JUMLAH NASABAH, PENDAPATAN PEGADAIAN SYARIAH,...
Transcript of JUMLAH NASABAH, PENDAPATAN PEGADAIAN SYARIAH,...
PENGARUH JUMLAH NASABAH, PENDAPATAN PEGADAIAN
SYARIAH, DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT PENYALURAN
GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PT PEGADAIAN PERIODE 2012-2016
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh ROSALIA
1113085000055
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/ 2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu 08 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Rosalia
2. NIM : 1113-085-0000-55
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian, dan
Inflasi Terhadap Tingkat Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)
pada PT Pegadaian Periode 2012 - 2016.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Rosalia
Alamat : Jl. Bangka Raya Gg. Amal IV RT 003 RW 011 No.
42, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta
Selatan 12720
Telepon : 083871533039
Email : [email protected]
Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 07 Desember 1994
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
B. PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun Masuk
Tahun Keluar
SD MI At-Taqwa Jakarta Selatan
2001 2007
SMP SMP Negeri 13 Jakarta Jakarta Selatan
2007 2010
SMA SMK Negeri 8 Jakarta Jakarta Selatan 2010 2013
Perguruan Tinggi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tangerang Selatan 2013 2017
C. PENGALAMAN ORGANISASI
Lembaga/ Institusi Tahun Anggota Rohis SMP Negeri 13 Jakarta 2007-2010 Anggota Karate Dojo 13 Jakarta 2007-2010 Anggota Rohis SMK Negeri 8 Jakarta 2010-2013 Anggota Karate Dojo 8 Jakarta 2011-2013 Anggota Ekstrakurikuler Mading SMKN 8 Jakarta 2010-2013 Staf Bidang Administrasi Umum UKM Bahasa-FLAT 2015-2016
vi
Koordinator Informasi dan Komunikasi HMJ Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2016
Sekretaris Bidang Administrasi Umum UKM Bahasa-FLAT
2016-2017
Kepala Biro Kesekretariatan DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017
D. KEMAMPUAN
• Mampu bekerja secara tim maupun individu
• Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel dan Powerpoint)
• Mampu berkomunikasi dengan baik
E. PENGALAMAN KERJA
• Praktik Kerja Lapangan di PT Novell Pharm (Juli-Agustus 2011)
• Praktik Kerja Lapangan di PT PKSS Jakarta (Januari-April 2012)
F. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Riyanto
Tempat, Tanggal Lahir : 11 April 1967
Pendidikan Terakhir : SMA
Ibu : Sunarsi
Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 29 Oktober 1971
Pendidikan Terakhir : SD
vii
Abstract
The study aims to analyze the influence of The Number of Sharia Pawn’s
Customers, Business Revenue of Sharia Pawn, and The Inflation to Sharia Pawn (Rahn) in PT Pegadaian. The data used in this study in the data montly from January 2012 – December 2016. The study is using the method of analysis of the regression linear risks by using a computer program EViews 9.0, and was be helped by microsoft Excel 2013 and SPSS 23.0 program .
The result showed a partial The Number of Sharia Pawn’s Customers signficantly influences on Sharia Pawn (Rahn) with the sig. 0.0007 < 0.05. Business Revenuesof Sharia Pawn signficantly influences on Sharia Pawn (Rahn) with the sig. 0.0000 < 0.05. The Inflation significantly influences on Sharia Pawn (Rahn) with the sig. 0.000 > 0.05.
The result showed that The Number of Sharia Pawn’s Customers, Business Revenues, and The Inflation, simultaneously or together have a significant influence on the Sharia Pawn (Rahn) with the sig. 0.000 <0.05.
Keyword: The Number of Sharia Pawn’s Customers, Business Revenues of Sharia Pawn, The Inflation, Sharia Pawn (Rahn)
viii
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan Inflasi Terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian Periode 2012-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data bulanan dari Januari 2012- Desember 2016. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program komputer Eviews 9.0, dibantu dengan Microsoft Excel 2013 dan SPSS 23.
Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial Jumlah Nasabah berpengaruh secara signifikan terhadap Penyaluran Gadai Syariah dengan nilai sig. 0.0007 < 0.05, Pendapatan Pegadaian Syariah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Gadai Syariah dengan nilai sig. 0.0000 < 0.05, Inflasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Gadai Syariah dengan nilai sig. 0.0000 > 0.05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan Inflasi secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian dengan nilai sig. 0.0000 < 0.05.
Kata Kunci: Jumlah Nasabah, Pendapatan, Harga Emas, Inflasi, Gadai Syariah (Rahn).
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis dan menganugerahkan
kesehatan juga kemampuan berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menyebarkan ajaran Islam dari
zaman jahiliyyah hingga zaman terang benderang, semoga kita semua termasuk
umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut ilmu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat selesai
dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, saran, semangat, dan doa dari
orang-orang yang berada di sekeliling penulis selama proses penulisan ini
berlangsung. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Keluarga tercinta, Bapak Riyanto dan Ibu Sunarsi yang tak pernah bosan
mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala
kerja keras, dukungan, dan juga nasihatnya. Begitu pula untuk adik penulis,
Khoirudin yang bersedia direpotkan untuk urusan sosial media, tanpanya pasti
banyak info akademik yang tertinggal.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., MBA. selaku Ketua Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak
membantu penulis selama pencarian tema penulisan.
5. Ibu Erika Amelia, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan banyak motivasi selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Ahmad Zubaidi, MA., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, saran, dan nasihat kepada penulis selama
proses penyelesaian penulisan skripsi ini.
x
7. PT Pegadaian yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sana sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu persyaratan
untuk mendapatkan gelar sarjana ini.
8. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membagikan
ilmunya, motivasi, nasihat, serta saran bagi penulis selama menuntut ilmu di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Sahabat sepermainan semenjak SMK, yaitu Gina Rusdina, Ani Mufidah, Ullya
Afifah, dan Vanya Lanovia. Terima kasih atas saran dan waktunya selama ini.
10. Sahabat seperjuangan skripsi, yaitu Agnes Dwi, Maretta Daniaty, Rani Fiawati,
dan Isty Puspita. Terima kasih telah menyempatkan banyak waktunya untuk
menjawab berbagai pertanyaan terkait skripsi ini.
11. Sahabat tersayang, TREIZE, yaitu Alif Waisal, Sovi Hizmi, Chandra
Duriyatin, Rossa Junia, Noer Syinta, Galenna Putri, Taufik Al-Hakim,
Nurlailie Zhafirah, Mulhimah Riyadoh, Dede Rahma, Sang Fajar, Deden
Rojani, Intan Qomariah, Umu Latifah, Arya Listio, Kurnia Nihaya, Ahma
Wirogo, Syifa Inayah, Nisa Anugerah, Shofwan Zuhdi, Mulpiyanti, dan
seluruh anak TREIZE yang tak dapat disebutkan. Kalian memiliki peran
masing-masing dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dan terima kasih akan
semua itu.
12. Seluruh keluarga besar UKM Bahasa-FLAT, terima kasih atas segala hal
pembelajaran yang diberikan, juga untuk segala saran, motivasi, dan hiburan
selama penulis mengerjakan skripsi.
13. Sahabat selama perkuliahan, Firda Elfanisa, Erna Putri, Virly Indayani, Maretta
Daniaty, dan Dini Rizqiyanti yang tak pernah bosan memberikan motivasi,
dukungan, dan hiburan selama ini.
14. Seluruh mahasiswa Perbankan Syariah 2013, terkhusus PSY B 48 Squad terima
kasih telah berbagi ilmu dan membuat masa-masa perkuliahan menjadi penuh
warna.
15. KKN SIANIDA, Siska Nurita dan Ridha Delviana yang selalu mendengarkan
keluh kesah selama pra KKN hingga pasca KKN. Terima kasih pula kepada
Siti Kurniawati, Imam Qolyubi, Ahmad Muchtadibillah, M. Safuan, Erixa Nur,
xi
Moh. Mufid, M. Aziz, dan Cempaka Maulidya atas segala dukungan dan
semangat yang diberikan.
16. Biro Kesekretariatan DEMA FEB 2017, yaitu Anis Sholihah, Denny Arif, Reza
Nugraha, Annisa Dzahabiyah, Tati Erlina, serta Ayu Utari dan Handa
Nurhalizah. Terima Kasih telah menjadi tim yang tak henti memberikan
dukungan dan menjadi penghibur di kala sedang pusing mengerjakan skripsi
ini.
17. Seluruh pelanggan penulis di mana pun kalian berada. Terima kasih karena
adanya kalian, maka kegiatan pendanaan untuk penyelesaian skripsi ini pun
dapat berjalan dengan lancar.
18. Deni Prasetya, terima kasih telah banyak memberikan motivasi, nasihat, saran,
dan menjadi tempat berkeluh kesah selama ini. Terima kasih juga untuk Repita
Zahra yang menjadi teman berbagi dan saling menyemangati dalam
menyelesaikan skripsi juga tanggung jawab di organisasi masing-masing.
19. Kepada semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, namun memiliki
arti yang begitu mendalam bagi kehidupan penulis. Terima kasih karena telah
berusaha mengingatkan penulis di kala khilaf, menegur penulis di kala salah,
dan memberi semangat, dukungan, serta saran di kala benar-benar merasa
lelah. Kalian adalah yang terbaik yang pernah penulis temui dalam kehidupan
yang singkat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak atas skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, Oktober 2017
Rosalia
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................ Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Error! Bookmark not defined. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
Abstract ................................................................................................................. vii Abstrak ................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ............................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
1. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8 2. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11 A. Landasan Teori .............................................................................................. 11
1. Pegadaian Syariah ...................................................................................... 11 a. Definisi Pegadaian Syariah..................................................................... 11 a. Tujuan Pendirian Pegadaian Syariah ...................................................... 17
b. Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah ................. 18 c. Operasional Pegadaian Syariah .............................................................. 18
d. Produk Gadai Syariah ............................................................................. 20 2. Jumlah Nasabah ......................................................................................... 23
3. Pendapatan Pegadaian ................................................................................ 24 4. Inflasi.......................................................................................................... 25
a. Pengertian Inflasi .................................................................................... 25
xiii
b. Jenis-jenis Inflasi .................................................................................... 26 c. Penyebab Inflasi ..................................................................................... 27
d. Dampak Inflasi ....................................................................................... 28 B. Keterkaitan Variabel ...................................................................................... 29
1. Pengaruh Jumlah Nasabah Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) .. 29 2. Pengaruh Pendapatan Pegadaian Syariah Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) ................................................................................................... 30 3. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) .................. 32
C. Penelitian Sebelumnya ................................................................................... 33 D. Kerangka Berpikir.......................................................................................... 40
E. Hipotesis ........................................................................................................ 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 43 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 43
B. Data Penelitian ............................................................................................... 43 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 44
D. Metode Analisis Data..................................................................................... 45 1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 45
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 45 b. Uji Multikolonieritas .............................................................................. 46
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 46 d. Uji Autokorelasi ..................................................................................... 47
2. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 48 a. Uji Parsial (t test) .................................................................................... 48
b. Uji Pengaruh Simultan (F Test) .............................................................. 49 c. Uji Koefisien Determinasi ...................................................................... 49
3. Persamaan Model Regresi .......................................................................... 50
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................... 50 1. Variabel Dependen ..................................................................................... 50
2. Variabel Independen .................................................................................. 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 54
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 54 1. Sejarah Singkat Perusahaan ....................................................................... 54
xiv
2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................... 55 3. Perubahan Nama dan Status Pegadaian ..................................................... 56
4. Kegiatan Usaha PT Pegadaian (Persero).................................................... 57 B. Deskripsi Data................................................................................................ 58
1. Jumlah Nasabah ......................................................................................... 58 2. Pendapatan Pegadaian Syariah ................................................................... 60
3. Inflasi.......................................................................................................... 61 4. Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) .............................................................. 63
C. Analisis dan Pembahasan............................................................................... 64 1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 65
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 65 b. Uji Multikolonieritas .............................................................................. 66 c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 67
d. Uji Autokorelasi ..................................................................................... 68 2. Uji Hipotesis............................................................................................... 69
a. Uji Parsial (T Test) ................................................................................. 69 b. Uji Pengaruh Simultan (F Test) .............................................................. 71
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................................. 72 3. Persamaan Model Regresi .......................................................................... 73
D. Interpretasi ..................................................................................................... 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 80
A. Kesimpulan .................................................................................................... 80 B. Saran .............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Data Rahn dan Jumlah Nasabah PT Pegadaian Selama Periode 2007-
2016 ......................................................................................................................... 5
Tabel 2. 1 Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Syariah ............................. 18
Tabel 2. 2 Penelitian Sebelumnya ...................................................................... 36
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian........................................................ 52
Tabel 4. 1 Data Jumlah Nasabah ........................................................................ 59
Tabel 4. 2 Data Pendapatan Pegadaian Syariah pada PT Pegadaian ................. 60
Tabel 4. 3 Data Inflasi ........................................................................................ 62
Tabel 4. 4 Data Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) ............................................ 63
Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................... 67
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White ............................... 67
Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 68
Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi dengan Metode Diferensial .......................... 69
Tabel 4. 9 Hasil Uji t-Statistic ............................................................................ 70
Tabel 4. 10 Hasil Uji F-Statistic ........................................................................... 71
Tabel 4. 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 72
Tabel 4. 12 Hasil Estimasi Model Ordinary Least Square (OLS)........................ 73
xvi
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 40
Grafik 4. 1 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 66
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Penelitian.................................................................................. 87
Lampiran 2: Data Penelitian Setelah Dilakukan Interpolasi ................................. 88
Lampiran 3: Data Penelitian (Ln) ......................................................................... 90
Lampiran 4: Uji Normalitas .................................................................................. 92
Lampiran 5: Uji Multikolonieritas ........................................................................ 93
Lampiran 6: Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 94
Lampiran 7: Uji Autokorelasi ............................................................................... 95
Lampiran 8: Hasil Regresi Ordinary Least Square (OLS) .................................... 96
Lampiran 9: Surat Penelitian ................................................................................. 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan menurut SK Menkeu RI No. 792/1990 adalah semua
badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa penghimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi
perusahaan (Arthesa dan Handiman, 2006: 7). Di Indonesia sendiri, lembaga
keuangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu lembaga keuangan perbankan dan
lembaga keuangan bukan bank. Bank terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu
bank sentral, bank umum, dan bank perkreditan rakyat (BPR). Sementara lembaga
keuangan bukan bank yang saat ini mulai berkembang di Indonesia adalah
pegadaian, pegadaian syariah, pasar modal, pasar modal syariah, pasar uang,
koperasi simpan pinjam, BMT, leasing, asuransi, asuransi syariah, dana pensiun,
anjak piutang, modal ventura, dan lain sebagainya.
Tentunya ada perbedaan antara lembaga keuangan perbankan dengan
lembaga keuangan bukan bank. Perbedaan ini bukan hanya terletak pada bentuk
dan sasaran pembiayaannya saja, melainkan meliputi bentuk penghimpunan
dananya. Dalam hal penghimpunan dana, bank dapat menghimpun dana baik secara
langsung maupun secara tidak langsung dari masyarakat, sedangkan lembaga
keuangan bukan bank hanya dapat menghimpun dana secara tidak langsung dari
masyarakat. Penghimpunan dana secara tidak langsung dari masyarakat ini seperti
melalui kertas berharga, bisa juga dari penyertaan dan pinjaman dari lembaga lain
(Budisantoso dan Triandaru, 2006: 5). Jadi, lembaga keuangan bukan bank tidak
2
melakukan penghimpunan dana secara langsung dari masyarakat yang berupa
tabungan, giro, dan deposito.
Saat ini mulai berkembang pula lembaga keuangan syariah yang memiliki
tugas dan fungsi yang sama dengan lembaga keuangan konvensional, namun pada
lembaga keuangan syariah tidak diperkenankan bagi lembaga keuangan
menerapkan transaksi yang di dalamnya terdapat riba atau bunga dalam praktiknya.
Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau
membayar berbagai keperluan dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan
yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah
demikian, maka mau tidak mau kita mengurangi untuk membeli berbagai keperluan
yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa
harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana
yang ada (Kasmir, 2009: 261)
Berdirinya lembaga keuangan bukan bank semakin memberikan
kemudahan masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah dalam
mendapatkan dana pinjaman. Salah satu lembaga tersebut adalah pegadaian yang
memiliki motto “mengatasi masalah tanpa masalah” yang berhasil disosialisasikan
oleh PT Pegadaian kepada masyarakat.
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, Gadai
merupakan suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang atas
namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-
3
orang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang
tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang
itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.
Berdasarkan pasal tersebut dapat kita ketahui bahwasanya masyarakat yang
pada umumnya berpenghasilan rendah dapat memperoleh pinjaman dari pegadaian
dengan menjaminkan barang bergerak yang dimilikinya dan apabila jangka waktu
perjanjian berakhir dan masyarakat yang berperan sebagai peminjam atau penerima
kredit tidak dapat melunasi pinjamannya, maka pihak pegadaian berhak untuk
menjual barang agunan secara lelang (Martono, 2010: 170).
Dengan usaha gadai, masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang
berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan harga
barang yang dijaminkan. Perusahaan yang menjalankan usaha gadai disebut
perusahaan pegadaian dan secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia
hanya dilakukan oleh Perum Pegadaian (Kasmir, 2009: 262).
Menurut Puspita dan Rahayu (2013: 148), Perum pegadaian merupakan
salah satu lembaga perkreditan yang memiliki tujuan khusus, yaitu sebagai lembaga
yang menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai untuk mencegah praktik
ijon, pegadaian gelap, riba, serta pinjaman tidak wajar lainnya. Perum pegadaian
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan salah
satu sarana pemerintah dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan yang diharapkan
dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Peran pegadaian sebagai lembaga pembiayaan masa sekarang dan masa
yang akan datang penting untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi rakyat baik
4
di kota maupun di pedesaan. Masyarakat kecil sejak dulu menjadikan pegadaian
sebagai jejaring pengaman sosial untuk menyediakan kredit berskala kecil, cepat,
biaya ringan, dan tidak rumit (Yenni Del Rosa, dkk., 2017: 117).
Melihat sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam, maka perum
pegadaian meluncurkan sebuah produk gadai yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah, produk tersebut adalah gadai syariah atau disebut juga dengan Rahn
(Ahmad Supriyadi, 2010: 3). Alur dan proses layanan yang diberikan sama dengan
Pegadaian KCA, namun nasabah tidak dikenakan sewa modal, melainkan
dikenakan ujrah yang dihitung dari taksiran barang jaminan yang diserahkan.
Besaran tarif ujrah maksimal adalah 0,71% (dari taksiran barang jaminan) per 10
hari dengan jangka waktu maksimum 4 bulan, tetapi dapat diperpanjang dengan
cara mengangsur ataupun mengulang gadai, serta dapat dilunasi sewaktu-waktu
dengan perhitungan ujrah secara proporsional selama masa pinjaman (Annual
Report Pegadaian, 2015: 60).
Pegadaian syariah setiap tahunnya mengalami peningkatan cukup pesat dari
sisi pembiayaan, jumlah nasabah, dan jumlah kantor cabang syariah yang ada di
Indonesia. Hal ini dilihat dari mayoritas penduduk Indonesia muslim sehingga
berpeluang cukup besar karena dalam produk inti pegadaian konvensional, yaitu
gadai KCA (Kredit Cepat Aman) terdapat kegiatan-kegiatan yang dilarang dalam
syariah Islam seperti menerima dan membayar bunga (riba) dalam sewa modal
akibatnya banyak masyarakat beralih ke produk pegadaian yang berlandaskan
syariah dengan menggunakan akad yang lebih adil dengan prinsip syariah. (Yenni
Del Rosa, dkk., 2017: 117)
5
Produk pegadaian syariah ini pun mendapat respon yang cukup baik di
kalangan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari data perkembangan omzet Rahn dan
jumlah nasabah secara fluktuatif dari tahun ke tahunnya. Pada tabel di bawah ini
menunjukkan perkembangan gadai syariah (Rahn), jumlah nasabah gadai syariah
(Rahn) dan pendapatan Pegadaian Syariah secara keseluruhan pada periode 10
tahun terakhir.
Tabel 1. 1 Data Rahn dan Jumlah Nasabah PT Pegadaian Selama Periode 2007-2016
Tahun Rahn Jumlah Nasabah 2007 964.056 446.984 2008 1.613.520 570.342 2009 2.689.541 819.830 2010 4.473.135 1.286.839 2011 7.822.599 2.345.814 2012 11.122.405 2.292.312 2013 11.535.454 2.635.871 2014 11.722.736 577.273 2015 13.077.842 823.980 2016 14.096.938 854.182
Sumber: Annual Report PT Pegadaian
Pada data tersebut dapat terlihat perkembangan naik turunnya jumlah
nasabah di setiap tahunnya. Menurut Widiarti dan Sinarti (2013: 5), semakin
meningkat jumlah nasabah maka semakin banyak kredit yang dapat disalurkan pada
Perum Pegadaian Cabang Batam. Indikasi ini juga menunjukkan tingginya
kepercayaan masyarakat terhadap Perum Pegadaian sebagai lembaga pemberi
kredit yang memberikan kemudahan proses perkreditan. Namun, dalam data yang
diperoleh dari PT Pegadaian tidak selalu menggambarkan bahwa ketika jumlah
nasabah meningkat, maka meningkat pula penyaluran gadai syariah (Rahn) yang
disalurkan oleh PT Pegadaian kepada masyarakat. Dapat dilihat pada tahun 2014
6
jumlah nasabah yang menggunakan produk pegadaian rahn menurun cukup drastis
dari tahun sebelumnya yang semula berjumlah 2.635.871 nasabah menjadi 577.273
nasabah yang menggunakan produk pegadaian rahn. Padahal dalam tabel
penyaluran gadai syariah (rahn), PT Pegadaian mengalami peningkatan penyaluran
gadai syariah (rahn) yang semula sejumlah 11.535.454 menjadi 11.722.736.
PT Pegadaian juga dihadapkan pada persoalan-persoalan dari luar
perusahaan yang dapat mempengaruhi PT Pegadaian menentukan jumlah
penyaluran gadai syariah (Rahn). Persoalan-persoalan itu dapat disebut pula
sebagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi PT Pegadaian dalam
menentukan jumlah penyaluran pembiayaannya, terutama pada gadai syariah
(rahn). Faktor eksternal yaitu perusahaan juga memperhatikan kondisi
perekonomian saat ini, baik itu dapat melalui kebijakan moneter (tingkat suku
bunga SBI), inflasi, atau tingkat pendapatan masyarakat. Sehingga pegadaian
diharapkan lebih selektif di dalam memberikan aliran dana kreditnya untuk
membantu masyarakat yang membutuhkan dana tunai secara cepat, syarat yang
mudah dan prosedur tidak berbelit-belit (Aziz, 2013: 5). Pada pembahasan dalam
skripsi ini yang menjadi faktor eksternal dari PT Pegadaian menentukan jumlah
penyaluran gadai syariah (rahn), yaitu inflasi.
Tingkat inflasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan
perekonomian dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat, serta
dapat mengakibatkan pengangguran semakin meningkat. Kemudian, banyaknya
nilai uang (kertas) yang beredar dapat menyebabkan terjadinya kemerosotan nilai
uang, sehingga suku bunga (BI) akan mengalami peningkatan. Peningkatan ini yang
7
dapat mempengaruhi suku bunga kredit Perum Pegadaian mengalami peningkatan,
sehingga dapat menyebabkan daya minat masyarakat untuk memilih penyaluran
kredit Perum Pegadaian dalam masa tertentu mengalami penurunan terutama untuk
nasabah dari golongan menengah ke atas yang tidak terdesak akan kebutuhan dana.
(Widiarti dan Sinarti, 2013: 2)
Selain itu, PT Pegadaian pun mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2014
pendapatan Perseroan menurun, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang
antara lain capaian pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5.5%, inflasi sebesar
8.36%, dan harga emas yang cenderung merosot (Annual Report PT Pegadaian,
2014: 98).
Keadaan tersebut tentunya menjadi hal-hal yang dipertimbangkan oleh PT
Pegadaian dalam mengambil keputusan untuk menentukan jumlah penyaluran
pembiayaan terutama pada gadai syariah (Rahn). Berdasarkan permasalahan-
permasalahan tersebut, penulis ingin membahasnya dalam sebuah penelitian
berjudul “Pengaruh Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan
Inflasi Terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn) di PT Pegadaian Periode
2012-2016”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan permasalahan-permasalahan yang akan menjadi rujukan selama
melakukan penelitian. Perumusan masalah tersebut antara lain:
8
1. Apakah jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi
berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) pada
PT Pegadaian periode 2012-2016?
2. Apakah jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi
berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn)
pada PT Pegadaian periode 2012-2016?
3. Di antara jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi,
variabel manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap penyaluran
gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat diketahui bahwa penelitian ini bertujuan:
a. Untuk menganalisis pengaruh jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian
Syariah, dan inflasi secara parsial terhadap penyaluran gadai syariah
(Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.
b. Untuk menganalisis pengaruh jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian
Syariah, dan inflasi secara simultan terhadap penyaluran gadai syariah
(Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.
c. Untuk menganalisis variabel yang berpengaruh paling dominan di
antara jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi
terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode
2012-2016.
9
2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yang antara lain:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat
untuk para pembaca. Dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan
untuk dijadikan sumber refrensi yang dapat memberikan informasi teoritis
dan empiris pada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian ini lebih
lanjut mengenai permasalahan ini serta menambah sumber pustaka yang
telah ada sebelumnya.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk penerapan ilmu yang telah
didapatkan selama mengemban pendidikan di universitas yang
kemudian diaplikasikan dalam penelitian yang memiliki kaidah
penulisan ilmiah, serta bermanfaat untuk menambah pengalaman dan
pengetahuan, serta bermanfaat untuk menambah pengalaman dan
pengetahuan penulis di bidang pegadaian syariah serta dapat
mengetahui mengenai hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap
penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian.
2. Bagi PT Pegadaian
Bagi PT Pegadaian diharapkan dapat berguna dalam pengambilan
keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk merencanakan
10
suatu strategi baru, serta peningkatan kinerja dari PT Pegadaian
khususnya pada produk kredit Rahn.
3. Bagi Pihak Lain
Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi mengenai
keadaan keuangan PT Pegadaian kepada para nasabahnya serta
masyarakat umum yang tertarik terhadap Pegadaian Syariah dan ingin
menggunakan produknya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pegadaian Syariah
a. Definisi Pegadaian Syariah
Gadai menurut Undang-undang Hukum Perdata Buku II Bab XX
pasal 1150 adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu
barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau
oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada
yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya; dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah
dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-
biaya mana harus didahulukan.
Perusahaan Umum Pegadaian adalah suatu badan usaha di Indonesia
yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga
keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat
atas dasar hukum gadai. (Muhammad dan Hadi, 2003: 17)
Prosedur memperoleh uang pinjaman dari Pegadaian bagi
masyarakat yang membutuhkan dana segera sangat sederhana, mudah, dan
cepat. Berikut ini merupakan mekanisme jasa pembiayaan yang dilakukan
oleh pegadaian menurut Ade Arthesa dan Edia Handiman (2006: 276)
12
1) Nasabah menemui petugas pelayanan untuk mendapatkan informasi
yang diinginkan sesuai kebutuhan dan kepentingan nasabah itu sendiri.
2) Nasabah menemui petugas penaksir barang untuk mengetahui nilai
taksiran atas barang yang akan digadaikan dan jumlah pinjaman yang
akan diperoleh.
3) Setelah melaksanakan perjanjian gadai, kemudian nasabah mendatangi
kasir untuk mendapatkan sejumlah uang yang telah disepakati.
Pembayaran untuk pelunasan barang juga dilakukan di kasir.
4) Jika nasabah melakukan pelunasan barang yang digadaikan dan telah
membayar ke kasir, nasabah tersebut dapat menemui petugas penyimpan
barang jaminan untuk memperoleh kembali barang telah digadaikan
sebelumnya.
Sedangkan pengertian Pegadaian syariah itu sendiri adalah
pegadaian yang dalam menjalankan operasionalnya berpegang kepada
prinsip-prinsip syariah. Pegadaian syariah hadir di Indonesia dalam bentuk
kerja sama bank syariah dengan perum pegadaian membentuk Unit Layanan
Gadai Syariah (ULGS) di beberapa kota di Indonesia. Pada dasarnya,
produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti tidak
memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang
sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan
melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan/atau bagi hasil.
Payung hukum gadai syariah dalam hal pemenuhan prinsip-prinsip
syariah berpegang pada Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002
13
tanggal 26 Juni 2002 tentang Rahn yang menyatakan bahwa pinjaman
dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk Rahn
diperbolehkan, dan Fatwa DSN MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang
gadai emas. Sedangkan dalan aspek kelembagaan tetap menginduk kepada
Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 (Andri
Soemitra, 2014: 388-389).
Pada dasarnya pegadaian syariah berjalan di atas dua akad transaksi
syariah, yaitu:
1. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Dengan akad ini, pegadaian menahan barang
bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.
2. Akad Ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan/atau jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barangnya sendiri. Melalui akad ini dimungkinkan
bagi pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak
milik nasabah yang telah melakukan akad. (Soemitra, 2014: 391)
a) Transaksi Akad Rahn
1) Pengertian Gadai Syariah
Pengertian Rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam Kitab Al-
Mughnu adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu
utang untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berutang tidak
14
sanggup membayarnya dari orang yang berpiutang. Sedangkan Imam
Abu Zakaria al-anshary dalan kitabnya Fathul Wahab mendefinisikan
Rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta benda sebagai
kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta benda itu bila
utang tidak dibayar.
Dari definisi Rahn tersebut dapat disimpulkan bahwa Rahn memiliki
pengertian yang berarti menahan harta salah satu milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Secara sederhana
dapat dijelaskan bahwa Rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai
(Anshori, 2011: 112-113).
2) Landasan Hukum
Boleh tidaknya transaksi gadai menurut Islam telah diatur dalam Al-
Qur'an, al-Hadits, dan Ijma. Berikut ini merupakan penjelasan landasan
hukum dalam Islam menurut Fathurrahman Djamil (2013: 233-234)
terkait transaksi gadai.
a. Al-Qur'an
"Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)… (QS. Al-
Baqarah (2): 283)
b. Al-Hadits
Dari A’masy, dari Ibrahim, dari Al-Aswad, dari Aisyah ra, bahwa
Nabi Muhammad SAW membeli makanan dari orang Yahudi dengan
15
cara ditangguhkan pembayarannya kemudian nabi menggadaikan baju
besinya (HR. Bukhari).
c. Ijma
Dari hadits dan ayat di atas, para ulama telah sepakat (ijma) bahwa:
1) Barang sebagai jaminan utang (Rahn) dibolehkan (jaiz)
2) Rahn dapat dilakukan baik dalam bepergian (safar) maupun
tidak dalam safar. Pembatasan dengan safar dalam Surah Al-
Baqarah ayat 283 adalah karena kelaziman saja, maka tidak
boleh diambil makna sebaliknya (mafhum mukhalafah), karena
adanya hadits-hadits yang membolehkan Rahn tidak dalam
bepergian, di samping itu safar dalam ayat itu karena tidak
diperolehnya katib (penulis), maka lazimnya tidak perlu Rahn
kecuali dalam safar.
