JURNAL

20
1 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA KUCING MELALUI PENDEKATAN INFERENSI FORWARD CHAINING BERBASIS PLATFORM ANDROID Muhammad Yusuf Khadafi Email : [email protected] Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Jumlah peminat kucing di Indonesia sangatlah besar namun hal ini tidak di imbangi dengan ketersediaan dokter hewan. Banyak para pecinta kucing yang kesulitan untuk mendiagnosa dan merawat kucing kesayangannya ketika sakit. Dengan perkembangan teknologi komputer dewasa ini terutama di bidang kecerdasan buatan, keterbatasan dokter hewan ini dapat di atasi dengan kehadiran sistem pakar. Sistem pakar (Expert System) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli/pakar. Dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli/pakar. Metode inferensi forward chaining adalah metode penalaran yang terdapat pada sistem pakar, cara kerja forward chaining adalah dengan melakukan penalaran secara maju sehingga sistem pakar akan melakukan diagnosa penyakit dari hasil input gejala yang dimasukkan oleh user. Sistem pakar yang dibuat pada tugas akhir ini berbasis platform Android dengan alasan mobilitas. Kata Kunci : Sistem Pakar, Forward Chaining, Android PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi pada saat ini yang berkembang dengan sangat pesat, khususnya dalam bidang Komputer dan Teknologi Informasi membuat komputer bukan merupakan hal yang asing lagi bagi manusia melainkan sudah dijadikan suatu fasilitas yang dapat membantu atau mempermudah segala bentuk kebutuhan manusia akan informasi dan teknologi. Statistik membuktikan bahwa peningkatan pemanfaatan teknologi dalam kurun waktu 12 tahun terakhir (2000 - 2012) naik sekitar 70% [Kompas 2012], Kemampuan komputer untuk mengolah informasi dan pengetahuan pada saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi, hal ini terlihat dengan banyak munculnya program kecerdasankecerdasan buatan atau disebut Artificial Intelligence yang merupakan salah satu bentuk dari kecanggihan komputer yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia.

description

a journal

Transcript of JURNAL

Page 1: JURNAL

1

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA KUCING MELALUI

PENDEKATAN INFERENSI FORWARD CHAINING BERBASIS PLATFORM

ANDROID

Muhammad Yusuf Khadafi

Email : [email protected]

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi,

Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Jumlah peminat kucing di Indonesia sangatlah besar namun hal ini tidak di imbangi dengan

ketersediaan dokter hewan. Banyak para pecinta kucing yang kesulitan untuk mendiagnosa

dan merawat kucing kesayangannya ketika sakit. Dengan perkembangan teknologi

komputer dewasa ini terutama di bidang kecerdasan buatan, keterbatasan dokter hewan ini

dapat di atasi dengan kehadiran sistem pakar.

Sistem pakar (Expert System) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti

yang biasa dilakukan oleh para ahli/pakar. Dengan kata lain sistem pakar adalah sistem

yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk

dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli/pakar.

Metode inferensi forward chaining adalah metode penalaran yang terdapat pada sistem

pakar, cara kerja forward chaining adalah dengan melakukan penalaran secara maju

sehingga sistem pakar akan melakukan diagnosa penyakit dari hasil input gejala yang

dimasukkan oleh user.

Sistem pakar yang dibuat pada tugas akhir ini berbasis platform Android dengan alasan

mobilitas.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Forward Chaining, Android

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi pada saat ini yang berkembang dengan sangat pesat, khususnya

dalam bidang Komputer dan Teknologi Informasi membuat komputer bukan merupakan hal

yang asing lagi bagi manusia melainkan sudah dijadikan suatu fasilitas yang dapat

membantu atau mempermudah segala bentuk kebutuhan manusia akan informasi dan

teknologi. Statistik membuktikan bahwa peningkatan pemanfaatan teknologi dalam kurun

waktu 12 tahun terakhir (2000 - 2012) naik sekitar 70% [Kompas 2012], Kemampuan

komputer untuk mengolah informasi dan pengetahuan pada saat ini sudah tidak dapat

diragukan lagi, hal ini terlihat dengan banyak munculnya program kecerdasan–kecerdasan

buatan atau disebut Artificial Intelligence yang merupakan salah satu bentuk dari

kecanggihan komputer yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya

manusia.

Page 2: JURNAL

2

Artificial Intelegence atau Kecerdasan Buatan merupakan cabang dari ilmu

komputer yang berhubungan dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas yang dapat

berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia [Anita Desiami &

Muhammad Arhami, Konsep Kecerdasan Buatan, 2003]. Salah satu bentuk dari kecerdasan

buatan atau Artificial Intelligence yang banyak digunakan pada saat ini antara lain adalah

Sistem Pakar, Robotic dan lain-lain. Pada tugas akhir ini implementasi kecerdasan buatan

yang dipakai adalah sistem pakar, konsep dasar sistem pakar terletak pada konsep dimana

pengetahuan seorang pakar akan disimpan di dalam komputer dan kemudian diterapkan

pada orang lain yang membutuhkan [Anita Desiami & Muhammad Arhami, Konsep

Kecerdasan Buatan, 2003].

