Jumlah Kematian Ibu Dan Bayi Di Sumut Menurun Tahun 2014

4
Jumlah Kematian Ibu dan Bayi di Sumut Menurun Tahun 2014 Print Email Medan, 30/12 - Angka kematian ibu hamil maupun melahirkan di Sumut mengalami tren penurunan. Pada akhir tahun 2014 (per oktober) terdapat 152 ibu meninggal dunia, sementara pada tahun 2013 jumlah kematian mencapai 249 orang dan 274 ibu meninggal pada tahun 2012. "Ini tentunya cukup menggembirakan sebagai upaya kita untuk mendukung pencapaian rangka pemenuhan capaian Program Millenium Development Goals (MDG's) 2015," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut RR Siti Hartati Surjantini kepada wartawan, Selasa (30/12). Menurutnya hal ini dalam rangka pemenuhan capaian Program Millenium Development Goals (MDG's) 2015. "Tercatat, hingga Oktober 2014, sebanyak 152 orang dari total 206.990 bayi yang lahir hidup di Sumut," kata Surjantini kepada wartawan di Medan, Selasa (30/12). Dari 33 kabupaten/kota di Sumut, Kabupaten Asahan menjadi penyumbang terbanyak angka kematian ibu, yakni 14 orang. "Selain Asahan, Langkat dan Madina menjadi penyumbang angka kematian ibu terbanyak tahun ini. Sementara Medan, hanya 6

description

Jumlah kematian ibu dan bayi di Sumatera Utara

Transcript of Jumlah Kematian Ibu Dan Bayi Di Sumut Menurun Tahun 2014

Jumlah Kematian Ibu dan Bayi di Sumut Menurun Tahun 2014

Print

Email

Medan, 30/12 - Angka kematian ibu hamil maupun melahirkan di Sumut mengalami tren penurunan. Pada akhir tahun 2014 (per oktober) terdapat 152 ibu meninggal dunia, sementara pada tahun 2013 jumlah kematian mencapai 249 orang dan 274 ibu meninggal pada tahun 2012.

"Ini tentunya cukup menggembirakan sebagai upaya kita untuk mendukung pencapaian rangka pemenuhan capaian Program Millenium Development Goals (MDG's) 2015," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut RR Siti Hartati Surjantini kepada wartawan, Selasa (30/12).

Menurutnya hal ini dalam rangka pemenuhan capaian Program Millenium Development Goals (MDG's) 2015. "Tercatat, hingga Oktober 2014, sebanyak 152 orang dari total 206.990 bayi yang lahir hidup di Sumut," kata Surjantini kepada wartawan di Medan, Selasa (30/12). Dari 33 kabupaten/kota di Sumut, Kabupaten Asahan menjadi penyumbang terbanyak angka kematian ibu, yakni 14 orang.

"Selain Asahan, Langkat dan Madina menjadi penyumbang angka kematian ibu terbanyak tahun ini. Sementara Medan, hanya 6 orang saja," ujarnya. Dia menjelaskan, dari jumlah itu, berdasarkan hasil survey pihaknya, adapun penyebab terbesar kematian ibu karena pendarahan sebanyak 50 orang, eklampsia 43 orang, lain-lain 41 orang, infeksi 10 orang, partus macet 5 orang dan abortus 3 orang.

Sementara itu, untuk angka kematian neonatal, bayi dan balita di Provinsi Sumut dari 2012-2014, juga menunjukkan grafik menurun. Pada 2014 ini misalnya, kematian neonatal sebanyak 828 orang, bayi 1.012 dan balita 1.122 orang. Pada tahun 2013 kematian neonatal terjadi sebanyak 9.51 orang, bayi 1.183 orang dan balita 1.317 orang. Surjantini menambahkan, penyebab kematian neonatal diantaranya seperti tetanus, sepsis, kelainan kongenital, ikterus, asfiksia dan lain-lain.

Guna mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah ini, pemerintah mengoperasikan sejumlah sarana, prasarana dan fasilitas kesehatan. Antara lain pusat kesehatan masyarakat (Puskemas) yang diantaranya sebanyak 416 unit nonrawat inap dan 154 rawat inap. Sementara untuk fasilitas rumahsakit terdapat 206 rumah sakit, yang diantaranya 49 milik pemerintah dan 157 swasta. Sedangkan dari jumlah desa sebanyak 6.113, terdapat 977 dokter, 10.723 bidan, 7.575 bidan desa, dan 7.329 bides yang tinggal di desa, pada puskesmas yang ada di Sumut. "Untuk tenaga di rumah sakit, sebanyak 353 terdiri dari spesialis anak dan 291 berlatar belakang spesialis kandungan," ujarnya.

Tak hanya itu, Dinkes Sumut juga benar-benar memanfaatkan anggaran yang berpihak kepada masyarakat miskin atau tidak mampu dengan alokasi sebesar 61 persen di tahun anggaran 2014. Dari total APBD tahun 2014 senilai Rp192.215.000.000, Dinas Kesehatan memperuntukkan untuk jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) sebesar Rp118.000.000.000. "Angka itu meningkat dari tahun lalu dan 2012, di mana pada 2013 sebesar 37,05 persen dan tahun sebelumnya hanya 16.09 untuk Jamkesda," katanya.

Sebanyak 28 kabupaten/kota di Sumut juga telah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan. Sedangkan 15 kabupaten/kota telah mendapatkan sertifikat eliminasi malaria di tahun ini. Sementara untuk rumah sakit umum daerah (RSUD) yang menyelenggarakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) atau dikenal dengan upaya penyediaan pelayanan ibu dan bayi baru lahir secara terpadu di rumah sakit pada 2014 ini, sebanyak 20 RSUD, termasuk RSUD dr Pirngadi dan RSUD Haji Medan. "Secara kumulatif, untuk RSUD yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar tahun ini sebanyak 19 RSUD. Serta jumlah RSUD yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ada 9 RSUD. Di mana 4 rumah sakit pada 2014, dan 5 RSUD di tahun 2013. Terdapat 20 RSUD yang sudah menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah Sakit," papar Surjantini.

Sepanjang 2014 ini, Dinkes Sumut telah berhasil menyabet beberapa penghargaan. Diantaraya Penganugerahan Tanda Penghargaan Manggala Karya Bakti Husada Kartika dari Kementerian Kesehatan dan Tim Penggerak PKK Provinsi Sumut. Kemudian mendapat penghargaan atas Integrasi Peserta Jamkesda Provinsi menjadi Peserta BPJS Kesehatan dari Direktur Utama BPJS Kesehatan. Penghargaan Standar Layanan Publik Zona Hijau kepada UPT Kesehatan Paru Masyarakat dan UPT. Laboratorium Kesehatan dari Ombudsman RI Perwakilan Sumut, serta 15 kabupaten/kota mendapat sertifikat Eliminasi Malaria dari Kemenkes RI.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) tercatat jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara tahun 2012 adalah 230 per 100.000 kelahiran hidup, yang mana angka tersebut masih jauh dari target MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup.