Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen...
Transcript of Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen...
![Page 1: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/1.jpg)
JURNAL
SPEKTRAN VOLUME 2, NO. 1, HAL. 1-51, JANUARI 2014
Judul Tulisan Dan Penulis Hal Kajian Ekonomi Konstruksi Perkerasan Lentur Dan Konstruksi Perkerasan Kaku (Studi kasus Jalan Raya pkt.ebl-02 Tohpati - Kusamba) I G. A. Adnyana Putera, I G. Putu Suparsa dan Hevie Tri Hary Astuti
1 - 7
Pemodelan Struktur Rangka Dinding Pengisi Beraturan Untuk Gedung 4,7 dan 10 Lantai Dengan Variasi Penempatan Dinding Pengisi Pada Lantai Dasar M. Sukrawa, I. A. M. Budiwati dan P. A. Parmaheni Tirta Sari
8 - 18
Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Gagal Lelang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kabupaten Badung I M. Alit K. Salain, Mayun Nadiasa dan I N. R. Karyasa
19 - 27
Analisis Faktor Kinerja Pengelolaaan Air Bersih Perdesaan Di Kabupaten Buleleng N. Budiartha R.M , Mayun Nadiasa dan Gede Suharjono
28 - 35
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Konstruksi Untuk Memiliki SKA/SKTK Pada Kontraktor Di Kabupaten Badung I M. Alit K. Salain , Mayun Nadiasa dan I M. Jelantik
36 - 43
Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I K. Sudarsana, I Gst. Ketut Sudipta dan I K. Ade Siswanta
44 - 51
Spektran Vol. 2 No. 1 Hal. 1 – 51 Denpasar Januari 2014 ISSN: 2302-2590
![Page 2: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/2.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
28
ANALISIS FAKTOR KINERJAPENGELOLAAAN AIR BERSIH PERDESAAN DI KABUPATEN BULELENG
N. Budiartha R. M1, Mayun Nadiasa2, Gede Suharjono3
Abstrak : Penyediaan air bersih di Kabupaten Buleleng ditangani oleh Sistem PDAM danSistem Swakelola Masyarakat dalam bentuk lembaga Unit Pengelola Sarana atau KelompokPengelola Sarana (UPS/KPS). Dari jumlah 148 desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng, hanya68 desa/kelurahan yang sudah mendapat pelayanan air bersih PDAM, sedangkan 80 desamelalui sistem swakelola masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan tahun 2010 - 2011kinerja UPS/KPS cenderung menurun. Penurunan kinerja UPS/KPS akan berdampak padaterganggunya fungsi penyediaan air bersih bagi masyarakat perdesaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjaUnit Pengelola Sarana/Kelompok Pengelola Sarana (UPS/KPS) Air Bersih di KabupatenBuleleng dalam penyediaan air bersih perdesaan. Teknik pengambilan sampel menggunakanteknik Purposive Sampling. Sampel yang diambil sebanyak 67 desa dari 80 desa pengelola airbersih perdesaan. Responden terdiri atas satu responden dari aparat desa sebagai pembinaSPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) di desa, dua responden dari pengelola UPS/KPS dantiga responden dari masyarakat pemanfaaat langsung/pelanggan. Variabel yang diambilberdasarkan pengukuran kinerja sektor publik yaitu aspek masukan, aspek proses, aspekkeluaran, aspek hasil dan aspek dampak. Data dari responden diolah dengan analisis deskriptifdan analisis faktor.Hasil analisis faktor menunjukkan ada lima faktor paling dominan yang mempengaruhikinerja UPS/KPS yaitu debit sumber air, kemampuan masyarakat membayar, kesadaranmasyarakat membayar, kualitas pelayanan dan kemudahan mengakses pembiayaan.
Kata kunci: Penyediaan air bersih perdesaan, swakelola masyarakat, UPS/KPS, kinerja.
