JURNAL - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/... · 100-120...

10
IDENTIFIKASI POTENSI AIRTANAH DENGAN METODE WENNER-SCHLUMBERGER DAN PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM WATERCAD V8i (STUDI KASUS DESA SEMAMBUNG, SITUBONDO) JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: ANANG DWI WICAKSONO NIM. 125060400111032 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

Transcript of JURNAL - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/... · 100-120...

IDENTIFIKASI POTENSI AIRTANAH

DENGAN METODE WENNER-SCHLUMBERGER DAN

PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM WATERCAD V8i

(STUDI KASUS DESA SEMAMBUNG, SITUBONDO)

JURNAL

TEKNIK PENGAIRAN

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

ANANG DWI WICAKSONO

NIM. 125060400111032

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2017

Identifikasi Potensi Airtanah dengan Metode Wenner-Schlumberger dan

Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Menggunakan Paket Program

WaterCad V8i (Studi Kasus Desa Semambung, Situbondo)

Anang Dwi Wicaksono¹, Runi Asmaranto², M. janu Ismoyo²

¹Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

²Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Desa Semambung adalah salah satu desa di Kabupaten Situbondo yang mengalami

kekurangan air bersih. Studi ini membahas pendugaan potensi airtanah dengan metode

Wenner-Schlumberger sebagai dasar perencanaan sumur pompa. Kedalaman akuifer pada

100-120 m dengan penempatan pompa submersible pada kedalaman 105 m. Perencanaan

jaringan distribusi air bersih untuk Desa Semambung memanfaatkan pengambilan debit

dari sumur pompa sebesar 4,5 liter/detik dengan kebutuhan air baku hingga proyeksi

penduduk tahun 2035 sebesar 2,58 liter/detik. Analisa jaringan air bersih menggunakan

paket program WaterCad V8i, dari hasil analisa perencanaan jaringan distribusi air

menggunakan satu pompa dengan satu tandon berkapasitas 56 m3, dari hasil simulasi

menggunakan WaterCad v8i diperoleh tekanan berkisar antara 1,04-6,99 atm, headloss

gradient berkisar antara 0,09-13,07 m/km, dan kecepatan berkisar antara 0,1-0,88

meter/detik. Hasil ini sudah sesuai dengan syarat perencanaan. Anggaran biaya untuk

pembangunan sistem jaringan air bersih desa Semambung sebesar Rp 996,856,000

Kata kunci: Pendugaan Potensi Airtanah, WaterCAD V.8i, Rencana Anggaran Biaya.

ABSTRACT

Semambung Village is one of the villages in Situbondo Regency which each year lacks of

clean water. The aim of this study is identification of groundwater potential with Wenner-

Schlumberger configuration as a reference for pump well planning. There is an aquifer at

a depth of 100-120 m,with submersible pump placement at a depth of 105 m. Water

distribution network planning in Semambung village utilizing pump wells discharge of 4,5

liters/second with the requirement of demand water using projected population of 2035

equal to 2,58 liter/second. Water network analysis using WaterCad V8i, water distribution

network planning using one pump with a tank capacity 56 m3, from the results of the

simulation, obtained the pressure is 1,04-6,99 atm, headloss gradient of 0,09-13,07 m/km,

and velocity of 0,1-0,88 meter/second. This results suitable with the planning

requirements. The cost budget for the construction of water network in Semambung village

is Rp 996,856,000

Keywords: Identification of groundwater potential, WaterCAD V.8i, cost budget plan.

SUMBER MATA AIR

TEKNIK PENGAIRAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

0

U

1 2 Km.

SKALA :

KA

B. P

RO

BO

LIN

GG

O BATAS KABUPATEN / KOTA

BATAS KECAMATAN

BATAS DESA / KELURAHAN

JALAN

REL KERETA API

SUNGAI

IBUKOTA KECAMATAN

IBUKOTA KABUPATEN / KOTA

GARIS PANTAI

PEKERJAAN :

IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF

UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH

LOKASI : KECAMATAN JATI BANTENG

KABUPATEN SITUBONDO

GAMBAR : PETA WILAYAH ADMINISTRASI

LEGENDA :

Sumber : Hasil Analisa

No. Gambar

No. Halaman

SUMBER MALANG

BANYUGLUGUR

JATIBANTENG

113°80' 00"

8°50'00

1. PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan pokok umat

manusia untuk berbagai keperluan hidup.

