jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

19

Click here to load reader

description

kiiok

Transcript of jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

Page 1: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelelahan

1. Pengertian Kelelahan

Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunnya efisiensi, performa

kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan

kegiatan yang harus dilakukan.[2] Kelelahan dalam penelitian ini diartikan sebagai

kecepatan reaksi tenaga kerja terhadap rangsang cahaya yang diberikan diukur dengan

reaction timer. Pada keadaan yang sehat, tenaga kerja akan lebih cepat merespon

rangsang yang diberi daripada seseorang yang telah mengalami kelelahan akan lama

merespon rangsang yang diberi. Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat

subjektif. [3]

Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari

kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan. Adapun kelelahan secara umum

adalah ke adan tenaga kerja yang ditandai oleh adanya perasaan kelelahan dan

penurunan kesigapan kerja, bersifat kronis serta merupakan suatu fenomena

psikososial.[27] Kelelahan kerja menyebabkan penurunan kinerja yang dapat berakibat

pada peningkatan kesalahan kerja, ke tidak hadiran, keluar kerja, kecelakaan kerja dan

berpengaruh perilaku kerja.[1]

Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan

suatu kegiatan, walaupun itu bukan satu-satunya gejala. Secara umum gejala kelelahan

yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik atau physical fatigue dan

kelelahan mental atau mental fatigue. [27] Dengan kelelahan fisik otot kita tidak dapat

melakukan kegiatan apapun semudah seperti sebelumnya. Dengan kelelahan mental kita

tidak dapat memusatkan pikiran seperti dulu.[21]

Jantung berdenyut kira-kira 70 kali dalam satu menit pada keadaan istirahat.

Frekuensi melambat selama tidur dan dipercepat oleh emosi, olahraga, demam dan

rangsang lain. Berbagai macam kondisi kerja dapat menaikkan denyut jantung seperti

bekerja dengan temperatur yang tinggi, tingginya pembebanan otot statis, dan semakin

sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja.[8]

Kelelahan harus dibedakan dengan kejemuan, sekalipun kejemuan merupakan

salah satu faktor penyebab kelelahan, 5 (lima) faktor penyebab kelelahan antara lain:

a) Keadaan monoton

b) Beban kerja dan lama pekerjaan baik fisik maupun mental.

Page 2: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

c) Keadan lingkungan kerja seperti cuaca kerja, penerangan dan bising.

d) Keadan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran / konflik.

e) Penyakit, perasaan sakit dan ke adan gizi.[23]

Kelelahan kerja dalam suatu industri berkaitan pada gejala-gejala yang saling

berhubungan yaitu perasan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh (syaraf dan otot

tidak berfungsi dengan baik atau tidak secepat seperti keadaan normal) yang disebabkan

oleh keadan kimiawi setelah bekerja dan dapat menurunkan kapasitas kerja. Kelelahan

kerja merupakan kriteria yang komplek yang tidak hanya menyangkut kelelahan

fisiologis dan psikologis tetapi dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik.

Adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja.[4]

2. Jenis Kelelahan

a. Berdasarkan waktu terjadinya:

• Kelelahan akut

Kelelahan yang disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara

berlebihan.

• Kelelahan kronis

Kelelahan yang terjadi sepanjang hari, berkepanjangan dan kadang-kadang telah

terjadi memulai pekerjaan. [27]

b. Berdasarkan penyebab kelelahan

• Lelah visual

Lelah yang disebabkan oleh ketegangan pada organ visual akibat pencahayaan

yang kurang memadai.

• Lelah fisik umum

Kelelahan yang disebabkan ketegangan di semua organ.

• Lelah mental

Kelelahan psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis, yang monoton, atau

lingkungan kerja yang menjemukan dan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk.

c. Berdasarkan proses dalam tubuh

• Kelelahan otot

Kelelahan otot dapat ditandai dengan perasaan nyeri dan tremor yang terdapat

pada otot.