ANALYSIS PERFORMANCE FACTORRURAL WATER MANAGEMENT IN BULELENG REGENCY
Abstract: Provision of water supply in Buleleng regency handled by local water supplyenterprice (PDAM) systems and swakelola systems which is done by the society in FacilityManager Unit/Facility Manager Community (UPS/KPS). Of the total 148 villages in Bulelengregency, only 68 villages have got PDAM systems, while 80 villages through a swakelolasystem by society. Based on the observations of the year 2010-2011 performance UPS/KPStends to decrease. Performance degradation UPS / KPS will impact the disruption of thefunction of providing water to rural communities.The objective of this research is to knowing the factors that influenced the performance ofFacility Manager Unit/Facility Manager Community (UPS/KPS) in supplying a rural watersupply. This research used purposive sampling technique in which the subject of this researchwas taken from 67 of 80 village as a rural clean water manager. The respondent consist of ;one respondent from the apparatur in the village as a builder of SPAM (Drinking WaterSupply System) in the village. Two respondents from the manager of UPS/KPS and thererespondents from the society or custumers. The variable data is based on the measurementperformance in public sector that consist of; input aspect, process aspect, output aspect,outcomes aspect and imfact aspect. The data from respondences will manage by usingdescriptive analysis and also factor analysis. The result of factor analysis showed that therewas fives dominant factor that influenced the performance of UPS/KPS ; water spring debit,public willingness to pay, public awareness to pay, quality of service and ease of access tofinance.
Keywords: Rural water supply, swakelola by societ, UPS/KPS, performance.
1 Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana2 Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana3 Alumnus Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
![Page 3: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/3.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
28
PENDAHULUAN
Sistem penyediaan air bersih diKabupaten Buleleng ditangani oleh SistemPDAM dan Sistem Swakelola Masyarakatdalam bentuk lembaga Unit Pengelola Saranaatau Kelompok Pengelola Sarana (UPS/KPS)di tingkat desa/kelompok. Dari jumlah 148desa/kelurahan, 68 desa/kelurahan sudahmendapat pelayanan air bersih PDAM dengantingkat pelayanan 28,37%, sedangkan 80desa/kelurahan melalui UPS/KPS ditingkatdesa/kelompok dengan prosentase pelayanan42,01%. Dan sekitar 29,62% masihmenggunakan sistem non perpipaan tidakterlindungi (DPU Kab. Buleleng, 2011)
Berdasarkan Undang-Undang RepublikIndonesia No 7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air dan Peraturan Pemerintah (PP)Nomor 16 Tahun 2005 tentang PengembanganSistem Penyediaan Air Minum (SPAM),ditegaskan bahwa penyelenggara (pengelola)SPAM dapat dilakukan oleh BUMN,BUMD/PDAM, Koperasi, Badan UsahaSwasta (BUS) dan Masyarakat Pengelola Airminum. Oleh karena itu pengelolaan air bersihperdesaan melalui UPS/KPS ditingkatdesa/kelompok masyarakat telah diakui danwajib dikelola secara mandiri untuk menjaminkeberlanjutan fungsi penyediaan air bersih bagimasyarakat setempat.
Berdasarkan hasil pengamatan dari tahun2008-2011 kinerja pengelolaan air bersihperdesaan di Kabupaten Buleleng melaluiUPS/KPS cenderung menurun. Hal inidiakibatkan banyaknya permasalahan yangdihadapi pengelola seperti makin sering terjadipergiliran pendistribusian air bersih kemasyarakat, pemakaian air bersih masyarakatyang kurang efisien, pemahaman masyarakattentang air bersih tidak mendukungpengembangan air bersih, persepsi masyarakatyang keliru masih menganggap bahwa airbersih adalah benda sosial, belum jelasnyalegalitas kelembagaan UPS/KPS, pengelolaUPS/KPS belum bisa bekerja optimal karenarendahnya pendapatan, minimnya SDM(sumber daya manusia) pengelola UPS/KPS,serta minimnya komitmen aparatur desa dalampeningkatan kinerja UPS/KPS.
Dampak dari menurunnya kinerjaUPS/KPS adalah terganggunya fungsipenyediaan air bersih di desa setempat, dapatmenimbulkan konflik antar kelompok/antardesa, menurunnya derajat kesehatanmasyarakat, sarana prasarana air bersih yangtelah terbangun tidak terkelola dengan baik dan
akan makin sulit merealisasikan targetMillenium Development Goals (MDGs) 2015.Target MDGs pada tahun 2015 diharapkan75% penduduk Provinsi Bali sudah dapatmengakses pelayanan air minum yang layak(DPU Provinsi Bali, 2010).
Melihat permasalahan yang terjadi dalampenyediaan air bersih perdesaan di KabupatenBuleleng, maka perlu dilakukan penelitianuntuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi kinerja UPS/KPS yang hasilnyadapat memberikan kontribusi pemecahanmasalah guna pembenahan UPS/KPS dalammenyediakan air bersih bagi masyarakatsetempat yang memenuhi 3 aspek pelayananyaitu kuantitas, kualitas dan kontinuitas danguna mendukung pencapaian target MDGstahun 2015.
