Jtptunimus Gdl Ennywidyaw 5113 1 Babi

download Jtptunimus Gdl Ennywidyaw 5113 1 Babi

of 8

description

AA

Transcript of Jtptunimus Gdl Ennywidyaw 5113 1 Babi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan.

    Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu

    sendiri, keadaan lingkungan dan kebiasaan individu mengkonsumsi makanan,

    dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

    ketidakseimbangan, maka individu berada dalam keadaan yang disebut sakit.

    Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan masyarakat

    adalah kanker sistem urogenitalia. Hal ini dibuktikan pada negara

    berkembang, banyak terjadi penyakit kanker yang diderita pada kalangan

    masyarakat. Baik itu yang terjadi pada sistem urogenitalia, terutama dinegara

    Asia, Afrika dan Amerika menunjukkan bahwa kanker pada saluran

    urogenitalia merupakan penyebab utama dan terutama pada dewasa laki-laki

    dan perempuan (Ilmu Keperawatan, 2007.com).

    Kanker pada vesika urinaria atau carsinoma buli-buli didefinisikan

    sebagai tempat tersering pada keterlibatan proses neoplastik saluran kemih.

    Penyebab utama pada carsinoma buli-buli antara lain pajanan amin aromatik

    dari industri (anilin, karet, huli), asap rokok, infeksi kronik oleh Schistosoma

    haematobin dan proses peradangan kronis akibat batu yang dapat

    menyebabkan carsinoma sel skuamosa. Gambaran klinis biasanya berupa

    hematuri tanpa rasa sakit dan obstruksi. Secara klinis tumor buli-buli atau

  • 2

    carsinoma buli-buli terbentuk menjadi 4 jenis yaitu buli-buli dapat berbentuk

    papiler, tumor non invasif (insitu), noduler (infiltratif) atau campuran antara

    bentuk papiler dan infitratif, yang biasanya akan disertai dengan hematuria.

    Hematuria adalah didapatkan sel-sel darah merah didalam urine. Secara visual

    terdapatnya sel-sel darah merah didalam urine dibedakan dalam 2 keadaan,

    yaitu hematuria makroskopik dan mikroskopik yang berlangsung terus

    menerus dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan penyulit berupa

    terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran darah,

    eksanguinasi sehingga menimbulan syok hipovolemik / anemi dan

    menimbulkan urosepsis. Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih

    banyak pria dibandingkan pada wanita dan tumor-tumor multipel juga lebih

    sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali

    dibuat diagnosa. Tumor buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan.

    Sebagian besar 90% tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.

    Tumor ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang

    epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu di plelum, ureter atau uretra

    posterior, sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa

    (10%) & adenokarsinoma (2%). Hubungan tersebut terjadi secara berkaitan

    yang berarti bertambahnya jumlah rokok yang diisap akan meningkatkan

    resiko terjadinya kanker buli-buli 2-5 kali lebih besar dibandingkan dengan

    bukan perokok. Pada perokok ditemukan adanya peningkatan metabolit

    metabolit triptopan yang berada dalam urinnya (air kemih) yang bersifat

    karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Beberapa bahan kimia juga

    dilaporkan bersifat karsinogenik pada terjadinya kanker buli-buli, seperti b-

  • 3

    naftylamine yang sering digunakan dalam industri cat dan karet, fenacetin,

    cyclophosphamine, cafein, dan pemanis buatan. Penelitian terbaru juga

    menyebutkan pada orang yang sering memakai cat rambut permanen

    resikonya jadi meningkat. Selain itu iritasi jangka panjang pada selaput lendir

    kandung kencing seperti yang terjadi pada infeksi kronis (infeksi yang

    berlangsung lama), pemakaian kateter yang menetap dan adanya batu pada

    buli-buli, juga diduga sebagai faktor penyebab. (Smeltzer, Suzanne C, 2001

    vol. 2)

    Kanker buli-buli mempunyai gambaran penting yaitu seseorang pasien

    datang dengan mengeluh hematuria yang bersifat tanpa disertai rasa nyeri,

    kambuhan, dan terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total). Meskipun

    seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada

    karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak

    jarang menunjukkan gejala iritasi buli-buli. Hematuria dapat menimbulkan

    retensi bekuan darah sehingga pasien datang meminta pertolongan karena

    tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala

    obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. Edema tungkai ini

    disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh

    kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.

    Hasil survey di Indonesia menunjukkan bahwa angka kematian karena

    kanker untuk seluruh golongan jenis kelamin adalah sekitar antara 120-160

    per 1000 penduduk dan dewasa pria menderita 3 : 1 daripada wanita setiap

    tahunnya sekitar 45% dari semua kesakitan tumor buli-buli 25 dari semua

  • 4

    kematian pada semua jenis kelamin. Dari berbagai jenis kanker saluran

    kemih, kanker buli-buli/kandung kemih merupakan yang sering ditemui. Di

    Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian keenam dari

    seluruh penyakit keganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan

    ditemukan 52.900 kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia berdasarkan

    pendataan hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun (1988-

    1990) diketahui bahwa kanker buli- buli menempati urutan kesepuluh dari

    tumor ganas primer pada pria. Di Subbagian Urologi RSUPN Dr. Cipto

    Mangunkusumo dari 152 kasus keganasan urologi antara tahun 1995-1997,

    36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga menempati urutan pertama.

