Jurnal Ekoper

10
KEANEKARAGAMAN BENTOS DAN PLANKTON SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DI KECAMATAN BATU AMPAR PULAU PADANG TIKAR KABUPATEN KUBU RAYA DESI INDRIANI ( 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas air di perairan di kecamatan Batu Ampar pulau Padang Tikar Kabupaten Kubu Raya dengan menggunakan bentos dan plankton sebagai Indikator Biologi. Berdasarkan hasil identifikasi keberadaan spesies indikator yang melimpah, mengindikasikan bahwa perairan tersebut tercemar sedang. Namun masih layak untuk bentos dan plankton hidup di perairan tersebut. Kata kunci : Bentos, Plankton, Indikator Biologi PENDAHULUAN Pulau Padang Tikar merupakan pulau yang dikelilingi perairan baik laut maupun sungai dengan luas wilayah yaitu 189,6 km 2 . Padang Tikar mempunyai topografi dataran rendah. Perairan ini mempunyai potensi yang besar apabila dimanfaatkan dengan baik. Aktifitas masyarakat yang beragam untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dengan memanfaatkan wilayah perikanan laut maupun pesisir. Selain itu perairan merupakan transportasi utama masyarakat. Di wilayah pesisir merupakan satu diantara yang dijadikan tempat permukiman warga, pasar. Besarnya aktifitas manusia yang terjadi di wilayah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memungkinkan mudahnya terkena dampak negatif yang dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi penurunan kualitas perairan, karena terus terjadi masuknya limbah-limbah yang akan mempengaruhi

description

sopan

Transcript of Jurnal Ekoper

  • KEANEKARAGAMAN BENTOS DAN PLANKTON SEBAGAI INDIKATOR

    KUALITAS PERAIRAN DI KECAMATAN

    BATU AMPAR PULAU PADANG TIKAR

    KABUPATEN KUBU RAYA

    DESI INDRIANI

    (1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura)

    ABSTRAK

    Penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas air di perairan di kecamatan

    Batu Ampar pulau Padang Tikar Kabupaten Kubu Raya dengan menggunakan bentos

    dan plankton sebagai Indikator Biologi. Berdasarkan hasil identifikasi keberadaan

    spesies indikator yang melimpah, mengindikasikan bahwa perairan tersebut tercemar

    sedang. Namun masih layak untuk bentos dan plankton hidup di perairan tersebut.

    Kata kunci : Bentos, Plankton, Indikator Biologi

    PENDAHULUAN

    Pulau Padang Tikar merupakan pulau

    yang dikelilingi perairan baik laut maupun

    sungai dengan luas wilayah yaitu 189,6

    km2. Padang Tikar mempunyai topografi

    dataran rendah. Perairan ini mempunyai

    potensi yang besar apabila dimanfaatkan

    dengan baik. Aktifitas masyarakat yang

    beragam untuk memenuhi kebutuhan

    ekonomi dengan memanfaatkan wilayah

    perikanan laut maupun pesisir. Selain itu

    perairan merupakan transportasi utama

    masyarakat.

    Di wilayah pesisir merupakan satu

    diantara yang dijadikan tempat permukiman

    warga, pasar. Besarnya aktifitas manusia

    yang terjadi di wilayah tersebut baik secara

    langsung maupun tidak langsung dapat

    memungkinkan mudahnya terkena dampak

    negatif yang dalam jangka waktu yang lama

    akan mempengaruhi penurunan kualitas

    perairan, karena terus terjadi masuknya

    limbah-limbah yang akan mempengaruhi

  • biota-biota yang hidup di perairan tersebut

    yang satu diantaranya yaitu bentos dan

    plankton.

    Bentos adalah semua organisme air

    yang hidupnya terdapat pada substrat dasar

    suatu perairan, baik yang bersifat sesil

    (melekat) maupun vagil (bergerak bebas).

    Berdasarkan tempat hidupnya, bentos dapat

    dibedakan menjadi epifauna yaitu bentos

    yang hidupnya di atas substrat dasar

    perairan dan infauna,yaitu bentos yang

    hidupnya tertanam di dalam substrat dasar

    perairan. Berdasarkan siklus hidupnya

    bentos dapat dibagi menjadi holobentos,

    yaitu kelompok bentos yang seluruh

    hidupnya bersifat bentos dan merobentos,

    yaitu kelompok bentos yang hanya bersifat

    bentos pada fase-fase tertentu dari siklus

    hidupnya (Barus, 2004).