• Kelelahan umum

Suatu perasaan yang ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja atau

Page 3: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

bergerak yang sebabnya adalah persyarafan atau psikis.[2]

3. Mekanisme Kelelahan

Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan yaitu teori kimia dan

teori syaraf pusat yang terjadi kelelahan. Pada teori kimia secara umum menjelaskan

bahwa terjadi kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya

metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot, sedang perubahan arus listrik

pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder. Sedangkan pada teori syaraf pusat

menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses. Perubahan

kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarnya rangsangan syaraf melalui syaraf sensoris

ke otak yang disadari sebagai kelelahan.[26] menghambat pusat-pusat otak dalam

mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel syaraf menjadi

berkurang. Berkurangnya frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan kecepatan

kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Dengan demikian

semakin lambat gerakan seseorang akan menunjukkan semakin lemah kondisi otot

seseorang.[17]

Kelelahan setempat terjadi pada waktu ketahanan (endurance time) otot

terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang dikembangkan

oleh otot sebagai suatu presentase tenaga maksimum yang dapat dicapai oleh otot. [20]

Bedasarkan proses yang terjadi di dalam otot, kelelahan disebabkan menjadi

kelelahan otot secara umum, kelelahan otot secara umum ditandai dengan : [4]

1. Kemampuan otot kurang (kurang otot menjadi pendek).

2. Waktu kontraksi dan relaksasi semakin bertambah (waktu meregang dan mengendur

semakin lama).

3. Memanjangkan tegangan waktu antara datangnya rangsangan dengan diawalinya

peregangan.

Kelelahan umum adalah salah satu tahap yang ditandai oleh rasa berkurangnya

kesiapan untuk menggunakan energi, sedangkan perasaan lelah sebenarnya bersifat

melindungi sama seperti perasaan haus dan lapar. Hadirnya perasaan lelah berarti

menyuruh kita untuk menghindari ketegangan lebih lanjut dan memberi kesempatan

lebih lanjut untuk segera kembali.[2]

4. Akibat Kelelahan

Kelelahan kerja merupakan komponen fisik dan psikis, kerja fisik yang

melibatkan kecepatan tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus

menerus dapat menyebabkan kelelahan fisiologi yang disertai penurunan keinginan

untuk bekerja yang disebabkan oleh faktor psikis atau kelelahan psikologi yang

Page 4: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

menyebabkan perasaan lelah. [23]

Kelelahan yang dialami terus menerus setiap hari berakibat kepada kelelahan

kronis. Perasaan kelelahan tidak saja terjadi pada sore hari sesudah bekerja, tetapi

selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelum bekerja.[26]

Gejala kelelahan berikut ini merupakan gejala yang jelas terlihat dan dirasakan

yaitu menurunkan perhatian, lamban, gangguan persepsi, pikiran melemah, motivasi

menurun, kinerja turun, ketelitian menurun, dan kesalahan meningkat. [1]

Kelelahan kerja dapat dikurangi dengan penyediaan sarana istirahat, memberi

waktu libur, dan rekreasi, penerapan ergonomi, organisasi proses produksi yang tepat

dan pengadaan lingkungan kerja fisik yang sehat dan nyaman. [26]

5. Pengukuran Kelelahan

Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara

langsung. Pengukuran-pengukuran dilakukan oleh para peneliti sebelumnya hanya

berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan. [28]

Untuk mengetahui tingkat kelelahan tenaga kerja dapat dilakukan dengan

berbagai macam pendekatan yaitu :

a. Pengukuran waktu reaksi

b. Uji hilangnya kelipatan (Flicker Fusion Test)

c. Pengamatan tentang koordinasi dan efisiensi kegiatan fisik.

d. Kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2)

e. Kuesioner kelelahan 30 item.

Untuk penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat kelelahan dengan

menggunakan alat yaitu, waktu reaksi (Reaction Timer).

Waktu reaksi yang diukur merupakan reaksi sederhana atas rangsangan tunggal

atau reaksi yang memerlukan koordinasi, waktu yang terjadi adalah waktu yang terjadi

antara pemberian rangsang tunggal sampai timbul respon terhadap rangsang tersebut,

pengukuran dilakukan pada waktu istirahat. [28]

Waktu reaksi merupakan interval selama impuls syaraf dialirkan ke otak

kemudian diteruskan ke otot, pemeriksaan waktu reaksi penting tidak hanya sekedar

mengetahui perbedaan kecepatan individu tetapi juga untuk mendapat informasi tentang

kegunaan fungsi yaitu atensi, kemampuan presepsi dan kecepatan persepsi. [9]

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelelahan

Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor yang menyebabkannya.