3) Rukun dan Syarat Sahnya Perjanjian Gadai
Gadai atau pinjaman dengan jaminan suatu benda memiliki
beberapa rukun, antara lain (Hendi Suhendi, 2010: 107-108):
a. Akad ijab dan kabul
b. Aqid, yaitu yang menggadaikan (rahin) dan yang menerima gadai
(murtahin). Adapun syarat bagi yang berakad adalah ahli tasharuf,
yaitu mampu membelanjakan harta dan dalam hal ini memahami
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan gadai.
16
c. Barang yang dijadikan jaminan, syarat pada benda yang dijadikan
jaminan ialah keadaan barang itu tidak rusak sebelum janji utang
harus dibayar.
d. Ada utang, disyaratkan keadaan utang telah tetap
4) Persamaan dan Perbedaan Antara Rahn dan Gadai
Persamaan antara gadai dengan Rahn adalah sebagai berikut:
a. Hak gadai berlaku atas pinjaman uang.
b. Adanya agunan (barang jaminan) sebagai jaminan utang.
c. Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan.
d. Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai.
e. Apabila batas waktu pinjaman uang telah habis, barang yang
digadaikan boleh dijual atau dilelang.
Sedangkan perbedaan antara gadai dengan Rahn menurut Sasli Rais
(2008: 46-47) adalah sebagai berikut:
1. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar
tolong menolong tanpa mencari keuntungan, sedangkan gadai
menurut hukum perdata di samping berprinsip tolong menolong juga
menarik keuntungan dengan cara menarik bunga atas sewa modal
yang ditetapkan.
2. Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda yang
bergerak, sedangkan dalam hukum Islam, Rahn berlaku pada seluruh
harta baik harta yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
3. Dalam Rahn, menurut hukum Islam tidak ada istilah bunga uang
17
4. Gadai menurut hukum perdata, dilaksanakan melalui suatu lembaga
yang di Indonesia disebut Perum Pegadaian, sedangkan Rahn
menurut hukum Islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu
lembaga.
b) Transaksi Akad Ijarah
Mekanisme operasional pegadaian syariah melalui akad Rahn di mana
nasabah menyerahkan barang bergerak dan kemudian pegadaian menyimpan
dan merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh pegadaian. Akibat yang
timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi
nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan, dan keseluruhan proses
kegiatannya. Atas dasar ini, maka dibenarkan bagi pegadaian untuk
mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh
kedua belah pihak. Biaya sewa ini merupakan transaksi yang menggunakan
akad ijarah.
Pegadaian syariah akan memperoleh keuntungan hanya dari biaya sewa
yang dipungut bukan tambahan berupa bunga atau sewa modal yang
diperhitungkan dari uang pinjaman (Andri Soemitra, 2014: 391-392).
a. Tujuan Pendirian Pegadaian Syariah
Pegadaian Syariah merupakan hasil kerja sama Perum Pegadaian
dengan Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 14 Mei 2002. Kerja sama
ini ditujukan untuk membangun sinergi atau potensi yang dimiliki bersama
untuk mengembangkan gadai syariah. Secara bersama BMI dan Perum
Pegadaian akan mengupayakan implementasi sosialisasi dan penyediaan
18
sarana gadai syariah kepada masyarakat. Keberadaan Pegadaian Syariah ini,
diharapkan mampu mengelola usahanya dengan cara lebih profesional,
tanpa meninggalkan ciri khusus dan misinya, yaitu penyaluran pinjaman
atas dasar hukum gadai syariah dengan pasar sasaran adalah masyarakat
golongan sosial ekonomi lemah (kecil) dan dengan cara mudah, cepat,
aman, dan hemat, sesuai dengan motonya ‘mengatasi masalah sesuai
syariah’ (Sasli Rais, 2008: 150-151).
b. Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah
Tabel 2. 1 Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Syariah
No Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional 1 Biaya administrasi berdasarkan
barang Biaya administrasi berupa persentase yang didasarkan pada golongan barang
2 Jasa simpanan berdasarkan taksiran Sewa modal berdasarkan pinjaman
3 Apabila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan akan dijual kepada masyarakat
Apabila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan akan dilelang kepada masyarakat
4 Uang pinjaman 90% dari taksiran Uang pinjaman golongan A 92% dari taksiran, golongan B, C, dan D: 86-88 % dari taksiran
5 Jasa simpanan dihitung dengan konstanta x taksiran
Sewa modal dihitung dengan persentase x uang pinjaman
6 Kelebihan uang hasil dari penjualan tidak diambil oleh nasabah akan diserahkan kepada lembaga ZIS
Kelebihan hasil lelang tidak diambil oleh nasabah akan menjadi milik pegadaian.
Sumber: (Mardani, 2015: 191-192)
c. Operasional Pegadaian Syariah
Menurut Burhanuddin (2010: 180), secara teknis implementasi akad
Rahn dalam lembaga pegadaian adalah sebagai berikut:
19
1. Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syariah untuk
mendapatkan pembiayaan. Kemudian pegadaian menaksir barang
jaminan untuk dijadikan dasar dalam memberikan pembiayaan.
2. Pegadaian syariah dan nasabah menyepakati akad gadai. Akad ini
meliputi jumlah pinjaman, pembebanan biaya jasa simpan dan biaya
administrasi, dan jatuh tempo pengembalian pinjaman, yaitu 120 hari
(4 bulan).
3. Pegadaian Syariah menerima biaya Administrasi dan biaya jasa simpan
oleh nasabah.
4. Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatuh tempo. Apabila
pada saat jatuh tempo nasabah belum dapat mengembalikan uang
pinjaman, dapat diperpanjang 1 (satu) kali masa jatuh tempo, demikian
seterusnya.
5. Apabila nasabah tidak dapat mengembalikan uang pinjaman dan tidak
memperpanjang akad gadai, selanjutnya pegadaian melakukan kegiatan
pelelangan untuk menjual barang tersebut dan mengambil pelunasan
uang pinjaman oleh nasabah dari hasil penjualan barang gadai.
Mekanisme perjanjian gadai atau Rahn dapat dirumuskan apabila telah
diketahui beberapa hal yang terkait di antaranya (Muhammad dan Hadi,
2003: 45):
1. Syarat rahin dan murtahin
2. Syarat marhun dan utang
3. Kedudukan marhun
20
4. Risiko atas kerusakan marhun
5. Pemindahan milik marhun
6. Perlakukan bunga dan riba dalam perjanjian gadai
7. Pemungutan hasil marhun
8. Biaya Pemeliharaan marhun
9. Pembayaran utang dari marhun
10. Hak murtahun atas harta peninggalan
d. Produk Gadai Syariah
Dalam Annual Report PT Pegadaian (2016: 53-54) disebutkan ada
beberapa produk gadai syariah pada PT Pegadaian. Produk-produk tersebut
antara lain:
1) Produk Gadai (Ar-Rahn)
Pemberian pinjaman dengan perikatan gadai yang berlandaskan pada
prinsip-prinsip syariah. Alur dan proses layanan yang diberikan sama
dengan Pegadaian KCA, namun nasabah tidak dikenakan sewa modal,
melainkan dikenakan ujrah yang dihitung dari taksiran barang jaminan yang
diserahkan. Besaran tarif ujrah maksimal adalah 0,71% (dari taksiran barang
jaminan) per 10 hari dengan jangka waktu maksimum 4 bulan, tetapi dapat
diperpanjang dengan cara mengangsur ataupun mengulang gadai, serta
dapat dilunasi sewaktu-waktu dengan perhitungan ujrah secara proporsional
selama masa pinjaman.
2) Pegadaian Ar-Ruum (Ar-Rahn untuk usaha mikro/kecil)
21
Layanan pembiayaan dengan skim syariah, baik yang diperuntukkan
untuk pengusaha mikro dan kecil guna pengembangan usaha dengan
jaminan BPKB kendaraan bermotor, maupun bagi masyarakat yang
belum/tidak mempunyai usaha dengan jaminan emas. Pengembalian
pembiayaan dilakukan secara angsuran dengan jangka waktu mulai dari 12
bulan hingga 36 bulan yang dapat dilunasi sewaktu-waktu.
3) Pegadaian Amanah
Pemberian pinjaman atau kredit untuk kepemilikan kendaraan bermotor
kepada para karyawan tetap pada suatu instansi atau perusahaan tertentu
dengan pola syariah. Dasar pemberian pinjaman dengan menghitung
repayment capacity yang ditentukan atas dasar besarnya penghasilan (gaji).
Pola perikatan jaminan dilakukan dengan akad Rahn tasjily.
e. Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)
Dalam menentukan jumlah penyaluran kredit gadai, PT Pegadaian
akan dipengaruhi oleh kondisi internal dan kondisi eksternal. Faktor internal
yang dimaksud yaitu bagaimana perusahaan dapat mengelola dengan baik
seperti manajemen asset perusahaan, faktor 5C (character, capacity,
capital, collateral, dan condition of economy) manajemen kredit. Termasuk
di dalam faktor internal yaitu tingkat sewa modal atau nama lain dari tingkat
suku bunga kredit gadai. Faktor eksternal yaitu perusahaan juga
memperhatikan kondisi perekonomian saat ini, baik itu dapat melalui
kebijakan moneter (tingkat suku bunga SBI), tingkat inflasi, atau tingkat
pendapatan masyarakat. Sehingga pegadaian diharapkan lebih selektif di
22
dalam memberikan aliran dana kreditnya untuk membantu masyarakat yang
membutuhkan dana tunai secara cepat, syarat yang mudah dan prosedur
tidak berbelit-belit (Aziz, 2013: 5)
Tingkat inflasi dan pendapatan pegadaian merupakan indikator
untuk menganalisis perkembangan penyaluran kredit gadai syariah karena
dengan fluktuasi tingkat inflasi berpengaruh terhadap kenaikan harga pokok
kebutuhan produktif dan konsumtif. Pendapatan pegadaian
menggambarkan profitabilitas pegadaian yang berperan penting dalam
penyaluran kredit (Yenni Del Rosa, dkk., 2017: 118).
Selain inflasi dan pendapatan Pegadaian, jumlah nasabah juga
menjadi salah satu pertimbangan PT Pegadaian dalam menyalurkan
pembiayaannya. Nasabah merupakan salah satu unsur terpenting dalam
kelangsungan PT.Pegadaian. Menurut Jamaluddin (2012) jumlah nasabah
adalah banyaknya pihak yang menggunakan jasa PT.Pegadaian untuk
memperoleh kredit. Berbagai lapisan masyarakat dapat memanfaatkan jasa
pegadaian. Namun, sejalan dengan misinya, prioritas diberikan kepada
masyarakat ekonomi lemah baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak
tetap (Apryanti, 2017: 5). Banyaknya nasabah juga memungkinkan
peningkatan jumlah pendapatan Perum Pegadaian sehingga akan
mempengaruhi jumlah kredit yang akan disalurkan (Widiarti dan Sinarti,
2013: 2). Kepuasan Nasabah merupakan hal yang utama bagi PT Pegadaian.
Nasabah sebagai salah satu pemangku kepentingan eksternal menjadi fokus
Utama, sebab dengan memberikan layanan yang maksimal Pegadaian
23
mampu tetap menjaga kepercayaan dan menjaga loyalitas nasabah (Annual
Report PT Pegadaian, 2014: 289).
2. Jumlah Nasabah
Menurut Muhammad Djumhana (2003: 282), nasabah merupakan
konsumen dari pelayanan jasa perbankan. Layaknya bank, Perum Pegadaian
sebagai lembaga keuangan yang menjual kepercayaan (kredit) dan jasa juga
memperoleh bunga dari penjualan kredit dan pemberian jasa tersebut. Oleh
karena itu, Perum Pegadaian berusaha sebanyak mungkin menarik nasabah
dengan cara peningkatan kualitas pelayanan, memperbesar dana, memperluas
pemberian kredit, dan jasa-jasa lainya (Widiarti dan Sinarti, 2013: 2). Sedangkan
menurut (Dewi, 2016: 73), jumlah nasabah adalah seberapa banyak jumlah
nasabah yang didapat oleh pegadaian.
Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam
dari pegadaian. Manfaat utama yang diperoleh adalah ketersediaan dana dengan
prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama
apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Di samping itu, mengingat jasa
yang ditawarkan oleh perum pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka
nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain (Budisantoso dan Triandaru,
2006: 222):
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
24
3. Pendapatan Pegadaian
Menurut PSAK No. 23 paragraf 06 Ikatan Akuntansi Indonesia (2010: 23.3),
menyatakan bahwa pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
Pendapatan didefinisikan sebagai arus masuk atau peningkatan nilai aktiva
suatu perusahaan atau pengurangan kewajiban yang berasal dari aktivitas utama
atau inti perusahaan yang masih berlangsung (John J. Wild, dkk, 2005: 439).
Pendapatan adalah kenaikan modal perusahaan yang timbul akibat
penjualan produk perusahaan. Istilah pendapatan biasanya digunakan untuk oleh
perusahaan jasa, sedangkan perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur
lebih banyak menggunakan istilah penjualan untuk mencatat transaksi yang
sama (Rudianto, 2009: 25).
Menurut Annual Report PT Pegadaian (2016: 148-149), pendapatan usaha
adalah pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan sebagaimana
tersebut dalam anggaran dasar perusahaan. Pendapatan usaha perusahaan
diperoleh dari 3 (tiga) pos utama, yaitu:
a. Pendapatan Sewa Modal adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas
yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha penyaluran uang pinjaman.
Pendapatan sewa modal diperoleh dari pengenaan tarif sewa modal yang
dinamis, sesuai dengan tingkat persaingan dan kemampuan perusahaan.
25
b. Pendapatan Administrasi, yaitu pendapatan yang diterima sebagai pengganti
biaya proses pemberian kredit.
c. Pendapatan usaha lain meliputi pendapatan fee based income (FBI) yang
berasal dari jasa payment dan remittance, serta jasa-jasa lain terkait
penyimpanan barang dan penaksiran. Di samping itu, pendapatan usaha lain
juga berasal dari jasa pengelolaan optimalisasi aset dan dari pengelolaan
Tabungan Emas yang merupakan produk baru di tahun 2016.
4. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga
barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu.
Dalam hal ini merupakan sebuah proses kenaikan harga umum barang-
barang secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai
macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi
kenaikan tersebut tidak bersamaan. Yang terpenting terdapat kenaikan harga
barang umum secara terus menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan
yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup
besar) bukanlah merupakan inflasi. (Samuelson dan Nordhaus, 2004: 305).
Inflasi adalah proses yang berkelanjutan atas tekanan dari daya beli yang
dilakukan oleh badan ekonomi moneter. Dengan kata lain, hal ini adalah
proses berkelanjutan dengan naiknya harga dalam semua tingkatan harga
umum untuk semua barang (Billah, 2010: 106).
26
Menurut Paul A. Samuelson dalam (Karim, 2007: 137), seperti sebuah
penyakit, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu
sebagai berikut:
1. Moderate Inflation, karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga
yang lambat. Umumnya disebut sebagai ‘inflasi satu digit’. Pada inflasi
ini orang-orang masih mau untuk memegang uang dan menyimpan
kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam bentuk aset riil.
2. Galloping Inflation, inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan 20%
sampai dengan 200% per tahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini orang
hanya mau memegang uang seperlunya saja, sedangkan kekayaan
disimpan dalam bentuk aset-aset riil.
3. Hyper Inflation, inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat
tinggi yaitu jutaan sampai trilyunan persen per tahun. Walaupun
sepertinya banyak pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan
menghadapi galloping inflation, akan tetapi tidak pernah ada
pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi jenis inflasi yang amat
‘mematikan’ ini.
b. Jenis-jenis Inflasi
Adapun beberapa jenis menurut Sadono Sukirno (2010: 333) adalah
sebagai berikut:
1) Inflasi Tarikan Permintaan
27
Inflasi tarikan permintaan adalah kenaikan harga-harga yang
disebabkan oleh pertambahan pengeluaran yang besar yang tidak dapat
dipenuhi oleh kemampuan memproduksi yang tersedia.