    Puncak kejadiannnya terutama berada pada usia dekade ke lima sampai ke

    tujuh.

    Tumor buli-buli merupakan penyakit yang disebabkan karena bahan-

    bahan karsinogen seperti bahan pewarna karet, kulit dan faktor lainnya juga

    bisa karena infeksi bakteri kambuhan (Smeltzer, Suzanne C. 2001,vol.2).

    Kekambuhan pada tumor buli-buli merupakan masalah yang serius, 25%

    hingga 40% tumor superfisial akan kambuh kembali sesudah dilakukan

    fulgerasi atau reseksi transuretra, sehingga klien tumor buli-buli yang dirawat

    inap harus dilakukan tindakan pemeriksaan laboratorium urin, pemeriksaan

    sel-sel uretolium, mendeteksi adanya kelainan karsinoma sel-sel urotelium.

    Dari latar belakang tersebut diatas, mendorong penulis untuk memilih

    kasus keperawatan dengan judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny. R dengan

  • 5

    Gross Hematuria e.c Ca.Buli di ruang A2 Bedah Wanita dan Anak RSUP

    Dr. Kariadi Semarang.

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    Mampu memberikan Asuhan keperawatan pada pasien Gross

    Hematuria e.c Ca.Buli dengan menggunakan pendekatan proses

    keperawatan yang utuh dan komprehensif.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mampu melakukan pengkajian selama memberikan Asuhan

    keperawatan pada Ny.R dengan Gross Hematuria e.c ca.buli di ruang

    A2 Bedah Wanita dan Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

    b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan selama memberikan

    Asuhan keperawatan pada Ny.R dengan Gross Hematuria e.c ca.buli

    di ruang A2 Bedah Wanita dan Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

    c. Mampu merumuskan rencana tindakan selama memberikan Asuhan

    keperawatan pada Ny.R dengan Gross Hematuria e.c ca.buli di ruang

    A2 Bedah Wanita dan Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

    d. Mampu memberikan intervensi keperawatan yang dialami oleh klien

    Ny.R dengan Gross Hematuria e.c ca.buli di ruang A2 Bedah Wanita

    dan Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

  • 6

    e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan yang dialami oleh klien

    Ny.R dengan Gross Hematuria e.c ca.buli di ruang A2 Bedah Wanita

    dan Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

    f. Mampu melakukan perencanaan tindak lanjut pada klien Ny.R

    dengan Gross Hematuria e.c ca.buli di ruang A2 Bedah Wanita dan

    Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

    C. Metode Penulisan

    Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, menggunakan metode

    deskriptif, yaitu memberikan gambaran kegiatan asuhan keperawatan yang

    diberikan pada pasien Gross Hematuria e.c Ca.Buli. Guna menunjang

    kelengkapan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan teknik

    pengumpulan data sebagai berikut :

    1. Studi kasus

    Yaitu melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada seorang

    klien dengan Asuhan keperawatan klien Ny.R dengan Gross Hematuria

    e.c Ca.Buli di ruang A2 Bedah Wanita dan Anak RSUP Dr. Kariadi

    Semarang.

    2. Observasi

    Mengobservasi gejala-gejala yang dialami klien dengan Gross Hematuria

    e.c Ca.Buli dan observasi keberhasilan standar asuhan keperawatan yang

    telah diberikan.

  • 7

    3. Wawancara

    Pengkajian dalam rangka pengumpulan data dilakukan terhadap klien

    keluarga serta perawat ruangan

    4. Studi Kepustakaan

    Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan

    keperawatan medikal bedah termasuk bahan-bahan perkuliahan agar

    Karya Tulis Ilmiah ini mempunyai nilai untuk dipertahankan.

    D. Sistematika Penulisan

    Sistematika penyusun yang digunakan dalam penulisan laporan ini

    terdiri atas 5 (lima) BAB yaitu :

    BAB I Pendahuluan, yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode

    penulisan dan sistematika penulisan.

    BAB II Tinjauan pustaka, yang menjelaskan tentang konsep dasar penyakit

    yang meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi /

    predisposisi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan,

    komplikasi, klasifikasi, pathway, diagnosa keperawatan,

    pengkajian fokus.

    BAB III Tinjauan kasus, yang menjelaskan tentang pengelolaan kasus yang

    telah di lakukan oleh penulis di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang

    selama 4 hari yang meliputi tahapan pengkajian, diagnosa

    keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

  • 8

    BAB IV Pembahasan, berisi tentang pembanding antara teori dan kasus

    sesungguhnya digunakan sebagai bahan pemikiran bersama untuk

    masa yang akan datang.

    BAB V Penutup, yang meliputi : Kesimpulan dan saran