ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... ·...
Transcript of ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... ·...
STUDI PEMANFAATAN SEDIMEN WADUK SENGGURUH DAN LUMPUR SIDOARJO
UNTUK PEMBUATAN BATU BATA
Ery Suhartanto, Andre Primantyo H, Rahma Stepanus,
Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Email :[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK
Batu bata adalah bahan bangunan yang terdiri dari tanah liat dan air, kemudian dibentuk persegi
panjang mengunakan alat cetakan. Batu bata tersebut dibakar hingga warnanya berubah menjadi
merah. Nilai kekuatan dari batu bata dipengaruhi oleh nilai kuat tekan dan nilai absorbsi.
Tujuan dari studi ini adalah meneliti batu bata hasil pencampuran sedimen Sengguruh dan
lumpur Sidoarjo yang memiliki nilai kuat tekan dan absorbsi yang optimum.
Hasil pembakaran 20 buah batu bata untuk masing-masing komposisi ditemukan adanya batu
bata yang pecah pada dua komposisi. Yaitu pada komposisi I (0%S + 100%L), dan komposisi II
(20%S + 80%L). Hasil analisa statistik pada batu bata menyatakan bahwa h1 diterima, yang berarti
batu bata dari hasil pencampuran Sedimen Sengguruh dan Lumpur Sidoarjo memiliki pengaruh
terhadap absorbsi dan nilai kuat tekan. Hasil uji absorbsi menyatakan bahwa tidak ada batu bata yang
memiliki nilai absorbsi dibawah 20% untuk semua komposisi pencampuran bahan. Hasil uji kuat tekan
dengan metode SII 0021-1978, didapatkan 5 komposisi batu bata yang memenuhi standar minimum
pada kelas 25. Setelah dilakukan beberapa uji pada batu bata untuk mendukung penetuan komposisi
optimum. Kesimpulan dari komposisi optimum untuk batu bata adalah komposisi III (40%S + 60%L),
komposisi IV (50%S + 50%L), dan komposisi V (60%S + 40%L).
Kata Kunci : Batu bata, Lumpur Lapindo, Sedimen Sengguruh
ABSTRACT
The bricks are building material consist of clay and water, then it rectangular molded used a
mold tool. The bricks were fired upon until the color changed to red. Value strength of bricks was
influenced by the compressive strength and absorption values.
The purpose of this study was examined the results of mixing bricks Sengguruh Sediment and
Sidoarjo Mud which has the optimum compressive strength and optimum absorption.
Combustion result of 20 bricks for each composition, was found the brick that broken at two
compositions. It was the composition I (0%S + 100%L), and composition II (20%S + 80%L). Results
of statistical analysis on the bricks states that h1 was received, which means bricks from mixing results
Sengguruh Sediment and Sidoarjo Mud have influences on the absorption and compressive strength
value. Absorption test results showed no one brick that had absorption values below 20% for all
materials mix composition. Compressive strength test results with methods SII 0021-1978, obtained 5
compositions of brick that meet minimum standards in grade 25. After several tested on the bricks to
support the determination of the optimum composition. The conclution of the brick optimum
composition were composition III (40%S+ 60%L), the composition IV (50%S + 50%L), and the
composition V (60%S + 40% L).
Keywords: Brick, Sidoarjo Mud, Sengguruh Sediment
PENDAHULUAN
Selama ini sedimen hasil pengerukan dari
bendungan Sengguruh ditampung pada
tempat penampungan sementara (spoilbank).
Karena cepatnya laju erosi yang terjadi di
bagian hulu Sungai Brantas membuat
pengerukan sedimen yang dilakukan secara
berkala oleh Perum Jasa Tirta I sangat
berlebihan sehingga tempat penampungan
sedimen pun menjadi tidak cukup. Pihak
pengelola sendiri kesulitan untuk melakukan
pengerukan kembali dikarenakaan tempat
penampungan yang telah penuh.
