JURNAL

7
1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA STANDAR KOMPETENSI MEMASANG INSTALASI PENERANGAN LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA DI SMK NEGERI 1 CERME KELAS X TITL Penulis: Yusfita Prawita Sari Mahasiswa Prodi S1-Pendidikan Teknik Elektro-UNESA, Surabaya Pembimbing: Prof. Dr. H. Supari Muslim, M.Pd Dosen S1-Pendidikan Teknik Elektro-UNESA, Surabaya ABSTRAK Dunia pendidikan tidak lepas dari proses pembelajaran, guru bebas memilih beberapa metode pembelajaran dalam pelaksanan proses pembelajaran. Perbandingan hasil belajar memasang instalasi penerangan listrik bangunan sederhana menggunakan model pembelajaran TGT dan model pembelajaran jigsaw (Sebuah Eksperimen di SMK Negeri 1 Cerme). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar antara peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran TGT dan jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cerme. Pengambilan sampel penelitian berjumlah 60 orang dari SMK Negeri 1 Cerme pada kelas X TITL 1 dan kelas X TITL 2 sebagai subjeknya. Pengambilan data hasil belajar dengan menggunakan tes hasil belajar (25 item) dan angket tanggapan peserta didik terhadap penerapan kedua model pembelajaran. Analisis data menggunakan uji-t, hasil post-test didapat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (X TITL 1) sebesar 81,73 dan kelas kontrol (X TITL 2) sebesar 77,73, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang diterapakan dengan model pembelajaran TGT dan model pembelajaran jigsaw, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran TGT lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran jigsaw. Respon peserta didik terhadap model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada kompetensi dasar memahami instalasi penerangan listrik 1 fasa adalah positif sebesar 84,03%, dan respon siswa terhadap model pembelajaran jigsaw pada kompetensi dasar memahami instalasi penerangan listrik 1 fasa adalah positif sebesar 72,99%. Dari hasil dan analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran jigsaw pada kompetensi dasar memahami instalasi penerangan listrik 1 fasa. Diharapkan penelitian ini dilakukan pada mata diklat lain dan dapat digunakan guru sebagai salah satu alternatif model dalam proses belajar mengajar. Kata kunci : Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), model pembelajaran Jigsaw, Hasil belajar, Kompetensi dasar instalasi penerangan listrik 1 fasa.

description

skripsi media pemblajaran

Transcript of JURNAL

Page 1: JURNAL

1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN MODEL

PEMBELAJARAN JIGSAW PADA STANDAR KOMPETENSI MEMASANGINSTALASI PENERANGAN LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA DI SMK NEGERI 1

CERME KELAS X TITL

Penulis: Yusfita Prawita SariMahasiswa Prodi S1-Pendidikan Teknik Elektro-UNESA, Surabaya

Pembimbing: Prof. Dr. H. Supari Muslim, M.PdDosen S1-Pendidikan Teknik Elektro-UNESA, Surabaya

ABSTRAKDunia pendidikan tidak lepas dari proses pembelajaran, guru bebas memilih beberapa

metode pembelajaran dalam pelaksanan proses pembelajaran. Perbandingan hasil belajarmemasang instalasi penerangan listrik bangunan sederhana menggunakan model pembelajaranTGT dan model pembelajaran jigsaw (Sebuah Eksperimen di SMK Negeri 1 Cerme).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar antara pesertadidik yang diajarkan dengan model pembelajaran TGT dan jigsaw. Penelitian ini dilaksanakandi SMK Negeri 1 Cerme. Pengambilan sampel penelitian berjumlah 60 orang dari SMK Negeri1 Cerme pada kelas X TITL 1 dan kelas X TITL 2 sebagai subjeknya. Pengambilan data hasilbelajar dengan menggunakan tes hasil belajar (25 item) dan angket tanggapan peserta didikterhadap penerapan kedua model pembelajaran. Analisis data menggunakan uji-t, hasil post-testdidapat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (X TITL 1) sebesar 81,73 dan kelaskontrol (X TITL 2) sebesar 77,73, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara hasilbelajar siswa yang diterapakan dengan model pembelajaran TGT dan model pembelajaranjigsaw, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik yang menggunakan modelpembelajaran TGT lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakanmodel pembelajaran jigsaw.

