JURNAL

download JURNAL

of 12

Transcript of JURNAL

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI DAN GRAFIK KASUS KEJAHATAN TAHUNAN WILAYAH HUKUM POLDA JAWA BARAT BERINTEGRASI WEB-GIS

Djoko Prasetyo Hadi, Marwanto Rahmatuloh, Roni HabibiProgram Studi D3 Teknik Informatika Politeknik Pos Indonesia Jl. Sari Asih No. 54 Bandung 40151, Indonesia Tlp. +6222 2009570, Fax. +6222 200 9568 Email : [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Perkembangan teknologi saat ini menuntut segala aktifitas harus terkomputerisasi untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi waktu yang di perlukan. Teknologi terkomputerisasi tersebut tidak hanya di bagi kalangan koorporat niaga dan juga aktifitas kegiatan pemerintahan, tetapi juga dari element yang yang mendasar seperti sistem informasi terhadap pelayanan masyarakat. Tujuan dari penggunaan teknologi terkomputerisasi di dalam bidang pelayanan masyarakat tepatnya pada bagian jumllah catatan kasus kejahatan di Jawa Barat adalah untuk memudahkan suatu sistem yang sebelumnya di jalankan dan setelah terkomputerisasi akan menjadi lebih mudah dan cepat. Data processing informasi sebuah lembaga instansi pemerintah merupakan data yang sangat vital bagi sebuah pengetahuan masyarakat sebagai usaha prefentif. Aplikasi Rancang Bangun Sistem Informasi Dan Grafik Kasus Kejahatan Tahunan Wilayah Hukum Polda Jawa Barat Berintegrasi Web-Gis adalah fasilitas untuk proses pengelolaan data kasus kejahatan, data kuantitas kejahatan pertahun, dan lain-lain yang berhubungan dengan data di bidang informasi yang terintegrasi dengan Geographic Information System. Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan pencatatan data-data yang dibutuhkan, sehingga proses pencatatan menjadi lebih mudah dan lebih cepat dan mengurangi kesalahan.Kata kunci: Sistem Informasi Dan Grafik Kasus Kejahatan, PHP, SQL database, GIS ABSTRACTCurrent technological developments require all activities to be computerized to increase productivity and efficiency in the time needed. The computerized technology not only for the corporate commercial activities and also activities of government, but also of the fundamental elements such as information systems to community service. The purpose of the use of computerized technology in the field of public service exactly in the crime records in West Java is to facilitate a system that previously on the run and after computerized will become easier and faster . Data processing of information a government agency is the data that is vital for a knowledge society as a preventive effort. Application Rancang Bangun Sistem Informasi Dan Grafik Kasus Kejahatan Tahunan Wilayah Hukum Polda Jawa Barat Berintegrasi Web-Gis is a facility to process data management crimes, crimes quantity of data per year, and others associated with the data in the fields of information are integrated with Geographic Information System. This application was created to facilitate the recording of data required, so the recording process becomes easier and faster and reduce errors .Keywords: Information Systems and Graphics Case Crime, PHP, SQL databases, GISI. Pendahuluan1.1 Latar BelakangDi era globalisasi ini kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, akurat, relevan dan tepat waktu merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Demikian halnya dalam dunia informasi kasus kejahatan, setiap individu berhak mendapatkan informasi yang digunakan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat.Salah satu instansi badan pemerintahan yang memanfaatkan sistem informasi sebagai konsep pelayanan masyarakat adalah POLRI (Kepolisisn Republik Indonesia) khususnya POLDA JABAR yang menangani badan hukum kepolisian di Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satu tugasnya dalam penegakan hukum dan pemberian informasi terhadap masyarakat.Dalam pengelolaan informasi yang ada sekarang, khusus pada bagian kejahatan masyarakat dan gangguan umum, pihak kepolisian tidak memberikan informasi yang langsung tehadap masyarakat. Data yang ada hanya disimpan di kantor dan akan diproses ke masyarakat bila ada pihak yang memintanya. Data yang diberikan oleh pihak kepolisian yang secara akurat diberikan adalah berupa informasi data kejahatan perdaerah yang diminta oleh masyarakat tanpa adanya detail presentasi kasus dengan perbandingan tahun sebelumnya serta kuantitas jumlah dan jenis kasus kejahatan di tingkat POLDA khusunya Wilayah Polda Jawa Barat. Dengan kemajuan teknologi saat ini, maka dibutuhkan sebuah sistem informasi yang akurat yang dapat membantu masyarakat memperoleh informasi tentang kasus kejahatan yang terjadi di Jawa Barat atu lebih spesifik dan secara realtime dan online, yang terjadi di tiap kabupaten yang ada di Jawa Barat sehingga nantinya aplikasi yang dapat membantu masyarakat dan pihak kepolisian dalam mengelola kasus kejahatan di seluruh bagian dalam wilayah Provinsi Jawa Barat.Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pada hal tersebut maka dibuat sebuah aplikasi dengan nama Rancang Bangun Sistem Informasi Dan Grafik Kasus Kejahatan Tahunan Wilayah Hukum Polda Jawa Barat Berintegrasi Web-Gis. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat memberikan solusi dan kemudahan dalam pendataan kasus kejahatan..1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan bahasan di atas, didapatkan beberapa masalah sebagai berikut:1. Belum adanya aplikasi yang membantu dan mempermudah pengelolaan data atau data processing kasus dan jenis kejahatan yang dapat diakses langsung oleh masyarakat sebagai sumber informasi.2. Pengelolaan data seperti penambahan, perubahan dan penghapusan data dilakukan secara tertutup.3. Belum adanya sistem informasi yang menampilkan kasus kejahatan dan jenis kejahatan beserta perbandingan grafik dengan kasus tahun selanjutnya beserta presentase kuantitas kasus kejahatan yang terjadi di daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.4. Sulitnya pemeliharaan arsip data yang bersifat manual, dan sulitnya melakukan pencarian data ketika suatu waktu data tersebut di butuhkan.5. Kesulitannya masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai data data kejahatan dan presentase ganguan kejahatan secara umum secara real time.