Pada sisi lain semburan Lumpur Sidoarjo
terjadi pada tanggal 29 Mei 2006. Bencana ini
merupakan bencana yang pertama kali terjadi
di Indonesia. Kejadian ini berada di daerah
yang sangat strategis, dilihat dari intensitas
penggunaan lahan, kepadatan penduduk
sekitarnya serta begitu banyaknya fasilitas
umum intrastruktur yang terkena dampaknya.
sehingga diperlukan adanya alternatif
penanganan lumpur yang lebih baik agar
ramah lingkungan dan memiliki segi positif
dalam bidang lain termasuk bidang ekonomi.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat mengetahui kandungan pada sedimen
yang dihasilkan dari pengerukan Bendungan
Sengguruh dan Lumpur Lapindo. Sehingga
tumpukan sedimen yang sangat banyak
jumlahnya tersebut dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan batu bata dan memiliki nilai
ekonomi.
1. TINJAUAN PUSTAKA
A. STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat
kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan
fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung
pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari
ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir
mempunyai ukuran diameter paling besar
yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05
– 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002
mm (penggolongan berdasarkan USDA).
Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain
seperti struktur tanah, permeabilitas tanah,
porositas dan lain-lain.
B. TANAH LIAT
Tanah liat (loam) adalah pasir dan slib
yang mengandung tanah pekat (clay) yang
susunannya berbeda-beda menurut sumber
penemuan (Heinz Fick,1999). Tanah liat
membuat tanah bersifat plastis, akan tetapi
terlalu banyak tanah liat (kurangpasir)
berakibat susunan bata dan genteng cukup
besar selama pengeringan dan pembakaran,
juga retak dan melengkung. Pasir
menghilangkan sifat tersebut akan tetapi
banyak pasir berakibat tidak ada lekatan antar
butiran-butirannya, dan akibatnya bata
menjadi gelas dan lemah (Kardiyono,1995).
C. BATU BATA
Batu bata adalah suatu batu-batuan yang
terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa
campuranbahan lain lalu dicetak dalam
bentuk balok-balok yang setelah dibakar pada
suhu tinggi akan menjadi keras sehingga tidak
bisa hancur lagi bila direndam dalam air.
Proses pembuatannya dibedakan menjadi dua
macam yaitu secara tradisonal dan
mekanik(Kardiyono,1995).
D. ABSORBSI BATU BATA
Nilai Absorbsi batu bata adalah
perbandingan antara selisih berat batu bata
yang sudah direndam dengan berat batu bata
kering.Batu bata yang baik seharusnya
memiliki nilai absorbsi tidak lebih dari 20%.
Nilai absorbsi batu bata dinyatakan dalam
persen. Perhitungan nilai absorbsi dirumuskan
sebagai berikut :
P(%) =𝑊𝑏−𝑊𝑘
𝑊𝑘𝑥100% (2.3)
dimana:
P = Persentase air yang terserap batu
bata (%).
Wb = Berat batu bata setelah direndam
dalam air (kg).
Wk = Berat batu bata kering sebelum
direndam (kg).
E. KUAT TEKAN BATU BATA
Kekuatan tekan yang menyebabkan
hancurnya suatu pekerjaan bata akan timbul
setelah kekuatan bata yang ada dalam
tegangan triaxial dilampaui atau jika bata
yang ada tidak mampu untuk membatasi.
Sebagian besat sifat batu bata secara alamiah
adalah getas sehingga batu bata akan hancur
ke semua arah yang tegak lurus pada arah
tegangan maksimum lateral dan paralel
terhadap semua arah gaya yang bekerja
(Frick,1999).
Menurut Peraturan Beton Bertulang
Indonesia Tahun 1971, untuk mengetahui
mutu beton, pengujian dilakukan dengan
menggunakan benda uji berbentuk kubus.
Pemilihan bentuk kubus ini didasarkan pada
bentuk kubus yang cukup baik mewakili
kekuatan suatu bahan dan sangat sedikit
dipengaruhi oleh sifat orthotropis geometri.
Dengan asumsi demikian maka pengujian
kuat tekan bata merah dengan bentuk kubus
juga diperlukan.
SII 0021-78 menyebutkan batu bata dibagi
menjadi 6 kelas kekuatan yang berdasarkan
pada kekuatan tekan,yaitu: kelas 25, 50, 100,
150, 200, 250.