Sistem pakar merupakan sebuah cabang dari kecerdasan buatan yang memiliki

pengetahuan dalam masalah tertentu, Sistem Pakar banyak digunakan dalam bidang

kedokteran baik manusia maupun hewan yang erat kaitannya dengan kemampuan suatu

komputer untuk mendiagnosa suatu penyakit dari data yang dimasukkan oleh user yang

kemudian pada akhirnya memberikan jalan pemecahannya.

Sistem Pakar yang akan dibuat dalam tugas akhir ini adalah sistem pakar yang

dirancang dari adaptasi kecerdasan bidang kedokteran hewan yaitu untuk mendiagnosis

penyakit pada kucing, mengingat kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang sangat

banyak peminatnya, bentuk fisik yang lucu dan tingkah yang menggemaskan merupakan

salah satu alasan yang membuat banyak orang sangat menyukai hewan peliharaan yang satu

ini. Statistik membuktikan ada lebih dari 4000 penggemar kucing di Indonesia yang

tergabung dalam forum-forum pecinta kucing di internet [Jakarta Pos, 2011]. Jumlah

tersebut belum lagi di tambah dengan para penggemar kucing yang tidak tergabung di

dalam forum internet. Angka rillnya pasti jauh lebih dari 4000 dan bisa jadi angka 4000

hanyalah sekitar setengah atau bahkan sepertiga dari jumlah keseluruhan penggemar kucing

di Indonesia.

Seiring dengan semakin meningkatnya penggemar kucing tidak sedikit pula para

pemelihara kucing yang kecewa ketika kucing kesayangannya tiba-tiba jatuh sakit atau

bahkan mati tanpa diketahui dengan jelas sebabnya. hal ini sering terjadi terhadap pada

pemelihara kucing yang terbilang baru dan belum banyak mengetahui dengan benar

mengenai panyakit-penyakit pada kucing dan juga cara menanggulanginya. ditambah lagi

masih minimnya fasilitas perawatan dan kesehatan terhadap hewan peliharaan semakin

membuat para pemelihara kucing kesulitan untuk memberikan tindakan yang tepat ketika

kucing kesayangannya terserang penyakit.

Oleh karena itu dengan adanya sistem pakar ini, diharapkan agar para pemelihara

kucing dapat mengetahui penyakit–penyakit yang menyerang kucing kesayangannya, dan

sekaligus dapat pula mengetahui pemecahan masalah atau solusi yang tepat untuk

menangani penyakit tersebut.

Platform dari sistem pakar yang akan dikembangkan ini adalah android, pemilihan

android sebagai platform sistem pakar ini adalah karena keunggulannya dibanding platform

yang lain yaitu berbasis mobile, sifatnya yang Open Source, serta kemudahan akses aplikasi

di Android Market, dan perkembangan teknologinya yang sangat cepat dan sangat diminati

saat ini baik oleh pengguna maupun para vendor pengembang teknologi.

Page 3: JURNAL

3

Rumusan Masalah

Pada penelitian tugas akhir ini cakupan permasalahan yang ada secara garis besar

meliputi :

a. Bagaimana mendesain suatu sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit pada kucing.

b. Bagaimana cara kerja algoritma forward chaining yang menjadi inference engine dari

sistem pakar ini.

c. Bagaimana cara pembuatan sistem pakar dengan pendekatan inferensi forward

chaining ini untuk menghasilkan suatu kesimpulan dari diagnosa penyakit kucing.

d. Bagaimana sistem pakar tersebut dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan

penyakit yang diderita pada kucing dan penanggulangan penyakit yang disarankan.

Batasan Masalah

Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penerapan metode Inferensi Forward

chaining untuk membangun sistem pakar diagnosa penyakit pada kucing yang berbasis

platform Android.

Batasan masalah meliputi penggunaan metode inferensi forward chaining yang

digunakan sebagai mesin inferensi dari sistem pakar yang akan dibuat, teknis pemrograman

sistem pakar dengan bahasa java dan xml, perancangan database menggunakan SQLite, lalu

testing dan implementasi dari sistem pakar yang telah dibuat. Alat bantu desain yang

digunakan pada perancangan sistem pakar ini adalah UML.