1.3 TujuanTujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah :1. Menyediakan aplikasi yang dapat menjamin keakuratan data-data yang tersimpan dalam database di suatu server dan bisa di akses secara cepat jika data tersebut dibutuhkan;2. Menciptakan sebuah sistem informasi tentang kejahatan secara terbuka sehingga dapat diakses oleh masyarakat Jawa Barat.3. Memudahkan pencarian kuantitas data-data yang berhubungan dengan sistem informasi kejahatan di wilayah hukum POLDA JABAR, sehingga proses pemberian informasi terhadap masyarakat menjadi lebih mudah dan lebih cepat;4. Memudahkan pemeliharaan arsip-arsip kasus kejahatan di wilayah hukum POLDA JABAR, serta untuk memudahkan proses pencarian arsip jika sewaktu-waktu dibutuhkan;Mempermudah masyarakat dalam mengetahui data kasus kejahatan yang terjadi di tiap daerah di wilayah hukum POLDA JABAR. Secara realtime

1.4 Ruang LingkupPada pembuatan aplikasi ini penulis memiliki ruang lingkup meliputi :1. pengelolaan data kuantitas kejahatan di wilayah POLDA JABAR;2. pengelolaan jenis kejahatan di wilayah POLDA JABAR;3. pengelolaan presentasi kejahatan di wilayah POLDA JABAR per-tahun;4. pengelolaan peta hanya wilayah Jawa Barat;5. jenis kejahatan yang didata adalah jenis kejahatan umum dan gangguan masyarakat;