Faktor yang menyebabkan kelelahan tersebut antara lain: [25]

a. Faktor dari dalam individu

Page 5: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

1) Usia

Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun pada

usia 40 tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebut dikarenakan telah

menurunnya kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa dilakukan biasanya juga

berkurang dan lebih lamban.

Usia atau umur merupakan waktu atau masa hidup seseorang selama

masih hidup di dunia yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan. Para ahli

psikologi membagi umur menjadi beberapa kelompok-kelompok yang

didasarkan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan mental antara lain :

a. Masa dewasa dini : 18 tahun – 40 tahun

b. Masa dewasa madya : 41 tahun – 60 tahun

Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat akan

diikuti dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini kemampuan

organ akan menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan organ, maka hal ini

akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan.[22]

2) Jenis Kelamin

Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di

dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun

psikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih

besar dari pada tingkat kelelahan pria.

3) Status Gizi

Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana

keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan menganggu kerja dan

menurunkan efisiensi serta mengakibatkan kelelahan.[15]

Dalam laporan FAO/WHO/UNU (1985) dinyatakan bahwa Indeks Masa

Tubuh (IMT) merupakan indikator status gizi orang dewasa. Nilai IMT dihitung

menurut ilmu berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam

meter). Status gizi umum spesifik zat gizi, melainkan lebih erat kaitannya dengan

energi dan protein dapat diukur dengan antropometri. Dengan kata lain

antropometri atau ukuran tubuh dapat memberi gambaran status energi dan

protein seseorang, karenanya antropometri sering digunakan sebagai indikator

status gizi yang berkaitan dengan masalah kurang energi protein.

Standar IMT untuk orang Indonesia batas ambangnya telah dimodifikasi

berdasarkan pengalaman klinis sebagai berikut : [15]

Page 6: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

Tabel 2.1 Standar Indeks Masa Tubuh (IMT)Kategori IMT (Kg/m2) Keterangan

Kurus <17,0 Kekurangan BB tingkat berat

17,0-18,5 Kekurangan BB tingkat ringan

Normal >18,5-25,0 Normal Gemuk >25,0-27,0 Kelebihan BB tingkat ringan

<27,0 Kelebihan BB tingkat berat

4) Status Kesehatan

Adanya beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan, penyakit

tersebut antara lain : [17]

a. Penyakit Jantung

Seseorang yang mengalami nyeri jantung jika kekurangan darah, kebanyakan

menyerang bilik kiri jantung sehingga paru-paru akan mengalami bendungan

dan penderita akan mengalami sesak napas sehingga akan mengalami

kelelahan.

b. Penyakit gangguan ginjal

Pada penderita gangguan ginjal, sistem pengeluaran sisa metabolisme akan

terganggu sehingga tertimbun dalam darah (uremi). Penimbunan sisa

metabolisme menyebabkan kelelahan.

c. Penyakit asma

Pada penderita penyakit asma terjadi gangguan saluran udara bronkus kecil

bronkiolus. Proses transportasi oksigen dan karbondioksida terganggu

sehingga terjadi akumulasi karbondioksida dalam tubuh yang menyebabkan

kelelahan. Terganggunya proses tersebut karena jaringan otot paru-paru

terkena radang.

d. Tekanan darah rendah

Pada penderita tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa darah ke

bagian tubuh yang membutuhkan kurang maksimal dan lambat sehingga

Page 7: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

kebutuhan oksigennya tidak terpenuhi, akibatnya proses kerja yang

membutuhkan oksigen terhambat.

Pada penderita penyakit paru-paru pertukaran O2 dan CO2 terganggu

sehingga banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi penyebab

kelelahan. [17]

f. Tekanan darah tinggi

Pada tenaga kerja yang mengalami tekana darah tinggi akan menyebabkan

kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar. Pada saat

jantung tidak mampu mendorong darah beredar ke seluruh tubuh dan

sebagian akan menumpuk pada jaringan seperti tungkai dan paru.