2) Inflasi Desakan Biaya
Inflasi desakan biaya merupakan kenaikan harga-harga yang disebabkan
oleh kenaikan dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan
mentah atau kenaikan upah.
3) Inflasi diimpor
Inflasi diimpor adalah kenaikan harga-harga barang impor yang
digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri.
c. Penyebab Inflasi
Menurut Adiwarman A. Karim (2007: 138), inflasi dapat digolongkan
karena penyebab-penyebabnya antara lain sebagai berikut:
1. Natural Inflation dan Human Error Inflation
Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab
alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya
sedangkan Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
2. Actual/Anticipated/Expected Inflation dan Unanticipated/Unexpected
Inflation
Pada expected inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama
dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Pada
28
Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau
tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.
3. Demand Pull dan Cost Push Inflation
Demand Pull Inflation diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang
terjadi pada sisi Permintaan Agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu
perekonomian. Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya
perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregatif (AS) dari barang dan
jasa pada suatu perekonomian.
4. Spiralling Inflation
Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi
sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat
dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterusnya.
5. Imported Inflation dan Domestic Inflation
Imported Inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang ikut
dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar
perdagangan internasional.
d. Dampak Inflasi
Inflasi memiliki beberapa efek kepada individu dan masyarakat, efek-
efek yang ditimbulkan. Dalam (Sadono Sukirno, 2010: 339) disebutkan
beberapa efek yang ditimbulkan, yaitu:
1. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang
berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat
29
kenaikan harga-harga, maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-
individu yang berpendapatan tetap.
2. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian
kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang, simpanan di bank,
simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain
merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila
inflasi berlaku.
3. Memperburuk pembagian kekayaan. Inflasi menyebabkan pembagian
pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-
pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak
merata.
B. Keterkaitan Variabel
1. Pengaruh Jumlah Nasabah Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)
Nasabah adalah orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi
pelanggan bank. Layaknya bank, Perum Pegadaian sebagai lembaga keuangan
yang menjual kepercayaan (kredit) dan jasa juga memperoleh bunga dari
penjualan kredit dan pemberian jasa tersebut. Oleh karena itu, Perum Pegadaian
berusaha sebanyak mungkin menarik nasabah dengan cara peningkatan kualitas
pelayanan, memperbesar dana, memperluas pemberian kredit, dan jasa-jasa
lainya (Widiarti dan Sinarti, 2013: 2). Sedangkan menurut (Dewi, 2016: 73),
jumlah nasabah adalah seberapa banyak jumlah nasabah yang didapat oleh
pegadaian.
30
Peningkatan jumlah nasabah di pegadaian syariah seiring dengan
peningkatan penyaluran kredit gadai Rahn dari tahun ke tahunnya menunjukkan
bahwa masyarakat memiliki kepercayaan terhadap PT Pegadaian dan dapat
dikatakan bahwa jumlah nasabah memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit
gadai Rahn.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ade Septevany Dewi (2016)
menunjukkan bahwa variabel jumlah nasabah secara parsial memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Penyaluran kredit pada PT Pegadaian (Persero) di
Cabang Samarinda seberang Kota Samarinda. Hasil dari penelitian Ade
Septevany Dewi (2016) ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Titi Widiarti dan Sinarti (2013) di mana variabel jumlah nasabah Perum
Pegadaian memperoleh thitung sebesar 4,534 dengan signifikansi sebesar 0.000
sehingga diperoleh kesimpulan bahwa jumlah nasabah berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap variabel penyaluran kredit.
2. Pengaruh Pendapatan Pegadaian Syariah Terhadap Penyaluran Gadai
Syariah (Rahn)
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK 2009; PSAK No.23),
pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal (Puspita dan Rahayu, 2013: 149). Sumber-sumber pendapatan dapat
dikelompokkan menjadi 2 sumber pendapatan (Widiarti dan Sinarti, 2013: 2) ,
yaitu:
31
a. Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas utama
perusahaan sesuai dengan jenis usahanya yang berlangsung secara berulang-
ulang dan berkesinambungan tiap periode.
b. Pendapatan bukan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari transaksi
penjualan yang tidak berulang-ulang dan insidentil, yang secara tidak
langsung berhubungan dengan aktivitas perusahaan, misalnya penjualan
aktiva tetap perusahaan kepada pihak lain.
Pendapatan pegadaian syariah sendiri didapat dari pendapatan administrasi,
pendapatan ujrah, barang yang dilelang, jasa taksiran, jasa titipan, pendapatan
usaha, dan lain sebagainya. Kemudian, dana dari pendapatan ini akan disalurkan
kembali kepada masyarakat dalam produk-produk pegadaian yang ditawarkan,
salah satunya adalah produk gadai syariah (Rahn). Oleh sebab itu, dapat
dikatakan bahwa pendapatan Pegadaian Syariah memiliki pengaruh terhadap
jumlah kredit gadai Rahn yang disalurkan.
Seperti halnya dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Icha Puspita dan
Sri Rahayu (2013), di mana hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
variabel pendapatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
penyaluran kredit di Perum Pegadaian Cabang Jombang. Hal tersebut juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Titi Widiarti dan Sinarti (2013),
di mana dalam penelitiannya didapatkan hasil bahwa variabel pendapatan
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang
Batam.
32
3. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)
Inflasi merupakan gejala ekonomi makro yang memiliki imbas terhadap
daya beli masyarakat. Semakin tinggi inflasi maka daya beli masyarakat akan
menurun karena naiknya harga-harga produk kebutuhan. (Puspita dan Rahayu,
2013: 162)
Inflasi mempengaruhi besarnya penyaluran kredit. Pengaruh inflasi ini
melalui tingkat bunga nominal, dikarenakan tingkat bunga riil yang terbentuk
dari tingkat bunga nominal dikurangi inflasi. Apabila inflasi tinggi maka tingkat
bunga riil akan menurun, ini akan mengakibatkan naiknya jumlah penyaluran
kredit yang diakibatkan turunnya tingkat bunga riil. Pengaruh perubahan inflasi
pada penyaluran kredit terjadi tidak secara langsung akan tetapi melalui tingkat
bunga riil terlebih dahulu. (Aziz, 2013: 11)
Inflasi yang sangat tinggi akan menyebabkan ketidakstabilan
perekonomian, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan pengangguran yang
semakin meningkat. Hal ini akan semakin menurunkan kepercayaan para
investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia, sehingga perbankan
mengalami kesulitan dalam menyalurkan kredit. Banyaknya nilai uang (kertas)
yang beredar menyebabkan terjadinya kemerosotan nilai uang, sehingga suku
bunga (BI) mengalami peningkatan. Peningkatan ini mempengaruhi suku bunga
kredit Perum Pegadaian mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan daya
minat masyarakat untuk memilih penyaluran kredit Perum Pegadaian dalam
masa tertentu mengalami penurunan terutama untuk nasabah dari golongan
33
menengah ke atas yang tidak terdesak akan kebutuhan dana. (Widiarti dan
Sinarti, 2013: 2)
Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat dikatakan hubungan antara inflasi
dan penyaluran gadai syariah (Rahn) adalah searah negatif. Maksudnya adalah
jika inflasi meningkat, maka harga dari produk-produk kebutuhan pun
meningkat sehingga menurunkan daya beli dan konsumsi masyarakat, sehingga
penyaluran gadai syariah (Rahn) pun akan menurun seiring dengan menurunnya
keinginan masyarakat untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhannya
mengkonsumsi produk-produk kebutuhan tersebut.
Namun, dalam beberapa penelitian sebelumnya di antaranya penelitian yang
dilakukan oleh Puspita dan Rahayu (2013), Aziz (2013), serta Dewi (2016)
menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap tingkat penyaluran
kredit.
C. Penelitian Sebelumnya
Icha Puspita Desriani dan Sri Rahayu (2013) dengan judul penelitian
“Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Emas, dan Inflasi Terhadap Penyaluran
Kredit (Studi kasus pada PERUM Pegadaian Cabang Jombang, Tangerang
periode Maret 2009-September 2011)” menggunakan metode penelitian analisis
regresi linier. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwasanya pendapatan
dan harga emas memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit di Perum
Pegadaian Cabang Jombang. Sedangkan inflasi tidak memiliki pengaruh
terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Jombang.
34
Mukhliz Arifin Aziz (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Sewa
Modal, Jumlah Nasabah, Harga Emas, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit
Gadai Golongan C (Studi pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo)”
mendapatkan hasil bahwa tingkat sewa modal dan inflasi tidak memberikan
pengaruh terhadap pergerakan usaha Penyaluran Kredit Gadai pada PT
Pegadaian Cabang Probolinggo, khususnya pada produk kredit gadai golongan
C. Kemudian untuk variabel jumlah nasabah memiliki pengaruh terhadap
Penyaluran Kredit golongan C pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo.
Titi Widiarti dan Sinarti (2013) dengan judul “Pengaruh Pendapatan,
Jumlah Nasabah, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perum Pegadaian
Cabang Batam Periode 2008-2012” menggunakan metode penelitian analisis
regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Dari penelitian ini didapatkan
hasil bahwasanya variabel pendapatan dan jumlah nasabah Perum Pegadaian
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian
Cabang Batam. Sedangkan inflasi kota Batam tidak berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam.
Ade Septevany Dewi (2016) dengan judul “Pengaruh Jumlah Nasabah,
Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada PT
Pegadaian di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda” mendapatkan hasil
bahwa jumlah nasabah memiliki pengaruh terhadap Penyaluran Kredit pada PT
Pegadaian (Persero) di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda.
Sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap
35
Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian (Persero) di Cabang Samarinda Seberang
Kota Samarinda.
Yenni Del Rosa, Erdasti Husni, dan Idwar (2017) dengan judul “Pengaruh
Inflasi dan Pendapatan Pegadaian Terhadap Penyaluran Kredit Rahn pada
Pegadaian Syariah Indonesia Tahun 2007-2015” mendapatkan hasil penelitian
bahwa secara parsial inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
penyaluran kredit Rahn sedangkan pendapatan pegadaian memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap penyaluran kredit Rahn. Sementara itu, pengujian
secara simultan mendapatkan hasil bahwa variabel inflasi dan pendapatan
pegadaian berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Rahn.
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini disajikan
pula dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:
36
Tabel 2. 2 Penelitian Sebelumnya
Penelitian dan Tahun
Judul Metodologi Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Icha Puspita Desriani dan Sri Rahayu (2013)
Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Emas, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada PERUM Pegadaian Cabang Jombang, Tangerang periode Maret 2009-September 2011)
Analisis Regresi Linier
Dependen: Penyaluran Kredit Independen: Pendapatan, Harga Emas, dan Inflasi
Variabel: Harga Emas, Pendapatan, Inflasi
Variabel: Jumlah Nasabah, Penyaluran Gadai Rahn
Pendapatan dan harga emas memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit pada Perum Pegadaian Cabang Jombang. Sedangkan inflasi tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Jombang.
Mukhliz Arifin Aziz (2013)
Analisis Pengaruh Tingkat Sewa Modal, Jumlah Nasabah, Harga Emas, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Gadai Golongan C (Studi pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo)
Regresi Linier Berganda
Dependen: Penyaluran Kredit Gadai golongan C Independen: Tingkat Sewa Modal, Jumlah
Variabel: Jumlah Nasabah, Harga Emas, dan Inflasi
Variabel: Pendapatan Pegadaian dan Penyaluran Gadai Rahn
Tingkat sewa modal dan inflasi tidak memberikan pengaruh terhadap pergerakan usaha Penyaluran Kredit Gadai pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo, khususnya pada produk kredit gadai
37
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Penelitian dan Tahun
Judul Metodologi Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Nasabah, Harga Emas, dan Inflasi
golongan C. Sedangkan variabel jumlah nasabah dan Harga Emas memiliki pengaruh terhadap Penyaluran Kredit golongan C pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo.
Titi Widiarti dan Sinarti (2013)
Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perum Pegadaian Cabang Batam Periode 2008-2012
Ordinary Least Square (OLS) Analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda
Dependen: Penyaluran Kredit Independen: Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Inflasi
Variabel: Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Inflasi
Variabel: Harga Emas dan Penyaluran Gadai Rahn
Variabel pendapatan dan jumlah nasabah Perum Pegadaian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam. Sedangkan inflasi kota Batam tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam.
38
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Penelitian dan Tahun
Judul Metodologi Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Ade Septevany Dewi (2016)
Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda
Analisis regrsi berganda
Dependen: Penyaluran Kredit Independen: Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi
Variabel: Jumlah Nasabah dan Inflasi
Variabel: Pendapatan Pegadaian, Harga Emas, Gadai Rahn
Variabel jumlah nasabah memiliki pengaruh terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian (Persero) di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda. Sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian (Persero) di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda.
Yenni Del Rosa, Erdasti Husni, dan Idwar (2017)
Pengaruh Inflasi dan Pendapatan Pegadaian Terhadap Penyaluran Kredit
Statistik deskriptif berbentuk distribusi
Dependen: Penyaluran Kredit
Variabel: Inflasi dan Pendapatan
Variabel: Jumlah Nasabah
Secara parsial inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap penyaluran
39
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Penelitian dan Tahun
Judul Metodologi Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Rahn pada Pegadaian Syariah Indonesia Tahun 2007-2015
frekuensi relatif dan statistik inferensial. Analisis
Independen: Inflasi dan Pendapatan Pegadaian
dan Harga Emas
kredit Rahn sedangkan pendapatan pegadaian memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penyaluran
regresi berganda
kredit Rahn. Sementara itu, pengujian secara simultan mendapatkan hasil bahwa variabel inflasi dan pendapatan pegadaian berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Rahn.
40
D. Kerangka Berpikir
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
Metode Analisis Data:
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonieritas c. Uji Heterokedastisitas d. Uji Autokorelasi
2. Uji Hipotesis a. Uji t (Parsial) b. Uji f (Simultan) c. Uji Koefisien Determinasi
(R2) 3. Analisis Regresi
Interpretasi
Jumlah Nasabah
(X1)
Pendapatan Pegadaian Syariah
(X2)
Inflasi
(X3)
Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) pada PT Pegadaian Periode 2012-2016
Kesimpulan
41
E. Hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita
pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar
kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari
hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nazir, 2011: 151).
Adapun perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ho1: tidak terdapat pengaruh jumlah nasabah secara parsial terhadap
penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.
Ha1: terdapat pengaruh jumlah nasabah secara parsial terhadap penyaluran
gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.
2. Ho2: tidak terdapat pengaruh pendapatan secara parsial terhadap penyaluran
gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.
Ha2: terdapat pengaruh pendapatan secara parsial terhadap penyaluran gadai
syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.
3. Ho4: tidak terdapat pengaruh inflasi secara parsial terhadap penyaluran gadai
syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.
Ha4: terdapat pengaruh inflasi secara parsial terhadap penyaluran gadai
syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.
4. Ho5: tidak terdapat pengaruh jumlah nasabah, pendapatan, dan inflasi secara
simultan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian
periode 2012-2016.
42
Ha5: terdapat pengaruh jumlah nasabah, pendapatan, dan inflasi secara
simultan terhadap terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT
Pegadaian periode 2012-2016.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian akan membahas mengenai hal-hal yang sekiranya dapat berpengaruh
terhadap tingkat penyaluran kredit Rahn. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang
akan diteliti adalah jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi.
Penulis ingin mengetahui sejauh mana variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat dan dengan menggunakan pendekatan deskriptif, di mana penulis ingin
menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan PT Pegadaian Indonesia,
terutama dari sisi penyaluran gadai syariah (Rahn).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari Laporan Tahunan PT Pegadaian Indonesia periode
2012-2016.
B. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data
kuantitatif merupakan data statistik berbentuk angka-angka, baik secara langsung
digali dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan data kualitatif menjadi data
kuantitatif (Muhammad Teguh, 1999: 118).
Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang
dikumpulkan melalui pihak lain, berasal dari sumber internal atau eksternal
organisasi yang diambil berdasarkan periode waktu atau disebut dengan data runtut
waktu (time series). Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
44
1. Penyaluran gadai syariah PT Pegadaian diperoleh dari annual report PT
Pegadaian periode 2012-2016.
2. Jumlah nasabah produk gadai syariah (rahn) PT Pegadaian periode 2012-
2016.
3. Pendapatan Pegadaian Syariah diperoleh dari Annual Report PT Pegadaian
periode 2012-2016.
4. Inflasi periode 2012-2016 diperoleh dari website Bank Indonesia.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode
mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah
karena pada umumnya data yang dikumpulkan akan digunakan untuk melakukan
pengujian terhadap hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Nazir, 2011:
174).
Pada penelitian ini terdapat dua metode pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti, yaitu:
1. Dokumentasi
Dokumentasi di sini disebut pula dengan data sekunder, yaitu di mana
peneliti mendapatkan datanya melalui pencatatan sumber dan juga publikasi
melalui media. Data tersebut meliputi Jumlah Nasabah dan Pendapatan
Pegadaian Syariah yang diperoleh dari publikasi Annual Report PT Pegadaian
45
Indonesia periode 2012-2016 dan data Inflasi yang diperoleh dari publikasi
Bank Indonesia.
2. Studi Pustaka
Metode studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang
dilengkapi pula dengan membaca, mempelajari, dan menganalisis berbagai
literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan
dengan pembahasan dalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis, data yang telah ada diuji terlebih dahulu
dengan menggunakan uji normalitas dengan tujuan agar penelitian dapat
memperoleh data yang berdistribusi normal. Salah satu cara termudah
untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang
membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal.
Hipotesis:
H0 = data terdistribusi normal.
H1 = data terdistribusi tidak normal.
Dasar pengambilan keputusan:
Bila probabilitas Obs*R Squared>0.05 H0 diterima.
Bila probabilitas Obs*R Squared<0.05, H0 ditolak.
46
b. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol.
Menurut (Ghozali, 2005: 103), pendeteksian multikolonieritas di dalam
model regresi adalah jika antar variabel independen ada korelasi yang
cukup tinggi, yaitu di atas 0.90, maka diduga terjadi multikolonieritas.
Namun, tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak
berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan
karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
Hipotesis:
H0 = tidak ada multikolinearitas.
H1 = ada multikolinearitas.
Dasar pengambilan keputusan:
Bila r<0.90 (tidak ada multikolinearitas), maka H0 diterima.
Bila r>0.90 (ada multikolinearitas), maka H0 ditolak.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidasamaan variance dari residual satu pengamatan ke
47
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2005:
134). Dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 = tidak ada heteroskedastisitas.
H1 = ada heteroskedastisitas.
Dasar pengambilan keputusan:
Bila probabilitas Obs*R2>0.05, maka H0 diterima.
Bila probabilitas Obs*R2<0.05, maka H0 ditolak.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series). (Ghozali, 2005: 107)
Hipotesis:
H0 = tidak ada autokorelasi.
H1 = ada autokorelasi.
Dasar pengambilan keputusan:
48
Bila probabilitas Obs*R2>0.05, H0 diterima.
Bila probabilitas Obs*R2<0.05, maka H0 ditolak.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk penelitian ini menggunakan model analisis
regresi berganda. Model regresi ini dipilih karena penelitian ini memiliki satu
variabel dependen dan empat variabel independen yang berarti variabel
independen pada penelitian ini lebih dari satu. Model analisis berganda ini
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh kuantitatif dari setiap variabel
independen apabila pengaruh dari variabel-variabel lainnya dianggap konstan
(Supranto, 1995 dalam Rozani, 2010: 66).
a. Uji Parsial (t test)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005:
171).
Hipotesis:
H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
H1 = terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas>0.05, maka H0 diterima.
Jika probabilitas<0.05, maka H0 ditolak.
49
b. Uji Pengaruh Simultan (F Test)
Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2005: 171).
Hipotesis:
H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
H1 = terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas>0.05, maka H0 diterima.
Jika probabilitas<0.05, maka H0 ditolak.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien
determinasi untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2005: 95).
50
3. Persamaan Model Regresi
Dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan penerapan metode
kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS). OLS adalah suatu metode
untuk menentukan persamaan regresi dengan meminimumkan jumlah kuadrat
jarak vertikal antara nilai aktual Y dan nilai dugaan atau ramalan Y (Suharyadi
dan Purwanto, 2013: 170).
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu di
mana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan
menggunakan jenis format deduktif yang dimulai dari keadaan umum menuju
ke hal-hal yang khusus. Pemilihan alat analisis OLS ini digunakan untuk
mencapai penyimpangan atau error yang minimum dengan menggunakan
regresi berganda (multiple regression), yaitu digunakan lebih dari sebuah
variabel bebas.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen disebut juga dengan variabel terikat, variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi (respon) atau variabel yang nilainya
tergantung oleh perubahan variabel yang lain (Wijaya, 2013: 13).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penyaluran gadai syariah
(Rahn) pada PT Pegadaian Syariah Indonesia.
51
2. Variabel Independen
Variabel independen disebut juga dengan variabel bebas. Variabel
independen adalah variabel yang mempengaruhi (stimulus) atau variabel yang
nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel lain (Wijaya, 2013: 13).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah jumlah nasabah,
pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi.
1. Jumlah Nasabah
Nasabah adalah orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi
pelanggan suatu badan usaha.
2. Pendapatan Pegadaian Syariah
Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus
masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal (Undang-undang Republik Indonesia, 1998).
Data pendapatan Pegadaian Syariah diambil dari laporan tahunan PT
Pegadaian yang kemudian diubah menjadi data bulan dengan interpolasi
menggunakan software Eviews 9.
3. Inflasi
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan
cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga-harga
barang. Data tentang laju inflasi dapat diperoleh dari website resmi Bank
Indonesia.
52
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Satuan Gadai Syariah (Rahn)
Rahn merupakan produk PT Pegadaian
yang memberikan pinjaman dengan
perikatan gadai yang berlandaskan pada
prinsip-prinsip syariah. Alur dan proses
layanan yang diberikan sama dengan
Pegadaian KCA, namun nasabah tidak
dikenakan sewa modal, melainkan
dikenakan ujrah yang dihitung dari taksiran
barang jaminan yang diserahkan
Rahn memiliki pengertian yang berarti
menahan harta salah satu milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya. Secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa Rahn adalah semacam
jaminan utang atau gadai (Anshori, 2011:
112-113).
Rupiah
Jumlah Nasabah
Jumlah nasabah adalah seberapa
banyak jumlah nasabah yang didapat oleh
pegadaian (Dewi, 2016: 73).
Jumlah nasabah di sini merupakan
jumlah dari nasabah yang melakukan
Orang
53
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Definisi Satuan pembiayaan di PT Pegadaian (Persero),
khususnya yang menggunakan produk Gadai Syariah (Rahn).
Pendapatan
Pegadaian
Syariah
Pendapatan adalah arus kas masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama
suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal
(PSAK No. 23 paragraf 06 Ikatan
Akuntansi Indonesia, 2010: 23.3).
Rupiah
Inflasi
Inflasi adalah proses yang
berkelanjutan atas tekanan dari daya beli
yang dilakukan oleh badan ekonomi
moneter. Dengan kata lain, hal ini adalah
proses berkelanjutan dengan naiknya harga
dalam semua tingkatan harga umum untuk
semua barang (Billah, 2010: 106).
Persen
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai.
Lembaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian
dipraktikkan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda.
Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh
orang Belanda (VOC). Bentuk usaha pegadaian di Indonesia berawal dari Ban
van Lening pada masa VOC, yang mempunyai tugas memberikan pinjaman
uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai. Sejak itu, bentuk usaha
pegadaian telah mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubahan
peraturan-peraturan yang mengaturnya (Rais, 2008: 123).
Kemudian, berdirinya pegadaian syariah berawal pada tahun 1998
ketika beberapa general manager melakukan studi banding ke Malaysia.
Setelah melakukan studi banding, mulai dilakukan penggodokan rencana
pendirian pegadaian syariah. Akan tetapi ketika itu ada sedikit masalah internal
sehingga hasil studi banding itu pun hanya ditumpuk. Pada tahun 2000 konsep
bank syariah mulai marak. Saat itu Bank Muamalat Indonesia (BMI)
menawarkan kerjasama dan membantu segi pembiayaan dan pengembangan.
Tahun 2002 mulai diterapkan sistem pegadaian syariah dan pada tahun 2003
pegadaian syariah resmi dioperasikan dan pegadaian cabang Dewi Sartika
55
menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menerapkan sistem
pegadaian syariah (Anshori, 2011: 5).
2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan Misi Pegadaian saat ini ditetapkan bersamaan dengan
Pengesahan Rencana jangka Panjang Perusahaan (RjPP) PT Pegadaian
(Persero) tahun 2013-2017 yang tercantum dalam Risalah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) No. 27A/004202/2013 tanggal 14 januari 2013. Visi
dan misi PT Pegadaian ini tertera dalam webiste juga Annual Report PT
Pegadaian (2016). Visi dan Misi PT Pegadaian (Persero) adalah sebagai
berikut:
Visi:
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu
menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik
untuk masyarakat menengah kebawah.
Misi:
a. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu
memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi.
b. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan
kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan
diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
56
c. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka
optimalisasi sumber daya Pegadaian.
3. Perubahan Nama dan Status Pegadaian
Dalam Annual Report PT Pegadaian (2016) dijelaskan, sejak dikelola
Pemerintah Republik Indonesia, Pegadaian mengalami beberapa kali
perubahan status badan hukum. Perubahan itu adalah:
a. Perusahaan Negara (PN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perpu) No. 19 Tahun 1960 Jo Peraturan Pemerintah (PP)
No. 178 Tahun 1961
b. Perusahaan Jawatan (Perjan) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7
Tahun 1969
c. Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 10
Tahun 1990 yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 103
Tahun 2000
d. Perusahaan Perseroan (PT Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
No. 51 Tahun 2011
Sebagai Perusahaan Perseroan, PT Pegadaian (Persero) didirikan
dengan Akta Pendirian No. 01 tanggal 1 April 2012 yang dibuat dihadapan
Nanda Fauz Iwan,SH., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, dan kemudaian
disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-17525.H.01.01 tahun 2012 tanggal 4 April 2012
tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan, telah disahkan Badan Hukum
57
Perseroan (Persero) Pegadaian (Persero). Akta Pendirian mengalami
penyempurnaan dengan perubahan terakhir dengan Akta No. 6 Tanggal 26 Juli
2016 yang dibuatkan dihadapan Nanda Fauz Iwan, SH., MKn., Notaris di
Jakarta Selatan yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. AHU-AH.01.03-
0067050 tanggal 27 Juli 2016.
Pegadaian berdiri atas dasar keinginan mulia Pemerintah untuk
membantu masyarakat luas yang membutuhkan solusi pendanaan, mencegah
ijon, rentenir dan pinjaman tidak wajar lainnya guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat kecil serta mendukung program Pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional.
4. Kegiatan Usaha PT Pegadaian (Persero)
Dalam perjalanannya, Pegadaian saat ini tidak hanya sebagai sebuah
lembaga pembiayaan, namun telah berkembang sebagai solusi bisnis terpadu
bagi masyarakat melalui ragam produk dan layanan yang diberikan, yakni
produk pembiayaan gadai dan fidusia bagi masyarakat yang membutuhkan
likuiditas (pendanaan), produk investasi emas secara mudah dan aman bagi
masyarakat yang kelebihan likuiditas, serta produk aneka jasa (remittance &
payment) bagi masyarakat yang membutuhkan layanan percepatan transaksi
keuangan.
Pegadaian memiliki maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional
maupun syariah, dan jasa lainnya di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan
58
peraturan perundang-undangan. Kegiatan usaha tersebut bertujuan untuk
membantu masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro,
usaha kecil, dan usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya
Pegadaian dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas. Untuk mencapai
maksud dan tujuan tersebut, Pegadaian melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha
sebagaimana yang terlampir dan dijelaskan dalam Annual Report PT Pegadaian
(2016). Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
Kegiatan usaha utama:
a. Penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek;
b. Penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia;
c. Pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikat, dan perdagangan
logam mulia serta batu adi.
Kegiatan usaha lainnya:
a. Jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa administrasi
pinjaman;
b. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya Pegadaian
B. Deskripsi Data
1. Jumlah Nasabah
Jumlah nasabah adalah seberapa banyak jumlah dari nasabah yang
melakukan pembiayaan di PT Pegadaian (Persero). Jumlah nasabah dalam
penelitian ini, yaitu banyaknya nasabah yang melakukan transaksi gadai syariah
(Rahn) pada PT Pegadaian (Persero) Indonesia. Adapun data dari keseluruhan
jumlah nasabah gadai syariah tahunan diperoleh melalui Annual Report yang
59
dipublikasikan pada website PT Pegadaian (Persero). Sementara data bulanan
untuk jumlah nasabah diperoleh penulis dengan cara interpolasi data tahunan
menjadi data bulanan menggunakan software Eviews 9.0. Berikut merupakan
data Jumlah Nasabah untuk periode Januari 2012 sampai dengan Desember
2016.
Tabel 4. 1 Data Jumlah Nasabah
Januari 2012 s.d. Desember 2016 (dalam jumlah orang)
BULAN TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 119.287 239.665 94.937 62.228 73.014 Februari 136.964 240.661 81.976 63.816 73.099 Maret 153.251 240.267 70.348 65.279 73.058 April 168.148 238.482 60.054 66.616 72.892 Mei 181.655 235.307 51.095 67.828 72.600 Juni 193.771 230.743 43.470 68.915 72.184 Juli 204.499 224.788 37.178 69.877 71.642 Agustus 213.835 217.442 32.221 70.713 70.974 September 221.781 208.707 28.598 71.424 70.182 Oktober 228.338 198.582 26.309 72.009 69.264 November 233.504 187.066 25.354 72.470 68.221 Desember 237.280 174.161 25.733 72.805 67.052
Sumber: Annual Report PT Pegadaian 2012-2016 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012
jumlah nasabah gadai syariah tertinggi ada pada bulan Desember dengan jumlah
sebesar 237.280 nasabah dan jumlah nasabah terendah pada bulan Januari
sebesar 119.287 nasabah. Pada tahun 2013 jumlah nasabah tertinggi pada bulan
Februari sebesar 240.661 nasabah dan jumlah terendah pada bulan Desember
sebesar 174.161 nasabah. Jumlah nasabah tertinggi pada tahun 2014 ada di bulan
Januari, yaitu sebesar 94.937 sedangkan yang terendah ada di bulan November
sebesar 25.354 nasabah. Pada tahun 2015 jumlah nasabah terbesar pada bulan
60
Desember sebesar 72.805 nasabah dan yang terendah pada bulan Januari sebesar
62.228 nasabah. Sedangkan pada tahun 2016 jumlah nasabah terbesar ada pada
bulan Februari sebesar 73.099 nasabah dan terendah pada bulan Desember
sebesar 67.052 nasabah.
2. Pendapatan Pegadaian Syariah
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK 2009; PSAK No.23),
pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode. Data pendapatan Pegadaian
Syariah dalam penelitian ini diperoleh dari Annual Report PT Pegadaian yang
kemudian diolah dalam interpolasi data menjadi data bulanan. Berikut ini
merupakan data interpolasi pendapatan Pegadaian Syariah selama periode
Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.
