Jtptiain Gdl Ummihanifa 6167 1 Skripsi p
Click here to load reader
-
Upload
mayamudaking -
Category
Documents
-
view
32 -
download
5
description
Transcript of Jtptiain Gdl Ummihanifa 6167 1 Skripsi p
PENERAPAN PENDEKATAN INQUIRY SEBAGAI UPAYA UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI POKOK TATA NAMASENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK SEDERHANA
KELAS X MAN 1 PATI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Kimia
OlehUmmi Hanifah
NIM: 063711009
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGOFAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Semarang50185
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Tanggal Tanda Tangan
Atik Rahmawati, S.Pd, M.SiNIP.19750516 200604 2 002
Pembimbing II
Drs. Widodo Supriyono, M.A ________________ __________________NIP.19591025 198703 1 003
MOTTO
(#q à)®?$#©!$#¨, ym¾Ïm Ï?$s)è?Ÿwur¨ûèòq èÿsCžwÎ)N çFRr&urtbq ßJ Î=ó¡ •BÇÊÉËÈ
Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlahsekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Ali Imron:102)1
1 Departemen Agama, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Kudus: Mubarokatan Toyyibah,2006), hlm. 63.
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati dan iringan doa, sebuah karya sederhanaini penulis persembahkan kepada:
1. Bapak Drs. H. Asjhari Umar (alm.) dan Ibu Hj. Muti’ah hatur nuwun
atas perhatian, ketulusan kasih sayang, nasehat dan tak henti-
hentinya do’a untuk keberhasilan saya, yang selalu membangkitkan
semangat saya di saat saya lemah.
2. Kakak-kakakku yang selalu memberikan semangat, do’a, dan
dukungannya.
3. Keponakan-keponakanku.
4. Teman-teman kimia ’06 terima kasih atas persahabatan dan
persaudaraan kita yang tak akan terlupakan
5. Keluarga kos tanjung sari, terima kasih karena telah menampung
keluh dan kesahku selama ini.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali
informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, 20 November 2010
Deklarator,
Ummi Hanifah
NIM. 063711009
ABSTRAK
Ummi Hanifah (NIM: 063711009), Penerapan Pendekatan Inquiry SebagaiUpaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam PembelajaranKimia Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa Organik Dan AnorganikSederhana Kelas X MAN 1 Pati.
Mata pelajaran kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atausains (physical science) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alamsecara sistematis. Salah satu alternatif mengatasi permasalahannya denganmenggunakan pendekatan inquiry. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untukmengetahui bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik matapelajaran kimia menggunakan pendekatan inquiry pada pokok bahasan tata namasenyawa organik dan anorganik sederhana dapat meningkatkan kemampuankognitif, afektif, psikomotorik dan hasil belajar peserta didik mencapaiketuntasan belajar individual maupun klasikal.
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom ActionResearch). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikankepercayaan kepada pengembangan kekuatan reflektif, diskusi dan berfikir.Adapun pengumpulan datanya dengan cara: observasi, dokumentasi dan tes.Sedangkan analisisnya menggunakan deskriptif analitis.
Penelitian dilaksanakan di kelas X 1 MAN 1 Pati. Semeseter Ganjil tahunpelajaran 2010-2011. Penelitian atas dua siklus meliputi perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap perencanaan disusun skenariopembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajaran. Proses pembelajarandilaksanakan dengan menggunakan pendekatan inquiry. Hasil observasidipresentasikan dalam diskusi. Pada tahap observasi, dilakukan pengamatanaktifitas peserta didik dan tes hasil akhir belajar. Indikator kinerja pada penelitianberupa tercapainya ketuntasan belajar secara individual dan klasikal sebesar88,46%.
Hasil pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa indikator kinerja belumtercapai karena hasil belajar peserta didik hanya mencapai rerata nilai 62,69 dan61,53% peserta didik yang tuntas belajar. Perbaikan pada peningkatan keaktifanpeserta didik pada siklus II menunjukkan ketuntasan hasil belajar peserta didikyaitu dengan nilai rerata 71,71 dan ketuntasan hasil belajar 88,46%.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasidan masukan bagi mahasiswa, tenaga pengajar, peneliti, dan semua pihakterutama di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT. Karena
dengan izin dan ridhanya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
Tak lupa sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta
alam, yang kepada beliau diturunkan wahyu illahi Al-Quran, dan ditugasi untuk
menjelaskan serta menauladaninya. Semoga tercurah pula kepada keluarga dan
sahabat-sahabat beliau serta seluruh umatnya yang setia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang berjudul
”PENERAPAN PENDEKATAN INQUIRY SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI POKOK TATA NAMA
SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK SEDERHANA KELAS X MAN 1
PATI”, tidak mampu peneliti selesaikan dengan baik tanpa bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sudja’i M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. Atik Rahmawati, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing I, Drs. Widodo
Supriyono, M.A selaku pembimbing II, yang dengan keikhlasan hati telah
banyak meluangkan waktu untuk peneliti guna kepentingan skripsi ini.
3. Segenap dosen beserta karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, yang telah membekali ilmu pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
4. Kepala MAN 1 Pati beserta seluruh tenaga pengajar, karyawan, dan
peserta didik MAN 1 Pati yang telah membantu pengumpulan data
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. H. Asjhari Umar (alm) dan Ibu Hj. Muti’ah atas segala doa,
pengorbanan, motivasi, cinta, dan kasih sayangnya.
6. Kakak-kakakku yang selalu hadir disaat penulis membutuhkan bantuan.
7. Semua saudara yang ada di Pati yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu.
8. Teman, sahabat, terima kasih atas cinta, kasih sayang, motivasi dan hari-
hari yang indah.
9. Teman-teman tadris kimia 2006, semoga kebersamaan dan kekeluargaan
kita tetap terjaga selamanya.
10. Keluarga besar kos tanjung sari yang telah menemani perjalananku
selama ini.
11. Teman-teman PPL SMA 8, KKN Desa Teluk, bersama kalian, kenangan
terindah yang tak pernah ku lupakan.
Kepada semua pihak yang telah penulis sebutkan di atas, penulis merasa
tidak dapat memberikan apa-apa kecuali ucapan terima kasih yang tulus debgan
diiringi do’a semoga allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
sebaik-baiknya balasan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi bahasa, isi, maupun analisisnya. Kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Semarang, 20 November 2010
Peneliti,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ..... iii
HALAMAN DEKLARASI..................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................ .......... v
HALAMAN MOTTO............................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI…………………. .............................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 4
C. Penegasan Istilah ............................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori ............................................................... 7
1. Pendekatan Pembelajaran ......................................... 7
2. Pendekatan Inquiry.................................................... 8
3. Belajar....................................................................... 11
a. Pengertian Belajar .................................................. 11
b. Hasil Belajar .......................................................... 13
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 16
4. Tata Nama Senyawa Organik dan anorganik Sederhana 18
a. Tata Nama Senyawa Anorganik.............................. 19
b. Tata Nama Senyawa Organik ................................. 24
5. Pembelajaran dengan Pendekatan Inquiry dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik ................. 25
6. Penelitian yang Relevan ............................................ 26
B. Hipotesis Tindakan .......................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ........................................................... 28
B. Lokasi Penelitian ............................................................. 28
C. Kolaborator...................................................................... 28
D. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................ 28
E. Desain Penelitian ............................................................ 29
F. Metode Pengumpulan Data .............................................. 34
G. Analisis Data .................................................................. 35
H. Indikator Keberhasilan .................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian........................................ 38
1. Persiapan Penelitian ..................................................... 38
2. Kondisi Sebelum Penelitian ......................................... 38
3. Perlakuan Penelitian..................................................... 41
B. Hasil Penelitian................................................................ 42
C. Pembahasan .................................................................... 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 60
B. Saran .............................................................................. 61
C. Penutup .............................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62
LAMPIRAN ........................................................................................... 64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ 97
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Contoh Rumus Molekul Dan Tata Nama Asam ................... 23
Tabel 2.2 : Tata Nama Senyawa Basa.................................................... 23
Tabel 2.3 : Nama-nama Senyawa Alkana .............................................. 24
Tabel 2.4 : Perbandingan Nama-nama Senyawa Organik Sederhana...... 25
Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................. 29
Tabel 4.1 : Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum Pembelajaran Dengan
Pendekatan Inquiry ............................................................. 39
Tabel 4.2 : Hasil Belajar Kognitif Siklus I ............................................. 44
Tabel 4.3 : Hasil Belajar Kognitif Siklus II............................................ 48
Tabel 4.4 : Hasil Belajar Siklus I ........................................................... 53
Tabel 4.5 : Hasil Belajar Siklus II.......................................................... 55
Tabel 4.6 : Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik .............................. 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Bagan Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas............... .. 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta Didik .................................................. 64
Lampiran 2 : Silabus Pembelajaran........................................................... 65
Lampiran 3 : RPP Siklus I ........................................................................ 67
Lampiran 4 : RPP Siklus II ....................................................................... 70
Lampiran 5 : Kisi-kisi Soal Siklus I .......................................................... 73
Lampiran 6 : Kisi-kisi Soal Siklus II......................................................... 75
Lampiran 7 : Soal Evaluasi Siklus I .......................................................... 78
Lampiran 8 : Soal Evaluasi Siklus II......................................................... 79
Lampiran 9 : Jawaban Soal Siklus I .......................................................... 81
Lampiran 10 : Jawaban Soal Siklus II......................................................... 83
Lampiran 11 : Daftar Nilai Hasil Ulangan Siklus I...................................... 85
Lampiran 12 : Daftar Nilai Hasil Ulangan Siklus II .................................... 86
Lampiran 13 : Daftar Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus I.................. 87
Lampiran 14 : Daftar Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus II ................ 88
Lampiran 15 : Daftar Kelompok Diskusi .................................................... 89
Lampiran 16 : Daftar Nilai Peserta Didik Pra Siklus.................................. 90
Lampiran 17 : Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran Siklus I................... 91
Lampiran 18 : Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran Siklus II.................. 93
Lampiran 19 : Kisi-kisi Penilaian Hasil Belajar Peserta didik......................... 95
Lampiran 19 : Dokumentasi............................................................................ 96
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dengan lingkungan.2 Menurut Clifford T. Morgan,
“Learning is any relatively permanent change in behavior that is the result of
past experience” artinya, Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
tetap yang diakibatkan pengalaman masa lalu.3
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap
(afektif).4
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh peserta didik sebagai anak didik.5 Penggunaan
metode dan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan menonton dalam
proses belajar mengajar membuat materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru sulit untuk dicerna oleh peserta didik. Sehingga peserta didik
menganggap materi yang disampaikan hanya sekedar informasi, akibatnya
pengetahuan itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari.6
2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.1.3 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: The University Of
Wisconsin, 1961), hlm. 219.4 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm. 2.5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), Edisi Revisi, hlm.1.6 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990),
hlm. 6.
Guru merupakan komponen pengajar yang memegang peranan penting
dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan
oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar
yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat
tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan peserta
didiknya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang
diberikan guru.7 Belajar merupakan usaha untuk mengubah tingkah laku
dalam berpikir, bersikap dan berbuat. Supaya tujuan belajar dapat optimal,
maka diperlukan penerapan strategi belajar mengajar yang tepat. Agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka guru perlu membuat
strategi, yaitu “strategi belajar mengajar”. Kata strategi sendiri dapat
diartikan sebagai suatu rencana kegiatan yang dirancang secara seksama
untuk mencapai tujuan. Strategi belajar mengajar atau strategi pembelajaran
adalah suatu rencana kegiatan pembelajaran yang dirancang secara seksama
sesuai dengan tuntutan kurikulum sekolah untuk mencapai hasil belajar
peserta didik yang optimal.
Belajar mengajar adalah suatu istilah yang mengandung makna
kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dikatakan belajar mengajar karena dalam interaksi tersebut
akan terjadi pengaruh timbal balik, artinya bukan hanya peserta didik yang
belajar dari gurunya tetapi guru juga akan banyak belajar dari kegiatan itu.
Dengan kata lain guru dan peserta didik adalah dua komponen yang
menentukan dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi, agar peserta didik dapat belajar
secara efektif dan efisisen, mengena pada tujuan yang diharapkan.8 Metode
7 M. Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),hlm.1.
8 Roestijah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm.1.
mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar peserta didik.9
Mata pelajaran kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam
atau sains (physical science) yang berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis. Salah satu pendekatan ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan dapat dilakukan dengan cara menyelidikinya
sendiri. Pendekatan dengan cara penyelidikan dalam bahasa Inggris dikenal
dengan nama “Inquiry”. Pada pendekatan ini apa yang kita peroleh sebagian
besar didasarkan oleh hasil usaha kita sendiri atas dasar-dasar yang kita
miliki. Pengajaran melalui pendekatan inquiry seperti ini tentunya akan
membawa dampak besar bagi perkembangan mental yang positif bagi peserta
didik. Sebab melalui pengajaran ini peserta didik mempunyai kesempatan
yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkan.
Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini
menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri, mengemukakan
kekreatifan dalam memecahkan masalah. Peserta didik betul-betul
ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peran guru dalam pendekatan
inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru
adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk
dipecahkan oleh peserta didik sendiri.
Dalam materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik
sederhana, peserta didik dapat mendiskusikan dan menamai antara senyawa
organik dan anorganik sederhana. Dengan pendekatan inqury peserta didiklah
yang diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri konsep-
konsep tentang penamaan tata nama senyawa organik dan anorganik
sederhana. Karena dengan pendekatan inquiry guru hanya berperan sebagai
fasilitator, motivator, dan menciptakan suasana kondusif.
9Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2009), Cet.10, hlm.76.
Dengan mempertimbangkan latar belakang tersebut, maka peneliti
merasa terdorong melakukan penelitian dengan judul : PENERAPAN
PENDEKATAN INQUIRY SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI POKOK TATA NAMA
SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK SEDERHANA KELAS X
MAN 1 PATI.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana upaya meningkatan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran kimia dengan pendekatan Inquiry pada materi pokok tata nama
senyawa organik dan anorganik sederhana kelas X MAN 1 Pati tahun ajaran
2010/2011?