Terutama air bersih yang merupakan

kebutuhan pokok bagi manusia. Seiring

berkembangnya peradaban manusia,

tingkat kebutuhan air bersih semakin

meningkat.

Masalahnya adalah keberadaan air

(mata air, sungai, danau, dan sebagainya)

yang biasa digunakan, kondisinya

mengalami perubahan dari tahun-tahun

sebelumnya. Beberapa sumber telah mati

dan mengecil debitnya, sungai dan danau

mulai tercemar dan kering akibat manusia

yang mengeksplorasi keberadaan air secara

berlebihan.

Desa Semambung adalah satu dari 15

Desa di Kabupaten Situbondo yang sering

mengalami masalah kekurangan air bersih.

Lokasi dari Desa Semambung terletak di

Kecamatan Jatibanteng. Desa Semambung

mengalami krisis air bersih karena sumur-

sumur dan sumber mata air yang sering

dipergunakan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan air bersih selama ini mengalami

pengecilan debit bahkan mengalami

kematian. Alternatif untuk pemenuhan

kebutuhan air bersih dengan pendugaan

potensi airtanah, perencanaan sumur

pompa, dan perencanaan jaringan air bersih

untuk memenuhi kebutuhan air bersih

Dusun Gebang Utara dan Gebang Selatan.

Kondisi realita pada wilayah Desa

Semambung, terbagi menjadi 5 dusun yaitu

Dusun Semambung Barat, Dusun Krajan,

Dusun Langsat, Dusun Gebang Utara dan

Dusun Gebang Selatan. Desa Semambung

secara keseluruhan dihuni oleh 1.529 KK.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih

Desa Semambung mengambil sumber mata

air yang berada di Desa Alas Tengah yang

mempunyai jarak yang cukup jauh dari

Desa Semambung dan air yang diambil

dari sumber mata air tersebut masih harus

dibagi dengan Desa Taman yang berada

diatas Desa Semambung dan hanya dapat

memasok kebutuhan air bersih untuk 3

Dusun yaitu Dusun Semambung Barat,

Krajan, dan Langsat karena kondisi

topografi tidak memungkinkan untuk

mengalirkan air ke Dusun Gebang Utara

dan Dusun Gebang Selatan.

Sebagai informasi tambahan, target

untuk beberapa tahun kedepan adalah

dengan pembuatan sumur pompa yang

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

487 KK yang menghuni Dusun Gebang

Utara dan Dusun Gebang Selatan.

Tujuan dari studi ini adalah

mengasilkan dugaan lapisan geolgi yang

akan digunakan sebagai dasar perencanaan

sumur bor, mengetahui kondisi hidrolis

sistem jaringan air bersih dan menghitung

besarnya Rencana Anggaran Biaya (RAB)

pada tahap perencanaan.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Desa Semambung terletak di

Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten

Situbondo, Provinsi Jawa Timur., , secara

geografis terletak di antara 113ᵒ 41’ 7,71”

BT dan 7ᵒ 48’ 2,97” LS. Penduduk Desa

Semambung mayoritas bermata

pencaharian sebagai petani. Komoditas

produksi utama yang menjadi andalan

Desa Semambung adalah tembakau.

Gambar 2.1. Peta Batas Administrasi Desa

Semambung dan Kecamatan Jatibanteng

Gambar 2.2. Skema Jaringan Pipa

Distribusi

Untuk mencapai tujuan yang

diharapkan maka diperlukan suatu langkah

pekerjaan yang sistematis. Adapun

langkah-langkah pengerjaan studi sebagai

berikut :

1. Pengumpulan data-data primer dan data

sekunder yang berupa data teknis

maupun data pendukung lainnya yang

digunakan dalam analisa sistem jaringan

distribusi air bersih.