Tabel 4. 2 Data Pendapatan Pegadaian Syariah pada PT Pegadaian
Januari 2012 s.d. Desember 2016 (dalam rupiah)
Sumber: Annual Report PT Pegadaian 2012-2016 (data diolah)
Bulan TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016
Jan 61.711.605.324 69.177.396.990 67.533.142.457 77.570.282.889 83.964.133.584 Feb 62.559.903.935 69.532.278.935 67.528.413.869 78.510.966.338 84.014.935.088 Mar 63.367.084.490 69.846.042.824 67.616.373.360 79.377.492.959 83.991.579.764 Apr 64.133.146.990 70.118.688.657 67.797.020.929 80.169.862.750 83.894.967.611 Mei 64.858.091.435 70.350.216.435 68.070.356.577 80.888.075.713 83.722.398.630 Jun 65.541.917.824 70.540.626.157 68.436.380.304 81.532.131.847 83.476.572.820 Jul 66.184.626.157 70.689.917.824 68.895.092.110 82.102.031.153 83.156.590.181 Agust 66.786.216.435 70.798.091.435 69.446.491.994 82.597.773.630 82.762.450.713 Sept 67.346.688.657 70.865.146.990 70.090.579.957 83.019.359.278 82.294.154.417 Okt 67.866.042.824 70.891.084.490 70.827.355.999 83.366.788.097 81.751.701.292 Nov 68.344.278.935 70.875.903.935 71.656.820.119 83.364.006.008 81.135.091.338 Des 68.781.396.990 70.819.605.324 72.578.972.318 83.839.175.250 80.444.324.556
61
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012
pendapatan Pegadaian Syariah tertinggi ada pada bulan Desember dengan
jumlah sebesar 68.781.396.990 dan pendapatan Pegadaian Syariah terendah
pada bulan Januari sebesar 61.711.605.324. Pada tahun 2013 pendapatan
Pegadaian Syariah tertinggi pada bulan Oktober sebesar 70.891.084.490 dan
pendapatan Pegadaian Syariah terendah pada bulan Januari sebesar
69.177.396.990. Pendapatan Pegadaian Syariah tertinggi pada tahun 2014 ada di
bulan Januari, yaitu sebesar 72.578.972.318 sedangkan yang terendah ada di
bulan Maret sebesar 67.616.373.360. Pada tahun 2015 pendapatan Pegadaian
Syariah terbesar pada bulan Desember sebesar 83.839.175.250 dan yang
terendah pada bulan Januari sebesar 77.570.282.889. Sedangkan pada tahun
2016 pendapatan Pegadaian Syariah terbesar ada pada bulan Februari sebesar
84.014.935.088 dan terendah pada bulan Desember sebesar 80.444.324.556.
3. Inflasi
Menurut Milton Friedman dalam (Billah, 2010:106), semua inflasi
berasal dari naiknya permintaan atas barang-barang dan jasa yang sangat
mencolok oleh ekspansi moneter. Munculnya biaya akan memunculkan
menaiknya harga di beberapa pasar, tetapi hal ini tidak dapat berlaku secara
keseluruhan kecuali jumlah uang yang ada bertambah. Monetarist menyatakan
bahwa inflasi pada dasarnya disebabkan oleh naiknya persediaan uang. Adapun
data inflasi Indonesia pada periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016
tergambar dalam tabel sebagai berikut:
62
Tabel 4. 3 Data Inflasi Januari 2012 s.d. Desember 2016
(dalam persen) BULAN TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 Januari 3,65 4,57 8,22 6,96 4,14 Februari 3,56 5,31 7,75 6,29 4,42 Maret 3,97 5,90 7,32 6,38 4,45 April 4,50 5,57 7,25 6,79 3,60 Mei 4,45 5,47 7,32 7,15 3,33 Juni 4,53 5,90 6,70 7,26 3,45 Juli 4,56 8,61 4,53 7,26 3,21 Agustus 4,58 8,79 3,99 7,18 2,79 September 4,31 8,40 4,53 6,83 3,07 Oktober 4,61 8,32 4,83 6,25 3,31 November 4,32 8,37 6,23 4,89 3,58 Desember 4,30 8,38 8,36 3,35 3,02
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh data inflasi dalam bentuk persen
yang diperoleh dari website Bank Indonesia. Pada tahun 2012 Inflasi terbesar
terjadi pada bulan Oktober dengan nilai 4,61 persen dan terendah pada bulan
Februari dengan nilai 3,56 persen. Pada tahun 2013 Inflasi tertinggi terjadi pada
bulan Agustus dengan nilai 8,79 persen dan terendah pada bulan Januari dengan
nilai 4,57 persen. Pada tahun 2014 Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember
dengan nilai 8,36 persen dan terendah terjadi pada bulan Juli dan September
dengan nilai yang sama, yaitu sebesar 4,53 persen. Pada tahun 2015 Inflasi
tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Juli dengan nilai yang sama sebesar 7,26
persen dan Inflasi terendah terjadi pada bulan Desember dengan nilai 3,35
persen. Pada tahun 2016 Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan nilai
4,45 persen dan inflasi terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 2,79 persen.
Nilai inflasi tertinggi selama periode 2012 sampai dengan 2016 terjadi pada
63
bulan Agustus 2013 sebesar 8,79 persen dan inflasi terendah terjadi pada bulan
Agustus 2016 dengan nilai 2,79 persen.
4. Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)
Menurut Annual Report PT Pegadaian (2016: 53), Pegadaian Rahn
merupakan produk yang memberikan pinjaman dengan perjanjian gadai yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Pada Pegadaian Rahn nasabah tidak
dikenakan biaya sewa modal, melainkan dikenakan ujrah yang dihitung dari
taksiran barang yang diserahkan ke PT Pegadaian pada saat mengajukan
pembiayaan.
Tabel berikut ini menunjukkan data penyaluran gadai syariah (Rahn)
pada periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016. Adapun data tersebut
didapat penulis dengan melakukan interpolasi data menggunakan software
Eviews 9.0.
Tabel 4. 4 Data Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)
Januari 2012 s.d. Desember 2016 (dalam rupiah)
Bulan TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016
Jan 905.581.738.522 948.625.533.661 953.634.394.290 1.042.697.043.017 1.140.455.424.961 Feb 909.887.308.545 951.363.277.296 955.610.787.808 1.051.913.051.119 1.147.338.030.285 Mar 914.062.226.369 953.970.368.731 958.263.005.401 1.060.934.608.989 1.154.026.185.378 Apr 918.106.491.994 956.446.807.967 961.591.047.068 1.069.761.716.628 1.160.519.890.239 Mei 922.020.105.420 958.792.595.004 965.594.912.809 1.078.394.374.035 1.166.819.144.869 Jun 925.803.066.647 961.007.729.841 970.274.602.623 1.086.832.581.211 1.172.923.949.267 Jul 929.455.375.675 963.092.212.480 975.630.116.512 1.095.076.338.156 1.178.834.303.434 Agust 932.977.032.503 965.046.042.921 981.661.454.475 1.103.125.644.869 1.184.550.207.369 Sept 936.368.037.133 966.869.221.161 988.368.616.512 1.110.980.501.350 1.190.071.661.073 Okt 939.628.389.564 968.561.747.203 995.751.602.623 1.118.640.907.600 1.195.398.664.545 Nov 942.758.089.796 970.123.621.046 1.003.810.412.809 1.126.106.863.619 1.200.531.217.785 Des 945.757.137.828 971.554.842.689 1.012.545.047.068 1.133.378.369.406 1.205.469.320.795
Sumber: Annual Report PT Pegadaian 2012-2016 (data diolah)
64
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012
penyaluran Gadai Syariah (Rahn) tertinggi ada pada bulan Desember dengan
jumlah sebesar 945.757.137.828 dan terendah pada bulan Januari sebesar
905.581.738.522. Pada tahun 2013 penyaluran Gadai Syariah (Rahn) tertinggi
pada bulan Desember sebesar 971.554.842.689 dan terendah pada bulan Januari
sebesar 948.625.533.661. Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) tertinggi pada tahun
2014 ada di bulan Desember, yaitu sebesar 1.012.545.047.068 sedangkan yang
terendah ada di bulan Januari sebesar 953.634.394.290. Pada tahun 2015
penyaluran Gadai Syariah (Rahn) terbesar pada bulan Desember sebesar
1.133.378.369.406 dan yang terendah pada bulan Januari sebesar
1.042.697.043.017. Sedangkan pada tahun 2016 penyaluran Gadai Syariah
(Rahn) terbesar ada pada bulan Desember sebesar 1.205.469.320.795 dan
terendah pada bulan Januari sebesar 1.140.455.424.961.
C. Analisis dan Pembahasan
Seluruh data yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan
data sekunder runtut waktu atau disebut juga dengan time series periode 2012-
2016. Penelitian ini menggunakan data jumlah penyaluran Rahn pada PT
Pegadaian sebagai variabel dependen, di mana data tersebut diperoleh penulis
dari Annual Report PT Pegadaian kemudian diinterpolasi menjadi data bulanan
menggunakan EViews 9.0. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini
terdiri dari Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan Inflasi. Data
Jumlah Nasabah dan Pendapatan Pegadaian Syariah diperoleh dari Annual
65
Report PT Pegadaian yang kemudian diinterpolasi menjadi data bulanan,
sedangkan data inflasi diperoleh dari website Bank Indonesia.
Model yang digunakan sebagai alat analisis regresi liner berganda dalam
penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data dilakukan
secara elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel 2013 dan EViews 9.0
untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan
diteliti. Pembahasan dilakukan dengan Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis, dan
Persamaan Model Regresi.
Keseluruhan data variabel dalam penelitian ini diolah atau
ditransformasikan ke dalam logaritma natural menggunakan SPSS versi 23.0.
logaritma natural ini berfungsi untuk men-standarkan data dikarenakan memiliki
satuan yang berbeda agar menjadi sama.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen,
independen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara
untuk melihat normalitas residual adalah dengan menggunakan metode
Jarque-Bera (JB). Model regresi yang baik adalah data berdistribusi normal.
Dalam software EViews, normalitas sebuah data dapat diketahui dengan
membandingkan nilai Jarque-Bera. Uji JB didapat dari histogram normality
(Ghozali, 2013: 165).
Berikut ini merupakan hasil uji normalitas dari data yang telah diolah pada
EViews 9:
66
Grafik 4. 1 Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-0.005 0.000 0.005
Series: ResidualsSample 2012M02 2016M12Observations 59
Mean -4.12e-19Median -0.001282Maximum 0.008961Minimum -0.008286Std. Dev. 0.004959Skewness 0.116918Kurtosis 1.690463
Jarque-Bera 4.350182Probability 0.113598
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan grafik 4.1 diperoleh nilai Jarque-Bera sebesar 4.350182
dengan probabilitas sebesar 0.113598 yang berarti nilai probability lebih
besar dari 0.05, maka H0 diterima yang berarti data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Pada penelitian ini uji multikolinearitas yang digunakan menggunakan
metode perhitungan koefisien korelasi, di mana jika hubungan antara variabel
bebas yang satu dengan yang lainnya di bawah 0.90, maka antar variabel
tersebut tidak terdapat gejala multtikolinearitas. Sebaliknya, jika koefisien
korelasi yang dihasilkan di atas 0.90 maka dapat dikatakan terdapat gejala
multikolinearitas. Setelah data diolah menggunakan EViews 9, maka
didapatkan hasil sebagai berikut:
67
Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolonieritas
JN PEND INF
JN 1.000000 -0.426284 0.051891 PEND -0.426284 1.000000 -0.177852 INF 0.051891 -0.177852 1.000000
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji multikolonieritas dengan metode
perhitungan korelasi dapat terlihat bahwa tidak ada yang di atas 0.90, maka
hasil dari uji ini adalah H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
model tidak terdapat masalah multikolonieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi data memiliki masalah heteroskedastisitas atau tidak
yaitu jika probabilitas OBS*R2>0.05, maka data tidak terdapat
heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan aplikasi
EViews 9.0 dengan menggunakan uji white, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.300273 Prob. F(9,49) 0.2611
Obs*R-squared 11.37425 Prob. Chi-Square(9) 0.2509 Scaled explained SS 3.412358 Prob. Chi-Square(9) 0.9457
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel uji heteroskedastisitas dengan mengunakan uji white,
maka dapat diketahui bahwa probability chi-square sebesar 0.2509 > 0.05,
68
dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Sehingga dari
hasil uji white tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas pada model.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dapat dilakukan melalui uji LM Test yang kemudian hasil
dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi Square. Jika probabilitas Chi Square
lebih besar dari tingkat signifikansi 5%, maka dikatakan tidak terdapat
autokorelasi. Hasil pengujian uji autokorelasi menggunakan EViews 9.0
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.7 uji autokorelasi dengan uji Breusch-Godfrey
menunjukkan bahwa nilai Obs*R-squared sebesar 44.82769 > 0.0 dan nilai
probabilitas Chi-Square sebesar 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terjadi gejala autokorelasi dalam model. Untuk mengatasi
adanya gejala autolokerasi, penulis menggunakan metode Diferensial. Berikut
ini hasil pengolahan dengan metode Diferensial:
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 79.77347 Prob. F(2,54) 0.0000 Obs*R-squared 44.82769 Prob. Chi-Square(2) 0.0000
69
Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi dengan Metode Diferensial
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.689689 Prob. F(2,53) 0.0772 Obs*R-squared 5.436565 Prob. Chi-Square(2) 0.0660
Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat terlihat bahwa nilai
dari Probability Chi-Square adalah 0.0660 > 0.05 yang berarti dapat
disimpulkan bahwa sudah tidak terjadi gejala autokorelasi pada model.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
telah ditetapkan sebelumnya ditolak atau diterima secara statistik. Pengujian
hipotesis ini dilakukan dengan Uji t-statistic dan uji Adj R2 (Adjusted R Square).
Model penelitian ini menggunakan Ordinary Least Square, hasilnya adalah
sebagai berikut:
a. Uji Parsial (T Test)
Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)
variabel-variabel independen, yaitu variabel jumlah nasabah, pendapatan
Pegadaian Syariah, dan inflasi terhadap variabel dependen, yaitu penyaluran
gadai syariah (Rahn). Salah satu cara untuk melakukan uji-t adalah dengan
melihat nilai probabilitas pada tabel uji statistik t. Apabila nilai probabilitas
lebih kecil dari tingkat signifikan α yaitu 0.05, maka variabel independen
secara parsial mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
70
Tabel 4. 9 Hasil Uji t-Statistic
Dependent Variable: RAHN Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:12 Sample: 2012M01 2016M12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.079950 0.729206 9.709120 0.0000
JN -0.014366 0.004009 -3.583502 0.0007 PEND 0.822056 0.028453 28.89158 0.0000 INF -0.057376 0.007575 -7.574356 0.0000
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji statistik t mendapatkan hasil sebagai
berikut:
1) Pengaruh t-statistik untuk Jumlah Nasabah (JN) terhadap Gadai
Syariah (RAHN)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh t-hitung sebesar -3.583502 dengan
tingkat signifikan 0.0007 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat
dikatakan H01 ditolak dan secara parsial perubahan Jumlah Nasabah
dapat mempengaruhi tingkat Rahn secara signifikan.
2) Pengaruh uji statistik t untuk Pendapatan Pegadaian Syariah (PEND)
terhadap Gadai Syariah (RAHN)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh t-hitung sebesar 28.89158 dengan
tingkat signifikan 0.0000 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat
dikatakan H02 ditolak dan secara parsial perubahan Pendapatan
71
Pegadaian Syariah dapat mempengaruhi tingkat Rahn secara
signifikan.
3) Pengaruh uji statistik t untuk Inflasi (INF) terhadap Gadai Syariah
(RAHN)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh t-hitung sebesar -7.574356 dengan
tingkat signifikan 0.0000 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat
dikatakan H03 ditolak dan secara parsial perubahan Inflasi dapat
mempengaruhi tingkat Rahn secara signifikan.
b. Uji Pengaruh Simultan (F Test)
Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel
independen, yaitu variabel jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah,
dan inflasi secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen,
yaitu gadai syariah (Rahn).