TINJAUAN PUSTAKA
Kebijakan Pembangunan Air MinumTujuan pembangunan sektor air minum
adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakatmelalui pengelolaan air minum yangberkelanjutan. Berkelanjutan dapat diartikansebagai upaya dan kegiatan penyediaan airminum yang dilakukan untuk memberikanmanfaat dan pelayanan kepada masyarakatsecara terus-menerus.
Dasar Kebijakan Pembangunan Air MinumIndonesia adalah salah satu negara yang
menandatangani Deklarasi Milenium dankarenanya sepakat untuk mengikat dirimencapai Millenium Development Goals(MDGs) di tahun 2015. Nilai strategis MDGsbagi Indonesia sebagai pengingat (wake upcall) karena Indonesia harus berjuang kerasuntuk mencapai pembangunan manusia yanglebih baik. Upaya percepatan pencapaianMDGs menjadi prioritas pembangunannasional, yang memerlukan sinergiperencanaan program dan anggaran baik ditingkat nasional, provinsi maupunkabupaten/kota.
Penyediaan air minum ada pada tujuan ke7(tujuh) Millenium Development Goals(MDGs) MDGs target C yaitu menurunkansebesar separuh proporsi penduduk tanpa aksesterhadap air minum yang aman, layak danberkelanjutan serta sanitasi dasar pada 2015.Indikator pencapaian pelayanan air minumsecara nasional yaitu memenuhi kebutuhan airminum layak sebesar 68,87% hingga tahun2015. Sedangkan untuk target Provinsi Balipada tahun 2015 diharapkan 75% penduduk
![Page 4: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/4.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
29
sudah dapat mengakses pelayanan air minumyang layak (DPU Provinsi Bali, 2010).
Dasar Kebijakan Pengelolaan Air MinumBerbasis Masyarakata) Undang-Undang No. 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya AirPasal 40 Butir (4) ;“Koperasi, badan usaha swasta, danmasyarakat dapat berperan serta dalampenyelenggaraan pengembangan sistempenyediaan air minum”
b) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005tentang Pengembangan SistemPenyediaan Air Minum (SPAM)Pasal 65 ;“Koperasi, badan usaha swasta, dan/ataumasyarakat dapat menyelenggarakanSPAM untuk kebutuhan sendiri”
c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknisdan Tata Cara Pengaturan Tarif AirMinum Pada PDAMPasal 3 ayat (2) ;Tarif memenuhi prinsip keterjangkauansebagaimana dimaksud pada ayat (1)apabila pengeluaran rumah tangga untukmemenuhi standar kebutuhan pokok airminum tidak melampaui 4% (empatperseratus) dari pendapatan masyarakatpelanggan.
d) Peraturan Bupati Buleleng Nomor 15Tahun 2010 tentang Penetapan Tarif AirMinum Perusahaan Daerah Air MinumKabupaten Buleleng.
Kesinambungan/Keberlanjutan SistemPenyediaan Air Bersih Perdesaan
Menurut Narayan (1993) dalam Waspola(2008), kesinambungan sebagai sebuahkapasitas untuk melakukan pemeliharaansarana dan manfaat yang dilakukan baikditingkat masyarakat maupun agency tanpamengganggu lingkungan, sekalipun bimbingandari program sudah usai. Pembangunan yangberkelanjutan (sustainable development) lebihdifokuskan pada tujuan jangka panjang,pembangunan adalah terpenuhinya kebutuhangenerasi sekarang tanpa mengabaikankemampuan untuk memenuhi kebutuhangenerasi yang akan datang.
Organisasi Sektor PublikOrganisasi sektor publik bukan semata-
mata organisasi sosial yang non profit oriented.Banyak yang menganggap organisasi sektorpublik pasti non profit. Anggapan tersebut
kurang tepat, karena organisasi sektor publikada yang bersifat quasi non profit yaituorganisasi yang bertujuan meningkatkankesejahteraan masyarakat dengan motif surplusagar terjadi keberlangsungan organisasi danmemberikan organisasi pendapatan ke negaraatau daerah (Mahsun, 2012).
Metode Penilaian KinerjaMenurut Mahsun (2012), bahwa seluruh
aktivitas organisasi harus diukur agar dapatdiketahui tingkat keberhasilan pelaksanaantugas organisasi, pengukuran dapat dilakukanterhadap masukan (input) dari programorganisasi yang lebih ditekankan pada keluaran(output), proses, hasil (outcome), manfaat(benefit) dan dampak (impact) dari programorganisasi tersebut bagi kesejahteraanmasyarakat. Penilaian kinerja adalah untukmengetahui keberhasilan atau kegagalanorganisasi yang meliputi penetapan indikatorkinerja dan penentuan hasil capaian indikatorkinerja.
