memberikan dosis fatal pada pasien depresi,

    tetapi secara kesehatan wanita tersebut sehat menyatakan keinginan untuk bunuh diri secara

    terus-menerus, adalah Terminal

    Dipengadilan tertinggi india dalam kasus Venkatesh, 17 Desember 2004 dimana ia

    meninggal dalam tidur, sebelum kematiannya ia berpesan untuk mendonorkan organ

    tubuhnya ke Andhra Pradesh HC ditolak oleh pengadilan. Dari pihak rumah sakit berkata

    mendonorkan organ dalam kasus euthanasia atau pembunuhan yang dibantu, adalah

    perbuatan yang dilarang di india. Pengadilan setuju bahwa hukum tidak mengizinkan

  • 6 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    transplantasi organ dari orang yang masih hidup. Pengadilan yang lebih tinggi Gupta dan

    Naraya mengatakan hukum yang ada tidak memiliki ketentuan tersebut dan permintaan

    tesebut tidak dapat diberikan. Ibu dari anak ini K.Sujatha (karena keinginan anaknya tidak

    dapat dipenuhi pengadiln) bahkan membuat sumpah untuk melegalkan hukum euthanasia di

    India. Tidak adanya hukum tentang euthanasia di negara kita menjadikan hal ini terjadi:

    1. Keinginan terakhir anak tersebut untuk membantu orang lain tidak dapat terpenuhi

    2. Ibu dan kerabat lain akan merasa sakit karena tidak dapat memenuhi keinginan

    anak tersebut

    3. Para pasien yang membutuhkan sumbangan organ dari orang sehat kehilangan

    kesempatan untuk menjalani kehidupan seperti orang sehat lainnya.

    Dalam kasus lain Terri Schiavo, yang meninggal baru-baru ini karena sakitnya. Dia

    tidak mampu untuk membuat keputusan sendiri untuk menentukan kehidupannya karena dia

    dalam keadaan vegetatif yang persisten selama 15 tahun setelah mengalami kerusakan otak

    yang luas. Kasus ini dipublikasikan diseluruh dunia dan setelah mendapat intervensi dari

    presiden amerika serikat, selang yang selama ini digunakan untuk memberi makan Terri

    dicabut dan setelah 12 hari kemudian, Terri meniggal dunia.

    Dalam Islam semua hal yang tergolong dalam bunuh diri tidak diperbolehkan. Prof.

    Masadul Hasan menuliskan bahwa islam melarang umatnya untuk melakukan bunuh diri.

    Manusia adalah khalifah Allah dimuka bumi dan bila ia melakukan bunuh diri, ia berarti

    melarikan diri dari kewajibannya kepada Allah. Hal ini terdapat dalam surat Al-Quran

    berikut:

    Janganlah tanganmu itu kau gunakan dalam perusakan jangan membunuh atau

    menghancurkan dirimu sendiri Allah-lah yang memberi kehidupan anda: ialah yang

    memutuskan....

    Islam memandang hidup sebagai sesuatu yang sangat berharga dan ingin setiap orang

    untuk mengabdikan hidup mereka dalam menjalani kehidupan dan bersama masyarakat

    sekitar juga. Hidup tidak berarti hanya untuk diri sendiri saja. Allah memberikanmu

    kehidupan untuk melayani masyarakat. Nilai kehidupan dapat dinilai dari ayat Al-Quran

    berikut:

    siapapun yang membunuh satu orang sedangkan orang tersebut tidak membuat

    kerusakan dimuka bumi, maka ia dianggap membunuh seluruh umat manusia. Dan jika ia

    menyelamatkan satu nyawa ia menyelamatkan nyawa umat seluruh dunia

    Dalam hukum islam, islam melarang beberapa jenis makanan yaitu bangkai, darah,

    daging babi, hewan yang mati karena dipukul, hewan yang jatuh dari ketinggian, dan lain-

  • 7 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    lain. Tapi dalam beberapa situasi tertentu untuk menyelamatkan nyawa seseorang, seseorang

    diperbolehkan untuk memakan apa yang dilarang tersebut untuk menyelamatkan nyawa

    seseorang.