II. Gambaran Umum Polda Jabar2.1 Sejarah dan Perkembangan Polda JabarBerdasarkan Perkap 22 tahun 2010 Tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat kepolisisan daerah[3]. Tahun 1959 sampai dengan tahun 1965 sejalan dengan perjuangan merebut Irian Barat sebutan bagi kepolisian mengalami perubahan menjadi Angkatan Kepolisian Republik Indonesia yang dipimpin oleh seorang Menteri yang merangkap sebagai Panglima ANGKATAN Kepolisian dan untuk wilayah Jawa Barat dipimpin oleh seorang Panglima Daerah Angkatan Kepolisian (PANGDAK) dan organisasinya disebut KOMDAK VIII Jawa Barat, tahun 1972 istilah organisasi KOMDAK VIII Jawa Barat Langlang Buana yang berkantor di jalan Braga No 135 Bandung.Sejalan dengan integrasi ABRI pada tahun 1969 sebutan Angkatan Kepolisian berubah menjadi Kepolisian Republik Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI) dan untuk daerah Jawa Barat dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Kepolisian (KADAPOL), yang kemudian berubah lagi dengan sebutan Kepala Kepolisian Daerah (KAPOLDA) hingga saat ini.Sejak bulan juni 1986 Kantor Kepolisian Daerah Jawa Barat pindah dari Jalan Braga No 135 ke Jalan Soekarno Hatta No 748 Bandung sampai dengan saat ini.Kepolisian Daerah Jawa Barat pada tanggal 1 juli 1946, selama 56 tahun keberadaannya Kepolisian Daerah Jawa Barat telah mengalami 23 kali pergantian pemimpin.Sebagai kekuatan perjuangan yang lahir dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, maka dianggap perlu Kepolisian Daerah Jawa Barat dikenal secara luas oleh lapisan masyarakat, tidak saja melalui pemahaman tugas pokok, peran, fungsi, struktur dan wilayah tugasnya. Secara sepintas Kepolisian Daerah Jawa Barat mempunyai kondisi yang menguntungkan, baik dari segi geografis maupun dari segi kondi daerahnya.Namun disisi lain terutama jika dilihat dari Kamtibmas mempunyai kekhasan tersendiri jika dibandingkan dengan Polda lain. Namun demikianKepolisian Derah Jawa Barat hingga saat ini, masalah keamanan dan ketertiban masyarakat masih terkendali.

2.2 Organisasi dan Struktur Organisasi2.2.1OrganisasiOrganisasi Kepolisian Daerah Jawa Barat, disusun berdasarkan keputusan Kapolda Jabar No.Pol.Skep/54/X/2002, tanggal 17 Oktober 2002 tentang Penyempurnaan Pokok pokok organisasi dan prosedur Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Barat.2.2.1.1KedudukanKepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Barat, adalah badan pelaksanaan utama Polri pada tingkat kewilayahan yang berkedudukan langsung dibawah Kapolri.2.2.1.2TugasPolda bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hokum dan pemberian perlindungan, pengayoman dan pelayan kepada masyarakat serta tugastugas Polri lain dalam daerah hukumnya, sesuai ketentuan hokum dan peraturan atau kebijakan yang berlaku dalam organisasi POLRI.Pelaksanaan tugas pokok terebut sesuai kebijaksanaan Kapolri, maka fungsi polda sebagai berikut:a. Pemberian layanan kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan dan permintaan bantuan atau pertolongan, pelayanan pengaduan atas tindakan anggota Polri dan pelayanan surat surat ijin atau keterangann sesuai ketentuan hukum dan peraturan atau kebijakan yang berlaku dalam organisasi Polri.b. Intelejen dalam bidang keamanan, termasuk persendian, baik sebagai bagian dari kegiatan satuansatuan atas maupun sebagai bahan masukan penyusunan rencana kegiatan operasional Polda dalam rangka pencegahan gangguan dan pemeliharaan keamanan dalam negeri.c. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium forensic lapangan, dalam rangka penegakan hukum.d. Kesamaptaan kepolisian, yang meliputi kegiatan patroli, yang mencakup pengaturan, penjagaan dan pengawalan kegiatan masyarakat dan pemerintah, termasuk penindakan tindak pidana ringan, dan pengamanan objek khusus yang meliputi VIP, pariwisata dan objek Vital/khusus lainnya, dalam rangka pencegahan kejahatan dan pemeliharaan Kamtibmas.e. Lalulintas kepolisian, yang meliputi kegiatan pengaturan, pengawalan penjagaan dan patroli lalulintas serta registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, dalam rangka penegakan hukum dan pembinaan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalulintas.f. Kepolisian perairan, yang meliputi kegiatan patroli termasuk penanganan pertama tindak pidana dan dan pencarian serta penyelamatan kecelakaan di wilayah perairan dan pembinaan masyarakat pantai atau perairan, dalam rangka pencegahan kejahatan dan pemeliharaan keaman wilayah perairan.g. Bimbingan masyarakat, yang meliputi penyuluhan masyarakat dan pembinaan atau pengembangan bentuk bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan perundang undangan, tumbuh kembangnya peran serta masyarakat dalam pembinaan keamanan dan ketertiban, dan terjalinnya hubungan Polri masyarakat yang kondusif bagi pelaksanaan tugas Kepolisian.h. Fungsifungsi lain, berdasarkan ketentuan peraturan perundang - undangan dan atau peraturan pelaksanaannya termasuk pelayanan kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditanganni oleh instansi dan atau pihak yang berwenang.