Pada sistem pakar ini penyakit kucing yang dapat didiagnosa dibatasi hanya 10

penyakit yaitu Diabetes, Diarrhea, Ear Mites, Flea Infestation, Gingivitis, Feline Influenza,

Panleucopenia, Chlamydiosis, Infectious Peritonis dan Rabies.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah membuat sebuah sistem pakar dengan

metode inferensi forward chaining yang dapat melakukan diagnosa penyakit pada kucing

berdasarkan gejala-gejala penyakit yang di masukkan dan memberikan informasi penyakit

tersebut beserta cara pengobatannya.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada tugas akhir ini dibagi menjadi dua yaitu metode dalam

pengumpulan data dan metode dalam perancangan sistem, pada metode pengumpulan data

metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dan pada metode perancangan sistem

metode yang digunakan adalah metode SDLC (System Development Life Cycle),

Pada metode studi pustaka semua data dan referensi diambil dari buku, majalah,

surat kabar ataupun jurnal ilmiah yang mendukung seluruh materi yang dibahas. Baik

materi mengenai teknis pemrograman sistem pakar, desain sistem dan juga materi

mengenai penyakit-penyakit pada kucing. Selain buku metode studi pustaka mencakup pula

pada media internet.

Metode Pengembangan SDLC (System Development Life Cycle)

a. Perencanaan Sistem

Pada tahap perencanaan sistem ini dicari tahu apakah ada permasalahan pada suatu

sistem yang sudah ada. Apabila ada maka solusi dari masalah tersebut harus dipikirkan

serta tujuan apa yang akan dicapai, setelah itu mulai menyusun strategi yang akan

Page 4: JURNAL

4

digunakan. Jika strategi tersebut bermanfaat maka dapat dilanjutkan dengan

menganalisisnya..

b. Analisis Sistem

Pada tahapan ini mulai di identifikasi penyebab masalah yang ada, dalam

pengembangan sistem pakar ini yang menjadi penyebab masalahnya adalah keterbatasan

jumlah dokter hewan di Indonesia yang tidak sebanding dengan jumlah penggemar hewan

peliharaan, penggemar kucing khususnya. setelah mengetahui masalah yang ada maka

mulai di analisis solusi. solusi yang diambil adalah dengan pengembangan sistem pakar

karena dengan sistem pakar peran dokter hewan yang dengan jumlah sangat terbatas dapat

digantikan secara komputerisasi. pemilihan platform untuk pengembangan sistem pakar ini

adalah android karena alasan mobilitas.

c. Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem ini akan digambarkan bagaimana suatu sistem

dibentuk, dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa. Alat yang

digunakan dalam membuat perancangan sistem adalah UML (Unified Modelling

Language).

d. Implementasi Sistem

Pada tahapan ini dilakukan proses konversi dari disain logika pemrograman menjadi

kode-kode intruksi menggunakan berbagai bahasa pemrograman, kemudian dilakukan

pengujian sistem secara keseluruhan.

Analisis Masalah

Identifikasi Masalah

Kucing menjadi salah satu hewan yang akrab dan familiar dengan manusia.

Tampilannya yang manis dan lucu dapat membuat banyak orang jatuh hati pada hewan ini,

tidak sekadar menjadi teman yang manis, tetapi sebagian orang sudah menempatkan kucing

peliharaannya sebagai hiburan yang menyenangkan. Statistik membuktikan ada lebih dari

4000 penggemar kucing di Indonesia yang tergabung dalam forum-forum pecinta kucing di

internet [Jakarta Pos, 2011]. Jumlah tersebut belum lagi di tambah dengan para penggemar

kucing yang tidak tergabung di dalam forum internet. Angka rillnya pasti jauh lebih dari

4000 dan bisa jadi angka 4000 hanyalah sekitar setengah atau bahkan sepertiga dari jumlah

keseluruhan penggemar kucing di Indonesia.

Jumlah keseluruhan penggemar kucing di Indonesia ataupun di dunia sampai saat ini

memang belum memiliki angka yang jelas karena memang belum ada survei resmi dari

badan manapun yang dapat mencatat angka pastinya, menurut Dr. H. Neno Waluyo

Sukelan, seorang dokter hewan, mengatakan hal itu disebabkan antara lain karena memang

di antara pecinta kucing ada yang hanya sekadar suka kucing, biasa-biasa saja dan ada juga

yang memang sangat menyukai kucing, sampai rela berburu kucing untuk menambah

koleksi dan merogoh kocek sampai jutaan rupiah perbulan demi perawatan kucing

kesayangannya [Jakarta Pos, 2011].

Namun sayangnya jumlah pecinta kucing yang sangat banyak tersebut tidak

berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah dokter hewan yang ada di lapangan. Forum

kucingkita.com mencatat tidak kurang dari 10 ekor kucing yang mati setiap harinya. Ada

sekitar 6-7 dari 10 kucing yang mati disebabkan karena sakit dan tidak mendapatkan

perawatan dan pengobatan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan

Page 5: JURNAL

5

masyarakat mengenai penyakit-penyakit yang meyerang kucing kesayangannya dan juga

cara penanganannya serta kurangnya ketersediaan dokter hewan yang menjadi pakar kunci

dalam penanganan kucing-kucing yang sakit.