Respon peserta didik terhadap model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)pada kompetensi dasar memahami instalasi penerangan listrik 1 fasa adalah positif sebesar84,03%, dan respon siswa terhadap model pembelajaran jigsaw pada kompetensi dasarmemahami instalasi penerangan listrik 1 fasa adalah positif sebesar 72,99%. Dari hasil dananalisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Teams GamesTournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan modelpembelajaran jigsaw pada kompetensi dasar memahami instalasi penerangan listrik 1 fasa.Diharapkan penelitian ini dilakukan pada mata diklat lain dan dapat digunakan guru sebagaisalah satu alternatif model dalam proses belajar mengajar.

Kata kunci : Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), model pembelajaranJigsaw, Hasil belajar, Kompetensi dasar instalasi penerangan listrik 1 fasa.

Page 2: JURNAL

2

ABSTRACT

Education can not be separated from the learning process, teachers are free to choosesome method of learning in the implementation process of learning. The comparison of theresults of the learning to install electric lighting systems using simple building TGT learningmodel and Jigsaw (An Experiment in SMK Negeri 1 Cerme).

This study aims to determine the comparative learning outcomes among students taughtwith TGT and Jigsaw teaching model. This study carried out in the SMK Negeri 1 Cerme.Sampling for the study of 60 students from SMK Negeri 1 Cerme in class X TITL1 and TITL 2as the subject. Data capture learning outcomes using test instruments learning outcomes (25items) and questionnaire responses of students to the application of both models of learning.Data analysis using t-test, post-test results of the results obtained average experimental classstudents (X TITL 1) of 81.73 and a control class (X TITL 2) at 77.73, so it can be concludedthere is a difference between the results student applies for TGT learning models and learningmodels Jigsaw, it can be said that the learning outcomes of students using the learning model ofIGT is higher than the learning outcomes of students who use learning models Jigsaw.

Student respons to learning models Teams Games Tournament (TGT) based on thecompetency to understand the electrical installation of lighting the first phase is positive at84.03%, and student responses to the learning model to understand the basic competenciesJigsaw installation of electric lighting on a positive phase at 72.99 %. From the results and dataanalysis can be concluded that the application of learning models Teams Games Tournament(TGT) can improve student learning outcomes compared with Jigsaw on the competency modelto learn to understand the basic installation of the first stage of electric lighting. It is hoped theresearch conducted on the eye training other teachers and can be used as an alternative model inteaching and learning.

Key words: Teams Games Tournament (TGT) model of learning, Jigsaw model of learning,learning outcomes, the first phase of the installation of basic competence electriclighting.

Page 3: JURNAL

3

A. PENDAHULUANDunia pendidikan tidak lepas dari

proses pembelajaran, sedangkan yangdimaksud dengan pembelajaran yaituproses belajar mengajar yang ditandaidengan adanya interaksi atau hubungantimbal balik antara guru dan peserta didik.Berdasarkan definisi pembelajarantersebut yaitu terdapat dua komponenyang terlibat langsung dalam prosespembelajaran, komponen guru dan pesertadidik.

Dalam pembelajaran ada beberapametode yang telah lama digunakan olehpara guru antara lain metode ceramah danmetode tanya jawab. Metode tersebutboleh dikatakan metode konvensional.Metode pembelajaran konvensional yangselama ini digunakan oleh sebagian besarguru sudah tidak sesuai dengan tuntutanjaman, karena pembelajaran yangdilakukan kurang memberikan kesempatanseluas luasnya kepada peserta didik untukmengkonstruksikan pengetahuan dalampengembangan diri.

