Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

download Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

of 18

Transcript of Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    1/18

    TINJAUAN TATA CARA PERANCANGAN TORSI

    TERBARU PADA BALOK BETON

    Studi Kasus: Struktur Canopy dengan Torsi Keseimbangan

    Wiryanto Dew obroto

    Email:[email protected]

    Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Pelita Harapan

    UPH T ower, Lippo Karawaci, Tangerang 15811, Indonesia

    ABSTRAK: Untuk mengevaluasi metode baru dalam perencanaan balok beton terhadap torsi,

    dilakukan perbandingan perencanaan struktur canopy berdasarkan metode lama ACI 318-89

    (diadopsi oleh Indonesia sebagai SK SNI T-15-1991) dan metode baru ACI 318-02. Dapat

    disimpulkan bahwa metode baru lebih sederhana dan konsisten dengan perencanaan terhadap

    geser. Walaupun penampang balok beton yang direncanakan berdasarkan metode baru menjadi

    sedikit lebih besar daripada yang direncanakan dengan metode lama, tetapi pemakaian tulangan

    baja ternyata lebih ekonomis.

    KATA KUNCI:torsi, geser, sengkang, teoriskew bending, analogi rangka ruang

    ABSTRACT: In order to evaluate the new method in designing reinforced concrete beam in

    torsion, a comparison was made between designing of canopy structure based on the old method

    ACI 318-89 (adopted by Indonesia as SK SNI T-15-1991) and the new ACI 318-02. It is

    concluded that the new method is simpler and consistent with shear design. Even though the

    concrete beam section based on the new method is slightly bigger than the old method, the

    requirement of steel reinforcement is more economical.

    KEYWORDS:

    torque, shear, stirrups, skew bending theory, space truss analogy

    PENDAHULUAN

    Peraturan perencanaan beton yang resmi digunakan di Indonesia adalah Tata Cara

    Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03)

    yang merupakan adopsi dari peraturan beton Amerika ACI 318-89. Dari beberapa

    seminar mengenai konstruksi di tahun 2002, diketahui bahwa peraturan tersebut

    akan segera diganti. Meskipun demikian sampai saat makalah ini ditulis, peraturan

    yang di atas belum diubah.

    Dari beberapa materi di dalam peraturan perencanaan beton, salah satu hal yang

    jarang dibahas adalah materi mengenai torsi. Perencanaan terhadap torsi tidak bisa

    dikatakan sederhana. Jika dibandingkan dengan perencanaan geser, maka

    prosedur untuk torsi terlihat lebih kompleks. Kemungkinan besar hal tersebut

    disebabkan karena struktur yang harus direncanakan terhadap torsi adalah jarang,

    bahkan dengan melakukan sedikit konfigurasi ulang, struktur yang sebelumnya

    mengalami torsi dapat berganti menjadi problem lentur biasa.

    Peraturan perencanaan beton yang ada (SK SNI T-15-1991-03), jika dibandingkan

    dengan code luar negeri, maka prosedur perencanaan torsi yang ada dalam

    Tinjauan Tata Cara Perancangan Torsi Terbaru (Dewobroto)

    l

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    2/18

    peraturan kita telah lama ditinggalkan. Makalah ini akan mengulas mengenai

    perencanaan torsi, menyajikan studi kasus dengan membandingkan pemakaian

    prosedur torsi antara cara yang ada dan cara code luar negeri yang terbaru,

    khususnya dari

    American Concrete Institute

    yaitu ACI 31 8-02.

    METODE PERENCANAAN TORSI

    Ada dua teori utama yang digunakan dalam perencanaan penampang balok beton

    terhadap momen torsi, yaitu:

    1. Skew bending theory yang dikembangkan Lessig dan Hsu, dan diadopsi oleh

    American Concrete Institute sejak ACI 318-71 sampai dengan ACI 318-89,

    yang menganggap bahwa sebagian geser dan torsi ditahan beton dan sisanya

    ditahan tulangan (sengkang dan memanjang).