    Yang paling eksplisit adalah pernyataan dari umat kristen tentang bunuh diri yang

    dibuat oleh Voltaire. Dia bertanya-tanya kenapa bunuh diri dianggap sebagai suatu kejahatan

    sementara perang jauh lebih berbahaya bagi umat manusia dari pada bunuh diri. Karena dia

    menganggap bahwa bunuh diri bukanlah suatu bentuk dari perbuatan antisosial.

    Charles Moor dalam sebuah karyanya bunuh diri menurut pandangan patristik. Dia

    berpikir bunuh diri bukanlah sesuatu yang salah karena manusia dalam hidupnya tidak tahu

    secara pasti apa yang akan terjadi dikehidupannya mendatang, walaupun jika kehidupan

    tersebut menjadi lebih baik, ia tidak pernah yakin apakah akan terus berjalan dengan baik

    kedepannya. Dengan melakukan bunuh diri mungkin adalah salah satu cara untuk

    menetralkan beberapa takdir yang diputuskan oleh sang Mahakuasa. Ganville mengkritik

    pandangan ini sebagai argumen yang tidak berani untuk mengambil suatu keputusan.

    MISGIVING (Perasaan was-was)

    Euthanasia masih menjadi perdebatan dari segi positif dan negatifnya :

    1. Dikalangan medis masih memperbincangkan untuk temuan obat baru.

    2. Dokter dikenal sebagai penyelamat bukan sebagai orang yang membantu untuk

    menghilangkan nyawa seseorang (mati).

    3. Dokter tidak boleh salah menentukan diagnosa.

    4. Banyak pihak akan menganggap bahwa dokter ikut berperan dalam menghilangkan

    nyawa seseorang.

    5. Penegak hukum akan mengngawasi setiap masyarakat yang akan melalukan

    euthanasia.

    Dalam kondisi ini, seperti negara India yang masih banyak masyarakatnya

    membutuhkan banyak uang mungkin masih akan dipertanyakan bagaimana euthanasia itu

    dilakukan dan bagaimana cara penangganannya.

    Di India dimana masyarakatnya masih membutuhkan banyak uang, euthanasia dapat

    disalah gunakan untuk kepentingan kasus ganti rugi atau perselisihan. Masyarakat bisa saja

    menjadi khawatir ketika euthanasia disahkan, mungkin bisa menjadi pilihan pertama, yang

    bisa saja hal itu bukan euthanasia melainkan suatu bentuk pembunuhan. Dengan

    mengkhawatirkan bahwa euthanasia bukan saja berlaku untuk penyakit menular. Ini adalah

    sudut pandang yang mungkin menjadi topik untuk pembahasan yang hangat.

  • 8 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    Yang menjadi pertimbangan dalam Euthanasia adalah untuk melawan konsekuensi

    atau indikasi seperti sakit, lanjut usia, orang cacat, energi, emosi dan uang. Dalam sebuah

    penelitian terhadap 1.150 pasien sakit kritis yang meninggal selama penelitian, hanya 14%

    saja yang ada upaya untuk resusitasi. Dua puluh tahun yang lalu sebagian besar perawatan,

    dilarang jika hanya untuk memperpanjang hidup seseorang. Karena hal itu hanya akan

    menyimpan satu dari delapan dolar yang dihabiskan pada perawatan kesehatan tersebut.

    Ada banyak orang yang percaya Euthanasia mungkin menyiksa pihak keluarga dan

    pasien sendiri. Dokter yang terbiasa melakukan tindakan untuk mengirim pasien mereka ke

    kematian, mungkin tidak akan merasa peduli terhadap penderitaan yang diderita orang lain.

    Sebagai Kardinal Roger Mahonet, Uskup Agung Los Angeles menyatakan, semua hal

    yang dijalani disini menunjukkan bahwa kita bisa memecahkan masalah orang dengan

    menyingkirkan orang.

    Perbedaan lain yang harus diperhatikan adalah antara Euthanasia dan aborsi. Aborsi

    merupakan cara mengakhiri kehidupan diawal kehidupan. sedangkan Euthanasia oranglah

    yang membuat keputusan tentang kematian pada akhir kehidupannya.

