JUMAT, 16 DESEMBER 2011 DINAMIKA Kuasa Hukum filetahun dan enam bulan penjara. Tuntutan tersebut...

1
5 P OLKAM JUMAT, 16 DESEMBER 2011 FARDIANSAH NOOR S ETELAH kliennya di- tuntut 1,5 tahun penja- ra, kuasa hukum Masy- huri Hasan menyatakan yang seharusnya bertanggung jawab dalam kasus itu adalah mantan komisioner KPU Andi Nurpati. Jaksa kasus dugaan surat pal- su Mahkamah Konstitusi (MK) menuntut terdakwa Masyhuri Hasan dengan hukuman satu tahun dan enam bulan penjara. Tuntutan tersebut dibacakan jaksa Agus Prastowo dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemarin. Menurut Agus, berdasarkan keterangan saksi dan alat bukti, mantan juru panggil MK itu terbukti mengirimkan surat Nomor 112/PAN.MK/2009 tanggal 14 Agustus 2009 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Surat itu berisi tentang penjelasan yang tidak sesuai dengan putusan MK Nomor 84/PHPU.C/VII/2009 tentang Perselisihan Pemilu DPR RI di Dapil Sulsel I. Agus menyatakan Mayshuri terbukti secara sah dan meya- kinkan bersalah melakukan tindak pidana pembuatan surat palsu secara bersama- sama. Terdakwa dianggap melanggar Pasal 263 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. “Agar majelis hakim men- jatuhkan pidana selama satu tahun enam bulan penjara kepada terdakwa,” pinta Agus saat membacakan tuntutan setebal 109 halaman, dalam persidangan yang dipimpin hakim Herdi Agusten. Selanjutnya jaksa meminta kepada majelis hakim agar terdakwa Masyhuri tetap di- tahan. Mashyuri terbukti telah memenuhi unsur dakwaan dengan barang bukti satu lem- bar nota dinas panitera MK No 166. Hal-hal yang memberatkan Masyhuri, kata jaksa, yakni kasus pemalsuan surat itu telah mencoreng nama baik MK serta merugikan calon legislatif dari daerah pemilihan Sulsel I asal Partai Gerindra. Adapun hal yang meringan- kan, terdakwa berkelakuan baik selama proses hukum berlangsung, sopan, mengakui terus terang, belum pernah di- hukum, dan masih muda. Kuasa hukum terdakwa, Edwin Partologi, yakin bahwa terdakwa sangat tidak layak untuk dipidana atas kasus itu. Menurutnya, yang lebih layak dipidana adalah pihak yang menggunakan draf surat tersebut. “Sebenarnya yang terjadi adalah error of personal. Seha- rusnya dakwaan dijatuhkan bukan pada siapa yang mem- buat, melainkan pada siapa yang memakai, dan itu adalah pihak komisioner KPU Andi Nurpati,” kata Edwin. Menurut Edwin, JPU terlihat tidak bisa menguraikan unsur pidana dari Pasal 263 secara jelas. JPU, imbuh Edwin, tidak menjelaskan apakah Masyhuri mempunyai maksud atau ke- sengajaan dalam pembuatan surat palsu itu. Walaupun mengakui adanya kelalaian dari pihak MK, kata Edwin, itu bukan termasuk dalam tindak pidana Pasal 263 karena unsurnya adalah kela- laian, bukan kesengajaan. “JPU sendiri kesulitan me- nemukan pemenuhan unsur dari tindakan yang didakwa- kan, unsur sama sekali tidak dipenuhi. Tidak ada unsur kesengajaan dari Mayshuri, karena itu dibuat berdasarkan imbauan Andi Nurpati,” ung- kapnya. Sidang selanjutnya dijadwal- kan akan berlangsung pada Kamis (22/12) dengan agenda pembacaan nota pembelaan (pledoi) terdakwa dan kuasa hukumnya. (*/P-3) [email protected] PIMPINAN Komisi Pemberan- tas Korupsi (KPK) menilai sistem politik merupakan sumber ko- rupsi terbesar di Indonesia. “Ko- rupsi itu sumbernya di sistem politik yang sarat dengan money politics,” ujar Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto dalam kon- ferensi pers akhir tahun KPK di Gedung KPK, Jakarta, kemarin. Menurutnya, sistem politik yang prokorupsi antara lain partai membiarkan money politics dalam pemilu kada dan pemilu. Hal itu karena sumber keuangan pemilu kada dan pemilu tidak pernah transparan. Karena itu, partai politik perlu membenahi internal mereka agar tidak men- jalankan politik uang (money politics). Bibit menjelaskan