Selanjutnya terjadi sesak napas bila ada pergerakan sedikit karena tidak

tercukupi kebutuhan oksigennya akibatnya pertukaran darah terhambat. Pada

tungkai terjadi penumpukan sisa metabolisme yang menyebabkan

kelelahan.[16]

b. Faktor dari luar

1) Beban Kerja dan Masa Kerja

Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga

kerja baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya.[21]

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya dan masing-masing

tenaga kerja mempunyai kemampuan sendiri untuk menangani beban kerjanya

sebagai tambahan dari beban kerja langsung ini. Pekerjaan biasanya dilakukan

dalam suatu lingkungan atau situasi yang akan menjadi beban tambahan pada

jasmani dan rohani tenaga kerja tersebut. Seperti faktor lingkungan fisik, kimia,

biologi, ergonomi dan psikologi. [22]

Beban kerja menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja tanpa

mengakibatkan kelelahan atau gangguan. Pada pekerjaan yang terlalu berat dan

berlebihan akan mempercepat pula kelelahan kerja seseorang. Nadi kerja

merupakan petunjuk besar kecilnya beban kerja.[23]

Masa kerja merupakan lama waktu seseorang bekerja pada suatu instansi

atau tempat kerja. Pada masa kerja ini dapat berpengaruh pada kelelahan kerja

khususnya kelelahan kronis, semakin lama seorang tenaga kerja bekerja pada

lingkungan kerja yang kurang nyaman dan menyenangkan maka kelelahan pada

orang tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu.[23]

2) Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kelelahan antara lain

Page 8: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

penerangan, kebisingan dan iklim kerja: [7]

a) Penerangan atau pencahayaan

Penerangan yang kurang baik di lingkungan kerja bukan saja akan

menambah beban kerja, karena menganggu pelaksanaan pekerjaan, tetapi

menimbulkan kesan yang kotor.

Untuk mengurangi kelelahan fisik akibat dari penerangan yang tidak cukup

dikaitkan dengan faktor obyek dan umur pekerja dapat dilakukan antara lain

perbaikan kontras, meningkatkan penerangan dan pengaturan jam kerja yang

sesuai dengan umur tenaga kerja.

b) Iklim Kerja / Tekanan Panas

Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti temperatur,

kelembabab udara, kecepatan gerak angin dan suhu radiasi, iklim kerja

adalah keadaan udara di tempat kerja.[2]

Pengukuran tekanan panas pada suatu tempat salah satunya adalah dengan

mengukur ISBB atau indeks suhu basah dan bola, anatara lain:

1. Untuk pekerja di luar gedung

ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering.

2. Untuk pekerja di dalam gedung

ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi.

c) Kebisingan

Suara yang terlalu bising dan berlangsung lama dapat menimbulkan stimulasi

daerah di dekat area penerimaan pendengaran berdenging. Keadaan ini akan

menimbulkan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu

cortex celebri yang dipengaruhi oleh sistem yang antagonistik, yaitu sistem

penghambat (inhibisio) dan sistem (aktivasi).[2]

d) Faktor Ergonomi

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dan kelelahan kerja. Ergonomi juga

berperan dalam memaksimalkan kenyamanan, keamanan dan efisiensi

pekerja. [12]

B. Minuman Isotonis

1. Pengertian Minuman Isotonis

Minuman isotonis adalah cairan yang dibuat untuk dapat diminum dimana

konsentrasi air dalam cairan intraselular adalah sama dan zat terlarut tidak dapat

masuk atau keluar dari sel. Cairan isotonis adalah cairan yang konsentrasi atau

Page 9: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

kepekatannya sama dengan cairan tubuh, contohnya NaCl 0,9%, larutan Ringer

Lactate (RL). [7]

Larutan isotonis dengan menambahkan garam sampai kepekatan larutan

sekitar 0,9% yang dibuat larutan garam fisiologis. Jadi larutan ini mengandung

elektrolit yang diperlukan tubuh sebagai pengganti keringat. Larutan garam

fisiologis diperlukan karena natrium merupakan kation utama dalam cairan

ekstraseluler.[7] Cairan yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah syaratnya harus

memiliki tonisitas atau kepekatan larutan yang sama dengan darah, sebab jika

kepekatan larutan yang masuk lebih encer maka sel-sel darah akan membengkak,

sedangkan bila kepekatan larutan yang masuk lebih pekat maka sel-sel akan

mengangkut. Keseimbangan kepekatan larutan yang masuk dengan kepekatan cairan

darah disebut isotonik atau isotonis. Hal ini menyebabkan larutan dari luar dapat

cepat diserap tubuh.[9]