    Di bawah keputusan Medis Kehamilan 1971, semua aborsi dilakukan memerlukan

    persetujuan dari perempuan dan semua aborsi setelah dua puluh minggu ilegal. Undang-

    undang Menentukan situasi ketika kehamilan dapat diakhiri oleh praktisi medis yang terdaftar

    (Bagian 3, Pemutusan Medis Kehamilan, 1971):

    1. Terkandung dalam KUHP India, seorang praktisi medis yang terdaftar tidak

    bersalah atas pelanggaran apapun di bawah kode atau berdasarkan hukum lain

    untuk waktu yang berlaku, jika setiap kehamilan dihentikan sesuai dengan

    ketentuan UU ini.

    2. Berlaku pada ketentuan ayat (4) kehamilan dapat diakhiri oleh seorang praktisi

    medis yang terdaftar.

    a. Dimana usia kehamilan tidak melebihi dua belas minggu, atau

    b. Dimana usia kehamilan melebihi dua belas minggu tetapi tidak melebihi dua

    puluh minggu.

    3. kelanjutan kehamilan akan membawa risiko bagi kehidupan ibu hamil atau cedera

    serius terhadap kesehatan fisik atau mentalnya, atau

    4. Ada risiko besar bahwa jika anak lahir, itu akan menderita kelainan fisik atau

    mental seperti menjadi cacat serius.

  • 9 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    Penjelasan1

    Dimana kehamilan diduga karena disebabkan oleh perkosaan, penderitaan yang

    disebabkan oleh kehamilan tersebut akan dianggap merupakan cedera besar bagi kesehatan

    mental ibu hamil.

    Penjelasan2

    Setiap kehamilan yang terjadi sebagai akibat dari kegagalan metode yang digunakan

    oleh perempuan menikah atau suaminya yang untuk tujuan membatasi jumlah anak,

    penderitaan yang disebabkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan tersebut dapat dianggap

    merupakan cedera besar bagi mental kesehatan wanita hamil. Undang-undang MTP

    menekankan bahwa secara hukum, seorang wanita hamil dapat membatalkan kehamilan baik

    dia dalam keadaan sudah menikah, tunggal atau janda. Aborsi dapat dilakukan di rumah sakit

    pemerintah, Pusat Kesehatan Utama, berwenang Keperawatan Rumah dan Rumah Sakit.

    Di India, aborsi dianggap legal dengan beberapa pengecualian. Aborsi dianggap ilegal

    bila aborsi yang dilakukan tidak memiliki persyaratan dan dengan menggunakan tim medis

    dan peralatan yang tidak memadai. Biaya yang dikeluarkan pada aborsi yang ilegal

    tergantung dengan berat ringannya resiko yang akan diambil dan kurangnya informasi dari

    hukum MTP dari negara tsb. Suatu penelitian kematian akibat aborsi yang tidak septik atau

    ilegal terdapat 4-25%. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahaya akan aborsi yang legal

    juga akan menyebakan kematian.

    Aborsi dengan keresiko bahwa ibu hamil dan akan melahirkan anak yang tidak

    memiliki organ otak yang lengkap (cacat) boleh dilakukan aborsi. Dan ibu boleh memilih

    untuk menyelamatkan diri sendiri atau anak yang akan dilahirkannya.

    Apakah itu salah satu Euthanasia? Sebagai tujuan dasar di balik MTP adalah

    memberikan kehidupan yang bermartabat untuk ibu dan menjamin kehidupan yang

    bermartabat untuk janin setelah lahir, jelas itu sama Euthanasia dalam tujuan utama dan

    karakteristik. Sebenarnya semua jenis MTP seperti di atas yang melegalkan di India maka

    mengapa Euthanasia tidak diperbolehkan di India untuk kepentingan umat manusia?

    Kedudukan hukum Euthanasia di berbagai negara. Eutanasia - Hukum di

    Belanda: Menurut KUHP Belanda, euthanasia adalah kejahatan. Namun, bila tidak memenuhi

    syarat sebagai pembunuhan (Seperti di beberapa negara lain), tapi ditangani dalam tindakan

    yang terpisah, sesuai dengan Pasal 293, siapa pun yang mengambil nyawa orang lain atas

  • 10 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    permintaan eksplisit dan sungguh-sungguh akan dihukum dengan pidana penjara maksimal

    12 tahun.