Jenis Indikator Kinerja PemerintahAspek Masukan/Input
Indikator masukan adalah segala sesuatuyang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatandapat berjalan untuk menghasilkan keluaran,yang diukur adalah sumber daya sepertianggaran (dana), sumber daya manusia,peralatan, material, waktu, teknologi danmasukan lainya (Mahsun, 2012).
Aspek Proses/ProcessDalam indikator proses, organisasi
merumuskan kegiatan, baik dari segikecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasipelaksanaan kegiatan tersebut. (Mahsun, 2012).
Aspek Keluaran/OutputIndikator keluaran adalah sesuatau yang
diharapkan langsung dapat dicapai dari suatukegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik(Mahsun, 2012).
Aspek Hasil/OutcomesIndikator hasil adalah segala sesuatu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatanpada jangka menengah (efek langsung)(Mahsun, 2012).
Aspek Manfaat/BenefitIndikator manfaat adalah sesuatu yang
terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaankegiatan. Manfaat baru tampak setelah
![Page 5: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/5.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
30
beberapa waktu kemudian, khususnya dalamjangka menengah dan panjang (Mahsun, 2012).
Aspek Dampak/ImpactIndikator dampak adalah pengaruh yang
ditimbulkan baik positif maupun negatif(Mahsun, 2012). Dalam beberapa literaturmanfaat dan dampak cukup disebutdampak/impact. Pengukuran dampak dilakukandengan cara membandingkan antara hasilprogram dengan prakiraan keadaan yang akanterjadi apabila program tersebut tidak ada.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metodesurvey. Pengamatan langsung dilakukan kedesa-desa yang mengelola air bersih secaraswakelola melalui UPS/KPS. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalahwawancara dan penyebaran quisioner kestakeholders pengelolaan air bersih perdesaan.
Teknik SamplingTeknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Purposive Sampling yaitupenentuan responden sebagai sampel denganmenggunakan pertimbangan tertentu. Sampelyang diambil sebanyak 67 desa dari 80 desapengelola air bersih perdesaan. Respondenterdiri atas 1(satu) responden dari Aparat Desasebagai pembina Sistem Penyediaan AirMinum (SPAM) di desa, 2(dua) responden dariPengelola UPS/KPS dan 3(tiga) responden dariMasyarakat pemanfaaat langsung / Konsumen.
Variabel PenelitianVariabel yang diambil berdasarkan
Pengukuran Kinerja Sektor Publik yaitu AspekMasukan (input), Aspek Proses (proses),Aspek Keluaran (output), Aspek Manfaat(outcome) dan Aspek Dampak (benefit-impact)dapat dilihat pada Tabel 1. Indikator penelitiandidapatkan dari penelitian sebelumnya danbeberapa indikator baru (*) hasil kajian daripengamatan dan wawancara denganstakeholders air bersih perdesaan.
Analisis DataAnalisis faktor untuk merangkum
informasi yang terkandung dalam banyakvariabel menjadi hanya beberapa faktor agarmudah diatur (manageable) dan memudahkanuntuk pengambilan kesimpulan yang jelas sertatidak meragukan. Hasil analisis adalah faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerjaunit pengelola air bersih perdesaan.
Analisis faktor pada penelitian inimenggunakan bantuan program SPSS versi18.0.
ANALISIS DAN PEMBAHASANProfil Responden
Prosentase tingkat pendidikan respondensebagian besar adalah berpendidikan SMAyaitu sebanyak 267 orang atau 66,58% dariresponden, sedangkan yang berpendidikanSMP sebanyak 54 orang atau 13,47% dariresponden. Dan yang berpendidikan SDsebanyak 40 orang atau 9,98%, untukresponden berpendidikan perguruan tinggisebanyak 35 orang atau 8,73%.
Berdasarkan tingkat penghasilan dalam1(satu) bulan, responden dominanberpenghasilan antara Rp.500.000 –Rp.1.000.000, sebanyak 155 orang atau38,65%, sedangkan yang berpenghasilan diatasRp.1000.000 sebanyak 120 orang atau 29,93%.Responden berpenghasilan antara Rp.250.000-Rp.500.000 sebanyak 79 orang atau 19,70%dan sebanyak 47 responden berpenghasilandibawah Rp.250.000.