    2. Teori tabung tipis/model rangka ruang plastis, yang diajukan oleh Lampert,

    Thurliman ataupun Collins. Teori ini menjadi dasar peraturan perencanaan

    yang dikeluarkan Comite Euro-International du Beton Model, Canadian Code

    dan diadopsi oleh American Concrete Institute sejak ACI 318-95 sampai

    edisinya yang terbaru yaitu ACI 318-02.

    TEORISKEW BENDING

    ACI318-89 dan edisi sebelumnya, serta SK SNIT-15-1991

    Faktor Torsi x

    2

    y

    Perecanaan geser dan torsi perlu menghitung inersia momen polar. Penampang

    bukan persegi dapat dihitung dari gabungan seri inersia momen polar persegi yang

    dihitung sebagai j ^ x

    2

    y , diman a x adalah sisi pendek dan y sisi panjang.

    Penampang Kritis akibat Momen Torsi

    Bagian kritis balok terhadap torsi/geser adalah pada jarak "d" dari muka jepit

    tumpuan. Jadi, tulangan torsi dari muka tumpuan ke arah luar sejarak "d" cukup

    direncanakan terhadap momen torsi terfaktor T

    u

    pada jarak tersebut.

    Kombinasi Torsi dan Geser pada Balok

    Bila suatu gaya luar berupa torsi bekerja bersama dengan gaya geser, maka akan

    timbul gaya geser yang besar sebagai hasil kombinasi kedua gaya tersebut.

    Kekuatan balok terhadap torsi dan geser yang bersamaan akan lebih kecil

    dibanding jika gaya-gaya tersebut bekerja sendiri-sendiri. Oleh karena itu

    interaksi antara torsi dan geser pada suatu balok harus dianalisis secara cermat.

    Perencanaan Torsi dan Geser

    Prosedur perencanaan yang mengacu pada ACI 318-89 dan edisi sebelumnya,

    serta SK SNI T-15-1991 mempunyai urutan sebagai berikut:

    1. Analisis struktur terhadap kombinasi beban-beban rencana yang diberi faktor

    beban untuk mencari M

    t l

    , V

    u

    , T

    u

    di titik kritis pada balok yang ditinjau.

    2. Menentukan dimensi penampang berdasarkan M

    u

    , jika torsi cukup dominan

    maka penampang bujur sangkar akan lebih baik dibanding persegi panjang.

    2 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, Januari 2004:1-18

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    3/18

    3.

    Jika T

    u

    < ^ \ ^ - ^ / f ^ x

    2

    y j maka torsi dapat diabaikan, dan perencanaan

    dikerjakan seperti perencanaan geser dan momen pada balok seperti biasa.

    4.

    Kapasitas geser dan torsi nominal dari penampang beton yang ditinjau adalah:

    x/

    iVCM ,

    n

    b

    w

    d

    V

    c

    = . dimana C, = " , (1)

    Vl +(2.5C

    I

    T

    U

    /Vj I

    x

    " y

    X =

    5 V c

    ^ (2)

    +

    0.4V, ^

    C,T

    U

    ,

    5.

    Mengevaluasi dimensi penampang apakah mencukup i

    V A V

    V = -*- V kemudian = *- (3)

    0 s f

    y

    d

    Jika V

    s

    > - | ^ f

    c

    b

    w

    d maka penampang balok harus diperbesar.

    6. Menentukan jumla h sengkang yang diperlukan berdasarkan gaya torsi yang

    ada, yaitu :

    T

    s

    = ^ - T

    c

    kemudian = ^ (4)

    t s or, x , y

    L

    f

    y

    dimana a, = 0.66 + 0 .3 3 ^ - < 1.5 (5)

    7.

    Kom binasikan jum lah luasan sengkang yang diperoleh dari hitungan geser dan

    torsi. Ekspresikan A

    v

    /s dalam terminologi A

    t

    /s atau sebaliknya dan selesaikan

    untuk mengetahui spasi dari sengkang tertutup yang diperoleh. Dengan

    membagi A

    v

    dan A, dengan s (spasi) maka akan diperoleh luas sengkang per

    satuan panjang (spasi) sehingga keduanya dapat dikombinasikan.