2.3 Deskripsi Kerja2.3.1 Tugas UmumTugas Pokok Subbid Infolahta berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor : 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah (Polda) sebagai berikut :a. Subbid Tek Info adalah unsur pelaksana pada Bid TI Pol yang berada dibawah Kabid TI Polri Polda Jabar;b. Subbid Tek Info bertugas membina dan menyelenggarakan sistem informasi yang meliputi pengumpulan, pengolahan dan penyajian informasi dan dokumentasi bidang operasional maupun pembinaan, termasuk pengembangan hardware maupun software computer forensic dan pelayanan multimedia;c. Subbid Tek Info dipimpin oleh Kepala Subbid Teknologi Informatika disingkat Kasubbid Tek Info yang bertanggung jawab kepada Kabid TI Pol Polda Jabar;d. Kasubbid Tek Info di dalam tugasnya dibantu oleh Kaur Anevjianfo, Kaur Pulahta dan Kaur Tek Pol;e. Dalam rangka pelaksanaan tersebut Subbid Tek Info mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut :i. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan Kabid TI Pol dalam pembinaan dan penyelenggaraan sistem informasi;ii. Menyelenggarakan sistem informasi yang meliputi pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi bidang operasional maupun pembinaan di lingkungan Polda;iii. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan hardware dan software komputer serta pelayanan multimedia;iv. Memberikan petunjuk dan pengarahan teknis pelaksanaan sistem informasi;v. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan satker-satker terkait;vi. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kabid mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.

2.4 Sarana dan Prasarana2.4.1 Saran POLDA JABARAdapun sarana dan prasarana di POLDA Jabar, yang terdiri dari :1. Kendaraan roda empat dan dua 2. Mesjid3. Toilet4. Pom bensin5. Kantin6. Lapangan olah raga7. Pos jaga8. Parkiran kendaraan9. Peralatan komunikasi seperti telepon, faximile, komputer/lap top10. Mesin fotocopy2.4.2Data Komputer dan Printer SUBBID TEKINFOnoRuangItemUnit

1DPP gajiKomputer9

Printer2

2Piknas

ServerKomputer1

Printer1

Server1

Ruang PelatihanKomputer6

Printer1

3HiltemKomputer5

Printer2

4StafKomputer2

Printer1

JumlahKomputer23

Printer7

Server1

Tabel 2.4 Daftar Aset SUBBID TEKINFO (Sumber: Lembar Distribusi Aset Polda Jabar)

2.5 Proses dan Mekanisme Penyelesaian Perkara Pidana Menurut KUHP (Literatur)2.5.1 Proses Pelaporan Kasus KejahatanBerikut adalah proses penganan kasus kejahatan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku dikutip dari www.hukumonline.com (8 April 2014)a. Pertama kali terkait batas waktu menyerahkan Laporan yang dibuat di Sentra Pelayanan Kepolisian, yakni. Pasal 11:i. Laporan Polisi yang dibuat di SPK WAJIB segera diserahkan dan harus sudah diterima oleh Pejabat Reserse yang berwenang untuk mendistribusikan laporan paling lambat 1 (satu) hari setelah ii. Laporan Polisi dibuat.Laporan Polisi yang telah diterima oleh pejabat reserse yang berwenangiii. Laporan Polisi sebagaimana dimaksud, selanjutnya HARUS sudah disalurkan keapda penyidik yang ditunjuk untuk melaksanakan penyidikan perkara paling lambat 3 (tiga) haris sejak Laporan Polisi dibuat.

b. Proses berikutnya setelah laporan adalah kegiatan penyelidikan dan batas waktu melaporkan hasil penyelidikan, yang diatur dalamPasal 26 Perkap No. 12 Tahun 2009, sebagai berikut:i. Penyelidik yang melakukan kegiatan penyelidikan wajib melaporkan hasil penyelidikan secara lisan atau tertulis kepada atasan yang memberi perintah pada kesempatan pertama.ii. Hasil penyelidikan secara tertulis dilaporkan dalam bentuk LHP paling lambat 2(dua) hari setelah berakhirnya masa penyelidikan kepada pejabat yang memberikan perintah.