Uji Validitas dan ReabilitasHasil Uji validitas dengan program SPSS
versi 18.0 seluruh pernyataan penelitian validatau sahih, dan untuk uji reliabilitas terhadapdata yang mempengaruhi kinerja UPS/KPSdiperoleh nilai alpha lebih besar dari r tabel.Sehingga dapat disimpulkan bahwa varibelyang digunakan untuk mencari faktor-faktoryang mempengaruhi kinerja UPS/KPS adalahreliabel.
Uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)Untuk masing-masing aspek uji KMO
semuanya lebih besar dari 0,5 maka data bisauntuk dianalisis lebih lanjut.
Uji BarlettUji Barlett bertujuan untuk menunjukkan
apakah tiap variabel mempunyai nilai korelasiyang besar dengan variabel yang lainya atautidak. Dari uji ini semua data didapatkantingkat signifikan semua aspek sebesar 0,000berarti lebih kecil dari 0,05 , maka dapatdiartikan bahwa terdapat korelasi antarvariabel.
Korelasi Anti ImageHasil nilai MSA untuk variabel dari
seluruh aspek semua diatas 0,5 maka tidak adavariabel yang tereduksi.
![Page 6: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/6.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
31
ASPEK VARIABEL INDIKATO R REFERENSI
Kelembagaan SK Pengelola Air BersihAnggaran Dasar/Anggaran RT
Pendanaan Bantuan PS air bersih dari pemerintahBiaya Penyambungan baruTarif airUang Beban pelanggan
Sumber Daya Jumlah PengelolaManusia Tingkat Pendidikan Pengelola
Pengalaman PengelolaKeahlian PengelolaKomitmen & Motivasi PengelolaKekompakan PengelolaPenghasilan/Gaji Pengelola
Peralatan/ Prasarana & Sarana air bersih terbanguninfrastruktur Umur jaringan air bersih
Kelengkapan sarana distribusi (valve, WM, dll)Fasilitas kerja/kantorProsedur kerja
Sumber air Debit air sumber airKualitas air Poernomo, (2011)Kontinuitas sumber air
Teknologi PemompaanPenyediaan Air Gravitasi
Pemompaan - GravitasiKebijakan Situasi politik desa
Pelatihan Managemen BUMDES dari PemerintahDukungan Aparat desa dinas/adat
Penanganan JumlahMasalah Sebab
KecepatanPeningkatan Perluasan cakupan pelayananpelayanan Rehabilitasi jaringan
Rehabilitasi reservoarPenambahan sumber air baru
Organisasi Kemauan masyarakat membayar tagihanKemampuan masyarakat membayar tagihanBelum adanya sangsi/denda
Pemerintah Kepedulian aparatur desaDesa Komitmen aparatur desa
Partisipasi apartur desaAdministrasi Akuntabilitas/Pertanggunjawaban ke desa
Tertib laporan ke pemerintah daerahPelayanan Peningkatan Jumlah Pelanggan
Terpenuhinya kebutuhan air bersihPeningkatan Kontinuitas air mengalir
Pendapatan Peningkatan Pendapatan UPS/KPSKontribusi pendapatan ke Desa Dinas/AdatKesadaran masyarakat membayar tagihan airKualitas pelayananKepuasan konsumenTanggap kebutuhan masyarakatBerkurangnya masyarakat rawan airTerbentuknya UPS sehat dan handalKemudahan UPS/KPS dalam mengakses pembiayaanPerubahan perilaku masyrkt hidup bersih dan sehat
INP
UT
PR
OC
ES
SO
UT
PU
T
IMPACT
O UTCO MES
Tabel 1. Variabel Penelitian
Sumber : Hasil Kompilasi Data
![Page 7: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/7.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
32
Analisis Faktor Aspek MasukanBerdasarkan hasil analisis faktor sesuai
Tabel 2. terlihat bahwa faktor satu (faktorpaling dominan) terbentuk dari lima
komponen variabel dengan total varianssebesar 17,787% dan nilai eigen sebesar4,802.
Tabel 2. Hasil Analisis Faktor Aspek MasukanNo. Faktor Komponen Faktor 1
MuatanFaktor
Eigen ValueVarianceExplained
ComulativeTotal
Faktor 1 Debit sumber air 0,829 4,802 17,787 17,787
Komitmen dan motivasi pengelola 0,721
Tarif air 0,647
AD/ART pengelola 0,631
Dukungan aparat desa dinas/adat 0,612
Sumber : Hasil Analisis 2012
Dari hasil analisis faktor didapatkankomponen variabel yang membentuk faktorpaling dominan adalah sebagai berikut :
1) Debit sumber air;2) Komitmen dan motivasi pengelola;3) Tarif air;4) Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART);5) Dukungan aparat desa dinas/adat;
Debit sumber air merupakan variabelyang paling dominan dalam menentukanfaktor satu. Permasalahan penurunan debitsumber air dihadapi sebagaian besarUPS/KPS di Kabupaten Buleleng. Salah satupenyebabnya adalah perubahanvegetasi/fungsi lahan. Beberapa UPS/KPSsudah punya kesadaran untuk menjagafungsi lahan dengan mempertahankanvegetasi asli namun terkendala kepemilikanlahan karena sumber air berada di tanahmilik. Umumnya karena alasan ekonomipemilik tanah mengganti vegetasi aslidengan tanaman yang mempunyai nilaiekonomis seperti cengkeh, kopi dll. Hal inimerupakan salah satu penyebab penurunandebit air.
Permasalahan kedua yang seringdihadapi UPS/KPS apabila akan menambahdebit air dengan mengambil sumber air baruterkendala pada ijin pemanfaatan karenaalternatif sumber air berada pada tanah milikperorangan. Hal inilah yang seringmenghambat UPS/KPS dalam mengaksesprogram bantuan penambahan debit dariPemerintah. Dengan adanya keterbatasandebit sumber air yang dimanfaatkan olehUPS/KPS akan sangat berpengaruh terhadapkinerja UPS/KPS dalam menjagakeberlanjutan penyediaan air bersih di desasetempat.
Tarif air atau harga jual air jugaberpengaruh terhadap kinerja UPS/KPS.Hal ini sesuai dengan Tabel 2. tentang
penilaian responden terhadap kondisieksisting, dimana persepsi responden hanya3,24% yang menyatakan tarif air UPS/KPSmahal. Dengan tarif air yang rendah akanmenyulitkan UPS/KPS melaksanakanoperasional dan pemeliharaan yang idealguna mewujudkan pelayanan berkualitaskepada masyarakat. Disamping itu UPS/KPSjuga sulit untuk berkembang akibatrendahnya pendapatan untuk investasipengembangan jaringan baru.
Penetapan tarif sesuai Pasal 2(dua)Permendagri Nomor 23 Tahun 2006 tentangPedoman Teknis dan Tata Cara PengaturanTarif Air Minum pada Perusahaan DaerahAir Minum didasarkan pada prinsip :keterjangkauan dan keadilan, mutupelayanan; pemulihan biaya; efisiensipemakaian air; transparansi danakuntabilitas; dan perlindungan air baku.Permendagri diatas menyebutkan salah satuprinsip pengaturan tarif bertujuan agarmasyarakat/konsumen efisien dalampemakaian air, dari hasil pengamatanpermasalahan kekurangan debit air dapatdisebabkan oleh murahnya harga jual air, halini akan memicu pemakaian air bersih yangtidak terkendali padahal disisi lain adakonsumen/masyarakat di desa tersebut tidakmendapatkan air bersih. Karenaketidakadilan inilah sering memicu konflikantara pengelola dengan konsumen yangmengakibatkan menurunnya kinerjaUPS/KPS.
Anggaran dasar/anggaran rumahtangga (AD/ART) dan dukungan aparat desadinas/adat juga mempengaruhi kinerjaUPS/KPS. Dengan adanya aturan tertulisyang jelas dan tegas tentang pengelolaan airbersih perdesaan yang telah disepakatibersama dan didukung oleh aparat desadinas/adat setempat akan meningkatkankinerja UPS/KPS. Permasalahan yang seringdihadapi UPS/KPS adalah
![Page 8: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/8.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
33
kekurangdisiplinan konsumen dalammembayar tagihan air, pengelola tidak dapatberbuat banyak karena belum ada aturantertulis yang jelas atau tidak berani bertindaktegas karena tidak adanya dukungan dariaparat desa dinas/adat.
Analisis Faktor Aspek ProsesBerdasarkan hasil analisis faktor sesuai
Tabel 3. diketahui bahwa faktor satuterbentuk dari empat komponen variabeldengan total varians sebesar 35,895%.
