Jtptiain Gdl Roghibashf 6395 1 Filepdf i

80
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI METODE CARD SORT (Studi Tindakan Pada Kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : ROGHIB ASHFIHANI NIM : 073111408 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of Jtptiain Gdl Roghibashf 6395 1 Filepdf i

  • UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAIMELALUI METODE CARD SORT

    (Studi Tindakan Pada Kelas III SD Muhammadiyah Plus JatisariMijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

    dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

    Oleh :

    ROGHIB ASHFIHANINIM : 073111408

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • ii

    Semarang, Maret 2011NOTA DINAS

    KepadaYth. Dekan Fakultas TarbiyahIAIN Walisongodi Semarang

    Assalamu?alaikum wr. wb.

    Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dankoreksi naskah skripsi dengan:

    Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Melalui Metode CardSort (Studi Tindakan Pada Kelas III SD Muhammadiyah PlusJatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010)

    Nama : Roghib AshfihaniNIM : 073111408Jurusan : Pendidikan Agama IslamProgram Studi : Pendidikan Agama Islam

    Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepadaFakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

    Wassalamu?alaikum wr. wb.

    Pembimbing,

    Drs. Ikrom, M.Ag.NIP. 19650329 199403 1 002

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA R.I.INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

    Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

    PENGESAHAN

    Naskah Skripsi dengan:

    Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Melalui Metode CardSort (Studi Tindakan Pada Kelas III SD Muhammadiyah PlusJatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010)

    Nama : Roghib AshfihaniNIM : 073111408Jurusan : Pendidikan Agama IslamProgram Studi : Pendidikan Agama Islam

    telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salash satu syarat memperoleh gelarsarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

    Semarang, April 2011

    Ketua, Sekretaris,

    Sugeng Ristiyanto, Drs. M.Ag. Hj. Dra. Nur Uhbiyati, M.Pd.NIP. 19650819 200302 1 001 NIP. 19520208 197612 2 001

    Penguji I, Penguji II,

    Widodo Supriyono, Drs. M.A. H. Dr. Raharjo, M.Ed. St.NIP. 19591025 198703 1 003 NIP. 19651123 199103 1 003

    Dosen Pembimbing,

    Drs. Ikrom, M.Ag.NIP. 19650329 199403 1 002

  • iv

    ABSTRAK

    Roghib Ashfihani (NIM. 073111408). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAIMelalui Metode Card Sort (Studi Tindakan Pada Kelas III SD MuhammadiyahPlus Jatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi. SemarangFakultas Tarbiyah I`AIN Walisongo 2011.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan prestasibelajar PAI melalui metode card sort pada kelas III SD Muhammadiyah PlusJatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.

    Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada pesertadidik kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang dengan duasiklus. Metode pengumpulan datanya menggunakan tes, observasi dandokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistikdeskriptif.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode card sort padapembelajaran PAI mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yangdiinginkan dan mengoptimalkan / menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal initerlihat dari prosentase ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklussebesar 64,29%, pada siklus I sebesar 85,71%, dan pada siklus II ketuntasanbelajar peserta didik mencapai 100%. Nilai rata-rata hasil peserta didik jugamengalami peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 64,siklus I sebesar 72, dan pada siklus II naik menjadi 82. Hal ini berarti, target yangditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secaraklasikal mencapai ? 90 % dan secara individual nilai rata-rata yang diperolehpeserta didik ? 65 sudah tercapai.

    Aktivitas belajar peserta didik juga dapat ditingkatkan dengan menerapkanmetode card sort. Dengan metode ini guru mudah merangsang keaktivan pesertadidik melalui kerja sama antar kelompok. Guru juga mudah memantau aktivitaspeserta didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi olehpeserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh guru. Peningkatanaktivitas belajar peserta didik ini dapat terlihat dari pra siklus, siklus I dan siklusII, secara berturut-turut sebesar: 45,00%, 70,00 % dan 82,50 %. Dengan begitutarget yang ingin dicapai telah terpenuhi yaitu prosentase aktifitas peserta didiksebesar 80%.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa adapeningkatan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran PAI melaluimetode card sort. Adanya peningkatan prestasi belajar ini dapat dilihat daripeningkatan nilai rata-rata peserta didik dan prosentase ketuntasan belajar pesertadidik.

    Hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepadasemua pihak (peserta didik, guru dan orang tua) untuk dapat meningkatkanprestasi belajar pada mata pelajaran PAI.

  • vDEKLARASI

    Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab

    bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang

    lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun

    pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam

    referensi yang dijadikan bahan rujukan.

    Semarang, Maret 2011

    Deklarator

    Roghib AshfihaniNIM. 073111408

  • vi

    MOTTO

    ??????????????????????????????????????????????????? .?????????? :???.

    Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkansupaya mereka menyembahKu.

    (QS. Adz-Dzariyat : 56).*

    * Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Thoha Putra, 1989), hlm. 862

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Karya ini ku persembahkan kepada:

    1. Ayahanda dan Ibunda yang terhormat, yang senantiasa memberikan doa

    restu serta dukungan baik secara moral maupun material terhadap

    keberhasilan penulis.

    2. Suami tercinta, yang telah memberikan semangat, dukungan serta doanya

    hingga terselesaikannya skripsi ini.

    3. Putra putri tersayang, yang selalu menjadi penghibur di kala penulis

    merasa bosan.

    4. Keluarga besar yang memberikan support untuk kesuksesan penulis

  • viii

    KATA PENGANTAR

    ????????????????

    Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI

    Melalui Metode Card Sort (Studi Tindakan Pada Kelas III SD Muhammadiyah

    Plus Jatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010).

    Sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad

    SAW. beserta keluarga, para sahabat dan umatnya, Amin.

    Dalam penulisan skripsi ini, banyak sekali berbagai cobaan, godaan dan

    rintangan yang penulis hadapi. Namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan

    berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat tersusun. Oleh karena itu, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Dr. Sujai, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

    Semarang.

    2. Drs. Ikrom, M.Ag. selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan

    bimbingan dan pengarahan serta telah meluangkan waktu dalam penulisan

    skripsi ini.

    3. SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang beserta guru yang telah

    memberikan izin penelitian dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

    4. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah

    memberikan bekal berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis selama di

    bangku perkuliahan.

    5. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

    persatu. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat gandan.

    Amin.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun analisanya, sehingga kritik dan

    saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini.

  • ix

    Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bisa memberikan

    sumbangan pemikiran dalam pendidikan biologi dan memberi kontribusi bagi

    para pecinta ilmu. Dan juga penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita

    semua. Amin.

    Semarang, Maret 2011

    Penulis

    Roghib AshfihaniNIM. 073111408

  • xDAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    ABSTRAK .................................................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

    PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iv

    DEKLARASI .............................................................................................. v

    MOTTO ....................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................. 5

    C. Penegasan Istilah ................................................................ 6

    D. Rumusan Masalah................................................................ 8

    E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

    F. Manfaat Penelitian .............................................................. 8

    BAB II : PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI METODE CARD

    SORT

    A. Prestasi Belajar PAI .............................................................. 9

    1. Pengertian Prestasi Belajar PAI ...................................... 9

    2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ......... 11

    3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ..................................... 12

    4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................... 13

    5. Pokok Bahasan Fiqih Ibadah (Shalat) ............................. 14

    6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar PAI . 16

    7. Jenis-jenis Prestasi Belajar PAI ...................................... 19

    B. Konsep Dasar Metode Pembelajaran .................................... 20

    1. Metode Pembelajaran ..................................................... 20

    2. Prinsip Penggunaan Metode ........................................... 21

  • xi

    C. Konsep Dasar Metode Card Sort .......................................... 23

    1. Pengertian Metode Card Sort ......................................... 23

    2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kartu ...................... 24

    D. Penggunaan Metode Card Sort dalam Pembelajaran PAI ..... 26

    E. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................ 27

    F. Kerangka Berpikir ................................................................. 28

    G. Hipotesis Tindakan .............................................................. 28

    BAB III: METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................... 29

    B. Setting dan Subyek Penelitian .............................................. 30

    C. Desain Penelitian ................................................................. 30

    D. Metode Pengumpulan Data .................................................. 34

    E. Metode Analisis Data ........................................................... 36

    F. Indikator Keberhasilan ......................................................... 36

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data Awal ............................................................ 38

    B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus ............................ 41

    C. Pembahasan ......................................................................... 50

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................... 55

    B. Saran-saran ............................................................................ 56

    C. Penutup.................................................................................. 56

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional.

    Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan,

    memberi contoh, dan memberi latihan kepada peserta didik untuk mencapai

    tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk

    mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

    Disamping metode, penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat

    mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam

    menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang

    hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki

    peserta didik. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-

    metode pembelajaran. Apabila telah ditetapkan satu tujuan khusus, maka

    persoalan selanjutnya bagi seorang tenaga pengajar menetapkan suatu cara yang

    memberikan jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan itu sebaik-baiknya.