korupsi terjadi karena partai politik tidak bisa menertibkan kadernya agar dalam kampanye pemilu kada dan pemilu tidak menggunakan uang dari sumber yang tidak jelas. “Sepanjang ada money politics korupsi akan tetap ada,” tegasnya. Korupsi di Indonesia saat ini, lanjut Bibit, seperti gunung es. Sudah menjalar ke mana-mana, terutama di BUMN dan BUMD. “Di kedua instansi tersebut, ko- rupsi banyak terjadi pada sek- tor pajak. Ini harus dibenahi,” tegasnya. Ketua KPK Busryo Muqoddas menambahkan, korupsi terbesar terjadi pada pejabat struktural, dan biasanya ada kaitan dengan kepentingan politik dan kepen- tingan elite politik. “Maka perlu pendidikan politik,” imbuhnya. Sementara itu, mantan Ke- tua MPR Amien Rais mengaku gemas melihat langkah pembe- rantasan korupsi yang masih berjalan di tempat. Ia menilai selama 10 tahun keberadaan KPK, pemberantasan korupsi belum optimal. Amien berharap kepemim- pinan baru KPK yang di- gawangi Abraham Samad bisa membawa angin segar, tanpa basa-basi dan pandang bulu. “Selama 10 tahun KPK beker- ja, saya nilai masih nihil. Agar kita tidak mendapat laknat dari langit, Ketua KPK yang baru hunuslah pedangmu, asahlah pisaumu untuk membongkar sarang-sarang korupsi,” kata Amien. (Bay/*/P-3) DINAMIKA KPK Sidik Kasus Kemendiknas KOMISI Pemberantasan Ko- rupsi (KPK) sedang menyidik proyek di Kementerian Pen- didikan Nasional--sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan--yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Artinya, ada ter- sangka yang dianggap bertang- gung jawab atas hal tersebut. “Kasus terkait Nazaruddin yang banyak itu, beberapa sudah penyidikan, beberapa penyelidikan. Silakan pimpin- an baru melihat. Beberapa yang di universitas sudah dinaik- kan,” ungkap Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah di Jakarta, kemarin. Namun, Chandra enggan menyebut siapa tersangka kasus pengadaan alat bantu laboratorium tersebut. “Silakan Anda tanya ke pimpinan baru, tugas kami tinggal sehari,” ujar Chandra sambil tersenyum. Seperti diketahui, KPK te- ngah menangani proyek revi- talisasi sarana dan prasarana pendidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) di Kementeri- an Pendidikan Nasional tahun anggaran 2007. Proyek tersebut tersebar di lima universitas. Dalam kasus itu, KPK telah meminta keterangan anak buah Nazaruddin yaitu Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manullang dan seorang dari PT Permai Group, Gerhana Sianipar.(*/P-1) Saksi Pemilu Kada Dipukul di MK SAKSI pemilu kepala daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, Angelbertus Balak, 46, dipukul oleh tiga orang tidak dikenal. Insiden itu terjadi tepat di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, kemarin. “Saat itu situasi sedang sepi. Tiba-tiba saja saat korban ke- luar, tiga orang langsung me- mukulnya,” kata koordinator keamanan MK, Kompol Titus Djafar. Akibat insiden tersebut, kor- ban mengalami luka sobek di bagian dahi. Petugas mem- bawa korban ke Rumah Sakit Tarakan untuk kemudian di- pindah ke Rumah Sakit Kramat Jati. “Pelaku langsung melari- kan diri,” ujar Titus. Ia menambahkan peristiwa pemukulan terjadi pukul 11.00 WIB, sesaat setelah sidang diskors. Titus menduga pelaku sudah merencanakan aksi. “Karena situasi saat itu sedang sepi,” tambahnya. Menurut Titus, aksi pemu- kulan sempat terekam oleh CCTV. Kasus pemukulan terse- but ditangani oleh Kepolisian Sektor Gambir, Jakarta Pusat. (*/P-1) Bakorkamla Terima Bantuan Kapal PEMERINTAH Australia mem- berikan bantuan 10 unit kapal patroli kepada Badan Koordi- nasi Keamanan Laut (Bakor- kamla) Indonesia. Kepala Pelaksana Harian Ba- korkamla Laksdya Didik Heru Purnomo di Jakarta, kemarin, mengemukakan kapal dengan panjang 8 meter tersebut diguna- kan untuk patroli di sekitar pe- labuhan dan