Tabel 3. Hasil Analisis Faktor Aspek ProsesNo. Faktor Komponen Faktor 1
MuatanFaktor
EigenValue
VarianceExplained
ComulativeTotal
Faktor 1 Kemampuan masyarakat membayar tagihan 0,888 4,666 35,895 35,895
kemauan masyarakat membayar tagihan 0,887
Penyebab timbulnya masalah 0,866
Komitmen aparatur desa 0,734
Sumber : Hasil Analisis 2012
Dari hasil analisis faktor didapatkanfaktor yang dominan dari aspek proses yangmempengaruhi kinerja terbentuk darikomponen variabel sebagai berikut :
1) Kemampuan masyarakat membayartagihan
2) Kemauan masyarakat membayartagihan
3) Penyebab timbulya masalah4) Komitmen aparatur desa
Kemampuan masyarakat membayartagihan air dan kemauan masyarakatmembayar tagihan air bersih merupakanvariabel yang paling dominan dalammenentukan faktor satu. Permasalahan yangdihadapi UPS/KPS memang dilematis,keinginan untuk menyesuaikan tarif seringterbentur masalah kemampuan dan kemauanmasyarakat setempat untuk membayartagihan air. Pemahaman masyarakat tentangair minum tidak mendukung pengembanganair minum, masyarakat masih beranggapanbahwa air adalah benda sosial yang tidakmemerlukan biaya dalam pengelolaannya.Sesuai Permendagri Nomor 23 Tahun 2006Pasal 3 (2) disebutkan bahwa tarifmemenuhi prinsip keterjangkauan idealnyapengeluaran rumah tangga untuk memenuhistandar kebutuhan pokok air minum tidakmelampaui 4% (empat perseratus) daripendapatan masyarakat pelanggan. Menuruthasil survey tentang Profil Responden
diketahui bahwa prosentase tingkatpendapatan responden terbesar (38,65%)berada pada kisaran Rp.500.000 –Rp.1.000.000, maka sesuai PermendagriNomor 23 Tahun 2006 masyarakat Bulelengidealnya membayar tagihan air 4% dariRp.750.000 (median pendapatan responden)sebesar Rp.30.000. Namun, hasil surveypenilaian responden diketahui hampir 50%responden membayar tagihan air dibawahRp. 10.000/bulan.
Analisis Faktor Aspek KeluaranHasil analisis faktor sesuai Tabel 4.
diketahui bahwa faktor satu terbentuk dariempat komponen variabel dengan totalvarians sebesar 32,141% dan nilai eigensebesar 2,571.
Kesadaran masyarakat membayartagihan air merupakan faktor yang palingdominan berpengaruh terhadap kinerjaUPS/KPS dari aspek keluaran. Denganmeningkatnya kesadaran masyarakatmembayar tagihan air akan meningkatkanpendapatan UPS/KPS sehingga mampumemenuhi kebutuhan biaya operasional danpemeliharaan yang berdampak terpenuhinyakebutuhan air bersih masyarakat sertameningkatkan kemampuan UPS/KPS dalaminvestasi pengembangan wilayah pelayananuntuk menambah jumlah pelanggan.
Tabel 4. Hasil Analisis Faktor Aspek KeluaranNo. Faktor Komponen Faktor 1
MuatanFaktor
EigenValue
VarianceExplained
ComulativeTotal
Faktor 1 Kesadaran masyarakat membayar tagihan air 0,858 2,571 32,141 32,141
Terpenuhinya kebutuhan air masyarakat 0,835
Peningkatan jumlah pelanggan 0,628
Peningkatan kontinuitas air mengalir ke masyarakat 0,538
Sumber : Hasil Analisis 2012
![Page 9: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/9.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
34
Analisis Faktor Aspek HasilHasil analisis faktor sesuai Tabel 5.
diketahui bahwa faktor satu terbentuk daridua komponen variabel dengan total varianssebesar 52,780% dan nilai eigen sebesar2,111.
Kedua variabel tersebut berkorelasi positif,hal ini bisa diartikan bahwa semakin baikkualitas pelayanan akan semakin meningkatkepuasan konsumen maka semakin baik pulakinerja UPS/KPS.
Tabel 5. Hasil Analisis Faktor Aspek Hasil
No. Faktor Komponen Faktor 1MuatanFaktor
Eigen ValueVarianceExplained
ComulativeTotal
Faktor 1 Kualitas pelayanan 0,991 2,111 52,780 52,780
Kepuasan pelanggan 0,890
Sumber : Hasil Analisis 2012
Analisis Faktor Aspek Dampak ManfaatHasil analisis faktor sesuai Tabel 6.
diketahui bahwa faktor satu terbentuk daritiga komponen variabel dengan total varianssebesar 67,367% dan nilai eigen sebesar2,021
Pengelola air bersih perdesaan diKabupaten Buleleng cenderung terpaku pada
bantuan sarana dan prasarana air bersih daripemerintah padahal UPS/KPS tersebutpotensial untuk berkembang karena debitsumber air memadai, daftar tunggu pasangbaru banyak. Apabila UPS/KPS bisamengakses kredit pembiayaan untukinvestasi tentunya akan meningkatkankinerja UPS/KPS.