    Untuk menyusun strategi dalam memilih metode atau model

    pembelajaran yang sesuai, guru harus mengetahui pengetahuan awal peserta

    didik, yang diperoleh melalui pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran, agar

    sewaktu memberi materi pengajaran kelak, guru tidak kecewa dengan hasil

    yang dicapai peserta didik. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka

    dapat dikatakan guru telah berhasil dalam mengajar. Selain penetapan tujuan

    dan pengetahuan awal peserta didik, bidang studi/pokok bahasan juga sebagai

    penentu dalam memilih dan menetapkan model pembelajaran yang sesuai untuk

    diterapkan. Dengan demikian, metode yang kita gunakan tidak terlepas dari

    bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada

    peserta didik.

    Begitu juga alokasi waktu dan sarana penunjang akan digunakan acuan

    dalam penyesuaian dan ketepatan menerapkan metode pembelajaran. Metode

    yang diterapkan harus mengikuti dan menyesuaikan ketersediaan waktu atau

  • 2yang dialokasikan dalam kurikulum. Dengan ketepatan waktu yang

    disesuaikan pemilihan metode yang tepat, akan menjadi alternatif metode

    yang diterapkan. Penerapan metode pembelajaran yang dipilih harus mampu

    membangkitkan keaktifan peserta didik, memacu minat dan motivasi peserta

    didik dan meningkatkan prestasi akademik/hasil belajar peserta didik. Hasil

    belajar seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari

    luar dan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik/pelajar.

    Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik terutama kemampuan

    yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya

    terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping kemampuan, faktor lain yang

    juga mempunyai kontribusi terhadap hasil belajar seseorang adalah faktor

    fisiologis, psikologis, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan lain-lain.1

    Adanya pengaruh dari dalam diri peserta didik merupakan hal yang logis jika

    dilihat bahwa perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang

    disadarinya. Jadi sejauh mana usaha peserta didik untuk mengkondisikan

    dirinya bagi perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil belajar akan dicapai.

    Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik masih

    dipengaruhi oleh faktor dari luar dirinya, yang disebut lingkungan.2 Salah satu

    lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah

    ialah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru. Hasil belajar pada hakikatnya

    tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar di sekolah

    dipengaruhi oleh kapasitas dan kualitas pembelajaran. Dan kualitas

    pembelajaran berkaitan erat dengan tersedianya perangkat pembelajaran, model

    pembelajaran, minat peserta didik dan lain-lain. Melalui perangkat

    pembelajaran yang ada, pemilihan model pembelajaran yang tepat, diharapkan

    tercapainya tujuan pendidikan, yaitu kualitas pembelajaran yang meliputi

    aktivitas dan hasil prestasi belajar peserta didik.

    1 Nana Sudjana, CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 6

    2 Ibid.

  • 3Dengan tercapainya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar, berarti

    penyelenggara pendidikan telah ikut berpartisipasi menyukseskan tercapainya

    target kurikulum. Diharapkan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum

    yang berlaku dan pemilihan model pembelajaran yang tepat, dapat

    mengapresiasi dan mengakomodasi perbedaan individual peserta didik, serta

    meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

    Sebagaimana diketahui, kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar

    yang ditawarkan pada peserta didik dibawah arahan dan bimbingan sekolah.

    Sebagai sebuah kurikulum, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    adalah pengembangan kurikulum yang bertitik tolak dari kompetensi yang

    seharusnya dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan. Kurikulum

    harus memiliki relevansi, yaitu adanya kesesuaian atau konsistensi antara

    komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian,

    dan penilaian.3 Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan

    kurikulum. Oleh karena itu, para pengajar yang terdidik penuh di dalam

    tugasnya akan memiliki ketrampilan menggunakan segala teknik penunjang

    yang mungkin diwujudkan dengan tujuan pengajaran dan bahan pelajaran dalam

    rangka mencapai titik kulminasi pendidikan pada umumnya, proses belajar

    mengajar pada khususnya.

    Setiap guru guru perlu meningkatkan peranan dan kompetensinya,

    karena proses belajar mengajar dan prestasi belajar peserta didik sangat

    ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang memiliki kompetensi

    baik akan mampu mengelola pembelajaran dengan baik sehingga prestasi

    belajar peserta didik juga bisa maksimal4

    Salah satu indiakasi guru yang memiliki kompetensi adalah dapat

    milihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam konteks pembelajaran, metode

    pembelajaran akan banyak mempengaruhi cara belajar peserta didik. Mata

    pelajaran yang disampaikan tanpa tujuan dan peserta didik diharuskan

    3 Lihat Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: PustakaEduca, 2010), hlm. 160

    4 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998),hlm. 9

  • 4mengingat-ingat, maka semangat belajarnya akan turun. Sebaliknya jika proses

    pembelajaran diatur sedemikian rupa dan memiliki tujuan tertentu, maka

    semangat belajar peserta didik juga akan meningkat dan akhirnya berdampak

    pada peningkatan prestasi belajar peserta didik.5 Proses pembelajaran yang

    dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik mampu menggunakan

    seluruh potensinya secara optimal, akan memberikan efek positif bagi

    peningkatan prestasi belajar peserta didik.

    Berdasarkan pengamatan awal terhadap pelaksanaan dan hasil

    pembelajaran PAI di SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang,

    ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya: pertama, pembelajaran selama

    ini masih cenderung monoton dan belum divariasikan dengan metode lain yang

    lebih variatif, misalnya yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

    Hal ini menyebabkan aktivitas peserta didik rendah atau pasif, yaitu prosentase

    aktifitas peserta didik secara klasikal hanya 45%. Kedua, prestasi belajar masih

    rendah, hal ini dibuktikan dari hasil ulangan semester ganjil yang berjumlah 14

    peserta didik, sebanyak 7 atau sekitar 50% belum berhasil mendapatkan nilai

    6,5 sebagai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan.

    Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran PAI di SD

    Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang, diketahui adalah bahwa peserta

    didik merasa jenuh, kurang bersemangat karena guru mengajar senantiasa

    monoton dan pembelajaran satu arah (berpusat pada guru) tanpa melibatkan

    kemampuan peserta didik.

    Permasalahan utama dari kondisi di atas adalah metode pembelajaran

    yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar PAI masih

    konvensional sehingga aktivitas dan prestasi belajar peserta didik masih

    rendah. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang lebih menarik,

    salah satu diantaranya adalah dengan metode card sort. Metode ini merupakan

    kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,

    penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi.

    5 Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikoilogi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.62-63

  • 5Strategi ini untuk menyiasati pembelajaran agar menjadi menarik,

    peserta didik dapat aktif dan tidak merasa jemu dalam mengikuti proses

    belajar mengajar. Strategi ini dikembangkan dengan menggunakan permainan

    kartu indeks. Setiap kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks

    dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu

    yang berisi materi rukun iman dan rukun Islam atau lainnya. Makin banyak

    peserta didik makin banyak pula pasangan kartunya.

    Kegiatan pembelajaran melalui permainan dapat menciptakan suasana

    yang kondusif. Dengan bermain anak memperoleh pelajaran yang

    mengandung aspek kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui

    permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum, baik

    perkembangan berpikir, emosi maupun sosial.6 Salah satu permainan yang

    diaplikasikan dalam pembelajaran adalah permainan kartu. Metode

    pembelajaran yang menggunakan media kartu di antaranya adalah metode

    card sort. Melalui metode card sort tersebut diharapkan prestasi belajar PAI

    peserta didik dapat meningkat.

    Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

    judul UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI

    METODE CARD SORT (Studi Tindakan Pada Kelas III SD Muhammadiyah

    Plus Jatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010).

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasar pelaksanaan observasi awal yang telah dilaksanakan di SD

    Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang sebagai obyek penelitian

    diperoleh identifikasi masalah yang meliputi kondisi peserta didik, kondisi guru

    dan kondisi pembelajaran sebagai berikut:

    1. Kondisi peserta didik

    a. Rata-rata hasil belajar peserta didik secara klasikal masih dibawah 6,5.

    b. Peserta didik cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.

    6 Andang Ismail, Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan PermainanEdukatif, (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 150

  • 6c. Adanya anggapan dari sebagian besar peserta didik bahwa pelajaran PAI

    sulit untuk dipelajari karena terlalu banyak hafalan.