    Hewan bentos yang relatif mudah

    diidentifikasi dan peka terhadap perubahan

    lingkungan perairan adalah jenis yang

    tergolong ke dalam kelompok

    makroinvertebrata air. Makroinvertebrata

    air dikenal juga dengan istilah

    makrozoobentos (Rosenberg dan Resh,

    1993).

    Makrozoobentos berperan sebagai

    mata rantai makanan dalam ekosistem

    perairan. Ditinjau dari level tropik

    makrozoobentos menduduki level

    konsumen pertama dan kedua dan pada

    akhirnya dimakan oleh konsumen yang

    lebih tinggi, seperti ikan. Selain itu hewan

    bentos berperan dalam siklus nutrien

    terutama dalam proses awal dari

    dekomposisi material organik (Goldman

    and Horne, 1983; Izmiarti, 1990).

    Makrozoobentos juga dapat digunakan

    sebagai hewan indicator dalam menilai

    kondisi lingkungan perairan (Ogbeibu and

    Oribhabor, 2002).

    Plankton adalah hewan air yang hidup

    mengapung di atas permukaan air dimana

    pergerakannya tergantung pada arus.

    Sehingga gerakan hidupnya tergantung

    pada arus atau gelombang pada air.

    Plankton terdiri atas fitoplankton dan

    zooplankton; biasanya melayang-layang

    (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.

    Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan

    Zooplankton (Odum, 1971).

    Berdasarkan hal tersebut diatas, maka

    dilakukan penelitian tentang kualitas air

    dengan indikator bentos dan plankton,

    sehingga dapat memberikan informasi awal

    untuk mengetahui kondisi kualitas perairan

    tersebut.

    BAHAN DAN METODE

    Penelitian ini dilakukan di kawasan

    perairan pulau Padang Tikar Kecamatan

    Batu Ampar kabupaten Kubu Raya.

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9-

    11 Januari 2015. Bahan yang dibutuhkan

    adalah formalin 4 %, dan akuades. Alat

    yang digunakan adalah Ekman Dredge,

  • saringan, botol sampel termometer, kertas

    lakmus, pinset, pipet, mikroskop dan alat-

    alat tulis. Pengamatan dan pengambilan

    sampel di bagi menjadi 3 tempat yaitu

    Dermaga, Laut Nipah Panjang, dan Pantai

    Kupang masing-masing lokasi 3 titik.

    Sampel hewan bentos pada dasar sungai

    diambil dengan Ekman Dredge. Sampel

    yang terambil disaring dengan saringan

    bertingkat dengan ukuran mata saringan

    berturut-turut dari atas ke bawah 2,36 mm,

    1,49 mm dan 0,52 mm, sehingga dengan

    penyaringan ini lumpur akan lolos,

    sedangkan hewannya tertinggal bersama

    kotoran-kotoran kasar lainnya. Selanjutnya

    kotoran kasar dibuang dan bentos yang

    didapatkan dimasukkan ke dalam botol

    sampel yang sudah berisi formalin 4% dan

    diberi label. Hasil yang diperoleh

    selanjutnya diidentifikasi di laboratorium

    Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura,

    Pontianak.

    Pengamatan parameter lingkungan

    meliputi:

    a. Mengukur suhu air perairan dan suhu

    udara dengan menggunakan

    thermometer.

    b. Mengukur pH

    c. Mengukur Intensitas Cahaya

    d. Mengukur Salinitas

    e. Mengukur Kekeruhan

    f. Mengukur laju arus perairan.

    g. Mengukur kedalaman yang dicatat

    langsung pada lokasi penelitian.

    h. Pengambilan sampel Plankton

    i. Pengambilan sampel Bentos

    j. Mengukur kandungan senyawa dalam

    air COD, dengan menggunakan rumus :

    ppm O2 = 10000 8

    atau:

    ppm O2 (ml/liter) = ml titran x 2

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tabel 1 Pengamatan Ekologi Perairan di Dermaga (Titik 1)