Tabel 4. 10 Hasil Uji F-Statistic
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji-F diperoleh hasil F-statistic sebesar
442.6170 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000000. Probabilitas memiliki
nilai yang lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan H05 ditolak dan dapat
R-squared 0.959533 Mean dependent var 27.65283
Adjusted R-squared 0.957365 S.D. dependent var 0.090724 S.E. of regression 0.018733 Akaike info criterion -5.052740 Sum squared resid 0.019651 Schwarz criterion -4.913117 Log likelihood 155.5822 Hannan-Quinn criter. -4.998126 F-statistic 442.6170 Durbin-Watson stat 0.266954 Prob(F-statistic) 0.000000
72
ditarik kesimpulan bahwa perubahan Jumlah Nasabah, Pendapatan
Pegadaian Syariah, dan Inflasi secara bersama-sama (simultan) memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi
terbaik. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih dari satu
variabel independen.
Tabel 4. 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.959533 Mean dependent var 27.65283 Adjusted R-squared 0.957365 S.D. dependent var 0.090724 S.E. of regression 0.018733 Akaike info criterion -5.052740 Sum squared resid 0.019651 Schwarz criterion -4.913117 Log likelihood 155.5822 Hannan-Quinn criter. -4.998126 F-statistic 442.6170 Durbin-Watson stat 0.266954 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji koefisien determinasi dapat diketahui
bahwa nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.957365 atau 95.7%, hal ini
menunjukkan bahwa variasi variabel dependen (Rahn) secara bersama-sama
mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen (Jumlah Nasabah,
Pendapatan Pegadaian Syariah, dan Inflasi) sebesar 95.7 persen. Sedangkan
sisanya sebesar 4.3 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang
diteliti.
73
3. Persamaan Model Regresi
Hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dengan metode
OLS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 12 Hasil Estimasi Model Ordinary Least Square (OLS)
Dependent Variable: RAHN Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:12 Sample: 2012M01 2016M12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.079950 0.729206 9.709120 0.0000
JN -0.014366 0.004009 -3.583502 0.0007 PEND 0.822056 0.028453 28.89158 0.0000 INF -0.057376 0.007575 -7.574356 0.0000
R-squared 0.959533 Mean dependent var 27.65283
Adjusted R-squared 0.957365 S.D. dependent var 0.090724 S.E. of regression 0.018733 Akaike info criterion -5.052740 Sum squared resid 0.019651 Schwarz criterion -4.913117 Log likelihood 155.5822 Hannan-Quinn criter. -4.998126 F-statistic 442.6170 Durbin-Watson stat 0.266954 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.13 hasil estimasi model OLS di atas, maka dapat disusun
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
RAHN = 7.079950 – 0.014366 JN + 0.822056 PEND - 0.057376 INF + e
Di mana:
Y : RAHN (Penyaluran gadai syariah)
X1 : JN (Jumlah Nasabah)
X2 : PEND (Pendapatan Pegadaian Syariah)
74
X3 : INF (Inflasi)
e : Nilai Residu
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:
a. Berdasarkan hasil OLS, nilai konstanta sebesar 7.079950 memiliki arti
bahwa apabila variabel bebas (independen) dianggap konstan atau tidak
mengalami perubahan, maka akan menaikkan atau meningkatkan tingkat
RAHN sebesar 7.079950. hal ini menunjukkan akan terjadi peningkatan
tingkat penyaluran Rahn apabila variabel independen dianggap konstan.
b. Nilai koefisien regresi Jumlah Nasabah (JN) sebesar -0.014366 persen yang
berarti apabila Jumlah Nasabah mengalami perubahan positif sebesar 1
persen, maka akan menurunkan penyaluran gadai syariah sebesar 0.014366
persen.
c. Nilai koefisien regresi Pendapatan Pegadaian Syariah (PEND) sebesar
0.822056 yang berarti bahwa apabila Pendapatan Pegadaian Syariah
mengalami perubahan positif sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan
atau menaikkan penyaluran gadai syariah (RAHN) sebesar 0.822056 persen.
d. Nilai koefisien regresi Inflasi (INF) sebesar -0.057376 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan Inflasi sebesar 1 persen, maka akan menurunkan penyaluran
gadai syariah (RAHN) sebesar 0.057376 persen.
D. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:
75
1. Pengaruh Jumlah Nasabah Terhadap Penyaluran Gadai Syariah
(Rahn)
Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel Jumlah Nasabah memiliki nilai signifikan 0.0007 < 0.05,
artinya H01 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah
Nasabah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penyaluran gadai
syariah (Rahn). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Ade Septevany (2016), Aziz (2013), serta Widiarti dan
Sinarti (2013), di mana hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa
variabel Jumlah Nasabah berpengaruh signifikan terhadap penyaluran gadai
syariah (Rahn).
Menurut Ade Purnomo (2009), peningkatan jumlah nasabah tidak
hanya berfokus terhadap peningkatan kuantitas nasabahnya saja, melainkan
juga terhadap peningkatan jumlah penyaluran kredit Perum Pegadaian. Hal
ini juga menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap Perum
Pegadaian sebagai lembaga pemberi pembiayaan.
Jadi, hasil analisis yang didapat adalah kuantitas nasabah menjadi
salah satu faktor berpengaruh terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).
Hal ini disebabkan semakin banyaknya jumlah nasabah, berarti produk
gadai syariah pada PT Pegadaian semakin dipercaya oleh masyarakat,
sehingga jumlah nasabah dapat mempengaruhi jumlah pembiayaan gadai
syariah yang dapat disalurkan kepada masyarakat. Pada penelitian ini
didapatkan hasil bahwa variabel jumlah nasabah berpengaruh negatif
76
terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) yang artinya setiap kenaikan
jumlah nasabah dapat menurunkan penyaluran gadai syariah (Rahn) pada
PT Pegadaian. Hal ini dapat disebabkan karena adanya penurunan jumlah
nasabah secara drastis pada tahun 2014, di mana pada tahun 2014 tercatat
jumlah nasabah gadai syariah sejumlah 577.273 nasabah dari jumlah
sebelumnya sebesar 2.635.817 nasabah sementara jumlah gadai syariah
yang disalurkan kepada masyarakat justru meningkat dari yang sejumlah
11.535.454.000.000 pada tahun 2013 dan meningkat menjadi
11.722.736.000.000 pada tahun 2014.
Menurunnya jumlah nasabah gadai syariah pada PT Pegadaian ini
salah satunya dapat disebabkan karena persaingan dalam industri gadai
mulai marak, baik bisnis gadai yang dijalankan oleh perbankan syariah, para
pelaku ritel, maupun individu yang cukup banyak dan mudah ditemui di
berbagai tempat (Annual Report PT Pegadaian, 2014: 27).
2. Pengaruh Pendapatan Pegadaian Syariah Terhadap Penyaluran Gadai
Syariah (Rahn)
Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel pendapatan Pegadaian Syariah pada PT Pegadaian memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).
Variabel Pendapatan Pegadaian Syariah memiliki nilai signifikan 0.0000 <
0.05 yang berarti menolak H02. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Pendapatan Pegadaian Syariah secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).
77
Pendapatan merupakan salah satu faktor internal perusahaan, di
mana hal ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh PT
Pegadaian dalam menyalurkan Gadai Syariah kepada masyarakat. Menurut
penulis, semakin tinggi hasil pendapatan Pegadaian Syariah yang diperoleh
PT Pegadaian, maka dapat semakin tinggi pula laba yang diperoleh sehingga
dapat meningkat pula penyaluran gadai syariah yang diberikan kepada
masyarakat yang mengajukan pembiayaan gadai syariah (Rahn) di PT
Pegadaian.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Icha Puspita dan Sri Rahayu (2013). Berdasarkan uji statistik yang
dilakukan, variabel pendapatan memiliki pengaruh terhadap penyaluran
kredit di PERUM Pegadaian Cabang Jombang. Hal ini mengindikasikan
bahwa variabel pendapatan berbanding lurus dengan kredit yang disalurkan
terhadap masyarakat.
Hasil dari penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Titi Widiarti dan Sinarti (2013). Berdasarkan hasil uji
statistik, variabel pendapatan Perum Pegadaian secara signifikan memiliki
pengaruh terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam yang
artinya semakin tinggi laju pendapatan Perum Pegadaian yang
mencerminkan semakin maraknya kegiatan penyaluran kredit melalui
bidang-bidang usaha Perum Pegadaian yang secara berkelanjutan
mencerminkan pergerakan usaha bagi masyarakat.
78
3. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn)
Berdasarkan hasil pengujian, variabel inflasi memiliki nilai
signifikan 0.0000 < 0.05 yang berarti menolak H03. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap
penyaluran gadai syariah (Rahn).
PT Pegadaian dalam melakukan penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) mempertimbangkan berbagai komponen
ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kurs USD terhadap
rupiah, BI rate, tingkat suku bunga dasar kredit korporasi, harga emas dunia,
dan harga emas Antam. Pada tahun 2014 pendapatan Pegadaian Syariah dan
PT Pegadaian sempat menurun, hal tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, salah satunya inflasi. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan
pendapatan Pegadaian Syariah menurun yang kemudian dapat berpengaruh
terhadap turunnya laba perusahaan sehingga jumlah penyaluran gadai
syariah pun dapat menurun.
Menurut Widiarti dan Sinarti (2013), inflasi yang tinggi dapat
menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat dan terjadinya
ketidakstabilan perekonomian sehingga dapat menurunkan kepercayaan
para investor untuk menanamkan investasinya. PT Pegadaian sendiri dalam
mendapatkan sumber dana untuk kemudian disalurkan lagi kepada
masyarakat adalah melalui pendapatan yang diterima oleh PT Pegadaian,
pinjaman dari bank, dan modal yang diberikan oleh investor. Hal tersebut
79
menjadi salah satu penyebab inflasi menjadi variabel yang berpengaruh
negatif terhadap penyaluran gadai syariah (rahn) pada PT Pegadaian.
4. Pengaruh Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan
Inflasi Terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn)
Jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap penyaluran gadai syariah
(Rahn) dengan hasil uji-F 0.000000 < 0.05 yang berarti menolak H05. Hasil
uji penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Dewi (2016), Desriani dan Rahayu (2013), Aziz (2013),
Widiarti dan Sinarti (2013), serta Yenni Del Rosa (2017) bahwasanya
jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi berpengaruh
secara simultan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, dapat
disimpulkan dalam beberapa hal sebagai berikut:
a. Variabel jumlah nasabah secara parsial berpengaruh signifikan dengan
arah konstanta negatif terhadap penyaluran gadai syariah dengan nilai
koefisien jumlah nasabah sebesar -0.014366 dan tingkat signifikansi
sebesar 0.0007. Hal ini mengindikasikan bahwa jika jumlah nasabah
meningkat, maka penyaluran gadai syariah (rahn) akan mengalami
penurunan, begitu pun sebaliknya.
b. Variabel pendapatan Pegadaian Syariah secara parsial berpengaruh
signifikan dengan arah konstanta positif terhadap penyaluran gadai syariah
dengan nilai koefisien pendapatan Pegadaian Syariah sebesar 0.822056
dan tingkat signifikansi sebesar 0.0000. Hal ini mengindikasikan bahwa
jika nilai pendapatan Pegadaian Syariah meningkat, maka nilai penyaluran
gadai syariah (rahn) akan mengalami peningkatan, begitu pun sebaliknya.
c. Variabel inflasi secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah
konstanta negatif terhadap penyaluran gadai syariah dengan nilai koefisien
81
inflasi sebesar -0.057376 dan tingkat signifikansi sebesar 0.0000. Hal ini
mengindikasikan bahwa jika nilai inflasi meningkat, maka penyaluran
gadai syariah (rahn) akan mengalami penurunan, begitu pun sebaliknya.
2. Berdasarkan uji F (simultan), Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah,
dan Inflasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Penyaluran Gadai
Syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016 dengan nilai F-statistic
sebesar 442.6170 dan probability sebesar 0.0000 < 0.05. Berdasarkan uji
koefisien determinasi (Adjusted R-Square) dapat dilihat bahwa koefisien
determinasi yang disesuaikan sebesar 0.957365 atau sebesar 95,7%. Hal ini
menunjukkan bahwa Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan
Inflasi berkontribusi sebesar 95,7% terhadap Penyaluran Gadai Syariah pada
PT Pegadaian, sedangkan sisanya sebesar 4,3% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Dari hasil uji regresi linier berganda yang dilakukan peneliti, variabel yang
paling dominan berpengaruh terhadap penyaluran gadai syariah (rahn) adalah
Inflasi dengan hasil signifikansi sebesar 0.0000 dan nilai koefisien sebesar -
0.057376.
B. Saran
1. Bagi PT Pegadaian
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi penyaluran gadai syariah (Rahn) yang
dilakukan oleh PT Pegadaian, yaitu jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian
Syariah, dan inflasi. Oleh sebab itu penting bagi PT Pegadaian untuk
82
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah agar jumlah nasabah
dan kepercayaan nasabah semakin meningkat agar dapat meningkatkan
jumlah pendapatan pegadaian syariah yang diperoleh PT Pegadaian.
Pendapatan Pegadaian Syariah pada PT Pegadaian sendiri diperoleh
dari pendapatan usaha syariah berupa administrasi dan ujrah pada setiap
produk syariah, serta pendapatan lainnya. Beberapa unsur dari pendapatan
usaha merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan nasabah,
oleh sebab itu penting bagi PT Pegadaian untuk semakin meningkatkan
kualitas pelayanan dan mencari tahu hal-hal apa saja yang dibutuhkan
masyarakat saat ini sehingga PT Pegadaian dapat menjadi perusahaan yang
dekat dengan masyarakat dalam mengatasi masalah tanpa masalah. PT
Pegadaian dapat melakukan beberapa pendekatan kepada masyarakat,
misalnya dengan membuka cabang di daerah padat penduduk yang memiliki
usaha mikro, kecil, dan menengah.
Selain itu, diharapkan PT Pegadaian dapat membuat inovasi yang
lebih banyak lagi terhadap produk syariah, serta inovasi dalam strategi
menghadapi inflasi sehingga PT Pegadaian tetap mampu bertahan ketika
inflasi cenderung meningkat dan perekonomian negara sedang tidak baik.
2. Bagi Akademisi
Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan salah satu
refrensi dan semoga dapat menginspirasi untuk melakukan sebuah
penelitian baru atau melanjutkan penelitian yang sudah ada. Mengingat ada
begitu banyak lembaga keuangan syariah di Indonesia, maka diharapkan
83
agar peneliti selanjutnya dapat meneliti dan mengulas secara mendetail
terkait lembaga keuangan syariah lainnya yang belum terlalu sering dibahas
dalam penelitian akademis agar pengetahuan masyarakat terkait lembaga
keuangan syariah semakin luas. Selain variabel-variabel yang ada dalam
penelitian ini, bagi peneliti selanjutnya dapat pula menggunakan variabel
lain yang lekat pula dengan pegadaian, seperti BI Rate, Nilai Tukar, NPL,
dan lain sebagainya yang dapat dilihat dalam annual report PT Pegadaian.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
informasi mengenai keadaan keuangan PT Pegadaian kepada para
nasabahnya serta masyarakat umum yang tertarik terhadap Pegadaian
Syariah sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan transaksi
di PT Pegadaian khususnya produk Gadai Syariah (Rahn).
84
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Abdul G. Gadai Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2011
Apryanti, Tryana (2017). Pengaruh Sewa Modal, Jumlah Nasabah, dan Harga Emas Terhadap Penyaluran Kredit Golongan C Pada PT Pegadaian Tanjung Pinang Tahun 2011-2015. 1-21.