Menurut Lie (2002:8), salah satumodel pembelajaran yang dapatmengaktifkan siswa adalah pembelajarankooperatif. Terdapat beberapa tipe dalampembelajaran kooperatif, salah satunyaadalah tipe Teams Games Tournament(TGT).

Menurut Nur (2005: 3), pembelajaranmodel kooperatif tipe Jigsaw, siswa dibagiberkelompok dengan 5 atau 6 anggotakelompok belajar dari kemampuan, suku/ras, sosial serta ekonomi yang berbeda.Setiap anggota bertanggung jawab untukmempelajari bagian tertentu bahan yangdiberikan itu.

Berdasarkan uraian di atas makapenulis mencoba melakukan penelitiantentang bagaimana perbedaan hasil belajarmodel pembelajaran kooperatif tipe TGTdan model pembelajaran Jigsaw denganjudul “ Perbedaan hasil belajar siswadengan menggunakan model pembelajaranTeams Games Tournament (TGT) danmodel pembelajaran Jigsaw pada standarkompetensi instalasi penerangan listrikbangunan sederhana di SMK Negeri 1Cerme kelas X TITL ”. Dengan modelpembelajaran TGT siswa diharapkan dapat

ikut terlibat dalam kegiatan belajarmengajar, bekerja sama dalammenyelesaikan tugas kelompok dan dapatmeningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian latar belakangmasalah di atas, peneliti merumuskanbeberapa rumusan masalah antara lainsebagai berikut:1. Apakah ada pembeda hasil belajar

peserta didik yang menggunakanmodel pembelajaran TGT dan pesrtadidik yang menggunakan modelpembelajaran Jigsaw?

2. Bagaimana respon peserta didikterhadap model pembelajaran TGTdan respon peserta didik terhadapmodel pembelajaran Jigsaw?Tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:1. Untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar peserta didik SMK Negeri 1Cerme kelas X TITL denganmenggunakan model pembelajaranTGT dan model pembelajaran Jigsaw.

2. Untuk mengetahui respon pesertadidik pada kelas yang menggunakanmodel pembelajaran TGT dan responpeserta didik pada kelas yangmenggunakan model pembelajaranJigsaw pada standar kompetensimemasang instalasi peneranganlisrik bangunan sederhana.Manfaat yang diharapkan dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Bagi peserta didik

a. Meningkatkan motivasi pesertadidik dalam mengikuti kegiatanpembelajaran di kelas.

b. Meningkatkan interaksi pesertadidik dalam proses pembelajaran,sehingga diharapkan dapatmeningkatkan prestasi belajarpeserta didik.

2. Bagi gurua. Sebagai alternatif pilihan model

pembelajaran bagi guru.b. Melatih ketrampilan dan

penguasaan dalam mengelolapembelajaran kooperatif tipeTGT.

3. Bagi lembagaSebagai masukan dan tambahaninformasi sekaligus sebagai bahan

Page 4: JURNAL

4

perbandingan untuk menerapkanpenelitian-penelitian lain yangberkaitan dengan modelpembelajaran dalam upayapeningkatan kualitas pembelajaran disekolah.Berbagai asumsi penelitian yang

dapat digunakan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:1. Peserta didik memiliki kemampuan

awal yang dibutuhkan untukmengikuti KBM ini.

2. Peneliti mampu menyampaikanmateri dan mengelola kelas denganbaik.

3. Peserta didik mengerjakan soal tessecara mandiri dan penuh tanggungjawab.

4. Peserta didik menjawab angketrespon peserta didik pada terapanmodel pembelajaran TGT dan jigsawsecara jujur, sesuai dengan kondisiyang sebenarnya.

Batasan masalah dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:1. Penelitian ini hanya dilakukan pada

kelas X program keahlian teknikinstalasi tenaga listrik SMK Negeri 1Cerme yang terdiri dari 2 kelas, yaitukelas X TITL 1 dan X TITL 2.