C. Penegasan Istilah
Untuk mengetahui perbedaan penafsiran istilah terhadap judul skripsi
ini, maka berikut ini akan penulis paparkan maksud dari judul skripsi ini:
1. Upaya
Upaya adalah sebagai usaha, akal, ihtiar (untuk mencapai suatu
maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya.10
2. Peningkatan
Peningkatan adalah sebagai proses, cara perbuatan meningkatkan
(usaha kegiatan dan sebagainya). Meningkatkan adalah menaikkan,
mempertinggi, memperhebat (derajat, tarap dan sebagainya).11
3. Pendekatan Inquiry
10 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1250.
11 Ibid, hlm.1198.
Pendekatan Inquiry adalah pendekatan yang mempersiapkan peserta
didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar
mencari jawabannya sendiri. Pendekatan inquiry merupakan pendekatan
mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara
berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan peserta didik lebih banyak
belajar sendiri dan mengembangkan kekreatifan peserta didik dalam
memecahkan masalah. Peserta didik betul-betul ditempatkan sebagai
subjek belajar.12
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.13 Hasil belajar merupakan hasil proses belajar.
Pelaku aktif dalam belajar adalah peserta didik. Hasil belajar juga
merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif
pembelajaran adalah guru.14 Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini
adalah aspek kognitif.
5. Tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana
Materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana
adalah menentukan tata nama senyawa anorganik, penamaan senyawa
biner, penamaan senyawa poliatom, tata nama senyawa organik.
Jadi tegasnya dalam judul penelitian ini, peneliti akan meningkatkan
hasil belajar peserta didik dengan pendekatan inquiry pada materi pokok tata
nama senyawa organik dan anorganik sederhana kelas X MAN 1 Pati.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X MAN 1 Pati dengan
12 Nana Sudjana, op. cit., hlm.154.13 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), Cet.2, hlm.37.14 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
hlm.200.
pendekatan Inquiry pada materi pokok tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Dapat meningkatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran
dengan pendekatan Inquiry.
b. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dalam
menemukan tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana serta
menumbuhkan sikap positif mereka terhadap bidang studi kimia
2. Bagi guru
a. Memberikan wacana tentang pendekatan Inquiry
b. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam pembuatan program
pembelajaran
c. Dapat memberikan gambaran proses pembelajaran sains sehingga
dapat merangsang dan mengembangkan pembelajaran dengan
pendekatan Inquiry
3. Bagi sekolah
a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang
akan diambil guna meningkatkan mutu hasil belajar
b. Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran
untuk semua pelajaran
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, yaitu
penerapan pendekatan dalam pembelajaran dalam proses belajar
mengajar. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan pendekatan inquiry..
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan
dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi (pengajaran). Dalam pendekatan terdapat metode
belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan
pengajaran.15 Antara metode dan pendekatan dibedakan, pendekatan lebih
menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih
menekankan pada teknik pelaksanaannya.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga
berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan
keterampilan peserta didik. Dengan menghadapi sejumlah pembelajar,
berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar, peningkatan
kemampuan pembelajar, dan pemerolehan pengalaman, maka setiap guru
memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran.16
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang
berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik peserta didik dalam pengolahan pesan sehingga tercapai
sasaran belajar. Penerapan pendekatan dalam proses belajar mengajar
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam
diri peserta didik supaya mampu menemukan dan mengelola
perolehannya.
15 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam System Kredit Semester (SKS), (Jakarta: RinekaCipta, 1991), Cet.1, hlm.90.
16 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.159.
7
2. Pendekatan Inquiry
Inquiry berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harfiah
berarti penyelidikan. Carin dan Sund (1975) mengemukakan bahwa
inquiry adalah the process of investigating a problem.17 Pendekatan
inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar
dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan
peserta didik lebih banyak belajar sendiri dan mengembangkan kekreatifan
peserta didik dalam memecahkan masalah. Peserta didik betul-betul
ditempatkan sebagai subjek belajar.18 Peranan guru dalam pendekatan
inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Sehingga tugas
utama bagi guru adalah mempersiapkan strategi pembelajaran inquiry.
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan
analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik. Sedangkan peranan
guru dalam pendekatan inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Sasaran utama kegiatan kegiatan pembelajaran Inquiry adalah keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.19
Pendekatan inquiry di dalam kelas dapat berhasil apabila guru
memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok-kelompok dengan memperhatikan
keseimbangan aspek akademik dan aspek sosial
b. Menjelaskan tugas dan menyediakan umpan balik kepada kelompok
dengan cara yang responsif dan tepat waktu
17 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.108.
18 Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2009), Cet.10, hlm.154.
19 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 135.
c. Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara
sehat dan terdapat dalam kemajuan pelaksanaan tugas
d. Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan
berbagai kelompok dan hasil yang dicapai20
Pendekatan inquiry dalam mengajar termasuk pendekatan modern
yang sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Adapun
tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila
pendekatan ini digunakan. Hal ini dikarenakan:
a. Dengan diterapkannya pendekatan inquiry dalam proses belajar
mengajar seorang guru tidak lagi menjadi sumber informasi yang
secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan saja, tetapi
peserta didik diperkenankan untuk belajar sendiri sesuai dengan
potensinya.21
b. Pembelajaran dengan pendekatan inquiry peserta didik melakukan
suatu proses mental intelektual dan sosial emosional yang tinggi dan
kadar kreatifan peserta didik dalam belajar akan cukup tinggi pula.22
Tujuan diterapkannya pendekatan inquiry dalam pembelajaran
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental. Dengan demikian, dalam pendekatan inquiry peserta didik
memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran,
akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
20 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 2009), Cet.2, hlm.274.
21 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet.6, hlm. 75.22 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002), Cet.12, hlm. 87.
c. Mendorong peserta didik untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
d. Situasi belajar lebih merangsang.23
Pendekatan inquiry menurut Sund and Trowbridge (1973) dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Inquiry terbimbing (guide inquiry); peserta didik memperoleh
pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman
tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi para peserta
didik yang belum berpengalaman belajar dengan metode inquiry,
dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang
cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan,
dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan
pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar
perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan
permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana
menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.
b. Inquiry bebas (free inquiry); pada inquiry bebas peserta didik
melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Pada
pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan
merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatkan pesrta
didik dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelompok memiliki
tugas sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatat
data, dan pengevaluasi proses.
c. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry); pada
inquiry ini guru memberikan permasalahan atau problem dan
23 Roestiyah N.K, op. cit., hlm. 77.
kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan
tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.24
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan inquiry
terbimbing, karena peserta didik di MAN 1 Pati belum berpengalaman
melakukan pembelajaran dengan pendekatan inquiry, sehingga peserta
didik masih memerlukan bimbingan dari guru selama dalam
pembelajarannya. Dalam tahap awal pembelajaran bimbingan lebih
banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi. Hal ini dilakukan
sesuai dengan kemampuan peserta didik.
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud
dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi:
1) Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada
saat orang belajar, maka responnya akan menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tak belajar maka responnya menurun.25
2) Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977)
menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi peserta
didik sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi.”26
3) Menurut Piaget, pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab
individu melakukan interaksi terus menerus dengan
lingkungan.27
24 E Mulyasa, op. cit., hlm.109.25 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hlm.9.26 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997),
hlm.84.27 Dimyati, Mudjiono, op. cit., hlm. 13.
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan
nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang
mengalami belajar.28 Belajar juga merupakan suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas lagi dari itu, yakni mengalami.29
Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru
tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada peserta didik,
tetapi peserta didiklah yang harus aktif membangun pengetahuan
dalam pikiran mereka sendiri. Belajar menurut teori konstruktivisme
adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.30
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol
yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,
tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang
berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.31
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai
tujuan.32 Peserta didik perlu dibiasakan untuk memcahkan masalah,
28 Ngalim Purwanto, op. cit., hlm.85.29 Oemar Hamalik, op. cit., hlm 27.
30 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: ArruzMedia, 2008), hlm 116.
31 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: RinekaCipta, 1999), hlm.37-38.
32 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), Cet.5, hlm.156.
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Guru tidak akan
mampu memberikan semua pengetahuan kepada peserta didik.
Peserta didik harus mengkostruksikan pengetahuan di benak mereka
sendiri.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa,
belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Dan dalam keagamaan pun (dalam hal ini
Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam
rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya
meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat al Mujadilah ayat 11:
Æì sù ö• tƒª! $#tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäöNä3ZÏBtûïÏ%©!$#ur(#qè?ré&zOù=Ïè ø9 $#;M» y_ u‘ yŠ4
Yang artinya: Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajatkepada orang-orang beriman dan berilmu33
Sebelum melakukan proses belajar mengajar seorang guru
menentukan pendekatan yang akan digunakan agar tujuan
pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan suatu
pendekatan tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
dengan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran.
b. Hasil Belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
33 Departemen Agama, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Kudus: Mubarokatan Toyyibah,2006), hlm.543.
nilai tes atau angka yang diberikan guru.34 Berikut ini beberapa
pengertian tentang hasil belajar atau prestasi belajar, antara lain:
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, hasil belajar merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang.35
Menurut Nana Sudjana, Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.36 Hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.37 Hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk
sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan
pengajaran.38
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku
pada peserta didik. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.39
Hasil belajar merupakan suatu parameter yang dapat digunakan
dalam menentukan berhasil atau tidaknya tujuan suatu pendidikan
yang telah dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Dalam sistem
34 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005), hlm.895.
35 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2003), Cet. I, hlm. 102.
36 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1991), Cet. 6., hlm. 22.
37 Mulyono Abdurrahman, op. cit., hlm.37.38 Dimyati, Mudjiono, op. cit., hlm.3-4.39 Nana Sudjana, Penilaian, op. cit., hlm. 3.
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Pada ranah afektif
terdapat beberapa jenis kategori, yaitu: penerimaan, jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik ini merupakan ranah yang berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Ada enam aspek ranak psikomotorik, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,
dan gerakan ekspresif dan interpretatif.40
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan
para peserta didik dalam menguasai bahan pengajaran.
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah
laku sebagai pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengertian, pemahaman,
40 Ibid, hlm.22-23.
keterampilan, kecakapan serta aspek-aspek lain yang ada pada
individu yang belajar.
Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini adalah ranah
kognitif. Hasil belajar kognitif diperoleh dari tes evaluasi tiap akhir
siklus.
Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis
perilaku sebagai berikut:
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu
berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori,
prinsip, atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan
makna tentang hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat
dipahami dengan baik.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.41
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu,
seperti:
41 Dimyati, Mudjiono, op. cit., hlm.26-27.
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah
motivasi, minat, dan sikap.
Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajar individu. Sebaliknya, jika kondisi lemah akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Maka
perlu ada usaha untuk menjaga kondisi fisik, karena di dalam
tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Faktor psikologis
seperti motivasi, minat, dan sikap juga sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, motivasilah yang mendorong peserta
didik ingin melakukan kegiatan belajar. Minat juga memberi
pengaruh terhadap hasil belajar, karena jika peserta didik
tidak mempunyai minat, maka tidak semangat belajar. Dalam
proses belajar, sikap juga mempengaruhi hasil belajar karena
sikap gejala internal yang bereaksi relatif tetap terhadap objek
baik positif maupun negatif
2) Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas.
(2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial
masyarakat tempat tinggal peserta didik akan
mempengaruhi belajar peserta didik.
(3) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota
keluarga, orang tua, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu peserta didik melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
b) Lingkungan non sosial
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara disekitarnya.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam, pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar. Kedua, software seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah.
(3) Faktor materi pelajaran, guru dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap aktivitas belajar peserta didik. 42
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar
peserta didik, karena pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan
adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan
sosial seperti sosial sekolah, sosial masyarakat, dan juga keluarga
dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar. Hubungan yang
harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta
didik untuk belajar lebih baik di sekolah, begitupun juga
lingkungan nonsosial seperti kondisi lingkungan yang tidak
mendukung juga akan mempengaruhi proses belajar peserta didik.
4. Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik Sederhana
Komunikasi diantara para ilmuwan adalah hal yang esensial. Tanpa
komunikasi tidak ada artinya sama sekali penelitian-penelitian yang telah
dilakukan. Untuk ahli kimia, komunikasi yang terpenting adalah
42 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op. cit., hlm.19-28.
penjelasan tentang penggunaan bahan kimia dalam penelitian-penelitian
dan untuk ini kita membutuhkan suatu cara memberi nama senyawa
kimia. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana menulis rumus
kimia (formula) untuk bermacam-macam senyawa kimia dan selanjutnya
akan dijelaskan bagaimana terbentuknya senyawa tersebut.
a. Tata Nama Senyawa Anorganik
1) Penamaan senyawa biner
Persenyawaan kimia biner terdiri dari dua macam unsur.
Senyawa biner dapat terbentuk dari unsur logam dan unsur
nonlogam, atau terbentuk dari unsur-unsur nonlogam.43
Misalnya, senyawa NaCl, SrO, Al2S3, Mg3P244
a) Tata nama senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam
dan nonlogam (Biner Ionik)
Persenyawaan kimia biner terdiri dari atom-atom
dari dua macam unsur yang berbeda. Jika yang satu logam,
maka unsur lainnya adalah bukan logam. Maka
penamaannya adalah:
(1) Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu bilangan
oksidasi (yaitu atom unsur golongan IA, IIA, dan IIIA),
nama logam ditulis terlebih dahulu diikuti dengan nama
nonlogam, dan diberi akhiran ida.45
Contoh :
NaCl = natrium klorida
KH = kalium hidrida
Na2O = natrium oksida
Li3N = litium nitrida
Na2S = natrium sulfida
43 James E Brady, Kimia Universitas Asas & Unsur, Terj. Sukmariah Maun dkk,(Jakarta: Binarupa Aksara, 1999), hlm.154.
44 Ibid.45 Ibid.
Al2S3 = aluminium sulfida
(2) Senyawa yang unsur logamnya memiliki bilangan
oksidasi lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan
menggunakan angka romawi dalam tanda kurung.