Aziz, Mukhlis A. Analisis Pengaruh Tingkat Sewa Modal, Jumlah Nasabah, Harga Emas, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Golongan C (Studi pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo). Jurnal Ilmiah, 1-21. 2013.
Billah, M. M. Dinar Emas: Mata Uang Islam. Selangor: Sweet and Maxwell Asia. 2010.
Dewi, A. S. Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda. Akuntabel: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 13, (2), 71-81. 2016
Dipraja, Sholeh. Siapa Bilang Investasi Emas Butuh Modal Gede. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
Djumhana, M. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2005.
Hadi, M. d. Pegadaian Syariah. Jakarta: Salemba Diniyah. 2003.
Handiman, A. A. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia. 2006.
John J. Wild, d. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 2005.
Karim, A. A. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2007.
Karsimah, N. Y. Pengaruh PDRB, Pengangguran, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1984-2013. Economics Development Analysis Journal, 262-269. 2017.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2009.
85
Lukman, H. d. Statistik Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008.
Mardani. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015.
Martono. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia. 2010.
Nazir, M. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.
Nordhaus, S. d. Ilmu Makroekonomi. Jakarta: Media Global Edukasi. 2004.
Pegadaian, A. R. Laporan Tahunan PT Pegadaian. PT Pegadaian. 2013.
Pegadaian, A. R. Laporan Tahunan PT Pegadaian. Jakarta: PT Pegadaian. 2014.
Pegadaian, A. R. Laporan Tahunan PT Pegadaian. Jakarta: PT Pegadaian. 2015.
Pegadaian, A. R. Laporan Tahunan PT Pegadaian. Jakarta: PT Pegadaian. 2016.
Purnomo, Ade. Pengaruh Pendapatan Pegadaian, Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika Periode 2004-2008. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 1-15. 2009.
Purwanto, S. d. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. 2013.
Rahayu, Icha P. Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Emas, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada PERUM Pegadaian Cabang Jombang, Tangerang Periode Maret 2009-September 2011). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2, 147-165. 2013.
Rais, Sasli. Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional (Suatu Kajian Temporer). Jakarta: UI-Press. 2008.
Rozani, E. A. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia. Islamic Finance and Business Review, 66. 2010.
Rudianto. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009.
S, Burhanuddin. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.
Sinarti, Titi Widiarti. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Cabang Batam Periode 2008-2012. 1-6. 2013.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana. 2014.
86
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. 2009.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2010.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2010.
Supriyadi, A. Struktur Hukum Pegadaian Syariah dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif. EMPIRIK: Jurnal Penelitian Islam Vol. 3 No. 2 Juli-Desember, 1-32. 2010.
Teguh, M. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1999.
Triandaru, T. B. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2006.
Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
Yenni Del Rosa, dkk. Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pendapatan Pegadaian Terhadap Penyaluran Kredit Rahn Pada Pegadaian Syariah di Indonesia Tahun 2007-2015. Menara Ekonomi Vol. 3 No.5, 116-127. 2017.
ED PSAK No. 23 (Revisi 2009), 2009, dikutip tanggal 23 September 2017.
www.bi.go.id, diakses pada tanggal 30 Maret 2017.
87
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Penelitian
Periode Penyaluran Gadai Syariah
Jumlah Nasabah
Pendapatan Pegadaian Syariah
Inflasi
2012 11.122.405.000.000 2.292.312 787.481.000.000 0,043
2013 11.535.454.000.000 2.635.871 844.505.000.000 0,0838
2014 11.722.736.000.000 577.273 830.477.000.000 0,0836
2015 13.077.842.000.000 823.980 976.614.000.000 0,0335
2016 14.096.938.000.000 854.182 994.608.000.000 0,0345
88
Lampiran 2: Data Penelitian Setelah Dilakukan Interpolasi
Periode
Penyaluran Gadai Syariah
Jumlah Nasabah
Pendapatan Pegadaian Syariah
Inflasi
2012M01 905.581.738.522 119.287 61.711.605.324 0,0365 2012M02 909.887.308.545 136.964 62.559.903.935 0,0356 2012M03 914.062.226.369 153.251 63.367.084.490 0,0397 2012M04 918.106.491.994 168.148 64.133.146.990 0,045 2012M05 922.020.105.420 181.655 64.858.091.435 0,0445 2012M06 925.803.066.647 193.771 65.541.917.824 0,0453 2012M07 929.455.375.675 204.499 66.184.626.157 0,0456 2012M08 932.977.032.503 213.835 66.786.216.435 0,0458 2012M09 936.368.037.133 221.781 67.346.688.657 0,0431 2012M10 939.628.389.564 228.338 67.866.042.824 0,0461 2012M11 942.758.089.795 233.504 68.344.278.935 0,0432 2012M12 945.757.137.827 237.280 68.781.396.990 0,043 2013M01 948.625.533.661 239.666 69.177.396.990 0,0457 2013M02 951.363.277.295 240.661 69.532.278.935 0,0531 2013M03 953.970.368.730 240.267 69.846.042.824 0,059 2013M04 956.446.807.966 238.482 70.118.688.657 0,0557 2013M05 958.792.595.003 235.307 70.350.216.435 0,0547 2013M06 961.007.729.841 230.743 70.540.626.157 0,059 2013M07 963.092.212.480 224.788 70.689.917.824 0,0861 2013M08 965.046.042.920 217.442 70.798.091.435 0,0879 2013M09 966.869.221.161 208.707 70.865.146.990 0,084 2013M10 968.561.747.202 198.582 70.891.084.490 0,0832 2013M11 970.123.621.045 187.066 70.875.903.935 0,0837 2013M12 971.554.842.689 174.161 70.819.605.324 0,0838 2014M01 953.634.394.290 94.937 67.533.142.457 0,0822 2014M02 955.610.787.808 81.976 67.528.413.869 0,0775 2014M03 958.263.005.401 70.348 67.616.373.360 0,0732 2014M04 961.591.047.067 60.054 67.797.020.929 0,0725 2014M05 965.594.912.808 51.095 68.070.356.577 0,0732 2014M06 970.274.602.623 43.470 68.436.380.304 0,067 2014M07 975.630.116.512 37.178 68.895.092.110 0,0453 2014M08 981.661.454.475 32.221 69.446.491.994 0,0399 2014M09 988.368.616.512 28.598 70.090.579.957 0,0453 2014M10 995.751.602.623 26.309 70.827.355.999 0,0483 2014M11 1.003.810.412.808 25.354 71.656.820.119 0,0623 2014M12 1.012.545.047.067 25.733 72.578.972.318 0,0836
89
2015M01 1.042.697.043.016 62.228 77.570.282.889 0,0696 2015M02 1.051.913.051.118 63.816 78.510.966.338 0,0629 2015M03 1.060.934.608.989 65.279 79.377.492.959 0,0638 2015M04 1.069.761.716.628 66.616 80.169.862.750 0,0679 2015M05 1.078.394.374.035 67.828 80.888.075.713 0,0715 2015M06 1.086.832.581.211 68.915 81.532.131.847 0,0726 2015M07 1.095.076.338.155 69.877 82.102.031.153 0,0726 2015M08 1.103.125.644.868 70.713 82.597.773.630 0,0718 2015M09 1.110.980.501.350 71.424 83.019.359.278 0,0683 2015M10 1.118.640.907.600 72.009 83.366.788.097 0,0625 2015M11 1.126.106.863.618 72.470 83.364.006.008 0,0489 2015M12 1.133.378.369.405 72.805 83.839.175.250 0,0335 2016M01 1.140.455.424.961 73.014 83.964.133.584 0,0414 2016M02 1.147.338.030.285 73.099 84.014.935.088 0,0442 2016M03 1.154.026.185.378 73.059 83.991.579.764 0,0445 2016M04 1.160.519.890.239 72.892 83.894.967.611 0,036 2016M05 1.166.819.144.868 72.600 83.722.398.630 0,0333 2016M06 1.172.923.949.266 72.184 83.476.572.820 0,0345 2016M07 1.178.834.303.433 71.642 83.156.590.181 0,0321 2016M08 1.184.550.207.368 70.974 82.762.450.713 0,0279 2016M09 1.190.071.661.072 70.182 82.294.154.417 0,0307 2016M10 1.195.398.664.544 69.264 81.751.701.292 0,0331 2016M11 1.200.531.217.785 68.221 81.135.091.338 0,0358 2016M12 1.205.469.320.794 67.052 80.444.324.556 0,0302 Sumber: Annual Report PT Pegadaian, web Bank Indonesia
90
Lampiran 3: Data Penelitian (Ln)
Periode
Penyaluran Gadai Syariah
Jumlah Nasabah
Pendapatan Pegadaian
Syariah Inflasi
2012M01 27,53 11,69 24,85 -3,31 2012M02 27,54 11,83 24,86 -3,34 2012M03 27,54 11,94 24,87 -3,23 2012M04 27,55 12,03 24,88 -3,1 2012M05 27,55 12,11 24,9 -3,11 2012M06 27,55 12,17 24,91 -3,09 2012M07 27,56 12,23 24,92 -3,09 2012M08 27,56 12,27 24,92 -3,08 2012M09 27,57 12,31 24,93 -3,14 2012M10 27,57 12,34 24,94 -3,08 2012M11 27,57 12,36 24,95 -3,14 2012M12 27,58 12,38 24,95 -3,15 2013M01 27,58 12,39 24,96 -3,09 2013M02 27,58 12,39 24,97 -2,94 2013M03 27,58 12,39 24,97 -2,83 2013M04 27,59 12,38 24,97 -2,89 2013M05 27,59 12,37 24,98 -2,91 2013M06 27,59 12,35 24,98 -2,83 2013M07 27,59 12,32 24,98 -2,45 2013M08 27,6 12,29 24,98 -2,43 2013M09 27,6 12,25 24,98 -2,48 2013M10 27,6 12,2 24,98 -2,49 2013M11 27,6 12,14 24,98 -2,48 2013M12 27,6 12,07 24,98 -2,48 2014M01 27,58 11,46 24,94 -2,5 2014M02 27,59 11,31 24,94 -2,56 2014M03 27,59 11,16 24,94 -2,61 2014M04 27,59 11 24,94 -2,62 2014M05 27,6 10,84 24,94 -2,61 2014M06 27,6 10,68 24,95 -2,7 2014M07 27,61 10,52 24,96 -3,09 2014M08 27,61 10,38 24,96 -3,22 2014M09 27,62 10,26 24,97 -3,09 2014M10 27,63 10,18 24,98 -3,03 2014M11 27,63 10,14 25 -2,78
91
2014M12 27,64 10,16 25,01 -2,48 2015M01 27,67 11,04 25,07 -2,66 2015M02 27,68 11,06 25,09 -2,77 2015M03 27,69 11,09 25,1 -2,75 2015M04 27,7 11,11 25,11 -2,69 2015M05 27,71 11,12 25,12 -2,64 2015M06 27,71 11,14 25,12 -2,62 2015M07 27,72 11,15 25,13 -2,62 2015M08 27,73 11,17 25,14 -2,63 2015M09 27,74 11,18 25,14 -2,68 2015M10 27,74 11,18 25,15 -2,77 2015M11 27,75 11,19 25,15 -3,02 2015M12 27,76 11,2 25,15 -3,4 2016M01 27,76 11,2 25,15 -3,18 2016M02 27,77 11,2 25,15 -3,12 2016M03 27,77 11,2 25,15 -3,11 2016M04 27,78 11,2 25,15 -3,32 2016M05 27,79 11,19 25,15 -3,4 2016M06 27,79 11,19 25,15 -3,37 2016M07 27,8 11,18 25,14 -3,44 2016M08 27,8 11,17 25,14 -3,58 2016M09 27,81 11,16 25,13 -3,48 2016M10 27,81 11,15 25,13 -3,41 2016M11 27,81 11,13 25,12 -3,33 2016M12 27,82 11,11 25,11 -3,5 Sumber: Output SPSS 23 (data diolah)
92
Lampiran 4: Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-0.005 0.000 0.005
Series: ResidualsSample 2012M02 2016M12Observations 59
Mean -4.12e-19Median -0.001282Maximum 0.008961Minimum -0.008286Std. Dev. 0.004959Skewness 0.116918Kurtosis 1.690463
Jarque-Bera 4.350182Probability 0.113598
Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)
93
Lampiran 5: Uji Multikolonieritas
Variabel JN PEND INF
JN 1.000000 -0.426284 0.051891 PEND -0.426284 1.000000 -0.177852 INF 0.051891 -0.177852 1.000000
Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)
Keterangan:
JN = Jumlah Nasabah
PEND = Pendapatan Pegadaian Syariah
INF = Inflasi
94
Lampiran 6: Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.300273 Prob. F(9,49) 0.2611
Obs*R-squared 11.37425 Prob. Chi-Square(9) 0.2509 Scaled explained SS 3.412358 Prob. Chi-Square(9) 0.9457
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:14 Sample: 2012M02 2016M12 Included observations: 59
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.35E-05 3.52E-06 6.669739 0.0000
D(JN)^2 6.49E-06 0.000334 0.019422 0.9846 D(JN)*D(PEND) -0.000312 0.005932 -0.052626 0.9582 D(JN)*D(INF) 7.72E-05 0.000299 0.258154 0.7974
D(JN) -4.44E-05 5.70E-05 -0.779528 0.4394 D(PEND)^2 0.015695 0.039834 0.394007 0.6953
D(PEND)*D(INF) 0.001610 0.002860 0.563132 0.5759 D(PEND) 0.000179 0.000587 0.304074 0.7624 D(INF)^2 -0.000139 7.98E-05 -1.739346 0.0883 D(INF) 1.76E-05 2.45E-05 0.721369 0.4741
R-squared 0.192784 Mean dependent var 2.42E-05
Adjusted R-squared 0.044520 S.D. dependent var 2.03E-05 S.E. of regression 1.98E-05 Akaike info criterion -18.66771 Sum squared resid 1.92E-08 Schwarz criterion -18.31558 Log likelihood 560.6973 Hannan-Quinn criter. -18.53025 F-statistic 1.300273 Durbin-Watson stat 2.402917 Prob(F-statistic) 0.261119
Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)
95
Lampiran 7: Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.689689 Prob. F(2,53) 0.0772
Obs*R-squared 5.436565 Prob. Chi-Square(2) 0.0660
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:14 Sample: 2012M02 2016M12 Included observations: 59 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.000270 0.000807 -0.334869 0.7390
D(JN) -0.001613 0.006926 -0.232963 0.8167 D(PEND) 0.052502 0.096653 0.543202 0.5893 D(INF) -0.000487 0.004859 -0.100197 0.9206
RESID(-1) -0.303309 0.146849 -2.065446 0.0438 RESID(-2) 0.045055 0.141132 0.319238 0.7508
R-squared 0.092145 Mean dependent var -4.12E-19
Adjusted R-squared 0.006498 S.D. dependent var 0.004959 S.E. of regression 0.004943 Akaike info criterion -7.685409 Sum squared resid 0.001295 Schwarz criterion -7.474134 Log likelihood 232.7196 Hannan-Quinn criter. -7.602935 F-statistic 1.075876 Durbin-Watson stat 2.000326 Prob(F-statistic) 0.384306
Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)
96
Lampiran 8: Hasil Regresi Ordinary Least Square (OLS)
Dependent Variable: RAHN Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:12 Sample: 2012M01 2016M12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.079950 0.729206 9.709120 0.0000
JN -0.014366 0.004009 -3.583502 0.0007 PEND 0.822056 0.028453 28.89158 0.0000 INF -0.057376 0.007575 -7.574356 0.0000
R-squared 0.959533 Mean dependent var 27.65283
Adjusted R-squared 0.957365 S.D. dependent var 0.090724 S.E. of regression 0.018733 Akaike info criterion -5.052740 Sum squared resid 0.019651 Schwarz criterion -4.913117 Log likelihood 155.5822 Hannan-Quinn criter. -4.998126 F-statistic 442.6170 Durbin-Watson stat 0.266954 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)