c. Proses setelah laporan hasil penyelidikan adalah melakukan tindakan penyidikan.Pasal 33 dan Pasal 34 Perkap No. 12 Tahun 2009menyatakan bahwa Setiap tindakan penyidikan wajib dilengkapi surat perintah Penyidikan. Penyidik yang telah mulai melakukan tindakan penyidikan wajib membuat SPDPd. Perkap No. 12 Tahun 2009 selanjutnya mengatur mengenai batas waktu penyelenggaraan penyidikan sebagai berikut:

Pasal 31 Batas waktu penyelesaian perkara dihitung sejak diterimanya Surat Perintah Penyidikan meliputi:i. 120 hari untuk penyidikan perkara sangat sulitii. 90 hari untuk penyidikan perkara sulitiii. 60 hari untuk penyidikan perkara sedangiv. 30 hari untuk penyidikan perkara mudah

Dalam menentukan tingkat kesulitan penyidikan, ditentukan oleh pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Perintah Penyidikan. Penentuan tingkat kesulitan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selambatnya 3 (tiga) hari setelah diterbitkan Surat Perintah Penyidikan.e. Dalam hal kepolisian tidak menindaklanjuti laporan, atau jika ada ketidakpuasan atas hasil penyidikan, maka Pelapor atau saksi dapat mengajukan surat pengaduan atas hal tersebut kepada atasan Penyelidik atau Penyidik atau badan pengawas penyidikan, agar dilakukan koreksi atau pengarahan oleh atasan penyelidik/penyidik yang bersangkutan.

2.6 Landasan Teori2.6.1 Pengertian Sistem InformasiSistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.Dalam sistem informasi diperlukan klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif, dan efisien.Suatu sistem informasi merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar muka yang berinteraksi saling mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat keputusan manajemen dan para pengguna di bidangnya [4].

2.3.2 Pengertian GraikKARL E. CASE dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Ekonomi, mengemukakan bahwa Grafik adalah penyajian dua dimensi dari suatu kelompok angka atau data Sehingga, grafik sering juga disebut sebagai diagram, bagan, maupun chart. Pada dasarnya grafik berfungsi memberikan penjelasan kepada para pembaca grafik atau orang yang membutuhkan data. Grafik itu sendiri bisa memudahkan pembaca untuk mengetahui dan membaca data tanpa menggunakan kata - kata yang bertele-tele karena grafik menyajikan data dam bentuk angka dalam sebuah lembar kerja dalam bentuk visualisasi grafik.

2.3.3 Pengertian KejahatanKejahatan bukan merupakan peristiwa hereditas (bawaan sejak lahir, warisan), juga bukan merupakan warisan biologis. Tindak kejahatan bisa dilakukan siapapun, baik wanita maupun pria, dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Tindak kejahatan bisa dilakukan secara sadar yaitu difikirkan, direncanakan dan diarahkan pada maksud tertentu secara sadar benar. Kejahatan merupakan suatu konsepsi yang bersifat abstrak, dimana kejahatan tidak dapat diraba dan dilihat kecuali akibatnya saja. Definisi kejahatan menurut Kartono (2003 : 125) bahwa : Secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merupakan masyarakat, asosial sifatnya dan melanggar hukum serta undang undang pidana. Definisi kejahatan menurut Kartono (2003 : 126) bahwa : Secara sosiologis, kejahatan adalah semua ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis dan sosial-psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila, dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang telah tercakup dalam undang-undang, maupun yang belum tercantum dalam undang-undang pidana). Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai macam kejahatan bergantung pada sasaran kejahatannya. Sebagaimana dikemukakan oleh Mustofa (2005 : 47) bahwa : Jenis kejahatan menurut sasaran kejahatannya yaitu : Kejahatan terhadap badan (pembunuhan, perkosaan, penganiayaan), kejahatan terhadap harta benda (perampokan, pencurian, penipuan), kejahatan terhadap ketertiban umum (pemabukan, perjudian), kejahatan terhadap keamanan Negara.