Tabel 6. Hasil Analisis Faktor Aspek Dampak Manfaat
No. Faktor Komponen Faktor 1MuatanFaktor
EigenValue
VarianceExplained
ComulativeTotal
Faktor 1 Kemudahan UPS/KPS mengakses pembiayaan 0,893 2,021 67,367 67,367
Terbentuknya UPS/KPS sehat dan handal 0,865
Perilaku masyarakat hidup bersih dan sehat 0,685
Sumber : Hasil Analisis 2012
SIMPULAN DAN SARAN
SimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka simpulan yang dapatdiambil adalah sebagai berikut :1. Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja UPS/KPS dalammenjaga keberlanjutannya sebanyak 55faktor sesuai variabel penelitian.
2. Faktor-faktor dominan yangmempengaruhi kinerja UPS/KPS airbersih perdesaan di KabupatenBuleleng dari aspek masukan, proses,keluaran, hasil dan dampak-manfaatyaitu : debit sumber air; kemampuanmasyarakat membayar tagihan air;kesadaran masyarakat membayartagihan air; kualitas pelayanan; dankemudahan UPS/KPS dalammengakses pembiayaan
Saran
Beberapa hal yang kami jadikan saranyaitu:
1) Dalam rangka pembinaan danpenguatan kelembagaan UPS/KPSperlu dibuatkan payung hukumdalam bentuk Peraturan Daerah(Perda) pengelolaan air bersihperdesaan yang mengatur tentangfaktor-faktor dominan yangmempengaruhi kinerja UPS/KPS diKabupaten Buleleng.
2) Dalam rangka peningkatan kinerjapengelola air bersih perdesaandibutuhkan peran serta aktif dariaparat desa sebagai pembina SPAMdalam bentuk komitmen dandukungan terhadap legalitas dankemandirian UPS/KPS di desasetempat.
3) Guna menjaga keberlanjutan fungsipenyediaan air bersih masyarakatperdesaan diperlukan perubahanpersepsi masyarakat bahwa air
![Page 10: Judul Tulisan Dan Penulis Hal - repositori.unud.ac.id · Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali I](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022040311/5d653f3988c99375238b67f1/html5/thumbnails/10.jpg)
Jurnal Spektran Vol. 2. No. 1, Januari 2014
35
bersih bukan lagi benda sosial yangdiperoleh tanpa memerlukan biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Roadmaps PercepatanPencapaian Target MDGs - BidangKeciptakaryaan. Jakarta : BinaProgram Direktorat Jenderal CiptaKarya Kemenentrian Pekerjaan UmumRI.
Anonim. 2012, Database Pengelolaan AirBersih Kab. Buleleng Tahun 2011.Buleleng : Dinas Pekerjaan UmumKab. Buleleng.
Anonim. 2010. Pelayanan Air MinumProvinsi Bali dan Program MDGsTahun 2015, Bali : Dinas PekerjaanUmum Provinsi Bali.
Anonim. 2010. Peraturan Bupati BulelengNomor 15 Tahun 2010 tentangPenetapan Tarif Air Minum PDAMKabupaten Buleleng, Buleleng :Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Anonim. 2008. Waspola : KebijakanNasional Pembangunan Air Minum &Penyehatan Lingkungan BerbasisMasyarakat. Jakarta : Badan PerencanaPembangunan Nasional RI.
Anonim. 2006. Permendagri No.23/2006tentang Pedoman Teknis dan TataCara Pengaturan Tarif Air MinumPada PDAM. Jakarta : DepartemenDalam Negeri RI.
Anonim. 2005. PP No.16/2005 tentangPengembangan Sistem Penyediaan AirMinum. Jakarta : Pemerintah RepublikIndonesia.
Anonim. 2004. UU No.7/2004 tentangSumber Daya Air. Jakarta : PemerintahRepublik Indonesia.
Mahsun, M. 2012. Pengukuran KinerjaSektor Publik. Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE.
Poernomo, E. 2011. “Analisis Faktor KinerjaBadan Pengelola Sarana (BPS)PAMSIMAS Kabupaten Temanggung”(tesis). Surabaya : Institut TeknologiSepuluh Nopember.