jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esensi dakwah adalah aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun kolektif dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik (Aziz, 2004:10). Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim baik di manapun dan kapanpun. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 104: ﹶـﺮﻨﻜ ﹾﻤ ﺍﻟ ﻭﻑ ﹾﻤ ﹺﺎﻟﻭﻥ ﹾﻣ ﹾﺨ ﺍﻟ ﹶﻰ ﹺﻟﻮﻥ ﹸﻣ ﹸﻢﻨﻜ ﹸﻦ ﹾﺘ ﻮﻥ ﹾﻠ ﹾﻤ ﺍﻟ ﹶـﺌ ﹸﻭ ) ﺍﻣﺮﺍﻥ ﺍﻝ: 104 ( Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari munkar: merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. Ali Imran : 104). Berdasarkan ayat di atas, jelas bahwa dakwah merupakan ajakan, dorongan, atau memanggil umat manusia untuk menyebarluaskan Islam dan merealisir ajarannya di tengah masyarakat dan kehidupannya, agar mereka memeluk Islam dan mengamalkannya. Agar tujuan dakwah dapat tercapai semaksimal mungkin, maka salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan media. Pertimbangan pemilihan media dakwah tersebut antara lain berupa tujuan yang hendak dicapai, materi dakwah, sasaran dakwah, kemampuan da’i, ketersediaan, dan kualitas media (Syukir, 1983: 164-165). Sastra sebagai produk masyarakat, ia berada di tengah masyarakat, karena dibentuk oleh anggota-anggota masyarakat berdasarkan desakan-

Transcript of jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

Page 1: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Esensi dakwah adalah aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia,

baik individu maupun kolektif dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang

lebih baik (Aziz, 2004:10). Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap

muslim baik di manapun dan kapanpun. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur’an

surat Ali Imron ayat 104:

ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكـر )104: ال امران (وأولـئك هم المفلحون

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari munkar: merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. Ali Imran : 104).

Berdasarkan ayat di atas, jelas bahwa dakwah merupakan ajakan,

dorongan, atau memanggil umat manusia untuk menyebarluaskan Islam dan

merealisir ajarannya di tengah masyarakat dan kehidupannya, agar mereka

memeluk Islam dan mengamalkannya. Agar tujuan dakwah dapat tercapai

semaksimal mungkin, maka salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah

pemilihan media. Pertimbangan pemilihan media dakwah tersebut antara lain

berupa tujuan yang hendak dicapai, materi dakwah, sasaran dakwah,

kemampuan da’i, ketersediaan, dan kualitas media (Syukir, 1983: 164-165).

Sastra sebagai produk masyarakat, ia berada di tengah masyarakat,

karena dibentuk oleh anggota-anggota masyarakat berdasarkan desakan-

Page 2: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

2

desakan emosional atau rasional dari masyarakat (Sumardjo, 1979: 12).

Sebagai mana hasil seni, sastra tidak lahir dalam sebuah kevakuman, ada

sebuah ruang diskursif yang terbentang manakala sebuah karya sastra

dilahirkan (Sarjono, 2001: 1). Sebuah karya sastra memang diciptakan

pengarang sebagai makhluk sosial dan untuk orang-orang lain, bukan untuk

dirinya sendiri saja.

Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

pemikiran perasaan, ide semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Kesusasteraan adalah

seni bahasa yang menjadi alat manusia untuk menyatakan perasaan, pemikiran

dan angan-angannya itu menjadi sarana bagi pujangga seni bahasa, untuk

menyampaikan keindahan. Bahasa pengarang itu memancarkan keindahan bagi

pembaca yang terbuka hatinya terhadap keindahan. Bahasa sastra berbeda

dengan bahasa sehari-hari, karena bahasa sastra lebih segar, lebih meresap,

lebih tepat, dan langsung menyatakan hal-hal yang dimaksud, sebab ia lebih

banyak mengandung perasaan dan lebih membangkitkan angan-angan atau

fantasi. Ketika seseorang membaca suatu karya sastra, maka perasaan, pikiran,

dan angan-angan pembaca lebih tergerak, lebih hebat imajinasinya dari pada

membaca karya biasa. Dengan demikian maka jelas hal-hal yang bersifat

intelektual bisa juga ditemukan dalam karya sastra (Sobary: 2002).