Prof Dr Bambang Sumiarto, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah

Mada mengatakan bahwa Indonesia masih kekurangan sekitar 9.000 dokter hewan. Dari

20.000 dokter hewan yang dibutuhkan hingga 2020 nanti, sampai saat ini baru terealisasi

sekitar 11.000 dokter hewan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia [Tempo, 2010].

Fakta lainnya datang dari M Dahlan Abubakar, Kepala Hubungan Masyarakat untuk

program studi Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin mengatakan bahwa Jumlah

dokter hewan di Indonesia masih sangat kurang. Saat ini jumlahnya hanya 14.000 orang,

sementara jumlah populasi hewan khususnya mamalia dan ternak adalah sekitar 28 juta.

Artinya, setiap dokter harus melayani 2.000 ekor hewan, padahal idealnya satu dokter

hanya menangani 70 ekor hewan [Kompas, 2010].

Dari fakta-fakta yang dikemukakan di atas dapat dilihat bahwa begitu kurangnya

tenaga pakar dokter hewan di Indonesia, hal tersebut tentunya sangat menjadi masalah

untuk para penghobi kucing yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia.

Analisis Solusi

Kemajuan teknologi pada saat ini yang berkembang dengan sangat pesat, khususnya

dalam bidang komputer dan teknologi informasi membuat komputer bukan merupakan hal

yang asing lagi bagi manusia melainkan sudah dijadikan suatu fasilitas yang dapat

membantu dan mempermudah segala bentuk kebutuhan manusia akan informasi dan

teknologi. dengan perkembangan yang amat pesat tersebut teknologi telah merambah ke

berbagai bidang tidak terkecuali pada bidang medis.

Penerapan teknologi informasi dan komputer yang cukup banyak digunakan pada

bidang medis saat ini adalah Artificial Intelegence atau Kecerdasan Buatan. Artificial

Intelegence atau Kecerdasan Buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern

dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas yang dapat berpikir dan menyelesaikan

masalah seperti layaknya manusia [Anita Desiami & Muhammad Arhami, Konsep

Kecerdasan Buatan, 2003]. Contoh aplikasi kecerdasan buatan yang di terapkan dalam

bidang medis adalah MYCIN, MYCIN adalah sebuah sistem pakar yang digunakan untuk

mendiagnosa penyakit. Sistem pakar itu sendiri merupakan Sub dari Kecerdasan buatan

yang secara spesifik bekerja dengan cara mengadaptasi kecerdasan para pakar dan di

implementasikan pada sebuah sistem yang terkomputerisasi.

Keuntungan dari menggunakan sistem pakar adalah pemecahan masalah yang perlu

adanya penangan dari seorang pakar dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan

komputer. komputer dapat menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar sehingga

pengetahuan dan keahlian tersebut nantinya dapat diolah dengan suatu penalaran di dalam

sistem untuk menghasilkan solusi yang diharapkan tanpa perlu menghadirkan seorang

pakar.

Sistem pakar merupakan sebuah solusi cerdas untuk mengatasi permasalahan yang

terjadi karena keterbatasan pakar yang tersedia di suatu bidang, seperti bidang kedokteran

hewan. Dengan adanya sistem pakar keterbatasan jumlah dokter hewan yang ada dapat

digantikan secara komputerisasi.

Page 6: JURNAL

6

Mobilitas dari masyarakat yang tinggi merupakan sebuah pertimbangan tersendiri

dalam perancangan sistem pakar yang efektif. Tidak hanya bagaimana sebuah sistem pakar

dapat menyelesaikan masalah tapi juga bagaimana caranya agar sistem pakar yang dibuat

dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Dengan dukungan teknologi mobile yang sudah

canggih, baik dari segi hardware maupun software, lalu dengan hadirnya sistem operasi

untuk mobile device yang sangat powerfull yaitu Android, membuat sistem pakar ini sangat

ideal untuk dikembangan dengan basis mobile di platform Android.

Dewasa ini Android berkembang dengan sangat pesat karena sistem operasi ini

bersifat open source yang mana dapat memberikan kebebasan user untuk mengembangkan

sendiri aplikasinya dan android juga di dukung oleh komunitas yang sangat besar di dunia.

Sistem pakar yang nantinya akan digunakan untuk melakukan diagnosa penyakit pada

kucing ini diharapkan dapat membantu para penghobi kucing untuk melakukan diagnosa

penyakit pada kucing kesayangannya tanpa harus menghadirkan seorang dokter hewan

selaku pakar yang terkait, meskipun begitu namun sistem pakar ini tetap hanyalah

merupakan suatu alat bantu dan tidak dapat benar-benar menggantikan peran seorang

dokter hewan.