2. Perlakuan yang diberikan kepadapeserta didik ialah penerapan modelpembelajaran TGT (pada kelaseksperimen) dan model pembelajaranJigsaw (pada kelas kontrol).

3. Materi yang disampaikan adalahkompetensi dasar memahamiinstalasi penerangan 1 fasa.

B. KAJIAN PUSTAKA1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran pada hakekatnyamerupakan proses interaksi antara pesertadidik dan lingkungannya, sehingga terjadiperubahan perilaku ke arah lebih baik.Selama proses pembelajaran, tugas guruyang paling utama adalah mengkondisikanlingkungan belajar agar menunjangterjadinya perubahan perilaku bagi pesertadidik (Mulyasa, 2003:23).2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakanstrategi pembelajaran dengan sejumlah

peserta didik sebagai anggota kelompokkecil yang tingkat kemampuannyaberbeda. Pembelajaran kooperatifmerupakan model pembelajaran yangmengelompokkan peserta didik dalamkelompok kecil yang saling membantuuntuk memahami suatu materi pelajaran,memeriksa dan memperbaiki jawabanteman, serta kegiatan lainnya dengantujuan mencapai hasil belajar tertinggi.Belajar belum selesai jika salah satuteman dalam kelompoknya belummenguasai bahan pelajaran.

3. Teams Games tournament (TGT)Pembelajaran koopearatif tipe TGT

adalah salah satu tipe atau modelpembelajaran kooperatif yang mudahditerapkan, melibatkan aktivitas seluruhpeserta didik tanpa harus ada perbedaanstatus, melibatkan peran peserta didiksebagai pesaing dan mengandung unsurpermainan dan penguatan/ reinforcement.TGT merupakan tipe pembelajarankooperatif yang menggabungkan kegiatanbelajar kelompok dengan kompetensikelompok.

4. JigsawMetode Jigsaw adalah teknik

pembelajaran kooperatif di mana pesertadidik, bukan guru, yang memilikitanggung jawab lebih besar dalammelaksanakan pembelajaran. Tujuan darijigsaw ini adalah mengembangkan kerjasama tiap kelompok, keterampilan belajarkooperatif, dan menguasai pengetahuansecara mendalam yang tidak mungkindiperoleh apabila mereka tidak mencobauntuk mempelajari semua materisendirian.

5. Standar KompetensiStandar kompetensi merupakan kerangkayang menjelaskan dasar pengembanganprogram pembelajaran yang terstruktur.Standar kompetensi juga merupakan fokusdari penilaian, sehingga prosespengembangan kurikulum adalah fokusdari penilaian, meskipun kurikulum lebihbanyak berisi tentang dokumenpengetahuan, keterampilan dan sikap daripada bukti-bukti untuk menunjukkanbahwa peserta didik yang akan belajar

Page 5: JURNAL

5

TRRS BA

telah memiliki pengetahuan danketerampilan awal.6. Keterampilan Sosial

Seorang peserta didik dikatakanmampu berketerampilan sosial tatkala iadapat berkomunikasi dengan baik sesuaiaturan (tatacara) dengan sesamanya didalam sebuah kelompok. Jadi, saranakelompok (wadah) untuk berkomunikasimerupakan syarat yang harus ada di dalammemroses keterampilan sosial pesertadidik.7. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran meliputi:a. Silabusb. RPPc. Modul peserta didikd. Tes hasil belajar

8. Hasil BelajarHasil belajar seseorang ditentukan

oleh beberapa faktor yangmempengaruhinya. Salah satu faktor yangada di luar individu adalah tersedianyabahan ajar yang memberi kemudahan bagiindividu untuk mempelajarinya.9. Respon Peserta Didik

Respon peserta didik merupakantanggapan peserta didik terhadap prosesbelajar mengajar yang meliputiketertarikan atau semangat peserta didikdalam mengikuti proses pembelajaran.10. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka danpenelitian yang relevan dirumusanhipotesis: hasil belajar peserta didik yangmenggunakan model pembelajaran TGTada perbedaan dengan hasil belajar pesertadidik yang menggunakan modelpembelajaran Jigsaw.