2.6.4 WWW (World Wide Web)Pertama-tama yang harus diketahui adalah World Wide Web (WWW) bukanlah internet, demikian pula sebaliknya. Namun WWW dan internet sangat berkaitan dengan yang lain. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan WWW adalah sebuah sistem informasi yang mengelola jaringan internet dengan menggunakan suatu protokol tertentu. WWW lahir sekitar Maret 1989 saat sekelompok peneliti menginginkan untuk membuat sebuah protokol baru untuk mendistribusikan informasi di dalam internet. Para peneliti ini menetapkan sebuah standar baru, kemudian dibentuklah sebuah konsorsium yang disebut W3C atau World Wide Web Consortium untuk meneruskan pengembangan dari standar tersebut. W3C inilah akhirnya melahirkan HTML.[5]

2.3.4 Apache2 TriadApache merupakan suatu program yang digunakan sebagai web server dari aplikasi web ini, dimana apache ini bisa digunakan untuk menjalankan pemrograman PHP di dalam web server localhost. Apache merupakan software yang keberadaannya freeware (software bebas) dan didalamnya terdapat software pengelola database dan pemograman php.[5]

2.6.7 HTMLHTML belakangan ini dikenal sebagai bahasa standar untuk membuat dokumen web dikarenakan oleh kesederhanaan serta kemudahan penggunaannya. Perintah-perintah HTML dapat ditemukan pada file-file dengan ekstensi *.html yang memakai tanda (tag) berupa karakter .HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) merupakan protokol yang digunakan untuk menstransfer data antara web server dengan web browser. Protokol ini menstransferkan dokumen-dokumen web yang berformat HTML (Hyper Text Markup Language). Dikatakan markup language karena HTML berfungsi untuk memperindah file teks biasa untuk ditampilkan pada program web browser. Hal ini dilakukan dengan menambah tag-tag (perintah khusus) pada file teks biasa tersebut. Tag HTML biasanya berupa tag-tag yang berpasang-pasangan dan ditandai dengan tanda /. [5]2.6.8 PHPPHP merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bahasa pemrograman berbasis web lain. PHP merupakan bahasa pemrograman yang bersumber dari Perl yang merupakan pengembangan dari bahasa C. Oleh karena itu, struktur pemrograman yang ada di PHP sama dengan yang ada di bahasa C.Banyak sekali fitur-fitur yang dapat digunakan, misalnya, PHP dapat mengakses shell di Linux, mempunyai fungsi yang lengkap berhubungan dengan networking. Bahkan kita bisa membuat webmail sendiri dengan PHP. Kemudahan lainnya yaitu PHP mampu berintegrasi dengan berbagai macam jenis database. Database yang paling sering digunakan adalah MYSQL. [5]

2.6.9 Pengertian Sistem Informasi GeografisSistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan), atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Menurut sumber lain GIS adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi, atau dengan kata lain suatu GIS adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut (Anon, 2001) Sistem Informasi Geografis adalah suatu Sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, GIS juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan GIS otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Pengertian GIS saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan GIS sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan GIS sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis. Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993). Data-data yang diolah dalam GIS pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area polygon (Barus dan Wiradisastra, 2000). Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka GIS dapat berfungsi sebagai: bank data terpadu, yaitu dapat memandu data spasial dan non spasial dalam suatu basis data terpadu; sistem modeling dan analisi, yaitu dapat digunakan sebagai sarana evaluasi potensi wilayah dan perencanaan spasial; sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, yaitu untuk mengelola operasianal dan administrasi lokasi geografis; sebagai sistem pemetaan komputasi, yaitu sistem yang dapat menyajikan peta sesuai dengan kebutuhan [6]III. Analisis Dan Perancangan3.1 Analisis Sistem

Analisis dilakukan dengan melihat sistem yang sedang berjalan sebagai acuan untuk sistem yang akan dibangun. 3.1.1 Analisis Sistem Berjalan (Flowmap)