Contoh:
FeSO4 = besi (II) sulfat
FeCl3 = besi(III) klorida
CuCl = tembaga(I) klorida
CuCl2 = tembaga(II) klorida
SnO = timah(II) oksida
Fe2O3 = besi(III) oksida
b) Tata nama senyawa biner yang terbentuk dari unsur-unsur
nonlogam (Biner Kovalen)
Untuk memberi nama senyawa yang mengandung
dua komponen yang terdiri dari dua nonlogam (binary
compound), maka dipakai dengan aturan sebagai berikut:
(1) Nama nonlogam yang memiliki bilangan oksidasi
positif dituliskan terlebih dahulu. Bilangan oksidasinya
ditulis dengan menggunakan angka Romawi dalam
tanda kurung. Kemudian, diikuti dengan nama
nonlogam yang memiliki biloks negatif dengan
menambahkan akhiran ida.
Contoh :
N2O = nitrogen(I) oksida
NO = nitrogen(II) oksida
SO3 = belerang(VI) oksida
SO2 = belerang(IV) oksida
PCl5 = fosfor(V) klorida
P2O5 = fosfor(V) oksida
(2) Jumlah unsur pertama ditulis terlebih dahulu, diikuti
dengan nama unsur nonlogam pertama. Kemudian,
menuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan nama
unsur nonlogam kedua dengan diberi akhiran ida.46
Jumlah unsur dinyatakan dalam bahasa Yunani sebagai
berikut:
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka47
Contoh :
N2O = dinitrogen oksida
NO = nitrogen oksida
P2O3 = difosfor trioksida
CCl4 = karbon tetraklorida
SO2 = belerang dioksida
SO3 = belerang trioksida
2) Penamaan senyawa poliatom
Senyawa poliatom adalah senyawa yang disusun oleh
lebih dari dua jenis unsur. Pada umumnya, anion suatu senyawa
poliatom terbentuk dari dua jenis atom yang berbeda. Nama
46 Ibid, hlm.76-77.47 Muchtaridi, Sandri Justiana, Kimia 1, (Jakarta: Yudhistira, 2006), hlm.117.
kation disebut lebih dahulu, diikuti nama anion. Anion poliatom
yang mengandung oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki
biloks besar, diberi akhiran at. Adapun anion poliatom yang
memiliki bilangan oksidasi lebih kecil diberi akhiran it.
Contoh :
K2SO4 = kalium sulfat
K2SO3 = kalium sulfit
Na3PO4 = natrium fosfat
Na3PO3 = natrium fosfit
3) Tata Nama Asam dan Basa
Teori asam-basa yang paling sederhana pada awalnya
dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada 1884. Menurut teori
Arrhenius, asam adalah spesies yang mengandung ion-ion
hidrogen, H+ atau H3O+, dan basa mengandung ion-ion
hidroksida, OH-.48
Pendekatan yang lebih umum untuk asam dan basa
diusulkan secara terpisah oleh ahli kimia Denmark J. N. Bronsted
dan ahli kimia Inggris T. M. Lowry. Definisi asam-basa dari
Bronsted-Lowry adalah swebagai berikut:
Asam adalah suatu zat yang memberikan proton (ion
hidrogen H+) pada zat lain.
Basa adalah suatu zat yang menerima proton dari asam.49
a) Tata Nama Asam
Senyawa asam dapat melepaskan ion hidrigen (H+)
ketika dilarutkan dalam air. Senyawa asam terdiri atas molekul
biner (HCl, HF, HBr, dan H2S) dan molekul poliatom (HNO2,
48 Kristian H. Sugiyarto, Kimia Anorganik I, (Yogyakarta: UNY, edisi revisi, 2004), hlm.92.
49 James E. Brady, op. cit., hlm. 439-440.
HNO3, H2SO3, dan H2SO4). Senyawa asam memiliki
penamaan khusus, yaitu senyawa asam biner diberi nama
dengan menyebut asam sebagai pengganti hidrogen.
Kemudian, menyebut nama atom berikutnya dengan diakhiri
kata ida.
Contoh: HF (asam fluorida), HCl (asam klorida), HBr (asam
bromida), HI (asam iodida), dan H2S (asam sulfida).
Adapun asam poliatom, terbentuk dari oksida nonlogam
(oksida asam) yang bereaksi dengan air.
Contoh:
N2O3 + H2O 2HNO2 (bilangan oksidasi N = +3)
N2O5 + H2O 2HNO3 (bilangan oksidasi N = +5)
SO3 + H2O H2SO4 (bilangan oksidasi S = +6)
P2O3 + 3H2O 2H3PO3 (bilangan oksidasi P = +3)
P2O5 + 3H2O 2H3PO4 (bilangan oksidasi P = +5)
Asam yang mengandung unsur nonlogam dengan bilangan
oksidasi kecil diberi akhiran it. Adapun asam yang
mengandung unsur nonlogam dengan bilangan oksidasi besar
diberi akhiran at. Contoh rumus molekul dan tata nama asam
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Beberapa Rumus Molekul dan Tata Nama Asam
RumusMolekul
Bilangan OksidasiLogam Nama
HNO2 N = +3 Asam nitrit
HNO3 N = +5 Asam nitrat
H2SO3 S = +4 Asam sulfit
H2SO4 S = +6 Asam sulfat
b) Tata Nama Basa
Senyawa basa termasuk senyawa poliatom yang
terbentuk dari oksida logam (oksida basa) dengan air.
Contoh :
Na2O + H2O 2NaOH
K2O + H2O 2KOH
BaO + H2O Ba(OH)2
Penamaan senyawa basa, yaitu dengan cara menyebut
nama logamnya, diikuti dengan kata hidroksida.50 Contoh
penulisan senyawa basa dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tata Nama Senyawa Basa
Basa Nama
LiOH Litium hidroksida
NaOH Natrium hidroksida
Mg(OH)2 Magnesium hidroksida
Ba(OH)2 Barium hidroksida
Al(OH)3 Aluminium hidroksida
b. Tata Nama Senyawa Organik
Senyawa organik jauh lebih banyak dan lebih kompleks
dibandingkan dengan senyawa anorganik. Oleh sebab itu,
diperlukan penggolongan senyawa karbon secara sistematika selain
nama lazim (nama trivial), yaitu berdasarkan kekhasan senyawa-
senyawanya. Misalnya senyawa-senyawa organik yang hanya
terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen disebut senyawa
hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon juga masih diklasifikasikan.
Salah satu pengklasifikasian tersebut adalah pembagian senyawa
menjadi alkana, alkena, dan alkuna. Pembagian senyawa tersebut
didasarkan pada ada tidaknya ikatan rangkap dalam senyawa
hidrokarbon. Senyawa-senyawa alkana memiliki beberapa nama
tergantung jumlah atom karbon yang terdapat pada senyawa
50 Ibid, hlm. 79-80.
tersebut. Pada Tabel 2.3 berikut dijelaskan nama-nama senyawa
alkana yang sederhana:
Tabel 2.3 Nama-nama Senyawa Alkana
Jumlah atom C Rumus Senyawa Nama
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
8 C8H18 Oktana
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana
Tata nama IUPAC untuk senyawa yang lain didasarkan
pada tata nama alkana dengan jumlah atom C yang bersesuaian
dengan mengubah akhiran sesuai dengan nama masing-masing
senyawa. Perbandingan nama-nama senyawa organik sederhana
dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Perbandingan Nama-nama Senyawa Organik Sederhana
JumlahAtom C
NamaAlkana
NamaAlkena
NamaAlkuna
NamaAlkohol
1 Metana - - Metanol
2 Etana Etena Etuna Etanol
3 Propana Propena Propuna Propanol
4 Butana Butena Butuna Butanol
5 Pentana Pentena Pentuna Pentanol
6 Heksana Heksena Heksuna Heksanol
7 Heptana Heptena Heptuna Heptanol
8 Oktana Oktena Oktuna Oktanol
9 Nonana Nonena Nonuna Nonanol
10 Dekana Dekena Dekuna Dekanol
5. Pembelajaran dengan Pendekatan Inquiry dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta didik
Salah satu komponen dalam proses pembelajaran kimia adalah
penerapan suatu pendekatan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang dapat memberikan nilai tambah pengetahuan
atau informasi baru pada peserta didik, sedangkan pembelajaran yang
efisien adalah pembelajaran yang dengan pemanfaatan daya yang tidak
terlalu boros tetapi mendapatkan hasil yang maksimal.
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inquiry,
diharapkan peserta didik sendiri yang harus aktif menemukan dan
mentransfer atau membangun pengetahuan yang akan menjadi miliknya.
Peran guru dalam mengajar lebih sebagai mediator dan fasilitator.
Sehingga pembelajaran dengan pendekatan inquiry akan lebih membekas
dalam ingatan peserta didik.
6. Penelitian yang Relevan
a. Skripsi Novita Fardhilah (4314000044) Jurusan Kimia, Fakultas Ilmu
Pendidikan Alam dan Matematika, UNNES, 2005, yang berjudul
“Efektivitas Penggunaan Strategi Belajar Mengajar Inkuiri Berbasis
Eksperimen Terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta didik SMA Kelas
XI Semester I Pokok Bahasan Laju Reaksi”. Strategi belajar mengajar
inkuiri berbasis eksperimen yaitu suatu rangkaian kegiatan belajar
mengajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis, analitis dengan cara eksperimen, sehingga peserta didik dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
b. Skripsi Andi Fitrianto (043811034) Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang, 2009, dengan judul “Pengaruh Pendekatan
Inquiry Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Fotositesis pada
Peserta didik Kelas VIII MTS NU 01 Kramat Tegal. Dalam penelitian
ini didapatkan hasil bahwa penggunaan pendekatan Inquiry sangat
berpangaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
c. Skripsi Istianah (073111582) jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang berjudul “ Efektifitas Pendekatan Inquiry
dalam Pelajaran Fiqih Kelas IV MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari
Jepara.” Pada penelitian ini, peneliti menyatakan bahwa pembelajaran
dengan pendekatan Inquiry pada MI Nurul Huda Muryolobo
Nalumsari Jepara dapat meninglatkan efektifitas peserta didik dalam
kegiatan pembelajarannya.
B. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi,
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.51
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang diteliti yang dirumuskan atas dasar terkaan atau conjecture peneliti.
Jawaban sementara ini selanjutnya akan diuji dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian, dan hasil pengujian itu adalah kesimpulan
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2008), Cet.4, hlm.64.
dan/atau generalisasi yang juga merupakan temuan-temuan penelitian
yang bersangkutan.52
Berdasarkan pada paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah: Melalui pembelajaran kimia dengan pendekatan Inquiry maka
hasil belajar peserta didik kelas X MAN 1 Pati pada materi pokok Tata
nama senyawa organik dan anorganik sederhana dapat ditingkatkan.
52 Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm.31.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini di lakukan di MAN 1 Pati. Subjek pelaku tindakan
adalah guru kimia kelas X MAN 1 Pati dan peneliti menjadi pengamat.
Sedangkan subjek penerima tindakan adalah peserta didik kelas X 1 MAN 1
Pati yang berjumlah 26 peserta didik.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti adalah MAN 1 Pati
yang berada di kabupaten Pati.
C. Kolaborator
Salah satu ciri PTK adalah kolaborasi (kerja sama) antara praktisi dan
peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan. Dalam pelaksanan
tindakan di dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan
peneliti menjadi hal yang sangat penting. Melalui kerjasama, mereka secara
bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan
peserta didik di sekolah.53
Dalam pelaksanaannya peneliti akan berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran kimia. Guru mata pelajaran sebagai pelaku penelitian dan peneliti
menjadi pengamat. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang
terangkum dalam beberapa siklus.
53 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),hlm. 63
D. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober – 4
November 2010. Rancangan jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas
tertera dalam Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Waktu (Minggu) ke -No Rencana Kegiatan2 3 4 5 1 2 3 4
1 Observasi Awal X
2 Persiapana. Menyusun konsep pelaksanaan
pembelajaran X
b. Menyusun instrumentpenelitian X
c. Menyepakati jadwal dan tugaspenelitian X
d. Diskusi konsep pelaksaanpenelitian X X
3 Pelaksanaana. Mempersiapkan bahan
pembelajaran X
b. Pelaksanaan Siklus I XX
c. Melakukan refleksi tindakansiklus I X
d. Pelaksanaan Siklus II X Xe. Melakukan refleksi tidakan
siklus II X
4 Pembuatan Laporana. Menyusun konsep laporan
penelitian X
b. Penyelesaian laporan X
28
E. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dalam bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research, disingkat
CAR 54 Penelitian tindakan kelas adalah riset tindakan (action research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya. PTK merupakan proses pengkajian berdaur dari berbagai
kegiatan pembelajaran. PTK menawarkan peluang sebagai strategi
pengembangan kinerja melalui pemecahan masalah-masalah pembelajaran
(teaching-learning problems solving), sebab pendekatan penelitian ini
menempatkan guru sebagai peneliti sekaligus sebagai agen perubahan.55
Penelitian tindakan kelas ini didasarkan atas empat konsep pokok yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflection).
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan yaitu merencanakan waktu penelitian dan
menyusun instrumen penelitian yang meliputi kisi-kisi dan butir soal.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS)
dan observasi kerja peserta didik.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu melakukan penelitian tindakan kelas
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan dan prosedur yang
akan diterapkan. Pada tahap ini dilaksanakan pendekatan inquiry
dalam pembelajaran kimia dengan langkah-langkah yang sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan para peserta
didik mengikuti pembelajaran dengan panduan lembar kerja siswa
(LKS).
54 Ibid, hlm. 58.55 Masnur Muslih, Melaksanakan PTK itu Mudah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.3,
hlm.6
3. Pengamatan
Pengamatan yaitu urutan tentang hasil pengamatan dan
penafsiran data mengenai proses dan hasil tindakan yang telah
diperoleh. Pengamatan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengamati dan
menilai kinerja peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
di kelas.
