Jurnal Ekoper
-
Upload
sophan-hadie -
Category
Documents
-
view
20 -
download
3
description
Transcript of Jurnal Ekoper
-
KEANEKARAGAMAN BENTOS DAN PLANKTON SEBAGAI INDIKATOR
KUALITAS PERAIRAN DI KECAMATAN
BATU AMPAR PULAU PADANG TIKAR
KABUPATEN KUBU RAYA
DESI INDRIANI
(1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas air di perairan di kecamatan
Batu Ampar pulau Padang Tikar Kabupaten Kubu Raya dengan menggunakan bentos
dan plankton sebagai Indikator Biologi. Berdasarkan hasil identifikasi keberadaan
spesies indikator yang melimpah, mengindikasikan bahwa perairan tersebut tercemar
sedang. Namun masih layak untuk bentos dan plankton hidup di perairan tersebut.
Kata kunci : Bentos, Plankton, Indikator Biologi
PENDAHULUAN
Pulau Padang Tikar merupakan pulau
yang dikelilingi perairan baik laut maupun
sungai dengan luas wilayah yaitu 189,6
km2. Padang Tikar mempunyai topografi
dataran rendah. Perairan ini mempunyai
potensi yang besar apabila dimanfaatkan
dengan baik. Aktifitas masyarakat yang
beragam untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dengan memanfaatkan wilayah
perikanan laut maupun pesisir. Selain itu
perairan merupakan transportasi utama
masyarakat.
Di wilayah pesisir merupakan satu
diantara yang dijadikan tempat permukiman
warga, pasar. Besarnya aktifitas manusia
yang terjadi di wilayah tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat
memungkinkan mudahnya terkena dampak
negatif yang dalam jangka waktu yang lama
akan mempengaruhi penurunan kualitas
perairan, karena terus terjadi masuknya
limbah-limbah yang akan mempengaruhi
-
biota-biota yang hidup di perairan tersebut
yang satu diantaranya yaitu bentos dan
plankton.
Bentos adalah semua organisme air
yang hidupnya terdapat pada substrat dasar
suatu perairan, baik yang bersifat sesil
(melekat) maupun vagil (bergerak bebas).
Berdasarkan tempat hidupnya, bentos dapat
dibedakan menjadi epifauna yaitu bentos
yang hidupnya di atas substrat dasar
perairan dan infauna,yaitu bentos yang
hidupnya tertanam di dalam substrat dasar
perairan. Berdasarkan siklus hidupnya
bentos dapat dibagi menjadi holobentos,
yaitu kelompok bentos yang seluruh
hidupnya bersifat bentos dan merobentos,
yaitu kelompok bentos yang hanya bersifat
bentos pada fase-fase tertentu dari siklus
hidupnya (Barus, 2004).
Hewan bentos yang relatif mudah
diidentifikasi dan peka terhadap perubahan
lingkungan perairan adalah jenis yang
tergolong ke dalam kelompok
makroinvertebrata air. Makroinvertebrata
air dikenal juga dengan istilah
makrozoobentos (Rosenberg dan Resh,
1993).
Makrozoobentos berperan sebagai
mata rantai makanan dalam ekosistem
perairan. Ditinjau dari level tropik
makrozoobentos menduduki level
konsumen pertama dan kedua dan pada
akhirnya dimakan oleh konsumen yang
lebih tinggi, seperti ikan. Selain itu hewan
bentos berperan dalam siklus nutrien
terutama dalam proses awal dari
dekomposisi material organik (Goldman
and Horne, 1983; Izmiarti, 1990).
Makrozoobentos juga dapat digunakan
sebagai hewan indicator dalam menilai
kondisi lingkungan perairan (Ogbeibu and
Oribhabor, 2002).
Plankton adalah hewan air yang hidup
mengapung di atas permukaan air dimana
pergerakannya tergantung pada arus.
Sehingga gerakan hidupnya tergantung
pada arus atau gelombang pada air.
Plankton terdiri atas fitoplankton dan
zooplankton; biasanya melayang-layang
(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan
Zooplankton (Odum, 1971).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
dilakukan penelitian tentang kualitas air
dengan indikator bentos dan plankton,
sehingga dapat memberikan informasi awal
untuk mengetahui kondisi kualitas perairan
tersebut.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di kawasan
perairan pulau Padang Tikar Kecamatan
Batu Ampar kabupaten Kubu Raya.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9-
11 Januari 2015. Bahan yang dibutuhkan
adalah formalin 4 %, dan akuades. Alat
yang digunakan adalah Ekman Dredge,
-
saringan, botol sampel termometer, kertas
lakmus, pinset, pipet, mikroskop dan alat-
alat tulis. Pengamatan dan pengambilan
sampel di bagi menjadi 3 tempat yaitu
Dermaga, Laut Nipah Panjang, dan Pantai
Kupang masing-masing lokasi 3 titik.