    No Parameter Pengukuran Titik 1 Titik 2

    1. Suhu air 290C 290C

    2. Suhu udara 270C 270C

    3. pH 7 6

    4. Intensitas cahaya 3304 lux 1900 lux

    5. Salinitas Asin Asin

    6. Kekeruhan 36 35

  • 7. Kcepatan Arus 6,03 s 6,02 s

    8. Kedalaman 1,60 m 1,50 m

    9. Pengambilan sampel

    plankton

    a. Vertikal

    Nittzsahia durvulik,

    Cypridopsis vidun,

    Asterionelin famaus,

    Hymenomonns rosseola

    b. Horizontal Closterium kuetzinggi

    Cerotium fusus

    10. Pengambilan sampel

    bentos

    Characium longipes Rab

    (3) , Nitzschin closterium

    (15), Mycrocystus flosagus

    kirch (1), Polyedrium

    lobulatum Nneg

    (6),Rhapidium polymorphum

    Kuert z(1),Polyedrium

    trigonum Nneg (4), Sorastrum

    indicus Bermard

    (2),Stouroneis

    parculum(6),Bacteriastrum

    deliantus (4),

    Rhizosolenia

    alala forma

    grallima ,

    Rhizosolenia

    stoltorforthi

    ,Pleurosigma

    angulatum

    Var.steigosa

    11. Kandungan senyawadalam air

    COD

    Ulangan 1

    Ulangan 2

    0,8 ppm

    0,12ppm

    0,6 ppm

    1 ppm

  • Tabel 2 Pengamatan Ekologi Perairan di Pantai Nipah Panjang (Titik 2)

    No Parameter

    Pengukuran

    Titik 1 Titik 2 Titik 3

    1 Suhu air 27oC 27,5oC 28oC

    2 Suhu udara 280C 280C 280C

    3 Ph 6 7 7

    4 Intensitas cahaya 1260 lux 1180 lux 950 lux

    5 Salinitas Asin Asin asin

    6 Kekeruhan 44 71 64

    7 Kcepatan Arus 10,11 s 8,825 s 15,55 s

    8 Kedalaman 1,38 m 1,72 m 2,57 m

    9 Pengambilan sampel

    plankton

    a. Vertikal

    Crysophycae

    prymeneciumnithaus

    dan Cerdium

    platycorene

    Chyrysamo

    ba radianus,

    Nitzchinloren

    ziana,

    Nittzchiaairvula,

    Atachin

    b. Horizontal Amoeba proteus Oscillatoria

    linnosa Ag

    Rabdo

    nelln

    lohuaani

    10 Pengambilan sampel

    bentos

    Nittzcchia

    curvula (28),

    Gamphosphaeria

    aponina kc (1),

    Ceratium

    fusus (7),

    Pinnularin

    legumen (1),

    Synedern acus

    (1), Lacrimarin

    sp (1), Nitzsohia

    eosterium (1).

    Chara

    cium

    longipes

    rab (2),

    Sorast

    rum

    Indicus (3)

    11 Kandungan senyawa

    dalam airCOD

    Ulangan 1

    Ulangan 2

    1 ppm

    0,6 ppm

    0,6 ppm

    0,6 ppm

    0,8 ppm

    0,6 ppm

  • Tabel 3 Pengamatan Ekologi Perairan di Pantai Kupang (Titik 3)

    No Parameter Pengukuran Titik 1 Titik 2 Titik 3

    1. Suhu air 280C 300C 280C

    2 Suhu udara 270C 290C 270C

    3 pH 7 7 7

    4 Intensitas cahaya 5320 lux 1900 lux 1263 lux

    5 Salinitas Asin Asin asin

    6 Kekeruhan 24 cm 24 cm 38 cm

    7 Kcepatan Arus 18,37 s 7,06 s 8,17 s

    8 Kedalaman 2,15 m 3,10 m 4,25 m

    9 Pengambilan sampel plankton

    a. Vertikal

    Hyalo

    heen

    undulata

    Nettzsahia

    durvulik

    Lisrpeto-

    cypris

    fascinta,

    Pleurosigmane

    viculaeum

    b. Horizontal Closte

    rium

    kuetzinggii

    Nitzschi

    a

    veruicularis,

    Rhizosole

    nia alata

    forma

    curvirolris(36)

    , Nitzschia

    veruicularis,

    Oscillntoria

    linnosa Ag (3),

    Chactoceros

    anaslomosans

    (1), Chaero

    ceros indicium

    (1),

    Chaeloceros

    mitra (1)

  • 10 Pengambilan sampel bentos Pterrosa

    gitta draca,

    Closterium

    kuetzinggii,

    Pleurosigma

    fasciola

    Ehenberg ,

    11 Kandungan senyawa dalam

    airCOD

    Ulangan 1

    Ulangan 2

    0,4 ppm

    0,4 ppm

    1 ppm

    2 ppm

    0,8 ppm

    0,8 ppm

    Dari hasil identifikasi dan analisa

    bentos dan plankton yang ada di perairan di

    kecamatan Batu Ampar pulau Padang Tikar

    Kabupaten Kubu Raya, tepatnya 3 lokasi

    yang masing-masing tempat dibagi menjadi

    3 titik pengamatan yaitu dermaga, nipah

    panjang, dan pantai kupang. Terkecuali

    pada lokasi dermaga hanya dilakukan 2 titik

    pengamatan.