2. Menentukan potensi debit airtanah

dengan menggunakan program

RES2DINV dan pendugaan potensi

debit airtanah pada lokasi studi dengan

bantuan dari peta hidrogeologi.

3. Mengolah data penduduk dan layanan.

4. Menghitung kebutuhan air bersih.

5. Merencanakan jaringan yang dilakukan

sampai tahun 2035

6. Mensimulasikan sistem jaringan

distribusi air dengan menggunakan

program WaterCAD V8i.

7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

(RAB).

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pendugaan Potensi Airtanah

Analisa dan pemodelan data hasil

pengukuran dengan metode Wenner-

Schlumberger dilakukan dengan

menggunakan aplikasi RES2DINV untuk

mendapatkan gambaran bawah permukaan

lokasi penelitian.

Penampang bawah permukaan

dihasilkan dengan suatu inversi, yaitu

melakukan pemodelan dari data-data hasil

pengukuran dengan menggunakan rumusan

fisika-mathematic tertentu.

Gambar 3. 1. Hasil Analisa Geolistrik di

Desa Semambung Kecamatan Jatibanteng.

Dari hasil analisa pada (Gambar 3.1)

dapat dilihat tahanan jenis dari setiap

warna pada gambar. Warna biru tua hingga

warna biru muda memiliki tahanan jenis

antara 1,2-32,4 ohm meter, warna hijau

muda hingga kuning memiliki tahanan

jenis antara 32,4-193 ohm meter, warna

cokelat hingga merah memiliki tahanan

jenis antara 193-1150 ohm meter, dan

warna ungu memiliki tahanan jenis lebih

dari 1150 ohm meter.

Gambar 3. 2. Interpretasi data log di Desa

Semambung 3 (280 m dari jarak bentang)

Lapisan batuan yang diinterpretasikan

sebagai lapisan pembawa air (akuifer),

adalah Batupasir tufan, Breksi tuf dan

Breksi batuapung. Dilihat dari data log

diatas akuifer di Desa Semambung

TEKNIK PENGAIRAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LOKASI : KABUPATEN SITUBONDO

GAMBAR : SKEMA JARINGAN PIPA DESA

SEMAMBUNG

Sumber : Hasil Perencanaan

No. Gambar

No. Halaman

LEGENDA :

KECAMATAN JATI BANTENG

NO KEDALAMAN

(M)

RESIST

(OHM.M) LITOLOGI KET.

LOG

RESISTIVITAS

1 0.0 - 10 300 - 400 Tanah Tanah

3 10 - 30 100 - 300 Batupasir

tufan Akuifer

4 30 - 40 79.1 - 100 Tuf Kedap air

5 40 -70 32.4 - 79.1 Lempung Kedap air

6 70 - 90 79.1 - 193 Lanau Pasiran Akuifer tidak

produktif

7 90 - 100 79,1 - 100 Tuf Kedap air

8 100 - 120 193 - 471 Breksi

batuapung Akuifer

Lokasi Rencana Sumur Bor

Kecamatan Jatibanteng, berada pada

kedalaman antara 15 - 35, 70 - 90 dan 100

- 120 meter dibawah muka tanah setempat.

Pendugaan Debit akuifer pada skripsi

ini berdasarkan pada kondisi hidrogeologi

yang dilihat dari peta hidrogeologi yang

didapat dari Badan Informasi Geospasial

(BIG) Bandung.

Desa Semambung Kecamatan

Jatibanteng termasuk di dalam wilayah

Cekungan Air Tanah (CAT) Besuki.

Sungai yang mengalir di daerah ini

diantaranya adalah Curah Kedungdowo,

Curah Bayeman, Kali Kunir, Kali Bales,

Kali Pategalan, Kali Pakel dan Kali

Kasian. Sistem akuifer di lokasi studi

adalah Akuifer dengan aliran melalui

celahan dan antar butir, termasuk akuifer

produktifitas yang sedang dan penyebaran

luas, dengan keterusan rendah - tinggi.

Debit air tanah 5 - 10 liter/detik. Yang

termasuk ke dalam wilayah ini adalah Desa

Semambung Kecamatan Jatibanteng dan

Desa Ketowan Kecamatan Arjasa.