Seorang pakar, dalam hal ini adalah dokter hewan adalah orang yang benar-benar dapat

menentukan dengan pasti penyakit yang diderita oleh kucing setelah melakukan

pemeriksaan dan diagnosa secara seksama.

Sistem pakar ini dirancang bukan untuk menggantikan posisi seorang pakar, tetapi

hanyalah sebagai alat bantu dalam pengambilan suatu keputusan yang membutuhkan

pemikiran seorang pakar. Sistem pakar ini akan dikembangkan dengan berbasis platform

android dengan alasan mobilitas dan juga kehandalan.

Perancangan sistem pakar ini melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah pengumpulan

berbagai informasi dan gejala penyakit yang dialami oleh kucing kedalam suatu basis

pengetahuan. Informasi didapatkan melalui buku-buku, majalah atau surat kabar, ataupun

jurnal ilmiah yang berhubungan dengan penyakit pada kucing. Setelah diperoleh informasi

yang dibutuhkan, maka pada tahap kedua informasi tersebut akan ditransformasikan

menjadi sebuah sistem pakar dengan menggunakan mesin inferensi forward chaining.

Untuk permodelan sistem dari rancangan sistem pakar ini menggunakan UML dan bahasa

pemrogramannya menggunakan bahasa java.

Perancangan Basis Pengetahuan

Dalam sistem pakar basis pengetahuan merupakan intinya, yang pada dasarnya basis

pengetahuan ini sendiri merupakan representasi dari suatu pengetahuan (knowledge

representation).

Di dalam perancangan basis pengetahuan itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap

pertama adalah menentukan mesin inferensi sedangkan tahap kedua adalah menentukan

pembentukan basis aturan sebagai representasi dari basis pengetahuan.

Basis pengetahuan ini tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang objek, dan

kaidah (rule) yang merupakan informasi tentang cara bagaimana membangkitkan fakta baru

dari fakta yang sudah diketahui.

Page 7: JURNAL

7

Penentuan Mesin Inferensi Forward Chaining

Berdasarkan hasil analisa permasalahan yang dihadapi maka mesin Inferensi yang

paling tepat untuk digunakan adalah mesin Inferensi Forward Chaining, karena dengan

mesin Inferensi Forward Chaining penelusuran akan dimulai berdasarkan gejala yang ada,

sehingga dari informasi–informasi gejala tersebut dapat diketahui apakah kucing tersebut

benar menderita penyakit atau tidak. Apabila benar, maka dapat diketahui penyakit apa

yang diderita serta solusi pengobatannya.

Mesin Inferensi Forward Chaining akan bekerja dengan teknik Depth-First Search,

yaitu melakukan suatu penelusuran kaidah ke arah yang lebih mendalam, yang berawal dari

simpul input gejala lalu bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan yaitu sampai ke

simpul hasil diagnosa.

Penentuan Basis Kaidah Sebagai Representasi Dari Basis Pengetahuan

Untuk dapat menentukan tanda - tanda dari gejala suatu penyakit dengan pasti dapat

menggunakan beberapa pertanyaan yang harus dipilih serta dijawab oleh user yang

akhirnya dapat mengarah pada suatu kesimpulan yang berupa hasil diagnosis.

Model pertanyaan yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah dengan menanyakan

gejala perbagian tubuh pada kucing yang menderita sakit. Seperti menanyakan gejala pada

mata, gejala pada hidung, gejala pada mulut, gejala pada feses dan gejala lainnya seperti

perilaku dan gejala pada bagian tubuh yang tidak disebut.

Desain Sistem

Proses desain sistem pakar ini dibuat dengan 2 cara, yang pertama adalah melalui

struktur navigasi untuk mendesain alur arah berjalannya sistem pakar dan yang kedua

melalui UML untuk modelling sistem dengan melibatkan objek-objek yang terkait.

Struktur Navigasi

Struktur navigasi memuat semua arah yang ada didalam aplikasi, misalnya apa yang

akan terjadi bila kita menekan sebuah tombol. Struktur navigasi akan sangat memudahkan

pemakai karena akan mengetahui secara detail arah mana yang akan dituju untuk

melakukan penelusuran.

Pada gambar 1 menggambarkan struktur navigasi yang digunakan pada sistem pakar

ini. Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa struktur navigasi yang digunakan adalah struktur

navigasi campuran karena menggambungkan struktur navigasi hirarki dan juga linear.

Permodelan Sistem Pakar Dengan UML (Unified Modeling Language)

Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa modeling yang telah

menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan

sistem perangkat lunak. UML menjadi sebuah standar untuk merancang model sebuah

sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi

perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi

dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun.

Dalam pembuatan sistem pakar ini diagram UML yang digunakan adalah diagram use

case, diagram activity dan diagram class

Page 8: JURNAL

8

Gambar 1. Struktur Navigasi

Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem.

Use case diagram menekankan “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.

Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case

dilambangkan dengan bentuk elips yang merupakan gambaran dari pekerjaan tertentu.