Manfaat yang diperoleh seseorang setelah mengapresiasikan sastra

(pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan

pengarang), dibedakan dalam dua ragam: pertama, manfaat secara umum, yaitu

Page 3: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

3

dengan membaca sastra akan mendapat hiburan dan dapat mengisi waktu

luang. Kedua, manfaat secara khusus, yaitu memberi informasi yang

berhubungan dengan perolehan nilai-nilai kehidupan, memperkaya pandangan

atau wawasan kehidupan sebagai salah satu unsur yang berhubungan dengan

peningkatan nilai kehidupan manusia itu sendiri. Dengan demikian bacaan

sastra mempunyai pengaruh, karena dengan membaca sastra bisa menimbulkan

perubahan pikiran, sikap dan pandangan orang yang membaca dengan disadari

atau tidak, sehingga ia bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif media

dakwah yang efektif.

Ahmad Tohari merupakan salah satu sastrawan yang produktif dalam

menghasilkan karya religius. Dilahirkan di Desa Tinggarjaya, Kecamatan

Jatilawang, Banyumas tanggal 13 Juni 1948. Pendidikan formalnya hanya

sampai SMAN II Purwokerto. Namun demikian beberapa fakultas seperti

Ekonomi, Sospol, dan Kedokteran pernah dijelajahinya. Semuanya tak ada

yang ditekuninya. Ahmad Tohari tidak pernah melepaskan diri dari

pengalaman hidup kedesaannya yang mewarnai seluruh karya sastranya.

Ahmad Tohari (dalam Yudiono, 2003: 7) percaya dan bahkan yakin

bahwa karya sastra merupakan pilihan lain untuk berdakwah atau

mencerahkan batin manusia agar senantiasa mau membaca ayat-ayat Tuhan,

sehingga tercipta masyarakat yang beradap. Semangat itulah yang mendasari

kepengarangan beliau yang berangkat dari kesadaran yang kukuh untuk

memanfaatkan karya sastra sebagai sarana pengingatan masyarakat (dakwah).

Barangkali hal itu merupakan pengejawantahan dari penafsiran beliau tentang

Page 4: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

4

hakekat dakwah yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim dengan cara

apapun dan dalam kondisi apapun.

Hasil Karya sastra lain dari Novel karya Ahmad Tohari adalah :

Novel-novel berwarna geger politik tahun 1965 yang meliputi; Ronggeng

Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, Jantera Bianglala dan Kubah.

Adapun novel Ahmad Tohari yang berwarna korupsi terdiri dari; Orang-orang

Proyek, Dikaki Bukit Cibalak, Belanyik dan sebagainya.

Dari beberapa karya Ahmad Tohari yang telah penulis sebutkan di atas

bahwa pada dasarnya karya sastra Ahmad Tohari sebagian besar mengisahkan

tentang pesan dakwah yang terkandung dalam teks karyanya akan tetapi

berbeda dengan karya sastra Ahmad Tohari yang akan penulis teliti. Dalam

novel ini memuat beberapa pesan dakwah yang meliputi bidang aqidah,

syari'ah, dan akhlak.

Alasan lain yang mendasari penelitian novel Kubah karya Ahmad

Tohari adalah dilihat dari latar belakang Ahmad Tohari yang merupakan

seorang pengurus pondok pesantren yang ada di Banyumas. Dia adalah

seorang da'i di pondok pesantrennya dan merupakan figur yang berkompeten

dalam bidang dakwah. Hal ini terlihat dari karya-karyanya yang sebagian

besar bercorak keagamaan. Bahkan dia berharap bahwa karya sastra dapat

memberikan pencerahan batin manusia.

