Jurnal

21
71 Lampiran 7 Hubungan Lingkar Pinggang, Indeks Massa Tubuh, dan Lingkar Lengan dengan Hipertensi Di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya PEriode Januari-Juni 2013 Karlina Megawati 1 , Budi Arief Waskito 2 dan Pandji Mulyono 3 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2 Pembimbing/Penguji I, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 3 Penguji II, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ABSTRAK Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Data Riskesdas 2007 menunjukkan kematian akibat hipertensi menempati peringkat dua dalam kategori Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu sebesar 31,7%. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas berdasarkan IMT, lingkar pinggang dan lingkar lengan atas,dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya Periode Januari-Juni 2013. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan bangun penelitian case control. Populasi penelitian sejumlah 90 responden dengan sampel sejumlah 73 responden yang diambil secara acak sederhana dan yang berperan sebagai responden adalah Anggota POLSEK Dukuh Pakis jenis kelamin laki- laki. Variabel independen terdiri dari status IMT, lingkar pinggang dan lingkar lengan atas, sedangkan

description

jurnal indeks massa

Transcript of Jurnal

Lampiran 7Hubungan Lingkar Pinggang, Indeks Massa Tubuh, dan Lingkar Lengan dengan Hipertensi Di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya PEriode Januari-Juni 2013

Karlina Megawati 1, Budi Arief Waskito 2 dan Pandji Mulyono 31Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya2Pembimbing/Penguji I, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya3Penguji II, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma SurabayaABSTRAKPrevalensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Data Riskesdas 2007 menunjukkan kematian akibat hipertensi menempati peringkat dua dalam kategori Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu sebesar 31,7%. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas berdasarkan IMT, lingkar pinggang dan lingkar lengan atas,dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya Periode Januari-Juni 2013. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan bangun penelitian case control. Populasi penelitian sejumlah 90 responden dengan sampel sejumlah 73 responden yang diambil secara acak sederhana dan yang berperan sebagai responden adalah Anggota POLSEK Dukuh Pakis jenis kelamin laki-laki. Variabel independen terdiri dari status IMT, lingkar pinggang dan lingkar lengan atas, sedangkan variabel dependennya adalah kejadian hipertensi. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan ( = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara obesitas berdasarkan IMT dengan kejadian hipertensi (P = 0,056). Sedangkan ada hubungan obesitas berdasarkan lingkar pinggang (P = 0,004), lingkar lengan (P = 0,006) dengan kejadian hipertensi. Dapat disimpulkan secara bivariat kejadian hipertensi berhubungan lingkar pinggang dan lingkar lengan atas, sedangkan IMT tidak ada hubungan. Analisis multivariat menunjukkan ketiga variabel secara bersama-sama tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi. Diharapkan masyarakat untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang hipertensi, dapat menjaga pola makan yang baik dengan gizi seimbang dan dianjurkan untuk mengikuti olahraga rutin setiap hari serta mengontrol berat badannya secara rutin setiap bulannya.

Kata kunci : obesitas, indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang, lingkar lengan atas, hipertensi.83

PENDAHULUANPrevalensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Data Riskesdas 2007 menunjukkan kematian akibat hipertensi menempati peringkat dua dalam kategori Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu sebesar 31,7% (depkes RI, 2012). Saat ini akibat yang ditimbulkan hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi (depkes RI, 2012). Menurut data dinas kesehatan (Dinkes) di Jawa timur setidaknya terdapat 21 ribu penderita kasus hipertensi setiap bulan yang tersebar. Selain itu juga disebutkan total penderita hipertensi di Jatim 2011 sebanyak 285.724 pasien. prevalensi hipertensi di Surabaya cukup tinggi, yaitu sebanyak 28.970 penderita. Banyak faktor yang berhubungan dengan hal tersebut salah satunya adalah obesitas (Dinkes Jawa Timur, 2011). Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan (Flegal et al., 2001; Booth et al., 2003). Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia >= 15 tahun adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%) (depkes RI, 2012).Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko dari penyakit jantung dan stroke. Sedangkan obesitas merupakan salah satu faktor resiko dari hipertensi. Penanganan pada masalah obesitas akan menurunkan resiko hipertensi. Menurunnya resiko hipertensi akan menurunkan resiko dari penyakit jantung dan stroke. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penanganan pada obesitas selain menurunkan resiko hipertensi juga akan menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke.POLSEK Dukuh Pakis merupakan salah satu instansi Kepolisian Jawa Timur berlokasi di kota Surabaya. Diduga anggota kepolisian di POLSEK memiliki risiko yang tinggi akan hipertensi. Pengamatan terhadap anggota kepolisian cenderung memiliki aktifitas yang padat, dan cenderung mengonsumsi makanan berlemak. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Lingkar Pinggang, Indeks Massa Tubuh, dan Lingkar Lengan Atas dengan Kejadian Hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya.

