jurnal

download jurnal

of 20

description

jurnal

Transcript of jurnal

PowerPoint Presentation

Ayu rizky andhinyDelayed Onset Malignant Hyperthermia after SevofluranePendahuluan Istilah anestesi dimunculkan pertama kali dr. Oliver Wendell Holmes (1809-1894) berkebangsaan AmerikaDua kata Yunani : An = tidak, dan Aesthesis = rasa/sensasi nyeri.Anestesi umum keadaan hilangnya nyeri di seluruh tubuh &kesadaran yang bersifat sementara,dihasilkan melalui penekanan SSP o.k induksi secara farmakologiTinjauan PustakaSevofluranfluorinasi methyl isoprophyl ether, dan merupakan salah satu obat anestesi inhalasi yang sering digunakan untuk anestesi umumSifat2bentuk cairan, tidak berwarna&berbau, tidak iritatif terhadap jalan nafas,koefisien partisi darah/gas pada 37 C adalah 0,59MAC = 2Dosis : induksi (3%-7%), maintenance (0,5 3,00 %)Sevofluran dikeluarkan melalui udara ekspirasi, sekitar 2%-3% di metabolisme di dalam tubuh, kurang dari 5% di metabolisme di hati

Efek di dalam tubuh Sistem SarafMeningkatkan aliran darah di otak, meningkatkan tekanan intracranial, menurunkan kebutuhan O2 di otak Sistem KardiovaskularMenurunkan kontraktilitas miokard, namun bersifat ringan, menurunkan tahanan vaskular dan curah jantungSistem RespirasiMenyebabkan depresi pernafasan, bersifat bronkondilatorSistem MuskuluskeletalRelaksasi ototHatiMenurunkan aliran vena porta tapi meningkatkan aliran arteri hepatikSistem UrinariaMenurunkan aliran darah renal dalam jumlah sedikitKontraindikasi : hipovolemik berat, hipertensi intrakranial, dan hipertermia malignaHipertermi maligna suatu keadaan berat disertai peningkatan konsumsi dari energi tubuh setelah paparan obat anastesiKelainan genetik yang menyebabkan hipertermi maligna diturunkan secara autosomal dominan.Anestesi + genetikpelepasan berlebih dari Ca dari retikulum sitoplasmik ke sitosolmeningkatkan aktivitas reseptor ryonadinTakikardia, peningkatan tekanan darah, kekakuan ototMetabolisme sel meningkatKebutuhan oksigen, sisa hasil metabolisme meningkatHentikan zat anastesiNaikkan ventilasi semenit Berikan dantrolen sodium, dengan dosis inisial 2,5 mg / Kg BBMulai dinginkan pasien sampai 38,5 0C Periksa gula darah, elektrolit, CK, darah, dan urinPeriksa koagulasi lengkap setiap 612 jamHipertermia Maligna Onset Lambat setelah Pemberian SevofluranHipertermia maligna respon hipermetabolik terhadap agen inhalasi olahraga berat, dan panas. >> laki-laki daripada perempuan (2:1). Tanda-tanda klasik hipertermia, takikardia, takipnea, peningkatan produksi karbon dioksida, peningkatan konsumsi oksigen, asidosis, kekakuan otot dan rhabdomyolysisSeorang anak usia 8 tahun dijadwalkan untuk menjalani evaluasi atresia choanal di bawah GA. Maintenance induksi anestesi sevofluran 7-8%, setelah intubasi diberikan remifentanil 2 mg. Tidak digunakan relaksan otot. Anestesi berlangsung 35 menit tanpa ada masalah. Satu minggu kemudian, pasien dijadwalkan pemakaian nasopharyngeal tube bilateral di bawah sevofluran. Prosedur berakhir tanpa masalah. Selama follow-up, suhu meningkat menjadi 42.5C, denyut jantung meningkat menjadi 250 kali/menit, dan terjadi distress pernapasan. Kadar kreatinin fosfokinase mencapai 929 IU/L, dan terjadi hyperpotassemia. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia , asidosis respirasi dan metabolik.

Pasien kemudian diberikan dantrolen sodium peroralsuhu tubuh menurun, dan karena distress pernapasan masih terjadi diintubasi dan diberikan ventilasi mekanik. Tidak ada riwayat keluarga dengan hipertermia maligna atau penyakit lain yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap hipertermia malignaDari pemeriksaan fisik ditemukan dismorfik wajah, mikrognatia, high-arched palate, letak telinga yang lebih rendah, popeyed appearance, hypertelorism, low-slanting palpebral fissures, cryptrochidism, clinodactyly, dan craniosynostosis, gangguan pendengaran bilateral.

Diskusi Hipertermia maligna respon hipermetabolik terhadap agen inhalasi kuat, olahraga berat, dan panas. Gold standard untuk diagnosis kerentanan terhadap hipertermia maligna adalah tes contracture kafein-halotan. Hipertermia maligna diduga bila ditemukan asidosis respirasi, takikardia, asidosis metabolik, peningkatan kadar serum kreatinin kinase, hyperpotassemia, dan hipertermiahipertermia maligna setelah paparan sevofluran telah dilaporkan dalam beberapa literatur. Hipertermia maligna setelah paparan sevofluran diduga berhubungan dengan pelepasan kalsium dari retikulum sarkoplasma. Hsu et al. hipertermia maligna pada anak laki-laki berusia 3 tahun 9 bulan yang dijadwalkan untuk operasi dengan sevofluran dan gejala pasien ini telah membaik setelah sevofluran dihentikanuji genetik molekular mutasi Ryanodine-receptor (RYR1)

Onset yang lambat dari munculnya hipertermia maligna adalah gejala klinis yang langka. Chen et al. melaporkan hipertermia maligna anak berusia 5 tahun setelah paparan sevofluran kedua. Pasien ini diberikan general anestesi dengan sevofluran sebanyak 2 kali dengan selang waktu 2 hari.

Selama pengalaman anestesi pertama, pasien kami mendapatkan general anestesi dengan sevofluran dan tidak ada komplikasi. Tapi 1 minggu kemudian, setelah terpapar sevofluran untuk kedua kalinya, gejala klinis hipertermia maligna terlihat selama periode pasca operasi. hipertermia maligna selama bersama-sama dengan adanya sindrom pada pasien King-Denborough syndrom

Kinouchi et al. melaporkan dua kasus hipertermia maligna yang dipicu oleh sevofluran, pasien tidak memiliki kerentanan keluarga menderita hipertermia maligna. Pasca operasi, salah satu pasien ini tercatat memiliki down slanting palpebral fissures, mikrognatia, letak telinga lebih rendah, dan hilangnya satu lipatan jari kelima didiagnosis King-Denborough syndrom King-Denborough syndrom (KDS) adalah myopathy congenital yang berkaitan dengan kerentanan terhadap hipertermia maligna, kelainan skeletal, dan dismorfik dengan karakteristik kelainan pada wajah penting untuk mengevaluasi tanda-tanda klinis dari King-Denborough syndrom selama periode pra operasi terutama pada bayi baru lahir.Terima kasih..