Selain itu, dilihat dari judul novel tersebut yaitu "Kubah". "Kubah" itu

berkaitan dengan masjid, yang berarti sebuah lengkung atau setengah

bundaran yang biasa dipakai di atap masjid.

Page 5: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

5

Berdasarkan alasan tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti

novel Kubah karya Ahmad Tohari yang tertuang dalam judul "Analisis Pesan

Dakwah dalam Novel Kubah karya Ahmad Tohari". .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan,

maka permasalahan yang dikemukakan adalah apa pesan dakwah yang

terkandung dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apa pesan dakwah novel Kubah karya Ahmad

Tohari?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat secara praktis bagi orang yang berkompetensi dalam dunia

dakwah adalah dapat mengetahui format teks dakwah yang ada dalam

sastra khususnya novel Kubah karya Ahmad Tohari.

2. Sedangkan manfaat secara teoritis antara lain:

a. Memperkaya dan memperluas khasanah ilmu pengetahuan teoritis,

khususnya dalam bidang sastra dalam fungsinya sebagai media

dakwah.

b. Melatih untuk bersikap kritis terhadap hasil-hasil karya dan pemikiran

yang telah lampau untuk memformulasikan sintesis baru.

Page 6: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

6

c. Memperluas dan memperdalam pengetahuan, pemahaman

dan penghayatan terhadap masalah sosial keagamaan.

1.5 Telaah Pustaka

Karya sastra merupakan dunia kemungkinan, artinya ketika pembaca

berhadapan dengan karya sastra, maka ia berhadapan dengan kemungkinan-

kemungkinan penafsiran. Setiap pembaca berhak dan seringkali berbeda hasil

penafsiran terhadap makna karya sastra. Pembaca dengan horison harapan

yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan penafsiran terhadap sebuah

karya sastra tertentu.(Sarjono, 2001: 75).

Hal ini berkaitan dengan masalah sifat, fungsi dan hakikat karya sastra.

Sifat-sifat khas sastra ditunjukkan oleh aspek referensialnya (acuan),

fiksionalitas, "ciptaan dan sifat imajinatif". Sedangkan fungsi sastra

tergantung dari sudut pandang serta ditentukan pula oleh latar ideologinya.

Hal inilah yang menjadikan karya sastra menjadi semakin rumit dan

menawarkan permasalahan yang sangat kompleks.

Namun demikian, kajian-kajian tentang karya sastra sudah banyak

dilakukan, khususnya yang berkaitan dengan dakwah Islamiyah. Studi dan

penelitian yang khusus dan serius tentang hal tersebut telah banyak dilakukan,

namun kesemuanya belumlah menghasilkan suatu kesimpulan yang

memuaskan. Hal ini terjadi karena persoalan manusia selalu berubah seiring

dengan kemajuan pola pikir serta perkembangan ilmu pengetahuan yang

menjadikan persoalan manusia kian kompleks.

Page 7: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

7

Penelitian yang berupaya mendeskripsikan tentang sastra dalam

fungsinya sebagai media dakwah telah banyak bermunculan. Sebagai contoh,

penelitian yang dilakukan oleh Arqom Sulasa pada tahun 2004 yang berjudul

Komik Sebagai Media Dakwah Islam (Pendekatan Hermeneutik Pada

Komiqolbu “Jang Emqi” Edisi “Gaya Selebritis dan “Ramalan Bintang”).

Dalam penelitian tersebut dipaparkan tentang pesan dakwah dalam teks yang

terdiri dari pesan aqidah, syari’ah dan akhlak. Dalam penelitian ini juga

dipaparkan tentang teknik penyajian dalam menyampaikan pesan dakwah

dalam komik tersebut, yakni menggunakan media tulisan dan gambar.

(Arkom, 2004).

Penelitian lain yang serupa juga telah dilakukan oleh Afif Burhani

(2003) yang berjudul “Pesan-Pesan dalam Serat Sana Sunu Karya R. Ng.