    Pada tahun yang sama Kerajaan Medical Association Belanda mengeluarkan

    pernyataan berpengaruh terhadap euthanasia. Dalam rangka memberikan bimbingan kepada

    profesi untuk dalam kondisi euthanasia bisa diperbolehkan, itu dirumuskan seperangkat

    kriteria yang dikembangkan oleh Pengadilan.

    1. Permintaan untuk euthanasia harus datang dengan pasien dan sepenuhnya bebas

    dan sukarela dianggap baik dan gigih.

    2. Pasien harus mengalami penderitaan tak tertahankan (fisik maupun mental)

    dengan tidak ada prospek peningkatan dan tanpa solusi yang dapat diterima untuk

    mengatasi situasi pasien.

    3. Euthanasia harus dilakukan oleh dokter setelah berkonsultasi dengan rekan

    independen yang memiliki keahlian di bidang ini.

    4. Kebijakan eutanasia Belanda adalah unik di dunia dan mungkin menjadi contoh

    bagi yang lain untuk mengikuti kebijakan. Pada bulan Februari 2008, Luksemburg

    mengesahkan undang-undang untuk mengizinkan euthanasia dan bantuan bunuh

    diri. Namun, hukum tidak akan berlaku sampai prosedur tambahan selesai.

    Implementasi diharapkan pada pertengahan 2008.

    Hukum euthanasia di Australia: Pada bulan Maret 1998, Northern Territory

    Australia (Darwin) menjadi tempat pertama untuk melegalkan euthanasia. Meskipun

    Australia tidak memegang perundangan sama dengan Belanda, telah stabil dan kontroversial.

    Sebuah proposal baru di Australia Selatan membuat bunuh diri yang dibantu tersedia bagi

    mereka yang "putus asa sakit "Menurut" Martabat dalam Mati Bill 2001 "Seseorang putus asa

    sakit jika orang yang memiliki cedera atau sakit berat.

    (a) yang akan menghasilkan, atau telah mengakibatkan, dalam gangguan mental serius

    atau pencabutan permanen atau kesadaran,

    (b) yang serius dan ireversibel merusak kualitas hidup seseorang sehingga kehidupan

    yang tidak bisa ditoleransi untuk orang itu "

    Hukum euthanasia di Amerika Serikat: Saat sebagian besar negara bagian di

    Amerika memiliki undang-undang terhadap membantu bunuh diri meskipun bunuh diri dan

    percobaan bunuh diri, tidak lagi dianggap sebagai kejahatan.

    Hukum euthanasia di U.K. Di Inggris, Pengadilan dan anggota legislatif secara

    konsisten menolak untuk menghapus keberatan hukum pidana mendasar bagi praktek

  • 11 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    eutanasia. Hal ini menunjukkan batas-batas hukum dalam bidang ini dimana dokter tidak bisa

    mengikuti hati nurani masing-masing seberapa baik mungkin. Pada tahun 1994, New

    England Journal of Medicine menerbitkan sebuah artikel merekomendasikan legalisasi yang

    akan mengizinkan bunuh diri yang dibantu tidak hanya bagi individu yang memiliki kondisi

    terminal tetapi juga untuk orang-orang dengan "penyakit yang melemahkan tidak dapat

    disembuhkan."

    Hukum euthanasia di India: Di India Eutanasia belum dibahas. Tidak ada ketentuan

    khusus mengenai hal ini baik secara hukum undang-undang. Di India legislasi khusus

    diperlukan:

    Di India undang-undang khusus pada kebutuhan. Dalam hal ini Hakim J. S. Verma

    disebutkan.

    "Eutanasia itu tidak sah. Ini berkaitan bahwa ada banyak anggota yang bertanggung

    jawab dari masyarakat kita yang percaya bahwa eutanasia harus dibuat sah, tapi hasilnya bisa.