mempunyai daya jelajah 5-6 mil dari pantai. Bantuan sepuluh kapal pa- troli itu dapat meningkatkan kapasitas Bakorkamla dalam melakukan operasi dengan wilayah laut yang cukup luas. “Dengan jumlah wilayah laut yang cukup luas, tentu kami memerlukan armada yang memadai. Selama ini, kami meminta bantuan kapal dari tiap instansi yang berwenang dalam pengelolaan laut,” kata Didik. Ia mengatakan wilayah laut NKRI diperkirakan mencapai 6 juta kilometer persegi atau seki- tar 75% dari total luas wilayah. “Kawasan laut tersebut terdiri dari perairan laut wilayah (teri- torial) 0,8 juta kilometer perse- gi, laut Nusantara (kepulauan) 2,3 juta kilometer persegi, dan zona ekonomi eksklusif 2,7 juta kilometer persegi,” ujar Didik. (Ant/P-1) MI/PANCA SYURKANI AKHIRI MASA JABATAN: Pimpinan KPK yang akan mengakhiri masa jabatan pada Jumat (16/12) (dari kiri) Chandra M Hamzah, M Jasin, dan Bibit Samad Rianto berfoto bersama seusai acara konferensi pers akhir tahun KPK 2011 di Gedung KPK, Jakarta, kemarin. Kuasa hukum Masyhuri menyatakan yang seharusnya bertanggung jawab adalah Andi Nurpati. Kuasa Hukum Sebut Andi Nurpati Sistem Politik Indonesia Suburkan Korupsi Amrun Daulay Dituntut 2,5 Tahun Penjara ANGGOTA Komisi II DPR dari Fraksi Partai Demokrat Amrun Daulay dituntut pidana penjara selama 2,5 tahun dan pidana denda sebesar Rp100 juta sub- sider 3 bulan kurungan. Jaksa dari Komisi Pemberan- tasan Korupsi (KPK) menyata- kan politikus Partai Demokrat itu terbukti secara sah dan me- yakinkan melakukan tindak pidana korupsi memperkaya diri sendiri dalam kasus dugaan korupsi pengadaan mesin jahit dan sapi impor pada 2004 di Departemen Sosial. “Meminta majelis hakim untuk menyatakan terdakwa Amrun Daulay melaksanakan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dengan tujuan menguntungkan diri sendiri dan orang lain atau korporasi,” kata jaksa Supardi saat membacakan amar tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Jaksa Supardi menguraikan, sebagai penyelenggara negara, Amrun terbukti memperkaya diri sendiri dan orang lain atau korporasi sebagaimana diatur dalam ketentuan dakwaan ke- dua ,yaitu Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP. Perbuatan Amrun yang menunjuk langsung pengadaan mesin jahit kepada PT Ladang Sutera Indonesia (Lasindo) dan pengadaan sapi impor kepada PT Atmadhira Karya, kata jaksa, bertentangan dengan peraturan pengelolaan keuangan negara, sehingga merugikan keuangan negara sekitar Rp15,14 miliar. Dalam menanggapi tuntutan tersebut, Amrun menyatakan akan mengajukan pembelaan pada persidangan selanjutnya. “aya akan mengajukan pem- belaan pribadi dan pengacara juga akan mengajukan sendiri,” ujarnya. Tuntutan terhadap Amrun itu lebih rendah daripada tuntutan terhadap mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah. Bachtiar dituntut tiga tahun penjara dan denda Rp100 juta subsider tiga bulan penjara, dan kemudian divonis satu tahun delapan bu- lan penjara dan denda Rp50 juta subsider tiga bulan penjara. Pada saat kasus korupsi itu terjadi, Amrun adalah bawahan Bachtiar yang menjabat Direktur Jenderal Bantuan Jaminan Sosial Departemen Sosial. Masih dari Pengadilan Tipikor, politikus Partai Persatuan Pem- bangunan (PPP) Sofyan Usman kemarin dituntut hukuman se- lama 23 bulan penjara. Jaksa me- nyatakan mantan anggota DPR itu terbukti melakukan tindak pidana korupsi penerimaan ha- diah atau janji dalam kasus du- gaan suap terkait pembahasan APBNP bagi Otorita Batam pada 2004 dan 2005. (*/P-3) MI/ROMMY PUJIANTO DITUNTUT 2,5 TAHUN: Terdakwa kasus korupsi pengadaan mesin jahit dan impor sapi di Kementerian Sosial Amrun Daulay mengikuti persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Amrun Daulay dituntut 2,5 tahun penjara. Masyhuri Hasan Mantan juru panggil MK MI/ATET DWI PRAMADIA