Yasadipura II”. Dalam penelitian ini dipaparkan tentang pesan-pesan dakwah

dalam serat Sana Sunu. Dalam penelitian tersebut juga dipaparkan tentang

relevansi serat Sana Susu tersebut dengan kegiatan dakwah pada era sekarang.

(Burhani, 2003).

Karya-karya tersebut hampir keseluruhannya berupaya ‘memotret’

pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam teks. Sehingga dalam pandangan

penulis penelitian tersebut kurang komprehensif jika tidak mengkaitkan peran

sastra tersebut dengan fungsi-fungsi sosial –termasuk di dalamnya apa maksud

dan tujuan sastra tersebut diciptakan.

Page 8: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

8

Berkaitan dengan hal di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang sastra sebagai media dakwah yang tertuang dalam judul

“Analisis Pesan Dakwah dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari”.

1.6 Kerangka Teori

Hakikat dakwah adalah suatu usaha untuk merealisasikan ajaran Islam

ke dalam semua segi kehidupan, yang bisa dilakukan dengan berbagai cara,

baik melalui media lisan maupun media tulisan. Dakwah merupakan suatu

kewajiban bagi setiap muslim, hal ini ditegaskan dalam al-Qur’an surat An-

Nahl:125)

نـسأح يي هم بالتلهادجو ةنسالح ظةعوالمو ةكمبالح كببيل رى سإل عاد يندتهبالم لمأع وهو هبيلن سل عن ضبم لمأع وه كب125: النحل (إن ر(

Artinya : “Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. an-Nahl : 125).

Agar proses dakwah dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien,

da’i harus mengorganisir komponen-komponen dakwah secara baik dan tepat.

Salah satu komponen tersebut adalah media dakwah.

Sastra merupakan salah satu bentuk media tulis yang dapat digunakan

sebagai media dakwah. Pemanfaatan sastra sebagai media dakwah terkait

dengan beragamnya perbedaan kemampuan, sifat, kebudayaan dan ideologi

sasaran dakwah, maka juru dakwah harus lebih jeli dalam memberikan materi

yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi mad’u. Hal ini selaras dengan

Page 9: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

9

pernyataan HB. Jassin yang menyatakan bahwa hendaknya para seniman

mempergunakan alat-alat media modern tanpa perasaan was-was untuk

mendakwahkan agama, seperti film, radio, televisi dan alat-alat tradisional,

seperti seni lukis, seni pahat, seni musik, seni tari, sandiwara, sendratari dan

sastra (Jassin, 1983: 12).

Karya sastra –– termasuk di dalamnya novel –– sebagai salah satu

media penuangan ide atau gagasan, jika dimanfaatkan sebagai media dakwah

maka diharapkan dapat memberikan semacam pencerahan bagi masyarakat

untuk mewujudkan kehidupan yang penuh rahmat.

Keterlibatan seniman dalam berbagai masalah yang dihadapi

masyarakatnya memiliki nilai istimewa, dia tidak sekedar menyampaikan

pikirannya sebagai seorang idividu, akan merepresentasikan pandangan dunia

(world view).

Bagi sastrawan yang kompeten terhadap persoalan-persoalan

masyarakat, maka penciptaan karya sastranya tidak hanya berorientasi pada

hiburan semata, melainkan juga sebagai sarana pencerahan atau pengingatan

masyarakat (dakwah). Dengan demikian, apa yang dikemukakan sang seniman

yang adalah sebuah hembusan dakwah. Untuk itulah banyak sekali karya-

karya sastra yang bersumber dari Hadist Nabi dan ayat-ayat al-Qur’an.