4. Analisis dan refleksi
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul, dan kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan berikutnya.56 Dalam tahap ini diuraikan tentang hasil
observasi dan evaluasi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan.
Data yang berupa hasil belajar dan kinerja peserta didik dalam
mengikuti proses ini dianalisis. Hasil refleksi kegiatan digunakan
untuk mengkaji pencapaian tujuan penelitian, yakni mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan
penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.
Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses
pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan
perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang sehingga
permasalahan dapat teratasi.
56 Suharsimi Arikunto, dkk, op. cit., hlm. 80.
Prosedur penelitian tersebut secara garis besar dapat dijelaskan
dengan Gambar 3.1 berikut.57
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas
Dalam pelaksanaannya peneliti akan berkolaborasi dengan guru
mata pelajaran. Guru mata pelajaran sebagai pelaku penelitian dan peneliti
menjadi pengamat. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang
terangkum dalam beberapa siklus.
Adapun siklus yang akan dilaksanakan adalah siklus I, dan siklus II
yang akan dijabarkan sebagai berikut.
6. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perancanaan peneliti bersama kolaborator
mempersiapkan.
1) Peneliti mempersiapkan materi yang akan diajarkan.
2) Peneliti menyiapkan RPP yang akan dipakai dalam proses
penelitian.
57 Ibid, hlm. 16.
Permasalahan RencanaTindakan I
PelaksanaanTindakan I
PengamatanPengumpulan Data I
Refleksi I
PermasalahanBaru hasilRefleksi
RencanaTindakan II
PelaksanaanTindakan II
PengamatanPengumpulan Data
Refleksi IIPermasalahanTerselesaikan
3) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai
sumber belajar dan LKS sebagai reverensi.
4) Peneliti menyiapkan instrument penelitian, pendokumentasian,
dan evaluasi.
b. Pelaksanaan (Action)
Tahap pelaksanaan dilaksanakan di dalam kelas dengan
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disusun. Adapun pembelajaran pada materi tata nama senyawa
organik dan anorganik sederhana adalah sebagai berikut.
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tata nama senyawa
organik dan anorganik sederhana, memotivasi peserta didik
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
2) Guru mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan membagi LKS yang telah
disediakan.
3) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi tata nama senyawa organik dan anorganik
sederhana dari LKS yang telah disiapkan untuk
melaksanakan penemuan dan pemecahan masalahnya.
4) Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan
resume tentang tata nama senyawa organik dan anorganik
sederhana.
5) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka lakukan.
c. Pengamatan ( Observing )
Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan.
1) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
melakukan kegiatan .
2) Pemahaman konsep dan hasil/ tes akhir.
3) Keberhasilan dan hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang
belum sesuai dengan harapan penelitian.
d. Refleksi ( Reflecting )
Dalam tahap ini merupakan kegiatan menganalisa,
mensintesa dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran
pada siklus I berlangsung dan diadakan ulangan harian yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar baik secara individu
maupun klasikal.
Bila ternyata pada tahap ini seluruh peserta didik belum
mencapai standar ketuntasan minimal, maka langsung dilanjutkan
dengan siklus II.
7. Siklus II
Pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I dengan
memperhatikan hasil observasi, hasil diskusi dengan kolaborator, serta
hasil belajar peserta didik juga mengetahui ketuntasan belajar peserta
didik secara individu maupun klasikal, maka peneliti bersama
kolaborator merencanakan proses pembelajaran selanjutnya. Adapun
langkah – langkah pada siklus II adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan
untuk siklus II dengan melakukan revisi sesuai dengan hasil
refleksi siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peserta didik melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang telah ditentukan. Pada siklus II
pelaksanaan pembelajaran perlu dimodifikasi, sehingga diharapkan
akan lebih memberi motivasi dan semangat peserta didik dalam
belajar.
c. Pengamatan ( Observasi )
Guru dan kolaborator melakukan pengamatan yang sama
pada siklus I.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan
penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
inquiry yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik
sederhana kelas X MAN 1 Pati tahun ajaran 2010/1011.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Tes
Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.58 Metode ini digunakan
untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik yang bersumber dari
serentetan pernyataan-pernyataan atau latihan soal. Tes yang digunakan
adalah ulangan dengan bentuk soal essay dengan jumlah soalnya 10 butir
yang diberikan setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik setelah dilakukan pembelajaran dengan
pendekatan inquiry.
2. Metode dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Dalam metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis.59 Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar peserta
didik dan nilai mata pelajaran kimia pada kelas X.
3. Metode observasi
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan alat indra.60 Metode ini digunakan dalam
rangka mengamati proses belajar mengajar, termasuk sistem dan metode
58 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Edisi Revisi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.13, hlm.223
59 Ibid.15860 Ibid.156
pembelajaran yang digunakan dan kelengkapan sarana prasarana serta
pengaturan kelas dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
G. Analisis Data
Penelitian ini mengunakan metode deskriptif analitis dengan
menggunakan daftar nilai kognitif peserta didik. Selanjutnya, data tersebut
diperoleh pada tiap siklus dianalisis secara deskriptif dengan menghitung
percentages correction. Menurut Sugiyono deskriptif analitis adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.61 Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar
nilai kognitif. Dalam menganalisis data digunakan rumus sebagai berikut:
Hasil belajar kognitif peserta didik dihitung sebagai berikut
Nilai =∑
∑soal
arjawabanbenx 100%
Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut:
X =N
X∑
Keterangan:
X = Nilai rata-rata hasil belajar
X = Jumlah nilai seluruh peserta didik
N = Banyaknya peserta didik 62
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung sebagai berikut:
P =∑∑
nn1
x 100%
Keterangan:
61 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2008), hlm.147
62 Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), edisi ke-6, hlm.423
P = Prosentase ketuntasan belajar klasikal
n1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai 6,5)
n = Jumlah seluruh peserta didik
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
1. Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas X MAN 1 Pati pada
materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana.
2. Tercapainya ketuntasan belajar klasikal yang menurut guru mata
pelajaran dapat dilihat pada nilai belajar peserta didik minimal 85%
peserta didik mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 65.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengadakan persiapan
penelitian sebagai berikut:
a. Peneliti meminta persetujuan Kepala MAN 1 Pati untuk
mengadakan penelitian
b. Peneliti melakukan kunjungan ke sekolah, melihat kondisi
langsung peserta didik di dalam kelas pada saat proses belajar
mengajar berlangsung
c. Menentukan kelas X 1 yang dipilih sebagai subyek penelitian
berdasarkan pertimbangan dari guru kimia di kelas X MAN 1 Pati
d. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran di kelas
e. Menyusun soal tes siklus I, beserta kunci jawaban dan kisi-kisinya
f. Menyusun soal tes siklus II, beserta kunci jawaban dan kisi-kisinya
2. Kondisi Sebelum Penelitian
MAN 1 Pati merupakan salah satu Madrasah Aliyah Negeri yang
ada di Pati. Dari hasil observasi, peserta didik MAN 1 Pati dalam
kegiatan pembelajaran kimia sebelum tindakan menunjukkan bahwa
guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan kepada peserta didik.
Keaktifan guru ini tidak diimbangi dengan aktifnya peserta didik
akibatnya peserta didik memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih
untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri. Metode yang
digunakan dalam pembelajaran kimia kebanyakan adalah metode
ceramah sehingga peserta didik dalam kegiatan belajar menjadi bosan
dan cenderung pasif. Disamping itu, peserta didik akan lebih cepat lupa
38
dengan materi yang diajarkan dan aktivitas peserta didik seakan
terbatasi, akhirnya potensi peserta didik kurang tergali secara optimal.
Hasil belajar peserta didik sebelum pembelajaran dengan pendekatan
Inquiry dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum Pembelajaran
Dengan Pendekatan Inquiry
No. Nama Nilai1 Achmad Ridwan Sanusi 702 Afinda Alfian Nisa 653 Aqif Muttaqin 504 Deviana Rachmawati 655 Dwi Budi Jumarno 656 Efrina Fitriyani 607 Galih Bintang Mulia 658 Harni 659 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 4511 Kukuh Yogi Hermawan 4012 Mar’atus Sholihah 6013 Moh. Alamsyah 6014 Moh. Ulin Nuha 6515 Nensiana Lestari 6016 Nur Halimah 5017 Nur Sekha Ulya 5518 Putri Novita Sari 6519 Rina Wiji Astuti 6020 Rudi Setiawan 5521 Siti Afifatun Ni’mah 6022 Sri Ayu Lestari 5523 Tana Bagus Septiawan 6524 Yuyun lutfiana 6025 Zainal Arif 4526 Zainal Mahasin 60 Jumlah 1525 Rata-rata 58,65
Berdasarkan hasil nilai ulangan harian materi kimia peserta didik
kelas X MAN 1 Pati sebelum penelitian diperoleh bahwa peserta didik
yang mencapai standar ketuntasan hanya 9 peserta didik yaitu dengan
nilai 65. Banyaknya peserta didik yang belum mencapai standar
ketuntasan menunjukkan rendahnya pemahaman peserta didik terhadap
materi kimia.
Mencermati masalah di atas, peserta didik memerlukan suatu
pendekatan yang dianggap cocok dengan materi tata nama senyawa
organik dan anorganik sederhana. Pendekatan yang dapat membantu
peserta didik dalam memahami konsep. Pemahaman konsep dapat
diketahui apabila peserta didik mampu mengutarakan secara lisan,
tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Pendekatan pembelajaran
dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta
didik dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Penerapan pendekatan dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri peserta didik
supaya mampu menemukan dan mengelola perolehannya.
Berdasarkan kondisi peserta didik sebelum penelitian maka
peneliti tertarik meningkatkan keaktifan peserta didik, membuat
pembelajaran menjadi tidak membosankan dan meningkatkan hasil
belajar yaitu ranah kognitif dengan pendekatan inquiry.
Langkah yang diambil peneliti yaitu menerapkan pendekatan
pembelajaran yang efektif, yang dapat membantu para peserta didik
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data)
yang benar yaitu dengan pendekatan inquiry. Strategi dalam
pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara
guru dan peserta didik. Sedangkan peranan guru dalam pendekatan
inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Tujuan diterapkannya pendekatan inquiry dalam pembelajaran
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis,
dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental. Dengan demikian, dalam pendekatan inqury peserta
didik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
3. Perlakuan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dalam bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research,
disingkat CAR.63 Penelitian tindakan kelas adalah riset tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya.
Strategi pembelajaran dengan pendekatan inquiry bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis,
kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental. Strategi pembelajaran dengan pendekatan inquiry tidak
hanya menuntut peserta didik agar menguasai materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan inquiry
terbimbing, karena peserta didik di MAN 1 Pati belum berpengalaman
melakukan pembelajaran dengan pendekatan inquiry, sehingga peserta
didik masih memerlukan bimbingan dari guru selama dalam
pembelajarannya. Dalam tahap awal pembelajaran bimbingan lebih
banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi.
Karena penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), bila setelah dilakukan perlakuan pada siklus I dan hasil belajar
peserta didik belum mencapai standar ketuntasan minimal, maka
kegiatan pembelajaran dapat dilanjutkan dengan siklus selanjutnya.
63 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.58.
B. Hasil Penelitian
Penelitian penerapan pembelajaran dengan pendekatan inquiry
telah dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X
1 materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana pada
MAN 1 PATI semester gasal tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini
dilaksanakan melalui model penelitian tindakan kelas menggunakan dua
siklus tindakan. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi.
1. Siklus I
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan oleh peneliti dengan
ibu Herlina Susilowati sebagai guru mitra atau kolaborator peneliti
sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran kimia di kelas X 1. Materi
pembelajaran pada siklus I meliputi tata cara penulisan nama senyawa
biner dan senyawa poliatomik. Tahapan-tahapan dari siklus I diuraikan
sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Daftar nilai, data keadaan kelas dan hasil pembelajaran sebelum
penelitian sudah tersusun.
2) Peneliti mempersiapkan Silabus dan RPP pembelajaran siklus I
3) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai
sumber belajar dan LKS sebagai reverensi
4) Alat evaluasi (soal tes) untuk melihat keberhasilan peserta didik
dalam penguasaan kompetensi, Soal terdiri dari 10 soal esay
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tata nama senyawa organik
dan anorganik sederhana, memotivasi peserta didik terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah
2) Guru mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan membagi LKS yang telah disediakan.
3) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi tata
nama senyawa organik dan anorganik sederhana dari LKS yang
telah disiapkan untuk melaksanakan penemuan dan pemecahan
masalahnya
4) Peserta didik mendiskusikan materi tata cara penulisan nama
senyawa biner dan senyawa poliatomik
5) Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan
resume tentang tata cara penulisan nama senyawa biner dan
senyawa poliatomik
6) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lakukan
7) Guru membagikan soal tes siklus I kepada peserta didik
8) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengerjakan
soal tes siklus I
9) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
c. Pengamatan (Observing)
Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan.
1) Selama proses pembelajaran masih banyak peserta didik yang
malu-malu bertanya pada kelompok lain
2) Dalam satu kelompok hanya satu peserta didik yang aktif
mengemukakan pendapatnya dan mengembangkan kemampuan-
kemampuan dasar dalam diri mereka
3) Peserta didik belum dapat mengkondisikan waktu dengan baik
4) Penjelasan dari guru masih kurang dalam memberikan bimbingan
pada peserta didik
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah melakukan pengamatan terhadap semua tindakan pada
pembelajaran siklus I, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok masih kurang, sehingga
diskusi belum berjalan sebagaimana mestinya.
2) Diskusi masih berjalan satu arah, yaitu hanya satu kelompok satu
peserta didik yang menguraikan pendapatnya.
3) Masih banyak peserta didik yang tidak mendengarkan pendapat
temannya.
4) Pengkondisian waktu belum tertata dengan baik, sehingga peserta
didik merasa batas waktu yang diberikan kurang.
5) Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik masih
kurang, sehingga peserta didik belum cukup paham dengan materi
yang diberikan.