    2. Kondisi guru

    Kesulitan dalam mengaktifkan peserta didik sebagai bentuk pemahaman

    peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

    3. Kondisi pembelajaran

    a. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang mengaktifkan peserta

    didik

    b. Interaksi pembelajaran cenderung searah dan dominasi pembelajaran

    dipegang oleh guru.

    c. Perlunya pengembangan model pembelajaran yang mampu melibatkan

    aktivitas dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

    C. Penegasan Istilah

    Untuk memperjelas dan tidak menimbulkan salah tafsir pemahaman

    para pembaca, maka pada bagian ini penulis ingin memberikan penegasan

    pada masing-masing istilah dari judul penelitian ini.

    1. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI

    Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf dan sebagainya).7

    Yang dimaksud kata meningkatkan dalam penelitian ini adalah

    meningkatkan prestasi belajar PAI setelah menggunakan metode card sort.

    Kata prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan,

    dikerjakan dan sebagainya.8 Sedangkan menurut Morgan learning is any

    relatively permanent change in behavior which occur as a result of

    experience or practice9 (perubahan tingkah laku yang relatif permanen

    sebagai hasil dari sebuah pengalaman atau latihan). Jadi prestasi belajar

    adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh

    7 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: WidyaKarya, 2009), hlm. 574

    8 Ibid., hlm. 3909 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: In Grow Hill, 1971), hlm.

    2

  • 7mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

    yang diberikan oleh guru.

    Sedangkan PAI (Pendidikan Agama Islam) yang akan diteliti

    adalah mata pelajaran fiqih ibadah. Fiqih ibadah adalah bagian dari mata

    pelajaran pendidikan agama Islam yang memberikan bimbingan kepada

    peserta didik agar memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran-

    ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    2. Metode card sort

    Metode card sort (kartu sortir) adalah suatu metode pembelajaran

    yang mengajak peserta didik untuk belajar aktif dan bertujuan agar peserta

    didik mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan

    daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Metode card

    sort bisa digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih bisa

    memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik yang dimaksud disini

    adalah peserta didik lebih menyukai belajar sambil bermain, maksudnya

    dalam proses belajar mengajar, guru harus membuat peserta didik tertarik

    dan senang terhadap materi yang disampaikan, sehingga tujuan

    pembelajaran dapat dicapai. Metode ini juga merupakan salah satu metode

    atau strategi pembelajaran Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan yang bertujuan untuk mengaktifkan individu sekaligus

    kelompok dalam belajar.10

    Dalam penerapan metode ini, masing-masing peserta didik

    diberikan kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks dibuat

    berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang

    berisi materi syarat sah shalat dan lain sebagainya.

    Jadi, yang dimaksud dengan judul penelitian skripsi Upaya

    Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Melalui Metode Card Sort (Studi

    Tindakan Pada Kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang

    Tahun Pelajaran 2009/2010) di atas, adalah usaha yang dilakukan guru

    10 Ismail, SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: PembelajaranAktif, Inovatif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: RASAIL Media Group, 2008),hlm. 89.

  • 8dalam rangka meningkatkan prestasi belajar PAI dengan cara

    mengimplementasikan metode card sort dalam pembelajaran secara

    komprehensif dan sistematis di Kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari

    Mijen Semarang.

    D. Rumusan Masalah

    Apakah metode card sort dapat meningkatkan prestasi belajar PAI

    pada kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang Tahun

    Pelajaran 2009/2010?

    E. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan

    prestasi belajar PAI melalui metode card sort pada kelas III SD

    Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.

    F. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Peserta didik

    Melalui hasil penelitian ini diharapkan peserta didik akan lebih

    bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran PAI, disamping itu

    peserta didik akan mendapatkan pembelajaran yang variatif serta berperan

    aktif, sehingga dimungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

    2. Bagi Guru

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman

    langsung bagi guru-guru yang terlibat untuk memperoleh pengalaman baru

    dalam menerapkan metode pembelajaran yang menarik perhatian peserta

    didik, tidak monoton dan inovatif. Sehingga pada perkembangan

    selanjutnya guru akan lebih kreatif dan berusaha menghilangkan

    kejenuhan peserta didik melalui penerapan model pembelajaran tersebut.

    3. Bagi sekolah

    Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-guru

    lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan

    pendekatan inovasi dalam pembelajaran.

  • 9BAB II

    PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI METODE CARD SORT

    A. Prestasi Belajar PAI

    1. Pengertian Prestasi Belajar PAI

    Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan

    secara keseluruhan. Dalam prosesnya, kegiatan ini melibatkan interaksi

    individu yaitu pengajar di satu pihak dan peserta dodol dipihak lain.

    Keduanya berinteraksi dalam satu proses yang disebut belajar-mengajar.1

    Interaksi dalam proses pembelajaran bermakna interaksi edukatif.

    Interaksi edukatif adalah yang secara sadar mempunyai tujuan untuk

    mendidik. Interaksi edukatif mempunyai arti yang cukup luas tidak

    sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga terjadi proses

    penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik.2 Oleh karena itu dalam

    proses pembelajaran tidak hanya terjadi transfer pengetahuan tetapi juga

    mengajarkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan.

    Tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik dapat menguasai

    bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

    Sekalipun dalam sebuah pembelajaran seorang guru memberikan

    informasi yang sama kepada peserta didik, namun hasil pembelajaran

    berbeda. Hasil perolehan tersebut dinamakan prestasi belajar.

    Pengertian prestasi menurut kamus adalah hasil yang telah

    dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).3 Prestasi

    dalam pendidikan adalah penilaian tentang perkembangan dan kemajuan

    peserta didik yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang

    disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

    1Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),hlm. 4.

    2 Ibid.3 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya

    Karya, 2009), hlm. 390.

  • 10

    Adapun menurut Morgan learning is any relatively permanent

    change in behavior which occur as a result of experience or practice.4

    Maksudnya belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi relatif

    permanen sebagai hasil dari sebuah pengalaman atau latihan.

    Sedangkan menurut Sholeh Abdul Aziz belajar adalah:

    ??????????????????????????????????????????????????????????????????

    ?????.?Belajar adalah suatu perubahan di dalam pemikiran peserta didikyang dihasilkan dari pengalaman terdahulu kemudianmenumbuhkan perubahan yang baru dalam pemikiran pesertadidik.

    Dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa prestasi

    belajar adalah ukuran atau hasil yang dicapai seseorang setelah mengikuti

    proses belajar berupa perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai

    hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya. Sedangkan pendidikan agama Islam lebih dipahami

    sebagai upaya atau cara mendidik ajaran agama Islam.

    Pendidikan agama Islam menurut Abdul Madjid dan Dian

    Andayani adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka

    mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan

    mengamalkan ajaran agama Islam melalui bimbingan, pengajaran atau

    pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang harus

    ditetapkan.6

    Jadi yang dimaksud prestasi belajar PAI adalah hasil belajar yang

    diperoleh setelah proses pembelajaran PAI selesai. Indikator keberhasilan

    4 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: In Grow Hill, 1971), hlm.2

    5 Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Madjid, Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris, Jus. 1.,(Makkah : Darul Ma'rif, tth.), hlm. 169.

    6 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 132.

  • 11

    peserta didik dalam pembelajaran PAI dapat diketahui dari skor atau nilai

    ulangan.

    2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

    Pelaksanaan Pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai

    dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini antara lain :7

    a. Dasar Yuridis/Hukum

    Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-

    undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

    melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar

    yuridis formal tersebut antara lain:

    1. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama:

    Ketuhanan Yang Maha Esa.

    2. Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD45 dalam Bab XI pasal

    29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas

    Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan

    tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan

    beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

    b. Dasar Religius

    Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang

    bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama

    adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.

    Dalam Al-Quran terdapat dalam Q.S. Al-Imran: 104.

    `3 tF9urN 3Y iBp B&tbq tn

  • 12

    mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yangberuntung. (QS. Al-Imran: 105.).8

    c. Dasar Psikologis

    Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

    kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam

    hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota

    masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak

    tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan

    hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa: Semua

    manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup

    yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada

    suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat

    mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya.

    3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

    Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah

    berfungsi sebagai berikut:

    a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

    didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

    keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan

    keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

    keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan kembangkan lebih

    lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan

    agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara

    optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

    b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

    hidup di dunia dan di akhirat.

    8 A. Soenarjo, dkk., Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Thoha Putra, 1989), hlm.93.

  • 13

    c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

    lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

    dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

    Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

    lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

    dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

    d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-

    kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,

    pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

    e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

    atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

    menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

    f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

    nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

    g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

    khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

    secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan

    bagi orang lain. 9

    4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

    menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

    pemupukan pengetahuan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta

    pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

    muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya,

    berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pede jenjang

    pendidikan yang lebih tinggi.10

    Menurut Muhaimin, PAI bertujuan agar siswa memahami,

    menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi

    9 Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit., hlm. 134-135.10 Ibid., hlm. 135.