Beragamnya perbedaan kemampuan sasaran dakwah, menurut hemat

penulis, sastra sebagai wahana penuangan ide dan gagasan pengarangnya,

diharapkan dapat tampil memperkaya media dakwah. Hal ini sangat

memungkinkan karena dewasa ini telah terjadi pergeseran fungsi dalam

Page 10: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

10

khasanah kesusasteraan di mana pada awalnya sastra hanya berorientasi pada

hiburan, kemudian bergeser menjadi ajang untuk mendidik masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut Danarto (dalam Sobary, http:

www.pikiranrakyat.com, diakses tanggal 28 November 2006) mengungkapkan:

“……jika cerita pendek atau karya sastra pada umumnya dibaca sungguh-sungguh oleh masyarakat dan para pengelola negara, maka saat ini kita tidak akan mengalami krisis moral dan spiritual. Sayangnya dewasa ini masih banyak orang yang mendudukkan cerita pendek atau karya sastra hanya sebatas hiburan belaka, tanpa melihat esensi macam apa yang terkandung di dalamnya".

Dari uraian di atas memperjelas keyakinan penulis, bahwa sastra

diciptakan bukan hanya sebagai hiburan saja, melainkan ada sebuah gagasan

yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, sehingga ia dapat

dijadikan sebagai alternatif media dakwah.

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Jenis Pendekatan

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati (Moleong, 2002: 3). Adapun pendekatan yang

penulis gunakan adalah pendekatan semiotik. Secara etimologi, istilah

semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu semion yang berarti tanda

(Sobur, 2001:95). Sedangkan secara terminologis semiotik dapat

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-

objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Sobur,

2001: 100).

Page 11: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

11

Dalam perkembangannya sekurang-kurangnya terdapat

sembilan macam semiotik, yaitu semiotik analitik, semiotik deskriptif,

semiotik faunal, semiotik kultural, semiotik naraftif, semiotik normatif,

semiotik sosial, dan semiotik strukturalisme (Sobur, 2001:101)

Karena objek materi dalam penelitian dalam penelitian ini

adalah karya sastra, maka peneliti menggunakan metode strukturalisme

semiotik. Strukturalisme pada dasarnya berasumsi bahwa karya sastra

merupakan suatu konstruksi dari unsur tanda-tanda. Sedangkan

semiotik atau semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda dalam bahasa

dan karya sastra. Demikian strukturalisme semiotik adalah analisis

pemaknaan pada suatu karya sastra yang mengacu pada semiotik

(Muhajir, 1996:166).

Penelitian sastra dengan pendekatan struktural semiotik

sesungguhnya dikarenakan bahwa karya sastra itu merupakan struktur

tanda-tanda yang bemakna tanpa memperhatikan struktur karya sastra

atau novel, tanda maka sulit dimengerti maknanya secara optimal.

1.7.2 Definisi Konseptual

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul

Pesan-Pesan Dakwah dalam Novel Kubah karya Ahmad Tohari, maka

penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang ada dalam judul

tersebut.

a. Pesan Dakwah

Yang dimaksud dengan pesan dakwah dalam penelitian ini

adalah muatan-muatan tentang ajaran Islam baik itu yang tergolong

Page 12: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

12

aqidah, syari'ah maupun akhlak yang terdapat dalam novel yang

dipilih sebagai objek penelitian.

Pesan-pesan dakwah di sini dipahami sebagai materi yang

berkaitan antara lain:

1) Pesan akidah

Pesan aqidah merupakan landasan pokok dalam Islam bersifat

I’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat

hubungannya dengan rukun iman yang terdiri dari; iman kepada

Allah, iman kepada Malaikat-Nya, Iman kepada Kitab-Kitab-

Nya, iman kepada Rasul-Rasul-Nya, iman kepada Hari Akhir

dan iman kepada Qadha dan Qadhar.

2) Pesan syari’ah

Pesan syari’ah pada dasarnya merupakan aturan yang diciptakan

oleh Allah yang dipakai oleh Islam dalam mengamalkan ajaran-

ajarannya, baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun

dengan sesama manusia.

3) Pesan akhlak

Pesan akhlak sebenarnya merupakan pelengkap bagi manusia

untuk mencapai keimanan dan keislaman yang sempurna, yaitu

bagaimana tata cara manusia dalam berhubungan dengan sang

khaliq, dengan sesama manusia, maupun dengan isi alam

semesta yang lain (Syukir, 1983 ; 60-62).