C. METODE PENELITIANJenis dari penelitian ini adalah

penelitian ekperimental yangmenggunakan rancangan penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah(Randomized Control Group PretestPostest Design).

Instrumrn penelitian ini adalah:1. Tes Hasil BelajarTes merupakan suatu cara untukmendapatkan data tentang hasil belajaratau ketuntasan belajar (SKM : 75) yangtelah dicapai oleh peserta didik setelah

mereka menempuh proses belajarmengajar dalam jangka waktu tertentu.a. Sensitifitas butir

Ukuran sensitivitas butir padadasarnya merupakan ukuran berapabaik butir itu membedakan antarapeserta didik yang telah menerimapengajaran dan yang belum.Berikut adalah rumus yang digunakanuntuk menghitung sensitivitas butir:

(Gronlund, 1981: 266)2. Kuesioner angketAngket adalah sejumlah pertanyaantertulis yang digunakan untukmemperoleh informasi dari respondendalam arti laporan tentang pribadinya atauhal-hal yang diketahui.

Analisis hasil belajar siswa inimenggunakan analisis data uji-t. Uji t inidigunakan untuk mengetahui apakahpenerapan model pembelajaran TGT adabeda dengan model pembelajaran Jigsaw.Uji-t pada penelitian ini menggunakansoftware analisis data SPSS.

D. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN1. Penyajian Data

a. Hasil Validasi PerangkatPembelajaranBerdasarkan analisis hasil validasi

perangkat pembelajaran yang telahdihitung, maka nilai yang diperolehadalah 93,655 % dan berada padainterval 81% - 100%. Sesuai kriteriatermasuk dalam kategori sangat valid,sehingga dapat digunakan sebagaiinstrumen dengan beberapa perbaikan.

Hasil respon peserta didikberdasarkan perhitunganmenunjukkan bahwa keseluruhanaspek pada lembar angket pesertadidik dikategorikan baik dengan rata-rata model pembelajaran TGT(84,037%) dan rata-rata modelpembelajaran Jigsaw (72,996%) makapembelajaran TGT dan Jigsaw layakdigunakan dalam prosespembelajaran.b. Analisis Butir Soal

Page 6: JURNAL

6

Dari hasil perhitungan sensitivitassoal maka didapat 25 soal yangdiujikan dihasilkan 25 soal yangefektif, yaitu terletak antara 0,00 dan1,00, dan yang dikehendaki adalahnilai positif tinggi. Item dengan nilainol dan negatif tidak mencerminkanyang diharapkan dari pengajaran.c. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini akan mengujihipotesis kedua, dalam hipotesis nolpertama (H0): hasil belajar pesertadidik kelas eksperimen lebih rendahdari hasil belajar kelas kontrol.Diketahui rata-rata nilai postest darikelas TITL 1 yang diberi metodepembelajaran TGT adalah 81,73,sedangkan rata-rata nilai prestest darikelas TITL 2 yang diberi metodepembelajaran Jigsaw adalah 77,73.

2. PembahasanHasil belajar teori meliputi

nilai pre-test dan post-test pesertadidik kelas kontrol dan kelaseksperimen pada pokok bahasanmemahami instalasi penerangan 1fase dengan menyertakan seluruhsoal.

E. SIMPULAN DAN SARAN1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data danpembahasan, maka dapat disimpulkansebagai berikut:1. Perbedaan hasil belajar peserta didik

kelas X TITL SMK Negeri 1 Cermemenggunakan model pembelajaranTeams Games Tournament (TGT)dengan peserta didik yangmenggunakan model pembelajaranJigsaw menunjukkan bahwa hasilbelajar peserta didik kelas eksperimen(81,73) berbeda dari hasil belajarpeserta didik kelas kontrol (77,73).