Gambar 3. 3. Peta Jenis Litologi Desa

Semambung, Situbondo.

Gambar 3. 4. Peta Produktifitas Akuifer

Desa Semambung, Situbondo.

Dari Pembacaan peta hindrogeologi

diatas dapat disimpulkan debit yang

terdapat pada lokasi studi berkisar 5-10

liter/detik. Untuk skripsi ini akan dipakai

perkiraan debit yang terkecil untuk

keamanan perencanaan jaringan distribusi

air bersih di Desa Semambung, Situbondo

yaitu 5 liter/detik.

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan jumlah penduduk

dihitung menggunakan 3 metode yaitu

aritmatik, geometrik dan eksponensial.

Kemudian dari ketiga metode tersebut

dipilih salah satu berdasarkan standar

deviasi terkecil dan koefien korelasi

mendekati +1.

Tabel 1. Prosentase Laju Pertumbuhan

Penduduk Desa Semambung, Situbondo

No Tahun Total

Jiwa

Pertumbuhan

Per Tahun

Jiwa %

1 2015 3765

2 2014 3742 23 0.61%

3 2013 3705 37 1.00%

4 2012 3655 50 1.37%

5 2011 3619 36 0.99%

Rata-rata Pertumbuhan

Penduduk 0.99%

Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Standar

Deviasi

Dusun Metode

Aritmatik

Metode

Geometrik

Metode

Eksponensial

Gebang

Utara 46.0107 50.6158 50.8927

Gebang

Selatan 39.473 43.4238 43.6613

Tabel 3. Rekapitulasi Koefisien Korelasi

Dusun Metode

Aritmatik

Metode

Geometrik

Metode

Eksponensia

l

Gebang

Utara 1.0000 0.9996 0.9996

Gebang

Selatan 1.0000 0.9996 0.9996

Dari ketiga metode tersebut dipilih

salah satu berdasarkan hasil uji standar

deviasi yang paling kecil dan koefisien

korelasi yang mendekati +1 yaitu metode

aritmatik.

Tabel 4. Proyeksi Penduduk dengan

Metode Aritmatik

No Tahun

Dusun

Gebang

Utara

Gebang

Selatan

1 2016 753 646

2 2020 783 672

3 2025 820 704

4 2030 857 735

5 2035 894 767

Standar Deviasi 46.0107 39.473

Koef. Korelasi 1 1

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Perhitungan kebutuhan air bersih

dilakukan sampai tahun 2035. Berikut ini

adalah perhitungan kebutuhan air bersih:

Tabel 5. Kebutuhan Tiap Junction dan

Hidran Umum

maka didapatkan total kebutuhan air untuk

memenuhi Dusun Gebang Utara dan

Gebang Selatan dengan menjumlahkan

total kebutuhan air dan total kebutuhan

Hidran Umum sebesar 1,8011 l/dt + 0,7831

l/dt = 2,5842 l/dt.

Perencanaan Pompa

Pompa direncanakan dengan panjang

pipa jambang 105 m (6 inch), pipa buta

sepanjang 100 m (3,5 inch), pipa saringan

sepanjang 4 m, dan gravel pack hingga

kedalaman 123 m.

Debit (Q) = 0,0045 m3/det

Panjang Pipa (L) = 117,5 m

Koefisien (Chw) =120 (pipa GI)

Diameter Pipa (D) = 0.0889 m (3,5”)

Diperoleh:

hf =1,072 m

hlm = 0,104 m Pada perencanaan, pompa diletakkan

pada dedalaman 105 m dari permukaan

tanah (+301) dan ketinggian penampungan

air (tandon) direncanakan pada ketinggian

7 m dari permukaan tanah (+412,5)

sehingga didapat perbedaan tinggi (Zb)

sebesar 112 m.

Dari hasil analisa perhitungan yang

telah dilakunan diatas maka diperlukan

head pompa minimal sebesar 114 m dan

dapat mengalirkan debit sebesar 4,5

liter/det.