Transcript of JUMAT, 16 DESEMBER 2011 DINAMIKA Kuasa Hukum filetahun dan enam bulan penjara. Tuntutan tersebut...

Page 1: JUMAT, 16 DESEMBER 2011 DINAMIKA Kuasa Hukum filetahun dan enam bulan penjara. Tuntutan tersebut dibacakan jaksa Agus Prastowo dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

5POLKAM JUMAT, 16 DESEMBER 2011

FARDIANSAH NOOR

SETELAH kliennya di-tuntut 1,5 tahun penja-ra, kuasa hukum Masy-huri Hasan menyatakan

yang seharusnya bertanggung jawab dalam kasus itu adalah mantan komisioner KPU Andi Nurpati.

Jaksa kasus dugaan surat pal-su Mahkamah Konstitusi (MK) menuntut terdakwa Masyhuri Hasan dengan hukuman satu tahun dan enam bulan penjara. Tuntutan tersebut dibacakan jaksa Agus Prastowo dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemarin.

Menurut Agus, berdasarkan keterangan saksi dan alat bukti, mantan juru panggil MK itu terbukti mengirimkan surat Nomor 112/PAN.MK/2009 tanggal 14 Agustus 2009 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Surat itu berisi tentang penjelasan yang tidak sesuai dengan putusan MK Nomor 84/PHPU.C/VII/2009 tentang Perselisihan Pemilu DPR RI di Dapil Sulsel I.

Agus menyatakan Mayshuri terbukti secara sah dan meya-kinkan bersalah melakukan tindak pidana pembuatan surat palsu secara bersama-sama. Terdakwa dianggap melanggar Pasal 263 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

“Agar majelis hakim men-jatuhkan pidana selama satu tahun enam bulan penjara

kepada terdakwa,” pinta Agus saat membacakan tuntutan setebal 109 halaman, dalam persidangan yang dipimpin hakim Herdi Agusten.

Selanjutnya jaksa meminta kepada majelis hakim agar terdakwa Masyhuri tetap di-tahan. Mashyuri terbukti telah memenuhi unsur dakwaan dengan barang bukti satu lem-bar nota dinas panitera MK No 166.