Adapun rincian hasil tes siklus I adalah:
a. Hasil belajar kognitif peserta didik
Hasil belajar kognitif peserta didik dihitung sebagai berikut
Nilai =∑
∑soal
arjawabanben x 100%
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan hasil belajar
kognitif peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.2. Hasil Belajar Kognitif Siklus I
No. Nama Nilai1 Achmad Ridwan Sanusi 802 Afinda Alfian Nisa 653 Aqif Muttaqin 604 Deviana Rachmawati 705 Dwi Budi Jumarno 656 Efrina Fitriyani 657 Galih Bintang Mulia 558 Harni 659 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 5011 Kukuh Yogi Hermawan 6512 Mar’atus Sholihah 6513 Moh. Alamsyah 5014 Moh. Ulin Nuha 7015 Nensiana Lestari 6516 Nur Halimah 5517 Nur Sekha Ulya 6518 Putri Novita Sari 70
19 Rina Wiji Astuti 6020 Rudi Setiawan 6521 Siti Afifatun Ni’mah 6022 Sri Ayu Lestari 6023 Tana Bagus Septiawan 6524 Yuyun lutfiana 6525 Zainal Arif 5026 Zainal Mahasin 65
Jumlah 1630Rata-rata 62,69
b. Rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik
Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut:
X =N
X∑
Keterangan:
X = Nilai rata-rata hasil belajar
X = Jumlah nilai seluruh peserta didik
N = Banyaknya peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan rata-rata
hasil belajar kognitif peserta didik didapatkan hasil:
X =26
1630 = 62,69
c. Ketuntasan belajar klasikal peserta didik
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung sebagai berikut:
P =∑∑
nn1
x 100%
Keterangan:
P = Prosentase ketuntasan belajar klasikal
n1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai 6,5)
n = Jumlah seluruh peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan ketuntasan
belajar klasikal peserta didik didapatkan hasil:
P =2616 x 100% = 61,53 %
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I didapatkan hasil
bahwa jumlah ketuntasan belajar klasikal peserta didik dengan nilai 6,5
hanya 16 peserta didik. Jumlah ini belum memenuhi indikator
keberhasilan karena hanya mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar
61,53%.
2. Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I, pembelajaran pada
siklus II masih mencakup materi pokok tata nama senyawa sederhana
dengan pokok bahasan menuliskan nama senyawa organik sederhana, tata
nama senyawa asam dan tata nama senyawa basa. Tahapan-tahapan siklus
II diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Peneliti mempersiapkan Silabus dan RPP pembelajaran siklus II
2) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai
sumber belajar dan LKS sebagai reverensi
3) Alat evaluasi (soal tes) untuk melihat keberhasilan peserta didik
dalam penguasaan kompetensi. Soal terdiri dari 10 soal esay
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
1) Guru menjelaskan tujuan nama senyawa organik sederhana, tata
nama senyawa asam dan tata nama senyawa basa, memotivasi
peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
2) Guru mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan membagi LKS yang telah disediakan.
3) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
nama senyawa organik sederhana, tata nama senyawa asam dan
tata nama senyawa basa dari LKS yang telah disiapkan untuk
melaksanakan penemuan dan pemecahan masalahnya
4) Peserta didik mendiskusikan nama senyawa organik sederhana, tata
nama senyawa asam dan tata nama senyawa basa
5) Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan
resume tentang nama senyawa organik sederhana, tata nama
senyawa asam dan tata nama senyawa basa
6) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lakukan
7) Guru membagikan soal tes siklus II kepada peserta didik
8) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengerjakan
soal tes siklus II
9) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
c. Pengamatan (Observing)
Hasil dari pengamatan selama pembelajaran pada Siklus II:
1) Peran serta peserta didik dalam kelompoknya lebih aktif,
kerjasama peserta didik dalam kelompoknya meningkat sehingga
banyak ide–ide yang diungkapkan untuk menyelesaikan
permasalahan
2) Proses tanya jawab yang dalam kegiatan pembelajaran berlangsung
lebih baik
3) Hasil presentasi yang dilakukan peserta didik dianalisis dengan
baik oleh guru sehingga peserta didik mampu menyimpulkan
materi dengan baik dan benar
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah melakukan pengamatan terhadap semua tindakan pada
pembelajaran siklus II, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok sudah baik, sehingga
diskusi bisa berjalan sebagaimana mestinya.
2) Tidak ada peserta didik yang ramai sendiri dan sudah banyak
peserta didik yang berani berpendapat dan bertanya pada guru.
3) Pengkondisian waktu sudah tertata dengan baik.
4) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan
yang ditetapkan yaitu ketuntasan belajar klasikal peserta didik
minimal 85% peserta didik mendapat nilai ≥ 65.
Adapun rincian dari hasil pembelajaran pada siklus II adalah:
a. Hasil belajar kognitif peserta didik
Hasil belajar kognitif peserta didik dihitung sebagai berikut
Nilai =∑
∑soal
arjawabanben x 100%
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan hasil belajar
kognitif peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.3. Hasil Belajar Kognitif Siklus II
No. Nama Nilai1 Achmad Ridwan Sanusi 902 Afinda Alfian Nisa 753 Aqif Muttaqin 654 Deviana Rachmawati 755 Dwi Budi Jumarno 706 Efrina Fitriyani 657 Galih Bintang Mulia 758 Harni 859 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 8011 Kukuh Yogi Hermawan 7512 Mar’atus Sholihah 7513 Moh. Alamsyah 6514 Moh. Ulin Nuha 8015 Nensiana Lestari 7516 Nur Halimah 8017 Nur Sekha Ulya 8518 Putri Novita Sari 7519 Rina Wiji Astuti 6020 Rudi Setiawan 6521 Siti Afifatun Ni’mah 6522 Sri Ayu Lestari 7023 Tana Bagus Septiawan 6524 Yuyun lutfiana 6025 Zainal Arif 6526 Zainal Mahasin 65
Jumlah 1865Rata-rata 71,73
b. Rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik
Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut:
X =N
X∑
Keterangan:
X = Nilai rata-rata hasil belajar
X = Jumlah nilai seluruh peserta didik
N = Banyaknya peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan rata-rata
hasil belajar kognitif peserta didik didapatkan hasil:
X =26
1865 = 71,73
c. Ketuntasan belajar klasikal peserta didik
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung sebagai berikut:
P =∑∑
nn1
x 100%
Keterangan:
P = Prosentase ketuntasan belajar klasikal
n1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai 6,5)
n = Jumlah seluruh peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan ketuntasan
belajar klasikal peserta didik didapatkan hasil:
P =2623 x 100% = 88,46 %
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang diperoleh
dari penelitian menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah
cukup baik dari siklus sebelumnya. Meningkatnya hasil belajar peserta
didik yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar peserta didik dan
ketuntasan belajar klasikal peserta didik sudah mencapai indikator
keberhasilan yang dicapai yaitu mendapatkan nilai 6,5. Sehingga
peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
C. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek satu
kelas yang berjumlah 26 peserta didik. Penelitian dilakukan dalam dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum penelitian, terlebih dahulu diadakan
observasi untuk mengetahui kondisi awal peserta didik sebelum memperoleh
penerapan pembelajaran dengan pendekatan inquiry. Pada observasi tersebut
didapati peserta didik kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
kimia karena guru masih menggunakan metode ceramah yang membosankan
dan hasil belajar kimia peserta didik belum mencapai KKM. Hasil pengamatan
pada tiap siklusnya didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I merupakan pembelajaran dengan
materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana yang
meliputi tata cara penulisan nama senyawa biner dan nama senyawa
poliatomik. Pendekatan Inquiry mulai diperkenalkan pada peserta didik
dalam pembelajaran ini.
Penerapan pendekatan inquiry pada kegiatan pembelajaran siklus I
kurang optimal. Kegiatan pembelajaran hanya didominasi oleh beberapa
peserta didik. Keaktifan peserta didik dalam mengungkapkan pendapat
belum merata. Hanya sebagian peserta didik saja yang mau
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri mereka.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I, peserta didik
mempraktikkan pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada materi
pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana yang meliputi
tata cara penulisan nama senyawa biner dan nama senyawa poliatomik.
Akan tetapi keaktifan peserta didik dalam mengungkapkan pendapat-
pendapatnya belum terlihat dalam kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan inquiry.
Karena ini adalah pengalaman pertama peserta didik dalam
menggunakan pendekatan inquiry, sehingga guru lebih banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal
bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi,
sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Pembelajaran
dalam siklus I, pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh
guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup
luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.
Selain memberikan bimbingan pengarahan yang cukup luas, dalam
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada siklus I ini, guru
juga memperhatikan kriteria sebagai berikut:
e. Membentuk kelompok-kelompok dengan memperhatikan
keseimbangan aspek akademik dan aspek sosial.
f. Menjelaskan tugas dan menyediakan umpan balik kepada kelompok
dengan cara yang responsif dan tepat waktu.
g. Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara
sehat dan terdapat dalam kemajuan pelaksanaan tugas.
h. Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan
berbagai kelompok dan hasil yang dicapai.64
Walaupun guru sudah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi
kegiatan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inquiry pada siklus I
dengan materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana
yang meliputi tata cara penulisan nama senyawa biner dan nama senyawa
poliatomik berjalan kurang lancar, hal ini dikarenakan dalam proses
diskusi dengan pendekatan inquiry dalam satu kelompok hanya satu
peserta didik yang aktif mengemukakan pendapatnya dan
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri mereka.
64 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 2009), Cet.2, hlm.274
Proses tanya jawab antara peserta didik dengan guru dan peserta didik
dengan peserta didik lainnya juga masih kurang. Sebagian peserta didik
masih malu-malu untuk bertanya pada kelompok lain dan mengutarakan
hasil diskusinya didepan kelas. Pada pembelajaran siklus I peserta didik
belum dapat mengkondisikan waktu dengan baik, sehingga peserta didik
merasa batas waktu yang diberikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran masih kurang.
Dalam pembelajaran siklus I ada beberapa faktor dari dalam guru
dan peserta didik yang mempengaruhi proses pembelajaran ini
berlangsung, yaitu:
a. Faktor Guru
Kinerja guru selama pembelajaran berlangsung sangat
membantu peserta didik memecahkan masalah dalam diskusi. Catatan
kekurangan guru dalam pembelajaran siklus I adalah kurang
menguasai rencana pelaksanaan pembelajaran dengan maksimal. Guru
juga kurang bisa mengkondisikan peserta didik sehingga peserta didik
merasa waktu yang diberikan kurang.
b. Faktor Pesera Didik
Hasil pengamatan pada peserta didik siklus I menunjukkan
kurang kerjasama peserta didik dalam diskusi. Masih banyak peserta
didik yang tidak mau menguraikan pendapatnya, yaitu hanya satu
kelompok satu orang peserta didik yang menguraikan pendapatnya.
Hasil belajar peserta didik siklus I diperoleh dari tes akhir siklus I.
Hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada
siklus I dengan materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik
sederhana yang meliputi tata cara penulisan nama senyawa biner dan nama
senyawa poliatomik menunjukkan keberhasilan pembelajaran dengan
pendekatan inquiry, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar
peserta didik. Namun peningkatan hasil belajar ini belum memenuhi
indikator keberhasilan yang peneliti inginkan karena ketuntasan belajar
peserta didik pada siklus I hanya mencapai 61,53%. Hasil belajar dari
siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.4. Hasil Belajar Siklus I
No Pencapaian Hasil
1 Jumlah nilai 1630
2 Rata-rata skor 62,69
3 Nilai minimum 50
4 Nilai maksimum 80
5 Jumlah peserta didik tuntas belajar 16
6 Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar 10
7 Ketuntasan belajar klasikal 61,53%
Hasil belajar peserta didik pada siklus I diperoleh nilai rata-rata
62,69. Peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 16 peserta didik dan
tidak tuntas belajar sebanyak 10 peserta didik. Sesuai dengan indikator
keberhasilan yang diharapkan nilai rata–rata yang diperoleh belum
memenuhi nilai rata-rata yang diharapkan yaitu ≥ 65. Sedangkan
ketuntasan belajar secara klasikal juga belum terpenuhi. Suatu kelas
dikatakan tuntas belajar bila kelas tersebut telah terdapat ≥ 23 dari 26
peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 65. Sehingga perlu perbaikan-
perbaikan dalam pembelajaran berikutnya (Siklus II) agar indikator
keberhasilan peserta didik tercapai.
Dari proses pembelajaran yang terjadi, hasil belajar peserta didik
pada siklus I belum berhasil, masih banyak yang harus dibenahi. Setelah
melakukan pengamatan terhadap semua tindakan pada pembelajaran siklus
I, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut :
a. Kerjasama peserta didik dalam kelompok masih kurang, sehingga
diskusi belum berjalan sebagaimana mestinya.
b. Diskusi masih berjalan satu arah, yaitu hanya satu kelompok satu
peserta didik yang menguraikan pendapatnya.
c. Masih banyak peserta didik yang tidak mendengarkan pendapat
temannya.
d. Pengkondisian waktu belum tertata dengan baik, sehingga peserta
didik merasa batas waktu yang diberikan kurang.
e. Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik masih
kurang, sehingga peserta didik belum cukup paham dengan materi
yang diberikan.
Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut, ada suatu tindakan yang
dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus II. Upaya untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik agar pembelajaran berhasil adalah
dengan meningkatkan motivasi peserta didik sehingga dapat meningkatkan
partisipasi anggota kelompok presentasi.
2. Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II merupakan kelanjutan dari
siklus I. Dalam pembelajaran pada siklus II, guru berusaha semaksimal
mungkin membantu peserta didik dalam diskusi dengan memberikan
pengarahan yang maksimal. Dalam kegiatan pembelajaran siklus II peserta
didik sudah dapat memanfaatkan waktu dengan lebih baik, sehingga
diskusi dapat berjalan dengan lancar. Peserta didik juga sudah berani
mengungkapkan pendapat dan pertanyaan sehingga diskusi dapat berjalan
dengan baik.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II, peserta didik
mempraktikkan pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada materi
pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana yang meliputi
tata nama senyawa organik, tata nama Asam dan Basa. Materi ini
merupakan kelanjutan dari materi pembelajran pada siklus I. Kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada siklus II peserta didik mulai
aktif mengungkapkan pendapat-pendapatnya dan mau mengembangkan
kemampuan-kemampuan dasar dalam diri mereka.