2. Kandungan dalam Minuman Isotonis

Ada tiga bahan penting yang terkandung dalam minuman isotonis yaitu

Natrium, Kalium dan vitamin C. Selain tiga bahan itu juga terdapat bahan

pendukung lain yang jumlahnya sangat sedikit/kecil. Kandungan dalam minuman

isotonis dapat dijelaskan sebagai berikut : [10]

a. Natrium

Garam dapur adalah jenis garam yang paling terkenal zat natrium,

sebenarnya terdapat cukup banyak bahan pangan. Natrium punya peran penting

dalam cairan darah kita.[10]

Garam dapur dilambangkan dengan NaCl. Adapun proses terjadinya

larutan garam secara sederhana yaitu pada awalnya atom Na mengoksidasikan

satu elektron yang berada di lapisan luar atau klorida yang kekurangan satu

elektron pada lapisan luarnya sehingga menghasilkan ion Na+ dan ion Cl-. Dalam

kristal NaCl, kedua ion tersebut saling terikat dengan daya tarik elektrostik.

Molekul-molekul air dapat mengurangi daya tarik-menarik antara Na+ dan Cl

sedemikian rupa sehingga tinggal 1% saja dari daya tarik yang terdapat dalam

kristal NaCl. Ion-ion tersebut kemudian berfungsi sebagai molekul-molekul air,

demikian seterusnya sehingga terjadilah larutan garam.[10]

Natrium sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler dan paling

berperan untuk mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma adalah

135-145mEq/liter.

Kadar natrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:

Page 10: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

Left atrial stretch reseptor

Central baroreseptor

Renal afferent baroreseptor

Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)

Atrial natriuretic factor

Sistem renin angiotensin

Sekresi ADH

Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water).

Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kg berat badan dimana + 70% atau

40,5mEq/kg berat badan dapat berubah-ubah. Ekresi natrium dalam urine 100-

180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dan keringat 58mEq/liter. Kebutuhan setiap

hari = 100mEq (6-15 gram NaCl).[11]

Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial

maupun ke dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium

(muntah,diare) sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan

dehidrasi disertai kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium dalam

plasma akan diganti dengan air dan natrium dari cairan interstitial (cairan

intersitial adalah cairan yang terletak antar sel).[5] Apabila kehilangan cairan terus

berlangsung, air akan ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma tetap

tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi. [12]

Natrium klorida biasanya berhubungan erat dengan bahan makanan

maupun fungsinya dalam tuduh Sebagian besar natrium didapat dalam plasma

darah dan dalam cairan di sel luar (ekstraseluler), beberapa diantaranya juga

terdapat dalam tulang. Jumlah natrium dalam badan manusia diperkirakan sekitar

100 sampai 110 g.[14]

Kandungan Na dalam plasma yaitu sekitar 300-355 mg/100 ml,

dikarenakan Na merupakan kation utama dari cairan ekstraseluler, pengendalian

osmolaritas dan volume cairan tubuh adalah sangat tergantung pada ion Na dan

rasio Na terhadap ion lainnya. Sedangkan ion Cl merupakan anion utama dalam

cairan ekstraseluler, dijumpai dalam bentuk gabungan / perpaduan dengan Na di

berbagai bagian, walaupun dalam jumlahnya sedikit, terkait pada protein dan zat

lainnya.[10]

Sedangkan 95% natrium yang dicerna akan diserap oleh tubuh. Sebagian

besar pengeluaran natrium terjadi melalui ginjal. Disamping itu natrium

dikeluarkan juga melalui keringat. Setiap liter keringat mengandung 0,5 sampai

Page 11: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

3,0 gram natrium.[12]

Remaja membutuhkan antara 900 dan 2700 mg natrium setiap harinya.

Orang dewasa mempertahankan keseimbangan natrium kurang dari 500 mg per

hari.[13]

Sedangkan defisiensi unsur Na dan Cl di dalam tubuh dapat

menimbulkan:

1. Turunnya nilai osmotic cairan ekstraseluler,

2. Suhu tubuh dapat meningkat sehubungan dengan terganggunya sistem

regulasi,

3. Terjadinya kehilangan Cl, yaitu muntah - muntah, diare, berkeringat

merupakan kehilangan Na yang berlebihan.

b. Kalium

Selain natrium tubuh orang dewasa mengandung kalium (250g) dua kali

lebih banyak dari natrium dari (110 g). Walaupun demikian biasanya konsumsi

kalium lebih sedikit daripada natrium.[12] Tubuh manusia mengandung sekitar 2,6

mg K per kg berat badan tanpa / bebas lemak, terutama bagian yang banyak

mengandung unsur K-nya yaitu sel-sel syaraf dan otot, dan jumlahnya ada dalam

ekstraseluler. Beberapa natrium, kalium biasanya lebih banyak berada dalam sel

daripada di luar sel, karena itu lebih mudah menyimpan dan menjaganya.