  • 14

    manusia muslim yang beriman bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak

    mulia.11 Tujuan PAI harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam. Hal

    ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia yang

    kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat.

    Dalam Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

    Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat

    (1) butir a, disebutkan bahwa mata pelajaran agama dan akhlak mulai

    dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi menjadi manusia

    yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

    mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai

    perwujudan dari pendidikan agama.12 Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam

    adalah untuk membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama supaya

    dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk

    manusia yang berakhlakul karimah.

    5. Pokok Bahasan Fiqih Ibadah (Shalat)

    Sebagaimana telah diketahui bahwa ajaran pokok Islam, meliputi

    masalah aqidah (keimanan), yang bersifat itikad batin, mengajarkan

    keEsaan Allah, Esa sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan

    meniadakan alam; syariah (keIslaman), berhubungan dengan amal lahir

    dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum Allah, guna mengatur

    hubungan antara manusia dengan Tuhan, mengatur pergaulan hidup dan

    kehidupan manusia; dan akhlaq (ihsan), yakni amalan yang bersifat

    pelengkap dan kesempurnaan bagi kedua amal tersebut dan yang

    mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia dalam kehidupan

    sehari-hari. 13

    11 Muhaimin, et.al, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PendidikanAgama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 78

    12 Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentangPendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), hlm.218.

    13 Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit., hlm. 77.

  • 15

    Ketiga pokok ajaran tersebut yang dijabarkan dalam bentuk rukun

    iman, rukun Islam dan akhlaq, kemudian lahirlah ilmu tauhid, fiqih dan

    ilmu akhlaq dalam dunia pendidikan. Dan ketiga kelompok ilmu tersebut

    dilengkapi dengan dasar hukum Islam, yaitu al-Quran dan Hadits.14

    Sehingga dalam dunia pendidikan Islam mata pelajaran PAI, terdiri atas

    Ilmu Aqidah akhlaq, fiqih, al-Quran-Hadits dan Sejarah Islam (SKI).

    Dan salah satu sub pokok bahasan PAI adalah ibadah shalat.

    Ibadah merupakan kewajiban tiap orang yang beragama. Dalam Islam

    kewajiban ibadah dinyatakan dalam firman Allah SWT. dalam surat Adz-

    Dzariyat ayat 56.

    ??????????????????????????????????????????????????? .?????????? :???.Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supayamereka menyembahKu. (QS. Adz-Dzariyat : 56).15

    Salah satu ajaran Islam yang paling utama adalah tentang shalat.

    Shalat merupakan ibadah yang terdiri dari perkataan maupun perbuatan

    yang dimulai dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam. Dalam

    agama Islam shalat merupakan kewajiban setiap muslim baik pria maupun

    wanita. Shalat merupakan tiang agama, maka jika tidak mengerjakan

    shalat, akan termasuk orang yang meruntuhkan agama, maka dari itu

    kebiasaan untuk melaksanakan shalat harus ditanamkan kepada anak-anak

    kita sejak dini, karena latihan-latihan yang berbau keagamaan yang

    merupakan ibadah kongkrit seperti shalat, puasa, membaca al-Quran dan

    berdoa, bila dibiasakan pada anak-anak sejak dini, maka akan timbul rasa

    senang pada anak untuk melakukannya.16

    14 Ibid.15 Soenarjo, op.cit., hlm. 86216Zakiah Daradjat, Shalat: Seni Pendidikan dan Keimanan untuk Anak-Anak, (Jakarta:

    CV. Ruhama, 1996), hlm. 86.

  • 16

    Dengan cara memberikan pendidikan shalat, maka diharapkan

    peserta didik dapat melaksanakan ibadah shalat dengan tertib, benar dan

    mampu memahami serta menghayati setiap bacaan dan gerakan shalat

    itulah yang akhirnya akan melahirkan sikap pribadi yang disiplin dalam

    melaksanakan shalat maupun disiplin beribadah lainnya.

    Seseorang yang dengan rajin dan tertib dalam menjalankan shalat

    dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan kedisiplinan seorang muslim.

    Keberhasilan menjalankan shalat yang tertib dan teratur dapat berimbas

    pada kedisiplinan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin

    baik ibadah shalat seseorang semakin baik pula tingkat kedisiplinannya.

    Sebaliknya semakin sering ia mengabaikan aspek ibadah, maka ia juga

    akan lebih mudah mengabaikan urusan-urusan di luar ibadah.17

    Oleh karena itu pembelajaran shalat harus diberikan sedini

    mungkin. Karena pendidikan ibadah shalat lebih menekankan para dataran

    praktis, maka metode yang digunakan harus berbeda. Dalam proses

    pembelajaran ibadah shalat, peserta didik harus mengalami sendiri

    bagaimana tata caranya. Pengalaman nyata ini merupakan titik tekan

    dalam pembelajaran ibadah shalat. Keberhasilan proses pendidikan ibadah

    shalat juga dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah pemilihan

    metode dalam pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan

    dalam pembelajaran adalah metode card sort. Metode ini memberikan

    ruang bagi peserta didik untuk belajar sambil bermain tanpa mengurangi

    esensi dari materi shalat itu sendiri.

    6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar PAI

    Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

    berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor

    internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu dan faktor

    17Ibid.

  • 17

    pendekatan pembelajaran.18 Pengenalan terhadap faktor-faktor yang

    mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka

    membantu peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-

    baiknya.

    Yang tergolong faktor internal adalah :

    1) Inteligensi

    Menurut L. M. Lerman seperti dikutip Mustaqim, inteligensi

    adalah kemampuan berfikir dalam arti memikirkan hal-hal abstrak.19

    Kecerdasan atau inteligensi seseorang memberi kemungkinan bergerak

    dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai

    di mana kemungkinan dapat direalisasikan tergantung pula kepada

    kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada.

    Dalam pembelajaran PAI peserta didik dilatih untuk

    menyelesaikan setiap masalah dalam tes atau pertanyaan yang

    diberikan oleh guru sehingga peserta didik memiliki kecakapan untuk

    menyelesaikan masalah dan memiliki pengetahuan tentang materi yang

    sudah di ajarkan.

    2) Minat

    Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan

    sesuatu hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi

    seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhannya.20 Dengan

    demikian minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

    keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi

    kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi

    tertentu. Umpamanya siswa yang menaruh minat besar pada PAI

    karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah

    18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2000), hlm. 132

    19Mustaqim, Ilmu Jiwa Pendidikan, (t.kp: Andalan Kitam 2007), hlm. 10920 Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

    1995), cet. 1, hlm. 133

  • 18

    memungkinkan siswa belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi

    yang diinginkan.

    Melalui pembelajaran menggunakan metode Card Sort akan

    dapat memusatkan minat belajar peserta didik dalam hal ini peserta

    didik tidak lagi pasif yang hanya duduk diam mendengarkan guru

    dalam menerangkan belajar tetapi peserta didiklah yang aktif dalam

    proses KBM. Guru di sini bertugas sebagai fasilitator.

    3) Bakat

    Bakat adalah dasar (kepandaian, sifat dan pembawaan) yang

    dibawa dari lahir.21 Dengan demikian bakat adalah kemampuan

    manusia untuk melakukan sesuatu kegiatan yang sudah ada sejak

    manusia itu ada. Atau secara sederhana bakat merupakan sesuatu

    kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh setiap orang sejak dia

    lahir.

    Melalui pembelajaran, maka dapat diketahui bakat peserta

    didik melalui tes dan latihan. Peserta didik menjawab pertanyaan yang

    diberikan oleh guru dan juga dilatih untuk memunculkan / mengetahui

    bakat yang dimiliki oleh peserta didik.

    4) Motivasi

    Motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang

    mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

    mencapai sesuatu tujuan.22 Dalam tugas pembelajaran terdapat

    evaluasi hasil belajar terhadap hasil kerja peserta didik berupa nilai.

    Nilai tersebut bisa memotivasi peserta didik dalam belajar. Karena

    pada dasarnya seseorang pasti menginginkan nilai yang bagus.

    Sedangkan faktor eksternal peserta didik yang mempengaruhi

    prestasi belajarnya di antaranya adalah lingkungan sosial seperti sekolah,

    masyarakat dan keluarga serta lingkungan non sosial seperti gedung

    21 Suharso dan Ana Retnoningsih, Op.Cit., hlm. 6922 Mustaqim, op.cit., hlm. 57

  • 19

    sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal peserta didik, alat belajar,

    keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.23 Kedua

    faktor tersebut memiliki kontribusi terhadap prestasi belajar peserta didik.