HIPOTESISAda hubungan antara lingkar pinggang, indeks massa tubuh, dan lingkar lengan atas dengan kejadian hipertensi.

OBJEK dan METODE PENELITIANJenis penelitian yang digunakan adalah case control study yang merupakan suatu penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah hubungan antara efek tertentu dengan factor risiko tertentu. Data didapatkan dengan melakukan pengambilan data tensi, berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan lingkar lengan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota POLSEK Dukuh Pakis Surabaya yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 94 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Jumlah sampel yang dipilih dari populasi diperoleh dari Tabel Krejcie and Morgan dengan jumlah populasi N=90 maka sampel jumlah sampel S=73. Variabel dalam penelitian ini meliputi penderita hipertensi sebagai variabel terikat dan lingkar pinggang, indeks massa tubuh, dan lingkar lengan sebagai variabel bebas. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juni 2013.Data tensi didapatkan dengan mengukur tekanan darah. Dikategorikan hipertensi apabila tekanan darah 140/90 mmHg. Data lingkar pinggang didapatkan dengan mengukur lingkar pinggang menggunakan pita ukur. Dikategorikan obesitas apabila lingkar pinggang > 90 cm. Data indeks massa tubuh didapatkan dengan hasil berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (m). Dikategorikan obesitas apabila IMT 25. Data lingkar lengan atas didapatkan dengan mengukur lingkar lengan atas menggunakan pita ukur. Dikategorikan obesitas apabila hasil pengukuran LLA dibagi nilai standar LLA dikalikan 100% menghasilkan > 120%. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square untuk melihat hubungan antara variabel tergantung dan variabel bebas dan uji logistic berganda untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang, indeks massa tubuh dan lingkar leher (skala data nominal) dengan tekanan darah (skala data nominal).

HASIL PENELITIAN dan ANALISIS PENELITIANDistribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan dari 73 responden berdasarkan IMT mayoritas mengalami obesitas sebanyak 52 (71,2%) responden.

NoIMTFrekuensiPersentase

1.2.3..ObesitasOverweightTidak obesitas5212971,216,512,3

Jumlah73100

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan IMT di POLSEK Dukuh Pakis SurabayaDistribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkar Pinggang di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan dari 73 responden berdasarkan lingkar pinggang mayoritas mengalami obesitas sebanyak 40 (54,8%) responden.

NoLingkar pinggangFrekuensiPersentase

1.2.ObesitasTidak obesitas403354,845,2

Jumlah73100

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lingkar pinggang di POLSEK Dukuh Pakis SurabayaDistribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkar Lengan Atas di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan dari 73 responden berdasarkan lingkar lengan atas mayoritas tidak obesitas sebanyak 35 (48%) responden.

NoLingkar lengan atasFrekuensiPersentase

1.2.3.ObesitasOverweightTidak obesitas191935262648

Jumlah73100

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lingkar lengan atas di POLSEK Dukuh Pakis SurabayaDistribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan dari 73 responden berdasarkan kejadian hipertensi mayoritas tidak hipertensi sebanyak 48 (65,8%) responden.

NoKejadian HipertensiFrekuensiPersentase

1.2.HipertensiTidak Hipertensi254834,265,8

Jumlah73100

Tabel 5.4Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kejadian Hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Tabulasi silang hubungan obesitas berdasarkan pengukuran IMT dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Hasil tabulasi silang pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 25 responden dengan hipertensi mayoritas (88%) mengalami obesitas. Sedangkan 48 responden yang tidak hipertensi mayoritas (62,5%) mengalami obesitas.

IMTKejadian HipertensiJumlahn (%)

P value

OR (95%CI)

HipertensiTidak Hipertensi

n (%)n (%)

Obesitas22 (88%)30 (62,5%)52 (71,2 %)0,0591

Overweight1 (4%)11 (22,9%)12 (16,5 %)0,124(0,015-1,033)

Tidak obesitas2 (8%)7 (14,6%)9 (12,3 %)0,39(0,074-2,059)

Jumlah25 (100%)48 (100%)73 (100 %)

Tabel 5. 5 Tabulasi silang hubungan obesitas berdasarkan pengukuran IMT dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Tabulasi silang hubungan obesitas berdasarkan pengukuran lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya Hasil tabulasi silang pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 25 responden dengan hipertensi mayoritas (80%) mengalami obesitas. Sedangkan 48 responden yang tidak hipertensi mayoritas (58,3%) tidak mengalami obesitas.