Karena ini adalah kelanjutan dari kegiatan pembelajaran pada
siklus I, dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada
siklus II ini bimbingan dan pengarahan yang guru berikan sedikit demi
sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik.
Namun dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh
guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup
luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data masih diberikan oleh
guru.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan pendekatan
inquiry pada siklus II dengan materi pokok tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana yang meliputi tata nama senyawa organik, tata nama
Asam dan Basa berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan pada proses
diskusi dengan pendekatan inquiry dalam satu kelompok peserta didik
sudah lebih aktif mengemukakan pendapatnya. Proses tanya jawab antara
peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik lainnya
sudah berjalan dengan lancar. Sebagian peserta didik tidak lagi malu-malu
untuk bertanya pada kelompok lain dan mengutarakan hasil diskusinya di
depan kelas. Pada pembelajaran siklus II peserta didik sudah dapat
mengkondisikan waktu dengan baik, sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran dengan baik.
Hasil belajar peserta didik siklus II diperoleh dari tes akhir siklus
II. Hasil belajar dari siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siklus II
No Pencapaian Hasil
1 Jumlah nilai 1865
2 Rata-rata skor 71,73
3 Nilai minimum 60
4 Nilai maksimum 90
5 Jumlah peserta didik tuntas belajar 23
6 Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar 3
7 Ketuntasan belajar klasikal 88,46%
Hasil tes akhir peserta didik pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
71,73. Peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 23 peserta didik dan
tidak tuntas belajar sebanyak 3 peserta didik. Sesuai dengan indikator
keberhasilan yang diharapkan nilai rata – rata yang diperoleh sudah
terpenuhi. Dari Tabel 4.4 menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siklus
II mencapai 71,73 menunjukan peningkatan dari siklus I yaitu 62,69.
ketuntasan hasil belajar pada siklus II mencapai 88,46% menunjukan
peningkatan sebesar 26,93% dari siklus I yaitu 61,53%. Pada tes akhir
siklus II telah tercapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 88%.
Sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan nilai rata–
rata yang diperoleh sudah terpenuhi. Sedangkan ketuntasan belajar secara
klasikal juga sudah terpenuhi.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II
menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran dengan pendekatan
inquiry. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh peserta didik dan
guru. Ada beberapa faktor dari dalam peserta didik dan guru yang
mempengaruhi proses pembelajaran ini. Yaitu:
a. Faktor Guru
Faktor guru yang dimaksud yaitu kinerja guru pada saat proses
belajar mengajar menggunakan pendekatan inquiry. Kinerja guru
selama pembelajaran berlangsung sangat membantu peserta didik
dalam memecahkan permasalahan dalam diskusi.
Catatan kekurangan guru pada saat pembelajaran siklus I
didiskusikan agar pada siklus II lebih baik dari siklus I dengan
menguasai rencana pelaksanaan pembelajaran dengan maksimal.
Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menunjukkan
kekurangan yang dilakukan pada siklus I sudah dapat diatasi dengan
baik.
b. Faktor Peserta Didik
Faktor peserta didik dalam pembelajaran yang dimaksud yaitu
keberhasilan peserta didik terhadap pembelajaran kimia dengan
pendekatan inquiry sehingga membantu peserta didik dalam
meningkatkan hasil belajarnya.
Hasil pengamatan pada peserta didik siklus I menunjukkan
kurangnya kerjasama peserta didik dalam kelompok diskusi. Hal ini
mengakibatkan tidak semua anggota kelompok diskusi yang aktif
mengutarakan pendapat dan pertanyaannya. Selain itu banyak peserta
didik yang kurang antusias mengikuti pelajaran kimia. Keberhasilan
proses pembelajaran pada siklus I yang dilihat dari hasil belajar peserta
didik memperoleh persentase 61% sehingga pembelajaran belum
berhasil.
Hasil diskusi peserta didik pada siklus I direfleksikan pada
siklus II. Kekurangan pada siklus I dijadikan masalah untuk perbaikan
pada siklus II . Hasil pengamatan diskusi peserta didik pada siklus II
menunjukkan peran serta peserta didik dalam kelompoknya lebih
aktif, kerjasama peserta didik dalam kelompoknya meningkat sehingga
banyak ide–ide yang diungkapkan untuk menyelesaikan permasalahan,
hal ini ditunjang dengan baiknya proses tanya jawab yang berlangsung
dalam kegiatan pembelajaran, banyak peserta didik yang berani
bertanya dan mengungkapkan pendapat pada kelompok presentasi.
Hasil presentasi yang dilakukan peserta didik dianalisis dengan baik
oleh guru sehingga peserta didik mampu menyimpulkan materi dengan
baik dan benar. Keberhasilan proses pembelajaran pada siklus II yang
dilihat dari hasil belajar peserta didik memperoleh prosentase
keberhasilan sebesar 88% sehingga hasil belajar peserta didik
meningkat dengan nilai yang memuaskan.
Setelah melakukan pengamatan terhadap semua tindakan
pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil refleksi sebagai berikut.
1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok sudah baik, sehingga diskusi
bisa berjalan sebagaimana mestinya.
2) Tidak ada peserta didik yang ramai sendiri dan sudah banyak peserta
didik yang berani berpendapat dan bertanya pada guru.
3) Pengkondisian waktu sudah tertata dengan baik.
4) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan.
Proses pembelajaran pada materi pokok tata nama senyawa organik
dan anorganik sederhana berjalan dengan lancar. Meski materi ini sulit untuk
dikaitkan dengan kehidupan sekitar dan harus mendapatkan penjelasan yang
jelas dari guru. Guru harus pintar menarik perhatian peserta didik, sehingga
peserta didik aktif dalam melaksanakan diskusi dan mau mengungkapkan
ketidaktahuannya mengenai materi tersebut. Karena didukung dengan peran
aktif peserta didik yang baik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan
lancar.
Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan
tetapi peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari adanya
kesalahan dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan –keterbatasan di bawah
ini:
1. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,
karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Dalam penelitian ini masih
terdapat kekurangan waktu diskusi kelompok karena peserta didik
membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga mengakibatkan
pelaksanaan skenario pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari teori, oleh karena itu peneliti menyadari
sebagai manusia biasa masih mempunyai banyak kekurangan-kekurangan
dalam penelitian ini, baik keterbatasan tenaga dan kemampuan berfikir,
khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan kemampuan
keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan Tempat
Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,
yaitu MAN 1 Pati untuk dijadikan tempat penelitian. Apabila ada hasil
penelitian di tempat lain yang berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh
menyimpang dari hasil penelitian yang penulis lakukan.
4. Keterbatasan dalam Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang pembelajaran
dengan pendekatan inquiry pada materi pokok tata nama senyawa organik
dan anorganik sederhana.
Dari berbagai keterbatasan yang penulis paparkan di atas maka dapat
dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang penulis lakukan di
MAN 1 Pati. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam
melakukan penelitian ini, penulis bersyukur bahwa penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya hasil
belajar peserta didik yang dapat dilihat pada Tabel.4.5.
Tabel 4.6 Tabel Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Indikator
Ketuntasan
Ketuntasan
KlasikalRata-rata
Data Awal 85% 34,61% 58,65
Siklus I 85% 61,53% 62,69
Siklus II 85% 88,46% 71,73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan inquiry dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok tata nama
senyawa organik dan anorganik sederhana di MAN 1 Pati. Keberhasilan
penerapan pendekatan pembelajaran melalui pendekatan inquiry sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas X 1 MAN 1
Pati ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu
keaktifan pada saat proses pembelajaran, juga ditunjukkan adanya
peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing siklus. Hal ini dapat
dilihat dari perolehan nilai hasil belajar yang didapatkan dari tes pada tiap
akhir siklus yang mengalami peningkatan.
Data awal menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peseta didik
sebelum pembelajaran dengan pendekatan Inquiry adalah 58,65, ketuntasan
belajar klasikal sebesar 34,51% dan sebanyak 9 peserta didik yang tuntas
belajar. Sedangkan rata-rata hasil belajar pada siklus I adalah 62,69 dan
peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 16 peserta didik dengan prosentase
ketuntasan belajar klasikal sebesar 61,53%. Pembelajaran dengan pendekatan
inquiry dapat dikatakan berhasil jika ketuntasan belajar klasikal peserta didik
memperoleh persentase 85 %. Pada siklus I, ketuntasan belajar klasikal
peserta didik hanya sebesar 61,53 %, sehingga pembelajaran dengan
pendekatan inquiry harus dilanjutkan pada siklus II. Rata-rata hasil belajar
pada siklus II adalah 71,73, peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 23
dengan prosentase ketuntasan belajar klasikal peserta didik sebesar 88,46 %.
60
B. Saran
Mengingat pentingnya penerapan pembelajaran dengan pendekatan
inquiry sebagai pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berfikir
secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental, merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan ini maka peneliti
menyarankan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut:
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inquiry agar
tetap dilakukan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran dengan
pendekatan inquiry ini agar tidak hanya pada materi pokok tata nama
senyawa organik dan anorganik sederhana untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
C. Penutup
Puji syukur peneliti panjatkan ke-hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan anugerah berupa rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dalam proses maupun hasilnya, sehingga diharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya peneliti. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 1999
Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993
_____________, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2002
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
________________, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), EdisiRevisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta:Arruz Media, 2008
Brady, James E, Kimia Universitas Asas & Unsur, Terj. Sukmariah Maun dkk,Jakarta: Binarupa Aksara, 1999
Departemen Agama, Al-Qur`an dan Terjemahnya, Kudus: MubarokatanToyyibah, 2006
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 2009
Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung: RemajaRosdakarya, 2002
Morgan, Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, New York: TheUniversity Of Wisconsin, 1961
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
Muslih, Masnur, Melaksanakan PTK itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997
Roestijah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001
Sadiman, Arief S., Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2007
Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia,1990
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 2003
_______, Proses Belajar Mengajar dalam System Kredit Semester (SKS), Jakarta:Rineka Cipta, 1991
Sudjana, Metoda Statistik, Bandung: Tarsito, 2005
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2009
____________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: RemajaRosdakarya, 1991
Sugiyarto, Kristian H., Kimia Anorganik I, Yogyakarta: UNY, edisi revisi, 2004
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,2008
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2003
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007
Usman, M, Basyiruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers,2002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ummi Hanifah
Tempat /Tanggal Lahir : Pati, 20 Oktober 1985
NIM : 063711009
Alamat : Tayu Kulon Rt.05 Rw.02 Kec. Tayu Kab. Pati
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Jenjang Pendidikan Formal
1. Taman Kanak-kanak Masyitoh Kec.Tayu Kab.Pati Lulus Tahun 1991
2. SDN 02 Tayu Wetan Kec.Tayu Kab.Pati Lulus Tahun 1997
3. Madrasah Diniyah Raudlatul Ulum Kec.Trangkil Kab.Pati Lulus Tahun
1998
4. Madrasah Tsanawiyyah Raudlatul Ulum Kec.Trangkil Kab.Pati Lulus
Tahun 2001
5. Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum Kec.Trangkil Kab.Pati Lulus Tahun
2004
6. Masuk Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2006
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 20 November 2010
Peneliti,
Ummi Hanifah
063711009
Lampiran 1Daftar nama peserta didik
No. Nama1 Achmad Ridwan Sanusi2 Afinda Alfian Nisa3 Aqif Muttaqin4 Deviana Rachmawati5 Dwi Budi Jumarno6 Efrina Fitriyani7 Galih Bintang Mulia8 Harni9 Lin Ardiana
10 Joko Sujatno11 Kukuh Yogi Hermawan12 Mar’atus Sholihah13 Moh. Alamsyah14 Moh. Ulin Nuha15 Nensiana Lestari16 Nur Halimah17 Nur Sekha Ulya18 Putri Novita Sari19 Rina Wiji Astuti20 Rudi Setiawan21 Siti Afifatun Ni’mah22 Sri Ayu Lestari23 Tana Bagus Septiawan24 Yuyun lutfiana25 Zainal Arif26 Zainal Mahasin
65
SILABUS
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Alokasi Waktu : 20 jam (untuk UH 4 jam)
Kompetensi dasarMateri
PembelajaranKegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
AlokasiWaktu
Sumber/
bahan/alat
2.1Mendeskripsikan tata namasenyawaanorganik danorganiksederhana sertapersamaanreaksinya.
§ Tata namasenyawa
§Menentukan senyawa biner(senyawa ion) yang terbentuk daritabel kation (golongan utama) dananion serta memberi namanyadalam diskusi kelompok.§Menentukan nama senyawa biner
yang terbentuk melalui ikatankovalen.§Menentukan nama senyawa
poliatomik yang terbentuk dari tabel
§Menuliskan namasenyawa biner§Menuliskan nama
senyawa poliatomik§Menuliskan nama
senyawa organiksederhana
§ Jenis tagihanTugas individu
kuis
Ulangan
§ Bentukinstrumen
2 jam § SumberBuku kimia
Lembarkerja siswa
66
Kompetensi dasarMateri
PembelajaranKegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
AlokasiWaktu
Sumber/
bahan/alat
kation (golongan utamadan NH4+)
dan anion poliatomik serta memberinamanya dalam diskusi kelompok.§Menyimpulkan aturan pemberian
nama senyawa biner danpoliatomik.
§Menginformasikan nama beberapasenyawa organik sederhana.
§ Persamaanreaksisederhana
§Mendiskusikan cara menyetarakanreaksi.§ Latihan menyetarakan persamaan
reaksi.