Berdasar dari spesifikasi teknis pompa

diatas, jenis pompa yang sesuai dan akan

digunakan dalam penyediaan air baku pada

studi ini adalah pompa submersible dengan

merk GRUNDFOS tipe SP 215-3 dengan

data teknis sebagai berikut:

No Nama

Junction Elevasi

Jumlah

Penduduk

Terlayani

Kebutuhan

Air

Total

Kebutuhan

Air

Harian

Maksimum

(jiwa) (lt/org/hr) (lt/dt) (lt/dt)

1 J-21 399 340 60 0.3204 0.3685

2 J-22 378 313 60 0.2950 0.3392

3 J-23 372 349 60 0.3289 0.3782

4 J-24 350 345 60 0.3251 0.3739

5 J-25 316 315 60 0.2968 0.3414

TOTAL 1.8011

No Hidran

Umum Elevasi

Jumlah

Penduduk

Terlayani

Kebutuhan

Air

Total

Kebutuhan

Air

Harian

Maksimum

(jiwa) (lt/org/hr) (lt/dt) (lt/dt)

1 HU 1 399 340 30 0.1393 0.1602

2 HU 2 378 313 30 0.1282 0.1475

3 HU 3 372 349 30 0.1430 0.1644

4 HU 4 350 345 30 0.1414 0.1626

5 HU 5 316 315 30 0.1291 0.1484

TOTAL 0.7831

Tipe Pompa : SP 215-3

Tipe Motor : MS8000 dengan

diameter motor 8”

(Putaran 2900 rpm)

Daya Motor P2 : 63 kW

Perhitungan daya input pompa (P1) sebesar

47,62 kW dan (P2) sebesar 40,91 kW

(diperoleh dari (Gambar 4.8), tentang

grafik power curve).

12,9 %

Maka dengan menggunakan motor 3x400

V, didapatkan data efisiensi

Gambar 3.5. Power curve.

Penentuan Daya Generator

Daya Generator adalah besarnya daya

yang dihasilkan untuk menjalankan pompa.

Dari perhitungan Daya pompa diatas, dapat

dihasilkan daya sebesar 47,62 kW.

Sehingga perhitungan daya generator dapat

dihitung sebagai berikut.

Untuk lebih aman, maka diambil lebih

besar 30% dari daya pompa, sehingga

dapat dirumuskan sebagai berikut.

( )

( )

Dari hasil perhitungan diatas maka

dapat diperoleh kebutuhan daya generator

dengan daya pompa sebesar 47,62 kW

adalah sebesar 61,906 kW. Dengan

efisiensi maksimal generator berkisar

antara 85%-90% dari total daya generator.

Analisa Perencanaan Jaringan Air

Bersih Menggunakan WaterCAD V8i

Dari analisa perencanaan 100%

kebutuhan air bersih terlayani dengan

kebutuhan air bersih sebesar 2,5842 l/dt,

jalur perpipaan distribusi sepanjang 1892,9

m dan panjang pipa transisi 117,5 m.

Hasil Running WaterCAD V8i

Besarnya kehilangan tinggi tekan

mayor pada studi ini dihitung

menggunakan metode Hazen-Williams

(Priyantoro, 1991: 21). Metode ini sering

digunakan oleh para teknisi dalam analisa

sistem pipa bertekanan (Bentley, 2007:

934). Analisa dilakukan dengan waktu

simulasi 24 jam dan kondisi tidak

permanen. Corak variasi kebutuhan air

bersih harian yang terjadi pada titik simpul

dihitung dengan metode pendekatan

penelitian corak fluktuasi kebutuhan air

bersih harian yang dilakukan oleh DPU

Ditjen Cipta Karya Direktorat Air Bersih

(DPU, 1994:24). Tanda hijau yang muncul

pada Calculation Summary dari hasil

running program WaterCAD v8i

menunjukkan tidak ada masalah dengan

simulasi yang dijalankan.

Gambar 3.6. Grafik debit pada pompa.

Gambar 3.7. Grafik head pada pompa.

Gambar 3.8. Grafik fluktuasi tinggi muka

air pada tandon.

Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa

Tabel 6. Hasil Kondisi Hidrolis Pipa

No Kondisi Hidrolis Jaringan Distribusi Air

Bersih

1 Kecepatan

Tertinggi = 0.88 m/det

Terendah = 0.10 m/det

2 Headloss Gradient

Tertinggi = 13.08 m/km

Terendah = 0.09 m/km

3 Tekanan

Tertinggi = 6.99 atm

Terendah = 1.04 atm

Hasil tersebut sesuai dengan SNI yang diijinkan,

dan meskipun kecepatan berada dibawah batas

kecepatan minimum hal ini dapat diterima

dikarenakan berada pada jam minimum penggunaan

air.

Rencana Anggaran Biaya

Perhitungan harga pekerjaan mengacu

pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan

(AHSP) PU Ciptakarya tahun 2013.

Tabel 4. 1. Tabel Rekapitulasi Rencana

Anggaran Biaya

No Jenis Kegiatan Total Harga (Rp)

1 Pekerjaan Pompa

dan Sumur Bor Rp 514,215,632

2 Pekerjaan Tandon Rp 216,025,728

3 Pengadaan Pipa

dan Aksesoris Pipa Rp 111,058,017

4 Pekerjaan Hidran

Umum Rp 64,933,985

Total Rp 906,233,362

PPN 10% Rp 90,623,336

Total + PPN 10% Rp 996,856,699

Dibulatkan Rp 996,856,000

4. KESIMPULAN

Mengacu pada rumusan masalah dan

analisa yang sudah dilakukan maka

didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Lapisan geologi pada lokasi studi dapat

diketahu yaitu tanah lempung, breksi

aneka bahan, batu pasir tufan, breksi tuf,

tuf, breksi tufm breksi vulkanik, dan

breksi batu apung. Kedalaman akuifer

berada pada kedalaman antara 20-30 m

pada batu pasir tufan dan kedalaman

100-120 m pada breksi batu apung.

Pada studi ini menggunakan akuifer

dengan kedalaman antara 100-120 m.

2. Potensi debit airtanah dapat diketahui

dari peta hidrogeologi, Desa

Semambung masuk dalam Cekungan

Air Tanah Besuki. Sungai yang

mengalir di daerah ini diantaranya

adalah Curah Kedungdowo, Curah

Bayeman, Kali Kunir, Kali Bales, Kali

Pategalan, Kali Pakel dan Kali Kasian.

Sistem akuifer di lokasi studi adalah

Akuifer dengan aliran melalui celahan

dan antar butir, merupakan akuifer

produktifitas sedang dengan penyebaran

luas, dengan keterusan rendah hingga

tinggi. Debit air tanah 5 - 10 liter/detik.

Untuk keamanan debit yang dipakai

maksimal 5 liter/detik.

3. Perkiraan debit kebutuhan air baku

dengan proyeksi pertumbuhan

penduduk hingga tahun 2035, dengan

tingkat pelayanan 100% pengguna air

terlayani dan kebutuhan air sebesar 60

lt/org/hr adalah sebagai berikut:

Kebutuhan air rata-rata : 1,56 l/det

Kebutuhan air maksimum : 1,80 l/det

Kebutuhan Hidran Umum : 0,78 l/det

Kebutuhan Total : 2,58 l/det

4. Perencanaan penambahan sumur pompa

dengan memanfaatkan kedalaman

airtanah 120 m. Konstruksi sumur

pompa terdiri dari pipa jambang (105

m), pipa buta (100 m), pipa saringan (14

m) dan gravel pack (hingga kedalaman

123 m).

5. Hasil analisa jaringan perpipaan

distribusi air bersih Desa semambung

ini dengan menggunakan program

WaterCAD V8i sebagai berikut:

Pressure Head atau Tinggi tekan sisa

berkisar diantara 1,04-6,99 atm

Velocity atau kecepatan 0,1 – 0,88

m/det. Ada pada situasi tertentu

kecepatan aliran pada pipa tidak

sesuai dengan ketentuan. Namun

kejadian tersebut terjadi pada jam

minimal pemakaian air yaitu jam

0.00, sehingga hal tersebut dapat

ditoleransi.