    Berdasarkan hasil pengamatan

    diperoleh hasil bahwa tempat pertama yaitu

    dermaga. Pengambilan sampel plankton

    dilakukan secara vertical dan horizontal,

    untuk plankton yang vertikal hanya

    ditemukan pada 1 titik yaitu Nittzsahia

    durvulik, Cypridopsis vidun, Asterionelin

    famaus,dan Hymenomonns rosseola.

    Sedangkan pengambilan secara horizontal

    pada titik 1 ditemukan Closterium

    kuetzinggi dan pada titik 2 ditemukan

    Cerotium fusus. Untuk pengamatan bentos

    pada titik 1 ditemukan Characium longipes

    Rab (3) , Nitzschin closterium (15),

    Mycrocystus flosagus kirch (1), Polyedrium

    lobulatum Nneg (6), Rhapidium

    polymorphum Kuert z(1),Polyedrium

    trigonum Nneg (4), Sorastrum indicus

    Bermard (2), Stouroneis

    parculum(6),Bacteriastrum deliantus (4).

    Sedangkan pada titik 2 ditemukan

    Rhizosolenia alala forma grallima ,

    Rhizosolenia stoltorforthi ,Pleurosigma

    angulatum Var.steigosa.

    Kemudian pada lokasi kedua yaitu

    Nipah Panjang. Pengambilan sampel

    plankton dilakukan secara vertical dan

    horizontal, untuk plankton yang vertical

    ditemukan pada titik 1 yaitu Crysophycae

    prymeneciumnithaus dan Cerdium

    platycorene, pada titik 2 ditemukan

    Chyrysamoba radianus, Nitzchinloren

    ziana, Nittzchiaairvula, Atachin. .

  • Sedangkan pengambilan secara horizontal

    ditemukan pada titik 1 Amoeba proteus,

    pada titik 2 Oscillatoria linnosa Ag, dan

    pada titik 3 Rabdonelln lohuaani. Untuk

    pengamatan bentos ditemukan pada titik 1

    Nittzcchia curvula (28), Gamphosphaeria

    aponina kc (1), pada titik 2 yaitu Ceratium

    fusus (7), Pinnularin legumen (1), Synedern

    acus (1), Lacrimarin sp (1), Nitzsohia

    eosterium (1). Dan pada titik 3 yaitu

    Characium longipes rab (2) dan Sorastrum

    Indicus (3).

    Pada lokasi terakhir yaitu Pantai

    Kupang. Pengambilan sampel plankton

    dilakukan secara vertical dan horizontal,

    untuk plankton yang vertical ditemukan

    pada titik 1 yaitu Hyaloheen undulate pada

    titik 2 ditemukan Nettzsahia durvulik dan

    pada titik 3 ditemukan Lisrpeto-cypris

    fascinta, Pleurosigmane viculaeum.

    Sedangkan pengambilan secara horizontal

    ditemukan pada titik 1 Closterium

    kuetzinggii, pada titik 2 Nitzschia

    veruicularis, dan pada titik 3 Rhizosolenia

    alata forma curvirolris(36) , Nitzschia

    veruicularis, Oscillntoria linnosa Ag (3),

    Chactoceros anaslomosans (1), Chaero

    ceros indicium (1), Chaeloceros mitra (1).

    Untuk pengamatan bentos hanya ditemukan

    pada titik 1 yaitu Pterrosagitta draca,

    Closterium kuetzinggii, Pleurosigma

    fasciola Ehenberg.

    Semua bentos dan plankton yang telah

    disebutkan merupakan indikator dari

    perairan tercemar. Dengan ditemukan jenis

    bentos dan plankton pada perairan Padang

    Tikar menunjukkan bahwa perairan di

    lokasi tersebut telah tercemar. Hal ini

    berlandaskan pada hubungan tingkat

    pencemaran air dan makrozobentos oleh

    Trihadiningrum dkk. (1998).