Sampel hewan bentos pada dasar sungai
diambil dengan Ekman Dredge. Sampel
yang terambil disaring dengan saringan
bertingkat dengan ukuran mata saringan
berturut-turut dari atas ke bawah 2,36 mm,
1,49 mm dan 0,52 mm, sehingga dengan
penyaringan ini lumpur akan lolos,
sedangkan hewannya tertinggal bersama
kotoran-kotoran kasar lainnya. Selanjutnya
kotoran kasar dibuang dan bentos yang
didapatkan dimasukkan ke dalam botol
sampel yang sudah berisi formalin 4% dan
diberi label. Hasil yang diperoleh
selanjutnya diidentifikasi di laboratorium
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura,
Pontianak.
Pengamatan parameter lingkungan
meliputi:
a. Mengukur suhu air perairan dan suhu
udara dengan menggunakan
thermometer.
b. Mengukur pH
c. Mengukur Intensitas Cahaya
d. Mengukur Salinitas
e. Mengukur Kekeruhan
f. Mengukur laju arus perairan.
g. Mengukur kedalaman yang dicatat
langsung pada lokasi penelitian.
h. Pengambilan sampel Plankton
i. Pengambilan sampel Bentos
j. Mengukur kandungan senyawa dalam
air COD, dengan menggunakan rumus :
ppm O2 = 10000 8
atau:
ppm O2 (ml/liter) = ml titran x 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Pengamatan Ekologi Perairan di Dermaga (Titik 1)
No Parameter Pengukuran Titik 1 Titik 2
1. Suhu air 290C 290C
2. Suhu udara 270C 270C
3. pH 7 6
4. Intensitas cahaya 3304 lux 1900 lux
5. Salinitas Asin Asin
6. Kekeruhan 36 35
-
7. Kcepatan Arus 6,03 s 6,02 s
8. Kedalaman 1,60 m 1,50 m
9. Pengambilan sampel
plankton
a. Vertikal
Nittzsahia durvulik,
Cypridopsis vidun,
Asterionelin famaus,
Hymenomonns rosseola
b. Horizontal Closterium kuetzinggi
Cerotium fusus
10. Pengambilan sampel
bentos
Characium longipes Rab
(3) , Nitzschin closterium
(15), Mycrocystus flosagus
kirch (1), Polyedrium
lobulatum Nneg
(6),Rhapidium polymorphum
Kuert z(1),Polyedrium
trigonum Nneg (4), Sorastrum
indicus Bermard
(2),Stouroneis
parculum(6),Bacteriastrum
deliantus (4),
Rhizosolenia
alala forma
grallima ,
Rhizosolenia
stoltorforthi
,Pleurosigma
angulatum
Var.steigosa
11. Kandungan senyawadalam air
COD
Ulangan 1
Ulangan 2
0,8 ppm
0,12ppm
0,6 ppm
1 ppm
-
Tabel 2 Pengamatan Ekologi Perairan di Pantai Nipah Panjang (Titik 2)
No Parameter
Pengukuran
Titik 1 Titik 2 Titik 3
1 Suhu air 27oC 27,5oC 28oC
2 Suhu udara 280C 280C 280C
3 Ph 6 7 7
4 Intensitas cahaya 1260 lux 1180 lux 950 lux
5 Salinitas Asin Asin asin
6 Kekeruhan 44 71 64
7 Kcepatan Arus 10,11 s 8,825 s 15,55 s
8 Kedalaman 1,38 m 1,72 m 2,57 m
9 Pengambilan sampel
plankton
a. Vertikal
Crysophycae
prymeneciumnithaus
dan Cerdium
platycorene
Chyrysamo
ba radianus,
Nitzchinloren
ziana,
Nittzchiaairvula,
Atachin
b. Horizontal Amoeba proteus Oscillatoria
linnosa Ag
Rabdo
nelln
lohuaani
10 Pengambilan sampel
bentos
Nittzcchia
curvula (28),
Gamphosphaeria
aponina kc (1),
Ceratium
fusus (7),
Pinnularin
legumen (1),
Synedern acus
(1), Lacrimarin
sp (1), Nitzsohia
eosterium (1).