§Menyetarakan reaksisederhana dengandiberikan nama-namazat yang terlibat dalamreaksi atau sebaliknya
Tes tertulis
4 jam
65
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik Sederhana
Alokasi Waktu : 5 x 45 Menit
A. Standar KompetensiMemahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan
kimia (stoikiometri)
B. Kompetensi DasarMendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta
persamaan reaksinya
C. Indikator1. Menuliskan nama senyawa biner2. Menuliskan nama senyawa poliatomik3. Dapat membedakan antara penulisan senyawa biner dan senyawa poliatomik
D. Tujuan PelajaranPeserta didik dapat mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan
organik sederhana
E. Materi PembelajaranTata nama senyawa
F. Metode PembelajaranDiskusi, Informasi, Tanya jawab
G. Strategi PembelajaranNo Proses Pembelajaran Waktu
1 2 3
1
a.
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Awal:
1) Salam, Mengabsen peserta didik
10 menit
66
1
2) Membangun semangat peserta didik3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2
3
b.
c.
Kegiatan Inti:
1) Guru menjelaskan tentang sub materi yang akandisampaikan antara lain: menuliskan nama senyawa biner,senyawa poliatomik, dan senyawa organik sederhana
2) Guru membagi kelompok diskusi
3) Guru membimbing peserta didik untuk diskusi
4) Peserta didik diberi kesempatan untuk belajar sendiri sesuaidengan potensinya
5) Peserta didik dibimbing untuk mengembangkan kemampuanberfikir secara sistematis, logis, dan kritis ataumengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagiandari proses mental
6) Peserta didik menyampaikan tentang hasil dari diskusi
7) Guru mengapresiasi pendapat peserta didik danmengevaluasi
Kegiatan Akhir:
1) Tanya jawab2) Penugasan untuk minggu depan3) Penutup
10 menit
45 menit
15 menit
10 menit
2
a.
b.
Pertemuan ke-2
Kegiatan Awal:
1) Salam, mengabsen peserta didik2) Menanyakan tentang materi yang sudah diajarkan minggu
yang laluKegiatan Inti:
1) Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan hasildiskusi minggu yang lalu
2) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengevaluasi hasildiskusi kelompok lain
5 menit
35 menit
67
3) Guru memberikan pekerjaan rumah pada peserta didik4) Evaluasi
1 2 3
c. Kegiatan Akhir:
1) Guru menyampaikan bahwa minggu depan akan diadakantes evaluasi
2) Penutup
5 menit
3
a.
b.
c.
Pertemuan ke-3
Kegiatan Awal:
1) Salam, mengabsen2) Guru mengkondisikan kelas
Kegiatan Inti:
1) Guru meminta peserta didik mengumpulkan pekerjaanrumah minggu lalu
2) Guru membagi soal evaluasi peserta didik3) Guru mengawasi peserta didik mengerjakan soal evaluasi
Kegiatan Akhir:
1) Guru meminta pekerjaan peserta didik2) Menyampaikan meteri minggu yang akan datang3) Salam penutup
10 menit
5 menit
5 menit
60 menit
15 menit
H. Alat/ Sumber BelajarBuku kimia kelas X, LKS
I. Penilaian1) Teknik = Penugasan individu2) Bentuk Instrumen = Tes3) Instrumen = Terlampir
Pati, 5 Oktober 2010
68
Guru Mata Pelajaran Kimia Praktikan
Herlina Susilowati, S.Pd Ummi Hanifah
NIP: 19630927 199103 2 004 NIM: 063711009
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik Sederhana
Alokasi Waktu : 5 x 45 Menit
A. Standar KompetensiMemahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan
kimia (stoikiometri)
B. Kompetensi DasarMendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta
persamaan reaksinya
C. Indikator1) Menuliskan nama senyawa organik sederhana2) Menuliskan tata nama senyawa asam3) Menuliskan tata nama senyawa basa
D. Tujuan PelajaranPeserta didik dapat mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan
organik sederhana
E. Materi PembelajaranTata nama senyawa
69
F. Metoda PembelajaranDiskusi, Informasi, Tanya jawab
G. Strategi PembelajaranNo Proses Pembelajaran Waktu
1 2 3
1
a.
1
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Awal:
1) Salam, Mengabsen peserta didik2) Membangun semangat peserta didik3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2
10 menit
3
b. Kegiatan Inti:
1) Guru menjelaskan tentang sub materi yang akandisampaikan antara lain: menuliskan senyawa organiksederhana, tata nama senyawa asam dan basa
2) Guru membagi kelompok diskusi3) Guru membimbing peserta didik untuk diskusi4) Peserta didik diberi kesempatan untuk belajar sendiri
sesuai dengan potensinya5) Peserta didik dibimbing untuk mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritisatau mengembangkan kemampuan intelektual sebagaibagian dari proses mental
6) Guru mengapresiasi pendapat peserta didik danmengevaluasi
Kegiatan Akhir:
1) Tanya jawab2) Penugasan untuk minggu depan3) Penutup
5 menit
45 menit
20 menit
10 menit
2
a.
Pertemuan ke-2
Kegiatan Awal:
1) Salam, mengabsen siswa
70
b.
c.
2) Menanyakan tentang materi yang sudah diajarkan mingguyang lalu
Kegiatan Inti:
1) Guru meminta siwa untuk menyampaikan materi diskusiminggu yang lalu
2) Guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa3) Evaluasi
Kegiatan Akhir:
1) Guru menyampaikan bahwa minggu depan akan diadakantes evaluasi
2) Penutup
5 menit
35 menit
5 menit
1 2 3
3
a.
b.
c.
Pertemuan ke-3
Kegiatan Awal:
1) Salam, mengabsen2) Guru mengkondisikan kelas
Kegiatan Inti:
1) Guru meminta peserta didik mengumpulkan pekerjaanrumah minggu lalu
2) Guru membagi soal evaluasi peserta didik3) Guru mengawasi peserta didik mengerjakan soal evaluasi
Kegiatan Akhir:
1) Guru meminta pekerjaan siswa2) Menyampaikan materi minggu yang akan datang3) Salam penutup
10 menit
5 menit
5 menit
60 menit
15 menit
H Alat/ Sumber Belajar
Buku kimia kelas X, LKS
I. Penilaian
1) Teknik = Penugasan individu2) Bentuk Instrumen = Tes
71
3) Instrumen = Terlampir
Pati, 5 Oktober 2010
Guru Mata Pelajaran Kimia Praktikan
Herlina Susilowati, S.Pd Ummi Hanifah
NIP: 19630927 199103 2 004 NIM: 063711009
65
Lampiran 5KISI-KISI SOAL SIKLUS I
Mata pelajaran : KimiaMateri pokok : Tata nama senyawaKelas/semester : X/1Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)Jenis tes : Uraian
Standatrkompetensi
Kompetensidasar
Kelas/semester
Materi IndikatorJenja
ngSoal
1 2 3 4 5 6 72. Memahamihukum-hukumdasar kimiadanpenerapannyadalamperhitungankimia(stoikiometri)
2.1Mendeskripsikan tatanamasenyawaorganik dananorganiksederhanasertapersamaanreaksinya
X/1 Tata namasenyawa
1. menuliskansenyawa biner
C2
C2
C3
C1
1. Jelaskan tentang pengertian senyawa biner, serta berikan 3contohnya!
2. Jelaskan tata cara penamaan senyawa biner yang terbentuk dariunsur logam dan nonlogam!
3. Lengkapilah tabel berikut ini:Rumus senyawa Nama senyawa Jumlah atom
NaClNatrium sulfida
SO3
Fosfor(v) klorida 6 atom (1 atom Pdan 5 atom Cl)
4. Tentukan rumus senyawa dari nama-nama berikut ini:a. Tembaga(I) kloridab. Kalium hidridac. Dinitrogen oksidad. Belerang trioksida
1 2 3 4 5 6 72. Menuliskannama senyawa
C2 5. Jelaskan pengertian tentang senyawa poliatomik, serta berikan 3contohnya!
66
poliatomik
C1
C4
6. Tuliskan nama dari senyawa berikut ini:a. K2SO4
b. Na3PO4
c. KCNd. CN-
7. Identifikasi, senyawa apa yang terbentuk dari ion-ion berikut ini:a. Na+ dan Cl-
b. Mg2+ dan Br-
c. Al3+ dan SO42-
d. H+ dan PO43-
3. Siswa dapatmembedakanantarapenulisansenyawa binerdan senyawapoliatomik
C5
C3
C3
8. Jelaskan perbedaan antara penulisan rumus senyawa biner dansenyawa poliatomik!
9. Berikan lambang unsur atau rumus molekul materi berikut:emas, perak, air, natrium fosfat, oksigen dan garam dapur!
10. Berikan nama untuk senyawa berikut: HClO, HClO2, HClO3, HClO4
`
67
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL SIKLUS IIMata pelajaran : KimiaMateri pokok : Tata nama senyawaKelas/semester : X/1Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)Jenis tes : Uraian
Standatrkompetensi
Kompetensidasar
Kelas/semester
Materi IndikatorJenja
ngSoal
1 2 3 4 5 6 72. Memahamihukum-hukumdasar kimiadanpenerapannyadalamperhitungankimia(stoikiometri)
2.1Mendeskripsikan tatanamasenyawaorganik dananorganiksederhanasertapersamaanreaksinya
X/1 Tata namasenyawa
1. menuliskansenyawaorganiksederhana
C1
C1C3
C4
1. Sebutkan senyawa organik alkana sederhana serta rumussenyawanya!
2. Tuliskan rumus senyawa dari alkana, alkena, dan alkuna!3. Lengkapilah tabel berikut ini:
Jumlahatom C
Rumus Senyawa Nama Senyawa
C2H2
ButenaC6H12
Heptuna
4. Identifikasi apakah rumus senyawa berikut termasuk senyawa organikalkana, alkena, alkuna:
Rumus Senyawa Senyawa Organik Nama SenyawaC3H8
C4H6
C5H10
C6H14
C7H12
68
C2 5. Berikan rumus senyawa dari nama-nama senyawa berikut:Nama Senyawa Rumus Senyawa
PropunaButuna
PentunaHeksunaHeptuna
2. Menuliskantata namaasam dan basa
C2
C5
C4
6. Tetapkan nama kimia dari senyawa-senyawa asam poliatomik berikut:a. HNO3
b. H2CO3
c. H2SO3
d. H2SO4
7. Berikan rumus senyawa dan nama senyawa berdasarkan unsur-unsurberikut:
unsur unsur Rumus senyawa Nama senyawaNa OHCa (OH)2
Al (OH)3
K OH
8. Klasifikasikan senyawa-senyawa berikut berdasarkan sifat asam danbasanya:
Rumussenyawa
Asam Basa
HClBa(OH)2
HClO4
NH4OH
69
C1
C3
9. Tuliskan rumus senyawa dari nama-nama berikut ini:a. Asam sulfatb. Magnesium hidroksidac. Litium hidroksidad. Asam nitrit
10. Lengkapilah tabel di bawah ini:RumusKimia
Nama Senyawa Asam/Basa
H3PO4
Asam kloritMg(OH)2
Asam bromida
70
Lampiran 7
INSTRUMEN TES KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS I
Jawablah dengan benar soal di bawah ini!11. Jelaskan tentang pengertian senyawa biner, serta berikan 3 contohnya!
12. Jelaskan tata cara penamaan senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam dan nonlogam!
13. Lengkapilah tabel berikut ini:Rumus senyawa Nama senyawa Jumlah atom
NaClNatrium sulfida
SO3
Fosfor(v) klorida 6 atom (1 atom P dan 5 atom Cl)
14. Tentukan rumus senyawa dari nama-nama berikut ini:a. Tembaga(I) kloridab. Kalium hidridac. Dinitrogen oksidad. Belerang trioksida
15. Jelaskan pengertian tentang senyawa poliatomik, serta berikan 3 contohnya!
16. Tuliskan nama dari senyawa berikut ini:a. K2SO4
b. Na3PO4
c. KCNd. CN-
17. Identifikasi, senyawa apa yang terbentuk dari ion-ion berikut ini:
71
a. Na+ dan Cl-
b. Mg2+ dan Br-
c. Al3+ dan SO42-
d. H+ dan PO43-
18. Jelaskan perbedaan antara penulisan rumus senyawa biner dan senyawa poliatomik!
19. Berikan lambang unsur atau rumus molekul materi berikut: emas, perak, air, natrium fosfat, oksigen dan garam dapur!
20. Berikan nama untuk senyawa berikut: HClO, HClO2, HClO3, HClO4
Lampiran 8
INSTRUMEN TES KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS II
Jawablah dengan benar soal di bawah ini!11. Sebutkan senyawa organik alkana sederhana serta rumus senyawanya!