Seorang/sebuah aktor dilambangkan dengan gambar manusia adalah sebuah entitas

manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan

tertentu.

Pada gambar 2 dapat dilihat sebuah aktor dalam hal ini adalah user dapat melakukan 5

buah pekerjaan di dalam sistem pakar. Pertama user dapat melakukan diagnosa penyakit

lalu user dapat mencari informasi penyakit, user dapat melihat halaman “tentang aplikasi”,

lalu user dapat melihat help menu dan juga user dapat melakukan proses update database.

Use case “Diagnosa Penyakit” adalah use case include dari use case “Melakukan Diagnosa

Penyakit”. Pada gambar 3 dapat dilihat use case “Diagnosa Penyakit”.

Activity Diagram

Activity diagrams menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang

dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan

bagaimana mereka berakhir. Jika Use case diagram menekankan pada “apa” yang diperbuat

sistem maka activity diagram menekankan “bagaimana” sistem berjalan.

Pada desain sistem pakar ini activity diagram yang dibuat merupakan hasil dari

interpretasi dari setiap use case. Pada gambar 4 merupakan activity diagram saat user

masuk pada menu diagnosa penyakit dan pada gambar 5 merupakan activity diagram pada

saat user masuk menu informasi penyakit.

Page 9: JURNAL

9

Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah

objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan

untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta

hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

Pada gambar 6 memperlihatkan class diagram dari aplikasi sistem pakar ini. kelas

Menu Utama adalah main class/kelas utama. kelas Menu Utama berhubungan dengan menu

diagnosa penyakit, menu informasi penyakit, Menu Help, Menu update database dan menu

tentang aplikasi. Kelas menu diagnosa penyakit akan berhubungan dengan 10 kelas

penyakit. yaitu kelas Diabetes, kelas Diarrhea, kelas Ear Mites, kelas Flea Infestation,

kelas Gingivitis, kelas Feline Influenza, kelas Panleucopenia, kelas Chlamydiosis, kelas

Infectious Peritonitis dan kelas Rabies. Kelas penyakit tersebut nantinya akan dipanggil

tergantung dari hasil diagnosa pada kelas menu diagnosa penyakit.

Gambar 2. Use Case Diagram

Gambar 3. Use Case Diagram “Diagnosa Penyakit”

Page 10: JURNAL

10

Gambar 4. Activity Diagram Diagnosa Penyakit

Page 11: JURNAL

11

Gambar 5. Activity Diagram Informasi Penyakit

Page 12: JURNAL

12

Gambar 6. Class Diagram

Page 13: JURNAL

13

Testing Aplikasi

Pada tabel 1 dapat dilihat hasil dari keseluruhan testing secara fungsional pada aplikasi

sistem pakar ini.

Tabel 1 Hasil Testing Fungsional

Nama Menu Aplikasi Fungsi Keterangan

Splash Screen Memberikan tampilan Loading Bar saat

aplikasi Start Up

Berjalan Baik

Menu Utama Menu awal untuk menuju menu lainnya Berjalan Baik

Menu Input Penyakit

Menu dimana user memasukkan gejala

dari penyakit yang ingin di diagnosa

Berjalan Baik

Menu Hasil Diagnosa Menu dimana user dapat melihat hasil

diagnosa penyakit

Berjalan Baik

Menu Keterangan Penyakit Menu dimana user dapat

melihatketerangan dari penyakit yang

telah didiagnosa

Berjalan Baik

Menu Informasi Penyakit Menu untuk melihat informasi dari

penyakit tanpa melalui diagnosa

Berjalan Baik

Menu Update Database Menu untuk menambah, merubah dan

menghapus database penyakit

Berjalan Baik

Menu Tentang Aplikasi Menu untuk melihat informasi mengenai

aplikasi, seperti Author, tahun

pembuatan, dll.

Berjalan Baik

Menu Help Menu mengenai petunjuk penggunaan

aplikasi

Berjalan Baik

Menu Keluar Menu yang digunakan untuk keluar dari

aplikasi

Berjalan Baik

Aplikasi sistem pakar ini selain diuji secara fungsional pada Android virtual device

diuji pula di 4 perangkat android, yaitu Samsung Galaxy Mini, Samsung Galaxy S2,

Motorola Fire XT530 dan Sony Ericsson Xperia Arc.

Hasil uji coba di keempat perangkat android tersebut adalah aplikasi dapat berjalan

baik dari segi fungsional dan juga tampilan. secara tampilan walaupun keempat perangkat

tersebut memiliki resolusi dan ukuran layar yang berbeda tetapi aplkasi ini tetap dapat

ditampilkan secara sempurna menyesuaikan dengan ukuran dan resolusi layar masing-

masing perangkat.

Page 14: JURNAL

14

Pada Gambar 7. Dapat dilihat ketika aplikasi di uji di Samsung Galaxy Mini.