Lingkar PinggangKejadian HipertensiJumlahn (%)

P value

OR (95%CI)

HipertensiTidak Hipertensi

n (%)n (%)

Obesitas20 (80%)20 (41,7%)40 (54,8 %)0,0045,6 (1,799-17,433)

Tidak obesitas5 (20%)28 (58,3%)33 (45,2 %)

Jumlah25 (100%)48 (100%)73 (100 %)

Tabel 5. 6 Tabulasi silang hubungan obesitas berdasarkan pengukuran lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Tabulasi silang hubungan obesitas berdasarkan pengukuran lingkar lengan atas dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

Hasil tabulasi silang pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 25 responden dengan hipertensi mayoritas (48%) mengalami obesitas. Sedangkan 48 responden yang tidak hipertensi mayoritas (58,3%) tidak mengalami obesitas.

Lingkar PinggangKejadian HipertensiJumlahn (%)

P value

OR (95%CI)

HipertensiTidak Hipertensi

n (%)n (%)

Obesitas20 (80%)20 (41,7%)40 (54,8 %)0,0045,6 (1,799-17,433)

Tidak obesitas5 (20%)28 (58,3%)33 (45,2 %)

Jumlah25 (100%)48 (100%)73 (100 %)

Tabel 5.7 Tabulasi silang hubungan obesitas berdasarkan pengukuran lingkar lengan atas dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mengalami hipertensi sebanyak 48 (65,8%) responden sedangkan yang mengalami hipertensi sebanyak 25 (34,2%). Kejadian hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah obesitas.

1. Hubungan obesitas berdasarkan pengukuran IMT dengan kejadian hipertensiHasil penelitian menunjukkan dari 25 responden yang mengalami hipertensi sebanyak 22 (88%) mengalami obesitas. Dari nilai OR menunjukkan bahwa responden yang tidak obesitas beresiko hipertensi 0,39 (95%CI:0,074-2,059) kali daripada responden yang obesitas, sedangkan responden yang overweight beresiko hipertensi 0,124 (95%CI:0,015-1,033) kali daripada responden yang obesitas. Dapat disimpulkan orang yang memiliki berat badan berlebih cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada orang yang memiliki berat badan normal atau kurus. Walaupun demikian obesitas berdasarkan pengukuran IMT tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi (P = 0,059 > = 0,05)2. Hubungan obesitas berdasarkan pengukuran lingkar pinggang dengan kejadian hipertensiHasil penelitian menunjukkan dari 25 responden yang mengalami hipertensi sebanyak 20 (80%) mengalami obesitas. Dari nilai OR menunjukkan bahwa responden yang obesitas beresiko hipertensi 5,6 (95%CI:1,799-17,433) kali daripada responden yang tidak obesitas. Hasil uji chi-square didapatkan nilai (P = 0,004 < = 0,05) berarti obesitas berdasarkan pengukuran lingkar pinggang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal/ sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus (Riskesdas, 2007)3. Hubungan obesitas berdasarkan pengukuran lingkar lengan atas dengan kejadian hipertensiHasil penelitian menunjukkan dari 25 responden yang mengalami hipertensi sebanyak 12 (48%) mengalami obesitas. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa responden yang obesitas berpeluang tidak hipertensi 0,146(95%CI:0,042-0,507) kali daripada responden yang tidak obesitas, sedangkan responden yang overweight berpeluang tidak hipertensi 0,269(95%CI:0,070-1,032) kali daripada responden yang tidak obesitas. Hasil uji chi-square didapatkan nilai (P = 0,006 < = 0,05) berarti obesitas berdasarkan pengukuran lingkar lengan atas berhubungan dengan kejadian hipertensi. Pada penelitian sebelumnya oleh Widyastuti N. dan Subagio H.S., 2006, didapatkan hubungan persen lemak tubuh dan lingkar pinggang dengan hipertensi. Sama halnya dengan penelitian ini, pada penilitian tersebut tidak ditemukan hubungan indeks massa tubuh dengan hipertensi. Dapat disimpulkan bahwa Indeks Massa Tubuh kurang sesuai untuk menilai hipertensi dibandingkan dengan pengukuran penimbunan lemak yang lain.SIMPULAN dan SARANKesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:1. Tidak ada hubungan obesitas berdasarkan pengukuran IMT dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya.2. Ada hubungan obesitas berdasarkan pengukuran lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya.3. Ada hubungan obesitas berdasarkan pengukuran lingkar lengan atas dengan kejadian hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya.4. Hasil analisis multivariat menunjukkan ketiga variabel secara bersama-sama tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi.Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan lingkar pinggang, indeks massa tubuh, dan lingkar lengan atas dengan hipertensi di POLSEK Dukuh Pakis Surabaya periode Januari-Juni 2013, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:1. Bagi petugas kesehatanSebaiknya bisa memberikan informasi lebih tentang hipertensi kepada masyarakat, mulai dari pengertian, faktor risiko dan bahaya terjadinya komplikasi penyakit disebabkan oleh hipertensi. Bekerjasama dengan petugas-petugas lapangan yang mengkoordinasi di setiap wilayah kerja, pemberian informasi tersebut dapat diberikan melalui penyuluhan atau pembagian informasi dengan promosi kesehatan, media-media tertentu seperti leaflet, dan iklan-iklan layanan masyarakat di Televisi.2. Bagi peneliti selanjutnyaPeneliti selanjutnya diharapkan meneliti factor-faktor risiko yang lain, yang diperkirakan berhubungan dengan kejadian hipertensi, misalnya faktor gaya hidup sebagai pemicu terjadinya tekanan darah tinggi, seperti kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan kopi. Sebaiknya menggunakan instrumen yang lebih tepat untuk menilai faktor-faktor perancu seperti aktivitas fisik dan latihan yang mempengaruhi tingkat kesegaran kardiovaskuler.3. Bagi masyarakatMasyarakat diharapkan agar bisa lebih memperhatikan kesehatan mulai dari yang sekecil-kecilnya, dan melakukan tindakan pencegahan hipertensi, sehingga dapat menghindari terjadinya bahaya penyakit atau komplikasi di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKAAyatollahi. 2012. A Systematic Review of Reference Values for Mid Upper Arm Circumference (MUAC) in Southern Iran. J Obes Weig los Ther. Iran: Shiraz University of Medical Sciences.