    7. Jenis-jenis Prestasi Belajar PAI

    Dalam proses pembelajaran, guru memiliki hak sepenuhnya dalam

    melakukan penilaian. Oleh karena itu, setiap guru memiliki standar yang

    berbeda dalam menilai keberhasilan suatu proses belajar. Hal ini

    didasarkan pada banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    tersebut. Meskipun begitu ada, indikasi dari keberhasilan suatu proses

    belajar mengajar dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:

    a. Tingginya daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran, baik

    secara individu maupun klasikal.

    b. Tercapainya tujuanya pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru.24

    Pada dasarnya prestasi belajar PAI meliputi prestasi yang berkenaan

    dengan kognitif, afektif dan psikomotorik. Ukuran prestasi belajar PAI

    peserta didik dapat diketahui dari indikator-indikator sebagai beirkut :

    a. Prestasi berkenaan dengan ranah cipta (kognitif), berupa

    pengembangan pengetahuan agama termasuk di alamnya fungsi

    ingatan dan kecerdasan.

    b. Prestasi berkenaan dengan ranah rasa (afektif), berupa pembentukan

    sikap terhadap agama, termasuk di dalamnya fungsi perasaan dan

    sikap.

    c. Prestasi berkenaan dengan ranah karsa (psikomotorik) berupa

    menumbuhkan ketrampilan beragama termasuk di dalamnya fungsi

    kehendak, kemauan dan tingkah laku.25

    23 Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 137-13824 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

    Cipta, 2002), hlm. 120.25 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), hlm.

    266

  • 20

    Idealnya dalam pembelajaran melakukan penilaian guru harus

    mempertimbangkan ketigas ranah tersebut. Sehingga kemampuan peserta

    didik bisa maksimal, tidak hanya menonjol dalam satu ranah saja.

    B. Konsep Dasar Metode Pembelajaran

    1. Metode Pembelajaran

    Secara etimologis, metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu

    methodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti

    melalui atau melewati, dan hodos yang bearti jalan atau cara. Jadi meode

    berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.26 Dalam Kamus

    Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara yang telah diatur dan

    dipikirkan baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu

    pengetahuan dan sebagainya.27

    Menurut Hamzah B. Uno metode pembelajaran adalah cara yang

    digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.28 Jadi metode

    pembelajaran adalah jalan yang ditempuh oleh seseorang guru untuk

    mencapai tujuan pembelajaran dengan tahapan-tahapan tertentu.

    Dalam menggunakan suatu metode, kita seharusnya memiliki

    beberapa landasan pemikiran mengapa kita menggunakan metode tersebut.

    Prinsip pemakaian metode yang digunakan berfungsi untuk memberi

    penguatan terhadap apa yang kita kerjakan, sehingga kita mempunyai

    alasan yang kuat dalam menggunakan suatu metode tertentu.

    Metode yang dipilih oleh pendidik seharusnya merupakan metode

    yang tepat, metode yang tidak bertentangan dengan tujuan pembelajaran

    atau standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam

    RPP.

    Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran

    bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan

    26 Ibid., hlm. 104.27 Suharso dan Ana Retnoningsih, op.cit., hlm. 32128 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

    Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 2

  • 21

    dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain,

    metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan

    menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.

    Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil

    pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan

    sebaik dan semudah mungkin.

    Dari penjelasan di atas tadi dapat dilihat bahwa pada intinya

    metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran kearah tujuan

    tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.

    Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan

    metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana

    menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga

    materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.

    Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana dijumpai

    dalam buku-buku kependidikan lebih merupakan usaha untuk

    mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan

    perkembangan jiwa peserta didik dalam menjalani sebuah pembelajaran.

    Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam

    menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan

    bahwa ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan

    psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi kognitif,

    dan semua hal ini memerlukan metode yang berbeda-beda untuk mencapai

    kesemuanya dalam tujuan pembelajaran.

    2. Prinsip Penggunaan Metode

    Prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam menurut

    Omar Muhammad Al-Toumy Al-Saibany adalah sebagai berikut:

    a. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya.

    b. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum

    pelaksanaan pendidikan.

  • 22

    c. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak

    didik.

    d. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di dalam anak didik.

    e. Memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan,

    integrasi pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan dan

    kebebasan berpikir.

    f. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang

    menggembirakan bagi anak didik.

    g. Menegakkan Uswah Khasanah" 29

    Berkaitan dengan masalah pemilihan metode dalam pendidikan,

    hampir tidak dapat diabaikan beberapa faktor yang boleh dikatakan

    menjadi rambu-rambu penting dalam memilih metode agar metode itu

    dapat bekerja secara efektif dan maksimal dalam mencapai tujuan

    pendidikan.

    Pertama, kondisi anak didik. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan

    adalah apakah mereka memiliki tingkat kemampuan dalam respons

    terhadap metode yang diberlakukan kepada mereka, misalnya

    menggunakan metode card sort dan lainnya. Kedua, materi pelajaran yang

    menghendaki beraneka macam metode yang berbeda-beda. Ketiga,

    kapabilitas guru dalam menggunakan metode merupakan faktor yang

    menentukan efektifitas pemakaian metode yang dipilih. Keempat, tujuan,

    sebagaimana telah disinggung di depan. Metode apapun yang dipilih

    dalam pendidikan harus disinkronkan dengan tujuan yang hendak dicapai,

    bukan sebaliknya tujuan yang menyesuaikan metode.30

    Dari beberapa data di atas dapat kita ketahui bahwa banyak sekali

    prinsip dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menerapkan

    metode pembelajaran agar tercipta suatu kondisi belajar mengajar yang

    29 Lihat Omar Muhammad Al-Toumy Al-Saibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1979), hlm. 595

    30 Untung Slamet, Muhammad Sang Pendidik, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra), 2005,hlm. 171-172.

  • 23

    menyenangkan serta dapat secara efektif dalam mencapai tujuan

    pembelajaran.

    C. Konsep Dasar Metode Card Sort

    1. Pengertian Metode Card Sort

    Metode card sort (kartu sortir) adalah suatu metode pembelajaran

    yang mengajak peserta didik untuk belajar aktif dan bertujuan agar peserta

    didik mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan

    daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Metode card

    sort bisa digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih bisa

    memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik yang dimaksud disini

    adalah peserta didik lebih menyukai belajar sambil bermain, maksudnya

    dalam proses belajar mengajar, guru harus membuat peserta didik tertarik

    dan senang terhadap materi yang disampaikan, sehingga tujuan

    pembelajaran dapat dicapai. Metode ini juga merupakan salah satu metode

    atau metode pembelajaran Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan yang bertujuan untuk mengaktifkan individu sekaligus

    kelompok dalam belajar.31

    Dalam penerapan metode ini, masing-masing peserta didik

    diberikan kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks dibuat

    berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang

    berisi materi syarat sah shalat dan lain sebagainya.

    Kegiatan pembelajaran melalui permainan dapat menciptakan

    suasana yang kondusif. Dengan bermain anak memperoleh pelajaran yang

    mengandung aspek kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik.

    31 Ismail, SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: PembelajaranAktif, Inovatif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: RASAIL Media Group, 2008),hlm. 89.

  • 24

    Melalui permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum, baik

    perkembangan berpikir, emosi maupun sosial.32

    Bermain adalah cara yang paling alamiah bagi manusia, dalam

    mempelajari hal-hal baru. Adi W. Gunawan dalam bukunya Genius

    Learning menjelaskan beberapa manfaat bila menggunakan metode

    permainan dalam pembelajaran ( bermain sambil belajar) diantaranya : 33

    a. Mempersingkat waktu belajar hingga 60%.

    b. Memberi kehidupan pada materi yang membosankan.

    c. Belajar multi disiplin dan multi dimensi.

    Sedangkan Rita dan Kenneth Dunn dalam bukunya Teaching

    Students Trough Their Individual Learning Styles merekomendasikan

    berbagai kreasi dari permainan kartu sebagai media pembelajaran. Yaitu

    bahwa permainan kartu dapat memperbesar pengajaran dari berbagai

    subjek dan bisa digunakan untuk memperkenalkan, menguatkan atau

    mengulang pelajaran, mudah dibuat dan bahan-bahannya juga sederhana.34

    Permainan kartu sortir (card sort) yang dikembangkan oleh Mel

    Silberman dalam bukunya Active Learning merupakan kegiatan

    kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan

    sifat, fakta tentang suatu obyek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik

    yang diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas

    yang telah letih.35

    2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kartu

    Setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

    masing. Metode kartu juga memiliki beberapa kelebihan, kelebihan kartu

    antara lain adalah:

    32 Andang Ismail, Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan PermainanEdukatif, (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 150

    33 Adi W. Gunawan.Genius Learning Strategy. Petunjuk Praktis untuk MenerapkanAccelerated Learning, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003). Cet. I hlm. 205.

