Jtptunimus Gdl Etikaoktia 5182 2 Bab1
description
Transcript of Jtptunimus Gdl Etikaoktia 5182 2 Bab1
-
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang alami dan ideal untuk
bayi terutama pada bulanbulan pertama. ASI mengandung semua gizi
(nutrien) yang dibutuhkan untuk membangun dan penyediaan energi bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. ASI juga mengandung
beberapa zat anti terhadap penyakit-penyakit yang keberadaannya tidak dapat
diberikan melalui jalan lain (Riadi, 1997).
ASI merupakan makanan paling ideal baik secara fisiologis maupun
secara biologis untuk diberikan kepada bayi di awal kehidupannya. ASI
sanggup memenuhi kebutuhan gizi seorang bayi untuk masa hidup 4-6 bulan
pertama. Bayi yang minum ASI akan menghisap ASI dalam jumlah serta
komposisi yang sesuai dengan laju pertumbuhannya. Bayi sebaiknya sesegera
mungkin diberi ASI atau disusukan setelah lahir, kemudian dilanjutkan
dengan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, selanjutnya
pemberian ASI diberikan sampai usia 2 tahun dengan pemberian makanan
tambahan (Makanan Pendamping ASI/MP-ASI) dengan benar (Swasono,
1999).
Penelitian sudah membuktikan bahwa ASI membuat bayi jauh lebih
sehat, kekebalan meningkat, kecerdasan emosional dan spiritual lebih baik, IQ
1
PDF
Crea
te! 3
Trial
www.
scan
soft.c
om
-
2pun bisa lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak ketika bayi tidak diberi
ASI eksklusif dan ASI juga mempunyai dampak ekonomi yang sangat tinggi
serta ASI tidak bisa diganti dengan zat makanan apapun. Para ahli sepakat
bahwa pemberian ASI secara eksklusif dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
sampai dengan usia 4-6 bulan (Swasono, 2005).
ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi umur 0-6
bulan tanpa bahan makanan apapun (termasuk air putih) kecuali obat (Depkes
RI, 1998). Meskipun ASI eksklusif memiliki banyak keunggulan, jumlah ibu
yang memberikan ASI eksklusif masih minim. Masih banyak ditemukan
bahwa bayi sebelum usia 3 bulan telah diberikan makanan semi padat.
Tampaknya sudah menjadi kebiasaan sebagian ibu di Indonesia untuk
memulai pemberian makanan tambahan sejak bayi berusia 1 bulan dengan
memberi makanan utama dari golongan serealia ditambah dengan beberapa
jenis sayursayuran, buahbuahan, telur dan daging (Wiryo, 2002 ).
MPASI adalah makanan yang diberikan pada bayi selain ASI, sebagai
penambah kekurangan dari ASI. Setelah usia bayi lebih dari 6 bulan perlu
diperkenalkan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi
yang makin meningkat. Bayi membutuhkan zat-zat gizi yang tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya (Husaini, 1999).
Bayi sesudah berumur 6 bulan, secara berangsur perlu diberikan
makanan tambahan berupa sari buah atau buah- buahan segar, makanan lumat
dan akhirnya makanan lembek. Tujuan pemberian makanan tambahan adalah
sebagai pelengkap pemberian zatzat gizi yang kurang dalam pemenuhan ASI,
PDF
Crea
te! 3
Trial
www.
scan
soft.c
om
-
3mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam
makanan, bayi juga akan mempunyai kemampuan untuk mengunyah dan
menelan serta melakukan adaptasi pada makanan yang mengandung kadar
energi tinggi (RSCM dan PERSAGI, 1994).
Makanan pada bayi merupakan pondasi bagi pertumbuhan badan yang
sehat yang akan mendukung perkembangan bayi yang sehat. Makanan harus
memenuhi kebutuhan gizi anak, sehingga dalam memberikan makanan harus
memperhatikan: jenis dan jumlah makanan yang diberikan, kapan waktu yang
tepat dalam pemberian makanan dan umur anak saat diberikan MPASI
(Wiryo, 2002).
Makanan akan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan fisik
dan mental anak. Oleh karena itu makanan harus memenuhi kebutuhan gizi
anak sehingga dalam memberikan makanan pendamping ASI perlu
memperhatikan pengaturan makanan, jenis makanan dan syarat makanan
(Huliana, 2002). Berbagai macam faktor yang dapat mempercepat pemberian
makanan tambahan diantaranya adalah tingkat pendidikan yang masih rendah,
tingkat pengetahuan yang kurang, sosial budaya atau tradisi, ekonomi dan
sikap ibu.
Di negara berkembang dijumpai kecenderungan ibu-ibu lebih pendek
periode pemberian ASI nya dan selanjutnya menggunakan MPASI. Di
Indonesia khususnya pedesaan penghentian menyusui berdasarkan pada
alasan-alasan: hamil lagi, anak cukup umur mendapatkan makanan biasa,
payudara sakit atau air susu sedikit. Di perkotaan sebabnya beragam antara
PDF
Crea
te! 3
Trial
www.
scan
soft.c
om
-
4lain : lingkungan sosial budaya, ibu bekerja, pengaruh iklan makanan
pendamping ASI (Suhardjo, 1998).