Komposisi kalium biasanya tetap, sehingga digunakan sebagai indeks untuk lean

body mars (bagian badan tanpa lemak).[15]

Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler

berperan penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.

Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kg BB dimana 99% dapat berubah -

ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang terikat dengan

protein didalam sel. Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap

hari 1-3 mEq/kg BB. Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan

konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi kalium lewat urine 60-90 mEq/liter,

faeces 72 mEq/liter dan keringat 10mEq/liter.[12]

Akibat kekurangan kalium otot-otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi

bisa menimbulkan kelumpuhan.

Tubuh manusia sanagat efektif mengeluarkan kalium tetapi mempunyai

sedikit mekanisme untuk penghematan ginjal. Kekurangan kalium terjadi dalam

Page 12: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

2 sampai 3 hari bila tidak ada masukkan.[20] Peranan kalium mirip dengan

natrium yaitu kalium bersama-sama dengan klorida membantu menjaga tekanan

osmotik dan keseimbangan asam basa. Bedanya kalium menjaga tekanan

osmotik dalam cairan intra seluler dan sebagai terikat dengan protein. Kalium

juga membantu mengaktifasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat

menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolism karbohidrat.[13]

c. Vitamin C

Kandungan minuman isotonis yang tidak kalah pentingnya vitamin C.

Vitamin C adalah vitamin yang tergolong larutan dalam air dan sifatnya mudah

rusak. Vitamin C dapat membentuk membentuk asam L-askrobat dan asam L-

dehidroaskrobat, ke duanya mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam

askrobat sangat mudah teroksidasi secara reversibel menjadi asam L-

dehidroaskrobat. L-dehidroaskrobat secara kimia sangat labil dan dapat

mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-deketogulonat yang tidak

memiliki keaktifan vitamin C lagi .[12]

Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua

asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi, prolin dan hidroksilisin. Kedua

senyawa ini merupakan komponen kolagen yang penting. Penjagaan agar fungsi

itu tetap mantap banyak dipengaruhi oleh cukup tidaknya kandungan vitamin C

dalam tubuh. Peranannya adalah dalam proses penyembuhan luka serta daya

tahan tubuh melawan infeksi dan stress . [15]

3. Keseimbangan Cairan Elektrolit

Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan

berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat

terlarut.[22] Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan

menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion

negatif (anion). Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur

dalam miliekuivalen). Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,

minuman, dan cairan intravena dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.[13]

Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada

perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa preoperatif maupun

perioperatif, dapat menyebabkan gangguan fisiologis yang berat.[14] Jika gangguan

tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum tindakan anestesi dan bedah, maka

resiko penderita menjadi lebih besar.[16]

Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan

Page 13: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

kompartemen ekstraselular. Lebih jauh kompartemen ekstraselular dibagi menjadi

cairan intravaskular dan interstitial.[5] Cairan intraseluler adalah cairan yang berada

di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang

berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu cairan intravaskuler (plasma),

cairan interstitial dan cairan transeluler. [20]

Dehidrasi isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama

dengan konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnya

relatif sama dalam kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.

Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan

kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis). Secara

garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang

hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular

berpindah ke kompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan

volume intravaskular. Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan

cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan

hipotonis). Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan

natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular

berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga meminimalkan penurunan

volume intravaskular. [16]

Berdasarkan Sisiroon (2006: 5), faktor-faktor yang berpengaruh pada

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain:[7]

a. Umur

Kebutuhan intake cairan bervariasi bergatung dari usia, karena usia akan

berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Anak-

anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan disbanding usia

dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan

dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b. Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban

udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan sampai dengan 5 liter

per hari.

c. Diet

Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika

intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak

Page 14: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

sehingga serum albumin dan cadang protein akan menurun padahal keduanya

sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan

menyebabkan oedema.[14]

d. Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan

pemecahan glycogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi

air sehingga bila kerkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e. Kondisi Sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan

dan elektrolit tubuh, misalnya :

• Trauma seperti luka baker akan meningkatkan kehilangan air melalui paru-

paru dan kulit.

• Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

• Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan

pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya

secara mandiri.

f. Tindakan Medis

Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh seperti suction, nagogastric tube dan lain-lain.

g. Pengobatan

Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksatve dapat berpengaruh pada

kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

h. Pembedahan

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan

darah selama pembedahan. [17]

Tubuh kita mendapat air dari cairan yang diminum, cairan yang terdapat

dalam bahan makanan padat, serta cairan yang didapat dari oksidasi makanan dan

oksidasi jaringan tubuh. Sedangkan air dalam tubuh kita dikeluarkan melalui usus,

Page 15: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

ginjal, paru – paru, dan kulit. Kelenjar – kelenjar dari traktus digestivus pada

orang dewasa tiap harinya mengeluarkan ±8,2 liter cairan usus yang terdiri dari air

dan elektrolit. Dalam keadaan normal, cairan usus ini diserap kembali sehingga

kehilangan air melalui tinja hanya ±100 ml sehari. Kehilangan air melalui paru –

paru (uap air) dan melalui kulit (keringat) disebut Insensible perspiration

(Insensible water loss) diperkirakan sebanyak 0,5 – 0,6 cc. Kebutuhan air pada

orang dewasa ± 2 – 3 liter/hari (1 – 1,5 liter untuk Insensible perspiration dan 1 –

1,5 liter untuk produksi urin).

Tabel 2.2. Pertukaran Air Sekresi Gastrointestinal

Sekresi Rata-rata Rentang (ml)Saliva 1500 500-1500

Cairan Lambung 2500 1000-5000Empedu 500 100-1000Sekresi pancreas 700 700-1000

Sekresi usus 3000 700-1000Total 8200 3000-11500

Di dalam tubuh seorang yng sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia

cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi

normal intake cairan sama dengankehilangan cairan tubuh yang terjadi. Selama

aktivitas dan temperature yang sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira – kira 2500

ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan,

dan oksidasi selama proses metabolism.[19]

Pengaturan intake cairan adalah melalui mekanisme haus, pusat haus

dikendalikan berada di otak, sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi

dehidrasi intraseluler, mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di

mulut biasanya terjadi bersama sensasi haus. Sensasi haus akan segera hilang

setelah minum dengan demikian pada kondisi tubuh yang sehat akan secara

otomatis dapat mengatur intake cairannya sendiri tanpa haus takut bila terjadi

kelebihan cairan sepanjang konsentrasi cairan yang masuk sama dengan

konsentrasi cairan tubuh.[7]

Saat beraktifitas, orang akan mengeluarkan keringat, keringat akan lebih

banyak dikeluarkan apabila kegiatan yang dilakukan di tempat panas.[6] Apabila

tubuh kehilangan air 2% dari total berat badan, maka akan mengalami dehidrasi,

ada baiknya orang minum sebelum merasa haus. Minum air yang teratur dengan

tambahan sedikit elektrolit dan karbohidrat sangat baik untuk mencegah terjadinya

Page 16: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

dehidrasi.[7]

Pada lingkungan kerja panas dan jenis pekerjaan berat, diperlukan sekurang –

kurangnya 2,8 liter air minum bagi seorang tenaga kerja, sedangkan untuk kerja

ringan dianjurkan 1,9 liter dan kadar garam tidak boleh tinggi melainkan sekitar

0.2 %. Minum tidak mengandung alkohol dan bersifat penyegar badan, baik untuk

pekerja. 19 Sumber lain mengatakan bahwa cairan isotonis dengan kadar NaCl 0,9%

dan larutan Ringer Lactate (RL) juga bisa digunakan karena konsentrasi dan

kepekatannya sama dengan cairan tubuh.[8]

Table 2.3. Pertukaran Air dan NaCl Harian pada Orang Dewasa[19]

Pemasukan Air(ml) NaCl(gm) Pengeluaran Air(ml) NaCl(gm)

Air

Makanan

padat

Oksidasi

500-1700

800-1000

200-300

---

4-9

---

Insen per

Tinja

Urin

850-1200

50-200

600-1600

0,4-0,8

0,2

3,2-8,0

1500-

3000

4-9 1500-

3000

4,9

e. Paru-paru

C. Pengaruh Minuman Isotonis Terhadap Kelelahan

Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan. Jika dua

hal tersebut dipisahkan menjadi perkara yang sangat sulit karena faktanya, tubuh

manusia hanya dapat bertahan selama satu minggu tanpa air. Dan patut diingat kembali

bahwa sekitar 55 - 75 % tubuh manusia terdiri dari air. [11]