    34 Linda Campbell et.al., Metode Praktis Pembelajaran, Terj. Tim Intuisi (Depok : IntuisiPress, 2006), Cet. II hlm. 89.

    35 Malvin Silberman, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, terj.Sardjuli, (Yogyakarta: Yappendis, 1996), Cet. 1, hlm. 149.

  • 25

    a. Mudah dibawa-bawa

    Dengan ukuran yang kecil kartu dapat disimpan di tas, bahkan

    di saku sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan

    di mana saja, di kelas maupun di luar kelas.

    b. Praktis

    Dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, kartu sangat

    praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak memerlukan

    keahlian khusus, media ini tidak juga membutuhkan listrik. Jika ingin

    menggunakan kita tinggal mengurutkan gambar sesuai dengan

    keinginan kita, pastikan posisi gambarnya tepat tidak terbalik, jika

    sudah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau

    menggunakan kotak khusus agar tidak tercecer.

    c. Gampang Diingat

    Karakteristik kartu adalah menyajikan pesan-pesan pendek

    pada setiap kartu yang disajikan, misalnya mengenal huruf, mengenal

    angka, mengenal nama binatang, tata cara wudlu dan sebagainya.

    Sajian pesan-pesan ini akan memudahkan peserta didik untuk

    mengingat pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan penjelasan

    akan memudahkan peserta didik untuk memahami konsep tertentu,

    untuk mengetahui sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya,

    begitu juga sebaliknya untuk mengetahui apa wujud suatu benda atau

    konsep dengan melihat penjelasan atau teksnya.

    d. Menyenangkan

    Media kartu ini termasuk dalam kategori permainan. Misalnya

    peserta didik secara berlomba-lomba mencari suatu benda atau nama-

    nama tertentu yang disimpan secara acak, dengan cara berlari peserta

    didik berlomba mencari sesuai perintah, selain mengasah kognitif juga

    melatih ketangkasan. Sehingga pembelajaran terasa menyenangkan.

  • 26

    Setelah kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam penjelasan di

    atas, di bawah ini akan dijelaskan pula tentang kelemahan-kelemahan

    metode card sort:

    a. Kurang tercapainya tujuan pembelajaran pada ranah kognitif tingkat

    tinggi, karena peserta didik hanya terpaku pada permainan tersebut.

    b. Guru memiliki satu masalah pada saat mengelola kelas, karena

    keadaan kelas yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga seorang

    guru tidak dapat menguasai kelas dengan baik.

    c. Metode ini tidak selalu dapat diterapkan pada setiap materi, dengan

    kata lain metode ini tidak fleksibel pada setiap pokok bahasan terutama

    pada pembelajaran PAI.

    D. Penggunaan Metode Card Sort dalam Pembelajaran PAI

    Dalam penggunaannya metode card sort tidak selalu bisa diterapkan

    dalam setiap pokok bahasan, akan tetapi hanya pokok bahasan tertentu saja.

    Dan salah satu contoh penggunaan metode card sort dalam pembelajaran PAI

    adalah sebagai berikut:

    1. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pelajaran (jumlah kartu sama

    dengan jumlah peserta didik di kelas. Isi kartu terdiri dari kartu

    induk/topik utama dan kartu rincian).

    2. Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.

    3. Bagikan kartu kepada peserta didik dan pastikan masing memperoleh satu

    (boleh dua).

    4. Perintahkan setiap peserta didik bergerak mencari kartu induknya dengan

    mencocokkan kepada teman sekelasnya.

    5. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, perintahkan

    masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di

    papan tulis secara urut.

    6. Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.

    7. Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk menjelaskan hasil

    sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.

  • 27

    8. Berikan apresiasi setiap hasil kerja peserta didik.

    9. Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.36

    E. Kajian Penelitian yang Relevan

    Sebagai bahan komparasi peneliti akan melakukan kajian terhadap

    beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul skripsi yang akan

    penelitia buat, di antaranya:

    Siti Faizah dengan skripsi yang berjudul Peranan Permainan Kartu

    Sortir Terhadap Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Pada

    Peserta Didik Kelas X Semester I MAN Kalibeber Wonosobo. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa metode permainan kartu sortir telah

    memberikan peranan yang signifikan terhadap hasil belajar Kimia khususnya

    pada materi pokok Sistem Periodik Unsur.

    Siti Anisah Shofwani mahasiswi Jurusan Matematika angkatan 2002,

    dengan judul skripsi Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah

    Dengan Penggunaan Media (Kartu Masalah) Terhadap Kemampuan

    Menyelesaikan Soal-soal Cerita Pokok Bahaasan Perbandingan Kelas III

    Semester I MTs. Al Asror Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Dengan

    kesimpulan bahwa pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan media

    (kartu masalah) lebih efektif dari pada pembelajaran yang biasa dilaksanakan

    oleh guru dengan menggunakan ekspositori.

    Khomisah dengan skripsinya yang berjudul Implementasi Active

    Learning dalam Pembelajaran PAI di SMPN 2 Kebumen. Dalam skripsi ini

    yang ditekankan adalah tentang pentingnya penerapan metode-metode active

    learning dalam pembelajaran PAI, bukan pada penerapan salah satu metode

    active learning.

    Berdasarkan uraian di atas sejauh ini belum ada penelitian yang

    membahas secara khusus tentang peranan metode permainan kartu sortir

    terhadap hasil belajar PAI.

    36 Ismail, SM, op.cit., hlm. 89.

  • 28

    F. Kerangka Berpikir

    Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran

    adalah metode yang digunakan guru dalam pembelajaran. Pada prinsipnya

    penggunaan metode digunakan untuk mencapai semua tujuan pembelajaran,

    namun tidak semua metode dapat diimplementasikan pada semua pelajaran,

    karena setiap metode mempunyai ciri khas sendiri-sendiri. Guru harus mampu

    memilih metode yang tepat dan cocok dengan keadaan peserta didik dan

    karakteristik materi pelajaran. Disamping itu, guru harus memahami prinsip-

    prinsip umum penggunaan metode pembelajaran yang berorientasi pada

    tujuan, aktivitas, individualitas, dan integritas.

    Metode card sort sebagai sebuah metode yang diharapkan dapat

    meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Karena metode ini efektif untuk

    membantu peserta didik untuk meningkatan motivasi belajar. Sehingga peserta

    didik mampu meningkatkan aktifitas dan prestasi belajarnya. Apabila tujuan

    pembelajaran dapat dicapai secara optimal berarti guru telah berhasil dalam

    kegiatan belajar mengajar.

    Metode card sort dapat juga diiplementasikan dalam pembelajaran

    PAI. Selama ini pembelajaran PAI dinilai kurang maksimal karena hanya

    mengandalkan metode ceramah tanpa diimbangi dengan metode lainnya yang

    lebih kreatif. Hal ini berimbas pada hasil belajar peserta didik yang cenderung

    menurun. Dengan metode card short, motivasi belajar peserta didik dapat

    meningkatkan, karena metode ini mengedepankan aspek permainan sehingga

    pembelajaran terasa lebih menyenangkan. Disamping itu metode card short

    memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami materi pelajaran

    dan akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar PAI.

    G. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini

    adalah bahwa metode card sort dapat meningkatkan prestasi belajar PAI di

    Kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang.

  • 29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian tindakan

    kelas (PTK). Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah serta

    melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya

    perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari

    jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas.

    Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang

    dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi guru

    sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran.1

    Dalam penelitian tindakan kelas guru secara reflektif dapat menganalisis,

    mensistesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Dengan melakukan

    penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki praktik pembelajaran

    sehingga menjadi lebih efektif. Misalnya bagi guru, penelitian tindakan

    kelas ini dapat peningkatan profesionalitasnya serta dapat meningkatkan

    prestasi belajar peserta didik. Dalam implementasinya penelitian tindakan

    kelas ini bisa dilakukan secara kolaboratif. Partisipasi setiap tim secara

    langsung mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

    dari tahap awal sampai akhir. Kerjasama kolaboratif ini dengan sendirinya

    akan membentuk tim yang solid guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

    B. Setting dan Subyek Penelitian

    1. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah

    dirancang oleh guru dan peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan

    siklus sebagai akhir setiap tahapnya, baik siklus pertama kedua, dan

    ketiga. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 5 April sampai dengan 29

    1 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), hlm. 3

  • 30

    Mei 2010 di SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang.

    Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi awal. Observasi

    tahap awal dimulai pada tanggal 29 Maret 2010.

    2. Subyek Penelitian

    Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik

    kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen Semarang Tahun

    Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 14 orang dengan komposisi putra

    8 dan putri 6. Selain peserta didik, subyek lainnya yang juga ikut diteliti

    adalah guru PAI, karena guru merupakan salah satu faktor penentu

    keberhasilan pembelajaran.