Chara
cium
longipes
rab (2),
Sorast
rum
Indicus (3)
11 Kandungan senyawa
dalam airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2
1 ppm
0,6 ppm
0,6 ppm
0,6 ppm
0,8 ppm
0,6 ppm
-
Tabel 3 Pengamatan Ekologi Perairan di Pantai Kupang (Titik 3)
No Parameter Pengukuran Titik 1 Titik 2 Titik 3
1. Suhu air 280C 300C 280C
2 Suhu udara 270C 290C 270C
3 pH 7 7 7
4 Intensitas cahaya 5320 lux 1900 lux 1263 lux
5 Salinitas Asin Asin asin
6 Kekeruhan 24 cm 24 cm 38 cm
7 Kcepatan Arus 18,37 s 7,06 s 8,17 s
8 Kedalaman 2,15 m 3,10 m 4,25 m
9 Pengambilan sampel plankton
a. Vertikal
Hyalo
heen
undulata
Nettzsahia
durvulik
Lisrpeto-
cypris
fascinta,
Pleurosigmane
viculaeum
b. Horizontal Closte
rium
kuetzinggii
Nitzschi
a
veruicularis,
Rhizosole
nia alata
forma
curvirolris(36)
, Nitzschia
veruicularis,
Oscillntoria
linnosa Ag (3),
Chactoceros
anaslomosans
(1), Chaero
ceros indicium
(1),
Chaeloceros
mitra (1)
-
10 Pengambilan sampel bentos Pterrosa
gitta draca,
Closterium
kuetzinggii,
Pleurosigma
fasciola
Ehenberg ,
11 Kandungan senyawa dalam
airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2
0,4 ppm
0,4 ppm
1 ppm
2 ppm
0,8 ppm
0,8 ppm
Dari hasil identifikasi dan analisa
bentos dan plankton yang ada di perairan di
kecamatan Batu Ampar pulau Padang Tikar
Kabupaten Kubu Raya, tepatnya 3 lokasi
yang masing-masing tempat dibagi menjadi
3 titik pengamatan yaitu dermaga, nipah
panjang, dan pantai kupang. Terkecuali
pada lokasi dermaga hanya dilakukan 2 titik
pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh hasil bahwa tempat pertama yaitu
dermaga. Pengambilan sampel plankton
dilakukan secara vertical dan horizontal,
untuk plankton yang vertikal hanya
ditemukan pada 1 titik yaitu Nittzsahia
durvulik, Cypridopsis vidun, Asterionelin
famaus,dan Hymenomonns rosseola.
Sedangkan pengambilan secara horizontal
pada titik 1 ditemukan Closterium
kuetzinggi dan pada titik 2 ditemukan
Cerotium fusus. Untuk pengamatan bentos
pada titik 1 ditemukan Characium longipes
Rab (3) , Nitzschin closterium (15),
Mycrocystus flosagus kirch (1), Polyedrium
lobulatum Nneg (6), Rhapidium
polymorphum Kuert z(1),Polyedrium
trigonum Nneg (4), Sorastrum indicus
Bermard (2), Stouroneis
parculum(6),Bacteriastrum deliantus (4).
Sedangkan pada titik 2 ditemukan
Rhizosolenia alala forma grallima ,
Rhizosolenia stoltorforthi ,Pleurosigma
angulatum Var.steigosa.
Kemudian pada lokasi kedua yaitu
Nipah Panjang. Pengambilan sampel
plankton dilakukan secara vertical dan
horizontal, untuk plankton yang vertical
ditemukan pada titik 1 yaitu Crysophycae
prymeneciumnithaus dan Cerdium
platycorene, pada titik 2 ditemukan
Chyrysamoba radianus, Nitzchinloren
ziana, Nittzchiaairvula, Atachin. .
-
Sedangkan pengambilan secara horizontal
ditemukan pada titik 1 Amoeba proteus,
pada titik 2 Oscillatoria linnosa Ag, dan
pada titik 3 Rabdonelln lohuaani. Untuk
pengamatan bentos ditemukan pada titik 1
Nittzcchia curvula (28), Gamphosphaeria
aponina kc (1), pada titik 2 yaitu Ceratium
fusus (7), Pinnularin legumen (1), Synedern
acus (1), Lacrimarin sp (1), Nitzsohia
eosterium (1). Dan pada titik 3 yaitu
Characium longipes rab (2) dan Sorastrum
Indicus (3).
Pada lokasi terakhir yaitu Pantai
Kupang. Pengambilan sampel plankton
dilakukan secara vertical dan horizontal,
untuk plankton yang vertical ditemukan
pada titik 1 yaitu Hyaloheen undulate pada
titik 2 ditemukan Nettzsahia durvulik dan
pada titik 3 ditemukan Lisrpeto-cypris
fascinta, Pleurosigmane viculaeum.
Sedangkan pengambilan secara horizontal
ditemukan pada titik 1 Closterium
kuetzinggii, pada titik 2 Nitzschia
veruicularis, dan pada titik 3 Rhizosolenia
alata forma curvirolris(36) , Nitzschia
veruicularis, Oscillntoria linnosa Ag (3),
Chactoceros anaslomosans (1), Chaero
ceros indicium (1), Chaeloceros mitra (1).
Untuk pengamatan bentos hanya ditemukan
pada titik 1 yaitu Pterrosagitta draca,
Closterium kuetzinggii, Pleurosigma
fasciola Ehenberg.