Gambar 7. Uji Coba Pada Samsung Galaxy Mini

Pada Gambar 8. Dapat dilihat ketika aplikasi di uji di Samsung Galaxy S2.

Gambar 8. Uji Coba Pada Samsung Galaxy S2

Page 15: JURNAL

15

Pada Gambar 9. Dapat dilihat ketika aplikasi di uji di Motorola XT530.

Gambar 9. Uji Coba Pada Motorola Fire XT530

Pada Gambar 10. dapat dilihat ketika aplikasi di uji di Sony Ericsson Xperia Arc.

Gambar 10. Uji Coba Pada Sony Ericsson Xperia Arc

Page 16: JURNAL

16

Kuisioner

Aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kucing ini telah di uji coba kepada 20 orang

mahasiswa Gunadarma. Mereka mencoba aplikasi sistem pakar ini pada perangkat Android

dengan klasifikasi yang sesuai dengan target dari aplikasi tersebut. Setelah mencoba,

mereka menjawab pertanyaan pada lembar kuisioner untuk mengetahui persentase

keberhasilan dari sistem pakar ini. Pertanyaan dibagi tiga tipe yaitu berdasarkan tampilan,

alur dan kegunaan. Pada tabel 2 dapat dilihat daftar pertanyaan yang telah dibuat

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

B : Biasa-biasa

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Tabel 2. Lembar Kuisioner

No Pertanyaan SS S B TS STS

Tampilan :

1 Tampilan aplikasi ini menarik.

2 Penempatan konten aplikasi ini sudah pas.

Alur :

1 Aplikasi ini mudah digunakan.

2 Keterangan atau petunjuk dalam aplikasi ini

sudah jelas bagi pengguna.

3 Integrasi dari halaman ke halaman lain

mudah dilakukan.

Kegunaan :

1 Aplikasi ini dapat membantu dalam

melakukan diagnosa penyakit pada kucing.

2 Aplikasi ini bermanfaat untuk masyarakat

umum yang tidak tahu-menahu tentang ilmu

medis pada hewan khususnya.

Page 17: JURNAL

17

Hasil Kuisioner

Setelah proses pengujian aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kucing pada 20

mahasiswa Universitas Gunadarma, maka dapat diketahui hasil evaluasi dari aplikasi ini.

Pada tabel 3. dapat dilihat hasil kuisioner yang telah diisi oleh 20 responden

Tabel 3. Hasil Kuisioner

.No Pertanyaan SS S B TS STS

Tampilan :

1 Tampilan aplikasi ini menarik. 0 1 8 10 1

2 Penempatan konten aplikasi ini sudah pas. 4 8 8 0 0

Alur :

1 Aplikasi ini mudah digunakan. 4 10 3 3 0

2 Keterangan atau petunjuk dalam aplikasi ini

sudah jelas bagi pengguna.

5 10 5 0 0

3 Integrasi dari halaman ke halaman lain

mudah dilakukan.

7 6 7 0 0

Kegunaan :

1 Aplikasi ini dapat membantu dalam

melakukan diagnosa penyakit pada kucing.

7 9 2 2 0

2 Aplikasi ini bermanfaat untuk masyarakat

umum yang tidak tahu-menahu tentang ilmu

medis pada hewan khususnya.

5 9 6 0 0

Dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

Jawaban x 100%

Jumlah Responden

Pada tabel 4. dapat dilihat hasil perhitungan kuisioner yang telah diisi oleh responden

Tabel 4. Hasil Perhitungan Kuisioner

.No Pertanyaan SS S B TS STS

Tampilan :

Page 18: JURNAL

18

1 Tampilan aplikasi ini menarik. 0% 5% 40% 50% 5%

2 Penempatan konten aplikasi ini sudah pas. 20% 40% 40% 0% 0%

Alur :

1 Aplikasi ini mudah digunakan. 20% 50% 15% 15% 0%

2 Keterangan atau petunjuk dalam aplikasi ini

sudah jelas bagi pengguna.

25% 50% 25% 0% 0%

3 Integrasi dari halaman ke halaman lain

mudah dilakukan.

35% 30% 35% 0% 0%

Kegunaan :

1 Aplikasi ini dapat membantu dalam

melakukan diagnosa penyakit pada kucing.

35% 45% 10% 10% 0%

2 Aplikasi ini bermanfaat untuk masyarakat

umum yang tidak tahu-menahu tentang ilmu

medis pada hewan khususnya.

25% 45% 30% 0% 0%

Kesimpulan

Setelah uji coba yang dilakukan fakta membuktikan bahwa aplikasi sistem pakar

diagnosa penyakit kucing yang telah dibuat dapat dikatakan baik dan dapat dimanfaatkan

oleh user untuk melakukan diagnosa penyakit pada kucing yang sakit tanpa harus

menghadirkan pakar seorang dokter hewan.