2. Respon peserta didik terhadappelaksanaan model pembelajaranTeams Games Tournament (TGT)adalah sebesar (84,03 %) dan responpeserta didik terhadap pelaksanaanmodel pembelajaran Jigsaw positif(72,99 %). Hasil presentase inimenunjukkan bahwa peserta didiklebih tertarik dengan penerapan model

pembelajaran Teams GamesTournament (TGT).

2. SaranBerdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh, saran-saran yang dapatdigunakan agar tercapai hasil belajar yangmaksimal adalah:1. Berdasarkan hasil penelitian ini,

sebaiknya model pembelajaran TeamsGames Tournament (TGT) dan Jigsawdigunakan sebagai inovasi baru dalampembelajaran pada pokok bahasan lain.

2. Model pembelajaran kooperatifsebaiknya digunakan untuk mata diklatlain, karena dapat memudahkan pesertadidik dalam menemukan konsep-konsep yang akan dikembangkankarena peserta didik aktif bekerja samauntuk memecahkan permasalahan danmembangun sendiri pengetahuan sertamenemukan prinsip bagi merekasendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning:Mempraktikkan Cooperatif Learningdi Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. 1997. ProsedurPenelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasarEvaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Arim, Robi Bawono. 2010. ModelPembelajaran Tipe Jigsaw PadaMata Pelajaran Penerapan KonsepDasar Listrik Dan Elektronika BagiSiswa Kelas X Program KeahlianTeknik Komputer Jaringan Di SMKNegeri 1 Udanawu Blitar. Surabaya.

Page 7: JURNAL

7

Fraenkel, Jack R. 2003. How to Design andEvaluate Research in Education.New York: McGraw-Hill.

http://researchengines.com/0805achmad.html. Diakses 7 mei 2011

http://www.migasindonesia.com/files/article/%5BSDM%5DDraft_Standar_Kompetensi.pdf. Diakses 6 Juni 2011

Ibrahim, dkk. 2005. PembelajaranKooperatif. Surabaya: UNESA –UNIVERSITY PRESS.

Ibrahim, Muslimin dan Nur, Muhammad.2000. Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: Universitas NegeriSurabaya.

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum BerbasisKompetensi: Konsep, Karakteristik,dan Implementasi. Bandung: RemajaRosdakarya.

Muslim, supari dkk. 2009. TeknikPerencanaan dan PemasanganInstalasi Listrik. DepartemenPendidikan Nasional.

N, E. Gronlund. 1981. Preparing Criterion-Referenced Test for ClassroomInstruction. New York: Macmillan.

Nur, Mohamad. 1987. Pengantar Teori Tes.Naskah bahan pengajaran/buku teksprogram refresher.

Nur, Mohamad. 2005. PembelajaranKooperatif. Surabaya: Pusat Sainsdan Matematika Sekolah UNESA.

Nur, Mohamad. 2011. Model PembelajaranKooperatif. Surabaya: Pusat Sainsdan Matematika Sekolah UNESA.

Slavin, Robert E. 1995. CooperativeLearning Second Edition. Singapore:Allyn and Bacon.

Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil ProsesBelajar Mengajar. Bandung: RemajaRosdakarya.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif Dan R&D. Bandung:Alfabeta Bandung.

Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan MaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Yuwanita, Ratna Effendy. 2010. PengaruhPenerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Teams GamesTournament (TGT) Terhadap HasilBelajar Menguasai ElektronikaDigital Dan Komputer Siswa KelasXI AV Di SMK Negeri 7 Surabaya.Surabaya.

Zuhriah, Nurul. 2006. Metodoligi Penelitian.Jakarta: PT Bumi Aksara.