Semua bentos dan plankton yang telah
disebutkan merupakan indikator dari
perairan tercemar. Dengan ditemukan jenis
bentos dan plankton pada perairan Padang
Tikar menunjukkan bahwa perairan di
lokasi tersebut telah tercemar. Hal ini
berlandaskan pada hubungan tingkat
pencemaran air dan makrozobentos oleh
Trihadiningrum dkk. (1998).
Faktor lain yang mempengaruhi
kehidupan bentos yaitu sebagai habitat
setiap jenis spesies yang berbeda
mempunyai kisaran toleransi yang berbeda
terhadap substratnya. Adanya perbedaan
substrat jenis bentos yang didapatkan pada
masing-masing stasiun penelitian menurut
Nybakken (1992) bahwa adanya substrat
dasar yang berbeda-beda menyebabkan
perbedaan fauna atau struktur komunitas
makrozoobentos.
Dari tabel 1, 2 dan 3 dapat dilihat
bahwa suhu air pada 3 titik penelitian secara
berurutan yaitu 29 oC, 27,5 oC dan 28,67 oC.
Secara umum kisaran suhu tersebut
merupakan kisaran normal dari bagi
makhluk hidup perairan termasuk bentos
dan plankton. Pada suhu udara di 3 titik
secara berurutan yaitu 27 oC, 28 oC, dan
27,67oC. Fluktuasi suhu diperairain tropis
umumnya sepanjang tahun mempunyai
fluktuasi suhu udara yang tidak terlalu
tinggi sehingga mengakibatkan fluktuasi
suhu air juga tidak terlalu besar (Barus,
2004).
Derajat keasaman atau pH perairan
yang diperoleh di perairan Padang Tikar
-
berkisar antara 6 hingga 7 dengan nilai pH
rata-rata 6,78. Nilai pH ini masih layak
untuk kehidupan biota laut berdasarkan
literatur Rakhmanda (2011) menyatakan
bahwa kisaran pH substrat yang layak bagi
kehidupan organisme akuatik berkisar
antara 6,6-8,5.
Kecepatan arus di Perairan Padang
Tikar dari hasil pengukuran (Tabel 1,2 & 3)
arus pada perairan tersebut cukup deras.
Arus tersebut memiliki kelimpahan dan
keanekaragaman makrozoobentos. Menurut
Koesbiono (1979) kecepatan arus
merupakan salah satu faktor penentu
kemelimpahan dan keanekaragaman
makrozoobentos. Perairan yang relatif
tenang dan banyak ditumbuhi tumbuhan air
biasanya banyak ditemukan kelompok
Molusca sedangkan perairan dengan arus
kuat atau jeram banyak ditemukan
makrozoobentos dari kelompok Insekta dan
Hirudinae
SIMPULAN
Dari hasil studi yang dilakukan, maka dapat
ditarikkesimpulan sebagai berikut:
1. Pada penelitian perairan di kecamatan
Batu Ampar pulau Padang Tikar
Kabupaten Kubu Raya sangat melimpah.
Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah
perairan Batu Ampar pulau Padang Tikar
tersebut digolongkan pada tingkat
tercemar sedang.
2. Adanya bentos dan plankton merupakan
indikator dari perairan tercemar. Dengan
ditemukan jenis bentos dan plankton ini
pada perairan Padang Tikar
menunjukkan bahwa perairan di lokasi
tersebut telah tercemar sedang.
3. Secara umum kisaran suhu di perairan
padang tikar tersebut merupakan kisaran
normal dari bagi makhluk hidup perairan
termasuk bentos dan plankton.
4. Nilai pH ini masih layak untuk
kehidupan biota laut dengan rata-rata pH
6,78.
5. Kecepatan arus di Perairan Padang Tikar
dari hasil pengukuran arus pada perairan
tersebut cukup deras.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi
Studi Tentang Ekosistem Air
Daratan.USU Press. Medan.
Rosenberg, D. M. and V. H. Resh. 1993.
Fresh Water Biomonitoring and
Bentich Macroinvertebrates. New
York : Chapman and Hall.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology.
W.B. Saunder Com. Philadelphia
125 pp.
Ogbeibu, A. E and B.J. Oribhabor. 2002.
Ecological impact of river
impoundment using benthic
macroinvertebrates as indicator.
-
Journal Water Research 36: 2427
2436.
Goldman, C, R. and A. J. Horne. 1983.
Limnology. Mc Graw Hill.
Intenational Book Company. New
York.
Izmiarti. 1990. Komunitas Makrozoobentos
di Situ Lengkong dan Situ Kubang, Panjalu,
Ciamis, Jawa Barat. Tesis Pasca Sarjana
(S2) Institut Teknologi