    8. Cek terhadap persyaratan minimum tulangan sengkang :

    b s

    A

    V

    + 2 A > - ^ - (6)

    3f

    9. Jarak sengkang tertutup untuk torsi s < (x, + y[ )/ 4 atau 300 mm .

    10.

    Tulangan torsi harus diteruskan sedikit-sedikitnya d + b keluar dari

    penampang yang ditinjau yang mempunyai gaya torsi T

    u

    =ra yf

    c

    x

    2

    yj.

    11 . Persyaratan jarak sengkang juga harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan

    dalam perencanaan geser (dan momen), yaitu :

    Jika V

    s

    < | V ^

    b

    w

    d m a k a s

    mata ^ K d

    w

    d

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    4/18

    dimana

    A, min =

    2.8-

    2A,

    (xi

    +

    y j

    (8)

    f, (T

    U

    + X V

    U

    /C , )

    s

    Spasi dari batang tulangan longitudinal dengan diameter tidak kurang dari D-

    12 dan yang disebarkan disekeliling perimeter sengkang tertutup, tidak boleh

    lebih dari 300mm. Paling tidak pada setiap sudut sengkang tertutup yang ada

    harus ditempati dengan satu batang tulangan memanjang (longitudinal).

    Bagan Alir TeoriSkew Bending

    ACI 318-89 dan edisi sebelumnya , serta SK SN IT-15 -1991

    V, ,T ,f, , f , b , cl,0,*,.,}>,.

    T

    2

    y

    Hitung konslanta tors i

    i

    b

    ,i

    Z*

    :

    y

    r

    iVov

    Vl + (2 .5C,T

    U

    / V )

    2

    V . = ^ - V .

    Dimens i

    balok harus

    perbesar

    ~X~

    hitung

    y i .

    x

    i

    r

    a, = 0.66

    +

    0.33-^-

    Torsi dapat d iabaikan dan

    hitung tulangan geser saja

    v , x, y, f

    A , + 2 A , >^~

    A,. + 2A, =-

    31'

    A, =

    2 A , ( x , + y , )

    A, min = 2.8

    2A.

    f,

    ( T + / , V / C , )

    ,v J

    V

    *i

    + yi

    A, < A, min

    11

    A, = A, min

    Hitung spasi

    sengkang

    Gambar I. Prosedur perencanaan torsi dan geser SK SN IT-1 5-19 91)

    4 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. I, Januari 2004:1-18

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    5/18

    Contoh 1 Desain Canopy: SK SN I T-15-1991-03)

    balok canopy

    450 x 500 mm

    atap canopy

    (non-prismatik)

    kolom

    450 x 450 mm

    Gambar 2. Perspektifcanopybeton bertulang

    Canopy beton bertulang dengan tebal pelat atap yang bervariasi. Direncanakan

    terhadapan pembebanan sebagai berikut:

    Berat sendiri

    F inishing : 1.5 kN/m

    2

    Be ban hid up : 1.0 kN/m

    2

    Spesifikasi material :

    beton f

    c

    =28 MPa

    baja fy = 400 MPa (tulangan balok) dan f

    y

    = 240 (tulangan pelat)

    Deskripsi Pembebanan (per1m lebar)

    Berat sendiri dihitung berdasarkan luas segmen pada potongan pelat tergambar

    dan disederhanakan sebagai beban terpusat.

    as balok/kolom

    37 5 - j - 375 4 37 5 f 37 5 - j - 3 7 5 - j - 3 7 5 -|-

    5.4kN Berat sendiri pelat canopy per segmen dengan lebar1 m

    |

    2 4 5 k N

    NRN | ,

    6 7 k

    N . , .

    4 2 k N

    kN

    I I I

    1111

    n

    111

    n

    111

    n

    111

    n i

    Finishing 1.5 kN/m'

    B.