Tabel 1. Kuat tekan dan Koefisien Variasi Batu Bata yang Diijinkan SII-0021-78
Kelas
Kuat tekan rata-rata minimum dari
30 buah batu bata merah yang diuji
Koefisien Variasi yang
diijinkan dari rata-rata kuat
tekan batu bata merah yang
diuji dalam % Kg cm² N/mm²
25 25 2,5 25
50 50 5,0 22
100 100 10,0 22
150 150 15,0 15
200 200 20,0 15
250 250 25,0 15
Sumber: SII-0021-78
Rumus yang digunakan untuk
perhitungan kekuatan tekan batu bata adalah
sebagai berikut:
𝑓𝑐𝑘 =𝑃
𝐴
dimana :
𝑓𝑐𝑘 = Kuat tekan batu bata (kg/cm2)
P = Besarnya gaya tekan hancur batu
bata (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
F. Hipotesa Beberapa hipotesa yang akan
dibuktikan dalam penelitian ini adalah :
1. Penggunaan Sedimen Sengguruh dan
Lumpur Sidoarjo sebagai bahan
pengganti tanah liat akan menghasilkan
batu bata dengan kekuatan yang lebih
besar dari batu bata biasa.
2. Pada kadar pencampuran tertentu antara
Sedimen Sengguruh dan Lumpur
Sidoarjo sebagai pengganti tanah liat
akan menghasilkan batu bata dengan
nilai kuat tekan dan absorbsi yang
optimum.
2. METHODOLOGI PENELITIAN
Tahapan perencanaan jaringan irigasi air
tanah, sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel sediman di waduk
Sengguruh dan lumpur Lapindo dan
pengujian laboratorium.
2. Proses pencampuran bahan di lapangan.
Tabel 2. Variasi Komposisi Sedimen
Sengguruh Dan Lumpur Sidoarjo
Perlakuan I II III IV V VI VII
SedimenSengguruh (%) 0 20 40 50 60 80 100
Lumpur Sidoarjo (%) 100 80 60 50 40 20 0
3. Pembuatan batu bata di lapangan.
4. Pembakaran batu bata di lapangan.
5. Pengujian absorbsi batu bata.
6. Pengujian kuat tekan batu bata.
- Kuat Tekan Kubus
Gambar 1. Benda UjiKuat Tekan Kubus
(Sumber :Ardyana, 2009)
s
ss
- Kuat Tekan Metode SII 0021-1978
Gambar 2. Benda Uji Tekan Menurut SII
0021-1978 (Sumber : SII 0021-78)
Variabel penelitian yang akan diukur
adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas : Komposisi campuran
antara sedimen Sengguruh dan lumpur
Sidoarjo.
2. Variabel Terikat : Kuat tekan batu bata
dan absorbsi batu bata.
Tahapan analisis data yang digunakan
dalam peneltian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan H0 dan H1
2. Menetukan nilai Ftabeldan perhitungan
statistika untuk mencari nilai Fhitung.
3. Menganalisa hasil perhitungan Fhitungdan
Ftabel untuk mengetahui ditolak atau
diterimanya H0.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi studi ini berada di Desa Kaliakah,
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan pada
2 lokasi berbeda, untuk lokasi pertama berada
di Waduk Sengguruh yang lokasinya berada
di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen,
Kabupaten Malang. Waduk Sengguruh
terletak pada 112o42’58” – 112o36’21” BT
8o02’50” – 8o12’10” LS. Untuk lokasi kedua
pada penelitian ini, berada di Lumpur
Sidoarjo yang lokasinya berada di Wilayah
Kabupaten Sidoarjo yang terletak antara
112o5’ dan 112o9’ Bujur Timur dan antara
7o3’ dan 7o5’ Lintang Selatan.
Gambar 3. Lokasi Penelitian
(Sumber: Google Earth 2014)
A. HASIL UJI TANAH
a. Sedimen Sengguruh
Berdasarkan dari hasil uji dasar tanah liat
di laboratorium Tanah dan Air Tanah
Universitas Brawijaya, Waduk Sengguruh
mengandung 22% lanau, 16% pasir dan 63%
lempung.