Analisis dapat diartikan sebagai penguraian dan pengembangan dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi masalah, mengevaluasi masalah, identifkasi hambatan yang akan terjadi serta menilai kebutuhan yang diperlukan, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan.Tahap analisis sistem merupakan tahap kritis dan sangat penting karena kesalahan dalam tahap ini mengakibatkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Suatu penelitian membuktikan bahwa kesalahan-kesalahan yang diperbaiki setelah analisa akan memakan biaya yang lebih besar daripada jika kesalahan diperbaiki saat dilakukannya analisis.3.1.1 Analisis Sistem yang Berjalan (current sistem)Sistem penanganan kasus kejahatan di wilayah hukum Polda Jabar memiliki sistem yang sudah diatur sesuai dengan Undang-Undang Negara Republik Indonesia mengenai tindak kejahat dan gangguan pada masyarakat. Seiring dengan kian meningkatnya tingkat kejahatan di Jawa Barat dewasa ini, perlulah sebuah sistem informasi yang memberi nilai edukasi pada masyarakat untuk menambahkan adanya nilai kewaspadaan secara independen bagi masyarakat.Permasalahan adalah karena publikasi terhadap masyarakat yang masih kurang menyebar dan dengan adanya aturan hukum mengenai persidangan, maka tentunya masyarakat mengalami kesulitan dalam mengetahui hal apa dan kejahatan serta gangguan apa yang ada di wilayahnya. Instansi terkait bersifat terbuka dalam masyarakat dalam mendapat informasi, namun masyarakat masih kurang peduli terhadap kasus yang sedang diperkirakan sehingga proses publikasi hasil persidangan kasus tidak merata oleh media dan sulit dimengerti oleh masyakat. Sehingga pada akhirnya masyarakat yang merasa harus mencari informasi harus mencari informasi sesuai dengan aturan birokrasi kepolisian.

3.1.1.1 Analisi Dokumen yang DigunakanDalam sistem yang akan dibangun, penyimpanan datanya sudah terintegrasi dan diwujudkan melalui sistem informasi atau perangkat lunak terpadu yang dapat memudahkan masyarakat dalam mencari informasi.

Gambar 3. 2 Sistem Yang Akan Dibangun

Keterangan:a. Masyarakat membutuhkan informasi tentang kasus kejahatan di daerah Jawa Barat dengan cara mengunjungi sistem informasi web.b. Masyarakat mencari informasi yang dibutuhkan.c. Sistem akan meberikan informasi tannpa membuat masyarakat tatap muka dengan petugas instansi.d. Informasi yang ditampilkan berupa kasus kejahatan di wilayah Jawa Barat berbasiskan Sistem Informasi Geografis berdasarkan jenis kasus dan tahun kasus.

3.2 PerancanganPerancangan ini menitik beratkan kepada perancangan data yang ada pada aplikasi, tahap perancangan data pada perangkat lunak tersebut dipakai ke dalam permodelan yang umum yang digunakan yaitu menggunakan diagram alur (flowchart), ERD, dan DFD.

3.2.1 Context DiagramContext Diagram memperlihatkan eksternal entity yang berinteraksi dengan sistem informasi. Eksternal entity diilustrasikan sebagai segiempat, sedangkan lingkaran di tengah merupakan proses sebagai pusat sistem informasi. Untuk lebih jelasnya mengenai context diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 3 Context Diagram

Website Sistem Informasi ini memiliki 2 entitas :1. Administrator adalah orang yang berhak mengelola informasi kasus, artikel dan data informasi pengguna.2. Pelanggan adalah seorang yang berhak untuk menginput voting dan melihat informasi yang ada dalam sistem.

3.2.2 Data Flow Diagram3.2.2.1 Data Flow Diagram (Level 0)

Gambar 3. 4 DFD Level 03.2.3 Analisis Kebutuhan AplikasiUntuk memenuhi kebutuhan pembuatan sistem informasi dan grafik kasus kejahatan maka dibutuhkan beberapa software yang digunakan untuk implementasi, antara lain :a. Sistem Operasi: Microsoft Windows 7 Professionala. Editor Teks:Macromedia Dreamweaver CS5b. Editor Grafiks: Adobe Photoshop CS4c. Script Language: PHP versi 4d. Web Script Language: HTMLe. Web Server: Apache 2.2.14f. Database Server: MySql versi 4.xg. Client Application: Mozilla Firefox 4.0 BetaOpera, dan Internet Explorer

3.2.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat KerasSpesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:a. Operating Sistem: Microsoft Windows 7 Profesionalb. Development tools: Power Designer 15, Adobe Dreamwever CS5c. DBMS: MySQL Server 5.1.41d. Aplikasi: PHP versi 4

Spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:a. Processor: Intel(R) I3-2310M [email protected] 2.10 GHzb. Memory: 4GB Hardisk: 5GB3.2.5 Perancangan Interfacea. Tampilan Halaman Utama Admin :

Gambar 3. 14 Halaman Utama AdminPetunjuk:1. Admin Login pada halama login2. admin dengan username tersedia3. Setelah login admin dapat melakukan manipulasi terhadap sistem yang ada4. Admin melakukan logout

b. Tampilan Halaman Utama

Gambar 3. 15 Halaman Utama UserPetunjuk:1. Halaman Utama Pengunjung tanpa melakukaj login secara umum2. Dapat melakukan pilihan terhadap menu yang tersedia3. User dapat melakukan login untuk dapat melakukan sistem forum4. Tersedia tabel voting untuk jajak pendapat apakah sistem sudah membantu pengguna.

c. Tampilan Halaman Lihat Kasus

Gambar 3. 16 Halaman Lihat KasusPetunjuk:1. User memilih menu tabel GIS untuk melihat kuantitas kasus.2. User memilih jenis kasus yang akan dilihat3. User memilih tahun kasus untuk melihat kasus yang akan dilihat

d. Tampilan Halaman ForumGambar 3. 17 Halaman ForumPetunjuk:1. Halaman forum dipilih dengan meemilih tabel forum2. User memilih topik yang akan dipilih3. User dapat melihat berita dan melakukan balasan terhadap forum

e. Tampilan Halaman Guestbook

Gambar 3. 18 Halaman Guestbook

Petunjuk:1. User tidak perlu login untuk melakuakan isi komentar2. User mengisi email3. User mengisi nama4. User mengisi kotak komentar

f. Tampilan Halaman Peta

Gambar 3. 19 Halaman PetaPetunjuk:1. Menampilkan pemetaan sistem kejahatan terhadap kasus berdasarkan data kabupaten2. User memilih lokasi kabupaten yang akan dipilih3. Akan tampil menu pop up untuk memberikan informasi tentang daerah yang dipilih3.3 Implementasi

IV. Kesimpulan Dan Saran4.1 KesimpulanDari pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi Dan Grafik Kasus Kejahatan Tahunan Wilayah Hukum Polda Jawa Barat Berintegrasi Web-Gis dan bagian pembahasan pada bab I, II, III,maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Menyediakan informasi bagi masyarakat untuk dapat memperoleh data kasus kejahatan di wilayah Jawa Barat dengan cepat.2. Memberikan informasi terpadu kepada masyarakat secara detail mulai dari kasus, lokasi dan presentasi tahunan.4.2 SaranSaran yang dapat diberikan berdasarkan hasil yang telah dicapai maupun untuk pengembangan aplikasi pada masa yang akan datang, antara lain :1. Aplikasi ini dapat diterapkan dan disempurnakan mengikuti perkembangan kebutuhan misalkan adanya sistem penjadwalan update .2. Menggunakan siste SMS Gateway sehingga memberi informasi lebih lanjut pada masyarakat.3. Perancangan interface yang lebih menarik dalam pengoperasiannya.Daftar Pustaka

[1] Septia Yogi. 2011. Modul Sejarah Polda Jabar[2] Logo Polda Jabar, http://lodaya.web.id/?page_id=16 diakses tanggal 26 Maret pukul 9.30[3] Modul Pertelaan Tugas Bidang TI Polri Polda Jabar yang belum diatur dalam perkab 22 Tahun 2010[4] Modul Standar Operasional (SOP) No (-/XI/2013BID TI). Bandung Nopember 2013[5] Batasan Waktu Penyelesaian Perkara di Kepolisian http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4eb053e5ee32/batas-waktu-penyelesaian-perkara-di-kepolisian diakses pada 1 April 2014 pukul 14.32.[6] Kristanto, Andri. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasi. Yogyakarta: Gava Media[7] Hendratman, Hendi. 2010. The Magic of PhotoShop. Bandung: Informatika.Haryanto, Steven. 2004. Kumpulan Resep Pemrograman PHP. Jakarta: PC Media[8] Munawar. 2205. Permodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu[9] Firdaus. 2007. PHP dan MY SQL dengan Dreamweaver. Palembang: Maxikom..