Headloss Gradient atau kemiringan

garis hidrolis berkisar antara 0,09 –

13,075 m/km

Hasil simulasi diatas, dipengaruhi

perencanaan komponen seperti dibawah

ini:

Pompa submersible dengan head

pompa 112 m. Pompa dengan merk

GRUNDFOS tipe SP 215-4-AA.

Pengoperasian pompa secara

automatic pada saat elevasi muka air

tandon pada 3,5 m (+412,5) maka

pompa akan mati dan jika elevasi

muka air tandon kurang dari 1 m

(+410) maka pompa akan menyala.

Tandon dengan volume efektif 56

m3, maka direncanakan tandon

dengan dimensi tampungan balok

dengan panjang lebar 4 m dan tinggi

3,5 m.

6. Rencana anggaran biaya yang

dibutuhkan untuk pembangunan

jaringan air bersih di Desa Semambung

dengan total biaya sebesar Rp

996,856,000 (sembilan ratus sembilan

puluh enam juta delapan ratus lima

puluh enam ribu rupiah).

5. SARAN

Berikut saran-saran yang dapat

dijadikan untuk bahan pertimbangan dalam

studi ini dan studi lainya yang

berhubungan dapat dianalisa sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui debit secara kualitas

dan juga kuantitas dapat dilakukan

dengan uji sumu (pumping test).

Pelaksanaan eksplorasi pengeboran

diusahakan tetap dalam titik duga

pengukuran geolistrik.

2. Sebagai bentuk konservasi terhadap

airtanah, maka untuk eksplorasi airtanah

sebaiknya 80% - 90% dari potensi

airtanah yang ada.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada penduduk Desa

Semambung dan Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Kabupaten Situbondo

yang telah membantu dalam proses

pengumpulan data primer maupun

sekunder sehingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Penyelenggaraan

Pengembangan SPAM. Jakarta:

Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2008. Peraturan Pemerintah RI

No.43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah.

Jakarta: Departemen Pekerjaan

Umum.

Asmaranto, Runi. et al. 2017. IbM (Ipteks

bagi Masyarakat) Pompa Hydram

(Hydrolic Ram) Desa Gunungronggo

Kecamatan Tajinan Kabupaten

Malang

http://jurnalpengairan.ub.ac.id/index.p

hp/jtp/article/view/329/290

Bisri, Muhammad. 1988. Aliran Airtanah.

Malang: Bagian Penerbitan Fakultas

Teknik Universitas Brawijaya.

Bisri, Muhammad. 2008. Air Tanah.

Malang: Tirta Media

Bentley Methods. 2007. User’s Guide

WaterCAD v8i for Windows

WATERBUY CT. USA: Bentley. Press.

Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik.

Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan

dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta:

Erlangga.

DPU Ditjen Cipta karya. 1994. Pedoman

Kebijakan Program Pembangunan

Prasarana Kota Terpadu (P3KT).

Jakarta: DPU Ditjen Cipta karya.

http://www.metaltekhnikraya.com , diakses

20 September 2015

Kodoatie, Robert. J. 1996. Pengantar

Hidrogeologi, Yogyakarta: Andi

Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini.

1996. Teknik Sumber Daya Air.

Terjemahan Oleh Djoko Sasongko

Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Muliakusumah, Sutarsih. 2000. Proyeksi

Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi

UI.

Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran

Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan

Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya.

Sjarief, Roestam dan Robert J. Kodoatie.

2005. Pengelolaan Sumber Daya Air

Terpadu. Yogyakarta: Andi.

Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku

Takeda. 1977. Hidrologi Untuk

Pengairan. Jakarta: Pradyna Paramita.

Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika I.

Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset.

Triatmojdo, Bambang. 2003. Hidraulika II

edisi 2003. Yogyakarta: Beta Offset.

Wahyudi, Eko. 2012. Studi Perencanaan

Sumur Pompa dan Jaringan Perpipaan

Berdasarkan Hubungan antara Potensi

Airtanah dan Lapisan Akuifer. Malang

: Jurusan Teknik Pengairan

Universitas Brawijaya.

Webber, N. B. 1971. Fluid Mechanics For

Civil Engineering, S. I Edition.

London: Chapman and Hall Ltd.