Gambar 4. Klasifikasi Sedimen Sengguruh
Berdasarkan Tekstur Oleh USDA
Berdasarkan segitiga tanah USDA,
sedimen Sengguruh termasuk ke dalam jenis
tanah lempung (clay).
b. Lumpur Lapindo
Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan
Air Tanah Universitas Brawijaya, Lumpur
Lapindo mengandung 15,54% lanau, 0,00%
pasir dan 84,46% lempung.
Gambar 5. Klasifikasi Lumpur Lapindo
Berdasarkan Tekstur Oleh USDA
Berdasarkan segitiga tanah USDA, lumpur
Lapindo termasuk ke dalam jenis tanah
lempung (clay).
A
BPenampang Potongan
Bata
B. PERENCANAAN DAN PEMBUATAN
BATU BATA
Dengan asumsi berat tiap benda uji
sebelum dibakar 2 kg, karena pembuatan
benda uji tidak hanya satu buah maka berat
benda uji dinaikkan dengan tujuan
menghindari kekurangan bahan.
Tabel 3. Berat Sedimen Sengguruh dan
Lumpur Lapindo
Komposisi I II III IV V VI VII
Sedimen Sengguruh (kg) 0 8 16 20 24 32 40
Lumpur Sidoarjo (kg) 40 32 24 20 16 8 0
Sumber: Penelitian
C. HASIL PEMBAKARAN Batu bata yang telah direncanakan untuk
dibakar berjumlah 20 biji untuk tiap-tiap
komposisi campuran dari Sedimen
Sengguruhdan Lumpur Lapindo.Hasil batu
bata yang telah dibakar bisa dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4. Batu Bata Hasil Pembakaran
Komposisi I II III IV V VI VII
Pembakaran
20 bata
Utuh 12 16 20 20 20 20 20
Pecah 8 4 - - - - -
Sumber :Hasil Pengujian setelah dilakukan pembakaran, ditemukan
adanya batu bata yang pecah pada komposisi I
(0%S + 100%L) dan II (20%S + 80%L).
D. UJI ABSORBSI
Pengujian absorsi batu bata ini
menggunakan 5 buah benda uji untuk setiap
komposisi, karena ada 7 komposisi dan 1 bata
Pembanding maka data yang dihasilkan
adalah 40 data. Hasil absorbsi batu bata
ditampilkan dalam table berikut:
Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Absorbsi Batu Bata
No. Benda Uji
Pembanding
I II III IV V VI VII
0% S + 100% L
20% S + 80% L
40% S + 60% L
50% S + 50% L
60% S + 40% L
80% S + 20% L
100% S + 0% L
1 32.58 20.70 21.93 26.72 25.97 25.28 29.13 32.61
2 31.00 22.83 20.35 22.80 24.53 26.12 29.36 31.80
3 30.86 21.52 20.49 25.99 25.19 26.48 28.06 32.12
4 31.29 21.43 21.50 26.01 25.47 25.66 29.32 31.94
5 30.91 22.72 21.12 25.17 25.73 25.66 29.32 34.10
Rata - rata 31.33 21.84 21.08 25.34 25.38 25.84 29.04 32.51
S.Deviasi 0.72 0.91 0.67 1.52 0.56 0.46 0.56 0.94
Sumber: Hasil Perhitungan Perhitungan absorbsi batu bata adalah
sebagai berikut:
Misal pada komposisi IV, benda uji ke – 1
diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Wb = 1,544 kg
Wk = 1,945 kg
P = 1,945−1,544
1,544 x 100% = 25,97 %
Gambar 6. Hasil Uji Absorbsi Batu Bata
Gambar 7. Hubungan Komposisi
Campuran Sedimen Sengguruh dan
Lumpur Sidoarjo Terhadap Absorbsi Batu
Bata
E. UJI KUAT TEKAN KUBUS
Pengujian kuat tekan kubus ini
menggunakan 10 buah benda uji untuk setiap
komposisi, karena ada 7 komposisi dan 1 bata
Pembanding maka data yang dihasilkan
adalah 80 data. Hasil kuat tekan batu bata
ditampilkan dalam table berikut:
Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Kuat Tekan Kubus Batu Bata