Bagi seorang manusia, air tidak hanya untuk menghilangkan rasa haus. Selain itu

cairan di dalam tubuh juga berfungsi sebagai pelarut, katalisator, pelumas, pengatur suhu

tubuh, menjadi penyedia mineral, elektrolit, serta menjadi tempat berlangsungnya reaksi-

reaksi kimia.11 Setiap hari, pada umumnya seorang manusia selalu kehilangan cairan

tubuh sekitar 2.500 ml per hari. Agar tidak terjadi dehidrasi, maka mengganti cairan

dalam jumlah yang relatif sama menjadi hal yang mutlak dilakukan agar keseimbangan

cairan dalam tubuh tetap terjaga. [9]

Keseimbangan cairan juga dapat menjaga keseimbangan asupan cairan dengan

pengeluaran cairan yang melalui keringat, urine, feses, pernapasan, serta proses

metabolisme. Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan maka kondisi lingkungan

yang memicu terjadinya dehidrasi membuat pekerja amat membutuhkan air sebagai

pengganti cairan tubuh yang hilang. [8]

Page 17: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

Pada saat melakukan aktivitas yang berat akan kehilangan banyak cairan yang

keluar melalui keringat. Untuk itu perlu adanya minuman yang berenergi agar kita tidak

dehidarsi. Pada keadaan ini minuman isotonik memang lebih baik daripada air biasa,

karena minuman isotonik dapat lebih cepat menggantikan zat-zat elektrolit yang hilang. [18]

Untuk itu, agar membantu kita tidak mudah kehilangan cairan tubuh diperlukan

minuman yang tepat yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain minum air, hal lain yang dapat

dilakukan untuk mengatasi hal tersebut di atas adalah dengan mengonsumsi minuman

isotonik.[14]

Disebut isotonik karena minuman ini dirancang sehingga memiliki tekanan

osmotik yartg sama dengan tektanan darah manusia, maka dengan demikian minuman

ini dengan segera bisa langsung diserap oleh tubuh.Sebagai pengganti kehilangan air,

minuman ini dapat dibuat dengan kadar air sampai 98%. Disamping itu, juga

berpengaruh sebagai pelepas dahaga dan pelarut nutrien lainnya serta menggantikan

cairan tubuh yang hilang. Sedangkan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang,

minuman ini dapat disuplementasi dengan Cl,Na (natrium klorida /sitrat), P (kalium

fosfat), Mg (trimagnesium sitrat), dan Ca (kalsium laktat). [9]

Dengan komposisi tersebut, minuman isotonis lebih mudah diserap oleh tubuh

dan relatif lebih cepat menggantikan cairan tubuh yang hilang. Oleh sebab itu, kondisi

fisik sangat penting untuk mendukung aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil bisa

dilakukan apabila kondisi fisiknya memadai.[ 3]

Page 18: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

A. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, maka dapat disusun kerangka

teori sebagai berikut:

Gambar.2.1. Kerangka Teori

Sumber: 2,6,15,17,21,25.

Kelelahan

Faktor pemicu

kelelahan

Faktor dari dalamFaktor dari luar

- Keadaan monoton

- Beban kerja

- Lama kerja

- Lingkungan kerja

fisik:

1. Cuaca kerja

2. Penerangan

3. Bising

4. Ergonomi

Suhu tubuh naik

Keluarnya keringat

Cairan tubuh berkurang/dehidrasi

Keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh

Metabolisme tubuh

Pemberian minuman isotonis

Kekurangan Cairan

Page 19: jtptunimus-gdl-sitiuntari-5652-2-babii_

B. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

* : Diukur dan dikendalikan

Gambar. 2.2. Kerangka Konsep

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh pemberian minuman isotonis

terhadap perubahan kelelahan pekerja di industri tahu di Kelurahan Jomblang Kecamatan

Candisari Kota Semarang”.

Pemberian

Minuman isotonis “x”

Perubahan

kelelahan

Variabel Pengganggu:Beban kerja*

Lama kerja *Tekanan panas*

Usia *

Jenis kelamin *

Status gizi*