Hal-hal yang memberatkan Masyhuri, kata jaksa, yakni kasus pemalsuan surat itu telah mencoreng nama baik MK serta merugikan calon legislatif dari daerah pemilihan Sulsel I asal Partai Gerindra.

Adapun hal yang meringan-kan, terdakwa berkelakuan baik selama proses hukum berlangsung, sopan, mengakui terus terang, belum pernah di-hukum, dan masih muda.

Kuasa hukum terdakwa, Edwin Partologi, yakin bahwa terdakwa sangat tidak layak

untuk dipidana atas kasus itu. Menurutnya, yang lebih layak dipidana adalah pihak yang menggunakan draf surat tersebut.

“Sebenarnya yang terjadi adalah error of personal. Seha-rusnya dakwaan dijatuhkan bukan pada siapa yang mem-buat, melainkan pada siapa yang memakai, dan itu adalah pihak komisioner KPU Andi Nurpati,” kata Edwin.

Menurut Edwin, JPU terlihat tidak bisa menguraikan unsur pidana dari Pasal 263 secara jelas. JPU, imbuh Edwin, tidak menjelaskan apakah Masyhuri mempunyai maksud atau ke-sengajaan dalam pembuatan surat palsu itu.

Walaupun mengakui adanya kelalaian dari pihak MK, kata Edwin, itu bukan termasuk dalam tindak pidana Pasal 263 karena unsurnya adalah kela-laian, bukan kesengajaan.

“JPU sendiri kesulitan me-nemukan pemenuhan unsur dari tindakan yang didakwa-kan, unsur sama sekali tidak dipenuhi. Tidak ada unsur kesengajaan dari Mayshuri, karena itu dibuat berdasarkan imbauan Andi Nurpati,” ung-kapnya.

Sidang selanjutnya dijadwal-kan akan berlangsung pada Kamis (22/12) dengan agenda pembacaan nota pembelaan (pledoi) terdakwa dan kuasa hukumnya. (*/P-3)

[email protected]

PIMPINAN Komisi Pemberan-tas Korupsi (KPK) menilai sistem politik merupakan sumber ko-rupsi terbesar di Indonesia. “Ko-rupsi itu sumbernya di sistem politik yang sarat dengan money politics,” ujar Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto dalam kon-ferensi pers akhir tahun KPK di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, sistem politik yang prokorupsi antara lain partai membiarkan money politics dalam pemilu kada dan pemilu. Hal itu karena sumber keuangan pemilu kada dan pemilu tidak pernah transparan. Karena itu, partai politik perlu membenahi internal mereka agar tidak men-jalankan politik uang (money politics).

Bibit menjelaskan korupsi

terjadi karena partai politik tidak bisa menertibkan kadernya agar dalam kampanye pemilu kada dan pemilu tidak menggunakan uang dari sumber yang tidak jelas. “Sepanjang ada money politics korupsi akan tetap ada,” tegasnya.

Korupsi di Indonesia saat ini, lanjut Bibit, seperti gunung es. Sudah menjalar ke mana-mana, terutama di BUMN dan BUMD. “Di kedua instansi tersebut, ko-rupsi banyak terjadi pada sek-tor pajak. Ini harus dibenahi,” tegasnya.

Ketua KPK Busryo Muqoddas menambahkan, korupsi terbesar terjadi pada pejabat struktural, dan biasanya ada kaitan dengan kepentingan politik dan kepen-tingan elite politik. “Maka perlu

pendidikan politik,” imbuhnya.Sementara itu, mantan Ke-

tua MPR Amien Rais mengaku gemas melihat langkah pembe-rantasan korupsi yang masih berjalan di tempat. Ia menilai selama 10 tahun keberadaan KPK, pemberantasan korupsi belum optimal.