    Hidup 1.0 kN/m'

    Gambar 3. Konfigurasi beban rencana padacanopy

    Tinjauan Tata Cara Perancangan Torsi Terbaru (Dewobroto)

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    6/18

    Berdasarkan konfigurasi beban rencana maka dapat dihitung besarnya momen dan

    gaya geser di setiap bagian pelat yang berjarak x dari ujung kanan. Hasilnya

    disajikan pada Tabel 1.

    Tabel 1. Detail perhitungan geser dan lentur pada pelatcanopy

    X

    0.375

    0.750

    1.125

    1.500

    1.875

    2 .250

    2.625

    3.000

    V7.25

    G a y a G e s e r ( k N )

    B e r a t

    S e n d i r i

    1.00

    2.00

    3.10

    4.32

    5.74

    7.41

    9.41

    11.86

    17.26

    B e r a t

    F i n i s h i n g

    0.06

    0.11

    0.17

    0.23

    0.28

    0.34

    0.39

    0.45

    0.48

    B e b a n

    H i d u p

    0.0-1

    0.08

    0.11

    0.11

    0.19

    0.23

    0.26

    0.30

    0.32

    V

    u

    1.33

    2.66

    4.10

    5.62

    7.53

    9.66

    12.17

    15.25

    21 .81

    M o m e n L e n t u r ( k N . m )

    B e r a t

    S e n d i r i

    0.19

    0.75

    1.71

    3.10

    4.98

    7.45

    10.60

    14.54

    17.20

    B e r a t

    F i n i s h i n g

    0.01

    0.04

    0.10

    0.17

    0. '.6

    0.38

    0.52

    0.68

    0.78

    B e b a n

    H i d u p

    0.01

    0.03

    0.06

    0.1 1

    0.18

    0.25

    0.35

    0.45

    0.52

    M

    u

    0.25

    1.00

    2.26

    4 .10

    6.58

    9.80

    13.90

    18.98

    22 .41

    21.81

    t

    Diagram Gaya Geser (kN)

    22.41h

    Diagram Bending Momen (kN.m)

    Gambar 4. Gaya-gaya rencana pada pelat

    c nopy

    Perencanaan Pelat

    Canopy

    Perencanaan pelat canopy perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melangkah

    pada perencanaan balok pendukung pelat tersebut. Telah diketahui bahwa pelat

    tidak mem erlukan tulangan geser jika V

    u

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    7/18

    Selanjutnya dihitung penulangan lentur pakai baja tulangan polos(f

    y

    = 240 MPa),

    seperti yang disajikan pada Tabel

    2.

    Tabel 2. Detail perhitungan tulangan pada pelatcanopy

    X

    0.375

    0.750

    1.125

    1.500

    1.875

    2.250

    2.625

    3.000

    3.225

    h

    m m

    107

    112

    126

    145

    171

    201

    245

    300

    d

    m m

    82

    87

    101

    120

    146

    176

    220

    270

    kN.m

    0.25

    1.00

    2.26

    4.10

    6.58

    9.80

    13.90

    18.98

    Q

    0.002822

    0.010027

    0.016814

    0.021608

    0.023427

    0.024011

    0.021796

    0.019759

    P

    0.000194

    0.000691

    0.001161

    0.001494

    0.001621

    0.001662

    0.001507

    0.001365

    Pmin

    0.0025

    0.0025

    0.0025

    0.0025

    0.0025

    0.0025

    0.0025

    0.0025

    Pmaks

    0.04516

    0.04516

    0.04516

    0.04516

    0.04516

    0.04516

    0.04516

    0.04516

    mm

    2

    205

    218

    253

    300

    365

    440

    550

    675

    B E A M

    Dipasang

    010-300

    (26 2mm )

    010-200

    ( 3 9 2mm

    2

    )

    010-100

    ( 7 8 5mm

    2

    )

    Catalan:

    Q=

    1.7

    M,

    P

    f

    0.85-^/Q.85

    2

    = 0.8

    ( lenlur SKSN IT-1 5

    1991)

    = 0.0025

    Pjmks

    = fr h.