    C. Data Prestasi Belajar PAI

    Data prestasi belajar peserta didik kelas III SD Muhammadiyah Plus

    Jatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 sebelum dilakukan

    penelitian adalah sebagai berikut:

    Tabel 1.Data Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas III SD Muhammadiyah Plus

    Jatisari Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010No Nama Nilai1 Adnan Fauzi Saefudin 602 Alkaedina Setti Rahma 733 Dinda Eka Safitri 674 Fachrezy Bayu Purnama 675 M. Yusuf Aldi Atmoko 476 Rangga Sandi Kusuma 607 Saddam Iqbal Mahendra 678 Ulil Amri al-Ulamai 739 Zaim Zulfkri Raihan 60

    10 Afif Muharram TP 6711 D. R Maurendra Sari S. 6712 Salma Wahyu Rahmania 6713 Shinta Askya Wulandari 5314 Fadhilah Herliana Putri 67 Jml 895 Rata-rata 64

    % Ketuntasan 64.29

    Dari data di atas diketahui bahwa prestasi belajar PAI peserta didik

    masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar peserta

  • 31

    didik secara klasikal hanya 64, masih dibawah standar ketuntasan minimal

    yaitu 65. Sedangkan prosentase ketuntasan belajar peserta didik juga masih

    rendah, hanya 64,29%. Data ini menjadi bahan pertimbangan untuk

    melakukan tindakan perbaikan tiap siklusnya.

    D. Desain Penelitian

    Dalam penelitian ini ada empat tahapan yang akan dilalui yaitu:

    perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan ini

    dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap tahapan siklus didasarkan atas

    masukan dari siklus sebelumnya.2 Secara garis besar terdapat empat tahapan

    yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut ini:3

    Desain Penelitian Tindakan

    Langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran

    dalam prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Siklus I

    a. Tahap Perencanaan

    Pada tahapan ini dilakukan rencana kegiatan dengan

    menyesuaikan model yang akan diterapkan sebagai berikut:

    2 Ibid., hlm. 173 Ibid., hlm. 16

    Perencanaan

    PelaksanaanSiklus I

    Pengamatan

    Perencanaan

    ?

    PelaksanaanRefleksi

    Pengamatan

    Siklus II

    Refleksi

  • 32

    1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai

    acuan pelaksanaan proses pembelajaran dengan berdasar

    kurikulum yang berlaku. Penyusunan RPP ini juga disesuaikan

    dengan langkah-langkah pada metode pembelajaran yang

    diterapkan, dalam hal ini metode card sort.

    2) Membuat alat bantu pembelajaran berupa kartu indeks.

    3) Menyusun lembar observasi aktivitas peserta didik

    4) Menyusun tes akhir setiap siklus

    b. Tahap Tindakan

    Pada tahapan ini pelaksanaannya didasarkan rencana

    pembelajaran yang disusun sebelumnya dengan kegiatan sebagai

    berikut:

    1) Melaksanakan pembelajaran di kelas III sebagai kelas yang telah

    ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan metode

    pembelajaran yang diterapkan berdasar RPP yang telah dibuat

    peneliti bersama kolaborator.

    2) Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai

    SK/KD mapel, jumlah kartu sama dengan jumlah peserta didik

    di kelas dan isi kartu terdiri dari kartu induk/topik utama dan

    kartu rincian).

    3) Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.

    4) Bagikan kartu kepada peserta didik dan pastikan masing-masing

    memperoleh satu atau dua kartu.

    5) Perintahkan setiap peserta didik bergerak mencari kartu

    induknya dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya.

    6) Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu,

    perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan

    menempelkan hasilnya di papan secara urut.

  • 33

    7) Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok

    menempelkan hasilnya.

    8) Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk

    menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar

    dari kelompok lainnya.

    9) Berikan apresiasi setiap hasil kerja peserta didik.

    10) Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.

    11) Melaksanakan tes akhir pembelajaran tiap siklus.

    c. Observasi

    Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan,

    pencatatan, dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya

    pembelajaran, terutama kepada peserta didik dengan sambil

    mengerjakan lembar observasi yang telah disediakan. Pada tahap ini

    pula ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan mengamati

    sangat diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan mendadak

    dalam pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon peserta

    didik yang dikenai tindakan.

    Pada tahap ini, selain pengerjaan lembar observasi untuk

    membuktikan pengamatan yang dilaksanakan, perlu bukti

    dokumentasi berupa pengambilan gambar jika diperlukan agar

    dalam penginterpretasian data dapat lebih jelas dan cermat.

    d. Refleksi

    Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus

    dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap

    hasil analisis sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan

    hasil belajar sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Hasil belajar

    inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan

    pelaksanaan siklus berikutnya.

  • 34

    2. Siklus II

    Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II merupakan

    klimak dari penelitian tindakan kelas ini. Karena menurut perkiraan

    penulis, pada siklus II ini hasil belajar peserta didik sudah memenuhi

    target pembelajaran. Langkah-langkahnya sama dengan siklus

    sebelumnya yaitu:

    a. Tahapannya tetap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi

    b. Materi pelajaran berkelanjutan

    c. Diharapkan efektivitas kerja peserta didik harus lebih tinggi dari

    pada siklus I

    d. Di akhir kegiatan/siklus, peneliti memberikan evaluasi sesuai

    dengan pokok bahasa yang diberikan.

    E. Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode

    pengumpulan data, antara lain :

    1. Tes

    Metode tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk

    mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

    aturan-aturan yang sudah ditentukan.4

    Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai

    prestasi belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tes

    ini dilakukan pada tiap akhir siklus dalam penelitian tindakan terhadap

    mata pelajaran PAI kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen

    Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan fiqih ibadah.

    4 Suarsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.,2006), hlm. 53

  • 35

    2. Observasi

    Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

    terhadap fenomena atau kejadian yang diselidiki.5 Apabila

    diikhtisarkan alasan secara metodologis dengan menggunakan metode

    pengamatan atau observasi ini adalah pengamatan yang mengoptimalkan

    kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perilaku tak sadar,

    kebiasaan, dan lain-lain.

    Teknik ini akan digunakan dalam proses pembelajaran yang

    sedang berlangsung yaitu observasi secara langsung dan sistematis

    seperti kondisi tempat belajar, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

    meliputi kemampuan peserta didik menyelesaikan tugas, antusias

    terhadap pelajaran yang sedang diikuti, semangat dalam belajar,

    perhatian saat pelajaran berlangsung dan lain-lain.

    Adapun pelaksanaan observasi ini digunakan untuk

    mendapatkan data tentang aktivitas peserta didik selama pembelajaran

    berlangsung. Instrumennya berupa lembar observasi yang telah

    dirancang bersama oleh guru dan mitra kolaboratif dalam penelitian ini.

    3. Dokumentasi

    Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang

    berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah agenda, dan

    sebagainya.6 Hasil dari dokumentasi akan digunakan sebagai pelengkap

    dan penguat dari data-data yang didokumentasikan.

    Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data rekapitulasi

    tentang; daftar peserta didik, daftar nilai prestasi peserta didik dan

    5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), hlm. 136.6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

    Cipta, 2002)., hlm. 206

  • 36

    aktivitas peserta didik berupa dokumen gambar/foto selama kegiatan

    pembelajaran.

    F. Metode Analisis Data

    Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik

    deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah karakteristik data

    yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari prosentase serta

    menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya

    misalnya bentuk grafik dan tabel.7

    Dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu data yang berbentuk

    kuantitatif dan data yang berbentuk kualitatif. Data-data kuantitatif di

    antaranya adalah hasil tes PAI dan angka prosentase keaktifan peserta didik

    yang diketahui melalui penilaian lembar observasi peserta didik. Data

    kuantitatif berupa nilai hasil belajar peserta didik tersebut dapat dianalisis

    dengan cara mencari nilai rata-rata atau presentasi keberhasilan belajar dan

    lain-lain. Sedangkan data kualitatif di antaranya adalah deskripsi data yang

    menggambarkan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas peserta didik

    selama berlangsungnya pembelajaran.

    G. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai ?

    90 % dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik ?

    65.

    7 Suharsimi Arikunto, dkk., op.cit., hlm. 131-132

  • 37

    2. Prosentase aktifitas belajar peserta didik di kelas > 80 %. Hasil

    prosentase dapat diketahui dari lembar observasi peserta didik yang

    disusun oleh peneliti dan kolaboran (guru).

  • 38

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Observasi Awal

    Observasi awal dilakukan peneliti di Kelas III SD Muhammadiyah

    Plus Jatisari Mijen Semarang pada tanggal 29 Maret 2010. Pada saat

    observasi awal ini guru PAI melakukan pembelajaran dengan menggunakan

    metode ceramah dan diselingi dengan tanya jawab.