    Faktor lain yang mempengaruhi

    kehidupan bentos yaitu sebagai habitat

    setiap jenis spesies yang berbeda

    mempunyai kisaran toleransi yang berbeda

    terhadap substratnya. Adanya perbedaan

    substrat jenis bentos yang didapatkan pada

    masing-masing stasiun penelitian menurut

    Nybakken (1992) bahwa adanya substrat

    dasar yang berbeda-beda menyebabkan

    perbedaan fauna atau struktur komunitas

    makrozoobentos.

    Dari tabel 1, 2 dan 3 dapat dilihat

    bahwa suhu air pada 3 titik penelitian secara

    berurutan yaitu 29 oC, 27,5 oC dan 28,67 oC.

    Secara umum kisaran suhu tersebut

    merupakan kisaran normal dari bagi

    makhluk hidup perairan termasuk bentos

    dan plankton. Pada suhu udara di 3 titik

    secara berurutan yaitu 27 oC, 28 oC, dan

    27,67oC. Fluktuasi suhu diperairain tropis

    umumnya sepanjang tahun mempunyai

    fluktuasi suhu udara yang tidak terlalu

    tinggi sehingga mengakibatkan fluktuasi

    suhu air juga tidak terlalu besar (Barus,

    2004).

    Derajat keasaman atau pH perairan

    yang diperoleh di perairan Padang Tikar

  • berkisar antara 6 hingga 7 dengan nilai pH

    rata-rata 6,78. Nilai pH ini masih layak

    untuk kehidupan biota laut berdasarkan

    literatur Rakhmanda (2011) menyatakan

    bahwa kisaran pH substrat yang layak bagi

    kehidupan organisme akuatik berkisar

    antara 6,6-8,5.

    Kecepatan arus di Perairan Padang

    Tikar dari hasil pengukuran (Tabel 1,2 & 3)

    arus pada perairan tersebut cukup deras.

    Arus tersebut memiliki kelimpahan dan

    keanekaragaman makrozoobentos. Menurut

    Koesbiono (1979) kecepatan arus

    merupakan salah satu faktor penentu

    kemelimpahan dan keanekaragaman

    makrozoobentos. Perairan yang relatif

    tenang dan banyak ditumbuhi tumbuhan air

    biasanya banyak ditemukan kelompok

    Molusca sedangkan perairan dengan arus

    kuat atau jeram banyak ditemukan

    makrozoobentos dari kelompok Insekta dan

    Hirudinae

    SIMPULAN

    Dari hasil studi yang dilakukan, maka dapat

    ditarikkesimpulan sebagai berikut:

    1. Pada penelitian perairan di kecamatan

    Batu Ampar pulau Padang Tikar

    Kabupaten Kubu Raya sangat melimpah.

    Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah

    perairan Batu Ampar pulau Padang Tikar

    tersebut digolongkan pada tingkat

    tercemar sedang.

    2. Adanya bentos dan plankton merupakan

    indikator dari perairan tercemar. Dengan

    ditemukan jenis bentos dan plankton ini

    pada perairan Padang Tikar

    menunjukkan bahwa perairan di lokasi

    tersebut telah tercemar sedang.

    3. Secara umum kisaran suhu di perairan

    padang tikar tersebut merupakan kisaran

    normal dari bagi makhluk hidup perairan

    termasuk bentos dan plankton.

    4. Nilai pH ini masih layak untuk

    kehidupan biota laut dengan rata-rata pH

    6,78.

    5. Kecepatan arus di Perairan Padang Tikar

    dari hasil pengukuran arus pada perairan

    tersebut cukup deras.

    DAFTAR PUSTAKA

    Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi

    Studi Tentang Ekosistem Air

    Daratan.USU Press. Medan.

    Rosenberg, D. M. and V. H. Resh. 1993.

    Fresh Water Biomonitoring and

    Bentich Macroinvertebrates. New

    York : Chapman and Hall.

    Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology.

    W.B. Saunder Com. Philadelphia

    125 pp.

    Ogbeibu, A. E and B.J. Oribhabor. 2002.

    Ecological impact of river

    impoundment using benthic

    macroinvertebrates as indicator.

  • Journal Water Research 36: 2427

    2436.

    Goldman, C, R. and A. J. Horne. 1983.

    Limnology. Mc Graw Hill.

    Intenational Book Company. New

    York.

    Izmiarti. 1990. Komunitas Makrozoobentos

    di Situ Lengkong dan Situ Kubang, Panjalu,

    Ciamis, Jawa Barat. Tesis Pasca Sarjana

    (S2) Institut Teknologi