    382.5

    60 0+

    f.

    y

    J

    A

    s

    = p b d

    (9)

    Dari hasil perhitungan terlihat bahwa tebal pelat tidak ditentukan dari momen

    ultimate

    yang terjadi tetapi untuk memenuhi persyaratan tebal minimum agar

    lendutan struktur tidak perlu dihitung yaitu untuk kantilever

    h >

    h

    m

    j

    n

    ~

    L/10.

    Gaya Geser dan Mom en Torsi BalokCanopy

    Gaya-gaya reaksi pada tumpuan pelatcanopy selanjutnya dialihkan menjadi beban

    ke balok canopy. Oleh karena pelat ditinjau per 1 m lebar maka otomatis beban

    tadi menjadi beban merata pada balok, dimana gaya geser pelat

    dan

    berat sendiri

    balok menjadi beban vertikal merata, sedangkan momen lentur pelat menjadi

    beban torsi.

    Selanjutnya dihitung momen, torsi

    dan

    geser pada balok dengan asumsi kolomnya

    cukup kaku sehingga analisa strukturnya dapat disederhanakan sebagai berikut:

    L= 8 m (ditinjau gayadanmomen padaaskolom)

    M

    u

    =X J

    C

    1I,

    'L

    2

    =116.5kN.m (momen negatif)

    V

    u

    = X q

    u

    - L = 87.4kN

    T

    u

    = X V L = 8 9.4 kN .m

    Untuk perencanaan nilai

    V

    u

    dan T

    u

    yang diambil dititik kritis sejauh

    d

    dari

    muka kolom seperti yang ditunjukkan pada Gambar5.

    Tinjauan T ata Cara Perancangan Torsi Terbaru (Dewobroto) 7

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    8/18

    q = 21.81 kN

    kolom

    450 x450mm

    d = 430 mm

    muka kolom

    - 0 . 5 L

    olom

    450x450mm

    (4.0 m)

    Gambar 5. Pembebanan dan diagram gaya geser/ torsi setengah bentang

    Perencanaan Lentur B alok 450 x 500 mm

    f'

    e

    =

    28MPa

    f

    y

    = 400 MPa

    b =45 0 mm

    h =5 00 mm - d = 430 mm

    M

    u

    =1 16 .5 kN.m momen negatif -> p = 0.0045494

    A*, =0.003 5 dan

    Pimks

    0.022758

    A

    s

    =pb d = 880 mm

    2

    ( 3 D22 atau 4 D22 yang dipasang pada sisi atas)

    Perencanaan Geser - Torsi Balok 450 x 500 mm

    1. Gaya geser dan torsi nominal

    V

    n

    = V

    u

    / ^ = 73.1/0.6 = 122kN

    T

    n

    = T

    u

    / 0 = 74.8 /0.6 = 125 kN.m

    2.

    Konstanta torsi (bagian sayap tidak diperhitungka n).

    500

    (y ) i

    450

    (x)

    J V y = 1 01 .25 *1 0

    6

    mm

    3

    Gambar 6. Penampang unli ik konstanta torsi

    3.

    Mencari mom en torsi batas yang dapat diabaikan dalam perencanaan

    T

    u

    batas=

    0(^-jr

    c

    Y

    d

    ^

    2

    y)=O.6*/

    24

    *^*WlA25

    =

    {3AkN.m

    Karena T

    u

    =74 .8 kN.m > T

    u

    batas maka torsi hams diperhitungkan.