Amien berharap kepemim-pinan baru KPK yang di-gawangi Abraham Samad bisa membawa angin segar, tanpa basa-basi dan pandang bulu. “Selama 10 tahun KPK beker-ja, saya nilai masih nihil. Agar kita tidak mendapat laknat dari langit, Ketua KPK yang baru hunuslah pedangmu, asahlah pisaumu untuk membongkar sarang-sarang korupsi,” kata Amien. (Bay/*/P-3)

DINAMIKAKPK Sidik KasusKemendiknasKOMISI Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) sedang menyidik proyek di Kementerian Pen-didikan Nasional--sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan--yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Artinya, ada ter-sangka yang dianggap bertang-gung jawab atas hal tersebut.

“Kasus terkait Nazaruddin yang banyak itu, beberapa sudah penyidikan, beberapa penyelidikan. Silakan pimpin-an baru melihat. Beberapa yang di universitas sudah dinaik-kan,” ungkap Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah di Jakarta, kemarin.

Namun, Chandra enggan menyebut siapa tersangka kasus pengadaan alat bantu laboratorium tersebut. “Silakan Anda tanya ke pimpinan baru, tugas kami tinggal sehari,” ujar Chandra sambil tersenyum.

Seperti diketahui, KPK te-ngah menangani proyek revi-talisasi sarana dan prasarana pendidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) di Kementeri-an Pendidikan Nasional tahun anggaran 2007. Proyek tersebut tersebar di lima universitas.

Dalam kasus itu, KPK telah meminta keterangan anak buah Nazaruddin yaitu Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manullang dan seorang dari PT Permai Group, Gerhana Sianipar.(*/P-1)

Saksi Pemilu KadaDipukul di MKSAKSI pemilu kepala daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, Angelbertus Balak, 46, dipukul oleh tiga orang tidak dikenal. Insiden itu terjadi tepat di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, kemarin.

“Saat itu situasi sedang sepi. Tiba-tiba saja saat korban ke-luar, tiga orang langsung me-mukulnya,” kata koordinator keamanan MK, Kompol Titus Djafar.

Akibat insiden tersebut, kor-ban mengalami luka sobek di bagian dahi. Petugas mem-bawa korban ke Rumah Sakit Tarakan untuk kemudian di-pindah ke Rumah Sakit Kramat Jati. “Pelaku langsung melari-kan diri,” ujar Titus.

Ia menambahkan peristiwa pemukulan terjadi pukul 11.00 WIB, sesaat setelah sidang diskors. Titus menduga pelaku sudah merencanakan aksi. “Karena situasi saat itu sedang sepi,” tambahnya.

Menurut Titus, aksi pemu-kulan sempat terekam oleh CCTV. Kasus pemukulan terse-but ditangani oleh Kepolisian Sektor Gambir, Jakarta Pusat. (*/P-1)

Bakorkamla TerimaBantuan KapalPEMERINTAH Australia mem-berikan bantuan 10 unit kapal patroli kepada Badan Koordi-nasi Keamanan Laut (Bakor-kamla) Indonesia.

Kepala Pelaksana Harian Ba-korkamla Laksdya Didik Heru Purnomo di Jakarta, kemarin, mengemukakan kapal dengan panjang 8 meter tersebut diguna-kan untuk patroli di sekitar pe-labuhan dan mempunyai daya jelajah 5-6 mil dari pantai.

Bantuan sepuluh kapal pa-troli itu dapat meningkatkan kapasitas Bakorkamla dalam melakukan operasi dengan wilayah laut yang cukup luas. “Dengan jumlah wilayah laut yang cukup luas, tentu kami memerlukan armada yang memadai. Selama ini, kami meminta bantuan kapal dari tiap instansi yang berwenang dalam pengelolaan laut,” kata Didik.