Berdasarkan persentase hasil uji coba dari aspek tampilan sebanyak 40% responden

mengatakan bahwa tampilan aplikasi ini biasa saja bahkan 50% responden mengatakan

tidak setuju dengan tampilan aplikasi ini menarik dan hanya 5% yang setuju bahwa

tampilan aplikasi ini menarik, dalam hal penempatan konten aplikasi tidak ada yang tidak

setuju dengan penempatan konten yang ada, sebesar 20% responden sangat setuju bahwa

penempatan konten dalam aplikasi sudah pas sedangkan responden lainnya mengatakan

setuju dan biasa saja dengan persentase masing-masing sebesar 40%. Berdasarkan aspek

alur program 50% responden setuju bahwa aplikasi ini mudah digunakan dan 20%

responden bahkan sangat setuju, dalam hal kejelasan petunjuk aplikasi terdapat total

sebesar 75% responden setuju aplikasi ini memiliki petunjuk penggunaan yang jelas. Dalam

integrasi halaman tidak ada yang tidak setuju bahwa aplikasi ini mudah digunakan dalam

perpindahan halaman. Berdasarkan aspek kegunaan aplikasi sebagian besar dari responden

mengatakan setuju bahkan sangat setuju bahwa aplikasi sistem pakar ini dapat memberikan

Page 19: JURNAL

19

manfaat bagi mereka . terdapat total 80% responden setuju bahwa aplikasi sistem pakar ini

dapat membantu dalam proses diagnosa pada kucing yang sakit dan terdapat total 70%

responden mengatakan bahwa aplikasi ini bermanfaat untuk masyarakat umum yang tidak

tahu-menahu tentang ilmu medis pada hewan khususnya.

Saran

Dalam sistem pakar diagnosa penyakit pada kucing ini, disana sini masih terdapat

kekurangan, berdasarkan hasil kuisioner kekurangan terutama ada pada aspek tampilan.

Oleh karena itu dalam sub bab ini akan disampaikan beberapa ide saran yang sekiranya

akan cukup berguna bagi para pembaca guna mengembangkan sistem pakar ini lebih lanjut.

Penambahan jenis penyakit pada basis pengetahuan dari sistem pakar ini sangat

disarankan. Tampilan antar muka dari sistem pakar ini masih sangat sederhana sehingga

butuh desain yang bagus agar sistem pakar ini terlihar lebih menarik. Selain tampilan

sistem pakar ini juga memiliki kekurangan ketika gejala penyakit yang dimasukkan terlalu

umum maka hasil diagnosanya akan kurang akurat Untuk kedepannya mungkin kekurangan

ini dapat diatasi dengan menggunakan metode input gejala yang lebih spesifik sehingga

dapat menambah keakuratan dari hasil diagnosa.

Demikian kiranya saran yang dapat disampaikan, semoga sistem pakar diagnosa

penyakit pada kucing ini kedepannya akan dapat lebih berguna dan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA 1. Agus Salim, 13 Agustus 2010, Krisis Dokter Hewan di Indonesia, Kompas,

Halaman 19.

2. Anita Desiami dan Muhammad Arhami, Konsep Kecerdasan Buatan, Penerbit

Andi, Madiun, 1997

3. Arif Akbarul Huda, 24JAM!! Pintar Pemrograman Android, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 20011

4. Arif Akbarul Huda, Membuat Sendiri Aplikasi Android, untuk Pemula, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2010

5. David L. Poole & Alan K. Mackworth, Artificial Intelligence (Foundation of

Computational Agent), Cambridge University Press, U.S.A, 2010

6. Doni Fahrurozi, 10 Januari 2012, Peningkatan Praktisi IT Dunia, Kompas,

Halaman 27.

7. Jonathan Simon, Head First Android Development, O’Reilly Media, U.S.A, 2011

8. Kevin Warwick, Artficial Intelligence (the Basics), Routledge, U.S.A, 2011

9. Lauren Darsey & Shane Conder, Sams Teach Yourself Android App Development,

Sams Publisher, Indiana U.S.A , 2011

10. Sri Kusumadewi, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu,

Yogyakarta, 1994

11. Doni Alamsyah, 26 Februari 2010, Indonesia Masih Kekurangan 9000 Dokter

Hewan, Tempo, Halaman 12.

12. Setiawan Heryanto, 14 Januari 2011, Banyaknya Pecinta Kucing di Indonesia,

Jakarta Pos, Halaman 8.

13. Staugaard, Basic Concept of Expert System, Apress, U.S.A, 1987

Page 20: JURNAL

20

14. Wallace Jackson, Android Apps for Absolute Beginners, Apress, U.S.A, 2011

15. Zigurd Mernieks, Laird Dornin, G.Blake Meike & Masumi Nakamura,

Programming Android, O’Reilly Media, U.S.A, 2011