    4. Gaya geser beton tanpa sengkang bersama-smna torsi adalah :

    b ,d 450*430

    C =

    v =

    J V y 1 01 .1 25 *1 0

    6

    flb...d

    = 1.913*10"

    3

    mm"

    f V 28 *45 0*430*1 0

    _

    A

    /l + (2.5 C

    t

    T

    u

    /V

    u

    )

    2

    ^\ + {2.5*\.9\3*lA. /13.\)

    2

    = 34kN

    8 Jurnal Teknik Sipil, Vo l. 1, No. 1, Januari 2004 :1-18

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    9/18

    5. Gaya geser maksimum sengkang adalah

    V

    s

    mafo = f

    A

    /

    f

    c

    b

    w

    d =

    f V 2 8 * 4 5 0 * 4 3 0 * l ( T = 6 8 3 kN

    6. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah

    V^perlu= V

    n

    - V

    c

    = 1 22 - 3 4 =88kN

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    10/18

    14.Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalah :

    A, = 2 ^ ( x

    1

    + y

    1

    ) =2*1 .49* ( 35 7 + 407 ) =2277mm\se da ngka n

    s

    A, min

    f

    2.8*450*74.8

    400*

    73 1

    74.8 + K * -

    (2*1.49)

    * (357+ 407) = -2 20 mm

    2

    1.913.

    sehingga dipakai A, = 2277 mm

    2

    Tulangan memanjang total = 2277 + 880 = 3157 mm , sudah ada 4D19 sisi

    atas,

    sisanya perlu 7D19 . Jadi total 12 D19 (3402 mm

    2

    ), distribusinya 4 di sisi

    atas dan sisanya disebarkan pada tiga sisi yang lain.

    TEORI TABUNG TIPIS/RANGKA RUANG PLASTIK

    ACI 318-95 dan edisi selanjutnya.

    Teori kedua perencanaan balok terhadap torsi adalah gabungan teori analogi

    tabung dinding tipis (thin-walled tube analogy) dan teori analogi rangka ruang

    plastik

    (plastic truss analogy).

    Gabungan keduanya menghasilkan mekanisme

    model yang dapat menjelaskan perilaku beton terhadap torsi yang lebih mudah

    dibayangkan dan perhitungannya lebih sederhana dibanding teori pertama.

    Penampang balok pejal maupun berongga dianggap berperilaku sama sebagai

    tabung. Hasil penyelidikan empiris (Ersoy dan Ferguson, 1968) telah

    membuktikan bahwa jika kedua tipe balok tersebut dipuntir dengan torsi sampai

    retak maka bagian penampang beton bagian tengah hanya memberi sumbangan

    yang kecil dibanding keseluruhan kekuatan torsi balok sehingga dalam praktek

    dapat diabaikan.

    Dalam teori sebelumnya, kekuatan balok yang menahan torsi atau kuat torsi

    nominal penampang T

    n

    = T

    C

    + T

    S

    adalah penjumlahan sederhana kuat momen

    torsi komponen beton T

    c

    dan komponen sengkang tertutup T

    s

    . Sedangkan dalam

    teori rangka ruang maka komponen beton T

    c

    = 0.0 atau dihilangkan. Jadi semua

    kekuatan torsi nominal penampang tergantung dari tulangan baja yang terdiri dari

    sengkang tertutup dan tulangan memanjang yang sejajar dengan tulangan lentur.

    Kuat batas torsi masih mengikuti format yang lama yaitu (j)T

    n

    > T

    u

    , dimana T

    u

    adalah kuat momen torsi terfaktor yaitu momen torsi maksimum dari kombinasi

    beban-beban terfaktor. Pada tahap yang sama kuat geser yang ditahan oleh beton

    V

    c

    dianggap tidak terpengaruh oleh adanya torsi tersebut. Penyederhanaan

    tersebut menghilangkan proses yang berbelit dalam perancangan penampang yang

    mengalami gaya V

    L

    T

    u

    , dan M

    u

    yang terjadi bersamaan seperti yang tercantum

    pada ACI 318-89 (dan edisi yang lama) atau SK SN IT1 5 - 1991.