No. Benda
Uji Pembanding
I
0% S +
100% L
II
20% S +
80% L
III
40% S +
60% L
IV
50% S +
50% L
V
60% S +
40% L
VI
80% S +
20% L
VII
100% S
+ 0% L
1 19,68 104,87 98,11 30,63 95,81 46,26 14,47 10,27
2 21,59 67,81 31,85 27,91 60,28 49,12 14,15 11,42
3 26,87 36,77 49,11 16,30 43,71 56,61 27,27 14,35
4 20,27 29,07 85,36 29,74 63,86 28,03 34,66 8,72
5 18,96 42,92 132,34 32,38 65,89 26,09 31,73 13,22
6 20,35 120,89 42,53 45,01 41,06 41,80 13,30 14,23
7 19,64 163,33 42,20 24,64 47,94 49,76 33,36 13,30
8 30,47 28,49 25,72 42,77 32,69 41,18 11,37 16,74
9 19,45 - - 30,89 17,44 17,65 52,15 12,20
10 18,58 - - - 43,40 43,84 57,76 11,84
Rata - rata 21,59 74,27 63,40 31,14 51,21 40,03 29,02 12,63
S.Deviasi 3,92 50,16 37,69 8,69 21,50 12,24 16,38 2,27
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan absorbsi batu bata adalah
sebagai berikut:
Misal pada komposisi IV, benda uji ke – 1
diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
P = 3570 kg
A = 6,90 x 5,40 = 37,26 cm2
𝑓𝑐𝑘 = 3570
37,26 = 95,81kg/cm2
Gambar 8. Hasil Uji Kuat Tekan Kubus
Bata
Gambar 9. Hubungan Komposisi
Campuran Sedimen Sengguruh dan
Lumpur Sidoarjo Terhadap Kuat Tekan
Batu Bata
F. UJI KUAT TEKAN SII 0021-1978 Pengujian kuat tekan kubus ini
menggunakan 10 buah benda uji untuk setiap
komposisi, karena ada 7 komposisi dan 1 bata
Pembanding maka data yang dihasilkan
adalah 80 data. Hasil kuat tekan batu bata
ditampilkan dalam table berikut:
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Kuat Tekan SII 0021-78 Batu Bata
No. Benda Uji
Pembanding
I II III IV V VI VII
0% S + 100% L
20% S + 80% L
40% S + 60% L
50% S + 50% L
60% S + 40% L
80% S + 20% L
100% S + 0% L
1 15,97 71,44 30,60 29,56 37,26 25,14 13,85 11,64
2 21,41 50,47 29,31 28,32 24,50 27,90 21,12 8,87
3 14,17 27,91 34,76 24,92 23,78 32,14 23,09 21,64
4 15,08 22,47 22,70 27,54 17,87 28,53 21,12 11,32
No. Benda Uji
Pembanding
I II III IV V VI VII
0% S + 100% L
20% S + 80% L
40% S + 60% L
50% S + 50% L
60% S + 40% L
80% S + 20% L
100% S + 0% L
5 22,33 34,62 44,94 23,10 15,04 28,45 26,62 7,27
6 13,71 23,82 50,29 31,48 15,77 20,14 15,49 11,03
7 15,39 21,81 32,84 35,71 29,66 35,99 19,86 9,98
8 12,01 - - 18,97 26,38 33,33 25,37 10,36
9 13,43 - - 18,49 21,69 29,46 14,45 10,95
10 11,59 - - 31,35 39,31 25,11 16,31 15,67
Rata - rata 15,51 36,08 35,06 26,94 25,13 28,62 19,73 11,87
S.Deviasi 3,63 18,56 9,49 5,58 8,34 4,55 4,55 4,05
Sumber: Hasil Perhitungan
Misal pada komposisi IV, benda uji ke – 1
diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
P = 3570 kg
A = 6,90 x 5,40 = 37,26 cm2
𝑓𝑐𝑘 = 3570
37,26 = 95,81kg/cm2
Gambar 10. Hasil Uji Kuat Tekan SII
0021-78 Bata
Gambar 11. Hubungan Komposisi
Campuran Sedimen Sengguruh dan
Lumpur Sidoarjo Terhadap Kuat Tekan
Batu Bata
G. ANALISIS STATISTIK Hipotesa yg akan diuji kebenarannya pada
studi ini adalah sebagai berikut
• Hipotesisi nol (H0) : Tidak ada
pengaruh komposisi antara Sedimen
Sengguruh dan Lumpur Lapindo terhadap
absorsi / kuat tekan batu bata.