12. Tuliskan rumus senyawa dari alkana, alkena, dan alkuna!
13. Lengkapilah tabel berikut ini:Jumlah
atom CRumus Senyawa Nama Senyawa
C2H2
ButenaC6H12
Heptuna
14. Identifikasi apakah rumus senyawa berikut termasuk senyawa organik alkana, alkena, alkuna:Rumus Senyawa Senyawa Organik Nama Senyawa
72
C3H8
C4H6
C5H10
C6H14
C7H12
15. Berikan rumus senyawa dari nama-nama senyawa berikut:Nama Senyawa Rumus Senyawa
PropunaButuna
PentunaHeksunaHeptuna
16. Tetapkan nama kimia dari senyawa-senyawa asam poliatomik berikut:a. HNO3
b. H2CO3
c. H2SO3
d. H2SO4
73
17. Berikan rumus senyawa dan nama senyawa berdasarkan unsur-unsur berikut:unsur unsur Rumus senyawa Nama senyawaNa OHCa (OH)2
Al (OH)3
K OH
18. Klasifikasikan senyawa-senyawa berikut berdasarkan sifat asam dan basanya:Rumus
senyawaAsam Basa
HClBa(OH)2
HClO4
NH4OH
19. Tuliskan rumus senyawa dari nama-nama berikut ini:e. Asam sulfatf. Magnesium hidroksidag. Litium hidroksidah. Asam nitrit
20. Lengkapilah tabel di bawah ini:RumusKimia
Nama Senyawa Asam/Basa
H3PO4
Asam kloritMgOH
Asam bromat
74
Lampiran 9Jawaban soal siklus I
1. Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua jenis unsur.Contoh: NaO, BaO,HCl
2. Tata cara penamaan senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam dan nonlogam (biner ionik) adalaha. senyawa yang unsur logamnya memiliki satu bilangan oksidasi (yaitu atom unsur golongan IA, IIA, IIIA) nama logam ditulis terlebih dahulu
diikuti dengan nama nonlogam dan diberi akhiran ida.b. Senyawa yang unsur logamnya mamiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan menggunakan angka romawi dalam
tanda kurung
3. Lengkapilah tabel berikut ini:Rumus senyawa Nama senyawa Jumlah atomNaCl Natrium klorida 2 atom (1 atom Na dan 1 atom Cl)Na2S Natrium sulfida 3 atom (2 atom Na dan 1 atom S)SO3 Belerang(VI) sulfida 4 atom (1 atom S dan 3 atom O)PCl5 Fosfor(v) klorida 6 atom (1 atom P 5 atom Cl)
4. Rumus senyawa dari :a. Tembaga(I) klorida : CuClb. Kalium hidrida : KHc. Dinitrogen oksida : N2Od. Belerang trioksida : SO3
5. Senyawa poliatomik adalah senyawa yang disusun oleh lebih dari dua unsur yang berbeda. Yang pada umumnya anion senyawanya terdiri dari duajenis unsur yang berbeda.Contoh : K2SO4, K2SO3, Na3PO4
6. Nama dari senyawa berikut ini:a. K2SO4 : Kalium sulfat
75
b. Na3PO4 : Natrium phospatc. KCN : Kalium sianidad. CN- : Sianida
7. Senyawa yang terbentuk adalah:a. Natrium Klorida : NaClb. Magnesium Bromida : MgBrc. Aluminium Sulfat : AlSO4
d. Asam Phospat : H3PO4
8. Perbedaan antara penulisan rumus senyawa biner dan senyawa poliatomikSenyawa Biner Senyawa Poliatomik
Terdiri dari dua macam unsur Lebih dari dua jenis unsurDapat terdiri dari logam dan nonlogam/ unsur-unsur nonlogam
Pada umumnya anionnya terdiri dari 2 atomyang berbeda
Diberi akhiran ida Yang memiliki bilok besar diberi akhiran atYang memiliki bilok kecil diberi akhiran it
9. Emas : AuPerak : AgAir : H2ONatrium fosfat : Na3PO4Oksigen : OGaram dapur : NaCl
10. HClO : Asam klorat(I)HClO2 : Asam Klorat(III)HClO3 : Asam klorat(IV)HClO4 : Asam klorat(VI)
76
Lampiran 10Jawaban soal siklus II
1. Senyawa organik alkanaRumus senyawa Nama Rumus senyawa Nama
CH4 Metana C6H14 HeksanaC2H6 Etana C7H16 HeptanaC3H8 Propana C8H18 OktanaC4H10 Butana C9H20 NonanaC5H12 Pentana C10H22 Dekana
2. Rumus senyawa:Ø Alkana : CnH2n+2
Ø Alkena : CnH2n
Ø Alkuna : CnH2n-2
3. Tabel:Jumlah atom C Rumus senyawa Nama senyawa
2 C2H2 Etuna4 C4H8 Butena6 C6H12 Heksena7 C7H12 Heptuna
4. Mengidentifikasi:Rumus Senyawa Senyawa Organik Nama Senyawa
C3H8 Alkana PropanaC4H6 Alkuna ButunaC5H10 Alkena PentenaC6H14 Alkana HeksanaC7H12 Alkuna Heptuna
77
5. Menentukan rumus senyawa dari:Nama Senyawa Rumus Senyawa
Propuna C3H4
Butuna C4H6
Pentuna C5H8
Heksuna C6H10
Heptuna C7H12
6. Nama kimia dari:Ø HNO3 : Asam nitratØ H2CO3 : Asam karbonatØ H2SO3 : Asam sulfitØ H2SO4 : Asam sulfat
7. Rumus senyawa dan nama senyawa dari:unsur unsur Rumus senyawa Nama senyawaNa OH NaOH Natrium hidroksidaCa (OH)2 Ca(OH)2 Kalsium hidroksidaAl (OH)3 Al(OH)3 Aluminium hidroksidaK OH KOH Kalium hidroksida
8. Klasifikasi berdasarkan asam dan basa:Rumus
senyawaAsam Basa
HCl vBa(OH)2 vHClO4 v
NH4OH v
78
9. Menentukan rumus senyawa dari:Ø Asam sulfat : H2SO4
Ø Magnesium hidroksida : Mg(OH)2
Ø Litium hidroksida : LiOHØ Asam nitrit : HNO3
10. Tabel:RumusKimia
Nama Senyawa Asam/Basa
H3PO4 Asam pospat AsamHClO2 Asam klorit AsamMg(OH)2 Magnesium hidroksida BasaHBr Asam bromida Asam
79
Lampiran 11Daftar nilai hasil ulangan siklus I
No. Nama Nilai1 Achmad Ridwan Sanusi 802 Afinda Alfian Nisa 653 Aqif Muttaqin 604 Deviana Rachmawati 705 Dwi Budi Jumarno 656 Efrina Fitriyani 657 Galih Bintang Mulia 558 Harni 659 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 5011 Kukuh Yogi Hermawan 6512 Mar atus Sholihah 6513 Moh. Alamsyah 5014 Moh. Ulin Nuha 7015 Nensiana Lestari 6516 Nur Halimah 5517 Nur Sekha Ulya 6518 Putri Novita Sari 7019 Rina Wiji Astuti 6020 Rudi Setiawan 6521 Siti Afifatun Ni mah 6022 Sri Ayu Lestari 6023 Tana Bagus Septiawan 6524 Yuyun lutfiana 6525 Zainal Arif 5026 Zainal Mahasin 65
80
Lampiran 12Daftar nilai hasil ulangan siklus II
No. Nama Nilai1 Achmad Ridwan Sanusi 902 Afinda Alfian Nisa 753 Aqif Muttaqin 654 Deviana Rachmawati 755 Dwi Budi Jumarno 706 Efrina Fitriyani 657 Galih Bintang Mulia 758 Harni 859 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 8011 Kukuh Yogi Hermawan 7512 Mar atus Sholihah 7513 Moh. Alamsyah 6514 Moh. Ulin Nuha 8015 Nensiana Lestari 7516 Nur Halimah 8017 Nur Sekha Ulya 8518 Putri Novita Sari 7519 Rina Wiji Astuti 6020 Rudi Setiawan 6521 Siti Afifatun Ni mah 6522 Sri Ayu Lestari 7023 Tana Bagus Septiawan 6524 Yuyun lutfiana 6025 Zainal Arif 6526 Zainal Mahasin 65
81
Lampiran 13Daftar Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus I
No. Nama Nilai Ketuntasan1 Achmad Ridwan Sanusi 80 Tuntas2 Afinda Alfian Nisa 65 Tuntas3 Aqif Muttaqin 60 Belum tuntas4 Deviana Rachmawati 70 Tuntas5 Dwi Budi Jumarno 65 Tuntas6 Efrina Fitriyani 65 Tuntas7 Galih Bintang Mulia 55 Belum tuntas8 Harni 65 Tuntas9 Lin Ardiana 60 Belum tuntas
10 Joko Sujatno 50 Belum tuntas11 Kukuh Yogi Hermawan 65 Tuntas12 Mar atus Sholihah 65 Tuntas13 Moh. Alamsyah 50 Belum tuntas14 Moh. Ulin Nuha 70 Tuntas15 Nensiana Lestari 65 Tuntas16 Nur Halimah 55 Belum tuntas17 Nur Sekha Ulya 65 Tuntas18 Putri Novita Sari 70 Tuntas19 Rina Wiji Astuti 60 Tuntas20 Rudi Setiawan 65 Tuntas21 Siti Afifatun Ni mah 60 Belum tuntas22 Sri Ayu Lestari 60 Belum tuntas23 Tana Bagus Septiawan 65 Tuntas24 Yuyun lutfiana 65 Tuntas25 Zainal Arif 50 Belum tuntas26 Zainal Mahasin 65 Tuntas
82
Lampiran 14Daftar Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus II
No. Nama Nilai Ketuntasan1 Achmad Ridwan Sanusi 90 Tuntas2 Afinda Alfian Nisa 75 Tuntas3 Aqif Muttaqin 65 Tuntas4 Deviana Rachmawati 75 Tuntas5 Dwi Budi Jumarno 70 Tuntas6 Efrina Fitriyani 65 Tuntas7 Galih Bintang Mulia 75 Tuntas8 Harni 85 Tuntas9 Lin Ardiana 60 Belum tuntas
10 Joko Sujatno 80 Tuntas11 Kukuh Yogi Hermawan 75 Tuntas12 Mar atus Sholihah 75 Tuntas13 Moh. Alamsyah 65 Tuntas14 Moh. Ulin Nuha 80 Tuntas15 Nensiana Lestari 75 Tuntas16 Nur Halimah 80 Tuntas17 Nur Sekha Ulya 85 Tuntas18 Putri Novita Sari 75 Tuntas19 Rina Wiji Astuti 60 Tuntas20 Rudi Setiawan 65 Tuntas21 Siti Afifatun Ni mah 65 Tuntas22 Sri Ayu Lestari 70 Tuntas23 Tana Bagus Septiawan 65 Tuntas24 Yuyun lutfiana 60 Tuntas25 Zainal Arif 65 Tuntas26 Zainal Mahasin 65 Tuntas
83
Lampiran 15
Daftar Kelompok Diskusi
Kelompok 1Achmad Ridwan SanusiHarniNensiana LestariSri Ayu Lestari
Kelompok 2Afinda Alfian NisaLin ArdianaNur HalimahTana Bagus Septiawan
Kelompok 3Aqif MuttaqinJoko SujatnoNur Sekha UlyaYuyun lutfiana
Kelompok 4Deviana RachmawatiKukuh Yogi HermawanPutri Novita SariZainal Arif
Kelompok 5Dwi Budi JumarnoMar atus SholihahRina Wiji AstutiZainal Mahasin
Kelompok 6Efrina FitriyaniMoh. AlamsyahRudi Setiawan
Kelompok 7Galih Bintang MuliaMoh. Ulin NuhaSiti Afifatun Ni mah
65
Lampiran 16
Daftar nilai peserta didik pra siklus
No. Nama Nilai1 Achmad Ridwan Sanusi 702 Afinda Alfian Nisa 653 Aqif Muttaqin 504 Deviana Rachmawati 655 Dwi Budi Jumarno 656 Efrina Fitriyani 607 Galih Bintang Mulia 658 Harni 659 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 4511 Kukuh Yogi Hermawan 4012 Mar atus Sholihah 6013 Moh. Alamsyah 6014 Moh. Ulin Nuha 6515 Nensiana Lestari 6016 Nur Halimah 5017 Nur Sekha Ulya 5518 Putri Novita Sari 6519 Rina Wiji Astuti 6020 Rudi Setiawan 5521 Siti Afifatun Ni mah 6022 Sri Ayu Lestari 5523 Tana Bagus Septiawan 6524 Yuyun lutfiana 6025 Zainal Arif 4526 Zainal Mahasin 60
Jumlah 1525 Rata-rata 58,65
66
Lampiran 17
Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
Diskusikan Nama-nama Pada Ion dan Senyawa Berikut Ini!
Ion Poliatom Contoh Senyawa
Rumus IonPoliatom
Nama Ion Rumus Senyawa Nama Senyawa
NH2+ NH4Cl
NO2- NaNO2
NO3- NaNO3
SO4- Na2SO4
CO32- Na2CO3
PO43- Na3PO4
CH3COO- NaCH3COO
C2O42- CaC2O4
Cr2O72- K2Cr2O7
SO32- K2SO3
67
Kunci Jawaban Pada Pembelajaran Siklus I
Ion Poliatom Contoh Senyawa
Rumus IonPoliatom
Nama Ion Rumus Senyawa Nama Senyawa
NH2+ Amonium NH4Cl
Amonium Klorida
NO2- Nitrit NaNO2
Natrium Nitrit
NO3- Nitrat NaNO3
Natrium Nitrat
SO4- Sulfat Na2SO4
Natrium Sulfat
CO32- Karbonat Na2CO3
Natrium Karbonat
PO43- Fosfat Na3PO4
Natrium Fosfat
CH3COO- Asetat NaCH3COONatrium Asetat
C2O42- Oksalat CaC2O4
Kalsium Oksalat
Cr2O72- Dikromat K2Cr2O7
Kalium Dikromat
SO32- Sulfit K2SO3
Kalium Sulfit
68
Lampiran 18
Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran Siklus II
Berikan Nama-nama Pada Senyawa Berikut Ini!
1. CH3COOH H+ + CH3COO- = Sisa Asam
2. H2SO4 2H- + SO42- =
Sisa Asam Sulfat
3. H3PO4 3H+ + PO43- =
Fosfat
4. NaNO3 ion Na+ dan NO3- =
5. CaCl2 ion Ca2+ dan Cl- =
6. (NH4)2SO4 NH4+ dan SO4 =
7. CuOH =
8. Ba(OH) =
9. KOH =
10. Al(OH)3 =
69
Kunci Jawaban Pada Kegiatan Pembelajaran Siklus II
1. CH3COOH H+ + CH3COO- = Asam Asetat Sisa Asam
2. H2SO4 2H- + SO42- = Asam Sulfat
Sisa Asam Sulfat
3. H3PO4 3H+ + PO43- = Asam Fosfat
Fosfat
4. NaNO3 ion Na+ dan NO3- = Natrium Nitrat
5. CaCl2 ion Ca2+ dan Cl- = Kalsium Klorida
6. (NH4)2SO4 NH4+ dan SO4 = Amonium Sulfat
7. CuOH = Tembaga(I) Hidroksida
8. Ba(OH) = Barium Hidroksida
9. KOH = Kalium Hidroksida
10. Al(OH)3 = Aluminium Hidroksida
70
Lampiran 19
Kisi-kisi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 910
Menjawab Benar dan Lengkap10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Menjawab Sebagian danLengkap 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Menjawab Sebagian KurangLengkap 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Tidak Menjawab Sama Sekali0 0 0 0 0 0 0 0 0 0