    Saya percaya, hanya bisa dicapai dengan undang-undang yang menyatakan kehendak

    demokrasi dan sangat mendasar bahwa perubahan harus dilakukan di luar tunduk pada

    pengawasan dan kontrol yang tepat ..... ".

    Di India MR Masani menganjurkan praktek eutanasia. Ide euthanasia kurang lebih

    konsep tersembunyi dari orang-orang. Siapa yang bisa memikirkan pasien dalam

    penderitaan? Ketika orang-orang melihat pasien sakit akut dan penderitaan yang tak berujung

    mengatakan "Semoga Tuhan memberkatinya kematian atau mengapa kematian tidak

    datang kepadanya", yang menunjukkan konsep euthanasia tersembunyi. Mungkin ketika ide-

    ide ini akan sepenuhnya dinyatakan secara terorganisir kita akan berada dalam krisis. Untuk

    menghindari hal ini, tentu kita membutuhkan sebuah debat panas tentang masalah ini. Mereka

    percaya pelaksanaan euthanasia harus dilakukan dalam beberapa kondisi. Pada umumnya ada

    lima kondisi individual yang diperlukan untuk pencalonan euthanasia sukarela.

    Mereka berpendapat bahwa jika seseorang;

    1. Menderita penyakit terminal/fatal

    2. Tidak mendapatkan keuntungan dari pemberian obat secara terus menerus seumur

    hidupnya

  • 12 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    3. Sebagai akibat langsung dari penyakit, baik menderita sakit parah, atau kehidupan

    yang memberatkan (penyakit menyebabkan dia menjadi ketergantungan pada

    orang lain dan alat/teknologi pendukung kehidupan)

    4. Memiliki keinginan untuk mati (tetapi tidak memiliki kemampuan untuk

    melakukannya, hanya bisa menyatakan keinginan untuk mati), dan

    5. Tidak mampu melakukan bunuh diri tanpa bantuan, maka harus ada ketentuan

    hukum dan medis untuk memungkinkan dia diizinkan untuk mati atau dibantu

    untuk mati.

    Selanjutnya akan muncul begitu banyak pertanyaan tentang tubuh manusia

    diperadilan? Seperti bagaimana cara memutuskan seseorang yang sedang koma, dan

    kemudian pasien tersebut dapat bangund dari komanya, sedangkan ilmu kedokteran hanya

    berkata "Ini adalah keajaiban Tuhan". Bahkan masih terdapat berbagai pertanyaan yang

    masih menjadi bahan perdebatan sampai sekarang, manfaat tentang euthanasia itu sendiri,

    seperti menyumbangkan organ-organ tubuh untuk kepentingan masyarakat.

    Kesimpulan

    Euthanasia, adalah subjek kontroversial, bukan hanya karena ada banyak dilema

    moral yang berbeda terkait dengan itu, tetapi juga dalam definisi. Pada ketidaksepakatan,

    pendukung euthanasia, mengenal hal tersebut sebagai bantuan dokter kepada pasien yang

    sedang kritis/sekarat, atau dokter membantu pasien untuk bunuh diri, yang dianggap sebagai

    sikap belas kasihan kepada pasien.

    Dalam pihak lain penentang euthanasia, mungkin menganggap metode ini sebagai

    bentuk pembunuhan. Setelah studi detail dari berbagai negara peraturan perundang-undangan

    dan studi dari berbagai kasus, yang masih jadi permasalahan adalah masalah perdebatan

    bahwa apakah Euthanasia adalah bunuh diri atau mengakhiri kehidupan agar lebih

    bermartamat. Banyak negara melegalkan Euthanasia tetapi dalam beberapa keadaan, di India

    Eutanasia tidak diizinkan bahkan walaupun digunakan untuk digunakan mengakhiri

    kehidupan yang bermartabat. Di satu sisi sebagian besar negara tidak melegalkan Euthanasia

    tetapi mereka menyediakan undang-undang tentang keinginan untuk mati (menyelamatkan

    ibu atau bayi pada kasus kelahiran).