• Hipotesis alternative (H1) : Ada
pengaruh komposisi antara Sedimen
Sengguruh dan Lumpur Lapindo terhadap
absorsi / kuat tekan batu bata.
a. Absorbsi Bata
- Perhitungan
Derajat Bebas (db)
dbtotal =39 = 40 – 1 = 39
dbkomposisi = 7 = 8 – 1 = 7
dbgalat = 32 = 39 – 7 = 36
maka didapat nilai Ftabel= 2,31
Jumlah Kuadrat
Faktor Koreksi (FK) =28183,358 JK Total (JKT) = 623,61
JK Komposisi (JKP) = 600,32
JK Galat (JKG)
KT Komposisi (K= 23,29
Kuadrat Tengah
TP) = 85,760
KT Galat (KTG) = 0,728
Nilai Fhitung
Fhitung =𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡= 117,831
- Keputusan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai
Fhitung=117,831 lebih besar daripada
Ftabel=2,31, maka diputuskan menolak H0 dan
menerima H1.
b. Uji Kuat Tekan Kubus Bata
- Perhitungan
Derajat Bebas (db)
dbtotal = 74 = 40 – 1 = 39
dbkomposisi = 7 = 8 – 1 = 7
dbgalat = 67 = 39 – 7 = 36
maka didapat nilai Ftabel= 2,15
Jumlah Kuadrat
Faktor Koreksi (FK) =114187,979 JK Total (JKT) = 64023,08
JK Komposisi (JKP) = 11624,58
JK Galat (JKG) = 52398,50
Kuadrat Tengah
KT Komposisi (KTP) = 1660,654
KT Galat (KTG) = 727,757
Nilai Fhitung
Fhitung
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 2,282
- Keputusan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai
Fhitung=2,282 lebih besar daripada Ftabel=2,15,
maka diputuskan menolak H0 dan menerima
H1.
c. Uji Kuat Tekan SII 0021-78 Bata
- Perhitungan
Derajat Bebas (db)
dbtotal = 73 = 40 – 1 = 39
dbkomposisi = 7 = 8 – 1 = 7
dbgalat = 66 = 39 – 7 = 36
maka didapat nilai Ftabel= 2,15
Jumlah Kuadrat
Faktor Koreksi (FK) =42623,536
JK Total (JKT) = 8716,56
JK Komposisi (JKP) = 3902,41
JK Galat (JKG) = 4814,15
Kuadrat Tengah
KT Komposisi (KTP) = 557,488
KT Galat (KTG) = 66,863
Nilai Fhitung
Fhitung
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 8,338
- Keputusan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fhitung=
8,338 lebih besar daripada Ftabel=2,15, maka
diputuskan menolak H0 dan menerima H1.