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat
justru akan menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan (obesitas),
alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan (Pudjiadi,
2003). Pemberian makanan padat dan cairan pada usia dini dapat menjadi
sarana masuknya bakteri pathogen. Bayi usia dini sangat rentan terhadap
bakteri penyebab diare, terutama di lingkungan yang kurang higienis dan
sanitasi buruk karena makanan tambahan tidak mempunyai zat kekebalan
seperti pada ASI.
Walaupun pemberian MP-ASI pada usia dini banyak menimbulkan
kerugian bagi anak, di desa Butuhan, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten
masih banyak dijumpai para ibu memberikan MP-ASI pada usia dini
khususnya makanan padat. Jumlah bayi di Desa Butuhan, Kecamatan
Delanggu, Kabupaten Klaten pada awal tahun 2008 ada 18 bayi, ada 5% bayi
yang tidak diberi MP-ASI atau diberi ASI saja, sedangkan ada 95% bayi yang
diberi MP-ASI pada usia dini yaitu berupa makanan padat . Bayi yang diberi
MP-ASI pada usia dini terlihat gemuk (obesitas) karena pemberian MP-ASI
yang terlalu banyak dan diberikan secara bebas serta akibat lain dari
pemberian MP-ASI pada usia dini adalah bayi akan sering terkena diare
karena ibu-ibu kurang memperhatikan kebersihan saat menyiapkan MP-ASI.
Sebagian besar ibuibu di Desa Butuhan, Kecamatan Delanggu,
Kabupaten Klaten dalam memberikan MPASI kurang memperhatikan jenis
PDF
Crea
te! 3
Trial
www.
scan
soft.c
om
-
5dan jumlah makanan yang diberikan, waktu yang tepat dalam pemberian MP -
ASI dan umur bayi yang tepat saat diberikan MPASI. Hal tersebut
dikarenakan oleh tingkat pendidikan ibu yang rendah, kurangnya pengetahuan
ibu dalam pemberian kebutuhan nutrisi pada bayi, pengaruh sosial budaya
atau tradisi yang berlaku di daerah setempat, tingkat ekonomi khususnya
pendapatan keluarga dan persepsi ibu tentang manfaat MP-ASI yang
dibrerikan terlalu dini.
Melihat fenomena diatas untuk meningkatkan penggunaan ASI
eksklusif maka perlu diidentifikasi mengenai alasan pemberian MP-ASI
secara dini. Tapi kenyataan alasannya sangat beragam dan sering kali sulit
dianalisa karena jumlah bayi di Desa Butuhan ada 18 bayi, ada 95% yang
diberi MP-ASI secara dini dan yang tidak diberi MP-ASI secara dini ada 5%,
hal ini membuktikan bahwa jumlah ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif
pada bayinya masih sedikit. Dari data tersebut sehingga perlu diadakan
penelitian tentang studi alasan ibu memberikan MP-ASI pada usia dini di
Desa Butuhan, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Penelitian ini
mengunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui alasan
ibu memberikan MP-ASI pada usia dini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah Apa alasan ibu memberikan Makanan
PDF
Crea
te! 3
Trial
www.
scan
soft.c
om
-
6Pendamping ASI (MP-ASI) pada usia dini di Desa Butuhan, Kecamatan
Delanggu, Kabupaten Klaten
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui alasan ibu memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Pada Usia Dini di Desa Butuhan, Kecamatan Delanggu, Kabupaten
Klaten.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui alasan ibu memberikan MP-ASI pada usia dini dilihat dari
persepsi ibu tentang manfaat MP-ASI.
b. Mengetahui alasan ibu memberikan MP-ASI pada usia dini dilihat dari
aspek motivasi ibu dalam memberikan MP-ASI.
c. Mengetahui alasan ibu memberikan MP-ASI pada usia dini dilihat dari
aspek sosial budaya atau tradisi yang berlaku di daerah setempat.
d. Mengetahui alasan ibu memberikan MP-ASI pada usia dini dilihat dari
aspek sikap ibu dalam memberikan MP-ASI.
e. Mengetahui alasan ibu memberikan MP-ASI pada usia dini dilihat dari
dukungan suami dalam memberikan MP-ASI.PD
F Cr
eate!
3 Tr
ial
www.
scan
soft.c
om
-
7D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Profesi
Memberi masukan untuk mengevaluasi dalam pemberian MP-ASI, serta
sebagai pedoman untuk mengadakan. penyuluhan kesehatan mengenai
usia yang tepat dalam pemberian MP-ASI.
2. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dibidang penelitian serta menambah
pengetahuan.
3. Bagi Pendidikan.
Menambah referensi bagi dunia pendidikan dan dapat digunakan sebagai
dasar untuk melaksanakna penelitian selanjutnya.
4. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai pedoman mengenai usia yang tepat yaitu usia 6
bulan yang harus mulai diberikan MP-ASI.
E. Bidang Ilmu
Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan
khususnya ilmu keperawatan Maternitas.PDF
Crea
te! 3
Trial
www.
scan
soft.c
om