    Berdasarkan hasil observasi awal peneliti terhadap proses

    pembelajaran PAI di Kelas III SD Muhammadiyah Plus Jatisari Mijen

    Semarang diketahui bahwa selama ini guru lebih sering menggunakan

    metode konvensional yaitu ceramah dan diselingi dengan tanya jawab. Guru

    lebih mendominasi jalannya proses pembelajaran sedangkan peserta didik

    lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

    Kesempatan peserta didik untuk mengemukakan pendapat masih

    kecil, sehingga pengajaran terkesan monoton dan tidak menggairahkan.

    Peserta didik hanya menulis dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya,

    sangat jarang terangsang untuk berpikir, tetapi lebih banyak terangsang

    untuk mengingat dan menghafal materi pelajaran.

    Berikut ini digambarkan data hasil belajar peserta didik pada

    observasi awal atau sebelum diadakannya tindakan, selengkapnya dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 1 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik

    Pra SiklusNo Keterangan Perolehan1 Nilai terendah 472 Nilai tertinggi 733 Nilai rata-rata kelas 644 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 55 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 96 Prosentase ketuntasan klasikal 64,29%

  • 39

    Hasil observasi awal mengenai hasil belajar peserta didik seperti yang

    tercantum pada tabel di atas menggambarkan bahwa prestasi belajar peserta

    didik masih rendah dan perlu ditingkatkan dengan indikator nilai rata-rata

    peserta didik hanya 64 masih di bawah kriteria nilai ketuntasan minimum

    individu yaitu 65. Jumlah peserta didik yang tuntas hanya 9 peserta didik atau

    ketuntasan klasikalnya 64,29% masih di bawah standar ketuntasan klasikal

    yaitu 85%.

    Sedangkan berkaitan dengan hasil observasi tentang aktifitas peserta

    didik selama mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2Hasil Aktifitas Peserta Didik

    Pra Siklus

    No Aspek yang Diamati Nilai rata-rata1 Tingkat kerja sama peserta didik 12 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 23 Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang

    berlangsung2

    4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikantugas

    2

    5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atauteman

    2

    Jumlah skor 9 Prosentase 45 %

    Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal = 20

    Kriteria penilaian :

    0% - 39% = Sangat Kurang

    40% - 55% = Kurang

    56% - 65% = Cukup

    66% - 79% = Baik

    80% - 100% = Sangat Baik

    Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa prosentase aktifitas

    peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal adalah 45%

    dengan kriteria kurang, masih di bawah indikator keberhasilan tindakan yaitu

  • 40

    80%. Peserta didik kurang begitu aktif dalam pembelajaran. Salah satu

    indikator aktifitas peserta didik yang menonjol adalah kurangnya kerja sama

    di antara peserta didik. Mereka juga kurang begitu antusias dalam mengikuti

    pembelajaran. Hal ini disebabkan metode yang digunakan oleh guru kurang

    memberikan ruang bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan teman

    sekelasnya. Metode yang monoton juga mengakibatkan peserta didik mudah

    merasa jenuh dan kurang begitu bersemangat mengikuti pembelajaran.

    Melihat hasil observasi awal ini, maka dapat diketahui beberapa

    permasalahan pembelajaran PAI di Kelas III SD Muhammadiyah Plus

    Jatisari Mijen Semarang ini, yakni:

    1. Hasil belajar peserta didik masih rendah (nilai rata-rata kelas 62 masih

    di bawah nilai ketuntasan individual yaitu 65 dan ketuntasan klasikal

    64,29% masih jauh dari standar nilai ketuntasan klasikal yaitu 85%).

    2. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran masih rendah.

    Adapun aktivitas yang paling rendah adalah tingkat kerja sama di antara

    peserta didik.

    3. Rendahnya nilai hasil belajar peserta didik ini diasumsikan disebabkan

    oleh rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Dan

    salah satu faktor yang memicu rendahnya aktifitas belajar peserta didik

    adalah penggunaan metode mengajar guru yang tidak mengacu pada

    metode mengajar peserta didik aktif (guru lebih sering menggunakan

    metode ceramah).

    Observasi awal ini dijadikan bahan pertimbangan untuk pemberian

    tindakan berikutnya dalam pembelajaran PAI. Untuk mengatasi berbagai

    masalah dan kelemahan pembelajaran PAI tersebut maka dilakukan

    tindakan berupa penerapan metode card sort dalam pembelajaran.

  • 41

    B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus

    1. Siklus I

    a. Perencanaan

    Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat

    observasi awal maka telah direncanakan metode pembelajaran pada

    siklus I ini adalah metode card sort. Perencanaan pengajaran pada siklus

    I ini dituangkan dalam bentuk RPP. Materi yang dibahas pada siklus I

    adalah Fiqih Ibadah dengan standar kompetensi: memahami syarat dan

    rukun shalat, serta kompetensi dasar: 1) menyebutkan syarat sah dan

    wajib shalat, 2) menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat. Selain

    RPP, peneliti juga mempersiapkan instrumen lainnya seperti kartu sortir

    yang berisi materi-materi Fiqih Ibadah, lembar observasi untuk peserta

    didik dan guru, dan lembar soal.

    b. Pelaksanaan

    Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak satu

    kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Pertemuan pertama

    dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010. Materi yang diajarkan tentang

    syarat sah dan wajib shalat, dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan

    prosedur yang direncanakan dalam RPP.

    Sub materi yang disampaikan pada siklus I ini adalah pengertian

    syarat sah shalat, macam-macam syarat sah dan wajib shalat serta

    macam-macam hal-hal yang membatalkan shalat. Dalam menjelaskan

    materi syarat sah dan wajib shalat ini, guru juga memperlihatkan kartu-

    kartu yang berisi tentang syarat sah dan syarat wajib shalat. Selama

    proses pembelajaran guru juga mengajak peserta didik untuk berperan

    aktif dalam pembelajaran. Guru meminta peserta didik untuk membaca

    tulisan yang ada di kartu yang ditunjukkan oleh guru secara bersama-

    sama. Guru juga memberikan kepada peserta didik untuk mengajukan

    pertanyaan jika ada yang belum paham.

  • 42

    Setelah itu, guru mengacak kartu-kartu yang berisi materi syarat

    sah dan wajib shalat tersebut sehingga tercampur menjadi satu. Guru

    membagikan kartu-kartu tersebut kepada setiap peserta didik. Setiap

    peserta didik minimal mendapatkan satu kartu, namun ada beberapa

    peserta didik yang mendapatkan dua kartu. Kartu terbagi menjadi dua

    bagian yaitu kartu induk dan kartu rinciannya. Ada 3 kartu induk dan 14

    kartu rinciannya. Kartu induk berisi tentang sub materi yaitu syarat sah

    shalat, syarat wajib shalat, dan hal-hal yang membatalkan shalat.

    Sedangkan kartu rincian berisi tentang macam-macam syarat sah (5),

    macam-macam syarat wajib (4) dan hal-hal yang membatalkan shalat

    (5).

    Guru memerintahkan setiap peserta didik bergerak mencari kartu

    induknya dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya. Setelah

    kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru

    memerintahkan masing-masing peserta didik membentuk kelompok dan

    menempelkan hasilnya di papan secara urut. Jadi semuanya ada 3

    kelompok. Setelah peserta didik selesai menyusun kartu-kartu tersebut,

    guru melakukan koreksi bersama terhadap pekerjaan peserta didik

    tersebut. Guru meminta salah satu penanggungjawab kelompok untuk

    menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian guru meminta kelompok

    lain untuk memberikan komentar terhadap pekerjaan temannya

    tersebut. Setelah semuanya selesai, guru memberikan apresiasi dengan

    memberikan nilai terhadap hasil kerja masing-masing kelompok.

    Pada akhir siklus I guru melakukan tes akhir yang berfungsi

    untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik

    pada siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

  • 43

    Tabel 3Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik

    Siklus INo Keterangan Perolehan1 Nilai terendah 532 Nilai tertinggi 803 Nilai rata-rata kelas 724 Jumlah peserta didik yang belum tuntas

    belajar2

    5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 126 Prosentase ketuntasan klasikal 85,71%

    Berdasarkan temuan yang tercantum dalam tabel di atas

    diketahui bahwa peserta didik yang mencapai ketuntasan individu yakni

    12 orang (memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65), dan

    peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan individu ada 2

    (tidak mencapai nilai 65). Sedangkan rata-rata hasil belajar peserta

    didik secara klasikal adalah 72.

    Deskripsi data tersebut memperlihatkan bawa sudah ada

    peningkatan