    Sebagai salah satu tujuan utama, para pendukung euthanasia berusaha untuk

    membolehkan euthanasia dan bunuh diri dibantu(Assisted Suicide) yang dianggap sebagai

  • 13 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    bentuk Perawatan Medis. Jika gagasan euthanasia atau bunuh diri dibantu ini dianggap

    perawatan medis yang baik, maka dari penentang euthanasia akan mengatakan, itu tidak

    tepat, itu adalah sikap diskriminatif.

    Alternatif pasti untuk euthanasia adalah untuk menyediakan kasih sayang, perawatan

    yang kompeten pada pasien yang sekarat. Sebuah konsep baru untuk sekarat muncul di

    Inggris, di mana lembaga-lembaga yang disebut Hospices mengkhususkan diri tentang arti

    dari kasih sayang, perawatan, dan kematian. Konsep ini telah menyebar ke seluruh dunia

    Barat. Setelah pasien merasa menerima bahwa dirinya tidak lagi menjadi beban orang lain,

    maka hal ini dianggap sebagai pengurangan rasa sakit dalam menerima euthanasia itu sendiri.

    Perawatan yang tepat adalah alternatif yang dikembangkan oleh mahasiswa

    kedokteran di rumah sakit pendidikan. Secara teknis dikembangkan konsep Euthanasia dan

    hak untuk mati bukanlah suatu hal yang merendahkan. Sebaliknya mereka mengembangkan

    gagasan kepuasan manusia.

    Belanda dan Belgia mengizinkan keduanya, euthanasia dan bunuh diri yang dibantu.

    Meskipun euthanasia dan bunuh diri yang dibantu adalah ilegal di Swiss, bunuh diri yang

    dibantu dihukum jika hal itu dilakukan "dengan motif mementingkan diri sendiri."

    Hukum Belgia disahkan pada tanggal 16 Mei 2002. Hukum di Swiss, "Siapa pun, dari

    motif egois , menginduksi untuk bunuh diri atau membantu dia di dalamnya harus dihukum,

    jika bunuh diri itu berhasil atau percobaan, dengan kurungan di LP selama tidak lebih dari

    lima tahun atau dengan pidana penjara "(Pasal 115 dari Kode the Penal). Berbagai teori

    sosiolog berkaitan dengan aspek sosial bunuh diri mengarah ke kesimpulan positif yang

    pemeriksaan dan koreksi kondisi sosial yang langsung atau tidak langsung memberikan

    kontribusi terhadap insiden bunuh diri sangat penting dari masyarakat dan keluarga tidak

    mengambil masalah bahwa orang tersebut bahagia.

    Tugas keluarga adalah untuk melihat kondisi sosial dan psikologis dari orang

    frustrasi. negara India menjadi negara kesejahteraan sosial tertarik dengan kewajiban untuk

    mengambil langkah-langkah yang sesuai. Memberikan hukuman bagi upaya untuk bunuh diri

    dan menjadikannya sebagai pelanggaran. Dengan ini, beberapa hal dibutuhkan untuk

    dilakukan sebagai: - kematian karena keinginan - rahmat kematian pembunuhan menyakitkan

    pasien yang menderita penyakit yang tak tersembuhkan - koma, dapat diizinkan secara

    berikut:

  • 14 | J u r n a l - E u t h a n a s i a

    1. Harus jelas dari dokter rumah sakit bahwa orang tersebut tidak bisa bertahan

    hidup lagi.

    2. Persetujuan dari seluruh anggota keluarga harus diambil(inform concent).

    3. Jika pasien berada dalam posisi ia bisa menyesuaikan persetujuannya, harus

    diperoleh.

    4. Harus ada badan peradilan untuk pembelaan Euthanasia dimana harus dilegalkan.

    5. Dalam kasus AIDS, koma dan penyakit tak tersembuhkan itu dapat diberikan oleh

    badan peradilan sebagai masalah hak.

    Jadi hak ini sampai akhir bermartabat hidup harus diberikan kepada individu,

    keluarga, dokter dan masyarakat pada umumnya dengan mekanisme kemanusiaan. Sebuah

    keputusan dalam waktu dapat menghindari siksaan kritis/sekarat, dapat melepaskan

    sumberdaya untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah penderitaan emosional dan fiskal

    untuk para korban.