Bell, Ge K., Popkin B.M. 2001. Weight gain and its predictors in Chinese adults. Int J nationed Metabolism Disorder. 25:1079-1086.

Boivin, Brochu, Marceau P. 2007. Regional differences in adipose tissue metabolism in obese men. Metabolism. 56:533-540.Booth et al. 2002. Child and Adolescent Obesity: Causes and Consequences, Prevention, and Management. Cambridge, New York: Cambridge University Press. Adiningsih, Sri. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta : Elek Media KomputindoCaballero B. 2005. Nutrition Paradox-underweight and obesity in developing countries. N Engl. J. Med. 352:1514-1516.

Centre for Obesity Research and Education, 2007. Body Mass Index: BMI Calculator.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Masalah Hipertensi di Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Penyakit tidak Menular (PTM) penyebab kematian terbanyak di Indonesia 2011. Jakarta.

El-Atat, Aneja A., McFarlane S., Sowers J. 2003. Obesity and hypertension. Endocrinol Metab. Clin N Am. 33:823-854

Flegal, Cole T.J., Bellizi M.C., Dietz W.H. 2000. Establishing a standard definotion for child overweight and obesity worldwide: International survey. BMJ. 320:1240-1243.Ganong, WF. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 22, Jakarta: EGC.

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hull, Alison. 1996.Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Kaplan N.M. 2006. Primary Hypertension: Pathogenesis, Mechanism. Of Hypertension with Obesity in: Kaplans Clinical Hypertension ninth edition. Philadelphia, USA: Lippincott W.

Mahan, Adair, Popkin B.M. 2002. Ethnic differences in the association betwen body mass index and hypertension. Am J Epidemiology. 155:346-353.

Misnadiarly. 2007. Obesitas sebagai faktor risiko beberapa penyakit Misnadiarly. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Muhammadun AS. 2010. Hidup Bersama Hipertensi: Seringai Darah Tinggi Sang Pembunuh Sekejap. Jogyakarta: In-Books.

M. Wahba. 2007. Obesity and obesity inisiated metabolic syndrome: mechanistic link to chronic kidney disease. Clin J Am Soc Nephrol. 2:550-562.

Puspita WR. 2009. Gaya hidup pada mahasiswa penderita hipertensi [skripsi]. Surakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tjay, T. H. dan Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

The IDF consensus worldwide definition of the metabolic syndrome.Widyastuti N. dan Subagio H.S., 2006. Hubungan Beberapa Indikator Obesitas dengan Hipertensi pada Perempuan. Jurnal Kedokteran Media Medika Indonesianan FK UNDIP. Zeman F.J., Ney D.M. 1988. Application Of Clinical Nutrition.

Zhang. 2004. Trends In The Association Betwen Obesity Sosioeconomic Status In US Adults. Obesity Research. 12:1622-1632