Ia mengatakan wilayah laut NKRI diperkirakan mencapai 6 juta kilometer persegi atau seki-tar 75% dari total luas wilayah. “Kawasan laut tersebut terdiri dari perairan laut wilayah (teri-torial) 0,8 juta kilometer perse-gi, laut Nusantara (kepulauan) 2,3 juta kilometer persegi, dan zona ekonomi eksklusif 2,7 juta kilometer persegi,” ujar Didik.(Ant/P-1)

MI/PANCA SYURKANI

AKHIRI MASA JABATAN: Pimpinan KPK yang akan mengakhiri masa jabatan pada Jumat (16/12) (dari kiri) Chandra M Hamzah, M Jasin, dan Bibit Samad Rianto berfoto bersama seusai acara konferensi pers akhir tahun KPK 2011 di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.

Kuasa hukum Masyhuri menyatakan yang seharusnya bertanggung jawab adalah Andi Nurpati.

Kuasa HukumSebut Andi Nurpati

Sistem Politik IndonesiaSuburkan Korupsi

Amrun Daulay Dituntut 2,5 Tahun Penjara

ANGGOTA Komisi II DPR dari Fraksi Partai Demokrat Amrun Daulay dituntut pidana penjara selama 2,5 tahun dan pidana denda sebesar Rp100 juta sub-sider 3 bulan kurungan.

Jaksa dari Komisi Pemberan-tasan Korupsi (KPK) menyata-kan politikus Partai Demokrat itu terbukti secara sah dan me-yakinkan melakukan tindak pidana korupsi memperkaya diri sendiri dalam kasus dugaan korupsi pengadaan mesin jahit dan sapi impor pada 2004 di Departemen Sosial.

“Meminta majelis hakim untuk menyatakan terdakwa Amrun Daulay melaksanakan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dengan tujuan menguntungkan diri sendiri dan

orang lain atau korporasi,” kata jaksa Supardi saat membacakan amar tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin.

Jaksa Supardi menguraikan, sebagai penyelenggara negara, Amrun terbukti memperkaya diri sendiri dan orang lain atau korporasi sebagaimana diatur dalam ketentuan dakwaan ke-dua ,yaitu Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Perbuatan Amrun yang menunjuk langsung pengadaan mesin jahit kepada PT Ladang Sutera Indonesia (Lasindo) dan

pengadaan sapi impor kepada PT Atmadhira Karya, kata jaksa, bertentangan dengan peraturan pengelolaan keuangan negara, sehingga merugikan keuangan negara sekitar Rp15,14 miliar.

Dalam menanggapi tuntutan tersebut, Amrun menyatakan akan mengajukan pembelaan pada persidangan selanjutnya. “aya akan mengajukan pem-belaan pribadi dan pengacara juga akan mengajukan sendiri,” ujarnya.

Tuntutan terhadap Amrun itu lebih rendah daripada tuntutan terhadap mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah. Bachtiar dituntut tiga tahun penjara dan denda Rp100 juta subsider tiga bulan penjara, dan kemudian divonis satu tahun delapan bu-

lan penjara dan denda Rp50 juta subsider tiga bulan penjara.

Pada saat kasus korupsi itu terjadi, Amrun adalah bawahan Bachtiar yang menjabat Direktur Jenderal Bantuan Jaminan Sosial Departemen Sosial.

Masih dari Pengadilan Tipikor, politikus Partai Persatuan Pem-bangunan (PPP) Sofyan Usman kemarin dituntut hukuman se-lama 23 bulan penjara. Jaksa me-nyatakan mantan anggota DPR itu terbukti melakukan tindak pidana korupsi penerimaan ha-diah atau janji dalam kasus du-gaan suap terkait pembahasan APBNP bagi Otorita Batam pada 2004 dan 2005. (*/P-3)

MI/ROMMY PUJIANTO

DITUNTUT 2,5 TAHUN: Terdakwa kasus korupsi pengadaan mesin jahit dan impor sapi di Kementerian Sosial Amrun Daulay mengikuti persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Amrun Daulay dituntut 2,5 tahun penjara.

Masyhuri HasanMantan juru panggil MK

MI/ATET DWI PRAMADIA