Page 13: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

13

b. Pesan Dakwah dalam Novel Kubah karya Ahmad Tohari adalah:

Suatu studi yang akan mengetahui ada tidaknya pesan-pesan

yang berguna bagi kemanusiaan yang sesuai dengan ajaran Islam.

1.7.3 Sumber dan jenis data

Sumber data yang penulis peroleh dalam penelitian ini adalah

Novel Kubah Karya Ahmad Tohari yang bersumber pada data berupa

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 1998 : 144).

Dalam penelitian ini penulis membagi sumber data menjadi dua

jenis. Kedua jenis data tersebut adalah :

a. Data Primer

Data primer dari penelitian ini berupa novel dengan judul “Kubah”

karya Ahmad Tohari.

b. Data Sekunder

Yang digolongkan data sekunder dalam penelitian ini adalah

berbagai sumber tertulis baik itu yang berupa buku, antara lain :

- Yudiono KS. 2003. Ahmad Tohari Karya dan Dunianya.

Jakarta: PT. Grasindo.

- Jakob Sumarjo dan Saini KM. 1988. Apresiasi Kesusastraan.

- Asmuni Syukir. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam.

Surabaya: al-Ikhlas.

- Dan sebagainya.

Page 14: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

14

1.7.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data penulis menggunakan metode

dokumentasi. Data dokumentasi adalah usaha mencari data mengenai

hal-hal atau literatur yang dibutuhkan dalam penelitian yang berupa

catatan, transkrip, dokumen, surat kabar, majalah dan bentuk-bentuk

tulisan lainnya. (Akbar, 1996: 73). Metode ini digunakan untuk

mengungkap dan mencari data yang berkaitan dengan masalah yang

penulis bahas.

1.7.5 Teknik Analisis data

Dalam teknik analisis data ini peneliti menggunakan metode

hermeneutik. Metode hermeneutik yaitu metode khusus yang biasanya

digunakan untuk analisis pemaknaan suatu karya sastra, yang mengacu

pada tanda-tanda. Dalam bahasa hermeneutik merupakan telaah pada

totalitas atau keseluruhan karya sastra yang berupa sajak-sajak atau

bait-bait syair, yang terkait dalam satu tema atau keseluruhan karya

sastra itu sendiri (Muhajir,1996: 166).

Pada bagian pendekatan penelitian dalam hal ini penulis

menggunakan pendekatan semiotic strukturalisme. Menurut

Jabrohim.Ed dalam bukunya Metodologi Penelitian Sastra, bahwa

untuk dapat memberi makna struktualisme semiotic pertama kali dapat

dilakukan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutic (retroaktif)

(Riffaterre,1978 : 5-6).

Page 15: jtptiain-gdl-s1-2007-nurfasicha-1756-1101097_-1

15

Pembacaan heuristik disini adalah pembacaan berdasarkan struktur

kebahasaannya atau secara semiotic adalah berdasarkan konvensi sistem

semiotic tingkat pertama, dalam bacaan heuristik ini karya sastra dibaca

berdasarkan struktur kebahasaaannya, maksud disini adalah untuk

memperjelas arti bila mana perlu diberi sisipan kata atau sinonim kata-

katanya diberi tanda kurung untuk dapat memperjelas arti bacaannya.

Sedangkan pembacaan hermeneutic adalah pembacaan karya sastra

(novel) berdasarkan konvensi sastranya. Dalam pembacaan hermeneutic

adalah pembacaan ulang sesudah pembacaan heuristik dengan

memberikan tafsiran berdasarkan konvensi sastranya (Jabrohim, 2003:96).

Dari sini kemudian akan dideskripsikan sesuai materi dakwah yang

akan diteliti yaitu tentang materi dakwah yang terkandung dalam novel

Kubah karya Ahmad Tohari.