    Jadi dalam teori ini untuk perhitungan tulangan sengkang yang diperlukan adalah

    Geser V

    s

    = V

    n

    - V

    c

    (10)

    Torsi T

    R

    = T

    n

    (11)

    10 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No . 1, Januari 2004 :1-18

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    11/18

    Perencanaan Torsi dan Geser analogi rangka ruang)

    Prosedur perencanaan tulangan torsi (sengkang tertutup) mengacu pada ACI 318-

    1995 maupun edisi yang terbarunya yaitu ACI 318-2002. Teori ini juga telah

    diadopsi sejak lama dalam peraturan perencanaan di Eropa yaitu CEB-FIP Code.

    Perhitungan dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

    1. Tentukan torsi yang ditinjau termasuk kategori torsi keseimbangan (tidak bisa

    dilakukan redistribusi torsi ke strukur lain) atau torsi kompatibilitas (torsi yang

    terjadi dapat dikurangi dengan melakukan redistribusi ke elemen struktur yang

    lain, biasanya pada struktur statis tak tentu) .

    2.

    Analisis struktur untuk mencari M

    u

    , V

    u

    , T

    u

    di titik k ritis balok yang ditinjau.

    3. Dimensi (b,d) ditentukan dari M

    u

    . Jika torsi cukup dominan maka penampang

    bentuk bujur sangkar akan lebih baik dibanding bentuk persegi panjang.

    4. Pengaruh momen torsi dapat diabaikan dalam perencanaan jika:

    T. T

    u

    batas maka torsi harus dihitung.

    Kuat geser penampang beton adalah

    V

    c

    = % -

    N

    /f>

    w

    d = %V 28*4 50*4 30 = 170 ,651 N= 17 1k N

    Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan (persamaan

    14):

    73.1E3

    450*430

    +

    74 .8E 6* 1,528

    tidak memenuh i syarat sehingga dimensi harus diperbesar.

    7. Balok diperbesar jadi 500 x 500 mm , konstanta torsi dapat dihitung :

    500

    407

    (y,)

    500

    fF

    3D22

    40

    407 -

    (x,)

    A

    cp

    =5 00 * 500 = 250,000 mm

    2

    p

    cp

    = 2 (500 + 500) = 2,000 mm

    x, = 5 0 0 - 2 * ( 4 0+13/2) = 407m m

    y, = 5 0 0 - 2 * ( 4 0+13/2) = 407m m

    A

    oh

    = 40 7* 407 = 165,649 mm

    2

    8

    p

    h

    = 2 (407 + 407) = 1,628 mm

    Kapasitas geser penampang dapat dicari sebagai berikut

    V

    c

    = x V f X

    d

    = % V2 8*5 00* 430 = 189,612 N = 190kN

    V

    L

    (190 kN) > V

    n

    (122 kN) -> tidak perlu tulangan geser

    9. Cek dimensi penampan g terhadap persyaratan yang ditetapkan :

    73.1E3

    500*430

    +

    V

    74.8 E6 * 1,628

    1.7*165,649

    2

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    16/18

    10.

    Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi :

    A, T. 125E + 6

    t

    = 1.11'

    s 2A

    0

    f

    yv

    cot6 2 0.85 165,649 400 cot 45

    11.Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah

    A

    v

    + 2A

    t

    = 0.0 + 2 1.11 = 2.22/ > -f -

    =

    0.42

    /

    nim

    yv

    Sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 13 mm (A

    s

    = 133 mm )

    maka spasi sengkang yang diperlukan

    s = 2 * (133/2.22 )= 120mm.

    12. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan:

    Syarat penulangan geser dimana:

    V

    s

    = 0 kN maka s

    Iraks

    = _d=/

    2

    *430 = 215 mm

    Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup

    Smak* =300 mm

    Jadi, spasi sengkang yang dibutuhkan masih lebih rapat dibanding

    persyaratan jarak sengkang maksimum maka digunakan sengkang tertutup

    D13 @ 120.

    13.

    Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalah :

    A , = - ^

    P h

    c o r G = 1 .1 1*1 ,628 * * c o r 4 5" = 1 80 7 m m

    2

    s f

    yl

    400

    tetapi nilainya tidak boleh lebih kecil dari (Rumus 23)

    5728*250,000

    1 I l t 1

    o

    4 0 0

    A, = : 1.11*1,628 = -429 mm

    2

    12*400 400

    dipakai A, = 1807 mm

    2

    Tulangan memanjang total = 1807 + 880 = 2687 mm

    2

    , sudah ada 4D19 sisi

    atas,

    sisanya perlu 6D19 . Jadi, total 10 D19 (2835mm

    2

    ), distribusinya 4 di sisi

    atas dan sisanya disebarkan pada tiga sisi yang lain.

    16 Jumal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, Januari 2004 :1-18

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    17/18

    D 13 @ 75

    sengkang tertutup

    Gambar 11. Detail potonganc nopymenurut SK SNI

    T 15 1991

    metode lama)

    0o

    ^

    M

    -

    -

    CO

    >

    D

    2

    >

    =

    500

    D13 @ 120

    sengkang tertutup

    Gambar 12. Detail potonganc nopymenurut ACI 318-02 metode baru)

    X

    -

    -

    z

    X

    c

    -

  • 7/25/2019 Jts-01!01!2004-Tinjauan Tata Cara Perancangan

    18/18

    KESIMPULAN

    Me tode perencanaan torsi yang baru konsisten dan terintegrasi dengan

    perencanaan geser. Kuat torsi dan kuat geser saling berdiri sendiri, dalam

    arti adanya torsi tidak mengurangi kuat geser yang telah direncanakan.

    Pada metode yang baru apabila ada torsi harus disediakan tulangan dalam

    bentuk tulangan sengkang tertutup dan tulangan memanjang. Karena pada

    metode ini sumbangan kekuatan beton terhadap torsi diabaikan.

    Dari studi kasus pada balok canopy dapat disimpulkan bahwa metode torsi

    yang baru memerlukan penampang balok yang sedikit lebih besar tetapi

    kebutuhan tulangan baja lebih ekonomis.

    REFERENSI

    ACI Committee 318. (1995). "Building Code Requirement for Structural Concrete (ACI 318M-95)

    and Commentary (ACI 318RM -95)". American Concrete Institute , Farmington H ills, Michigan.

    ACI Committee 318. (2002). "Building Code Requirement for Structural Concrete (ACI 318-02)

    and Commentary (ACI 318R-02)". American Concrete Institute , Farmington Hills, Michigan.

    Departemen Pekerjaan Umum. "Tata Cara Penghitungan Struklur Beton Untuk Bangunan Gedung-

    SK SNI T-15-1991-03". Yayasan LPMB, Bandung.

    Ersoy, U. dan Ferguson F.M. (1968 ). "Concrete Beam Subjected to Combined Torsion dan Shear -

    Experimental T rends". Torsion of Structural Co ncrete, ACI Publication SP-1 8, American Concrete

    Institute, Detroit, 441-460.

    Everard, N. J. (1993). "Schaum's Outlines of Theory and Problems of Reinforced Concrete

    Design", 3

    rd

    ed., McG raw-Hill.

    Gosh, S. K. dan Rabbat, B. G. (1990). "Notes On ACI 318-89 Building Code Requirements for

    Reinforced Concrete with Design Application", Portland Cement Association.

    Hassoun, M. N. (2002). "Structural Concrete Theory and Design", 2

    nd

    ed., Prentice Hall Inc.,

    Upper Saddle River, New Jersey.

    Hoedajanto, D. (2002). "Penjelasan Tentang Lentur, Normal, Geser Dan Torsi Dalam ACI 318-

    02".

    Prosidings Seminar Menuju Peratnran Beton Terkini Melalui Pemodelan yang Konsisten

    dalam Analisis, Desain dan Pendetailan, 23 Oktober 2002, Jurusan Teknik Sipil Universitas Pelita

    Harapan.

    MacGregor, J. G. (1997). "Reinforced Concrete Mechanics and Design", 3

    rd

    ed., Prentice Hall

    Inc.,Upper Saddle River, New Jersey.

    18 Jumal Teknik Sipil, Vol. l, N o . 1, Januari 2004:1-18