H. PEMBAHASAN
Tabel 8. Tabel Hasil Akhir Batu Bata Hasil Pencampuran Sedimen Sengguruh dan Lumpur
Lapindo
Sumber :Hasil Perhitungan
Berdasarkan dari hasil pembakaran, uji
absorbsi, dan uji kuat tekan serta analisa
statistik untuk mengetahui ada atau tidak
adanya pengaruh batu bata hasil pencampuran
sedimen Sengguruh dan lumpur Lapindo
terhadap nilai kuat tekan dan absorbsi bata
Pembanding, maka didapatkan komposisi
optimum untuk batu bata adalah pada
komposisi III (40%S + 60%L), komposisi IV
(50%S + 50%L), dan komposisi V (60%S +
40%L).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil uji laboratorium dan
analisa yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pembakaran yang telah dilakukan
dari 20 buah batu bata untuk tiap masing-
SII 0021-1978
Pecah Utuh % Ket. ( 25 kg/cm²)
- 20 31,33 x 15,51 x x
x
Optimum
32,51
x
25,84
x
26,9425,34
xx
x
√
25,13
x
√
x
28,62
11,87
√
35,06
25,38
x
19,7329,04
x
21,08√
x4 16
- 20
20
-
20
-
-
20
-
20
Perlakuan
VI
VII
100% S + 0% L
(0%S + 100%L)
II
III
IV
V
20% S + 80% L
40% S + 60% L
50% S + 50% L
60% S + 40% L
80% S + 20% L
Ket.
Hasil
PembakaranAbsorbsi
Pembanding
Kuat Tekan
Met. SII
0021-78
I8 12 21,84 x 36,08
√x
masing komposisi, ditemukan adanya batu
bata yang pecah untuk benda uji perlakuan
I ( 0%S + 100% L) sebanyak 8 buah dan
untuk benda uji perlakuan II ( 20% S +
80% L ) sebanyak 4 buah.
2. Hasil uji absorbsi yang telah dilakukan dari
5 buah sampel untuk masing-masing
komposisi, terjadi peningkatan angka
prosentase absorbsi pada batu bata seiring
dengan meningkatnya kadar prosentase
pasir yang terkandung dalam sedimen
Sengguruh pada komposisi campuran
bahan pembuatan batu bata. Selisih
prosentase peningkatan absorbsi pada batu
bata komposisi 0% S sampai dengan 100%
S adalah sebesar 10,67%.
3. Hasil uji kuat tekan yang telah dilakukan
dari 10 buah sampel untuk masing-masing
komposisi, terjadi penurunan nilai kuat
tekan pada kuat tekan batu bata seiring
dengan meningkatnya kadar prosentase
pasir yang terkandung dalam sedimen
Sengguruh pada komposisi campuran
bahan pembuatan batu bata. Selisih
penurunan nilai kuat tekan pada batu bata
komposisi 0% S sampai dengan 100% S
adalah sebesar 61,64 kg/cm2 untuk metode
kubus dan sebesar 24,21 kg/cm2 pada kuat
tekan metode SII 0021-78. Berdasarkan
dari hasil uji kuat tekan SII 0012-1978,
komposisi yang telah memenuhi standar
kelas minimum kuat tekan batu bata
dengan nilai minimum 25 kg/cm2 adalah
komposisi I (0%S + 100% L), komposisi II
(20% S + 80% L), komposisi III (40% S +
60% L), komposisi IV (50%S + 50%L),
dan komposisi V (60%S + 40%L).
4. Berdasarkan dari analisa hasil pembakaran,
uji absorbsi, dan uji kuat tekan yang telah
dilakukan pada seluruh komposisi batu
bata hasil pencampuran seidmen
Sengguruh dan lumpur Sidoarjo. Hasil uji
tersebut sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan komposisi optimum
batu bata hasil pencampuran sedimen
Sengguruh dan lumpur Sidoarjo, sehingga
didapatkan komposisi optimum batu bata
yaitu pada batu bata komposisi III (40%S
+ 60%L), komposisi IV (50%S + 50%L),
dan komposisi V (60%S + 40%L).
5. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1978. SII 0021-78. Jakarta :
Departemen Perindustrian.
Anonim. 2014. Google Earth. (diakses 25
februari 2014)
Ardyana, V.R. 2009. Uji Karakteristik Batu
Bata Merah (Tampak Luar, Dimnsi,
Kadar Garam, Kuat Tekan) produksi
Dari Berbagai Kota Di Jawa Timur.
Malang : Universitas Brawijaya.
Frick, H dan Koesmartadich. 1999. Ilmu
Bahan Bangunan. Yogyakarta: Kanisius
dan Soegijapranata University Pers.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Kardiyono, T. 1995. Teknologi Beton,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
UGM. Yogyakarta